biaya penempatan ok

5
PAHLAWAN DEVISA YANG SEMAKIN TERPURUK “ADANYA JUAL BELI JOB DAN BUNGA YANG TINGGI” Banyak permasalahan yang terus mengemuka mengenai permasalahan biaya penempatan baik dari sektor formal maupun informal. Sebagian besar BMI merasakan terlalu tingginya biaya ini sehingga dirasa sudah diluar kewajaran. Hal ini diungkapkan oleh salah satu BMI asal Lampung ini yang sampai harus mengeluarkan hampir 50 juta rupiah untuk bisa bekerja di pabrik wilayah Taipei City ini. Ini jelas sangat memberatkan BMI. Belum sempat mereka bernafas ada khabar terbaru datang dari Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat. Respon dari tingginya biaya penempatan utk sektor formal khususnya pabrik menyebabkan pengiriman sektor ini ditutup mulai bulan September lalu (Indosuara edisi Oktober). Berkaitan dengan hal ini kami mencoba menelusuri hal-hal apa aja yang menyebabkan biaya penempatan menjadi besar. Kami mencoba memantau melalui penyebaran kuisioner kepada BMI di beberapa organisasi seperti IPIT (Ikatan Pekerja Indonesia Taiwan), ATKI (AsosiasiTenaga Kerja Indonesia), Fatayat NU, KOMIT (Komunitas On air Muslim Indonesia Taiwan), FKPIT (Forum Komunikasi Pelaut Indonesia Taiwan) dan beberapa Jamaah On air. Selain itu kuisioner ini diikuti oleh beberapa BMI yang tinggal di enam kota besar Taiwan yakni Taipei, Kaohsiong, Hsinchu,Tongkang Taoyuen, dan Yilan dengan bekerja dibidang informal yakni menjaga orang tua, formal dibidang Anak Buah Kapal (ABK) dan Pabrik. Rata-rata responden yang diambil telah bekerja lebih dari dua tahun. Adapun kuisioner ini berisi tentang apakah mereka mengetahui definisi dan rincian dari biaya penempatan, apakah mereka menerima bukti penerimaan pembayaran biaya ini, dan tanggapan mereka terhadap biaya ini. Selain itu kami juga menemui Kepala Bidang Ketenagakerjaan KDEI Sri Setiawati di kantornya di jalan Neihu Taipei, Senin 1 Oktober 2013 lalu. Formal menempati peringkat pertama

Upload: hakun-marta

Post on 12-Aug-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biaya penempatan ok

PAHLAWAN DEVISA YANG SEMAKIN TERPURUK

“ADANYA JUAL BELI JOB DAN BUNGA YANG TINGGI”

Banyak permasalahan yang terus mengemuka mengenai permasalahan biaya penempatan baik dari sektor formal maupun informal. Sebagian besar BMI merasakan terlalu tingginya biaya ini sehingga dirasa sudah diluar kewajaran. Hal ini diungkapkan oleh salah satu BMI asal Lampung ini yang sampai harus mengeluarkan hampir 50 juta rupiah untuk bisa bekerja di pabrik wilayah Taipei City ini. Ini jelas sangat memberatkan BMI. Belum sempat mereka bernafas ada khabar terbaru datang dari Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat. Respon dari tingginya biaya penempatan utk sektor formal khususnya pabrik menyebabkan pengiriman sektor ini ditutup mulai bulan September lalu (Indosuara edisi Oktober).

Berkaitan dengan hal ini kami mencoba menelusuri hal-hal apa aja yang menyebabkan biaya penempatan menjadi besar. Kami mencoba memantau melalui penyebaran kuisioner kepada BMI di beberapa organisasi seperti IPIT (Ikatan Pekerja Indonesia Taiwan), ATKI (AsosiasiTenaga Kerja Indonesia), Fatayat NU, KOMIT (Komunitas On air Muslim Indonesia Taiwan), FKPIT (Forum Komunikasi Pelaut Indonesia Taiwan) dan beberapa Jamaah On air. Selain itu kuisioner ini diikuti oleh beberapa BMI yang tinggal di enam kota besar Taiwan yakni Taipei, Kaohsiong, Hsinchu,Tongkang Taoyuen, dan Yilan dengan bekerja dibidang informal yakni menjaga orang tua, formal dibidang Anak Buah Kapal (ABK) dan Pabrik. Rata-rata responden yang diambil telah bekerja lebih dari dua tahun. Adapun kuisioner ini berisi tentang apakah mereka mengetahui definisi dan rincian dari biaya penempatan, apakah mereka menerima bukti penerimaan pembayaran biaya ini, dan tanggapan mereka terhadap biaya ini. Selain itu kami juga menemui Kepala Bidang Ketenagakerjaan KDEI Sri Setiawati di kantornya di jalan Neihu Taipei, Senin 1 Oktober 2013 lalu.

