berberapa daerah belum sinkron

Download Berberapa Daerah Belum Sinkron

If you can't read please download the document

Upload: nurulsalamah28

Post on 24-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

beberapa daerah belum sinkron

TRANSCRIPT

Penyidik Kantongi Nama

SANGATTA-Usai dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sangatta, berkas kasus dongkrak suara yang terjadi di pemilu Kutim terus didalami.

Kepala Kejari Sangatta Didik Farkhan mengaku 5 jaksa yang memelototi berkas terus bekerja siang malam, hasilnya memang ada beberapa berkas yang masih kurang tanda tangannya. Namun masih bisa diperbaiki. "Penelahaan berkas terus dilakukan, semoga bisa sesaui waktunya dan Kejari bersama penyidik Polres terus berkonsultasi," kata Didik.

Sementara Kapolres Kutim AKBP Edgar Diponegoro melalui Kasat Reskrim Polres Kutim AKP Yogie Hardiman mengatakan timnya terus berkoordinasi dengan kejari mengingat kasus ini menjadi konsumsi publik.

Ditanya apakah pihaknya sudah mengantongi nama caleg yang memberi dana ke anggota divisi Hukum dan Teknis KPU Kutim Hasbullah yang saat ini menjadi tersangka, Yogie mengaku sudah menyimpan melihat proses hukum yang berjalan.

"Tapi siapa namanya akan terungkap di persidangan. Dan biarkan saja proses penyidikan berjalan," tutupnya.

Sebagai informasi, kasus kecurangan pemilu di Kutim, memasuki babak baru. Senin (5/3) kemarin Polres Kutai Timur (Kutim) melimpahkan dua kasus tindak pidana pemilu ke Kejaksaan Negeri (kejari) Sangatta.

Dua kasus yang dilimpahkan yakni kasus manipulasi data hasil rekapitulasi kabupaten (DB-1) Kutim untuk DPRD Provinsi yang menjerat Anggota Komisioner KPU divisi Hukum dan Teknis dilakukan Hasbullah dan kasus dugaan penggelembungan suara yang dilakukan oleh 6 anggota Panitia Pemilu Kecamatan (PPK) Sangatta Selatan.Hasbullah dijadikan tersangka dan jadi tahanan Polres Kutim sejak Kamis (24/4) lalu. Ia mengakui mendapat Rp 55 Juta untuk mengubah data perolehan suara. Kasusnya terus menggelinding, Hasbullah melalui kuasa hukumnya Arsanty Handayani mengatakan kliennya bersedia menjadi justice collaborator agar pihak-pihak yang "mencuci tangan" bisa terjerat. Adapun suara caleg yang menggelembung saat pleno rekapitulasi tingkat kabupaten di Kutim adalah Syaiful Anwar (Nasdem), Zaenal Haq (PKS), Marsidik (Golkar), Safuad (PDIP), Ana Wulandri (PDIP), dan Riska Herlin Saputri (PAN). Dari enam nama itu, hanya Syaiful Anwar dan Zaenal yang lolos ke DPRD Kaltim andai kata manipulasi tidak terbongkar.Sementara 6 anggota PPK Sangatta Selatan dijadikan tersangka dan mendekam di sel Polres Kutim sejak Jumat (25/4). Mereka diduga menerima uang sebesar Rp 35 juta. Modusnya mereka diminta mengubah perolehan suara untuk caleg DPRD Kutim di Dapil III khususnya di Kecamatan Sangatta Selatan. Dari hasil pemeriksaan, diketahui jika negosisi dan transaksi dilakukan di kamar Hotel Victoria. Namun dengan siapa bernegoisasi masih didalami penyidik. Carut-Marut Rekapitulasi Suara Kaltim Rapat pleno sinkronisasi data hasil rekapitulasi pemilihan legislatif (pileg) 9 April lalu kembali digelar KPU Kaltim sejak Senin (5/5) di Aula KPU Kaltim Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Dari pantauan Kaltim Post ada tujuh kabupaten/kota yang telah melakukan sinkronisasi data Selasa (6/5) yakni Kukar, Kutim, Balikpapan, Samarinda, Bontang, Tarakan, dan Paser. Hasil dari pleno ini akan kembali dilaporkan ke KPU Pusat agar dapat segera dilakukan penetapan di tingkat nasional.Komisioner KPU Kaltim Muhammad Taufik menyebutkan seluruh kabupaten/kota di Kaltim harus dilakukan sinkronisasi data. Anggota KPU yang membidangi data itu mengatakan data yang disinkronisasi adalah jumlah daftar pemilih dengan surat suara yang dipakai. Hingga, beberapa daerah harus kembali pemeriksaan formulir DA1 (rekapitulasi kecamatan). Sinkronisasi ini dilakukan untuk mencocokan data dari tingkat terbawah seperti tempat pemungutan suara (TPS) hingga level provinsi, ungkapnya.Komisioner Bawaslu Kaltim Saipul Bachtiar yang ikut mengawasi menyebutkan sinkronisasi data KPU kabupaten/kota membuat berita acara. Sehingga, perubahan dapat dituliskan agar memperlihatkan data awal sebagai perbandingan. Tujuannya agar data memiliki dasar yang kuat, ungkapnya.Sinkronisasi bertujua, menyamakan persepsi parpol di daerah dengan saksi parpol di pusat. Informasi yang jelas dan terperinci dari saksi parpol di daerah dapat menjadi bahan telaah bagi saksi parpol di pusat pada tahapan rekapitulasi nasional. Dari pantauan Kaltim Post saat sinkronisasi data dihari kedua Selasa (6/5) beberapa daerah mengalami penundaan seperti Samarinda. Telah melakukan sinkronisasi data jumlah pemilih yang tertera di daftar pemilih khusus tambahan (DPKTB) dengan jumlah surat suara selama pemilihan di Kota Tepian. Untuk mensingkronisasikan KPU Samarinda mengumpulkan sebagian PPK untuk melakukan sinkronisasi data kembali. Tidak ada perubahan dengan perolehan suara calon legislatif (caleg) ataupun parpol, hanya daftar pemilih saja, ucap Mukhasan Ajib komisioner KPU Samarinda yang membidangi data.Selama singkronisasi, KPU Samarinda beberapa kali mengalami penundaan sejak yang mulanya dijawalkan Senin (5/5) pukul 12.00 Wita harus tertunda selasa (6/5) pukul 14.00 wita. Nah, baru pada pemaparan kedua kalinya, ternyata saksi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali mendapati adanya enam kecamatan yang belum sinkron.

