Trabeculectomy di NVG Pasien biasanya sering menghasilkan Komplikasi dan Hasil bedah pasca operasi yang lemah. Hypiema digambarkan sebagai komplikasi pasca operasi yang paling sering terjadi dari trabeculectomy pada NVG pasien (16). Namun, tidak ada laporan pascaoperasi hypiema yang signifikan yang mempengaruhi hasil pembedahan trabeculectomy dengan NVG. Dalam penelitian ini, hypiema adalah komplikasi pasca operasi yang paling umum, dan kami juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan tentang hypiema dan faktor prognostik di trabeculectomy untuk glaukoma neovaskular.. Tambahan Pula, pasien dengan PDR dalam study yang lain mempunyai nilai yang signifikan antara tinggi level dari cytokines dbandingkan dengan interlukin (IL) 6, tumor necrosis faktor-alpha (TNF ) dan VEGF dibandingkan dengan pasien non PDR (23)]. Level serum TNF-, IL-6, dan C-reactive protein (CRP) juga tinggi pada subjek penyakit artertiolistik pembuluh darah perifer dibandingkan dengan kontrol yang sehat (24).

TNF dan IL-1 dilaporkan mampu merangsang proliferasi Tenon kapsul fibroblas [25]. Selain itu, Cvenkel et al. menunjukkan bahwa tingkat yang lebih rendah. TNF- dan IL-6 dalam aqueous humor dikaitkan dengan Hasil bedah yang lebih baik pada pasien yang menjalani trabeculectomy [26]. Tripathi et al. melaporkan hasil dari suntikan intracameral jaringan plasminogen activator di ruang anterior untuk mata dengan Gumpalan fibrin dan peningkatan TIO setelah prosedur penyaringan glaukoma [27]; segera setelah injeksi, Gumpalan-gumpalan fibrin terlarut dan nilai-nilai TIO diangkat ke tnilai normal. Tripathi et al.menyarankan bahwa Gumpalan fibrin setelah operasi penyaringan memberikan perancah untuk pembentukan jaringan parut di ruang anterior dan di dalam saluran fistulisasi.

Dalam laporan ini, ketika hypiema Terjadi setelah trabeculectomy, Peningkatan konsentrasi beberapa sitokin dapat menyebabkan kegagalan pembentukan bleb konjungtiva. Selain itu, aliran darah ke trabecular meshwork mungkin menyebabkan respon penyembuhan luka yang lebih kuat atau menyumbat aliran dari aqueous humor, namun studi lebih lanjut diperlukan untuk menguji gagasan ini.

Ada beberapa laporan tentang pengurangan kejadian hypiema mengikuti trabeculectomy. Wilson et al. melaporkan bahwa selama trabeculectomy, pengisian ruang anterior dengan natrium hyaluronate mengurangi kejadian pasca operasi Pasien hypiema dengan glaukoma primer glaukoma sudut terbuka, glaukoma kronis sudut tertutup, glaukoma kongenital, atau NVG [28]; Mereka Menyarankan bahwa pengurangan kejadian ini terjadi karena efek penutupan microvascular atau tamponade tekanan intraokular yang tinggi. Untuk Menghindari hypiema yang tidak menguntungkan , Elgin et al. Menggunakan kauterisasi langsung iris sebelum iridectomy, dan mereka melaporkan bahwa protokol ini efektif mengurangi tingkat perdarahan intraoperatif yang mungkin prosedur baru yang menguntungkan untuk prognosis yang lebih baik pada pasien NVG.

Selain itu, sebagai operasi glaukoma baru, Ex-PRESS perangkat drainase diperkenalkan pada tahun 2011 sebagai pilihan alternatif untuk trabeculectomy [30]. Selama operasi ini, iridectomy adalah tidak diperlukan dan dengan demikian hyphema kurang cenderung dibandingkan dengan penggunaan trabeculectomy. Hasil retrospektif kita sekarang Indikator studi pasca operasi hypiema bisa menjadi faktor risiko kegagalan bedah trabeculectomy di NVG, tetapi mengingat sifat retrospektif studi, lebih lanjut investigasi acak prospektif diperlukan. Pengisian ruang anterior dengan viscosurgical mata perangkat intraoperatif, yang kauterisasi langsung dari iris, atau penggunaan perangkat drainase Ex-PRESS dapat memberikan prognosis yang lebih baik pada pasien NVG

Kesimpulan

Dalam penelitian ini, kami menemukan bahwa hyphema pasca operasi merupakan faktor prognostik yang signifikan dalam trabeculectomy untuk NVG. Tidak ada hubungan yang jelas antara pra operasi IVB dan hyphema pasca operasi atau hasilnya dari trabeculectomy.