berita narkotik.docx

6
Cegah penyalahgunaan, BNNP awasi 20 pabrik obat di Semarang Reporter : Parwito | Kamis, 24 Oktober 2013 00:47 0 3 Gelar perkara di Gedung BNN. ©2013 Merdeka.com/Imam Buhori Berita Terkait Pulang dari Makau, TKW selundupkan sabu 1.562 gram Mantan suami istri 'rujuk' demi narkoba Home industri ekstasi di Medan digerebek, pemilik ditangkap Merdeka.com - Sebanyak 20 pabrik obat di Semarang saat ini sedang dalam pengawasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa

Upload: nodeamuti

Post on 25-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

afa

TRANSCRIPT

Page 1: BERITA NARKOTIK.docx

Cegah penyalahgunaan, BNNP awasi 20 pabrik obat di SemarangReporter : Parwito | Kamis, 24 Oktober 2013 00:4703

Gelar perkara di Gedung BNN. ©2013 Merdeka.com/Imam Buhori Berita Terkait

Pulang dari Makau, TKW selundupkan sabu 1.562 gram Mantan suami istri 'rujuk' demi narkoba Home industri ekstasi di Medan digerebek, pemilik ditangkap

Merdeka.com - Sebanyak 20 pabrik obat di Semarang saat ini sedang dalam pengawasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah. Pengawasan dilakukan terkait digunakannya prekusor atau zat yang bisa diproses untuk bahan pembuatan narkotika atau psikotropika.

Diketahui belum lama ini, sudah mulai masuk 150 ribu zat pseudoefedrin atau obat yang menyerupai efek dari sistem saraf simpatik di Thailand dikirim dari Korea. Untuk itu perlu

Page 2: BERITA NARKOTIK.docx

dilakukan pengawasan antara penegak hukum, BNN, Polda, Pengadilan, Jaksa dan Kementerian Hukum dan HAM.

Langkah pengawasan ini dilakukan untuk pencegahan terjadinya penyimpangan dan kebocoran prekursor. Selain itu untuk melindungi masyarakat dari bahaya peredaran gelap dan penyalahgunaan prekursor untuk pembuatan narkoba.

"Obat tersebut masuk ke Thailand dalam bentuk obat flu. Apabila pseudoefedrin dicampur dengan ekstrak aseton maka akan menghasilkan sabu-sabu. 150 ribu pseudoefedrin jika dicampur dengan ekstrak aseton dapat menghasilkan sedikitnya 6 kilogram sabu-sabu. Biasanya pembuatan itu bisa dilakukan bersamaan dengan prekusor," tegas Kepala (BNNP) Jawa Tengah, Kombes Pol Soetarmono di Semarang, Jawa Tengah Rabu (23/10).

Meski belum terindikasi adanya penyalahgunaan prerkusor, namun pengawasan melalui instansi terkait seperti BNNP Semarang dan Balai Besar POM untuk bisa turut memantau adanya pabrik pembuatan rokok kesehatan di Kendal.

"Maka dari itu kami sarankan masyarakat agar bisa memberi informasi kepada instansi terkait untuk memantau dan mengawasi. Kami butuh peran serta masyarakat untuk memperoleh informasi apabila ada pihak produksi yang menyalahi aturan. Untuk itu, jangan segan-segan bisa melaporkan kepada kami," pungkasnya.

BNN temukan sabu dan ekstasi di tiga apartemen JakartaReporter : Randy Ferdi Firdaus | Rabu, 23 Oktober 2013 21:4902

Page 3: BERITA NARKOTIK.docx

gelar perkara di Polres Tamansari. ©2013 Merdeka.com/Imam Buhori Berita Terkait

Mantan suami istri 'rujuk' demi narkoba Home industri ekstasi di Medan digerebek, pemilik ditangkap Dalam dua pekan, Polsek Taman Sari tangkap 19 pengedar narkoba

Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional menemukan berbagai jenis narkoba di sejumlah apartemen di kawasan Jakarta. Penemuan berawal dari penangkapan seorang wanita bernama Rachel Abas (RA) yang memiliki narkoba jenis sabu seberat 79,8 gram.

Kepala Bagian Humas BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap penemuan narkoba tersebut. Hasilnya, ditemukan lagi pelaku selain RA yakni Tedi Halim yang diduga pemilik sabu tersebut.

