berbeda pendapat dalam islam

14
IBNU AZIZ FATHONI

Upload: muhammad-hidayat

Post on 12-Jul-2015

193 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berbeda pendapat dalam islam

IBNU AZIZ FATHONI

Page 2: Berbeda pendapat dalam islam

-

"Janganlah seseorang shalat Ashar kecuali di (perkampungan) Bani Quraizhah."

[Muttafaqun 'alaih]

Page 3: Berbeda pendapat dalam islam

• Islam itu satu, Allah itu esa, Nabi satu yaitu Muhammad SAW dan sebagai Nabi terakhir, dan Qur'an pun satu, lantas mengapa harus ada banyak perbedaan pendapat?.

• Semestinya jika mau kembali kepada Al-Qur'an dan Hadis niscaya tidak akan ada lagi perbedaan pendapat itu!

• Muncul sikap curiga dan pesimis …

• Jangan-jangan berbeda pendapat karena ada "pesanan" atau malah "tekanan“ …

• Islam tidak kompak … dll

Page 4: Berbeda pendapat dalam islam

• Perbedaan dalam memahami al-Qur'an.

• Berbeda dalam memahami dan memandang kedudukan suatu hadis.

• Perbedaan dalam metode ijtihad

Page 5: Berbeda pendapat dalam islam

• Ada sebagian lafaz al-Qur'an yang mengandung lebih dari satu arti (musytarak).

… • Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu)

tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya…

• Sebagian sahabat (Ibnu Mas'ud dan Umar) memandang bahwa manakala perempuan itu sudah mandi dari haidnya yg ketiga, maka baru selesai iddahnya. Zaid bin Tsabit, sahabat nabi yg lain, memandang bahwa dengan datangnya masa haid yang ketiga perempuan itu selesai haidnya (meskipun belum mandi).

Page 6: Berbeda pendapat dalam islam

• Susunan ayat Al-Qur'an membuka peluang terjadinya perbedaan pendapat Huruf "fa", "waw", "aw", "illa", "hatta" dan lainnya mengandung banyak fungsi tergantung konteksnya.

.

• Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka ber`azam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

• Sebagian memandang huruf "FA" itu berfungsi "li tartib dzikri" (susunan dalam tutur kata). Sebagian lagi berpendapat bahwa huruf "FA" dalam ayat di atas berfungsi "li tartib haqiqi" (susunan menurut kenyataan). Walhasil kelompok pertama berpendapat bahwa suami setelah 'ila (melakukan sumpah untuk tidak campur dengan isteri), harus campur dengan isteri sebelum empat bulan, kalau sudah lewat empat bulan maka jatuh talak. Kelompok kedua berpendapat bahwa tuntutan supaya campur dengan isteri (untuk menghindari jatuhnya talaq) itu setelah lewat empat bulan.

Page 7: Berbeda pendapat dalam islam

• Perbedaan memandang lafaz 'am - khas, mujmal-mubayyan, mutlak-muqayyad, dan nasikh-mansukh.

• Dalam hal lafaz ‘am & khas misalnya (belum persoalan mujmal-mubayyan, mutlak-muqayyad, nasikh-mansukh), para ulama berbeda memandang hal tsb dengan beberapa pendekatan sbb:

– lafaz umum dan memang maksudnya untuk umum, atau

– lafaz umum tetapi maksudnya untuk khusus; dan

– lafaz khusus dan memang maksudnya khusus; atau

– lafaz khusus tetapi maksudnya umum.

•…

• Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka…

• kata "amwal" (harta) akan tetapi tidak semua harta terkena kewajiban zakat (makna umum harta telah dikhususkan kedalam beberapa jenis harta saja)

Page 8: Berbeda pendapat dalam islam

• Perbedaan dalam memahami lafaz perintah dan larangan.

• Ketika ada suatu lafaz berbentuk "amr" (perintah) para ulama mengambil tiga kemungkinan:– al-aslu fil amri lil wujub (dasar "perintah" itu adalah wajib untuk

dilakukan)

– al-aslu fil amri li an-nadab (dasar "perintah" itu adalah sunnah untuk dilakukan)

– al-aslu fil amri lil ibahah (dasar "perintah" itu adalah mubah untuk dilakukan)

• Contohnya lafaz "kulluu wasyrabuu" (makan dan minumlah) menggunakan bentuk perintah, tetapi yang dimaksud adalah mubah.

• Contoh lain pada lafaz "fankihuu maa thaba lakum minn nisa'" (nikahilah wanita-wanita yg kamu sukai) juga menggunakan bentuk perintah. Nah, para ulama ada yg memandang bahwa itu adalah wajib (mazhab Zhahiri), dan ada yg memandang sunnah (jumhur ulama).

Page 9: Berbeda pendapat dalam islam

• KEDUDUKAN HADIS

• Para ulama sepakat bahwa hadis mutawatir itu merupakan hadis yang paling tinggi kedudukannya. Hadis mutawatir adalah hadis shahih yang diriwayatkan oleh orang banyak yang tidak mungkin berbohong.

• Masalahnya, para ulama berbeda dalam memahami "orang banyak" itu. Sebagian berpendapat jumlah "orang banyak" itu adalah dua orang, sebagian lagi mengatakan cukup empat orang, yang lain mengatakan lima orang. Pendapat lain mengatakan sepuluh orang. Ada pula yang mengatakan tujuh puluh orang (M. Taqiy al-Hakim, "Usul al-'Ammah li al-Fiqh al-Muqarin, h. 195).

