berita sosiologi 2

11
3 Pembunuh Mahasiswa Cikarang Ditangkap Tak puas ngambil harta benda korban, pelaku juga menghabisi nyawa David. VIVAnews - Kepolisian Daerah Metro Jaya telah meringkus pembunuhan mahasiswa President University Cikarang, David. Tiga tersangka merupakan pelaku perampokan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada Minggu 9 Januari 2011 malam lalu. Saat itu, korban yang sedang membeli obat di Apotek Century, Sunter, Jakarta Utara.Perampokan terjadi saat David akan pulang ke rumahnya di Perumahan Sunter Raya, Sunter, Jakarta Utara. Ketika akan masuk mobil Grand Livina B 2427 RD, tiga pelaku menyergapnya. Mereka menodong David dengan senjata tajam. David dipaska masuk mobilnya dan diminta menyerahkan seluruh harta benda miliknya. Termasuk uang Rp10 juta di ATM korban yang dikuras para pelaku.Tak puas ngambil harta benda korban, pelaku juga menghabisi nyawa David, dengan cara menusuk dan menjerat. Setelah tidak bernyawa lagi, mayat David kemudian dibuang ke Kali Karawang pada tanggal 10 Januari 2011. Tubuh korban baru ditemukan pada 11 Januari 2011. "Orangtua korban baru mendapat kabar jika anaknya di Rumah Sakit Graha, Bekasi beberapa hari kemudian," katanya.Dengan kejadian ini,

Upload: wahyu-adhitya-prawirasatra

Post on 15-Feb-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ss

TRANSCRIPT

Page 1: berita sosiologi 2

3 Pembunuh Mahasiswa Cikarang Ditangkap

Tak puas ngambil harta benda korban, pelaku juga menghabisi nyawa David.

VIVAnews - Kepolisian Daerah Metro Jaya telah meringkus pembunuhan mahasiswa

President University Cikarang, David. Tiga tersangka merupakan pelaku perampokan.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar

mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada Minggu 9 Januari 2011 malam lalu. Saat itu,

korban yang sedang membeli obat di Apotek Century, Sunter, Jakarta Utara.Perampokan

terjadi saat David akan pulang ke rumahnya di Perumahan Sunter Raya, Sunter, Jakarta

Utara. Ketika akan masuk mobil Grand Livina B 2427 RD, tiga pelaku menyergapnya.

Mereka menodong David dengan senjata tajam.

David dipaska masuk mobilnya dan diminta menyerahkan seluruh harta benda miliknya.

Termasuk uang Rp10 juta di ATM korban yang dikuras para pelaku.Tak puas ngambil

harta benda korban, pelaku juga menghabisi nyawa David, dengan cara menusuk dan

menjerat. Setelah tidak bernyawa lagi, mayat David kemudian dibuang ke Kali Karawang

pada tanggal 10 Januari 2011. Tubuh korban baru ditemukan pada 11 Januari 2011.

"Orangtua korban baru mendapat kabar jika anaknya di Rumah Sakit Graha, Bekasi

beberapa hari kemudian," katanya.Dengan kejadian ini, orangtua David kemudian 

melaporkan kejadian ini ke Polres Bekasi Kabupaten.Kasus ini terkuak, setelah ketiga

pelaku pembunuhan ditangkap polisi. Dua pelaku ditangkap di Kebayoran Baru, Jakarta

Selatan dan Cimanggis, Depok, pada 17 Januari 2011 lalu."Sementara satu tersangka

ditangkap di Surabaya, Jawa Timur," katanya. Satu pelaku lagi kini masih dalam kejaran

polisi.

Berdasarkan keterangan sementara, pelaku mengaku menjual mobil milik korban di

kawasan Surabaya, Jawa Timur, dengan harga Rp25juta. Saat ini, ketiga pelaku telah

ditahan di Mapolda Metro Jaya. Mereka dijerat Pasal 365 KUHP jo Pasal 338 KUHP,

dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup.

