bell's palsy

20
Latar Belakang Masalah Bell¶s palsy adalah kelumpuhan wajah sebelah yang timbul mendadak akibat lesi saraf fasialis,dan mengakibatkan distorsi wajah yang khas. Dengan kata lain bell¶s palsy merupakan suatukelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba- tiba pada otot disatu sisi wajah. Adalah Sir Charles Bell seorang ilmuan dari Skotlandia yang pertama kalimenemukan penyakit ini pada abad ke-19.Pengamatan klinik, pemeriksaan neurologik, laboratorium dan patologi anatomi menunjukkanbahwa bell's palsy bukan penyakit tersendiri tetapi berhubungan erat dengan banyak faktor dansering merupakan gejala penyakit lain. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia dewasa,jarang pada anak di bawah umur 2 tahun. Biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagianatas yang erat hubungannya dengan cuaca dingin.Banyak orang mengira bahwa bell¶s palsy merupakan stroke, tetapi pada hakikatnya bell¶s palsyberbeda dengan serangan stroke. Yang menjadi pembeda paling mendasar adalah pada bell¶spalsy tidak disertai dengan kelemahan pada anggota gerak. Hal ini disebabkan oleh letak kerusakan saraf yang berbeda. Pada serangan stroke saraf yang rusak adalah pada saraf otak yangmengatur pergerakan salah satu sisi tubuh, termasuk wajah. Sedangkan pada kasus bell¶s palsy,kerusakan yang terjadi langsung pada saraf yang mengurus persarafan wajah yaitu saraf fasialis.Skenario : Seorang wanita usia 40 tahun sewaktu bangun tidur merasakan kebal pada pipi dantelingan kanan. Pada saat bercermin terlihat wajahnya tidak simetris (merot) saat tersenyum.Sisi kanan mulut tidak bergerak. Kelopak mata kanan tidak bias menutup dan air mata keluar terus

Upload: christina-damayanti

Post on 22-Jan-2016

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bell's Palsy

Latar Belakang Masalah Bell¶s palsy adalah kelumpuhan wajah sebelah yang timbul

mendadak akibat lesi saraf fasialis,dan mengakibatkan distorsi wajah yang khas. Dengan kata lain bell¶s palsy merupakan

suatukelainan pada saraf wajah yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tiba-tiba pada otot disatu sisi wajah. Adalah Sir

Charles Bell seorang ilmuan dari Skotlandia yang pertama kalimenemukan penyakit ini pada abad ke-19.Pengamatan klinik,

pemeriksaan neurologik, laboratorium dan patologi anatomi menunjukkanbahwa bell's palsy bukan penyakit tersendiri tetapi berhubungan erat dengan banyak faktor dansering merupakan

gejala penyakit lain. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia dewasa,jarang pada anak di bawah umur 2 tahun. Biasanya

didahului oleh infeksi saluran nafas bagianatas yang erat hubungannya dengan cuaca dingin.Banyak orang mengira bahwa

bell¶s palsy merupakan stroke, tetapi pada hakikatnya bell¶s palsyberbeda dengan serangan stroke. Yang menjadi pembeda paling mendasar adalah pada bell¶spalsy tidak disertai dengan

kelemahan pada anggota gerak. Hal ini disebabkan oleh letak kerusakan saraf yang berbeda. Pada serangan stroke saraf

yang rusak adalah pada saraf otak yangmengatur pergerakan salah satu sisi tubuh, termasuk wajah. Sedangkan pada kasus bell¶s palsy,kerusakan yang terjadi langsung pada saraf yang

mengurus persarafan wajah yaitu saraf fasialis.Skenario :Seorang wanita usia 40 tahun sewaktu bangun tidur merasakan kebal pada pipi dantelingan kanan. Pada saat bercermin terlihat wajahnya tidak simetris (merot) saat tersenyum.Sisi kanan mulut tidak bergerak. Kelopak mata kanan tidak bias menutup dan air mata keluar terus menerus dari mata kanan. Pasien merasakan

kesulitan berkumur. 

Penderita sadar penuh, tanda vital normal, bicara pelo terutama untuk bunyi mi-mi-mi. Lipatannasolabialis kanan terlihat

mendatar dan tak ada kerutan pada sisi wajah sebelah kanan. Lebar fissure palpebralis kanan lebih keluar dari yang kiri dan secara terus menerus mengeluarkanairmata dari mata kanan. Didapatkan fenomena bell. Bila melihat keatas tak ada kerutan padadahi kanan. Penderita tak bisa minum dari sedotan atau kursil penderita tak mampu merasakanlarutan manis asin yag

Page 2: Bell's Palsy

dioleskan pada sisi kanan depan lidahnya, tetapi mudah mengenali biladiletakkan pada sisi kirinya. Pemeriksaan motor sensorik, koordinasi reflek tendo dan caraberjalan masih dalam

batas normal. 

