chapter ii generator sinkron

Upload: henry-manurung

Post on 06-Apr-2018

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    1/30

    BAB II

    GENERATOR SINKRON

    2.1 Pendahuluan

    Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi

    tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga

    sebagai alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron.

    Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah

    putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari

    kecepatan putar rotor dengan kutub kutub magnet yang berputar dengan

    kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat

    dijalankan sendiri karena kutub kutub rotor tidak dapat tiba tiba mengikuti

    kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala jala.

    Generator arus bolak balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

    a. Generator arus bolak balik 1 phasab. Generator arus bolak balik 3 phasaGambar diagram kedua bentuk generator arus bolak balik tersebut dapat

    dilihat dari gambar 2.1 berikut.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    2/30

    (a) (b)

    Gambar 2.1(a) Diagram Generator AC Satu Fasa Dua Kutub

    (b) Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub

    Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah letak

    kumparan jangkar dan kumparan statornya. Pada generator DC, kumparan jangkar

    terletak pada bagian rotor dan kumparan medan terletak pada bagian stator.

    Sedangkan pada generator AC, kumparan jangkar terletak pada bagian stator dan

    kumparan medan terletak pada bagian rotor.

    2.2 Konstruksi Generator Sinkron

    Pada bagian ini akan dibahas mengenai konstruksi generator sinkron

    secara garis besar. Bagian bagian generator yang dibahas pada bagian ini antara

    lain :

    (a)Stator(b)Rotor

    2.2.1 Stator

    Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat

    untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban

    disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder

    dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak

    bergerak). Oleh karena itu, komponen ini juga disebut dengan stator. Lilitan

    armatur generator dalam wye dan titik netral dihubungkan ke tanah. Lilitan dalam

    wye dipilih karena:

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    3/30

    1. Meningkatkan daya output.

    2. Menghindari tegangan harmonik, sehingga tegangan line tetap sinusoidal

    dalam kondisi beban apapun. Dalam lilitan wye tegangan harmonik ketiga

    masing-masing fasa saling meniadakan, sedangkan dalam lilitan delta

    tegangan harmonik ditambahkan. Karena hubungan delta tertutup, sehingga

    membuat sirkulasi arus harmonik ketiga yang meningkatkan rugi-rugi (I2R).

    Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk

    laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang

    bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari bahan tinggi. Gambar 2.2 berikut

    memperlihatkan alur stator tempat kumparan jangkar.

    Gambar 2.2 Inti Stator dan Alur pada Stator

    Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga phasa, ada

    dua tipe yaitu:

    a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).Gambar 2.3 memperlihatkan belitan satu lapis karena hanya ada satu sisi

    lilitan di dalam masing - masing alur. Bila kumparan tiga phasa dimulai pada Sa,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    4/30

    Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu

    hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan phasa dipisahkan sebesar 120

    derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus ggl penuh akan dihasilkan bila

    rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus ggl penuh

    menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis

    mekdan sudut listrik lis, adalah:

    lis = mek . (2.1)

    Gambar 2.3 Belitan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Fasa

    b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).

    Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada hanya mempunyai satu lilitan

    per kutub per phasa, akibatnya masing masing kumparan hanya dua lilitan

    secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang

    berada dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing masing

    tegangan phasa akan sama untuk menghasilkan tegangan per penghantar dan

    jumlah total dari penghantar per phasa.

    Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif

    dalam penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    5/30

    melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk

    mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi

    dalam beberapa alur per kutub per phasa.

    Gambar 2.4 Belitan Berlapis Ganda Generator Sinkron Tiga Fasa

    Gambar 2.4 memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang

    secara umum banyak digunakan. Pada masing masing alur ada dua sisi lilitan dan

    masing masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari lilitan yang

    tidak terletak ke dalam alur biasanya disebut winding overhang, sehingga tidak

    ada tegangan dalam winding overhang.

