transfer prici ng

Click here to load reader

Upload: sadah

Post on 25-Feb-2016

112 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TRANSFER PRICI NG. Outline. Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha ( Arm’s Length Principle ) Konsep Hubungan Istimewa Penerapan Arm’s Length Principle J enis transaksi T ransfer P ricing Methods Harga Wajar / Laba Wajar Kewajiban Menyusun TP Documentation - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Slide 1

Case untuk Profit Split MethodDua pendekatan yang dapat digunakan untuk memperkirakan pembagian profit:Residual profit split approachMelalui dua tahap, yaitu: diproporsikan berdasarkan fungsi dasar yang dilakukan oleh hubungan istimewa, sisanya dialokasikan kembali dari sisa laba/rugi sesuai dengan benchmark yang ada. Contribution analysis approachPendekatan yang dilakukan berdasarkan nilai relatif dari fungsi (misalnya: besarnya kontribusi yang disumbangkan) yang dilakukan oleh masing-masing pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang terkait dengan transaksi yang sedang diuji

OutlinePrinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Arms Length Principle)Konsep Hubungan IstimewaPenerapan Arms Length PrincipleJenis transaksiTransfer Pricing MethodsHarga Wajar/Laba Wajar

Kewajiban Menyusun TP DocumentationKewenangan Direktur Jenderal PajakHak Wajib Pajak (MAP dan APA)Definisi Transfer PricingPengalokasian laba untuk tujuan perpajakan dan tujuan-tujuan lainnya antar bagian-bagian grup perusahaan afiliasi atau multinasional.

UmumMenurut PER-43/PJ/2010 dan PER-32/PJ/2011 :Transfer Pricing adalah Penentuan harga dalam transaksi antara pihak-pihak yang mempunyaihubungan istimewaPajakKepentingan DJPWajib Pajak tidak menggunakan Penetapan Harga Transfer (transfer pricing) sebagai sarana untuk menghindari pengenaan pajak di Indonesia

Wajib Pajak menggunakan prinsip kewajaran (arms length principle), yang merupakan konsensus internasional, dalam penetapan harga transfer (transfer pricing) transaksi afiliasinyaResale Price MethodPT A merupakan distributor obat yang mempunyai lisensi penjualan obat tertentu di Indonesia. PT A membeli obat dari related party Rp 11.000 per unit dan menjualnya ke unrelated party.Harga jual obat ke unrelated party adalah Rp 14.000 per unit.Margin untuk obat tersebut didapat dari data pihak ketiga adalah sebesar 40% dari harga jual.Tentukan harga beli yang wajar obat PT A ke related party-nya?

Global TP Enforcement (IFA, 2007)First levelSecond levelThird levelFourth level1996 & prior1997/ 19981999/ 20002001/ 20022003/2004ItalyNew ZealandMexicoKorea FranceCzech RepublicSpainAustraliaSouth AfricaUSAChinaSlovakiaBrazilItalyNew ZealandMexicoKorea FranceCzech RepublicSpainAustraliaSouth AfricaUSAGermanyKazakhstanRussiaDenmarkBelgiumVenezuelaArgentinaCanadaUKChinaSlovakiaBrazilItalyNew ZealandMexicoKorea FranceCzech RepublicSpainAustraliaSouth AfricaUSAThailandPortugalPolandPeruIndiaNetherlandsGermanyKazakhstanRussiaDenmarkBelgiumVenezuelaArgentinaCanadaUKChinaSlovakiaBrazilItalyNew ZealandMexicoKorea FranceCzech RepublicSpainAustraliaSouth AfricaUSAHungaryColombiaMalaysiaThailandPortugalPolandPeruIndiaNetherlandsGermanyKazakhstanRussiaDenmarkBelgiumVenezuelaArgentinaCanadaUKChinaSlovakiaBrazilItalyNew ZealandMexicoKorea FranceCzech RepublicSpainAustraliaSouth AfricaUSA6Arms Length PrincipleKewajaran dan Kelaziman UsahaArms Length Principle (PER-43/PJ/2010, Pasal 1 ayat (6))prinsip yang mengatur bahwa apabila kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara:pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa sama atau sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang menjadi pembanding, maka harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang menjadi pembanding .Kewajaran dan Kelaziman UsahaUpdate PER-32/PJ/2011 pasal 3 ayat (3)

Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Arms Length Principle/ALP) mendasarkan pada norma bahwa harga atau laba atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-piihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa ditentukan oleh kekuatan pasar, sehingga transaksi tersebut mencerminkan harga pasar yang wajar (Fair Market Value/FMV)ARMS LENGTH PRINCIPLEKelaziman Usaha (1)Penilaian atas kelaziman usaha suatu transaksi dilakukan berdasarkan tinjauan ekonomis mengenai kondisi dan syarat dari suatu transaksi dan kondisi WP yang melakukan transaksi dibandingkan dengan kondisi dan syarat ekonomis dari sektor usaha WP yang di dalamnya tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, terkait cara WP melakukan kegiatan usaha dan hasil dari melakukan kegiatan usahanya.Kelaziman Usaha (2)Suatu transaksi disebut dengan transaksi yang dilakukan dengan kondisi dan syarat yang lazim serta dengan nilai yang lazim apabila the PLI and the conditions of the related party transaction, economically realistic dibandingkan dengan PLI dan kondisi sektor usahanya

Dalam praktek internasional, prinsip kelaziman usaha digunakan sebagai salah satu faktor untuk menentukan kasus yang akan diteliti (review) dan/atau diperiksa kewajarannya.Konsep Hubungan IstimewaPasal 18 ayat (3) UU PPhDirektur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.Hubungan Istimewa (1)Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang PPhWajib Pajak yang mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;WP menguasai WP lainnya atau dua atau lebih WP berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atauTerdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat.

