batak menurut william marsden-pdf · kisah-kisah di alkitab menyebutkan bahwa raja salomo...

45
Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 1 Batak Menurut William Marsden Buku History of Sumatra karangan William Marsden yang diterbitkan pada tahun 1811 sebenarnya sudah ada yang diterjemahkan oleh Remaja Rosdakarya di tahun 1999 dan oleh Komunitas Bambu pada tahun 2008. Apabila anda belum memiliki buku-buku tersebut, maka Batakone mencoba untuk menerbitkan beberapa posting berserial khususnya untuk Bab-20 tentang Batak. Postingan ini tidak diambil dari dua buku terjemahan yang disebutkan di atas tetapi langsung dari teks bahasa Inggris koleksi Universitas Michigan yang dicetak oleh pengarang J. McCreery, dan diterjemahkan secara bebas. Apabila ada interpretasi yang berbeda dengan buku terjemahannya harap dimaklumi. PENGANTAR The History of Sumatra adalah sebuah buku yang diterbitkan tahun 1810 oleh penulisnya William Marsden (1754 – 1836). Bukunya edisi-2 diterbitkan pada tahun 1784 sebanyak 373 halaman, dan Edisi-3 – pada tahun 1811 sebanyak 479 halaman berasal dari buku asli koleksi Universitas Michigan yang dicetak oleh pengarang J. McCreery dan dipasarkan oleh Longman, Hurst, Rees, Orme, dan Brown di tahun 1811. Buku The History of Sumatra berisi tentang pemerintahan, hokum, adat istiadat, karakter dasar penduduk pribumi, serta penjelasan tentang hasil-hasil bumi, dan hubungan antar pemerintahan kerajaan di Pulau Sumatra. William Marsden yang lahir tanggal 16 Nopember 1754 dan meninggal tanggal 6 Oktober 1836 merupakan pionir dalam studi tentang Indonesia dan Sumatra secara umum dan khususnya Bangsa Batak. William Marsden juga sebagai seorang ahli di bidang studi bangsa-bangsa di timur, termasuk sebagai ahli dibidang studi bahasa-bahasa asli, dan sebagai kolektor koin-koin kuno. William Marsden adalah anak seorang pedagang dari Dublin. Dia diangkat sebagai pelayan umum disebuah Perusahaan India Timur pada usia 16 tahun dan dikirim ke Bengkulu pada tahun 1771. Kemudian William Marsden diangkat menjadi Sekretaris Utama Pemerintah karena memahami bahasa melayu termasuk pengetahuannya tentang negri Sumatra. Sekembalinya ke London di tahun 1779, dia menulis History of Sumatra (Sejarah Sumatra). Buku Sejarah Sumatra terdiri dari 23 bab dimana pada Bab-20 khusus menceritakan tentang BATAK. Pada Buku Sejarah Sumatra ini, William Marsden menulis 17 sub-bab mengenai BATAK yang berisi tentang: Negri Batak, Teluk Tapanuli, Perjalanan ke Pedalaman, Kayu Manis (Cassia Trees), Pemerintahan, Tentara, Peralatan Perang, Perdagangan, Dewa-dewa, Makanan, Sifat-sifat, Bahasa, Tulisan, Agama, Acara Penguburan, Kriminal, Kebudayaan yang Luarbiasa. Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Upload: doancong

Post on 11-Mar-2019

288 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 1

BBaattaakk MMeennuurruutt WWiilllliiaamm MMaarrssddeenn

Buku History of Sumatra karangan William Marsden yang diterbitkan pada tahun 1811 sebenarnya sudah ada yang diterjemahkan oleh Remaja Rosdakarya di tahun 1999 dan oleh Komunitas Bambu pada tahun 2008. Apabila anda belum memiliki buku-buku tersebut, maka Batakone mencoba untuk menerbitkan beberapa posting berserial khususnya untuk Bab-20 tentang Batak. Postingan ini tidak diambil dari dua buku terjemahan yang disebutkan di atas tetapi langsung dari teks bahasa Inggris koleksi Universitas Michigan yang dicetak oleh pengarang J. McCreery, dan diterjemahkan secara bebas. Apabila ada interpretasi yang berbeda dengan buku terjemahannya harap dimaklumi.

PENGANTAR The History of Sumatra adalah sebuah buku yang diterbitkan tahun 1810 oleh penulisnya William Marsden (1754 – 1836). Bukunya edisi-2 diterbitkan pada tahun 1784 sebanyak 373 halaman, dan Edisi-3 – pada tahun 1811 sebanyak 479 halaman berasal dari buku asli koleksi Universitas Michigan yang dicetak oleh pengarang J. McCreery dan dipasarkan oleh Longman, Hurst, Rees, Orme, dan Brown di tahun 1811. Buku The History of Sumatra berisi tentang pemerintahan, hokum, adat istiadat, karakter dasar penduduk pribumi, serta penjelasan tentang hasil-hasil bumi, dan hubungan antar pemerintahan kerajaan di Pulau Sumatra. William Marsden yang lahir tanggal 16 Nopember 1754 dan meninggal tanggal 6 Oktober 1836 merupakan pionir dalam studi tentang Indonesia dan Sumatra secara umum dan khususnya Bangsa Batak. William Marsden juga sebagai seorang ahli di bidang studi bangsa-bangsa di timur, termasuk sebagai ahli dibidang studi bahasa-bahasa asli, dan sebagai kolektor koin-koin kuno. William Marsden adalah anak seorang pedagang dari Dublin. Dia diangkat sebagai pelayan umum disebuah Perusahaan India Timur pada usia 16 tahun dan dikirim ke Bengkulu pada tahun 1771. Kemudian William Marsden diangkat menjadi Sekretaris Utama Pemerintah karena memahami bahasa melayu termasuk pengetahuannya tentang negri Sumatra. Sekembalinya ke London di tahun 1779, dia menulis History of Sumatra (Sejarah Sumatra). Buku Sejarah Sumatra terdiri dari 23 bab dimana pada Bab-20 khusus menceritakan tentang BATAK. Pada Buku Sejarah Sumatra ini, William Marsden menulis 17 sub-bab mengenai BATAK yang berisi tentang: Negri Batak, Teluk Tapanuli, Perjalanan ke Pedalaman, Kayu Manis (Cassia Trees), Pemerintahan, Tentara, Peralatan Perang, Perdagangan, Dewa-dewa, Makanan, Sifat-sifat, Bahasa, Tulisan, Agama, Acara Penguburan, Kriminal, Kebudayaan yang Luarbiasa.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 2: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 2

BAB-20

BB AA TT AA KK Satu diantara penduduk pulau yang dapat disebutkan sangat berbeda, dan dengan segala hormat disebutkan secara tegas sebagai orang asli Sumatra, adalah Bangsa Batak (Battas), yang sangat jauh berbeda dari penduduk lainnya, dari segi adat istiadat dan kebiasaannya yang sangat luarbiasa, dan khususnya dalam beberapa penerapannya yang diluar dari kebiasaan, sehingga harus dibuat perhatian khusus untuk menjabarkannya. LETAK NEGRI BATAK (TANO BATAK) Negri Batak dibatasi sebelah utara berbatasan dengan Aceh, yang dibatasi oleh Gunung Papa dan Gunung Deira, dan disebelah selatan dibatasi oleh kawasan bebas yang disebut Rau atau Rawa (Daerah Rao sekarang, red.); memanjang sepanjang pantai laut disebelah barat dari mulai sungai Singkel (Singkil, red.) sampai ke Tabuyong, dan didaratannya, berbatasan dengan Ayer Bangis (Air Bangis, red.), dan secara umum berbatasan sepanjang pulau, yang menyempit disekitar kawasan itu, sampai ke pantai bagian timur, kira-kira lebih kurang sampai ke batasan kekuasaan Melayu dan Aceh dibagian daerah maritimnya, sebagai kekuasaan komersial. Kawasan Tanah Batak sangat padat penduduknya, terutama di kawasan pusat, dimana terdapat dataran terbuka dan masih perawan, di perbatasannya (sebagaimana disebutkan) terdapat sebuah danau yang sangat besar, tanahnya subur, dan pertaniannya jauh lebih maju daripada di daerah negri bagian selatan, yang masih ditutupi oleh hutan lebat, dimana terlihat pohon-pohon kosong kecuali pohon-pohon yang ditanami oleh penduduk disekitar kampung, kecuali disepanjang tebing sungai masih tumbuh lebat, tetapi dimanapun terlihat suasana yang kuat menggambarkan keberadaan daerah itu. Jumlah air kelihatan tidak begitu melimpah dibanding kawasan bagian selatan, yang boleh dikatakan berada agak lebih rendah, di bukit barisan yang memanjang kearah utara dari mulai Selat Sunda sampai daerah pedalaman pulau, yang berukuran luas sampai berakhir di Gunung Passumah (Pasamah, red.) atau Gunung Ophir (Pusuk Buhit, red.). Disekitar Teluk Tappanuli (Tapanuli, red.) dataran tingginya berhutan lebat sampai ke dekat pantai. >>> Resitasi Sub-Bab LETAK NEGRI BATAK:

William Marsden menyebutkan bahwa Bangsa Batak adalah yang paling pantas disebut sebagai penduduk asli Pulau Sumatra. Bangsa Batak sangat jauh berbeda dengan penduduk dari segi adat istiadat dan kebiasaannya yang sangat luarbiasa sehingga harus dibuat perhatian khusus untuk menjabarkannya. William Marsden menggambarkan bahwa Letak Negri Batak adalah sepenuhnya Sumatra Utara Sekarang, yang berbatasan dengan Propinsi Sumatra Barat dan daratan

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 3: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 3

sampai ke Propinsi Riau dan disebelah baratnya di Singkil dan Air Bangis berbatasan dengan Propinsi Nangro Aceh. William Marsden juga menggambarkan bahwa di Pusat Tanah Batak (Silindung dan Toba, red.) sudah sangat padat penduduknya yang dikatakan dekat dengan danau yang sangat besar (Danau Toba, red.). Pertanian di Pusat Tanah Batak (Toba, Silindung, red.) sudah sangat baju dan semua dataran terpakai untuk pertanian tetapi pohon-pohon besar sudah agak kosong kecuali disekitar perkampungan. Di bagian selatan Tanah Batak disebutkan masih banyak hutan lebat, tetapi jumlah air masih lebih melimpah di daerah selatan karena tanahnya lebih rendah. Tanah Batak pedalaman disebutkan terletak di Bukit Barisan yang memanjang dari mulai Selat Sunda sampai berakhir di Gunung Passumah atau Gunung Ophir.

Catatan:

Gunung Ophir adalah suatu tempat yang masih menjadi misteri. Sejak dikemukakan oleh Plato di abad-4&5, banyak kalangan yang meneliti dimana keberadaan Gunung Ophir. William Marsden menyebutkan bahwa Gunung Ophir adalah Gunung Passumah. Dari berbagai alas an argumentative, penulis lebih mengakui bahwa Gunung Ophir adalah Gunung Pusuk Buhit. Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet, merak, dikirim dari sebuah pelabuhan yang ada di Negri Ophir (Ofir) sekali dalam tiga tahun. Dalam Kitab Kejadian-6,10 disebutkan bahwa Ofir adalah anak dari Joktan keturunan Sem. Dan mengenai barang-barang yang pesan Raja Sulaiman yang berasal dari Negri Ophir ada dalam Kitab 1-Raja-raja-9-10-22, 1-Tawarikh-29, 2-Tawarikh-8, Ayub-22-28, Mazmur-45, Yesaya-13: Kejadian:-6: (Allah memerintahkan Nuh untuk membuat kapal terbuat dari kayu gofir) Kejadian-10: (Setelah peristiwa Air-bah Nuh berketurunan dan salah satu bangsa keturunannya pada generasi ke-7 adalah Ofir, dimana mereka bermukim meluas dari Mesa dan Sefar yaitu daerah pegunungan di sebelah timur.) 1 Raja-raja-9-10: (Raja Salomo ‘Sulaiman, red.’ Sewaktu mendirikan rumah Tuhan dengan kerja paksa, juga mengirimkan kapal-kapalnya berlayar ke negri Ofir untuk mengambil 14.000 kg emas,termasuk yang diangkut oleh kapal Hiram sejumlah 4.000 kg dan setiap tahun menerima hampir 23.000 kg emas yang berasal dari Ofir). Riwayat yang sama diceritakan juga dalam kitab 1 Tawarikh dan 2 Tawarikh

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 4: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 4

Ayub-22 + 28: (Percakapan antara Elifas dan Ayub dan Sofar, yang menyinggung emas dari Ofir yang sangat bermutu tinggi). Mazmur-45: (tentang nyanyian kaum Korah yang mengkisahkan tentang pakaian yang harum berbau Mur, Gaharu, Cendana, dan berlapis emas yang didatangkan dari Ofir.) Yesaya-13: (tentang rencana Tuhan akan menghukum manusia karena kejahatannya dan mengumpamakan manusia akan lebih sedikit dari emas Ofir. Sampai saat ini belum dapat dipastikan dimana letak Negri Ophir, akan tetapi dari data-data yang berkaitan dapatlah diambil pendekatannya bahwa Negri Ophir terdapat di Tanah Batak.

PEMBAGIAN TANAH BATAK Teritorial Batta country – Tano Batak (menurut informasi yang diperoleh dari Penduduk Inggris) terbagi dalam distrik utama sebagai berikut; Angkola, Padambola (Padang Bolak, red.), Mandiling (Mandailing, red.), Toba, Selindong (Silindung, red.), dan Singkel (Singkil, red.), dimana Angkola mempunyai 5 sub-suku, Mandailing menpunyai 3 sub-suku, Toba mempunyai 5 sub-suku. Berdasarkan catatan Belanda yang dipublikasikan dalam Transaksi Masyarakat Batavia, yang terperinci, Batak dibagi dalam tiga kerajaan. Satu diantaranya bernama Simamora yang berada di pedalaman dan terdiri dari sejumlah perkampungan, diantaranya bernama Batong, Ria, Allas, Batadera, Kapkap (daerah penghasil kemenyan), Batahol, Kotta Tinggi (tempat rumah tinggal raja), dengan dua kawasan terletak di pantai timur yang disebut Suitara-male dan Jambu-ayer. Disebutkan bahwa kerajaan ini menghasilkan banyak emas dari pertambangan di Batong dan Sunayang. Bata-salindong (Batak Silindung, red.) juga terdiri dari banyak distrik, beberapa diantaranya penghasil kemenyan dan distrik lainnya penghasil mas-murni. Tempat tinggal raja adalah di Salindong (Silindung, red.). Bata-gopit (Batu Gopit, red.) terletak dikaki gunung aktif, yang pernah meletus, dari situlah penduduk mengambil belerang, untuk kemudian diproduksi menjadi gunpowder (mesiu senjata, red.). Kerajaan kecil yang disebut Butar terletak di arah timurlaut sampai kearah pantai timur, dimana tempat tersebut dinamai Pulo Serony (Pulau Seruni, red.) dan Batu Bara yang banyak menikmati perdagangan; juga Longtong (Lantung, red.) dan Sirigar (Siregar, red.). yang berada di muara sungai yang besar bernama Assahan (Sungai Asahan, red.). Butar tidak menghasilkan kapurbarus, juga tidak menghasilkan kemenyan, dan juga tidak menghasilkan emas, dan penduduknya hidup dari pertanian. Rajanya bertempat tinggal di kota juga bernama sama, Butar.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 5: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 5

BANGUNAN KUNO Jauh ke pedalaman sungai di Batu Bara, yang ujungnya bermuara ke selat Malaka, ditemukan sebuah bangunan besar terbuat dari batubata, mengenai bangunannya sepertinya bukan tradisinya dibangun oleh penduduk setempat. Dijelaskan bahwa bentuknya segi-empat, atau beberapa bentuk segi empat, dan di satu sisinya terdapat pilar yang sangat tinggi, mungkin bagi mereka dirancang untuk menempatkan bendera. Bentuk-bentuk gambar atau reliefnya berbentuk gambar manusia yang dipahat di dinding temboknya, sepertinya mirip dewa-dewa bangsa Cina (mungkin juga Hindu). Batu batanya, yang dibawa ke Tapanuli berukuran lebih kecil dari yang umum digunakan di Inggris. SINGKEL (SINGKIL) Sungai Singkel, merupakan sungai terbesar di pantai barat pulau itu, yang berasal jauh dari pegunungan Daholi, di kawasan Achin (Aceh, red.), dan panjangnya sekitar 30 mil dari laut yang mengaliri airnya dari Sikere, di sebuah tempat bernama Pomoko, yang mengalir sepanjang Tanah Batak. Sehabis persimpangan ini sungainya sangat lebar, dan cukup dalam untuk dialiri kapal untuk muatan berat, tetapi pangkalnya sangat dangkal dan berbahaya, dalamnya tak lebih dari 6 kaki (1,8 m) saja pada saat surut, dan kalau sedang pasang akan naik 6 kaki (1,8 m) juga. Lebarnya pada daerah ini sekitar ¾ mil. Pada dataran rendal daerah ini banyak yang tergenang air sewaktu musim hujan, tetapi ada dua daerah yang disebutkan oleh Kapten Forrest tidak tergenang air yaitu bernama Rambong dan Jambong, di dekat muaranya. Kota utama terletak sekitar 40 mil ke hulu sungai di pencabangan sebelah utara. Di sebelah selatan ada sebuah kota bernama Kiking, dimana ramai perdagangan dilakukan oleh orang Malays (orang Melayu, red.) dan Achinese (orang Aceh, red.) di daerah yang dulunya gunung Samponan atau gunung Papa menghasilkan banyak kemenyan daripada di Daholi. Disebutkan dalam sebuah catatan Belanda bahwa selama 3 hari pelayaran lebih kehulu Singkil maka anda akan menemukan danau yang sangat besar, yang luasannya belum diketahui. Barus, tempat berikutnya yang berada dibagian selatan, sudah sangat terkenal di negri timur yang disebut kapur-barus atau kamfer, bahkan yang diimport dari Jepang atau Cina disebut juga namanya kapur-barus. Inilah kawasan paling terpencil dimana Belanda sudah lama membangun pabriknya sebelum kemudian meninggalkannya. Mirip seperti pemerintahan Melayu yang diperintah oleh seorang raja, seorang bandhara (bendahara, red.), dan delapan orang pangulus (penghulu, red.), dan dengan kekhususan ini, bahwa raja-raja dan para bendahara dapat silih berganti harus dari kalangan keluarga utama yang disebut Dulu (di hulu, red.) dan D’illir (di hilir, red.). Daerah kekuasaan dulunya dikatakan sampai ke Natal. Kotanya bertempat kira-kira 1 league (3 mil) dari tepi pantai dan 2 league (6 mil) ke daratan terdapat 8 perkampungan yang semuanya dihuni oleh orang Batak, sebagai penduduk yang membeli kapur barus dan kemenyan dari orang-orang di pegunungan Diri (Dairi, red.), yang memanjang dari Singkil di selatan sampai dataran tinggi Lasa, di dekat Barus, dimana daerah ini sudah berada di distrik Toba.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 6: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 6

TAPPANULI (TAPANULI) Teluk Tapanuli yang ramai membentang ke pusat Tanah Batak, dan pantainya dimana-mana telah dihuni oleh manusia, berdagang barter untuk setiap keperluannya dari luar, tetapi mereka tidak melakukan sendiri pelayarannya ke laut. Kawasan yang dapat dilayari ini merupakan kekayaan alam teluk yang sangat menguntungkan dibanding kawasan lain di seantero bumi, sehingga semua pelaut dari seluruh dunia dapat mengunjunginya dengan sangat aman disetiap musim, bahwa cukup sulit untuk melepas jangkar karena ramainya sehingga kapal-kapal besarpun tersembunyi dan sulit terlihat dan sulit dicari bila tidak dengan cermat melihatnya. Di pulau Punchong kechil, dimana kami tinggal (membuat pemukiman), menjadi memudahkan untuk menambat kapal pada pohon yang tumbuh di pantai. Balok kayu untuk tiang kapal dan balok layar dapat dibeli di banyak tempat di pinggiran pantai dengan fasilitas yang sangat baik. Keadaannya kurang menyenangkan dalam hal jalur umum untuk hubungan perkapalan timbal balik, dan jaraknya yang jauh dari basis utama kita di India sebagai pertimbangannya, masih belum banyak dimanfaatkan untuk angkatan laut besar; tetapi pada saat yang bersamaan pemerintahan kita harus berhatihati terhadap bahaya yang mungkin muncul dari kekuatan angkatan laut lain yang akan tersinggung bila menguasai kawasan ini. Pribumi umumnya tidak bersifat menyerang, dan hanya memberikan sedikit gangguan terhadap pendudukan kita; tetapi kelompok pedagang orang Aceh (tanpa persetujuan atau pemberitahuan, karena ada alasan yang dapat diyakini, akan muncul dari pemerintahan mereka), cemburu atas penguasaan dagang kita, mereka akan melakukan perjuangan yang panjang untuk mengusir kita dari teluk itu dengan pemaksaan bersenjata, dan kita ada dalam keadaan siap dengan senjata perang yang baik yang cukup untuk tahunan demi mengamankan penguasaan secara perlahan dan halus. Di tahun 1760 Tappanuli dikuasai oleh skwadron kapal Prancis dibawah perintah Comte d’Esting; dan di bulan Okrober 1809, menjadi hampir tanpa pertahanan, namun kemudian dikuasai oleh Creole French Frigate, oleh Kapten Ripaud, yang kemudian bergabung dengan kapal perang Venus dan kapal perang La Manche, dibawah komando Commodore Hemelin. Dengan syarat-syarat untuk menyerah, harta pribadi harus diamankan, tetapi dalam beberapa hari, setelah jaminan yang sangat bersahabat diberikan kepada residen yang sedang menjabat, ditempat mana tentara Prancis juga tinggal, kesepakatan ini dilanggar paksa atas kepura-puraan sakit sehingga sejumlah emas telah disembunyikan, dan semua yang dimiliki oleh orang-orang Inggris, termasuk milik pribumi yang menjadi sahabat, dirampas dan dibakar, secara kejam dalam kebrutalan yang biadab. Rumah taman milik pimpinan (Mr. Prince, yang pernah menjabat Tappanuli) di Batu-buru seluruhnya dibakar, termasuk kuda-kudanya, dan ternaknya ditembak dan dicederai. Bahkan buku catatan, berisi catatan-catatan hutang dalam perdagangan di tempat itu, termasuk perjanjian, dihancurkan sehingga samasekali tak terpakai lagi tetapi musuh menjadi tidak mendapat keuntungan dari catatan itu, tetap terjaga oleh para penderita yang malang. Tidak dapat dibayangkan bahwa pemerintahan dari sebuah kerajaan yang besar dan agung memberikan hukumannya dengan cara tak terhormat dalam sebuah perang.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 7: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 7

Di dalam Philosophical Transactio (Perjanjian Taktertulis, red.) selama tahun 1778 adalah sejarah singkat bagi Tanah Batak dan perilaku penduduknya, dikemukakan dari surat pribadi Mr. Charles Miller, seorang ahli tumbuh-tumbuhan Perusahaan, dimana pengamatannya yang saya miliki telah mengulangi kejadian untuk dikenang. Saya sekarang ini harus mengatakannya kepada pembaca pokok-pokok dari sebuah laporan yang dibuat olehnya dalam sebuah perjalanan yang dilakukan bersama-sama Mr. Giles Holloway, yang kemudian menjadi Residen Tappanuli, sampai ke pedalaman Tanah Batak yang sedang kita bicarakan ini, dengan sebuah pandangan untuk mendalami hasilnya, khususnya cassia (kayu-manis, red.), yang pada saat itu dianggap untuk membuktikan bahan perdagangan yang layak untuk diberi perhatian. Mr. Miller bercerita: Sebelum kami menetapkan perjalanan ini, kami menanyai orang-orang yang dulunya pernah berhubungan dengan perdagangan kayu manis (kulit manis) ke tempat yang paling tepat untuk dikunjungi. Mereka menginformasikan kepada kami bahwa pohon-pohon itu dapat ditemukan di dua kawasan; yaitu disebagian daratan arah utara dari perkampungan tua di Tapanuli; dan juga di negri Padambola (Padang Bolak, red.), yang terletak antara 50 sampai 60 mil jauh ke arah selatan. Mereka menganjurkan kami lebih baik pergi ke negri Padambola, walaupun agak jauh, dengan pertimbangan bahwa penduduk negri Tappanuli (sebagaimana mereka sebutkan) lebih sering melakukan gangguan kepada pendatang (orang asing). Mereka juga mengatakan kepada saya bahwa ada dua jenis kulit manis, satu diantaranya, menurut penjelasan mereka, diharapkan dapat terbukti bahwa benar-benar sebagai pohon kulit manis. Pada tanggal 21 Juni 1772, kami berangkat dari Pulo Punchong dan berangkat dengan menggunakan sampan ke arah quallo (kuala, red.) sungai Pinang Suri (Pinang Sori, red.), dimana teluknya kira-kira 10 atau 12 mil arah tenggara Punchong. Besok paginya kami menyusuri sungai kearah atas dengan menggunakan sampan, dan kira-kira 6 jam tiba disebuah tempat bernama Quallo Lumut (Kuala Lumut, red.). Seluruh daratan di arah dua sisi sungai adalah dataran rendah, yang ditumbuhi pohon-pohon dan tidak berpenduduk. Di hutan ini saya mengamati adanya pohon kapur barus, dua jenis kayu jati, meranti, rangi, dan beberapa jenis kayu lainnya. Sekitar seperempat mil dari sana, di arah berlawanan dari sisi sungai terdapat kampung Batak, yang berlokasi diatas bebukitan dan puncak gunung yang sangat indah, yang mencuat berbentuk pyramidal, ditengah-tengah padang rumput kecil. Raja dari kampung ini, yang diberitahukan oleh orang Melayu dimana kami berada dirumahnya, datang mengunjungi kami, dan mengundang kami untuk berkunjung kerumahnya, lalu kami diterima dengan sebuah sambutan yang besar, dan disambut penghormatan dengan kira-kira 30 tembakan. Kampung ini terdiri dari kira-kira 8 atau 10 unit rumah, yang juga terdapat padi house (rumah lumbung, red.). Kampung itu mempunyai pertahanan yang kuat dengan pagar berlapis terbuat dari papan kasar dari pohon kapur barus, yang ditancapkan dalam kedalam tanah dan sekitar 8 atau 9 kaki (2,5 – 3 m) tingginya di atas tanah. Pagar-pagar ini kira-kira 12 kaki (4 m) berjajar,

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 8: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 8

dan diantara pagar tersebut digunakan untuk menambat kerbau pada malam hari. Di sisi luar pagar ini ditanami mereka dengan sejenis bambu berduri, yang hampir tak dapat ditembus denga ketebalan dari 12 sampai 20 kaki (4-7 m) tebalnya. Di Sapiyau atau dimana raja menerima tamu asing kami melihat tengkorak kepala manusia bergelantungan, menurut yang diceritakannya bahwa digantungkan disana adalah sebagai tropi, tengkorak itu adalah tengkorak musuh yang mereka tawan, dimana tubuhnya (berdasarkan adat Batak-nya), mereka telah memakannya kira-kira dua bulan yang lalu. Pada tanggal 23 Juni 1772, kami berjalan melalui daerah berhutan datar ke kampung Lumut, dan hari berikutnya ke Satarong, dimana saya amati beberapa perkebunan pohon kemenyan, kapas, pohon biru, kunyit, tembakau, merica. Kemudian kami berlanjut ke Tappolen, ke Sikia, dan ke Sapisang (Sipisang, red.). Yang terakhir ini berlokasi di tebing sungai Batang-tara (Batang Toru, red.), tiga atau empat hari perjalanan dari laut; sehingga perjalanan kami hampir sejajar dengan pantai. Tanggal 1 Juli 1772, kami meninggalkan Sapisang dan mengambil arah ke pebukitan, mengikuti jalur Batang-tara. Kami berjalan sepanjang hari melalui daerah dataran rendah, berhutan, dan daerahnya belum terjamah, dan sepertinya tak ada yang masuk dalam observasi. Penunjuk jalan kami telah mengarahkan untuk sampai disebuah kampung, bernama Lumbu; tetapi salah jalan yang seharusnya menyusuri sungai antara empat atau lima mil (7-8 km), dan setelah waktu agak lama tibalah di sebuah ladang sudah sangat melelahkan; dimana buruknya cuaca memaksa kami untuk berhenti dan beristirahat seperempat jam di sebuah pondok terbuka ditengah sawah. Hari berikutnya, sungai terlihat banjir setelah hujan deras sehari sebelumnya sehingga kami tidak dapat melanjutkan perjalanan kami, dan bermaksud untuk melewatkan saja malam itu dalam keadaan yang tidak menyenangkan. (Saat ini adalah pertengahan musim kering di bagian selatan pulau.) Pada tanggal 3 Juli 1772, Kami meninggalkan ladang dan berjalan melalui jalur yang jarang dilalui dan tak berpenghuni, penuh dengan bebatuan dan berhutan belantara. Hari ini kami menyeberangi tebing yang sangat curam dan bukit yang tinggi, dan pada sore harinya tiba disebuah negri yang berpenghuni dan persawahan yang diusahai dengan baik dan pada ujungnya yang tanahnya datar disebut Ancola (Angkola, red.). Kami tidur semalaman disebuah gubuk ladang terbuka, dan besoknya melanjutkan perjalanan menuju sebuah kampung yang disebut Koto Lambong (Huta Lambung, red.). Pada tanggal 5 Juli 1772, berjalan melalui sebuah negri yang lebih terbuka dan sangat menyenangkan yaitu Terimbaru (Huta Imbaru, red.), sebuah kampung besar disebelah ujung selatan dataran Ancola. Daerah ini samasekali tak berhutan dan dibajak serta ditanami padi dan jagung, atau ditanami untuk makanan kerbau dan kuda. Raja telah diberitahukan tentang keinginan kami untuk datang ke sana, dan raja itu mengirim anaknya yang dikawal oleh sekitar 30 atau 40 orang diperlengkapi dengan senjata seperti pedang dan senjata lantak, mereka menemui kami dan mengawal kami sampai ke kampungnya, disambut dengan pukulan gong, dan menembakkan senjatanya sepanjang jalan.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 9: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 9

Raja menerima kami dengan penyambutan yang hebat, dan memerintahkan untuk menyembelih seekor kerbau, menahan kami sehari, dan sewaktu kami mau melanjutkan perjalanan, raja menyertakan anaknya dan sejumlah orang untuk mengawal kami. Saya mengamati bahwa semua wanita yang belum kawin memakai banyak sejenis cincin ditelinganya (ada yang berjumlah 50 cincin pada sebelah telinganya), dari keadaannya, sama seperti suasana negeri itu kelihatannya menunjukkan kaya denga kandungan mineral; tetapi sewaktu tanya sanasini diketahui bahwa timah itu dibawa dari Selat Malaka. Setelah memberikan cendramata sebagai hadiah kepada raja maka kami meninggalkan Terimbaru pada tanggal 7 Juli 1772 dan melanjutkan perjalanan ke Samasam (Simasom, red.), dimana raja ditempat itu dikawal oleh sekitar 60 atau 70 pengawal yang diperlengkapi dengan senjata lengkap menjumpai kami dan mengawal kami sampai dikampungnya, dimana sudah dipersiapkan sebuah rumah untuk menerima kami, memperlakukan kami dengan penuh hormat dan keramahan. Negeri sekeliling Samasam penuh berbukitan tetapi tidak banyak pepohonan, dan kebanyakan ditumbuhi rerumputan untuk ternak merumput, oleh karenanya mereka memiliki banyak ternak. Tidak banyak yang mengagumkan saya temukan disini kecuali satu jenis bumbu yang mereka sebut Andalimon andaliman, red), dimana bijinya dan daunnya rasanya sangat spicy taste (menyengat, red.), dan selalu digunakan untuk jenis masakan kari. Pada tanggal 10 Juli 1772, melanjutkan perjalanan kami ke Batang Onan, dimana biasanya orang Melayu membeli kulit manis dari orang Batak. Setelah kira-kita 3 jam perjalanan melalui negeri yang berbukit terbuka, kemudian kami masuk kedalam hutan lebat, dimana kami bermaksud bermalam disitu. Besok paginya kami menyeberangi lagi tebing curam dari sebuah bukit yang tinggi dan dipenuhi hutan lebat. Disini kami menemukan pohon kemenyan liar. Pohonnya tumbuh jauh lebih besar dari pohon yang diperkebunkan, dan menghasilkan jenis dammar yang disebut keminian dulong atau kemenyan manis (sweet scented benzoin). Perbedaannya biasanya lebih lengket, dan aromanya mirip biji almon yang digerus. Tiba di Batang Onan disore hari. Kampung ini berada di dataran sangat luas ditepian sungai besar yang langsung menuju selat Malaka, dan disebutkan dapat dilayari sekitar satu hari perjalanan dari Batang Onan. Pohon Kayu Manis (Lanjutan Cerita Perjalanan Mr. Miller)

Abstrak: Pohon Kayu Manis atau Kulit Manis disebut juga sebagai Cassiavera atau bahasa latinnya disebut Cinnamomum verum, synonym C. zeylanicum. Kayu Manis ini diberitakan sudah dikenal oleh Bangsa Mesir Kuno sekitar 5000 tahun lalu dan banyak juga disebutkan dalam Kitab Perjanjian Lama. Sebagai contoh ayat-ayat berikut:

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 10: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 10

Karena omelan Bangsa Israel maka Musa berdoa: “Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,” (Keluaran 15:25 TB). Perintah Tuhan kepada Nabi Musa: “Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal,” (Keluaran 30:23-TB) Perkataan seorang cewek perayu: “Tempat tidurku telah kututupi dengan seperei beraneka warna dari Mesir, dan sudah kuharumkan dengan wangi-wangian mur, cendana dan kayu manis.” (Amsal 7:16-17 BIS) Nyanyian cinta Sulaiman: Disana tumbuh pohon-pohon delima, dengan buah-buah yang paling lezat. Bunga pacar dan narwatsu, narwatsu dan kunyit, kayu manis dan tebu, dengan macam-macam rempah pilihan. (Kidung Agung 4: 13-14, BIS) Terbukti bahwa kayu manis sejak zaman Nabi Musa dan Raja Sulaiman sudah menjadi komoditi berharga. Mengapa Bangsa Eropah (Inggris dan Belanda) mencarinya ke Tanah Batak abad-18? Sudah barang tentu pohon ini sebagai tumbuhan endemik Tanah Batak, walaupun orang-orang menyebutkannya berasal dari Sri Lanka. Oleh karena itu catatan ini menjadi satu bukti bahwa Bangsa Batak memang sudah eksis sejak zaman purba berhubungan dengan dunia luar. Berikut adalah lanjutan Perjalanan Mr. Miller ke Tanah Batak yang dikutip dari History of Sumatra oleh William Marsden.

KAYU MANIS Tanggal 11 Juli 1772. Berangkat ke Panka-dulut, raja yang mengaku memiliki lahan pohon Kayu Manis (cassia-trees), dan orang-orangnya biasanya memotong dan mengupas kulit kayunya dan mengirimnya ke tempat yang disebutkan sebelumnya (Batang Onan). Pohon Kayu Manis yang terdekat letaknya kira-kira 2 jam perjalanan (jalan kaki) dari Panka-dulut di pegunungan dataran tinggi. Pohon itu tumbuh setinggi 40 – 60 kaki (12 – 20 m) tingginya, dan bercabang rimbun. Pohon Kayu Manis ini bukan di budidayakan tetapi dibiarkan tumbuh sendiri di hutan. Kulitnya biasanya diambil dari batang pohon yang berdiameter 1 atau 1½ kaki (30 – 50 cm); kulitnya menjadi agak tipis bila pohonnya dipanen semasih muda, sehingga akan menurunkan kualitasnya. Disini saya membutuhkan jenis Kayu Manis yang berbeda yang telah diebutkan sebelumnya, tetapi sekarang diberitahukan bahwa hanya ada satu jenis, dan perbedaan yang mereka sebutkan itu bisa ada karena perbedaan tanah dimana pohon itu tumbuh, bahwa yang tumbuh di tanah kering bebatuan pohonnya berwarna kemerahan, dan kulitnya

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 11: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 11

memiliki kualitas super dibanding yang tumbuh di tanah liat lembab dan pohonnya cenderung berwarna kehijauan. Saya juga berusaha mendapatkan informasi bagaimana cara mereka mengupas dan memproses kulit manis, dan menyampaikan kepada mereka niat saya untuk mencoba beberapa eksperimen untuk meningkatkan kualitas dan menjadikannya lebih berharga. Mereka mengatakan belum ada yang dipanen dalam dua tahun belakangan ini, sehingga terhenti jual-belinya di Tapanuli; dan jika saya datang dengan suatu kewenangan untuk membuka perdagangannya, saya harus memanggil orang-orang sekitar kampung untuk berkumpul bersama membicarakannya, menyembelih kerbau untuk mereka, dan meyakinkan mereka semua bahwa Kayu Manis akan ditampung lagi; dalam hal ini mereka akan segera memulai panen dan memproduksinya, dan dengan rela mengikuti semua perintah yang saya berikan kepada mereka; tetapi sebaliknya mereka bisa saja tak mematuhinya. Saya melihat bahwa saya dihambat mendapatkan informasi yang memuaskan sebagaimana saya harapkan karena kelakuan licik orang yang menemani kami sebagai penunjuk jalan, karena dia mengetahui seluk beluk negri itu, dan tentang Pohon Kayu Manis, dimana dia sebelumnya adalah orang yang mengatur perdagangannya, Kami kira kami beralasan berharap atas semua yang kami inginkan seperti bantuan dan informasi, tetapi bukan hanya menolak memberikannya, tetapi mencegah kami sebisa mungkin mendapatkan keterangan dari orang-orang negri itu. Tanggal 14 Juli 1772, kami meninggalkan Batang Onan untuk kembali pulang, singgah semalaman disebuah kampung bernama Koto Moran untuk bermalam, dan malam berikutnya kami sampai di Sa-masam (Simasom, red.) tempat dimana kami sebelumnya menempuh jalur jalan yang berbeda dari jalan kami menuju ke Si-pisang; dimana kami mengadakan sampan, dan kembali menyusuri sungai Batang-tara menuju ke laut. Tanggal 22 Juli 1772 kami kembali ke Pulo Punchong. Akhir Dari Catatan Mr. Miller. Sudah sejak awal difahami bahwa mereka salah pengertian, dan membawa jalan yang berputar-putar untuk menghindari kampung tertentu dalam mempertimbangkan jalan pulang ke Tapanuli, atau mungkin karena alasan lain. Dekat dengan tempat berikutnya, di jalan utama, Mr. John Marsden, yang menyusuri jalan menuju tempat penguburan salah satu pimpinan mereka, mengamati dua buah monument batu berusia tua, yang satu berbentuk seorang laki-laki, yang satu lagi seorang laki-laki sedang menunggang gajah, terlihat cukup bagus dilakukan, bahkan tak satupun diantara mereka sekarang ini mampu lakukan seperti itu. Ciri tersebut sangat kuat tentang Batak. Pemukiman kami di Natal (sebenarnya Natar), beberapa mil arah selatan sungai besar di Tabuyong, dan berbatasan dengan Tanah Batak, yang membentang dibelakangnya, adalah sebuah tempat yang ramai perdagangan, tetapi diperuntukkan bukan karena terjadi alami atau kepentingan politik. Tempat itu dihuni oleh penduduknya untuk tujuan perdagangan yang datang dari negri Achin, Rau, dan Menangkabau (Aceh, Rao, dan Minangkabau, red.),

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 12: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 12

yang memakmurkan penduduk dan kaya. Emas dengan kualitas sangat tinggi diproduksi disini (beberapa penambangannya berjarak sekitar 10 mil dari pabriknya), dan ada transaksi dagang untuk barang-barang impor, sebagai penggantinya adalah kapur barus yang sangat mudah pembuatannya. Sama seperti kota-kota di daerah Melayu lainnya, mereka diperintah oleh datu-datu sebagai pimpinan bergelar datu besar (datu bolon, red.) atau hakim kepala yang tidak menetap; dan walaupun pengaruh perusahaan dagang disini sangat kuat kuasanya bukan berarti berdiri kokoh sebagaimana di kawasan-rempah2 di bagian selatan yang memiliki sejumlah pegawai, memiliki harta kekayaan mereka, dan berbentuk perusahaan, bersemangat mandiri. Boleh dikatakan bahwa mereka lebih mengarah kepada menjalankan menejemen perusahaan dan mendapat dukungan daripada memerintah. Mereka menganggap orang Inggris bermanfaat sebagai penengah antara mereka dan lawan dagangnya, yang tak jarang menjurus kepada perang, walaupun dalam bentuk unjuk kekuatan, dan sebagai alasan kehadiran orang-orang kami (Inggris) berada diantara mereka. Di awal periode proteksi kami melindungi adalah menyenangkan mereka melawan orang-orang yang melakukan kecurangan, seperti yang mereka tuduhkan pada Belanda, yang memulai masalah dan mengakui mereka cemburu. Melalui artikel Perjanjian Paris di tahun 1763 pernyataan claim ini dijelaskan bahwa mereka menghormati dua kekuatan Eropah ini, dan kependudukan Natal dan Tapanuli secara jelas harus dikembalikan kepada Inggris. Mereka kenyataannya telah diduduki kembali. bahkan telah memiliki hak atas apa yang dikemukakan dari keinginan dan persetujuan oleh raja-raja setempat. [Catatan kaki sebelumnya: Setelah pendirian kembali pabrik di tahun 1762 residen menuduh Datu besar (Datu Bolon, red.), dengan sikap marah besar. Sejumlah mayat selalu terlihat mengambang dihilir sungai, dan mengajukan kerjasamanya untuk mencegah pembunuhan di negri itu, oleh karena kekacauan terjadi di daerah itu selama penanganan sementara dari pengaruh Perusahaan. “Saya tak dapat menyetujui apapun alasannya untuk pendirian pabrik itu” kata Datu itu: “Saya mendapat bagian dari pembunuhan-pembunuhan ini dengan keuntungan duapuluh dollar untuk setiap kepala bila keluarga-keluarga itu menuntut.” Satu kompensasi sebesar 30 dollar per bulan ditawarkan kepadanya, walaupun hal ini berat untuk diberikan padanya, melihat bahwa dia adalah pihak yang kalah, sebagaimana dalam kasus ini setidaknya tiga orang setiap bulan. Dilain waktu, sewaktu residen mencoba untuk menerapkan peraturan untuk dilaksanakan, dia (Datu,red..) mengatakan, “kami tiadah suka begito, orang kaya!”, dan mengangkat tangan kanannya sebagai tanda kepada bawahannya untuk menyerang apabila yang dia usulkan tidak dipenuhi. Tahun-tahun berikutnya sikap dan sifat untuk kepentingan bersama telah melunakkan hati mereka menjadi lebih akomodatif.] PEMERINTAHAN BATAK Pemerintahan Tanah Batak, walaupun dalam hal jumlah berada dibawah kekuasaan tiga atau lebih raja-raja yang berkuasa penuh, secara efektif (sejauh yang kami dapat pastikan setelah berhubungan dengan orang-orang) dibagi dalam sejumlah tak tentu raja-raja kecil, yang pimpinannya, juga berperan sebagai raja, juga kelihatannya tidak tunduk kepada

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 13: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 13

kekuasaan yang lebih tinggi, tetapi masih masuk kedalam suatu komunitas bersama raja-raja lainnya, khususnya dengan orang-orang yang berasal dari satu suku (marga, red.), untuk pertahanan dan keamanan bersama terhadap setiap musuh dari luar. Pada saat yang bersamaan mereka sangat iri bila ada kenaikan pamor dari kekuasaan saudara-saudara mereka, dan untuk hal-hal yang sangat kecil saja sebuah peperangan dapat pecah diantara mereka. Kekuatan pertahanan diantara kampung-kampung tidak selalu persis sama, dan sejumlah raja-raja memiliki pengaruh besar terhadap lainnya; dan memang demikian adanya, dimana setiap orang bisa memiliki selusin pengikut dan dua atau tiga senjata untuk berdiri sebagai kekuatan yang bebas (independence). Tanah dari sebuah tempat bernama Sokum memberikan upeti sebagai tanda hormat kepada seorang pemimpin perempuan atau uti (kata uti menurut pemahaman saya mempunyai arti putri, seorang putri raja), yang kekuasaan hukumnya meliputi banyak suku (marga, red.). Cucunya yang menjadi pangeran yang berkuasa, barusaja dibunuh oleh seorang penyusup, dan dia (uti, red.) telah mengumpulkan pasukan berjumlah dua atau tiga ribu laki-laki untuk balas dendam. Seorang agen Perusahaan (Perusahaan Inggris, red.) berangkat melalui sungai kira-kira 15 mil (23 km) dan berharap mampu mengatasi untuk mengakomodir masalah yang mengancam kedamaian di negri itu; tetapi dia diingatkan oleh uti, kalau tidak mendaratkan tentaranya, dan mengambil sikap berpihak padanya, maka dia (agen perusahaan, red.) tidak punya urusan disana, dia (agen perusahaan, red.) diwajibkan menaikkan kembali orang-orangnya tanpa urusan apapun. Aggressor itu mengikutinya pada malam itu dan kemudian melarikan diri. Sepertinya tidak ada terlihat, dari sikap dan sifat orang-orang itu, bahwa seluruh negri pernah bersatu dibawah sebuah penguasa tertinggi. KEKUASAAN RAJA-RAJA Raja-raja yang lebih berkuasa memanfaatkan kekuasaannya terhadap kehidupan rakyatnya. Pengikutnya diwajibkan untuk mendampingi perjalanan pimpinannya dan juga dalam hal terjadinya perang, dan apabila ada seseorang yang menolaknya maka dia dikeluarkan dari lingkungan masyarakatnya tanpa diperbolehkan untuk membawa hartanya. Para pengikut raja yang ikut dalam hal perang dipersiapkan makanan untuk ekspedidi-ekspedisinya, dan memberikan suatu penghargaan untuk setiap orang yang mereka bunuh. Penghasilan dari seorang pemimpin utamanya diperoleh dari denda-denda dalam bentuk kerbau yang diputuskan dalam kasus-kasus kriminal, yang disisihkan untuk dirinya sendiri; dan dari hasil produksi pohon kamfer (kapur barus, red.) dan kemenyan dari seluruh daerah kekuasaannya, tetapi ini tidak secara paksaan diminta dari rakyatnya. Apabila seseorang membayar hutang judi, dia mengambil pajak semaunya yang dia rasa cocok yaitu berupa kuda-kuda atau kerbau-kerbau (belum ada bentuk koin yang berlaku di negri itu), yang dia berlakukan, dan putusannya mengharuskan untuk menerima apa maunya. Mereka dipaksa bekerja pada gilirannya, untuk sejumlah hari di sawahnya. Ada, -mungkin memang adatnya demikian-, suatu jenis pelayanan untuk kepemilikan tanah orang lain, penyewa tanah terikat kewajiban untuk memberi hormat kepada tuan-tanah

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 14: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 14

dimanapun dia bertemu tuannya, dan menyediakan pelayanan bilamana tuannya datang berkunjung kerumahnya. Orang-orang kelihatannya secara permanen memiliki kepemilikannya, berhak melakukan jual-beli diantara mereka bila mereka sudah saling sepakat. Jika seseorang menanam pohon dan meninggalkannya, tak seorangpun penghuni dikemudian harinya dapat menjualnya, walaupun dia boleh memakan buahnya. Perdebatan-perdebatan dan pendakwaan-pendakwaan dari segala sesuatu yang terjadi antara orang-orang sekampung dapat diselesaikan oleh seorang pejabat yang ditunjuk untuk itu, dan dari dia disebutkan tidak ada pembiayaan kepada raja. Apabila sekelompok orang diutus ke Teluk untuk membeli garam atau untuk bisnis lain mereka didampingi oleh pengawal yang apabila mencuri secara sadar atas kepentingannya, dan kadangkala menghukumnya langsung ditempat sebagai seorang kriminal atau seorang begajul. Aturan ini terlihat berhasil untuk banyak kasus aturan dan tatasusila. HAK WARIS Dinyatakan bahwa Hak-waris untuk menjadi pimpinan tidaklah semata-mata langsung turun kepada anak yang ditinggal mati, tetapi kepada keponakan dari seorang saudara perempuan; dan bahwa peraturan yang diluar kebiasaan itu, yang berkaitan dengan harta secara umum, hal yang demikian juga berlaku diantara orang melayu yang ada dibagian lain dari pulau itu, dan bahkan di Padang negri tetangganya. Yang berwenang untuk ini adalah dari berbagai orang dan tidak berhubungan satu sama lain, tetapi tidak cukup jelas untuk meyakinkan saya untuk mengakui bahwa hal itu berlaku umum dalam prakteknya. MENGHORMATI SULTAN MINANGKABAU Walaupun ada suasana kebebasan di Bangsa Batak, dan mereka memandang rendah atas seluruh kekuatan yang mempengaruhi kekuasaannya terhadap masyarakat yang kecil (dalam jumlah, red.), mereka memiliki rasa hormat yang mendalam kepada Sultan Minangkabau, dan menunjukkan kepura-puraan mengakui atas hubungan persahabatannya dan mengirim sejumlah utusan, sungguhsungguh atau berpura-pura, ketika sesuatu muncul diantara mereka untuk maksud pemberian upeti; bahkan sewaktu mengucapkan perkataan yang menyinggung perasaan dan mengancam jiwa mereka, mereka tidak berusaha untuk menolak: mereka beranggapan bahwa hubungan mereka tidak akan pernah lebih baik; bahwa padi mereka akan mendapat hama, kerbau mereka akan mati; bahwa mereka akan tetap dibawah tekanan sejenis mantra untuk merasa bersalah kepada utusan-utusan suci itu. PERAWAKAN MANUSIANYA Manusia Batak penampilannya agak lebih rendah dari perawakan orang melayu, dan sifat umum, air muka, rupa dan warna kulit terlihat lebih lumayan (fairer), yang mungkin telah diturunkan dari nenek moyangnya, untuk sebagian besar wilayah, dari laut, tidak secara mendasar semuanya sama.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 15: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 15

PAKAIAN Pakaian mereka biasanya terbuat dari kain katun sederhana yang dibuat sendiri, tebal, kasar, tetapi kuat, kira-kita empat hasta panjangnya, dan dua dipakai di bagian dada, dililitkan dibagian tengah, dengan memakai sejenis selendang di bagian pundak. Pakaian ini terdiri dari berbagai campuran warna, yang menonjol adalah kecoklatan agak merah dan warna biru yang mendekati hitam. Mereka gemar menghiasinya, terutama selendangnya, dengan rambu-rambu dan jalinan benang. Tutup kepala biasanya terbuat dari kulit kayu, tetapi untuk kalangan kelas tinggi memakai pakaian bergaris warna biru dari luar negeri mirip tiruan destar Melayu, dan sejumlah baju yang bercorak bunga-bunga. Wanita muda, disamping lilitan kain di bagian tengah, ada juga kain melilit di bagian dada, dan (sebagaimana tercatat di jurnal Mr. Miller) memakai sejumlah anting-anting dari timah di telinganya, dan juga sejumlah ring tebal yang terbuat dari kuningan dipakai di leher. Pada hari-hari perayaan mereka menghiasi diri mereka dengan anting terbuat dari mas, jepit rambut, oleh karena itu kepala mereka mirip burung atau ular naga, memakai sejenis plat dada yang berbentuk tiga kerucut, dan memakai gelang berlobang di lengan bagian atas, semuanya terlihat seperti terbuat dari mas. Kulit kerang kima, yang banyak terdapat di teluk, dibentuk dan dipakai sebagai gelang tangan, dan terlihat lebih mengkilat daripada gading. SENJATA Senjata mereka adalah senjata lantak, oleh karena itu mereka adalah ahli tempa, tombak bambu atau tombak dengan ujung-tombak yang panjang terbuat dari besi, dan senjata samping yang disebut ‘jono’, yang mirip dan digunakan sebagai pedang dibanding sebagai keris. Kotak selongsong peluru diperlengkapi dengan sejumlah rak kecil terbuat dari bambu, masing-masing berisi peluru pengganti. Alat-alat ini dibawa bersama potongan kayu, dan ranjau kecil, yang lebih panjang disambungkan dengan bambu, selempang seperti tempat anak panah di bahu. Mereka memiliki mesin yang diukir secara cermat dan dibentuk seperti paruh burung besar untuk mengikat peluru, dan lainnya adalah bentuk-bentuk yang aneh untuk tempat cadangan bubuk peluru (mesiu = gunpowder, red.) tergantung di depan. Disebelah kanan tergantung batu-api dan besi, dan juga cangklong (pipa tembakau). Senjata mereka, pelatuknya (untuk menggantungkan potongan kayu) terbuat dari tembaga, peralatan ini diperoleh dari pedagang yang datang dari Minangkabau; Pedang adalah yang mereka buat sendiri, mereka juga membuat sendiri serbuk senjatanya yang diekstrak dari belerang, sebagaimana disebutkan, diambil dari permukaan tanah di bawah rumah yang telah lama dihuni (sehingga secara praktis kurang bersih dan sangat tercemar dengan garam kotoran binatang), dimana kambing dipelihara disitu. Walaupun air tanah disaring, dan selanjutnya menguapkan belerang dan ada ditemukan pada tabung senjatanya. Standar umum mereka dalam berperang adalah sebuah kepala kuda, darimana melambai-lambai rambut panjangnya atau ekornya, disamping itu mereka memakai baju berwarna

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 16: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 16

merah dan putih. Untuk genderng mereka menggunakan gong, dan dalam aksinya melakukan teriakan-teriakan perang. PERANGKAT PERANG Semangat berperang sangat menggebu pada bangsa ini dengan membuat semacam provokasi, dan taktik yang sudah dirancang memang langsung dilaksanakan. Kehidupan mereka kenyataannya berada dalam permusuhan, peperangan, pertempuran yang terus-menerus, dan mereka selalu siap untuk menyerang dan bertahan. Apabila mereka menetapkan untuk merancang melakukan perang tindakan pertama terhadap tantangannya adalah menyerang dengan tembakan, tanpa peluru, kedalam kampung musuhnya. Tiga hari kemudian dikerahkan pasukan gempur untuk mengajukan syarat-syarat penguasaan, dan jika ini masih belum tuntas, atau syarat-syarat itu tak dapat disetujui, pernyataan perang secara syah di deklarasikan. Unjuk penembakan dengan serbuk senjata adalah aksi menunjukkan asap kepada musuh. Semasa terjadinya peperangan, yang kadangkala berlangsung selama dua atau tiga tahun, mereka jarang bertemu di luaran atau mencoba menyelesaikan perseteruan dengan sebuah perjanjian umum, karena kedua pihak masing-masing mungkin sudah kehilangan selusinan serdadunya yang mungkin sudah menuju kehancuran bersama, merekapun tidak akan pernah mau berjabatan tangan, tetapi menjaga jarak aman, sangat jarang mendekat atau hanya kurang dari jarak tembak saja, kecuali dalam suatu serangan mendadak. Mereka berbaris dalam satu barisan, dan biasanya menembak dengan gaya berlutut. Sangat jarang bahwa mereka mengambil resiko untuk menyerang langsung berhadap-hadapan, tetapi mencari kesempatan untuk menciduk musuh yang ketinggalan barisan dan yang sedang lewat di dalam hutan. Satu kelompok dengan tiga atau empat orang akan bersembunyi dekat dengan jalur lintasan, dan bila mereka melihat musuhnya mereka menembak dan segera melarikan diri, menanam ranjau dibelakang mereka untuk mencegah pengejaran. Dalam keadaan seperti ini seorang serdadu akan mampu bertahan dengan sebuah kentang (ubi jalar, red.) per hari, sehingga mereka mendapat keuntungan dibanding Melayu (terhadap siapa mereka selalu berhubungan dalam hal peralatan perang), yang menginginkan disupply dengan lebih baik. PERTAHANAN Mereka mempertahankan kampungnya dengan gundukan tanah yang besar sebagai kubu pertahanan, diatasnya mereka tanami dengan semak belukar. Ada dibangun sebuah parit tanpa kubu gundukan tanah, dan pada setiap sisi terdapat tancapan kayu runcing yang cukup tinggi biasanya dari kayu kemenyan. Diseberangnya ditanami pagar yang tak dapat ditembus terbuat dari bambu berduri yang bila sudah tumbuh membesar memiliki kerapatan yang luarbiasa rapat, dan secara sempurnah tampilan sebuah kota menjadi tersamar secara rahasia.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 17: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 17

