bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang...

243
BENTUK-BENTUK REPRESENTASI BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN OLEH GURU FISIKA PADA DUA SMA DI YOGYAKARTA SERTA PENGETAHUAN GURU YANG DIDUGA MENDASARINYA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidkan Fisika Oleh: Nama : Supraptiningsih NIM : 051424009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BENTUK-BENTUK REPRESENTASI BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN

    OLEH GURU FISIKA PADA DUA SMA DI YOGYAKARTA SERTA

    PENGETAHUAN GURU YANG DIDUGA MENDASARINYA

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidkan Fisika

    Oleh:

    Nama : Supraptiningsih

    NIM : 051424009

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2010

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    Thanks To : My Saviour, Jesus Christ…

    Jangan tunda

    sampai besok, apa

    yang bisa dikerjakan hari ini

    Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

    Bapak & ibuku serta seluruh keluarga besarku

    Ms. Theo

    Bp. Sarkim

    Almamaterku

    Teman-teman P.Fis’05

    Orang-orang yang paling berbahagia tidak

    selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka

    hanya berusaha menjadikan yang terbaik

    dari setiap hal yang hadir dalam

    hidupnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian oranglain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan

    dan di dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 21 Maret 2010

    Penulis

    Supraptiningsih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK Supraptiningsih. 2010. Bentuk-bentuk Representasi Bahan Ajar yang Digunakan Oleh Guru Fisika pada Dua SMA Di Yogyakarta serta Pengetahuan Guru yang Diduga Mendasarinya. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui / mengidentifikasi bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru Fisika yang meliputi (1) media apa yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan bahan ajar; (2) metode apa yang digunakan guru dalam menyampaikan bahan ajar; (3) bagaimana cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa; (4) bagaimana alur penyampaian materi dari guru, serta pengetahuan-pengetahuan apa yang mendasari tindakan guru.

    Penelitian dilaksanakan di dua Sekolah Menengah Atas yaitu di salah satu sekolah negeri di Yogyakarta dan salah satu sekolah swasta di Yogyakarta. Penelitian di SMA negeri dilaksanakn pada tanggal 23 Juli 2009 – 19 November 2009, sedangkan penelitian di SMA swasta dilaksanakan pada 22 Juli 2009 – 14 September 2009. Subjek penelitian adalah Guru Fisika dan objek dalam penelitian ini adalah PCK guru tentang bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan instrumen pengumpulan data terdiri dari field notes, video rekaman proses pembelajaran dan rekaman wawancara.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang meliputi media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa, serta alur penyampaian materi dari tiap guru berbeda-beda. Hal itu karena PCK yang mendasari tindakan tiap-tiap guru berbeda-beda. Pengetahuan-pengetahuan guru yang diduga mendasari tindakannya dalam merepresentasikan bahan ajar di kelas yaitu pengetahuan guru tentang media dan metode pembelajaran, pengetahuan tentang materi, pengetahuan tentang kurikulum, pengetahuan guru tentang konteks pembelajaran (kondisi dan latar belakang siswa, fasilitas sekolah), pengetahuan tentang tujuan mengajar, serta latar belakang dan pengalaman guru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    Supraptiningsih. 2010. Representation Forms of Subject Matter which

    are Used by Physics Teacher on Two Senior High Schools in Yogyakarta and also The Teacher’s Knowledge which is Thought as The Basis. Physics Education Study Program, Math and Science Education Departement, Faculty of Math and Science, Sanata Dharma University.

    The purpose of this research was to find / identify the representation forms

    of subject matter which where used by the physics teacher and consisted of (1.) what media which are used by the teacher to convey the subject matter; (2) what method which is used by teacher to convey the subject matter; (3) how does the teacher convey the material to the student; (4) how the way of conveying material and what knowledge which teacher is based on The research was carried out in two senior high schools, one of them is Yogyakarta state senior high school and the other is private school. The research in state senior high school is done on July, 23rd 2009 – November, 19th 2009, while the research in private school is done on July, 22nd 2009 – September, 14th 2009. The subject of the research itself is physics teacher and the object is teacher’s PCK about representation forms of subject matter which are used by teacher. This research is a descriptive qualitative research which has data collecting instrument such as field notes, learning process video record and interview record. The result of the research shows the representation forms of subject matter which consists of learning media and method used by the teacher, the teacher’s way to deliver the material to the student, and the way of delivering material are different each other. Its because PCK teacher’s basis in each teacher is different. The teacher’s knowledge which become the basis of what is done on represented subject matter in the class are teacher’s knowledge about learning media and method, knowledge about the material, knowledge about the curriculum, knowledge about learning context (student’s condition and background, school facilities), knowledge of teaching purposes, also teacher’s background and experiences.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas segala limpahan kasih dan

    rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi

    dengan judul “Bentuk-bentuk Representasi Bahan Ajar yang Digunakan Oleh Guru

    Fisika pada Dua SMA Di Yogyakarta serta Pengetahuan Guru yang Diduga

    Mendasarinya” dengan baik.

    Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika. Penulis menyadari bahwa penelitian

    dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena bantuan dari

    berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku dosen pembimbing yang telah dengan

    sabar memberikan bimbingan, pengarahan, masukan kepada penulis sehingga

    skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

    2. Bapak Drs. Rubiyatno, MM., selaku kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta, yang

    telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk

    melaksanakan penelitian di SMA tersebut.

    3. Sr. M. Cornelia OSF, S.Ag selaku kepala sekolah SMA Santa Maria

    Yogyakarta, yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada

    penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA tersebut.

    4. Bapak Drs. Gigih Kuncara, selaku guru fisika di SMA Negeri 6 Yogyakarta

    atas segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

    5. Ibu Dra. Sutilah, selaku guru fisika di SMA Santa Maria Yogyakarta, atas

    segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.

    6. Drs. A. Atmadi, M.Si. dan Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku dosen penguji

    yang telah memberikan banyak masukan demi penyempurnaan skripsi ini.

    7. Siswa-siswa kelas XII IA 4 SMA Negeri 6 Yogyakarta dan siswa – siswi kelas

    XII IA SMA Santa Maria Yogyakarta, terima kasih atas kerjasamanya. Sukses

    buat kalian!

    8. Mas Agus (lab), atas bantuannya dalam peminjaman handycam serta Pak

    Sugeng dan Mbak Heni di sekretariat JPMIPA atas segala bantuannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    9. Para dosen Pendidikan Fisika USD (Pak Domi, Bu Maslichah, Pak Sarkim, Pak

    Kartika, Pak Atmadi, Rm. Paul, Pak Rohandi), atas segala ilmu yang telah

    diberikan.

    10. Bapak dan Ibuku, serta keluarga atas dukungan materi dan spiritual, atas segala

    kasih dan doa yang tiada henti. Tuhan Memberkati ....

    11. Mas Theo yang dengan penuh cinta dan kesabaran telah mendukung dan

    memberi semangat serta banyak memberi masukan.

    12. D’Chen yang telah memberi dukungan dan membantu menerjemahkan abstrak.

    13. Eni & Nuning atas kebersamaan dan segala bantuannya terutama dalam hal

    transportasi, thank’s ya..

    14. Teman-teman seperjuangan dalam tim proyek PCK (Eni, Nuning, Nita, Dhini,

    Wido, Agatha, Ambro, Yoyok, Indah, Made, Eva), terimakasih atas

    kerjasamanya.

    15. Teman-teman kost Green House makasih buat dukungan & kebersamaannya.

    16. Teman-teman P.Fis ’05: Nita K, Nita Sisil, Eni, Rita, Cici, Dhini, Nuning, Yosi,

    Era, Wisnu, Wido, Ferry, Vega, Ika, Agus, Arun, Ira, Maya, Khoti, Asih, Meli,

    Iren, Nori, Dinar, Helen, makasih buat semuanya… SEMANGAT!!! Sukses

    buat semua...

    17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala

    bantuannya.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Akhir kata,

    semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.

    Yogyakarta, 21 April 2010

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi

    ABSTRAK ......................................................................................................... vii

    ABSTRACT ...................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B. Dasar Teori ............................................................................................... 3

    1. Pengetahuan isi/materi (Content Knowledge) .................................... 3

    2. Pengetahuan Pedagogi (Pedagogical Knowledge)............................. 3

    3. Pedagogical Content Knowledge (PCK) ........................................... 4

    4. Sumber-sumber dan Pengembangan PCK ......................................... 8

    5. Basis Pengetahuan untuk Mengajar ................................................. 10

    6. Bentuk-bentuk Representasi ............................................................ 11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    C. Batasan Istilah ........................................................................................ 17

    1. Bahan Ajar ........................................................................................ 17

    2. Representasi ...................................................................................... 17

    D. Rumusan Masalah .................................................................................. 18

    E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 18

    F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 19

    BAB II METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 21

    A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 21

    B. Subjek Penelitian .................................................................................... 22

    C. Objek Penelitian ..................................................................................... 22

    D. Data Penelitian ....................................................................................... 22

    E. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 23

    F. Instrumen ............................................................................................... 23

    G. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 24

    H. Metode Analisis Data ............................................................................ 26

    BAB III DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN ....................................... 28

    A. DATA .................................................................................................... 28

    1. Deskripsi Penelitian ......................................................................... 28

    2. Hasil Penelitian ................................................................................ 31

    a. Data Penelitian ........................................................................... 31

    b. Transkripsi ................................................................................. 35

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 36

    1. Topik Data ...................................................................................... 37

    2. Kategori Data .................................................................................. 37

    3. Analisis ........................................................................................... 38

    a. Media Pembelajaran yang Digunakan Guru ............................. 39

    b. Metode Pembelajaran yang Digunakan Guru ........................... 46

    c. Cara Guru Menyampaikan Materi Agar Mudah Dipahami

    Oleh siswa ................................................................................. 55

    d. Alur Penyampaian Materi dari Guru ........................................ 82

    4. Pembahasan .................................................................................. 101

    BAB V PENUTUP ........................................................................................... 108

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 108

    B. Saran ..................................................................................................... 110

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 111

    LAMPIRAN-LAMPIRAN:

    Lampiran 1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA N ............................. 113

    Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA N ........ 116

    Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian di SMA S .............................. 117

    Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA S ......... 118

    Lampiran 5 : Field Notes Observasi di SMA N ............................................... 120

    Lampiran 6 : Field Notes Observasi di SMA S................................................ 124

    Lampiran 7 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru P .............................. 126

    Lampiran 8 : Transkrip Data Video Pembelajaran Guru W ............................ 159

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    Lampiran 9 : Topik Data .................................................................................. 184

    Lampiran10: Transkrip Data wawancara Guru P ............................................. 206

    Lampiran11: Transkrip Data wawancara Guru W ........................................... 219

    Lampiran12: Pertanyaan Wawancara dengan Guru P ..................................... 226

    Lampiran13: Pertanyaan Wawancara dengan Guru W .................................... 229

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembelajaran merupakan aktivitas yang kompleks karena melibatkan

    berbagai variabel antara lain: gaya mengajar guru, gaya belajar siswa,

    lingkungan fisik kelas, prioritas dan tekanan masyarakat serta pemerintah, dan

    sumber–sumber belajar yang terlibat. Saat ini guru dituntut untuk menjadi

    guru yang profesional yaitu memiliki kompetensi di bidang ilmu (bahan ajar)

    serta pedagogi. Kedua kompetensi yang harus dimiliki guru di bidang ilmu

    serta pedagogi di kenal sebagai Pedagogical Content Knowledge (PCK).

    Untuk mengembangkan kemampuan di bidang ilmu, guru harus terus

    menekuni/mempelajari bahan ajar sehingga guru sungguh menguasai bahan

    ajar agar tidak terjadi salah konsep saat menyampaikan materi kepada siswa.

    Sementara itu, untuk mengembangkan kemampuan di bidang pedagogi, guru

    harus terus melatih diri dan mengembangkan praktek mengajar sesuai dengan

    perkembangan jaman dan konteks pembelajaran sehingga dapat

    merepresentasikan bahan ajar dengan baik.

    PCK penting bagi guru karena untuk menjadi seorang guru yang

    profesional, tidak cukup hanya dengan menguasai materi/bahan ajar saja tetapi

    harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara merepresentasikan

    pengetahuannya kepada siswa agar pengetahuan tersebut benar-benar dapat

    dimengerti oleh siswa. PCK dapat dibangun melalui pengalaman mengajar,

    sehingga pengalaman pembelajaran dari guru di sekolah dapat menjadi salah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    satu sumber belajar bagi calon guru untuk membangun dan meningkatkan

    PCK. Calon guru dapat memperoleh sumber belajar tersebut melalui observasi

    langsung pada saat pembelajaran atau melalui video rekaman proses

    pembelajaran.

    Shulman mengelompokkan PCK ke dalam dua kategori yaitu

    pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan ajar

    disampaikan, serta pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi

    keberhasilan belajar. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui PCK

    yang dimiliki oleh guru partisipan. PCK merupakan sesuatu yang ada di dalam

    pikiran seseorang yang tidak dapat dilihat secara langsung. Sehingga dalam

    penelitian ini, untuk mengidentifikasi PCK guru dilakukan melalui salah satu

    kategori PCK yang dibuat oleh Shulman yaitu dengan mengamati bentuk-

    bentuk representasi bahan ajar yang digunakan guru di kelas dan mendalami

    pengetahuan yang mendasarinya melalui wawancara dengan guru yang

    bersangkutan. Hal itu dilakukan peneliti karena terkadang apa yang ada dalam

    pikiran seseorang dapat tercermin dari tindakannya.

    Dengan melihat aktivitas guru melalui video yang diperoleh dari

    penelitian ini, diharapkan peneliti (sebagai calon guru) dan calon guru yang

    lain dapat belajar mengenai bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang dapat

    digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa. Hal-hal diatas menjadi

    latarbelakang bagi peneliti untuk memilih “Bentuk-bentuk Representasi

    Bahan Ajar yang Digunakan Oleh Guru Fisika pada Dua SMA di

    Yogyakarta serta Pengetahuan Guru yang Diduga Mendasarinya”

    sebagai judul skripsi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    B. Dasar Teori

    1. Pengetahuan Materi (Content Knowledge)

    Content Knowledge adalah pengetahuan tentang materi pelajaran

    (subject matter) yang dipelajari atau diajarkan. Guru harus mengetahui

    materi yang mereka ajarkan termasuk pengetahuan dari fakta, konsep,

    teori, dan pengetahuan pada kerangka berpikir yaitu mengatur dan

    menghubungkan ide-ide, dan pengetahuan dari fakta-fakta dan bukti-bukti

    (Shulman, 1986). Guru yang tidak memiliki pengetahuan-pengetahuan

    tersebut dapat salah/kurang tepat dalam merepresentasikan materi ke

    siswa mereka (McDiarmid & Ball, 1990 dalam

    http://www.tpck.org/tpck/index.php?title=Content_(CK)).

    2. Pengetahuan Pedagogi (Pedagogical Knowledge)

    Mengajar tidak hanya melibatkan pengetahuan materi tetapi juga

    pengetahuan tentang proses untuk mengajarkan materi dan

    menterjemahkan materi ke dalam sebuah bentuk yang mudah untuk

    dipahami. Pedagogi adalah ilmu atau seni mendidik. Istilah tersebut

    merujuk pada strategi pembelajaran. Sehubungan dengan strategi

    pembelajaran, filosofi mengajar dipengaruhi oleh latar belakang

    pengetahuan dan pengalaman guru, situasi pribadi, lingkungan, serta

    tujuan pembelajaran (http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Preferensi).

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pedagogi adalah ilmu

    pendidikan; ilmu pengajaran yang berarti menguasai pengetahuan tertentu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    dan merupakan salah satu syarat yang penting bagi guru. Sedangkan

    menurut National Board for Professional Teaching Standards (1998),

    pedagogi merupakan pengetahuan tentang proses dan praktek atau metode

    mengajar yang meliputi tujuan, nilai, dan maksud pendidikan secara

    keseluruhan. Pengetahuan pedagogi sangat mempengaruhi keberhasilan

    guru dalam pengajaran di kelas karena strategi dan prinsip tersebut

    merupakan langkah serta ketentuan yang harus ditempuh dalam

    menyampaikan materi. Seorang guru yang memiliki pengetahuan

    pedagogi yang mendalam, mengetahui bagaimana caranya agar siswa

    dapat mengkonstruksi pengetahuan dan memperoleh keterampilan-

    keterampilan. Jadi pengetahuan pedagogi adalah pengetahuan tentang

    metode atau strategi yang dapat digunakan guru dalam praktek mengajar

    untuk menyampaikan materi kepada siswa.

    3. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

    Pedagogical Content Knowledge (PCK) merupakan integrasi

    antara pengetahuan isi (Content Knowledge) dengan pengetahuan

    pedagogi (Pedagogical Knowledge). Pedagogical Content Knowlege

    (PCK) untuk pertama kali dikemukakan oleh Lee Shulman pada tahun

    1986 dalam artikel yang berjudul: Those Who Understand: Growth of

    Knowledge in Teaching. PCK adalah akumulasi dari :

    • Pengetahuan dan keyakinan tentang mata pelajaran

    • Pengetahuan dan keyakinan tentang pedagogi (strategi mengajar)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    • Pengetahuan dan keyakinan tentang para siswa

    • Pengetahuan dan keyakinan tentang kurikulum

    • Pengetahuan dan keyakinan tentang penilaian pembelajaran

    PCK menjadi sebuah pengetahuan yang sangat penting bagi guru.

    Tugas guru bukan memindahkan isi buku ke siswa tetapi guru harus

    menguasai bahan ajar, mengetahui latar belakang, kemampuan atau

    tingkat berpikir siswanya agar memiliki cara yang tepat untuk

    menyampaikan materi/pengetahuannya kepada siswa. Dengan demikian

    diharapkan materi yang disampaikan dapat dipahami dan diserap oleh para

    siswa. Setiap guru memiliki dasar pada setiap tindakannya dan PCK

    merupakan dasar bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

    Menurut van Driel, Nico Verloop, & Wobbe, 1998 h.674, tindakan

    guru akan ditentukan dari PCK mereka. Menurut Beijaard & Verloop

    (dalam van Driel, Verloop, dan Wobbe, 1998 h.674), pengetahuan tentang

    kemampuan guru meliputi pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan

    yang ditempuh sebelumnya dan juga dari kegiatan pengajaran di sekolah.

    Selain itu, mereka menduga bahwa pengetahuan tentang kemampuan guru

    juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan latar belakang

    pribadi guru dan oleh konteks di mana guru mengajar. Menurut Sockett

    (Sarkim, 2005 h.46), ada dua komponen yang mempengaruhi PCK guru

    yaitu:

    - Pemahaman guru tentang pengetahuan yang dibentuk yang

    berhubungan dengan materi (bahan ajar) dan pedagogi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    - Pemahaman guru tentang konteks di mana pembelajaran berlangsung.

    Salah satu yang mendasari PCK adalah gagasan dari John Dewey

    yang dikemukakan tahun 1902-1976 (Sarkim, 2005 h.43). Dewey

    menyatakan bahwa setiap ilmu pengetahuan memiliki dua aspek yaitu satu

    untuk ilmuwan dan satu untuk guru. Kedua aspek tersebut berbeda tetapi

    tidak bertentangan. Bagi ilmuwan, ilmu pengetahuan lebih dipandang

    sebagai sebuah kebenaran dalam kerangka memahami fakta-fakta,

    merumuskan masalah baru, memandu penelitian, dan mendapatkan

    pengetahuan baru. Sedangkan bagi guru, ilmu pengetahuan adalah sesuatu

    yang harus dipahami dan direpresentasikan kepada siswa agar

    pengetahuan yang dipahami tersebut dapat dipelajari dan dimengerti oleh

    para siswa sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. PCK mempunyai

    kaitan dengan cara para guru membuat pertimbangan secara pedagogis.

