belt conveyo1

11
Belt conveyor 1. 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKABelt Conveyor Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan muatan satuan (unitload) maupun muatan curah (bulk load) sepanjang garis lurus atau sudut inkliinasiterbatas. Belt conveyor secara intensif digunakan di setiap cabang industri. Padaindustri pupuk digunakan untuk membawa dan mendistribusikan pupuk. Dipilihnya belt conveyor sistem sebagai sarana transportasi pupuk adalahkarena tuntutan untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksidan juga kebutuhan optimasi dalam rangka mempertinggi efisiensi kerja.Keuntungan penggunaan belt conveyor adalah :1. Menurunkan biaya produksi saat memindahkan pupuk2. Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap3. Membutuhkan sedikit ruang4. Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan pupuk5. Menurunkan polusi udara Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (500 sampai 5000 m 3/ jamatau lebih), kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak (500 sampai 1000meter atau lebih). Pemeliharaan dan operasi yang mudah telah menjadikan beltconveyor secara luas digunakan sebagai mesin pemindah bahan. Berdasarkan perencanaan, belt conveyor dapat dibedakan sebagai 1. Stationary conveyor 2. 2. 2. Portable (mobile) conveyor Berdasarkan lintasan gerak belt conveyor diklassifikasikan sebagai : 1. Horizontal 2. Inklinasi dan 3. Kombinasi horizontal-inklinasi Gambar Lintasan belt Pada umumnya belt conveyor terdiri dari : kerangka (frame), dua buahpulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik( take-up pulley) pada tail end, sabuk lingkar (endless belt), Idler roller atas danIdler roller bawah, unit penggerak, cawan pengisi (feed hopper) yang dipasang di 3. 3. atas conveyor, saluran buang (discharge spout), dan pembersih belt (belt cleaner)yang biasanya dipasang dekat head pulley.Keterangan :1. Frame 6. Lower pulley2. Drive pulley 7. Drive unit3. Take up pulley 8. Feed hopper4. Endless belt 9. Discharge5. Upper pulley 10. Cleaner Gambar Konstruksi belt conveyor2.2.1 Komponen utama Belt Conveyor

Upload: hendrick-kurniawan

Post on 06-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wedwfef

TRANSCRIPT

Page 1: Belt Conveyo1

Belt conveyor

1. 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKABelt Conveyor Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan muatan satuan (unitload) maupun muatan curah (bulk load) sepanjang garis lurus atau sudut inkliinasiterbatas. Belt conveyor secara intensif digunakan di setiap cabang industri. Padaindustri pupuk digunakan untuk membawa dan mendistribusikan pupuk. Dipilihnya belt conveyor sistem sebagai sarana transportasi pupuk adalahkarena tuntutan untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksidan juga kebutuhan optimasi dalam rangka mempertinggi efisiensi kerja.Keuntungan penggunaan belt conveyor adalah :1. Menurunkan biaya produksi saat memindahkan pupuk2. Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap3. Membutuhkan sedikit ruang4. Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan pupuk5. Menurunkan polusi udara Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (500 sampai 5000 m 3/ jamatau lebih), kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak (500 sampai 1000meter atau lebih). Pemeliharaan dan operasi yang mudah telah menjadikan beltconveyor secara luas digunakan sebagai mesin pemindah bahan. Berdasarkan perencanaan, belt conveyor dapat dibedakan sebagai 1. Stationary conveyor

2. 2. 2. Portable (mobile) conveyor Berdasarkan lintasan gerak belt conveyor diklassifikasikan sebagai : 1. Horizontal 2. Inklinasi dan 3. Kombinasi horizontal-inklinasi Gambar Lintasan belt Pada umumnya belt conveyor terdiri dari : kerangka (frame), dua buahpulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik( take-up pulley) pada tail end, sabuk lingkar (endless belt), Idler roller atas danIdler roller bawah, unit penggerak, cawan pengisi (feed hopper) yang dipasang di