    2.2.2 Rotor (Magnetic Field)

    Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian

    tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Generator sinkron memiliki

    dua tipe rotor, yaitu :

    1.) Rotor berbentuk kutub sepatu (salient pole)2.) Rotor berbentuk kutub dengan celah udara sama rata (cylindrical)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    6/30

    Perbedaan utama antara keduanya adalah salient pole rotor digerakkan

    oleh turbin hidrolik kecepatan rendah sedangkan cylindrical rotor digerakkan

    oleh turbin uap berkecepatan tinggi. Sebagian besar turbin hidraulic harus

    berputar pada kecepatan rendah (50 300 rpm). Salient pole rotordihubungkan

    langsung ke roda kincir dan frekuensi yang diinginkan 60 Hz. Jumlah kutub yang

    dibutuhkan di rotor jenis ini sangat banyak. Sehingga dibutuhkan diameter yang

    besar untuk memuat kutub yang sangat banyak tersebut. Cylindrical rotor lebih

    kecil dan efisien daripada turbin kecepatan rendah. Untuk 2 kutub, frekuensi 60

    Hz, putarannya 3600 rpm. Untuk 4 kutub, putarannya 1800 rpm. Bentuk rotor

    yang terdapat pada generator sinkron dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.

    (a) Rotor kutub menonjol (b) Rotor Silinder

    Gambar 2.5 Bentuk Rotor

    2.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron

    Jika kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit kumparan medan

    magnit yang terletak di antara kutub magnit utara dan selatan diputar oleh prime

    mover, maka pada kumparan rotor akan timbul medan magnit atau fluks yang

    bersifat bolak balik atau fluks putar. Fluks putar ini akan memotong motong

    kumparan stator sehingga pada ujung ujung kumparan stator timbul gaya gerak

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    7/30

    listrik karena pengaruh induksi dari fluks putar tersebut. Gaya gerak listrik (ggl)

    yang timbul pada kumparan stator juga bersifat bolak balik, atau berputar

    dengan kecepatan sinkron terhadap kecepatan putar rotor.

    Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron

    dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian

    elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah

    putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin

    dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:

    Dimana:

    f = frekuensi listrik (Hz)

    n = kecepatan putar rotor (rpm)

    p = jumlah kutub magnet

    P = = jumlah pasang kutub

    Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan

    magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar

    rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan

    tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada

    kecepatan tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai

    contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    8/30

    dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin

    empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.

    2.3.1 Generator Sinkron Tanpa Beban

    Dengan memutar generator sinkron diputar pada kecepatan sinkron dan

    rotor diberi arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan

    jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.

    E0 = c.n. . (2.3)

    Dimana :

    c = konstanta mesin

    n = putaran sinkron

    = fluks yang dihasilkan oleh If

    Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya

    tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan

    (If). Apabila arus medan (If) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga E0

    seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut.

    Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik

    sampai titik saturasi (jenuh) seperti diperlihatkan pada gambar 2.6 berikut.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    9/30

    (a) (b)

    Gambar 2.6 (a) Kurva Karakteristik Generator Sinkron Tanpa Beban

    (b) Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Tanpa Beban

    Persamaan umum generator adalah :

    E0 = V + Ia (Ra + jXs) .. (2.4)

    2.3.2 Generator Sinkron Berbeban

    Bila generator diberi beban yang berubah ubah maka besarnya tegangan

    terminal Vt akan berubah ubah pula. Hal ini disebabkan adanya :

    Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra)

    Jatuh tegangan karena reaktansi bocor jangkar (XL)

    Jatuh tegangan karena reaksi Jangkar

    Gambar rangkaian dan karakteristik generator sinkron berbeban diperlihatkan

    pada gambar 2.7 berikut ini.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    10/30

    Gambar 2.7 Rangkaian Generator Sinkron Berbeban

    Persamaan tegangan pada generator berbeban adalah:

    Ea = V + IaRa + j IaXs ..(2.5)