Menurut PER-43/PJ/201015Hubungan Istimewa (2)Pasal 2 Undang-Undang PPN (1)Dalam hal Harga Jual atau Penggantian dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka Harga Jual atau Penggantian dihitung atas dasar harga pasar wajar pada saat penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak itu dilakukan.(2)Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dianggap ada apabila :dua atau lebih Pengusaha, langsung atau tidak langsung berada dibawah pemilikan atau penguasaan Pengusaha yang sama, atau Pengusaha yang satu menyertakan modal 25% (dua puluh lima persen) atau lebih dari jumlah modal pada pengusaha yang lain, atau hubungan antara Pengusaha yang menyertakan modalnya sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau lebih pada dua pihak atau lebih, demikian pula hubungan antara dua pihak atau lebih yang disebut terakhir.

Menurut PER-43/PJ/201016HUBUNGAN ISTIMEWA (1)Hubungan antara A dan B merupakan hubungan istimewa.PT B

PT APenyertaan 25% atau LebihHUBUNGAN ISTIMEWA (2)PT APT BPT CPT DHubungan antara A, B, C, dan D adalah hubungan IstimewaPenyertaan 50% atau LebihPenyertaan 50% atau LebihHUBUNGAN ISTIMEWA (3)PT KPT LPT MHubungan antara K, L, dan M merupakan hubungan istimewaPenguasaan melalui management; satu pihak dikuasai (tergantung) oleh pihak lain dalam hal managementPenguasaan melalui teknologi; satu pihak dikuasai (tergantung) oleh pihak lain dalam hal teknologiPenguasaan melalui management atau teknologi

Hubungan Darah atau Perkawinan :

Yaitu hubungan istimewa karena terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajad.Sedarah lurus satu derajad adalah ; ayah, ibu, dan anak.Sedarah kesamping satu derajad ; saudara (kandung, seayah, atau seibu).Semenda lurus satu derajad ; mertua dengan menantu atau orang tua dengan anak tiri.Semenda ke samping satu derajad ; ipar.Apabila antara suami dan istri dilakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, maka antara suami istri tersebut terdapat hubungan istimewa.

PenerapanArms Length PrincipleLangkah-langkah Penerapan Arms ALP(PER-43/PJ/2010, Pasal 3 ayat (2))Melakukan analisa kesebandingan dan menentukan harga pembanding Menentukan metode penentuan harga transfer (TP Method) yang tepat Menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha berdasarkan hasil analisa kesebandingan dan metode penentuan harga WP dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan harga wajar atau laba wajar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan pajak yang berlakuTransaksi TP yang didokumentasikan

PER-43/PJ/2011 pasal 2 ayat (1)Ruang lingkup Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini adalah transaksi yang dilakukan Wajib Pajak dengan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa .

PER-32/PJ/2011 pasal 2 ayat (1)Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini berlaku untuk Penentuan Harga Transfer (Transfer Pricing) atas transaksi yang dilakukan Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap di Indonesia dengan Wajib Pajak Luar Negeri diluar IndonesiaTransaksi TP yang didokumentasikan (PER-43/PJ/2010, Pasal 2 ayat (2))penjualan, pengalihan, pembelian atau perolehan barang berwujud maupun barang tidak berwujud;sewa, royalti, atau imbalan lain yang timbul akibat penyediaan atau pemanfaatan harta berwujud maupun harta tidak berwujud ;penghasilan atau pengeluaran sehubungan dengan penyerahan atau pemanfaatan jasa;alokasi biaya ; danpenyerahan atau perolehan harta dalam bentuk instrumen keuangan, dan penghasilan atau pengeluaran yang timbul akibat penyerahan atau perolehan harta dalam bentuk instrumen keuangan dimaksud Transaksi TP yang didokumentasikan (PER-32/PJ/2011, Pasal 2 ayat (2))Dalam hal Wajib Pajak melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa yang merupakan Wajib Pajak Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap di Indonesia, Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini hanya berlaku untuk transaksi yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa untuk memanfaatkan perbedaan tarif pajak yang disebabkan antara lain:

a.perlakuan pengenaan Pajak Penghasilan final atau tidak final pada sektor usaha tertentu;b.perlakuan pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah; atauc. transaksi yang dilakukan dengan Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama MigaTransaksi TP yang didokumentasikan (PER-43/PJ/2010, Pasal 3 ayat (3))Transaksi yang nilainya lebih dari Rp 10 juta (pasal 3 ayat (3))

Hal ini merupakan penerapan konsep safe harboura statutory provision that applies to a given category of taxpayers and that relieves eligible taxpayers from certain obligations compliance relief, certainty, administrative simplicity

Update nilai yang diuji berdasarkan PER-32/PJ/2011Transaksi yang nilai seluruh transaksi untuk setiap lawan transaksi Rp 10 milyar (pasal 3 ayat (4))