    PCK melibatkan suatu pergeseran dramatis dalam pemahaman guru dari

    mampu memahami materi pokok untuk diri mereka sendiri, menuju

    kondisi mampu untuk menerangkan materi pokok dalam cara yang baru,

    menyusun kembali dan mengungkapkan dalam aktivitas dan emosi, dalam

    kiasan-kiasan dan latihan-latihan, serta di dalam contoh-contoh dan

    demonstrasi-demonstrasi, sehingga dapat diserap oleh para siswa.

    Shulman (dalam Sarkim, 2005 h.45), mendefinisikan PCK sebagai

    gabungan dari content knowledge dan pedagogical knowledge. Menurut

    definisi tersebut, PCK adalah sebuah perpaduan dari dua kategori

    pengetahuan yaitu content knowledge dan pedagogical knowledge yang

    memungkinkan guru menyajikan suatu topik pelajaran secara terorganisir

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    sesuai dengan tujuan pembelajaran, tingkat perkembangan murid, dan

    situasi tempat pembelajaran berlangsung. Penggabungan tersebut

    menghasilkan sebuah pemahaman tentang materi pelajaran (subject

    matter) untuk mengajar.

    Menurut Shulman (1986), PCK dikelompokkan dalam dua kategori yaitu :

    1) Pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan bagaimana bahan

    ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep yang terkait

    dalam pembelajaran dapat dipahami dan diserap oleh sebagian besar

    siswa.

    2) Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar,

    termasuk pengetahuan tentang tingkat kesulitan suatu topik, pra-

    konsepsi dan konsepsi yang dibawa oleh siswa dari berbagai tingkat

    usia dan latar belakang terkait dengan materi ajar.

    Menurut Lee Shulman (dalam Kartika Budi, 2005 h.102), hakikat

    PCK adalah suatu integrasi antara keahlian yang berkaitan dengan materi

    (content knowledge) dan keahlian yang berkaitan dengan pedagogi

    (pedagogical knowledge). Menurut Kartika Budi (2005 h.104), PCK

    merupakan kemampuan atau keterampilan guru mengintegrasikan materi

    pembelajaran dan ilmu keguruan untuk kepentingan pembelajaran bagi

    siswa tertentu pada kondisi sekolah tertentu, yang akan direalisasikan

    dalam struktur materi yang sesuai dengan kemampuan dan kerangka

    berpikir siswa dan strategi pembelajaran yang sesuai yang akan dipilihnya.

    Grossman (dalam van Driel, Verloop, & Wobbe 1998 h.675), berpendapat

    bahwa PCK terdiri dari pengetahuan tentang strategi dan representasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    untuk mengajar topik tertentu dan pengetahuan akan pemahaman siswa,

    konsepsi, dan miskonsepsi dari suatu topik. Selain itu, PCK terdiri dari

    pengetahuan dan keyakinan tentang tujuan untuk mengajar topik tertentu

    dan pengetahuan tentang bahan kurikulum yang tersedia untuk mengajar.

    Jadi PCK adalah suatu pengetahuan yang merupakan integrasi dari

    pengetahuan materi dan pengetahuan pedagogi yang perlu dimiliki oleh

    para guru dalam tugas mengajarnya agar dapat memilih bentuk-bentuk

    representasi bahan ajar yang sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah

    sehingga materi yang disampaikan dapat dipelajari dan dimengerti oleh

    para siswa.

    4. Sumber-sumber dan Pengembangan PCK

    Ada banyak sumber yang bisa digunakan guru untuk

    mengembangkan PCK mereka, di antaranya yaitu sumber disiplin ilmu,

    studi bidang pendidikan, dan pengalaman (Sarkim, 2006 h. 2). Studi

    disiplin ilmu adalah studi pengetahuan dan keterampilan-keterampilan

    yang dipelajari di sekolah. Studi disiplin ilmu menyediakan suatu dasar

    pengetahuan tentang materi. Jadi pemahaman terhadap materi dapat

    diperoleh dari studi disiplin ilmu. Menurut Grossman (dalam Sarkim,

    2006 h. 2), pemahaman disiplin ilmu mempengaruhi keputusan-keputusan

    guru tentang pemilihan kepentingan relatif dari materi tertentu dan

    pemilihan urutan materi. Berdasarkan penelitian dari Adams dan

    Crockover, 1997 (Sarkim, 2006 h.2), ditemukan bahwa para guru

    bersandar pada pengetahuan kurikuler mereka yang berdasar disiplin ilmu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    mereka yang mencakup rangkaian pelajaran di perguruan tinggi dan

    sekolah menengah atas, serta buku teks perguruan tinggi dan sekolah

    menengah atas.

    Sumber kedua adalah studi bidang pendidikan yang meliputi poses

    mengajar, belajar, dan pengembangan siswa. Studi pendidikan

    menyediakan suatu dasar bagi pengetahuan dan keterampilan-

    keterampilan para guru dalam strategi pengajaran, pengelolaan kelas, dan

    model-model penilaian (Sarkim, 2006 h.3).

    Sumber ketiga adalah pengalaman guru. Para guru perlu terus-

    menerus merekonstruksi dan mengembangkan pemahaman mereka

    tentang pengajaran yang berdasar pada pengalaman mengajar mereka

    melalui proses reflektif. Dari riset yang dilakukan oleh Adam dan

    Krockover (Sarkim, 2005 h.56) menunjukkan bahwa guru yang

    berpengalaman memiliki pemahaman tentang PCK yang lebih dari guru

    pemula. Mereka juga menemukan bahwa strategi instruksional yang

    digunakan oleh para guru, berdasar pada pengalaman-pengalaman dan

    pelajaran materi bukan hanya sebagai pengetahuan tentang materi saja,

    tetapi juga mendasari bagaimana materi-materi tersebut disampaikan

    kepada siswa.

    Pengalaman mengajar dari guru dapat dijadikan sumber belajar

    bagi calon guru dalam membangun PCK mereka. Para calon guru dapat

    memperoleh sumber belajar tersebut melalui pengamatan/observasi

    langsung di kelas maupun tidak langsung yaitu melalui video rekaman

    proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    5. Basis Pengetahuan untuk Mengajar

    Para guru terus-menerus menghadapi beragam pilihan di dalam

    kegiatan pembelajaran dan dituntut untuk membuat keputusan-keputusan

    dalam situasi-situasi yang berbeda serta menentukan aktivitas apa saja

    yang harus dikerjakan. Selain itu, guru juga harus mempersiapkan

    perencanaan pembelajaran sebelum mengajar dan merefleksikan apa saja

    yang telah tercapai. Dengan demikian, pembelajaran melibatkan

    perencanaan, pengambilan keputusan, dan refleksi (Barnes, dalam Sarkim,

    2005 h.39). Menurut Bollough (dalam Sarkim, 2005 h.39) basis

    pengetahuan untuk mengajar adalah suatu kesatuan dari pengetahuan,

    keterampilan, pemahaman, teknologi, dan juga dari etika serta tanggung

    jawab, sejalan dengan bagaimana merepresentasikan dan

    mengkomunikasikan materi kepada siswa.

    Dalam artikel yang terbaru, Shulman memasukkan PCK ke dalam

    “ basis pengetahuan untuk mengajar (van Driel, Verloop, dan Wabbe,

    1998 h.675).” Basis pengetahuan tersebut terdiri dari tujuh kategori yaitu :

    1. Pengetahuan Materi ( Content Knowledge ),

    2. Pengetahuan Pedagogi ( Pedagogical Knowledge ),

    3. Pengetahuan Kurikulum ( Curriculum Knowledge),

    4. Pedagogical Content Knowledge (PCK),

    5. Pengetahuan Tentang Para Siswa,

    6. Pengetahuan dari Konteks Pendidikan,

    7. Pengetahuan dari Tujuan Pendidikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Menurut Shulman (dalam Sarkim, 2005 h. 40), guru menggunakan

    pengetahuan tersebut untuk memahami pengajaran, materi, dan konteks

    dimana pembelajaran akan dilaksanakan, untuk membuat dan

    mengembangkan persiapan mengajar, untuk bertindak dan merespon

    siswa dengan tepat, serta untuk memberikan refleksi dan umpan balik

    (feedback) kepada siswa. Jadi hal itu menunjukkan bahwa PCK menjadi

    dasar bagi guru dalam merepresentasikan bahan ajar.

    6. Bentuk-bentuk Representasi

    PCK berkaitan dengan cara guru membuat pertimbangan secara

    pedagogis yaitu yang tampak dalam bentuk representasi bahan ajar yang

    digunakan oleh guru. Representasi bahan ajar adalah penyajian atau

    penyampaian bahan ajar dari guru dalam proses pembelajaran agar materi

    dapat dipahami dan diserap oleh siswa. Menurut Oxford English

    Dictionary (dalam Marie Baldonado, 1996), representasi diartikan sebagai

    “kehadiran” atau “penampilan.” Representasi juga dapat diartikan sebagai

    tindakan menempatkan atau menyatakan fakta dalam rangka

    mempengaruhi orang lain atau mempengaruhi tindakan orang lain

    (Marie Baldonado, 1996). Salah satu kategori PCK yang di buat oleh

    Shulman adalah pengetahuan tentang bentuk-bentuk representasi dan

    bagaimana bahan ajar disampaikan dalam pembelajaran sehingga konsep

    yang terkait dalam pembelajaran dapat dipahami dan diserap oleh

    sebagian besar siswa. Representasi meliputi pengetahuan tentang strategi

    atau cara tertentu yang digunakan untuk membantu siswa memahami

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    suatu konsep (Hallim & Meerah, 2002 h. 206). Menurut Shulman, 1986

    dalam Baker & Chick, 2006 h. 60, representasi meliputi pengetahuan

    untuk mentransformasi pengetahuan materi ke dalam suatu bentuk

    pembelajaran di mana siswa akan memahaminya.