3. 3. atas conveyor, saluran buang (discharge spout), dan pembersih belt (belt cleaner)yang biasanya dipasang dekat head pulley.Keterangan :1. Frame 6. Lower pulley2. Drive pulley 7. Drive unit3. Take up pulley 8. Feed hopper4. Endless belt 9. Discharge5. Upper pulley 10. Cleaner Gambar Konstruksi belt conveyor2.2.1 Komponen utama Belt Conveyor Adapun komponen-komponen utama dari belt conveyor dapat dilihat padagambar berikut :

4. 4. Gambar Komponen belt conveyor1. Belt Belt merupakan pembawa material dari satu titik ke titik lain dan meneruskan gaya putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat bergerak dengan teratur.2. Head pulley Head pulley pada belt conveyor dapat juga dikatakan sebagai pulley penggerak dari sistem BC. Pada head pulley dipasang sistem penggerak untuk menggerakkan belt conveyor. Head pulley juga dapat dikatakan sebagai titik dimana material akan dicurahkan untuk dikirim ke BC selanjutnya.

5. 5. Gambar Head Pulley3. Tail pulley Merupakan pulley yang terletak pada daerah belakang dari sistem conveyor. Dimana pulley ini merupakan tempat jatuhnya material untuk dibawa ke bagian depan dari conveyor. Konstruksinya sama dengan head pulley, namun tidak dilengkapi penggerak.4. Carrying roller Merupakan roller pembawa karena terletak dibawah belt yang membawa muatan. Berfungsi sebagai penumpu belt dan sebagai landasan luncur yang dipasang dengan jarak tertentu agar belt tidak meluncur ke bawah. Gambar carrying roller

6. 6. 5. Return roller Merupakan roller balik atau roller penunjang belt pada daerah yang tidak bermuatan yang dipasang pada bagian bawah fram. Gambar Return roller6. Drive

Page 2: Belt Conveyo1

(penggerak) Berfungsi untuk menggerakkan pulley pada BC. Sistem penggerak ini biasanya terdiri dari motor listik , transmisi, dan rem.7. Take-up pulley Perangkat yang mengencangkan belt yang kendur dan memberikan tegangan pada belt pada start awal.8. Snub pulley Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tegangan belt pada drive pulley.9. Chute/ hopper Merupakan corong yang terletak diujung depan dan belakang conveyor belt untuk memuat dan mencurahkan material.10. Skirt rubber

7. 7. Berfungsi sebagai penyekat agar material tidak tertumpah keluar dari ban berjalan pada saat muat. Gambar Skirt Rubber11. Chip cleaner Berfungsi sebagai pembersih material yang terbawa oleh belt conveyor setelah dicurahkan. Gambar chip cleaner2.2.2 Sistem Kerja Belt Conveyor Bahan dihisap oleh unloader dari kapal dan bahan akan jatuh ke beltconveyor, kemudian belt conveyor akan mengirim bahan ke stasiunpenampungan. Belt diletakkan di atas pulley yang digerakkan oleh motor

8. 8. penggerak. Pulley bergerak akibat adanya putaran yang ditransmisikan oleh motorpenggerak. Gambar Sistem kerja belt conveyor Belt conveyor mentransport material yang ada di atas belt, dimana umpanatau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai di headmaterial ditumpahkan akibat belt berbalik arah.2.2.3 Belt Belt merupakan pembawa material dari satu titik ke titik lain danmeneruskan gaya putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat bergerakdengan teratur. Belt dapat dibuat dari :1. Textile terdiri dari : camel hair, cotton (woven atau sewed), duck cotton, danrubberized textile belt2. strip baja, dan atau

