bapak aswin soefi lubis yang saya kenal

3
Bapak Aswin Soefi Lubis Yang Saya Kenal Oleh : Ramadhan Bestari Sebelum saya memulai tulisan saya ini, terlebih dahulu saya ingin meminta maaf kepada Bapak Aswin seandainya nanti di dalam tulisan saya ini ada kata-kata saya yang kurang berkenan dan menyinggung hati beliau, karena saya hanya berusaha untuk sejujur mungkin menulis tentang dr. H. Aswin Soefi Lubis, M. Si., PA yang saya kenal. Saya pertama sekali bertemu dengan Bapak Aswin saat saya masuk sebagai mahasiswa baru semester I di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara di Jalan Sisingamangaraja no. 2A pada tahun 2005 (pada saat itu UISU belum mengalami perpecahan seperti saat ini) di mana pada saat itu beliau sebagai Plt. Dekan dan beberapa bulan kemudian beliau diangkat sebagai Dekan FK UISU.Tidak banyak yang bisa saya ceritakan mengenai Bapak Aswin pada masa itu, yang saya lihat dari sudut pandang saya saat itu sebagai mahasiswa adalah bahwa beliau merupakan sosok seorang Dekan yang cukup berwibawa di mata saya. Pada akhir tahun 2006 atau awal 2007 (saya lupa waktu pastinya), saya mendapati bahwa saat itu di kampus FK UISU Jalan Sisingamangaraja no. 2A dijaga oleh sekumpulan satpam-satpam yang entah berasal dari mana, dan beberapa hari setelah itu saya mendengar bahwa Bapak Aswin tidak lagi menjabat sebagai Dekan FK UISU dan digantikan oleh dr. H. Rahmat Nasution, DTM&H, Sp. Park sebagai Dekan yang baru. Setelah itu saya tidak pernah bertemu lagi dengan Bapak Aswin, namun saya mengetahui bahwa saat itu terjadi dualisme Yayasan UISU yang mengakibatkan adanya 2 rektor UISU bahkan juga adanya 2 Dekan FK UISU di mana dr. H. Aswin Soefi Lubis, M. SI., PA saat itu masih tetap menjabat sebagai Dekan dan berkantor di Pesantren Al Manar Jalan Karya Bakti no. 34. Saya kembali bertemu dengan Bapak Aswin pada tahun 2009 di mana pada masa itu saya dan beberapa orang teman lainnya seangkatan (kurang lebih 18 orang) pindah kuliah dari kampus FK UISU di Jalan Sisingamangaraja no. 2A ke kampus VI FK UISU Pesantren Al Manar Jalan Karya Bakti no. 34. Ketika itu kami pindah setelah mencari kebenaran informasi mengenai legalitas kampus FK UISU yang sebenarnya, juga berdasarkan maklumat yang diterbitkan di salah satu surat kabar yang menyatakan bahwa seluruh mahasiswa harus segeramelakukan registrasi ulang di kampus V dan kampus VI FK UISU. Setelah saya dan teman-teman

Upload: ramadhan-bestari

Post on 17-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bapak Aswin Soefi Lubis Yang Saya Kenal

TRANSCRIPT

Page 1: Bapak Aswin Soefi Lubis Yang Saya Kenal

Bapak Aswin Soefi Lubis Yang Saya KenalOleh : Ramadhan Bestari

Sebelum saya memulai tulisan saya ini, terlebih dahulu saya ingin meminta maaf kepada Bapak Aswin seandainya nanti di dalam tulisan saya ini ada kata-kata saya yang kurang berkenan dan menyinggung hati beliau, karena saya hanya berusaha untuk sejujur mungkin menulis tentang dr. H. Aswin Soefi Lubis, M. Si., PA yang saya kenal. Saya pertama sekali bertemu dengan Bapak Aswin saat saya masuk sebagai mahasiswa baru semester I di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara di Jalan Sisingamangaraja no. 2A pada tahun 2005 (pada saat itu UISU belum mengalami perpecahan seperti saat ini) di mana pada saat itu beliau sebagai Plt. Dekan dan beberapa bulan kemudian beliau diangkat sebagai Dekan FK UISU.Tidak banyak yang bisa saya ceritakan mengenai Bapak Aswin pada masa itu, yang saya lihat dari sudut pandang saya saat itu sebagai mahasiswa adalah bahwa beliau merupakan sosok seorang Dekan yang cukup berwibawa di mata saya. Pada akhir tahun 2006 atau awal 2007 (saya lupa waktu pastinya), saya mendapati bahwa saat itu di kampus FK UISU Jalan Sisingamangaraja no. 2A dijaga oleh sekumpulan satpam-satpam yang entah berasal dari mana, dan beberapa hari setelah itu saya mendengar bahwa Bapak Aswin tidak lagi menjabat sebagai Dekan FK UISU dan digantikan oleh dr. H. Rahmat Nasution, DTM&H, Sp. Park sebagai Dekan yang baru. Setelah itu saya tidak pernah bertemu lagi dengan Bapak Aswin, namun saya mengetahui bahwa saat itu terjadi dualisme Yayasan UISU yang mengakibatkan adanya 2 rektor UISU bahkan juga adanya 2 Dekan FK UISU di mana dr. H. Aswin Soefi Lubis, M. SI., PA saat itu masih tetap menjabat sebagai Dekan dan berkantor di Pesantren Al Manar Jalan Karya Bakti no. 34.

Saya kembali bertemu dengan Bapak Aswin pada tahun 2009 di mana pada masa itu saya dan beberapa orang teman lainnya seangkatan (kurang lebih 18 orang) pindah kuliah dari kampus FK UISU di Jalan Sisingamangaraja no. 2A ke kampus VI FK UISU Pesantren Al Manar Jalan Karya Bakti no. 34. Ketika itu kami pindah setelah mencari kebenaran informasi mengenai legalitas kampus FK UISU yang sebenarnya, juga berdasarkan maklumat yang diterbitkan di salah satu surat kabar yang menyatakan bahwa seluruh mahasiswa harus segeramelakukan registrasi ulang di kampus V dan kampus VI FK UISU. Setelah saya dan teman-teman pindah ke kampus VI FK UISU Pesantren Al Manar Jalan Karya Bakti no.34, kami memiliki banyak kesempatan untuk duduk dan berbincang-bincang dengan Bapak Aswin di perpustakaan UISU. Saat itu beliau banyak bercerita mengenai saat beliau masih duduk sebagai mahasiswa di FK UISU, beliau bercerita mengenai kondisi kampus FK UISU Jalan Sisingamangaraja yang masih memprihatinkan, kampusnya selalu banjir kalau hari hujan, beliau juga bercerita mengenai saat-saat pembangunan kampus FK UISU Jalan Sisingamangaraja yang dimulai pada masa Dekan dr. Muchtar Tarigan, Sp. P yang cukup membuat banyak perubahan pada masa itu, hanya saja ada satu yang tidak Bapak Aswin suka dari model ruang kuliahnya adalah yaitu banyak sekali tiang-tiang penyangganya di mana seharusnya ruang kuliah itu tidak boleh ada satupun tiang penyangga di tengahnya. Kemudian beliau bercerita mengenai pembangunan pada masa Dekan selanjutnya yaitu Prof. dr. Hj. Habibah Hanum Nasution, Sp. PD di mana pada masa ini seharusnya FK UISU sudah dapat maju pesat dengan membangun sumber daya manusia yang berkualitas yang berasal dari almuni-alumni FK UISU sendiri namun ini tidak dilakukan oleh Ibu Habibah selaku Dekan pada masa itu, bahkan untuk penambahan sarana dan prasarana perkuliahan pada masa itu juga tidak banyak dilakukan, bahkan setelah Dekan

Page 2: Bapak Aswin Soefi Lubis Yang Saya Kenal

yang baru terpilih yaitu dr. Rosihan Anwar juga tidak banyak yang dilakukan untuk membangun FK UISU baik dari sisi sarana dan prasarana maupun dari sisi sumber daya manusianya. Di sini terlihat kekecewaan yang sangat mendalam dari Bapak Aswin di mana beliau sebagai salah satu alumni FK UISU selalu berharap agar FK UISU dapat menjadi salah satu perguruan tinggi yang maju dan disegani oleh perguruan-perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Oleh karena itu, maka ketika beliau menjabat sebagai Dekan FK UISU, beliau mengganti seluruh kepala-kepala bagian yang ada di FK UISU dari yang sebelumnya adalah staf-staf pengajar tidak tetap yang berasal dari USU menjadi staf-staf pengajar tetap yang berasal dari alumni UISU sendiri. Beliau berkata bahwa tidak akan ada yang dapat memajukan FK UISU yang kita cintai ini kalau bukan berasal dari alumni UISU itu sendiri. Di sini saya melihat bahwa Bapak Aswin benar-benar yang seorang alumni UISU yang sangan mencintai dan sepenuh hati ingin membangun almamaternya. Saya beserta teman-teman cukup sering berbincang-bincang dengan Bapak Aswin di masa itu dan terlihat bahwa beliau adalah seorang yang sangat kebapakan dan juga bersedia menerima beberapa masukan-masukan dari kami yang hanya mahasiswa.

Saya semakin mengenal sosok seorang Bapak Aswin saat saya telah diangkat menjadi tutor di FK UISU dan dalam beberapa kesempatan mengikuti rapat yang dipimpin oleh beliau. Dalam setiap rapat yang dihadiri oleh beliau saya selalu melihat seorang Bapak Aswin yang selalu menerima semua masukan-masukan dari staf-staf yang lain, bersifat sangat demokratis dan tidak otoriter, sehingga kadang pokok pembicaraaan dalam rapat menjadi melebar dari yang seharusnya, dan bahkan kadang pada akhirnya tidak menghasilkan suatu keputusan yang cukup berarti dan harus dilanjutkan ke rapat-rapat berikutnya. Seharusnya (ini pendapat pribadi saya) kadang-kadang saya merasa bahwa sebagai seorang pemimpin rapat seharusnya Bapak Aswin bisa lebih tegas lagi dalam mengambil keputusan rapat sehingga didapatkan hasil keputusan rapat yang lebih tajam dan terarah, tidak hanya berupa keputusan-keputusan yang agak mengambang menurut saya. Karena pada suatu waktu, Bapak Aswin pernah mengeluarkan sikap tegasnya daIam memimpin suatu rapat (bahkan cenderung marah menurut saya), namun karena sikap tegas beliau ini maka rapat justru berjalan dengan sangat terkendali, pokok pembicaraan tidak melebar, dan bahkan menghasilkan suatu keputusan yang cukup tajam dan terarah dengan durasi rapat yang tidak terlalu panjang. Dalam hati saya berkata, “Ini sikap Bapak yang saya tunggu-tunggu sejak dulu, kalau begini hasilnya kan jadi lebih baik.” Inilah sedikit cerita yang bisa saya sampaikan mengenai seorang Bapak Aswin yang saya kenal. Semoga harapan yang besar dan usaha keras yang telah dijalani Bapak Aswin dalam membangun FK UISU dapat dilanjutkan oleh penerus-penerus beliau selanjutnya. Terima kasih.