    Menurut Van der Valk dan Broekman, 1999 (dalam Baker &

    Chick, 2006), representasi meliputi penyajian materi yang relevan atau

    sesuai, strategi-strategi pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan siswa.

    Menurut Backer & Chick (2006), bentuk-bentuk representasi meliputi

    strategi/cara guru untuk membantu para siswa mengorganisir kembali

    pemahaman mereka serta bagaimana metode-metode pembelajaran yang

    digunakan guru agar siswa memahami materi yang diajarkan. Termasuk di

    dalamnya adalah bentuk-bentuk representasi yang digunakan guru dalam

    menyampaikan materi menggunakan media seperti media gambar, power

    point, alat peraga, papan tulis. Sedangkan menurut Geddis, 1993;

    Magnusson, Borko, dan Krajcik, 1998 dalam Halim (2002) representasi

    meliputi ilustrasi, contoh, analogi dan model pembelajaran. Menurut

    Halim (2002) kemampuan untuk merumuskan atau memilih bentuk-

    bentuk representasi yang meliputi analogi, penjelasan, demonstrasi dan

    contoh dalam memberikan suatu topik pembelajaran sangat diperlukan

    oleh guru. Hal itu karena bentuk-bentuk representasi yang tepat sangat

    bermanfaat dalam membantu para siswa untuk memahami konsep secara

    spesifik dan untuk memudahkan siswa dalam belajar.

    Agar isi materi dapat dipahami oleh siswa, maka guru harus bisa

    mentransformasi pengetahuannya tentang materi ke dalam bentuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    kegiatan pembelajaran. Dalam Sarkim (2005), proses transformasi dari

    pengetahuan isi materi menjadi bentuk pembelajaran meliputi:

    - Memilih/menentukan konsep-konsep yang dipandang penting sesuai

    dengan tujuan pembelajaran. Pemilihan tersebut dapat di dasarkan

    pada kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, kaitannya dengan

    konsep-konsep lain, atau karena sering ditanyakan dalam soal-soal tes.

    - Menyusun alur penyampaian bahan ajar. Mungkin guru akan

    menyampaikan bahan ajar mulai dari yang konkrit kemudian ke yang

    abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, mengikuti alur pada

    buku pelajaran, atau alur penyampaian bahan ajar disusun oleh guru

    sendiri dengan alasan-alasan tertentu.

    - Memilih jenis penjelasan untuk menjelaskan konsep-konsep yang

    disampaikan kepada siswa. Penjelasan dapat disampaikan secara logis-

    struktural, secara induktif berdasarkan fakta-fakta hasil pengamatan,

    menggunakan analogi-analogi, atau guru mempunyai cara lain yang

    memudahkan siswa dalam memahami bahan ajar.

    - Memilih metode pembelajaran, misalnya metode ceramah,

    demonstrasi, eksperimen, atau metode-metode lain yang dipilih oleh

    guru dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

    Menurut Trowbridge & Bybee, 1996 h.2-5 dalam Paul Suparno

    (2007), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru

    fisika secara terus-menerus agar menjadi guru profesional sehingga dapat

    merepresentasikan bahan ajar dengan baik, yaitu:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    a. Menguasai bahan ajar fisika

    Guru fisika harus terus mengembangkan diri dengan mempelajari

    bahan fisika sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.

    Untuk mengembangkan pengetahuannya terhadap bahan ajar, maka

    guru harus terus belajar dan tidak boleh lekas puas.

    b. Mengerti tujuan pengajaran

    Guru fisika yang baik harus mengerti tujuan dari pembelajaran fisika

    sehingga dapat mengarahkan siswa pada tujuan yang ingin di capai

    secara lebih efektif dan efisien. Misalnya guru perlu mengetahui

    tujuan umum pembelajaran fisika seperti:

    - Mengerti dan menggunakan metode ilmiah

    - Mengetahui pengetahuan fisika (materi / konsep)

    - Menggunakan sikap ilmiah

    - Kebutuhan akan karier masa depan

    c. Guru dapat mengorganisasi pengajaran fisika

    Guru fisika harus dapat mempersiapkan pembelajaran sesuai dengan

    tujuan. Ia juga harus mengerti cara menyampaikan bahan ajar, dapat

    memilih alat atau sarana pembelajaran, dapat memilih evaluasi dan

    latihan yang akan diberikan kepada siswa. Selain itu, guru juga harus

    memiliki perencanaan mengenai berapa waktu yang digunakan dan

    tugas apa yang harus dilakukan siswa.

    d. Mengerti situasi siswa

    Guru harus memperhatikan dan mengerti situasi/keadaan siswa agar

    dapat terjadi proses belajar pada siswa. Beberapa situasi siswa yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    perlu diperhatikan misalnya kosep awal siswa, pemikiran siswa,

    tingkah laku, perkembangan kognitif, dan situasi psikologis siswa.

    e. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa

    Guru perlu melatih diri untuk dapat berkomunikasi dengan siswa

    sehingga bisa akrab dengan siswa. Guru juga perlu melatih

    kemampuan memotivasi siswa, mengaktifkan siswa, menegur tanpa

    membuat siswa down atau malu, mengerti kesulitan belajar siswa,

    serta mendengarkan apa yang dirasakan dan diinginkan siswa.

    f. Guru menguasai berbagai metode

    Situasi siswa yang bermacam-macam membuat guru perlu menguasai

    berbagai metode dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode

    pembelajaran yang tepat dapat membuat konsep / bahan ajar yang

    disampaikan diterima dan diserap oleh siswa dengan baik dan dapat

    membuat siswa menyukai belajar fisika atau materi yang diajarkan.

    Beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu

    proses belajar pada siswa antara lain:

    - Ceramah siswa aktif, yaitu model pembelajaran di mana guru

    menjelaskan materi dengan kata-kata kemudian diantara

    penjelasannya, guru memberi pertanyaan dan siswa diberi waktu

    untuk berpikir dan menjawab pertanyaan. Dalam metode ini,

    kadang guru juga mengajak siswa untuk berdiskusi atau meminta

    siswa mengerjakan soal sehingga siswa tidak hanya mendengarkan

    saja tetapi juga ikut aktif melalui diskusi, menjawab pertanyaan,

    dan mengerjakan soal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    - Demonstrasi, yaitu model pembelajaran dengan pendekatan visual

    agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa dalam

    pembelajaran.

    - Diskusi, yaitu model pembelajaran dengan pembicaraan kelompok

    yang bersifat edukatif, reflektif, dan terstruktur. Dalam hal ini

    antara siswa yang satu dengan yang lain dapat saling tukar pikiran

    atau pendapat.

    - Eksperimen, yaitu metode pembelajaran yang mengajak siswa

    untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan pada

    suatu teori.

    - Simulasi Komputer, yaitu model pembelajaran menggunakan

    program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan

    fisika atau peristiwa yang terjadi melalui monitor komputer.

    Jadi, hal-hal yang dapat mempengaruhi PCK guru dalam

    merepresentasikan bahan ajar antara lain pengetahuan guru tentang bahan

    ajar, metode dan media pembelajaran, konteks pembelajaran (situasi

    siswa, situasi lingkungan termasuk fasilitas sekolah), kurikulum, serta

    tujuan pembelajaran. Bentuk-bentuk representasi bahan ajar dapat di

    identifikasi dari hal-hal yang tampak dalam proses pembelajaran seperti

    media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, cara guru

    menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa, serta alur

    penyampaian materi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    C. Batasan Istilah

    1. Bahan Ajar

    Menurut Tim Peneliti Studi Pengembangan Buku Pegangan SMK,

    bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran (teaching

    material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari

    kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

    Dalam penelitian ini, yang dimaksud bahan ajar yaitu seperangkat materi

    fisika yaitu materi tentang Getaran dan Gelombang yang akan diajarkan

    oleh guru kepada siswa, yang disusun secara sistematis.

    2. Representasi

    Dalam penelitian ini, representasi diartikan sebagai penyajian. Jadi

    dalam penelitian ini representasi bahan ajar diartikan sebagai penyajian

    bahan ajar (materi fisika) dari guru dalam proses pembelajaran di kelas

    agar materi dapat dipahami oleh siswa. Bentuk-bentuk representasi dalam

    penelitian ini merupakan bentuk-bentuk representasi yang digunakan guru

    untuk menyampaikan materi tentang Getaran dan Gelombang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka rumusan

    masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk representasi

    yang digunakan oleh guru fisika partisipan penelitian untuk menyampaikan

    materi getaran dan gelombang serta pengetahuan apa yang mendasari tindakan

    guru dalam merepresentasikan materi tersebut?

    Permasalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

    1. Media apa yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi getaran

    dan gelombang?

    2. Metode apa yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi getaran

    dan gelombang?

    3. Bagaimana cara guru menyampaikan materi getaran dan gelombang agar

    mudah dipahami oleh siswa?

    4. Bagaimana alur penyampaian materi getaran dan gelombang dari guru?

    5. Pengetahuan-pengetahuan apa yang mendasari tindakan guru dalam

    merepresentasikan materi getaran dan gelombang?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang

    digunakan oleh guru fisika SMA yang menjadi partisipan penelitian dan

    mengetahui pengetahuan yang mendasari tindakan guru dalam

    merepresentasikan bahan ajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Secara lebih rinci, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

    1. media yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi getaran dan

    gelombang,

    2. metode yang digunakan guru dalam merepresentasikan materi getaran dan

    gelombang,

    3. cara guru menyampaikan materi getaran dan gelombang agar mudah

    dipahami oleh siswa

    4. alur penyampaian materi getaran dan gelombang dari guru,

    5. pengetahuan-pengetahuan yang mendasari tindakan guru dalam

    merepresentasikan materi getaran dan gelombang.