Formal menempati peringkat pertama

Page 2: Biaya penempatan ok

Formal Informal0

10 20 30 40 50 60 70 80 90

100

Prosentase Terkena Biaya Pen-empatan

Prosentase responden terkena biaya penempatan untuk sektor formal hampir mencapai 100% sedangkan untuk sektor informal lebih dari 30 persen. Hal ini dibenarkan oleh mantan ketua IPIT Avendy. Bahkan dia harus membayar lebih dari 30 juta untuk bisa bekerja dipabriknya sekarang ini dan ini masih dipotong uang potongan wajib China Trust selama 9 bulan. Hal ini jelas memberatkan BMI.

Adanya Praktek Jual Beli Job

<10 juta 10-20 juta 20-30 juta 30-40 juta >50 juta0.05.0

10.015.020.025.030.035.040.045.050.0

Prosentase Biaya Pekerja Formal

Prosentase biaya penempatan untuk pekerja formal sungguh mencengangkan. Paling banyak harus merelakan 30 sampai 40 juta (40%) kemudian 20 sampai 30 juta (20%), 10 sampai 20 juta (20%) dan lebih kecil dari 10 juta sebanyak 10%. Sedangkan untuk biaya penempatan sektor informal lebih beruntung dibandingkan sektor formal. Paling banyak mereka mengeluarkan

Page 3: Biaya penempatan ok

biaya penempatan lebih kecil dari 10 juta. Tingginya biaya penempatan di sektor formal ini coba kami tanyakan kepada kepala bagian ketenagakerjaan KDEI, Sri Setiawati. Menurut master lulusan Adelaide ini tingginya biaya penempatan disektor formal khususnya pabrik ini disebabkan adanya praktek jual beli “job” yang dilakukan beberapa agency ke PJTKI di Indonesia.

Tidak Ada Bukti dan Kurangnya Edukasi

Maraknya praktek jual beli job ini ternyata didukung oleh system yang tidak transparan yang dilakukan oleh PJTKI dan kurangnya edukasi akan hak dak kewajiban calon TKI yang mestinya dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dibuktikan dari hasil survey. 47% responden menyatakan tidak menerima bukti pembayaran dan rincian biaya penempatan. Sedangkan 37% responden menyatakan menerima bukti pembayaran tetapi tanpa diberikan informasi rincian biaya tersebut, hanya 16% yang merasa diberikan hakya berupa penerimaan bukti pembayaran dan penjelasan biaya tersebut. Kurangnya edukasi dan tidak transparannya system yang dilakukan membuat TKI menjadi korbannya. Hal ini coba disampaikan oleh TKI asal malang ini. Dia mencoba menanyakan ke PJTKI tetapi tidak dioberikan, karena biaya tersebut sudah paket dan sudah umum di Taiwan. Selain itu adanya keinginan calon TKI untuk segera berangkat ke Taiwan membuat mereka cenderung tidak menghiraukan hak untuk menerima bukti biaya penempatan dan perincian biaya tersebut.

tidak ada ada tanpa rincian

05

101520253035404550

Prosentase Penerimaan Bukti Pembayaran & Perincian

Bunga Tinggi membuat TKI terpuruk

Page 4: Biaya penempatan ok

Setuju Tidak setuju0

20

40

60

80

100

120

Bunga Chinatrust

Selain adanya indikasi jual beli job, bunga chinatrust yang tinggi membuat nasib TKI semakin terpuruk. Hal ini disebabkan dengan tingginya bunga ini membuat mereka bekerja untuk melunasi potongan selama 9 bulan ini. Hal ini coba disampaikan oleh TKI asal Indramayu yang sehari-hari bekerja di pintung sebagai pemanjat kelapa. Dia merasa kerja sebagai TKI ini ibarat sebagai sapi perahan dan bekerja untuk potongan. Harapan untuk mengais pundi-pundi demi kemakmuran keluarganya sirna setelah melihat pendapatan yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya.

Harapan BMI

Biaya penempatan dan bunga chinatrust yang terlalu tinggi ini membuat nasib TKI khususnya di Taiwan semakin terpuruk. Banyak harapan mereka terhadap perwakilan pemerintah Indonesia di Taiwan dalam hal ini KDEI dan pemerintah pusat yang coba ingin disampaikan ke Indosuara. Salah satunya yang coba disampaikan oleh Sony anak buah kapal asal Tongkang ini. Jangan membuat kebijakan yang intinya mempersulit dan semakin membuat TKI semakin terpuruk seperti adanya KTKLN. Hal yang sama coba disampaikan oleh mantan presiden Komunitas On air Taiwan ini. Dia menyatakan sebaiknya KDEI lebih tegas karena sebagai jembatan antara TKI dengan pemerintah pusat. Sedangkan saran TKI yang sudah bekerja lebih dari 8 tahun ini menginginkan pemerintah pusat tidak hanya memberikan janji tetapi bukti penyelesaian terhadap permasalhan yang ada di Taiwan ini. Rata-rata pendapat para TKI ini menginginkan pemerintah mengatur PJTKI dan Agency agar tidak seenaknya menentukan biaya penempatan dan biaya-biaya yang lainnya yang membuat TKI semakin terpuruk. (HM)