berita

4
Polri: Satu Orang TKI Asal NTB Kena 4 Luka Tembak Muhammad Iqbal - detikNews Senin, 30/04/2012 17:33 WIB Jakarta Polri sudah mengeluarkan hasil autopsi terhadap 3 orang TKI asal NTB yang ditembak di Malaysia. Meski dalam laporan Polri tidak ada organ tubuh yang hilang, namun didapati dua korban memiliki luka tembak lebih dari satu. "Satu korban ada 4 luka tembak masuk, kemudian yang satu lagi ada satu dan satu lagi ada tiga," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Saud Usman di Mabes Polri, jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (30/4/2012). Namun polri enggan merinci di area mana saja luka tembak itu berada. Karena itu dinilai sebagai bagian dari projustisia. "Yang pasti sebab kematian jelas, luka tembak di objek-objek vital yang menyebabkan seseorang meninggal," tutunya. Saud menjelaskan, hasil visum yang dilakukan oleh tim di Indonesia dengan hasil visum oleh pihak Malaysia sama. Salah satunya adalah tidak ada organ tubuh korban yang hilang. "Memang hasil resume autopsi yang ada di Malaysia dan apa yang kita temukan di sini sama, tidak ada perbedaan," lanjutnya. Namun pihaknya mempertanyakan Standar Operating Prosedur (SOP) kepolisian Malaysia dalam menindak suatu kasus, seperti yang menimpa 3 orang TKI. "Apakah dengan luka tembak seperti itu bisa dibenarkan SOP yang ada dalam rangka penanganan suatu kasus, misal perampokan atau kasus apapun di Malaysia," tukasnya. Saat ini Polri bersama kedutaan Indonesia di Malaysia dan tim penasehat hukum tengah bernegosiasi menyelidiki kasus itu. Karena bagaimanapun masing-masing negara memiliki SOP sendiri, yang tidak sama. "Nanti akan dicocokan apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau tdak," ucap Saud.

Upload: aexmoo

Post on 08-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mp

TRANSCRIPT

Polri: Satu Orang TKI Asal NTB Kena 4 Luka TembakMuhammad Iqbal- detikNewsSenin, 30/04/2012 17:33 WIBJakartaPolri sudah mengeluarkan hasil autopsi terhadap 3 orang TKI asal NTB yang ditembak di Malaysia. Meski dalam laporan Polri tidak ada organ tubuh yang hilang, namun didapati dua korban memiliki luka tembak lebih dari satu.

"Satu korban ada 4 luka tembak masuk, kemudian yang satu lagi ada satu dan satu lagi ada tiga," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Saud Usman di Mabes Polri, jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (30/4/2012).

Namun polri enggan merinci di area mana saja luka tembak itu berada. Karena itu dinilai sebagai bagian dari projustisia.

"Yang pasti sebab kematian jelas, luka tembak di objek-objek vital yang menyebabkan seseorang meninggal," tutunya.

Saud menjelaskan, hasil visum yang dilakukan oleh tim di Indonesia dengan hasil visum oleh pihak Malaysia sama. Salah satunya adalah tidak ada organ tubuh korban yang hilang.

"Memang hasil resume autopsi yang ada di Malaysia dan apa yang kita temukan di sini sama, tidak ada perbedaan," lanjutnya.

Namun pihaknya mempertanyakan Standar Operating Prosedur (SOP) kepolisian Malaysia dalam menindak suatu kasus, seperti yang menimpa 3 orang TKI.

"Apakah dengan luka tembak seperti itu bisa dibenarkan SOP yang ada dalam rangka penanganan suatu kasus, misal perampokan atau kasus apapun di Malaysia," tukasnya.

Saat ini Polri bersama kedutaan Indonesia di Malaysia dan tim penasehat hukum tengah bernegosiasi menyelidiki kasus itu.Karena bagaimanapun masing-masing negara memiliki SOP sendiri, yang tidak sama.

"Nanti akan dicocokan apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau tdak," ucap Saud.

Ekstasi Rp 25 M Disita di Malaysia, Wanita Indonesia DitahanRita Uli Hutapea- detikNewsSenin, 30/04/2012 17:42 WIBKuala Lumpur,Wow! Sebanyak 134 ribu pil ekstasi senilai 8,4 juta ringgit (sekitar Rp 25 miliar) telah disita oleh petugas Departemen Bea Cukai Penang, Malaysia. Pil-pil terlarang itu ditemukan dari sebuah motel di Pulau Tikus, Penang.

Dalam operasi penggerebekan di motel tersebut, petugas juga menahan seorang wanita asal Indonesia. Wanita berumur 60-an tahun tersebut ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut.

Dikatakan Direktur Bea Cukai Penang, Datuk Zulkifli Yahya seperti dilansir harian Malaysia,The Star,Senin (30/4/2012), kasus ini tengah diselidiki berdasarkan Bab 34B UU Obat-obatan Berbahaya 1952.