    F. Manfaat Penelitian

    1. Bagi peneliti

    Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu peneliti dapat mengetahui

    bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh dua guru

    fisika yang menjadi partisipan dalam penelitian serta pengetahuan guru

    yang mendasarinya. Peneliti dapat mengetahui media dan metode

    pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk merepresentasikan materi

    fisika dan cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh

    siswa, serta alur penyampaian materi. Bentuk-bentuk representasi bahan

    ajar yang digunakan oleh guru tersebut dapat dijadikan sebagai inspirasi

    dan salah satu sumber belajar bagi peneliti untuk menyiapkan diri menjadi

    seorang guru yang baik/profesional.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    2. Bagi peneliti selanjutnya

    Penelitian ini dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk melakukan

    penelitian tentang PCK guru yang lebih kompleks.

    3. Bagi guru yang diteliti

    Bagi guru yang diteliti, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

    refleksi sehingga guru dapat meningkatkan PCK yang dimiliki dan

    merancang model pembelajaran yang lebih baik lagi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    BAB II

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,

    yaitu menekankan pada kenyataan yang sebenarnya dan berusaha

    mengungkap fenomena-fenomena yang seadanya. Penelitian kualitatif tidak

    mencari data/bukti untuk membuktikan hipotesis yang dimiliki sebelumnya.

    Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan fenomena-fenomena,

    peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bentuk-bentuk representasi bahan ajar

    yang digunakan oleh dua guru fisika SMA di Yogyakarta. Data dikumpulkan

    dalam bentuk kata-kata dan gambar yang meliputi field notes, transkrip video

    proses pembelajaran, transkrip wawancara, serta foto peristiwa.

    Bentuk dari penelitian kualitatif ini adalah Nonparticipant Observation

    yaitu peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang diteliti. Peneliti tidak

    melibatkan diri secara aktif dalam situasi yang diteliti tetapi hanya menjadi

    pengamat yang mengumpulkan data (Paul Suparno, 2007 h.154). Sedangkan

    tipe dari bentuk penelitian ini adalah naturalistic observation, yaitu peneliti

    meneliti subjek dalam seting yang natural, tidak membuat manipulasi apapun

    tetapi hanya mengamati, mencatat, dan merekam apa yang terjadi. Perspektif

    partisipan (guru yang diteliti) dalam penelitian ini dikaji dengan multi strategi

    yaitu observasi langsung, rekaman video, dan wawancara.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    B. Subjek penelitian

    Subjek penelitian yaitu kepada siapa penelitian dilakukan. Subjek dari

    penelitian ini adalah guru fisika pada salah satu SMA negeri di Yogyakarta

    dan guru fisika pada salah satu SMA swasta di Yogyakarta.

    C. Objek Penelitian

    Objek penelitian mengacu pada apa yang diteliti. Sehingga, objek dari

    penelitian ini adalah bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan

    oleh guru fisika di SMA yang menjadi partisipan penelitian serta pengetahuan

    guru yang diduga mendasarinya.

    D. Data Penelitian

    Data penelitian berupa field notes, transkrip rekaman video proses

    pembelajaran, dan transkrip wawancara. Field notes diperoleh dari observasi

    langsung, transkrip rekaman video proses pembelajaran diperoleh dari

    observasi tidak langsung yaitu dengan menggunakan handycam, dan transkrip

    wawancara diperoleh dari rekaman wawancara bersama guru yang

    bersangkutan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    E. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan di dua sekolah yaitu SMA negeri dan SMA swasta

    di Yogyakarta Kelas XII IA.

    Kegiatan Keterangan SMA negeri SMA swasta

    Observasi

    awal

    Tanpa

    handycam

    16 Juli 2009 14 & 15 Juli 2009

    Menggunakan

    handycam

    23 Juli 2009 22 Juli 2009

    Pengambilan

    data

    Observasi &

    perekaman

    video

    - 23 Juli 2009

    - 13 Agustus 2009

    - 20 Agustus 2009

    - 27 Agustus 2009

    - 22 Juli 2009

    - 24 Juli 2009

    - 27 Juli 2009

    Wawancara - 10 September 2009

    - 19 November 2009

    14 September 2009

    F. Instrumen

    Menurut Paul Suparno (2007), instrumen adalah alat yang digunakan

    untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Penelitian ini bersifat kualitatif

    sehingga peneliti merupakan instrumen utama. Bentuk instrumen yang

    digunakan berupa field notes, rekaman video proses pembelajaran dan

    wawancara. Field notes merupakan catatan tertulis tentang segala sesuatu

    yang didengar, dilihat, diamati, atau di pikirkan oleh peneliti yang diperoleh

    dari kegiatan observasi. Rekaman video proses pembelajaran diambil

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    menggunakan handycam. Sedangkan wawancara merupakan suatu dialog

    yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

    Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin yaitu

    peneliti membuat beberapa daftar pertanyaan, kemudian saat wawancara

    pertanyaan tersebut dikembangkan oleh peneliti. Pertanyaan wawancara

    dibuat berdasarkan peristiwa-peristiwa yang tampak pada rekaman video

    proses pembelajaran dan field notes, kemudian pertanyaan tersebut

    dikembangkan hingga peneliti memperoleh informasi yang lengkap. Daftar

    pertanyaan wawancara dapat di lihat pada lampiran 12 dan lampiran 13.

    G. Metode Pengumpulan Data

    Data penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung

    (observasi) dan tidak langsung yaitu dengan bantuan alat perekam (handycam)

    serta wawancara dengan guru yang bersangkutan. Observasi dilakukan oleh

    peneliti dengan mengamati peristiwa-peristiwa atau tindakan guru di kelas

    dalam merepresentasikan bahan ajar. Kemudian tindakan guru/peristiwa-

    peristiwa yang menunjukkan bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang

    digunakan guru tersebut dicatat (field notes) dan menjadi data penelitian.

    Kemudian, pada waktu yang sama dilakukan perekaman proses pembelajaran

    menggunakan handycam yang dilakukan oleh partner peneliti. Perekaman

    proses pembelajaran menghasilkan video proses pembelajaran yang dapat

    diputar dan dilihat kembali secara berulang-ulang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Setelah diperoleh rekaman video proses pembelajaran, peneliti melihat

    rekaman video proses pembelajaran secara berulang-ulang untuk menemukan

    peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bentuk-bentuk representasi bahan ajar

    yang digunakan oleh guru. Setelah itu, peristiwa-peristiwa yang menunjukkan

    bentuk-bentuk representasi bahan ajar ditranskrip dan menjadi data penelitian.

    Proses pembuatan transkrip dan pengumpulkan data dilakukan dengan

    memutar video hasil rekaman secara berulang-ulang sehingga diharapkan

    peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bentuk-bentuk representasi bahan ajar

    dari guru yang akan disajikan dalam transkrip tidak ada yang terlewatkan.

    Kemudian, untuk meningkatkan validitas, peneliti juga melakukan

    pengecekan ulang dalam pembuatan transkrip. Berdasarkan data tentang

    bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang ditemukan dari field notes dan

    rekaman video, dilakukan wawancara dengan guru fisika yang bersangkutan

    untuk mendapatkan informasi tentang alasan/pengetahuan guru yang

    mendasari tindakannya.

    Penelitian ini dilakukan melalui observasi dan perekaman proses

    pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan validitas data. Observasi

    dan perekaman video pembelajaran dilakukan pada waktu yang sama, kelas

    yang sama, dan guru yang sama sehingga penelitian ini dilakukan secara

    kolaborasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung dan

    perekaman (pengambilan video) dilakukan oleh orang lain. Jika di tinjau dari

    cara pelaksanaannya, observasi yang digunakan merupakan observasi non-

    partisipatif yaitu kegiatan pengamatan di mana orang yang melakukannya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    tidak ikut terlibat dalam yang diamati (Kasbolah h. 53). Sedangkan jika

    ditinjau dari sasarannya, jenis observasi yang digunakan adalah observasi

    terfokus. Peneliti memilih jenis observasi terfokus karena maksud dan sasaran

    observasi telah ditentukan sebelumnya yaitu pengamatan terfokus pada

    tindakan/kegiatan yang menunjukkan bentuk-bentuk representasi bahan ajar

    yang digunakan oleh guru.

    H. Metode Analisis Data

    Data dari penelitian dianalisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :

    1. Penentuan Topik Data

    Data-data yang telah di transkrip dibaca kembali dengan teliti untuk

    menemukan peristiwa atau tindakan guru yang menunjukkan bentuk-

    bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru. Kemudian,

    peristiwa atau tindakan guru yang menunjukkan bentuk-bentuk

    representasi bahan ajar tersebut dibuat topik data. Topik data merupakan

    deskripsi singkat mengenai bagian data yang mengandung makna tertentu

    sesuai dengan yang diteliti.

    2. Pemberian Tanda (coding) dan Pengkategorian Data

    Tiap topik data diberi tanda (coding) sesuai dengan makna yang

    terkandung di dalamnya. Coding diwujudkan dalam suatu kata atau frase

    yang menunjukkan isi dari topik data tertentu. Topik data dikelompokkan

    sesuai dengan kodenya dan diberi suatu gagasan yang dapat mewakili

    kelompok tersebut. Gagasan tersebut selanjutnya disebut sebagai kategori

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    data. Pembuatan kategori data disesuaikan dengan teori dan data yang

    diperoleh.

    3. Pembahasan (penjelasan) dari Peristiwa dalam Topik Data

    Setelah diperoleh pengkategorian data, pada bagian ini dipaparkan

    alasan atau yang menjadi dasar dari setiap tindakan yang dilakukan guru

    dalam proses pembelajaran. Alasan atau pengetahuan yang mendasari

    setiap tindakan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran diperoleh

    dari wawancara dengan guru yang bersangkutan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    BAB III

    DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

    A. DATA

    1. Deskripsi Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu satu sekolah

    negeri (sebut saja sekolah N) dan satu sekolah swasta (sebut saja sekolah S).

    Sekolah N merupakan sekolah heterogen dengan jumlah siswa dalam kelas

    yang diteliti 34 siswa dan sekolah S merupakan sekolah homogen putri

    dengan jumlah siswa dalam kelas yang diteliti 14 siswa. Sekolah N diajar oleh

    seorang Guru Pria (sebut saja P) dan sekolah S diajar oleh seorang guru

    wanita (sebut saja W). Baik sekolah N maupun sekolah S, penelitian

    dilakukan di kelas XII dengan materi yang sama yaitu Getaran dan

    Gelombang.

    Pertimbangan peneliti memilih kelas XII adalah karena guru yang

    terlibat dalam penelitian ini mengajar kelas X dan kelas XII, dan pada waktu

    yang sudah dijadwalkan untuk pengambilan data, kelas X masih dalam

    kegiatan Masa Orientasi sehingga proses pembelajaran belum bisa

    berlangsung. Selain itu, subjek dari penelitian ini adalah guru dan objeknya

    adalah bentuk-bentuk representasi bahan ajar dan alasan guru yang diduga

    mendasarinya, sehingga hasil penelitian tidak ditentukan oleh faktor siswa.

    Pemilihan kelas XII ini juga atas masukkan dari guru-guru yang bersangkutan

    karena menurut guru, penelitian ini tidak mengganggu proses pembelajaran

    jadi beliau memberi ijin untuk melakukan penelitian di kelas XII. Walaupun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    penelitian ini dilakukan di dua sekolah dengan dua guru dan dua kelas yang

    berbeda tetapi peneliti tidak bermaksud untuk membandingkan melainkan

    untuk memperbanyak pengetahuan peneliti tentang bentuk–bentuk

    representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru. Sehingga hal tersebut

    diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi peneliti sebagai calon guru dalam

    melaksanakan tugas mengajar nantinya. Selain itu, yang menjadi

    pertimbangan peneliti untuk meneliti dua guru adalah faktor efisien waktu dan

    biaya. Apabila hanya meneliti satu guru, peneliti merasa data yang diperoleh

    belum cukup dan kurang bervariasi, sedangkan jika terlalu banyak maka akan

    membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar.

    Sebelum melakukan penelitian, pada tanggal 16 Juli 2009 peneliti

    melakukan observasi di sekolah N dan tanggal 14 dan 15 Juli 2009 observasi

    di sekolah S tanpa handycam dengan tujuan untuk melihat situasi kelas dan

    proses pembelajaran yang berlangsung serta untuk membiasakan siswa

    dengan keberadaan peneliti di kelas. Kemudian pada tanggal 23 Juli 2009 di

    sekolah N, jam pelajaran fisika di kelas yang akan teliti ada 2 JP lalu 1 JP

    digunakan untuk observasi dengan handycam untuk membiasakan siswa

    dengan adanya handycam di dalam kelas tersebut selama proses pembelajaran

    berlangsung. Setelah dilakukan observasi dengan handycam selama 1 JP

    ternyata situasi di kelas tersebut sudah memungkinkan untuk proses

    pengambilan data (situasi kelas tidak terpengaruh oleh adanya handycam),

    sehingga 1 JP berikutnya peneliti gunakan untuk pengambilan data.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Sedangkan untuk sekolah S, observasi menggunakan handycam dilakukan

    pada tanggal 22 Juli 2009. Pada saat observasi dengan handycam pada tanggal

    22 Juli 2009, ternyata pada pertemuan tersebut mulai masuk pokok bahasan

    baru dan situasi kelas tidak terpengaruh oleh adanya handycam sehingga hasil

    rekaman proses pembelajaran pada waktu itu dapat dijadikan data.

    Di sekolah N, penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Juli, 13 Agustus,

    20 Agutus, dan 27 Agustus tahun 2009 dengan jumlah jam pelajaran 7 JP.

    Penelitian tersebut dilakukan di kelas yang sama dengan guru sebagai subjek

    penelitian dan PCK guru yaitu bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang

    digunakan guru dan alasan guru yang diduga mendasarinya sebagai objek

    penelitian. Sedangkan di sekolah S, penelitian dilaksanakan pada tanggal 22

    Juli, 24 Juli, dan 27 Juli tahun 2009 dengan jumlah jam pelajaran 4 JP.

    Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan peneliti sebagai pengamat

    dan satu orang teman bertugas merekam proses pembelajaran. Pengamatan

    yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk berjaga-jaga jika ada suatu

    peristiwa dalam proses pembelajaran tidak teramati oleh kamera.

    Setelah pengambilan data di kelas, peneliti kemudian memutar kembali

    video rekaman secara berulang-ulang untuk menemukan bentuk–bentuk

    representasi yang digunakan guru serta mentranskrip video tersebut.

    Bentuk-bentuk representasi bahan ajar diidentifikasi melalui tindakan guru,

    tutur kata guru, metode pembelajaran yang digunakan, dan media yang

    digunakan guru. Setelah peneliti menemukan bentuk-bentuk representasi

    bahan ajar yang digunakan oleh guru, peneliti melakukan wawancara dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    guru untuk memperoleh informasi tentang alasan dari tindakan guru. Proses

    wawancara juga direkam dengan handycam sehingga peneliti dapat mencatat

    hasil wawancara dengan lengkap. Wawancara dengan Guru P dilakukan dua

    kali yaitu pada tanggal 10 September 2009 dan tanggal 19 November 2009,

    sedangkan wawancara dengan guru W dilaksanakan pada tanggal 14

    September 2009.

    2. Hasil Penelitian

    Berdasarkan pengamatan selama pengambilan data dan dari video

    rekaman proses pembelajaran yang dilakukan di kelas Guru P dan guru W,

    tampak bahwa bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh

    Guru P dan guru W berbeda. Dari video rekaman proses pembelajaran,

    peneliti dapat mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang menunjukkan

    bentuk–bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh guru yang

    meliputi metode dan media yang digunakan guru, cara guru menyampaikan

    materi agar mudah dipahami oleh siswa, serta alur penyampaian materi dari

    guru. Hasil penelitian akan disampaikan pada bagian berikut:

    a. Data Penelitian

    Data penelitian berupa catatan observasi (field notes), transkrip

    rekaman video kegiatan pembelajaran dan transkrip wawancara dengan

    guru yang bersangkutan. Data tersebut diperoleh dari penelitian yang

    dilakukan di SMA N dan SMA S dengan guru Fisika sebagai subjek dan

    bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan guru sebagai objek

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    penelitian. Pengambilan data di lakukan dengan observasi (peneliti

    mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung) dan perekaman

    kegiatan pembelajaran dengan handycam. Dari data yang diperoleh,

    ternyata sebagian besar dari apa yang teramati dan dicatat oleh peneliti

    dalam field notes, telah terekam juga oleh handycam. Data yang diperoleh

    dari observasi (field notes) dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6.

    Data rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru

    P diperoleh dari empat kali pertemuan dan pertemuan I hanya 1 JP

    sedangkan pertemuan II, III, dan IV terdiri dari 2 JP, yaitu :

    1. Pertemuan I (23 Juli 2009), membahas tentang Persamaan Kecepatan

    dan Percepatan Getaran Gelombang, dan Persamaan Gelombang

    Stasioner.

    2. Pertemuan II (13 Agustus 2009), membahas tentang Persamaan

    Gelombang Stasioner (menentukan persamaan gelombang datang dan

    gelombang pantul, mengidentifikasi letak perut dan simpul pada ujung

    pantul terikat dan ujung bebas)

    3. Pertemuan III (20 Agustus 2009), membahas tentang Gelombang

    Stasioner pada Ujung Pantul Terikat dan Gelombang Stasioner pada

    Ujung Bebas dan guru memberi latihan soal Gelombang Stasioner

    4. Pertemuan IV (27 Agustus), membahas tentang Cepat Rambat

    Gelombang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Sedangkan data rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan

    oleh guru W diperoleh dari tiga kali pertemuan yaitu :

    1. Pertemuan I (22 Juli 2009), membahas tentang persamaan simpangan

    gelombang datang, gelombang pantul, pada gelombang stasioner

    2. Pertemuan II (24 Juli 2009), membahas latihan soal tentang kecepatan

    gelombang, dan membahas tentang gelombang stasioner ujung bebas

    3. Pertemuan III (27 Juli 2009), membahas latihan soal dan

    mengidentifikasi letak simpul dan perut pada gelombang stasioner,

    kecepatan gelombang pada dawai, serta energi dan intensitas

    gelombang.

