bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sistem perbankan syariah dalam sistem perbankan di Indonesia kini telah mendapatkan payung hukum tertinggi yang akan melindungi kiprah dan sepak terjang industri perbankan syariah di tanah air. Hal ini dengan diloloskannya Rancangan Undang-Undang Perbankan Syariah menjadi undang- undang yakni Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang disahkan pada tanggal 16 Juli 2008. 1 Sebelumnya pengaturan mengenai perbankan syariah dituangkan dalam Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998. Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 belum spesifik dan kurang mengakomodasi karakteristik operasional perbankan syariah, dimana, di sisi lain pertumbuhan dan volume usaha bank syariah berkembang cukup pesat. 2 Pengawasan terhadap kegiatan usaha bank baik bank konvensional maupun bank syariah dilakukan oleh Bank Indonesia. Hal ini didasarkan pada Pasal 29 ayat 1 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 perubahan atas Undang- undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang berbunyi : ”Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia”. Berkaitan dengan pembinaan 1 M. Umer Chapra.,Tariqullah Khan., Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah (alih bahasa Ikhwan Abidin Basri), PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm. v. 2 Penjelasan Bagian Umum Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Universitas Sumatera Utara

Upload: respati-ika-rahayu

Post on 27-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aturan perbankan

TRANSCRIPT

Page 1: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan sistem perbankan syariah dalam sistem perbankan di

Indonesia kini telah mendapatkan payung hukum tertinggi yang akan melindungi

kiprah dan sepak terjang industri perbankan syariah di tanah air. Hal ini dengan

diloloskannya Rancangan Undang-Undang Perbankan Syariah menjadi undang-

undang yakni Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

yang disahkan pada tanggal 16 Juli 2008.1

Sebelumnya pengaturan mengenai perbankan syariah dituangkan dalam

Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998. Dalam Undang-undang No. 10 Tahun

1998 belum spesifik dan kurang mengakomodasi karakteristik operasional

perbankan syariah, dimana, di sisi lain pertumbuhan dan volume usaha bank

syariah berkembang cukup pesat.

2

Pengawasan terhadap kegiatan usaha bank baik bank konvensional

maupun bank syariah dilakukan oleh Bank Indonesia. Hal ini didasarkan pada

Pasal 29 ayat 1 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 perubahan atas Undang-

undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang berbunyi : ”Pembinaan dan

pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia”. Berkaitan dengan pembinaan

1 M. Umer Chapra.,Tariqullah Khan., Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah (alih

bahasa Ikhwan Abidin Basri), PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm. v. 2 Penjelasan Bagian Umum Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

dan pengawasan itu Bank Indonesia mempunyai tugas yang didasarkan pada pasal

8 Undang-undang No. 3 Tahun 2004 perubahan atas Undang-undang No. 23

Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang berbunyi : ”Untuk mencapai tujuan

sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai

berikut : a) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, b) mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran, c) mengatur dan mengawasi bank”.

Dalam pasal 50 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 sebagai undang-undang yang

khusus mengatur perbankan syariah disebutkan bahwa “Pembinaan dan

pengawasan bank syariah dan UUS dilakukan oleh Bank Indonesia”.

Pada prinsipnya, pengaturan penyatuan sistem tata perbankan bagi sebuah

negara dilakukan oleh bank sentral, di Indonesia dalam hal ini dilaksanakan oleh

Bank Indonesia. Bank Indonesia diberikan kewenangan dan tanggung jawab yang

berkaitan dengan pengawasan jasa sistem pembayaran agar masyarakat luas dapat

memperoleh jasa sistem pembayaran yang efisien, cepat, tepat, dan aman. Bank

Indonesia dapat melakukan pengawasan langsung (on-site supervision) dan

pengawasan tidak langsung (off-site supervision) terhadap bank-bank syariah di

Indonesia, baik bank umum syariah maupun bank konvensional yang buka cabang

khusus syariah atau dikenal dengan Unit Usaha Syariah.