Page 2: berita sosiologi 2

PUNGLI di IMIGRASI PINTU MASUK TERORIS KE INDONESIA (seri-1)

TERORISME telah menjadi hantu paling ditakuti masyarakat Indonesia. Sejak pertamakali muncul pada tahun 1991 hingga pengeboman Hotel JW Marriot dan Rits Cartlont di Jakarta, 2009 lalu, sudah ratusan jiwa tidak berdosa menjadi korban. Dalam 18 tahun ini sudah puluhan orang tua kehilangan anaknya, suami yang kehilangan istrinya atau sebaliknya, anak yang kehilangan ayah/ ibu atau keduanya yang tewas sia-sia akibat salah tempat dan salah waktu.

Deret kematian sia-sia masyarakat Indonesia dan warga asing akibat bom para teroris itu, terasa tidak adil saat dibandingkan dengan jumlah tersangka teroris yang tertangkap dan terbunuh dalam suatu penyergapan oleh Densus (Detasemen Khusus) 88 Anti-Teror. Demikian pula tersangka terorisme yang mengalami hukuman mati. Ironisnya, jumlah tersangka teroris itu terus bertumbuhan di masyarakat Indonesia, bahkan ada teroris yang bisa keluar-masuk Indonesia dengan leluasa, seperti halnya sosok tokoh teroris Dulmatin yang tewas dalam sebuah penggrebekan di sebuah warnet di Pamulang, Tangerang, Banten, 9 Maret lalu. Mengapa demikian?Kondisi memprihatinkan terkait leluasanya mendiang Dulmatin keluar masuk Indonesia itu, menurut pengamat intelijen Ahmad Isro, merupakan akibat dari lemahnya sistem penjagaan pada pintu keluar-masuk Indonesia. Itu terbukti dari data intelijen atau pun Densus 88, bahwa Dulmatin leluasa keluar-masuk Indonesia dengan aman sebelum kematiannya di Pamulang. Kondisi ini harus dianalisa, diselidiki dan ditangani secepat mungkin sebagai novum yang mengancam keamanan negara.

.

“Jika Dulmatin sebagai tokoh teroris dunia kelas teri mampu keluar-masuk Indonesia dengan aman, bukan tidak mungkin tokoh-tokoh teroris kelas kakapnya akan lebih leluasa lagi. Tinggal di Indonesia dan merancang kekacuan negara,” kata pria berkumis ini saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa hari lalu.Penyelidikan pada pintu-masuk negara dalam definisi intelijen, dikatakan, tidak terbatas dengan mengobrak-abrik mencari kelemahan pelabuhan udara, pelabuhan laut, dan pesisir yang berhubungan dengan lautan lepas antar negara. Penyelidikan harus dilakukan lebih kompleks lagi, yaitu menangani sarana dan pra-sarana yang menjadi awal dari keleluasan seorang teroris atau kriminal negara keluar-masuk Indonesia tanpa terdeteksi.

Page 3: berita sosiologi 2

Membongkar semua data penerbitan paspor yang berlangsung di semua kantor imigrasi di Indonesia, misalnya. Langkah ini berdasar bukti penemuan Densus 88, bahwa Dulmatin memiliki sebuah paspor Indonesia atas nama Yahya Ibrahim yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Paspor bernomor 42677 itu diterbitkan tahun 2006.

Teroris yang berhasil mengelabui sistem keamanan imigrasi dan mendapatkan paspor Indonesia, menurut Isro, tidak hanya Dulmatin. Pada tahun 2000, Kantor Imigrasi Solo menerbitkan paspor atas nama Rony Asad bin Ahmad untuk tokoh teroris Fathur Rahman Al-Ghozi yang tewas di Filipina dalam proses penyergapan pasukan anti-teror Filipa di tahun 2004. Kantor Imigrasi Solo juga menerbitkan paspor atas nama Zeila Mubi untuk istri Ghozi, Zaenab yang berkewarganegaraan Malaysia pada Juni 2001.