    Guru-guru yang terlibat dalam penelitian ini termasuk guru yang

    sudah berpengalaman karena sudah mengajar dalam waktu yang cukup

    lama. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 September,

    diperoleh informasi bahwa Guru P sudah mengajar selama 20 tahun yaitu

    sejak tahun 1989. Pada awal mengajar beliau diperbantukan di sekolah

    swasta kemudian pindah ke sekolah negeri hingga sekarang. Menurut guru

    P, kita sebagai guru harus siap dengan materi (memahami materi). Saat

    mengajar di sekolah swasta, beliau merasa bahwa pemahaman tentang

    materi menjadi tidak berkembang (jawa: mandeg) karena di sekolah

    tersebut siswanya sedikit dan kurang aktif. Kemudian setelah mengajar di

    sekolah negeri, baru beliau merasakan bahwa apa yang dikerjakan ada

    harganya karena di sekolah tersebut siswanya lebih aktif dan begitu ada

    soal, siswa langsung mengerjakan sendiri. Menurut Guru P, semakin siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    aktif maka kita (guru) akan semakin terpacu untuk berkembang. Meskipun

    sudah mempunyai pengalaman mengajar yang cukup lama, namun ketika

    akan mengajar beliau tetap membutuhkan persiapan. Menurut beliau,

    beliau selalu perlu mencari setrategi/cara baru untuk mengajar karena

    untuk siswa yang berbeda membutuhkan cara mengajar yang berbeda

    juga. Cara mengajar yang digunakan oleh Guru P saat ini merupakan hasil

    kreasi dari Guru P sendiri yang diperoleh dari pengalaman mengajar.

    Menurut guru (dari wawancara 19 November 2009), untuk mengajar

    itu membutuhkan kejujuran, jadi apa yang perlu kita sampaikan, kita

    sampaikan tidak perlu ada yang ditutup-tutupi, tidak perlu gengsi, dsb. Hal

    itu menunjukkan bahwa guru telah menerapkan sikap ilmiah yaitu jujur

    seperti yang telah disampaikan oleh Trowbridge & Bybee dalam Paul

    Suparno, 2007 mengenai tujuan umum pengajaran yaitu menggunakan

    sikap ilmiah. Makanya Guru P selalu menerima dan berterima kasih

    apabila ada siswa yang memberi koreksi pada apa yang disampaikan guru.

    Jadi menurut guru, koreksi dari siswa itu bukan hal yang memalukan bagi

    guru. Pada awal mengajar, kalau mengajar di kelas yang baru, guru selalu

    menyampaikan bahwa kalau siswa mau mengkritik silahkan. Apabila guru

    sedang menulis kemudian ada siswa yang bertanya atau memberi koreksi

    dan koreksian dari siswa tersebut ternyata salah, maka guru tidak langsung

    menyalahkan siswa tetapi siswa tersebut diajak diskusi. Karena apabila

    siswa memberi koreksian dan ternyat koreksiannya salah, berarti siswa

    mempunyai pemahaman yang berbeda, menurut guru hal tersebut perlu

    diatasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Dari hasil wawancara dengan guru W, diperoleh informasi bahwa

    guru W sudah mengajar selama 23 tahun. Tahun 1986/1987 mengajar di

    SPG, 1987–1989 mengajar di SMP, kemudian tahun 1989 sampai

    sekarang mengajar di SMA S. Menurut guru, mengajar di SPG, SMP, dan

    SMA memiliki perbedaan. Ketika mengajar di SPG orientasinya untuk

    menjadi guru SD karena siswa-siswanya disiapkan untuk menjadi guru

    SD, kalau mengajar SMP siswanya masih anak–anak masih banyak

    aktivitas visinya. Sedangkan ketika di SMA homogen seperti sekarang

    berbeda lagi, dari segi kenakalan beda dan kalau siswa putri cenderung

    kurang tertarik untuk belajar eksak. Sebelum mengajar, guru W juga

    melakukan persiapan dengan membuka buku acuan dan buku agenda

    untuk melihat pelajaran yang sudah disampaikan sampai mana. Setelah

    melihat buku agenda maka guru tahu bagian mana yang perlu diulang,

    bagaimana memberi motivasi, serta apakah ada materi prasyarat yang

    perlu disampaikan. Selain itu, pada awal pelajaran guru berkeliling meja

    siswa untuk melihat catatan siswa guna mengingat kembali materi yang

    telah disampaikan. Untuk metode pembelajaran yang digunakan

    disesuaikan dengan materi dan siswanya.

    b. Transkripsi

    Pembuatan transkripsi dilakukan sendiri oleh peneliti dengan

    mengamati rekaman video pembelajaran dan rekaman wawancara dengan

    guru yang bersangkutan. Apa yang tampak di rekaman video (metode

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    dan media yang digunakan guru, aktivitas guru, tutur kata), yang memuat

    bentuk–bentuk representasi bahan ajar di salin dalam bentuk tulisan.

    Proses tersebut dilakukan dengan melihat video secara berulang-ulang

    sampai peneliti yakin bahwa data-data yang diperlukan telah di transkrip

    semua. Tidak semua kejadian yang tampak dalam video di transkrip

    melainkan hanya kegiatan/peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan

    bentuk-bentuk representasi bahan ajar. Transkripsi data video proses

    pembelajaran Guru P dapat di lihat pada lampiran 7, transkripsi data

    video proses pembelajaran guru W pada lampiran 8, transkrip data

    wawancara Guru P dapat di lihat pada lampiran 10, transkrip data

    wawancara guru W pada lampiran 11.

    B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Data dari penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif.

    Peristiwa atau tindakan guru yang yang menunjukkan bentuk-bentuk

    representasi bahan ajar, yang tampak dalam video rekaman proses

    pembelajaran akan di deskripsikan secara apa adanya. Peristiwa-peristiwa

    yang menunjukkan bentuk-bentuk representasi bahan ajar di buat topik data,

    kemudian topik-topik data yang memiliki makna sama dikelompokkan ke

    dalam satu kategori, setelah itu dilakukan pembahasan pada tiap kategori data

    dari peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bentuk-bentuk representasi bahan

    ajar. Pembahasan di dasarkan pada hasil wawancara dengan guru yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    bersangkutan dan teori yang ada, serta pengalaman dan pengetahuan yang

    dimiliki oleh peneliti. Hasil wawancara juga digunakan untuk mengungkap

    pengetahuan-pengetahuan guru yang mendasari tindakannya dalam

    merepresentasikan bahan ajar.

    1. Topik Data

    Dari transkripsi data kemudian di buat topik data yaitu deskripsi

    ringkas mengenai bagian data yang mengandung PCK guru yang meliputi

    bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan guru. Tiap topik

    data diberi kode (koding) yang berupa suatu kata yang menunjukkan isi

    dari topik tertentu. Topik data dari video proses pembelajaran Guru P dan

    guru W dapat dilihat pada lampiran 9.

    2. Kategori Data

    Topik data yang memiliki makna sama dikelompokkan ke dalam

    satu kategori data. Kategori data merupakan gagasan abstrak yang

    mewakili makna yang sama dalam sekelompok topik data. Kategori data

    dibuat sendiri oleh peneliti dengan membandingkan topik-topik data satu

    dengan yang lain. Pembuatan kategori data disesuaikan dengan teori dan

    data yang diperoleh.

    Menurut Backer & Chick (2006), bentuk-bentuk representasi

    meliputi strategi, cara-cara atau metode-metode pembelajaran (ceramah

    atau bercerita, demonstrasi, diskusi, simulasi komputer, eksperimen) serta

    media pembelajaran yang digunakan guru agar siswa memahami materi

    yang diajarkan. Agar isi materi dapat dipahami oleh siswa, maka guru

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    harus bisa mentransformasi pengetahuannya tentang isi materi ke dalam

    bentuk kegiatan pembelajaran. Menurut Geddis, dkk (1993) dalam

    Sarkim, 2005, proses transformasi dari pengetahuan isi materi menjadi

    bentuk pembelajaran meliputi kegiatan memilih konsep-konsep yang

    dipandang penting sesuai dengan tujuan pembelajaran, menyusun alur

    penyampaian materi, memilih jenis penjelasan, dan memilih metode

    pembelajaran. Berdasar teori tersebut, maka topik data yang diperoleh dari

    rekaman proses pembelajaran yang dilakukan Guru P dan guru W di buat

    kategori data sebagai berikut:

    a. Media pembelajaran yang digunakan guru

    b. Metode pembelajaran yang digunakan guru

    c. Cara guru menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh siswa

    d. Alur penyampaian materi dari guru

    3. Analisis

    Bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan oleh tiap-

    tiap guru berbeda-beda, hal itu karena tiap-tiap guru memiliki

    pengetahuan tersendiri yang mendasari setiap tindakannya. Seperti yang

    tampak dalam video rekaman proses pembelajaran dalam penelitian ini,

    peneliti melihat adanya perbedaan bentuk-bentuk representasi yang

    digunakan oleh Guru P dan guru W. Apa yang mendasari tindakan guru

    dalam penelitian ini ditelusuri melalui wawancara dengan guru yang

    bersangkutan. Dalam memberikan pertanyaan wawancara, peneliti

    berusaha untuk tidak mengarahkan jawaban Guru Pada jawaban yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    diinginkan oleh peneliti, sehingga alasan yang diberikan Guru Pada setiap

    tindakannya murni dari pengetahuan guru. Karena keterbatasan peneliti

    dalam wawancara (peneliti kurang bisa mengembangkan pertanyaan dan

    kurang bisa menggali jawaban dari guru), sehingga tidak semua tindakan

    yang dilakukan guru berhasil di cari tahu alasannya. Pertanyaan

    wawancara dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.

    Bentuk-bentuk representasi bahan ajar yang digunakan guru dapat dilihat

    dari peristiwa-peristiwa berikut:

    a. Media pembelajaran yang digunakan guru

    1). Media pembelajaran yang digunakan oleh Guru P

    Peristiwa-peristiwa dalam rekaman video proses pembelajaran

    yang menunjukkan media pembelajaran yang digunakan guru P

    yaitu :

    - 23 Juli 2009 menit ke 16’16”

    Guru menyampaikan persamaan getaran gelombang dengan

    powerpoint kemudian menjelaskan proses perolehan

    persamaan tersebut dengan menulis di papan tulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    - 13 Agustus 2009 (A) menit ke 20’50” – 21’54”

    Guru menampilkan simulasi Gelombang Stasioner dengan

    power point

    - 13 Agustus 2009(A) menit ke 23’29” – 26’13”

    Guru menjelaskan terjadinya titik maksimum dan titik

    minimum pada gelombang stasioner yang dihasilkan oleh

    superposisi dengan menggunakan simulasi yang ditampilkan

    dengan powerpoint.