    Xs = XL + Xa ..(2.6)

    Dimana:

    Ea = tegangan induksi pada jangkar per phasa (Volt)

    V = tegangan terminal output per phasa (Volt)

    Ra = resistansi jangkar per phasa (ohm)

    Xs = reaktansi sinkron per phasa (ohm)

    XL = reaktansi bocor per phasa (ohm)

    Xa = reaktansi reaksi jangkar per phasa (ohm)

    a. Resistansi Jangkar

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    11/30

    Resistansi jangkar per phasa Ra yang dialiri oleh arus jangkar Ia

    menyebabkan terjadinya tegangan jatuh per phasa IaRa yang sefasa dengan arus

    jangkar Ia. Akan tetapi, pada praktiknya jatuh tegangan ini diabaikan karena

    sangat kecil.

    b. Reaktansi Bocor Jangkar

    Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi

    tidak memotong air-gap, melainkan mengambil jalur yang lain dan

    menghubungkan sisi sisi kumparan. Fluks fluks tersebut dinamakan fluks

    bocor (leakage fluxes). Fluks bocor tersebut bergerak dengan arus jangkar dan

    memberikan induktansi diri (self-inductance) belitan yang disebut dengan

    reaktansi bocor jangkar (XL). Oleh karena itu, fluks bocor ini akan menimbulkan

    jatuh tegangan akibat reaktansi bocor (XL) yang sama dengan IaXL. Dimana, jatuh

    tegangan ini juga dapat mengurangi tegangan terminal (V). Jadi, akan diperoleh

    persamaan :

    E = V + Ia (Ra + jXL) .... (2.7)

    V = E Ia (Ra + jXL) .... (2.8)

    Gambar 2.8 berikut akan memperlihatkan diagram phasor dari pengaruh reaktansi

    bocor jangkar (XL) terhadap tegangan terminal (V).

    Gambar 2.8 Diagram Phasor Pengaruh XL terhadap V (beban induktif)

    c. Reaksi Jangkar

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    12/30

    Seperti pada generator dc, reaksi jangkar adalah pengaruh dari fluksi

    jangkar pada fluksi medan utama. Dalam kasus alternator, faktor daya dari beban

    memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap reaksi jangkar. Gambar 2.9 berikut

    akan memperlihatkan model reaksi jangkar pada generator sinkron.

    Gambar 2.9 Model Reaksi Jangkar Generator Sinkron

    Dimana :

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    13/30

    Gambar (a) menunjukkan suatu medan magnet yang berputar menghasilkan

    tegangan induksi EA tidak timbul arus jangkar karena tidak ada

    beban yang terhubung dan EA = V

    Gambar (b) memperlihatkan ketika beban induktif (lagging) dihubungkan pada

    terminal jangkar, arus jangkar (IA) mengalir.

    Gambar (c) Arus jangkar menghasilkan medan magnet Bs yang kemudian

    menghasilkan tegangan Estat pada belitan stator.

    Gambar (d) Medan magnet stator Bs menambah BR menjadi Bnet. Tegangan Estat

    menambah EA menghasilkan V pada terminal outputnya.

    Ketika generator dihubungkan dengan beban lagging, arus puncak akan

    terjadi pada sudut di bawah tegangan puncak. Pengaruh ini ditunjukkan pada

    gambar (b). Arus yang mengalir dalam belitan stator menghasilkan medan magnet

    Bs dan arahnya ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kanan seperit

    ditunjukkan pada gambar (c). Medan magnet stator Bs menghasilkan tegangan di

    stator Estat. Dengan hadirnya dua jenis tegangan tersebut, total tegangan dalam

    satu phasa adalah penjumlahan dari tegangan induksi EA dan tegangan reaksi

    jangkar Estat. Dalam persamaan :

    V = EA + Estat ... (2.9)

    Total medan magnet Bnet adalah jumlah dari medan magnet rotor dan medan

    magnet stator, yaitu :

    Bnet = BR + Bs . (2.10)

    Karena sudut sudut EA dan BR adalah sama dan sudut Estat dan Bs juga sama,

    penjumlahan medan medan magnet Bnet akan sefasa dengan V (gambar (d)).