Analisa Kesebandingan (1)analisis yang dilakukan oleh Wajib Pajak atau Direktorat Jenderal Pajak atas kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara Wajib Pajak dengan pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa untuk diperbandingkan dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa, dan melakukan identifikasi atas perbedaan kondisi dalam kedua jenis transaksi dimaksud .Analisa Kesebandingan (2)(Pasal 4)a. Pengertian sebanding (comparable):tidak terdapat perbedaan kondisi yang material atau signifikan yang dapat mempengaruhi harga atau laba dari transaksi yang diperbandingkan; atauterdapat perbedaan kondisi, namun dapat dilakukan penyesuaian untuk menghilangkan pengaruh yang material atau signifikan dari perbedaan kondisi tersebut terhadap harga atau laba;

b. dalam hal tersedia Data Pembanding Internal (internal comparable) dan Data Pembanding Eksternal (external comparable) dengan tingkat kesebandingan (comparability) yang sama, maka Wajib Pajak wajib menggunakan Data Pembanding Internal untuk penentuan Harga Wajar atau Laba WajarAnalisa Kesebandingan (3)Pasal 4 ayat 1 huruf c update PER-32/PJ/2011c.dalam hal Data Pembanding Internal yang tersedia sebagaimana dimaksud pada huruf b bersifat insidental, maka Data Pembanding Internal dimaksud hanya dapat dipergunakan dalam transaksi yang bersifat insidental antara Wajib Pajak dengan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan IstimewaAnalisa Kesebandingan (4)update PER-32/PJ/2011 Pasal 4AData Pembanding

Data Pembanding Internal dan Data Pembanding Eksternal harus memenuhi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesebandingan;Dalam hal Data Pembanding Internal telah memenuhi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesebandingan, maka Data Pembanding Eksternal tidak diperlukan;Data Pembanding Eksternal dapat diperoleh dari database komersial maupun database lainnya;

Analisa Kesebandingan (5)(Pasal 5)Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesebandingan:Karakteristik barang/harta berwujud dan barang/harta tidak berwujud yang diperjualbelikan, termasuk jasa;Fungsi masing-masing pihak yang melakukan transaksi:Ketentuan-ketentuan dalam kontrak/perjanjian;Keadaan ekonomi;Strategi usaha.

Analisis atas karakteristik barang/jasa(Pasal 6)Menganalisis karakteristik barang berwujud:Ciri-ciri fisik barangKualitas barangDaya tahan barangTingkat ketersediaan barang, danJumlah penawaran barang

Analisis atas karakteristik barang/jasa(Pasal 6)Analisis karakteristik barang tidak berwujud:Jenis transaksiJenis barang tidak berwujud yang diserahkanJangka waktu dan tingkat perlindungan yang diberikan, danPotensi manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan barang tidak berwujud tersebut

Analisis atas karakteristik jasaAnalisis karakteristik jasa (Pasal 6):sifat dan jenis jasa ; dancakupan pemberian jasa

Menilai kewajaran dan kelaziman transaksi jasa:Existence / penyerahan atau perolehan jasa benar-benar terjadi;Economic benefit / terdapat manfaat ekonomis atau komersial dari perolehan jasa; danArms length value / nilai transaksi jasa antara pihak-pihak yang mempunyai mempunyai Hubungan Istimewa sama dengan nilai transaksi jasa yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang mempunyai kondisi yang sebanding, atau yang dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak untuk keperluannya

Analisis fungsi pasal 7 (update PER-32/PJ/2011)Melakukan analisis fungsi:

struktur organisasi dan posisi perusahaan yang diuji dalam kelompok usaha serta manajemen mata rantai (industry value chain) kelompok usahafungsi-fungsi utama yang dijalankan oleh suatu perusahaan seperti desain, pengolahan, perakitan, penelitian, pengembangan, pelayanan, pembelian, distribusi, pemasaran, promosi, transportasi, keuangan, dan manajemen serta karakteristik utama perusahaan seperti jasa maklon (toll manufacturing), manufaktur dengan fungsi dan risiko terbatas (contract manufacturing), dan manufaktur dengan fungsi dan risiko penuh (fully fledge manufacturing)jenis aktiva yang digunakan atau akan digunakan seperti tanah, bangunan, peralatan, dan harta tidak berwujud, serta sifat dari aktiva tersebut seperti umur, harga pasar, dan lokasirisiko yang mungkin timbul dan harus ditanggung oleh masing-masing pihak yang melakukan transaksi seperti risiko pasar, risiko kerugian investasi, dan risiko keuangan

Analisis ketentuan dalam kontrak/perjanjian pasal 8 (update PER-32/PJ/2011)Dalam melakukan penilaian dan analisis atas ketentuan-ketentuan dalam kontrak/perjanjian harus dilakukan analisis terhadap tingkat tanggung jawab, risiko, dan keuntungan yang dibagi antara pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa untuk dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan dalam kontrak/perjanjian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa, yang meliputi ketentuan tertulis dan tidak tertulis.

Dalam hal tidak terdapat dokumen tertulis, hubungan kontrak para pihak dapat ditentukan dari peran/perilaku para pihak atau prinsip ekonomi, yang umumnya mengatur hubungan para pihak tersebutAnalisis keadaan ekonomiPasal 9 (update PER/32/PJ/2011)Analisis keadaan ekonomi diperlukan untuk memperoleh tingkat kesebandingan dalam pasar tempat beroperasinya para pihak yang melakukan transaksi.Analisis keadaan ekonomiPasal 9 (update PER/32/PJ/2011)Keadaan ekonomi yang diharuskan diidentifikasi untuk menentukan tingkat kesebandingan pasar mencakup:Lokasi geografisLuas pasarTingkat persaingan dalam pasar serta posisi antara penjual dan pembeliKetersediaan barang atau jasa penggantiTingkat permintaan dan penawaran dalam pasar baik secara keseluruhan maupun regionalAnalisis keadaan ekonomiPasal 9 (update PER/32/PJ/2011)Keadaan ekonomi yang diharuskan diidentifikasi untuk menentukan tingkat kesebandingan pasar mencakup:Daya beli konsumenSifat dan cakupan pemerintah dalam pasarBiaya produksi termasuk biaya tanah, upah tenaga kerja, dan modal; biaya transportasi; dan tingkatan pasartanggal dan waktu transaksi; dan sebagainyaAnalisis atas strategi usaha(Pasal 10)Penilaian dan analisis atas strategi usaha harus dilakukan antara lain dengan mengidentifikasi inovasi dan pengembangan produk baru, tingkat diversifikasi barang/jasa, tingkat penetrasi pasar, dan kebijakan-kebijakan usaha lainnya, yang terjadi pada pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dan pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa .Comparability Analysis MatrixNoFactorsRelated Party TransactionsNon Related Party TransactionsTax PayerRelated PartyTax PayerNon Related Party1Characteristics of goods and services2Functions, Assets and Risks3Contractual Terms4Economic Circumstances5Business StrategiesPembandingTransaksi antar pihak independenatauPihak independen yang melakukan transaksi dengan pihak lain yang independen, yang sebanding dengan pihak yang melakukan transaksi afiliasiIndependent CustomerUSACDBAManufacturing Company Subsidiary/Sister Company of B INDONESIACOGS = 140Sales/Marketing Company shareholders/sister Company of ALow Tax Rate CountryPermasalahan: Berapa harga pasar wajar untuk penyerahan barang dari A to BFOBFOBFOB200150190Invoice and other monetary terms documents, usually send by postPO + L/CPO + Bank Transfer TTInvoice and other monetary terms documents, usually send by postGoods and non monetary terms documentsCONTOH PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN (Dalam Transaksi Penjualan Barang Berwujud)HARGA PASAR WAJAR UNTUK TRANSAKSI A BPenentuan apakah harga transfer pada transaksi A-> B merupakan harga yang wajar dibandingkan degan A->D akan dipengaruhi hasil comparability analysis antara transaksi A->B dengan transaksi A->D.2 (DUA) KEMUNGKINAN PENDAPAT Berdasarkan prinsip kewajaran dan sebagai aplikasi metode comparable uncontrolled price, terdapat 2 (dua) kemungkinan pendapat:FAKTOR-FAKTOR KESEBANDINGANOECD Transfer Pricing Guidelines

HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DENGAN HASIL ANALISIS FUNGSIONALNo.Fungsi yang Dilakukan AA->DTransaksi IndependenA->BTransaksi Hubungan Istimewa1.Product development and ownership of trade marks and namesXX2.Material purchasingXX3.ManufacturingXX4.Storage and dispatch XX5.Collection of paymentXX6.MarketingX7.Selling and distributionX8.WarrantyX

HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DENGAN HASIL ANALISIS FUNGSIONALNo.Fungsi yang Dilakukan AA->DTransaksi IndependenA->BTransaksi Hubungan Istimewa1.Product development and ownership of trade marks and namesXX2.Material purchasingXX3.ManufacturingXX4.Storage and dispatch XX5.Collection of paymentXX6.MarketingX7.Selling and distributionX8.WarrantyXBeda fungsi yg dilakukan ASales price $190Sales price $150

PENERAPAN PRINSIP KEWAJARANBERDASARKAN HASIL ANALISIS KEWAJARAN Bila nilai dari beda fungsi A dalam transaksi A->B dan A->D, setara dengan USD 40/unit, maka transaksi A- >B disebut wajar dibandingkan dengan A->D,

Sebaliknya, bila nilai dari beda fungsi tidak setara dengan USD 40/unit, maka transaksi A->B disebut tidak wajar dibandingkan dengan A->D.METODE TRANSFER PRICINGMetode Transfer Pricingupdate PER-32/PJ/2011 pasal 11Dalam penentuan metode harga wajar atau laba wajar wajib dilakukan kajian untuk menentukan metode Penentuan Harga Transfer yang paling sesuai (The Most Appropriate Method)

Metode Penentuan Harga Transfer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dapat diterapkan adalah:metode perbandingan harga antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa (comparable uncontrolled price/CUP);metode harga penjualan kembali (resale price method/RPM); metode biaya-plus (cost plus method/CPM);metode pembagian laba (profit split method/PSM); atau metode laba bersih transaksional (transactional net margin method/TNMM)Comparable Uncontrolled Price (CUP)Melakukan perbandingan pada tingkat harga secara langsung.Jika kondisinya sebanding, maka harga kepada hubungan istimewa harus sama dengan harga pada pihak ketigaSyarat: barang atau jasa yang ditransaksikan memiliki karakteristik yang identikkondisi transaksi yang dilakukan sebanding atau dapat dilakukan penyesuaian sehingga kondisinya menjadi sebanding

Contoh Kasus PT A dan B Ltd. ada hubungan istimewa:PT AB Ltd.Barang/Jasa XHarga Rp 2 Juta (fob destination) PT A dan C, Inc. tidak ada hubungan istimewa;PT ABarang/Jasa XHarga Rp 2 Juta (fob shipping point)C Inc.Jika diketahui bahwa biaya transportasi dan asuransi dari PT A ke B Ltd sebesar Rp 250.000, maka harga wajar dari PT A ke B Ltd (fob destination) adalah Rp 2.250.000.CUP Method Resale Price MethodMelakukan perbandingan dengan cara mengurangkan harga terhadap gross margin yang kemudian dibandingkan terhadap perusahaan lain pada industri sejenisBiasanya dilakukan pada barang yang diberikan nilai tambah yang tidak signifikanKondisi: Tingkat kesebandingan yang tinggi antara transaksi yang dibandingkan, khususnya mengenai fungsi, meskipun barang/jasa yang diperjual belikan berbeda.Biasanya dilakukan pada perusahaan distribusi (yang tidak melakukan nilai tambah secara signifikan terhadap barang).Perusahaan yang diuji biasanya melakukan pembelian semua atau sebagian besar kepada hubungan istimewanya dan melakukan penjualan kepada pihak ketiga.

Contoh Kasus A Ltd. dan PT A ada hubungan istimewa;A Ltd.PT ABarang XHarga Rp 8 Jt per unit PT A dan PT B tidak ada hubungan istimewa;PT ABarang XHarga Rp 10 Jt per unitPT BJika diketahui bahwa norma keuntungan kotor untuk usaha yang sama dengan PT A adalah 25%, maka harga jual wajar dari A Ltd. ke PT A atas barang X adalah Rp 7,5 Jt per unit.Resale Price MethodCost Plus MethodMelakukan perbandingan pada gross margin yang didapatkan (yang dibandingkan adalah penambahan dari costnya, apakah wajar atau tidak)Dilakukan pada barang yang mempunyai struktur biaya yang sama atau dapat diketahui harga bahan penyusunnya

Kondisi: Biasanya diaplikasikan pada barang setengah jadi, di mana terdapat perjanjian joint-facility dan perjanjian pembelian dan penjualan jangka panjangTransaksi ini secara normal dapat diaplikasikan pada perspektif penyediaan jasa

Contoh KasusDIRECT vs INDIRECT TRANSFER PRICING METHODOLOGYP&L STATEMENTTP METHODDESCRIPTION OF TP METHODOLOGYSales (=Price)Most DirectLangsung menetapkan harga, tanpa dipengaruhi unsur P&L lainCost of SalesGross MarginDirect MethodPenetapan harga wajar dilakukan berdasarkan gross margin wajar, sehingga dalam penerapannya perlu memperhatikan unsur COGSOperating ExpensesOperating IncomeIndirect MethodPenetapan harga wajar dilakukan berdasarkan operating margin wajar, sehingga dalam penerapannya perlu memperhatikan unsur COGS dan Operating ExpensesKonsep Single Price (1)Konsep Harga atau Laba tunggal digunakan jika Pembanding yang digunakan hanya berupa satu data tunggalTransaksi dianggap wajar apabila harga / margin dari transaksi hubungan istimewa sama dengan atau lebih besar dibandingkan dengan transaksi dengan pihak independen, faktor lain dianggap telah sama (ceteris paribus)Pasal 13 ayat 1 PER-43/PJ/2010: Penerapan Prinsip Kewajaran dan dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara WP dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Konsep Single Price (2)PT A menjual barang kepada PT B (hubungan istimewa) sebesar USD 100Data pembanding: PT A menjual barang kepada PT C (pihak independen) sebesar USD 110 Maka penjualan PT A kepada pihak hubungan istimewanya dianggap tidak wajar karena:harga transfer kepada pihak hubungan istimewa < harga transfer kepada pihak independenKonsep Arms Length Range (1)Konsep rentang harga atau laba wajar digunakan bila terdapat beberapa data pembanding yang dipakai:Yang diterima sebagai arms length range adalah rentangan antara kuartil pertama dan ketiga Harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: transaksi atau data pembanding yang digunakan dapat diandalkan dan sebandingdidukung dengan bukti-bukti dan penjelasan yang memadai bahwa penetapan harga atau laba tunggal tidak dapat dilakukanPasal 13 ayat 1 PER-43/PJ/2010: Penerapan Prinsip Kewajaran dan dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara WP dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Konsep Arms Length Range (2)NoComparable Companies Weighted Average 3 years (%)2009(%)2008(%)2007(%)1PT A0.040.70-2.181.362PT B4.814.354.705.583PT C5.825.327.064.804PT D3.384.562.113.705PT E0.702.12-0.861.066PT F2.272.612.471.317PT G6.893.096.5110.03Tested Company4.775.176.102.99Maximum6.895.327.0610.03Upper Quartile (Q3)5.314.465.605.19Median (Q2)3.383.092.473.70Lower Quartile (Q1)1.482.370.631.33Minimum0.040.70-2.181.06Harga Wajar/Laba Wajar(Pasal 13)Harga Wajar atau Laba Wajar berdasarkan metode-metode Penentuan Harga Transfer dapat ditentukan dalam bentuk harga atau laba tunggal (single price) atau dalam bentuk Rentang Harga Wajar atau Laba Wajar (arm's length range/ALR) .Rentang Harga Wajar atau Laba Wajar merupakan rentangan antara kuartil pertama dan ketiga yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :transaksi atau data pembanding yang digunakan dapat diandalkan; dandidukung dengan bukti-bukti dan penjelasan yang memadai bahwa penetapan harga atau laba tunggal tidak dapat dilakukan.HARGA WAJAR

Harga wajar transaksi hubungan istimewa=

Hargatransaksi independen()atau (+)Nilai Beda KondisiTransaksi LABA WAJARLaba bersih operasi wajar=

Laba bersih operasi transaksi independen()atau (+)Nilai Beda KondisiTransaksi yang mempengaruhi laba bersih operasi FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN HARGADalam membandingkan harga harus memperhatkan kondisi yang menyebabkan perbedaan harga, antara lain:

WEWENANG DIRJEN PAJAK MELAKUKAN KOREKSI HARGATerdapat hubungan istimewaTidak terdapat hubungan istimewaHarga Tidak WajarHarga WajarHarga Tidak WajarHarga WajarDJP berwenang melakukan koreksi hargaDJP tidak berwenang melakukan koreksi hargaKewajiban Menyusun TP DocumentationKewajiban penyusunan TP DocumentationPasal 18 ayat (1)Wajib Pajak wajib menyelenggarakan dan menyimpan buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 UU KUP dan peraturan pelaksanaannya.Pasal 18 ayat (2)Termasuk dalam pengertian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi dokumen yang menjadi dasar penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha pada transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Kewajiban penyusunan TP Documentationupdate PER-32/PJ/2011Pasal 18 ayat (3) Wajib Pajak wajib menyampaikan dokumentasi dalam melaporkan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang terdiri dari satu set dokumen induk dan satu set lampiran dari dokumen induk.Pasal 18 ayat (4) Wajib Pajak dapat menentukan sendiri jenis dan bentuk dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang harus diselenggarakan disesuaikan dengan bidang usahanya sepanjang dokumen tersebut mendukung penggunaan metode penentuan Harga Wajar atau Laba Wajar yang dipilih. Dokumentasi TP(update PER-32/PJ/2011, Pasal 18 ayat (5))Dokumen penentuan Harga Wajar atau Laba Wajar yang harus disediakan oleh Wajib Pajak sekurang-kurangnya mencakup :

a. gambaran perusahaan secara rinci seperti struktur kelompok usaha, struktur kepemilikan, struktur organisasi, aspek-aspek operasional kegiatan usaha, daftar pesaing usaha, dan gambaran Iingkungan usaha;b. kebijakan penetapan harga dan/atau penetapan alokasi biaya;c.hasil Analisis Kesebandingan atas karakteristik produk yang diperjualbelikan, hasil analisis fungsional, kondisi ekonomi, ketentuan-ketentuan dalam kontrak/perjanjian, dan strategi usaha;d. pembanding yang terpilih; dane.catatan mengenai penerapan metode penentuan Harga Wajar atau Laba Wajar yang dipilih oleh Wajib Pajak serta alasan penolakan metode yang tidak dipilih.

KewenanganDirektur Jendral PajakKEWENANGAN DIRJEN PAJAK (1)Pasal 20 ayat (1): Direktur Jenderal Pajak berwenang menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak pada transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai Hubungan IstimewaPasal 20 ayat (2): Penghitungan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan metode dan dokumen penentuan Harga Wajar atau Laba Wajar yang diterapkan oleh Wajib Pajak

Pasal 20 ayat (3): Dalam hal Wajib Pajak tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai dan/atau menunjukkan dokumen pendukung penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini, maka Direktur Jenderal Pajak berwenang menetapkan Harga Wajar atau Laba Wajar berdasarkan data atau dokumen lain dan metode penentuan Harga Wajar atau Laba Wajar yang dinilai tepat oleh Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan kewenangan berdasarkan Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang KUP.KEWENANGAN DIRJEN PAJAK (2)Pasal 20 ayat (4)Kewenangan Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan apabila Wajib Pajak telah memenuhi Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak yang memiliki Hubungan IstimewaManfaat Penyusunan Transfer Pricing Documentation Update PER-32/PJ/2011 - Pasal 21

(1) Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan penyesuaian (correlative adjustment) terhadap penghitungan Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak sebagai tindak lanjut atas suatu penyesuaian (primary adjustment) yang dilakukan oleh :Direktur Jenderal Pajak atas penghitungan penghasilan dan pengurangan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam negeri lainnya termasuk BUT yang menjadi lawan transaksi Wajib Pajak ; atauotoritas pajak negara lain atas penghitungan penghasilan dan pengurangan yang dilakukan oleh Wajib Pajak negara tersebut yang menjadi lawan transaksi Wajib Pajak dalam negeri termasuk BUT di Indonesia .(2) Atas penyesuaian yang dilakukan oleh otoritas pajak negara lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Wajib Pajak tidak diperkenankan untuk melakukan sendiri penyesuaian penghitungan pajaknya.Penyesuaian oleh Dirjen PajakHak-hak Wajib PajakHAK-HAK WAJIB PAJAKWP dapat mengajukan permohonan MAP(Pasal 22)WP dapat mengajukan permohonan APA(Pasal 23)

MAPPasal 22Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement Procedure/MAP) kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai ketentuan dalam P3B untuk menyelesaikan sengketa perpajakan yang menyangkut penerapan ketentuan dalam P3B sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui penyesuaian yang dilakukan oleh otoritas pajak di negara mitra P3B terhadap Wajib Pajak yang menjadi lawan transaksinya.APA (1) Pasal 18 (3a) UU PPhDirektur Jenderal Pajak berwenang melakukan perjanjian dengan wajib pajak dan bekerja sama dengan pihak otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), yang berlaku selama suatu periode tertentu dan mengawasi pelaksanaannya serta melakukan renegoisasi setelah periode tertentu tersebut berakhirAPA (2) update PER-32/PJ/2011 pasal 23 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement/APA) kepada Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagai upaya menghindari permasalahan yang mungkin timbul dalam transaksi yang dilakukan antara Wajib Pajak dengan pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa.

Kesepakatan Harga Transfer (Advance Pricing Agreement/APA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah perjanjian tertulis antara Direktur Jenderal Pajak dengan Wajib Pajak atau antara Direktur Jenderal Pajak dengan otoritas perpajakan negara lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3a) Undang-Undang PPh APA (3) Keuntungan dari APA selain memberikan kepastian hukum dan kemudahan penghitungan pajak, Fiskus tidak perlu melakukan koreksi atas harga jual dan keuntungan produk yang dijual Wajib Pajak kepada perusahaan dalam grup yang samaAPA dapat bersifat unilateral, yaitu merupakan kesepakatan antara Direktur Jenderal Pajak dengan Wajib Pajak, atau APA dapat bersifat bilateral, yaitu kesepakan Direktur Jenderal Pajak dan otoritas perpajakan negara lain yang menyangkut Wajib Pajak yang berada di wilayah yuridiksinyaCase StudyCUP MethodRP MethodCost Plus MethodProfit Split MethodTNM Method

CUP MethodCalculation: ParticularsXYZ to ABCXYZ to MNO(unrelated)(related)Selling Price 5.000 4.000 Less: Cost of service 500 250 4.500 3.750 Add: Insurance &freight (actual) Nil 250 Normal comparable price 4.500 4.000 Arms Length Price 4.500 Transfer price charged to MNO 4.000 Shortage TP charged per piece 500 No. of pieces purchased by MNO 100.000 Total shortage income of MNO under CUP method 50.000.000 Resale Price MethodHarga beli wajar = x% margin wajar = (14.000 x) / 14.00040% = (14.000 x) / 14.0005.600 = 14.000 - xx = 14.000 5.600x = 8.400Harga beli wajar = 8.400Harga beli transaksi yang terjadi = 11.000Koreksi atas harga beli = 2.600

Cost Plus MethodABC merupakan perusahaan manufacturing yang menjual finished goods-nya kepada XYZ (related) dan MN (unrelated)Berikut detail struktur biaya pembuatan finished goods per unit untuk barang yang dijual kepada XYZ dan MN:

XYZ Ltd.MN Ltd.Selling Price51.6060.20Direct Material10.0010.00Direct Wages15.0015.00Direct Expenses10.0010.00Factory Overheads5.005.00Administrative Overheads3.003.00Gross Profit Mark-up20%40%Selling costsNil1.40Distribution costs4.202.00Hitung harga penjualan wajar kepada XYZ?Illustration: ABC Ltd. transfers goods toXYZ Ltd.MN Ltd.(Related party)(Comparable transaction)Cost of Production / unitDirect Material10.0010.00Direct Wages15.0015.00Direct Expenses10.0010.00Prime Cost35.0035.00Factory Overheads5.005.00Administrative Overheads3.003.00Cost of Production43.0043.00Gross Profit Mark-up (@20%; @40%)8.6017.20Selling Price51.6060.20Gross Profit Mark-up %20%40%Gross Profit Mark-up8.6017.20Less: Selling costsNil1.40Less: Distribution costs4.202.00Adjusted GP Margin4.4013.80Adjusted GP Margin % on cost10.23%32.09%Adjusted GP Margin (comparable independent)32,09%Adjusted GP Margin (actual)10,23%Difference in GP Margin21,86%Actual cost of production per unit 43,00 Increased GP per unit (21,86% x 43,00) 9,40 Actual selling price 51,60 Arms Length Price per unit 61,00 Actual revenue booked for XYZ Ltd. (50.000 x 51.60) 2.580.000 Sales at ALP (50.000 x 61.00) 3.050.000 Increased income as per ALP under Cost Plus Method 470.000 Contoh Kasus Penerapan Profit Split Method (1)X, Y, dan Z merupakan perusahaan yang ada di negara yang berbeda-beda. X mendesain dan melakukan proses manufaktur untuk komponen utama dari produk elektronik berkualitas tinggiX menjualnya ke subsidiary-nya, YY melakukan proses lanjutan, mengembangkan dan melakukan proses manufaktur sehingga produk elektronik tersebut menjadi produk jadiY kemudian mengekspornya ke Z, sebuah perusahaan distributor independenContoh Kasus Penerapan Profit Split Method (2)The trading accounts of X and Y are as followsXYSales100300Purchases15100Manufacturing cost2035Gross Profit65165R&D2015Other operating expenses1510Net Profit 30140Contoh Kasus Penerapan Profit Split Method (3)Produk final dari transaksi tersebut merupakan produk yang unik sehingga tidak ditemukan data pembandingNamun, data riset yang dirilis pihak ketiga menemukan beberapa perusahaan yang memiliki fungsi sama dengan X dan Y, memproduksi produk setengah jadi dan produk finalRata-rata mark-up untuk perusahaan independen yang memiliki transaksi sama dengan X dan Y adalah masing-masing 30% dan 20%Bagaimana pengujian transaksi tersebut?Aplikasi Penerapan Profit Split Method (1)Pada transaksi ini, CUP method tidak dapat digunakan karena adanya keunikan produk final tersebut (tidak ada produk yang memiliki karakteristik data yang sama atau mirip)Asumsinya, tidak ada data yang cukup untuk menggunakan cost plus methodResale price method juga tidak tepat diterapkan karena produk mengalami proses manufaktur yang signifikan pada perusahaan Y (Resale price method biasanya diterapkan pada perusahaan distribusi)

Aplikasi PenerapanProfit Split Method (2)Penerapan profit split method menggunakan residual approach

Total Sales300Cost of goods sold (X)35Cost of goods sold (Y) excluding purchases35Gross profit230R&D35Other operating expenses25Net Profit170Step 1: residual analysis of the group profit Calculation of total profit

Aplikasi Penerapan Profit Split Method (3)iBasic return to X = 30% dari (COGS + Other operating expenses)= 30% x (35+15)= 30% x 50= 15Calculation of basic return:Mark up yang berasal dari benchmark data eksternal, kita guankan untuk melakukan perhitungan basic returns dari X dan Y

Aplikasi Penerapan Profit Split Method (4)ii

= 20% of [(COGS purchase price) + other operating expenses + arms length price]= 20% (35 + 10 + TP) = 9 + 0.2TPThe calculation of basic return to Y has to take into account that COGS for the comparable independent companies have included the purchase price of the semi-finished product.Since that is the transfer price for Y, the basic return for Y will be a functionof the transfer price, i.e.Aplikasi Penerapan Profit Split Method (5)Step 2: residual profit split:Calculation of residual profit

Residual profit = net profit [(Return to X) + (Return to Y)]= 170 (15 + 9 + 0.2TP)= 146 0.2TP Aplikasi Penerapan Profit Split Method (6)XYR&D2015Total R&D3535R&D expenditure ratio57%43%Calculation of residual profit splitFor X = 57% of (146 0.2 TP) = 83.22 0.114 TPFor Y = 43% of (146 0.2 TP) = 62.78 0.086 TPKita asumsikan dalam kasus ini, R&D merupakan indikator yang reliable untuk menilai kontribusi dari intangible asset, metode residual profit akan dibagi berdasarkan pengeluaran R&D yang dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

Aplikasi Penerapan Profit Split Method (7)Net Profit for XBasic return to X = 15Residual return to X = 83.22 0.144 TPTotal net profit for X = 98.22 0.114TPNet Profit for YBasic return to Y = 9 + 0.2 TPResidual return to Y = 62.78 0.086 TPTotal net profit for Y = 71.78 + 0.114 TPAplikasi PenerapanProfit Split Method (8)Adjustment for transfer price between X and YSales price if X makes no profit = 100 30 = 70Adjusted sales price (i.e. TP) = 70 + Adjusted net profit for X = 70 + 98.22 0.114 TP = 168.22 0.114 TPTP = 168.22/1.114 = 151Aplikasi PenerapanProfit Split Method (9)Adjusted Net ProfitXYSales100300Arms length adjustment51Adjusted sales151Purchases15100Adjustment51Adjusted purchases151Manufacturing cost2035Gross profit65165Adjusted gross profit116114R&D2015Other operating expenses1510Net Profit30140Adjusted net profit8189TNM MethodPT ADC merupakan perusahaan manufaktur pembuatan bahan kimia yang sangat spesifik. Untuk mendukung kesuksesan usahanya, PT ADC memperoleh banyak intragroup service dari related party-nya, Z Corp di Jepang.Intragroup service antara lain: technical service, tehnical assistance, management fee, IT service yang sangat spesifik dan tidak ditemukan data pembandingnya, baik internal comparable maupun external comparable.

TNM MethodBerikut income statement dari PT ADC:

Income StatementIDRSales12,000,0000COGS70,000,000Gross Profit50,000,000Operating expense20,000,000Operating profit30,000,000PT BDE Tbk merupakan perusahaan yang kebetulan memiliki karakteristik dan industri yang sama dengan PT ADC. Namun, PT BDE Tbk memiliki produk unik dan berbeda dengan PT ADC. Karena merupakan perusahaan listed, PT BDE Tbk dapat diakses laporan keuangannnya. Dari data laporan keuangan tersebut, dapat diketahui bahwa Operating Margin dari PT BDE Tbk adalah 22%.Lakukan pengujian dengan TNM Method untuk PT ADC!TNM MethodOperating margin:Operating Margin PT ADC25%Operating Margin PT BDE, Tbk22%AdjustmentOperating margin PT ADC berada di atas benchmark (PT BDE, Tbk) in the arms length value Dalam praktek tidak cukup dengan satu pembanding. Pencarian pembanding dapat menggunakan database, misalnya Oriana, Osiris, dll.Penyajian TNMMNoComparable Companies Weighted Average 3 years (%)2009(%)2008(%)2007(%)1PT A0.040.70-2.181.362PT B4.814.354.705.583PT C5.825.327.064.804PT D3.384.562.113.705PT E0.702.12-0.861.066PT F2.272.612.471.317PT G6.893.096.5110.03Tested Company4.775.176.102.99Maximum6.895.327.0610.03Upper Quartile (Q3)5.314.465.605.19Median (Q2)3.383.092.473.70Lower Quartile (Q1)1.482.370.631.33Minimum0.040.70-2.181.06Terima Kasih