belitaton
TRANSCRIPT
BAB 12
REGULASI DAN ANTITRUST : PERAN PEMERINTAH DALAM
PEREKONOMIAN
Regulasi Pemerintah untuk mendukung kalangan bisnis serta melindungi
konsumen,pekerja dan lingkungan.
Regulasi adalah hasil dari tindakan kelompok penekan serta menghasilkan
hukum dan kebijakan yang mendukung kalangan bisnis serta melindungi
konsumen, pekerja dan lingkungan. Regulasi Pemerintah yang Membatasi
Persaingan, meliputi pemberian lisensi, paten, pembatasan pada persaingan harga
dan pembatasan aliran perdagangan internasional yang bebas.
Regulasi Pemerintah untuk Melindungi Konsumen, Pekerja dan Lingkungan.
1. Pemberian informasi yang benar dan melarang misrepresentasi terhadap
produk.
2. Hukum kebenaran pinjaman, yang mengharuskan pemberi pinjaman untuk
memberikan perjanjian yang lengkap dan akurat serta dalam bahasa yang
mudah dimengerti.
3. Standar keselamatan untuk gas dan bahan kimia berbahaya, tingkat
kebisingan dan faktor bahaya lainnya.
4. Penerapan upah minimum
5. Regulasi polusi udara dan air.
Eksternalitas, produksi dan konsumsi beberapa produk bisa menimbulkan efek
samping yang merugikan atau menguntungkan yang disebabkan oleh perusahaan
atau orang yang tidak secara langsung terlibat dalam produksi atau komsumsi
produk tersebut.
External Diseconomies of Production adalah biaya yang belum terkompensasi
yang menimpa beberapa perusahaan akibat perluasan output oleh perusahaan lain.
External Economies of Production adalah manfaat yang belum terkompensasi
yang diterima sebagian perusahaan karena meningkatnya output perusahaan lain.
External Diseconomies of Consumption adalah biaya yang belum terkompensasi
yang menimpa sebagian individu akibat pengeluaran konsumsi individu lain.
External Economies of Consumption adalah manfaat yang belum terkompensasi
yang dinikmati oleh sebagian individu akbibat meningkatnya konsumsi individu
lain atas suatu produk.
Regulasi Fasilitas Umum
Natural Monopoly terjadi pada perusahaan yang memasok keseluruhan pasar
secara efisien dimana kurva biaya rata-rata jangka panjang bisa turun sejalan
dengan bertambahnya output. Contohnya Public Utilities.
Antitrust : Regulasi Pemerintah Atas Struktur Pasar dan Perilaku Bisnis.
Undang-Undang Antitrust yang paling Penting :
Sherman Act (1890), lihat pasal 1 dan 2.
Clayton Act (1914), lihat pasal 2, 3, 7 dan 8 (Diskriminasi harga, kontrak
eksklusif dan mengikat, pembelian saham antarperusahaan bersifat
melanggar hukum hanya jika hal-hal tersebut secara nyata mengurangi
persaingan atau cenderung menciptakan monopoli.)
Federal Trade Commision Act (1914), bentuk persaingan yang tidak sehat
adalah melanggar hukum.
Robinson-Patman Act (1936), amademen Clayton Act. Melarang
penjualan yang lebih murah untuk tujuan merusak persaingan.
Wheeler-Lea Act (1938), amandemen Federal Trade Commision Act.
Melarang penayangan iklan yang salah dan menyesatkan atas suatu produk
yang diperdagangkan antar negara bagian.
Celler-Kefauer Antimerger Act (1950), menutupi kelemahan Pasal 7
Clayton Act. Melaran pembelian saham, aset perusahaan saingan, jika
pembelian tersebut secara nyata mengurangi persaingan atau cenderung
menciptakan monopoli. Melarang setiap jenis merger horizontal dan
vertikal, konglomerasi, jika dampaknya secara nyata mengurangi
persaingan atau cenderung menciptakan monopoli.
Penegakan Hukum Antitrust dan Gerakan Deregulasi
Pelanggaran/Dugaan Pelanggaran Antitrust diatasi dengan cara:
1. Pembubaran dan pelepasan
2. Keputusan
3. Surat keputusan Perjanjian Dissolution and divestiture
Conscious parallelism, pelaksanaan kebijakan yang sejalan dan seiring
oleh para Predatori Pricing, perusahaan menggunakan laba perolehan dari satu
pasar untuk menjual suatu produk dibawah biaya variabel rata-ratanya dalam
pasar yang lain untuk menyingkirkan para pesaing atau mencegah masuknya
perusahaan baru.
Gerakan Deregulasi
Tujuan Utama deregulasi adalah untuk meningkatkan persaingan dan
efisiensi dalam industri, serta untuk menurunkan tingkat harga tanpa
mengorbankan kualitas
Regulasi Persaingan Internasional
1. Import Tariff
2. Import Quota
3. Voluntary Export Restraint-VER
4. uruguay Round
Menurut sebuah teori tentang keterlibatan pemerintah dalam
perekonomian, regulasi muncul karena adanya tekanan dari pihak pengusaha,
konsumen, serta kelompok lingkungan dan menghasilkan regulasi yang
mendukung kalangan dan melindungi konsumen, pekerja, dan lingkungan.
Menurut BSN Regulasi di Indonesia diartikan sebagai sumber hukum
formil berupa peraturan perundang-undangan yang memiliki beberapa unsur,
yaitu merupakan suatu keputusan yang tertulis, dibentuk oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang, dan mengikat umum
A. Regulasi Pemerintah untuk Mendukung Kalangan Bisnis serta
Melindungi Konsumen, Pekerja, dan Lingkungan
Menurut teori ekonomi regulasi (economic theory of regulation/capture
theory of regulation) yang di kemukakan oleh Stigler dan kawan-kawan, regulasi
adalah hasil dari tindakan kelompok penekanan serta menghasilkan hukun dan
kebijakan yang mendukung kalangan bisnis serta melindungi konsumen, pekerja,
dan lingkungan. Dalam bagian ini, kita mengkaji regulasi yang melindungi
perusahaan dari persaingan dan melindungi konsumen dari praktik bisnis yang
tidak adil, pekerja dari kondisi kerja yang berbahaya, dan lingkungan dari polusi
dan kerusakan.
Regulasi Pemerintah yang Membatasi Persaingan
Ratusan kelompok penekan (pressure groups) yang berasal dari kalangan
bisnis, petani, pedagang, dan kelompok profesi telah berhasil membujuk
pemerintah (lokal, negara bagian dan federal) untuk melaksanakan berbagai
regulasi, yang akibatnya membatasi persaingan dan menciptakan kekuatan pasar
yang artifisial. Pemerintah melakukan campur tangan dalam perekonomian untuk
melindungi konsumen dari praktik bisnis yang tidak adil, buruh dari kondisi kerja
yang berbahaya, dan lingkungan dari polusi dan kerusakan. Hukum dari regulasi
ini sering kali disahkan atau dilaksanakan untuk menjawab tekanan politis yang
dilakukan oleh beberapa kelompok konsumen, asosiasi kerja, atau kelompok
pecinta lingkungan. Sering kali tindakan ini berujung pada pembatasan
persaingan. Regulasi ini meliputi :
1. Pemberian lisensi (licensing) : Pemberian lisensi biasanya diterima untuk
memastikan sebuah tingkat kemampuan yang minimum dan untuk melindungi
masyarakat dari penipuan dan bahaya, dimana sulit bagi masyarakat untuk
mengumpulkan informasi independen tentang kualitas suatu produk atau jasa, dan
potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya cukup besar. Meskipun demikian,
tidak dapat dihindari bahwa pemberian lisensi menjadi sebuah cara untuk
membatasi persaingan.
2. Paten (patent) : Paten adalah hak yang diberikan oleh pemerintah federal
kepada seorang penemu untuk menggunakan secara eksklusif penemuannya
selama 17 tahun. Di Indonesia sendiri, berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2001 Tentang Paten, Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Ayat 1).
Pemegang paten (individu atau lembaga) bisa menggunakan paten secara
langsung atau memberikan lisensi kepada pihak lain untuk menggunakan
penemuan tersebut, dengan imbalan berupa royalti. Paten ini merupakan cara lain
bagi pemerintah untuk membatasi persaingan dan masuknya pemain baru kedalam
suatu industri, kelompok profesi atau pedagang.
3. Pembatasan pada persaingan harga dan pembatasan aliran perdagangan
internasional yang bebas
B. Eksternalitas dan Regulasi
Menurut teori tentang regulasi yang menyangkut kepentingan
masyarakat/publik, regulasi pemerintah dilakukan untuk mengatasi kegagalan
pasar (market failure), sehingga bisa menjamin bahwa sistem ekonomi beroperasi
dengan cara yang konsisten dengan kepentingan publik.
Arti dan Nilai Penting Eksternalitas
Pengertian dari eksternalitas sendiri adalah efek samping yang menguntungkan
atau merugikan dari beberapa produk, yang disebabkan oleh perusahaan atau
orang yang tidak secara langsung terlibat dalam produksi atau konsumsi produk
tersebut. Disini terdapat ekonomi dan disekonomis eksternal dalam produksi dan
konsumsi :
· Disekonomi eksternal produksi : biaya yang belum terkompensasi yang
menimpa beberapa perusahaan akibat perluasan output oleh perusahaan lain.
· Ekonomis eksternal produksi : manfaat yang belum terkompensasi yang
diterima sebagai perusahaan karena meningkatnya output perusahaan lain.
· Disekonomis eksternal konsumsi : biaya yang belum terkompensasi yang
menimpa sebagai individu akibat pengeluaran konsumsi individu lain.
· Ekonomis eksternal konsumsi : manfaat uang belum terkompensasi yang
dinikmati oleh sebagian individu akibat mengingkatnya konsumsi individu lain
atas suatu produk.
Menurut Coase (1960), eksternalitas dapat muncul karena dua hal, yaitu :
Ketika pemilik pribadi dari suatu barang tidak mengkompensasikan
secara penuh biaya dan manfaat dari setiap kegiatan, karena mereka
beranggapan biaya yang dikeluarkan akibat dari penggunaan barang
tersebut akan sangat tinggi.
Ketika pengguna pribadi menggunakan barang umum dan mengklain
secara politis atas penggunaan barang tersebut.
Sedangkan menurut Pearee dan Nash, 1992; Bohm, 1991, eksternalitas itu dapat
terjadi dari empat interkasi ekonomi berikut :
Efek atau dampak satu produsen terhadap produsen lain (affects of
producers on other producers)
Efek atau dampak samping kegiatan produksi terhadap konsumen
(effects of producers on consumers)
Efek atau dampak dari suatu konsumen terhadap konsumen lain (effects
of consumers on consumers)
Efek akan dampak dari suatu konsumen terhadap produsen (effects of
consumers on producers)
Kebijakan untuk Mengatasi Eksternalitas
Salah satu cara untuk mengatasi kegagalan pasar atau inefisiensi akibat
terjadinya ekonomi eksternal adalah regulasi atau larangan pemerintah. Dengan
melarang sebuah aktivitas yang mengingkatkan ekonomi eksternal, maka
disekonomis eksternal tersebut dapat dicegah. Sebagai contoh, dengan melarang
penggunaan mobil, emisi mobil dapat dihilangkan. Namun yang lebih baik adalah
regulasi yang mengizinkan kegiatan yang menimbulkan eksternalitas, hingga titik
ketika manfaat sosial marginal dari kegiatan tersebut sama dengan biaya sosial
marginalnya. Walaupun begitu regulasi langsung sering kali menentukan teknik
produksi yang harus digunakan untuk membatasi disekonomis eksternal, biasanya
regulasi langsung tidaklah efisien.
Cara yang lebih efisien untuk membatasi ekstenalitas pada tingkat ketika
manfaat sosial marginal dari aktivitas itu sama dengan biaya sosial marginalnya
adalah dengan pajak atau pemberian subsidi.
Jenis pajak lain yang dikenakan untuk mengatasi eksternalitas negatif atau
disekonomis eksternal (dan mengingkatkan pendapatan untuk memberikan
pelayanan pemerintah) adalah pajak minuman keras, rokok, dan bensin. Subsidi
lain yang diberikan untuk mengoreksi eksteenalitas positif atai ekonomis eksternal
adalah pemotongan pajak investasi untuk meningkatkan investasi, tunjangan
penyusutan untuk menunjang pembangunan sumber daya alam, dan bantuan untuk
pendidikan.
Selain pelarangan dan regulasi, serta pajak dan subsidi, eksternalitas
negatif dan positif kadang-kadang dapat diatasi dengan pembayaran sukarela.
Namun, cara ini tidak praktis jika di daerah tersebut terdapat banyak penduduk
yang bertempat tinggal. Cara lain untuk mengatasi disekonomis eksternal yang
diakibatkan oleh sebagian perusahaan adalah mengizinkan atau mendorong
terjadinya merger, sehingga disekonomis eksternal terinternalisasi dan secara
eksplisit dihitung oleh perusahaan yang mengalami merger. Sebagai contoh jika
sebuah pabrik kertas berlokasi dihulu sebuah pabrik penylingan minuman, limbah
pabrik kertas yang dibuang ke dalam sungai menimbulkan disekonomis eksternal
bagi pabrik penyulingan minuman karena pabrik tersebut harus mengeluarkan
biaya tambahan untuk memurnikan air yang digunakan untuk membuat bir.
Walaupun demikian, jika pabrik kertas dan pabrik bir bergabung, biaya pemurnian
air untuk membuat bir akan menjadi biaya eksplisit dan langsung, sehingga
perusahaan yang mengalamii merger harus memperhitungkannya dalam
keputusan produksi (kertas dan bir).
Cara lain yang jauh berbeda untuk membatasi jumlah eksternalitas negatif
hingga tingkat yang optimal secara sosial adalah penjualan izin polusi. Dalam
sistem ini, pemerintah menentukan jumlah polusi yang dianggapnya optimal
secara sosial (berdasarkan manfaat yang dihasilkan dari kegiatan yang
menghasilkan polusi itu) dan melarang lisensi bagi perusahaan-perusahaan untuk
menghasilkan polusi sampai tingkat tertentu. Dengan demikian biaya polusi
diinternalisasikan (artinya, dianggap sebagai bagian biaya produksi biasa) oleh
perusahaan, dan jumlah polusi yang diizinkan akan dimanfaatkna dalam aktivitas
yang lebih berharga. Dari berbagai cara untuk mengatasi eksternalitas tersebut,
ternyata masih mempunyai kelemahan yaitu sulitnya mengukur hasil eksternalitas
secara akurat. Namun, dengan adanya berbagai cara terssebut dapat diketahui apa
saja yang perlu diukur dan prosedur apa yangperlu digunakan untuk mencapai
kepututsan atau kebijakan yang optimal secara sosial.
C. Regulasi Fasilitas Umum
Fasilitas Umum sebagai Monopoli Alamiah
Monopoli alamiah adalah suatu akibat yang terjadi secara alamiah ketika
suatu peusahaan besar mempunyai biaya perunit yang lebih kecil yang lebih
rendah dari peusahaan-perusahaan kecil lainnnya, sehingga mampu membuat
perusahaan-perusahaan kecil tersebut keluar dari bidang usaha tersebut.
Menurut Iskandar Putong, S.E., MMSI monopoli alamiah
adalah perusahaan yang memperoleh kekuasaan monopoli karena mencapai skala
usaha ekonomis pada tingkat produksi yang sangat banyak jumlahnya.
Contoh monopoli alamiah adalah fasilitas umum – perusahaan listrik, gas, air dan
transportasi lokal.
Kesulitan dalam Regulasi Fasilitas Umum
Penentuan tingkat harga untuk jasa fasilitas umum oleh komisi regulasi
sangatlah rumit. Salah satu alasannya adalah sangat sulit untuk menentukan nilai
dari pabrik atau aset tetap dalam perhitungan tingkat pengembalian yang normal.
D. Antitrust: Regulasi Pemerintah Atas Struktur Pasar dan Perilaku Bisnis
Pada tahun 1890 muncul Sherman Act, antitrust ini muncul karena
kemarahan publik atas mengingkatnya konsentrasi kekuatan ekonomi dan
pelanggaran yang muncul. Tujuan dari hukum antitrust ini adalah untuk mencegah
monopoli atau konsentrasi kekuatan ekonomi serta untuk memelihara tingkat
persaingan yang wajar dalam perekonomian.
Undang-undang antitrust yang paling penting diantaranya :
1. Sherman Act (1890) : Sherman Act ini merupakan undang-undang antitrust
federal yang pertama. Pasal 1 dan 2 menyatakan :
a. Setiap kontrak, kombinasi dari bentuk sebuah trust aau lainnya, atau
konspirasi, yang membatasi perdagangan ataucommerce diantara beberapa negara
bagianm dan dengan bangsa asing, dengan ini dinyatakan melanggar hukum.
b. Setiap orang yang memonopoli, bergabung atau berkonspirasi dengan satu
atau beberapa orang lain, untuk memonopoli bagian tertentu dari perdaganagan
atai commerce di antara bebera[a negara bagian, atau dengan bangsa asing, akan
dikatakan sebagai orang yang melakukan tindakan kejahatan ringan.
Jadi, Pasal 1 menjadikan setiap kontrak atau kombinasi dalam pembatasan
perdagangan (seperti penentuan harga bersama) adalah melanggar hukum. Pasal 2
menjadikan setiap usaha untuk memonopoli sebuah pasar sebagai tindakan
melanggar hukum.
2. Clayton Act (1914) : Undang-undang ini mencantumkan empat jenis
persaingan yang tidak adil yang melanggar hukum :
a. Pasal 2 dari undang-undang tersebut melarang penjual untuk melakukan
diskriminasi harga diantara pembeli, jika diskriminasi harga terserbut secara nyata
mengurangi persaingan dan cenderung menimbulkan monopoli. Namun
diskriminasi harga diperbolehkan jika dengan niat baik untuk menghadapi
persaingan.
b. Pasal 3 undang-undang tersebut melarang penjual untuk
melakukan leasing, menjual, atau membuat kontrak penjualan sebuah komoditas
dengan syarat bahwa pembeli atau lessetidak boleh membeli,
melakukan leasing (exclusive and tying contract) tersebut secara nyata
mengurangi persaingan dan cenderung menciptakan monopoli.
c. Pasal 7 dari undang-undang tersebut melarang sebuah perusahaan
melakukan perdaganagan untuk memperoleh saham perusahaan saingan atau
saham dua atau lebih perusahaan yang bersaing satu sama lain ‘jika pembelian
saham antar perusahaan’ (intercorporate stock holdings)tersebut secara nyata
mengurangi persaingan dan cenderung menciptakan monopoli.
d. Pasal 8 dari undang-undang tersebut melarang individu yang sama untuk
menjadi anggota ‘direksi dari dua atau lebih perusahaan’ (interlocking
directorate) jika berbagai perusahaan tersebut adalah pesaing dan jika yang
mempunyai modal, surplus, atau laba ditahan lebih dari $1 juta.
3. Federal Trade Comission Act (1914) : Undang-undang ini melengkapi
Clayton Act. Undang-undang ini membentuk Federal Trade Commission (FTC)
untuk menindak para pelanggar undang-undang antitrust dan melindungai
masyarakat dari penayangan iklan yang salah dan menyesatkan. Sejak adanya
FTC ini tindakan hukum tidak lagi perlu menunggu kelompok-kelompok pribadi
untuk menggugat dengan menggunkan biaya sendiri jika dirugikan oleh praktik
yang tidak adil dan bersifat monopolistik.
4. Robbinson-Patman Act (1936)
Undang-undang ini dibuat untuk mengamandemen Clayto Act, dan melarang
penjualan yang lebih murah kepada seorang pembeli atau sebuah pasar dengan
tujuan merusak persaingan atau menyingkirkan pesaing. Undang-undang ini juga
berusaha melindungi pengecer kecil.
5. Wheelwe-Lea Act (1938)
Undang-undang ini mengamandemen iFederal Trade Commission Act dan
melarang penayangan iklan yang salat dan menyesatkan atas produk makanan,
obat-obatan, alat-alat korektif, dan produk kosmetik yang diperdagangkan
antarnegara bagian. Tujuannya untuk melindungi konsumen dari penayangan
iklan yang bohong dan menyesatkan.
6. Celler-Kefauver Antimerger Act (1950)
Undang-undang ini menutup kelemahan dari Clayton Act dengan melarang tidak
hanya pembelian saham tetapi juga aset perusahaan saingan, jika pembelian
tersebut secara nyata mengurangi persaingan atau cenderung menciptakan
monopoli. Jadi undang-undang ini melarang setiap jenis merger : merger
horosontal, merger vertikal, dan konglomerasi.
E. Penegakan Hukum Antitrust Dan Gerakan Deregulasi
Penegakan Hukum Antitrust: Beberapa Pengamatan Umum
Penegakan hukum antitrust telah menjadi tanggung jawab
DivisiAntitrust dari Departemen Kehakiman serta Federal Trade
Commission(FTC). Secara umum, Departemen Kehakiman menegakkan hukum
yang terkandung dalam Sherman Act dan Pasal 7 (pasal antimerger) Clayton Act
secara pidana, sementara FTC menegakkan pasal lain dari Clayton Act secara
perdata. Gugatan Antitrust bisa diprakarsai oleh Departemen kehakiman, FTC,
jaksa tinggi negara bagian, dan oleh kelompok-kelompok pribadi.
Pelanggaran atau dugaan terhadap pelanggaran antitrust diatasi dengan
beberapa cara diantaranya :
1. Pembubaran dan pelepasan
2. Keputusan
Keputusan adalah perintah pengadilan yang mengharuskan terdakwa
berhenti melakukan tindakan antikompetitif tertentu atau melaksanakan tindakan
kompetitif yang diperintahkan.
Surat keputusan perjainjian pembubaran dan pelepasan (dissolution an
divestiture) : Surat keputusan perjanjian adalah sebuah kesepakatan, tanpa
persidangan di pengadilan, antara terdakwa (tetapi tanpa menyatakan dirinya
bersalah) dan Departmen Kehakiman yang di dalamnya terdakwa setuju untuk
mematuhi aturan perilaku bisnis yang ditetapkan dalam kesepakatan tersebut.
Penegakan Hukum Antitrust: Struktur
Penegakan hukun antitrust untuk mencegah meunculnya struktur industri
yang antikompetitif, merupakan pelaksanaan Pasal 2 Sherman Act yang melarang
monopolisasi dan usaha atau konspirasi untuk memonopolisasi, dan penerapan
Pasal 7 Clayton Act, dan Celler-kefauver Act, yang melarang merger yang secara
nyata mengurangi persaingan.
Penegakan Hukum Antitrust: Perilaku Bisnis
Kebijakan antitrust juga diarahkan yntuk mengatasi perilaku bisnis industri
yang antikompetitif. Mahkamah Agung AS melarang kolusi harga riil dan
diskriminasi harga, jika secara nyata mengurangi persaingan dan cenderung
menciptakan monopoli. Secara lebih khusus, Mahkamah Agung menyatakan
bukan hanya kartel sebagai tindakan yang melanggar hukum, tetapi juga berlaku
untuk kesepakatan atau kolusi informal untuk membagi pasar, mematok harga,
atau membuat skema kepemimpinan harga.Kebersamaan yang disengaja yaitu
pelaksanaan kebijakan yang sejalan dan seiring oleh para oligopolis atas dasar
saling ketergantungan yang mereka sadari, disebut sebagai tindakan melanggar
hukum jika mencerminkan kolusi.
Aspek yang paling sulit dalam menegakkan Pasal 1 Sherman Act adalah
membuktikan kolusi tersembunyi atau informal. Kadang-kadang kasusnya
sangatlah jelas. Berdasarkan pasal 1 Sherman Act penentuan harga yang
mematikan dianggap melanggar hukum.
F. Regulasi Persaingan Internasional
Terdapat beberapa cara yang digunakan pemerintah untuk melakukan
regulasi atas perdagangan internasional :
1. Tarif impor (pajak atas impor) : Dengan adanya tafir impor maka tarif
meningkatkan harga bagi konsumen domestik, mengurangi kuantitas permintaan
komoditas dalam negri dan impor dari luar negeri, serta mendorong produksi
domestik berupa produk subtitusi impor.
2. Kuota impor : Dengan adanya kuota impor dapat dengan mudah dan efektif
membatasi persaingan dan meningkatkan harga.
3. Pembatasan ekspor sukarela : Merupakan upaya suatu negara untuk
membujuk eksportir (negara maupun perusahaan swasta) agar secara sukarela
membatasi ekspornya ke wilayah negara tersebut.
4. Antidumping
5. Regulasi teknis
- Regulasi keselamatan
- Regulasi kesehatan
- Syarat pemberial label
BAB 13
ANALISA RESIKO
Risiko dan Ketidakpastian Dalam Pengambilan Keputusan Manajerial
Keputusan manajerial dapat diambil dalam situasi pasti, yaitu jika manajer tahu
secara tepat akibat dari setiap keputusan yang diambil, maupun dalam situasi
dimana ia tidak tahu secara tepat akibat dari setiap tindakan tersebut, artinya
persahaan berada dalam situasi ketidakpastian atau mengahadapi risiko.
Kepastian : Situasi dimana hanya terdapat satu kemingkinan akibat/hasil dari
sebuah keputusan dan akibat/hasil tersebut telah dikatahi dengan tepat.
Risiko : Situasi dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan akibat dari
sebuah keputusan dan probabilitas dari setiap akibat yang mungkin terjadi
diketahui atau dapat diperkirakan.
Ketidakpastian : Situasi dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan
akibat dari sebuah keputusan dan probabilitas terjadinya tidak diketahui
( disebabkan oleh ketidak cukupan informasi )
Konsep dalam menganalisis pengambilan keputusan manajerial yang
melibatkan resiko :
Strategi, mengacu pada satu pilihan tindakan yang bisa dimabil oleh
pembuat keputusan untuk meraih tujuan.
State of nature, mengacu pada kondisi masa depan yang tidak bisa
dikendalikan oleh manajer yang akan memiliki dampak signifikan atas
tingat kesuksesan atau kegagalan suatu strategi.
Payoff Matrix, tabel yang memperlihatkan hasil-hasil yang mungkin
terjadi dari setiap strategi berdasarkan setiap kondisi alamiah.
3.1 Mengukur Risiko Dengan Distribusi Probabilitas
Probabilitas suatu kejadian adalah peluang atau kemungkinan suatu
kejadian akan muncul. Distribusi Probabilitas diperoleh dengan menampilkan
semua kemungkinan hasil atas suatu kejadian dan probabilitasnya masing-masing.
Expected Profit dari suatu investasi adalah rata-rata tertimbang dari semua
tingkat laba yang mungkin dalam berbagai kondisi perekonomian, dimana
probabilitas tingkat laba digunakan sebagai bobot.
Deviasi Standar σ, mengukur tingkat dispersi hasil-hasil yang mungkin
dari nilai yang diperkirakan dan digunakan sebagai ukuran resiko absolut.
Koefisien variasi ν adalah ukuran risiko relatif yang dihitung dengan membagi
deviasi standar dari distrivusi dengan nilai yang diperkirakan atau rata-ratanya.
Penghindaran resiko didasarkan pada prinsip kepuasan marginal yang
semakin menurun atas uang yang dicerminkan oleh kurva kepuasan total dari uang
yang berbentuk cekung atau melengkung kebawah.
Salah satu metode penyesuaian perusahaan untuk menangani proyek yang
berisiko adalah menggunakan tingkat diskon yang telah disesuaikan terhadap
resiko.
Koefisien kesepadanan-kepastian adalah rasio dari jumlah pasti
kesepadanan terhadap jumlah berisiko yang diperkirakan atau pengembalian
bersih dari investasi.
Kontrak forward adalah suatu kesepakatan untuk membeli atau menjual
suatu valuta asing dalam jumlah tertentu pada kurs tertentu untuk dikirimkan pada
suatu tanggal di masa depan.
Kontrak Vuture adalah kontrak forward terstandardisasi untuk kuantitas
valuta yang ditetapkan di muka dan yanggal kalender terpilih.
3.2. Pengukuran Risiko dengan Distribusi probabilitas.
Tabel Distribusi Probabilitas Kondisi Ekonomi
Kondisi Ekonomi Probabilitas
Booming 0.25
Normal 0.50
Resesi 0.25
Total 1.00
Proyek A
Kondisi
Ekonomi
Probabilitas
terjadi
Hasil Nilai
Ekspektasi
Boom
Normal
Resesi
0.25
0.50
0.25
600
500
400
150
250
100
E() 500
b) Absolute Measure of Risk
Standard Deviasi
Probabilitas
terjadi
Hasil Nilai
Ekspektasi (xi-xi)2 (xi-xi)2pi
0.25
0.50
0.25
600
500
400
150
250
100
(600 –500)2
(500 –500)2
(400 – 500)2
2500
0
2500
5000
a ) Profit yang diharapkan E( π )=π=∑i=1
n
π i . pi
σ=√∑i=1
n
( x i−xi )2 .Pi
x=√x in
=500
SD=√500=70 .71
Utility of MoneyU (M)
Costant
Decreasingg
10,000 20,000 Money
2
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proyek A memiliki risiko yang lebih
kecil.
Utility Theory and Risk Avesrsion.
Sikap orang terhadap Risiko
Risk Averters; Risk Neutrals; Risk Seekers.
The Principle of Diminishing Marginal Utility of Money
Utility = Satisfaction of Money.
Contoh;
1.Dalam suatu taruhan
Jika menang akan memperoleh Rp. 100,000.00
Jika kalah akan kehilangan Rp. 100,000.00
EV (Uang) = 0.5 (100,000.00) + 0.5(-100,000.00) = 0
EV (Utility) = 0.5 (1 Util) + 0.5 (-2 Util) = -0.5
Jika orang tersebut adalah Risk Averter maka akan menolak untuk bertaruh.
2. Investasi.
Kondisi Probabilitas Hasil Expected Hasil
increasing
Proyek A: {xA=500 ¿ σ = 70 .1 ¿ Proyek B: {x ¿B = 500 ¿ σ = 21 .21 ¿maka CVA=σax⃗A
=70. 71500
=0.14 ; CV B=σ Bx⃗B
=212 .13500
=0 .42 ¿¿
Sukses
Gagal
0.40
0.60
200,000.00
-100,000.00
8,000.00
-6,000.00
EV(hasil) 2,000.00
Kondisi Probabilitas Utility Expected Hasil
Sukses
Gagal
0.40
0.60
3
- 4
1.2
-2.4
EV(Utility) -1.2
Investasi tidak akan dilakukan meskipun EV( hasil) adalah positif.
Adjusting The Valuation Model for The Risk
Value of the Firm=∑t=1
n π t(1+r )t
t = Laba yang diharapkan selama periode n ( selama n tahun)
r = Tingkat diskonto
Risk Adjusted Discount Rate.
Net Present Value of Investment Project (NPV).
NPV=∑t=1
n Rt(1+k )t
−C0
Rt = Aliran Kas bersih proyek investasi untuk setiap periode t
k = Tingkat diskonto yang disesuaikan
Co = Modal/biaya awal investasi.
Decision Tree (Pohon Keputusan)
3.4. Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian
Kriteria Maksimin
Pengambil keputusan menentukan kemungkinan terburuk dari setiap
strategi yang dipilih dan mengambil strategi terbaik dari kemungkinan-
kemungkinan terburuk tersebut.
Matrikk hasil untuk Kriteria Maksimin
Strategi Kondisi Maksimin
Sukses Gagal
Insvest
Tidak Invest
200,000.00
0
- 100,000.00
0
- 100,000.00
0
Keputusan : Tidak Investasi.
Kriteria Minimaks Penyesalan
Pengambil keputusan memilih strategi yang meminimumkan maksimum
penuyesalan/biaya oportunitas sebagai akibat dari kepuutusan yang salah.
Matrik hasil dan penyesalan
Strategi Kondisi Matriks penyesalan Penyesalan
MaksimumSukses Gagal Sukses Gagal
Invest 200,000.00 -
100,000.00
0 100,000.00 100,000.00
Tdk Invest 0 0 200,000.00 0 200,000.00
Keputusan : Investasi
Latihan Soal:
Pak Joe, Manajer CV Alam Sejahtera, sedang mempertimbangkan dua alternatif
investasi. Masing-masing investasi membutuhkan biaya $7.000. Nilai sekarang
(present value) dari kemungkinan hasil serta probabilitas kemunculannya adalah
sebagai berikut:
Investasi A Investasi B
Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3 Hasil 1 Hasil 2 Hasil 3
Present Value 6.000 8.000 10.000 5.000 9.000 10.000
Probabilitas 0.25 0.50 0.25 0.30 0.50 0.20
BAB 14
KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG : PENGANGGARAN
MODAL
Penganggaran Modal (capital budgeting)
Penerapan prinsip umum bahwa perusahaan harus memproduksi output
atau melakukan aktivitas hingga pendapatan marginal dari output atau aktivitas
sama dengan biaya marginalnya. Atau Proses perencanaan pengeluaran yang akan
menghasilkan penerimaan atau pengembalian sepanjang beberapa tahun.
Penggunaannya : Merencanakan penggantian modal, peralatan yang usang,
perluasan fasilitas produksi, penetrasi ke lini produksi berbeda, merencanakan
kampanye iklan, pelatihan karyawan, riset dan pengembangan, keputusan beli
atau sewa, proyeksi investasi lainnya.
Keputusan investasi modal (capital investment decision) berkaitan dengan
proses perencanaan, penetapan tujuan dan proritas, pengaturan pendanaan dan
penggunaan criteria tertentu untuk memilih komitmen jangka panjang. Karena
keputusan investasi modal menempatkan sejumlah besar sumber daya pada risiko
jangka panjang dan secara simultan mempengaruhi perkembangan perusahaan di
masa depan, maka hal ini merupakan keputusan terbesar yang harus dibuat oleh
manajer. Orgasisasi memiliki sumber daya terbatas, yang akan digunakan untuk
mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas jangka panjangnya sehingga
keputusan investasi modal yang buruk merupakan bencana.
Penganggaran Modal (capital budgeting) Penerapan prinsip umum bahwa
perusahaan harus memproduksi output atau melakukan aktivitas hingga
pendapatan marginal dari output atau aktivitas sama dengan biaya marginalnya.
Atau Proses perencanaan pengeluaran yang akan menghasilkan penerimaan atau
pengembalian sepanjang beberapa tahun.
Kategori Klasifikasi proyek investasi :
1. Penukaran
2. Penghematan biaya
3. Ekspansi output pasar dan produk-produk tradisional
4. Ekspansi pada produk dan/atau pasar baru
5. Regulasi pemerintah
Net Cash Flow from a project, selisih antar penerimaan kas dan pengeluaran kas
sepanjang usia proyek.
Pedoman umum dalam mengestimasi arus kas :
Arus kas harus diukur berdasarkan inkremental, yaitu arus kas dari suatu
proyek tertentu harus diukur berdasarkan selisih antara arus kas
perusahaan dengan atau tanpa proyek yang bersangkutan.
Arus kas harus diestimasikan berdasarkan setelah pajak, dengan
menggunakan tarif pajak marginal perusahaan.
Sebagai beban non kas, depresiasi mempengaaruhi arus kas perusahaan
hanya melaui dampaknya atas pajak.
Methode untuk menentukan apakah perusahaan sebaiknya menerima suatu
usulan proyek investasi atau tidak :
Net Present Value (NPV), menghitung nilai sekarang bersih dari proyek.
Internal rate of return (IRR), tingkat diskon yang akan menyamakan nilai
sekarang dari arus kas bersih dengan biaya awal proyek.
Dalam kondisi two mutually exclusive, secara umum methode NPV lebih baik
untuk digunakan dalam memutuskan proyek mana yang akan diambil. Dalam arti
lebih baik memilih proyek dengan NPV lebih tinggi dari pada memilih proyek
dengan IRR lebih tinggi.
Penjatahan Modal dan Indeks Profitabilitas
Alasan munculnya penjatahan modal.
Pengembalian semua proyek yang memiliki NPV positif bisa
menimbulkan ekspansi yang berlebihan sehingga menyiksa sumber daya
manajerial, personalia dan sumber daya lainnya dari perusahaan.
Perusahaan mungkin enggan meminjam terlalu banyak untuk mengganti
dana material mengingat resiko yang akan dihadapi perusahaan jika
perkonomian tiba-tiba melemah.
Manjemen puncak mungkin membatasi anggaran modal untuk beragam
divisinya begitu saja tanpa pertimbangan khusus.
Biaya Modal
Biaya Utang adalah pengembalian yang diminta pemberi pinjaman untuk
pinjaman yang mereka berikan kepada perusahaan.
Biaya Modal Ekuitas adalah tingkat pengembalian yang diminta pemegang
saham agar mau berinvestasi dalam perusahaan. Atau biaya dari pengumpulan
modal melalaui penjualan saham.
Methode untuk mengestimasi biaya modal ekuitas :
1. Suku Bunga Bebas-Resiko Plus Premi
2. Model Penilaian Dividen
3. Model Penetapan Harga Aset Modal
Mengkaji Ulang Proyek Investasi Setelah Implementasi
Review menyangkut pembandingan arus kas dan pengembalian aktual dari
proyek dengan arus kas dan pengembalian yang diperkirakan atau diramalkan,
serta pencarian penjelasan atas setiap penyimpangan yang muncul.
Penggunaannya : Merencanakan penggantian modal, peralatan yang usang,
perluasan fasilitas produksi, penetrasi ke lini produksi berbeda, merencanakan
kampanye iklan, pelatihan karyawan, riset dan pengembangan, keputusan beli
atau sewa, proyeksi investasi lainnya.Penganggaran modal (capital budgeting)
adalah proses pengambilan keputusan investasi modal, yang terbagi menjadi :
Proyek Independen (independent project), adalah proyek yang jika
diterima atau ditolak, tidak akan mempengaruhi arus kas proyek lainnya.
Proyek saling eksklusif (mutually exclusive project) adalah proyek-proyek
yang apabila diterima akan menghalangi penerimaan proyek lainnya.
Tehnik dan konsep pengukuran investasi modal :
Tahap 1. Menentukan nilai investasi awal (initial outlays) dari investasi yang
akan dilakukan
Tahap 2. Menentukan modal atau sumber dana yang akan digunakan
Perhitungan Cost of Capital dengan metode Weighted Average Cost of Capital
(WACC)
WACC = ke modal sendiri + kd (1 – T) hutang jk pendek + ko (1- T) hutang jk
panjang total investasi total investasi
total investasi
Keterangan :
ke = tingkat discount rate modal sendiri
kd = tingkat discount rate hutang jangka pendek
ko = tingkat discount rate hutang jangka panjang
T = tax
Tahap 3. Memperkirakan pola arus kas dari investasi yang diusulkan, baik arus
kas masuk (cash in flow) maupun arus kas keluar (cash out flow)
Tahap 4. Melakukan perhitungan arus kas masuk (CF), yang dapat dilakukan
dengan 2 metode :
a. Pendekatan Bottom Up ---- CF = EAT + Depreciation + Interest ( 1 –
Tax )
b. Pendekatan Top down ----- CF = EBIT (1 – Tax) + Depreciation atau
CF = EBDIT ( 1 – Tax) + (tax x Depreciation)
Tahap 5. Melakukan Penilaian kelayakan investasi
(1) Berdasarkan pendekatan cash flow
Model Nondiskonto (non discounting model), mengabaikan nilai waktu dari uang,
melalui Payback period method, metode ini mengukur seberapa cepat suatu
investasi dapat kembali.
PP = Capital outlays
Net cash proceed
Kelebihannya :
* Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungannya
* Mudah dihitung dan dimengerti
Kelemahannya :
* Mengabaikan nilai waktu dari uang
* Mengabaikan arus kas setelah sulit melakukan periode penutupan yang wajar
* Sering tergantung subjektivitas pemilik perusahaan
b. Model Diskonto (discounting model), mempertimbangkan nilai waktu dari
uang secara eksplisit.
1. Net Present Value (NPV)
NPV = {( CF t / (1 + i) t} – I = { CF t df t } – I = P - I
Keterangan :
t = tahun ke-n
n = waktu investasi berlangsung
CFt = cash flow tahun ke-n
I = nilai sekarang dari biaya proyek
i = tingkat pengembalian yang diperlukan
P = nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa depan
Jika NPV < 0 maka investasi tidak layak untuk dilaksanakan
Jika NPV > 0 maka investasi layak dilaksanakan
Kelebihannya
* Memperhitungkan nilai waktu dari uang
* Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan
* Konsisten dengan tujuan perusahaan
2. Internal Rate of Return (IRR) adalah metode perhitungan investasi dengan
menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan
nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang.
n
IRR = IR1 – (IR2 – IR1) NPV 1 atau Z At = 0
NPV 2 – NPV 1 t=0 (1+r) n
Keterangan :
IR1 = discount rate 1
IR2 = discount rate 2
NPV1 = net present value 1
NPV 2 = net present value 2
R = discount rate
Jika IRR < r, maka usulan investasi ditolak
Jika IRR > r, maka usulan investasi diterima
Kelebihannya :
* Memperhitungkan nilai waktu dari uang
* Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan
* Hasilnya dalam persentase, sehingga pengambilan keputusan dapat membuat
perkiraan
bila r (discount rate) sulit diketahui
Kelemahannya :
* Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan keadaan
investasi
* Dapat menghasilkan IRR ganda atau tidak menghasilkan IRR sama sekali
3. Profitability Indek (PI) adalah metode yang menghitung perbandingan antara
nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang
investasi.
PI = PV of Proceed atau PI = PV of NCF
PV of Outlays PV of Lo
Jika PI < 1 maka usulan investasi tidak layak
Jika PI > 1 maka usulan investasi layak
Kelebihannya :
* Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan
* Memperhatikan nilai waktu dari uang
* Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan kekayaan
pemegang saham
Kelemahanya : Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek-
proyek yang mutually exclusive yang memiliki unsur ekonomis dan skala
investasi yang berbeda.
(2) Berdasarkan Pendekatan keuntungan Akuntansi
ARR (Average / Accounting Rate of return ) adalah metode yang mengukur
tingkat keuntungan
rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi.
ARR = Rata – rata EAT
Capital outlays
Kelebihannya :
* Memperhatikan seluruh pendapatan selama umur proyek berlangsung
* Mudah dimengerti dan mudah perhitungannya
Kelemahannya :
* Mengabaikan nilai waktu dari uang
* Menggunakan accounting profit dan tidak memperhatikan arus kas
Pascaaudit proyek Modal
Pascaaudit adalah proses membandingkan manfaat actual dengan manfaat
yang diestimasi dan biaya operasional actual dengan biaya operasional yang
diestimasi, pascaaudit mengevaluasi hasil keseluruhan investasai dan
mengusulkan tindakan perbaikan bila diperlukan. Pascaaudit juga berfungsi
sebagai insentif bagi manager untuk membuat keputusan investasi modal yang
tepat.
Investasi modal pada lingkungan manufaktur yang canggih
Investasi modal dalam lingkungan manufaktur yang canggih dipengaruhi
oleh cara menentukan input. Perhatian yang lebih besar harus diberikan pada
pengeluaran investasi karena pos-pos marginal dapat mencakup sumber daya yang
substansial, Namun, dalam menilai manfaatnya, pos-pos tak berwujud seperti
kualitas dan mempertahankan posisi kompetitif dapat menjadi faktor penentu.
Memilih tingkat pengembalian yang diperlukan juga merupakan hal penting.
Kecenderungan perusahaan untuk menggunakan tingkat pengembalian yang
diperlukan yang jauh lebih besar dari biaya modal harus segera dihentikan. Selain
itu karena nilai sisa dari sistem terotomatisasi dapat dipertimbangkan, maka nilai
itu harus diestimasi dan dimasukkan dalam analisis.
Kategori Klasifikasi proyek investasi :
1. Penukaran
2. Penghematan biaya
3. Ekspansi output pasar dan produk-produk tradisional
4. Ekspansi pada produk dan/atau pasar baru
5. Regulasi pemerintah
Net Cash Flow from a project, selisih antar penerimaan kas dan
pengeluaran kas sepanjang usia proyek
Pedoman umum dalam mengestimasi arus kas :
Arus kas harus diukur berdasarkan inkremental, yaitu arus kas dari suatu
proyek tertentu harus diukur berdasarkan selisih antara arus kas
perusahaan dengan atau tanpa proyek yang bersangkutan.
Arus kas harus diestimasikan berdasarkan setelah pajak, dengan
menggunakan tarif pajak marginal perusahaan.
Sebagai beban non kas, depresiasi mempengaaruhi arus kas perusahaan
hanya melaui dampaknya atas pajak.
Penjatahan Modal dan Indeks Profitabilitas
Alasan munculnya penjatahan modal.
Pengembalian semua proyek yang memiliki NPV positif bisa
menimbulkan ekspansi yang berlebihan sehingga menyiksa sumber daya
manajerial, personalia dan sumber daya lainnya dari perusahaan.
Perusahaan mungkin enggan meminjam terlalu banyak untuk mengganti
dana material mengingat resiko yang akan dihadapi perusahaan jika
perkonomian tiba-tiba melemah.
Manjemen puncak mungkin membatasi anggaran modal untuk beragam
divisinya begitu saja tanpa pertimbangan khusus.
Biaya Modal
Biaya Utang adalah pengembalian yang diminta pemberi pinjaman untuk
pinjaman yang mereka berikan kepada perusahaan.
Biaya Modal Ekuitas adalah tingkat pengembalian yang diminta pemegang
saham agar mau berinvestasi dalam perusahaan. Atau biaya dari pengumpulan
modal melalaui penjualan saham.
Methode untuk mengestimasi biaya modal ekuitas :
1. Suku Bunga Bebas-Resiko Plus Premi
2. Model Penilaian Dividen
3. Model Penetapan Harga Aset Modal
Mengkaji Ulang Proyek Investasi Setelah Implementasi Review
menyangkut pembandingan arus kas dan pengembalian aktual dari proyek dengan
arus kas dan pengembalian yang diperkirakan atau diramalkan, serta pencarian
penjelasan atas setiap penyimpangan yang muncul.
Metode Penganggaran modal, tanpa pajak penghasilan.
Riverband Company mengoperasikan took perangkat keras. Manajemen
riverband mengestimasi bahwa jika perusahaan menginvestasikan $160.000 dalam
system computer baru, perusahaan akan menghemat biaya operasi kas tahunan
sebesar $60.000. system tersebut memiliki umur manfaat yang diharapkan selama
5 tahun dan tidak ada nilai pelepasan akhir. Tingkat pengembalian yang
disyaratkan (IRR) adalah 12%. Abaikan isu pajak penghasilan dalam jawaban
anda. Asumsikan semua arus kas terjadi pada akhir tahun kecuali untuk jumlah
investasi awal.
Comtoh Soal
Hitunglah berikut ini untuk system computer yang baru: NPV, Periode
Payback, IRR, AARR berdasarkan investasi awal bersih (asumsikan penyusutan
garis lurus).
· Faktor lain apa saja yang harus dipertimbangkan oleh Riverband dalam
memutuskan apakah akan membeli system computer yang baru.
Jawab:
NPV = ($60.000 x 3,605) - $160.000
= $216.300 - $160.000 = $56.300
Payback = investasi awal bersih
kenaikan arus kas tahunan dimasa dpan yg sragam
= $160.000 = 2,667 tahun.
$60.000
IRR = Faktor nilai sekarang yaitu selisih antara 2,667 hasil dari payback
24%= 2,745 2,745
IRR= - 2,667
26%= 2,635 -
0,110 0,078
= 24% + 0,078 (2%)
0,110
= 24% + 0,709 x 2%
= 24% + 1,41% = 25,418%
AARR = Depresiation Expense
$160.000 = $32.000
5
AARR = $60.000 – $32.000 x 100%= 17,5%
$160.000
Faktor lain yg dipertimbangkan Riverband adalah:
· Apakah investasi tersebut dapat lebih efektif?
· Apakah investasi tersebut memberikan peningkatan kualitas.?
Dari semua pertanyaan itu Riverbend perlu menerima investasi tersebut karena
NPVnya positif,
IRR lebih besar dari RRR, paybacknya lebih cepat yaitu 3 tahun dan AARRnya
meningkat.
Payback Method
Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti payoff
method dan pay out method.
Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi.
Perhitungan Pay-back yang belum memperhitungkan Unsur Pajak Penghasilan
Pay-back Period = Investasi .
( dlm tahun) Laba Tunai rata-2 per tahun
Misal :
Suatu rencana investasi membutuhkan investasi, mula-mula (akuntansi
diferensial) sebesar Rp. 80.000.000,- diperkira- kan laba tunai setelah pajak /tahun
selama 5 tahun berturut turut yakni : Rp. 23 juta, Rp. 18. Juta, Rp. 21 juta, Rp. 36
juta dan Rp. 25 juta.
Perhitungan pay-back period jika Aliran Kas Masuk Bersih tiap periode tidak
sama :
Tahun Laba Tunai Investasi Yang
Ditutup
Payback Period yang
Diperlukan
1 Rp. 23 juta Rp. 23 juta 1,0
2 Rp. 18 juta Rp. 18 juta 1,0
3 Rp. 21 juta Rp. 21 juta 1,0
4 Rp. 36 juta Rp. 18 juta 0,5
5 Rp. 25 juta - -
Rp. 80 juta 3,5 tahun
Kesimpulan : Dalam jangka waktu 3,5 tahun investasi sudah dapat kembali
sebelum masa umum ekonomisnya habis.
Kebaikan dan Kelemahan Payback Method
Kebaikan
1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate
of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka
waktu pengembaliannya cepat.
3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
Kelemahan
1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
2) Metode ini tidak memperhatikan pendapatan selanjutnya setelah investasi
pokok kembali.
Average Return on Investment Method
( Metode Rata-rata Kembalian Investasi)
Metode ini juga disebut Accounting method atau Financial Statement method.
Rumus. : Rata-rata kembalian Investasi
Rata-Rata Kembalian = Laba Sesudah Pajak = … %
Investasi Rata-Rata Investasi
Kriteria Penilaian.
a. Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat
memenuhi batasan yang ditetapkan manajer.
b. Jika Pengambilan Keputusan belum memiliki batasan tarif kembalian
investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang
memberikan tingkat kembalian yang terbesar.
Kebaikan Metode Rata-rata Kembalian Investasi.
- Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi.
Kelemahan Metode Rata-rata Kembalian Investasi
a. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
b. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi.
c. Metode tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa
tahap.
Contoh :
Untuk melaksanakan suatu proyek diperlukan investasi mula-mula adalah
Rp. 10.000.000. diperkirakan 10 th, tanpa nilai residu pada akhir tahun kesepuluh.
Diperkirakan setiap tahun akan dapat diperoleh kas masuk (cash inflows) rata-
rata sebesar Rp. 4.000.000, sedangkan kas keluar
(cash outflows), termasuk pajak, rata-rata
sebesar Rp. 2.500.000.
Tarif Kembalian Investasi :
Rp.(4.000.000 – 2.500.000) – (10.000.000/10)
Rp. 10.000.000
= 5%
Present Value Method
Dalam keputusan penggantian aktiva tetap yang dida- sarkan pada
pertimbangan penghematan biaya, informasi akuntansi manajemen yang
dipertimbangkan adalah biaya diferensial tunai, yang merupakan penghematan
biaya operasi tunai di masa yang akan datang sebagai akibat dari penggantian
aktiva tetap tersebut.
Penghematan biaya tunai yang diperoleh (biaya diferensial tunai) dengan
adanya penggantian aktiva tetap tersebut dikurangi atau ditambah dengan dampak
pajak penghasilan akibat biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap
kemudian dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu.
Kriteria Penilaian :
Apabila jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari aktiva dirensial, maka
usulan investasi tersebut dianggap mengun tungkan. Dan sebaliknya.
Perhitungan Nilai Tunai
Dapat ditentukan dengan rumus : NT = AK 1 .
( 1 + I ) n
Keterangan :
NT = Nilai tunai
AK = Aliran Kas
i. = tariff kembalian investasi.
n = jangka waktu
Faktor 1/(1+i)n tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat untuk
berbagai tarif kembalian dan janga waktu.
Nilai Tunai Rp 1,00
p. 1% 2% 4% 6% 8% 10%
n.
1 0,990 0,980 0,962 0,943 0,926 0,909
2 0,980 0,961 0,925 0,980 0,857 0,826
3 0,971 0,942 0,889 0,840 0,794 0,751
4 0,961 0,924 0,855 0,792 0,735 0,683
5 0,951 0,906 0,822 0,747 0,681 0,621
Gambar 2. Tabel Nilai Tuna Rp. 1
Jadi uang Rp 1 yang akan diterima pada akhir tahun ke-3, apabila
dinilaitunaikan sekarang pada tariff kembalian 2% per tahun akan menjadi
bernilai Rp. 1/1,0233
Contoh Kasus :
Mr Frenky merencanakan untuk menginvestasikan dananya untuk pembelian
Mesin Giling seharga Rp. 300.000.000,- . Mesin tersebut diperkirakan berumur 5
tahun tanpa nilai residu pada akhir tahun. Atas dasar aliran kas masuk bersih
diperkirakan sebesar Rp. 65.000.000 per tahun, dengan tarif kembalian 10% per
tahun. Berdasarkan informasi tersebut, keputusan apa yang harus diambil dari
investasi tersebut, jika digunakan Present Value Method ?
Perhitungan Nilai Tunai Kas Masuk Bersih
Present Value Method
Tahun Kas Masuk
Bersih
Tarif Kembalian. Nilai Tunai Kas Masuk
Bersih
1 Rp. 65 juta 0,909 Rp. 59.085.000
2 Rp. 65 juta 0,826 Rp. 53.690.000
3 Rp. 65 juta 0,751 Rp. 48.815.000
4 Rp. 65 juta 0,683 Rp. 44.395.000
5 Rp. 65 juta 0,621 Rp. 40.365.000
Jml Nilai Tu- Nai Kas Bersih Rp. 246.350.000
Kesimpulan : Investasi sebaiknya ditolak, karena aliran kas masuk bersih lebih
kecil dari nilai investasi yang ditanam- kan.