bank indonesia vs ojk
DESCRIPTION
Bank Indonesia vs OJKTRANSCRIPT
Bank Indonesia (BI) vs Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
A. Defnisi
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat;
2. Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara
konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional (BUK) dan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR);
3. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS);
4. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah.
Sedangkan perbankan itu adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Jasa Perbankan atau Jasa Bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara
langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai
lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan,
sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagai lembaga yang
memberikan jaminan kepada nasabahnya.
B. Berbagai jenis Jasa Perbankan
1. Transfer
Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu
sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang
ditunjuk sebagai penerima transfer. Dalam arti lain, transfer adalah kiriman uang yang
diterima bank termasuk hasil inkasoyang ditagih melalui bank tersebut yang akan diteruskan
kepada bank lain untuk dibayarkan kepada nasabah (trasfer). Baik transfer uang keluar atau
masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya
bila satu cabang mendebet cabang lain mengkredit.
Jenis Transfer:
a. Transfer Keluar
Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu lintas
pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar. Media untuk melakukan transfer ini
adarlah secara tertulis ataupun melalui kawat.
Pembatalan transfer keluar.:
Bila terjadi pembatalan transfer, haruslah diperhatikan bahwa pembatalan tersebut
hanya dapat dilakukan bila transfer keluar belum dibayarkan kepada si penerima uang dan
untuk itubank pemberi amanat harus meberi perintah berupa “stop payment” kepada cabang
pembayaran. Pembayaran pembatalan ini baru dapat dilakukan oleh bank pemberi amanat
kepada nasabah pemberi amanat hanya apabila telah diterima berita konfirmasi dari bank
pembayar bahwa memang transfer dimaksud belum dibayarkan.
b. Transfer Masuk
Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk
membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank pembayar akan
membukukan hasil transferkepada rekening nsabah beneficiary bila ia memiliki rekening di
bank pembayar. Transfer masuk tidak dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi
amanat telah dibebankan sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer.
Pembatalan Transfer Masuk:
Jika terjadi pembatalan, pertama – tamayang harus dilakukan adalah memeriksa
apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary. Bila ternyatra belum, akan diblokir
dan dibatalkan untuk kemudian dikembalkikan kepada cabang pemberi amanat melalui
pemindahbukuan.
2. Inkaso
Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh nasabah (baik perusahaan maupun
perorangan) untuk melakukan penagihan terhadap surat-surat berharga (baik yang
berdokumen maupun yang tidak berdokumen) yang harus dibayar setelah pihak yang
bersangkutan (pembayar atau tertarik) berada ditempat lain (dalam atau luar negeri)
menyetujui pembayarannya. Dalam arti lain, Inkaso merupakan kegioatan jasa bank untuk
melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau
badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh pemberi amanat.
a. Warkat Inkaso
1. Warkat inkaso tanpa lampiran
Yaitu warkat-warkat inkaso yang tidak dilampirkan dengan dokumen-dokumen
apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat berharga.
2. Warkat Inkaso dengan lampiran
Yaitu warkat-warkat inkaso yang dilampirkan dengan dokumen-dokumen lainnya
seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen-dokumen penting.
b. Jenis Inkaso
1. Inkaso keluar
Merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkiat yang telah diterbitkan oleh
nasabah bank lain. Di sisi bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk menagih
warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain di kota lain.
2. Inkaso Masuk
Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah
sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari nasabahnya
yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ketiga.
3. Kliring
Kliring adalah suatu cara penyelesaian utang – piutang antara bank-bank peserta
kliring dalam bentuk warkat atau surat-surat berharga disuatu tempat tertentu.Dan kliring ini
tetap menjadi tanggung jawab BI dan diatur oleh BI bukan OJK.
Warkat kliring antara lain: cek, bilyet giro, CD, nota debet dan nota kredit. Warkat
harus dinyatakan dalam mata uang rupiah, bernilai nominal penuh, dan telah jatuh tempo.
a. Kliring dibagi 2 (dua), yaitu:
1) Kliring Manual
2) Kliring Elektronik
b. Bank Peserta Kliring
Bank yang termasuk sebagai peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam
wilayah tertentu dan tidak dihentikan kepesertaanya dalam kliring oleh Bank Indonesia.
Sebuah bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan.
Jika salah satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat turut serta dalam kliring,
peserta tersebut wajib mengajukan permohonan pada penyelenggara kliring sepuluh hari
sebelumnya.
c. Pertemuan Kliring Dilakukan dalam dua Tahap yaitu:
1. Kliring Penyerahan
Pada saat ini hanya penyerahan warkat debet/CEK/BG yang masih dilakukan secara
hardcopy, sedangkan warkat kredit sudah dalam bentuk softcopy, dengan mencantumkan
stempel “kliring” dan nomor kode kelompok peserta, poersetujuan penyelenggara dan peserta
lain.
2. Kliring Retur
Setelah warkat dikembalikan kemudian dikelompokan menurut peserta dan dicatat
dalam daftar kliring retur lengkap dengan nilai nominalnya. Penyelenggara selanjutnya
menyusun neraca gabungan pserta.
d. Kliring Elektronik
Kliring elektronik adalah kliring lokal dalam pelaksanaan perhitungan dan
pembuatan bilyet saldo kliring yang didasarkan pada data keuangan elektronik disertai
penyampaian warkat surat berharga.
Tujuan diselenggarakannya kliring elektronik ini adalah:
1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan sistem pembayaran cepat, akurat,
andal, aman dan lancar.
2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keamanan pelaksanaan dan pengawasan
proses.