bentuk lahan asal proses marine
DESCRIPTION
belajar ya nakTRANSCRIPT
Bentuk lahan Asal Proses Marine
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas gerakan air laut, baik pada tebing curam, pantai berpasir, pantai berkarang maupun pantai berlumpur. Aktivitas marine sering dipengaruhi aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai fluvio – marine. Proses marine mempunyai pengaruh yang sangat aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai.
Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh:
1. Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
2. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah sekitar pantai tersebut.3. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang, dan arus laut.
4. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme, diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan organisme yang ada di laut.
PEMBAHASAN
A. BENTUK LAHAN ASAL PROSES MARINE
1. Pengertian Bentuk Lahan Asal Proses Marine
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas/ gerakan air laut, baik pada
tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai berlumpur. Gerakan tersebut
meliputi :
Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga
interval naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat
mengerosi pantai apalagi kalu bersama – sama dengan gelombang / ombak.
Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.
Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai. (abrasi).
Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah
pantai juga dipengaruhi oleh:
☻ Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.
☻ Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah
sekitar pantai tersebut.
☻ Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan
oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang,
dan arus laut.
☻ Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan
bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme,
diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.
☻ Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan
organisme yang ada di laut.
Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai tempat
wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah. Apabila
masyarakat mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan, maka akan
muncul pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati
keindahannya meskipun sudah mengalami perubahan.
2. Pengertian Daerah Pantai
Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat dibedakan
menjadi beberapa pengertian, yaitu:
Pantai (Shore)
Shore adalah daerah peralihan antara permukaan air tertinggi dan terendah. Shore
line (garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas
antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa dicapai.
Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan permukaan air. Garis
batas ini selalu berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut. Garis pantai tertinggi
terjadi pada saat terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai terendah
terjadi pada saat terjadi pasang surut serendah-rendahnya.
Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang terletak di antara garis
pasang naik tertinggi dengan garis pasang surut terendah.
Pantai Belakang (Backshore)
Backshore adalah bagian dari pantai yang terletak di antara pantai depan (foreshore)
dengan garis batas laut tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila
terjadi gelombang pasang yang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering apabila
tidak terjadi gelombang pasang yang intensitasnya besar. Bentang alam seperti ini
biasanya terdapat pada daerah pantai yang terjal, misalnya di pantai selatan Pulau Jawa.
5. Pesisir (Coast) dan Garis Pesisir (Coastline)
Coast adalah daerah pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke daratan.
Sedangkan coastline adalah garis batas laut yang tetap dari pesisir. Daerah pesisir ini
mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas yang tidak begitu besar pada
daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan daerah pantai terjal.
6. Endapan Pantai (Beaches)
Beaches merupakan endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut
tempat terjadinya, beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Endapan bawah pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan
yang terdapat di bagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari
kegiatan gelombang dan arus litoral.
b. Endapan atas pantai depan (upper foresher beach), merupakan jenis endapan
pantai yang terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk
karena hasil kegiatan gelombang.
c. Endapan pantai belakang (backshore beach), merupakan jenis endapan pantai
yang terdapat pada pantai belakang yang sempit. Endapan pantai ini merupakan
gabungan dari hasil kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang
naik setinggi-tingginya, angin, serta aliran sungai yang membawa material batuan ke
pantai belakang tersebut.
1. Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan.
Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan
gelombang dan arus laut.
Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)
Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air
mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman.
Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air
yang sekarang. Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak
dapat dilihat dari keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode
glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang
sangat besar. Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman
daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami
pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air
laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam
dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang
berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai
tersebut antara lain:
a. Lembah sungai yang tenggelam
Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan
pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang
disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.
b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam
Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords
atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian
pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat,
lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini terbentuk
apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak
terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami
pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan
sebagainya.
d. Bentuk pengendapan sungai
Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
(1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah
laut;
(2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi
setelah sungai mengalami banjir;
(3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di
daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta
sungainya tidak bercabang-cabang.
e. Bentuk pengendapan glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
f. Bentuk permukaan hasil diastrofisme
Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault
line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks.
Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben
akan langsung menjadi pantai.
g. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api
Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang
menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan
aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar.
2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)
Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan
permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang
terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:
a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches),
pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).
b. Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di
mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air
c. Terdapatnya gisik (beaches)
Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena
adanya pengangkatan dasar laut.
d. Terdapatnya laut terbuka
Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)
Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan
bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar.
Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis
pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)
Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai
yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk
pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).
4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam
suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan
sebagainya.
Daerah pesisir pantai merupakan daerah pantai dan sekitarnya yang masih terkena
aktivitas marine. Johson (dalam Lobeck, 1939) mengenalkan 4 kelas yaitu :
Klasifikasi pantai menurut Johnson (1919 Vide Thornbury, 1964), berdasarkan genesa
dibagi menjadi 4 macam pantai yaitu:
a. Pantai tenggelam (submergence coast), pantai tenggelam (submergence coast) ini
terjadi karena tenggelamnya daratan atau naiknya muka air laut.
Cirri-ciri pantai tenggelam:
- Di muka pantai ada pulau
- Garis pantai tidak teratur
- Teluk dalam
- Lembah-lembah turun
Contoh : Pantai Ria (terjadi akibat erosi fluvial)
Pantai Fjord (terjadi akibat glasiasi)
b. Pantai naik (emergence coast), pantai ini terjadi akibat majunya garis pantai atau
turunnya muka air laut.
Ciri-ciri pantai naik:
- Di muka pantai terbentuk undak-undak pantai dan gosong pasir atau tanggul-
tanggul.
- Garis pantai relatif lurus
- Relief relatif rendah
c. Pantai netral, adalah pantai yang tidak mengalami penenggelaman atau
penurunan.
Ciri-ciri pantai netral:
- Garis pantai relatif lurus
- Pantai landai, ombak tidak besar
- Kadang-kadang terbentuk delta, bila suplai material melimpah
Contoh: Pantai delta
Pantai volkanik
Pantai terumbu koral
Pantai campuran (compound)
Ciri-ciri pantai campuran:
- Pantai menunjukan undak pantai
- Lembah tenggelam, akibat turun dan naiknya muka air laut.
4. Bentukan Lahan Asal Proses Marine
Pantai Cliff sering disebut dengan pantai yang menggantung. Terjadi karena proses erosi
oleh ombak air laut atau abrasi. Ombak yang terbentuk karena hembusan angin
menyebabkan air laut beriak dalam ukuran besar dan bergulung-gulung menuju tepi
pantai yang berbatasan langsung dengan pantai yang curam. Ombak ini menghantam
pantai yang curam setiap saat dan membuat pantai tersebut hancur sedikit demi sedikit
hingga membentuk kenampakan seperti gambar di atas.
Pantai Compound
Pantai ini terjadi akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami perubahan
relatif muka air laut (naik dan turun). Pantai ini juga disebut sebagai pantai majemuk.
Berdasarkan morfologinya daerah pesisir pantai dapat dikelompokkan menjadi sebagai
berikut :
Pantai bertebing terjal (cliff)
Pantai bertebing terjal merupakan bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang
paling banyak terdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda satu dengan yang lainnya,
karena dipengaruhioleh struktur batuan, dan jenis batuan serta sifat batuan. Cliff pada
batuan beku akan lain dengan cliff pada batuan sedimen. Pelapisan batuan sedimen
misalnya akan berbeda dengan pelapisan yang miring dan pelapisan mendatar. Sebatas
daerah di atas ombak, umumnya tertutup olehvegatasi, sedangkan bagian
bawahnya umumnya berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut Dan gelombang
mengikis bagian tebing, sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti:
a. Tebing (cliff )
b. Tebing bergantung (notch)
c. Rataan gelombang pasang surut
Pantai bergisik
Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat
endapan material hasil abrasi. Material ini dapat berupamaterial halus dan juga bisa
berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff,
tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang landai.Pada pantai yang landai
material gisik ini kebanyakan berupa pasir ,dan sebagaian kecil berupa meterial dengan
butiran kerikil sampai yang lebih besar. Pada umumnya material pasir suatu gisik pantai
berasal dari daerah pedalaman yang di bawah air sungai kelaut,kemudian diendapkan
oleh arus laut sepanjang pantai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar Muara sungai
Pantai berawa payau
Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi(accretion). Proses
sedimentasi merupakan penyebab bertambahnyamajunya pantai ke arah laut. Material
penyusun umumnya berbutir halusdan medan ini berkembang pada lokasi yang
gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif dangkal.
