bencana

9
Asuhan Keperawatan Komunitas pada Daerah Bencana A. Definisi Bencana (Disaster) Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Pengertian bencana atau disaster menurt Wikipedia: disaster is the impact of a natural or man-made hazards that negatively effects society or environment (bencana adalah pengaruh alam atau ancaman yang dibuat manusia yang berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan). Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana. Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, 1

Upload: lexasd

Post on 02-Jul-2015

713 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bencana

Asuhan Keperawatan Komunitas pada Daerah Bencana

A. Definisi Bencana (Disaster)

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi bencana

adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan

ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan

pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa

dari pihak luar.

Pengertian bencana atau disaster menurt Wikipedia: disaster is the impact

of a natural or man-made hazards that negatively effects society or environment

(bencana adalah pengaruh alam atau ancaman yang dibuat manusia yang

berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan). Dalam Undang-

Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian

dan beberapa istilah terkait dengan bencana.

Bencana adalah peristiwa atau masyarakat rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan yang disebabkan, baik

oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,

tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal

modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

1

Page 2: Bencana

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik

sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Sedangkan definisi bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang

menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau

memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu

yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.

Bencana adalah situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Tergantung pada cakupannya, bencana ini bisa merubah pola kehidupan dari

kondisi kehidupan masyarakat yang normal menjadi rusak, menghilangkan harta

benda dan jiwa manusia, merusak struktur sosial masyarakat, serta menimbulkan

lonjakan kebutuhan dasar (BAKORNAS PBP).

B. Jenis Bencana

Usep Solehudin (2005) mengelompokkan bencana menjadi 2 jenis yaitu:

1. Bencana alam (natural disaster) yaitu kejadian-kejadian alami seperti

kejadian-kejadian alami seperti banjir, genangan, gempa bumi, gunung

meletus, badai, kekeringan, wabah, serangga dan lainnya.

2. Bencana ulah manusia (man made disaster) yaitu kejadian-kejadian karena

perbuatan manusia seperti tabrakan pesawat udara atau kendaraan, kebakaran,

huru-hara, sabotase, ledakan, gangguan listrik, ganguan komunikasi,

gangguan transportasi dan lainnya.

Sedangkan berdasarkan cakupan wilayah, bencana terdiri dari:

1. Bencana Lokal

Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang

berdekatan. Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan

2

Page 3: Bencana

disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor manusia seperti kebakaran,

ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya.

2. Bencana Regional

Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis

yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam, seperti badai,

banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.

C. Fase-fase Bencana

Menurut Barbara Santamaria (1995), ada 3 fase dalam terjadinya suatu

bencana, yaitu fase preimpact, fase impact dan fase postimpact.

1. Fase preimpact merupakan warning phase, tahap awal dari bencana. Informasi

didapat dari badan satelit dan meteorologi cuaca. Seharusnya pada fase inilah

segala persiapan dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga, dan warga

masyarakat.

2. Fase impact merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat

dimana manusia sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive). Fase

impact ini terus berlanjut hingga terjadi kerusakan dan bantuan-bantuan

darurat dilakukan.

3. Fase postimpact adalah saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase

darurat, juga tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi

komunitas normal. Secara umum dalam fase postimpact ini para korban akan

mengalami tahap respon psikologis mulai penolakan, marah, tawar-menawar,

depresi hingga penerimaan.

3

Page 4: Bencana

D. Evolusi pandangan terhadap bencana

1. Pandangan Konvensional

Bencana merupakan sifat alam

Terjadinya bencana:

kecelakaan (accident)

tidak dapat diprediksi

tidak menentu

tidak terhindarkan

tidak terkendali

Masyarakat dipandang sebagai ‘korban’ dan ‘penerima bantuan’ dari pihak

luar.

2. Pandangan Ilmu Pengetahuan Alam

Bencana merupakan unsur lingkungan fisik yang membahayakan

kehidupan manusia. Karena kekuatan alam yang luar biasa. Proses geofisik,

geologi dan hidrometeorologi. Tidak memperhitungkan manusia sebagai

penyebab bencana.

3. Pandangan Ilmu Terapan

Besaran (magnitude) bencana tergantung besarnya ketahanan atau

kerusakan akibat bencana. Pengkajian bencana ditujukan pada upaya

meningkatkan kekuatan fisik struktur bangunan untuk memperkecil

kerusakan.

4

Page 5: Bencana

4. Pandangan Progresif

Menganggap bencana sebagai bagian dari pembangunan masyarakat

yang ‘normal’. Bencana adalah masalah yang tidak pernah berhenti. Peran

sentral dari masyarakat adalah mengenali bencana itu sendiri.

5. Pandangan Ilmu Sosial

Fokus pada bagaimana tanggapan dan kesiapan masyarakat menghadapi

bahaya. Ancaman adalah alami, tetapi bencana bukan alami. Besaran bencana

tergantung perbedaan tingkat kerawanan masyarak

6. Pandangan Holistik

Menekankan pada ancaman (threat) dan kerentanan (vulnerability), serta

kemampuan masyarakat dalam menghadapi risiko. Gejala alam menjadi

ancaman jika mengancam hidup dan harta-benda. Ancaman akan berubah

menjadi bencana jika bertemu dengan kerentanan.

E. Hal-hal yang Mendorong Pergeseran Paradigmatik

Kesadaran akan beragamnya postur bencana

Ukuran spektakular atau kecil

Meluas atau lokal

Homogen atau kompleks

Pendekatan konvensional tidak lagi mampu menjelaskan fenomena bencana

Infus pelajaran dari berbagai lapangan termasuk dari disiplin studi

pembangunan

5

Page 6: Bencana

F. Paradigma-paradigma Penanggulangan Bencana

1. Daur Penanggulangan Bencana

Memandang bencana sebagai rentetan kejadian dengan fokus ketika, sebelum

dan sesudah bencana.

2. Model Kue-marmer

Upaya penanggulangan bencana dapat dilaksanakan setiap saat, masing-

masing meluas atau menyempit, tergantung pada risiko yang dihadapi.

3. Tabrakan Unsur Ancaman-Kerentanan

Upaya mengatasi (melepaskan tekanan) kerentanan (tekanan) yang berakar

pada proses proses sosial ke arah masyarakat yang aman, berdaya tahan, dan

berkesinambungan.

4. Pengurangan Risiko

Upaya-upaya untuk mengatasi secara komprehensif dan terpadu untuk

mengurangi risiko bencana

6