berita daerah kota semarang peraturan walikota...
TRANSCRIPT
- 1 -
BERITA DAERAH
KOTA SEMARANG
TAHUN 2008 NOMOR 90
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR 1 B TAHUN 2008
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
BANTUAN SOSIAL PADA KEGIATAN BAGIAN SOSIAL
SEKRETARIAT DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SEMARANG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan Sosial
masyarakat, maka perlu adanya dukungan dana dalam bentuk bantuan
sosial;
b. bahwa berdasakan ketentuan Pasal 133 ayat (3) Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah dan untuk tertib administrasi dalam
pelaksanaan pemberian bantuan tersebut diatas khususnya bantuan
sosial yang dikelola oleh Bagian Sekretariat Daerah Kota Semarang,
maka perlu adanya ketentuan tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban bantuan dimaksud.
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas, maka perlu
diterbitkan Peraturan Walikota Semarang tentang Tata Pemberian dan
Pertanggungjawaban Bantuan Sosial Pada Bagian Sosial Sekretariat
Daerah Kota Semarang Tahun 2008.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan
daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentnag Perubahan Atas Udang-udang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
- 2 -
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan
Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3079);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1992 tentang Penataan
Kecamatan di Wilayah Kabupaten-kabupaten Daerah Tingkat II
Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara, dan Kendal serta Penataan
Kecamatan di Wilayah Kotamdya Daerah Tingkat II Semarang Dalam
Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 89);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
7. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Semarang
Tahun 2007 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Semarang Nomor 1);
8. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang Tahun 2008
(Lembaran Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 1);
9. Peraturan Walikota Semarang Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang
Tahun 2008 (Berita Daerah Kota Semarang Tahun 2008 Nomor 1).
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA
PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA BAGIAN SOSIAL
SEKRETARIAT DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008.
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Semarang.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Semarang.
3. Walikota adalah Walikota Semarang.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretariat Daerah Kota Semarang.
5. Bagian Sosial adalah Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kota Semarang.
- 3 -
6. Bantuan Sosial adalah pemberian bantuan dalam bentuk uang kepada masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
7. Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh Pemerintah dan/atau
anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia yang secara sukarela atas dasar
kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berdasarkan Pancasila.
8. Kelompok masyarakat adalah sekelompok anggota masyarakat yang dengan kesadaran
dan keinginan sendiri bergabung untuk menjalankan sebuah kegiatan bersama.
Pasal 2
Peraturan ini merupakan pedoman bagi pelaksanaan pemberian bantuan sosial pada
kegiatan-kegiatan di Bagian Sosial Tahun Anggaran 2008 yang meliputi:
a. Kegiatan Penanganan Masalah-Masalah Strategis Yang Menyangkut Tanggap Darurat
Dan Kejadian Luar Biasa.
b. Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan Sarana Dan Prasarana Rehabilitasi Sosial;
c. Kegiatan Pengembangan Bakat Dan Ketrampilan Anak Terlantar;
d. Kegiatan Penyediaan Sarana Dan Prasara Pendidikan Keagamaan Non Formal;
e. Kegiatan Peningkatan Toleransi Dan Kerukunan Dalam Kehidupan Beragama;
f. Kegiatan Peningkatan Jejaring Kerjasama Pelaku-Pelaku Usaha Kesejahteraan Sosial
Masyarakat;
g. Kegiatan Operasional Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Panti Asuhan/Panti
Jompo;
h. Kegiatan Pemassalan Olah Raga Bagi Pelajar, Mahasiswa Dan Masyarakat.
i. Kegiatan Mahasiswa, Senat Mahasiswa Dan Perguruan Tinggi.
Pasal 3
Bentuk bantuan sosial pada kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah fasilitasi
dana / bantuan yang telah ditetapkan dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran Tahun 2008.
