pp bhs indo

16
Om Swastyastu

Upload: nitameliandari

Post on 18-Nov-2015

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahasa indonesia

TRANSCRIPT

KIMIA

Om Swastyastu

Nama Kelompok :Kelompok 4: Ni Putu Indah Ayu Wiadnyani: P07120213015 Luh Putu Nita Meliandari: P07120213021 Ni Made Ayu Chintya Dewi A.: P07120213028 Putu Pertiwi Rahayu: P07120213030 Luh Putu Vidia Darmayanthi D.: P07120213033

KALIMATa. Pengertian Kalimatb. Unsur Unsur Kalimatc. Syarat Kalimatd. Jenis Jenis Kalimate. Kalimat Bakuf. Kalimat Efektif

A. Pengertian Kalimat

Arti kalimat secara leksikal atau arti kamus bahasa Indonesia adalah :

Kalimat adalah susunan kata atau kelompok kata yang teratur dan mengandung maksud atau pikiran yang jelas.Kalimat adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri dan tidak merupakan bagian dari kesatuan yang lebih besar yang lain yang di akhiri dengan intonasi final, terdiri atas satu atau lebih klausa.Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran, perasaan dan perkataan.Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalan wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.dalam wujud lisan kalimat di ucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan di akhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat di mulai dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik, tanya atau seru.

MENUMENU

4

B. Unsur - Unsur Kalimat

SubyekDisebut juga pokok kalimatMerupakan unsur inti dari kalimatBiasanya berupa kata benda atau kata lain yang di bendakanUntuk mencari subjek dalam kalimat dapat di ajukan pertanyaan dengan kata tanya siapa dan apaContoh :Aku sebetulnya seorang artis.Sukses yang kuperoleh di bidang lain, tidak lain karena nasib baik.

PredikatMerupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek.Biasanya berupa kata kerja atau kata sifat. Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat di ajukan pertanyaan dengan kata tanya mengapa dan bagaimanaContoh :Rasa jemu mengamuk jua dalam jiwaku.Pekerjaan itu tidak kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya.

MENU

PelengkapSeringkali sebuah kalimat harus dilengkapi dengan unsur lain, sehingga terjadilah suatu pernyataan yang lebih lengkap.Contoh:Adik menulis surat.Pemerintah membangun pusat kegiatan remaja.

Kata PerangkaiUnsur ini berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur predikat, atau dua unsur pelengkap di dalam sebuah kalimat.Contoh:Tujuan dan ambisi mereka berbeda jauh dengan getaran jiwaku.Kegemaranku ialah menulis dan melukis.Kata PenghubungAda kalanya unsur ini terdiri atas suatu kata dan ada pula yang terdiri atas suatu kelompok kata; berfungsi untuk menghubungkan (jika perlu) dua buah informasi di dalam satu kalimat.Contoh:Pekerjaan itu tidak kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan yang besar darinya.Aku tidak puas dan keadaanku jauh dari bahagia.

MENU

MENU

Kata ModalitasUnsur ini sering juga disebut kata warna, berfungsi untuk mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat.Contoh:Aku sebetulnya seorang artis.Pekerjaan itu memang tidak kusukai.

FraseBentuknya merupakan sebuah kelompok kata dan sering kali berfungsi sebagai keterangan predikat untuk keperluan-keperluan tertentu. Misalnya untuk menyatakan keterangan waktu, keterangan sebab, keterangan tempat, dan lain sebagainya.Contoh:Karena tak setuju, ia terpaksa mencari jalan lain.Rapat akan dilanjutkan lagi sehabis makan siang.

MENU

KlausaSama dengan sebuah frase, klausa juga berbentuk sebuah kelompok kata. Bedanya, klausa mempunyai unsur-unsur subyek dan predikat, frase tidak.Contoh:Buku itu tak jadi saya beli karena harganya mahal.Sementara hujan masih turun, pekerjaan terpaksa dihentikan.

Bentuk AbsolutUntur ini dinamakan bentuk absolut, sebab secara gramatikal tidak punya hubungan apa-apa dengan unsur-unsur yang lain di dalam sebuah kalimat.Contoh:Tidak, orang tuanya bukan seorang penjahat.Omong kosong, tanpa uang mana bisa membangun.

MENU

C. Syarat Kalimat

Persyaratan pokok yang perlu diperhatikan dalam penentuan sebuah pernyataan berupa kalimat atau bukan adalah:Adanya unsur predikatPermutasi unsur kalimatKeduanya dapat dijadikan alat untuk mengetes sebuah pernyataan. Setiap kalimat dalam realisasinya sekurang-kurangnya memiliki predikat, sedangkan pernyataan (kelompok kata) yang tidak memiliki predikat disebut frasa. Untuk menentukan predikat sebuah kalimat dapat dilakukan pemeriksaan terhadap verba dalam untaian kata bersangkutan. Umumnya kalimat bahasa Indonesia berpredikat verba. Perhatikan contoh berikut ini:Anak itu belajar.Orang itu menulis surat.