• Begitu pula halnya dalam memandang kedudukan hadis shahih, ulama berbeda dalam menentukan kriteria Adil.

• Juga jika ditemukan dua hadis yang `bertentangan`, atau seolah bertentangan dengan Al Quran, maka ulama juga berbeda mensikapinya.

Page 10: Berbeda pendapat dalam islam

• MAKNA SUATU HADIS• Hadis Nabi mengatakan, "La nikaha illa biwaliyyin" (tidak nikah

melainkan dengan wali). • Mazhab Hanafi memandang bahwa huruf "la" dalam hadis diatas

itu bukan berarti tidak sah nikahnya namun tidak sempurna nikahnya. Mereka berpandangan bahwa sesuatu perkara yang ditiadakan oleh syara' dengan perantaraan "la nafiyah", haruslah dipandang bahwa yang ditiadakannya itu adalah sempurnanya; bukan sahnya. Sedangkan mazhab Syafi'i berpendapat adanya huruf "la nafiyah" itu menunjukkan tidak sahnya nikah tanpa wali.

• Hal lain lagi : jika suatu perawi meriwayatkan suatu hadis, namun ia sendiri tidak mengamalkan apa yang diriwayatkannya, apakah hadis itu menjadi tidak shahih ataukah hanya perawinya sendiri yang harus disalahkan. Sebagian ulama memandang bahwa hadis itu langsung cacat, sedangkan sebagian lagi memandang bahwa hadisnya tetap shahih hanya perawinya saja yang bersalah karena tidak mengamalkan hadis yang dia riwayatkan sendiri.

Page 11: Berbeda pendapat dalam islam

PENDAPATSAHABAT

Textual nash secara ketat

(Abi Thalib & Bilal)

Pendekatan rasio & pemahaman luas nash(Umar & Ibnu Mas'ud)

TEMPAT TINGGAL

di Madinah (Banyak Sahabat)

Imam Malik bin Anas

Kufah (Sedikit Sahabat)

Imam Abu Hanifah

ALUL HADIS ALUL RO’YI

Page 12: Berbeda pendapat dalam islam

1.Berpegang pada dalalatulQur'an

Menolak mafhummukhalafah

Lafz umum itu statusnyaQat'i selama belumditakshiskan

Qiraat Syazzah (bacaanQur'an yang tidakmutawatir) dapat dijadikandalil

2.Berpegang pada hadis Nabi

Hanya menerima hadismutawatir dan masyhur(menolak hadis ahadkecuali diriwayatkan olehahli fiqh))

Tidak hanya berpegangpada sanad hadis, tetapijuga melihat matan-nya

3.Berpegang pada qaulusshahabi (ucapan atau fatwa sahabat)

4.Berpegang pada Qiyas

mendahulukan Qiyas darihadis ahad

5.Berpegang pada istihsan

1.Nash (Kitabullah danSunnah yang mutawatir) zhahir Nash menerima mafhum

mukhalafah2.Berpegang pada amal

perbuatan pendudukMadinah

3.Berpegang pada Hadisahad (jadi, beliaumendahulukan amalpenduduk Madinahdaripada hadis ahad)

4.Qaulus shahabi5.Qiyas6.Istihsan7.Mashalih al-Mursalah

1.Qur'an dan Sunnah (artinya, beliau menaruh kedudukanQur'an dan Sunnah secarasejajar, karena baginyaSunnah itu merupakanwahyu ghairu matluw). Inilahsalah satu alasan yang membuat Syafi'i digelari"Nashirus Sunnah". Konsekuensinya, menurutSyafi'i, hukum dalam tekshadis boleh jadi menasakhhukum dalam teks Al-Qur'an dalam kasus tertentu)

2.Ijma'3.Hadis ahad (jadi, Imam Syafi'i

lebih mendahulukan ijma' daripada hadis ahad)

4.Qiyas (berbeda dg Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'imendahulukan hadis ahaddaripada Qiyas)

5.Beliau tidak menggunakanfatwa sahabat, istihsan danamal penduduk Madinahsebagai dasar ijtihadnya

1.An-Nushush (yaitu Qur'an dan hadis. Artinya, beliaumengikuti Imam Syafi'i yang tidak menaruh Hadisdibawah al-Qur'an)• menolak ijma' yang

berlawanan dengan hadisAhad (kebalikan dari Imam Syafi'i)

• menolak Qiyas yang berlawanan dengan hadisahad (kebalikan dari Imam Abu Hanifah)

2.Berpegang pada Qaulusshahabi (fatwa sahabat)

3.Ijma'4.Qiyas

[email protected]

Page 13: Berbeda pendapat dalam islam

• Imam Asy-Syafi’i berkata: “Perbedaan pendapat adadua macam: Ada yang diharamkan dan ada yangtidak, yang diharamkan adalah segala hal telah AllahSWT berikan hujjah-NYA baik dalam kitab-kitab-NYAatau melalui lisan nabi-NYA secara jelas dan tegasmaka hal ini tidak boleh berbeda pendapat bagi yangmengetahuinya. Maka Allah melarang perbedaanpendapat pada masalah yang telah dijelaskan secarategas dalam nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah.”(Ar-Risalah lisy Syafi’i, hal-560)

• Jaga selalu keikhlasan hati, berprasangka baik, jauhiperdebatan sengit dan berdialoglah denganagumentatif dan santun.

Page 14: Berbeda pendapat dalam islam

Wassalam

[email protected] 728 227 516