ketidak sinkronan data tersebut meliputi, kecamatan Palaran, Samarinda Ulu, Samarinda Ilir, Sungai Kunjang, Sambutan dan Loa Janan Ilir. "Contohnya Sambutan, DPT sudah sinkron, namun pengguna hak pilih lebih besar. Untuk pengguna hak pilih laki-laki DPT tertulis 16.352 suara, sedangkan yang menggunakan hak suara sebanyak 17.056 suara. Harusnya sama atau lebih kecil, karena ada selisih 704" ucap Hasanuddin, saksi PPP.Selisih angka ini pun membuat presentasi KPU Samarinda harus kembali tertunda hingga pukul 20.00 Wita. Tujuannya tak lain, agar daerah lain dapat melanjutkan presentasi walau pun KPU Samarinda kembali melakukan pencermatan data. Samarinda bisa dipending, agar tidak menghabiskan waktu karena harus dilakukan pencermatan, ungkap Komisioner KPU Kaltim Rudiansyah ketika memimpin rapat.Setelah itu, giliran KPU Kutim dan Tarakan melakukan presentasi dihadapan beberapa orang saksi parpol. Pada hari pertama Senin (5/5)lalu, dari pantauan Kaltim Post untuk KPU Kutim sempat terjadi selisih data sekira 13.600 suara dari surat suara yang rusak atau salah coblos. Sehingga, hal itu dipertanyakan saksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Thamrin yang mengharuskan kutim harus ditunda. Setelah penundaan pada hari pertama, KPU Kutim kembali melakukan presentasi dan menjelaskan perbedaan tersebut dikarenakan adanya kesalahan dalam penginputan data. Angka 13.600 ternyata merupakan angka surat suara yang tidak digunakan karena rusak. Seharusnya jumlah suara yang rusak atau salah coblos yaitu 8.130 suara. Angka 13.600 suara merupakan yang tidak digunkan atau tertukar, ungkapnya.Mendengar alasan tersebut dan perbaikan data yang dilakukan KPU Kutim, saksi parpol pun bisa menerima dan menyetujui hasil sinkronisasi tersebut. Sedangkan presentasi dari KPU Tarakan terlihat lancar tanpa pertanyaan dari saksi parpol dan bisa diterima.Kembali ke KPU Samarinda yang melakukan presetasi ketiga kalinya pada pukul 20.00 Wita kembali melaporkan hasil sinkronisasinya. Komisioner KPU Samrinda bidang teknis, Mukhasan Ajib menjelaskan untuk di kelurahan Sambutan jumlah DPT laki-laki yang benar, 12.442 suara. Adanya selisih suara sebesar 4.805 merupakan data dari pemilih wanita. ini merupakan kesalahan input data dan sudah diteliti hingga ke tingkat Panitia pemilihan kecamatan (PPK), ungkapnya.Mendengar jawaban dan data lengkap dari KPU Samrinda saksi dari parpol PPP Hasanuddin pun menyetujui hasil perubahan tersebut. Sudah sesuai dengan data namun saya harap Samarinda bisa menyertakan data dari formulir DA-1 (rekapitulasi kecamatan) untuk dijadikan laporan pada saksi di pusat, ujarnya.