9. 9. 3. kawat baja (woven-mesh steel wire). Kekuatan belt conveyor bukan dilihat berdasarkan ketebalannyamelainkan pada jumlah lapisan penguat (ply) dan tegangan tarik per ply (tensilestrenght). Ditinjau dari struktur lapisan penguatnya, belt conveyor dibagi dalam duajenis yaitu : 1. Fabric belt Belt dengan penguat jenis fabric adalah belt dengan lapisan penguat (ply) yang terbuat dari serat tekstil (serat buatan). Lapisan penguat tersebut biasanya disebut Carcass. Carcass terbagi dalam beberapa jenis, antara lain : a. Nylon atau polymide (NN) b. Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan diolen c. Cotton d. Vinylon fabric (VN) e. Polyvinil (KN) f. Aramide fiber Fabric merupakan rajutan yang terdiri dari serat memanjang (WRAP) dan serat pengisi dengan arah melintang (WEFT). Jenis rajutan yang sering dipakai pada fabric belt adalah plain weave.

10. 10. Gambar Arah WEFT dan WRAP Gambar 2.11 Struktur fabric belt2. Steel cordSteel cord adalah belt yang lapisan penguatnya terbuat dari serat baja yanggalvanizing. Tujuan galvanizing adalah untuk mencegah terjadinya karat padakawat akibat adanya rembesan air atau udara. Steel cord belt biasanyadigunakan pada conveyor yang membawa beban berat. Pada belt jenis steelcord ini tidak terdapat lapisan penguat (ply). Yang ada hanya batangan kawatsling yang dirajut sedemikian rupa sehingga membentuk suatu anyaman kawatbaja. Berikut dapat dilihat konstruksi dari steel cord belt pada gambar berikutdi bawah ini

11. 11. Gambar Struktur steel cord beltBelt conveyor terdiri dari beberapa bagian penting antara lain:1. Cover rubber Cover rubber adalah lapisan karet sintetis yang mempunyai elastisitantinggi dan tahan gesek. Cover rubber berfungsi untuk melindungi lapisan penguatdari curahan, gesekan dan benturan material pada saat loading (pemuatan) agarply tidak sobek atau rusak. Alasan penggunaan karet adalah untuk melindungi

Page 3: Belt Conveyo1

plykarena karet memiliki elastisitas tinggi dan tahan gesek, namun karet tidakmemiliki tegangan tarik yang baik. Sedangkan lapisan ply tidak tahan terhadapgesekan dan benturan namun memiliki tegangan tarik yang baik. Penentuanpemakaian jenis Grade Cover Rubber adalah berdasarkan kondisi operasi danjenis material yang dibawa. Selain itu ada jenis cover rubber sintetis, antara lain : 1. SBR : Styrene Butadiene Rubber, untuk membawa material panas mulai dari temperatur 100 oC 2. ABR : Acrylonitrile Butadiene Rubber, untuk membawa material yang mengandung minyak dan bahan kimia (oil resistant)

12. 12. 3. NEOPRENE : dipakai pada tambang bawah tanah (flame/Fire Resistant conveyor Belting) Cover rubber terdiri atas dua bagian, yaitu : a. Top cover Top cover adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan material. Top cover biasanya disebut Carry cover (lapisan pembawa). Top cover selalu menghadap keatas dan lebih tebal daripada bottom cover. Pada operasi normal, top cover akan lebih cepat rusak daripada bottom cover karena top cover langsung mengalami benturan dan gesekan pada saat material dimuat. Tebal dari top cover adalah 1 mm s/d 8 mm untuk Fabric belt dan 5 mm s/d 18 mm untuk Steel cord belt. b. Bottom Cover Bottom cover adalah karet lapisan bawah yang berhadapan langsung dengan pully dan roller pembalik (Return Roller). Bottom cover seringjuga disebut dengan pully cover. Pada umumnya bottom cover lebih tipis dari pada top cover, karena bottom cover tidak bersentuhan langsung dengan material. Tebal Bottom cover adalah 1 mm s/d 4 mm untuk fabric belt dan 2 mm s/d 8 mm untuk steel cord belt.2. Tie rubber Tie Rubber adalah lapisan karet diantara ply. Tie rubber juga seringdisebut Tie gum atau Skim rubber. Tie rubber berfungsi untuk melekatkan plysatu dengan yang lainnya pada fabric belt, dan melekatkan sling baja dengancover rubber pada steel cord belt.

