bar uuuuuu uuuuuu uuuuuuu

59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia dewasa ini, muncul kasus-kasus penyalahgunaan obat berbahaya dan narkotika yang efeknya sangat meresahkan masyarakat. Masalah ketergantungan obat berbahaya dan narkotika dengan cepat telah menjadi masalah bagi sebahagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti karena penyalahgunaan narkotika menimbulkan masalah ketergantungan yang sangat merugikan, mengingat bahwa yang menjadi korban utama adalah generasi muda yang sangat diharapkan sebagai penerus dan harapan bangsa. Menurut data United Nations Drug Control Program (UNDCP) menyebutkan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia telah menggunakan obat obatan terlarang, di Asia Pasifik 85% penyalah gunaan adalah penduduk 1

Upload: nicky-adi-saputra

Post on 20-Nov-2015

242 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

hhh

TRANSCRIPT

40

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di Indonesia dewasa ini, muncul kasus-kasus penyalahgunaan obat berbahaya dan narkotika yang efeknya sangat meresahkan masyarakat. Masalah ketergantungan obat berbahaya dan narkotika dengan cepat telah menjadi masalah bagi sebahagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti karena penyalahgunaan narkotika menimbulkan masalah ketergantungan yang sangat merugikan, mengingat bahwa yang menjadi korban utama adalah generasi muda yang sangat diharapkan sebagai penerus dan harapan bangsa. Menurut data United Nations Drug Control Program (UNDCP) menyebutkan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia telah menggunakan obat obatan terlarang, di Asia Pasifik 85% penyalah gunaan adalah penduduk usia produktif (19-45 tahun). Hasil survei Australian of health and welfare (AIHW), hampir 405 penduduk australia lebih dari 14 tahun telah menggunakan obat obatan dan 46% telah menggunakan sedikitnya satu jenis obat obatan terlarang dalam hidupnya. Di Indonesia sebanyak 5,5 juta penduduk Indonesia pernah atau sedang mengalami ketergantungan NAPZA dan angka tersebut terus bertambah setiap tahunnya (Anonim,2008)

Menurut survei BNN, prevalensi penyalahgunaan narkoba di indonesia pada 2009 adalah 1,99 persen dari penduduk Indonesia berumur 10-59 tahun atau 3,6 juta orang. Pada 2010, prevalensi meningkat menjadi 2,21 persen atau sekitar4,02 juta orang. Pada 2011, penyalahgunaan meningkat 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang. Tentu angka ini diharapkan tidak terus meningkat sebagai bukti bahwa usaha pencegahan penggunaan narkoba berjalan dengan baik (syukri, 2012).

Penyalahgunaan napza terjadi tidak hanya di kota-kota besar, tetapi sudah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali di Yogyakarta. Sebagai kota pelajar dan daerah wisata, Yogyakarta memberi peluang bagi pengedar narkoba untuk menjalankan bisnisnya, apabila tidak dicegah sejak dini. Kelompok masyarakat yang paling rentan menjadi penyalahguna narkoba adalah kaum muda usia produktif yang seharusnya akan mewarisi dan melanjutkan pembangunan di masa mendatang. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2004 tercatat sebanyak 3.561 orang pengguna narkoba, dan pada tahun 2008 sebanyak 5.650 orang (Dinas Sosial Provinsi D.I Yogyakarta, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arsanti yang dikutip oleh Sumarni (2001), terungkap dari 117 responden pengguna narkoba di Yogyakarta sebanyak 18 orang (15,36 %) berusia 15 tahun, 77 orang (65,81 %) berusia 14-24 tahun dan sisanya di atas 24 tahun. Padahal Remaja merupakan salah satu sumber daya manusia yang menjadi kunci suksesnya pembangunan dan mereka berada pada posisi yang utama mempersiapkan masa depan bangsa dan negara. Dengan kata lain remaja merupakan aset bangsa untuk1

2

terciptanya generasi mendatang yang lebih baik. Remaja ini sangat peka terhadap perubahan yang berdampak pada perilaku dan kesehatan (Yatim ,1986). Napza merupakan singkatan dari narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Narkotika disebut juga sebagai obat-obatan yang dipakai sebagai anestesi yang mengakibatkan ketidak sadaran karena pengaruh system susunan syaraf pusat. Menurut U.U. No 22 tahun 1997 narkotika merupakan obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan hilang kesadaran dan dapat menimbulkan ketergantungan (Parapat,2002)Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997 Psikotropika merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku seseorang (Parapat, 2002). Zat adiktif adalah bahan yang dapat menyebabkan ketergantungan Psikis bila kita menggunakannya, seperti golongan alkohol, nikotin dan sebagainya (Susilo, 1993).Berdasarkan data diatas jumlah penyalahgunaan NAPZA dari tahun ke tahun selalu meningkat, penyalahgunaan NAPZA sangat mengancam generasi muda apabila tidak ditanggulangi dengan baik. Di dalam agama islam penyalahgunaan narkoba sangat dilarang, seperti dalam firman ALLAH : _ _ _ Arti : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan (QS. Al-maidah: 90) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyalahgunaan NAPZA diakibatkan masih rendahnya pengetahuan remaja terhadap NAPZA, untuk itu pendidikan tentang napza terutama pada anak-anak usia sekolah sangat penting untuk mendidik masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA (Kaplan, 1991). Pemerintah melalui pendidikan terus berusaha meningkatkan pengetahuan remaja terhadap bahaya narkoba agar dapat mengurangi masalah penyalahgunaan narkoba. Menurut Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bentuk pendidikan dapat berupa: penyuluhan, ceramah, seminar, diskusi, pameran, iklan-iklan yang bersifat mendidik, spanduk, billboard. Namun pengetahuan remaja sangatlah tentu memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya terutama terhadap narkoba.Dewasa ini pengaruh perkembangan teknologi, informasi dan globalisasi memberi pengaruh besar dalam pembentukan pengetahuan seorang anak (Sulhi, 2002). Notoatmodjo (2003) mengemukakan ada beberapa faktor yang berperan dalam terbentuknya pengetahuan dalam diri seorang individu yakni: pendidikan, pengalaman dan sumber informasi.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja tentang NAPZA sangat tergantung kepada beberapa faktor. Namun belum diketahui dengan pasti apa saja faktor faktor yang mempengaruhi dan sejauh mana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan NAPZA tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang NAPZA pada remaja. Dimana remaja adalah komunitas khusus yang memiliki peran dalam pencapaian derajat kesehatan secara menyeluruh dan optimal di dalam masyarakat. Dipilihnya lokasi penelitian di SMP karena SMP merupakan salah satu tempat komunitas usia remaja awal, hal tersebut akan memudahkan penulis untuk langsung berinteraksi dengan remaja.B.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka disimpulkan rumusan masalah pada penelitian ini adalah :1. Faktor faktor apakah yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang NAPZA pada remaja?2. Bagaimana hubungan faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA?C.Tujuan Penelitian1.Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisisi dan mengetahui hubungan faktor faktor demografi dan sumber informasi yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan napza pada remaja. 2.Tujuan Khusus1. Menganalisisi dan mengetahui hubungan faktor demografi terhadap tingkat pengetahuan remaja terhadap NAPZA.2. Menganalisis dan mengetahui hubungan sumber informasi terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZAD. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktisPenelitian ini diharapkan memberikan wawasan kepada pihak sekolah dan masyarakat khususnya orang tua remaja mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan agar dapat mengurangi kurangnya pengetahuan remaja terhadap napza.2. Manfaaf teroritisMenjadi referensi ilmiah untuk penelitian lanjutan bagi pengembangan pendidikan kesehatan.E. Keaslian PenelitianBerdasarkan penelurusan pustaka, peneliti menemukan penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tetapi belum dijumpai penelitian dengan judul faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang NAPZA, penelitian terdahulu mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang dilakukan oleh :1. Nina, E (2006) Hubungan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perubahan Fisik dan Psikososial Pada Masa Pubertas. Desain penelitian menggunakan desain deskriptif korelasi, dengan jumlah sample 102 orang. analisa data dengan menggunakan regresi linier ganda dengan metode backward. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan.Perbedaan dari penelitian diatas dengan penelitian ini adalah variabelnya, yaitu tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan fisik dan psikososial pada masa pubertas. Sedangkan pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang NAPZA.

7

7

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan tersebut menjadi panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebahagian besar pengetahuan manusia peroleh dari mata dan telinga, perilaku dalam bentuk pengetahuan yakni dengan mengetahui situasi atau rangsangan dari luar. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni :1. Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2. Memahami (Compression) Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi(Apllication) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). 4. Analisis (Analysis) Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara satu sama lain. 5. Sintesis(Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi(Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilain terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian penilaian itu suatu kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan kuisioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden yang dipilih. (Notoatmodjo,2003). Hal dasar mengenai napza yang harus diketahui oleh remaja adalah mengenai pengertian napza, jenis napza, dan efek yang ditimbulkan. Diasumsikan jika mereka mengetahui hal tersebut maka akan mengurangi keinginan remaja untuk menyalahgunakan NAPZAB. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut (Schifman & Kanuk, 2000) faktor demografi yang terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan orang tua, pendapatan orang tua, pekerjaan pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seorang anak. Demografi merupakan ciri khusus yang mempunyai sifat sesuai dengan perwatakan tertentu. Jenis kelamin, usia, paritas, etnis, agama, status perkawinan, status sosial yang meliputi pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepadatan rumah, tempat tinggal yang meliputi desa-kota dan morbiditas merupakan variabel-variabel universal yang sering diperhitungkan untuk diikutsertakan dalam suatu penelitian meskipun tidak secara otomatis digunakan sebagai variabel penelitian (Abramson, 1997). . Menurut Notoatmodjo (2003) , Nursalam (2008) Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :1. Umur Menurut Hurlock (1998) yang dikutip oleh Nursalam (2008) semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Pada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.2. Pendidikan pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat melalui kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pedidik. Dari batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni: input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan); proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain); dan output (meningkatnya pengetahuan sehingga melakukan apa yang diharapkan) (Notoatmodjo, 2003). Bagi orang tua jika pendidikan rendah, maka pengetahuan tentang hidup sehat, kebersihan, kebersihan lingkungan, makanan yang bergizi, cenderung kurang terutama kemampuan hidup sehat untuk dirinya sendiri sebagai orang tua dan anak anaknya (Resti, 2005). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang rendah cenderung mempunyai pengetahuan yang rendah pula.3. Pengalaman Sudarmita (2002) mengatakan bahwa pengetahuan dapat terbentuk dari pengalaman dan ingatan yang didapat sebelumnya. Notoatmodjo (2003) juga mengatakan pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa apa itu panas adalah setelah memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena panas. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah melihat anak tetangganya kena penyakit polio sehingga cacat, karena anak tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio. 4. Sumber Informasi Sumber informasi berhubungan dengan pengetahuan, baik dari orang maupun media (Notoatmodjo, 2003). Sarwono (1997) juga menekankan kalau sumber informasi dari orang lain itu mempengaruhi pengetahuan seseorang, yang dipengaruhi antara lain: masyarakat, baik teman bergaul maupun tenaga kesahatan. Dalam proses peningkatan pengetahuan agar diperoleh hasil yang efektif diperlukan alat bantu. Fungsi media dalam pembentukan pengetahuan seseorang menyampaikan informasi atau pesan-pesan (Notoatmodjo, 2003)C. Definisi NAPZANAPZA terdiri dari narkotika, psikotropika dan zat adiktif. Narkotika disebut juga sebagai obat-obatan yang dipakai sebagai anestesi sehingga dapat mengakibatkan hilangnya kesadaran karena mempengaruhi sistem susunan saraf pusat. Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997, narkotika merupakan obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan hilang kesadaran dan dapat menyebabkan ketergantungan.

D.Klasifikasi NAPZAKlasifikasi NAPZA Menurut Undang-Undang No. 22 tahun 1997 adalah :1. NarkotikaNarkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997). Narkotika dapat digolongkan sebagai berikut :a. Narkotika golongan I : adalah narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif sangat tinggi menyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, morphine, putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol. c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : codein dan turunannya (Martono, 2007).

3. PsikotropikaPsikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997). Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan : a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi (menthylendioxy menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin). b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk menyebabkan Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : ampetamin dan metapetamin. c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam. d. Golongan IV : adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam (Martono, 2007). 4. Zat Adiktif Lainnya Zat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah : 1. Rokok atau tembakauTembakau: pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas dimasyarakat, pemakaian rokok terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol serig menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahanya2. Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan. Minuman alkohol yang mengandung etanol etil alcohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ada 3 golongan minimum beralkohol - Golongan A: kadar etanol 1-5% (bir) - Golongan B: kadar etanol 5-20% (berbagai minuman alkohol) - Golongan C: kadar etanol 20-45% (whisky, vodka, manson house, johny) 3. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).

E. Efek Samping Penggunaan Narkoba Pengkonsumsian narkoba, baik berupa psikotropika maupun narkotika tentu akan membawa dampak terhadap tubuh manusia. Akibat yang paling fatal adalah kematian. Berikut adalah uraian mengenai efek penggunaan narkoba yang akhirakhir ini banyak beredar di masyarakat, khususnya generasi muda :1. KokainKokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erytrocyclon coca yang berasal dari Amerika Selatan. Sebutannya daun tanaman belukar tersebut biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulant. Cocaine hydrocheroide merupakan zat perangsang yang sangat kuat yang terbentuk dari kristalisasi bubuk putih yang disuling dari daun tanaman belukar tersebut biasa dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimultan. 2. Ganja Ganja sering pula disebut dengan canabis, yakni sejenis tanaman yang mengandung zat delta 9, yakni tetrahydrocannabinol (THC). Istilah yang sering digunakan untuk menyebutkan istilah yang sering digunakan untuk menyebutkan istilah ganja ini antara lain adalah rumput, grass, gelek, daun jayus, gum, cimeng, marijuana dan lain-lain. Efek yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan ganja ini, antara lain adalaah hilangnya konsentrasi (suka bengong), peningkatan denyut jantung, kehilangan keseimbangan, rasa gelisah dan panik, sering menguap (mengantuk), cepat marah (temperamental), perasaan tidak tenang dan tidak bergairah, paranoid (kecurigaan berlebihan). 3. HeroinHeroin (diamorphine) adalah candu yang berasal dari opium poppy (papaver somniverum). Heroin dapat berbentuk serbuk putih, sekalipun biasanya ditemukanjuga warna kecoklatan. Heroin biasanya dapat dikenal dengan istilah hero, scag. gear, smack atau horse. Candu atau heroin merupakan zat kebal tubuh (analgesik) yang efektif dengan pengaruh penenang diri (sedative). Efek negatif, yang antara lain: tertariknya bola mata (miosis), mengalami mual- mual, muntah, gatal- gatal, perasaan tegang, hidung dan mata berair. 4. PuttawPuttaw merupakan sejenis heroin dengan kadar yang lebih rendah (heroin kelas lima atau enam) zat ini berasal dari opium. Istilah ini kadang digunakan untuk menyebutkan nama narkotika ini adalah putih, white, bedak, pete atau etep jenis obat yang masuk dalam kategori puttaw ini adalah banana, dan snow white yang berbentuk bubuk putih sampai ke coklat tua atau dapat pula berbentuk cair atau larutan. Efek negatif yang ditimbulkan dari akibat mengkonsumsi puttaw ini antara lain: terlihat sayu matanya, pupil mata melebar atau mengecil, disforia (rasa sedih tanpa sebab), lemah tidak bertenaga/lesu, sering mengantuk/tidur, bicara cadel, mual-mual, dan bersikap pendiam, daya ingat menurun, pemarah, sulit untuk berkonsentrasi, bicara melantur, apatis. 5. Alkohol Alkohol merupakan jenis minuman yang mengandung unsur kimia etil alcohol atau etanol yang juga sering disebut grain alcohol. Etil alcohol atau etanol berbentuk cairan jernih, tidak berwarna dan rasanya pahit. Alkohol dapat diperoleh dari hasil fermentasi (peragian) oleh mikroorganisme dari gula, sari buah, biji-bijian, madu,umbi-umbian dan getah kaktus tertentu. Efek negatif yang muncul akibat dari penyalahgunaan alkohol ini adalah sebagai berikut: berkurangnya kemampuan hati dalam mengoksidasikan lemak, menimbulkan kanker, menyebabkan gangguan fungsi hati, kecendrungan melakukan tindakan kriminal, rentan terhadap infeksi, hipertensi, atau tekanan darah tinggi.6. Shabu- shabu Shabu-shabu adalah sebutan untuk zat atau bahan methamphetamine. Obat ini dapat ditemukan dalam bentuk kristal, tidak mempunyai warna maupun bau. Shabu-shabu dikenal juga dengan istilah ice yang mempunyai pengaruh kuat terhadap syaraf. Pengguna shabu-shabu akan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada obat ini dan akan berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut nama shabu-shabu ini, antara lain: ice, kristal, ubas, mean, glass, quartz, hirropon. Efek yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan shabu-shabu ini adalah impotensi, halusinasi, kerusakan pada anggota tubuh, seperti pada liver, lambung, jantung,ginjal, sariawan yang parah, pupil mata melebar, tekanan darah naik, keringat berlebih dengan rasa dingin, mual dan muntah, agitasi psikomotor (hiperaktif triping), bicara melantur, penyimpangan seks, sukar tidur (insomnia), hilang nafsu makan, kematian.

6. Ekstasi Ekstasi merupakan obat bius yang diracik secara ilegal dalam bentuk kapsul atau tablet. Ekstasi ini sering digunakan untuk menahan kantuk hingga dapat membuat tubuh memiliki energi yang melebihi kemampuan tubuh sebenarnya danjuga bisa mengalami dehidrasi yang tinggi. Nama lain dari ekstasi ini adalah inex, kucing, jenisnya yaitu apel atadin, elektrik, gober, butterfly yang berbentuk pil atau kapsul yang berisi 3-4 methylendioksi methamphetamine (MOMA). Efek yang dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan ekstasi ini adalah hiperaktif, rasa haus yang sangat, sering pusing, gemetar, detak jantung jantung yang cepat, rasa mual, dan muntah, kehilangan nafsu makan, mata sayu dan pucat, dehidrasi, menggigil tak terkontrol, gangguan pada liver, tulang, gigi, syaraf dan mata, daya ingat menurun, syaraf mata rusak, sulit konsentrasi,. 7. Amphetamine Amphetamine merupakan salah satu obat bius yang dapat ditemukan dalam bentuk pil, kapsul ataupun bubuk. Obat menstimulasikan mood pengguna menjadi tinggi. Nama lain dari amphetamine adalah speed, whiz, billywhiz, pep pils. Efek yang dapat ditimbulkan adalah: berat badan menurun, terlihat seperti kurang tidur, tekanan darah tinggi, detak jantung cepat dan tidak beraturan, mengalami ras takut, serig pingsan karena kelelahan, gelisah. 9. Inhalant Abuse Inhalant merupakan senyawa organik yang berwujud gas atau zat pelarut yang mudah menguap. Penggunaan obat ini membawa efek pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan otot-otot, urat syaraf, dan organ tubuh yang dapat menimbulkan permasalahan sum-sum tulang, bahkan dapat menyebabkan matimendadak yang disebabkan denyut jantung mendadak menjadi cepat, tidak beraturan dan akhirnya terjadi gagal jantung. Pengguna obat biusini dikenal dengan sebutan ngelem. Efek yang dapat ditimbulkan adalah: ingatan dan daya pikir berkurang, mudah mengalami perdarahan dan luka, kerusakan pada sistem saraf utama, liver dan jantung, sakit perut, sakit bila sedang buang air kecil, otot-otot cepat keram, sering batuk. 10. LSD (Lisergic Acid ) Termasuk dalam golongan halusinogen, nama lain dari LSD adalah: acid, trips, tabs, kertas. Bentuk biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperampat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul. Cara penggunaan: meletakkan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian, menghilanh setelah 8-12 jam. Efek yang dapat ditimbilkan: terjadi halusinasi tempat, warna dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkandan lama-lama menjadikan penggunanya paranoid.F. Dampak Penyalahgunaan NAPZA Penyalahgunaan NAPZA oleh remaja akan membawa dampak dan efek yang negatif dan sangat berpengaruh pada perkembangan psikis, fisik, perilaku dan kehidupan sosial, antara lain sebagai berikut : 1. Kondisi psikis: sangat sensitif dan cepat bosan, emosinya naik turun, nafsu makan tidak teratur atau tidak menentu, timbulnya perasaan depresi dan ingin bunuh diri, gangguan persepsi dan daya pikir, menunjukkan sikap membangkangb. Kondisi fisik: berat badan turun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman, buang air besar dan buang air kecil kurang lancar, sakit perut tanpa alasan yang jelas, gangguan impotensi, rawan terinfeksi berbagai penyakit, seperti hepatitis, HIV/AIDS, gangguan fungsi ginjal, pendarahan otak. B. Perilaku: malas dan sering meninggalkan tugas rutin, menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga, suka mencuri uang dan barang orang lain, selalu kehabisan uang, takut kena air, sering berbohong dan ingkar janji, mengeluarkan keringat berlebihan, gangguan terhadap prestasi disekolah, kuliah dan pekerjaan. C. Kehidupan sosial: gangguan fungsi dalam anggota masyarakat, bekerja dan sekolah, prestasi menurun, lalu dipecat/dikeluarkan yang berakibat makin kuatnya dorongan untuk menyalahgunakan obat, hubungan antara anggota keluarga dan kawan dekat terganggu, memungkinkan terjadinya tindak kriminal, keretakan rumah tangga sampai bercerai, melakukan pelanggaran, baik norma sosial maupun hukum.G. Remaja Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya: tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Hurlock (1991, dalam Ali & Asrori, 2004) mengatakan istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan fisik, mental, emosional. Remaja adalah anak yang berada pada masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Daradjat, 1975 dalam Ghifari, 2004). Remaja merupakan kelompok manusia yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh ketergantungan menuju masa pembentukan tanggung jawab (Basri dalam Ghifari, 2004). Masa remaja, menurut Monks (1999), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: remaja awal, 15-18 tahun: remaja pertengahan, 18-21 tahun: remaja akhir. Masa remaja disebut juga masa dimana terbentuk suatu perasaan baru mengenai identitas. Identitas mencakup cara hidup pribadi yang dialami sendiri dan sulit dikenal oleh orang lain (Erikson dalam Gunarsa, 2003). Dari sudut psikologis adolensensia merupakan suatu masa yang meliputi proses perkembangan dimana terjadi perubahan-perubahan dalam hal motivasi seksual, organisasi dari pada ego, dalam hubungannya dengan orang tua, orang lain dan cita-cita yang dikejarnya (Freud dalam Gunarsa, 2003),Faktor-faktor yang mempunyai peran positif terhadap tumbuh kembang dan perubahan perilaku remaja, yaitu: kepribadian anak dan orang tua yang kuat; keluarga yang akrab, hangat, mempunyai pandangan dan aspirasi yang positif; orang tua yang dapat memberikan penghargaan terhadap upaya anak untuk belajar mandiri; dukungan dari lingkungan seperti guru, pengelola sekolah, kelompok sebaya (peer group), kelompok pendukung keluarga (family support group), serta lainnya (Soedjiningsih, 2007). Remaja mempunyai risiko untuk menyalahgunakan obat-obatan, dalam kehidupan sehari-hari pengaruh oleh teman dekat untuk menyalahgunakan obat lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak dikenal. Khususnya pada remaja-remaja yang mempunyai riwayat kejahatan, bolos sekolah, gagal di sekolah, atau perilaku seks bebas mempunyai risiko menyalahgunakan obat lebih besar (Soetjiningsih, 2007)H. Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor demografiFaktor media informasi

Memiliki hubungan apa tidak

Terhadap tingkat pengetahuan tentyang NAPZA

Kerangka konsep penelitian ini dibuat untuk melihat hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan remaja terhadap napza.

I. Hipotesis

24

Hipotesa dalam penelitian ini yaitu adanya hubungan demografi, pendidikan dan sumber informasi yang mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA di SMPN4 Gamping yogyakarta.

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik.Tujuannya untuk menggambarkan dan menelaah hubungan faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) dimana pengambilan data dilakukan hanya sekali bagi tiap subyek pada saat pengumpulan data.B. Populasi dan sampelPopulasi adalah keseluruhan kelompok subjek berupa manusia, hewan percobaan, data laboratorium dan lain lain yang cirri- cirinya akan diteliti (Taufiqurrahman, 2008).1.Populasi TargetPopulasi yang menjadi sasaran aktif yang parameternya akan diketahuimelalui penelitian (Taufiqurrahman, 2008). Pada penelitian ini populasi target yang digunakan adalah remaja awal di SMPN4 Gamping. Menurut data world drug report (2008) anak pada usia 14 tahun (remaja awal) sangat rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA.

2. Populasi AktualMerupakan populasi yang lebih kecil yang diambil dari populasi targetdengan pertimbangan kepraktisan (Taufiqurrahman, 2008). Pada penelitian ini populasi target yang digunakan adalah siswa siswi kelas VIII SMPN4 Gamping. Populasi kelas VIII yaitu 212 siswa.Pada penelitian ini peneliti tidak bisa menggunakan teknik sampel sesuai teori yang ada, dikarenakan sampel ditentukan oleh pihak sekolah. Peneliti hanya menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan. Karena penelitian ini menggunakan teknik cross sectional maka rumus untuk mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan adalah :

Keterangan :n = jumlah sampel minimal yang diperlukan = derajat kepercayaanp = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusifq = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusifd = limit dari error atau presisi absolutJika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z21- /2 = 1,962 atau dibulatkanmenjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi:4 p qn = ----------d2

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel penelitian ini adalah remaja, siswa SMPN4 Gamping yogyakarta kelas VIII.1.Kriteria inklusi a. Berusia 14-20tahunb. Sehat jasmanic. Responden bersedia dan menjawab kuesioner dengan lengkap. 2. Kriteria Eksklusi. a. Responden tidak hadir saat penelitian dengan alasan apapun.

D. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN4 Gamping pada bulan januari hingga juni 2012. Alasan memilih lokasi penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sekolah SMP 4 Gamping berada tidak jauh dari tempat tinggal peneliti, sehingga memudahkan peneliti untuk memperoleh informasi.2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang Napza di sekolah tersebut. F. Variabel dan definisi operasionalDalam penelitian ini ditetapkan batasan operasional variabel sebagai berikut :Variabel terikat Pengetahuan tentang NAPZADevinisi operasionalDefinisi operasional : Pengetahuan tentang NAPZA adalah segala sesuatu yang diketahui tentang NAPZA meliputi definisi, jenis-jenis, dan akibat.Skala yang digunakan adalah ordinal.

Varibel bebasFaktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan :a. Data demografi

b. Sumber informasi Devinisi operasional

Faktor demografi merupakan data data pribadi seorang responden yang meliput : umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan orang tua,pendidikan orang tua dan status perkawinan orang tua.

Segala sesuatu yang memberikan informasi mengenai NAPZA bisa melalui media, orang lain atau suatu kelompok saat pertemuan tertentu.

G.Instrumen Penelitian Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas oleh peniliti di Universitas Indonesia. Instrumen ini terdiri atas 2 bagian, yaitu kuesioner data demografi, kuesioner sumber informasi dan dan kuesioner data tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA. Kuesioner data demografi responden meliputi usia, jenis kelamin, agama, suku, status tempat tinggal,pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, kegiatan tambahan yang diikuti.

H. Cara Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penyebaran kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Program Studi Pendidikan Dokter UMY dan peneliti juga mengajukan permohonan ijin kepada BAPPEDA kabupaten Sleman Yogyakarta, kemudian permohonan ijin penelitian yang diperoleh dikirimkan ke tempat penelitian yaitu SMPN4 Gamping. Pada saat pengumpulan data, peneliti mengumpulkan responden terlebih dahulu dalam satu ruangan yang tersedia ditemani oleh guru lapangan yang ditunjuk pihak sekolah untuk membantu penelitian ini. Waktu yang digunakan untuk mengumpulkan responden adalah sewaktu jam pulang sekolah seizin pihak sekolah. Setelah responden terkumpul kemudian peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pengisian kuesioner kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent. Responden yang bersedia, diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Peneliti memberi kuesioner pertama yaitu kuesioner data demografi dan data faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terlebih dahulu lalu setelah diisi semua oleh responden peneliti mengumpulkan kuesioner pertama dan kemudian membagi kembali kuesioner yang kedua yaitu kuesioner tingkat pengetahuan remaja tentang Napza .kuisioner diisi didalam kelas, waktu yang digunakan 15 menit. Selesai pengisian, peneliti mengambil kuesioner yang telah diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang, dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.

I. Uji Validitas dan ReabilitasSebelelum kuisioner digunakan untuk mengumpulan data terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (arikunto,2006).uji rebilitas dapat diartikan bahwa suatu instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya (arikunto,2006). Uji reabilitas dapat dilakukan pada pertanyaan yang telah dinyatakan valid.Kuisioner yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini sudah dinyatakan valid dan reliabel, oleh karena itu sudah tidak perlu lagi untuk

dilakukam uji validitas dan reabilitas. Karena kuisioner yang digunakan pada penelitian ini sudah pernah dilakukan uji kevaldan dan rebilitasnya oleh UI.

J. Analisisi DataMetode statistik yang digunakan untuk menggambarkan dan menentukan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang NAPZA adalah metode korelasi multivariat (multivariate correlational methods) yaitu metode korelasi regresi linier ganda. Metode ini digunakan karena jumlah variabel bebas lebih dari dua variabel. Data dari kuisioner akan diperiksa silang (cross-checked) oleh supervisor (peneliti) di lapangan.Setiap ketidakkonsistenan atau ketidaklengkapan informasi akan diperbaiki sebelum meninggalkan lokasi penelitian. Kuesioner yang lengkap akan diteliti dan dimasukkan ke dalam komputer oleh programmer (peneliti). Pada proses pemasukan data, akan dilakukan pengecekan ganda oleh tenaga entry data dan analisis faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang tentang NAPZA dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) for Windows. K. Etika PenelitianDalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Calon responden yang bersedia, maka dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan risiko bagi individu yang menjadi responden, baik risiko fisik maupun psikis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan baik, peneliti memusnahkan instrumen penelitian setelah proses penulisan proposal selesai. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

32

Daftar Pustaka

Alifia, U, (2008). Apa Itu Narkotika dan Napza. PT Bengawan Ilmu, SemarangParapat. (2002). Panduan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Pedoman bagi orang tua, Pelajar, mahasiswa, Masyarakat dan Lembaga Pemerintaha. Jakarta: PT. Sepadan Agra Daya.Susilo, S. (1993). Pengawasan Obat dan Makanan Menurut undang undang No.23 tahun 1992. Denpasar Bali.Syukri. (2012, 12 januari ). pemakai narkoba meningkat . www.jurnas.com.Wresniwiro, M. (1999). Masalah Narkotika, Psikotropika, dan Obat Obatan Berbahaya. Jakarta: Penerbit Mitra Bintibmas.Dinas Sosial Provinsi DIY.2008. Data Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Dinas Sosial

World Drug Report, 2010: Drug Statsistics and Trends, Available from: http://www.unodc.org/documents/wdr/WDR_2010/2.0_Drug_statistics_and_Trends.p (report)df (Accessed 25 March 2012).Kaplan, D.W, dan Kathleen A., Mammel, 1991. Interrelation of High Risk Adolescent Behaviour, In Current Pediatric Diagnosis and Treatment. Prentice Hall International Health.Harahap. U, 2001. Penyalahgunaan Narkoba dan Dampak Yang Ditimbulkannya, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Farmakologi pada FMIPA USU, Medan.Yatim Danny I. Dan Irwanto.1986.Keperibadian Keluarga dan Narkotika. Jakarta:Arcan.Notoatmojdo, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoatmojdo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka CiptaSulhi, M. (2002). Artikel; Seks Masuk Sekolah,Ya..Ya..!.Diakses 16 april, 2012 dari http://www.kompas.com/kesehatan/news/0210/17/211514.htm. Resti, K. (2005). Artikel fungsi ibu sulit diganti; fungsi istri dapat diganti. Dibuka Pada tanggal 17 April, 2012, dari http://www.pdat.co.id/hg/newbookspdat/2005/02/01/nwb,20050201-02,id.html. Sarwono, Sarlito W. (1997). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Schiffman, Leon G. & Leslie Kanuk (2000), Consumer Behavior, Fifth Edition, New Jersey: Prentice Hal, Inc. Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Martono, dkk, 2007. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Balai Pustaka, JakartaReport, w. d. (2010.). Drug Statistics and Trends. Retrieved march 25, 2012, from http://www.unodc.org/documents/wdr/WDR_2010/2.0_Drug_statistics_and_Trends.pdf.Hurlock.(2006). Edisi Kelima. Psikologi perkembangan : Suatu pendekatan sepanjangrentang kehidupan. Jakarta : Penerbit ErlanggaNursalam.( 2008). Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan Edisi2. Jakarta: salemba medika