Samarinda Cocok-isasiSebelum disetujui, saksi dari partai Demokrat, Risa Fahrizal mempertanyakan adanya satu suara di kecamatan Palaran dari daftar pemilih khusus tambahan (DPKTB). Dijelaskannya satu suara di Palaran ada pada rekapitulasi awal, namun saat sinkronisasi, angka tersebut hilang. KPU Samarinda jangan hanya melakukan cocok-isasi atau memunculkan atau menghilangkan data tanpa penjelasan jelas, ungkapnya.Menanggapi pertanyaan tersebut komisioner KPU Samarinda yang membidangi data Dwi Haryono menjelaskan bahwa perbedaan tersebut berasal dari kesalahan catat. Untuk mencari penjelasan data tersebut KPU Samarinda meneliti hingga ke tingkat panitia pemungutan suara (PPS). setelah ditelisik ternyata kesalahan input berasal dari kelurahan Bantuas, seharusnya memang tidak ada pemilih DPKTB di daerah itu, jelasnya.Saksi tersebut pun menerima penjelasan, namun dengan catatan KPU Samarinda harus menyertakan penjelasan dengan jelas dalam berita acara perubahan data. Perubahan ini harus jelas asal muasalnya dari mana, agar saat presentasi di KPU Pusat, KPU Kaltim memiliki data yang jelas terkait adanya perubahan-perubahan data, ungkap pria yang akrab disapa Itang ini.Seperti di wartakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kembali menolak rekapitulasi suara Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 Kaltim disahkan dalam rekapitulasi nasional. Dalam presentasi KPU Kaltim di Ruang Serbaguna KPU RI, Jumat (2/5) malam, kembali ditemukan ketidaksesuaian hasil rekapitulasi dengan data dasar.Alhasil, penyampaian rekapitulasi suaraBenua Etamditunda untuk disahkan. KPU RI menginstruksikan agar dilakukan pencermatan ulang dari Db1 (rekapitulasi kabupaten/kota) dengan mengumpulkan saksi partai politik (parpol). Bahkan, jika tak sinkron, akan direkapitulasi ulang Da-1 (rekapitulasi kecamatan). Penyelenggara pemilu level provinsi diberi tenggat waktu selambat-lambatnya 5 Mei untuk kembali mempresentasikan.Sebagai informasi, penyampaian rekapitulasi suara Pileg 2014 Kaltim telah dua kali tertunda. Sedianya Kaltim mendapat giliran Selasa (29/4) lalu. Diketahui, ketika Bidang Teknis Data KPU RI melakukan pengecekan, ternyata data rekapitulasi KPU Kaltim kembali tidak sinkron dengan data dasar.Dijadwal ulang pada Kamis (1/5), Kaltim harus menerima kembali tertunda melaporkan rekapitulasi. Kali ini penyebabnya lantaran mendapat urutan kelima atau cadangan sehingga tak kebagian waktu presentasi. Setiap hari, rapat pleno terbuka berlangsung dari pukul 10.00 hingga 24.00 WIB.Nah, pada Jumat pukul 17.00 WIB atau mendapat giliran kedua, Kaltim akhirnya memaparkan hasil rekapitulasi dihadiri lengkap lima komisioner KPU Kaltim. Sementara Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kaltim dihadiri Haerul Akbar, Saipul Bachtiar, dan Tri Heriyanto. Rapat pleno terbuka sepanjang Jumat, juga mengagendakan Sulawesi Barat (Sulbar), Sulawesi Utara (Sulut), dan Lampung.Hingga berita ini dituliskan, rekapitulasi yang sudah rampung hingga (6/5)kemarin yaitu Bontang, Balikpapan, Kukar, Paser, Kutim, Tarakan dan Samarinda. KPU Kaltim masih menunggu laporan sinkronisasi tujuh kabupaten lain, yakni Penajam Paser Utara (PPU), Kubar, Tana Tidung, Malinau, Bulungan, Nunukan dan Berau yang belum tiba di KPU Kaltim. (luc*/dns*/fer)