batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar

7
8/19/2019 Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar http://slidepdf.com/reader/full/batubara-adalah-mineral-organik-yang-dapat-terbakar 1/7 Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan pembatubaraan (coalification). Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan lokasi tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi yang berlangsung kemudian, akan menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-macam. Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda- beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan lapisannya (coal seam). embentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan !arbon ("arboniferous eriod) dikenal sebagai #aman batu bara pertama yang berlangsung antara $%& juta sampai '& juta tahun yang lalu. !ualitas dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama aktu pembentukan, yang disebut sebagai *maturitas organik+. roses aalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang selanjutnya berubah menjadi batu bara muda (lignite) atau disebut pula batu bara coklat (bron coal). Batubara muda adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah. etelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batu bara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batu bara sub-bituminus (sub-bituminous). erubahan kimiai dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan arnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). alam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit. alam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya menggambarkan perubahan konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara. Komposisi Batubara 20 Dec 2014 Batubara merupakan senyawa hidrokarbon padat yang terdapat di alam dengan komposisi yang cukup kompleks. Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang dapat ditengarai berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, pollen, damar, dan lain-lain. Selanjutnya bahan organik tersebut mengalami berbagai tingkat pembusukan (dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat sik maupun kimia baik sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya. !ada dasarnya terdapat dua jenis material yang membentuk batubara, yaitu" #ombustible $aterial, yaitu bahan atau material yang dapat dibakar% dioksidasi oleh oksigen. $aterial tersebut umumnya terdiri dari karbon padat (&i'ed #arbon), senyawa hidrokarbon, total Sulfur, senyawa idrogen, dan beberapa senyawa lainnya dalam jumlah kecil. on #ombustible $aterial, yaitu hahan atau material yang tidak dapat dibakar%dioksidasi oleh oksigen. $aterial tersebut umurnnya terdiri dan senyawa anorganik (Si*+, +*,

Upload: danjartatang

Post on 08-Jul-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

8/19/2019 Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

http://slidepdf.com/reader/full/batubara-adalah-mineral-organik-yang-dapat-terbakar 1/7

Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang

mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama

jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Adapun proses yang

mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan pembatubaraan (coalification).

Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan lokasi tempat

tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi) tumbuhan, pengaruh

tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi yang berlangsung kemudian, akan menyebabkan

terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-macam. Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda-

beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan lapisannya (coal seam).

embentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan !arbon ("arboniferous eriod) dikenal sebagai

#aman batu bara pertama yang berlangsung antara $%& juta sampai '& juta tahun yang lalu. !ualitas dari

setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama aktu pembentukan, yang disebut

sebagai *maturitas organik+. roses aalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang

selanjutnya berubah menjadi batu bara muda (lignite) atau disebut pula batu bara coklat (bron coal).

Batubara muda adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah.

etelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batu bara

muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah

batubara muda menjadi batu bara sub-bituminus (sub-bituminous). erubahan kimiai dan fisika terus

berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan arnanya lebih hitam sehingga membentuk

bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). alam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas

organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.

alam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya menggambarkan perubahan konsentrasi dari

setiap unsur utama pembentuk batubara.

Komposisi Batubara20 Dec 2014

Batubara merupakan senyawa hidrokarbon padat yang terdapat di alam dengan komposisi

yang cukup kompleks. Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang dapat ditengarai

berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, pollen, damar, dan lain-lain.

Selanjutnya bahan organik tersebut mengalami berbagai tingkat pembusukan

(dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat sik maupun kimia baik

sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya.

!ada dasarnya terdapat dua jenis material yang membentuk batubara, yaitu"

#ombustible $aterial, yaitu bahan atau material yang dapat dibakar% dioksidasi oleh

oksigen. $aterial tersebut umumnya terdiri dari karbon padat (&i'ed #arbon), senyawa

hidrokarbon, total Sulfur, senyawa idrogen, dan beberapa senyawa lainnya dalam jumlah

kecil.

on #ombustible $aterial, yaitu hahan atau material yang tidak dapat dibakar%dioksidasi

oleh oksigen. $aterial tersebut umurnnya terdiri dan senyawa anorganik (Si*+, +*,

Page 2: Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

8/19/2019 Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

http://slidepdf.com/reader/full/batubara-adalah-mineral-organik-yang-dapat-terbakar 2/7

&e+*, /i*+, $n*0, #a1, $g1, a+*, K+* dan senyawa logam lainnya dalam jumlah kecil)

yang akan membentuk abu dalam batubara. Kandungan non combustible material ini

umumnya tidak diingini karena akan mengurangi nilai bakarnya.

!ada proses pembentukan batubara, dengan bantuan faktor sika dan kimia alam,

cellulosa (#023100) yang berasal dan tanaman akan mengalami perubahan menjadi

4ignite (#3*51+5), Subbituminous (#3551+*), Bituminous (#6*515) atau nthracite

(#201).

7ntuk proses pembatubaraan fase lanjut dengan waktu yang cukup lama atau dengan

bantuan pemanasan, maka unsur senyawa karbon padat yang terbentuk akan bertambah

sehingga grade batubara akan menjadi lebih tinggi. !ada fase ini unsur idrogen yang

terikat pada molekul air yang terbentuk akan menjadi semakin sedikit.

Konsep bahwa batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat dengan ditemukannya

cetakan tumbuhan di dalam lapisan batubara. 8alam penyusunannya batubara diperkaya

dengan berbagai macam polimer organik yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignin,

dll. amun komposisi dari polimer-polimer ini ber9ariasi bergantung pada spesies dari

tumbuhan penyusunnya.

  Genesa Batu Bara Komposisi kimia batu bara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan

tumbuhan, keduanya terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P. Hal ini disebabkan batu bara terbentuk dari jaringan

tumbuhan yang mengalami proses pembatubaraan !oali"i!ation#.

$eori pembentukan batu bara dikenal dengan dua istilah % $eori insitu dan $eori dri"t Kre&elen, '(() dalam

Sukandarrumidi, *++#. $eori insitu menjelaskan tempat dimana batu bara terbentuksama dengan

tempat terjadinya proses !oali"i!ation dan sama pula tempat dimana tumbuhan asalnya berkembang. Beberapa

!iri yg digunakan dalam memberlakukan teori insitu pada daerah tambang batu bara% - $erdapatnya Har

/ geteh tumbuhan yang telah membatu. 0arna har kuning tua sampai kuning kehitaman, relati&e lunak jika

dibandingkan dengan kuku manusia dan mudah digerus menjadi butir1butir halus, jika dibakar berbau

kemenyan - $erdapatnya imprint % tikas tulang daun tumbuhan yg tumbang dan tertutup oleh batuan

sedimen, umumnya sedimen berbutir halus2jenis batu lempung Kedua kenampakan diatas banyak didapatkan

didaerah tambang batu bara Samarinda dan $enggarong sukandarrumidi, *++#. $eori dri"t menjelaskan

bah3a endapan batu bara yg berada pada !ekungan sedimen berasal dari tempat lain, dengan kata lain tempat

terbentuknya batu bara berbeda dengan tempat semula tumbuhan asal batu bara. Oleh kerena itu bahan

pembentuk batu bara telah mengalami proses transportasi, sortasi dan terakumulasi pd suatu !ekungansedimen, dimana keberadaan her dan imprint tidak didapatkan, selain itu lapisan batu bara dengan lapisan

statigra"i yg diatasnya berbeda. 4. 5aktor yang Berpengaruh dalam Pembentukan Batu bara 6ikenal

serangkaian "aktor yg akan berpengaruh dan akan menentukan terbentuknya batu bara Hutton dan 7ones,

'(( dalam Sukandarrumidi, *++# diantaranya % - Posisisi Geoteknik % letak suatu tempat yg merupakan

!ekungan sedimentasi yg keberadaannya dipengaruhi oleh tektonik lempeng. 8akin dekat !ekungan

sedimentasi batu bara terbentuk2terakumulasi, terhadap posisi kegiatan tektonik lempeng, kualitas batu bara

yg dihasilkan akan semakin baik - Keadaan topogra"i daerah % 6aerah tempat tumbuhan berkembang

baik, merupakan daerah yg relati&e tersedia air,yaitu daerah dengan topogra"i yg relati&e rendah. Keadaan

topogra"i ini jika dipengaruhi oleh gaya tektonik, maka akan berpengaruh terhadap luas penyebaran tanaman

yg merupakan bahan utama pembentuk batu bara, hal inilah yg menyebabkan penyebaran terbentuknya batu

bara. - 9klim daerah % iklim berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Pada daerah beriklim tropis

pada masa lampau dimungkinkan terbentuk endapan batu bara yg banyak. Sebab pada daerah dgn iklim tropis

hampir semua jenis tumbuhan dapat hidup dan proses pelapukan dapat mudah terjadi. - Proses

Penurunan Cekungan Sedimen % !ekungan sedimentasi di alam bersi"at dinamis dasar !ekungan dpt mngalami

penurunan atau pengankatan#, apabila proses penurunan dasar !ekungan lebih banyak terjadi akan menambah

Page 3: Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

8/19/2019 Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

http://slidepdf.com/reader/full/batubara-adalah-mineral-organik-yang-dapat-terbakar 3/7

luas permukaan tempat tanaman mampu hidup dan berkembang, juga diprediksi batu bara yg terbentuk akan

tebal. dengan proses hal ini terlihat di P. Sumetera dan Kalimantan. - :mur Geologi % 6i 9ndonesia batu

bara didapat pada !kungan sedimen yg berumur tersier ; <+ jt tahun yg lalu#, hal ini masih muda jika

dibanding dengan jaman karbon, sehingga mempengaruhi tingkat pembatubaraan2rank batu bara yg terbentuk.

8akin tua lapisan batu bara, makin tinggi rank batu bara yg diperoleh. - 7enis tumbuh1tumbuhan % 7enis

kayu yg keras mis= lamtoro# dan berumur tua akan menghasdilkan mutu arang yg bagus dalam proses

pembuatan arang# jika dibanding dengan jenis kayu yg agak lunak dan berumur muda mis= gliri!idae#. 6i

9ndonesia khususnya P. Sumatera dan Kalimantan didapatkan jenis batu bara Bitumina dlm jumlah yg besar,Peat yg dikenal jg sebgai gambut yg banyak terdapat di Kalimantan dan Sumatera yg terbentuk dri tanaman

semak dan rumput. - proses 6ekomposisi % Setelah tanaman mati proses degradasi biokimia lebih

berperan, proses pembusukan akan terjadi akibat kinerja mikrobiologi dalam bentuk bakteri anaerobi! jenis

bakteri yg bekerja tanpa oksigen#. Selama proses biokimia berlangsung dalam keadaan kurang oksigen kondisi

reduksi# mengakibatkan % keluarnya air H*O# dan unsur1unsur karbon akan hilang dalam bentuk CO*, CO, dan

metana CH>#. akibatnya jumlah unsur karbon C# relati&e akan bertambah. ke!epatan pembentukan gambut

tergantung pada ke!epatan perkembangan tumbuhan dan proses pembusukannya. semakin tumbuhan yg telah

mati tertutup oleh air dan sedimen berbutir halus dgn !epat maka proses disintegrasi2 penguraian olh mikrobia

anaerobi! ini lebih intensi", berbeda dgn tumbuhan yg terlalu lama berada diudara terbuka. - Sejarah

Pengendapan % 8akin dekat posisi !ekungan sedimentasi dengan posisi geoteknik yg selalu dinamis, akan

mempengaruhi perkembangan batu baradan !ekungan letak batu bara, selama itu pula proses geokimia dan

metamor"isme organi! akan ikut berperan dalam mengubah gambut menjadi batu bara. apabila dinamika

geoteknik memungkinkan terbentuknya perlipatan pada lapisan batu bara yg mengandung batu bara dan

terjadi pensesaran maka proses ini akan memper!epat terbentuknya batu bara dgn rank yg lebih tinggi, juga

pada daerah !ekungan yg dekat dgn intrusi magmatis. proses1proses tersebut akan memper!epat terjadinya

proses !oali"i!ation2proses permuliaan batu bara. Hasil akhir dari proses ini akan menghasilkan batu bara dgn

kandungan C yg tinggi dan H*O yg relati&e rendah. - Struktur geologi !ekungan % Cekungan sedimen akan

mengalami de"ormasi yg lbh hebat oleh tektonik apabila berada pada sistem Geantiklin dan geosinklin. apabila

terjadi tektonik batu bara bersamaan dgn bt.sedimen yg merupakan perlapisan diantaranya akn terlipat dan

tersesarkan yg akan menghasilkan panas yg akan mengakibatkan metamor"osis batu bara dan bt.bara akan

menjadi lbh keras dan lapisannya terpatah1patah - 8etamor"isme Organik % tingakat kedua dlam proses

pembentukan batu bara adalah penimbunan dan penguburan oleh sedimen baru, apabila penimbunan telah

terjadi maka proses biokimia tidak berperan lagi, tetapi mulai digantikan dengan proses dinamokimia. ini akan

menyebabkan perubahan gambut menjadi bt.bara dlm berbagai mutu. selama proses ini terjadi akan terjadinya

pengurangan air lembab, oksigen, dan senya3a kimia lainnya antara lain % CO, CO*, CH> dan gas lainnya,disaping itu akan terjadi peningkatan persentase karbon C #, belerang S# dan kandungan abu. peningkatan

muu batu bara sangat ditentukan oleh "aktor tekanan dan 3aktu B. ?eaksi Pembentukan Batu Bara Bt.

Bara terbentuk dari sisa tumbuhan yg sudah mati dng komposisi utama terdiri dari Cellulosa. Proses

pembentukan batu bara disebut Coali"i!ation2pembatubaraan. 5aktor "isika dan kimia akan mengubah Cellulosa

menjadi lignit,subbitumina, bitumina atau antrasit. ?eaksinya sebagai berikut % C@H'+O#

C*+H**O> A )CH> A H*O A @CO* A CO Cellulosa ignit Gas 8etan

Keterangan % - Cellulosa senya3a organi!#, merupakan senya3a pembentuk batu bara - :nsur C pd

lignit jumlahnya relati&e sedikit dibanding pd bitumina - :nsur H pd lignit relati&e lbih bnyk dibanding pd

bitumina, semakin bnyak unsur H pd lignit semakin rendah kualitasnya - Senya3a gas metan CH>#pd

lignit jumlahnya relati&e lebih sedikit dibanding pada bitumina, semakin bnyak CH> lignit semakin baik

kualitasnya. C. Pen!iri apisan Batu Bara $ebal Salah satu syarat agar terbentuknya batu bara yg tebal

adalah apabila !ekungan sedimentasi tempat batu bara terbentuk mengalami proses penutunan lebih dominan

oleh tektonik. penurunan dasar !ekungan selalu diikuti oleh perluasan sisi pinggir dari !ekungan. keadaan ini

akan menambah luasnya tempat bagi bahan baku pembentuk batu bara yaitu tumbuhan. 4pabila semua "aktor

yg mempengaruhi pembentukan batu bara telah terpenuhi, hasil yg diperoleh akan diperoleh lapisan Bt. bara

yg tebal. Salah satu Pen!iri kemungkinan disuatu daerah terdapat lapisan Bt, bara tebal adalah % apabila

diantara lapisan bt.bara yg relati&e tebal; m# terdapat lapisan dlm bentuk batu lempung Clay band atau

!lay pating#. Keberadaan batu bara selalu berselang seling dgn !lay band. dapat jg ditemukan batu gamping pd

lapisan bt.bara. ini menunjukkan bah3a !ekungan bt.bara tersebut pernah berhubungan dg laut. 7DN9S 64N

4N49S4 B4$: B4?4 4. Klasi"ikasi Batu Bara '. Klasi"ikasi Se!ara :mum Se!ara umum batu bara

digolongkan menjadi bagian dari tingkat yg paling tinngi hingga tingkat yg rendah#. Penggolongan ini

menekankan pada kandungan relati&e antara unsur C dan H*O, diantaranya% a. 4nthra!ite 0arna

  % Hitam, sangat mengkilat Kekompkan % kompak Kandungan Karbon %

sangat tinggi Kandungan air % sangat sedikit Kandungan abu % Sangat sedikit Kandungan

sul"ur % Sangat sedikit b. Bituminous2sub bituminous !oal 0arna % Hitammengkilap Kekompkan %kurang kompak Kandungan Karbon % relati" tinggi Kandungan

air % sedikit Kandungan abu % sedikit Kandungan sul"ur % sedikit !. lignite bro3n

!oal# 0arna % Hitam, Kekompkan % sangat rapuh Kandungan Karbon %

Page 4: Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

8/19/2019 Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

http://slidepdf.com/reader/full/batubara-adalah-mineral-organik-yang-dapat-terbakar 4/7

sedikit Kandungan air % tinggi Kandungan abu % banyak Kandungan sul"ur %sedikit

  7uga biasa terdapat istilah pengklasi"ikasian Batu bara berdasarkan Eolatile matter, terdiri atas dua %

- ong 5laming Coal % Batu bara dengan &olatile matter tinggi, apabila batu bara dalam keadaan

serbuk dibakar dalam tanur putar, maka akan terurai dengan segera dan menghasilkan nyala yang pendek dan

suhunya juga rendah. - Short 5laming Coal % Batu bara dengan Eolatile matter rendah. 6i dunia juga

dikenal istilah hard !oal % yaitu batu bara yg dapat mengghasilkan Gross Calori"i! &alue lebih dari .<++ Kkal

 2Kg kalornya lebih tinggi dari batu bara jenis bituminous dan sub bituminous#. 7enisnya dibagi dua % 7ika

kandungan at terbang2&olatile matter hingga ))F ))F# termasuk kelas '1. 7ika kandungan atterbang2&olatile matter I ))F#. termasuk kelas @1(. *. Klasi"ikasi Batu bara berdasarkan atas nilai kalornya %

- Batu bara tingkat tinggi high rank# % meta anthta!ite, anthra!ite, semi anthra!ite# - Batu

bara tingkat menengah moderate rank# % lo3 &olatile Bituminous !oal, high &olatile bituminous. -

Batu bara tingkat rendah lo3 rank#% Sub bituminous !oal, lignite. ). Klasi"ikasi menurut 4S$8 $abel '.

Klasi"ikasi batu bara menurut 4S$8 Geiger and Gibson,'('# No. Class Grup 5iJed Carbon imit, F dry 8in.

matter 3ater "ree basis# Eol.8atter imit F dry min.mat.3ater "ree basis# Calory &alue limit moist. min.3ater

"ree basis# 4gglomerating !hara!ter L I L ' 4ntha!ite '. 8eta anthra!. ( 1 1 * 1 1 Non

4gglomerating *. 4ntra!. (* ( * 1 1 ). Semi antra!. @ (* '> 1 1 *. Bituminous '. o3.Eol.Bit.Coal < @

'> ** 1 1 *. 8ed.Eol.bit.!oal @( < ** )' 1 1 ). High Eol.4 bit.!oal 1 @( )' 1 '>+++ 1 !ommonly >. High Eol.B

bit.!oal 1 1 1 1 ')+++ '>+++ agglomerating . High Eol.C bit.!oal 1 1 1 1 ''+++ ')+++ 4gglomerating ). SubBit

'. Subbit. 4 Coal 1 1 1 1 '+++ ''++ Non agglomerating *. Subbit B !oal 1 1 1 1 (++ '+++ ). Subbit

C !oal 1 1 1 1 )++ (++ > ignite '. ignite 4 1 1 1 1 @)++ '')++ *. ignite B 1 1 1 1 1 @)++ B. K:49$4S

B4$: B4?4 Batu bara yang diperoleh dari hasil penambangan pasti mengandung bahan pengotor impurities#.

6ikenal dua jenis impurities yaitu % a. 9nherent 9mpurities % merupakan pengotor ba3aaan yg terdapat dalam

batu bara. ketika batu bara dibakar habiss, maka akam menyisahkan abu, pengotor ba3aan ini terjadi

bersama1sama pada 3aktu pada 3aktu proses pembentukan batu bara. diantara pengotor tersebut = gypsum

CaSO>*H*O#, anhidrit CaSO>#, Pyrit 5eS*#, Silika SiO*#dapat juga berupa tulang binatang yg diketahui

adanya kualitas Phos"or pada abu#. Pengotor ba3aan ini tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi dapat

dikurangi dengan pembersihan teknologo batu bara bersih#. b. DJternal 9mpurities % Pengotor yg berasal dari

luar, terjadi pada saat proses penambangan, antara lain terba3anya tanah dari hasil penambanganyg berasal

dari tanah penutup. Batu bara merupakan endapan organi! yg mutunya sangat ditentukan oleh beberapa

"aktor% tempat terdapatnya!ekungan, umur, banyaknya pengotor2kontaminasi. 6alam memperhatikan mutu

batu bara perlu diperhatikan beberapa hal % Heating Ealue Caloro"i! &alue2nilai kalor# = dinyatakan dalam

Kkal2Kg. banyaknya jumlah kalori yg dihasilkan oleh batu bara tiap satuan berat dalam Kg#. 6ikenal nilai kalor

dalam net Net !alori"i! &alue atau lo3 heating !alori"i! &alue# yaitu nilai kalor dari hasil pembakaran dimanasemua air dihitung dalam keadaan gas. Nilai kalor gross gross !alori"i! &alue atau high heating &alue#yaitu nilai

kalor hasil pembakaran dimana semua air dihitung dalam keadaan ujud !air. semakin tinggi nilai Heating Ealue

HE#, maka makin lambat jalannya batu bara yg diumpan sebagai bahan bakar setiap jamnya. oleh karena itu

ke!epatan umpan batu bara !oal "eeder# perlu disesuaikan. 8oisture Content kandungan lengas# % 7umlah

lengas dalam batu bara akan mempengaruhi penggunaan udara primer. semakin tinggi jumlah lengasnya akan

memerlukan lebih banyak udara primer untuk mengeringkan batu bara tersebut. engas batu bara ditentukan

oleh jumlah kandungan air yg terdapat dalam batu bara. jenis air yg terdapat dalam batu bara % - 4ir

9nternal air senya3a2unsur# yaitu air yg terikat se!ara kimia3i. jenis air ini sulat untuk dilepaskan tapi dapat

dikurangi dgn !ara memperke!il ukuran butir batu bara. - 4ir eJternal mekanikal# % air yg menempel

pada permukaan batu bara. Satu hal yg menguntungkan bah3a batu bara memeiliki si"at hydrophobi!% apabila

batu bara dikeringkan, maka batu bara tersebut sulit menyerap air, sehingga tidak akan menambah air internal.

  4sh Content kandungan 4bu#% Komposisi batu bara bersi"at heterogen, terdiri dari unsur organi! berasal

dari tumbuhan# dan senya3a anorganik yang merupakan hasil rombakan batuan yg ada disekitarnya,

ber!ampur selama proses transportasi, sedimentasi dan proses pembatubaraan !oali"i!ation#. 4pabila batu

bara dibakar senya3a anorganik yg ada diubah menjadi senya3a oksida berukuran butir halus dalam bentuk

abu, 4bu hasil batu bara ini dikenal dengan ash !ontent kandungan abu#. 4bu ini merupakan kumpulan dari

bahan1bahan pembentuk batu bara yg tidak dapat terbakar non !onbusitible materials# atau yg dioksidasi oleh

oksigen. Bahan sisa dalam bentuk padatan ini antara lain% senya3a SiO*, 4lO), $iO*, 8n)O>, CaO, 5e*O),

8gO, K*O, Na*O, P*O, SO) dan oksida unsur lain, selain itu terdapat juga abu dari bahan organi! yg terbakar.

kualitas abu sangat berperan dalam penggunaannya pada industry misalnya pada industry semen jika abu

dalam bentuk padatan# ber!ampur dengan klinker dan akan mempengaruhi kualitas semen yg dihasilkan,

apabila abu ini ber!ampur dengan udara makaa akan menimbulkan korosi2karatan pada peralatan yg dilaluinya.

  Sul"ur Content kandungan belerang# % Belerang dalam batu bara dibedakan menjadi *= dalam bentuk

senya3a anorganik 8ineral pirit 5eS*#, markasit 5es*## dan senya3a organi! yg terbentuk selama terjadinya

proses !oali"i!ation. 4danya S dalam batu bara akan berpengaruh terhadap tingkat korosi sisi dingin bagianluar# yg terjadi pd element pemanas udara, juga berpengaruh terhadap e"ekti&itas peralatan penangkap abu

ele!trostati! presipitator#. adanya kandungan S di atmos"ir dipi!u oleh keberadaan air hujan yg mengakibatkan

terbentuknya air asam dlm dunia pertambangan batu bara dikenal sbgai air asam tambng, dgn pH L <#.

Page 5: Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

8/19/2019 Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

http://slidepdf.com/reader/full/batubara-adalah-mineral-organik-yang-dapat-terbakar 5/7

Eolatille 8atter bahan mudam menguap# % Kandungan E8 terkait dgn proses pembatu baraan akibat adanya

o&erburden pressure, kandungan air dlm batu bara akan berkurang, sebalinya !alori"i! &alue akan meningkat.

pada saat bersamaan batu bara mengalami proses de&olatisation, diman semua sisa oksigen, hydrogen, sul"ur

dan nitrogen berkurang sehingga kandungan E8 jg berkurang. Kandungan E8 akan mengurangi kesemournaan

pembakaran dan intensitas nyala api. Kesempurnaan nyala api dinyatakan oleh 5iJed !arbon. Hubungan

antara 5uel ratio, "iJed !arbon dan E8. 5iJed !arbon 5uel ?atio /

  Eolatile matter nilai 5? :ntuk anthra!ite / '+1@+#= semi anthra!hite / @1'+#,, semi

bituminous /)1<#, bituminous /+,1)#. 5iJed Carbon % merupakan material yg tersisa setelahberkurangnya moisture, E8 dan ash. hubungan ketiganya ditunjukkan sebagai berikut % 5iJed Carbon F# /

'++ F 1 moisture !ontent Mash !ontent 4pabila nilai moisture !ontent dan ash disamakan dgn nilai E8,

persamaan tersebut diats mnjadi % 5iJed Carbon F# / '++ 1 Eolatile matter F# dari rumus diatas

tampak bah3a makin berkurang kandungan air berarti moisture !ontent makin ke!il, nilai 5C makin tinggi.

Hardgro&e Grindability 9ndeJ HG9#% Suatu bilangan yg menunjukkan mudah atau sukarnya batu bara

digiling2digerus menjadi bahan bakar serbuk. makin ke!il nilai HG9 maka makin keras keadaan batu baranya %

HG9 A '),@ A @,() 0 dimana 0 adalah berat gram# dari batu bara halus berukuran *++ mesh, sebagai

!atatan harga HG9 di 9ndonesia berkisar antara )1@+. 6alam penelitian 4mperiadi *++# terhadap batu bara

dari daerah sebulu, Kalimantan $imur didapatkan nilai HG9 antara >'1>. 4sh 5usion Chara!ter o" Coal% Batu

bara apabila dipanaskan bersama1sama terutama material anorganik impurities akan melebur2meleleh . apabila

hal ini sampai terjadi akan berpengaruh pada tingkat pengotor "ouling# , pembentukan terak slagging# dan

akan terjadi gangguan pd blo3er. S954$ B4$: B4?4 64N 648P4K PD84N544$4NN4 Batu bara di 4lam Batu

bara berasal dari tumbuh1tumbuhan, melalui proses !oali"i!ation yg !ukup lama akan terbentuk batu bara, pada

saat yg sama akan membentuk gas metana CH># yg mudah terbakar jika dipi!u dengan panas misalnya

pergesekan. Se!ara alamiah dalam batu bara terdapat kandungan sul"ur anorganik pirit dan markasit# dan S

organik yg ketika beraeaksi dgn oksigen dan air hujan se!ara bersama1sama akan membentuk larutan asam

sul"at H*SO>#. jika air dgn kandungan asam sul"at ini pH 1@# mengalir ke badan air Sungai dan ra3a# maka

akan mematikan biota air, oleh karena itu salah satu !ara yg dilakukan adalah dgn menetralkan air tsb dgn

menggunakan kapur tohor. Batu bara mulai ditambang and !learing, dalam proses ini batu bara akan bnyak

ber!ampur dgn tanah pengotor. pada saat penambangan berlangsung, masih terikut kotoran dlm bentuk

"ragmen batu lempung, "ragmen batu pasir,. pengetor tsb pd saat proses grinding bt. bara akan menjadi debu

yg akan mengotori butiran batu bara. Penambangan batu bara dapat dilakukan se!ara terbuka sur"a!e

mining# atau tambang ba3ah tanah underground mining. satu hal yg perlu diperhatikan dalam tambang

ba3ah tanah adalah pengadaan &entilasi udara untuk para penambang batu bara,sebab jika tidak maka akan

terjadi tekanan gas metana CH># yg terakumulasi dan ketika akumulasi gas itu bereaksi dgn oksigen makaitulah yg menyebabkan timbulnya ledakan, disamping itu sangat mungkin timbulnya gas CO* yg bera!un dan

mematikan. Pengangkutan batu bara 6ari tempat penambangan, "ragmen batu bara dgn

berbagai ukuran diangkut dgn truk ke tempat penimbunan sto!k pile#. biasanya batu bara yg diangkut dgn

truk akan ditutup oleh terpal agar batu bara tidak ber!e!eran dijalan, sebab "ragmen batu bara di jalan apabila

diinjak oleh kendaraan akan han!ur dan menghasilkan debu. di sto!k pile batu bara akan digiling dengan mesin

penggiling2penghan!ur !rusher# yg bekerja dgn ayakan sie&e#, batu bara yg dihasilkan dgn ukuran tertentu

sesuai permintaan buyer. 4pabila batu bara hasil penggilingan belum diangkut disarankan agar timbunan batu

bara tsb. diaduk dgn 3heel loader, agar udara dlm tumpukan batu bara dapat dikendalikan shingga tidak timbul

panas, jika hal itu tidak dilakukan boleh jd akan timbulnya kebakaran sebab salah satu si"at batu bara adalah

Sel" 9gnition terbakar sendirinya#. Batu bara yg digiling, diangkut oleh belt !on&eyor kemudian di!urahkan ke

pontoon. jarak &erti!al ujung akhir belt !on&eyor ke pontoon antara 1'+ m. pada jarak tsb. saat batu bara

di!urahkan, maka debu batu bara se!ara alamiah tertiup angin, hasil yg diperoleh batu bara yg tertampung di

ponon menjadi bersih Batu Bara ditempat timbunan konsumen Konsentrasi gas metan CH># yg tinggi

sngat memungkinkan sbgai salah satu penyebab kebakaran batu bara, oleh karena itu diperlukan pengontrolan

suhu pada onggokan batu bara. Salah satu metode yg paling sederhana adalah sebagai berikut % -

Pada onggokan batu bara ditanamkan se!ara &erti!al batang pipa pralon yg dindingnya sudah dilubangi ,

panjang pipa pralon sama dgn tinggi tumpukan onggokan batu bara, disarankan tinggi dari tumpukan

onggokan batu bara tidak lebih dari ) m. - ubang pada pipa pralon dimaksudkan supaya udara yg

berada dalam onggokan batu bara dapat masuk kedalam ruang pipa pralon, diasumsikan udara yg ada didalam

onggokan "ragmen batu bra sama dgn udara yg masuk kedalam ruang pipa pralon. - 6idalam pipa

pralon digantungkan thermometer al!oholyg dpt menunjukkan temperature maksimum#. pada angka yg

menunjukkan temperature kritis dipasang rangkaian kabel, yg dihub dgn alat penyemprot air otomatis

- 4pabila telah men!apai temp. kritis maka se!ara otomatis aliran listrik akan menggerakkan kelep

penutup penyemprot air dan air akan meman!ar pada tumpukan batu bara. Namun demikian usaha mengaduk1

aduk onggokan batu bara jg tetap dilakukan. $DKNOOG9 6DS:5:?9S4S9 P464 P$: M B4$: B4?4 P$:Batu bara merupakan salah satu jenis pembangkit listrik yg paling banyak menghsailkan debu, SO* dan NOJ.

Dmisi debu dan gas tersebut apabila tidak dikendalikan dan berhasil lepas ke atmos"er akan mengakibatkan

dampak lingkungan oleh karena itu perlu dikembangkan teknologi 6esul"urisasi pada P$: batu bara.

Page 6: Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

8/19/2019 Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

http://slidepdf.com/reader/full/batubara-adalah-mineral-organik-yang-dapat-terbakar 6/7

Pemna"aatan teknologi desul"urisasi boiler batu bara 2 minyak telah dikenal sejak pertengahan tahun '(@+

dijepang. Saat ini dikenal ) tipe desul"urisasi, adalah sebagai berikut % 4. $ipe Basa 6ikatakan tipe basa

sebab dalam proses pengurangan gas SO*. gas tsb. disemprotkan dgn air yg telah di!ampur dgn kpur tohor yg

akan menghasilkan gypsum dan limbah air. beberapa modelnya yg dikenal - 8odel limestone M

gypsum pro!ess dgn menggunakan limestone2lime sbgai absorben. medel jenis ini umumnya digunakan pada

pembangkit listrik dgn kapasitas '+ 80 atau lebih. se!ara umum desul"urisasi jenis ini berlangsung sebagai

berikut% CaCo) A SO) 11111 CaSO) A CO* CaOH#* A SO* 1111 CaSO) A H*O CaSo) A O* 111

CaSO>*H*O dari persamaan tersebut, terlihat bah3a gypsum diperoleh dgn menyemprotkan udara kedalamslurry sul"it yg terbentuk dari hasil ikatan antara sul"ur dioksida dgn kapur. Prinsip kerja 8odel ini % melalui

pen!ampuran limestone2lime dalam tangki air yg membentuk slurry dan diteruskan kedalam s!rubber, ditempat

ini slurry akan disemburkan dan beraeaksi dgn gas buang hasil pembakaran batu bara dari boiler guna

mengurangi kandungan SO* dari gas buang tersebut. 6i 7epang dikembangkan ) jenis s!rubber untuk 5lue gas

6esul"urisasi 5G6#, diantaranya% - 7enis pa!ket to3er 6ikembangkan oleh 8itsubishi Hea&y

9ndustries 8H9#= menghasilkan kontak antara gas dan liQuid slurry# yg sangat baik. teknologinya sederhana

dgn permukaan li!in sehingga tidak mengahasilkan s!aling terak# - 7et Bubbling ?ea!tor -

S!rubber OJideer System banyak "lorida dan alumina yg dapat menurunkan e"isiensi pengurangan gas buang

dan kadar abu. untuk menaggulanginya ditambahkan at additi&ies at tambahan# seperti sodium,

magnesium, dan senya3a lainnya yg jg memiliki kemampuan yg sama. Sistem 5 tidak mempunyai oJidier yg

dapat mempengaruhi kualitas gypsum. :ntuk itu perlu pengaturan proses oksidasi melalui pengaturan pH

sekitar dan konsentrasi gas sebesar '.+++ ppm. B. $ipe kering tipe ini dalam pengoperasiaannya

banyak memerlukan limestone2lime untuk mengikat gas SO*. 4bserben batu kapur diinjeksikan kedalam ruang

pembakaran boiler2 sema!am ketel uap#, sedangkan absoben kapur diinjeksikan kedalam du!t pipa2saluran

buangan#. disamping itu air dalam proses ini tidak diperlukan, sehingga setelah penginjeksian limestone atau

lime, gas buang tsb. langsung diteruskan ke!erobong untuk dibuang ke atmos"er. 0alaupun teknologi ini

!ukups sederhana, namun kenyataanyan tidak banyak Negara yg meman"aatkan teknologi tsb. hal ini

disebabkan oleh% - D"isiensi pengurangan gas SO* sangat tergantung dari &olume injeksi limestone

atau lime semakin banyak injeksi limestone2lime, semakin besar e"isiensi pengurangan gas SO* -

SDmakin memperbesar penurunan produksi listrik yg diakibatkan oleh endapan yg terjadi di boiler atau du!t.

- produk sampingan berupa gypsum kurang dapat diman"aatkan seab bnyak mengandung abu

terbang, kapur, kasium sul"at dan sul"it. C. $pe Semi Kering Sistem ini merupakan pengembangan dari

sistem kering ke sistem basah, yg menggunakan limestone2lime sebagai absorben serta air yg disemprotkan

kedalam spray !ooler. guna membantu proses pendinginan gas buang hingga me!apai <+ oC. pada dasranya

tipr ini bekerja dengan dua tahap desul"urisasi yaitu yg berlangsung diruang pembakaran dan yg beralngsungdispray !ooler. SO* A H*O 1111111111 H*SO> RRRRRRRRRRRRRRR '# H*SO) A CaO 11111111

CaSO) A H*O A H*O RRRRRRRRRRRR *# CaO A H*O 11111111 CaOH#*

 RRRRRRRRRRRR )# CaOH#* A SO* 111111 CaSO).'2* H*O AH*O RRRRRRRRRRRR># D"isiensi 6esul"urisasi

tipe semi kering dapat di!apai hingga + F. 6DS:5:?9S4S9 B4$: B4?4 SDC4?4 89K?OB94 Sul"ur dalam

btubara dibedakan dalam * jenis= sul"ur anorganik sul"ur sul"at dan besi disul"ida= pirit 5e*S# dan markasit

dan sul"ur organi!. Sul"ur sul"at tidak akan terlibat dalam pembentukan oksida sul"ur SoJ#, yg merupakan

salah satu polusi udara. meskipun harga batu bara relati&e murah, penggunaan batu bara sebagai bahan ebergi

melalui pembakaran menghasilkan limbah berupa gas yg dianggap sebagai bahan polusi, diantaranya= gas

nitrogen dioksida NO*# dan oksida sul"ur SOJ#. banyak penelitian telah dilakukan untuk menurunkan kadar

oksida sul"ur dari hasil pembakaran batu bara. $eknologi pemisahan batuabara dpt dilakukan pd tahap

sebelumnya, selama atau sesudah pembakaran atau kombinasi diantaranya. 6itinjau dari prosesnya

desul"urisasi selalu melibatkan proses kimia, "isika dan biologi atau kombinasi ketiga proses. Saat sekarang

teknik desul"urisasi batu bara yg umum dilakukan adalah dgn pembersihan se!ara "isik seperti pembusaan

"roth "lotation#, penggumpalan dgn minyak oil 4ngglomeratin# dan pemisahan s!r gra&itasi gra&itasi

separation# 8in and 0heello!k,'(<<. dalam sukandarrumidi *++# 5roth "lotation dan oil anglomerating

menggunakan teknik pemisahan akibat dari perbedaan si"at permukaan batu bara dan partikel mineral

anorganik yg terendapkan dalam air. pada 5roth "lotation partikel batu bara yg bersi"at hydrophobi! yg sulit

mengikat air# dgn partikel batu bara yg bersi"at hydrophili! mudah mengikat air# 6alam proses oil

anglomerating partikel batu bara se!ara selekti" dilapisi dan digumpalkan oleh minyak, kemudian dipisahkan

dgn jalan penyaringan. pemisahan se!ara gra&itasi dapat menghasilkan yg tinggi untuk partikel batu bara yg

kasar ukuran besar# dan kurang sele!ti" untuk batu bara dgn ukuran ke!il, oleh sebab itu pemisahan se!ara

gra&itasi merupakan proses pelengkap pd !ara pembersihan dgn !ara pengapungan maupun penggumpalan

minyak. 0alaupun demikian tidak satu pun pemisahan !sra "isik ini akan bekerja se!ara e"ekti" ke!uali kotoran

mineral hrus dibersihkan dari batubara terlebih dahulu. Kerugian utama dari pembersihan se!ara "isik adalah

kehilangan energy se!ara tidak langsung dalam pemisahan partikel batubara yg mengandung sul"ur pirit halusdan terikat didalam batu bara. Proses desul"urisasi kedua adalah dgn metode kimia. Proses tsb antara lain %

proses 8eyers Hamersma.'(<<#, desul"urisasi dgn oksidasi 5riesnab, '(<<# hidrodesul"urisasi,ening, '(<<#.

Proses 8eyers merupakan proses lea!ing se!ara kima menggunakan !airan sul"at besi, yg digunakan untuk

Page 7: Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

8/19/2019 Batubara Adalah Mineral Organik Yang Dapat Terbakar

http://slidepdf.com/reader/full/batubara-adalah-mineral-organik-yang-dapat-terbakar 7/7

mengambil kandungan sul"ur pirit dan bukan sul"ur organi!. Proses desul"urisasi dgn oksidasi yaitu dgn udara.

6imana kadar S dikurangi melalui kon&ersi dengan udara. menjamin hasil yg mudah menguap terutama sul"ur

dioksida# dan sul"at1sul"at yg mudah larut dan dapat dipindahkan dgn medium air pen!u!i pada tahap

berikutnya.

Copy the BDS$ $raders and 8ake 8oney % http%22bit.ly2"Julu