Kelemahan sistem keamanan instansi imigrasi juga terjadi Kantor Imigrasi Jakarta Utara pada 25 Januari 2008. Kantor yang ada di Tanjung Priok ini menerbitkan paspor atas nama Tri Sutanto untuk tokoh teroris Agus Purwantoro, anggota jaringan oranisasi teroris Jamaah Islamiah yang ditangkap polisi Malaysia, 31 Januari 2008. Pria dengan berderet nama lain, sepeti Deddy Acmadi Machdan, Tri Sutanto, Idris, Abbas, dan Sofian ini menjadi buruan Polri terkait kasus mutilasi tiga siswi, perampokan toko emas, penembakan terhadap Kepala Kepolisian Resort Poso, dan menyembunyikan sejumlah buron polisi.

Berpijak pada bukti banyaknya paspor teroris yang diterbitkan kantor imigrasi, Isro mengatakan, skuad anti teror Densus 88 dan Badan Intelijen Negara (BIN) saatnya memfokuskan penyelidikan semua kantor imigrasi di Indonesia. Membongkar data paspor yang dikeluarkan masing-masing kantor imigrasi, juga memeriksa semua petugas imigrasi masing-masing kantor imigrasi.“Jika dilakukan secara serius dan detil, saya yakin pemeriksaan atas data paspor yang diterbitkan masing-masing kantor imigrasi itu akan menghasilkan banyak novum yang layak diseret ke rana hukum,” ujar pria yang pernah berdinas sebagai anggota satuan intelijen di salah satu Kodam di tanah Jawa ini.   

Page 4: berita sosiologi 2

Banyaknya novum pelanggaran hukum dan penyelewengan wewenang dan jabatan di kantor-kantor imigrasi di Indonesia. Dibuktikan oleh hasil investigasi Ahmad Isro pada Kantor Imigrasi Klas 1 Khusus Surabaya. Selama enam bulan berinvestigasi atas data terkait penerbitan paspor oleh kantor yang ada di dekat jembatan layang Waru-Sidoarjo itu, ternyata ditemukan bukti kantor penerima ISO 9001:2000 dari SGS UNITED KINGDOM Ltd atas Pelayanan Paspor RI memiliki sejarah kelam pada tahun 2000. Menerbitkan paspor atas nama Edi Heriyanto untuk tokoh teroris Mas Slamet bin Kastari, Wakil Ketua Jamaah Islamiyah (JI) Singapura yang diringkus tim gabungan anti-teror di Tanjung Pinang, Sumatera Utara.

              

            Dalam pengurusan paspor tersebut, Edi Haryanto mengajukan paspor denga KTP aspal sebagai penduduk Desa Mondo, Kec Mojo, Kab Kediri. Pengurusan paspornya diangani oleh biro Jasa PT Surya Mas Surabaya. Paspor yang dikeluarkan pada 23 Januari 2000 bernomor M 189771. Konyolnya lagi, Mas Slamet bin Kastari alias Edi Heriyanto sempat datang sendiri ke Kantor Imigrasi Surabaya untuk melakukan wawancara, sidik jari dan pemotretan sebagai persyaratan pembuatan paspor.

Dari proses penerbitan paspor Mas Slamet bin Kastari itu, Isro berani memastikan, di Kantor Imigrasi Klas 1 Khusus Surabaya itu terdapat oknum yang ”simpati” pada perjuangan Wakil Ketua JI Singapura itu. Tolok ukurnya wajah Mas Slamet bin Kastari sebagai target penangkapan lembaga hukum dan keamanan se-dunia, sangatlah populer lantaran ada tercantum di website lembaga intelijen dunia seperti website CIA dan FBI milik AS, MI-6 milik Inggris, Mossad milik Israel, dan draf DPO (Daftar Pencarian Orang) yang disebarkan Polri dan BIN.

