be ng kelll lllll
DESCRIPTION
kjdkjkjkdTRANSCRIPT
PAPER
PERBENGKELAN PERTANIAN
(Pengerjaan Las)
Oleh:
Nama: Encep Farokhi A.
NPM: 240110130069
Kelas: B1
Hari,Tanggal Praktikum: Kamis, 20 Mei 2015
Asisten: 1. Nadhomi Khuzainul Budiman
2. Muhammad Rahmanda
3. Safira Nurjanah
4. Jhosua Timoteus Sitio
5. Rizki Dicky Amanda
LABORATORIUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengelasan
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan bahkan pertanian.
Proses las dapat juga dipergunakan untuk membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam-macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. (Indra, 2008).
Gambar 1. Pengelasan
1.2 Klasifikasi Pengelasan
Berdasrkan klasifikasi, pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
a. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
b. Pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
c. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
1.2 Las Busur Listrik
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listrik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan. (Hutama,2013).
1.3 Metode Penyambungan Las Busur Listrik
Pengelasan dengan las busur listrik merupakan pelelehan dengan nyala busur listrik, yang diperoleh dengan cara mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa milimeter, sehingga terjadi aliran arus listrik dari elektroda ke benda kerja karena adanya perbedaan tegangan antara elektroda dan benda kerja. Jarak antara elektroda dan benda kerja disebut dengan panjang busur nyala. Suhu busur nyala bisa mencapai 5000oC, sehingga mampu melelehkan elektroda dan benda kerja untuk membentuk paduan (Hutama, 2013).
1.4 Bagian-bagian Utama Mesin Las
Adapun bagian-bagian pada mesin las menurut (Reza, 2010) yaitu :
a. Trafo Las
b. Pengatur arus pengelasan
c. Handel On Off (supply arus)
d. Kabel elektroda dan Tang masa
e. Meja Las
1.5 Teknik Mengelas
Teknik mengelas yang diterapkan dalam proses pengelasan dapat dilakukan dengan mengikuti aturan atau ketentuan yang umum berlaku pada pengelasan. Skema proses pengelasan memperlihatkan bahwa beberapa parameter untuk pengelasan yang dilakukan pada posisi di bawah tangan meliputi:
a. Arah pengelasan
Arah pengelasan yang dimaksud adalah arah pergerakkan elektroda pada saat memulai proses pengelasan. Arah pengelasan ini sangat tergantung pada juru las dan konstruksi sambungan las. Arah pengelasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni: arah pengelasan dari kiri ke kanan, hal ini digunakan untuk juru las yang dominan menggunakan tangan kanan, sedangkan yang menggunakan tangan kiri secara dominan maka arah pengelasannya dapat di balik dari kanan kekiri. Arah pengelasan maju (Ambiyar, 2008).
b. Gerakan elektroda yang digunakan.
Gerakan elektroda berupa ayunan elektroda pada saat mengelas, dimana ayunan elektroda ini dapat digerakkan secara lurus, lingkaran penuh, segitiga, ayunan angka delapan, dan segi empat. Ayunan elektroda ini akan terlihat pada manik-manik logam lasan yang terbentuk (Ambiyar, 2008).
c. Sudut antara elektroda dengan benda kerja arah memanjang
Sudut elektroda yang terbentuk pada arah gerakkan elektroda membentuk sudut dengan kisaran 70 - 80. Sewaktu terjadinya proses pengelasan sudut, pengelasan ini harus dijaga tetap konstan (Ambiyar, 2008).
d. Sudut antara elektroda dengan benda kerja arah melintang
Sudut antara elektroda dan benda kerja yang di las pada arah melintang ini membentuk sudut 90. (Ambiyar, 2008).
e. Jarak elektroda ke benda kerja
Jarak elektroda ke benda kerja yang baik mendekati besarnya diameter elektroda yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambiyar, dkk. (2008). Teknik Pembentukan Pelat Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Jakarta.
Ambiyar, dkk. (2008). Teknik Pembentukan Pelat Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Jakarta.
Dipohusodo, Istimawan. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi 1. Yogyakarta: Kanisius.
Hutama. (2013). Pengerjaan Stainless Stell. Terdapat pada: http://hutamatehnik.blogspot.com/2013/06/cara-mudah-pengerjaan-stainless-stell.html. Diakses hari: Sabtu, 10 Mai 2014. Pukul 11.21 WIB.
Indra, Akmal. (2008). Teknik Pengelasan. Terdapat pada: http://indonesia-mekanikal.blogspot.com/2008/05/teknik-pengelasan-welding-bag-1.html/. Diakses hari: Sabtu, 10 Mai 2014. Pukul 11.13 WIB.
Purmono, Reza. (2010). Prosedur Teknik Pengelasan. Terdapat pada: http://rezapramono-pengelasan.blogspot.com/2010/06/prosedur-teknik-pengelasan.html. Diakses hari: Sabtu, 10 Mai 2014. Pukul 10.17 WIB.
Yusuf, Asep, STP. (2009). Modul Praktikum Perbengkelan Pertanian. Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian Fakultas. Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Jatinangor.