bhs indo

Upload: muhammad-ashif-iskandar-dzulkarnain

Post on 29-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahasa indonesia

TRANSCRIPT

TUGAS BAHASA INDONESIA MEMBUAT SINTESIS

NAMA: IFROTINNIM: 4230014011

DOSEN PENGAMPUANAS AHMADI, M.Pd.PRODI S1 PG PAUDUNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA2015STUDENT CENTERED LEARNING(PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA ANAK)

Anak Pada Hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Pendidikan anak usia dini harus bisa memberdayakan semua potensi anak. Kartini Kartono (dalam Syaadih,2003:15) mengungkapkan ciri khas anak sebagai berikut:1. Bersifat egosentris naif, yaitu sifat yang masih memandang segala sesuatu dari pikiran dan pandangannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikiran yang masih sempit.2. Relasi sosial yang primitif, yaitu relasi anak dengan lingkungan masih sangat longgar, karena anak belum bisa menghayati kedudukan dirinya dalam lingkungannya. Untuk itu anak perlu diajari bagaimana memahami kondisi orang lain dan mau berbagi dengan orang lain.

Dari ciri khas anak tersebut, maka kegiatan pembelajaran anak usia dini harus bisa menempatkan anak sebagai subyek belajar dan memegang peranan utama sehingga setting proses pembelajaran, anak dituntut beraktivitas secara penuh, bahkan secara individual.Pembelajaran yang bersifat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut:1. Prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak.2. Anak anak memilih bahan dan memutuskan apa yang ingin dikerjakan.3. Anak mengekspresikan bahan secara aktif dengan seluruh inderanya.4. Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung.5. Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan bahan6. Anak menggunakan otot kasarnya.7. Anak menceritakan pengalamannya.

Salah satu upaya yang kita lakukan untuk memberdayakan seluruh potensi anak adalah mengembangkan potensi kreativitas. Berkenaan dengan perkembangan potensi kreativitas, akan dikemukakan tujuh strategi pengembangan kreativitas pada pendidikan anak usia dini.

A. Pengembangan Kreativitas Melalui Menciptakan Produk (Hasta Karya)Pada dasarnya hasil karya anak melalui aktivitas membuat, menyusun atau mengkonstruksi akan memberikan kesempatan bagi anak untuk menciptakan benda buatan mereka sendiri yang belum pernah mereka temui, atau mereka modifikasi benda yang telah ada sebelumnya. Dari kegitan tersebut membantu anak lebih kreatif dan semangat menemukan sesuatu yang baru.

B. Pengembangan Kreativitas Melalui ImajinasiJanice Beaty (1994) menyatakan bahwa imajinasi adalah kemampuan untuk merespons atau melakukan fantasi yang dilakukan oleh anak. Para pakar spesialis anak telah mengetahui bahwa imajinasi merupakan salah satu hal yang efektif untuk mengembangkan kemampuan intelektual, sosial, bahasa, dan terutama kreativitas anak (Smilansky, dalam Beaty, 1994).

C. Pengembangan Kreativitas Melalui EksplorasiKegiatan eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama sumber alam yang terdapat di tempat itu. Eksplorasi dapat pula dikatakan sebagai kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dan situasi yang baru.[footnoteRef:2] [2: Rachmawati, Yeni dan Kurniati, Euis. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, hlm.55]

Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan tersebut bisa berupa lingkungan, diantaranya hutan, bukit, pasir, laut, kolam, dan lingkungan alam lainnya.

D. Pengembangan Kreativitas Melalui EksperimenAdapun strategi pelaksanaan eksperimen yang dapat dipersiapkan guru sebagai berikut: Memilih masalah sederhana. Mengamati dan menganalisis apakah masalah tersebut dapat dijjawab dengan cara eksperimen. Menemukan tema dan lingkup kegiatan. Mengamati dan mengidentifikasi objek yang diteliti. Dialog dan tanya jawab untuk mendorong anak mengembangkan aktivitas. Mendorong anak membuat kesimpulan sederhana dari eksperimen yang dilakukan.

E. Pengembangan Kreativitas Melalui ProyekMetode proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep Learning By Doing, yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangakaian tingkah laku untuk mencapai tujuan. Berkenaan dengan hal tersebut, Piaget mengatakan bahwa kita tidak dapat mengajarkan tentang suatu konsep pada anak secara verbal, namun kita dapat mengajarkannya jika metode yang didasarkan pada aktivitas anak.[endnoteRef:2] [2: Rachmawati, Yeni dan Kurniati, Euis. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, hlm. 61DAFTAR PUSTAKAAdhiputra, Anak. Agung. Ngurah. 2013. Bimbingan Konseling Aplikasi di Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak. Yogyakarta: Graha Ilmu.Rachmawati, Yeni dan Kurniati, Euis. 2011. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.Wiyani, Novan. Ardy dan Barnawi. 2012. Konsep, Karakteristik, & Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.]

F. Pengembangan Kreativitas Melalui MusikAT. Mahmud (1995) menyatakan bahwa musik adalah aktivitas kreatif. Seorang anak yang kreatif, antara lain tampak pada rasa ingin tahu, sikap ingin mencoba, dan daya imajinasinya. Wujud sesuatu yang kreatif disebut pula kreativitas. Sebagaimana yang telah diketahui, otak manusia terbagi atas belahan otak kiri dan otak kanan. Belahan otak kiri umunya mengurusi tubuh bagian kanan, dan sebaliknya otak kanan mengurusi tubuh bagian kiri.. otak kiri lebih banyak mengendalikan aktivitas bersifat analisis seperti kegiatan matematika, logika, dan kemampuan bahasa. Sedangakan otak kanan lebih mengendalikan kegiatan bersifat persepsi seperti imajinasi, melamun, melukis, music, irama/ritme. Dari penilitian terakhir, ternyata music (khususnya klasik) dapat meibatkan kedua belahan otak kiri dan otak kanan.

G. Pengembangan Kreativitas Melalui BahasaYusuf (2001) menyatakan bahwa bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sedangkan Smilansky dalam Beaty (1994) menemukan tiga fungsi utama bahasa pada anak yaitu: (1) Meniru ucapan orang dewasa; (2) Membayangkan situasi (terutama dialog); dan (3) Mengatur permainan.Tiga fungsi kegiatan berbahasa ini dapat dilakukan melalui kegiatan mendongeng, menceritakan kembali kisah yang telah didengarkan, berbagi pengalaman, sosiodrama ataupun mengarang cerita dan puisi. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kreativitas dan kemampuan bahasa anak dapat berkembang lebih optimal.