D. Jenis Jenis Kalimat

A. Berdasarkan PengucapanB.Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)C.Berdasarkan Isi atau Fungsinya D.Berdasarkan Unsur KalimatE. Berdasarkan Susunan S-PF.Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)G. Berdasarkan Subjeknya

MENU

B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)

1. Kalimat TunggalKalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya.

2. Kalimat MajemukKalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:2.1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat.2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).2.3 Kalimat Majemuk CampuranKalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.

MENU

E. Kalimat Baku

Kebakuan kalimat bahasa Indonesia ditandai oleh hal-hal berikut ini (Kridalaksana, 1978:150-152).Pemakaian awalan me- dan ber- jika ada, secara jelas (eksplisit) dan ajek (konsisten).Ragam baku:Dosen sedang berceramah di kelas.Ragam tidak baku:Dosen sedang ceramah di kelas.Pemakaian fungsi gramatikal, S-P-O-Pel-K, secara jelas dan ajek.Ragam baku:Mahasiswa itu tidak pernah datang kemariRagam tidak baku:Mahasiswa itu tidak pernah (P?) kemariPemakaian pola frasa verbal yang berpola aspek + agen + verbal, jika ada secara ajek.Ragam baku:Data itu belum saya analisis.Ragam tidak baku:Data itu saya belum analisis.Pemakaian partikel kah dan pun, jika ada secara ajek.Ragam baku:Kendatipun masyarakatnya tertutup, penelitian harus dilanjutkan.Ragam tidak baku:Kendati masyarakatnya tertutup, penelitian harus dilanjutkan. Tidak digunakan struktur kalimat yang bersifat kedaerahan.Ragam baku:Skripsi Tirta masih dipinjam.Ragam tidak baku:Skripsinya Tirta masih dipinjam.

MENU

F. Kalimat Efektif

Menurut Gorys Keraf, kalimat yang memenuhi syarat-syarat adalah sebagai berikut: Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

Ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut:1Kesatuan Gagasan Setiap kalimat harus menunjukkan adanya kesatuan gagasan yang ditandai oleh adanya suatu ide tunggal. Kesatuan gagasan itu diwakili oleh subjek dan predikat di dalam kalimat. Untuk itu, kalimat harus mengandung subjek dan predikat yang menunjukkan kelengkapan informasi kalimat tersebut. Jika unsur subjek atau predikat tidak ada, hal ini berarti pula tidak lengkapnya informasi yang penting dalam kalimat tersebut.

MENU

2.KepaduanSetiap kalimat harus disusun dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak antar unsurnya. Kepaduan dibatasi sebagai hubungan timbal balik yang jelas diantara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Meskipun kalimat tersebut memiliki gagasan utama, jika terdapat pemakaian kata atau kelompok kata yang tidak tepat didalamnnya, kalimat tersebut menjadi tidak kompak. Dengan demikian, daya rekat (lem) yang menempelkan setiap unsur pembentuk kalimat tersebut menjadi berkurang.

3.Kesejajaran atau paralelismeParalelisme berarti menempatkan gagasan yang sama penting dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur atau kontruksi gramatikal yang sama. Jika salah satu gagasan itu ditempatkan dalam struktur kata benda, kata atau kelompok kata yang lain yang memiliki gagasan sejajar juga ditempatkan dalam fungsi dan struktur yang sama, yaitu kata benda. Demikian juga kata kerja disejajarkan dengan kata kerja yang lain, afiks verba aktif dengan afiks verba aktif, dan seterusnya.

MENU

MENU

4.PenekananInti pikiran yang terkandung di dalam setiap kalimat harus dibedakan dengan sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan daripada unsur-unsur yang lain. Caranya adalah dengan pengubahan posisi kata di dalam kalima, pengulangan (repitisi) kata yang berfungsi sebagai tumpuan inti pikiran kalimat, urutan pikiran yang logis, atau pemakian partikel penegasan (seperti lah, -kah).

5.Kehematan Setiap kalimat yang digunakan dalam penulisan laporan hendaknya memperhatikan kehematan (ekonomi kata). Dalam hal ini diusahakan tidak menggunakan kata yang berlebihan. Kehematan dapat dilakukan dalam pemakain kata, frasa (kelompok kata), atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan.

6. Variasi Variasi merupakan upaya untuk penganekaragaman bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian pembaca/kawan tutur, misalnya dengan mengadakan variasi sinonim kata (pilihan kata), panjang-pendek kalimat, dan struktur kalimat (aktif-pasif). Dengan variasi diharapkan dapat terwujudnya kesegaran pemakain bahasa.

OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM