batik

7
Setiap hari rabu, sesuai dengan anjuran pemerintah kota Padang, siswa berseragam batik ke sekolah. Di beberapa sekolah, pelajar dan guru sudah memiliki seragam batik, yang selalu dipakai setiap hari Rabu. "Kami para murid disuruh memakai batik setiap hari rabu," ujar Angelia Septya dari SMA Pertiwi 1 Padang. Sejak batik diakui oleh PBB sebagai budaya asli bangsa Indonesia, dan UNESCO juga menyatakan bahwa tanggal 2 Oktober adalah hari batik sedunia, maka siswa-siswi ini pun beramai-ramai mengenakan batik ke sekolah. Apalagi, Meko Kesra, Mendiknas, dan beberapa pihak terkait juga sudah mengusulkan agar pelajar satu minggu sekali harus pakai batik sejak dikukuhkannya batik sebagai budaya asli bangsa Indonesia. Menurut Navissa Akmalia, siswa SMAN 10 Padang, sangat wajar jika sekolah-sekolah diharuskan memakai batik. Hal ini bertujuan untuk memopulerkan batik, karena batik adalah pakaian tradisional Indonesia. "Kalau kita tidak memopulerkan, siapa lagi," ujarnya yang menyatakan bangga dengan batik, sebagai simbol kebangsaan dan keragaman budaya Indonesia. Menurut remaja kota Padang ini, jika batik dipopulerkan sejak dini, maka Batik pun akan semakin populer ke depannya. "Semakin lama semakin banyak pengusaha-pengusaha kecil, menengah, dan besar yang bergerak dalam bidang batik, tentu akan lebih baik,'' ujar Isna, seorang ibu rumah tangga yang setuju bahwa anaknya setiap hari rabu mengenakan batik ke sekolah. Batik Bukan Hal Baru Penggunaan seragam batik bagi pelajar di sekolah bukan hal yang baru. Sejak dahulunya, sejumlah sekolah di daerah sudah mewajibkan siswanya memakai seragam batik pada hari-hari tertentu dalam seminggu. Di SMK 2 Medan misalnya, sudah mewajibkan para siswanya untuk memakai seragam batik sejak 4 tahun lalu. Tidak tanggung- tanggung, alasan utama penggunaan batik kepada para siswa maupun guru dan pegawai, karena menyukai batik. Mardhatilla Pratiwi, siswa asal SMA 10 Padang juga mengaku dengan

Upload: abdurraafi-maududi-dermawan

Post on 31-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Batik

TRANSCRIPT

Page 1: Batik

Setiap hari rabu, sesuai dengan anjuran pemerintah kota Padang, siswa berseragam batik ke sekolah. Di beberapa sekolah, pelajar dan guru sudah memiliki seragam batik, yang selalu dipakai setiap hari Rabu.

"Kami para murid disuruh memakai batik setiap hari rabu," ujar Angelia Septya dari SMA Pertiwi 1 Padang.

Sejak batik diakui oleh PBB sebagai budaya asli bangsa Indonesia, dan UNESCO juga menyatakan bahwa tanggal 2 Oktober adalah hari batik sedunia, maka siswa-siswi ini pun beramai-ramai mengenakan batik ke sekolah. Apalagi, Meko Kesra, Mendiknas, dan beberapa pihak terkait juga sudah mengusulkan agar pelajar satu minggu sekali harus pakai batik sejak dikukuhkannya batik sebagai budaya asli bangsa Indonesia.

Menurut Navissa Akmalia, siswa SMAN 10 Padang, sangat wajar jika sekolah-sekolah diharuskan memakai batik. Hal ini bertujuan untuk memopulerkan batik, karena batik adalah pakaian tradisional Indonesia. "Kalau kita tidak memopulerkan, siapa lagi," ujarnya yang menyatakan bangga dengan batik, sebagai simbol kebangsaan dan keragaman budaya Indonesia.

Menurut remaja kota Padang ini, jika batik dipopulerkan sejak dini, maka Batik pun akan semakin populer ke depannya. "Semakin lama semakin banyak pengusaha-pengusaha kecil, menengah, dan besar yang bergerak dalam bidang batik, tentu akan lebih baik,'' ujar Isna, seorang ibu rumah tangga yang setuju bahwa anaknya setiap hari rabu mengenakan batik ke sekolah.

Batik Bukan Hal BaruPenggunaan seragam batik bagi pelajar di sekolah bukan hal yang baru. Sejak dahulunya, sejumlah sekolah di daerah sudah mewajibkan siswanya memakai seragam batik pada hari-hari tertentu dalam seminggu. Di SMK 2 Medan misalnya, sudah mewajibkan para siswanya untuk memakai seragam batik sejak 4 tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, alasan utama penggunaan batik kepada para siswa maupun guru dan pegawai, karena menyukai batik.

Mardhatilla Pratiwi, siswa asal SMA 10 Padang juga mengaku dengan adanya program penggunaan seragam batik itu, kecintaan siswa terhadap batik pun semakin mengental.

"Batik itu pakaian nasional yang keren dan terkesan lux," ujarnya yang dulu tak pernah tahu sejarah batik. Namun, sejak adanya hari batik nasional, ia mengaku semakin tahu bahwa batik adalah kebanggaan Indonesia, karena di mana-mana media massa mempublikasikan sejarah batik itu sendiri.

"Aku semakin menyukai batik, dan kecintaan terhadap karya seni dan budaya Indonesia pun semakin tinggi," jawabnya.

Menurut remaja kota Padang, masyarakat Indonesia memang harus mencintai dan menjaga leluhur budayanya. Oleh sebab itu, mereka menyarankan remaja untuk membeli pakaian batik beragam mode. Biar bisa digunakan untuk santai atau lainnya. Istilah mereka, batik pun semakin populer.

Page 2: Batik

Baju Batik Seragam, Uang Tambahan untuk SekolahSejumlah sekolah di Kota Padang memang sudah memberlakukan kewajiban bagi peserta didiknya untuk mengenakan seragam batik setiap hari rabu. Jika dilihat lebih dalam, kewajiban ini tentunya menambah lagi beban bagi orang tua murid, khususnya bagi yang tidak mampu.

"Ya, aku harus beli satu pakaian lagi," ujar Dini, siswa SMK 3 di kota Padang. Ia mengaku agak terasa berat dengan kewajiban membeli seragam batik, karena harganya cukup mahal.

Tak hanya Dini, Fidela, siswa SMA Negeri 10 Padang mengaku tak bangga dengan kewajiban siswa mengenakan seragam batik ke sekolah. Salah satu alasannya, karena akan ada siswa yang merasa terberatkan dengan kewajiban ini. Orang tua yang tidak mampu harus menambah daftar pengeluaran mereka untuk seragam batik ke sekolah.

"Aduh, tambah merepotkan banyak orang tua kan," jawabnya.

Meski begitu, beberapa siswa lain setuju-setuju saja untuk membeli seragam batik. Meski harus berjuang keras, mereka ada yang mengaku malu jika tak mengembangkan budaya asli Indonesia ini.

Aisy, siswa SMP 5 Padang misalnya, menyatakan bahwa batik itu merupakan peninggalan budaya yang harus dipelihara dan dilestarikan. (laporan David Pratama)

Masyarakat Indonesia kini sedang latah-latahan menggunakan batik menyusul adanya pengukuhan kain batik sebagai produksi budaya bangsa Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di Abu Dhabi awal Oktober 2008 lalu.

 

Sehingga pemerintah mewajibkan seluruh pegawai instansi pemerintahan menggunakan batik pada setiap Jumat. Termasuk di Sumatera Utara,  Gubsu bukan saja mewajibkan seluruh pegawai di instansi pemerintahannya tapi juga akan memberlakukannya di kalangan pelajar di sekolah.

Sebenarnya penggunaan seragam batik bagi pelajar di sekolah bukan hal yang baru. Sejumlah sekolah di daerah ini sudah mewajibkan siswanya memakai seragam batik pada hari-hari tertentu dalam seminggu.  

Menyukai Batik

Di SMK Sandhy Putra-2 Medan justru sudah mewajibkan para siswanya untuk memakai seragam batik sejak 4 tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, alasan utama penggunaan batik kepada para siswa maupun guru dan pegawai, karena menyukai batik.

"Saya suka batik. Faktor itulah yang melahirkan ide menggantikan seragam spesifik sekolah ini saat saya dipercaya memimpin SMK Sandy Putra- 2 ini sekitar 4 tahun lalu," ujar  Kepala

Page 3: Batik

Sekolah SMK Sandy Putra-2, Amda Maria Latul SPd MA kepada Global di sekolah tersebut Jalan Halat Medan, Jumat (5/3).

Amda mengaku, program penggunaan seragam batik itu selain memang menyukai motif batik juga untuk menumbuhkan kecintaan terhadap karya seni dan budaya yang menjadi kebanggaan daerah.

Menurutnya, masyarakat Indonesia harus mencintai dan menjaga leluhur budayanya, apalagi Unesco telah memberikan kepastian bahwa batik merupakan produk kebudayaan Indonesia.

"Kita perlu mensyukurinya dengan cara mengembangkan batik sesuai potensi lokal masing-masing daerah kepada peserta didik, sehingga mereka menjaga kelestariannya. Jika bukan kita yang menjaga budaya kita, lantas siapa lagi, masak orang lain," kata Amda.   

Untuk itu Amda berharap agar batik dimodifikasi dengan corak dari berbagai etnis di Sumatera Utara ini, sebab selama ini batik  identik dengan Jawa. Jadi jika dipadukan, maka bisa diketahui batik tersebut  berasal dari etnis suatu daerah tertentu.

Penggunaan seragam batik di kalangan siswa SMK Sandy Putra-2 ini juga dilakukan beberapa sekolah lainnya di Medan, seperti perguran PAB, Yayasan Mulia.     Seragam Spesifik

Sedangkan di perguruan Dharmawangsa Jalan Yos Sudarso dan perguruan Methodis 1 Jalan Hang Tuah Medan belum memberlakukan pengenaan seragam batik di sekolah ini. Namun bagi guru dan pegawai wajib memakai seragam batik setiap Jumat.

Ketua Pimpinan Kristen Methodist Indonesia (PKMI- 1 Medan) Drs Osbeth Sinaga MPd menyebutkan, siswa belum diterapkan seragam batik, sebab perguruan Methodist 1 memiliki seragam spesifik yang dikenakan setiap Senin dan Jumat.

Sedangkan kepada guru dan pegawai diwajibkan menggunakan seragam batik setiap Jumat dan itu sudah beraku sejak 3 tahun lalu.

Hal ini juga berlaku di perguruan Dharmawangsa yang masih menerapkan kepada guru dan pegawai termasuk dosen sejak 1 tahun lalu.

"Kita memang belum memberlakukan seragam batik bagi siswa, namun hal itu akan menjadi pertimbangan ke depannya untuk diterapkan kepada siswa baru," ujar Koordinator perguruan Dharmawangsa Dra Farida Nasution.

Page 4: Batik

Identitas Sekolah

Ucok Syahrin, siswa SMK Sandy Putra-2 ini mengaku senang dengan kebijakan sekolahnya yang mewajibkan siswa memakai seragam batik.

"Ya biar Malaysia tahu bahwa batik telah diakui dunia adalah produksi budaya bangsa Indonesia. Kami semua senang mengenakan seragam batik dan ini juga sebagai identitas SMK Sandy Putra-2," ungkap Ucok.

Bagi Ucok dan teman-temannya kebijakan Gubsu yang akan memberlakukan pemakaian seragam batik di kalangan pelajar di sekolah adalah suatu hal yang positif dan itu perlu dijunjung tinggi sebagai nilai-nilai kebangsaan negara ini.    Jangan Jadi Beban

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Drs H Hasan Basri mengatakan, penerapan penggunakan seragam di kalangan pelajar di sekolah masih sebatas himbauan dan bukan sebagai kewajiban.

Hasan mengaku, meskipun Sumatera Utara telah memiliki batik sendiri dengan mengusung ornamen etnik budaya lokal yang digunakan setiap Jumat bagi pegawai instansi pemerintahan, tapi hal itu belum dijadikan kewajiban bagi kalangan siswa di sekolah-sekolah di Medan.

"Program penggunaan pakaian seragam batik yang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta memakai batik pada siswa sekolah memang merupakan hal yang baik sebagai upaya meningkatkan produksi batik di daerah ini, tapi program itu jangan sampai memberatkan siswa dan orangtua siswa," ujar Hasan.  

Menurut Hasan, daerah ini memiliki etnik yang heterogen, jadi pengenaan seragam batik itu tidak bisa dijadikan sebagai suatu kebijakan yang wajib pada setiap sekolah.    

"Kita hanya menyampaikan sebatas himbauan kepada sekolah-sekolah, karena jika dijadikan kebijakan dikhawatirkan akan menimbulkan beban bagi masyarakat yang memiliki status sosial berbeda," kata Hasan.

Sejumlah sekolah di Kota Medan, lanjut Hasan memang sudah memberlakukan kewajiban bagi peserta didiknya dan itu umumnya merupakan perguruan dan yayasan swasta. Sedangkan sekolah-sekolah negeri diakuinya belum diterapkan.

Page 5: Batik

Dia berharap pengenaan seragam batik di kalangan siswa di sekolah nantinya akan diberlakukan di semua sekolah sebagai program mengapresiasi Batik Indonesia dalam aktivitas sehari-hari  serta sekaligus pelestarian budaya. Karena itu Hasan mengimbau agar masyarakat terus mengapresiasi batik dan karya seni budaya lainnya secara konsisten dalam bentuk dan cara apapun.

"Setidaknya, apa yang dilakukan siswa dan guru di sejumlah sekolah swasta yang telah mengenakan batik sebagai seragam wajib pada hari-hari tertentu adalah salah satu cara dan langkah awal dalam mengapresiasi kekayaan bangsa ini yang patut dicontoh, mengingat masih banyak karya dan warisan seni budaya lainnya yang bahkan terancam 'punah'," beber Hasan.