13. 13. Tebal tie rubber adalah : Untuk fabric belt 0.5 mm s/d 1 mm dan Untuk steel cord belt 2 mm. Tie rubber tidak tahan benturan dan gesekan. Spesifikasi tie rubber yangumum digunakan untuk belt conveyor adalah sebagai berikut: Tensile strange : 250 Kg/m2 Elongation : 500% Abrasion : 110 m33. Reinforcement – lapisan penguat (ply) Reinforcement adalah lapisan penguat untuk belt conveyor itu sendiri.Kekuatan atau tegangan pada belt tergantung lapisan penguat yang dipakai. Padaumumnya lapisan penguat terbuat dari serat (carccas) dan sling baja (steel cord).Lapisan penguat untuk fabric belt terdiri dari beberapa macam jenis, yaitu :1. Nylon atau polyamide (NN)2. Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan diolen3. Cotton4. Vinylon fabric (VN)5. Polyvinil (KN)6. Aramide fiber Sedangkan untuk steel cord belt lapisan penguatnya hanya terdiri dari satujenis saja, yaitu kawat sling baja. Disamping jenis lapisan penguat yang telahdisebut di atas, terdapat juga konstruksi khusus yang dirancang untuk melindungi

14. 14. lapisan penguat dari sobek yang memanjang. Lapisan ini disebut dengan RipGuard. Ada beberapa konstruksi dari Rip Guard, yaitu : 1. Belt fabric dengan carcass di dalam top cover yang disusun melintang 2. Nylon cord yang disusun melintang pada top cover 3. Nylon cord yang disusun melintang pada top dan bottom cover Gambar Lapisan belt2.2.4 Kekuatan Belt2.2.4.1 Kekuatan Tarik Belt (Tensile strength) Tensile strength adalah kekuatan tegangan tarik suatu belt conveyor yangdinyatakan dalam Kg/cm/ply. Kekuatan tarik suatu belt tergantung dari jumlah plyyang di gunakan. Contoh pembacaan

Page 4: Belt Conveyo1

tegangan tarik pada sebuah belt : 1. NN-50 x 4 P (fabric) NN-50 = kekuatan per ply jenis Nylon tersebut adalah 50Kg/cm/ply. Total kekuatan tarik pada belt tersebut adalah 50Kg/cm/ply x 4 ply = 200Kg/cm 2. EP-500 / 4 (fabric)

15. 15. Adalah kekuatan tarik total per ply jenis polyester / polyamide. Sehingakekuatan tarik per ply adalah : 500Kg/cm : 4 ply = 125 Kg/cm/ply3. 4-EP 125Angka 4 menunjukan jumlah ply, sedangkan angka 125 menyatakan tegangantarik dalam Kg/cm/ply. Jadi total dari tegangan tarik adalah 4 x 125 = 500Kg/cm.4. Selain itu untuk steel cord contoh pembacaan tegangan tarik adalah ST-2500. Yang artinya Tensile strength = 2500 Kg/cm. pada steel cord tidakterdapat ply, yang dipakai adalah unit sling baja.Besarnya tarikan belt pada tiap titik dapat dihitung dengan rumus (Zainuri,2006):Titik 1 (S1) = belt meninggalkan pulley pengerakTitik 2 (S2) = S1 + W1,2 (belt mendekati tail pulley)Titik 3 (S3) = 1.07 × S2 (belt meninggalkan tail pulley)Titik 4 (S4) = S3 + W3,4 + Wpl (belt mendekati pulley pengerak)Dari hukum Euler, belt tidak akan slip pada pulley jika :St ≤ Ssl eμαSt adalah tegangan kerasSsl adalah tegangan kendore adalah bilangan logaritma dasar, e ≈ 2.718α adalah sudut sentuh belt pada pulley = 210 o, radian ( 1rad ≈ 57.3 o)