Pasal 4
Petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pemberian bantuan sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 secara rinci diatur dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampitran III, Lampiran
IV, Lampiran V, Lampiran VI, Lampiran VII, Lampiran VIII dan Lampiran IX Peraturan
ini, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
- 4 -
Pasal 5
Peraturan Walikota ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Semarang.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 29 Januari 2008
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
Diundangkan di Semarang
pada tanggal 29 Januari 2008
SEKRETARIS DAERAH KOTA SEMARANG
ttd
H. SOEMARMO HS
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 1 B
- 5 -
LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 Januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA KEGIATAN
PENANGANAN MASALAH-MASALAH STRATEGIS YANG MENYANGKUT
TANGGAP DARURAT DAN KEJADIAN LUAR BIASA TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN
Kota Semarang memiliki wilayah yang cukup luas dengan kondisi geografis
yang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi (perbukitan) serta pantai. Kondisi
Geografis tersebut menyebabkan terjadinya kerawanan bencana alam diantaranya
banjir, tanah longsor, angin puting beliung, rumah roboh, kebakaran, pohon tumbang,
dan lain sebagainya. Dalam rangka penanganan bagi korban bencana alam serta
pemulihan kondisi pasca bencana maka Pemerintah Kota Semarang wajib
menyelenggarakan kegiatan strategis yang menyangkut tanggap darurat guna
meringankan beban masyarakat.
Selain hal tersebut, Kota Semarang merupakan Kota Metropolitan yang
memiliki kompleksitas permasalahan sosial yang tinggi sehingga diperlukan upaya-
upaya fasilitas penanganan permasalahan sosial dimaksud salah satunya adalah
penanganan orang-orang terlantar yang mengalami musibah serta penyandang masalah
sosial. Sehubungan dengan berbagai permasalah tersebut, maka Pemerintah Kota
Semarang melakukan upaya melalui Kegiatan Penanganan Masalah-Masalah Strategis
Yang Menyangkut Tanggap Darurat Dan Kejadian Luar Biasa yang direalisasikan
melalui pemberian bantuan sosial bagi korban bencana alam dan orang terlantar yang
mengalami musibah serta pemulihan kondisi dampak bencana.
Untuk kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan pemberian bantuan
dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban bantuan dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya penanganan masalah sosial bagi
korban bencana alam, orang terlantar yang mengalami musibah serta pemulihan
kondisi dampak bencana dengan tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dan perlindungan bagi korban bencana alam serta meringankan beban masyarakat.
III. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Bentuk :
Bentuk Kegiatan ini berupa pemberian bantuan kepada korban bencana alam,
pemulihan kondisi dampak bencana alam, orang terlantar yang mengalami musibah
dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
- 6 -
B. Sasaran :
Sasaran Kegiatan ini adalah :
1. Korban Bencana Alam dan pemulihan kondisi.
2. Kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan :
a. Orang terlantar yang mengalami musibah.
b. Kelompok masyarakat yang mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan.
C. Persyaratan :
1. Korban Bencana Alam dan pemulihan kondisi :
a. Laporan bencana alam dari Lurah dan Camat setempat kepada Walikota
yang memuat data :
1) Waktu kejadian;
2) Jumlah korban/kerugian;
3) Foto dokumentasi kejadian.
b. Surat Permohonan bantuan dari Lurah/Camat
2. Kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan :
a. Orang terlantar yang mengalami musibah
1) Orang yang terlantar yang mengalami musibah di Kota Semarang dan
bermaksud kembali ke daerah asalnya.
2) Mempunyai Surat Keterangan dari instansi yang berwenang.
b. Kelompok masyarakat yang mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan :
1) Kelompok masyarakat yang berada di Kota Semarang.
2) Mempunyai susunan pengurus tetap.\
D. Mekanisme :
1. Surat permohonan ditunjukan kepada Walikota Semarang c.q Kepala Bagian
Sosial dilengkapi dengan proposal/data pemohon.
2. Permohonan/ proposal dilakukan pengkajian/penelitian oleh Tim yang dibentuk
oleh Kepala Bagian Sosial.
3. Hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi Walikota untuk mendapatkan persetujuan dan/atau
penetapan.
4. Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemeberian bantuan.
5. Pemberian bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuan dengan
Berita Acara Serah Terima Bantuan.
- 7 -
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan bantuan sosial sebagaimana dimaksud sepenuhnya menjadi
tanggungjawab penerima bantuan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang
sah.
3. Penerima bantuan wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
- 8 -
LAMPIRAN II : PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 Januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSOIAL PADA KEGIATAN
PENINGKATAN KULAITAS PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA
REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN
Berkembangnya masalah sosial, termasuk meningkatnya Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) akibat dari berbagai krisis, konflik sosial, bencana alam
dan gejala disintegrasi sosial membutuhkan penanganan secara komprehensif dan
menyeluruh. Permasalahan kesejahteraan sosial yang membutuhkan pelayanan dan
rehabilitasi sosial antara lain adalah kecacatan dan ketunaan sosial.
Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/atau
mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya
untuk melakukan kegiatan secara selayaknya yang terdiri dari: penyandang cacat fisik,
penyandang cacat mental, penyandang cacat fisik dan mental.
Dalam rangka penanganan hal tersebut dan untuk mendukung program
Pemerintah Pusat dalam mengupayakan Rehabilitasi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial, maka Pemerintah Kota Semarang melakukan upaya melalui
kegiatan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan pra sarana rehabilitasi sosial dalam
bentuk bantuan sosial bagi penyandang cacat.
Untuk kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan pemberian bantuan
dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban bantuan dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya penanganan masalah sosial bagi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dengan tujuan untuk meningkatkan
kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungan bagi penyandang masalah
Kesejahteraan sosial khususnya para penyandang cacat.
III. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Bentuk :
Bentuk kegiatan ini berupa pemberian bantuan modal kepada penyandang cacat
purna bina.
B. Sasaran :
Sasaran kegiatan ini adalah penyandang cacat di Kota Semarang.
- 9 -
C. Persyaratan :
a. Penyandang cacat :
1) Warga Kota Semarang dibuktikan dengan KTP.
2) pernah mengikuti pelatihan di Panti Rehabilitasi.
D. Mekanisme :
1) Surat permohonan ditujukan kepada Walikota Semarang c.q. Kepala Bagian
Sosial dilengkapi dengan proposal/data pemohon.
2) permohonan/proposal dilakukan pengkajian/penelitian oleh Tim yang dibentuk
oleh Kepala Bagian Sosial.
3) Hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi Walikota untuk mendapat persetujuan dan /atau penetapan.
4) Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemberian bantuan.
5) Pemberian bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuandengan Berita
Acara Serah Terima Bantuan.
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan bantuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang sah.
3. Penerima bantuan wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
- 10 -
LAMPIRAN III : PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 Januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA KEGIATAN
PENGEMBANGAN BAKAT DAN KETRAMPILAN ANAK TERLANTAR TAHUN
2008
I. PENDAHULUAN
Kota Semarang merupakan Kota Metropolitan yang memiliki kompleksitas
permasalahan sosial yang tinggi sebagai akibat sempitnya lapangan pekerjaan dan
dinamika kehidupan ekonomi. Kondisi tersebut memberikan dampak terhadap
peningkatan jumlah anak terlantar di Kota Seamarang dan penyandang masalah sosial
lainnya.
Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik
fisik, mental spiritual maupun sosial. Kondisi tersebut menyebabkan anak terlantar
cenderung turun ke jalan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi anak jalanan,
begitu juga dengan penyandang masalah sosial lain yang cenderung untuk hidup di
jalanan untuk mencukupi kebutuhannya.
Gejala sosial tersebut semakin meningkat dan menimbulkan kerawanan sosial
sehingga perlu upaya penanganan dan pembinaan melalui kegiatan pengembangan bakat
dan ketrampilan anak terlantar, salah satunya melalui pemberian bantuan modal bagi
anak jalanan dan orang tua anak jalanan purna bina serta bantuan biaya operasional bagi
organisasi sosial yang peduli terhadap permasalahan PMKS di Kota Semarang dan
melakukan usaha-usaha penanganan dan pembinaan terhadap PMKS.