    - 13 Agustus 2009 (B) menit ke 00’00” – 00’10”

    Guru mendemonstrasikan arah rambatan gelombang

    (gelombang datang dan gelombang pantul) dengan slinki.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    - 13 Agustus 2009 (B) menit ke 21’31” – 22’33”

    Guru melakukan demonstrasi dengan slinki untuk menjelaskan

    perbedaan gelombang datang dan gelombang pantul pada

    gelombang stasioner ujung bebas dan ujung terikat

    - 13 Agustus 2009 (B) menit ke 23’21” – 23’58”

    Guru menunjukkan perbedaan gelombang pantul pada

    gelombang stasioner ujung bebas dan ujung terikat dengan

    menunjukkan simulasi gelombang stasioner ujung bebas dan

    ujung terikat dengan powerpoint.

    G.S ujung terikat G.S ujung bebas

    - 20 Agustus 2009 (A) menit ke 3’18” - 04’07”

    Guru menampilkan simulasi gelombang stasioner ujung bebas

    dan persamaan interferensi dengan powerpoint

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    - 20 Agustus 2009 (A) menit ke 08’03” – 09’16”

    Guru menulis di papan tulis lx = l – x = letak titik (simpul /

    perut) dari sumber (asal) gelombang stasioner.

    - 27 Agustus 2009 (A) menit ke 04’03” – 05’34”

    Guru menampilkan gambar gelombang dan persamaan cepat

    rambat gelombang dengan powerpoint.

    Dari video rekaman proses pembelajaran yang dilakukan Guru P

    pada tanggal 23 Juli, 13 Agustus, 20 Agustus, dan 27 Agustus

    tahun 2009, tampak bahwa dalam merepresentasikan bahan ajar

    khususnya tentang getaran dan gelombang, guru menggunakan

    berbagai media yaitu komputer (simulasi, powerpoint), alat peraga

    (slinki), dan papan tulis (white board).

    Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 September

    dan 19 November 2009 bersama Guru P, peneliti memperoleh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    informasi mengenai alasan guru menggunakan beberapa media

    dalam menyampaikan materi gelombang.

    Peneliti: “Dalam mengajar, bapak menggunakan powerpoint, alat peraga (slinki), dan menulis di papan tulis juga, itu sudah berapa lama pak?”

    Guru : “Untuk yang pakai powerpoint itu dua tahun ini, karena fasilitas LCD baru ada itu.”

    Peneliti: “Untuk hasilnya bagaimana pak?” Guru : “Untuk hasilnya, ya menurut saya ada peningkatan

    cukup bagus, dan juga di samping itu penekanan bahwa memahami fisika itu kita harus melihat secara fisiknya saja jadi misalnya kalau bicara gaya itu,kita gambar gayanya, sebanyak gaya yang ada, arahnya kemana?, gaya kan arahnya bolak-balik ada selisihnya, kalau searah di jumlah. Kan begitu? Kalau gelombang, dia dengan gambar saja kan selesai, begitu? Ada, pada dua tahun yang lalu kalau ulanagn gelombang anak itu pake gambar set , set, set, diberi keterangan gini, lalu jawabannya bener saya nilai, dia dapat seratus malahan. Kan tidak usah matematis.”

    Peneliti: “Pemakaian power point hanya untuk bab itu atau bab lain juga?”

    Guru :“Saya berusaha yang bisa saya ... yang sifatnya ada animasinya begitu saya bikin power point. Artinya untuk memperkuat, memudahkan pemahaman konsep siswa. Seperti kelas sebelas, dulu saya belum pake itu, sekarang saya sudah pake yang untuk kinematika itu saya pake jadi ada gambar, ini kalau secara matematis itu koordinatnya begini ada bahasan fisikanya. Ini bahasan matematika, ini fisika jadi anak biar kalau dia paham di matematika jangan sampai matematika di tinggalkan terpisah begitu, itu kita hanya bicara koordinat dan persamaan vektor satuan, kinematika kan begitu.”

    Peneliti : ”Jadi kita harus punya trik agar siswa mudah memahami?”

    Guru : ”iya, karena problem di matematika akhirnya menganggap fisika yang sulit. Makanya kemarin saya mencoba menggunakan alat. Kadang dengan alat mereka tahu begitu, tapi kadang yang terekam dari dia pembalikan seperti apa kan ndak tahu, maka dengan animasinya itu lebih ekstrim perubahan fase maupun beda fasenya. Kalau hanya mengamati dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    slinkinya kan mungkin hanya o iya seperti itu, tapi gelombang pastinya seperti apa? Artinya mereka tahu tp untuk maksudnya seperti apa nggak ngerti kan? makanya dengan animasi. Tapi kalau hanya dengan animasi saja, mereka sebetulnya tanya ’itu apa?’ kan begitu juga. Karena siswa itu kan macam-macam, ada yang dia bisa pahami kalau dia melihat gerakan, ada yang dengan melihat sesuatu mungkin gambar, dia baru memahami, tapi ada juga yang di jelaskan aja bisa. Jadi saya berusaha ..., makanya kalau alatnya ada saya bawa, animasinya ada saya bawa, saya gabungkan semua kan gitu. Karena tidak semua anak dengan tayangan di LCD itu pasti bisa paham, ada yang bingung juga kan? Karena kadang-kadang mereka tidak bisa fokus, tapi mungkin dengan tambahan alat justru mungkin anak akan fokusnya disitu. Makanya kalau alatnya ada kemudian saya punya media, medianya saya tampilkan di situ, kalau cukup saya bawa semua.”

    Jadi yang menjadi pertimbangan guru untuk menggunakan

    beberapa media dalam menyampaikan bahan ajar yaitu

    kemampuan siswa yang bermacam-macam, fasilitas sekolah, serta

    sifat dari materi itu sendiri (apakah materi tersebut dapat dibuat

    simulasi/animasi atau tidak).

    2). Media pembelajaran yang digunakan oleh guru W:

    Dari video rekaman proses pembelajaran, tampak bahwa

    untuk mengajar materi gelombang, guru manggunakan media

    konvensional (white board) dan alat peraga (melde). Topik data

    yang menunjukkan kategori ini adalah:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    - Pertemuan 22 Juli 2009 menit ke 05’28” – 08’21”

    Guru menunjukkan bentuk gelombang stasioner yang

    dihasilkan oleh interferensi gelombang dengan melakukan

    demonstrasi percobaan melde.

    Guru : “ maka gelombang stasioner seperti apa akan saya tunjukkan di belakang. Sekarang kalian balik badan saja. Akan saya tunjukkan bagaimana gelombang stasioner. Jadi saya tidak akan percobaan cuma menunjukan saja gelombang stasioner itu seperti apa?”

    - Pertemuan 22 Juli 2009 menit ke 09’29” – 10’02”

    Guru menjelaskan kembali tentang percobaan melde kemudian

    menggambar gelombang datang dan gelombang pantul di

    papan tulis.

    Guru : “sekarang kita lihat persamaannya di sini, persamaan simpangan gelombang stasioner. Ini akibat pemantulan ujung bebas, kita gambar ujung ini di sini bagian fibrator kita beri nama sebuah titik.

    Guru : ”Kemudian gelombang ini kan tadi merambat sampai ditempat katrol tadi saya buat seperti ini. sampai di katrol tadi gelombang membalik karena diikat (terikat). Membalik, saya buat putus-putus biar kelihatan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Media utama yang digunakan guru W untuk

    merepresentasikan bahan ajar adalah papan tulis tetapi apabila

    alat tersedia di sekolah, maka untuk menyampaikan bahan

    ajar, guru menggunakan alat peraga. Untuk menunjukkann

    bentuk gelombang stasioner, guru menggunakan alat peraga

    melde. Pada saat menggunakan alat peraga tersebut, guru

    mengajak siswa ke laboratorium. Saat ini guru sedang

    merencanakan pembelajaran yang berbasis TI (pembelajaran

    dengan powerpoint/simulasi) tetapi belum mulai berjalan

    karena di kelas belum ada fasilitas viewer. Penggunaan media

    dipengaruhi oleh pengetahuan guru terhadap fasilitas sekolah

    dan juga pengetahuan guru terhadap media.

    b. Metode pembelajaran yang digunakan guru

    1). Metode Pembelajaran yang digunakan oleh Guru P

    Peristiwa-peristiwa dalam rekaman video proses pembelajaran

    yang menunjukkan metode pembelajaran yang digunakan guru

    yaitu :

    - Pertemuan 13 Agustus 2009(A) menit ke 23’29” – 26’13”

    Guru menjelaskan terjadinya titik maksimum dan titik

    minimum pada gelombang stasioner yang dihasilkan oleh

    superposisi dengan menampilkan simulasi gelombang

    menggunakan media komputer.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    - Pertemuan 13 Agustus 2009 (B) menit ke 00’00” – 00’10”

    Guru mendemonstrasikan arah rambatan gelombang

    (gelombang datang dan gelombang pantul) dengan slinki

    Guru : Jadi ini datangnya ke atas, kembalinya ke ... bawah.

    - Pertemuan 13 Agustus 2009 (B) menit ke 21’31” – 22’33”

    Guru melakukan demonstrasi dengan slinki untuk menjelaskan

    perbedaan gelombang datang dan gelombang pantul pada

    gelombang stasioner ujung bebas dan ujung terikat.

    - Pertemuan 20 Agustus 2009 (A) menit ke 14’35” – 13’22”

    Guru menjelaskan sambil mengajak siswa berdiskusi.

    Guru : ”Di ujung pantul? x nya berapa? Nol kan. Nah masukkan nilai

    x itu nol, berarti cos berapa? 4π (0) kan berarti cos berapa?” Siswa: �