16. 16. 2.2.4.2 Pembacaan dan penulisan spesifikasi fabric belt Pembacaan dan penulisan spesifikasi belt conveyor harus diusahakansejelas mungkin. Karena pembacaan yang tidak jelas akan mengakibatkankesalahan dalam pemakaian jenis belt conveyor dan akan memberikan data yangtidak akurat, baik untuk penggantian belt barumaupun penyambungan. Pembacaandan penulisan spesifikasi belt conveyor yang benar adalah :1. Pembacaan spesifikasi fabric beltSpesifikasi Fabric Belt 200 m RMA-2 NN-150 900 x 4P x 6 x 2 mmPembacaan200 m : panjang beltRMA-2 : Grade cover rubberNN-150 : Tensile Strength 150 Kg/cm/ply900 : Lebar belt4P : jumlah ply = 46 mm : tebal top cover = 62 mm : tebal bottom cover = 22. Pembacaan spesifikasi steel cordSpesifikasi steel cord 1000 m DIN-M ST-3150 1600 x DIA. 7 x 101 x 12 x 6 mmPembacaan1000 m : Penjang belt = 1000 mDIN-M : Grade cover RubberST-3150 : Tensile strength = 3150 Kg/cm1600 : Lebar belt = 1600 mm

17. 17. DIA. 7 : Diameter kawat sling = 7 mm/Pcs101 Pcs : Terdapat 101 buah sling berjejer selebar belt disusun dengan jarak titksumbu (pitch) yang sama12 mm : tebal top cover = 12 mm6 mm : tebal bottom cover = 6 mm2.2.4.3 Penentuan jumlah ply Pemikiran awam untuk menghadapi masalah belt yang sering putus adalahdengan menambah jumlah ply, tanpa mempertimbangkan stress yang akan terjadipada saat belt berjalan melewati pully (pada titik momen) yang akan berakibatfatal. Disamping factor stress, belt akan berjalan mengambang tidak dudukdengan baik diatas roller. Karena denganpenambahan jumlah ply, maka akanmenambah kekakuan belt secara keseluruhan. Jumlah minimum ply ditentukanoleh berbagai faktor, yaitu: 1. Kapasitas 2. Lebar belt conveyor 3. Jenis carccas 4. Diameter pully Jumlah ply yang banyak mengharuskan pemakaian diameter pully yangbesar untuk menjaga fleksibilitas belt conveyor. Hubungan antara jenis carccasdan jumlah ply dengan diameter pulley yang di sarankan dapat dilihat di bawah ini

18. 18. Gambar Hubungan diameter pulley dengan jumlah ply: 2.2.4.4 Nilai mulur (Elongation) Belt conveyor akan mengalami mulur sewaktu beroperasi sebagai akibatdari sifat serat dan stress yang dialaminya. Mulur adalah pertambahan panjangbelt dari panjang semula. Dalam pemilihan jenis reinforcement, yang harus diperhatikan adalah jumlah kemuluran yang akan terjadi pada waktu belt beroperasibeberapa saat. Nilai mulur

Page 5: Belt Conveyo1

dapat di pakai sebagai pedoman dalam menentukanposisi take-up (counter weight), agar posisi counter weight tidak menyentuh tanahdalam waktu singkat. Pemilihan nilai mulur yang tidak tepat dapat menyebabkanpenyambungan berulang-ulang karena counter weight menyentuh tanah, sehinggamenyebabkan jadwal produksi menjadi terganggu. Besar nilai mulur pada beltdapat dilihat pada tabel berikut : Tabel2.1 Perbandingan nilai mulur belt conveyor Belt type Take-Up (%) c-c Elongation Distance Elastic PermanentSteel cord (ST) 0.1 – 0.2 0.03 – 0.06 0.08 – 0.13Nylon fabric (NN) 1.5 – 2.5 0.30 – 0.60 1.30 – 1.80Vynylon fabric (VN) 0.7 – 1.1 0.20 – 0.30 0.50 – 0.80Polyester fabric (EP) 1.0 – 1.5 0.20 – 0.50 0.50 – 1.00