Dalam rangka pelaksanaan pemberian bantuan tersebut, serta untuk kelancaran dan
tertib administrasi pelakasanaan pemberian bantuan dimaksud, maka diperlukan
petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan pertanggungjawaban bantuan
dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya penanganan masalah sosial bagi anak
terlantar khususnya anak jalanan dan orang tua jalanan dengan tujuan untuk menjamin
kesejahteraan dan meningkatkan tara hidup yang lebih layak serta memberikan
dukungan kepada organisasi sosial yang telah melakukan usaha-usaha membantu
Pemerintah dalam menangani permasalahan sosial dan peduli pada PMKS di Kota
Semarang.
III. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Bentuk :
Bentuk kegiatan ini berupa pemberian bantuan modal kepada anak jalanan dan
orang tua jalanan dan bantuan biaya operasional kepada Organisasi Sosial peduli
PMKS.
- 11 -
B. Sasaran :
Sasaran kegiatan ini adalah :
1. Anak Jalanan di Kota Semarang;
2. Orang tua Anak Jalanan di Kota Semarang; dan
3. Organisasi Sosial peduli PMKS di Kota Semarang.
C. Persyaratan :
1. Anak Jalanan dan Orang Tua Anak Jalanan :
a. Warga Kota Semarang dibuktikan dengan KTP.
b. Telah mengikuti pelatihan di Panti Rehabilitasi atau pelatihan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang.
2. Organisasi Sosial peduli PMKS :
a. Organisasi Sosial yang mengelola dan menangani permasalahan PMKS di Kota
Semarang;
b. Berdomisili di Kota Semarang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Lurah
setempat.
D. Mekanisme :
1. Surat Permohonan ditujukan kepada Walikota Semarang c.q. Kepala Bagian Sosial
dilengkapi dengan proposal/data pemohon.
2. Permohonan bantuan yang masuk diadakan pengkajian/penelitian oleh tim yang
dibentuk oleh Kepala Bagian Sosial Setda Kota Semarang.
3. hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi Walikota untuk mendapat persetujuan dan/atau penetapan.
4. Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemberian bantuan.
5. Pemberian bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuan dengan Berita
Acara Serah Terima Bantuan.
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang sah.
3. Penerima bantuan wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
- 12 -
LAMPIRAN IV : PERATURAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 Januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA PENYEDIAAN
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN KEAGAMAAN NON FORMAL
TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN
Pendidikan keagamaan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat
merupakan usaha-usaha sebagai wujud peran serta nyata dalam pembangunan khususnya
pendidikan akhlak dan moral bagi masyarakat di Kota Semarang.
Dalam rangka mendukung dan mendorong peningkatan peran serta masyarakat
dalam upaya mengembangkan pertumbuhan pendidikan keagamaan non formal di Kota
Semarang, maka Pemerintah Kota Semarang memberikan fasilitasi melalui pemberian
bantuan kegiatan penyediaan sarana prasarana pendidikan non formal.
Untuk kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan pemberian bantuan
dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya pembinaan Pemerintah Kota Semarang
terhadap pendidikan non formal keagamaan yang diselenggarakan oleh masyarakat
dengan tujuan meringankan beban pengelola khususnya untuk operasional tempat
pendidikan keagamaan.
III. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Bentuk :
Bentuk kegiatan ini berupa pemberian bantuan sosial kepada pengelola tempat
pendidikan non formal keagamaan.