    Tegangan reaksi jangkar dapat diperoleh dengan persamaan :

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    14/30

    Estat = - jXIA ... (2.11)

    Sehingga tegangan terminal :

    V = EA - jXIA .. (2.12)

    Terdapat 3 kasus umum dalam reaksi jangkar antara lain :

    (i) Ketika faktor daya beban unity. Dimana, reaksi jangkar ini mengakibatkan

    distorsi.

    (ii) Ketika faktor daya beban zero lagging yang mengakibatkan pelemahan

    (demagnetising) karena fluksi utama berkurang sehingga tegangan induksi

    berkurang.

    (iii) Ketika faktor daya beban zero leading. Pada kasus ini, fluksi utama

    mengalami penambahan (magnetizing) sehingga tegangan induksi juga

    meningkat.

    Berikut ini akan diperlihatkan gambar diagram phasor pada generator

    sinkron saat faktor daya tertinggal (lagging), mendahului (leading) dan satu

    (unity).

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    15/30

    (a) Faktor DayaLagging (tertinggal)

    (c)Faktor Daya Mendahului(Leading)

    (d)Faktor Daya Unity

    Gambar 2.10 Diagram Phasor Generator Sinkron saat lagging, leading dan

    unity

    Dimana :

    E0 = Tegangan tanpa beban (no-load) yang merupakan nilai tegangan terinduksi

    maksimum pada jangkar ketika tidak ada tahanan jangkar (Ra), reaktansi

    bocor (XL) dan reaksi jangkar.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    16/30

    E = Tegangan beban terinduksi yang merupakan tegangan terinduksi setelah

    terdapat reaksi jangkar. Secara vektor, E lebih kecil daripada E0 sebesar

    IaXa.

    V = Tegangan terminal yang secara vektor lebih kecil daripada E0 sebesar IaZs

    atau lebih kecil daripada E sebesar IaZ. Dimana,

    Z = ...... (2.13)

    Zs = ..... (2.14)

    Ia = Arus jangkar per phasa

    = sudut faktor daya beban

    Maka, dari gambar dapat diperoleh :

    (i) Untuk faktor daya lagging :

    E0 =

    = . (2.15)

    (ii) Untuk faktor daya leading :

    E0 =

    = . (2.16)

    (ii) Untuk faktor daya unity :

    E0 =

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    17/30

    = . (2.17)

    2.4 Karakteristik dan Penentuan Parameter parameter Generator

    Sinkron

    2.4.1 Karakteristik dan Penentuan Parameter Tanpa Beban : E0 = E0 (If)

    Karakteristik tanpa beban (beban nol) pada generator sinkron dapat

    ditentukan dengan melakukan test beban nol (open circuit) yang memiliki langkah

    langkah sebagai berikut :

    a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n)

    b.) Tidak ada beban yang terhubung pada terminal

    c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap

    d.) Catat harga tegangan terminal (Vt) pada setiap harga arus medan (If)

    Gambar 2.11 Rangkaian Test Tanpa Beban

    Dari gambar dapat diperoleh persamaan umum generator :

    E0 = V + Ia (Ra + jXs)

    Pada hubungan generator terbuka (beban nol), Ia = 0. Maka,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    18/30

    E0 = V= cn . (2.18)

    Karena tidak ada beban yang terpasang, maka yang dihasilkan hanya f.

    Sehingga :

    E0 = cnf . (2.19)

    E0 = cnIf .. (2.20)

    Nilai cn adalah konstan sehingga persamaan menjadi :

    E0 = k1.If .. (2.21)

    Berikut diperlihatkan gambar grafik hubungan V vs If yang disebut juga

    dengan karakteristik hubung terbuka dari generator atau OCC (Open - Circuit

    Characteristic).