19. 19. Pada tabel diatas diperlihatkan perbandingan nilai mulur dari berbagai jenisreinforcement yang umumnya dipakai dalam belt conveyor. Nilai mulur dinyatakandalam % dari jarak center – to – center conveyor (pully depan ke pully belakang).Nilai mulur elastic adalah nilai mulur yang akan terjadi pada saat belt start atauberoperasi. Disamping itu juga belt mengalami mulur permanent. Perhitungan mulurdari sebuah belt conveyor dapat dihitung sebagai berikut: Nilai mulur belt = L(c-to-c) x M(max)/ 100 ……………………………….(lit. 7)Dimana : L = panjang belt M = nilai mulur permanen2.5 Metode Penyambungan belt Belt conveyor adalah salah satu komponen dari belt conveyor sistem yangberfungsi untuk membawa material dan meneruskan gaya putar. Di pilihnya beltconveyor system sebagai sarana transportasi material adalah karena tuntutanuntuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi dan jugakebutuhan optimasi dalam rangka mempertinggi efisiensi kerja. Keuntungan daripenggunaan belt conveyor adalah: 1. Menurunkan biaya produksi pada saat memindahkan material 2. Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetapsesuai dengan keinginan 3. Membutuhkan sedikit ruang 4. Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan material 5. Menurunkan polusi udara

20. 20. Oleh karena belt adalah merupakan salah satu komponen utama, makasangat diperlukan perawatan khusus pada bagian tersebut. Salah satunyaadalahbagaimana cara melakukan penyambungan belt jika terjadi kerusakan padasaat operasi/ produksi sedang berlangsung.2.5.1 Jenis Penyambungan Belt Penyambungan belt conveyor adalah proses menyatukan dua sisi belt,sehingga belt dapat digunakan sebagai alat tranportasi produk. Padapenyambungan belt conveyor terdapat dua jenis (Metode) penyambungan, yaitu : a. Penyambungan mekanis (Mechanical Joint) Penyambungan mekanis adalah penyambungan yang terdiri dari bahan baja berbentuk engsel untuk menghubungkan kedua bagian belt. Penyambungan ini digunakan hanya dalam keadaan darurat saja. Pada saat belt tiba-tiba putus saat beroperasi dan perusahan dalam keadaan kejar produksi(Shipping). Karena penyambungan mekanis ini sifatnya hanya sementara. Keuntungan dari mechanical joint : 1. Cepat dalam penyambungan 2. Investasi awal sedikit, karena hanya perlu tool portable 3. Pergeseran take up sedikit karena panjang belt berkurang sedikit Kerugian dari mechanical joint : 1. Kekuatannya berkurang

21. 21. 2. Pada ujung potongan terbuka. Sehingga carccas lembab dan dapat merusak carccas 3. Permukaan sambungan biasanya tidak rata sehingga belt cleaner tidak berfungsi efektif 4. Material halus dapat lolos ke bawah melalui celah sambungan 5. Untuk material yang panas, splice dapat merambatkan panas ke carccas, sehingga carccas rapuh setempat Cara penyambungan mechanical joint adalah ; belt ditempatkan berhadapan dengan potongan

Page 6: Belt Conveyo1

lurus yang tegak lurus terhadap garis tenah belt, selanjutnya dilakukan pelubangan belt untuk memasang boltsplice dan terakhir dilakukan pemasangan aligator / mechanical splice dengan menggunakan bolt.b. Penyambungan tak berujung (Endles splicing) Penyambungan tak berujung adalah penyambungan yang dilakukan dengan menyatukan/melekatkan lapisan penguat dengan proses vulkanisasi. Hasil dari penyambungan ini tidak menonjol melebihi permukaan belt conveyor. Apabila proses penyambungan dilakukan dengan sempurna maka hasil penyambungan tidak akan terlihat. Keuntungan yang didapat dari dari penyambungan tak berujung ini, antara lain: 1. Menghemat belt 2. Tidak terdapat material yang tertumpah, sehingga kapasitas produksi tidak berkurang. 3. Tidak merusak pully dan roller 4. Tidak merusak system screape