B. Sasaran :
Sasaran kegiatan ini diarahkan untuk memberikan fasilitasi sarana prasarana
penunjang kegiatan operasional bagi :
1. TPQ/RA;
2. Madin/MI swasta;
3. MTs swasta;
4. MA swasta;
5. Ponpes;
6. Sekolah Minggu.
C. Persyaratan :
1. Berada/berdomisili di Kota Semarang;
- 13 -
2. Telah menyelenggarakan pendidikan non formal keagamaan minimal 1 (satu)
tahun sejak permohonan diajukan;
3. Mempunyai pengurus tetap.
D. Mekanisme :
1. Surat permohonan ditujukan kepada Walikota Semarang c.q. Kepala Bagian Sosial
dilengkapi dengan proposal/data pemohon.
2. Permohonan bantuan/proposal dilakukan pengkajian/penelitian oleh Tim yang
dibentuk oleh Kepala Bagian Sosial.
3. Hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi Walikota untuk mendapat persetujuan dan/atau penetapan.
4. Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemberian bantuan.
5. Pemberian bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuan dengan Berita
Acara Serah Terima Bantuan.
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang sah.
3. Penerima bantuan wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
- 14 -
LAMPIRAN V : KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 Januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA KEGIATAN
PENINGKATAN TOLERANSI DAN KERUKUNAN DALAM KEHIDUPAN
BERAGAMA TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN
Kehidupan beragama masyarakat yang berbeda-beda sangat rawan konflik apabila
tidak terjaga sikap dan perilaku saling hormat menghormati perbedaan keyakinan
tersebut.
Oleh sebab itu, maka Pemerintah Kota Semarang melakukan upaya peningkatan
upaya mewujudkan ketentraman dan kenyamanan dalam kehidupan beragama di Kota
Semarang melalui pemberian fasilitasi kegiatan toleransi dan kerukunan kehidupan
beragama yang diharapkan mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk bantuan untuk operasional kegiatan
keagamaan.
Untuk kelancaran tata tertib administrasi pelaksanaan pemberian bantuan
dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mendorong masyarakat dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan, baik
yang diselenggarakan oleh masyarakat, organisasi keagamaan serta meningkatkan sarana
dan prasarana tempat peribadatan dengan tujuan untuk meningkatkan toleransi dan
kerukunan dalam kehidupan beragama.
III. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Bentuk :
Bentuk kegiatan ini berupa pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang
menyelenggarakan kegiatan keagamaan, organisasi keagamaan dan bantuan
operasional tempat ibadah.
B. Sasaran :
Sasaran kegiatan ini adalah :
1. Kegiatan keagamaan di Kota Semarang;
2. Organisasi Keagamaan yang berada di Kota Semarang;
3. Tempat ibadah di Kota Semarang.
- 15 -
C. Persyaratan :
1. Kegiatan Keagamaan :
a. Kegiatan Keagamaan yang dilaksanakan di Kota Semarang;
b. Memberikan kontribusi atau kemanfaatan kepada masyarakat;
c. Dilaksanakan oleh kelompok masyarakat atau organisasi masyarakat.
2. Organisasi Keagamaan :
a. Organisasi Keagamaan yang berada di Kota Semarang dibuktikan dengan surat
keterangan Domisili oleh Lurah setempat;
b. Mempunyai susunan pengurus tetap.
3. Tempat Ibadah :
a. Berada di Kota Semarang;
b. Apabila berada di luar Kota Semarang harus memiliki keterkaitan historis
dengan Kota Semarang.
D. Mekanisme :
1. Surat permohonan ditujukan kepada Walikota Semarang c.q. Kepala Bagian Sosial
dilengkapi dengan proposal/data pemohon.
2. Permohonan bantuan/proposal dilakukan pengkajian/penelitian oleh Tim yang
dibentuk oleh Kepala Bagian Sosial.
3. Hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi Walikota untuk mendapat persetujuan dan/atau penetapan.
4. Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemberian bantuan.
5. Pemberian bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuan dengan Berita
Acara Serah Terima Bantuan.
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan bantuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang sah.
