bep (12685)

3
Rr. Fidyah Oktavia Sari 12685 Analisis Break Event Point (BEP) Break Event Point (BEP) diilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi atau besarnya volume produksi sebuah usaha perikanan untuk mencapai titik tidak untung maupun tidak rugi (impas). Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi. Selain itu, BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. Untuk menentukan BEP, ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu biaya atau modal (baik untuk modal tetap atau variabel), harga jual dan tingkat produksi (Rahardi dkk, 1993). BEP dapat dibedakan menjadi dua yaitu BEP produksi dan BEP harga. BEP produksi merupakan total biaya dibagi dengan hasil penjualan, sedangkan BEP harga merupakan total biaya dibagi dengan total produksi. Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar daripada jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini. Sementara BEP harga harus lebih rendah dari harga yang berlaku saat ini (Effendi dan Oktariza, 2006). Salah satu contohnya yaitu BEP produksi dan BEP harga untuk budidaya rumput laut adalah sebagai berikut :

Upload: fidyah-oktavia-sari

Post on 09-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BEP

TRANSCRIPT

Rr. Fidyah Oktavia Sari12685

Analisis Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) diilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi atau besarnya volume produksi sebuah usaha perikanan untuk mencapai titik tidak untung maupun tidak rugi (impas). Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi. Selain itu, BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. Untuk menentukan BEP, ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu biaya atau modal (baik untuk modal tetap atau variabel), harga jual dan tingkat produksi (Rahardi dkk, 1993).BEP dapat dibedakan menjadi dua yaitu BEP produksi dan BEP harga. BEP produksi merupakan total biaya dibagi dengan hasil penjualan, sedangkan BEP harga merupakan total biaya dibagi dengan total produksi. Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar daripada jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini. Sementara BEP harga harus lebih rendah dari harga yang berlaku saat ini (Effendi dan Oktariza, 2006).Salah satu contohnya yaitu BEP produksi dan BEP harga untuk budidaya rumput laut adalah sebagai berikut :Rincian perhitungan penerimaan usaha Budi daya Rumput lautPenerimaan1x Produksi1 tahun

Produksi (Kg)4.05016.200

Harga jual (Rp/Kg)6.0006.000

Jumlah (Rp)24.300.00097.200.000

BEP Produksi = = = 2085 kgHal ini menunjukkan bahwa titik impas atau kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak memperoleh kerugian akan dicapai pada saat hasil pemanenan mencapai 2085 kg.

BEP Harga == = Rp 772,3Dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa pembudidaya akan memperoleh titik impas pada saat harga jual rumput laut sebesar Rp. 772,3/kg.

Sumber:Effendi, R. dan Oktariza, W. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.Rahardi, F., I. Satyawibawa dan R. N. Setyowati, 1993. Agribisnis Peternakan. Penerbit PenebarSwadaya. Jakarta.