"Setelah dilakukan pemeriksaan, sabu tersebut ia peroleh dari Tedi Halim (TH)," kata Sumirat di Jakarta, Rabu (23/10).

Dia menjelaskan, Tim BNN juga telah mengamankan TH. TH di amankan di depan sebuah toko buah di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.

Selanjutnya, kata dia, tim BNN melakukan penggeledahan di Apartemen Grand Center City, Jalan Gajah Mada No. 809, Jakarta Pusat, yang disewa oleh TH.

Sumirat menyebutkan di tempat tersebut, petugas menemukan sejumlah barang bukti antara lain,

Page 4: BERITA NARKOTIK.docx

12 paket sabu dengan berat keseluruhan 659,9 gram, sebanyak 14 sedotan putih, sebuah penggaris dan dua alumunium foil.

Selain itu, petugas juga menyita 17 butir tablet ekstasi warna hijau berlogo rolex dan satu unit Mobil Merk BMW Warna Biru dengan nomor polisi B 1680 J beserta kunci.

"Usai penggeledahan ini, TH mendapat perintah untuk menyerahkan sabu seberat 72,4 gram kepada seorang kurir," katanya.

Dia mengatakan, tim BNN kemudian melakukan pengintaian dan berhasil mengamankan kurir berinisial Ade Herlangga (AH) di Apartemen Sudirman Park, Jakarta Pusat. "Petugas kemudian melakukan penggeledahan di sebuah kamar sewaan TH di apartemen ini," jelas dia.

Sumirat menyebutkan di apartemen tersebut, petugas menyita sejumlah barang bukti antara lain, satu bungkus plastik bening berisi kristal berwarna bening dengan berat bruto sekitar 0,9 gram, dua buah bong larutan penyegar dan satu gulung aluminium foil.

Dia menuturkan, petugas BNN juga menggeledah apartemen yang disewa oleh TH, yaitu di Apartemen Mediterania, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Di tempat ini, lanjutnya, petugas menyita sejumlah barang bukti, di antaranya tiga buah bong dan alumunium foil, tiga buah sim card dan satu bundel kuitansi kontrak apartemen.

Home industri ekstasi di Medan digerebek, pemilik ditangkapReporter : Yan Muhardiansyah | Selasa, 22 Oktober 2013 18:02465

Page 5: BERITA NARKOTIK.docx

ekstasi. Merdeka.com/Arie Basuki Berita Terkait

Bongkar sindikat narkoba, Polsek Tamansari bekuk 19 pengedar    

BNN ngotot ungkap kasus narkoba Akil Mochtar Farel, pengemudi Mercy yang tabrak separator positif narkoba

Merdeka.com - Ditengarai sebagai tempat pembuatan pil ekstasi, satu unit rumah di Jalan Karya Ujung Gang Mawar No 147 Helvetia, Medan, digerebek polisi.

Dari dalam rumah, polisi menemukan bahan dan alat pembuat pil ekstasi oplosan. Hendra Syahputra alias Hendra (42), si pemilik rumah pun ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Barang bukti yang diamankan polisi di antaranya 2 bungkus plastik tepung warna hijau tua, air sabu-sabu, caffein, kecubung, dan pil Panadol. Selain itu, satu set perangkat pembuat atau pembentuk obat pun disita dari lokasi itu.

"Penangkapan ini berawal dari adanya informasi dari masyarakat bahwa di rumah itu selalu membuat pil ekstasi. Informasi itu kita tindaklanjuti dengan penyelidikan hingga akhirnya melakukan penggerebekan," kata Wakapolsek Medan Barat AKP Kosim, Selasa (22/10).

Hendra tidak bisa mengelak setelah petugas menemukan barang bukti dari rumah berlantai dua itu. Dia pun digelandang ke Mapolsek Medan Barat.

Page 6: BERITA NARKOTIK.docx

Berdasarkan pemeriksaan, tersangka sudah dua bulan menjalankan bisnis pembuatan ekstasi. Dia biasa mencetak 20-30 butir ekstasi setiap hari. Pil yang dia cetak kemudian diedarkan ke wilayah Jalan Karya. "Biasanya diedarkan dekat rumahnya juga," tutur Kosim.

Polisi menjerat Hendra dengan Pasal 114 ayat (1) dan (2) subsider Pasal 112 ayat (1) dan (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. "Ancaman hukumannya minimal 6 tahun penjara," pungkas Kosim.