“Sebuah alasan yang mencurigan jika penerbitan paspor Mas Slamet itu akibat petugas Imigrasi Surabaya tidak memiliki foto teroris kelas dunia itu. Bagi saya penerbitan paspor untk tokoh teroris itu disengaja demi suatu imbalan atau alasan lainnya. Karena itu, penerbitan paspor Mas Slamet ini harus dijadikan novum penyelidikan untuk mengungkap jaringan teroris di Indonesia,” ujarnya.

             

            Analisis rekontruksi penerbitan paspor Mas Slamet sebagai bentuk kesalahan disengaja, menurut pria berpenampilan perlente itu, terlihat dari pengakuan mantan staf biro jasa PT Surya Mas Surabaya yang mengurus paspor

Page 5: berita sosiologi 2

Mesum di Rumah Kakak, Pasangan Mesum “Dicomberankan”

Kepala Desa Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Nazaruddin (kanan)  meminta keterangan kepada pasangan mesum   yang ditangkap warga di rumah kakak pelaku laki-laki di desa setempat. Kedua pelaku sempat dimandikan air comberan oleh warga karena kesal dengan perbuatan yang dilakukan. Foto direkam Jumat (22/4) sore. PROHABA/DEDI ISKANDAR

MEULABOH - Aksi pasangan nonmuhrim ini benar-benar bikin warga Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Karena amarah memuncak, warga pun menangkap keduanya saat tengah eh oh (mesum-red). Tak hanya ditangkap, pasangan ini pun “dicomberankan” warga yang sudang kadung emosi.Aksi itu dipicu karena Zaidul Munawir (26), memasok Hedy Diana (20), mahasiswi salah satu perguruan tinggi kesehatan di Meulaboh, ke rumah kakaknya, di Lorong Ronda, desa sama, pada Jumat (22/4) sore.

Pangkalnya, warga merasa heran lantaran Hedy telah hilang dari rumah kostnya, di desa itu. Sejak pergi hinbgga semalaman, warga Lhok Timon, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya, itu belum kembali ke rumah kostnya.Khawatir terjadi hal-hal tak diinginkan, warga berusaha mencari tahu keberadaan Hedy. Apalagi, warga mendengar informasi, selama ini Hedy Diana sedang dekat dengan seorang pemuda yang tinggal berdekatan dengan rumah kostnya. Jaraknya hanya dihalau lorong lain.Kecurigaan warga kian menderas setelah mengetahui saat itu rumah kaka Zaidul dalam keadaan kosong. Sebab, sang kakak tengah bepergian ke luar kota. Akhirnya, para pemuda desa yang curiga, mengintai rumah kakak Zaidul. Alhasil, warga menemukan pria asal Pante, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, itu berduaan di rumah kakaknya dengan Hedy Diana. Tanpa menunggu lama, warga menangkap kedua pelaku di dalam rumah dimaksud.Saat ditangkap, posisi kedua remaja ini terpisah. Zaidul berada di ruang tamu, sedangkan Hedy di dalam kamar pasangan laki-laki. Warga yang emosi, akhirnya membawa kedua pasangan mesum itu ke kantor desa, guna dimintai keterangan.Bahkan, warga yang kesal sempat menghadiahkan katupat bangkahulu kepada Zaidul dan menghardiknya dengan sumpah serapah. Tak hanya itu, pasangan berlainan jenis itu juga dimandikan di dalam comberan. Saat prosesi pemandian dalam saluran pembuangan air itu, kedua pasangan mesum tersebut disaksikan ratusan warga. “Hukuman” yang mereka jalani menjadi tontonan unik bagi masyarakat maupun pengguna jalan.

Komandan Operasi WH Aceh Barat, T Abdurrazak, mengatakan pasangan mesum itu melanggar Qanun Nomor 14 Tahun 2003, tentang mesum/khalwat. Ancamannya, hukuman cambuk.Terhadap penyelesaian kasus itu, ia mengaku sedang menunggu keputusan dari pihak desa. “Kami masih menunggu apakah kasus itu diselesaikan secara adat atau melalui qanun berlaku,” pungkasnya

Page 6: berita sosiologi 2

Isu terorisme kini menjadi bola panas dan secara liar menyerempet berbagai kelompok sosial-politik. Dan, ketika bom meledak di dua hotel prestisius, J.W. Marriott dan Ritz Carlton, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menengarai adanya kelompok yang tidak puas dengan hasil pemilihan presiden. Mereka yang bermaksud mengepung gedung KPU saat rekapitulasi suara, menggagalkan pelantikan presiden baru, dan menjadikan Indonesia seperti Iran yang rusuh pasca pemilu.Dengan mimik serius, SBY memperlihatkan foto yang menggambarkan dirinya sedang menjadi sasaran latihan tembak para teroris. Kemudian, Kepala Polri menjelaskan bahwa latihan itu dilakukan di daerah Kalimantan Timur dan pelakunya sudah tertangkap dua bulan sebelum peledakan di Marriott-Ritz Carlton. Polisi juga mengungkap jaringan teroris di Jatiasih, Bekasi yang bermaksud melakukan penyerangan di rumah kediaman SBY di Cikeas, tepat pada hari kemerdekaan RI.Karuan saja, sinyalemen itu mengundang reaksi dari lawan politik SBY, Megawati Soekarnoputeri dan Jusuf Kalla, yang menegaskan partai politik yang komitmen dalam proses demokrasi tak akan pernah menempuh jalan kekerasan. Pemerintah diminta fokus untuk membongkar sumber terorisme, jangan menyinggung lawan politik yang bersikap kritis. Kandidat wakil presiden dari kubu Mega, yakni Prabowo Subianto, juga bereaksi tegas, karena tak bisa menerima istilah “drakula politik” yang pernah melakukan penculikan dan kekerasan politik di masa lalu.Dalam waktu sekejap isu persaingan politik di balik aksi teror mengendap. Bahkan, sekarang justru terlihat kedekatan petinggi Partai Demokrat dengan PDI Perjuangan untuk menggolkan kursi Ketua MPR yang diperebutkan banyak pihak. Lebih jauh lagi, beberapa tokoh Partai Golkar yang dipelopori Aburizal Bakrie terlihat mendukung kepemimpinan SBY-Boediono dan berharap dapat mengisi kursi kabinet lima tahun mendatang, dengan resiko meninggalkan Kalla di tengah jalan. Jadi, ancaman teror terhadap SBY itu serius atau spekulasi saja?Selanjutnya, yang terjadi adaslah Isu segera bergeser kepada kelompok Islam, antara lain, melalui penyergapan Detasemen Khusus 88 di Temanggung, Jawa Tengah. Sebuah rumah milik Muhjahri yang sudah sepuh dikepung 600 ratus polisi bersenjata lengkap. Setelah operasi yang menegangkan, dan berlansung selama 17 jam itu, akhirnya tertembak seorang tersangka teroris yang semula diduga Noordin M. Top, tapi tiga hari kemudian diakui polisi sebagai Ibrohim.Muhjahri adalah pensiunan pegawai Departemen Agama yang menjadi guru bantu SMA Muhammdiyah Kedu, karena itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin turun tangan menugaskan belasan pengacara Muhammadiyah untuk melindungi hak Muhjahri. Bukan kebetulan kiranya, dalam pilpres Din dan Muhammadiyah mendukung JK-Wiranto, walau PAN berkoalisi dengan SBY-Boediono.Din memang bersikap kritis terhadap peristiwa peledakan Marriott-Ritz Carlton, karena kedua hotel itu memiliki prosedur pengamanan berstandar internasional, mengapa bisa kecolongan? Di sana juga bermalam banyak warga asing, termasuk petugas intelijen, konon CIA, kok tidak ada yang memberi peringatan dini akan adanya ancaman? Setelah peristiwa peledakan terlihat jelas desakan untuk mengawasi kelompok Islam, membatasi aktivitas dakwah, dan mencurigai sejumlah pesantren yang diduga sebagai sarang pembiakan teroris.Gejala semacam itu jelas kontra-produktif untuk membongkar akar terorisme yang sebenarnya.

Page 7: berita sosiologi 2

Salah satu contoh kinerja Densus yang harus disorot, misalnya, penetapan status buron kepada tersangka teroris. Saat ini ada empat buronan baru, disamping Noordin Top, Dulmatin dan Umar Patek yang belum ketahuan rimbanya. Lalu, bagaimana dengan nasib Baridin (yang diprofilkan sebagai mertua Noordin) dan Tatang Lusianto (anak Muhjahri) yang belum jelas kesalahan mereka?Densus sangat potensial melanggar hak asasi tersangka, karena tuduhan yang berkembang di masyarakat dan diekspos besar-besaran oleh media massa belum tentu sesuai dengan perbuatan mereka sebenarnya. Densus lebih suka dengan trial by the press ketimbang pengadilan yang jujur dan obyektif. Padahal, seorang pakar terorisme dari Israel sekalipun, Boaz Ganor (2005), menekankan proses peradilan yang imparsial dan akuntabel akan mencegah aksi teror di masa datang. Sebaliknya, perlakuan tak adil dan sikap over-acting aparat akan menumbuhkan semangat balas dendam dari kelompok teroris.Ambil contoh lain, Ibrohim, pada mulanya diduga sebagai pelaku bom Marriott-Ritz Carlton. Tapi, saat kejadian (17/7) Ibrohim dinyatakan “menghilang” entah ke mana, meskipun ada kabar sebenarnya sudah tertangkap (Majalah Tempo, 16 Agustus 2009). Tiba-tiba polisi menyatakan Ibrohim tewas dalam penyergapan di Temanggung, “menggantikan” jasad Noordin Top yang ramai diperbincangkan media. Bagaimana mungkin Ibrohim “bebas berkeliaran” dari Jakarta menuju Temanggung tanpa ketahuan polisi, dan mengapa harus ditembak mati, jika perannya memang dominan?

Padahal, jika ditembak bius atau dilontarkan gas pembius, sangat mungkin dilakukan karena Densus telah dilatih dengan peralatan canggih. Setelah Ibrohim tewas, polisi baru menyatakan dialah perencana, pensurvei lokasi, pembawa bom dan pelakunya ke dalam hotel. Bahkan, Ibrohim dinyatakan pula sebagai “calon pengantin” (suicide bomber) di rumah kediaman SBY. Polisi tak perlu membuktikan tuduhan itu karena semua fakta telah dibawa mati Ibrohim tanpa sempat konfirmasi/konfrontasi.Kejanggalan lain terlihat dari kematian Air Setiawan dan Eko Joko Sarjono di Jatiasih. Lagi-lagi, bila kedua tersangka ini dianggap memiliki peran penting menyembunyikan Noordin Top dan mempersiapkan serangan bom berikutnya ke rumah pribadi SBY, maka seharusnya polisi tidak menembak mati mereka.Dikabarkan bahwa Air dan Eko melakukan perlawanan dengan melemparkan bom, tapi kepada publik tidak diperlihatkan bukti kongkrit adanya perlawanan. Karena penyergapan di Jatiasih berlangsung tertutup, amat berbeda dengan pengepungan di Temanggung yang diekspos media. Publik hanya tahu setelah tersangka terbunuh dan dari lokasi TKP dikeluarkan 500 kilogram bahan peledak.

Ada saksi yang melihat bahwa Air dan Eko masih berada di Solo dan shalat Jum’at berjamaah pada (7/8), tapi mengapa malamnya sudah berada di Bekasi dengan mobil penuh bahan peledak? Jika polisi menangkap mereka di Solo, maka tidak perlu terjadi tembakan satu kalipun. Apa lagi, banyak aparat berkumpul di Temanggung, tak jauh dari Solo, bila perlu bantuan.Berbagai pertanyaan di seputar penanganan kasus terorisme itu perlu direspon oleh aparat polisi dengan tuntas. Kita menantikan pemberkasan terhadap tersangka yang sudah ditangkap hidup-hidup, serta proses peradilannya nanti. Dari sanalah kita akan mendapat gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan masalah, pola aksi terror, dan efektivitas kerja aparat dalam menangkal teror.

Page 8: berita sosiologi 2

Tragis, Siswa SMP Bunuh Bocah SD

Hanya karena persoalan sepele, bermain bola, nyawa Irwansyah harus melayang.

VIVAnews - Nasib tragis dialami Irwansyah, 9 tahun. Nyawa siswa SDN Gadog 3,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini diduga dihabisi, Ahlani, siswa kelas dua SMPN

Megamendung.

Peristiwa bermula ketika pada Senin, 20 Desember 2010. Saat itu tengah ada kegiatan

belajar mengajar di halaman SDN Gadog 3. Karena habis ujian semester, pelaku Ahlani

bersama teman-temannya bermain bola di lapangan sekolah itu.

Tiba-tiba, korban Irwansyah, datang dan menghalangi pelaku yang sedang bermain bola.

Pelaku kesal atas tindakan korban.

Sejurus kemudian, pelaku langsung menendang korban pada bagian dada dan leher

hingga tak sadarkan diri. Melihat korban tergeletak di depan sekolah, beberapa guru

langsung membawa korban ke Rumah Sakit Umum Ciawi.

Namun malang, nyawa korban tidak dapat diselamatkan. Selasa, 21 Desember sekitar

pukul 09.00 WIB korban menghembuskan nyawanya.

Kepala Unit Reskrim Polsek Megamendung, Inspektur Dua,

Suseno, mengatakan, kasus ini sudah diserahkan kepada Polres Bogor. "Sampai kini

Polres Bogor sudah memeriksa tiga orang saksi," katanya.

Page 9: berita sosiologi 2

5 Tersangka Pembunuhan di Klender Ditangkap

Mereka mengeroyok Deni Supriatna, 21 tahun di flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Selasa, 18 Januari 2011, 12:43 WIB

VIVAnews - Lima pelaku pengeroyokan yang menyebabkan kematian Deni Supriatna,

21 tahun di flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur akhir dibekuk Unit Reskrim

Polsek Metro Duren Sawit.

Kepala Unit Reskrim Polsek Metro Duren Sawit, Inspektur Dua Suwardi mengatakan,

kelima tersangka yang rata-rata berusia kurang dari 18 tahun berinisial HA, HS, D, E,

dan IA alias Oleh.

Kelima tersangka yang kini telah ditahan dan menjalani pemeriksaan intensif di Polsek

Metro Duren Sawit.

Aksi pengeroyokan yang menewaskan Deni terjadi Minggu 16 Januari 2011. Berawal

dari ejekan yang diterimanya melalui pesan singkat di telepon genggam, korban yang

tercatat sebagai warga Kampung Tanah Koja Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta

Timur kemudian mendatangi para pelaku yang telah menunggu di lokasi kejadian.

Setelah sempat terlibat cekcok mulut, kelima tersangka mengeroyok hingga akhirnya

korban mengalami luka bacok pada bagian kepala, punggung, telinga, pelipis kiri dan

kanan serta kedua pergelangan tangannya. Korban akhirnya meninggal dunia.

Page 10: berita sosiologi 2

Pembunuh Turis Jepang Divonis 20 Tahun Bui

Hukuman itu lebih ringan dari tuntutan sebelumnya yakni penjara seumur hidup.