    Gambar 2.12 Karakteristik Hubung Terbuka (OCC)

    Dari gambar 2.12 di atas terlihat bahwa pada awalnya kurva berbentuk hampir

    benar benar linear. Hingga pada harga harga arus medan yang tinggi, bentuk

    kurva mulai terlihat saturasi. Inti besi yang tidak jenuh dalam bingkai mesin

    sinkron memiliki reluktansi beberapa ratus kali lebih rendah daripada reluktansi

    air gap. Sehingga pertama tama hampir seluruh MMF melewati celah udara dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    19/30

    peningkatan fluksi yang terjadi linear. Ketika inti besi mengalami saturasi,

    reluktansi besi meningkat secara drastis dan fluksi meningkat lebih lambat dengan

    peningkatan nilai MMF. Bentuk linear dari grafik OCC disebut karakteristik air

    gap line.

    2.4.2 Karakteristik dan Penentuan Parameter Generator Sinkron Hubung

    Singkat : Isc = Isc (If)

    Untuk menentukan karakteristik dan parameter generator sinkron yang

    dihubung singkat terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain :

    a.) Generator diputar pada kecepatan nominal

    b.) Atur arus medan (If) pada nol

    c.) Hubung singkat terminal

    d.) Ukur arus armatur (Ia) pada setiap peningkatan arus medan (If)

    Dimana, rangkaian test hubung singkat pada generator sinkron akan diperlihatkan

    pada gambar 2.13 berikut.

    Gambar 2.13 Rangkaian Test Hubung Singkat

    Dari gambar, persamaan umum generator sinkron dihubung singkat adalah :

    E = V + Ia (Ra + jXs)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    20/30

    Pada saat generator sinkron dihubung singkat, V = 0 dan Ia = Isc . Maka,

    E = Isc (Ra + jXs) . (2.22)

    cn = Isc (Ra + jXs) . (2.23)

    Karena cn dan (Ra + jXs) bernilai konstan, maka :

    cn = k1 . (2.24)

    (Ra + jXs) = k2 . (2.25)

    Sehingga persamaan menjadi :

    k1.If= Isc. k2 . (2.26)

    Isc = . (2.27)

    Pada karakteristik generator hubung singkat bentuk kurva adalah linear. Hal ini

    disebabkan oleh medan magnet yang terjadi sangat kecil sehingga inti besi tidak

    mengalami saturasi. Gambar 2.14 berikut ini akan memperlihatkan karakteristik

    hubung singkat pada generator sinkron.

    Gambar 2.14 Karakteristik Hubung Singkat (SCC)

    Ketika generator dihubung singkat, arus armatur :

    (Ia) = Isc = . (2.28)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    21/30

    Harga mutlaknya adalah :

    . (2.29)

    Gambar 2.15 berikut menunjukkan diagram phasor dan medan magnet yang

    dihasilkan pada generator yang dihubung singkat.

    (i) Diagram Phasor (ii) Medan Magnet

    Gambar 2.15 Diagram Phasor dan Medan Magnet saat Hubung Singkat

    Karena Bstat hampir meniadakan BR, medan magnet Bnet sangat kecil. Oleh karena

    itu, mesin tidak saturasi dan SCC berbentuk linear.

    Dari kedua test tersebut di atas diperoleh :

    - Ea dari test beban nol (Open Circuit)

    - Ia dari test hubung singkat (Short Circuit)

    Diperoleh impedansi sinkron : Zs = = . (2.30)

    Karena Ra

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    22/30

    Beberapa langkah untuk menentukan parameter generator sinkron

    berbeban antara lain sebagai berikut :

    a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n)

    b.) Beban (ZL) terpasang pada terminal generator sinkron

    c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap

    d.) Catat tegangan terminal (Vt) pada setiap peningkatan arus medan (If)

    Gambar 2.16 Rangkaian Generator Sinkron Berbeban

    Dari gambar 2.16 diperoleh persamaan umum generator sinkron berbeban :

    Ea = V + Ia (Ra + jXs)

    V = Ea - Ia (Ra + jXs) . (2.31)

    Pada generator berbeban, Ia = IL bernilai konstan karena beban (ZL) tetap.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    23/30

    Gambar 2.17 Karakteristik Generator Sinkron Berbeban

    2.4.4 Penentuan Tahanan Stator Generator Sinkron

    Tahanan stator generator sinkron dapat ditentukan dengan melakukan

    pengukuran secara langsung. Akan tetapi, harga Ra naik pada keadaan kerja

    karena pengaruh skin effect. Jadi, biasanya Ra yang diukur dikalikan faktor 1,6.

    Rangkaian pengukuran tahanan stator generator sinkron dapat dilihat dari gambar

    2.18 berikut.

    Gambar 2.18 Rangkaian Pengukuran Tahanan DC

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    24/30

    2.4.5 Karakteristik Luar Generator Sinkron : V = f (IL)

    Karakteristik ini akan memperlihatkan pengaruh dari perubahan arus

    beban (IL) terhadap tegangan terminal generator sinkron (V). Dalam penentuan

    karakteristik luar generator sinkron, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah

    sebagai berikut :

    a.) Kecepatan putar generator sinkron (n) tetap

    b.) Arus medan (If) konstan

    c.) Faktor daya (cos) tetap

    Dari gambar rangkaian generator sinkron berbeban yang telah

    diperlihatkan pada gambar 2.16 sebelumnya, diperoleh persamaan :

    Ea = V + Ia (Ra + jXs)

    Sehingga persamaan tegangan terminal V generator sinkron dalam keadaan

    berbeban :

    V = Ea - Ia (Ra + jXs) . (2.32)

    Dalam hal ini, arus yang mengalir pada stator sama dengan arus yang mengalir

    pada beban atau:

    Ia = IL

    Maka :

    V = Ea IL (Ra + jXs) . (2.33)

    V= cn ILZs . (2.34)

    V = cnIf ILZs . (2.35)

    Karena c, n dan Ifkonstan :

    V = k1 ILZs . (2.36)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    25/30

    Nilai Zs tetap, sehingga :

    V = k1 ILk2 . (2.37)

    Jika arus beban (IL) = 0 (beban nol), maka :

    V = k1

    Jika tegangan terminal (V) = 0 (hubung singkat), maka :

    If = . (2.38)

    Berikut ini merupakan gambar karakteristik luar generator sinkron dengan beban

    induktif pada berbagai harga cos.

    Gambar 2.19 Karakteristik Luar Generator Beban Induktif

    2.4.6 Karakteristik Pengaturan Generator Sinkron : If= f (IL)

    Karakteristik ini menunjukkan hubungan antara perubahan arus beban (IL)

    dengan terhadap arus medan (If) generator sinkron. Dimana, dalam karakteristik

    ini perlu diperhatikan hal hal berikut :

    a.) Tegangan terminal V dijaga konstan

    b.) putaran tetap

    c.) Faktor daya (cos) tetap

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    26/30

    Persamaan untuk generator berbeban (gambar 2.16) :

    Ea = V + Ia (Ra + jXs)

    Pada generator berbeban :

    IL = Ia

    Sehingga :

    Ea = V + IL(Ra + jXs) . (2.39)

    cn = V + ILZs

    cnIf = V + ILZs

    If = . (2.40)

    Karena nilai c, n, V, dan Zs konstan, maka :

    cn = k1

    V = k2

    Zs = k3

    Sehingga diperoleh :

    If = . (2.41)

    Jika,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    27/30

    Maka,

    If = . (2.42)

    Gambar 2.20 berikut menunjukkan karakteristik pengaturan generator

    sinkron untuk faktor daya cos induktif (lagging), kapasitif (leading) dan unity.

    Gambar 2.20 Karakteristik Pengaturan Generator

    2.4.7 Karakteristik Faktor Daya Nol dan Segitiga Potier

    Karakteristik ZPFC dari sebuah alternator adalah penggambaran hubungan

    antara tegangan terminal jangkar dan arus medannya untuk nilai nilai arus

    jangkar dan kecepatan yang konstan. ZPFC dalam hubungannya dengan OCC

    adalah sangat penting untuk menentukan reaktansi bocor jangkar XL dan arus

    reaksi jangkar Fa. Untuk sebuah alternator, ZPFC ditentukan sebagai berikut :

    a.) Mesin sinkron diputar pada kecepatan nominal olehprime mover

    b.) Beban induktif murni dihubungkan pada terminal jangkar dan arus medan

    dinaikkan sampai arus jangkar beban penuh mengalir.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    28/30

    c.) Beban divariasikan secara bertahap dan arus medan dalam setiap tahapnya

    diatur untuk menjaga arus jangkar beban penuh. Gambar dari tegangan

    terminal jangkar dan arus medan yang dicatat pada setiap tahapan

    memberikan karakteristik faktor daya nol (ZPFC) pada arus jangkar beban

    penuh.

    Gambar 2.21 (a) Diagram Phasor alternator rotor silinder pada ZPFover-

    excited

    (b) OCC, ZPFC dan segitiga potier

    Dari gambar dapat dilihat bahwa tegangan terminal Vt dan tegangan celah udara

    (air-gap) Er hampir sefasa dan dapat diperlihatkan lewat persamaan aljabar :

    Vt = Er IaXL . (2.43)

    Total arus rotor (Fr) dan arus medan (Ff) juga hampir sefasa dan dihubungkan

    melalui persamaan sederhana :

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    29/30

    Ff= Fr + Fa . (2.44)

    Anggap bahwa OCC memberikan hubungan yang tepat antara tegangan air-gap Er

    dan total mmf Fr dalam keadaan berbeban. Juga anggap bahwa reaktansi bocor

    jangkar adalah konstan.

    Kurva OCC dan ZPFC diperlihatkan dalam gambar 2.22(b). Untuk eksitasi medan

    Ffatau arus medan Ifadalah OP dan tegangan hubungan terbuka adalah PK.

    Dengan eksitasi medan dan kecepatan yang dijaga konstan, terminal

    jangkar terhubung dengan beban induktif murni yang dialiri oleh arus jangkar

    beban penuh. Suatu pengujian dari gambar (a) dan (b) menunjukkan bahwa dalam

    keadaan berbeban faktor daya nol, total eksitasi Fr adalah OF yang bernilai lebih

    kecil daripada OP (Ff) sebesar Fa. Sesuai dengan resultan OF, tegangan air-gap Er

    adalah FC dan jika CB = IaXL diambil dari Er = FC, tegangan terminal FB = PA

    = Vt dapat ditentukan. Karena ZPFC adalah gambar hubungan antara tegangan

    terminal dan arus medan If atau Ff yang tidak berubah dari nilai tanpa bebannya

    OP, titik A terdapat pada ZPFC. Segitiga ABC disebut segitiga potier. Dimana,

    CB = IaXL dan BA = Fa. Dari segitiga potier, reaktansi bocor jangkar XL dan arus

    jangkar dapat ditentukan.

    Jika tahanan jangkar dianggap nol dan arus jangkar dijaga konstan, maka

    ukuran segitiga potier konstan dan dapat diletakkan paralel terhadap dirinya

    sendiri dnegan sudut C tetap pada OCC dan sudut A pada ZPFC. Oleh karena itu,

    ZPFC memiliki bentuk yang sama dengan OCC dan diletakkan secara vertikal

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/3/2019 Chapter II Generator Sinkron

    30/30

    sebesar IaXL dan secara horizontal ke kanan sebesar reaksi jangkar Fa atau arus

    medan If.