Melihat fenomena di atas, Bell¶s Palsy merupakan penyakit yang menjadi momok bagi manusia.Selain itu, Bell¶s Palsy menyerang

dengan tiba-tiba. Tiba-tiba saja, penderita merasakan danmengalami kelainan seperti lumpuh pada sebagian sisi wajah, bicara pelo, pandangan kabur,dan lain sebagainya. Oleh karena

itu penting bagi kita untuk mempelajari tentang patofisologi,mekanisme, manifestasi klinis, prosedur diagnostik

dan penatalaksanaan Bell¶s Palsy. 

Rumusan Masalah

 Bagaimanakah definisi, epidemiologi dan etiologi Bell¶s Palsy?Bagaimanakah anatomi dari nervus VII?Bagaimanakah

patofisiologi dari penyakit Bell¶s Palsy?Apa sajakah gejala klinis yang timbul pada penderita Bell¶s Palsy?Apa sajakah

pemeriksaan yang dibutuhkan untuk penegakan diagnosis Bell¶s Palsy?Bagaimanakah terapi untuk penderita Bell¶s Palsy?Bagaimanakah pencegahan dan prognosis Bell¶s Palsy?

Tujuan

 1. Mengetahui definisi, epidemiologi dan etiologi Bell¶s Palsy2. Mengetahui anatomi nervus VII3. Mengetahui patofisiologi Bell¶s

Palsy

 4

. Mengetahui gejala klinis pada penderita Bell¶s Palsy5. Memahami pemeriksaan yang dibutuhkan untuk penegakan

diagnosis Bell¶s Palsy6. Memahami cara pengobatan dalam terapi s Bell¶s Palsy7. Mengetahui pencegahan dan prognosis Bell¶s

PalsyManfaat

 1. Mahasiswa dapat memahami anatomi dan fisiologi system saraf.2. Mahasiswa dapat mencari dan mengerti patologi pada

Page 3: Bell's Palsy

penyakit neurologi khususnya Bell¶sPalsy.3. Mahasiswa dapat mengetahui kalsifikasi, kausa, diagnosis, penatalaksanaan,

prognosis, danrehabilitasi penyakit Bell¶s Palsy.BAB II

 TINJAUAN PUSTAKA

  Definisi

 Bell's Palsy (BP) ialah suatu kelumpuhan akut n. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya.Sir Charles Bell (1821) adalah

orang yang pertama meneliti beberapa penderita dengan wajahasimetrik, sejak itu semua kelumpuhan n. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya disebutBell's palsy.Pengamatan

klinik, pemeriksaan neurologik, laboratorium dan patologi anatomi menunjukkanbahwa BP bukan penyakit tersendiri tetapi berhubungan erat dengan banyak faktor dan seringme-rupakan

gejala penyakit lain. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia dewasa, jarangpada anak di bawah umur 2 tahun. Biasanya

didahului oleh infeksi saluran napas bagian atasyangerat hubungannya dengan cuaca dingin.

Epidem

iologi Bell¶s palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari

paralysis fasial akut. Di dunia,insiden tertinggi ditemukan di Seckori, Jepang tahun 1986 dan insiden terendah ditemikan

diSwedia tahun 1997. Di Amerika Serikat, insiden Bell¶s palsy setiap tahun sekitar 23 kasus per 100.000 orang, 63% mengenai

wajah sisi kanan. Insiden Bell¶s palsy rata-rata 15-30 kasus per 100.000 populasi. Penderita diabetes mempunyai resiko 29% lebih tinggi, dibanding non-diabetes. Bell¶s palsy mengenai laki-laki dan wanita dengan perbandingan yang sama. Akantetapi, wanita muda yang berumur 10-19 tahun lebih rentan terkena daripada laki-laki padakelompok umur yang sama. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadipada umur 15-50 tahun. Pada kehamilan trisemester ketiga dan 2

minggu pasca persalinankemungkinan timbulnya Bell¶s palsy lebih tinggi daripada wanita tidak hamil, bahkan bisamencapai 10

kali lipat

Page 4: Bell's Palsy

Etiologi Kausa kelumpuhan n. fasialis perifer sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Umumnyadapat dikelompokkan sbb.I)

Kongenital1.anomali kongenital (sindroma Moebius)2.trauma lahir (fraktur tengkorak, perdarahan intrakranial .dll.)II)