Dikatakan Yahya, operasi penggerebekan tersebut dilakukan pada 26 April sekitar pukul 1 dini hari waktu setempat. Operasi itu merupakan upaya gabungan antara pihak Bea Cukai dengan Unit Kepolisian Narkotika Penang dan Komisi Antikorupsi Malaysia.

Tidak disebutkan identitas wanita Indonesia yang ditahan tersebut. Namun dikatakan Yahya, WNI tersebut telah mengelola motel tersebut selama lima tahun.

Foke: Data e-KTP Tidak Digunakan untuk DPS Pemilukada DKIPrins David Saut- detikNewsSenin, 30/04/2012 15:22 WIB

akartaMeski proses rekam data e-KTP sudah selesai, daftar pemilih sementara (DPS) untuk Pilkada DKI Jakarta pada 11 Juli mendatang tidak menggunakan database e-KTP. Data yang akan digunakan dari Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) DKI Jakarta.

"Data potensial pemilih pemilu yang disampaikan pada KPU tanggal 6 januari (2012) lalu tidak digunakan sebagai data awal dalam rangka penyelenggaraan pemilu tanggal 11 Juli yang akan datang. Jadi akan menggunakan data administrasi kependudukan," kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara 'Pengarahan Oleh Mendagri RI tentang Berakhirnya Perekaman e-KTP Secara Massal di Provinsi DKI Jakarta' yang dilaksanakan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2012).

Alasan tak digunakannya database e-KTP karena dikhawatirkan data penduduk yang memiliki hak pilih mengalami perubahan. Sebab, terdapat rentang waktu yang cukup lama antara data e-KTP yang disetorkan ke KPU pada 6 Januari 2012 hingga waktu pemilihan pada 11 Juli 2012.

"Karena pada rentang waktu tersebut memungkinkan terdapat warga yang pindah ke luar kota, ke luar negeri atapun pertambahan masyarakat yang berusia 17 tahun," tuturnya.

Sementara itu, Ketua KPU DKI Jakarta, Dahliah Umar, yang juga hadir dalam acara tersebut meminta masyarakat untuk mengecek namanya di daftar pemilih sementara. "Pemutakhiran data pemilih sudah dilaksanakan, sekarang pengumuman daftar pemilih sementara. Jadi difokuskan kepada masyarakat bisa mengecek nama mereka," tuturnya.

Secara terpisah, Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, meminta KPU teliti mengecek data pemilih untuk Pemilukada DKI nanti. "Saya mengimbau KPU untuk klarfiikasi hingga ke kelurahan terkait DPS Pemilukada, sebab DKI ini dinamis," ujarnya.Abraham Samad Takut Makan di Pinggir JalanPosted bylihatberita| Pada : 11:06 AM

JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, ternyata rindu kebebasan. Kebebasan yang diinginkannya tak lain adalah, kesehariannya yang bebas, saat masih menjadi seorang aktivis. Kini, Samad selalu dikawal kemana-mana.

"Saya ini kan (dulu) aktivis. Suka kehidupan yang biasa-biasa saja. Biasanya, saya di pinggir jalan makan mie rebus dan lain-lain," kata Abraham kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/4/2012) malam seperti dikutip Kompas.com.

Kebiasaan makan di pinggir jalan itu tidak lagi bisa dilakukan oleh aktivis asal Sulawesi Selatan ini. Sebagai seorang pimpinan KPK, penjagaan keamanan Abraham diperketat."Bukan soal protokolernya, tapi soal keamanannya. Kalau sekarang kan enggak bisa (makan di luar), kalau makan di luar, takut kenapa-kenapa," ungkapnya.

Kepada wartawan, Abraham juga menyampaikan pendapatnya soal dunia maya. Ia mengaku tidak suka dunia maya yang menurutnya banyak kepalsuan di dalamnya."Saya tidak punya Twitter dan Facebook karena saya menganggap itu dunia yang bahaya, dunia yang banyak kepalsuan di dalamnya," tutur Abraham.Ia pun menyinggung gaya pemberitaan media yang seringkali menjadikan wacana di Twitter sebagai bahan pemberitaan. Misalnya, saat media menggembar-gemborkan ucapan jurnalis warga Iwan Piliang melalui Twitter soal berkas pemeriksaan Angelina Sondakh yang tercecer.

Belum lama ini Piliang mengatakan Abraham sakit lantaran tercecernya berkas penyelidikan Angie tersebut. Dia mengakui, kelima pimpinan KPK sempat terganggu secara psikologis terhadap pemberitaan media yang tidak menciptakan suasana kondusif bagi KPK.

"Jadi kalau kita didukung, ciptakan suasananya kondusif lah. Kalau (di pemberitaan) kita enggak kompak, terganggu kita secara psikologis. Jujur saja, kita berlima jadi terganggu secara psikologis," Abraham Samad menjelaskan.