22. 22. Penyambungan tak berujung ini mempunyai dua jenis penyambungan, yaitu: 1. Penyambungan panas (Hot splicing) Penyambungan panas adalah proses penyambungan belt conveyor dengan proses vulkanisasi pada prosesnya menggunakan alat pemanas yang disebut heating solution. 2. Penyambungan dingin (cold Splicing) Penyambungan dengan sistim dingin adalah proses penyambungan belt conveyor yang proses vulkanisasinya dengan cara kimiawi. Yaitu dengan menggunakan lem yang menyatu dengan karet. Penyambungan sistem dingin dan sistem panas adalah penyambungan yangmengalami proses vulkanisasi. Vulkanisasi adalah proses konversi bentuk karetdari bentuk plastis menjadi elastis karena reaksi kimia.Vulkanisasi akan terjadi apabila ada :1. Kimia, yaitu Sulfur dan Accelelator2. Temperatur3. TekananPada Vulkanisasi panas1. Kimia : Terdapat didalam karet dan lem2. Temperature : 140 s/d 170 oC3. Tekanan: 5 kg/cm2 s/d 12 kg/cm2Sedangkan pada Vulkanisasi dingin adalah:1. Kimia, sulfur, accelelator terpisah. Sulfir terdapat di dalam lem dan bonding layer

23. 23. 2. Temperature : Temperatur ruang3. Tekanan : Tenaga manusia Penyambungan sistem dingin adalah penyambungan paling ekonomis,efisien dan praktis serta memiliki kekuatan/ketahanan yang sama dengan sistempanas. Apabila penyambungan dilakukan dengan sempurna, maka belt tersebuttidak akan pernah putus pada sambungan. Sambungan akan terputus dan terlepasapabila :1. Apabila ada lapisan penguat yang terpotong pada saat penyambungan karena pemakaian pisau yang tidak tepat atau tersodok alat pemisah ply.2. Sambungan lem tertutup pada saat lem masih basah atau pada saat sebagian lem sudah kering.3. Kurang rapatnya cover strip, sehingga ada material yang masuk kedalam sambungan.4. Waktu vulkanisasi terlalu lama.5. Kurang control pada saat melakukan roll, ada udara yang terjebak6. Penempatan cover strip yang menonjol. Pada belt conveyor dengan 1 ply, biasanya penyambungan dilakukan dengan Finger Joint dan cara Tip-Top. Sedangkan untuk penyambungan steel cord belt hanya dapat digunakan dengan system panas (Hot Splicing). Terdapat beberapa metode yang dipakai dalampenyambungan steel cord belt yaitu : Metode 1 step, metode 2 step, metode 3 step,metode 4 step danmetode 5 step.

24. 24. Gambar Metode step steel cord belt2.5.2 Beban yang dialami Sambungan Belt2.5.2.1 Kekuatan Tarik Sambungan Menurut Niemann, 1986 dalam bukunya Elemen Mesin menerangkanbahwa besarnya gaya tarik yang dialami oleh sambungan perekat tergantungkepada panjangnya belt yang direkatkan. Dalam hal ini besarnya gaya tarik yangdialami oleh sambungan dapat dihitung dengan rumus :F = b × Ls × τizinDimana : F

Page 7: Belt Conveyo1

= gaya tarik belt b = panjang belt yang direkatkan Ls = panjang langkah penyambungan τizin = tegangan tarik izinBesarnya panjang langkah penyambungan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut :Tabel 2.2 Panjang langkah carccasKonstruksi carcass Panjang langkah (mm)EP 250/5 100EP 200/2EP 500/4 150EP 300/3

25. 25. EP 400/3EP 250/2PNN 300/3NH 300/3EP 630/4 200NN 630/4EP 630/3 250EP 1250/4 350