Didapattraumapenyakit tulang tengkorak (osteomielitis)proses intrakranial (tumor, radang, perdarahan)

 proses di leher yang menekan daerah prosesus

stilomastoideus)infeksi tempat lain (otitis media, herpes zoster)sindroma paralisis n. fasialis familial‡ Neurotmesis± Terjadi

karena axon, schwann cell dan myelin sheat terputus dan terjadi degenerasi± Saraf banyak mengandung serabut yang jika rusak dapat mengakibatkan tipe lesi

yangbermacam-macam sehingga sulit mendiagnosis‡ Tekanan yang singkat pada saraf mengakibatkan hilangnya konduksi yang dapat

membuatischemic dan secara cepat reversible± Contoh : Duduk dengan kaki menyilang dapat mengakibatkan hilangnya konduksi

sementara diibu jari (n. peroneal)‡ Kompressi injury yang lebih lama mengakibatkan mechanical displacement nodus of ranvier ‡ Jika proses

penekanan hilang sebelum terjadi perubahan strktur maka akan pulih dalambeberapa minggu.Faktor-faktor yang diduga berperan menyebabkan BP antara lain : sesudah bepergian jauhdengan kendaraan, tidur

di tempat terbuka, tidur di lantai, hipertensi, stres, hiperkolesterolemi,diabetes mellitus, penyakit vaskuler,

gangguan imunologik dan faktor geneticAnato

mi

 Saraf otak ke VII mengandung4

macam serabut, yaitu :1. Serabut somato motorik, yang mensarafi otot-otot wajah kecuali m. levator palpebrae

(n.II),otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga tengah.2. Serabut visero-motorik,

(parasimpatis) yang datang dari nukleus salivatorius superior. Serabutsaraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung, sinus paranasal, danglandula submaksilaris serta

sublingual dan lakrimalis.3. Serabut visero-sensorik, yang

Page 5: Bell's Palsy

menghantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga bagiandepan lidah.

4. Serabut somato-sensorik, rasa nyeri dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba dari sebagiandaerah kulit dan mukosa yang dipersarafi oleh nervus trigeminus.Nervus VII terutama terdiri dari saraf motorik yang mempersarafi seluruh otot mimik wajah.Komponen sensorisnya kecil, yaitu nervus intermedius Wrisberg yang mengantarkan rasa kecapdari dua pertiga bagian lidah dan sensasi kulit dari dinding anterior kanalis auditorius eksterna.Serabut-serabut kecap pertama-tama melintasi nervus lingual, yaitu cabang dari nervusmandibularis lalu masuk ke korda timpani dimana ia membawa sensasi kecap melalui nervusfasialis ke nukleus traktus solitarius. Serabut-serabut sekretomotor menginnervasi kelenjar lakrimal melalui nervus petrosus superfisial major dan kelenjar sublingual serta kelenjar submaksilar melalui korda tympani.Nukleus (inti) motorik nervus VII terletak di ventrolateral nukleus abdusens, dan serabut nervusfasialis dalam pons sebagian melingkari dan melewati bagian ventrolateral nukleus abdusenssebelum keluar dari pons di bagian lateral traktus kortikospinal. Karena posisinya yangberdekatan (jukstaposisi) pada lantai ventrikel IV, maka nervus VI dan VII dapat terkenabersama-sama oleh lesi vaskuler atau lesi infiltratif. Nervus fasialis masuk ke meatus akustikusinternus bersama dengan nervus akustikus lalu membelok tajam ke depan dan ke bawah di dekatbatas anterior vestibulum telinga dalam. Pada sudut ini (genu) terletak ganglion sensoris yangdisebut genikulatum karena sangat dekat dengan genu. Nervus fasialis terus berjalan melaluikanalis fasialis tepat di bawah ganglion genikulatum untuk memberikan percabangan keganglion pterygopalatina, yaitu nervus petrosus superfisial major, dan di sebelah yang lebihdistal memberi persarafan ke m. stapedius yang dihubungkan oleh korda timpani. Lalu n. fasialiskeluar dari kranium melalui foramen stylomastoideus kemudian melintasi kelenjar parotis danterbagi menjadi lima

Page 6: Bell's Palsy

cabang yang melayani otot-otot wajah, m. stilomastoideus, platisma dan m.digastrikus venter posterior.Lokasi cedera nervus fasialis pada Bell¶s palsy adalah di bagian perifer nukleus nervus VII.Cedera tersebut terjadi di dekat ganglion genikulatum. Jika lesinya berlokasi di bagian proksimalganglion genikulatum, maka paralisis motorik akan disertai gangguan fungsi pengecapan dangangguan fungsi otonom. Lesi yang terletak antara ganglion genikulatum dan pangkal kordatimpani akan mengakibatkan hal serupa tetapi tidak mengakibatkan gangguan lakrimasi. Jikalesinya berlokasi di foramen stilomastoideus maka yang terjadi hanya paralisis fasial (wajah).

Patofisiologi Para ahli menyebutkan bahwa pada Bell¶s palsy terjadi proses inflamasi akut pada nervus fasialisdi daerah tulang temporal, di sekitar foramen stilomastoideus. Bell¶s palsy hampir selalu terjadisecara unilateral. Namun demikian dalam jarak waktu satu minggu atau lebih dapat terjadiparalysis bilateral. Penyakit ini dapat berulang atau kambuh.Patofisiologinya belum jelas, tetapi salah satu teori menyebutkan terjadinya proses inflamasipada nervus fasialis yang menyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadikompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal. Perjalanan nervus fasialis keluar dari tulang temporal melalui kanalis fasialis yang mempunyai bentuk seperti corong yangmenyempit pada pintu keluar sebagai foramen mental. Dengan bentukan kanalis yang unik tersebut, adanya inflamasi, demyelinisasi atau iskemik dapat menyebabkan gangguan darikonduksi. Impuls motorik yang dihantarkan oleh nervus fasialis bisa mendapat gangguan dilintasan supranuklear, nuklear dan infranuklear. Lesi supranuklear bisa terletak di daerah wajahkorteks motorik primer atau di jaras kortikobulbar ataupun di lintasan asosiasi yang berhubungandengan daerah somatotropik wajah di korteks motorik primer.Karena adanya suatu proses yang dikenal awam sebagai ³masuk angin´ atau dalam bahasainggris ³cold´. Paparan udara dingin seperti angin kencang, AC, atau mengemudi dengan kacajendela yang terbuka diduga sebagai salah satu penyebab terjadinya Bell¶s palsy. Karena itunervus fasialis bisa sembab, ia terjepit di dalam

Page 7: Bell's Palsy

foramen stilomastoideus dan menimbulkankelumpuhan fasialis LMN. Pada lesi LMN bias terletak di pons, di sudut serebelo-pontin, di ospetrosum atau kavum timpani, di foramen stilomastoideus dan pada cabang-cabang tepi nervusfasialis. Lesi di pons yang terletak di daerah sekitar inti nervus abdusens dan fasikuluslongitudinalis medialis. Karena itu paralisis fasialis LMN tersebut akan disertai kelumpuhanmuskulus rektus lateralis atau gerakan melirik ke arah lesi. Selain itu, paralisis nervus fasialisLMN akan timbul bergandengan dengan tuli perseptif ipsilateral dan ageusia (tidak bisamengecap dengan 2/3 bagian depan lidah). Berdasarkan beberapa penelitian bahwa penyebabutama Bell¶s palsy adalah reaktivasi virus herpes (HSV tipe 1 dan virus herpes zoster) yangmenyerang saraf kranialis. Terutama virus herpes zoster karena virus ini menyebar ke saraf melalui sel satelit. Pada radang herpes zoster di ganglion genikulatum, nervus fasialis bisa ikutterlibat sehingga menimbulkan kelumpuhan fasialis LMN.Kelumpuhan pada Bell¶s palsy akan terjadi bagian atas dan bawah dari otot wajah seluruhnyalumpuh. Dahi tidak dapat dikerutkan, fisura palpebra tidak dapat ditutup dan pada usaha untuk memejam mata terlihatlah bola mata yang berbalik ke atas. Sudut mulut tidak bisa diangkat.Bibir tidak bisa dicucurkan dan platisma tidak bisa digerakkan. Karena lagoftalmos, maka air mata tidak bisa disalurkan secara wajar sehingga tertimbun disitu

Gejala Klinis

 Pada awalnya, penderita merasakan ada kelainan di mulut pada saat bangun tidur, menggosok gigi atau berkumur, minum atau berbicara. Setelah merasakan adanya kelainan di daerah mulutmaka penderita biasanya memperhatikannya lebih cermat dengan menggunakan cermin.Mulut tampak moncong terlebih pada saat meringis, kelopak mata tidak dapat dipejamkan(lagoftalmos), waktu penderita disuruh menutup kelopak matanya maka bola mata tampak berputar ke atas.(tanda Bell). Penderita tidak dapat bersiul atau meniup, apabila

Page 8: Bell's Palsy

berkumur atauminum maka air keluar melalui sisi mulut yang lumpuh. Selanjutnya gejala dan tanda klinik lainnya berhubungan dengan tempat/lokasi lesi.a. Lesi di luar foramen stilomastoideusMulut tertarik ke arah sisi mulut yang sehat, makanan berkumpul di antar pipi dan gusi, dansensasi dalam (deep sensation) di wajah menghilang. Lipatan kulit dahi menghilang. Apabilamata yang terkena tidak tertutup atau tidak dilindungi maka aur mata akan keluar terus menerus.b. Lesi di kanalis fasialis (melibatkan korda timpani)Gejala dan tanda klinik seperti pada (a), ditambah dengan hilangnya ketajaman pengecapan lidah(2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang terkena berkurang. Hilangnya daya pengecapan padalidah menunjukkan terlibatnya nervus intermedius, sekaligus menunjukkan lesi di daerah antarapons dan titik di mana korda timpani bergabung dengan nervus fasialis di kanalis fasialis.c. Lesi di kanalis fasialis lebih tinggi lagi (melibatkan muskulus stapedius)Gejala dan tanda klinik seperti pada (a), (b), ditambah dengan adanya hiperakusis.d. Lesi di tempat yang lebih tinggi lagi (melibatkan ganglion genikulatum)Gejala dan tanda klinik seperti (a), (b), (c) disertai dengan nyeri di belakang dan di dalam liangtelinga. Kasus seperti ini dapat terjadi pasca herpes di membran timpani dan konka. RamsayHunt adalah paralisis fasialis perifer yang berhubungan dengan herpes zoster di gangliongenikulatum. Lesi herpetik terlibat di membran timpani, kanalis auditorius eksterna dan pina.e. Lesi di daerah meatus akustikus internaGejala dan tanda klinik seperti (a), (b), (c), (d), ditambah dengan tuli sebagi akibat dariterlibatnya nervus akustikus.f. Lesi di tempat keluarnya nervus fasialis dari pons.Gejala dan tanda klinik sama dengan di atas, disertai gejala dan tanda terlibatnya nervustrigeminus, nervus akustikus, dan kadang-kadang juga nervus abdusens, nervus aksesorius, dannervus hipoglosus.Sindrom air mata buaya (crocodile tears syndrome) merupakan gejala sisa Bell¶s palsy, beberapabulan pasca awitan, dengan manifestasi klinik: air mata bercucuran dari mata yang terkena padasaat penderita makan. Nervus fasilais menginervasi glandula lakrimalis dan glandula salivatoriussubmandibularis. Diperkirakan terjadi regenerasi saraf salivatorius tetapi

Page 9: Bell's Palsy

dalamperkembangannya terjadi µsalah jurusan¶ menuju ke glandula lakrimalis.Diagnosis Diagnosis ditegakkan menurut gejalanya. Bell¶s palsy selalu mengenai satu sisi wajah,kelemahannya tiba-tiba dan dapat melibatkan baik bagian atas atau bagian bawah wajah.Beberapa pemeriksaan penunjang yang penting untuk menentukan letak lesi dan derajatkerusakan saraf fasialis sebagai berikut:Uji kepekaan saraf (nerve excitability test)Pemeriksaan ini membandingkan kontraksi otot-otot wajah kiri & kanan setelah diberi rangsanglistrik. Perbedaan rangsang lebih 3,5 mA menunjukkan keadaan patologik dan jika lebih 20 mAmenunjukkan kerusakan saraf fasialis irreversibel.Uji konduksi saraf (nerve conduction test)Pemeriksaan untuk menentukan derajat denervasi dengan cara mengukur kecepatan hantaranlistrik pada saraf fasialis kiri dan kanan.ElektromiografiPemeriksaan yang menggambarkan masih berfungsi atau tidaknya otototot wajah.Uji fungsi pengecap 2/3 bagian depan lidahGilroy dan Meyer (1979) menganjurkan pemeriksaan fungsi pengecap dengan cara sederhanayaitu rasa manis (gula), rasa asin dan rasa pahit (pil kina). Elektrogustometri membandingkanreaksi antara sisi yang sehat dan yang sakit dengan stimulasi listrik pada 2/3 bagian depan lidahterhadap rasa kecap pahit atau metalik. Gangguan rasa kecap pada bell's palsy menunjukkanletak lesi saraf fasialis setinggi khorda timpani atau proksimalnya.Uji Schirmer Pemeriksaan ini menggunakan kertas filter khusus yang diletakkan di belakang kelopak matabagian bawah kiri dan kanan. Penilaian berdasarkan atas rembesan air mata pada kertas filter,berkurang atau mengeringnya air mata menunjukkan lesi saraf fasialis setinggi gangliongenikulatumPenyakit lain yang juga dapat menyebabkan kelumpuhan saraf wajah adalah:- Tumor otak yang menekan saraf - Kerusakan saraf wajah karena infeksi virus (misalnya sindroma RamsayHunt)- Infeksi telinga tengah, sinus mastoideus- Penyakit Lyme- Patah tulang di dasar tengkorak

Untuk membedakan bell's palsy dengan penyakit tersebut, bisa dilihat dari riwayat penyakit,hasil pemeriksaan rontgen, CT scan atau MRI. Pada penyakit Lyme perlu dilakukan pemeriksaandarah.

Page 10: Bell's Palsy

Penatalaksanaan Terapi pertama yang harus dilakukan adalah penjelasan kepada penderita bahwa penyakit yangmereka derita bukanlah tanda stroke, hal ini menjadi penting karena penderita dapat mengalamistress yang berat ketika terjadi salah pengertian.1. Istirahat terutama pada keadaan akut2. MedikamentosaSelain itu, dari tinjauan terbaru menyimpulkan bahwa pemberian kortikosteroid dalam tujuh haripertama efektif untuk menangani Bell¶s palsy. Pemberian sebaiknya selekas-lekasnya terutamapada kasus bell's palsy yang secara elektrik menunjukkan denervasi. Tujuannya untuk mengurangi udem dan mempercepat reinervasi. Dosis yang dianjurkan 3 mg/kg BB/hari sampaiada perbaikan, kemudian dosis diturunkan bertahap selama 2 minggu.3. FisioterapiSering dikerjakan bersama-sama pemberian prednison, dapat dianjurkan pada stadium akut.Tujuan fisioterapi untuk mempertahankan tonus otot yang lumpuh.3.a. Penanganan mataBagian mata juga harus mendapatkan perhatian khusus dan harus dijaga agar tetap lembab, haltersebut dapat dilakukan dengan pemberian pelumas mata setiap jam sepanjang hari dan salepmata harus digunakan setiap malam3b. Latihan wajah

Latihan ini dilakukan minimal 2-3 kali sehari, akan tetapi kualitas latihan lebih utama daripadakuantitasnya. Sehingga latihan wajan ini harus dilakukan sebaik mungkin. Pada fase akut dapatdimulai dengan kompres hangat dan pemijatan pada wajah, hal ini berguna mengingkatkan alirandarah pada otot-otot wajah. Kemudian latihan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan wajahtertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal untuk menggerakkan otot-ototwajah. Sebaiknya latihan ini dilakukan di depan cermin. Gerakan yang dapat dilakukan berupa:TersenyumMencucurkan mulut, kemudian bersiulMengatupkan bibir Mengerutkan hidungMengerutkan dahiGunakan telunjuk dan ibu jari untuk menarik sudut mulut secara manualMengangkat alis secara manual dengan keempat jariSetelah melakukan terapi tersebut sebagian penderita akan sembuh total dan sebagian akanmeninggalkan gejala sisa yang dapat berupa:1. Kontraktur Hal ini dapat terlihat dari tertariknya otot, sehingga plika nasolabialis lebih jelas terlihatdibanding pada sisi yang sehat. Bagi pemeriksa yang belum berpengalaman

Page 11: Bell's Palsy

mungkin bagianyang sehat ini yang disangkanya lumpuh, sedangkan bagian yang lumpuh disangkanya sehat.2. Sinkinesia (associated movement)Dalam hal ini otot-otot tidak dapat digerakkan satu per satu atau tersendiri, selalu timbul gerakanbersama. Bila pasien disuruh memejamkan mata, maka otot orbikularis orispun akan akan ikutberkontraksi dan sudut mulut terngkat. Bila ia disuruh menggembungkan pipi, kelopak mata ikutmerapat.

3. Spasme spontanDalam hal ini otot-otot wajah bergerak secara spontan, tidak terkendali. Hal ini disebut juga ticfacialis. akan tetapi tidak semua tic facialis merupakan gejala sisa dari Bell¶s palsyTindakan operatif umumnya tidak dianjurkan pada anak-anak karena dapat menimbulkankomplikasi lokal maupun intracranial.Tindakan operatif dilakukan apabila :1.Tidak terdapat penyembuhan spontan2.Tidak terdapat perbaikan dengan pengobatan prednisone pada pemeriksaan elektrik terdapatdenervasi total.Beberapa tindakan operatif yang dapat dikerjakan pada bell's palsy antara lain dekompresi n.fasialis yaitu membuka kanalis fasialis pars piramidalis mulai dari foramen stilomastoideumnerve graft operasi plastik untuk kosmetik (muscle sling, tarsoraphi).PENCEGAHAN Agar Bell's Palsy tidak mengenai kita, cara-cara yang bisa ditempuh adalah :1. Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin mengenaiwajah.2. Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa wajah langsung.Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian kipas.3. Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak bagusuntuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf4. Bagi Penggemar naik gunung, gunakan masker/pelindung wajah dan penutup mata. Suhu 3. Spasme spontanDalam hal ini otot-otot wajah bergerak secara spontan, tidak terkendali. Hal ini disebut juga ticfacialis. akan tetapi tidak semua tic facialis merupakan gejala sisa dari Bell¶s palsyTindakan operatif umumnya tidak dianjurkan pada anak-anak karena dapat

Page 12: Bell's Palsy

menimbulkankomplikasi lokal maupun intracranial.Tindakan operatif dilakukan apabila :1.Tidak terdapat penyembuhan spontan2.Tidak terdapat perbaikan dengan pengobatan prednisone pada pemeriksaan elektrik terdapatdenervasi total.Beberapa tindakan operatif yang dapat dikerjakan pada bell's palsy antara lain dekompresi n.fasialis yaitu membuka kanalis fasialis pars piramidalis mulai dari foramen stilomastoideumnerve graft operasi plastik untuk kosmetik (muscle sling, tarsoraphi).

PENCEGAHAN Agar Bell's Palsy tidak mengenai kita, cara-cara yang bisa ditempuh adalah :1. Jika berkendaraan motor, gunakan helm penutup wajah full untuk mencegah angin mengenaiwajah.2. Jika tidur menggunakan kipas angin, jangan biarkan kipas angin menerpa wajah langsung.Arahkan kipas angin itu ke arah lain. Jika kipas angin terpasang di langit-langit, jangan tidur tepat di bawahnya. Dan selalu gunakan kecepatan rendah saat pengoperasian kipas.3. Kalau sering lembur hingga malam, jangan mandi air dingin di malam hari. Selain tidak bagusuntuk jantung, juga tidak baik untuk kulit dan syaraf Pada umumnya prognosis Bell¶s palsy baik: sekitar 80-90 % penderita sembuh dalam waktu 6minggu sampai tiga bulan tanpa ada kecacatan. Penderita yang berumur 60 tahun atau lebih,mempunyai peluang

40% sembuh total dan beresiko tinggi meninggalkan gejala sisa. Penderitayang berusia 30 tahun atau kurang, hanya punya perbedaan peluang 10-15 persen antara sembuhtotal dengan meninggalkan gejala sisa. Jika tidak sembuh dalam waktu4bulan, maka penderitacenderung meninggalkan gejala sisa, yaitu sinkinesis, crocodile tears dan kadang spasmehemifasial.Penderita diabetes 30% lebih sering sembuh secara parsial dibanding penderita nondiabetik danpenderita DM lebih sering kambuh dibanding yang non DM. Hanya 23 % kasus Bells palsy yangmengenai kedua sisi wajah. Bell¶s palsy kambuh

Page 13: Bell's Palsy

pada 10-15 % penderita. Sekitar 30 % penderitayang kambuh ipsilateral menderita tumor N. VII atau tumor kelenjar parotis.BAB III PEMBAHASAN  Bell¶s palsy pada dasarnya merujuk pada kelumpuhan salah satu syaraf wajah (mononeuropati)yakni syaraf ke-7. Kelumpuhan ini murni disebabkan jepitan pada syaraf ke-7, bukan daripenyebab lain seperti pembuluh darah pecah atau tersumbat.Berbeda dengan stroke, Bell¶s palsy hanya menyebabkan kelumpuhan pada separuh wajah.Bukan kelumpuhan separuh bagian badan. Kelumpuhan ini terjadi akibat adanya himpitan yangmenekan serabut syaraf ke-7 sehingga tak bisa menyampaikan impuls dari pusat syaraf padabatang otak.Syaraf yang bekerja pada wajah sebenarnya ada 12 dengan pusat pada batang otak. Masing-masing memiliki fungsi berbeda. Misalkan, syaraf 1 untuk hidung, syaraf 2 untuk penglihatan, Saraf 3-4-6 untuk gerakan bola mata, saraf 5 untu kerasakan sentuhan dan saraf 7 untuk menggerakan otot wajah.Syaraf ke-7 memiliki keistimewaan, terdapat serabut panjang dari dalam tempurung kepalakeluar melalui kanal di bawah telinga menuju sisi wajah. Panjangnya serabut syaraf ke-7 inimenyebabkannya rentan terjepit atau tertekan. Bila terjadi gangguan, akan menyebabkankelumpuhan pada otot-otot wajah sesisi.Sejumlah keluhan Bell¶s palsy juga disertai sakit kepala tak spesifik. Umumnya Bell¶s palsy tak disertai keluhan lain seperti rasa kebas, karena syaraf perasa di wajah dipengaruhi syaraf 5,bukan 7. Namun, karena terjadi kekakuan pada otot wajah, penderitanya merasa sedikit tebalpada kulit wajahnya.Banyak asumsi dikaitkan dengan Bell¶s palsy. Beberapa pendapat di masa lalu mempercayai,Bell¶s palsy disebabkan angin yang menyusup ke daerah belakang telinga dan mengganggusyaraf ke-7. Ada pula yang berpendapat, kondisi ini diakibatkan serangan virus cytomegalovirus,atau herpes. Kenyataannya, tanpa bepergian atau terkena angin, maupun mendapat seranganvirus sekalipun, seseorang tetap bisa terserang Bell¶s palsy.Menghadapi wajah yang mencong tiba-tiba akibat Bell¶s palsy sebaiknya jangan panik. Bell¶spalsy bisa sembuh hingga

Page 14: Bell's Palsy

100 persen dan tak meninggalkan kecacatan. Bahkan 80 persenserangan Bell¶s palsy akan sembuh sendiri dalam waktu4sampai 7 hari.Asalkan ditangani tepat dan tak terlambat, bisa sembuh sempurna. Tepat artinya ditanganikurang dari 24jam setelah serangan (golden period). Dan tidak dilakukan pengobatan alternatif atau tindakan tanpa pertimbangan medis. Namun, yang terpenting lagi penderita Bell¶s palsysebaiknya beristirahat atau mengurangi aktivitas wajah selama beberapa hari setelah terkenaserangan. Dan segera berkonsultasi ke dokter syaraf selama masih dalam golden period.Bila pengobatan dengan obat anti inflamasi atau anti-viral tak menunjukkan hasil, dan setelahdilakukan MRI tampak adanya penekanan pada syaraf ke-7, pilihan akhir yang diambil dokter adalah tindakan operasi dekompresi atau pembebasan tekanan. . Namun, sekali lagi, ini pilihanterakhir yang jarang sekali diambil. Setelah lewat fase akut 3-4hari, barulah bisa dimulai latihanfisioterapi di depan kaca atau mengunyah permen karet.Sebaiknya fisioterapi tak terburu-buru dilakukan, karena memicu terjadinya nerve sprouting atausyaraf tak kembali sempurna, atau tumbuh melenceng. Nerve sprouting bisa menyebabkantimbulnya gerakan tak terkontrol yang menyertai maksud gerakan pada wajah. Misalnya,kedutan di wajah.Pada penderita diabetes, kemungkinan untuk sembuh akan berbeda dengan orang tanpa diabetes.Rocksy menerangkan, penderita diabetes yang terserang bell¶s palsy akan sembuh sekitar 60persen saja, karena kemampuan penyembuhannya relatif tak sebaik orang tanpa diabetes.Biasanya wajahnya masih akan terlihat sedikit mencong.BAB IV PENUTUP  Kesimp

Page 15: Bell's Palsy

ulan 1. Bell¶s Palsy ialah kelumpuhan akut n. fasialis perifer yang tidak diketahui sebabnya denganlokasi lesi pada kanalis fasialis. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia dewasa dan jarangpada anak.2. Diagnosis dapat ditegakkan secara klinik setelah kausa yang jelas untuk lesi n. fasialis perifer disingkirkan. Terapi yang dianjurkan saat ini ialah pemberian prednison, fisioterapi dan kalauperlu operasi3. Pada umumnya prognosis Bell¶s palsy baik: sekitar 80-90 % penderita sembuh dalam waktu 6minggu sampai tiga bulan tanpa ada kecacatan.4. Berbeda dengan Stroke (yang sama-sama membuat salah satu bagian wajah mencong /ketarik), Bell's Palsy hanya menyerang syaraf wajah. Sedangkan fungsi tubuh berjalan normal.Namun ada beberapa kasus di mana Bell's Palsy menyerang syaraf otak, sehingga ada penderitayang tidak mampu berbicara jelas seperti penderita Stroke. Walau demikian, pikirannya masihsangat jernih dan dia masih dapat berkomunikasi dengan cara menulis.Saran 1. Usahakan agar tidak terkena udara dingin maupun air dingin secara langsung, khususnya padadaerah wajah dan kepala2. Hindari keadaan-keadaan yang dapat memperburuk prognosis Bell¶s Palsy3. Segera konsultasikan ke dokter apabila setelah terapi tidak ada perbaikan, untuk mencegahadanya gejala sisa Bell¶s Palsy