VIVAnews - Mawardi alias Anto, 31 tahun, terdakwa kasus pembunuhan terhadap turis

Jepang Hiromi Shimada, 41 tahun, divonis 20 tahun penjara dalam sidang putusan di PN

Denpasar, Rabu, 25 Agustus 2010.

Dalam vonis yang dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim, I Gusti Bagus Komang Wijaya,

terdakwa terbukti dan menyakinkan bersalah dalam pembunuhan Hiromi, dan di tetapkan

20 tahun penjara lebih ringan dari tuntutan sebelumnya yakni hukuman penjara seumur

hidup.

"Terdakwa telah menyesali perbuatannya. Hal yang meringankan terdakwa yakni

terdakwa belum pernah dihukum dan masih muda," kata I Gusti Bagus Komang Wijaya.

Sementara hal yang memberatkan terdakwa yakni perbuatan yang dilakukan terdakwa

terhadap korban Hiromi Shimada, wisatawan Jepang, dapat mempengaruhi pariwisata

Bali. "Terdakwa telah melanggar pasal 339 KUHP tentang pembunuhan yang didahului

oleh tindak pidana lain," kata Ketua Majelis Hakim.

Dengan ditetapkannya vonis, terdakwa menyatakan pikir-pikir untuk mengajukan

banding. Mawardi merupakan salah satu dari dua terdakwa (satu lagi Abdurahman)

pembunuh Hiromi Shimada turis Jepang yang dibunuh pada Kamis 25 Desember 2009

sekitar pukul 22.00 wita.

Korban tewas ditemukan dirumah kontrakannya di jalan Sadasari No.17 Kuta, dengan 25

luka dan enam tusukan. Sebelumnya korban sempat diperkosa dan dirampas harta

bendanya.

Page 11: berita sosiologi 2

Sadis, Anak Bakar Ibu Kandung di Bogor

Sang anak yang diduga sebagai pelaku langsung ditangkap polisi.

VIVAnews – Mengaku dapat bisikan gaib, Ahmad Wildan, 22 tahun, warga Kampung

Tangkil Barat, Desa Cibeber, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tega

membakar ibu kandungnya sendiri yang telah berusia 70 tahun.

Berdasarkan informasi menyebutkan, Ating, 70 tahun tewas dengan kondisi luka bakar

serius. Ating, ditemukan dalam kondisi mengenaskan di atas kasurnya.Pembunuhan itu

terjadi pada Selasa 7 Desember 2010. Aksi kejam anak itu diketahui Latif, 18 tahun karena

curiga melihat ada banyak asap dari dalam rumah Ating.

Lantaran khawatir, Latief langsung menghampiri rumah itu. Sampai di dalam rumah, Latief

terkejut mendapati Ating sudah terbakar dan tak bernyawa.

Kejadian ini kemudian dilaporkan ke Mapolsek Leuwiliang. Petugas yang mendapat laporan

langsung datang dan mengamankan Wildan. Diduga kuat Wildan mengalami gangguan jiwa,

sehingga petugas langsung membawa pelaku ke Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi.

Kepala Polsek Leuwiliang Ajun Komisaris Polisi,  Djumangin, menjelaskan, berdasarkan

hasi penyelidikan di tempat Kejadian diperoleh infomasi korban sempat dianiaya sebelum

dibakar.

Kata dia, pelaku tinggal berdua dengan ibunya dalam sebuah rumah gubuk. Pelaku sudah

sering bertindak kasar terhadap ibunya. Bahkan, beberapa waktu lalu, pelaku sempat

membuat lubang sumur dan menceburkan ibunya.

Menurut kapolsek, aksi ini dilakukan Wildan karena dirinya mendapat bisikan gaib. Padahal,

Wildan merupakan lulusan SMA dan dikenal pandai mengaji. Lalu apa yang membuat

Wildan berubah dan memiliki gangguan kejiwaan?