Karena airnya payau, maka daerah ini kemungkinan untuk pengembangannya sangat
terbatas. Rawa payau ini pada umumnya ditumbuhioleh tumbuhan rawa payau seperti
bakau, nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau. Tumbuhan
bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagai penghalang
pengikisan di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh karena itu pantai
mengalami akresi. Peranan bakau di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti
jelas jika bakaunya hilang/mati, ditebang habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya
yaitu pantai mengalami erosi
Pantai berterumbu karang.
Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karangdan jasad renik
lainnya.
Proses ini terjadi pada areal-areal yang cukup luas.
5. Topografi Pantai
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan kekuatan gelombang,
kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi batuannya, kedalaman
airnya, serta lamanya proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang curam, maka sebagian besar
air akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng kliff tersebut dan naik dari
permukaan air yang dangkal.
1. Kekuatan Gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab pengikisan
gelombang secara langsung. Bekas-bekas pengikisan gelombang tersebut menyebabkan
semakin besarnya kekuatan gelombang.
2. Kenampakan Hasil Kerja Gelombang
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat menyebabkan
pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu sisi menebabkan
kerusakan pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan berkembang atau
terbentuknya garis pantai.
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur batuan yang menyusun
pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah tererosi akan lebih cepat terkikis bila
dibandingkan dengan batuan yang resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada
pantai yang berusia tua.
b. Pantai curam (kliff) dan teras-teras pantai
Apabila dinding pantai kliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi
dihantam gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak hancur sekaligus.
Sebagian material batuan akan menumpuk di bagian bawah dan dapat mempengaruhi
kerja dari gelombang. Apabila tumpukan material tersebut mengalami pengikisan, maka
tanah pantai kliff tersebut akan mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga
terbentuk teras-teras gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri tergantung pada
faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya, maka teras-
teras gelombangnya akan bertambah lebar.
3. Kenampakan Hasil Pengendapan Gelombang
Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada beberapa macam, yaitu:
a. Gisik (beach)
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi
di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. Kadang-kadang gisik
ini terlihat seperti jembatan yang bertingkat-tingkat turun ke arah laut. Material pada
gisik ini terdiri dari kerikil yang bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel), dan pasir.
b. Penampang gisik yang seimbang
Apabila dalam perkembangannya pantai yang tenggelam mencapai tingkatan gisik yang
lebar dan memencarpada pantai depan, maka akan terjadi keseimbangan antara tenaga
erosi dan pengangkutan yang berasal dari gelombang dari proses pengendapan arus
bawah serta arus pantai yang lain. Apabila proses penyeimbangan ini terjadi, maka
lereng akan terlihat bertingkat-tingkat sesuai dengan arah arus ke laut. Inilah
penampang melintang pantai yang mengalami keseimbangan. Jenis pantai ini biasanya
berbentuk cembung ke atas dan bertingkat-tingkat ke arah daratan.
c. Gisik puncak (cusped beaches)
Gisik puncak ini terbentuk akibat kegiatan gelombang. Pada sisi yang mengarah ke laut
dari beberapa gisik terdapat endapan pasir, kerikil, atau batu-batu besar yang seragam.