Secara umum, peranan bank sentral sangat penting dan strategis dalam

upaya menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efisien. Perlu

diwujudkannya sistem perbankan yang sehat itu, karena dunia perbankan adalah

salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Sedangkan

secara khusus, bank sentral mempunyai peranan yang penting dalam mencegah

Universitas Sumatera Utara

Page 3: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

timbulnya risiko-risiko kerugian yang diderita oleh bank itu sendiri, masyarakat

penyimpan dana, dan merugikan serta membahayakan kehidupan perekonomian.3

Bank Indonesia yang memegang otoritas pembinaan dan pengawasan bank

dibekali dengan kewenangan yang berkaitan dengan perizinan, mengeluarkan

ketentuan-ketentuan yang memberi landasan kerja yang sehat bagi bank serta

mengawasi dan memberikan pembinaan kepada bank dalam menjalankan segala

usaha bank tersebut dengan tujuan mendorong terwujudnya sistem perbankan

yang sehat.

4

Kegiatan pengawasan bank tersebut sebagai pelaksanaan monetary

supervision dimaksudkan untuk memonitor dan mengetahui lembaga keuangan

bank dalam hal ini mematuhi ketentuan aturan yang ditentukan oleh Bank

Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter dan menjalankan usaha

perbankannya.

5

Bank sentral sebagai pembinaan dan pengawasan bank mengarahkan

lembaga keuangan bank yang ada agar dalam kegiatan usahanya selalu berhati-

hati sehingga bank tersebut terhindar dari praktek perbankan yang tidak sehat.

6

Pada hakikatnya pengaturan dan pengawasan bank dimaksudkan untuk

meningkatkan keyakinan dari setiap orang yang mempunyai kepentingan dengan

bank, bahwa bank-bank dari finansial tergolong sehat, bahwa bank dikelola

dengan baik dan profesional, serta di dalam bank tidak terkandung segi-segi yang

3 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana Prenada Media Group,

Jakarta, 2008, hlm. 163. 4 Jaslen Sardanto Purba, Peranan Bank Indonesia dalam Pengawasan dan Pembinaan

Bank di Indonesia (Suatu Tinjauan Yuridis), Skripsi, Fakultas Hukum, USU, Medan, 1998, hlm. 1. 5 Ibid., hlm. 2. 6 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

merupakan ancaman terhadap kepentingan masyarakat yang menyimpan dananya

di bank.

Dengan perkataan lain, tujuan umum dari pengaturan dan pengawasan

bank adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, yang memenuhi tiga

aspek, yaitu perbankan yang dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan

baik, berkembang secara wajar, dalam arti di satu pihak memerhatikan faktor

risiko seperti kemampuan, baik dari sistem, finansial, maupun sumber daya

manusia.7

Bank sebagai penghimpun dan penyalur dana publik harus memiliki

tingkat kepercayaan yang tinggi di mata masyarakat dan dunia usaha. Reputasi ini

merupakan keniscayaan, dan untuk mendapatkannya bukanlah perkara yang

mudah. Ia harus diusahakan dengan kerja keras dan dengan disiplin yang tidak

mengenal lelah. Namun, ketika kepercayaan telah diraih, maka usaha untuk

Bank perlu dibina dan diawasi mengingat fungsi bank adalah

mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada

masyarakat di samping penyediaan pemberian jasa-jasa keuangan lainnya. Bank

syariah dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya wajib berpedoman pada

prinsip-prinsip perbankan syariah yang sehat dan mematuhi ketentuan yang

berlaku. Dalam hubungannya dengan prinsip tersebut, bank perlu memahami

fungsinya sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dan karenanya bank harus

menghindari praktek-praktek dan kegiatan yang diperkirakan akan atau dapat

membahayakan kelangsungan hidup bank atau kepentingan masyarakat.

7 Hermansyah, Op.cit., hlm. 163-164.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

mempertahankannya juga bukan pekerjaan mudah. Bisa saja suatu kasus kecil

dapat menciderai tingkat kepercayaan itu dan pada gilirannya akan berubah

menjadi malapetaka.8

Karena itu, industri perbankan pada hakikatnya adalah industri yang paling

banyak diatur dan diawasi (highly regulated and supervised industry). Hal ini

tentu saja dapat diterima karena dana yang dihimpun dari masyarakat dan

dikembangkan lewat berbagai bentuk pembiayaan dan investasi harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada si empunya dalam bentuk return yang positif. Jika

hal itu tidak dilakukan maka korbannya bukan hanya mereka yang dananya akan

menjadi hilang, melainkan juga bencana ekonomi akan menimpa dan

menghancurkan negara yang mengalami krisis perbankan ini. Malapetaka inilah

yang sesungguhnya terjadi di negara kita. Pada awalnya, krisis itu berasal dari

sektor perbankan dan belasan bank yang akhirnya dilikuidasi sebagai korbannya.

