Because The Baby

Because The Baby

Priska Savira

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

Because The BabyCopyright ©2017 Priska Savira

Editor: Pradita Seti Rahayu

Hak cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali tahun 2017 oleh

PT Elex Media Komputindo,Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

717030644ISBN: 978-602-02-9913-6

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari

Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab Percetakan

1

Because The Baby

Pilihan terbaik adalah menerima dan berharap semuanya akan baik-baik saja.

Seorang perempuan sedang menuju  warung sea-food kaki lima. Entah mengapa tengah malam begini

ia menginginkan nasi goreng seafood dari tempat makan yang letaknya tepat di depan kompleks rumah.

Gadis yang berusia 27 tahun itu bernama Queensha Farah. Queen memiliki paras yang cantik. Di tempat ia bekerja, ada seorang pria diam-diam yang menyukainya. Hanya saja Queen tidak tahu kalau pria itu suka pada-nya. Queen terkadang suka menjauh apabila ada seorang

Bab 1

Priska Savira

2

pria yang terang-terangan mengucapkan kata cinta lang-sung dari bibirnya.

Langkah demi langkah wanita itu berjalan. Se saat, ia merasa ada seseorang mengikuti. Tiba-tiba bulu kuduknya meremang. Jantungnya pun berdegup dengan kencang tatkala langkah seseorang itu semakin dekat.

Saat ini, Queen mempercepat langkahnya. Ia sa ngat takut dengan seseorang yang mengikutinya dari be-lakang. Bahkan, menoleh ke belakang saja ia tidak me-miliki keberanian.

Beruntungnya, ia selamat sampai di warung kaki lima. Wanita itu lalu menetralkan jantung serta napasnya yang ngos-ngosan, membuat semua pengunjung warung mena-tapnya dengan raut aneh. Namun, gadis itu tidak peduli. Ia lebih berharap semoga orang yang mengikutinya itu sudah berhenti mengejarnya.

Queen mengambil tempat duduk, kemudian pelayan datang sambil membawa kertas catatan. “Mas, pesan nasi goreng seafood-nya satu, ya,” kata Queen sembari mena-tap menu makanan yang dilaminating.

Mungkin ditambah pecel lele makin enak, batinnya.“Eng, Mas, tambah pecel lele sama es jeruknya juga

deh.”Setelah si pelayan pergi, pikiran Queen menerawang

pada kejadian dua bulan yang lalu. Pria itu ... pria tam-pan berperawakan tinggi, rahang yang tegas, matanya berwarna cokelat, hidung yang mancung, serta alis tebal. Ia selalu mengingatnya.

3

Because The Baby

Sosok pria itu terus menghantui. Dan pria itulah yang membuat dirinya merasa kotor dan hina. Pria itu yang menodainya, menghilangkan mahkota satu-satunya yang ia miliki. Harta berharganya selain uang.

Padahal, Queen sudah bertekad untuk memberikan ‘mahkota’ itu kepada suaminya nanti saat ia telah meni-kah. Bukan malah memberikannya ke sembarang pria.

Namun, harapan tinggalah harapan. Pria itu mereng-gutnya tanpa ikatan apa pun. Queen bahkan tidak me-ngenal siapa pria yang merenggut keperawanan sekaligus merusak impiannya itu.

Matanya berkaca-kaca. Dosa apa yang telah ia per-buat sampai Tuhan memberikan cobaan yang seperti ini? Tuhan telah merenggut orangtuanya dan, kini, Tuhan memberikan cobaan yang membuatnya frustrasi sekali-gus putus asa.

Perut Queen terasa mual. Semakin lama, rasa mual itu semakin kentara. Lantas, ia beranjak dari kursi lalu mencari tempat untuk membuang isi perutnya.

Seluruh tubuh Queen melemas seketika setelah muntah. Namun, yang keluar hanya cairan bening. Jan-tung Queen berdegup kencang. Matanya melebar dan dalam hatinya, Queen menggumam,  jangan, ya Tuhan. Jangan sekarang.

Ia kembali mengingat kapan terakhir jadwal mens-truasi. Tubuh Queen langsung menegang. Queen baru sadar sekarang sudah dua bulan ia tidak haid. Kini,

Priska Savira

4

Queen benar-benar sudah sepenuhnya sadar bahwa ia telat datang bulan.

Napas Queen tersengal. Jantungnya semakin berde-gup kencang. Matanya mengeluarkan air mata.

Ini semua karena pria itu! Pria brengsek sialan!  ru-tuknya dalam hati.

Dengan lunglai, gadis itu kembali ke tempat duduknya.

“Mbak? Mbak nggak apa-apa? Atau Mbak lagi sakit?” tanya salah satu pelayan yang sedang membawa pesanan Queen.

Queen menggeleng lemah. Ia menatap pesanannya yang telah datang dan sudah terhidang di atas meja. Na-mun, seketika ia tidak selera terhadap semua makanan yang ia pesan karena melihatnya saja rasa mual itu sema-kin terasa.

“Mas, ini semua berapa?” tanya Queen sambil mem-buka dompet.

Sang pelayan mengernyit, tapi tetap saja kemudian ia menyebut semua total harga pesanan Queen. Setelah membayar, gadis itu kembali ke rumah dengan perasaan yang tidak enak.

Perutnya semakin mual. Ditambah, seseorang rasanya masih saja mengikutinya. Jantung Queen masih berde-gup kencang. Ia takut diculik, apalagi suasana sangat sepi dan gelap. Rasa takut itu semakin menyergapnya. Yang ia inginkan hanya bisa cepat sampai di rumah.

5

Because The Baby

Namun, tiba-tiba kepala Queen terasa pusing. Pan-dangannya mengabur dan semua terasa gelap.

Sayup-sayup, Queen mendengar seorang wanita dan seorang pria sedang mengobrol entah tentang apa.

“Bos, inilah wanita yang saya pernah beri tahu.” Sang pria membuka suara.

“Inikah gadis yang dirugikan oleh Devian, anakku?” Kali ini suara wanita yang terdengar di telinga Queen.

Deg.Tubuh Queen langsung melemas. Jadi, pria yang me-

renggut mahkotaku bernama Devian?“Iya, Nyonya. Saya yang memata-matai Tuan Devian

saat Tuan Vian sedang mabuk dan gadis inilah sasaran-nya.”

Wanita paruh baya itu hanya tersenyum getir sambil memandang wanita yang sedang terbaring di atas ran-jang putranya. Wanita itu tidak habis pikir dengan anak semata wayangnya itu. Jagoan yang ia banggakan telah merusak gadis yang tak bersalah karena kecerobohannya.

Queen mengerjapkan kedua mata. Sinar matahari masuk dari sela-sela gorden kamar.

Setelah menyesuaikan pencahayaan, ia sadar ini bu-kanlah kamarnya. Desain kamarnya tidak semaskulin ini.