3. Penerima bantuan wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
- 16 -
LAMPIRAN VI : KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 Januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA KEGIATAN
PENINGKATAN JEJARING KERJASAMA PELAKU-PELAKU USAHA
KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN
Berbagai usaha harus diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial
masyarakat termasuk upaya peningkatan kerjasama kepada pelaku-pelaku usaha
peningkatan kesejahteraan sosial dan penghargaan kepada pelaku-pelaku sejarah
termasuk janda pahlawan.
Agar pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial dapat meningkatkan partisipasi dan
peran serta dalam meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di Kota Semarang,
maka perlu adanya fasilitasi kegiatan peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku
usaha kesejahtaraan sosial masyarakat melalui pemberian bantuan operasional kegiatan.
Untuk kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan pemberian bantuan
dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban bantuan dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk pemberdayaan organisasi
masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan pembangunan khususnya dalam usaha
peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, dengan tujuan memberikan fasilitasi
operasional kegiatan bagi organisasi pelaku usaha-usaha kesejahteraan sosial serta
penguatan ekonomi bagi pelaku sejarah atau janda pahlawan.
III. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Bentuk :
Bentuk kegiatan ini berupa pemberian bantuan sosial untuk fasilitasi operasional
kegiatan kepada organisasi pelaku usaha-usaha kesejahteraan sosial masyarakat serta
pelaku sejarah dan bantuan modal bagi janda pahlawan.
B. Sasaran :
Sasaran kegiatan ini adalah fasilitas operasional kegiatan organisasi pelaku usaha-
usaha kesejahteraan sosial masyarakat, perkumpulan pelaku sejarah dan penguatan
ekonomi bagi janda pahlawan yang terdiri dari :
1. Panti Khusus Among Jiwo
2. Panti Wreda Harapan Ibu
3. Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI)
4. Pelaku Pertempuran Lima Hari Semarang (PPLHS)
- 17 -
5. Legium Veteran Republik Indonesia (LVRI)
6. Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (PEPABRI)
7. Dewan Harian Cabang (DHC)’45
8. Petugas Sosial Masyarakat (PSM)
9. Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S)
10. Janda Pahlawan.
C. Persyaratan :
1. Organisasi pelaku usaha-usaha kesejahteraan
1. Berdomisili di Kota Semarang;
2. Memberikan kontribusi atau kemanfaatan kepada masyarakat khususnya di
bidang kesejahteraan sosial;
2. Janda Pahlawan :
a. Berdomisili di Kota Semarang;
b. Merupakan janda pahlawan yang telah berjasa terhadap perjuanagan bangsa
yang disadarkan pada keterangan dari instansi yang berwenang.
D. Mekanisme :
1. Surat permohonan ditunjukan kepada walikota Semarang c.q. Kepala Bagian
Sosial dilengkapi dengan proposal/data pemohon.
2. Permohonan / proposal dilakukan pengkajian/penelitian oleh Tim yang dibentuk
oleh Kepala Bagian Sosial.
3. Hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi Walikota untuk mendapat persetujuan dan/atau penetapan.
4. Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemberian bantuan.
5. Pemberian bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuan dengan Berita
Acara Serah Terima Bantuan.
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Pengguna bantuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungan jawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang
sah.
3. Penerima bantuan sosial wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
- 18 -
LAMPIRAN VII : KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA KEGIATAN
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN SARAN DAN PRASARANA PANTI
ASUHAN/PANTI JOMPO TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN
Usaha peningkatan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan oleh masyarakat
dengan mendirikan Panti Sosial baik Panti Asuhan maupun Panti Jompo sebagai wadah
pengetesan dan pembinaan para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
merupakan bentuk nyata
Dalam rangka mendukung keberadaan dan perkembangan Panti Sosial yang ada di
Kota Semarang agar mampu meningkatkan kemandirian dan sumber daya para PMKS,
maka diperlukan fasilitasi pemerintah Kota Semarang melalui kegiatan Operasional dan
Pemeliharaan Saranan dan Prasarana Panti Asuhan/Panti Jompo dalam bentuk
pemberian bantuan operasional kegiatan bagi Panti Sosial.
Untuk kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan pemberian bantuan
dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban bantuan dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan pembinaan,
pemulihan dan pengentasan bagi penyandang masalah kesejahteraan khusunya yang
barada dalam pengasuhan panti sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan sosial
bagi penghuni panti.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
A. Bentuk :
Bentuk kegiatan ini berupa pemberian bantuan operasional kepada Panti Sosial
B. Sasaran :
Sasaran kegiatan ini adalah Panti Asuhan dan Panti Jompo di Kota Semarang.
C. Persyaratan :
1. Berdomisili di Kota Semarang;
2. Telah Beroperasional minimal 1 (satu) tahun sejak permohonan diajukan;
3. Mempunyai pengurus tetap.
D. Mekanisme :
1. Surat permohonan ditujukan kepada Walikota Semarang c.q. Kepala Bagian Sosial
dilengkapai dengan proposal/data pemohon.
- 19 -
2. Permohonan/proposal dilakukan pengkajian/penelitian oleh Tim yang dibentuk
oleh Kepala Bagian Sosial yang dibentuk oleh Kepala Bagian Sosial .
3. Hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi walikota untuk mendapat persetujuan dan/atau penetapan.
4. Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemberian bantuan.
5. Pemebriang bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuan dengan berita
Acara Serah Terima Bantuan.
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan bantuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang sah.
3. Penerima bantuan wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
- 20 -
LAMPIRAN VIII : KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 Januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMEBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA KEGIATAN
PEMASSALAN OLAH RAGA BAGI PELAJAR, MAHASISWA DAN
MASYARAKAT TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN
Kegiatan kepemudaan dan keolahragaan yang diselenggarakan oleh pelajar,
mahasiswa dan masyarakat mempunyai peran penting dalam pembangunan khususnya
dalam pembangunan mental dan fisik masyarakat agar mampu menjadi sumber daya
yang sehat dan berkualitas, sehingga diharapkan mental mampu menciptakan kreatifitas
dan prestasi yang dapat diansalkan dan menjadi kebanggaan bagi Kota Semarang.
Dalam rangka mendukung kegiatan pelajar, mahasiswa dan masyarakat dalam
kegiatan kepemudaan dan pemassalan olah raga tersebut, maka Pemerintah Kota
Semarang memberikan fasilitasi kegiatan pemassalan olah raga bagi Pelajar, Mahasiwa
dalam Masyarakat dalam bentuk pemberian bantuan operasional kegiatan.
Untuk kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan pemberian bantuan
dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban bantuan dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mendorong masyarakat dalam
meningkatkan prestasi dan partisipasi dibidang pemuda dan olahraga. Adapun tujuan
dari kegiatan ini adalah memberikan fasilitasi operasional bagi organisasi kepemudaan
dan bantuan fasilitasi kegiatan kepemudaaan dan keolahragaan yang diselenggarakan
oleh kelompok masyarakat (pelajar, mahasiswa, dan masyarakat).
II. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Bentuk :
Bentuk kegiatan ini berupa pemberian bantuan sosial kepada organisasi kepemudaan
dan kelompok masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan keolahragaan di Kota
Semarang.
B. Sasaran :
Sasaran kegiatan ini adalah :
1. Organisasi Kepemudaan yakni :
a. Pramuka
b. KNPI
c. Karang Taruna
d. Organisasi Pemuda.
- 21 -
2. Kelompok masyarakat (pelajar, mahasiswa dan masyarakat) yang
menyelenggarakan kegiatan keolahragaan.
C. Persyaratan :
1. Berdomisili di Kota semarang ;
2. Bagi Organisasi Kepemudaan, telah beroperasinal minimal 1 (satu) tahun sejak
permohonan diajukan.
3. Mempunyai pengurus tetap.
D. Mekanisme :
1. Surat permohonan ditujukan kepada Walikota Semarang c.q. Kepala Bagian Sosial
dilengkapai dengan proposal/data pemohon.
2. Permohonan/proposal dilakukan pengkajian/penelitian oleh Tim yang dibentuk
oleh Kepala Bagian .
3. Hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi walikota untuk mendapat persetujuan dan/atau penetapan.
4. Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemeberian bantuan.
5. Pemebriang bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuan dengan berita
Acara Serah Terima Bantuan.
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan bantuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang sah.
3. Penerima bantuan wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP
- 22 -
LAMPIRAN IX : KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG
NOMOR : 1B TAHUN 2008
TANGGAL : 29 Januari 2008
PETUNJUK TEKNIS PEMEBERIAN BANTUAN SOSIAL PADA KEGIATAN
MAHASISWA, SENAT MAHASISWA DAN PERGURUAN TINGGI TAHUN 2008
I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Usaha peningkatan pengembangan SDM tersebut
membutuhkan peran serta dan partisipasi berbagai pihak dan dari segala lapisan
masyarakat agar dapat terwujud SDM yang handal.
Dalam rangka mendorong motivasi dan meningkatkan peran serta Mahasiswa,
Senat Mahasiswa dan Perguruan Tinggi di Kota Semarang dalam Peningkatan dan
pengembangan SDM dan potensi masyarakat, maka Pemerintah Kota Semarang
memberikan fasilitasi kegiatan tersebut dalam bentuk pemberian bantuan operasional
kegiatan.
Untuk kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan pemebrian bantuan
dimaksud, maka diperlukan petunjuk teknis mengenai tata cara pemberian dan
petanggungjawaban bantuan dimaksud.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mendorong partisipasi mahasiswa
dan Perguruan Tinggi dalam penyelenggaraan pembangunan di Kota Semarang. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk memberikan fasilitasi operasional bagi kegiatan
kemahasiswaan anatar lain:
1. Sarasehan
2. Seminar
3. Lokakarya
4. diskusi
5. Bhakti Sosial
6. Kegiatan Pengabdian Masyarakat
7. Kegiatan Kemahasiswaan lainya.
III. TEKNIS PELAKSANAAN
A. Bentuk :
Bentuk kegiatan ini berupa pemberian bantuan sosial kepada LPM Perguruan Tinggi
dan Kegiatan kemahasiswaan serta Senat Mahasiswa.
B. Sasaran :
Sasaran kegiatan ini adalah :
1. Kelompok Mahasiswa ;
- 23 -
2. LPM Perguruan Tinggi;
3. Senat Mahasiwa.
C. Persyaratan :
1. Kegiatan kemahsiswaan yang dilaksanakan di Kota Semarang;
2. Memberikan kontribusi atau kemanfaatan kepada masyarakat;
3. Dilaksanakan oleh Kelompok mahasiswa, senat mahasiswa atau LPM Perguruan
Tinggi di Kota Semarang;.
D. Mekanisme:
1. Surat permohonan ditunjukan kepada Walikota Semarang c.q. Kepala Bagian
Sosial dilengkapi dengan proposal/data pemohon.
2. Permohonan / proposal dilakukan pengkajian/penelitian oleh Tim yang dibentuk
oleh Kepala Bagian Sosial.
3. Hasil pengkajian/penelitian dituangkan dalam Berita Acara dan menjadi dasar
pertimbangan bagi walikota untuk mendapat persetujuan dan/atau penetapan.
4. Persetujuan/penetapan Walikota dituangkan dalam Keputusan Walikota dan
menjadi dasar pemeberian bantuan.
5. Pemebriang bantuan disalurkan langsung kepada penerima bantuan dengan berita
Acara Serah Terima Bantuan.
IV. PERTANGGUNGJAWABAN
Penggunaan bantuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penerima bantuan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan kepada
Walikota Semarang melalui Bagian Sosial paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
bantuan diterima.
2. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana harus disertai bukti-bukti yang sah.
3. Penerima bantuan wajib mentaati ketentuan perpajakan yang berlaku.
WALIKOTA SEMARANG
ttd
H. SUKAWI SUTARIP