Lama-kelamaan krisis itu membesar dan meluas ke berbagai sektor dan berubah

menjadi krisis ekonomi yang bersifat multidimensional dengan skala yang jauh

Oleh karena itu, setiap pelaku perbankan diharapkan tetap menjaga

kepercayaan masyarakat tersebut. Kepercayaan masyarakat terhadap dunia

perbankan akan terjaga apabila sektor perbankan itu sendiri diselenggarakan dan

dikelola dengan prinsip kehati-hatian sehingga selalu terpelihara kondisi

kesehatannya.

8 M. Umer Chapra., Tariqullah Khan., Op.cit., hlm. x.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

lebih masif. Krisis itu nyaris meluluhlantakkan negeri Indonesia bahkan

mengubah petanya sekaligus.9

Hal ini membawa kita pada satu kenyataan akan pentingnya pengaturan

(regulation) dan pengawasan (supervision) bagi lembaga keuangan syariah.

Di samping pentingnya menjaga tingkat kepercayaan yang tinggi di mata

masyarakat, perlu adanya transparansi akan produk-produk syariah agar bank

syariah tidak mendapat predikat bank syariah yang tidak benar-benar syariah.

Bank syariah harus bisa menjelaskan secara rinci produk-produk yang

ditawarkannya dengan menjelaskan dasar kehalalannya dan bagaimana bank

mengelola produk-produk syariahnya.

10

Sebagai pengawas dan pembina bank, Bank Indonesia bertindak sebagai

seorang bapak kepada anaknya. Bila seorang anak keliru dalam melakukan suatu

tindakan maka seorang bapak yang baik akan berusaha memberitahukan kepada

anaknya perihal kekeliruannya itu bahkan lebih dari itu bapak tersebut akan

mengusahakan supaya anaknya tidak keliru dalam mengambil suatu tindakan.

Demikian juga halnya Bank Indonesia dalam menjalankan tugas pengawasan

perbankan syariah di Indonesia.

Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai peran dalam menentukan dan

memberikan arah perkembangan perbankan serta dapat melindungi masyarakat,

maka Bank Indonesia mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk membina

serta melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan perbankan.

11

9 M. Umer Chapra.,Tariqullah Khan., Op.cit., hlm xi. 10 M. Umer Chapra.,Tariqullah Khan., Loc.cit. 11 Jaslen Sardanto Purba., Op.cit., hlm. 3.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perlu

dirumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini, yaitu sebagai

berikut :

1. Apa objek tinjauan Bank Indonesia dalam melaksanakan pengawasan pada

bank syariah ?

2. Bagaimana kewenangan Bank Indonesia dalam pelaksanaan tugas pengawasan

?

3. Bagaimana peranan Bank Indonesia dalam mengatur tingkat kesehatan bank

syariah ?

4. Apa akibat hukum yang diberikan Bank Indonesia terhadap bank syariah yang

melanggar prinsip syariah ?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dalam pembahasan skripsi ini yang berjudul “Tanggung Jawab

Pengawasan Bank Indonesia Terhadap Perbankan Syariah Menurut Undang-

undang No. 21 Tahun 2008 (Studi : Kantor Bank Indonesia Medan)“ adalah untuk

membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain :

1. Untuk mengetahui objek tinjauan Bank Indonesia dalam melaksanakan

pengawasan pada bank syariah.

2. Untuk mengetahui kewenangan Bank Indonesia dalam pelaksanaan tugas

pengawasan.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

3. Untuk mengetahui peranan Bank Indonesia dalam mengatur tingkat kesehatan

bank syariah.

4. Untuk mengetahui akibat hukum yang diberikan Bank Indonesia terhadap

bank syariah yang melanggar prinsip syariah.

Selain tujuan yang diperoleh dari penulisan skripsi, perlu pula diketahui

bersama manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan

akan memberikan kontribusi pemikiran serta menimbulkan pemahaman

mengenai tanggung jawab Bank Indonesia dalam mengawasi perbankan

syariah sesuai dengan prinsip syariah.

2. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan masukan dan pemahaman yang

mendalam bagi Bank Indonesia dalam mengawasi perbankan syariah dan bagi

bank-bank syariah agar dapat menjalankan kegiatan operasionalnya sesuai

dengan prinsip syariah.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi yang berjudul “Tanggung Jawab Pengawasan Bank Indonesia

Terhadap Perbankan Syariah Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 (Studi

: Kantor Bank Indonesia Medan)“ ini adalah merupakan hasil karya yang belum

pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya.

Skripsi ini disusun melalui referensi buku-buku dan informasi dari media

cetak maupun elektronik serta wawancara dengan Pengawas Bank Muda Kantor

Universitas Sumatera Utara

Page 9: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

Bank Indonesia Medan. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini dapat

dipertanggungjawabkan, terutama secara ilmiah atau secara akademik.

E. Tinjauan Kepustakaan

Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap

negara. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang

perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara,

bahkan lembaga-lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang dimilikinya.

Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani

kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi

semua sektor perekonomian.12

Di Indonesia masalah yang terkait dengan bank diatur dalam Undang-

undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang No. 10 Tahun 1998.

13

Mengenai jenis-jenis bank yang dikenal di Indonesia dapat dilihat dari

ketentuan ketentuan Pasal 5 Ayat (1) Undang-undang Perbankan yang membagi

bank dalam dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Yang

dimaksud dengan Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

Dalam Pasal 1 angka (2) Undang-undang

tentang Perbankan, bank dirumuskan sebagai :

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

12 Hermansyah, Op.cit., hlm. 7. 13 Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

secara konvensional dan/ atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan yang

dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional dan/ atau berdasarkan Prinsip Syariah yang

dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.14 Di

sini terlihat, bahwa di Indonesia belaku dua sistem perbankan, yaitu sistem

konvensional yang menggunakan sistem bunga dan sistem syariah yang

berdasarkan pada ketentuan Islam.15

Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, yakni undang-undang yang bersifat khusus mengatur perbankan syariah

di Indonesia menyebutkan bahwa :

16

Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum

Syariah dan Pembiayaan Rakyat Syariah.

17

Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

18

14 Hermansyah, Op.cit., hlm. 20-21. 15 Gemala Dewi, Wirdyaningsih, Yeni Salma Barlinti., Hukum Perikatan Islam di

Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007, hlm 155. 16 Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 17 Pasal 1 angka 7 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 18 Pasal 1 angka 8 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Universitas Sumatera Utara

Page 11: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.19

Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari

kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari

kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah,

atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri

yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai

kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/ atau unit syariah.

20

Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan

dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

21

Keberadaan bank sebagai lembaga keuangan berada pada kondisi yang

begitu dinamis dan kompetitif. Pertimbangan demi pertimbangan yang bernuansa

komersial tunduk pada hukum untung dan rugi sehingga sangat diperlukan adanya

standar pembinaan dan pengawasan yang melekat, dimana prinsip kepercayaan

dapat dipertahankan. Pihak yang memiliki otoritas pembinaan dan pengawasan

yang tertinggi adalah Bank Indonesia.

22

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945,

23 yang salah satu tugasnya adalah mengatur dan mengawasi bank.24

19 Pasal 1 angka 9 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 20 Pasal 1 angka 10 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 21 Pasal 1 angka 12 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 22 Arifin Hamid, Hukum Ekonomi Islam (Ekonomi Syariah) di Indonesia, Ghalia

Indonesia, Bogor, 2007, hlm. 142. 23 Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

Pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia atau pihak lainnya yang

ditunjuk atas namanya meliputi pengawasan langsung dan tidak langsung. Bank

Indonesia berwenang mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan,

keterangan, dan penjelasan sesuai tata cara yang ditetapkannya. Apabila

diperlukan, kegiatan penyampaian laporan ini dapat dikenakan terhadap

perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, dan pihak terafiliasi dari

bank.25

Pengawasan tidak langsung, yang terutama dalam bentuk pengawasan dini

melalui penelitian, analisis dan evaluasi laporan bank dan pengawasan langsung

dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan.

26

Bank Indonesia dalam mengemban tugas untuk mengatur dan mengawasi

bank, sesuai dengan ketentuan Pasal 24 Undang-undang No. 23 Tahun 1999

tentang Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan peraturan, memberikan dan

mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank,

melaksanakan pengawasan bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan. Mengaju kepada ketentuan tersebut

sangat jelas bahwa Bank Indonesia memiliki kewenangan, tanggung jawab, dan

kewajiban secara utuh untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

bank dengan menempuh upaya-upaya baik yang bersifat preventif maupun

represif. Dalam hal pengawasan dan pengaturan bank, Bank Indonesia selain

24 Pasal 8 Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. 25 Didik J. Rachbini, dkk., Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral, PT. Mardi

Mulyo, Jakarta, 2000, hlm. 179. 26 Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 2003, hlm. 122-123.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

berpedoman pada Undang-undang No. 23 Tahun 1999 Jo. Undang-undang No. 3

Tahun 2004, juga mengaju pada Undang-undang No. 10 Tahun 1998,27

1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

dan

khusus untuk perbankan syariah berpedoman pada Undang-undang No. 21 Tahun

2008.

F. Metode Penelitian

Untuk mencari dan menemukan suatu kebenaran secara ilmiah dan untuk

mendapatkan hasil yang optimal dalam melengkapi bahan-bahan bagi penulisan

skripsi ini maka penulis memberanikan diri untuk mengadakan penelitian dengan

metode sebagai berikut :

Pada metode penelitian kepustakaan (Library Research) ini, penulis

mengumpulkan, membaca, dan mempelajari serta menganalisa secara

sistematis sumber bacaan yang meliputi buku-buku, majalah, surat kabar,

karangan ilmiah, peraturan perundang-undangan, dan sumber kepustakaan

lainnya yang mempunyai relevansi dengan materi yang dibahas dalam skripsi

ini.

2. Penelitian lapangan (Field Research)

Pada metode ini agar dapat memperoleh data yang lebih akurat, maka penulis

melakukan penelitian lapangan dengan mengambil lokasi penelitian pada

Kantor Bank Indonesia Medan, dalam hal ini penulis melakukan penelitian

hukum empiris yang dilakukan dengan teknik wawancara (interview), yaitu

27 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia (Cetakan Ketiga), PT. Citra

Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 104.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

dengan mengadakan serangkaian tanya jawab secara langsung kepada

Pengawas Bank Muda Kantor Bank Indonesia Medan. Pertanyaan yang

diajukan adalah mengenai tanggung jawab pengawasan Bank Indonesia

terhadap perbankan syariah menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah.

Berdasarkan kedua teknik penelitian dan pengumpulan data ini penulis

kemudian mengolah data-data dan bahan-bahan dan selanjutnya disajikan sesuai

dengan pembahasan skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Pada dasarnya sistematika adalah gambaran-gambaran umum dari

keseluruhan isi penulisan ini, sehingga mudah dicari hubungan antara satu

pembahasan dengan pembahasan yang lain (teratur menurut sistem, sistem adalah

suatu cara/ metode yang disusun secara teratur)

Skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab terdiri dari

beberapa sub-bab yang disesuaikan dengan kebutuhan jangkauan penulisan dan

pembahasan bab yang dimaksudkan.

Berikut ini garis besar/ sistematika dari penulisan ini, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan segala hal yang umum dalam

sebuah karya ilmiah yang berisikan latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian

Universitas Sumatera Utara

Page 15: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG BANK INDONESIA

SEBAGAI BANK SENTRAL

Dalam bab ini diuraikan tinjauan umum tentang Bank

Indonesia sebagai bank sentral, yaitu sejarah Bank

Indonesia menjadi bank sentral, tujuan dan tugas Bank

Indonesia sebagai bank sentral, kewenangan Bank

Indonesia sebagai bank sentral.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN

SYARIAH

Dalam bab ini diuraikan tinjauan umum tentang perbankan

syariah, yaitu latar belakang berdirinya bank syariah,

pengertian bank syariah, persyaratan pendirian bank

syariah, jenis dan kegiatan usaha pada bank syariah,

perbedaan dan persamaan antara bank syariah dan bank

konvensional.

BAB IV : TANGGUNG JAWAB PENGAWASAN BANK

INDONESIA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

PADA KANTOR BANK INDONESIA MEDAN

Dalam bab ini dibahas secara mendalam mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan judul karya ilmiah yang diajukan.

Dalam bab ini diuraikan tentang riwayat singkat Kantor

Universitas Sumatera Utara

Page 16: bank & lembaga keu - tata perbankan.pdf

Bank Indonesia Medan, objek tinjauan pengawasan bank

syariah, kewenangan dalam pelaksanaan tugas pengawasan,

pengaturan tingkat kesehatan bank syariah, akibat hukum

pelanggaran prinsip syariah.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari hal-hal

yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, juga

mencoba memberikan saran-saran yang berguna sebagai

pedoman bagi bank Indonesia dalam melaksanakan

pengawasan terhadap perbankan syariah.

Universitas Sumatera Utara