batan peraturan nomor: 211/ka/xii/2010 tentang … · peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2006...

118
BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, DAN PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang: a. bahwa telah ditetapkan Peraturan Kepala BATAN Nomor 161/KA/XII/2006 tentang Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BATAN; b. bahwa Peraturan Kepala BATAN sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak lagi memenuhi kebutuhan dalam penyusunan, pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan anggaran pendapatan dan belanja negara BATAN, sehingga perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Kepala BATAN tentang Pedoman Penyusunan, Pelaksanaan, Pelaporan, Dan Pengawasan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Badan Tenaga Nuklir Nasional; Mengingat: 1. 2. 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Upload: lamkhuong

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR: 211/KA/XII/2010

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, DAN PENGAWASAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Menimbang: a. bahwa telah ditetapkan Peraturan Kepala BATAN Nomor 161/KA/XII/2006

tentang Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara BATAN;

b. bahwa Peraturan Kepala BATAN sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak

lagi memenuhi kebutuhan dalam penyusunan, pelaksanaan, pelaporan dan

pengawasan anggaran pendapatan dan belanja negara BATAN, sehingga

perlu ditinjau kembali;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

huruf b perlu menetapkan Peraturan Kepala BATAN tentang Pedoman

Penyusunan, Pelaksanaan, Pelaporan, Dan Pengawasan Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Negara Badan Tenaga Nuklir Nasional;

Mengingat: 1.

2.

3.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan

Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Page 2: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 2 -

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian

Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4353);

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana

Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4406);

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 49,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun

2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4614);

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

Page 3: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 3 -

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5136);

Keputusan Presiden Nomor 16/M Tahun 2007;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman

Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 11 /M-IND/PER/3/2006 tentang

Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30/M-

IND/PER/6/2006;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun

Standar;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK 06/2007 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan

Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang

Penatausahaan Barang Milik Negara;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

Page 4: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 4 -

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja;

Keputusan Kepala BATAN Nomor 360/KA/VII /2001 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir;

Peraturan Kepala BATAN Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional;

Peraturan Kepala BATAN Nomor 393-396/KA/XI/2005 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai di Lingkungan BATAN;

Peraturan Kepala BATAN Nomor 093/KA/V/2009 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Manajemen Penelitian, Pengembangan, Perekayasaan,

Diseminasi, dan Penguatan Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Nuklir;

Peraturan Kepala BATAN Nomor 013/KA /I/2010 tentang Rencana Strategis

Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun 2010-2014;

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005

tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara;

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-33/PB/2008

tentang Pedoman Penggunaan Akun Pendapatan, Belanja Pegawai, Belanja

Barang, dan Belanja Modal;

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2008

tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga;

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-08/PB/2009

tentang Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG PEDOMAN

PENYUSUNAN, PELAKSANAAN, PELAPORAN, DAN PENGAWASAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL.

BAB I

Page 5: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 5 -

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

1. Kepala adalah Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional selaku Pengguna

Anggaran (PA)/Pengguna Barang (PB).

2. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah bagian dari suatu unit

organisasi di BATAN yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari

suatu program yang diberi wewenang atas penerimaan dan pengeluaran

anggaran, dan pengelolaan barang serta mempunyai kode satuan kerja.

3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah

suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Menteri/Pimpinan

Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal

Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang

mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairan dana atau beban APBN

serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

4. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang

selanjutnya disingkat RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan

penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian

Negara/Lembaga.

5. Petunjuk Operasional Kegiatan yang selanjutnya disingkat POK adalah

dokumen yang disusun oleh Kepala Satker untuk memperoleh persetujuan

Deputi terkait/ Sekretaris Utama dan Pengesahan Sekretaris Utama, yang

berisi petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan dalam DIPA sebagai pengendali

operasional kegiatan.

6. Program adalah penjabaran kebijakan Kementerian Negara/Lembaga dalam

bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan

sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai

dengan misi Kementerian Negara/Lembaga.

7. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau

Page 6: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 6 -

beberapa Satker sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu

program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik

yang berupa personel (SDM), barang modal termasuk peralatan dan

teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya

tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output)

dalam bentuk barang/jasa.

8. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atas keluaran yang

diharapkan dari suatu kegiatan.

9. Target adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atas keluaran yang

diharapkan dari suatu kegiatan.

10. Keluaran (Output) adalah barang/jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang

dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan

kebijakan.

11. Hasil (Outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

12. Subkeluaran (Suboutput) adalah barang/jasa untuk mendukung pencapaian

output kegiatan yang jumlahnya identik dengan jumlah volume output yang

dihasilkan.

13. Komponen Masukan (Komponen Input) adalah tahapan dalam pencapaian

output atau suboutput yang disusun sesuai dengan klasifikasi jenis belanja

dan sumber dana.

14. Subkomponen Masukan (Subkomponen Input) adalah bagian yang diperlukan

dan merupakan tahapan yang dilakukan dalam menyiapkan komponen input.

15. Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang selanjutnya

disingkat KPA/KPB selaku Penanggung jawab Kegiatan adalah Kepala Satker

dan Kepala Biro Umum untuk Satker Kantor Pusat BATAN, Ketua untuk

Satker STTN, Inspektur untuk Satker Inspektorat yang memperoleh

kewenangan dan tanggung jawab dari Pengguna Anggaran untuk

menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya dan menggunakan

barang milik negara yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-

baiknya.

16. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah Pejabat

Page 7: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 7 -

yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai

pemilik pekerjaan yang diberi kewenangan untuk mengambil keputusan

dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas

beban belanja negara dan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

pengadaan barang/jasa.

17. Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan Surat Perintah Membayar

adalah Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bagian Administrasi Umum untuk

Satker Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Kepala Subbagian Tata Usaha untuk

Satker Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir (PSJMN) dan

Inspektorat, Kepala Bagian Keuangan untuk Satker Kantor Pusat BATAN yang

diberi kewenangan untuk menguji tagihan kepada negara dan

menandatangani Surat Perintah Membayar.

18. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang yang selanjutnya disingkat

UAKPA/B adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi

dan pelaporan tingkat Satker.

19. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah yang

selanjutnya disingkat UAPPA/B-W adalah unit akuntansi instansi yang

melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang

seluruh UAKPA/B yang berada di wilayah kerjanya, Pusat Teknologi Nuklir

Bahan dan Radiometri untuk UAPPA/B-W Bandung, dan Pusat Teknologi

Akselerator dan Proses Bahan untuk UAPPA/B-W Yogyakarta.

20. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I yang

selanjutnya disingkat UAPPA/B-E1 adalah unit akuntansi instansi yang

melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang

seluruh UAPPA/B-W, yang berada di wilayah kerjanya serta UAKPA/B yang

langsung berada dibawahnya, dalam hal ini dilaksanakan oleh Biro Umum.

21. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang yang selanjutnya disingkat

UAPA/B adalah unit akuntansi instansi pada tingkat Kementerian

Negara/Lembaga (Pengguna Anggaran) yang melakukan kegiatan

penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh UAPPA/B-E1

yang berada dibawahnya, dalam hal ini dilaksanakan oleh Biro Umum.

22. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disingkat ULP adalah unit

Page 8: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 8 -

organisasi pemerintahan yang berfungsi melaksanakan pengadaan

barang/jasa di BATAN, yang bersifat permanen dapat berdiri sendiri atau

melekat pada unit yang sudah ada.

23. Panitia Pengadaan dan Pejabat Pengadaan adalah personel dan panitia yang

memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan barang/jasa, yang diangkat oleh KPA

untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa.

24. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan adalah Panitia yang ditetapkan oleh KPA

yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

25. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah

dokumen permintaan pembayaran yang diterbitkan oleh PPK dan diajukan

kepada KPA melalui Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan Surat

Perintah Membayar.

26. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah

dokumen/surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penguji Tagihan dan

Penandatangan SPM untuk dan atas nama KPA kepada BUN atau kuasanya

berdasarkan SPP untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak

dan atas beban anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan.

27. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah Surat

Perintah yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) selaku kuasa BUN kepada bank operasional berdasarkan SPM untuk

memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang

ditunjuk dalam SPM berkenaan.

28. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja

dalam jumlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada

Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional sehari-

hari satuan kerja yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme pembayaran

langsung.

29. Laporan Pertanggungjawaban Bendahara yang selanjutnya disingkat LPJ

Bendahara adalah laporan yang dibuat oleh bendahara atas uang yang

dikelolanya sebagai pertanggungjawaban pengelolaan uang.

30. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pemerintah atas

Page 9: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 9 -

pelaksanaan APBN berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan

Catatan atas Laporan Keuangan, serta pernyataan tanggung jawab.

31. Neraca adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan

pemerintah meliputi aset, hutang, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

32. Catatan atas Laporan Keuangan yang selanjutnya disingkat CaLK adalah

laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci

atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA dan Neraca dalam

rangka pengungkapan yang memadai.

33. Barang Milik Negara yang selanjutnya disingkat BMN adalah semua barang

yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan

lainnya yang sah.

34. Laporan BMN adalah laporan yang disusun oleh UAPB, UAPPB-E1, dan UAKPB

yang menyajikan posisi BMN pada awal dan akhir periode tertentu setiap

semester dan tahunan serta mutasi yang terjadi selama periode tersebut.

35. Catatan atas Laporan Barang Milik Negara yang selanjutnya disingkat

CaLBMN adalah Laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau

daftar terinci yang disajikan dalam laporan intrakomptabel, laporan

ekstrakomptabel, laporan mutasi barang, dan Neraca BMN.

36. Laporan Kinerja adalah ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap

tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang

ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBN.

37. Laporan Hasil Audit yang selanjutnya disingkat LHA adalah bentuk

penyampaian informasi mengenai hasil audit terhadap pelaksanaan APBN

Satker secara tertulis yang ditujukan pada pihak yang diaudit (auditan) dan

pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

38. Laporan Hasil Evaluasi yang selanjutnya disingkat LHE adalah bentuk

penyampaian informasi mengenai hasil evaluasi terhadap LAKIP Unit Kerja

secara tertulis yang ditujukan pada pihak yang dievaluasi (evaluatan) dan

pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

39. Laporan Hasil Reviu yang selanjutnya disingkat LHR adalah bentuk

penyampaian informasi mengenai hasil reviu terhadap Laporan Keuangan

Lembaga secara tertulis yang ditujukan kepada Kepala sebelum Laporan

Page 10: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 10 -

Keuangan tersebut disampaikan kepada instansi terkait.

40. Aplication Forecasting System yang selanjutnya disingkat AFS adalah aplikasi

perencanaan kas yang digunakan Satker untuk membuat perencanaan kas

bulanan yang dirinci mingguan dan harian kemudian dikirim ke AFS Level

KPPN untuk dibandingkan dengan rencana penarikan dana pada aplikasi

RKAKL.

41. Anggaran Berbasis Kinerja adalah penyusunan anggaran yang didasarkan

pada perencanaan kinerja.

Pasal 2

Wewenang dan Tanggung Jawab

(1) Kepala berwenang dan bertanggung jawab atas ketepatan penetapan

kebijakan umum dan program utama BATAN sesuai dengan RKP, RPJMN, dan

Renstra BATAN.

(2) Kepala menunjuk dan mengangkat:

a. Penandatangan DIPA;

b. KPA/KPB;

c. Atasan Langsung Bendahara Penerima; dan

d. ULP.

(3) Kepala mendelegasikan kewenangan kepada KPA/KPB untuk menunjuk dan

mengangkat PPK, Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM,

Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Pejabat Pengadaan, Panitia

Pengadaan, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, dan Petugas Pengelolaan

Administrasi Belanja Pegawai.

(4) Deputi/Sekretaris Utama (Sestama) selaku pembina teknis dan administrasi

dilingkungannya berwenang dan bertanggung jawab atas ketepatan

perumusan kebijakan tentang program prioritas dan penunjang yang memuat

pokok-pokok program dan kegiatan tahunan sebagai acuan penyusunan

rencana kegiatan tahunan unit kerja.

(5) Kepala Unit Kerja Eselon II berwenang dan bertanggung jawab atas:

Page 11: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 11 -

a. ketepatan penjabaran program dan anggaran BATAN kedalam kegiatan

unit kerja;

b. ketepatan penjabaran kegiatan dan anggaran unit kerja kedalam

sejumlah topik suboutput/komponen input;

c. keakuratan pelaksanaan verifikasi dan telaahan terhadap kelayakan

usulan kegiatan , baik aspek teknis ilmiah maupun anggaran;

d. kebenaran pelaksanaan pengendalian dan evaluasi secara berkelanjutan

dan diselenggarakan secara berkala dengan tujuan agar dapat

melakukan deteksi dan koreksi dini terhadap penyimpangan kegiatan

dari rencana yang telah ditetapkan dan disetujui; dan

e. ketepatan penyampaian laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dan

anggaran kepada Kepala melalui Biro Perencanaan dan Inspektorat.

(6) Kepala Satker selaku KPA/KPB/Penanggung Jawab Kegiatan berwenang dan

bertanggung jawab atas kelancaran, keberhasilan, dan keselamatan

pelaksanaan kegiatan dengan menerapkan sistem manajemen mutu terpadu

dan mengembangkan budaya keselamatan lingkungan sebagaimana

ditetapkan dalam DIPA, baik dari segi keuangan, fisik maupun fungsi.

(7) Kepala Satker menunjuk dan mengangkat:

a. PPK;

b. Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM;

c. Bendahara Penerimaan;

d. Bendahara Pengeluaran;

e. Staf Pengelola;

f. Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai;

g. Pejabat Pengadaan;

h. Panitia Pengadaan;

i. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;

j. Pengelola Sistem Akuntansi Instansi (SAI);

k. Pengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

l. Pengelola Kegiatan (koordinator, pelaksana, dan pembantu pelaksana);

dan

m. Komisi Pembina Tenaga Fungsional (KPTF).

Page 12: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 12 -

BAB II

PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA)

Pasal 3

Kepala menetapkan kebijakan umum dan program BATAN untuk 2 (dua) tahun

mendatang dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan (RKT) sesuai dengan Rencana

Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Pasal 4

(1) Kepala Unit Kerja Eselon II mengajukan usulan kegiatan dan rencana kerja

disertai dengan rencana anggaran untuk 2 (dua) tahun mendatang

berpedoman pada Renstra BATAN dan RKT BATAN dengan menggunakan

aplikasi Sistem Informasi Perencanaan Litbangyasa (SIPL) BATAN.

(2) Usulan kegiatan dan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibahas dalam forum rapat koordinasi masing-masing Unit Kerja Eselon I.

(3) Usulan kegiatan dan rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

serta Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) merupakan bahan

masukan dalam Rapat Kerja Tahunan, untuk ditetapkan sebagai Rancangan

Rencana Kerja BATAN.

(4) Rancangan Rencana Kerja BATAN sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

memuat kebijakan, program, kegiatan yang dilengkapi sasaran kinerja, dan

biaya yang dibutuhkan.

(5) Rancangan Rencana Kerja BATAN akan menjadi pedoman dalam penetapan

pagu indikatif oleh Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian

Keuangan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang

kemudian akan disahkan menjadi pagu sementara oleh DPR RI.

Pasal 5

Page 13: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 13 -

(1) Kepala melalui Kelompok Pakar (Peer Group) menilai semua Usulan Kegiatan

Unit Kerja Eselon II berdasarkan pagu indikatif dengan berpedoman pada

dokumen perencanaan BATAN (Grand Strategy), Renstra BATAN, Renstra

Unit Kerja Eselon II, dan rekomendasi hasil rapat kerja tahunan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3).

(2) Usulan kegiatan yang telah mendapat rekomendasi Kelompok Pakar (Peer

Group) dijadikan acuan dalam menyusun RKA Satker.

Pasal 6

(1) Kepala melalui Sestama menetapkan pagu sementara untuk satuan kerja

berdasarkan Pagu Sementara BATAN yang ditetapkan oleh Menteri

Keuangan.

(2) Satker menyusun RKA berdasarkan pagu sementara, Standar Biaya Umum

(SBU), Standar Biaya Khusus (SBK), Harga Satuan Standar BATAN (HSS

BATAN) yang dilengkapi dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB), Kerangka

Acuan Kerja (KAK)/Term of Refence (TOR), dan data dukung lainnya dan

disampaikan ke Biro Perencanaan.

(3) Biro Perencanaan menelaah RKA-KL Satuan Kerja meliputi :

a. meneliti kelayakan kegiatan ditinjau dari analisis manfaat dan biaya (cost

benefit analysis), kesesuaian dengan tugas dan fungsi Unit Kerja dan

konsistensi dengan RKT BATAN;

b. meneliti kesesuaian RKA-KL dengan besaran alokasi Pagu Sementara :

1. meneliti alokasi pagu dana perprogram dan perkegiatan.

2. meneliti alokasi pagu dana berdasar sumber pembiayaan

3. meneliti kesesuaian usulan RKA-KL meliputi :

a) meneliti kesuaian penuangan program dan pemilihan kegiatan;

b) meneliti kesuaian antara sasaran program dan output kegiatan;

c) meneliti pencantuman indikator dan keluaran;

d) meneliti kesesuaian antara komponen input dengan output

kegiatan dan sub output kegiatan; dan

e) meneliti kesesuaian jenis belanja dengan Bagan Akun Standar.

Page 14: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 14 -

c. meneliti kesesuaian prakiraan maju dengan membandingkan antara RKA-

KL yang disusun dengan prakiraan maju yang telah ditetapkan

sebelumnya.

d. meneliti penerapan standar biaya dalam Kertas Kerja RKA-KL meliputi:

1. memeriksa besaran belanja dengan standar biaya yang digunakan

dalam penyusunan RKA-KL termasuk jenis belanjanya;

2. apabila standar biaya yang digunakan tidak terdapat di dalam

Peraturan Menteri Keuangan mengenai standar biaya dan Peraturan

Kepala BATAN mengenai Harga Satuan Standar BATAN, penelaahan

yang dilaksanakan meliputi :

a) meneliti substansi usulan kegiatan, kerangka acuan kerja

(KAK)/term of reference (TOR);

b) menilai Rincian Anggaran Biaya (RAB), yaitu menilai perhitungan

harga (costing) dan memeriksa hasil perhitungan aritmatik; dan

c) menilai substansi dan data pendukung lainnya.

(4) Biro Perencanaan menghimpun dan mengkompilasi seluruh RKA-KL hasil

penelaahan dalam suatu Himpunan Konsep RKA-KL BATAN, disampaikan ke

Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan untuk ditelaah.

Pasal 7

(1) Kepala menetapkan pagu definitif satker berdasarkan pagu definitif BATAN

yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

(2) Dalam hal besaran pagu definitif tidak mengalami perubahan (sama dengan

pagu sementara), Satker menyampaikan RKA-KL sesuai dengan Pagu

Sementara sebagai dasar penerbitan SAPSK.

(3) Dalam hal besaran Pagu Definitif lebih besar dari Pagu Sementara, Satker

mengalokasikan tambahan pagu pada kegiatan yang sudah ada dan atau

kegiatan baru sehingga pagu anggaran kegiatan bertambah dan volume

keluaran bertambah.

(4) Dalam hal besaran Pagu Definitif lebih kecil dari Pagu Sementara, Satker

mengurangi kegiatan dan/atau anggaran kegiatan tertentu sehingga pagu

Page 15: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 15 -

anggaran menjadi berkurang dan volume keluaran tetap atau berkurang.

(5) Biro Perencanaan menyampaikan RKA-KL beserta data elektronik dan

dokumen pendukung kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal

Anggaran sebagai dasar penelaahan pagu definitif.

(6) Dalam hal masih terdapat sisa alokasi anggaran dari hasil penelaahan, sisa

alokasi anggaran dioptimalkan ke dalam kegiatan yang sama dengan

menambah volume keluaran, kegiatan lain dalam program yang sama

dengan menambah volume keluaran, dan cadangan dalam program yang

sama tetapi diblokir.

Pasal 8

(1) Kepala Satker menyusun Konsep DIPA berdasarkan RKA-KL sesuai dengan

pagu definitif dan Lampiran Peraturan Presiden mengenai Rincian Anggaran

Belanja Pemerintah Pusat atau Satuan Anggaran per Satuan Kerja (SAPSK).

(2) Kepala Satker menyampaikan Konsep DIPA ke Biro Perencanaan untuk

ditelaah dalam rangka menjamin kesesuaian Konsep DIPA dengan Lampiran

Peraturan Presiden mengenai Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

atau Satuan Anggaran per Satuan Kerja (SAPSK), prinsip

pembayaran/pencairan dana, dan standar akuntansi pemerintah, serta Surat

Rincian Alokasi Anggaran (SRAA) khusus untuk Satker Pusat Teknologi

Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB -Yogyakarta), Sekolah Tinggi Teknik

Nuklir (STTN-Yogyakarta), dan Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri

(PTNBR-Bandung).

(3) Sestama atas nama Kepala menyampaikan Konsep DIPA Satuan Kerja Pusat

BATAN kepada Direktur Jenderal Perbendahaaran untuk ditelaah dan

disahkan.

(4) Kepala Satker PTAPB, STTN, dan PTNBR menyampaikan Konsep DIPA

kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Anggaran setempat untuk

ditelaah dan disahkan.

Pasal 9

(1) Kepala Satker membuat POK berdasarkan DIPA dan SAPSK, disampaikan

Page 16: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 16 -

kepada Deputi terkait/Sestama untuk memperoleh persetujuan dengan

membubuhkan paraf pada angka 11 sebagaimana tersebut dalam format

lampiran I.

(2) Bila diperlukan, Deputi/Sestama dapat minta pertimbangan ke Biro

Perencanaan sebelum menyetujui POK.

(3) POK yang telah memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) disampaikan kepada Sestama untuk memperoleh

pengesahan.

BAB III

PENGELOLAAN ANGGARAN DAN KEGIATAN

Pasal 10

(1) Pelaksana Anggaran terdiri atas:

a. KPA/Penanggung Jawab Kegiatan;

b. PPK;

c. Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM;

d. Bendahara Penerimaan;

e. Bendahara Pengeluaran;

f. Staf Pengelola; dan

g. Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai.

(2) KPA/Penanggung Jawab Kegiatan tidak boleh merangkap sebagai PPK

dengan Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM secara

bersamaan, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Pengeluaran.

(3) PPK tidak boleh merangkap sebagai Pejabat Penguji Tagihan dan

Penandatangan SPM, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Pengeluaran.

(4) Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM tidak boleh merangkap

sebagai Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, dan Petugas

Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai.

Pasal 11

KPA/Penanggung Jawab Kegiatan mempunyai tugas:

a. membuka rekening untuk keperluan pelaksanaan pengeluaran di lingkungan

Page 17: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 17 -

Satker;

b. melaksanakan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam DIPA;

c. membuat keputusan dan/atau mengambil tindakan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan substansi tugas dan fungsi;

d. menandatangani Surat Pernyataan bahwa UP tidak untuk membiayai

pengeluaran yang menurut ketentuan harus dengan LS;

e. menandatangani rincian rencana penggunaan dana TUP;

f. menandatangani Surat Pernyataan bahwa:

1. dana TUP akan digunakan untuk keperluan mendesak dan akan habis

digunakan dalam waktu satu bulan sejak tanggal penerbitan SP2D;

2. sisa dana TUP disetor ke Rekening Kas Negara; dan

3. dana TUP tidak digunakan untuk membiayai pengeluaran yang menurut

ketentuan harus dengan LS;

g. menandatangani persetujuan pembayaran honor/vakasi dan lembur;

h. melakukan pemeriksaan Kas Bendahara sekurang-kurangnya 1 (satu) kali

dalam 1 (satu) bulan;

i. melakukan rekonsiliasi internal antara pembukuan Bendahara dan laporan

keuangan UAKPA sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan

sebelum dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN. Hasil pemeriksaan kas dan

rekonsiliasi internal harus dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas

dan Rekonsiliasi sesuai dengan format pada Lampiran II dan Lampiran III;

dan

j. menyampaikan laporan keuangan meliputi realisasi anggaran, neraca, dan

CaLK.

Pasal 12

PPK mempunyai tugas:

a. menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa yang meliputi

Page 18: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 18 -

spesifikasi teknis Barang/Jasa, harga Perkiraaan Sendiri (HPS), dan Rancangan

kontrak;

b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

c. menandatangani Kontrak ;

d. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;

e. mengendalikan pelaksanaan Kontrak;

f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA;

g. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA dengan

Berita Acara Penyerahan;

h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan

hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada KPA setiap triwulan;

i. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa;

j. dalam hal diperlukan, PPK dapat:

1. mengusulkan kepada KPA:

a) perubahan paket pekerjaan; dan/atau

b) perubahan jadwal kegiatan pengadaan;

2. menetapkan tim pendukung;

3. menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer)

untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Pengadaan; dan

4. menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia

Barang/Jasa.

k. menandatangani:

1. Ringkasan Kontrak untuk kegiatan yang dananya berasal dari APBN murni,

Penerimaan Non Pajak (PNP) maupun berasal dari Pinjaman Hibah Luar

Negeri (PHLN);

2. Pakta Integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai;

3. Surat Permintaan Pembayaran (SPP);

4. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;

5. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB); dan

6. Persetujuan Pembayaran pada kuitansi LS.

Page 19: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 19 -

Pasal 13

Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM mempunyai tugas:

a. menandatangani penerimaan SPP;

b. menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih;

c. meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan

sehubungan dengan perikatan/perjanjian Pengadaan Barang/Jasa;

d. meneliti tersedianya dana yang dibutuhkan;

e. menolak permintaan pembayaran atas bukti penagih yang tidak memenuhi

persyaratan yang ditetapkan;

f. memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang

dicapai dengan indikator keluaran;

g. memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan dengan indikator

keluaran yang tercantum dalam DIPA dan/atau spesifikasi teknis yang sudah

ditetapkan dalam kontrak;

h. membebankan pengeluaran sesuai dengan program, kegiatan, output,

komponen, dan akun yang bersangkutan;

i. menerbitkan dan menandatangani:

1. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP);

2. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS);

3. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP); dan

4. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP).

j. menandatangani Surat Setoran Pajak (SSP).

Pasal 14

(1) Bendahara Penerimaan mempunyai tugas:

a. membukukan seluruh penerimaaan PNBP, baik yang disetor langsung

oleh wajib setor ke Kas Negara maupun yang dipungut;

b. mencetak Buku Kas Umum dan Buku Pembantu sekurang-kurangnya satu

kali dalam satu bulan;

c. menatausahakan hasil cetakan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu

Bulanan yang telah ditandatangani Bendahara Penerimaan dan diketahui

Page 20: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 20 -

KPA;

d. menyusun laporan pertanggungjawaban secara bulanan atas uang yang

dikelola berdasarkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu, dan Buku

Pengawasan Anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA;

e. menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara bulanan paling lama

10 (sepuluh) hari kerja bulan berikutnya disertai rekening koran dari

bank untuk bulan berkenaan ke KPPN, Kepala, dan Badan Pemeriksa

Keuangan.

(2) Dalam hal Satker tidak mempunyai Bendahara Penerimaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), penandatanganan SSBP dilakukan oleh Bendahara

Pengeluaran.

Pasal 15

(1) Bendahara Pengeluaran mempunyai tugas:

a. melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelola setelah:

1. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh

KPA;

2. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam

perintah pembayaran; dan

3. menguji ketersediaan dana pada program, kegiatan, output,

komponen, dan akun dalam DIPA yang ditunjuk dalam SPM.

b. menolak perintah bayar dari KPA apabila persyaratan sebagaimana

dimaksud pada huruf a tidak terpenuhi;

c. membebankan pengeluaran sesuai dengan akun yang bersangkutan;

d. memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh),

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM) dan Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP) serta menyetorkan ke Rekening Kas Negara;

e. menjaga agar kas memiliki persediaan uang tunai paling banyak

Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), untuk melakukan pembayaran

sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan;

f. menjaga ketepatan waktu pengajuan:

Page 21: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 21 -

1. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP);

2. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP);

3. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS); dan

4. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP).

g. mengamankan kas dari ketekoran, pencurian, dan/atau kesalahan

pembayaran serta kesalahan lain yang mengakibatkan kerugian negara;

h. membukukan penerimaan selain jenis penerimaan PNBP, baik yang

diperoleh melalui potongan pembayaran atau yang disetor langsung oleh

wajib setor ke Kas Negara;

i. mencetak Buku Kas Umum dan Buku Pembantu sekurang-kurangnya 1

(satu) kali dalam satu bulan;

j. menatausahakan hasil cetakan Buku Kas Umum dan Buku Pembantu

Bulanan yang telah ditandatangani Bendahara Pengeluaran dan diketahui

KPA;

k. menyusun laporan pertanggungjawaban secara bulanan atas uang yang

dikelola berdasarkan Buku Kas Umum, Buku Pembantu, dan Buku

Pengawasan Anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA;

l. menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara bulanan paling lama

10 (sepuluh) hari kerja bulan berikutnya disertai rekening koran dari

bank untuk bulan berkenaan ke KPPN, Kepala, dan Badan Pemeriksa

Keuangan;

m. mengupayakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk Satker yang

belum memiliki NPWP;

n. menyampaikan fotokopi SPM (yang telah terbit SP2Dnya) dan SP2D

untuk pengadaan barang inventaris kepada Petugas SAK dan Petugas

SIMAK-BMN;

o. menandatangani persetujuan pembayaran pada kuitansi yang dananya

berasal dari UP; dan

p. menandatangani SSBP dalam hal Satker tidak mempunyai Bendahara

Penerimaan.

(2) Menjaga UP yang cukup, pemegang uang muka kerja harus segera

mempertanggungjawabkan penggunaan uang muka kerja paling lama dalam

Page 22: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 22 -

waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah uang muka kerja diterima.

Pasal 16

Staf Pengelola mempunyai tugas:

a. menyiapkan Laporan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan serta laporan-

laporan lain yang diminta oleh Kepala dan/atau instansi lain yang berwenang;

b. memproses dokumen sumber (SPM yang telah terbit SP2Dnya) untuk

menghasilkan laporan keuangan yang terdiri atas laporan realisasi anggaran

dan neraca, sesuai dengan SAI;

c. memproses penggabungan ADK UAKPB dan nilai barang persediaan ke dalam

SAI UAKPA/Satker;

d. membantu melakukan verifikasi atas laporan keuangan;

e. menatausahakan dokumen proses pengadaan barang/jasa; dan

f. mencatat mutasi dan penerimaan/penyerahan barang inventaris dan barang

persediaan pada Buku Bantu BMN sesuai dengan SIMAK BMN.

Pasal 17

Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai mempunyai tugas:

a. mencatat data kepegawaian secara elektronik dan/atau manual yang

berhubungan dengan belanja pegawai secara tertib, teratur, dan

berkesinambungan;

b. menatausahakan semua tembusan surat keputusan kepegawaian dan semua

dokumen pendukung lainnya dalam dosir setiap pegawai pada Satuan Kerja

yang bersangkutan secara tertib dan teratur;

c. memproses pembuatan Daftar Gaji, Uang Duka Wafat/Tewas (UDW/T),

Terusan Penghasilan Gaji, Uang Muka Gaji, Uang Lembur, Uang Makan,

Honorarium, Vakasi, dan pembuatan Daftar permintaan Pembayaran Belanja

Pegawai Lainnya;

d. memproses pembuatan SKPP;

e. memproses perubahan data yang tercantum pada Surat Keterangan Untuk

Page 23: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 23 -

Mendapatkan Tunjangan Keluarga setiap awal tahun anggaran atau setiap

terjadi perubahan susunan keluarga;

f. menyampaikan Daftar Permintaan Belanja Pegawai beserta ADK Belanja

Pegawai dan dokumen pendukung kepada PPK;

g. mencetak Kartu Pengawasan Belanja Pegawai Perorangan melalui Aplikasi

GPP Satker setiap awal tahun dan/atau apabila diperlukan untuk disatukan

dengan Kartu Pengawasan Belanja Pegawai Perorangan yang diterima dari

KPPN;

h. melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan penggunaan anggaran

belanja pegawai.

Pasal 18

Pengelola kegiatan terdiri atas:

a. Koordinator Pelaksana Kegiatan/Peneliti Utama;

b. Pelaksana Kegiatan/Peneliti; dan

c. Pembantu Pelaksana Kegiatan/Pembantu Peneliti.

Pasal 19

Koordinator Pelaksana Kegiatan/Peneliti Utama, mempunyai tugas:

a. menyusun rencana kegiatan;

b. memantau pelaksanaan kegiatan;

c. mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

RKA-KL dan DIPA;

d. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan; dan

e. menyusun laporan kegiatan.

Pasal 20

Pelaksana Kegiatan/Peneliti, mempunyai tugas:

a. menyusun rencana kegiatan/penelitian;

b. melaksanakan kegiatan sesuai dengan RKA-KL dan DIPA; dan

Page 24: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 24 -

c. menyusun laporan kegiatan/laporan teknis.

Pasal 21

Pembantu Pelaksana Kegiatan/Pembantu Peneliti mempunyai tugas:

a. menyiapkan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan RKA-KL dan DIPA; dan

b. menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan/laporan teknis.

Pasal 22

Format pengajuan SPP sesuai dengan lampiran IV dan kelengkapan

persyaratannya diatur sebagai berikut:

a. SPP-UP (Uang Persediaan)

Surat Pernyataan dari KPA menyatakan bahwa UP tersebut tidak untuk

membiayai pengeluaran yang menurut ketentuan harus dengan LS.

b. SPP-TUP (Tambahan Uang Persediaan)

1. rincian rencana penggunaan dana TUP dari KPA;

2. Surat Pernyataan dari KPA bahwa:

a) Dana Tambahan UP akan digunakan untuk keperluan mendesak dan

akan habis digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak

tanggal diterbitkan SP2D;

b) apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke Rekening Kas

Negara;

c) tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan

secara langsung.

3. Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir.

c. SPP-GUP (Penggantian Uang Persediaan)

1. Kuitansi/tanda bukti pembayaran (format kuitansi UP sesuai dengan

format pada lampiran V);

2. Surat Pernyataan Tanggung jawab Belanja (SPTB) sesuai dengan format

pada lampiran VI;

3. Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah dilegalisir oleh Pejabat Penguji dan

Penandatangan SPM.

Page 25: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 25 -

d. SPP Untuk Pengadaan Tanah

Pembayaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan

melalui mekanisme pembayaran langsung (LS). Apabila tidak mungkin

dilaksanakan melalui mekanisme LS, dapat melalui UP/TUP. Pengaturan

mekanisme pembayaran adalah sebagai berikut:

1. SPP-LS (Pembayaran Langsung)

a) Persetujuan Panitia Pengadaan Tanah untuk tanah yang luasnya

lebih dari 1 (satu) hektar di kabupaten/ kota;

b) fotokopi bukti kepemilikan tanah;

c) kuitansi;

d) SPPT PBB tahun transaksi;

e) Surat persetujuan harga;

f) Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa

dan tidak sedang dalam agunan;

g) Pelepasan/ penyerahan hak atas tanah/ akta jual beli dihadapan

PPAT;

h) SSP PPh final atas pelepasan hak; dan

i) Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan).

2. SPP-UP/TUP

a) pengadaan tanah yang luasnya kurang dari 1 (satu) hektar

dilengkapi persyaratan daftar nominatif pemilik tanah yang

ditandatangani oleh KPA;

b) pengadaan tanah yang luasnya lebih dari 1 (satu) hektar dilakukan

dengan bantuan panitia pengadaan tanah di kabupaten/kota

setempat dan dilengkapi dengan daftar nominatif pemilik tanah dan

besaran harga tanah yang ditandatangani oleh KPA dan diketahui

oleh Panitia Pengadaan Tanah (PPT);

c) Pengadaan tanah yang pembayarannya dilaksanakan melalui

UP/TUP harus terlebih dahulu mendapat izin dispensasi dari Kantor

Pusat Ditjen PBN/Kanwil Ditjen PBN sedangkan besaran uangnya

harus mendapat dispensasi UP/TUP sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Page 26: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 26 -

e. SPP-LS untuk pembayaran gaji, lembur, dan honorarium/vakasi

1. pembayaran Gaji Induk/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Terusan

Penghasilan Gaji/Uang Muka Gaji/ UDW/T, dilengkapi dengan Daftar Gaji

untuk jenis pembayaran gaji masing-masing dan fotokopi dokumen

pendukung perubahan data pegawai yang telah dilegalisasi oleh Kepala

Satker/Pejabat yang berwenang;

2. pembayaran UDW/T dibebankan pada akun UDW/T, tanpa

memperhatikan pagu dana yang tersedia pada akun berkenaan;

3. pembayaran Lembur dilengkapi dengan daftar pembayaran perhitungan

lembur yang ditandatangani oleh KPA dan Bendahara Pengeluaran, surat

perintah kerja lembur, daftar hadir kerja, daftar hadir lembur, dan SSP

PPh Pasal 21;

4. pembayaran honorarium/vakasi dilengkapi dengan surat keputusan

tentang pemberian honorarium/vakasi, daftar pembayaran perhitungan

honorarium/vakasi yang ditandatangani oleh KPA dan Bendahara

Pengeluaran, dan SSP PPh Pasal 21.

f. SPP-LS non belanja pegawai

1. pembayaran pengadaan barang dan jasa:

a) Kontrak/SPK yang mencantumkan nomor rekening Penyedia

Barang/Jasa;

b) Surat Pernyataan KPA mengenai penetapan Penyedia Barang/Jasa;

c) Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan/ Berita Acara Kemajuan

Pekerjaan;

d) Berita Acara Pembayaran;

e) Kuitansi yang disetujui oleh KPA; (sesuai dengan format pada

lampiran VII);

f) Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak;

g) Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank

atau lembaga keuangan non bank;

h) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak yang dananya

sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman/hibah luar

negeri;

Page 27: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 27 -

i) Ringkasan Kontrak yang dibuat sesuai dengan format pada lampiran

VIII untuk Rupiah Murni dan lampiran IX untuk PHLN; dan

j) Berita Acara pada huruf c) dan huruf d) di atas dibuat sekurang-

kurangnya dalam rangkap 5 (lima) dan disampaikan kepada:

a) asli dan 1 (satu) tembusan untuk penerbit SPM;

b) masing-masing 1 (satu) tembusan untuk para pihak yang

membuat kontrak;

c) 1 (satu) tembusan untuk pejabat pelaksana pemeriksaan

pekerjaan.

2. pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa (Listrik, Telepon, dan Air):

a) Bukti tagihan Langganan daya dan jasa;

b) Nomor Rekening Pihak Ketiga (PT PLN, PT Telkom, PDAM, dan lain-

lain);

Dalam hal pembayaran Langganan Daya dan Jasa belum dapat dilakukan

secara langsung, Satker dapat melakukan pembayaran dengan UP.

Tunggakan langganan daya dan jasa tahun anggaran sebelumnya dapat

dibayarkan oleh satker setelah mendapat dispensasi/persetujuan terlebih

dahulu dari Kanwil Ditjen PBN sepanjang dana tersedia dalam DIPA

berkenaan.

3. pembayaran Belanja Perjalanan Dinas harus dilengkapi dengan daftar

nominatif pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas, yang berisi

antara lain: informasi mengenai data pejabat (nama, pangkat/golongan),

tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang

diperlukan untuk masing-masing pejabat. Daftar nominatif harus

ditandatangani oleh pejabat yang berwenang memerintahkan perjalanan

dinas, dan disahkan oleh pejabat yang berwenang di KPPN. Pembayaran

dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran satker kepada para pejabat yang

akan melakukan perjalanan dinas.

g. SPP untuk PNBP

1. UP/TUP untuk PNBP diajukan terpisah dari UP/TUP lainnya;

2. UP dapat diberikan kepada satker pengguna sebesar 20% (dua puluh

perseratus) dari pagu dana PNBP pada DIPA maksimal sebesar

Page 28: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 28 -

Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), dengan melampirkan Daftar

Realisasi Pendapatan dan Penggunaan Dana DIPA (PNBP) tahun

anggaran sebelumnya (sesuai dengan format pada lampiran X). Apabila

UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil satu

bulan dengan memperhatikan maksimal pencairan (MP);

3. Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai dengan

formula sebagai berikut:

MP = (PPP x JS) – JPS;

MP = maksimal pencairan dana;

PPP = proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan;

JS = jumlah setoran;

JPS = jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir

yang diterbitkan;

4. Dalam pengajuan SPM-TUP/GUP/LS PNBP ke KPPN, satker pengguna

harus melampirkan Daftar Perhitungan Jumlah MP (sesuai dengan format

pada lampiran XI);

5. Pencairan dana harus melampirkan bukti setoran (SSBP) yang telah

dikonfirmasi oleh KPPN;

6. Besaran PPP untuk masing-masing satker pengguna diatur berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku;

7. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak boleh

melampaui pagu PNBP satker dalam DIPA;

8. Pertanggungjawaban penggunaan dana UP/TUP PNBP oleh KPA,

dilakukan dengan mengajukan SPM ke KPPN setempat cukup dengan

melampirkan SPTB;

9. Sisa dana PNBP dari satker pengguna di luar angka 8, yang disetorkan ke

Rekening Kas Negara pada akhir tahun anggaran merupakan bagian

realisasi penerimaan PNBP tahun anggaran berikutnya dan dapat

dipergunakan untuk membiayai kegiatan setelah diterima DIPA;

10. Sisa UP/TUP dana PNBP sampai akhir tahun anggaran yang tidak

disetorkan ke Rekening Kas Negara, akan diperhitungkan pada saat

pengajuan pencairan dana UP tahun anggaran berikutnya;

Page 29: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 29 -

11. Untuk keseragaman dalam pembukuan sistem akuntansi, penyetoran

PNBP agar menggunakan formulir SSBP sesuai dengan format pada

lampiran XII.

Pasal 23

Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM menerbitkan SPM dengan

mekanisme sebagai berikut:

a. Petugas Penerima SPP memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi daftar

SIMAK kelengkapan berkas SPP, mencatat dalam buku pengawasan

penerimaan SPP dan membuat/menandatangani tanda terima SPP

berkenaan. Selanjutnya petugas penerima SPP menyampaikan SPP dimaksud

kepada pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM;

b. Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM melakukan pengujian atas

SPP, sebagai berikut:

1. memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh

keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran;

3. memeriksa kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja

yang dicapai dengan indikator keluaran;

4. memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:

a) pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/

perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama bank);

b) nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya

dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai dengan spesifikasi teknis

yang tercantum dalam kontrak); dan

c) jadwal waktu pembayaran.

5. memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan

indikator keluaran yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau

spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan dalam kontrak.

c. Setelah dilakukan pengujian terhadap SPP-UP/SPP-TUP/SPP-GUP/SPP-LS,

Page 30: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 30 -

Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM menerbitkan SPM-UP/SPM-

TUP/SPM-GUP/SPM-LS dalam rangkap 3 (tiga):

1. Lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN; dan

2. Lembar ketiga sebagai pertinggal pada satker yang bersangkutan.

Pasal 24

Mekanisme Pengajuan UP dan TUP sebagai berikut:

a. Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatangan SPM atas nama KPA

menerbitkan SPM-UP berdasarkan DIPA atas permintaan Bendahara

Pengeluaran;

b. berdasarkan SPM-UP, KPPN menerbitkan SP2D untuk rekening Bendahara

Pengeluaran yang ditunjuk dalam SPM-UP;

c. penggunaan UP menjadi tanggung jawab Bendahara Pengeluaran;

d. Bendahara Pengeluaran melakukan pengisian kembali UP setelah UP

dimaksud digunakan (revolving) sepanjang masih tersedia dana dalam DIPA;

e. sisa UP yang masih ada pada bendahara pada akhir tahun anggaran harus

disetor kembali ke Rekening Kas Negara paling lama tanggal 31 Desember

tahun anggaran berkenaan. Setoran sisa UP dimaksud, oleh KPPN dibukukan

sebagai pengembalian UP sesuai dengan akun yang ditetapkan;

f. UP dapat diberikan dalam batas-batas sebagai berikut:

1. UP dapat diberikan untuk pengeluaran Belanja Barang pada klasifikasi

belanja 5211, 5212, 5221, 5231, 5241, dan 5811.

2. diluar ketentuan pada angka 1, dapat diberikan pengecualian untuk DIPA

Pusat oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan sedang untuk DIPA Pusat

yang kegiatannya berlokasi di daerah dan DIPA yang ditetapkan oleh

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan pengecualian diberikan oleh Kepala

Kanwil Ditjen Perbendaharaan setempat.

3. UP dapat diberikan paling banyak:

a) 1/12 (satu per duabelas) pagu DIPA menurut klasifikasi belanja yang

diizinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) untuk pagu sampai dengan Rp.900.000.000,00

Page 31: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 31 -

(sembilan ratus juta rupiah);

b) 1/18 (satu per delapanbelas) pagu DIPA menurut klasifikasi belanja

yang diizinkan untuk diberikan UP, maksimal Rp.100.000.000,00

(seratus juta rupiah) untuk pagu di atas Rp.900.000.000,00

(sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.2.400.000.000,00

(dua miliar empat ratus juta rupiah);

c) 1/24 (satu per duapuluh empat) pagu DIPA menurut klasifikasi

belanja yang diizinkan untuk diberikan UP, maksimal

Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu di atas

Rp.2.400.000.000,00 (dua miliar empat ratus juta rupiah);

4. perubahan besaran UP di luar ketentuan pada angka 3 ditetapkan oleh

Direktur Jenderal Perbendaharaan;

5. pengisian kembali UP sebagaimana dimaksud pada angka 3 dapat

diberikan apabila dana UP telah dipergunakan paling sedikit 75% (tujuh

puluh lima perseratus) dari dana UP yang diterima;

6. dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75 % tujuh puluh lima

perseratus), sedang satker memerlukan pendanaan melebihi sisa dana

UP yang tersedia, satker dapat mengajukan TUP;

7. pemberian TUP diatur sebagai berikut :

a) Permintaan TUP sampai dengan jumlah Rp.200.000.000,00

(duaratus juta rupiah) untuk klasifikasi belanja yang diizinkan

diberikan UP dapat diberikan oleh KPPN dalam wilayah pembayaran

KPPN bersangkutan.

b) permintaan TUP di atas Rp.200.000.000,00- (duaratus juta rupiah)

untuk klasifikasi belanja yang diizinkan diberikan UP harus mendapat

dispensasi dari Kepala Kanwil Ditjen. Perbendaharaan.

g. syarat untuk mengajukan TUP:

1. untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak/tidak dapat ditunda;

2. digunakan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan.

3. apabila tidak habis digunakan dalam satu bulan sisa dana yang ada pada

bendahara, harus disetor ke Rekening Kas Negara;

4. apabila ketentuan pada angka 3 tidak dipenuhi satker tidak dapat

Page 32: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 32 -

diberikan TUP lagi sepanjang sisa tahun anggaran berkenaan;

5. pengecualian terhadap angka 4 diputuskan oleh Kepala Kanwil Ditjen

Perbendaharaan atas usul Kepala KPPN.

h. dalam mengajukan permintaan TUP bendahara wajib menyampaikan:

1. Rincian Rencana Penggunaan Dana untuk kebutuhan mendesak dan riil

serta rincian sisa dana akun yang dimintakan TUP;

2. Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir;

3. Surat Pernyataan bahwa kegiatan yang dibiayai tersebut tidak dapat

dilaksanakan/dibayar melalui penerbitan SPM-LS.

i. SPM UP/Tambahan UP diterbitkan dengan menggunakan kode kegiatan untuk

rupiah murni 0000.0000.825111, pinjaman luar negeri 9999.9999.825112,

dan PNBP 0000.0000.825113;

j. penggantian UP, diajukan ke KPPN dengan SPM-GUP, dilampiri SPTB, dan

fotokopi SSP yang dilegalisasi oleh Pejabat Penguji Tagihan dan

Penandatangan SPM untuk transaksi yang menurut ketentuan harus dipungut

PPN dan PPh;

k. pembayaran yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran kepada satu

Penyedia Barang/Jasa tidak boleh melebihi Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta

rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium;

l. pengembalian pengeluaran anggaran yang telah terbit SP2Dnya pada tahun

anggaran berjalan disetorkan ke Kas Negara dengan menggunakan Surat

Setoran Pengembalian Belanja (SSPB).

Pasal 25

(1) Kewenangan pengesahan revisi DIPA dapat ditetapkan oleh DJPB dan/atau

Kepala Kanwil DJPB meliputi:

a. kesalahan administrasi;

b. perubahan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);

c. alokasi anggaran antar output atau penambahan/pengurangan output

Page 33: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 33 -

dalam satu kegiatan/program/jenis belanja;

d. volume keluaran pada output dengan memperhatikan kesesuaian

sasaran kegiatan dan/atau sasaran program tanpa mengubah alokasi

dana pada kegiatan/program/jenis belanja;

e. realokasi anggaran antar akun dalam satu kegiatan/program/jenis

belanja dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangi:

1. gaji dan berbagai tunjangan yang melekat pada gaji;

2. belanja untuk langganan listrik, telepon, gas, dan air;

3. pembayaran untuk berbagai tunggakan;

4. alokasi untuk dana pendamping PHLN; dan

5. belanja barang untuk pengadaan bahan makanan;

f. pencairan dana yang dibubuhi tanda bintang; dan

g. realokasi anggaran antar Satker yang tidak mengubah pagu

kegiatan/program/jenis belanja dalam satu DIPA pada provinsi yang

sama.

(2) Kewenangan revisi DIPA yang diputuskan pengesahannya setelah terlebih

dahulu mendapat persetujuan prinsip dari DJA melalui DJPB, menyangkut

perubahan:

a. Pagu masing-masing program;

b. Pagu masing-masing kegiatan;

c. Pagu masing-masing jenis belanja;

d. Pagu masing-masing unit organisasi;dan

e. Kegiatan dan Program.

Pasal 26

(1) Perubahan POK dapat dilakukan oleh Kepala Satker dan disampaikan kepada

Deputi terkait/Sestama untuk memperoleh persetujuan dengan

membubuhkan paraf pada angka 11 sebagaimana tersebut dalam format

Lampiran I.

(2) Bila diperlukan, Deputi/Sestama dapat minta pertimbangan ke Biro

Page 34: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 34 -

Perencanaan sebelum menyetujui usulan perubahan POK.

(3) Perubahan POK yang telah memperoleh persetujuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan kepada Sestama untuk memperoleh

pengesahan.

BAB IV

PENGADAAN BARANG/JASA

Pasal 27

(1) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa untuk pengadaan melalui Penyedia

Barang/Jasa terdiri atas:

a. KPA;

b. PPK;

c. ULP/Panitia Pengadaan;

d. Pejabat Pengadaan; dan

e. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

(2) PPK dapat dibantu oleh tim pendukung yang diperlukan untuk pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa.

Pasal 28

(1) KPA memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:

a. menetapkan Rencana Umum Pengadaan;

b. mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di

website BATAN;

c. menetapkan PPK;

d. menetapkan Pejabat Pengadaan;

e. menetapkan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;

f. menetapkan:

1. pemenang pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan

Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai di atas Rp.100.000.000.000,00

(seratus miliar rupiah); atau

Page 35: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 35 -

2. pemenang pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung

untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp.

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

g. mengawasi pelaksanaan anggaran;

h. menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

i. menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan Panitia

Pengadaan/Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat;

dan

j. mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen

Pengadaan Barang/Jasa.

(2) Selain tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam

hal diperlukan, KPA dapat:

a. menetapkan tim teknis; dan/atau

b. menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan pengadaan melalui

Sayembara/Kontes.

Pasal 29

(1) PPK memiliki tugas dan kewenangan sebagaimana dalam Pasal 12 :

(2) Untuk ditetapkan sebagai PPK harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. memiliki integritas;

b. memiliki disiplin tinggi;

c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk

melaksanakan tugas;

d. mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki keteladanan

dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat KKN;

e. menandatangani Pakta Integritas;

f. tidak menjabat sebagai pengelola keuangan; dan

g. memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa.

(3) Persyaratan manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c adalah:

a. berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (S1) dengan bidang

Page 36: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 36 -

keahlian yang sedapat mungkin sesuai dengan tuntutan pekerjaan;

b. memiliki pengalaman paling sedikit 2 (dua) tahun terlibat secara aktif

dalam kegiatan yang berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa; dan

c. memiliki kemampuan kerja secara berkelompok dalam pelaksanakan

setiap tugas/pekerjaan.

Pasal 30

ULP/Panitia Pengadaan

(1) ULP wajib dibentuk BATAN paling lama pada Tahun Anggaran 2014.

(2) Dalam hal ULP belum terbentuk, KPA menetapkan Panitia Pengadaan untuk

melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.

(3) Panitia Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), memiliki

persyaratan keanggotaan, tugas, dan kewenangan sebagaimana

persyaratan keanggotaan, tugas, dan kewenangan Kelompok Kerja ULP.

(4) Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dilakukan oleh Panitia Pengadaan.

(5) Keanggotaan Panitia Pengadaan wajib ditetapkan untuk:

a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya dengan nilai di atas

Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah);

b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah).

(6) Anggota Panitia Pengadaan berjumlah gasal beranggotakan paling sedikit 3

(tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan.

(7) Panitia Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat dibantu oleh

tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer).

(8) Paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai

paling tinggi Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dapat dilaksanakan oleh

Panitia Pengadaan atau 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan.

(9) Paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi

Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dapat dilaksanakan oleh Panitia

Pengadaan atau 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan.

(10) Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pengadaan.

Page 37: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 37 -

(11) Anggota Panitia Pengadaan memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas;

b. memahami pekerjaan yang akan diadakan;

c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas Panitia

Pengadaan yang bersangkutan;

d. memahami isi dokumen, metode, dan prosedur pengadaan;

e. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Pejabat yang menetapkan

sebagai anggota Panitia Pengadaan;

f. memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan

kompetensi yang dipersyaratkan; dan

g. menandatangani Pakta Integritas.

(12) Tugas dan kewenangan Panitia Pengadaan meliputi:

a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

b. menetapkan Dokumen Pengadaan;

c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;

d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website BATAN

dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan

ke Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk diumumkan

dalam Portal Pengadaan Nasional;

e. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau

pascakualifikasi;

f. melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap penawaran

yang masuk;

g. menjawab sanggahan;

h. menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:

1. Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi

Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau

2. Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket PengadaanJasa

Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.10.000.000.000,00

(sepuluh miliar rupiah);

Page 38: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 38 -

3. menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

kepada PPK;

4. menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

(13) Selain tugas dan kewenangan Panitia Pengadaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (12), dalam hal diperlukan Panitia Pengadaan dapat mengusulkan

kepada PPK:

a. perubahan HPS; dan/atau

b. perubahan spesifikasi teknis pekerjaan.

(14) Anggota Panitia Pengadaan berasal dari pegawai negeri, baik dari instansi

sendiri maupun instansi lain.

(15) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (14), anggota Panitia Pengadaan pada

instansi lain Pengguna APBN/APBD selain K/L/D/I atau Kelompok Masyarakat

Pelaksana Swakelola, dapat berasal dari bukan pegawai negeri.

(16) Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa bersifat khusus dan/atau memerlukan

keahlian khusus, Panitia Pengadaan dapat menggunakan tenaga ahli yang

berasal dari pegawai negeri atau swasta.

(17) Anggota Panitia Pengadaan dilarang duduk sebagai:

a. PPK;

b. Pengelola keuangan; dan

c. APIP, terkecuali menjadi Pejabat Pengadaan/anggota Panitia Pengadaan

untuk Pengadaan Barang/Jasa yang dibutuhkan instansinya.

Pasal 31

Pejabat Pengadaan

(1) Pejabat Pengadaan mempunyai tugas dan wewenang:

a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

b. menetapkan Dokumen Pengadaan

c. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau

pascakualifikasi;

d. menandatangani Pakta Integritas sebelum pelaksanaan pengadaan

dimulai;

Page 39: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 39 -

e. melakukan evaluasi administrasi, teknis, dan harga terhadap penawaran

yang masuk;

f. menetapkan Penyedia Barang/Jasa;

g. menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada

KPA;

h. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada Kepala;

dan

i. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pengadaan

Barang/Jasa kepada KPA.

(2) Selain tugas dan kewewenangan Pejabat Pengadaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dalam hal diperlukan Pejabat Pengadaan dapat mengusulkan

kepada PPK:

a. perubahan HPS; dan/atau

b. perubahan spesifikasi teknis pekerjaan.

(3) Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa bersifat khusus dan/atau memerlukan

keahlian khusus, Pejabat Pengadaan dapat menggunakan tenaga ahli yang

berasal dari pegawai negeri atau swasta.

(4) Pejabat Pengadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf d

merupakan personel yang menduduki jabatan Kepala Subbagian

Perlengkapan/Pengadaan Sarana atau personel lain yang ditunjuk, memenuhi

syarat, mempunyai kemampuan, dan mempunyai Sertifikat Keahlian

Pengadaan Barang/Jasa.

(5) Pejabat Pengadaan dapat ditunjuk untuk menetapkan Penyedia Barang/Jasa

untuk :

a. Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket

Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai

paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan/atau

b. Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan

Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah);

(6) Dalam hal Pejabat Pengadaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4)

berhalangan, penunjukan pelaksana harian (plh) jabatan struktural tersebut

Page 40: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 40 -

harus disertai dengan penunjukan sebagai pejabat pengadaan.

Pasal 32

Panitia Penerima Hasil Pekerjaan

(1) KPA menetapkan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

(2) Anggota Panitia Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari pegawai negeri, baik

dari instansi sendiri maupun instansi lain.

(3) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (2), anggota Panitia Penerima Hasil

Pekerjaan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD atau Kelompok

Masyarakat Pelaksana Swakelola dapat berasal dari bukan pegawai negeri.

(4) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a. memiliki integritas, disiplin, dan tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas;

b. memahami isi Kontrak;

c. memiliki kualifikasi teknis;

d. menandatangani Pakta Integritas; dan

e. tidak menjabat sebagai pengelola keuangan.

(5) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

mempunyai tugas dan kewenangan untuk:

a. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa

sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;

b. menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui

pemeriksaan/pengujian; dan

c. membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil

Pekerjaan.

(6) Dalam hal pemeriksaan barang/jasa memerlukan keahlian teknis khusus,

dapat dibentuk tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia

Penerima Hasil Pekerjaan.

(7) Tim/tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan oleh KPA.

(8) Dalam hal pengadaan Jasa Konsultansi, pemeriksaan pekerjaan sebagaimana

Page 41: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 41 -

dimaksud pada ayat (5) huruf a, dilakukan setelah berkoordinasi dengan

Pengguna Jasa Konsultansi yang bersangkutan.

Pasal 33

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui:

a. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

b. Swakelola; atau

c. Impor.

Pasal 34

(1) Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa wajib

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjalankan kegiatan/usaha;

b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis, dan manajerial

untuk menyediakan barang/jasa;

c. memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia

Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik

dilingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman

subkontrak;

d. ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi

Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

e. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang

diperlukan dalam Pengadaan Barang/ Jasa;

f. dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia

Barang/Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/kemitraan

yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili

kemitraan tersebut;

g. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha

Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang

pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil;

Page 42: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 42 -

h. memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk

Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi;

i. khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus

memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut:

SKP = KP – P

KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:

1. untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan

sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan

2. untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan

sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.

P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.

N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani

pada saat bersamaan selama kurun

waktu 5 (lima) tahun terakhir.

j. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya

tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas

nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang

dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia

Barang/Jasa;

k. sebagai wajib pajak sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT

Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23

(bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha

Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan.

l. secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada

Kontrak;

m. tidak masuk dalam Daftar Hitam;

n. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa

pengiriman; dan

o. menandatangani Pakta Integritas.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,

huruf h, dan huruf i dikecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa orang

Page 43: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 43 -

perorangan.

(3) Pegawai BATAN dilarang menjadi Penyedia Barang/Jasa, kecuali yang

bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan negara.

(4) Penyedia Barang/Jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan

kepentingan dilarang menjadi Penyedia Barang/Jasa.

Pasal 35

Pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan melalui Penyedia Barang/Jasa :

a. Penyedia Barang/Jasa Lainnya:

1. Pelelangan yang terdiri atas Pelelangan Umum dan Pelelangan

Sederhana;

2. Penunjukan Langsung;

3. Pengadaan Langsung; atau

4. Kontes/Sayembara.

b. Penyedia Pekerjaan Konstruksi:

1. Pelelangan Umum;

2. Pelelangan Terbatas;

3. Pemilihan Langsung;

4. Penunjukan Langsung; atau

5. Pengadaan Langsung.

c. Penyedia Jasa Konsultasi

1. Seleksi yang terdiri atas Seleksi Umum dan Seleksi Sederhana;

2. Penunjukan Langsung;

3. Pengadaan Langsung; atau

4. Sayembara.

d. Kontes/Sayembara dilakukan khusus untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa

Lainnya yang merupakan hasil industri kreatif, inovatif dan metode

pelaksanaan tertentu, budaya dalam negeri, proses dan hasil dari gagasan,

dan tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

e. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada

prinsipnya dilakukan melalui metode Pelelangan Umum dengan pasca

Page 44: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 44 -

kualifikasi dan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi pada prinsipnya

dilakukan melalui Metode Seleksi Umum.

f. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dilakukan melalui negosiasi teknis dan

biaya sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar dan secara

teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 36

(1) Swakelola merupakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaan

direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh Satker sebagai

penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok

masyarakat.

(2) Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan Swakelola meliputi:

a. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau

memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya manusia serta sesuai

dengan tugas Satker;

b. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi

langsung masyarakat setempat;

c. pekerjaan yang dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaan

tidak diminati oleh Penyedia Barang/Jasa;

d. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan

terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh Penyedia Barang/

Jasa akan menimbulkan ketidakpastian dan risiko yang besar;

e. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau

penyuluhan;

f. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) dan survei yang

bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang

belum dapat dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;

g. pekerjaan survei, pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah,

pengujian di laboratorium, dan pengembangan sistem tertentu;

h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi Satker yang bersangkutan;

i. pekerjaan industri kreatif, inovatif, dan budaya dalam negeri;

Page 45: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 45 -

j. penelitian dan pengembangan dalam negeri; dan/atau

k. pekerjaan pengembangan industri pertahanan, industri alutsista, dan

industri almatsus dalam negeri.

(3) Prosedur Swakelola meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, penyerahan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pekerjaan.

(4) Pengadaan melalui Swakelola dapat dilakukan oleh:

a. Satker Penanggung Jawab Anggaran;

b. Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola; dan/atau

c. Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola.

(5) KPA menetapkan jenis pekerjaan serta pihak yang akan melaksanakan

Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola.

Pasal 37

(1) Pengadaan Swakelola oleh Satker Penanggung Jawab Anggaran:

a. direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh Satker Penanggung

Jawab Anggaran; dan

b. mempergunakan pegawai sendiri, pegawai instansi lain dan/atau dapat

menggunakan tenaga ahli.

(2) Jumlah tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, tidak boleh

melebihi 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah keseluruhan pegawai

Satker yang terlibat dalam kegiatan Swakelola yang bersangkutan.

(3) Pengadaan Swakelola yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah lain Pelaksana

Swakelola dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. direncanakan dan diawasi oleh Satker Penanggung Jawab Anggaran; dan

b. pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Instansi Pemerintah yang bukan

Penanggung Jawab Anggaran.

(4) Pengadaan melalui Swakelola oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola

mengikuti ketentuan sebagai berikut:

a. direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh Kelompok Masyarakat

Pelaksana Swakelola;

b. sasaran ditentukan oleh Satker Penanggung Jawab Anggaran; dan

Page 46: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 46 -

c. pekerjaan utama dilarang untuk dialihkan kepada pihak lain (subkontrak).

Pasal 38

Pengadaan barang/jasa melalui impor sebagaimana dimaksud pada pasal 33

huruf c dapat dilaksanakan dengan:

a. dana APBN murni dapat dilakukan dengan LC/transfer; dan

b. bantuan luar negeri berupa bantuan teknik/hibah.

Pasal 39

(1) Pengadaan dengan dana APBN murni sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38

huruf a dapat dilaksanakan apabila:

a. Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri; b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri belum

memenuhi persyaratan; dan/atau

c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.

d. Penyedia Barang/Jasa yang melaksanakan pengadaan barang/jasa yang

diimpor langsung, semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan

yang ada di dalam negeri.

e. barang yang membutuhkan pelayanan purna jual harus mempunyai agen

resmi pemegang merek yang ditunjuk dan berkantor di Indonesia;

f. pengadaan dengan pembukaan LC/transfer dilaksanakan setelah

mendapat izin dari Kementerian Keuangan dan harus dilakukan melalui

Bank pemerintah dalam hal ini dilaksanakan oleh Biro Umum;

g. barang/bahan yang diimpor atas nama BATAN sepanjang digunakan

untuk keperluan keilmuan dapat diberikan pembebasan Bea Masuk dan

Pajak Impor.

(2) Bantuan luar negeri berupa bantuan teknik/hibah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 38 huruf b dilaksanakan melalui:

a. counterpart project yang dalam pelaksanaan harus berkoordinasi dan

menyampaikan rencana kegiatan/penerimaan barang/bahan kepada Unit

Kerja Eselon II yang bersangkutan;

Page 47: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 47 -

b. counterpart project melalui Unit Kerja Eselon II yang bersangkutan

menyampaikan rencana penerimaan barang/bahan kepada Biro Umum,

sebagai bahan untuk pengurusan pengeluaran barang/bahan dari

pelabuhan;

c. counterpart project setelah menerima barang segera melaporkan

mengenai kesesuaian kondisi dan spesifikasi barang kepada pemberi

bantuan dengan tembusan kepada Kepala Biro Perencanaan dan Kepala

Unit Kerja Eselon II yang bersangkutan; dan

d. barang yang diterima oleh counterpart project sebagaimana dimaksud

pada huruf c harus diserahkan kepada KPB yang bersangkutan dengan

berita acara serah terima.

(3) Kepala Unit Kerja Eselon II setelah menerima barang bantuan teknik/hibah

wajib menyampaikan laporan ke Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan

Masyarakat dengan tembusan ke Biro Umum tentang realisasi bantuan yang

telah diterima.

Pasal 40

Setiap Satker yang melaksanakan pengadaan barang impor, baik dengan

pembukaan LC maupun melalui bantuan teknik dan bantuan luar negeri lainnya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, harus sudah menyiapkan dana untuk

biaya pengurusan barang (inclaring cost).

Pasal 41

Setiap Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai dengan dana dalam negeri atau

dilakukan dengan pola kerja sama antara pemerintah dengan badan usaha, wajib

memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Page 48: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 48 -

Pasal 42

e-Anouncement

(1) KPA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa di masing-

masing Satker secara terbuka kepada masyarakat luas setelah rencana

kerja dan anggaran Satker disetujui oleh DPR.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling kurang berisi:

a. nama dan alamat Pengguna Anggaran;

b. paket pekerjaan yang akan dilaksanakan;

c. lokasi pekerjaan; dan

d. perkiraan besaran biaya.

(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dalam

website BATAN masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk

masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.

(4) Satker dapat mengumumkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

yang Kontraknya akan dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya/yang

akan datang.

(5) Penayangan pengumuman Pengadaan Barang/Jasa di surat kabar nasional

dan/atau provinsi, tetap dilakukan oleh Panitia Pengadaan di surat kabar

nasional dan/atau provinsi yang telah ditetapkan, sampai dengan

berakhirnya perjanjian/Kontrak penayangan pengumuman Pengadaan

Barang/Jasa.

(6) Portal Pengadaan Nasional dibangun dan dikelola oleh Lembaga Kebijakan

Penyediaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

(7) Satker wajib menayangkan rencana pengadaan dan pengumuman

pengadaan di website BATAN dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.

(8) Pengelola Website BATAN wajib menyediakan akses kepada LKPP untuk

memperoleh informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7).

Pasal 43

e-Procurement

(1) Satker wajib melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik untuk

sebagian/seluruh paket pekerjaan pada Tahun Anggaran 2012.

Page 49: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 49 -

(2) Satker mulai menggunakan e-Procurement dalam Pengadaan Barang/Jasa

disesuaikan dengan kebutuhan, sejak Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ditetapkan.

BAB V

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

Pasal 44

KPB bertanggung jawab dalam hal :

a. ketepatan penggunaan BMN yang berada dalam penguasaannya untuk

kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Satker yang dipimpin;

b. ketepatan pengamanan BMN yang berada dalam penguasaannya; dan

c. kebenaran pelaksanaan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan

BMN yang berada dalam penguasaannya.

Pasal 45

(1) BMN merupakan objek penatausahaan, yaitu semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lain yang sah.

(2) KPB wajib menyelenggarakan penatausahaan BMN meliputi pembukuan,

inventarisasi, dan pelaporan.

(3) KPB harus melakukan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar

Barang Kuasa Pengguna (DBKP) menurut penggolongan dan kodefikasi

barang.

(4) KPB harus menyimpan dokumen kepemilikan barang milik Negara selain

tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya.

(5) Kepala selaku Pengguna Barang memberi tugas kepada Kepala Biro Umum

untuk:

a. menginventarisasi BMN 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun;

b. menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada Pengelola Barang

paling lama 3 (tiga) bulan setelah selesainya inventarisasi; dan

c. menginventarisasi BMN berupa barang persediaan dan konstruksi dalam

pengerjaan (KDP) setiap tahun.

Page 50: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 50 -

(6) KPB harus menyusun Laporan Barang Kuasa Pengguna Semester (LBKPS)

dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) untuk disampaikan

kepada Pengguna Barang.

Pasal 46

(1) Penggunaan BMN berupa tanah dan/atau bangunan harus ditetapkan status

penggunaannya oleh Pengelola Barang.

(2) Penggunaan BMN selain tanah dan/atau bangunan harus ditetapkan status

penggunaannya oleh Pengelola Barang yaitu:

a. barang yang mempunyai bukti kepemilikan seperti sepeda motor, mobil,

kapal, dan pesawat terbang;

b. barang-barang yang dengan nilai perolehan di atas Rp.25.000.000,00

(dua puluh lima juta rupiah) per unit/satuan.

(3) Penggunaan BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan

sampai dengan Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) per

unit/satuan ditetapkan status penggunaannya oleh Pengguna Barang.

(4) KPB mengajukan usulan Penetapan Status Penggunaan BMN sebagai berikut:

a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan per paket usulan

sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 250.000.000,00 (dua ratus

lima puluh juta rupiah) ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan

Lelang (KPKNL);

2. di atas Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)

sampai dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ke

Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).

b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan per paket usulan

sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus

juta rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp.

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

Page 51: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 51 -

Pasal 47

(1) Pemanfaatan BMN dalam bentuk Sewa :

a. BMN yang dalam kondisi belum atau tidak digunakan oleh Pengguna

Barang;

b. jangka waktu Sewa BMN paling lama 5 (lima) tahun sejak ditandatangani

perjanjian dan dapat diperpanjang; dan

c. pembayaran uang Sewa dilakukan secara sekaligus paling lama pada saat

penandatanganan kontrak.

(2) KPB mengajukan usulan pemanfaatan BMN dalam bentuk Sewa sebagai

berikut:

a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan per paket usulan

sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 250.000.000,00 (dua ratus

lima puluh juta rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

b. selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan per paket usulan

sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus juta

rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp.

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

(3) Pemanfaatan BMN dalam bentuk Pinjam Pakai:

a. harus dalam kondisi belum/tidak digunakan oleh Pengguna Barang untuk

penyelenggraan tugas dan fungsi Pemerintahan;

b. jangka waktu peminjaman BMN paling lama 2 (dua) tahun sejak

ditandatangani perjanjian Pinjam Pakai dan dapat diperpanjang;

c. pemeliharaan dan segala biaya yang timbul selama masa pelaksanaan

Pinjam Pakai menjadi tanggung jawab peminjam;

d. setelah masa Pinjam Pakai berakhir, peminjam harus mengembalikan BMN

Page 52: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 52 -

yang dipinjam dalam kondisi sebagaimana yang dituangkan dalam

perjanjian.

(4) KPB mengajukan usulan pemanfaatan BMN dalam bentuk Pinjam Pakai

sebagai berikut:

a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan per paket usulan

sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 250.000.000,00 (dua ratus

lima puluh juta rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp. 500.000.000,00 (lima raus juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

b. selain tanah dan/atau bangunan nilai perolehan per paket usulan sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus juta

rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp.

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

(5) Pemanfaatan dalam bentuk Kerjasama

a. tidak mengubah status BMN yang menjadi objek Kerjasama Pemanfaatan;

b. jangka waktu Kerjasama Pemanfaatan paling lama 30 (tiga puluh) tahun

sejak ditandatangani perjanjian dan dapat diperpanjang;

c. penentuan besaran kontribusi tetap atas BMN selain tanah dan/atau

bangunan ditetapkan oleh Pengguna Barang dengan persetujuan

Pengelola BMN;

d. pembayaran kontribusi tetap dilakukan pada saat ditandatangani

perjanjian Kerjasama Pemanfaatan, dan kontribusi tahun berikutnya harus

dilakukan paling lama tanggal 31 Maret setiap tahun sampai berakhirnya

perjanjian Kerjasama Pemanfaatan dengan penyetoran ke rekening Kas

Umum Negara.

(6) KPB mengajukan usulan pemanfaatan BMN dalam bentuk Kerjasama sebagai

berikut:

a. tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan per paket usulan

sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 250.000.000,00 (dua ratus

Page 53: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 53 -

lima puluh juta rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ke DJKN.

b. selain tanah dan/atau bangunan nilai perolehan per paket usulan sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus juta

rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp.

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

Pasal 48

(1) Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengguna (DBP) dan/atau Daftar

Barang Kuasa Pengguna (DBKP) dilakukan dalam hal BMN dimaksud sudah

tidak berada dalam penguasaan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna

Barang (KPB) karena salah satu hal sebagai berikut :

a. Penyerahan BMN kepada Pengelola Barang;

b. Pengalihan status penggunaan BMN selain tanah dan/atau bangunan

kepada Pengguna Barang lain;

c. Pemindahtanganan BMN selain tanah dan/atau bangunan kepada pihak

lain;

d. Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan Hukum tetap dan

sudah tidak ada upaya hukum lainnya, atau menjalankan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

e. Pemusnahan; dan/atau

f. Sebab-sebab lain yang secara normal dapat diperkirakan wajar menjadi

penyebab penghapusan antara lain: hilang, kecurian, terbakar, susut,

menguap, mencair, terkena bencana alam, kadaluarsa, dan mati/cacad

berat/tidak produktif untuk tanaman/hewan/ternak, serta terkena

dampak terjadinya force majeure.

(2) Pengguna Barang menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan setelah

mendapat persetujuan dari Pengelola Barang.

(3) Pengguna Barang memproses penghapusan BMN yang ditindaklanjuti dengan

Page 54: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 54 -

Pemindahtanganan melalui KPKNL.

(4) Penghapusbukuan BMN dari daftar barang KPB melalui SIMAK BMN setelah

adanya:

a. Risalah Lelang untuk penghapusan BMN yang ditindaklanjuti dengan

pemindahtanganan.

b. Berita Acara Serah Terima Barang untuk penghapusan BMN yang tidak

ditindaklajuti dengan pemindahtanganan:

c. Berita Acara Pemusnahan untuk penghapusan BMN yang selain huruf a

dan huruf b.

(5) Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Penghapusan

BMN kepada Pengelola Barang paling lama 1 (satu) bulan setelah proses

Penghapusan.

(6) Penghapusan BMN yang ditindaklanjuti Pemindahtanganan, KPB mengajukan

usulan sebagai berikut:

a. tanah dan/atau bangunan nilai perolehan per paket usulan sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 250.000.000,00 (dua ratus

lima puluh juta rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

b. selain tanah dan/atau bangunan nilai perolehan per paket usulan sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus

juta rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp.

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

(7) Penghapusan BMN yang tidak ditindaklanjuti dengan Pemindahtanganan, KPB

mengajukan usulan sebagai berikut:

a. tanah dan/atau bangunan nilai perolehan per paket usulan sebesar:

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 250.000.000,00 (dua ratus

lima puluh juta rupiah) ke KPKNL;

2. di atas Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

b. selain tanah dan/atau bangunan nilai perolehan per paket usulan sebesar:

Page 55: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 55 -

1. Rp. 0,00 (nol rupiah) sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus

juta rupiah) ke KPKNL

2. di atas Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sampai dengan Rp.

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) ke Kanwil DJKN.

BAB VI

LAPORAN KEUANGAN, BARANG MILIK NEGARA, DAN KEGIATAN

Pasal 49

(1) Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN, setiap entitas

akuntansi (UAKPA, UAPPA-W, UAPPA-E1, dan UAPA) wajib

menyelenggarakan SAI dan menyusun laporan keuangan setiap bulan,

triwulan, semester, dan tahunan.

(2) Laporan Keuangan disusun dan disampaikan oleh UAKPA kepada UAPPA-W

Bandung untuk satuan kerja PTNBR, kepada UAPPA-W Yogyakarta untuk

satuan kerja STTN dan PTAPB, dan kepada Sestama (melalui Biro Umum)

untuk seluruh UAKPA setelah dilakukan Rekonsiliasi dengan KPPN sebagai

bahan konsolidasi dan bahan pengawasan atas penyelenggaraan SAI.

(3) Laporan Keuangan UAPPA-W disusun, direkonsiliasi dengan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan disampaikan kepada UAPPA-E1

sebagai bahan konsolidasi.

(4) Laporan Keuangan UAPPA-E1 disusun, direkonsiliasi dengan Direktorat

Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan,

dan disampaikan kepada UAPA sebagai bahan konsolidasi.

(5) Laporan Keuangan UAPA disusun, direkonsiliasi dengan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, direviu

oleh inspektorat, dan disampaikan kepada Menteri Keuangan serta Badan

Pemeriksa Keuangan.

(6) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat

(5) disampaikan tepat waktu sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan

Page 56: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 56 -

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

(7) Dalam rangka penyelenggaraan SAI wajib dibentuk dan ditunjuk suatu unit

akuntansi keuangan sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan dalam

PMK Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Laporan Keuangan

diatur dengan Prosedur SAI yang diterbitkan oleh Sestama.

Pasal 50

(1) UAKPB wajib membuat Laporan BMN per semester berdasarkan dokumen

sumber yang diterima dari Bendahara Pengeluaran berupa fotokopi SPM

(yang telah diterbitkan SP2D nya), SP2D, dokumen pengadaan barang yang

diterima dari unit pengadaan dan/atau dokumen sumber lainnya.

(2) UAKPB menyampaikan data transaksi BMN ke Unit Akuntansi Keuangan

(UAK) paling lama tanggal 5 (lima) bulan berikutnya untuk penyusunan

neraca tingkat UAKPA.

(3) UAKPB membuat dan menyampaikan laporan barang persediaan ke UAKPA

paling lama 5 (lima) hari setelah berakhirnya semester untuk penyusunan

neraca tingkat UAKPA.

(4) UAKPB wajib membuat dan menyampaikan laporan BMN setiap semester dan

laporan BMN tahunan beserta ADK ke Biro Umum selaku pelaksana UAPPB-

E1, paling lama 10 (sepuluh) hari setelah berakhirnya semester dan tahun

anggaran.

(5) Biro Umum selaku pelaksana UAPPB-E1 wajib membuat dan menyampaikan

laporan BMN per semester dan tahunan ke DJKN.

(6) Sestama sebagai UAPPB-E1 harus melakukan pemutakhiran data BMN setiap

akhir tahun anggaran dengan DJKN.

(7) Setiap Satker harus melakukan Rekonsiliasi Internal antara UAKPB dengan

UAKPA setiap bulan sebelum tanggal penyampaian laporan keuangan ke

KPPN.

(8) Setiap Satker harus melakukan Rekonsiliasi antara UAKPB dan UAKPA setiap

Page 57: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 57 -

Semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Kuasa Pengguna ke

KPKNL.

(9) Kepala PTNBR selaku UAPPB-W Bandung dan Kepala PTAPB selaku UAPPB-W

Yogyakarta harus melakukan Rekonsiliasi antara UAPPB-W dan UAPPA-W

setiap Semester sebelum tanggal penyampaian Laporan Barang Pengguna

Wilayah ke Kanwil DJKN.

(10) Biro Umum selaku pelaksana UAPPB-E1 harus melaksanakan Rekonsiliasi

antara UAPPB-EI dan UAPPA-E1 setiap Semester sebelum tanggal

penyampaian Laporan Barang Penguna Eselon I ke DJKN.

(11) Biro Umum selaku pelaksana UAPB harus melakukan Rekonsiliasi antara

UAPB dan UAPA setiap Semester sebelum tanggal penyampaian Laporan

Pengguna ke DJKN.

Pasal 51

(1) Laporan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan dilaksanakan

dalam rangka Anggaran Berbasis Kinerja dan Akuntabilitas.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Kepala Unit

Kerja Eselon II, dengan pengaturan sebagai berikut :

a. Laporan Realisasi Anggaran Bulanan dengan menggunakan program

aplikasi SIPL ke Biro Perencanaan paling lama setiap akhir bulan;

b. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Unit Kerja triwulan ke Biro Perencanaan

dengan tembusan Deputi terkait/ Sestama, paling lama 10 (sepuluh) hari

setelah triwulan bersangkutan berakhir, menggunakan format

sebagaimana tersebut dalam lampiran XIII dilengkapi dengan lampiran

XIII.a s.d. XIII.k;

c. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Unit Kerja tahunan ke Biro Perencanaan

dengan tembusan kepada Deputi terkait/ Sestama, paling lama 30 (tiga

puluh) hari setelah tahun bersangkutan berakhir, menggunakan format

sebagaimana tersebut dalam lampiran XV dilengkapi dengan lampiran

XIII.a s.d. XIII.k lampiran XIV dan XIV.a s.d. XIV.c disertai dengan berkas

elektronik;

Page 58: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 58 -

d. Kumpulan Laporan Teknis Litbangyasa (sebagai contoh format yang

terdapat pada lampiran I Peraturan Kepala BATAN Nomor

177/KA/XII/2008 tentang Panduan Penelitian dan Pengembangan Untuk

Pembinaan Jabatan Fungsional Peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional) ke

Biro Perencanaan pada setiap akhir tahun, paling lama 30 (tiga puluh)

hari setelah tahun bersangkutan berakhir;

e. Laporan pelaksanaan kegiatan triwulan sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, secara berjenjang kepada

Deputi terkait/Sestama dan ke Biro Perencanaan, paling lama 5 (lima)

hari kerja setelah triwulan bersangkutan berakhir menggunakan program

aplikasi yang dikeluarkan oleh BAPPENAS;

f. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) secara berjenjang

kepada Deputi terkait/Sestama dengan tembusan ke Biro Perencanaan,

paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah tahun bersangkutan berakhir,

menggunakan format sebagaimana tersebut dalam lampiran XV;

g. Laporan Kinerja (LKj) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8

Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

secara berjenjang kepada Deputi terkait/Sestama dan ke Biro

Perencanaan, paling lama 10 (sepuluh) hari setelah tahun bersangkutan

berakhir, menggunakan format sebagaimana tersebut dalam lampiran

XVI.

BAB VII

PENGAWASAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN

Pasal 52

Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dan anggaran dilakukan secara:

a. eksternal oleh:

1. Badan Pemeriksa Keuangan RI;

2. Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan.

b. internal oleh:

1. Kepala BATAN;

Page 59: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 59 -

2. Deputi terkait/Sestama;

3. Kepala Satker;

4. Inspektorat.

Pasal 53

(1) Kepala melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan

dan anggaran.

(2) Deputi/Sestama melakukan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan

kegiatan unit kerja Eselon II dilingkungannya.

(3) Kepala Satker melakukan pengawasan anggaran melalui pemeriksaan kas

bendahara sekurang - kurangnya 1 (satu) bulan sekali.

(4) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat dalam Berita Acara

Pemeriksaan Kas.

(5) Pengendalian kegiatan dilaksanakan oleh pejabat struktural dan pejabat

fungsional berwenang pada setiap unit organisasi secara berkala sesuai

dengan ukuran, kompleksitas dan sifat, tugas, dan fungsi.

(6) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (5), meliputi:

a. reviu atas Kinerja Unit Kerja;

b. pembinaan sumber daya manusia;

c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;

d. pengendalian fisik aset;

e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;

f. pemisahan fungsi;

g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;

h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;

i. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;

j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan

k. dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi

dan kejadian penting.

(7) Pemisahan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf f mencakup

seluruh aspek utama transaksi atau kejadian, tidak dikendalikan oleh 1 (satu)

Page 60: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 60 -

orang.

Pasal 54

(1) Pengawasan oleh Inspektorat terhadap Satker dilaksanakan berdasarkan

surat tugas dari Kepala.

(2) Satker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan semua

dokumen yang diperlukan.

(3) Pengawasan dilaksanakan sesuai dengan norma dan standar pemeriksaan

yang telah ditentukan.

Pasal 55

(1) Ruang lingkup pengawasan meliputi pengawasan sebelum pelaksanaan (Pre-

Audit), pengawasan pada saat pelaksanaan (Current Audit) dan pengawasan

setelah pelaksanaan (Post Audit).

(2) Pengawasan sebelum pelaksanaan (Pre-Audit) sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) mencakup:

a. perencanaan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi;

b. perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia; dan

c. perencanaan yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.

(3) Pengawasan pada saat pelaksanaan (Current Audit) dan pengawasan setelah

pelaksanaan (Post Audit) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. pelaksanaan tugas dan fungsi;

b. aspek sumber daya manusia;

c. aspek keuangan meliputi pengelolaan dan penatausahaan keuangan

negara penerimaan dan pengeluaran;

d. aspek sarana dan prasarana meliputi pengelolaan dan penatausahaan

BMN;

e. proses pengadaan Barang/Jasa; dan

f. aspek metode kerja.

Page 61: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 61 -

Pasal 56

Inspektorat melakukan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) unit kerja.

Pasal 57

Atas perintah Kepala, Inspektorat menindaklanjuti pengaduan masyarakat yang

berkaitan dengan masalah atau penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan dan

anggaran.

Pasal 58

(1) Inspektorat menyampaikan LHA, LHR dan LHE kepada Kepala.

(2) Kepala menyampaikan LHA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada

Kepala Satker selaku auditan dengan tembusan kepada Deputi terkait/

Sestama, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

(3) Kepala menyampaikan LHE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada

Kepala Satker selaku evaluatan dengan tembusan kepada Deputi

terkait/Sestama, BPKP, dan Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.

Pasal 59

(1) Satker wajib melakukan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan sesuai

dengan rekomendasi dalam LHA, disampaikan kepada Kepala dengan

tembusan kepada Inspektorat.

(2) Dalam melakukan tindaklanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Deputi

terkait/Sestama melakukan pembinaan dan pemantauan atas temuan hasil

pemeriksaan sesuai dengan rekomendasi dalam LHA.

Pasal 60

Reviu atas Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Tahunan BATAN dilaksanakan

Page 62: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 62 -

oleh Inspektorat, sebelum laporan tersebut disampaikan oleh Kepala kepada

Menteri Keuangan dengan tembusan ke BPK.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 61

Penyusunan dan pelaksanaan APBN di BATAN selain mengikuti peraturan ini wajib

mengikuti peraturan:

a. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali

diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010.

b. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

c. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor

332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung

Negara.

d. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor

257/KPTS/M/2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

e. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor

349/KPTS/M/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa

Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan).

Pasal 62

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala BATAN Nomor

161/KA/XII/2006 tentang Pedoman Penyusunan dan Pelaksanan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara BATAN dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 63

Page 63: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

- 63 -

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Kepala BATAN ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Desember 2010

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 28 Januari 2011

MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA,

-ttd-

PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 21

Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Biro Kerja Sama, Hukum,

dan Hubungan Masyarakat,

Ferhat Aziz

Page 64: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN I PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN TA 2011

Satuan Kerja : (xxxxxx) xxxxxxxxxxxxxx (1)

No Kode Uraian

Perhitungan TA 2010 SD/ CP

KP/KD/DK/TP

Cara Pengadaan/Pelaksanaan

Kebutuhan Dana Perkiraan

dana yang tidak

dapat ditarik

Total Volume Harga

Satuan Jumlah Biaya Kontraktual Non

Kontraktual JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

A xxxx.xx.xx xxxxxxxxxxxxxxxx (2) 999.999 xxxxxx 9.999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999

1 xxxx xxxxxxxxxxxxxxxx (3) 999.999 xxxxxx 9.999.999.999 xx 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 (xx.xx) xxxxxxxxx (4)

xxxxxxxxxxxxxxxx (5)

a xxxx xxxxxxxxxxxxxxxx (6) 999.999 xxxxxx 9.999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 xxxx.xx.xxx xxxxxxxxxxxxxxxx (7) 999.999 xxxxxx 9.999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 xxx xxxxxxxxxxxxxxxx (8) 999.999 xxxxxx 9.999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 xx xxxxxxxxxxxxxxxx (9) 999.999 xxxxxx 9.999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999

xxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxx (10) 999.999 xxxxxx 9.999.999.999 xx 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 (KPPN.xxx-xxxxxxxx) (11)

Rincian Belanja 999.999 xxxxxx 9.999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999

(12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

9.999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999

JUMLAH LESELURUHAN (A+B)

Pejabat Eselon I Kementerian Negara/Lembaga,

xxxxxxxxxxxxxxxxx (22)

NIP xxxxxxxxxxxxxxx (23)

Kuasa Pengguna Anggaran,

Xxxxxxxxxxxxxxxxx (24)

NIP xxxxxxxxxxxxxxx (25)

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 65: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

CARA PENGISIAN PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK)

Halaman ini berisi informasi mengenai rincian kegiatan/belanja pada setiap Satuan Kerja. Pada Aplikasi POK TA 2011 pengisian data dilakukan mengikuti prinsip single entry, baik secara otomatis maupun manual karena sudah terintegrasi dengan aplikasi RKAKL-DIPA. Data yang diperoleh secara otomatis adalah data yang sudah tersedia melalui aplikasi RKAL-DIPA, data tersebut adalah:

(1) Diisi dengan kode satker diikuti dengan uraian satker

(2) Diisi dengan kode Kementerian Negara/Lembaga, Unit Organisasi dan Program diikuti dengan uraian program

(3) Diisi dengan kode uraian kegiatan

(4) Diisi dengan kode dan uraian lokasi kabupaten/kota

(5) Diisi dengan uraian Indikator Kinerja Kegiatan

(6) Diisi dengan kode kegiatan, outpot diikuti dengan uraian output

(7) Diisi dengan kode kegiatan, output dan sub output diikuti dengan uraian Suboutput

(8) Diisi dengan kode dan uraian komponen input

(9) Diisi dengan kode dan uraian Sub Komponen Input

(10) Diisi dengan kode dan uraian Akun

(11) Diisi dengan kode dan nama KPPN

(12) Diisi dengan volume setiap rincian belanja

(13) Diisi dengan harga satuan setiap rincian belanja

(14) Diisi dengan jumlah biaya dengan rumus = (harga satuan x volume)

(15) Diisi dengan Sumber Dana/Cara Penarikan (RM; RMP; PHLN; PNBP/PP; PLRK; LC)

(16) Diisi dengan kode kewengan (KP, KD, DK, TP atau UB)

(20) Diisi dengan jumlah perkiraan dana yang tidak dapat ditarik

(21) Diisi dengan total kebutuhan dana untuk bulan januari sampai dengan Desember yang dirinci berdasarkan program, kegiatan, output, sub output, komponen input, sub komponen input, akun, dan rincian belanja

(22) Diisi dengan nama Pejabat Eselon I Satker bersangkutan (optional sesuai dengan kebijakan masing-masing K/L)

(23) Diisi dengan NIP Pejabat Eselon I Satker yang bersangkutan (optional sesuai dengan kebijakan masing-masing K/L)

(24) Diisi dengan Nama Pejabat KPA

(25) Diisi dengan NIP Pejabat KPA

Beberapa jenis data belum tersedia pada aplikasi RKAKL-DIPA sehingga harus dientry secara manual yaitu sebagai berikut:

(17) Diisi dengan besaran alokasi pagu untuk pengadaan/pelaksanaan yang dilakukan secara Kontraktual

(18) Diisi dengan besaran alokasi pagu untuk pengadaan/pelaksanaa yang dilakukan secara Non Kontraktual

(19) Diisi dengan jumalh kebutuhan dana yang diperlukan sesuai bulan yang bersangkutan yang dirinci berdasarkan program, kegiatan, output, sub output, komponen input, sub komponen input, akun dan rincian belanja

Page 66: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN II PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI

Pada hari ini ……………………. tanggal …...... bulan ………. tahun ………, kami selaku Kuasa Pengguna Anggaran telah

melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo Buku Kas Umum sebesar Rp………. Dan Nomor Bukti terakhir Nomor ……………

Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut: I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara

A. Saldo Kas Bendahara:

1. Saldo BP Kas (Tunai dan Bank) Rp.………………..

B. Saldo Kas tersebut pada huruf A terdiri dari: 1. Saldo BP RP ……………….. 2. Saldo BP Rp.……………….. 3. Saldo BP Lain-lain Rp.……………….. (+)

4. Jumlah (B.1 + B.2 + B.3) Rp.…………………..

C. Selisih Pembukuan (A.1 – B.4) Rp. ……………………..

II. Hasil Pemeriksaan Kas A. Kas yang dikuasai Bandahara

1. Uang tunai di Brankas Bendahara Rp ……………………. 2. Uang di Rekening Bendahara Rp.……………………. (+)

3. Jumlah Kas Rp……………………..

III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)

A Pembukuan menurut Bendahara 1. Penerimaan yang telah disetorkan Rp……………….. 2. Penerimaan yang belum disetorkan Rp……………….. (+)

3. Jumlah (A.1 + A.2) Rp……………………..

B. Pembukuan menurut UAKPA Rp……………………..

C. Selisih Pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A.1 –B) Rp……………………..

IV Penjelasan atas Selisih

A. Slisih Kas (II.B) ……………………………………………………………………………………………………… B. Selisih Pembukuan ……………………………………………………………………………………………………… Yang diperiksa Bendahara Pengeluaran, Nama …………………. NIP ………………......

Yang memeriksa Kuasa Pengguna Anggaran, Nama ……………….. NIP …………………..

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 67: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN III PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI

Pada hari ini ……………………. tanggal …...... bulan ………. tahun ………, kami selaku Kuasa Pengguna Anggaran telah

melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo Buku Kas Umum sebesar Rp………. Dan Nomor Bukti terakhir Nomor ……………

Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut: I. Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara

A. Saldo Kas Bendahara:

1. Saldo BP Kas (Tunai dan Bank) Rp.……………….. 2. Saldo BP BPP Rp…………………

3. Saldo BP UM Perjadin Rp………………… (+)

4. Jumlah (A.1 + A.2 +A.3) Rp…………………..

B. Saldo Kas tersebut pada huruf A terdiri dari: 1. Saldo BP UP RP ……………….. 2. Saldo BP LS-Bendahara Rp.………………..

3. Saldo BP Pajak Rp………………… 4. Saldo BP Lain-lain Rp.……………….. (+)

5. Jumlah (B.1 + B.2 + B.3 + B.4) Rp.…………………..

C. Selisih Pembukuan (A.4 – B.5) Rp. ……………………..

II. Hasil Pemeriksaan Kas A. Kas yang dikuasai Bandahara

1. Uang tunai di Brankas Bendahara Rp …………………….

2. Uang di Rekening Bendahara Rp.……………………. (+)

3. Jumlah Kas (A.1 + A.2) Rp……………………..

B Selisih kas (I.A.1 – II.A.3) Rp………………………

III. Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)

A Pembukuan UP menurut Bendahara 1. Saldo UP Rp………………..

2. Kuitansi UP yang belum di SP2D kan Rp……………….. (+)

3. Jumlah UP dan Kuitansi UP (A.1 + A.2) Rp……………………..

B. Pembukuan UP menurut UAKPA Rp……………………..

C. Selisih UP Pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A3 – B) Rp……………………..

IV Penjelasan atas Selisih

A. Slisih Kas (II.B) ………………………………………………………………………………………………………

B. Selisih Pembukuan UP (III.C) ……………………………………………………………………………………………………… Yang diperiksa Bendahara Pengeluaran, Nama ………………….

NIP ………………......

Yang memeriksa Kuasa Pengguna Anggaran, Nama ………………..

NIP …………………..

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 68: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN IV PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN Tanggal: (1) Nomor: (2)

Sifat Pembayaran (3)

Jenis Pembayaran (4)

1. Departemen/Lembaga : (5) 2. Unit Organisasi : (6) 3. Satker/SKS : (7) 4. Lokasi : (8) 5. Tempat : (9)

6. Alamat : (10) 7. Kegiatan : (11) 8. Kode Kegiatan : (12) 9. Kode Fungsi, Sub Fungsi, Program : (13) 10. Kewenangan Pelaksanaan : (14)

Kepada Yth. Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar Satker ……………………… (15) ……………….. Di ………………… (16) ………………… Berdasarkan DIPA (17) ………… Nomor : (18) …….... tanggal ….. (19)…. Bersama ini kami ajukan

permintaan pembayaran sebagai berikut: 1. Jumlah pembayaran yang dimintakan : denga angka : (20)

dengan huruf : (21) 2. Untuk keperluan : (22) 3. Jenis belanja : (23) 4. Atas Nama : (24) 5. Alamat : (25)

6. Mempunyai rekening : (26) Nomor rekening : (27)

7. Nomor dan tanggal SPK/kontrak : (28) 8. Nilai SPK/Kontrak : Rp. (29)

9. Dengan Penjelasan

No Urut

I. Keg. Sub Keg. Dan Akun Bersangkutan

II. Semua Kode Kegiatan Dalam DIPA/ (30)……

Pagu Dalam Dipa/

(31)….. (Rp)

SPP/SPM sd. Yang Lalu

(Rp)

SPP ini

(Rp)

Jumlah sd. SPP Ini

(Rp)

Sisa Dana

(Rp)

1 2 3 4 5 6= 4+5 7

I. Kegiatan, Sub Kegiatan, Akun

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

Jumlah I (38) (39) (40) (41) (42)

II. Semua Kegiatan (43)

(44)

(45)

(46)

(47

(48)

Jumlah II (49) (50) (51) (52) (53)

Uang Persediaan

LAMPIRAN Dokumen Surat Bukti STS….(56)…..Lembar Pendukung: … (54) Pengeluaran (55) …..Lembar

Diterima oleh penguji SPP/penerbit SPM ………., tanggal seperti diatas

Satker …………(57) Pejabat Pembuat Komitmen Pada tanggal (58) Satker …….. (59)………….

NIP NIP

Page 69: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

DAFTAR RINCIAN PERMINTAAN PEMBAYARAN

1. Kementerian/Lembaga : ( )

2. Unit Organisasi : ( )

3. Lokasi : ( )

4. Kantor/Satuan Kerja : ( )

5.Alamat : ( )

Jenis SPP

1. GUP

2. GUP Nihil

6. DIPA Nomor :

Tanggal :

7. Kode Kegiatan :

Pagu Sub Kegiatan

Rp.

8. Kode Sub Kegiatan :

9. Tahun Anggaran :

10. Bulan :

No

Urut

Bukti Pengeluaran Jumlah Kotor

Yang dibayarkan

(Rp)

Tanggal

Nomor Bukti

Pembukuan

Nama Penerima dan

Keperluan

NPWP AKUN

Jumlah Lampiran :

Lembar

Jumlah SPP ini (Rp)

SPM/SPP sebelum SPP ini di atas beban sub

kegiatan ini

Jumlah sd. SPP ini atas beban sub kegiatan ini

……….., …………………………

a.n. Kuasa Pengguna Anggaran

Pejabat Pembuat Komitmen

Nama

NIP/NRP

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 70: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi tanggal Penerbitan SPP

(2) Diisi nomor Penerbitan SPP

(3) Dipilih salah satu:1 = UP, 2 = TUP, 3 = GUP, 4 = LS, 5 = GU Nihil, 6 = GU

Pengganti RK (untuk GU Nihil Rekening Khusus satker, satu SPP diterbitkan 2 SPM

yaitu: SPM Nihil dan SPM Pengganti)

(4) Dipilih salah satu:1 = Pengeluaran Anggaran (PA), 2 = Pengembalian Uang Mata

Anggaran (PUMA), 3 = PFK, 4 = Peng. Transito, 5 = Perh. RK, 6 = Pembetulan

Pembukuan

(5) Diisi nama dan kode Kementerian/lembaga yang bersangkutan

(6) Diisi nama dan kode Unit Eselon I Kementerian/ lembaga yang bersangkutan

(7) Diisi nama dan kode satker yang bersangkutan

(8) Diisi nama dan kode Provinsi satker yang bersangkutan

(9) Diisi nama dan kode kota/ kabupaten satker yang bersangkutan

(10) Diisi alamat satker yang bersangkutan

(11) Diisi nama kegiatan yang bersangkutan

(12) Diisi kode kegiatan yang bersangkutan

(13) Diisi kode fungsi, sub fungsi dan program yang bersangkutan

(14) Diisi kode: (KD) untuk Kantor Daerah, (KP) Kantor Pusat, (DK) Dekonsentrasi, (PB)

Pembantuan, (DS) Desentralisasi .

(15) Diisi nama satker yang bersangkutan

(16) Diisi nama kota/ kabupaten satker yang bersangkutan

(17) Diisi jenis dokumen anggaran yang digunakan (DIPA/ DIPP/ SKPA/ SKO atau

dokumen yang disamakan)

(18) Diisi nomor dokumen anggaran yang digunakan (DIPA/ DIPP/ SKPA/ SKO atau

dokumen yang disamakan)

(19) Diisi tanggal penerbitan dokumen anggaran

(20) Diisi jumlah dana yang diminta dengan angka

(21) Diisi jumlah dana yang diminta dengan huruf

(22) Diisi keperluan pembayaran

(23) Diisi jenis belanja bersangkutan (belanja pegawai/ belanja barang/ belanja modal/

dst)

(24) Diisi nama pihak penerima pembayaran

(25) Diisi alamat pihak penerima pembayaran

(26) Diisi nama Bank tempat rekening pihak penerima pembayaran

(27) Diisi nomor rekening pihak penerima pembayaran

(28) Diisi nomor dan tanggal SPK/ kontrak yang diajukan pembayaran oleh pihak ketiga

(LS)

(29) Diisi nilai SPK/ kontrak yang diajukan pembayaran oleh pihak ketiga (LS)

(30) Diisi sama dengan nomor 17

(31) Diisi sama dengan nomor 17

Page 71: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

(32) Diisi kode kegiatan, sub kegiatan dan AKUN yang bersangkutan

(33) Diisi angka pagu masing-masing AKUN dalam satu kegiatan

(34) Diisi akumulasi nilai SPP/ SPM yang telah diajukan

(35) diisi dengan nilai SPP yang diajukan saat ini

(36) Diisi penjumlahan nilai kolom 4 dan kolom 5

(37) Diisi hasil pengurangan nilai kolom 3 dengan kolom 6

(38) Diisi jumlah nomor urut I pada kolom 3

(39) Diisi jumlah nomor urut I pada kolom 4

(40) Diisi jumlah nomor urut I pada kolom 5

(41) Diisi jumlah nomor urut I pada kolom 6

(42) Diisi jumlah nomor urut I pada kolom 7

(43) Diisi kode semua kegiatan dalam DIPA/ DIPP/ SKPA/ SKO atau

dokumen yang disamakan.

(44) Diisi pagu semua kegiatan dalam dokumen anggaran (DIPA/ DIPP/ SKPA/

SKO atau dokumen yang disamakan)

(45) Diisi kumulatif jumlah semua kegiatan sampai dengan SPP ini

(46) Diisi dengan nilai SPP yang diajukan saat ini

(47) Diisi jumlah kumulatif seluruh kegiatan

(48) Diisi sisa dana seluruh kegiatan

(49) Diisi jumlah nomor urut II pada kolom 3

(50) Diisi jumlah nomor urut II pada kolom 4

(51) Diisi jumlah nomor urut II pada kolom 5

(52) Diisi jumlah nomor urut II pada kolom 6

(53) Diisi jumlah nomor urut II pada kolom 7

(54) Diisi jumlah lampiran dokumen pendukung yang diperlukan

(55) Diisi jumlah surat bukti pengeluaran yang diperlukan

(56) Diisi jumlah lampiran surat tanda setoran (SSP/ SSBP)

(57) Diisi nama satker penguji SPP/penerbit SPM

(58) Diisi tanggal penerimaan SPP

(59) Diisi nama satkerpenguji SPP/ penerbit SPM

Page 72: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN V PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

KUITANSI UP

TA: (1) Nomor Bukti: (2) AKUN: (3)

KUITANSI/ BUKTI PEMBAYARAN Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran/Pembuat Komitmen Satker……(4)……………….. Jumlah uang : Rp. ……(5)………….. Terbilang : ………………(6).………………………………………….. ……………………………………………………………… Untuk pembayaran : …......(7)……………….

Tempat/ Tgl. (8) Jabatan Penerima Uang T. Tangan dan stempel

(9)

(Nama Jelas) Setuju

dan lunas dibayar Tgl. … Bendahara Pengeluaran T. Tangan (10) (Nama Jelas)

Barang/pekerjaan tersebut telah diterima/ diselesaikan dengan lengkap dan baik Pejabat yang bertanggungjawab T. Tangan

(11) (Nama Jelas)

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 73: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI UANG PERSEDIAAN (UP)

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi tahun anggaran berkenaan

(2) Diisi nomor urut kuitansi/bukti pembukuan

(3) Diisi AKUN yang dibebani transaksi pembayaran

(4) Diisi nama satker yang bersangkutan

(5) Diisi jumlah uang dengan angka

(6) Diisi jumlah uang dengan huruf

(7) Diisi uraian pembayaran yang meliputi jumlah barang/ jasa dan spesifikasi

teknisnya

(8) Diisi tempat tanggal penerima uang

(9) Diisi tanda tangan, nama jelas, stempel perusahaan (apabila ada) dan materai

sesuai ketentuan

(10) Diisi tanda tangan, nama jelas, NIP bendahara pengeluaran dan tanggal lunas

dibayar

(11) Diisi tanda tangan, nama jelas, NIP pejabat yang ditunjuk dan bertanggungjawab

dalam penerimaan barang/jasa

Page 74: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN VI PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA Nomor : …………………………..

1. Nama Satuan Kerja : 2. Kode Satuan Kerja : 3. Tanggal/No.DIPA : 4. Sub Kegiatan : 5. Klasifikasi Belanja : _________________________________________________________________________________________

Yang bertandatangan-tangan di bawah ini Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja……………………… menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas oleh Bendahara Pengeluaran kepada

yang berhak menerima dengan perincian sebagai berikut:

NO AKUN Penerima Uraian Bukti

Jumlah Tanggal Nomor

Jumlah Rp.

Bukti-bukti belanja tersebut di atas disimpan sesuai ketentuan yang berlaku pada Satuan Kerja.......................... untuk

kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

…………, ……….. Kuasa Pengguna Anggaran/Pembuat Komitmen,

NAMA * SPTB dibuat berdasarkan klasifikasi belanja (4 digit) NIP/NRP

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 75: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN VII PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

KUITANSI LS

TA: (1) Nomor Bukti: (2) AKUN: (3)

KUITANSI/ BUKTI PEMBAYARAN Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran satker/satker sementara ……(4)……………….. Jumlah uang : Rp. ……(5)………….. Terbilang : ………………(6).………………………………………….. ……………………………………………………………… Untuk pembayaran : ........…(7)……………….

Tempat/ Tgl. (8) Jabatan Penerima Uang T. Tangan

(9)

(Nama Jelas)

Setuju dibayar: a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen T.Tangan dan Stempel

(10) (Nama Jelas)

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 76: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI LANGSUNG (LS)

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi tahun anggaran berkenaan

(2) Diisi nomor urut kuitansi/bukti pembukuan

(3) Diisi AKUN yang dibebani transaksi pembayaran

(4) Diisi nama satker yang bersangkutan

(5) Diisi jumlah uang dengan angka

(6) Diisi jumlah uang dengan huruf

(7) Diisi uraian pembayaran yang meliputi lingkup pekerjaan yang diperjanjikan,

tanggal, nomor kontrak/SPK, berita acara yang diperlukan/dipersyaratkan

(8) Diisi tempat tanggal penerima uang

(9) Diisi tanda tangan, nama jelas, stempel perusahaan (apabila ada) dan materai

sesuai ketentuan

(10) Diisi tanda tangan, nama jelas dan NIP KPA/PPK serta stempel dinas

Page 77: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN VIII PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

RINGKASAN KONTRAK

Untuk Kegiatan yang dananya berasal dari Rupiah Murni

1. Nomor dan tanggal DIPA : (1)

2. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/AKUN : (2)

3. Nomor dan Tanggal SPK/Kontrak : (3)

4. Nama Kontraktor/Perusahaan : (4)

5. Alamat Kontraktor : (5)

6. Nilai SPK/Kontrak : (6)

7. Uraian dan volume Pekerjaan : (7)

8. Cara Pembayaran : (8)

9. Jangka Waktu Pelaksanaan : (9)

10. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : (10)

11. Jangka Waktu Pemeliharaan : (11)

12. Ketentuan Sanksi : (12)

Catatan: Apabila terjadi Adendum kontrak, data kontrak agar disesuaikan dengan perubahannya.

Tempat, tanggal……. (13)……….. a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen (Tanda Tangan) (14) (Nama Jelas)

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 78: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

PETUNJUK PENGISIAN RESUME KONTRAK (RM)

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi tanggal dan nomor DIPA

(2) Diisi kode kegiatan (4 digit), kode sub kegiatan (4 digit), dan kode AKUN (6 digit)

sesuai DIPA pada isian (1)

(3) Diisi nomor dan tanggal SPK/ Kontrak berkenaan

(4) Diisi nama penyedia barang/jasa dan nama perusahaan sesuai SPK/ kontrak

(5) Diisi alamat perusahaan penyedia barang/jasa yang bersangkutan

(6) Diisi nilai SPK/ Kontrak yang diperjanjikan

(7) Diisi uraian pekerjaan dan volume pekerjaan sesuai SPK/ Kontrak

(8) Diisi cara/ tahap pembayaran kepada penyedia barang/jasa (termin, monthly

certificate dll)

(9) Diisi jumlah hari penyelesaian pekerjaan

(10) Diisi tanggal penyelesaian pekerjaan

(11) Diisi jumlah hari masa pemeliharan

(12) Diisi prosentase pinalti denda keterlambatan minimal dana maksimal

(13) Diisi tanggal pembuatan Resume Kontrak

(14) Diisi tanda tangan dan nama jelas pejabat pembuat komitmen

Page 79: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN IX PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

RINGKASAN KONTRAK

Untuk Kegiatan yang dananya berasal dari PHLN

1. Nomor dan tanggal DIPA : (1) 2. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/AKUN : (2) 3. Nomor Loan dan Nomor Register : (3) 4. Kategori : (4) 5. Nomor dan Tanggal Kontrak : (5) 6. Nomor dan Tanggal Adendum : (6) 7. Nama Kontraktor/Perusahaan : (7) 8. Alamat Kontraktor : (8) 9. Prosentase Loan : (9) 10. Nilai Kontrak : (10)

11. Porsi Pembayaran Loan : (11)

12. Porsi Pembayaran GOI : (12)

13. Uraian dan volume Pekerjaan : (13)

14. Sistem Pembayaran : (14)

15. Cara Pembayaran : (15)

16. Jangka Waktu Pelaksanaan : (16)

17. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan : (17)

18. Jangka Waktu Pemeliharaan : (18)

19. Ketentuan Sanksi : (19)

Catatan: Apabila terjadi Adendum kontrak, data kontrak agar disesuaikan dengan perubahannya.

Tempat, tanggal……. (20)……….. a.n. Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen (Tanda Tangan) (21) (Nama Jelas)

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 80: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

PETUNJUK PENGISIAN RESUME KONTRAK (PHLN)

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi tanggal dan nomor DIPA

(2) Diisi kode kegiatan (4 digit), kode sub kegiatan (4 digit), dan kode AKUN (6 digit)

sesuai DIPA pada isian (1)

(3) Diisi nomor loan dan nomor register loan yang terbebani kontrak

(4) Diisi nomor kategori dan uraiannya

(5) Diisi nomor dan tanggal Kontrak

(6) Diisi nomor Adendum kontrak (hanya diisi bila ada edendum kontrak)

(7) Diisi nama penyedia barang/jasa dan nama perusahaan sesuai kontrak

(8) Diisi alamat perusahaan penyedia barang/jasa yang bersangkutan

(9) Diisi Prosentase antara nilai loan dan GOI

(10) Diisi nilai Kontrak yang diperjanjikan

(11) Diisi porsi pembiayaan loan

(12) Diisi porsi pembiayaan GOI

(13) Diisi uraian pekerjaan dan volume pekerjaan sesuai kontrak

(14) Dipilih salah satu: Rekening Khusus, Pembayaran langsung, Letter of Credit (LC)

(15) Diisi tahapan pembayaran (term of payment) misal: monthly certificate, dll

(16) Diisi jumlah hari penyelesaian pekerjaan

(17) Diisi tanggal penyelesaian pekerjaan

(18) Diisi jumlah hari masa pemeliharan pekerjaan

(19) Diisi prosentase nilai denda yang dikenakan apabila terjadi wanprestasi

(20) Diisi tanggal pembuatan Resume Kontrak

(21) Diisi tanda tangan dan nama jelas pejabat pembuat komitmen

Page 81: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN X PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

DAFTAR REALISASI PENDAPATAN

DAN PENGGUNAAN DANA DIPA TAHUN……

1. Nama kantor/Satker : ………………………………………………….. 2. Kode Kegiatan : …………………………………………………. 3. Kode Kantor : ………………………………………………….. 4. Tanggal dan nomor DIPA : ………………………………………………….. 5. Perhitungan realisasi Pendapatan dan penggunaan dana DIPA

a. Jumlah Setoran PNBP dari 1 Januari 20.. s.d 31 Desember 20.. SSBP lembar 4 ……. Lembar …………………………….. Rp. .................................

b. Jumlah dana yang dapat digunakan ( ……..% x 5.a) Rp .................................. c. Realisasi Pencairan dana 1 Januari 20.. s.d 31 Desember 20..

1) SPM-UP 20% pagu Rp. …………………………… 2) Jml SPM-TUP (isi) Rp. ………………………….. 3) Jml SPM-GU (isi) Rp. ………………………….. 4) Jml SPM-LS Rp. ………………………….. 5) Jumlah ………………………………………………….………………….. Rp. ……………………………… (-)

d. Sisa Dana (5b – 5c.5)………………………………………………………….. Rp. ……………………………..

6. Sisa UP + TUP yang belum digunakan pada tgl. 31 Desember

a. SPM-UP 20% pagu Rp. ………………..……. b. Jml SPM-TUP (isi) Rp. ………………………. (+)

c. Jumlah UP + TUP ……………………………………………………………. Rp. ………….……………….… d. Jml SPM-GU Nihil …………………………………………………………… Rp. …………………………….. (-)

e. Sisa UP + TUP yang belum digunakan ………………..……………. Rp. ……………………………. f. Jumlah UP + TUP disetor ke rekening Kas Negara ……………… Rp. ……………………………. *)

*) Bukti setoran sisa UP + TUP terlampir

…………..., ………………20… Kepala Kantor ………………. Nama …………………………... NIP …………………………….…

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 82: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XI PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

DAFTAR PERHITUNGAN JUMLAH MAKSIMAL PENCAIRAN DANA (MP)

SATKER PENGGUNA PNBP

1. Nama kantor/Satker : ………………………………………………….. 2. Nomor dan Tanggal DIPA : …………………………………………………. 3. Target Pendapatan : ………………………………………………….. 4. Pagu Pengeluaran : ………………………………………………….. 5. Perhitungan maksimal Pencairan Dana

a. Jumlah Setoran PNBP 1) Jumlah setoran s.d. SSBP yang lalu...................................... Rp. ................................. 2) Jumlah setoran tambahan SSBP ini .................................... Rp. ................................*) (+) 3) Jumlah setoran s.d. SSBP ini .............................................. Rp. ................................

b. Jumlah dana yang dapat digunakan ( ……..% x 5.a.3) Rp .................................. c. Realisasi Pencairan dana s.d. SPM yang lalu

1) SPM-UP 20% pagu Rp. …………………………… 2) Jml SPM-TUP (isi) Rp. ………………………….. 3) Jml SPM-GU Rp. ………………………….. 4) Jml SPM-LS Rp. ………………………….. 5) Jumlah ………………………………………………….………………….. Rp. ……………………………… (-)

d. Jumlah MAksimal Pencairan Dana (5b – 5c.5)……………………… Rp. …………………………….. e. Jumlah SPM ini ……………………………………………………………….. Rp. ……………………………..

*) Foto copy SSBP lbr 4 terlampir

…………..., ………………20… Kepala Kantor ………………. Nama …………………………... NIP …………………………….…

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 83: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XII PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL

PERBENDAHARAAN KPPN

…...(1)…..

Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)

Nomor :………… …… (2) Tanggal : …………… (3)

Lembar untuk Wajib Setor/Wajib

Bayar/Bendahara Penerima Sebagai Bukti Setoran

KE REENING KAS NEGARA NOMOR : …………………………… 4)

A. 1. Kementerian/Lembaga :

2. Unit Organisasi Eselon I : (6)…………………………………………………………………………………..

3. Kegiatan : (7*)

4. Satuan Kerja : (8)………………………………………………………………

5. Lokasi : (9)……………………………………………………………………….

B. 1. Nama/Jabatan Wajib : (10)………………………………………………………………………………………………..

Setor/Wajib Bayar ……………………………………………………………………………………………..… 2. Alamat : (11)……………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………….….. C. MAP dan Uraian Penerimaan : (12) …………………………………………………………….

D. Jumlah Setoran : Rp (13)…………………………………………………………………………………………… Dengan Huruf : (14) ……………………………………………………………………………………………… E. Surat Penagihan (SPN) atau : Tanggal : (15)…………………….. No (16)……………………………… Surat Pemindahan Penagihan Piutang Negara (SP3N) KPPN (17)

PERHATIAN Bacalah dahulu Petunjuk pengisian formulir SSBP pada halaman belakang lembar ini

Keperluan: (18)

(19)……… tanggal…………………… (20)……………………………………… NIP……………………………………….

Diterima oleh: PT BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO Tanggal (21)……………………………… Cap Tanda Tangan (22)……………………. Nama Terang …………………………...

* Diisi apabila satker sebagai pengguna anggaran dari PNBP

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 84: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

PETUNJUK PENGISIAN SURAT SETORAN BUKAN PAJAK (SSBP)

NOMOR URAIAN ISIAN

CATATAN : - Diisi dengan huruf Capital atau diketik

- Satu formulir SSBP hanya berlaku untuk satu Mata Anggaran Penerimaan (MAP)

(1) Diisi dengan Kode KPPN (3) tiga digit dan uraian KPPN Penerima Setoran

(2) Diisi dengan nomor SSBP dengan metode penomoran Kode Satker Nomor (XXXXXXXXXX)

(3) Diisi dengan Tanggal SSBP dibuat

(4) Diisi Kode Rekening Kas Negara (KPPN bersangkutan ……diisi petugas Bank)

(5) Diisi Kode diikuti dengan uraian Kementerian/Lembaga sesuai dengan yang tercantum pada pagu anggaran.

(6) Diisi dengan Kode Unit Organisasi Eselon I dan Uraian

(7) *Diisi (4) digit kode kegiatan apabila penyetoran untuk satker

pengguna PNBP

(8) Diisi dengan Kode Satker (6) enam digit dan uraian Satker

(9)

Diisi Kode Kabupaten/Kota (2) digit

Diisi Kode Lokasi Propinsi (2) digit

(10) Diisi dengan Nama/Jabatan Wajib setor/Wajib Bayar

(11) Diisi dengan Alamat jelas Wajib setor/Wajib Bayar

(12) Diisi dengan Kode Mata Anggaran Penerimaan (6) digit disertai dengan Uraian

Penerimaan sesuai dengan format

(13) Diisi dengan Jumlah Rupiah Setoran Penerimaan

(14) Diisi dengan Jumlah Rupiah yang dibayarkan dengan huruf

(15) Diisi dengan SPN dan SP3N kalau ada surat penetapannya

(16) Diisi dengan SPN dan SP3N

(17) Diisi Kode (3) tiga digit dan Nama KPPN penerbit SPN atau penerima SP3N

(18) Diisi keperluan pembayaran

(19) Diisi sesuai dengan tempat dan tanggal dibuatnya SSBP

(20) Diisi sesuai nama Wajib Setor, NIP, dan stempel Satker

(21) Diisi dengan tanggal diterimanya setoran tersebut oleh Bank Persepsi atau Kantor

Pos dan Giro

(22) Diisi dengan nama dan tanda tangan Penerima di Bank Persepsi atau Kantor Pos

dan Giro serta cap

Page 85: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL JAKARTA

FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN UNIT KERJA

Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Laporan Ringkas/Eksekutif Summary BAB I PENDAHULUAN

1.1. Dasar Hukum

1.2. Tugas Pokok dan Fungsi 1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja 1.4. Sumber Daya Manusia 1.5. Sarana dan Prasarana

BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1. Visi dan Misi

2.2. Tujuan dan Sasaran 2.3. Program dan Kegiatan

BAB III RENCANA KERJA TAHUN 20xx 3.1. Kegiatan dan Anggaran Unit Kerja

a. Sub Kegiatan 1 a.1. Sub Sub Kegiatan 1 a.2. Sub Sub Kegiatan 2, dst b. Sub Kegiatan 2 b.1. Sub Sub Kegiatan 1

b.2. Sub Sub Kegiatan 2, dst c. dst.

3.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 3.3. Program Insentif 3.4. Bantuan Luar Negeri

3.5. Keterkaitan Kegiatan Unit Kerja dengan Program BATAN BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SERTA HASIL YANG DICAPAI

4.1. Kegiatan dan Anggaran Unit Kerja a. Sub Kegiatan 1

a.1. Sub Sub Kegiatan 1 a.2. Sub Sub Kegiatan 2, dst b. Sub Kegiatan 2 b.1. Sub Sub Kegiatan 1 b.2. Sub Sub Kegiatan 2, dst

c. dst. 4.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

4.3. Program Insentif 4.4. Bantuan Luar Negeri 4.5. Kendala dan Tindak lanjut yang diperlukan

BAB V KEGIATAN PENDUKUNG DAN HASIL YANG DICAPAI

5.1 Penyelenggaraan Seminar / Semiloka / Lokakarya / Workshop / Presentasi Ilmiah / Diklat / Kunjungan / Kegiatan sejenisnya 5.2 Penerbitan Jurnal/Majalah

5.3 Kerja Sama dengan Instansi Lain 5.4 Lain-lain

BAB VI PENUTUP Lampiran-lampiran : 1. SDM 2. Rekapitulasi Pendidikan dan Pelatihan

3. Fasilitas 4. Realisasi Anggaran 5. Rekapitulasi Bantuan Luar Negeri 6. Keikutsertaan Pegawai dalam Seminar / Semiloka / Lokakarya / Workshop / Presentasi / Ilmiah / Diklat / Kunjungan / Kegiatan sejenisnya 7. Kerjasama dalam negeri dan luar negeri

8. Publikasi Ilmiah Dalam Negeri dan Luar Negeri 9. Pegawai yang memperoleh penghargaan

10. Paten 11. Rekapitulasi Peserta Program Pendidikan Formal Dalam Negeri dan Luar negeri (Khusus Pusdiklat)

12. Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan

Page 86: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

KETERANGAN : BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan hal-hal umum tentang Satuan kerja serta uraian singkat mandat apa yang dibebankan kepada Satuan kerja yaitu berupa gambaran umum tusi, struktur organisasi (bisa ditampilkan dalam bentuk diagram), sumber daya manusia (SDM) di Satuan kerja, serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satuan kerja. BAB II RENCANA STRATEJIK

Pada bab ini disajikan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sesuai Renstra Unit Kerja, serta diuraikan mengenai kegiatan Unit Kerja, dan kaitannya dengan capaian visi dan misi Unit Kerja untuk mendukung Renstra BATAN. Dijelaskan pula mengenai keterkaitan Kegiatan Unit Kerja dalam mendukung Program BATAN. BAB III RENCANA KERJA TAHUN 20XX Cukup jelas. BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SERTA HASIL YANG DICAPAI

Pada bab ini disajikan Laporan akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan kegiatan pada triwulan yang berjalan, serta uraian perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan unit kerja yang sedang berjalan. Laporan triwulanan dari para penanggung jawab Sub Sub Kegiatan disajikan sebagai lampiran dengan menggunakan aplikasi SIPL. BAB V KEGIATAN PENDUKUNG DAN HASIL YANG DICAPAI

Pada bab ini disajikan tentang kegiatan yang sifatnya mendukung/menunjang keberhasilan Satuan kerja seperti Penyelenggaraan Seminar/Semiloka/Lokakarya/Workshop/Presentasi/Ilmiah/Diklat/Kunjungan/ Kegiatan sejenisnya, Penerbitan Jurnal/Majalah/Publikasi ilmiah dan Kerjasama dengan instansi lain. BAB VI PENUTUP

Mengemukakan tinjauan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Unit Kerja serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada triwulan berikutnya. LAMPIRAN-LAMPIRAN Terdiri atas: tabel, gambar, dan aspek pendukung, contoh seperti :

1. SDM (format VII.a) 2. Rekapitulasi Pendidikan dan Pelatihan (format VII.b) 3. Fasilitas (format VII.c) 4. Realisasi Anggaran Triwulan bersangkutan (Cetakan dari aplikasi SIPL) 5. Rekapitulasi Bantuan Luar Negeri (format VII.d) 6. Keikutsertaan Pegawai Dalam Seminar / Semiloka / Lokakarya / Workshop / Presentasi / Ilmiah /

Diklat / Kunjungan / Kegiatan sejenisnya (format VII.e) 7. Kerjasama Dalam dan Luar Negeri (format VII.f) 8. Publikasi Ilmiah Dalam dan Luar Negeri (format VII.g) 9. Pegawai yang memperoleh penghargaan (format VII.h) 10. Paten (format VII.i) 11. Rekapitulasi Peserta Program Pendidikan Formal Dalam Negeri dan Luar Negeri ( Khusus Pusdiklat )

(format VII.j) 12. Rekapitulasi Pelaksanaan kegiatan unit kerja (format VII.k) 13. Laporan Pelaksanaan kegiatan penelitian/non penelitian (Cetakan dari aplikasi SIPL Format l1-l2)

Page 87: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.a PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Formulir Keadaan SDM

PEGAWAI (Nama Unit kerja) MENURUT JABATAN, GOLONGAN, PENDIDIKAN DAN JABATAN FUNGSIONAL

Periode Tahun. ……

No. Uraian

Kepala

Pusat/

Biro

Bagian/

Bidang

………

Bagian/

Bidang

………

Bagian/

Bidang

………

Bagian/

Bidang

………

Jumlah

Total Ket.

I. Menurut Jabatan

A. Struktura

l

Eselon II

Eselon

III

Eselon IV

B. Fungsion

al

C. Staf

Jumlah

II. Menurut Golongan

Golongan IV

Golongan III

Golongan II

Golongan I

Jumlah

III. Menurut Pendidikan

S3

S2

S1

Sarmud/D3

D II

SLTA

SLTP

SD

Jumlah

IV. Jabatan Fungsional

a.

b.

Jumlah

Page 88: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.b PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Rekapitulasi Pendidikan dan Pelatihan

No. Nama Tempat / Bidang Pendidikan Waktu Pendidikan Biaya /

Sponsor

Page 89: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.c PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Formulir Fasilitas

FASILITAS (Nama Unit kerja)

NO. FASILITAS JUMLAH KONDISI

STATUS KETERANGAN B RR RB

LABORATORIUM :

1.

2.

3.

dst.

ALAT-ALAT :

1.

2.

3.

dst.

Keterangan :

� Kolom Kondisi diisi B = Baik, RR = Rusak Ringan, RB = Rusak Berat

� Kolom status diisi dengan terakreditasi atau belum terakreditasi, jika terakreditasi sebutkan No.

Akreditasinya.

Page 90: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.d PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

BANTUAN LUAR NEGERI

No. Dalam Rangka/

Program Bantuan

Jenis Bantuan

Jumlah

($, Rp.) Keterangan Tenaga

Ahli Peralatan

Scientific Visit/

Fellowship/

Workshop/Seminar

I Internasional (IAEA)

1.

2.

3.

II Regional

1.

2.

3.

III Bilateral

1.

2.

3.

Page 91: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.e PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

KEIKUTSERTAAN PEGAWAI DALAM KEGIATAN SEMINAR/SEMILOKA/LOKAKARYA/WORKSHOP/

PRESENTASI ILMIAH/DIKLAT/KUNJUNGAN

NO. NAMA KEGIATAN TEMPAT & WAKTU

PENYELENGGARAAN PENYELENGGARA NAMA PESERTA

1 2 3 4 5

Page 92: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.f PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Formulir Kerjasama Dalam Negeri Dan Luar Negeri

KERJASAMA DALAM NEGERI

NO. MITRA KERJA SAMA BIDANG* HASIL STATUS** KET.***

Keterangan :

(*) Diisi dengan bidang dan uraian kerja sama

(**) Diisi dengan : Lanjutan / Baru

(***) Diisi dengan jenis kerjasama (MoU/Kontral/dll) serta jangka waktu.

KERJASAMA LUAR NEGERI

NO. MITRA KERJA

SAMA/NEGARA BIDANG* HASIL STATUS** KET.***

Keterangan :

(*) Diisi dengan bidang dan uraian kerja sama

(**) Diisi dengan : Lanjutan / Baru

(***) Diisi dengan jenis kerjasama (MoU/Kontral/dll) serta jangka waktu.

Page 93: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.g PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

PUBLIKASI ILMIAH DALAM NEGERI

No. Judul Makalah Penulis Media Publikasi

(Nama/Tempat/Tahun)

PUBLIKASI ILMIAH LUAR NEGERI

No. Judul Makalah Penulis Media Publikasi

(Nama/Tempat/Tahun)

Page 94: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.h PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

PEGAWAI YANG MEMPEROLEH PENGHARGAAN

No Nama Jabatan

Struktural/Fungsional Jasa

Tanda Penghargaan

yang diterima

Page 95: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.i PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

PATEN

No. Judul, Inventor Jenis Paten Status* No. Paten/Masa

Berlaku

Keterangan :

(*) Dalam proses pengusulan/Telah mendapat paten

Page 96: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.j PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

(KHUSUS UNTUK PUSDIKLAT)

REKAPITULASI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN FORMAL DALAM NEGERI

TAHUN 20XX

NO Program

Pendidikan Perguruan

Tinggi

Peserta

Sponsor Jurusan

Status (jumlah Peserta)

Jumlah Nama/Unit

Kerja Aktif Lulus Gagal

1. D-3/D-4 1. 1.

2.

2. 1.

2.

2. S-1 1. 1.

2.

2. 1.

2.

3. S-2 1. 1.

2.

2. 1.

2.

4. S-3 1. 1.

2.

2. 1.

2.

Page 97: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

REKAPITULASI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN FORMAL LUAR NEGERI

TAHUN 20XX

NO Program

Pendidikan Negara

Perguruan Tinggi

Peserta Sponsor Jurusan

Status (jumlah Peserta)

Jumlah Nama/Unit

Kerja Aktif Lulus Gagal

1. S-1 1. 1.

2.

2. 1.

2.

2. S-2 1. 1.

2.

2. 1.

2.

3. S-3 1. 1.

2.

2. 1.

2.

4. Post

Doctoral

1. 1.

2.

2. 1.

2.

Page 98: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIII.k PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (NAMA SATUAN KERJA)

REKAPITULASI PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN Triwulan X, Tahun 20XX

No. Nama

Program/Kegiatan/Sub Kegiatan

Sasaran Tahunan

Indikator Keluaran (IK) Tahunan Rencana Tingkat Capaian Triwulan

(Target)

Realisasi Triwulan

Capaian Triwulan Uraian Satuan

Rencana Tingkat Capaian Tahunan

(Target) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Program APBN Kegiatan Sasaran Unit

Kerja IK Unit Kerja Target Unit Kerja Target Unit Kerja Realisasi Unit

Kerja Capaian Kegiatan Unit Kerja

Sub Kegiatan Output Indikator Output Target Target Realisasi Capaian Sub Kegiatan Output Indikator Output Target Target Realisasi Capaian

Menyetujui Kepala Pusat

N a m a NIP

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 99: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIV PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL (NAMA SATUAN KERJA)

FORMAT LAPORAN TAHUNAN

CONTOH FORMAT LAPORAN KEGIATAN TAHUNAN UNIT KERJA

Daftar Isi Kata Pengantar

Daftar Isi

Laporan Ringkas/Eksekutif Summary

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Dasar Hukum 1.2. Tugas Pokok dan Fungsi 1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja 1.4. Sumber Daya Manusia 1.5. Sarana dan Prasarana

BAB II RENCANA STRATEJIK

2.1. Visi dan Misi 2.2. Tujuan dan Sasaran 2.3. Program dan Kegiatan

BAB III RENCANA KERJA TAHUN 20xx

3.1. Kegiatan dan Anggaran Unit Kerja a. Sub Kegiatan 1 a.1. Sub Sub Kegiatan 1 a.2. Sub Sub Kegiatan 2, dst

b. Sub Kegiatan 2 b.1. Sub Sub Kegiatan 1 b.2. Sub Sub Kegiatan 2, dst

c. dst. 3.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 3.3. Program Insentif

3.4. Bantuan Luar Negeri 3.5. Keterkaitan Kegiatan Unit Kerja dengan Program BATAN

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SERTA HASIL YANG DICAPAI

4.1. Kegiatan dan Anggaran Unit Kerja

a. Sub Kegiatan 1 a.1. Sub Sub Kegiatan 1 a.2. Sub Sub Kegiatan 2, dst b. Sub Kegiatan 2 b.1. Sub Sub Kegiatan 1 b.2. Sub Sub Kegiatan 2, dst c. dst.

4.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 4.3. Program Insentif 4.4. Bantuan Luar Negeri 4.5. Kendala dan Tindak lanjut yang diperlukan

BAB V KEGIATAN PENDUKUNG DAN HASIL YANG DICAPAI 5.1. Penyelenggaraan Seminar / Semiloka / Lokakarya / Workshop / Presentasi Ilmiah / Diklat / Kunjungan / Kegiatan sejenisnya 5.2. Penerbitan Jurnal/Majalah 5.3. Kerja Sama dengan Instansi Lain 5.4. Lain-lain

BAB VI PENUTUP Lampiran-lampiran : 1. SDM 2. Rekapitulasi Pendidikan dan Pelatihan 3. Fasilitas 4. Realisasi Anggaran 5. Rekapitulasi Bantuan Luar Negeri

6. Keikutsertaan Pegawai dalam Seminar / Semiloka / Lokakarya / Workshop / Presentasi / Ilmiah / Diklat / Kunjungan / Kegiatan sejenisnya 7. Kerjasama dalam negeri dan luar negeri 8. Publikasi Ilmiah Dalam Negeri dan Luar Negeri

9. Pegawai yang memperoleh penghargaan 10. Paten 11. Rekapitulasi Peserta Program Pendidikan Formal Dalam Negeri dan Luar negeri (Khusus Pusdiklat) 12. Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan

Page 100: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

KETERANGAN : LAPORAN RINGKAS / EKSEKUTIF SUMMARY

Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja serta sejauh mana unit kerja mencapai tujuan dan sasaran tersebut, serta kendala–kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya. Disebutkan pula langkah–langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan hal-hal umum tentang Satuan kerja serta uraian singkat mandat apa yang

dibebankan kepada Satuan kerja yaitu berupa gambaran umum tusi, struktur organisasi (bisa ditampilkan dalam bentuk diagram), sumber daya manusia (SDM) di Satuan kerja, serta sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satuan kerja.

BAB II RENCANA STRATEJIK Pada bab ini disajikan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sesuai Renstra Unit Kerja, serta diuraikan

mengenai kegiatan Unit Kerja, dan kaitannya dengan capaian visi dan misi Unit Kerja untuk mendukung Renstra BATAN. Dijelaskan pula mengenai keterkaitan Kegiatan Unit Kerja dalam mendukung Program BATAN.

BAB III RENCANA KERJA TAHUN 20XX Cukup jelas.

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SERTA HASIL YANG DICAPAI Pada bab ini disajikan Laporan akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan alokasi dan realisasi

anggaran bagi pelaksanaan kegiatan pada triwulan yang berjalan, serta uraian perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan unit kerja yang sedang berjalan. Laporan triwulanan dari para penanggung jawab Sub Sub Kegiatan disajikan sebagai lampiran dengan menggunakan aplikasi SIPL.

BAB V KEGIATAN PENDUKUNG DAN HASIL YANG DICAPAI Pada bab ini disajikan tentang kegiatan yang sifatnya mendukung/menunjang keberhasilan Satuan

kerja seperti Penyelenggaraan Seminar/Semiloka/Lokakarya/Workshop/Presentasi/Ilmiah/Diklat/Kunjungan/ Kegiatan sejenisnya, Penerbitan Jurnal/Majalah/Publikasi ilmiah dan Kerjasama dengan instansi lain. BAB VI PENUTUP

Mengemukakan tinjauan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Unit Kerja serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada triwulan berikutnya.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Terdiri atas: tabel, gambar, dan aspek pendukung, contoh seperti : 1. SDM (format VII.a) 2. Rekapitulasi Pendidikan dan Pelatihan (format VII.b) 3. Fasilitas (format VII.c) 4. Realisasi Anggaran Tahun bersangkutan (Cetakan dari aplikasi SIPL) 5. Rekapitulasi Bantuan Luar Negeri (format VII.d) 6. Keikutsertaan Pegawai Dalam Seminar/Semiloka/Lokakarya/Workshop/Presentasi/Ilmiah/Diklat/

Kunjungan/Kegiatan sejenisnya (format VII.e) 7. Kerjasama Dalam dan Luar Negeri (format VII.f) 8. Publikasi Ilmiah Dalam dan Luar Negeri (format VII.g) 9. Pegawai yang memperoleh penghargaan (format VII.h) 10. Paten (format VII.i) 11. Rekapitulasi Peserta Program Pendidikan Formal Dalam Negeri dan Luar Negeri (Khusus Pusdiklat)

(format VII.j) 12. Rekapitulasi Pelaksanaan kegiatan unit kerja tahun bersangkutan (format VIII.a) 13. Laporan Pelaksanaan sub sub kegiatan tahun bersangkutan (Cetakan dari aplikasi SIPL Lampiran

VIII.b - VIIc)

Page 101: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIV.a PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

FORMULIR REKAPITULASI PELAKSANAAN/KEGIATAN

REKAPITULASI PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN Tahun 20XX

No. Nama

Program/Kegiatan/Sub Kegiatan

Sasaran Tahunan

Indikator Keluaran (IK) Tahunan

Realisasi Tahunan Capaian Tahun Uraian Satuan

Rencana Tingkat Capaian Tahunan

(Target)

1 2 3 4 5 6 7 8

Program APBN Kegiatan Sasaran Unit

Kerja IK Unit Kerja Target Unit Kerja Realisasi Unit Kerja Capaian Kegiatan Unit

Kerja Sub Kegiatan Output Indikator Output Target Realisasi Capaian Sub Kegiatan Output Indikator Output Target Realisasi Capaian

Menyetujui

Kepala Pusat

N a m a NIP

Page 102: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIV.b PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Laporan Tahunan dengan Foto per Sub Kegiatan BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ……………………………………………………………… (NAMA SATUAN KERJA)

LAPORAN SUB KEGIATAN*) UNIT KERJA Tahun 20xx

1. Judul Sub Kegiatan : ………………………………………………………………

2. Kegiatan Unit Kerja : ………………………………………………………

3. Program : ………………………………………………………………

4. Fokus Bidang* : P/E/K & O/SDAL/TIK/Material Maju/ lainnya : ........

5. Output Akhir Sub Kegiatan (multy years) : ……………………………………

6. Output Sub Kegiatan Tahun Ini : ………………………………………………………………

7. Jenis Sub Kegiatan : Penelitian (Dasar/Terapan/Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi/ percepatan difusi dan pemanfaatan iptek)

/Non Penelitian

8. Jangka Waktu Sub Kegiatan : …………… Tahun

9. Status Sub Kegiatan :

a. Baru / Lanjutan *)

b. Status Tahun Sub Kegiatan : Th. ke ………

10. Penanggungjawab Sub Kegiatan: ………………………………………………………………

11. Personalia : 1. ………………

2. ……………… dst.

12. Struktural

a. Bidang : ………………………………………………………………

b. Sub Bidang / Kelompok*) : ………………………………………………………………

13. Sumber dana :

a. Rupiah Murni / APBN :

Rencana, Rp ………………………………… / ………………………………… (%)

Realisasi, Rp ………………………………… / ………………………………… (%)

b. Bantuan Luar Negeri / kontrak kerja sama Rp …………………………

14. Hasil Sub Kegiatan yang dicapai tahun-tahun sebelumnya : ……………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………

15. Hasil pelaksanaan Sub Kegiatan : ……………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 103: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

16. Rekapitulasi hasil pelaksanaan Sub Kegiatan :

Triwulan Sasaran Triwulan Hasil Triwulan

Capaian Triwulan

Uraian % Uraian % %

Pertama

Kedua

Ketiga

Keempat

17. Foto Hasil Sub Kegiatan

18. Kendala dan Tindak Lanjut yang Diperlukan Kendala : Tindak Lanjut yang Diperlukan :

Jakarta,

Mengetahui Kepala Bidang ............... N a m a NIP

Penanggungjawab Kegiatan / Sub kegiatan N a m a NIP

Memeriksa Ketua KPTF N a m a NIP

Menyetujui Kepala Pusat N a m a NIP

*) Coret yang tidak perlu

Foto 1

Foto 2

Foto 3

Page 104: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XIV.c PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Laporan Tahunan dengan Foto per Sub sub Kegiatan

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

………………………………………………………………

(NAMA SATUAN KERJA)

LAPORAN SUB SUB KEGIATAN*) UNIT KERJA Tahun 20xx

1. Judul Sub sub Kegiatan : ………………………………………………………………

2. Judul Sub Kegiatan : ………………………………………………………………

3. Kegiatan Unit Kerja : ………………………………………………………

4. Program : ………………………………………………………………

5. Fokus Bidang* : P/E/K & O/SDAL/TIK/Material Maju/ lainnya : ........

6. Output Akhir Sub sub Kegiatan (multy years) : ……………………………………

7. Output Tahun Ini : ………………………………………………………………

8. Indikator Kinerja Keluaran Tahun Ini : ………………………………………………………………

9. Jenis sub sub kegiatan : Penelitian (Dasar/Terapan/Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi/ percepatan difusi dan pemanfaatan iptek) / Non Penelitian

10. Jangka Waktu sub sub Kegiatan : …………… Tahun

11. Status Sub sub Kegiatan :

c. Baru / Lanjutan *)

d. Status Tahun Sub sub Kegiatan : Th. ke ………

e. Selesai / belum selesai *), …………% dari ………..%

12. Penanggungjawab / Koordinator : ………………………………………………………………

13. Personalia : 1. ………………

2. ……………… dst.

14. Struktural

a. Bidang : ………………………………………………………………

b. Sub Bidang / Kelompok*) : …………………………………………………

15. Bidang Kompetensi : ………………………………………………………………

16. Sumber dana :

a. Rupiah Murni / APBN :

Rencana, Rp ………………………………… / ………………………………… (%)

Realisasi, Rp ………………………………… / ………………………………… (%)

b. Bantuan Luar Negeri / kontrak kerja sama Rp …………………………

17. Hasil Sub sub Kegiatan yang dicapai tahun-tahun sebelumnya :

………………………………………………………………………………………………………………………

18. Hasil pelaksanaan Sub sub Kegiatan : …………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

Page 105: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

19. Rekapitulasi hasil pelaksanaan Sub sub Kegiatan :

Triwulan

Sasaran Triwulan Hasil Triwulan Capaian Triwulan

Uraian % Uraian % %

Pertama

Kedua

Ketiga

Keempat

20. Foto Hasil Sub sub Kegiatan

21. Kendala dan Tindak Lanjut yang Diperlukan Kendala : Tindak Lanjut yang Diperlukan :

Jakarta, Mengetahui Kepala Kelompok / Es. IV ...........

N a m a NIP

Penanggungjawab Kegiatan / Sub kegiatan

N a m a NIP

Mengetahui Kepala Bidang ..............

N a m a NIP

Memeriksa Ketua KPTF

N a m a NIP

Menyetujui

Kepala Pusat

N a m a NIP

*) Coret yang tidak perlu

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Foto 1

Foto 2

Foto 3

Page 106: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XV PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

FORMAT LAKIP

KETERANGAN :

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik serta sejauh mana

unit kerja mencapai tujuan dan sasaran utama tersebut, serta kendala – kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya.

Disebutkan pula langkah – langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif

untuk menanggulangi kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang.

FORMAT LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Daftar Isi

Daftar Isi

IKHTISAR EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN

BAB II RENCANA STRATEGIK

2.1. Rencana Stratejik

2.2. Rencana Kinerja

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Uraian Hasil Pengukuran Kinerja

3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

3.2.1. Keberhasilan / Kegagalan

3.2.2. Hambatan / Kendala

3.2.3. Permasalahan Yang Dihadapi

3.2.4. Langkah – Langkah Antisipatif

2.3. Lain-lain

BAB IV PENUTUP

Lampiran-lampiran :

1. Rencana Stratejik (RS)

2. Penetapan Kinerja (PK)

3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

4. Pengukuran Kondisi Kegiatan (PKK)

5. Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)

Page 107: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini dijelaskan hal – hal umum tentang unit kerja serta uraian singkat mandat apa yang dibebankan

pada unit kerja (gambaran umum tupoksi).

BAB II RENCANA STRATEJIK

Pada bab ini disajikan gambaran singkat mengenai : Rencana Stratejik dan Rencana Kinerja. Pada awal bab ini

disajikan gambaran secara singkat sasaran yang ingin diraih unit kerja pada tahun yang bersangkutan serta bagaimana

kaitannya dengan capaian visi dan misi unit kerja.

Rencana Stratejik

Uraian singkat tentang rencana stratejik unit kerja, mulai dari visi, misi tujuan, sasaran serta kebijakan dan

program unit kerja.

Rencana Kinerja

Disajikan rencana kinerja pada tahun yang bersangkutan, terutama menyangkut kegu\iatan – kegiatan dalam

rangka mencapai sasaran sesuai dengan program pada tahun tersebut, dan indikator keberhasilan pencapaiannya.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk

didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan / kendala, dan permasalahan yang

dihadapi serta langkah – langkah antisipatif yang akan diambil.

Selain itu dilaporkan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan

tupoksi atau tugas – tugas lainnya, termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja efisiensi.

BAB IV PENUTUP

Mengemukakan tinjauan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama

yang berkaitan dengan kinerja unit kerja yang bersangkutan serta strateji pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di

tahun mendatang.

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Rencana Stratejik (RS)

2. Penetapan Kinerja (PK)

3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT

4. Pengukuran Kondisi Kegiatan (PKK)

5. Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)

Page 108: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XV.a PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Format Rencana Stratejik

Formulir RS

RENCANA STRATEJIK

TAHUN 20XX S/D 20XX

Instansi : Badan Tenaga Nuklir Nasional Unit Kerja : Visi :

Misi :

Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan

Sasaran Keterangan

Uraian Indikator Kebijakan Program

1 2 3 4 5 6

Cara Pengisian :

Tahun : Ditulis dengan tahun Rencana Stratejik.

Misal : 2004 – 2009.

Instansi : Ditulis dengan nama instansi

Misal : Lembaga Administrasi Negara

Unit Kerja : Ditulis unit kerja yang bersangkutan

Visi : Ditulis dengan Visi Unit Kerja

Misal :

Institusi berkualitas internasional dalam kajian kebijakan, pembangunan sistem administrasi

negara, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara dalam mewujudkan

kepemerintahan yang baik.

Misi : Ditulis dengan Misi Unit Kerja

Misal :

Memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan aparatur negara melalui pengembangan

penelitian, pelayanan informasi, kajian kebijakan, konsultasi serta pendidikan dan penelitian,

dalam bidang ilmu pengetahuan dan sistem administrasi negara yang dilakukan secara

interdisipliner sesuai posisi, tantangan nasional dan internasional, peran dan tanggung jawab

aparatur dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Kolom 1 : Ditulis uraian tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka merealisasikan misi. Tujuan

mengindikasikan sasaran, serta kebijakan dan program yang akan dilaksanakan.

Kolom 2 : Ditulis uraian sasaran dalam rangka operasionalisasi tujuan yang telah ditetapkan.

Page 109: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

Kolom 3 : Ditulis indikator sasaran yang telah ditetapkan / diidentifikasi untuk diwujudkan. Indikator ini

dapat berupa keluaran (outputs) atau hasil (outcomes). Setiap sasaran dapat memiliki lebih

dari satu indikator sasaran.

Kolom 4 : Ditulis uraian mengenai kebijakan dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan yang

ditetapkan unit kerja.

Kolom 5 : Ditulis nama program yang akan dilaksanakan oleh unit kerja sesuai dengan kebijakan yang

melingkupinya. Program dimaksud ditetapkan sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.

Kolom 6 : Ditulis mengenai berbagai keterangan yang berkaitan dengan rencana stratejik , seperti :

keterkaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran serta kebijakan dan program; dan sebutkan

sektor atau instansi lain atau pihak lain yang terkait.

Page 110: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XV.b PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Format Rencana Kinerja Tahunan

Formulir RKT

RENCANA KINERJA TAHUNAN

TAHUN 20XX

Instansi : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Unit Kerja : .......................

SASARAN

PROGRAM

KEGIATAN

KET

Uraian Indikator

Rencana Tingkat Capaian (Target)

Uraian Indikator Kinerja

Satuan

Rencana Tingkat Capaian (Target)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Cara Pengisian :

Tahun : Ditulis tahun rencana kinerja.

Instansi : Ditulis nama instansi yang bersangkutan

Lihat kembali nama instansi sebagaimana dalam formulir rencana stratejik

Unit Kerja : Ditulis unit yang bersangkutan.

Kolom 1 : Ditulis uraian sasaran yang telah ditetapkan dan direncanakan untuk tahun yang bersangkutan.

Sasaran dimaksud sebagaimana telah ditetapkan pada dokumen Rencana Stratejik Unit Kerja.

Lihat kembali uraian sasaran sebagaimana dituliskan pada kolom 2 formulir rencana stratejik

Kolom 2 : Ditulis indikator sasaran yang mengindikasikan tercapainya sasaran. Indikator ini adalah

sebagaimana telah dirumuskan pada dokumen Rencana Stratejik. Setiap sasaran dapat memiliki

lebih dari satu indikator sasaran.

Lihat kembali uraian indikator sasaran sebagaimana ditulis pada kolom 3 formulir rencana

stratejik

Kolom 3 : Ditulis rencana tingkat capaian (target) masing – masing indikator sasaran sebagaimana tertulis

pada kolom 2. Rencana tingkat capaian (target) harus ditetapkan secara realistis sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh instansi pemerintah.

Kolom 4 : Ditulis nama program yang akan dilaksanakan dalam tahun bersangkutan. Program dimaksud

ditetapkan sesuai dengan sasaran yang akan dicapai pada tahun bersangkutan. Program

dimaksud adalah sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Rencana Stratejik Unit Kerja.

Lihat kembali uraian program pada kolom 5 formulir rencana stratejik

Page 111: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

Kolom 5 : Ditulis nama kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun bersangkutan sesuai dengan program

sebagaimana ditulis pada kolom 4.

Kolom 6 : Ditulis uraian indikator kinerja kegiatan berdasarkan kelompok masukan, keluaran, hasil,

manfaat, dan dampak.

Manfaat dan dampak kemungkinan sulit diukur pada tahun pertama (dalam jangka pendek).

Misal :

• Diklat TOT Widyaiswara

Masukan : Dana, Sumber Daya Manusia (SDM)

Keluaran : Jumlah lulusan TOT Widyaiswara

Hasil : Tingkat pengetahuan Widyaiswara

Manfaat : Ketersediaan Widyaiswara dengan kompetensi memadai

Dampak : Peningkatan kualitas pembinaan diklat aparatur

• Pengembangan SIDA

Masukan : Dana, SDM

Keluaran : Sistem Informasi Diklat Aparatur yang telah dikembangkan

Hasil : Ketersediaan informasi yang aktual dan handal dalam mendukung

pengambilan keputusan menyangkut Diklat Aparatur

Manfaat : Meningkatnya kualitas keputusan/kebijakan dibidang diklat aparatur

Dampak : Peningkatan kualitas pembinaan diklat aparatur

Kolom 7 : Ditulis satuan dari setiap indikator kinerja kegiatan.

Misal : Rupiah, orang, persentase, set.

Kolom 8 : Ditulis rencana tingkat capaian (target) dari masing – masing indikator kinerja kegiatan (kolom

6) pada tahun yang bersangkutan.

Misal :

• Diklat TOT Widyaiswara

Masukan :

Dana : Rp. 375 juta

SDM : 150 Widyaiswara, 5 penyelenggara dan 40 pengajar

Keluaran : 150 orang

Hasil : 80% (target hasil diklat TOT misalnya didasarkan pada scoring system)

• Pengembangan SIDA

Masukan :

Dana : 950 juta

SDM : 2 analis, 4 programer, 4 operator

Keluaran : 1 set

Hasil : 20%

Kolom 9 : Ditulis hal – hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan sasaran, kebijakan, program, dan

kegiatan.

Page 112: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XV.c PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Format Pengukuran Kinerja Kegiatan

Formulir PKK

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN Tahun 20XX

Instansi : Badan Tenaga Nuklir Nasional

Unit Kerja : .......................

PROGRAM

KEGIATAN % Pencapaian Rencana Tingkat Capaian (Target)

KET Uraian

Indikator Kineja

Satuan

Rencana Tingkat Capaian (Target)

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

Cara Pengisian :

Tahun : Ditulis dengan tahun pengukuran kinerja.

Instansi : Ditulis nama instansi yang bersangkutan.

Unit Kerja : Ditulis nama unit kerja yang bersangkutan.

Kolom 1 : Ditulis nama program yang akan dilaksanakan dalam tahun bersangkutan. Program dimaksud

ditetapkan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan sasaran yang akan dicapai pada

tahun bersangkutan. Program dimaksud sebagaimana ditulis dalam kolom 4 formulir Rencana

Kinerja Tahunan dan yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Stratejik Unit Kerja.

Kolom 2 : Ditulis nama kegiatan dalam lingkup program sebagaimana ditulis pada kolom 1 yang akan

dilaksanakan pada tahun bersangkutan. Nama kegiatan yang ditulis pada kolom ini harus

sesuai dengan kegiatan yang ditulis pada kolom 5 formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

Kolom 3 : Ditulis indikator kinerja kegiatan berdasarkan kelompok masukan, keluaran dan hasil, maupun

indikator manfaat dan dampak. Jika instansi pemerintah yang menyusun rencana kinerja ini

belum dapat menetapkan rencana untuk indikator kinerja manfaat dan dampak, maka kedua

indikator ini cukup diidentifikasi saja. Dengan adanya identifikasi ini memungkinkan instansi

pemerintah melihat keterkaitannya dengan sasaran.

Lihat kembali uraian indikator kinerja sebagaimana dituliskan pada kolom 6 formulir rencana

kinerja

Kolom 4 : Ditulis satuan dari setiap indikator kinerja kegiatan.

Lihat kembali satuan indikator kinerja sebagaimana dituliskan pada kolom 7 formulir rencana

kinerja

Kolom 5 : Ditulis rencana tingkat capaian (target) untuk setiap indikator kinerja yang ditetapkan, baik

Page 113: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

rencana kuantitatif maupun kualitatif, sebagaimana ditulis dalam kolom 8 Formulir Rencana

Kinerja Tahunan.

Lihat kembali uraian rencana tingkat capaian(target) sebagaimana dituliskan pada kolom 8

formulir rencana kinerja tahunan

Kolom 6 : Ditulis realisasi dari masing – masing indikator kinerja.

Misal :

• Diklat TOT Widyaiswara

Masukan :

Dana : Rp. 375 juta

SDM : 150 Widyaiswara, 5 penyelenggara dan 40 pengajar

Keluaran : 150 orang

Hasil : 75%

• Pengembangan SIDA

Masukan :

Dana : 950 juta

SDM : 2 analis, 4 programer, 4 operator

Keluaran : 1 set

Hasil : 20%

Kolom 7 : Ditulis persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) dari masing – masing indikator

kinerja kegiatan sebagaimana ditetapkan melalui realisasi yang berhasil dicapai pada indikator

dimaksud.

Penghitungan persentase pencapaian rencana tingkat capaian (kolom 7) perlu memperhatikan

karakteristik komponen realisasi. Dalam kondisi :

(1).Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka

digunakan rumus :

(2).Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka

digunakan rumus :

Persentase Rencana **) – (Realisasi *) – Rencana*))

Pencapaian rencana = x 100 %

tingkat capaian Rencana *)

*) Kolom 6

**) Kolom 5, Rencana Tingkat Capaian

Misal :

Pada kegiatan ini dapat dinilai bahwa semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian

kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus (1) sebagaimana tertulis diatas.

• Diklat TOT Widyaiswara

Masukan :

Dana : (350 juta / 375 juta) x 100% = 93,3 %.

SDM : (150 peserta / 150 peserta) x 100% = 100%.

Persentase Realisasi *)

pencapaian rencana = x 100 %

tingkat capaian Rencana *)

Page 114: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

(5 penyelenggara / 5 penyelenggara) x 100% = 100%

(40 pengajar / 40 pengajar) x 100% = 100%

Keluaran : (150 peserta / 150 peserta) x 100% = 100%.

Hasil : (75% / 80%) x 100% = 93,75%

• Pengembangan SIDA

Masukan :

Dana : (950 juta / 950 juta) x 100% = 100 %.

SDM : (4 programer / 4 programer) x 100% = 100%

(2 analis / 2 analis) x 100% = 100%

(4 operator / 4 operator) x 100% = 100%

Keluaran : (1 set / 1 set) x 100% = 100%.

Kolom 8 : Ditulis berbagai hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan realisasi dan pencapaian target.

Misal :

Pada kegiatan ini dapat dinilai bahwa semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian

kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus (1) sebagaimana tertulis diatas.

Page 115: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XV.d PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Format Pengukuran Pencapaian Sasaran

Formulir PPS

Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 20XX

Instansi : Badan Tenaga Nuklir Nasional Unit Kerja : ………………..

SASARAN INDIKATOR SASARAN

RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET)

REALISASI

PRESENTASE PENCAPAIAN

RENCANA TINGKAT CAPAIAN

KETERANGAN

1 2 3 4 5 6

Cara Pengisian : Tahun : Ditulis tahun pengukuran pencapaian sasaran Instansi : Ditulis nama instansi yang bersangkutan. Unit kerja : Ditulis nama iunit kerja yang bersangkutan. Kolom 1 : Ditulis uraian sasaran yang telah ditetapkan dan direncanakan untuk tahun yang

bersangkutan. Sasaran dimaksud sebagaimana telah ditulis pada Rencana Kinerja Tahunan. Lihat kembali uraian sasaran sebagaimana dituliskan pada kolom 2 formulir rencana stratejik Kolom 2 : Ditulis indikator sasaran untuk tahun yang bersangkutan. Indikator ini, sebagaimana telah

dirumuskan pada Rencana Kinerja Tahunan. Lihat kembali uraian indikator sasaran sebagaimana ditulis pada kolom 3 formulir rencana

stratejik Kolom 3 : Ditulis rencana tingkat capaian (target) masing – masing indikator sasaran sebagaimana

tertulis pada kolom 2. Rencana tingkat capaian (target) ini sesuai dengan rencana tingkat capaian (target) yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan.

Lihat kembali uraian rencana tingkat capaian (target) masing masing indikator sasaran sebagaimana tertulis pada kolom 3 formulir rencana kinerja tahunan

Kolom 4 : Ditulis realisasi dari masing – masing rencana tingkat capaian (target) setiap indikator sasaran sebagaimana tertulis pada kolom 3.

Kolom 5 : Ditulis dengan persentase pencapaian rencana tingkat capaian, yang dihitung dengan rumus : (1). Semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencanan tingkat capaian yang semakin baik, maka digunakan Rumus :

Persentase Realisasi *) Pencapaian rencana = x 100 % tingkat capaian Rencana *)

Page 116: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

(2). Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian rencana tingkat capaian, maka digunakan Rumus :

Persentase Rencana **) – ( Realisasi *) – Rencana *) ) Pencapaian rencana = x 100 % tingkat capaian Rencana *)

*) Kolom 3,

**) Kolom 4, rencana tingkat capaian Misal : Pada sasaran ini dapat dinilai bahwa semakin tinggi realisasi pencapaian sasaran

menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan rumus (1) sebagai mana tertulis diatas.

• Peningkatan Kualitas Widyaiswara : ( 23% / 25%) x 100% = 92% • Pengembangan Sistem informasi Penyelenggaraan Diklat Aparatur (20% / 20%) x

100% = 100% Kolom 6 : Ditulis berbagai hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan sasaran, indikator pencapaian

sasaran, rencana tingkat capaian serta realisasinya.

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO

Page 117: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

LAMPIRAN XVI PERATURAN

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

NOMOR : 211/KA/XII/2010

TANGGAL : 31 Desember 2010

Format Laporan Kinerja Satuan Kerja

LAPORAN KINERJA SATUAN KERJA

TAHUN ANGGARAN 20XX

Kementrian Negara / Lembaga : xx Unit Organisasi : xx.xx Satuan Kerja : xx.xx.xxxxxx Fungsi : xx Sub Fungsi : xx.xx Program : xxxx Lokasi : xx.xx Hasil Program :

Kode

Kegiatan

Belanja Keluaran Ket. Anggaran Realisasi Rencana Realisasi Satuan

1 2 3 4 5 6 7 8

xxxxx Kegiatan 1a Indikator Kinerja 1 Indikator Kinerja 2 Indikator Kinerja 3

Keterangan :

1. Header

- Kementerian Negara / Lembaga : Diisi dengan nama dan kode kementerian negara / lembaga.

- Unit Organisasi : Diisi dengan nama dan kode unit organisasi

- Satuan Kerja : Diisi dengan nama dan kode satuan kerja

- Fungsi : Diisi dengan nama dan kode fungsi

- Sub Fungsi : Diisi dengan nama dan kode sub fungsi

- Program : Diisi dengan nama dan kode program

- Hasil Program : Diisi dengan hasil program, yaitu uraian tentang hasil (outcome) yang menjadi sasaran program

- Lokasi : Diisi dengan nama dan kode lokasi (termasuk kode provinsi dan kabupaten / kota)

2. Kolom 1 : Diisi dengan kode kegiatan dimaksud. 3. Kolom 2 : Diisi dengan nama kegiatan dan indikator kinerjanya.

a. Kegiatan adalah sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang / jasa. Contoh Nama Kegiatan :

- Pembangunan Jalan

- Pembinaan Akuntansi Keuangan Negara

Page 118: BATAN PERATURAN NOMOR: 211/KA/XII/2010 TENTANG … · Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara ... dan pengelolaan barang serta mempunyai kode

BATAN

b. Indikator Kinerja adalah sesuatu yang akan dihasilkan dari suatu kegiatan berupa barang atau jasa.

Contoh Indikator Kinerja :

- Panjang Jalan

- Frekuensi Pembinaan 4. Kolom 3 : Diisi dengan jumlah anggaran pengeluaran / belanja yang dialokasikan untuk masing –

masing kegiatan. 5. Kolom 4 : Diisi dengan jumlah realisasi pengeluaran / belanja dari masing – masing kegiatan. 6. Kolom 5 : Diisi dengan jumlah atau kuantitas keluaran yang direncanakan (sasaran keluaran) oleh

Satuan Kerja untuk masing – masing indikator kinerja. 7. Kolom 6 : Diisi dengan jumlah atau kuantitas keluaran yang telah dicapai oleh Satuan Kerja untuk

masing – masing indikator kinerja. 8. Kolom 7 : Diisi dengan satuan keluaran yang akan digunakan untuk menilai atau mengukur barang

atau jasa yang dihasilkan. Contoh Satuan Keluaran :

- Orang (yang dilayani)

- Km (jalan yang dibangun)

- Buah (Surat ijin yang diterbitkan) 9. Kolom 8 : Diisi dengan keterangan yang diperlukan.

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

-ttd-

HUDI HASTOWO