Ranjau-ranjau seukuran panjang untuk badan dan kaki disusun untuk mencegah datangnya bahaya dari penyerangan yang biasanya hampir terang-terangan. Pada setiap pojok dari benteng, sebagai ganti menara atau rumah pengintaian, mereka mencari akal untuk menanam pohon yang tinggi, dimana mereka dapat memanjatnya untuk mematamatai atau sebagai tempat menembak. Tetapi mereka tidak suka tetap dalam posisi bertahan di benteng kampung, karena itu, mereka meninggalkan beberapa orang untuk mengawal mereka, biasanya maju sampai ke tempat yang datar, dan sementara tiarap dan masuk dalam parit-parit. PERDAGANGAN Penduduk yang bermukim di pesisir pantai memperdagangkan kemenyan, kapur barus, kayu manis (serbuk emas sepertinya seolah tidak bernilai) untuk dipertukarkan dengan besi, baja, tembaga, dan garam, barang dagangan terakhir adalah seratus ribu bambu setiap tahunnya diambil di teluk Tapanuli. Semuanya ini mereka barter kepada penduduk pedalaman, dalam bentuk seperti yang diuraikan di atas, kemudian dipertukarkan dengan barang-barang mentah dan barang-barang jadi buatan negeri itu, seperti kain tenunan sendiri; sejumlah kecil kain katun yang didatangkan dari daerah pesisir pantai untuk kemudian diperdagangkan kepada penduduk setempat. Yang mereka minati adalah kain berwarna biru untuk tudung kepada dan kain bahan kursi yang bercorak bunga-bunga. PASAR RAMAI MINGGUAN (Onan, red.) Waktu yang paling ramai melakukan perdagangan lokal berada di belakang Tapanuli yaitu mengadakan pasar besar, dengan empat tahapan, mereka mengundang keramaian masyarakat membentuk pasar setiap hari ke-4 setiap minggunya sepanjang tahunnya dimana setiap pasar tersebut hanya berlangsung dalam satu hari itu saja. Orang-orang dari masyarakat tahapan keempat memperdagangkan barang dagangannya di satu wilayah tertentu, kemudian dari wilayah tahapan ketiga berfungsi sebagai pembeli. Orang-orang dari tahapan ketiga kemudian memperdagangkan barang-barang tahapan kedua, dan dari tahapan kedua ke tahapan kesatu untuk kemudian selanjutnya memperdagangkannya langsung kepada orang-orang Eropah dan Melayu. Dalam suasana keramaian pelaksanaan pasar ini, semua bentuk permusuhan diantara kelompok masyarakat secara otomatis tidak berlaku, dan yang terjadi hanyalah bentuk perdagangan semata. Setiap orang yang membawa senjata (jenis senjata kuno) biasanya menyertakannya dengan menggigit dahan hijau dimulutnya sebagai tanda perdamaian. Bila dia masuk ke tempat berlangsungnya pasar, harus mengikuti aturan-aturan dari pimpinan pasar, kemudian mengeluarkan peluru senjata itu di gundukan tanan, untuk kemudian bila nantinya akan pulang, dia akan mengambil kembali pelurunya. Ada sebuah rumah di pasar itu yang dikususkan untuk tempat bermain judi. Tempat berjualan dibuat berbilik-bilik dikhususkan untuk wanita dibawah naungan barisan pohon berbuah yang biasanya adalah pohon durian, dan satu barisan itu dikhususnya untu wanita. Setiap transaksi dilaksanakan dengan penuh keteraturan dan secara adil; pimpinan pasar

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 18: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 18

biasanya mengamati dari kejauhan untuk memantau bila terjadi kesalah pahaman, dan seorang pengamanan berjaga-jaga dengan senjata tombak untuk menjaga keamanan, sebagai mana layaknya orang yang berperadaban. Saya telah diyakinkan oleh orang-orang yang pernah menghadiri pertemuan mereka bahwa dalam setiap penampilan dan tingkah laku mereka adalah lebih bengis disbanding yang diamati di Rejang dan penduduk Lampung. Para pedangan dari pedalaman Tanah Batak yang terletak di utara dan selatan, melaksanakan perdagangan ini secara periodik dimana kegiatan yang dilaksanakan dilakukan dengan barter. Mereka tidak asing lagi dengan kawasan ini dan melaksanakan perdagangan ini diberbagai daerah seperti di Batang-kapas dan Ipu. Oleh orang Melayu mereka kegiatan ini mereka sebut onan. MENAKSIR BERDASARKAN KOMODITI DIBANDING KOIN Karena tidak memiliki mata uang (koin), semua nilai ditaksir berdasarkan komoditi tertentu. Dalam perdagangannya mereka menghitung dengan tampangs (bentuk bongkahan) untuk kemenyan; dalam transaksi diantara mereka lebih umum dibandingkan dengan nilai seekor kerbau; bahan dari kawat kuningan atau kadang-kadang digunakan manik-manik sebagai medium. Satu galang (gelang, atau ring) yang terbuat dari kawat kuningan diberi nilai setara dengan 1 dollar. Tetapi untuk pembayaran bernilai kecil, garam adalah ukuran yang paling banyak digunakan. Sebuah ukuran yang disebut salup; beratnya kira-kira 1 kg, setara dengan satu fanam atau 2,5 penny (mata uang Inggris, red.); Satu balli, jenis ukuran kecil lainnya, kira-kira senilai 4 keppeng, atau setara sekitar 3/5 penny. MAKANAN Makanan yang umum untuk orang-orang kelas bawah adalah jagung dan ubi jalar, sementara para raja dan tokoh-tokoh adalah nasi. Kadang-kadang mereka juga mencampur makanan itu seperti jagung dan beras. Hanya dalam kesempatan tertentu saja mereka menyembelih ternak untuk makanan; tetapi bukan tidak menikmati selera mereka yang tidak segan memakan bagian-bagian dari seekor kerbau mati, babi, tikus, buaya, atau binatang buas lainnya yang mereka jumpai. Sungai-sungai mereka tidak banyak ikannya. Daging kuda merupakan makanan istimewa, karena itu mereka memeliharanya dan memberikan makanan yang baik untuk peliharaan itu. Ada banyak kuda-kuda di wilayah itu, dan orang-orang Eropah di Bengkulu mendapatkan kuda-kuda dari daerah ini, tetapi bukan yang terbaik diberikan, karena kuda-kuda terbaik digunakan untuk perayaan-perayaan. Menurut Mr. Miller, mereka juga memiliki jenis anjing hitam yang agak kecil dengan telinganya tegak keatas, dimana mereka memeliharanya digemukkan untuk dimakan. Mereka sangat gemar meminum tuak sebagai minuman pada pesta-pesta.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 19: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 19

BANGUNAN Rumah-rumah dibangun dengan rangka dari kayu, dengan dinding-dinding papan, dan atap terbuat dari iju (ijuk = serabut yang diperoleh dari pohon bagot- aren, red.). Rumah-rumah itu biasanya terdiri dari satu ruangan besar, dimana masuknya melalui pintu di bagian tengah berbentuk perangkap. Jumlah rumah tidak lebih dari dua puluh untuk setiap kampung; tetapi diluar setiap kampung terdapat bangunan terbuka yang digunakan untuk tempat duduk-duduk sewaktu siang hari, dan di malam hari sebagai tempat tidur anak laki-laki yang belum kawin. Barisan bangunan ini mengapit sebuah jalan. Disetiap kampung juga terdapat balai dimana penduduk melakukan transaksi bisnis, merayakan pesta, dan mengadakan resepsi bagi pendatang baru yang mereka layani dengan keterusterangan dan keramahan. Pada ujung bangunan ada tempat yang dibagi, dimanan para wanita melihat pertunjukan dan menari, dan di bagian bawahnya ada sejenis orkestra untuk musik. PERILAKU BERUMAHTANGGA Laki-laki diijinkan mengawini banyak istri sebanyak yang mereka suka atau mampu, dan memiliki setengah lusin istri bukanlah hal aneh. Masing-masing istri bertempat di bagian yang berbeda di ruangan besar, dan tidur tak berbatas dengan yang lainnya, tidak dipisahkan oleh partisi atau berbeda bagian. Suami menjatah masing-masing kepada istri-istri beberapa perapian dan peralatan memasak, dimana mereka membenahi masing-masing persediaan makanan secara terpisah, dan meladeni suami bergiliran. Bagaimana mungkin keadaan berumahtangga dan batasan imajinasi yang sangat tipis untuk bisa diterima akal tentang nafsu cinta yang membara dan tak terkendali, dan kecemburuan dipastikan terjadi pada bentuk selir-selir ketimuran ini? Atau haruskah adat diijinkan untuk mengatasi semua pengaruh lainnya, baik secara moral maupun fisik? Dengan kata lain mereka sedikit berbeda adatnya dalam hal perkawinan dibanding dengan daerah-daerah lain di pulau itu (Pulau Sumatera). Orangtua wanita biasanya menerima mahar yang mahal (dalam bentuk sejumlah kerbau atau sejumlah kuda) dari orang yang meminangnya; yang harus dikembalikan apabila terjadi perceraian karena disebabkan oleh pihak laki-laki. Perempuan sebagaimana lazimnya selalu melihat yang orangtuanya kaya. KEDUDUKAN WANITA Kedudukan wanita kelihatannya tidak lebih daripada sebagai budak. Suami memiliki kekuasaan memanfaatkan istri-istri dan anak-anaknya. Mereka juga, selain bekerja untuk rumahtangga, juga bekerja di sawah. Hal ini sama terjadi juga di daerah lain di pulau itu; kecuali di kawasan tengah, negerinya lebih tertata, lebih banyak menggunakan bajak, menggaru, yang ditarik oleh kerbau.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 20: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 20

Laki-laki, apabila tidak sedang dalam perang sebagai kegiatan yang disenangi, lebih banyak berdiam diri, tidak memiliki kegiatan, menghabiskan hari-hari hanya bermain seruling, yang dihiasi dengan sejenis karangan bunga; diantaranya adalah jenis bunga amaranthus, yang memang banyak tumbuh sebagai tumbuhan asli. BALAP KUDA Mereka disebutkan suka berburu rusa dengan menunggang kuda, dan juga sebagai hiburan dalam balap kuda. Mereka menunggang dengan berani tanpa menggunakan pelana, terkadang membentangkan tangannya ke atas sambil memacu kudanya pada kecepatan penuh. Sambungan tali kekang terbuat dari besi, yang memiliki beberapa sambungan, pegangan tali kendali terbuat dari rotan; sebagian terbuat dari ijuk, dan juga kayu. Mereka, seperti kebanyakan orang Sumatra, sangat ketagihan berjudi, dan prakteknya bukanlah dalam suasana yang tenang, bahkan habis-habisan sampai ada yang kalah total. Apabila seorang yang kalah dan berhutang, dia ditahan dan dijual sebagai budak; bentuk-bentuk inilah yang umum terjadi. Seorang pemenang judi sering juga menyisihkan kemenangannya dalam jumlah tertentu untuk menyembelih seekor kuda dan mengadakan pesta umum. BAHASA Mereka memiliki Bahasa dan Tulisan sebagaimanan telah diamati sebelumnya, suatu bahasa dan jenis huruf tulis yang khusus berlaku bagi mereka, dan bahsa ini adalah milik mereka, sekurangnya ada yang mirip dengan lainnya di pulau itu, sebagaimana bahasa Jawa, Sulawesi (Celebes), dan Pilipina, dalam hal istilah-istilah sehari-hari banyak juga yang sama dengan bahasa Melayu (menurut saya berasal dari satu bahasa yang sama), lagipula dalam hal adanya ketidakcocokan akibat pengaruk politis dan agama, yang diinginkan oleh tetangga terdekatnya, lidah orang-orang Batak sangat sedikit berubah dibanding suku lainnya. Untuk jenis kata-kata, huruf, dan cara membaca dimana bunyi huruf-hurufnya tidak sepenuhnya sama. Yang sangat menakjubkan bahwa proporsi orang-orang yang mampu membaca dan menulis jauh lebih besar dibanding orang-orang yang tak mampu baca tulis, kualifikasi demikian jarang diamati terhadap penduduk yang belum maju di bagian dunia ini sebagaimana di Batak. dan bahkan jarang ditemukan pada penduduk yang sudah lebih maju. TULISAN Tulisan mereka yang digunakan untuk penggunaan umum, seperti sudah dijelaskan tentang bahasa Rejang, dituliskan pada potongan bambu.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 21: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 21

BUKU-BUKU Buku-buku mereka (sebagaimana mereka gunakan untuk yang penting-penting) di tuliskan di bagian dalam kulit kayu jenis tertentu dipotong berbentuk lembaran panjang dan dilipat berbentuk persegi. membiarkan bagian ujung-ujung kulit kayu dipergunakan sebagai sampulnya. Kulit kayu yang digunakan untuk tulisan dikikis sampai licin dan tipis, dan digosok dengan air beras. Pena yang digunakan adalah dari jenis ranting kayu atau dari jenis serat daun, dan tintanya terbuat dari getah dammar cair yang dicampur dengan air gula tebu. Isi dari buku-buku mereka masih sedikit yang kami ketahui. Kebanyakan dari tulisan-tulisan yang bukunya saya miliki adalah gabungan dari kata kasar dan gambar-gambar binatang berbisa, dan ada sebagian berbentuk diagram, dimana mereka menerapkan pengamatan astrologi dan yang bersifat ketuhanan dan ramalan. Dalam hal ini mereka suka mencaritau secara menyeluruh tentang kegiatan dalam hidupnya, dan kejadian-kejadian diramalkan dengan menggunakan huruf-huruf yang bertanda tertentu pada potongan bambu, dicocokkan pada baris-baris yang terdapat pada buku sucinya, dengan demikian dapat dibuat suatu perbandingan tentang ramalannya. Tetapi bukan hanya seperti ini saja cara berhubungan dengan ketuhanannya. Sebelum berangkat untuk berperang, mereka menyembelih seekor kerbau atau unggas yang benar-benar berwarna putih, dan melalui gambaran-gambaran yang ada pada usus itu, mereka mampu menentukan hari baik atau nasib buruk yang akan menimpa mereka; Pemuka agama yang memimpin acara ritual ini adalah sebagai penentu mutlak, oleh karena apabila dia meramalkan yang bertentangan dengan kejadian, disebutkan bahwa dia terkadang menjatuhkan hukuman kematian atas apa yang teramal pada perangkat ramalannya. Selain itu buku ini berisi tulisan-tulisan ilmu gaib, ada juga berisi legenda-legenda dan cerita-cerita mitos. Catatan oleh Dr. Leyden Dr. Leyden, dalam desertasinya tentang bahasa dan literature bangsa-bangsa Indo-Cina mengatakan bahwa tulisan Batak dibaca apakah dari kanan ke kiri, atau bukan dari kiri ke kanan, atau bukan dari atas ke bawah, tetapi sifatnya sangatlah berlawanan dengan tulisan Cina yang dari bawah ke barisan atas. Dan bahwa saya telah menyampaikan kekeliruan pendapat mengenai bentuk alami tulisannya itu bahwa penyusunannya adalah secara horizontal dibanding penempatannya yang secara tegak lurus. Sekarang memang tidak mendapat kesempatan untuk menentukan bukti nyata yang saya pahami bahwa sebenarnya mereka menulis sebagaimana urutan yang praktis, sebut saja, dari kiri kekanan (sama seperti tulisan Hindu, dimana ada alasan kuat sepertinya aslinya mereka mendapat pengajaran). Saya hanya akan mengamati bahwa saya memiliki tiga contoh yang berbeda tentang aksara Batak, yang ditulis oleh suku asli yang berbeda pada masa yang berbeda pula.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 22: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 22

Tetapi pada saat yang bersamaan saya berkeyakinan yang seperti pendapat inilah yang dikenal oleh bangsa-bangsa Eropah, dan berdasarkan tulisan kami ini, mungkin mereka sudah menyimpang dari yang biasa mereka lakukan, sehingga bukti-bukti itu tidak begitu menentukan lagi. Mungkin saja memang benar dianggap bahwa buku-buku milik mereka merupakan patokan yang paling cocok. Tetapi berdasarkan penempatan huruf yang mereka gunakan mungkinsaja letak huruf-huruf itu sesuai dengan model lainnya walaupun sebenarnya mudah untuk menentukan pengamatan sederhana dimulai dari awal tulisan. Pada Catatan Batavia (Volume 3 halaman 23) sudah sering dimunculkan, disebutkan dengan jelas bahwa orang-orang Batak menulis layaknya orang-orang Eropah dari kiri ke kanan dan sebenarnya tidaklah mudah untuk memahami bagaimana seseorang menggunakan tinta dapat menggunakan tangannya dari bawah kearah atas halaman yang tidak menyenangkan untuk dilakukan. Tetapi masih menjadi kenyataan, kalau memang demikian, tak ada cara lain untuk membantahnya, dan saya tidak keberatan untuk menegaskan kebenarannya. AGAMA Agama mereka, sama seperti penduduk lainnya di pulau itu yang belum menganut Islam, sangat kabur atas prinsip-prinsipnya sepertinya hampir tidak membuka ruang bahwa agama itu memang ada hidup diantara mereka. Walau demikian mereka lebih banyak memiliki upacara dan melakukan ketaatan beribadah dibanding orang Rejang atau Pasemah, dan ada seorang pemimpin yang mereka sebut guru (istilah yang juga dikenal dalam Hindu), seorang yang disebut pendeta (pemuka agama), dimana mereka dipekerjakan untuk mengambil sumpah, yang meramal hari keberuntungan dan hari sial, melakukan kurban, dan pelaksanaan ritual penguburan. Untuk suatu keilmuan tentang keagamaannya itu kita berhutang budi pada M. Siberg, seorang gubernur pendudukan Belanda di pantai Sumatra, oleh dia catatan tentang berikut ini diperbincangkan kepada mendiang M. Radermacher, Yang Terhormat anggota Masyarakat Batavia, dan oleh dia mengenai diterbitkan pada notulennya. MYTHOLOGY Penduduk negri ini memiliki cerita-cerita yang menakjubkan yang secara singkat akan disebutkan. Mereka mengakui ada tiga dewa yang mengatur dunia ini, yang namanya disebut Batara-guru, Sori-pada, Mangalla-bulang. Yang disebutkan pertama, berperan mengatur di surga, adalah sebagai bapak dari semua umat manusia, dan peran lainnya, sebenarnya sebagai pencipta bumi, yang sejak awal-mulanya terletak di kepala Naga-padoha, tetapi, karena semakin keletihan menahan lebih lama, dia menggelengkan kepalanya, sehingga bumi tenggelam, dan tak ada yang tersisa di dunia kecuali air. Mereka bukan mengada-ada atas satu pengetahuan tentang penciptaan bumi dan air yang sebenarnya, tetapi dikatakan bahwa pada masa seluruhnya tertutup air, Dewa utama Batara-guru, memiliki seorang putri bernama Puti-orla-bulan yang memohon ijin turun ke dunia bawah (Banuatoru, red.) dan selanjutnya turun mengendarai seekor burung hantu

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 23: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 23

putih (Manuk Patiaraja, red.), didampingi seekor anjing, tetapi mereka tak mampu karena air yang menutupi Dunia bawah (Banua Toru, red.). Ayahnya menjatuhkan satu gunung suci (Pusuk Buhit, red) yang diberi nama Bakkara, yang sekarang menjadi nama daerah di negri Batak, sebagai tempat kediaman untuk anaknya. Dan dari gunung ini seluruh tanah secara bertahap terbentuk. Suatu ketika kemudian bumi tertumpu diatas tiga tanduk Naga-padoha, dan dia tidak lagi merasa berat beban ketika Batara-guru mengirim anaknya yang bernama Leangleang mandi (burung laying-layang) untuk mengikatnya di tangan dan kaki. Tetapi sewaktu dia menggoncangkan kepalanya mereka merasakannya sebagai akibat gempabumi. Kemudian sewaktu Puti-orla-bulan tinggal di bumi mempunyai tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan dan darisitulah berkembang biak semua umat manusia. Dewa mereka yang kedua memerintah udara diantara bumi dan surga, dan dewa yang ketiga memerintah bumi, tetapi dua dewa ini adalah bawahan dari dewa yang pertama. Disamping itu mereka memiliki dewa-dewa jahat karena ada mahluk berakal di bumi, atau ada ditengah kelompok manusia, yang berkuasa atas laut, juga ada yang menguasai sungai, menguasai hutan, berkuasa atas peperangan, dan berkuasa atas keinginan. Sebaliknya mereka meyakini empat roh jahat, yang mesemayam di empat buah gunung, dan bilamana mereka mengalami sakit, mereka menyembah kepada satu diantara roh jahat ini. Bila kejadian yang demikian, mereka datang kepada seseorang pintar, orang yang mencari jalan untuk menolong dengan caranya dengan memotong sebuah jeruk untuk mengetahui apa kira-kira yang membuat terjadinya kejahatan itu, dan dengan cara itu roh jahat boleh dibujuk; yang selanjutnya disyaratkan harus menyembelih kerbau, babi, kambing, atau apabila jenis binatang apapun yang ada disitu menjadi tersihir pada hari itu maka itulah yang pantas untuk dimakan. Apabila permintaan dialamatkan kepada dewa yang terkuat dan pemurah untuk dimintai tolong, dan pemuka agamanya menyarankan untuk mengurbankan kuda, kerbau, anjing, babi, atau unggas, dan dipersyaratkan bahwa binatang yang dikurbankan haruslah seluruhnya berwarna putih. Mereka juga memiliki pemikiran yang samara-samar dan membingungkan tentang keabadian jiwa manusia, dan tentang masa depan yang bahagia atau menderita. Mereka mengatakan bahwa jiwa seorang yang mati keluar dari lobang hidungnyaa, dan terbang terbawa angin ke surga bila seseorang melakukan perbuatan baik dalam hidupnya, tetapi jika berperilaku jahat, jiwanya akan pergi ke kawah yang dahsyat, dimana jiwa itu akan terpanggang di api sampai tiba saatnya Batara-guru menghakiminya apakah untuk mendapatkan penderitaan sesuai dengan dosa-dosanya atau mendapat pengampunan ke surga; dan saatnya akan tiba bila rantai dan ikatan pada Naga-padoha terlepas, dan mengakibatkan bumi tenggelam, dan kemudian matahari berada pada jarak yang sangat dekat padanya, dan jiwa orang-orang semasa hidupnya baik, akan tetap hidup selamanya, akan tinggal di surga, dan orang-orang yang licik akan ditempatkan di kawah yang maha dahsyat, dan secara terus menerus terpanggang oleh sinar matahari yang terus mendekat, dan tetap berada disana disiksa oleh menterinya Batara-guru yang bernama Suraya-guru, hingga sampai tertebus perbuatannya, mereka akan diajarkan tujuan jasa atas penerimaan ke dalam dunia surga. Bagi para sarjana Sanskerta yang akan memberikan pengecualian atas adanya kekurangan ejaan banyak dari nama-nama ada kemiripannya. Untuk Batara dibacanya sebagai avatara; dan dalam Naga-padoha dia mengenalnya seperti ular sebagai posisi Wisnu.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 24: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 24

SUMPAH Upacara-upacara mereka yang memperlihatkan ciri-ciri dari agama yang dilaksanakan seperti pengambilan sumpah, dan pada upacara penguburan. Seorang yang tertuduh melakukan kriminal dan yang mengaku tidak bersalah adalah sejumlah kasus membebaskannya setelah menyatakan sumpahnya, tetapi dalam hal lain tak langsung menjalani sejenis hukuman berat. Sebuah tenggorok ayam biasanya dipotong oleh guru untuk kejadian seperti ini. Si tertuduh kemudian meletakkan sedikit beras kedalam mulutnya, dan berharap akan menjadi batu bila dia bersalah atas kriminal yang dituduhkan kepadanya, atau, memegang sebuah peluru senapan kuno, mendoakan bahwa dia akan mendapat nasib buruk bila dalam peperangan, dalam banyak contoh-contoh penting mereka menaruh timah kecil atau bentuk timah diatas sebuah piring nasi, kemudian menghiasinya dengan peluru itu; ketika seseorang itu berlutut, kemudian berdoa bahwa panen padinya akan gagal, ternaknya mati, dan dia tidak akan mendapat garam (bahan sangat penting bagi kehidupan), bila dia tidak mengatakan yang sebenarnya. Bentuk timah ini terlihat seperti bentuk sesembahan; tetapi saya tak dapat memahami bahwa setiap bentuk pemujaan dibayarkan kepada mereka pada setiap kejadian lebih daripada bentuk batu yang disebutkan sebelumnya. Misalnya seperti bentuk orang suci, mereka sekedarnya saja menggunakannya untuk melaksanakan bentuk sumpah yang lebih misterius, dengan demikian meningkatkan perasaan lebih hikmat dalam pelaksanaannya. UPACARA PENGUBURAN Bila seorang raja atau seorang yang setara raja meninggal, upacara penguburan biasanya dilakukan berbulan lamanya; mayat dibiarkan tak terkubur hingga seluruh penduduk dan pemimpin-pemimpin dari daerah jauh berdatangan, atau, dalam kasus-kasus umum, keluarga dan yang turut berduka, dapat diundang rapat untuk melaksanakan acara ritual supaya mendapatkan harga diri dan kehormatan. Bisa saja masa tanam dan panen ditunda, dan ada acara kegembiraan yang dihadirkan sebelum upacara pemakaman dilakukan. Mayat untuk sementara waktu ditempatkan pada sejenis peti mati. Untuk membuat peti mati ini mereka menebang pohon besar (biasanya pohon enau, karena bagian tengahnya yang lunak dan batang luarnya keras), dan setelah memotong pangkal-pangkalnya untuk mendapatkan ukuran yang pas, lalu membelahnya, lalu melubanginya pas untuk ukuran tubuh, untuk kemudian dapat menyatukan untuk menutupnya kembali. Para pekerja memercikkan darah anak babi, dan dagingnya diberikan kepada mereka sebagai balasan. Mayat kemudian dipersiapkan dan dibawa ke rumah yang dipersiapkan untuk itu, dengan meletakkannya diatas tikar, dan ditutupi kain. Bila keluarga mampu menaburkannya dengan kapur barus. Bila kedua belah batang kayu enau ditutup lalu mengikatnya dengan rotan, lalu keseluruhannya dilapisi dengan dammar kemenyan atau perekat. Adakalanya mereka memasukkan bambu ke bagian bawahnya, sebagai alas menumpu tanah untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 25: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 25

Sewaktu keluarga dan para sahabat berkumpul, masing-masing membawa kerbau, babi, kambing, anjing, unggas, atau bawaan lainnya bergantung kepada kemampuannya, dan perempuan membawa keranjang beras, yang dibawa secara beraturan, perayaan berlangsung selama sembilan hari sembilan malam, atau selama yang diperlukan. Pada akhir dari hari perayaan, peti mayat dikeluarkan dan dipajangkan diluar, dikelilingi oleh para perempuan yang meratapinya sambil berlutut dan kepala tertutup kain, menangis berbalasbalasan, sementara orang-orang muda dari keluarga menari-nari didekatnya dalam gerakan yang lambat mengikuti suara gong, kalintang, seruling. Pada malam harinya mayat dimasukkan kedalam rumah, dimana tari-tarian dan musik masih terus berlanjut, dan diselingi dengan sejumlah tembakan, dan pada hari kesepuluh, mayat dibawa ke kuburan, dibimbing oleh seorang guru atau imam yang anggota tubuhnya bertato bentuk burung dan jenis binatang, yang dicat berwarna-warni, dengan topeng kayu besar dipakai diwajahnya. Dia mengambil sepotong sayatan daging kerbau, memutar-mutarnya kesana-kemari, kemudian menghempas-hempaskan tubuhnya kedalam bentuk gerakan dan gerakan badan yang tak lazim seperti karet, dan kemudian memakan potongan daging dengan lahap. Kemudian dia memotong seekor ayam diatas mayat, membiarkan mayat dilaburi darah, dan sebelum dipindahkan maka serempak para perempuan menangisi, dan dengan masing-masing memegang sapu kemudian menyapukannya kesana-kemari, seolah-olah mengusir roh jahat dan mencegah ikut campur dalam prosesi itu, seketika empat orang laki-laki, mengambil posisi untuk mengangkat mayat dan dengan cepat berbaris seolah-olah merebutnya dari setan, pendetanya terus menyapu dari jarak tertentu. Kemudian mayat itu diletakkan di tanah, tanpa ada upacara khusus, sekitar kedalaman 3 atau 4 kaki (± 1 m ) tanah disekitar kuburan ditinggikan, tangisan menyelimuti suasana, selanjutnya pestapun berlangsung untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya, tanduk dan tulang rahang kerbau dan ternak lainnya diikatkan pada tiang. Mr. John dan Mr. Charles Marsden adalah pengunjung terhormat dari penguburan raja di Tapanuli itu. Mr. Charles Miller menyebutkan bahwa dia telah menyaksikan penyembelihan seratus enam kerbau di pekuburan raja, disebagian tempat di negeri itu bila dilakukan upacara terkadang berlangsung sampai setahun setelah selesai proses penguburan, dan mereka kelihatannya menghormati leluhurnya sebagai manusia agung yang selalu hadir melindungi mereka. KRIMINAL Kriminal yang ditetapkan adalah yang bertentangan dengan aturan dan kedamaian masyarakat, tidak terlalu banyak kejadiannya. Pencuri hampir tidak ditemukan diantara mereka, dan memang benar-benar sangat jujur satu sama lainnya, tetapi bila ditemukan pelanggaran yang dilakukan dibuat pertanggungjawaban senilai dua kali dari barang yang dicuri. Penyerobotan dari orang asing, bila tidak dikendalikan dengan hukum keramahtamahan terhadap tamu, yang mereka ketahui, dan merasa bukan bermoral kejahatan, karena mereka tidak merasa terjadi penyakit yang ditimbulkannya.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 26: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 26

Catatan.

Sangat mengagumkan bahwa di dalam bahasa Bisayan di Pilipina sebutan untuk orang yang demikian dalam bahasa Spanyol disebut pintados, adalah batuc. Perilaku ini lazim terjadi di pulau-pulau dipesisir Sumatra yang disebutkan disini. Kelihatannya berlaku di banyak tempat di timur jauh seperti Siam, Laos, dan beberapa pulau-pulau. Perampokan dan pembunuhan mendapat hukuman mati bila yang bersalah tidak mampu menebus nyawanya dengan sejumlah uang. Seorang yang bersalah melukai orang dengan bendatajam hingga mati diharuskan membiayai semua akibat kematian itu dan semua biaya pesta penguburan, atau, bila terlalu miskin maka saudara terdekatnya yang menanggung yang diharuskan untuk membayarnya dengan menjualnya sebagai budak. Dalam hal seseorang duakali ketahuan melakukan perkosaan akan dihukum mati, tentunya dengan suatu proses peradilan, tetapi yang wanitanya akan dipermalukan dengan menggundulinya dan dijual sebagai budak. Penerapan keadilan yang harus dilaksanakan dengan anggapan yang laki-laki jarang melakukan hal-hal melanggar, dan laki-laki itu sendiri memiliki kesempatan pembelaan oleh orang perantara. Seorang laki-laki yang belum menikah melakukan perkosaan dengan seorang perempuan kawin mendapat hukuman usir dan dikucilkan dari keluarga. Kehidupan orang yang melakukan kejahatan untuk banyak kasus dapat ditebus jika mereka atau keluarganya memiliki harta yang sesuai untuk mengganti, jumlahnya diukur sebanding dengan kejahatan yang diakibatkannya. Pada saat pengamatan ini dilakukan bahwa orang Eropah masih belum banyak yang tinggal membaur dengan orang-orang ini, sampai pada saat menjejakkan kakinya di daerah perdagangan lada, kami tidak begitu memahami prinsip-prinsip pelaksanaan humum-hukum mereka.

KEBIASAAN ANEH Yang sangat luarbiasa dari adat-istiadat Batak walaupun itu bukan hal yang aneh bagi mereka, masih belum banyak terungkap saat ini. Banyak diantara petualang terdahulu telah mencekoki dunia dengan penilaiannya sebagai pemakan manusia, yang mereka masih jumpai di bagian dunia ini seolah diantara jaman purba dan dunia moderen ada saling berhubungan. Benar atau salah, pada masa itu orang-orang masih suka dan terbiasa tentang sesuatu cerita yang menakjubkan dan secara umum masih dapat diterima dan dihargai. Ketika jaman sudah berubah, sewaktu orang-orang mulai skeptis dan ada hasrat untuk meneliti, sejumlah fakta-fakta yang ditemukan ternyata terbukti tak benar; dan orang-orang, dari berbagai kalangan kami sudah berpandangan yang mendarah daging, sehingga berbagai pendapat pada kenyataan sangat bertolak belakang.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 27: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 27

Kemudian pandangan itu muncul menjadi kebenaran yang filosofis, muncul hampir disetiap pembicaraan, bahwa tak mungkin ada ras manusia seperti itu. Tetapi ada beragam, inkonsistensi, dan bertolak belakang berbagai sifat manusia dan memandang bahwa ada kemungkinan yang tak jelas yang hanya untuk melengkapi prinsip umum yang diterapkan pada semua ras umat manusia yang tak pantas menyandangnya, atau bahkan untuk mengumandangkannya secara terus menerus ketidak laziman yang bukan kebiasaan mereka. MEMAKAN DAGING MANUSIA Pelayaran para petualang lautan terdahulu, yang pernyataannya merupakan kesaksian yang jujur adalah tak dapat disangsikan berdasarkan reputasinya, telah membuktikan ke seluruh dunia bahwa daging manusia dimakan oleh manusia biadab di New Zelaand; dan saya memiliki keyakinan yang sama, dari keyakinan akan kebenarannya, walaupun bukan dari seorang yang memiliki wewenang yang sama, menyatakan bahwa itu memang ada pada saat ini, manusia dimakan oleh orang Batak di Pulau Sumatra, dan hanya oleh mereka. Apakah ini merupakan kebiasaan mengerikan yang memang ada lebih lazim terjadi di jaman purba, saya tidak berani mengatakan kebenarannya, tetapi penulis sejarah lainnya mengatakan itu terjadi di pulau ini, dan ceritanya secara tidak pantas diceritakan sebagai cerita yang luarbiasa, juga terjadi pada banyak cerita pada bangsa-bangsa di timur, dan juga secara kusus di pulau Jawa, yang pada masa yang sama disebutkan sudah manusiawi. Mereka memakan manusia bukan berarti sebagai kenikmatan yang menyenangkan secara alami, karena memakan manusia bukanlah sebagai kebutuhan makanan bagi penduduk di negri seperti ini, karena alasan tak ada makanan, sehingga disembelih sebagai makanan lezat. (Catatan kaki: Sebutan Batak pemakan manusia dan kebiasaan anehnya adalah diberitakan oleh NICOLO DI CONTI, 1449. “Di bagian tertentu di pulau Sumatra yang disebut Batak, manusianya memakan daging manusia. Mereka terus menerus berperang dengan tetangganya, menyediakan tengkorak musuhnya sebagai barang warisan, dianggap sebagai uang, dan dia dipercaya sebagai orang terkaya yang memelihara sebagian besar dari mereka dirumahnya.” ODARUS BARBOSA, 1516. “Ada sebuah kerajaan disebelah selatan, sebagai sumber utama emas, dan pulau lainnya yang disebut Aru (berbatasan dengan negri Batak) dimana penduduknya masi pagan, memakan manusia yang mereka sembelih dalam perang.” DE BARROS, 1563. “Penduduk asli di sebagian pulau yang berseberangan dengan Malaka, yang disebut Batak, memakan manusia, dan yang paling biadab dan suka berperang kepada semua penduduk pulau.” BEAULIEU, 1622. “Penduduk pulau itu adalah independent, dan berbicara dalam bahasa yang berbeda dengan Melayu. Mereka adalah pemuja dewa, dan memakan daging manusia; tak pernah menerima tebusan tawanan, tetapi memakannya dengan bumbu cabe dan garam. Mereka tak memiliki agama, tetapi mereka punya pemerintahan.” LUDOVICO BARTHEMA, 1505, mengatakan bahwa manusia Jawa adalah kanibal semasa dulunya mereka berhubungan dengan bangsa Cina.)

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 28: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 28

MOTIF DARI KEBIASAAN INI Batak memakan manusia adalah sebagai bagian dari suatu upacara; sebagai sebuah sikap untuk menunjukkan kebencian mereka terhadap kriminal tertentu dengan sebuah hukuman yang tercela dan memalukan. Sasaran dari jamuan makanan yang barbar ini adalah tawanan yang diambil dari peperangan, khususnya yang sudah terluka berat, tubuh yang sudah terpenggal, dan orang yang dijatuhi hukuman karena criminal berat tertentu, khususnya perkosaan. Tawanan yang tidak terluka (tetapi mereka tidak terlalu memberatkan untuk dipelihara) boleh dimintai tebusan atau dijual sebagai budak kepada orang yang tidak terlalu bermusuhan; sebagai orang hukuman, ada alasan untuk mempercayainya, tidak selalu disiksa bila temannya berniat untuk menebusnya dengan imbalan yang setara dengan duapuluh bincang atau delapan puluh dollar. Hal memakan daging manusia seperti ini boleh dilakukan oleh ras itu bila orang yang melanggar membuat perjanjian, tetapi tidak akan dijatuhi hukuman sebelum rajanya membuat persetujuan terhadap hukumannya. Bila dia sudah mengakui berat hukuman yang dijatuhkan kepadanya, lalu mengirim kain untuk menutupi kepala penjahat, bersama dengan sebuah piring besar (talam) yang berisi garam dan jeruk. Si pelaku kemudian diserahkan kepada orang yang diserangnya (jika itu adalah kesalahan pribadi, atau dalam hal tawanan dari sebuah peperangan) oleh siapa dia diikat di kayu pancang, kemudian tombak dilemparkan kepadanya dari jarak tertentu oleh orang tadi, saudaranya, dan sahabat-sahabatnya; dan bila terluka parah mereka berlari kearahnya, seolah seperti sedang dalam nafsu angkara murka, menyayat sepotong dari bagian tubuhnya dengan pisau, melaburkan potongan daging manusia itu ke piring besar yang berisi garam, air asam, cabe merah, lalu membentangkannya diatas api, dan menelan potongan itu dengan nafsu biadab. Kadang-kadang (saya membayangkan, berdasarkan tingkat kebuasan dan balas dendamnya) seluruh tubuhnya dikerubuti oleh kawanan yang ada disampingnya; sebagai contoh yang sudah dikenal umum dimana-mana, dengan sikap barbar yang semakin menjadi-jadi, mereka mengoyak-ngoyak daging dari mayat itu langsung dengan giginya. Untuk tingkat kebejatan yang demikian boleh jadi orang bergeleng-geleng kepala hingga tak satupun agama atau filosofi yang mampu mencerahkan langkahnya! Semuanya itu dapat disebutkan sebagai penyederhanaan kengerian upacara yang menyeramkan sehingga tak terlihat sebagai bentuk hiburan atas penyiksaan sipelaku kejahatan, dengan maksud untuk mempertinggi atau memperlama rasa sakit menuju kematiannya; Seluruh kemarahan dan kegeraman tertuju kepada mayat itu, yang masih membara bila masih terlihat hidup, tetapi sensasi rasa sakit cepat berlalu. Ada pemahaman yang berbeda yang muncul berkaitan dengan praktek memakan tubuh musuhnya yang disembelih dalam perang, tetapi sebagai imbalbalik keinginan yang memuaskan hati saya yang sudah terpenuhi, khususnya dalam hal orang-orang terhormat, atau kepada orang-orang yang menjadi pelengkap bagi perselisihan. Harus diamati bahwa pertunjukan perbuatan mereka (tepatnya dapat dibandingkan dengan perilaku predator

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 29: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 29

diperbatasan negri kita) selalu berakhir dengan kehilangan tak lebih dari setengah lusin orang di kedua belah pihak. Tengkorak korban digantungkan sebagai trophy di ruang terbuka di depan rumah, dan biasanya dimintai tebusan oleh saudaranya yang masih hidup dengan sejumlah uang. KERAGUAN YANG HARUS DISINGKIRKAN Saya menjumpai bahwa beberapa orang (dan diantaranya adalah sahabat saya mendiang Mr. Alexander Dalrymple) telah mempertunjukkan keraguan dari kenyataan sebuah fakta bahwa daging manusia dimakan oleh umat manusia sebagai sebuah perilaku bangsa; dan pertimbangan bukti-bukti yang diungkapkan disini tidaklah cocok untuk satu contoh dari sekian banyak peristiwa di dalam sejarah mahluk-mahluk. Saya keberatan bahwa saya tak pernah menjadi saksi mata tentang Batak sebagai manusia binatang di bumi ini, dan bahwa wewenang saya tentang itu sangatlah lemah yang hanya datang sebagai orang kedua, atau bahkan tangan ketiga. Saya sangat merasa berat atas alasan-alasannya, dan saya tidak tertarik untuk memaksakan orang untuk meyakininya, sangat jauh dari memperdayanya dengan berpura-pura menjadi orang terpandang, sementara keluargaku hanya menuntut yang tidak muluk-muluk; tetapi pada saat yang bersamaan saya harus mengamatinya, karena hal itu sudah diposisikan menjadi pendapat yang tersistimatis, yang sama dengan melukai kebenaran dengan menyatakan seolah benar padahal hanya suatu keraguan. Keyakinan saya akan kebenaran atas apa yang tidak saya lihat sendiri (dan kita harus diyakinkan atas fakta yang oleh kita sendiri atau orang yang kita hubungi pernah menjadi saksi mata) yang muncul dari situasi berikut ini, beberapa yang memiliki wewenang kecil, beberapa lainnya memiliki wewenang lebih tinggi. Sudah semestinya sebuah masalah yang umum dan tidak bertentangan yang mencari kemasyuran dengan cara yang tak baik mengenai penduduk seluruh pulau, dan saya sudah berbicara dengan banyak penduduk asli negri Batak (sebagian dari mereka adalah menjadi anak buah saya), yang mengakui adanya praktek tersebut, dan menjadi malu setelah mereka berada diantara orang-orang yang manusiawi. Sudah menjadi peluang bagi saya untuk didampingi paling tidak tiga bersaudara dan sepupu, disamping beberapa teman akrab (yang sekarang berada di England = Inggris), ketua dari pemukiman di Natal dan Tapanuli, darimana informasinya saya dapat sendiri, dan semua ceritanya saya dapatkan saya membenarnya semuanya. Pernyataan Mr. Charles Miller, yang namanya sama seperti bapaknya, adalah sesuatu yang menguntungkan mengetahui dunia literature, sudah cocok untuk tujuan saya. Sebagai tambahan atas apa yang dia tuliskan dalam jurnal yang dikatakan pada saya bahwa pada sebuah desa dimana dia menggantungkan kepala dari seorang laki-laki, dimana tubuhnya telah dimakan beberapa hari yang lalu, adalah sesuatu yang sangat menjijikkan, dan dalam sebuah pembicaraan dengan sejumlah orang dikawasan angkola, membicarakan tentang tetangga mereka dan musuhnya sekarang yang ada di kawasan Padang Bolak, mereka menjelaskan bahwa orang Padang Bolak adalah ras yang tidak memiliki tatanan, mengatakan, “Kami, sebenarnya, memakan manusia adalah sebagai sebuah hukuman atas perbuatan kriminal yang melukai kami; sementara mereka mencegat dan merampok pelintas untuk ‘ber-bantei = membantai, red’ atau menyembelihnya bagaikan ternak.” Dalam hal ini seyogianya pengakuan dan bukan skandal yang harus dibesar-besarkan.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 30: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 30

Sewaktu Mr. Giles Holloway meninggalkan Tapanuli dan meninggalkan ceritanya kepada penduduk setempat dimana dia bertukar pikiran dengan seorang Batak yang telah menjadi terlambat membayar hutangnya. “Saya akan,” kata orang itu, “Seharusnya sudah kesini lebih awal, tetapi panghulu saya terlihat akrab dengan istri saya. Dia tertuduh, dan saya harus mengikuti untuk memakan tubuhnya, upacara itu berlangsung tiga hari, dan baru kemarin malam berakhir.” Mr. Miller memunculkan percakapan ini, dan orang itu berbicara sungguh secara serius. Penduduk asli pulau Nias, yang menikam seorang Batak dalam sebuah suasana hiruk-pikuk di sungai Batang Toru dekat teluk Tapanuli, dan berusaha untuk melarikan diri, sewaktu terdengar tanda aba-aba, diciduk pada pukul enam pagi dan sebelum pukul tujuh, tanpa proses penghakiman dia diikat di tiang pancang, dipotong dengan sadis semasih hidup-hidup, dan langsung dimakan, direbus setengah matang, sebenarnya masih mentah. Kepalanya ditanam dimana dia membunuh orang tadi. Ini terjadi di bulan Desember tahun 1780, ketika Mr. William Smith telah membayar pemukiman. Seorang raja didenda oleh Mr. Bradley karena menyebabkan seorang tawanan dimakan ditempat dekat dengan pemukiman perusahaan, dan ini harus diperhatikan bahwa perbuatan buas ini tidak dilakukan didalam kampung mereka. Mr. Alexander Hall membuat tuntutan dalam catatan keuangan umumnya atas sejumlah uang yang dibayar kepada seorang raja sebagai bujukan kepadanya untuk menyediakan seorang laki-laki yang dia lihat sedang mempersiapkan seorang korban: dan ini menjadi kenyataan patut dihargai atas keputus-asaan perilaku itu oleh pemerintahan kami bahwa kejadian itu sangat jarang terlihat oleh orang Eropah di sebuah negri dimana tidak ada pelintas yang ingin tau, dan dimana para pembantu perusahaan, ketahuan mengaturnya, bukan saja dengan kehadiran mereka sebagai penonton, memberikan sebuah sanksi karena seharusnya tugas mereka untuk mencegah, walaupun pengaruhnya belum tentu mampu untuk mencegah mereka. Seorang ketua Batak bernama Raja Niabing, di tahun 1775 mengejutkan sebuah kampung tetangga dimana dia adalah sebagai musuh, membunuh raja secara sembunyi, membawa mayatnya dan memakannya. Keluarga yang malang mengadu kepada Mr. Nairne yang menjadi pimpinan di Natal, dan memohon tebusan ganti rugi. Dia mengirim pesan masalah itu kepada Raja Niabing, yang kemudian membalasnya dengan jawaban yang tak bersahabat dan mengancam. Mr. Nairne terpengaruh dengan perasaannya daripada akal sehatnya (karena orang-orang ini cukup dikeluarkan dari pengawasan perusahaan, dan keterlibatan kami dalam perseteruan tidaklah ada pentingnya) menggerakkan pasukan sejumlah kira-kira 50-60 orang dimana dua belas diantaranya adalah orang Eropah dengan maksud untuk menghukumnya; tetapi sewaktu mendekati kampong itu mereka menemukan kampong itu tertutup dengan tanaman bamboo yang sangat sempurnah diantaranya ada pagar kayu sehingga mereka bahkan tak dapat melihat dalamnya atau seorang musuh pun. KEMATIAN MR. NAIRNE Sewaktu mereka maju untuk memeriksa pertahanan, sebuah tembakan dari seorang yang tak terlihat menembus dada Mr. Nairne, dan dia langsung terkulai. Ini adalah kehilangan

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 31: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 31

seorang yang dihormati atas pengetahuan keilmuannya yang hebat, dan sebagai pelayan perusahaan yang berharga. Sangat sulit bagi pasukan itu untuk menyelamatkan nyawanya. Seorang jongos dan seorang Melayu yang roboh dalam pertempuran itu kemudian dimakan. Pengalaman yang demikian dikemudian hari menjadi diakui berdasarkan keasksian seragam dari para penulis terdahulu; dan walaupun saya hati-hati bahwa masing-masing dan setiap bukti-bukti yang diambil sendiri boleh jadi mengakui beberapa hal kecil, demikian pula secara bersama mereka akan diajarkan kearah pembuktian yang memuaskan bahwa daging manusia secara kebiasaan dimakan oleh klas tertentu penduduk Sumatra. Bahwa bangsa yang luar biasa ini telah mempertahankan kebengisan yang mendarah daging atas sifat dan perilakunya yang kemudian dibuat pembenarannya untuk semua kasus; sebagaimana orang-orang yang menginginkan medali penghargaan di negrinya untuk memuaskan nafsu merampok oleh penguasa pendatang atau keserakahan kolonialis, dengan maksud memperoleh kekayaan alam dari tanah yang menguntungkan diperoleh melalui perdagangan dari pekerja penduduk asli; ketidaktauan mereka akan navigasi; alam yang dipecah belah oleh pemerintahan mereka dan independensi dari pimpinan-pimpinan kecil, yang diciptakan untuk tidak menyenangkan sehingga mengacaukan pemikiran baru dan adat-kebiasaan, sebagaimana bertolak belakang digambarkan pada kemasyarakatan yang sudah tuntas merubah agama seperti Minangkabau yang menganut kepercayaan ajaran Muhammad (Islam, red.); dan terakhir ide mempertunjukkan kebiadaban manusia atas praktek-praktek yang disebutkan diatas, yang secara sempurnah membuat pencitraan yang menggebugebu dan mengendalikan upaya-upaya kecemburuan oleh pencipta keagamaan.

>>> Akhir dari Bab-20 <<< Bab-bab lain dalam buku The History of Sumatra yang berkaitan dengan Batak. Bab-1: Marco Polo sewaktu akan kembali ke Venisia dari perjalanannya ke Cina disebutkan menyusuri pelayarannya dan sampai di Sumatra yang disebutnya Java Minor. Sebenarnya tidak diketahui pasti tahun ketibaannya di Sumatra tetapi dia sampai di Venisia pada tahun 1295. Diperkirakan dia berada di Sumatra pada tahun 1290, tetapi adapula yang mengatakan sekitar tahun 1292. Marco Polo menyebutkan bahwa di pulau Sumatra terdapat delapan kerajaan tetapi hanya enam kerajaan yang diketahui namanya sementara yang dua lagi tidak diketahui. Ke enam kerajaan yang disebutkan itu namanya adalah Ferlech (Parlak), Basma (Basman), Pase (Pacem = Portugis), Samara (Samar-langa), Dragoian (Indragiri), Lamri, Fanfur (Fansur). Ferlech (Parlak) terletak di pedalaman sebelah timur pantai utara dimana penduduknya sepertinya yang pertama-tama mengusahai lahan. Disini dikatakannya penduduknya secara umum adalah pemuja dewa tetapi menurut Saracen pedagang yang rutin di daerah itu

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 32: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 32

mengatakan bahwa mereka penduduk perkotaan sudah beralih kepercayaan kepada Mahomet (Islam, red.), sementara yang masih berada dipegunungan masih hidup seperti binatang, dan berperilaku pemakan manusia. (Kalau dalam konteks Batak yang disebutkan pada masa itu sebagai penduduk pemakan manusia; apakah daerah pedalaman pegunungan yang dimaksud adalah Tanah Batak?, red.) Fanfur (Fansur) dimana ditemukan kamfer (Kapur-barus, red.) jenis terbaik yang harganya sama dengan emas berdasarkan beratnya. Penduduknya hidup dari makan beras dan minuman yang disadap dari sejenis pohon (tuak, red). Ada juga jenis pohon yang menjadi sumber makanan, ukurannya besar, berkulit tipis dimana dibalik kulitnya itu terdapat serat kayu keras kira-kira tebalnya tiga inci, dan dari bagian tengahnya dapat dikeruk dan disaring menjadi makanan (sago = sagu, red.) yang sangat digemari. (Fansur dikenal juga dengan nama Barus di Tanah Batak dan sejak jaman purba memang sudah menjadi pintu gerbang perdagangan kuno untuk bahan dagangan Kapur-barus, kemenyan dan emas. Sagu yang dimaksud adalah yang terdapat dari inti batang pohon enau ‘bagot’ dan masyarakat Karo jaman dulunya memang menggemari makanan ini, red.) Nicolo di Conti dari Venesia kembali dari petualangannya di tahun 1449 dan menyampaikan laporan perjalanannya kepada Paus Eugenius-IV yang lebih konsisten dan memuaskan atas apa yang dia lihat dalam perjalanannya dibanding dengan para pendahulunya. Setelah menjelaskan uraiannya tentang Kulit-manis dan produk lain dari Zeilam (Srilanka, red.) dia mengatakan bahwa dia berlayar ke sebuah pulau besar bernama Sumatra yang disebut jaman purba sebagai Taprobana dimana dia tinggal di pulau itu selama satu tahun. Dia menjelaskan tentang tanaman lada, buah durian, dan adat-istiadat yang luar biasa oleh orang Batak. Di pulau ini juga terdapat banyak danau yang besar dan indah yang membentang secara terpisah sepanjang tengah-tengah Sumatra, yang banyak disebut-sebutkan di berbagai tempat tetapi ukurannya, keadaannya, atau tempatnya sangat sedikit diketahui, walaupun para penduduk asli sering menyebutnya pada setiap cerita perjalanannya. Yang paling banyak dibicarakan adalah sebuah danau yang sangat besar tetapi ditempat yang belum dikenal di negri Batak, ada juga satu di negri Korinchi (Kerinci, red.), yang kemudian dikunjungi oleh Mr. C. Campbel; dan yang lainnya ada di negri Lampung yang memanjang kearah Pasummah, yang dapat dilayari dengan sampan besar di musim hujan dan dibutuhkan sekitar satu hari satu malam untuk sampai, dimana bagian dari daerah itu mengalir sungai Tulang Bawang yang berhubungan dengan sungai Palembang. Airterjun dan riam (airterjun kecil) juga dijumpai di kawasan yang tanahnya tidak datar seperti di kawasan pantai barat. Satu yang menakjubkan dijumpai di sisi utara gunung Pugong. Di Pulau Mansalar yang terlindung di teluk Tapanuli terlihat sangat jelas airterjunnya, dimana di teluk tersebut terdapat jenis kerang yang sangat besar yang disebut kima (chama gigas) ada dalam jumlah besar. Kima yang terbesar yang pernah saya lihat dibawa dari Tapanuli oleh Mr. James Moore dari Arno’s Vale di utara Irlandia. Diameternya 3 kaki 3½ x 2 kaki 1¼ inci diameternya. Salah satu cara menangkapnya dari air-dalam adalah dengan menusukkan bambu yang

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 33: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 33

panjang ke dalam mulut kerang sewaktu terbuka. Kulit kerang itu berwarna putih sempurnah dengan ketebalan beberapa inci dan orang setempat menggunakannya sebagai bahan untuk gelang dan bila digosok akan sama mengkilap seperti kaca. Bab-2: Perbedaan yang nyata diantara penduduk pulau yang biasanya banyak dituliskan oleh pelaut sebelumnya adalah penduduknya penganut Islam di kawasan pantai dan Pagan terdapat di pedalaman. Pembedaan ini, bukan tanpa maksud menghina, terlihat kabur dan tak jelas, bukan saja karena pencirian orang-orang diantara mereka tetapi penduduk pedalaman ada juga yang Islam dan yang di kawasan pantai juga ada yang Pagan. Bukan tak jarang terjadi seorang yang bertempat tinggal bukan di Timur menyebutkan penduduk pulau itu tanpa pandang bulu dengan sebutan Melayu. Ini sama sekali salah dan membuat semakin bingung dibanding para pendahulu. >>> Saya akan mengarahkan mengambil jalan tengah dan kemudian membuat penduduk Sumatra dalam pembagiannya. Pertama-tama pembagian kekuasaan antara Minangkabau dan Melayu; kemudian Aceh; kemudian Batak; Rejang dan tetangganya Lampung. Bab-4: Mengenai tanaman padi. Di Pedalaman dimana temperatur udara lebih cocok untuk pertanian, mereka menabur benih di ladang untuk tiga tahun; dan disitu biasanya ditabur juga benih bawang segera setelah jeraminya dibakar. Di negri Manna disebelah selatan Bengkulu sudah diterapkan teknik pertanian yang lebih maju, yang lebih baik dibanding daerah lainnya di pulau itu, kecuali di Tanah Batak. Dalam hal perdagangannya, beras Sumatra kelihatannya lebih gampang rusak dibanding di negri lain. Beras dataran tinggi hanya diharap dapat bertahan kurang dari setahun, dan beras dataran rendah menjadi busuk setelah enam bulan. Di Natal ada kebiasaan menaruh sejumlah daun Lagundi (Vitex trifolia) kedalam lumbung dengan maksud untuk mencegah kerusakan atau padi menjadi tumbuh bertunas. Di Bengal (India Selatan, red.), padi yang dikhususkan untuk eksport direndam di air panas, kemudian dijemur di panas matahari; mampu bertahan dua atau tiga tahun. Jika tetap dibiarkan dalam bentuk padi (bukan beras, red.) akan dapat bertahan dalam waktu yang lama tanpa rusak. Orang desa biasanya menumbuknya menjadi tepung sehingga dapat digunakan setiap saat atau dijual. Mengenai bambu. Dalam hal jumlah dan kegunaannya yang berharga, bambu (Arundo bambos) merupakan kebutuhan berharga diantara jenis sayuran di negri itu, walaupun saya tidak terlalu diperhatikan dibanyak tempat diusahai untuk keperluan setempat, tumbuh secara liar di hampir semua tempat. Di Tanah Batak, mungkin disebagian daerah lainnya, mereka menanamnya disekeliling kampung dengan sangat rapat yang berguna sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh. Penggunaan bambu sebagai pagar ini hampr tak dapat ditembus.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 34: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 34

Mengenai jagung. Jagung atau turkey-corn (Zea mays) walaupun sangat umum terlihat, tidaklah ditanami dalam jumlah yang cukup sebagai salah satu bahan pangan, kecuali di Tanah Batak. Bab-6: Kerang-kerangan, kupang (mytilus), rimis (donax), kapang (Teredo navalis), sea-egg, bulu babi (echinus), bia papeda (nautilus), ruma gorita (argonauta), bia unam (murex), bia balang (cuprea), dan banyak lagi jenis lainnya. Jenis-jenis yang berbentuk karang yang indah ini yang terbaik banyak dijumpai di Teluk Tapanuli dan tak ada daerah lain yang mengunggulinya. Dari koleksi yang hebat ini adalah milik Mr. John Griffiths telah dicantumkan di terbitan volume 96 tentang the Philosophical Transactions, the Description of a rare species of Worm-Shells, ditemukan disebuah pulau di pantai barat-daya Sumatra. Pada terbitan itu juga ada sebuah tulisan oleh Mr. Everard Home yang berisi pengamatan tentang kulit-kerang dari Cacing Laut yang ditemukan di Pantai Sumatra, disebutkan masuk dalam spesies Teredo dengan penjelasan anatomi dari Teredo navalis yang sebelumnya, disebutnya Teredo gigante. The sea-gras atau ladang-laut dimana Sir James Lancaster menceritakan tentang cerita yang mengagumkan mengenai sifat alami dari ladang-laut atau binatang karang; Bentuk aslinya adalah lembut dan bila disentuh menyusup kedalam pasir; tetapi bila kering berubah menjadi keras, kokoh, dan rapuh. Mengenai kemenyan. Keinginan yang sebelumnya saya butuhkan dalam hal (bukan diri saya sendiri diman pohon itu tumbuh) membuat saya percaya dengan meyakinkan bahwa minyak dan kristal kering tidaklah diperoleh dari pohon yang sama; tetapi ini untuk pertamakalinya saya dibohongi oleh Mr. R. Maidman yang pada bulan Juni tahun 1788 menyurati saya dari Tapanuli sewaktu dia menjadi residen. Biang kamfer biasanya dibeli dengan harga enam dolar Spanyol per pound (lb = ±½ Kg, red.) atau delapan dolar per kati, dan menjualnya di China di Canton seharga 9-12 dollar per pound, atau 12-15 dollar per pikul (/100 kati atau 133⅓ pound). Bila kualitas tertinggi dijual seharga dua ribu dollar, dan saya telah diyakinkan bahwa pilihan lainnya adalah sample yang dihasilkan diatas tigapluh dolar per kati. Diperkirakan bahwa semua jumlahnya setiap tahun yang dijual di bagian barat pulau ini tidak melebihi dari limapuluh pikul. Perdagangan ini dikuasai oleh orang Aceh yang bertempat tinggal di Singkil yang membelinya dari orang Batak dan mengirimkannya kepada orang Eropah dan Cina yang tinggal disitu. Benzoin atau Benjamin (Styrax benzoin) dalam bahasa Melayu disebut kami-nian (kemenyan, red), sama seperti kamfer, hanya ditemukan di Tanah Batak, kearah utara khatulistiwa, tetapi bukan di wilayah kekuasaan Aceh. Juga dijumpai, walaupun jarang, disebelah selatan khatulistiwa, tetapi disana, baik yang ditemukan alami di hutan atau yang diambil dengan keahlian menyadap, hasilnya sedikit, yang berwarna hitam dan harganya murah.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 35: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 35

Pohonnya tidak tumbuh besar dan tak berharga sebagai bahan kayu. Bibit atau biji yang berbentuk bulat berwarna coklat dan besarnya sebesar pil, disemai di sawah, kemudian tak diperlukan pengolahan lahan, hanya membersihkan semak-semak untuk penanaman tanaman muda. Di tempat lainnya, terutama di pinggiran pantai telah dilakukan perkebunannya, dan disebutkan bahwa penduduk asli menjadi mendapat keuntungan besar bagi mereka dari perdagangan itu. Dari sudut pandang nasional, mengharuskan kepemilikannya diatur dengan undang-undang agar dapat berhasil. Bab-9: Rabuk atau mesiu senjata (gunpowder) diproduksi di beberapa tempat di pulau itu, tetapi lebih sedikit diproduksi di provinsi sebelah selatan dibanding diantara orang-orang Minangkabau, Batak, dan Aceh, yang sering berperang memerlukan banyak kebutuhannya. Ada sebuah persetujuan yang dibuat tahun 1728 bahwa penduduk Anak-sungai dilarang memproduksinya, dicantumkan bahwa perjanjian ini dapat diperpanjang bila dibutuhkan. Mesiu senjata tersebut terbuat dari campuran batubara, belerang, dan nitrat, tetapi komposisinya sangat jauh dari sempurnah sehingga untuk penggunaan sedikit tak dapat dipersiapkan secara cepat. Bahan lainnya adalah sendawa (saltpeter-cave) dijumpai dalam jumlah besar yang umumnya dihasilkan dari kotoran kambing. Bab-10: Saya tidak menemukan bahwa orang Melayu memiliki tulisan asli milik mereka sendiri, mungkin saja dulunya ada dan tidak digunakan lagi, kebetulan yang ditemukan adalah tulisan Batak, Rejang, dan tulisan Sumatra lainnya. Bahasa-bahasa utama oleh orang Sumatra adalah Batak, Rejang, dan Lampung, yang perbedaannya tidak begitu banyak yang digunakan dalam surat-menyurat menggunakan huruf-huruf yang berbeda dan rumit. Sungguh suatu yang luar biasa dan mungkin hanya satu-satunya dalam sejarah perkembangan manusia bahwa kelompok manusia di pulau yang sama yang dianggap sebagai penduduk asli, dimana dalam hal peradabannya hampir mirip, dan menggunakan bahasa dari turunan yang sama, ternyata menggunakan jenis tulisan yang berbeda satu sama lain. Huruf yang dijumpai di pulau tetangga seperti Jawa (disebutkan oleh Corneille Le Brun), yang digunakan oleh orang Tagala (Tagalog, red.) di Pilippina (seperti dijelaskan oleh Thevenot), dan oleh orang Bugis di Sulewesi (seperti dijelaskan oleh Captain Forrest), sekurangnya sangat bervariasi satu sama lainnya, dan tulisan Rejang berbeda dari tulisan Batak. >>> Di negri Aceh dimana bahasanya berbeda dari Melayu, mengadopsi tulisan Arab dan bukan sebagai tulisan asli mereka.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 36: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 36

Bab-18: Mengenai agama yang dianut oleh para raja Melayu (semenanjung, red.) sewaktu mereka migrasi dari Sumatra, dan sekitar 116 tahun kemudian (setelah tahun 1511 semenanjung dikuasai Portugis, red.) hanya sedikit yang diketahui karena para penulis tinggal disana adalah semasa adanya perubahan anutan agama, seperti halnya Mahometan (penganut Islam, red.) menganggap najis bila masuk ke hal-hal yang tahayul dan memandang mereka dengan kebencian; tetapi dari bukti-bukti yang ada kami sedikit ragu mengatakan bahwa mereka menganut agama Brahmana, namun demikian yang lebih buruk lagi dan perpaduan pemujaan yang primitif terdahulu di negri ini adalah seperti yang kami temukan diantara orang Batak. Sewaktu Sumatra pertama kali dikunjungi oleh pelaut Eropah kekuasaan kerajaan sudah banyak berubah berdasarkan kepentingan politis semasa periode raja-raja Aceh, Pedir, dan Pase, dimana mereka mengakui kekuasaannya berasal (dari Melayu, red.) sebagai penguasa tertinggi, dan beberapa diantara mereka memberikan upeti untuk mendapatkan kekuasaan yang independent. Contohnya kerajaan Aceh dibawah kesepakatan atas suatu jaminan yang sesungguhnya atau hanya kepura-puraan sehingga menjadi sultan karena mengawini putri melalui upacara perkawinan sehingga sang putri membujuk ayahnya untuk memperluas kekuasaannya sampai ke pantai barat dan menempatkan panglimanya di banyak tempat di kawasan Minangkabau khususnya di Pariaman di dekat gunung berapi besar. Disebutkan bahwa jaminan ini dalam bentuk pemerasan bukan dengan kekuatan senjata tetapi melalui lobby tingkat tinggi, sampai ke semua daerah dataran rendah pesisir barat sejauh selatan Bengkulu atau Silebar. Sekitar tahun 1613 sebenarnya kekuasaannya tidak lebih jauh dari pada Padang, dan kekuasaan sebenarnya hanya sampai Barus. Pada periode waktu yang tidak begitu lama sebelumnya, batas terjauh (kerajaan Melayu, red.) antara sungai Palembang dan Siak disebelah timurnya, dimana di sebelah baratnya diantara Manjuta (dekat Indrapura) dan Singkil yang berbatasan dengan negri independent Batak. Telah disebutkan bahwa sultan pertamam Minangkabau adalah Syarif dari Mekkah, keturunan dari khalifah bernama Paduka Sri Sultan Ibrahim bermukim di Sumatra yang meminta kekuasaannya atas pemberian kehormatan oleh raja di negri itu yaitu Perapati Sibatang bersaudara. Ditambahkan pula bahwa sultan yang berada di Pagaruyung dan yang di Suruwasa adalah keturunan dari Syarif yang bertempat di Sungai Trap, bergelar Datu Bandara Putih keturunan asli Perapati, tetapi ada keberatan yang kuat atas pendapat ini. Pendapat umum yang dikemukakan oleh penduduk asli dan diperkuat oleh penulis terdahulu yang meyakinkan kami, mengenai masa lalu kerajaannya muncul semasa berkembangnya agama Islam di pulau itu. Raden Tumanggung, anak dari Raja Madura, adalah seorang yang cerdik yang menetapkan dirinya sebagai pangeran dan meyakinkan saya bahwa inilah penguasa Sumatra yang pertama yang terdahulu memperkenalkan kepercayaan Arab yang diwajibkan tetapi bukan secara pemaksaan, demikian juga yang dianggap oleh orang-orang dari semenanjung.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 37: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 37

Sudah cukup lama cerita ini difahami turun temurun secara tradisiolal dan dari mulut ke mulut, dan sultan dari garis keturunannya di gembar-gemborkan sebagai garis keturunan keramat dari nabi, tetapi sama sekali tak ada indikasi mengarah kesitu; akan hal ini kami boleh menambahkan bahwa tahayul yang mengkeramatkan mereka melekat pada keluarga bukan saja kepada penganut Islam yang terus berkembang, tetapi sampai juga diantara sebagian orang Batak dan sebagian lagi tidak merubah agamanya yang menganggap baginya bukan menjadi kehormatan menerima agama baru sehingga mereka menolak untuk menerimanya. Bab-19: Anak sultan Gulemat (dari kerajaan Anak-Sungai Indragiri) bernama sultan Alaeddin ditempatkan di Tapanuli di tahun 1780 saat berusia 90 tahun, sebagai tahanan pemerintah di Madras semasa pemerintahan Mr. Morse, juga sebagai paman raja Aceh yang berkuasa tahun 1784. (dijelaskan oleh Captain Forrest dalam Voyage to the Mergui Archipelago, page 57). Pasaman adalah daerah paling utara dari provinsi itu segera bergantung pada Minangkabau dan kemudian bersama Pariaman dan banyak kawasan dipesisir jatuh ketangan kekuasaan raja Aceh. Kemudian dibagi menjadi dua kerajaan kecil dan masing-masing diperintah oleh raja dan empat belas pangulu. Sebelumnya kawasan itu adalah tempat perdagangan, disamping sebagai peng-export lada, juga menerima emas murni dari pegunungan di negri Rao yang berjarak tiga hari perjalanan darat. Penduduknya disebut Batak yang sudah merubah agamanya menjadi Islam dan berbaur dengan orang Melayu. Mereka diperintah oleh Datu. >>> Suku Agam bergabung dengan Rao dan berhubungan ke selatan dengan Minangkabau, sedikit berbeda dengan Melayu, dan juga diperintah oleh Datu. Bab-21: Kerajaan Aceh menguasai barat-daya bagian dalam Sumatra, secara umum berbatasan dengan Tanah Batak; tegasnya di dataran tidak lebih jauh kira-kira 50 mil kearah tenggara. Sepanjang pantai timur di tahun 1778 sampai ke daerah yang disebut Karti, tidak begitu jauh dari sungai Batubara, termasuk Pidir, Samerlonga, dan Pase. Di pantai barat yang dulunya di gemborkan penguasaannya sampai ke Indrapura dan memiliki kekuatan hukum di Tiku, sebenarnya tidak lebih jauh hanya sampai Barus; dan bahkan di Barus di pelabuhannya, walaupun pengaruh Aceh cukup dominant dan para pedagangnya banyak disana, kekuasaannya kelihatannya hanya sedikit. Penduduk pedalaman dari Aceh ke Singkil dibedakan antara Alas, Riah, Karrau. Pengaruh Aceh cukup kuat pada Alas dan Riah tetapi Karrau mirip Batak dari mana mereka berasal melalui pegunungan Bukit Barisan. Orang Aceh jauh berbeda dengan orang Sumatra lainnya, secara umum perawakan lebih tinggi, berkulit lebih gelap. Mereka sepertinya berasal dari percampuran Batak, Melayu, Chola (India selatan, red.) dimana sejak dahulu pelabuhannya saling berhubungan. Wataknya kelihatan lebih rajin daripada beberapa tetangganya dan terlihat lebih cerdas, memiliki pengetahuan lebih dibanding negri lainnya,

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 38: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 38

dan dalam perdagangan mereka lebih maju dan liberal. Tetapi pengamatan terakhir menunjukkan bahwa penampilan itu hanya terdapat pada pedagang berdasarkan modal dan transaksi dagangnya daripada penilaian sifat yang ada diamati di Aceh, yang berdasarkan temperamen dan sikap kekuasaan kerajaan, lebih sering bersifat agak bodoh (narrow), bersifat memaksa (extortionary), bersifat menindas (oppressive). Bahasa mereka adalah salah satu dialek umum di pulau itu, ada persamaan dengan Batak, tetapi mereka menggunakan huruf Melayu. Dalam hal agama mereka menganut Islam, memiliki banyak ulama, dan banyak berhubungan dengan orang asing yang sama agamanya. Walaupun tidak lagi menjadi perdagangan besar untuk komoditi dari belahan timur, Aceh masih berperan dalam perdagangan dengan pedagang perorangan Eropah juga dengan penduduk asli bagian pantai India yang disebut Telinga negri yang terletak di Kistna dan sungai Godavery, tetapi namanya berasal dari bahasa Melayu untuk sebutan Kling (Keling, red.) yang secara umum dikenal untuk pantai Coromandel. Barang dagangan yang terdiri dari garam, kain katun, kain cita, dan barang yang mereka kirim adalah biji-emas, sutra mentah kualitas rendah, buah pinang, lada, belerang, kamfer, kemenyan. Dua barang dagangan terakhir bulak-balik dibawa melalui sungai Singkil diman mereka membelinya dari negri Batak, dan lada dari Pidir. Bab-20: Khusus mengenai Batak, sudah diterbitkan berseri. Bab-22: Tahun 1529: Semasa rejim Ibrahim yang bergelar sultan Salehuddin Shah berahhir ditahun 1528 karena dibunuh dengan racun oleh salah satu istrinya yang balas dendam karena adiknya Daya terluka ditangan. Kekuasaannya berlangsung selama 18 tahun semula di tahun 1511-1529 yang kemudian digantikan oleh adiknya yang memangku galar sultan Salehuddin Shah dan menambah gelarnya Kahar yang berarti berkuasa (powerful). Menurut orang Portugis, dia menyatakan dirinya raja Aceh, Barus, Pidir, Pase, Daya, dan Batak, sebagai pangeran di tanah yang diapit dua lautan dan pertambangan Minangkabau. Tahun 1547: Sampai tahun 1537 tidak banyak catatan tentang sultan Aceh ini, tetapi di tahun 1537 mereka mencoba untuk menyerang Malaka dengan pasukan sebanyak 3000, tetapi mereka mundur dengan sejumlah 500 orang tentara tewas. Beberapa bulan kemudian mereka menyerang lagi namun juga tak berhasil. Di tahun 1547, mereka mencoba lagi menyerang Malaka tetapi mereka dikalahkan oleh skuadron Portugis. Sekitar antara tahun 1539 – 1541 disebutkan oleh Ferdinan Mendez Pinto, banyak kejadian semasa rejim sultan ini terutama dengan negri Batak, tetapi tulisan ini sangat diragukan kebenarannya karena kewenangannya. Tahun 1606-1677: Iskandar Muda yang dikenal oleh petualang kami dengan gelar sultan Paduka Sri penguasa Aceh dan negri seperti Aru, Dilli (Deli, red.), Johor, Pahang, Kedah, dan Perak di satu

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 39: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 39

belahan, dan Barus, Pasaman, Tiku, Sileda, dan Priaman di belahan lainnya. Setelah kematian Iskandar Muda pada bulan Desember 1636. Dia digantikan oleh Alauddin Mahayat Shah yang kekuasaannya hanya berlangsung selama empat tahun dan mangkat di bulan Pebruari 1641. Kemudian Kerajaan Aceh diperintah oleh wanita. >>> Valentyn menyebutkan bahwa dia adalah istri dari raja sebelumnya, tetapi dari cerita sejarahnya disebutkan sebagai putrinya yang bernama Taju Al Alum, suaminya adalah Maghayat-Shah. Taju Al Alum meninggal tahun 1675 setelah berkuasa selama tiga puluh empat tahun. Kemudian dia digantikan perempuan bernama Nur Al Alum yang hanya berkuasa selama dua tahun yang meninggal tahun 1677. Penggantinya lagi juga perempuan bernama Anayet Shah Tahun 1684: Untuk menerapkan pembagian perdagangan lada, Inggris berpaling pada kerajaan Aceh dan mengirim dua perwakilannya bernama Ord dan Cawley di tahun 1684. Pada masa itu raja Pariaman dan negri lain di pantai barat Sumatra berada dipihak Aceh menentang Belanda yang mengadu domba dan melakukan gangguan dan penganiayaan. Karena itu Aceh berkeinginan kuat agar Inggris membangun wilayahnya dengan menawarkan lahan untuk membuat benteng pertahanan dan diberikan keistimewaan dalam perdagangan lada. Beberapa tahun sebelum kesepakatan ini, ratu Anayet Shah mengundang raja Siam untuk membicarakan pembaharuan atas hubungan pemerintahan yang sudah berlangsung sejak jaman dahulu, dan untuk bersatu melawan Belanda yang melakukan pelanggaran batas wilayah perdagangan dan perluasan dominasi ratu yang sudah banyak dibatasi. Tidak ada penjelasan apakah tawaran ini terjadi pertemuan dan juga tidak ada lagi batasan kekuasaan Aceh sejak periode itu yang berbatas diluar Pidir di utara dan Barus di pantai barat. Tahun 1752: Pendudukan yang dianggap penting adalah di Natal yang didirikan 1752, kemudian di Tapanuli tidak lama kemudian, yang melibatkan perselisihan antara Inggris dan Belanda yang meng-claim negri dimana mereka berada. Tahun 1760 Perancis dibawah Comte d’Eataing menghancurkan seluruh pendudukan Inggris di pesisir Sumatra; tetapi kemudian kembali diduduki dan aman dimiliki sampai dengan adanya Traktat Paris tahun 1763. Tahun 1752: Di tahun 1772, dikatakan oleh Captain Forrest, “Mr. Giles Holloway, residen di Tapanuli, dikirim ke Aceh oleh gubernur Bengkulu, dengan surat yang diserahkan langsung, untuk memberikan persetujuan mendirikan pemukiman disana. Saya membawanya dari rumahnya. Saya kurang begitu sehat setibanya disitu, saya tidak mendampingi Mr. Holloway (seorang yang perasa dan penuh kehati-hatian, dan seorang yang mampu berbahasa Melayu secara fasih) di pantai pada pemunculan pertamanya; dan mendapat kesan sepertinya ingin memberitahukan akan ada kegagalan bila saya sama sekali tidak pergi ke tempat itu. Ada kerusuhan besar dan kesimpang siuran pada saat itu, dan saya dilaporkan selalu muncul ketidak puasan disekitar istana raja malam itu.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 40: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 40

Catatan kaki: Sebagaimana sebelumnya sudah ditulis resmi (maksudnya pada bab-20, red.) berikut ini mengenai sifat orang Batak yang diperoleh Mr. Charles Holloway dari Mr. W.H. Hayes, telah sampai ditangan saya. “Di Bulan Juli tahun 1805 sebuah ekspedisi yang terdiri dari orang Sepoy, orang Melayu, orang Batak, dikirim ke Tapanuli untuk melawan seorang raja bernama Punei Manungum, yang tinggal di Nega-timbul (Naga Timbul, red.) sekitar tiga puluh mil ke pedalaman dari Tapanuli-lama, sebagai konsekuensi dia menyerang kampung yang berada dalam kekuasaan perusahaan, membunuh beberapa penduduk, dan sebagiannya ditawan. Setelah penyerangan selama tiga hari, dibuat persiapan terencana, dilakukan gencatan senjata, sewaktu masing-masing kubu meletakkan senjatanya yang berdasarkan keyakinan dijunjung oleh kedua pihak, dan saling bertukar seolah-olah dalam persahabatan yang sangat akrab. Kesepakatan itu terbukti tidak memuaskan, sebelumnya masing-masing menurunkan senjatanya dan memperbaharui permusuhan yang selama ini berlangsung saling berseteru itu. Pada hari kedua kawasan itu di-evakuasi, dan sewaktu orang-orang kami masuk Mr. Hayes menemukan seorang laki-laki dan dua perempuan, dimana musuh itu membunuh mereka sebelum mereka pergi (menjadi orang terakhir yang tinggal dari enam belas tawanan yang mereka bawa), dan dari kakinya telah dipotong bagian besarnya, sebagai bukti adalah untuk dimakan. Selama ekspedisi ini satu grup kecil dikirim untuk memeriksa raja-raja di Labusukum (Lobu Sikkam, red.) dan Singapolum (daratan Sibogah), dimana mereka adalah sekutu dari Punei Manungum. Disini ditemukan bukti yang lebih kuat dari yang dianggap, membuat serangan tiba-tiba dari kampung mereka, menyerang kelompok pasukan dan membunuh seorang Sepoy dimana dianya adalah dipercayakan untuk mengawal Mr. Hayes keluar dari Naga Timbul, diperintahkan untuk membantu kelompok yang mundur; tetapi ternyata mengambil rute berbeda dan dia mengabaikan kehilangan pasukannya. Kampung Singapollam segera diserbu dan musuh itu mundur satu gerbang, sewaktu pasukan kami masuk melalui jalur berlawanan, pasukan pelengkap orang Sepoy yang terbunuh sehari sebelumnya terlihat tergantung sebagai trophy di depan rumah mereka, dan di sopo-godang (town-hall). Mr. Hayes melihat kepalanya sama sekali sudah dikuliti dan salah satu jarinya ditusuk pada garpu, masih terasa hangat yang baru diangkat dari api. Sewaktu memasuki kampung Labusucom (Lobu Sikkam, red.) situasinya tidak lebih dari dua ratus yard dari sebelumnya, dia menemukan tumpukan daun pisang yang penuh dengan daging manusia, dicampur dengan air-asam dan cabe-lada, melihat itu, dia merasa ngeri bahwa mereka dikejutkan atas tindakan memakan orang Sepoy, bahwa tubuh mereka dibagi-bagi diantara dua kampung itu. Setelah beberapa kampung berdamai dengan para rajanya mereka mengakui secara sungguh-sungguh bahwa memang demikianlah kejadiannya, pada saat yang bersamaan berkata, “anda tau itulah kebiasaan kami, mengapa kita harus merahasiakannya?”

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 41: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 41

Agama dari bangsa ini, jika harus disebutkan namanya, sangat mirip dengan apa yang sudah dijelaskan tentang Batak; tetapi bentuk penguburan orang meninggal mereka sangat berbeda, analoginya agak mirip dengan yang dilakukan oleh penduduk daratan Laut-Selatan, mayat ditempatkan pada tempat bertingkat yang dipersiapkan untuk mayat itu, dan dengan sejumlah daun ditebarkan diatasnya, lalu dibiarkan membusuk. Harta diwariskan kepada keturunan laki-laki, rumah dan sawah, senjata dan barang-barang ayahnya, menjadi milik anak-anak laki-lakinya. Ketua-ketua memiliki tingkatan yang sedikit berbeda diantara komunitas mengenai wewenang dan kepemilikannya, kekuasaan mereka menjadi ketua diumumkan dalam pesta rakyat, sebagai ungkapan penghormatan. Mereka tidak memiliki kekuasaan hukum, semua persoalan, kriminal diselesaikan, dihakimi dengan bentuk keputusan bersama oleh seluruh penduduk desa. Pembunuhan dihukum dengan membalas, untuk hukuman itu sitertuduh diserahkan kepada keluarga korban yang akan menghukumnya mati; tetapi peristiwa kriminal sangat jarang terjadi. Pencurian, untuk beberapa peristiwa, dianggap sebagai pelanggaran besar. Dalam hal pelecehan sexual suami sikorban berhak untuk mengambil ganti diluar ikatan perkawinan, dan terkadang menghukum istrinya dengan memotong rambutnya. Bila si suami sebagai tertuduh istrinya berhak menceraikannya dan dia (istri) harus dikembalikan kepada orangtuanya. Perbuatan zinah ringan oleh orang yang belum menikah bukanlah dianggap kriminal berat dan tidak dianggap perbuatan tak terhormat. Tingkat perbudakan tidak pernah ada diketahui diantara orang-orang ini, dan mereka tidak memberlakukannya dalam kehidupan mereka. Bahasa sangat jauh berbeda antara Batak dan Lampung daripada di tempat lainnya, dan semua bukti-bukti mereka memilikinya dari sumber yang sama. Pengucapannya sangat sangau, baik berdasarkan kebiasaan atau bentuk organ bicara yang ganjil yang sulit mengucapkan huruf ’p’, tetapi dalam kata-kata Melayu, dimana ada bunyinya muncul seperti ‘f ‘ (misalnya disebutkan Fulo Finang untuk Pulo Pinang), sebaliknya Melayu tidak terbiasa dengan ‘f ‘ dan mengucapkan kata fikir dengan sebutan pikir. Sesungguhnya orang Arab sendiri memiliki kesamaan pengucapan dengan penduduk Nias, mungkin sebaliknya perlu diamati dalam hal bahasa-bahasa penduduk di pulau Laut-Selatan.

>>> SELESAI <<<

Indeks

Achin = sebutan untuk Aceh sekarang, berbatasan dengan Tanah Batak di bagian barat.

Allas = Alas, dulu adalah daerah perkampungan masuk wilayah Tanah Batak yang terdapat di Aceh Tenggara. Penduduknya disebut Batak Alas sebagai salah satu sub-Bangsa Batak

Ancola, = Angkola, pembagian sub Bangsa Batak menurut Inggris, salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan. Penduduknya disebut Batak Angkola sebagai salah satu sub Bangsa Batak. Angkola, akan menjadi sebuah Kabupaten terpisah dari Kabupaten Tapanuli Tengah.

Andalimon = Andaliman, nama bumbu masakan khas Batak

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 42: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 42

Assahan = Asahan, nama sebuah sungai besar Sungai Asahan yang berasal dari Pusat Tanah Batak sebagai aliran Danau Toba.

Ayer Bangis = Air Bangis, daerah perbatasan Tanah Batak dengan Sumatra Barat di dekat Natal Kabupaten Madina

Balli = sejenis alat ukur yang setara dengan 4 keppeng Bandhara = wakil raja dari suatu klan marga utama Batang Kapas = nama sebuah tempat diperuntukkan untuk berdagang, sekarang

disebut…. Barus = Barus, sebuah kota perdagangan yang sangat terkenal, diperintah oleh raja,

bandhara, pangulu dari klan marga di Dulu dan D’illir secara bergantian. Batadera = nama daerah perkampungan di Tanah Batak dahulu? Bata-gopit = Batu Gopit, satu (daerah dikaki gunung Dolok Martimbang dekat Kota

Tarutung dimana aliran aek sigeaon Tarutung mengalir. Batu Gopit dulunya sebagai sumber belerang yang dugunakan untuk rabuk senjata.

Batahol = nama daerah? Batang Onan = Batang Onang, nama ibukota kecamatan Batang Onang(C). Batang-tara = Batangtoru, saat ini menjadi Hutan Konservasi yang berada di tiga

wilayah Tapanuli yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan. Batara-guru (Bataraguru), Sori-pada (Soripada), Mangalla-bulang (Mangalabulan),

adalah 3 dewa utama dalam agama Batak yang dipercaya sebagai pengatur dunia dan segala isinya. Tiga dewa utama ini disebut juga debagai Debata Natolu.

Batang-tara = Sekarang Batangtoru, saat ini menjadi Hutan Konservasi yang berada di tiga wilayah Tapanuli yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan.

Batong = nama sebuah daerah yang banyak menghasilkan emas di Tanah Batak, mungkin yang dimaksud adalah Batang Toru?

Batta = Sebutan untuk Batak, sebutan lain menyebut Batak dengan kata Battak, Batech, Pa-ta.

Battas = Batak, sebutan untuk sebuah bangsa yang terdapat di kawasan Sumatra Utara dan Aceh.

Batta country = Tanah Batak yang diuraikan dalam buku ini persisnya adalah Sumatra Utara sekarang.

Batu Bara = nama sebuah derah di daerah pantai timur dekat Butar. Mungkin dikuasai oleh marga Batubara salah satu marga Batak.?

Batu-buru = maksudnya Batu Bara Butar = nama sebuah kerajaan kecil di Tanah Batak terletak di daerah Timurlaut? cassia = kayu manis (kulit manis) yang banyak didapat di Tanah Batak dan diminati

oleh orang-orang Eropah. Comte d’Esting= Seorang komando armada kapal perang Prancis. Creole French Frigate = nama kapal perang Prancis yang memasuki Tanah Batak. Daholi = nama sebuah daerah pegunungan dekat Aceh, jauhnya sekitar 30 mil dari

pantai? Deira = Diri, Dairi; nama daerah pegunungan (dataran tinggi)yang memisahkan

Tanah Batak dan Aceh. Diri = nama daerah, sekarang disebut Dairi menjadi sebuah kabupaten pecahan

Kabupaten Tapanuli Utara Dulu = disebutkan untuk istilah komunitas penduduk Batak yang berada di daerah

hulu (Pedalaman)

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 43: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 43

D’illir = disebutkan untuk istilah komunitas penduduk Batak yang berada di daerah hilir dataran rendah biasanya kawasan di muara sungai.

Fanam = sejenis alat ukur yang setara dengan 2,5 penny Ipu = nama sebuah tempat diperuntukkan untuk berdagang, sekarang disebut…. jono = sejenis senjata mirip parang yang digunakan seperti pedang dan bukan

seperti menggunakan keris. Keppeng = sejenis alat ukur yang setara dengan nilai 3/5 penny. Koto Moran = Koto Lambong = Huta Lumbung, nama sebuah desa penghasil salak(C) Lumut = nama sebuah kampung dekat dengan Kuala Lumut Onan= sebutan untuk pasar barter oleh orang Melayu di Tanah Batak. (menurut

ceritanya selalu muncul perkataan dari pedagang Batak yang selalu menyebut ‘on’ (ini) dan ‘an’ (itu) untuk menunjukkan barang-barang dagangan yang di-barter.

Jambu-ayer = nama sebuah daerah? Jambong = nama sebuah daerah di dataran rendah di muara pencabangan sungai

Singkil yang tidak tergenang air bila air pasang naik? Kapkap = nama perkampungan di Tanah Batak sekarang disebut Pakpak

(Kabupaten Pakpak Bharat sekarang). Penduduknya adalah Batak Pakpak sebagai salah satu sub-Bangsa Batak.

Kapur-barus = komoditi yang termahal pada masa lampau dan hanya dapat di Tanah Batak, nama lain adalah kamfer (Camphor)

keminian dulong = kemenyan dulang (sweet scented benzoin) Kotta Tinggi = Huta Tinggi, disebutkan tempat tinggal raja, mungkin yang

dimaksud adalah Huta Tingga yang ada di Sipoholon-Tapanuli Utara, atau boleh jadi salah satu desa terletak di Kec. Laguboti Kabupaten Tobasa.

Kiking = nama sebuah kota berjarak sekitar 40 mil dari pencabangan sungai Singkil dimana orang Melayu dan Aceh banyak melakukan perdagangan?

La Manche = nama sebuah kapal perang yang memasuki Tanah Batak. Lasa = daerah dataran tinggi di kawasan Dairi dekat Barus penghasil kemenyan? Longtong = Lontung sebuah kawasan disekitar sungai Asahan, mungkin dikuasai

oleh salah satu klan marga keturunan Lontung. Lontung adalah klan marga-marga keturunan Lontung.

Leangleangmandi adalah wujud dari seorang messanger atau pesuruh Tuhan. Mandiling = Mandailing, pembagian sub Bangsa Batak menurut Inggris, nama

sebuak kabupaten yang bersatu dengan Natal sehingga disebut Kabupaten Madina. Penduduknya disebut Batak Mandailing sebagai salah satu sub Bangsa Batak.

Manuk Patiaraja, dalam agama Batak disebutkan sebagai seorang dewi yang berbentuk burung sakti dan dipercaya sebagai Debata Asiasi (Trimurti) yang secara supranatural melahirkan tiga dewa utama Debata Natolu dan istri-istrinya. Debata Asiasi dapat disebutkan sebagai pasangan dari Tuhan Mulajadi Nabolon.

Mr. Charles Miller = seorang ahli botani yang diutus perusahaan untuk meneliti tumbuh-tumbuhan di Tanah Batak, menjadi residen Tapanuli.

Mr. Giles Holloway = teman peneliti Mr. Charles Miller. Mr. Prince = Seorang yang pernah bertugas memimpin Tapanuli. Naga-padoha (Nagapadoha) adalah salah satu dewa yang dikirim Tuhan (Mulajadi

Nabolon) ke dunia bawah yang bertujuan untuk memberi teguran dan hukuman kepada manusia atas perbuatannya.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 44: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 44

Natal = (sebenarnya Natar) nama daerah, sekarang Natal masuk dalam satu kabupaten yang bergabung dengan Mandailing yang disebut Kabupaten Madina.

Ophir = nama sebuah gunung sebagai ujung Bukit Barisan di bagian Barat Pulau Sumatra. Gunung Ophir sudah melegenda di dunia yang dianggap bahwa emas yang dibeli oleh Raja Sulaiman berasal dari daerah Ophir (Ofir). Mungkin yang dimaksud adalah Pusuk Buhit.

Papa = Pakpak, nama daerah pegunungan (dataran tinggi)yang memisahkan Tanah Batak dan Aceh.

Passumah = nama sebuah gunung merupakan ujung dari Bukit Barisan di bagian barat Pulau Sumatra. Gunung Passuma disebut juga sebagai Gunung Ophir.

Padambola = Padang Bolak, pembagian sub Bangsa Batak menurut Inggris, sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas sekarang.

Padambola = Padang Bolak, pembagian sub Bangsa Batak menurut Inggris, sebuah kecamatan di Kabupaten Padang Lawas sekarang.

Panka-dulut = nama daerah Pangulus = pemimpin wilayah (salah satu dari 8 penjuru mata angina) yang

mewakili raja. Papa = nama sebuah daerah pegunungan yang menghasilkan kemenyan? Philosophical Transaction = Perjanjian tak tertulis. Pinang Suri = Pinangsori, nama sebuah sungai di Sibolga Tapanuli Tengah, juga

nama sebuah lapangan terbang di Sibolga, juga menjadi nama sebuag Kecamatan di Sibolga.

Pomoko = nama daerah sebagai asal air sungai Singkil. Pulo Serony = nama daerah pantai timur dekat dengan Butar? Punchong kechil = nama sebuah pulau tempat bermukim orang Inggris dekat

Pelabuhan Barus? Penny = mata uang Inggris yang setara dengan nilai 1/20 shilling dimana satu

shilling adalah senilai 1/20 pounsterling. Pulo Punchong = Pulo Punchong Puti-orla-bulan, menurut cerita mitologi lainnya disebutkan bahwa Puti-orla-bulan

adalah istri dari dewa Bataraguru di Banua Ginjang (Alam Nirwana). Quallo Lumut = Kuala Lumut Rau = Rawa, sekarang disebut Rao, nama daerah independent yang berbatasan

dengan Tanah Batak di Selatan. Rawa = Rau, sekarang disebut Rao, nama daerah independent yang berbatasan

dengan Tanah Batak di Selatan. Raja = seorang pimpinan wilayah berdasarkan kekuasaan klan atau marga utama di

suatu wilayah. Rambong = nama sebuah daerah di dataran rendah di muara pencabangan sungai

Singkil yang tidak tergenang air bila air pasang naik? Rejang atau Possuma (Pasemah) adalah suku tua yang terdapat di Sumatera Selatan

sekarang. Ria = nama daerah perkampungan di Tanah Batak, mungkin sekarang yang terdapat

di Kec. Sipoholon, tempat pemandian airpanas?

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com

Page 45: Batak Menurut William Marsden-Pdf · Kisah-kisah di Alkitab menyebutkan bahwa Raja Salomo (Sulaiman, red.) mendapatkan emas, perak, Kayu Cendana, batu mulia, gading gajah, monyet,

Batak Menurut William Marsden (The History of Sumatra) 45

Samasam = Si Masom nama sebuah desa di kaki Gunung Lubuk Raya masuk Kec Sidimpuan Timur(C)

Salup = jenis alat ukur yang digunakan untuk mengukur nilai barang berdasarkan berat; beratnya kira-kira 1 kg.

Sa-masam = Sekarang Simasom, nama sebuah desa di kaki Gunung Lubuk Raya masuk Kec Sidimpuan Timur

Si-pisang = Sipisang, nama sebuah tempat di … Sikia = nama sebuah daerah? Sapiyau = (Tampar piring – red), Jenis rumah diperkampungan Batak sebagai

tempat menerima tamu asing Satarong = nama sebuah kampung Singkel = sekarang disebut Singkil, nama sebuah sungai Singkil yang membatasi

Tanah Batak dengan Aceh di arah pantai sebelah barat. Sokum = nama sebuah daerah sekarang bernama ….. Suitara-male = nama sebuah daerah? Sunayang = nama sebuah daerah yang banyak menghasilkan emas di Tanah Batak? Samponan = nama sebuah daerah pegunungan yang menghasilkan kemenyan? Selindong = Silindung, pembagian sub Bangsa Batak menurut Inggris, sebuah

kawasan yang terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara sekarang dimana Kota Tarutung berada. Batak Silindung di jaman dulu mengakui sebagai Batak Toba salah satu sub Bangsa Batak.

Sikere = nama sebuah sungai yang menjadi terusan sungai Singkil? Simamora = Diasumsikan adalah seorang raja bermarga Simamora. Singkel = Singkil, pembagian sub Bangsa Batak menurut Inggris, sebuah daerah

yang menjadi Kabupaten Aceh Singkil sekarang. Dahulu termasuk wilayah Tanah Batak semasa perdagangan di Barus sangat ramai. Penduduknya disebut Batak Singkil sebagai bagian sub Bangsa Batak. Singkil juga dikenal sebagai nama sungai besar yangdulunya dapat dilayari kapal terdapat di Singkil

Sirigar = Siregar sebuah kawasan disekitar sungai Asahan, mungkin dikuasai oleh salah satu klan marga keturunan Siregar?

Tampangs = sejenis alat ukuran untuk menakar nilai kemenyan berdasarkan ukuran bongkahan.

Tabuyong = Sekarang disebut Tabuyung, nama kota di pantai barat Sumatra Utara dekat dengan Natal

Tappolen = nama sebuah daerah Tabuyong = Tabuyung, nama daerah perbatasan Tanah Batak dengan Sumatra

Barat, sebagai terusan batas mulai dari Sungai Singkil.. Tappanuli = Sekarang Tapanuli Tappanuli = Tapanuli Terimbaru = Huta Imbaru sebuah desa di utara Padang Sidempuan, asal dari marga

Harahap Mompang di Siharang karang(C) Toba = Toba, pembagian sub Bangsa Batak menurut Inggris, nama sebuah

kabupaten yaitu Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Samosir sekarang. Penduduknya disebut Batak Toba sebagai salah satu sub Bangsa Batak.

uti = Venus = nama sebuah kapal perang Prancis yang menguasai Tanah Batak.

Dicatat ulang oleh Maridup Hutauruk untuk http://batakone.wordpress.com