Di bagian bawah terdapat semacam bukit kecil yang merupakan puncak gisik yang
berbentuk agak cembung.
d. Gosong pasir (offshore bars) atau penghalang (barrier)
Apabila dataran hasil kegiatan gelombang terbentuk cukup luas dan di daerah ini terjadi
proses sedimentasi yang juga luas, maka gelombang badai yang cukup besar mampu
memecah daratan dan akan membentuk semacam jembatan yang arahnya sejajar
dengan garis pantainya. Endapan yang terlihat seperti jembatan ini disebut penghalang
(barrier), ambang (bar), atau gosong pasir (offshore bars).
6. Proses Terbentuknya Pantai
Tenaga yang mempengaruhi proses pembentukan pantai, baik secara langsung maupun
tidak langsung ada beberapa macam, yaitu gelombang laut, arus litoral, pasang naik dan
pasang surut, tenaga es, dan kegiatan organisme laut.
Gelombang Air Laut
Gelombang dapat terjadi dengan beberapa cara, misalnya longsoran tanah laut, batu
yang jatuh dari pantai curam, perahu atau kapal yang sedang lewat, gempa bumi di
dasar laut, dan lain sebagainya. Diantaranya adalah gelombang yang disebabkan oleh
angin. Angin akan berhembus dengan kencang apabila terjadi ketidakseimbangan
tekanan udara. Karena tekanan yang tidak sama di permukaan air itulah yang
menyebabkan permukaan air berombak. Adanya gelombang ini sangat penting dalam
perkembangan garis pantai.
Arus Litoral
Selain gelombang air laut, arus litoral juga merupakan tenaga air yang sangat penting
pengaruhnya dalam pembentuka garis pantai. Pengaruh arus litoral terhadap
perkembangan garis pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tekanan atau
kekuatan angin, kekuatan gelombang laut, kedalaman air, dan bentuk pantainya.
Apabila bentuk pantainya landai dan proses pengendapannya cukup besar, maka arus
litoral mempunyai pengaruh yang sangat penting sebagai tenaga pengangkut. Pada
daerah pantai yang tersusun dari batuan yang tidak kompak, proses erosi akan bekerja
sangat intensif. Jika hasil pengendapan terangkut dari permukaan air yang dangkal
menuju permukaan air yang lebih dalam, maka arus litoral merupakan tenaga yang
sangat efektif dalam proses pengendapan di pantai.
Pasang Naik dan Pasang Surut
Pengaruh pasang-surut yang terpenting terhadap pembentukan pantai adalah naik-
turunnya permukaan air laut dan kekuatan gelombangnya. Apabila gelombang besar
terjadi pada saat pasang naik akan merupakan tenaga perusak yang sangat hebat di
pantai. Arus air yang ditimbulkan oleh pasang naik dan pasang surut akan bergerak
melalui permukaan terbuka dan sempit serta merupakan tenaga pengangkut endapan
daratan yang sangat intensif.
Tenaga Es
Pengaruh tenaga es yang terpenting yaitu adanya pengkerutan es dan pemecahan atau
pencairan es. Air yang berasal dari bawah akan naik dan mengisi celah-celah dan
akhirnya akan membeku. Apabila terjadi perubahan iklim, maka es akan mencair
sehingga permukaan airnya akan bertambah besar.
Organisme
Jenis binatang laut yang sangat penting dalam proses pembentukan garis pantai beserta
perubahannya salah satunya yaitu binatang karang. Binatang karang yang paling banyak
membentuk batuan karang ialah golongan polyps. Polyps merupakan jenis binatang
karang yang sangat kecil yang hidup dengan subur pada air laut yang memiliki
kedalaman antara 35-45 meter.
Jenis makhluk hidup lain yang berpengaruh pada perkembangan pantai ialah tumbuh-
tumbuhan ganggang (algae). Ganggang merupakan jenis mikro flora yang dapat
membantu pengendapan dari larutan yang mengandung kalsium karbonat menjadi
endapan kapur.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/38301287/GEOMORFOLOGI
http://www.scribd.com/doc/77979553/Morfologi-Pantai
http://www.scribd.com/doc/77502101/Geomorfologi-Pantai
Modul mata kuliah Geomorfologi dasar Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan