banjir sma 26 mei

131

Upload: ninil-jannah

Post on 15-Aug-2015

43 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Banjir sma 26 mei
Page 2: Banjir sma 26 mei
Page 3: Banjir sma 26 mei

Cover dalam

BANJIRBahan Pengayaan Bagi Guru SMA/SMK/MA/MAK

Penulis: Noor Indrastuti Nara Sumber: Dr. Agus Maryono

PUSAT KURIKULUMBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALJAKARTA, 2009

Modul AjarPengintegrasian Pengurangan Risiko

Page 4: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko BanjirBahan Pengayaan Bagi Guru SMA/MA/MAK

Penulis: Noor Indrastuti Nara Sumber: Dr. Agus MaryonoEditor: Ninil R Miftahul Jannah dan Dian AfriyanieIlustrator Sampul : Quiona Ayu (SDN Lempuyangan II Yogyakarta)

Ilustrator Isi: Rizki Goni, Feri Rahman, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rigan A.T.

Lay Out Isi:Galang Gumilar, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rudini Rusmawan, Ardi H, Agusbobos.

ISBN : 978-979-725-224-3

Program Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SCDRR)Jl. Tulung Agung No. 46, Jakarta 10310, INDONESIA

Telp : +62 21 390 5484 (hunting)Fax : +62 21 391 8604E-mail : [email protected] : www.sc-drr.org

Program masyarakat yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana (Safer Communities through Disaster Risk Reduction disingkat SCDRR), merupakan proyek kerja sama antara United Nations Development Programme (UNDP), BAPPENAS, BNPB dan Kementerian Dalam Negeri, dengan dukungan dana UNDP, Departement for International Development (DFID) Pemerintah Inggris dan Australian Agency For International Development (AusAID)

Page 5: Banjir sma 26 mei

SAMBUTANKEPALA

PUSAT KURIKULUM

Indonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia berada di kawasan yang disebut cincin api, dimana risiko untuk terjadi bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir dan

longsor sangat tinggi. Bencana alam ini telah menimbulkan ribuan korban jiwa, kerugian materil dan meninggalkan banyak orang untuk berjuang membangun kembali tempat tinggal dan mata pencahariannya.

Kesiapsiagaan merupakan hal yang penting dan harus dibangun pada setiap tingkat kelompok di masyarakat. Pengalaman menunjukkan bahwa kehancuran akibat bencana dapat secara drastis dikurangi jika semua orang lebih siap menghadapi bencana. Sekolah adalah pusat pendidikan yang tidak hanya memberikan kita ilmu pengetahuan tetapi juga bekal untuk kelangsungan hidup kita, kesiapsiagaan terhadap bencana merupakan bagian dari keterampilan untuk kelangsungan hidup kita. Sekolah juga seringkali menjadi tempat penghubung dan tempat belajar bagi seluruh masyarakat. Anak-anak merupakan peserta ajar yang paling cepat dan mereka tidak hanya mampu memadukan pengetahuan beru ke dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan bagi keluarga dan masyarakatnya dalam hal prilaku yang sehat dan aman, yang mereka dapatkan di sekolah. Oleh karenanya, menjadikan pencegahan bencana menjadi salah satu fokus di sekolah dengan memberdayakan anak-anak dan remaja untuk memahami tanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mencegah bencana, merupakan suatu langkah awal yang penting dalam membangun ketangguhan bencana seluruh masyarakat. Jadi kesiapsiagaan haruslah menjadi bagian dari materi yang diberikan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah.

Pusat Kurikulum sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pengembangan model-model kurikulum sebagai referensi satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulumnya, telah berhasil dalam menyusun serangkaian modul ajar dan modul pelatihan untuk pengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam tingkat satuan pendidikan. Secara keseluruhan modul ini terdiri atas 15 modul ajar dan 3 modul pelatihan, yaitu:

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SD.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMA.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SD.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMA.

Page 6: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SD.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMA.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SD.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SMA.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SD.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA.Modul Pelatihan Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana untuk SD,

SMP dan SMA.

Penyusunan modul-modul tersebut merupakan hasil kerjasama antara Pusat Kurikulum dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS dalam sebuah Program Safer Community Through Disaster Risk Reduction (SCDRR) In Development yang didanai oleh United Nations Development Program (UNDP) yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui berbagai upaya pengurangan risiko bencana.

Setiap modul ajar dilengkapi dengan contoh-contoh silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan model bahan ajar. Sedangkan modul pelatihan terdiri dari panduan fasilitasi dan bahan bacaan bagi pelatih mengenai penyelenggaraan penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, sekolah siaga bencana, pendidikan PRB, dan strategi pengintegrasian pendidikan PRB ke dalam kurikulum satuan pendidikan.

Diharapkan modul-modul tersebut dapat bermanfaat dan dijadikan bahan acuan bagi para pihak yang berkepentingan dalam kesiapsiagaan di sekolah.

Jakarta, Desember 2009Kepala Pusat Kurikulum

Dra. Diah Harianti, M.Psi

Page 7: Banjir sma 26 mei

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan letak geografisnya pada posisi pertemuan 4 lempeng tektonik, merupakan wilayah yang rawan bencana. Selain itu dengan kompleksitas kondisi demografi, sosial dan ekonomi di

Indonesia yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan masyarakat terhadap ancaman bencana, serta minimnya kapasitas masyarakat dalam menangani bencana menyebabkan risiko bencana di Indonesia menjadi tinggi. Pada tahun 2005, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari sejumlah negara yang paling banyak dilanda bencana alam (ISDR 2006-2009, World Disaster Reduction Campaign, UNESCO).

Berangkat dari hal tersebut dan guna mendukung paradigma pengurangan risiko bencana di sektor pendidikan, maka Pusat Kurikulum-sebuah unit eselon II di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan pada Kementerian Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS tengah melaksanakan kegiatan Program Safer Community Through Disaster Risk Reduction (SCDRR) In Development melalui dana hibah UNDP. Kegiatan ini bertujuan membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui berbagai upaya pengurangan risiko bencana.

Dalam kerjasama ini, Pusat Kurikulum telah mengembangkan kurikulum khususnya dalam mengintegrasikan materi-materi dan kompetensi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) ke dalam mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Jasmani yang ada di sekolah mulai dari jenjang SD atau yang sederajat sampai SMA atau yang sederajat. Model pengintegrasian materi dan kompetensi PRB dengan mata pelajaran-mata pelajaran ini bertujuan agar muatan kurikulum dan beban belajar tidak menjadi lebih berat. Disamping mengintegrasikan ke mata pelajaran yang sudah ada PRB juga bisa dijadikan muatan lokal (Mulok) serta ekstra kurikuler.

Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini disusun dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang bencana dan mensosialisasikan langkah-langkah preventif untuk mengurangi risiko bencana yang dapat menimpa di wilayah Indonesia. Tanpa adanya upaya terus-menerus untuk mendiseminasikan informasi tentang ancaman dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko-risiko yang dapat ditimbulkannya, sulit bagi kita untuk mewujudkan guru dan peserta didik yang tangguh dalam menghadapi bencana.

Modul ini dapat menjadi salah satu solusi yang memungkinkan bagi para guru untuk mengajarkan peserta didik dari hari ke hari di sekolah secara berkesinambungan, sehingga proses, internalisasi pengetahuan kebencanaan bukan hanya dipahami

Page 8: Banjir sma 26 mei

dan diketahui dalam ingatan belaka tapi juga mendorong munculnya respon cepat penyelamatan yang benar dari peserta didik ketika menghadapi bencana.

Diharapkan modul ini dapat dimanfaatkan, antara lain:Sebagai alat pemandu dalam membantu para guru dalam melakukan

pengajaran tentang pengurangan risiko bencana kepada peserta didik di sekolah sebagai upaya membangun kesiapsiagaan dan keselamatan dari bencana di sekolah.

Membuka peluang dan membangun kreatifitas guru dalam menerapkan pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana yang disesuaikan dengan konteks sekolah yang dibinanya

Memberikan gambaran secara lebih sistematis dan komprehensif cara pengintegrasian pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana ke dalam mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri di Sekolah.

Mendorong inisiatif para guru, sekolah dan gugus dalam mengupayakan pengurangan risiko bencana dan membangun budaya keselamatan di sekolah, lingkungan rumah dan lingkungan sekitar.

Semoga Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini menjadi bermanfaat dan membantu bagi semua guru untuk meningkatkan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan dan membentuk sikap anak untuk menjadi lebih tanggap terhadap ancaman bencana.

Jakarta, Desember 2009

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Pendidikan Nasional

Prof. Dr. H. Mansyur Ramly

Page 9: Banjir sma 26 mei

SAMBUTAN

DIREKTUR KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL, BAPPENAS

SELAKU NATIONAL PROJECT DIRECTOR SCDRR

Menyikapi situasi kejadian bencana dan kenyataan luasnya cakupan wilayah tanah air yang memiliki berbagai ancaman bencana, pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah inisiatif guna mengurangi risiko bencana ditanah

air. Pada akhir tahun 2006 Bappenas meluncurkan buku Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) 2006 – 2009, sebagai komitmen dalam mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan nasional, yang merupakan pelengkap dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005 – 2009 yang telah ada. Berdasarkan RAN PRB 2006 – 2009 tersebut, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk program pencegahan dan pengurangan risiko bencana, sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) mulai tahun 2007. Lebih lanjut pada April 2007, Pemerintah menerbitkan Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang menjadi tonggak sejarah dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia, dan diikuti dengan peraturan turunannya, serta dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) melalui Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008.

Untuk mendukung prakarsa – prakarsa yang telah dimulai oleh Pemerintah Indonesia tersebut, UNDP bekerjasama dengan Bappenas, BNPB dan Kementerian Dalam Negeri telah menginisiasi sebuah program yang ditujukan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana dalam pembangunan atau yang dikenal dengan Program Safer Communities Through Disaster Risk Reduction in Development (SCDRR in Development). Program SCDRR ini kan berlangsung selama 5 tahun (2007 – 2012) dan dirancang untuk mendorong agar pengurangan risiko bencana menjadi sesuatu yang lazim dalam proses pembangunan yang terdesentralisasi. Untuk mewujudkan hal itu maka upaya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana kedalam proses pembangunan mutlak harus dijalankan. Upaya tersebut dilaksanakan melalui 4 pilar sasaran program SCDRR, yaitu : (1) Diberlakukannya kebijakan, peraturan dan kerangka kerja regulasi pengurangan risiko bencana; (2) Diperkuatnya kelembagaan pengurangan risiko bencana dan kemitraan diantara mereka; (3) Dipahaminya risiko bencana dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut oleh masyarakat dan pengambil kebijakan melalui pendidikan dan penyadaran publik; (4) Didemonstrasikannya pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari program pembangunan.

Terkait dengan sasaran ketiga mengenai perlunya pendidikan dan penyadaran publik terhadap pengurangan risiko bencana, selama beberapa tahun ini pemerintah bersama-sama beberapa lembaga swadaya masyarakat, dan institusi pendidikan di tingkat nasional maupun daerah telah melakukan berbagai upaya dalam pendidikan kebencanaan, termasuk memasukkan materi kebencanaan kedalam muatan lokal, pelatihan untuk guru, kampanye dan advokasi, hingga school road show untuk kegiatan simulation drill di sekolah-sekolah. Namun demikian, kegiatan-kegiatan tersebut belum terkoordinasi dengan baik dan belum terintegrasi dalam satu kerangka yang dapat

Page 10: Banjir sma 26 mei

disepakati bersama. Dilain pihak, pemetaan aktivitas pendidikan diberbagai wilayah rawan bencana di Indonesia serta intervensi dan dukungan peningkatan kapasitas untuk pendidikan masih sangat minim dan terpusat, khususnya di wilayah Jawa dan Sumatera. Kajian kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana yang telah dilakukan di berbagai wilayah menunjukkan rendahnya tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah dibanding masyarakat serta aparat (LIPI, 2006 – 2007). Hal ini sangat ironis, karena sekolah adalah basis dari komunitas anak-anak, yang merupakan kelompok rentan yang perlu dlindungi dan secara bersamaan perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

Di sisi lain, tantangan dalam mengintegrasikan upaya-upaya pengurangan risiko bencana kedalam sistem pendidikan juga telah banyak dikaji, seperti : (1) Beratnya beban kurikulum siswa; (2) Kurangnya pemahaman guru mengenai bencana ; (3) Kurangnya kapasitas dan keahlian guru dalam integrasi PRB kedalam kurikulum; (4) Minimnya panduan, silabus dan materi ajar yang terdistribusi dan dapat diakses oleh guru; (5) Terbatasnya sumberdaya (tenaga, biaya dan sarana); dan (6) Kondisi bangunan fisik sekolah, sarana dan prasarana pada ummnya memprihatinkan, tidak berorientasi pada AMDAL dan konstruksi tahan gempa.

Untuk menjawab tantangan tersebut dan guna melaksanakan integrasi pengurangan risiko bencana ke dalam sistem pendidikan, dalam rangka mewujudkan budaya aman dan siaga bencana, maka SCDRR telah mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun Strategi Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana kedalam Sistem Pendidikan Nasional. Strategi ini akan disahkan melalui suatu bentuk kebijakan ditingkat nasional yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan integrasi PRB ke dalam sistem pendidikan baik intra maupun ekstrakurikuler secara nasional.

Untuk mendukung implementasi kebijakan tesebut, maka SCDRR mendukung Pusat Kurikulum, Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun modul ajar dan modul pelatihan pengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam intra dan ekstrakurikuler. Modul-modul ini berisi model pembelajaran, materi ajar lengkap dengan panduan pengajarannya, dalam hal integrasi PRB kedalam intra dan ekstrakurikuler.

Diharapkan modul-modul yang disusun oleh Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional ini dapat menjadi acuan standar dan/atau memperkaya bahan-bahan yang sudah ada dan sudah disusun oleh berbagai pihak lainnya, sehingga dapat bermanfaat dan digunakan oleh praktisi pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan sekolah terutama didaerah rawan bencana. Terima Kasih.

Jakarta, Desember 2009

Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Bappenas

Selaku National Project Director SCDRR

Dr.Ir Suprayoga Hadi, MSP

Page 11: Banjir sma 26 mei

DAFTAR ISI

SAMBUTAN KEPALA PUSAT KURIKULUM III

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL V

SAMBUTAN DIREKTUR KAWASAN KHUSUS DAN DAERAH TERTINGGAL, BAPPENAS SELAKU NATIONAL PROJECT DIRECTOR SCDRR VI

DAFTAR ISI IXDAFTAR TABEL XIDAFTAR GAMBAR XIIIDAFTAR KOTAK XVBAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Landasan dan Pedoman 1 1.1.1 Landasan Filosofis 4 1.1.2 Landasan Sosiologis 4 1.1.3 Landasan Yuridis 4 1.1.4 Pedoman Pengembangan Produk 5 1.1.5 Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ke Dalam Sistem Pendidikan Nasional 6

1.2 Kerangka Kerja Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana 7 1.2.1 Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan 7 1.2.2 Konsep Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana 8

BAB II FENOMENA DAN PERISTIWA BANJIR 10 2.1 Fenomena Banjir di Indonesia 10

2.2 Peristiwa Banjir di Indonesia 14

BAB III PENGURANGAN RISIKO BANJIR 193.1 Pengurangan Risiko Bencana 19

3.1.1 Bencana 20 3.1.2 Risiko Bencana, Konstruksi dari Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas 22

Page 12: Banjir sma 26 mei

Daftar Isi

x

3.1.3 Pengurangan Risiko Bencana 23 3.1.4 Upaya Pengurangan Risiko Bencana 24

3.2 Kesiapsiagaan Banjir 30 3.2.1 Tindakan Sebelum Terjadi Banjir 30 3.2.2 Tindakan Saat Terjadi Banjir 31 3.2.3 Tindakan Setelah Terjadi Banjir 31

BAB IV MATERI PEMBELAJARAN PENGURANGAN RISIKO BANJIR 33

4.1 Identifikasi Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Banjir 33

4.2 Pemetaan Indikator Siswa 35

4.3 Pendekatan Kegiatan Belajar Mengajar 37

BAB V PENGINTEGRASIAN MATERI POKOK PENGURANGAN RISIKO BANJIR KE DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DASAR (SMA/SMK/MA/MAK) 39

5.1 Pengintegrasian Materi Pengurangan Risiko Banjir ke dalam Mata Pelajaran 39

5.1.1 Identifikasi Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Banjir 40 5.1.2 Analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Terintegrasi 43 5.1.3 Penyusunan Silabus Mata Pelajaran Terintegrasi 70 5.1.4 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Terintegrasi 805.1.5. Penyusunan Bahan Ajar 85

5.2. Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana pada Mata Pelajaran Muatan Lokal (Mulok) 102

5.2.1. Analisis konteks mata pelajaran muatan lokal 1025.2.2. Penyusunan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Pengurangan Risiko Banjir 1055.2.3. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Pengurangan Risiko Banjir 105

5.3. Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir kedalam Kegiatan Ekstrakurikuler 107

DAFTAR ISTILAH 110

DAFTAR PUSTAKA 114

Page 13: Banjir sma 26 mei

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Banjir 34 Tabel 4.2 Indikator Prilaku Siswa untuk Pembelajaran Pengurangan Risiko Banjir 36 Tabel 5.1 Identifikasi Materi Pembelajaran tentang Pengurangan

Risiko Banjir 42 Tabel 5.2 Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk Mata Pelajaran Terintegrasi Pengurangan Risiko Banjir 44 Tabel 5.3 Contoh Penyusunan Silabus terintegrasi kedalam mata pelajaran Geografi 71 Tabel 5.4 Contoh Penyusunan Silabus terintegrasi kedalam mata pelajaran Bahasa Indonesia 74 Tabel 5.5 Contoh Penyusunan Silabus terintegrasi kedalam mata pelajaran Penjas Orkes 78 Tabel 5.6 Contoh Analisis Konteks Mata Pelajaran Muatan lokal 104 Tabel 5.7 Contoh Analisis Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar untuk Mata Pelajaran Muatan Lokal Pengurangan Risiko Banjir 105

Tabel 5.8 Contoh Penyusunan Silabus Untuk mata pelajaran Muatan Lokal 106

Page 14: Banjir sma 26 mei

Daftar Tabel

xii

Page 15: Banjir sma 26 mei

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Lempeng Tektonik Indonesia 10 Gambar 2.2: Daerah Sebaran Bencana 12 Gambar 2.3: Banjir Jakarta, tahun 2007 16 Gambar 3.1: Model hubungan antara risiko bencana,

kerentanan, dan bahaya 20 Gambar 3.2: Kerusakan pada bangunan akibat gempa bumi

di Yogyakarta, 2006 21 Gambar 3.3: Persentase Orang Terkena Bencana

Berdasarkan Jenis Bencana 22

Page 16: Banjir sma 26 mei

Daftar Gambar

xiv

Page 17: Banjir sma 26 mei

DAFTAR KOTAK

Kotak 5.1 Contoh Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Integrasi Pengurangan Risiko Banjir 81Kotak 5.2 Contoh Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Integrasi Pengurangan Risiko Banjir 83Kotak 5.3 Contoh Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Integrasi Pengurangan Risiko Banjir 84Kotak 5.4 Contoh Model Bahan Ajar Integrasi Pengurangan Risiko Banjir pada mata pelajaran 86

Page 18: Banjir sma 26 mei

Daftar Kotak

xvi

Page 19: Banjir sma 26 mei

1.1. Landasan dan Pedoman

Berdasarkan hasil Konferensi Sedunia tentang Pengurangan Risiko Bencana yang diselenggarakan pada tanggal 18-22 Januari 2005 di Kobe, Hyogo, Jepang; dan dalam rangka mengadopsi Kerangka Kerja Aksi 2005-2015 dengan tema ‘Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana’ memberikan suatu kesempatan untuk menggalakkan suatu pendekatan yang strategis dan sistematis dalam meredam kerentanan dan risiko terhadap bahaya. Konferensi tersebut menekankan perlunya mengidentifikasi cara-cara untuk membangun ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana.

Pada bulan Januari 2005, lebih dari 4.000 perwakilan pemerintah, organisasi non-pemerintah, institusi akademik, dan sektor swasta berkumpul di Kobe, Jepang, pada World Conference on Disaster Reduction (WCDR) kesebelas. Konferensi tersebut mengakhiri perundingan-perundingan tentang Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005- 2015 : Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas terhadap Bencana (HFA). Kerangka Aksi ini diadopsi oleh 168 negara dan menetapkan tujuan yang jelas – secara substansiil mengurangi kerugian akibat bencana, baik korban jiwa maupun kerugian terhadap aset-aset sosial, ekonomi, dan lingkungan suatu masyarakat dan negara – dan merinci seperangkat prioritas untuk mencapai tujuan setindaknya pada tahun 2015.

HFA menekankan bahwa pengurangan risiko bencana adalah isu sentral kebijakan pembangunan, selain juga menjadi perhatian berbagai bidang ilmu, kemanusiaan, dan lingkungan. Bencana merusak hasil-hasil pembangunan, memelaratkan rakyat dan negara. Tanpa usaha yang serius untuk mengatasi kerugian akibat bencana, bencana akan terus menjadi penghalang besar dalam pencapaian Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals). Untuk membantu pencapaian hasil yang diinginkan, HFA mengidentifikasi lima Prioritas Aksi yang spesifik: (1) Membuat pengurangan risiko bencana sebagai prioritas; (2) Memperbaiki informasi risiko dan peringatan dini; (3) Membangun budaya keamanan dan ketahanan; (4) Mengurangi risiko pada sektor-sektor utama; (5) Memperkuat kesiapan untuk bereaksi.

BAB IPENDAHULUAN

Page 20: Banjir sma 26 mei

Pengantar

2

HFA memberikan suatu kesempatan untuk menggalakkan suatu pendekatan yang strategis dan sistematis dalam meredam kerentanan dan risiko terhadap bahaya. Konferensi tersebut menekankan perlunya mengidentifikasi cara-cara untuk membangun ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana. Karena bencana dapat diredam secara berarti jika masyarakat mempunyai informasi yang cukup dan didorong pada budaya pencegahan dan ketahanan terhadap bencana, yang pada akhirnya memerlukan pencarian, pengumpulan, dan penyebaran pengetahuan dan informasi yang relevan tentang bahaya, kerentanan, dan kapasitas.

Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha antara lain: (1) menggalakkan dimasuk_kannya pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana sebagai bagian yang relevan dalam kurikulum pendidikan di semua tingkat dan menggunakan jalur formal dan informal lainnya untuk menjangkau anak-anak muda dan anak-anak dengan informasi; menggalakkan integrasi pengurangan risiko bencana sebagai suatu elemen instrinsik dalam dekade 2005–2014 untuk Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan (United Nations Decade of Education for Sustainable Development); (2) menggalakkan pelaksanaan penjajagan risiko tingkat lokal dan program kesiapsiagaan terhadap bencana di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lanjutan; (3) menggalakkan pelaksanaan program dan aktivitas di sekolah-sekolah untuk pembelajaran tentang bagaimana meminimalisir efek bahaya; (4) mengembangkan program pelatihan dan pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana dengan sasaran sektor-sektor tertentu, misalnya: para perancang pembangunan, penyelenggara tanggap darurat, pejabat pemerintah tingkat lokal, dan sebagainya; (5) menggalakkan inisiatif pelatihan berbasis masyarakat dengan mempertimbangkan peran tenaga sukarelawan sebagaimana mestinya untuk meningkatkan kapasitas lokal dalam melakukan mitigasi dan menghadapi bencana; (6) memastikan kesetaraan akses kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan bagi perempuan dan konstituen yang rentan; dan (7) menggalakkan pelatihan tentang sensitivitas gender dan budaya sebagai bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pelatihan tentang pengurangan risiko bencana.

‘Kampanye Pendidikan tentang Risiko Bencana dan Keselamatan di Sekolah’ yang dikoordinir oleh UN/ISDR (United Nations/International Strategy for Disaster Reduction) hingga penghujung tahun 2007 dengan didasari berbagai pertimbangan. Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan selama kejadian bencana, terutama yang sedang bersekolah pada saat berlangsungnya kejadian. Pada saat bencana, gedung sekolah hancur, mengurangi usia hidup murid sekolah dan guru yang sangat berharga dan terganggunya hak memperoleh pendidikan sebagai dampak bencana. Pembangunan kembali sekolah juga memerlukan waktu yang tidak sebentar dan pastilah sangat mahal.

Kampanye ditujukan kepada murid sekolah dasar dan menengah, para guru, pembuat kebijakan pendidikan, orangtua, insinyur dan ahli bangunan. Selain itu juga ditujukan kepada lembaga pemerintah yang bertanggung-jawab atas isu manajemen bencana, Kemendiknas, para pemimpin politik di tingkat nasional, pembuat keputusan di masyarakat, dan otoritas lokal. Pesan yang bisa disampaikan antara lain: (1) pendidikan tentang risiko bencana menguatkan anak-

Page 21: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

3

anak dan membantu membangun kesadaran yang lebih besar isu tersebut di dalam masyarakat; (2) fasilitas bangunan sekolah yang bisa menyelamatkan hidup dan melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari suatu kejadian bencana alam; dan (3) pendidikan tentang risiko bencana dan fasilitas keselamatan di sekolah akan membantu negara-negara menuju ke arah pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium.

Sekolah dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap generasi muda, yaitu dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan menyampaikan pengetahuan tradisional dan konvensional kepada generasi muda. Untuk melindungi anak-anak dari ancaman bencana alam diperlukan dua prioritas berbeda namun tidak bisa dipisahkan aksinya yaitu pendidikan untuk mengurangi risiko bencana dan keselamatan dan keamanan sekolah.

Sekolah juga harus mampu melindungi anak-anak dari suatu kejadian bencana alam. Investasi dalam memperkuat struktur gedung sekolah sebelum suatu bencana terjadi, akan mengurangi biaya/anggaran jangka panjang, melindungi generasi muda penerus bangsa, dan memastikan kelangsungan kegiatan belajar-mengajar setelah kejadian bencana. Pendidikan di sekolah dasar dan menegah membantu anak-anak memainkan peranan penting dalam penyelamatan hidup dan perlindungan aset/milik masyarakat pada saat kejadian bencana. Menyelenggarakan pendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah sangat membantu dalam membangun kesadaran akan isu tersebut di lingkungan masyarakat.

Mengurangi risiko bencana dimulai dari sekolah. Seluruh komponen, dalam hal ini anak-anak sekolah, para guru, para pemimpin masyarakat, orangtua, maupun individu yang tertarik dengan pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatan di sekolah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, institusi lokal/regional/nasional/ internasional, sektor swasta dan publik untuk dapat berpartisipasi secara aktif. Keterlibatan media juga diperlukan untuk mendorong sebuah budaya ketahanan terhadap bencana dan keterlibatan komunitas yang kuat dalam rangka kampanye pendidikan publik secara terus-menerus dan dalam konsultasi publik di segenap lapisan masyarakat. Bencana?! Jika Siap Kita Selamat.

Padatnya kurikulum pendidikan nasional tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana di sekolah secara berkelanjutan. Pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana di sekolah-sekolah bisa dilaksanakan dengan mengintegrasikan materi pembelajaran pengurangan risiko bencana ke dalam (1) mata pelajaran pokok/paket, (2) muatan lokal, dan (3) ekstrakurikuler dan pengembangan diri. Atau secara khusus megembangkan dan menyelenggarakan kurikulum muatan lokal dan ektrakurikuler/pengembangan diri yang didedikasikan khusus untuk pendidikan pengurangan risiko bencana.

Page 22: Banjir sma 26 mei

Pengantar

4

1.1.1. Landasan FilosofisBencana merupakan suatu bentuk gangguan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat, oleh karena itu, secara filosofis, pengurangan risiko bencana merupakan bagian dari pemenuhan tujuan bernegara Republik Indonesia, yaitu melindungi segenap rakyat dan bangsa, serta seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Upaya melindungi segenap rakyat dan bangsa dikuatkan pula dengan hak setiap orang atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dari ancaman ketakutan untuk untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi, hak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28G ayat (1) dan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945.

1.1.2. Landasan SosiologisAda tiga pertimbangan sosiologis yang patut diketengahkan, yaitu Pertama secara geografis, demografis dan geologis, Indonesia merupakan negara rawan bencana, baik bencana alam dan bencana akibat ulah manusia, seperti kegagalan atau mala praktik teknologi. Kedua, adalah bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi sosial masyarakat, telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang berakibat pada terjadinya bencana. Ketiga, adalah kondisi struktur manajemen bencana itu sendiri. Kematian, cidera dan kerugian materi, serta masalah lingkungan dan ekonomi dapat dikurangi apabila penyelenggaraan penanggulangan bencana telah dilakukan secara komprehensif yang mencakup pendekatan yang bersifat pencegahan, pengurangaan risiko, tindakan kesiapsiagaan tindakan tanggap terhadap bencana, serta upaya pemulihan. Disamping itu, pendekatan yang mengedepankan pentingnya partisipasi dari semua tingkat pemerintahan, baik pemerintah pusat dan daerah, mengambil peran yang aktif dalam menciptakan manajemen bencana yang efektif. Serta pentingnya partisipasi publik dan pemangku kepentingan (stakeholders) dalam penanganan bencana.

1.1.3. Landasan YuridisPertimbangan yuridis adalah menyangkut masalah-masalah hukum serta peran hukum dalam penanganan bencana. Hal ini dikaitkan dengan peran hukum dalam pembangunan, baik sebagai pengatur perilaku, maupun instrumen untuk penyelesaian masalah. Hukum sangat diperlukan, karena hukum atau peraturan perundang-undangan dapat menjamin adanya kepastian dan keadilan dalam penanganan bencana. Undang-Undang No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana ditempatkan guna memberikan jawaban atau solusi terhadap permasalahan yang berkaitan dengan penangan bencana, merupakan landasan yuridis paling dekat untuk pelaksanaan usaha-usaha pengurangan risiko bencana di Indonesia.

Page 23: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

5

1.1.4. Pedoman pengembangan produkProgram pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) bertujuan untuk meminimalisir risiko bencana dan meningkatkan kapasitas sekolah dalam melaksanakan pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan, mitigasi, dan peringatan dini. PRB oleh satuan pendidikan dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan materi pendidikan pengurangan risiko bencana dalam kurikulum yang berlaku di sekolah, mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri dan ekstrakurikuler, dan bahan ajar.

Dasar hukum yang menjadi pedoman perancangan dan pengembangan serial modul dan modul pelatihan adalah: 1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.2. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.3. Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.4. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025.5. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 - 2009.6. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.7. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional

Penanggulangan Bencana.8. Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2008 tentang Pengesahan ASEAN

(Persetujuan ASEAN mengenai Penanggulangan Bencana dan Penanganan Darurat).

9. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

10. Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.11. Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan.12. Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi

dan Standar Kompetensi Lulusan, yang disempurnakan dengan Peraturan Mendiknas No. 6 Tahun 2007.

13. Peraturan Mendiknas No. 40 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balitbang Depdiknas.

14. Peraturan Mendiknas No. 50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Provinsi.

15. Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.

16. Surat Edaran Mendiknas No. 33/MPN/SE/2007 tentang Sosialisasi KTSP.

Page 24: Banjir sma 26 mei

Pengantar

6

1.1.5. Pengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam Sistem Pendidikan NasionalUU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38 Ayat (2):

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah

Kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penyusunan kurikulum merupakan tanggung jawab setiap satuan pendidikan (sekolah dan madrasah). Oleh karena itu tidak lagi dikenal apa yang disebut dengan kurikulum nasional, yang pada periode sebelumnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 menyebutkan:1 Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/

MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

2 Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK dan departemen yang mengurusi urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

Penjabaran kurikulum dilakukan dengan penyusunan silabus dan bahan ajar sesuai dengan kondisi geografis dan demografis untuk daerah, kebutuhan, potensi dan karkateristik satuan pendidikan dan peserta didik, yang selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Pasal 1: 1 Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan

menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan.

2 Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari standar isi dan standar kompetensi lulusan.

3 Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah.

Page 25: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

7

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32 Ayat 1, juga telah mengakomodasi kebutuhan pendidikan bencana dalam terminologi ‘pendidikan layanan khusus’. Yakni “pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi”.

1.2. Kerangka Kerja Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana

1.2.1. Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Pendidikan Untuk Pembangunan BerkelanjutanPada bulan Desember 2002, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 57/254 untuk menempatkan Dekade Pendidikan Bagi Pembangunan Berkelanjutan, mulai 2005-2014, dibawah koordinasi UNESCO. Pendidikan untuk pengurangan bencana (alam) telah diidentifikasi sebagai masalah inti yang akan dibahas di bawah DESD. Pendidikan dipandang dalam konsep yang lebih luas. Sebagaimana didefinisikan dalam Bab 36 dalam Agenda 21, “Pendidikan sangat penting untuk mencapai perlindungan lingkungan dan kesadaran etika, nilai-nilai dan sikap, keterampilan dan perilaku yang konsisten dengan pembangunan berkelanjutan. Baik formal dan pendidikan non-formal sangat diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan “. Pendidikan dan pengetahuan berkontribusi untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya (alam) serta kerentanan dan ancaman yang ada yang dihadapi oleh masyarakat. Juga memberikan kontribusi untuk menumbuhkembangkan keterampilan hidup.

Dasawarsa ini didukung oleh Kerangka Aksi Hyogo 2005 – 2015 yang menyoroti pentingnya pendidikan dan pembelajaran sebagai bagian dari prioritas aksi, menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat. Inisiatif pengurangan risiko bencana harus berakar di semua lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah dan memasukkan dalam program pendidikan. Pendidikan pengurangan risiko bencana yang mencakup semua aspek peningkatan kesadaran publik, pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk menciptakan dan atau meningkatkan budaya pencegahan melalui identifikasi dan pemahaman risiko, serta belajar mengenai langkah-langkah pengurangan risiko bencana, dan tanggap bencana.

Oleh karena itu Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana - sebagai bagian dari Pengurangan Risiko Bencana (PRB) - harus melekat dengan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, dan mendukung kerangka ESD yang mencakup 3 aspek, yaitu: 1 Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana adalah interdisipliner.

Oleh karena itu, pertimbangan penting diberikan kepada dampak, dan hubungan antara, masyarakat, lingkungan, ekonomi dan budaya.

2 Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana dan meningkatkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah, dan keterampilan hidup sosial dan emosional untuk pemberdayaan kelompok rentan atau terkena bencana.

Page 26: Banjir sma 26 mei

Pengantar

8

3 Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana mendukung Tujuan Pembangunan Milenium. Tanpa mempertimbangkan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan, semua upaya pembangunan termasuk inisiatif DESD dihancurkan dalam hitungan detik.

Kerangka kerja Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana atau pendidikan pengurangan risiko bencana dikembangkan mengikuti arahan UN-ISDR sebagai berikut: “Pendidikan pengurangan risiko bencana adalah sebuah proses pembelajaran bersama yang bersifat interaktif di tengah masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada. Cakupan pendidikan pengurangan risiko bencana lebih luas daripada pendidikan formal di sekolah dan universitas. Termasuk di dalamnya adalah pengakuan dan penggunaan kearifan tradisional dan pengetahuan lokal bagi perlindungan terhadap bencana alam.”

HFA pada PRIORITAS AKSI 3, Poin Aktivitas kunci termaktub rekomendasi bahwa PRB dimasukkan dalam kurikulum sekolah, pendidikan formal dan informal.

“Menggalakkan dimasukkannya pengetahuan pengurangan risiko bencana dalam bagian yang relevan dalam kurikulum sekolah di semua tingkat dan menggunakan jalur formal dan informal lainnya untuk menjangkau pemuda dan anak-anak; menggalakkan integrasi pengurangan risiko bencana sebagai suatu elemen intrinsik Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (2005-2015) dari PBB “.

1.2.2. Konsep Pendidikan Untuk Pengurangan Risiko BencanaPendidikan Pengurangan Risiko Bencana adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pembelajaran untuk memberdayaan peserta didik dalam upaya untuk pengurangan risiko bencana dan membangun budaya aman serta tangguh terhadap bencana. Pendidikan PRB lebih luas dari penddidikan bencana, bahkan lebih dari pendidikan tentang pengurangan risiko bencana. Tetapi mengembangkan motivasi, keterampilan, dan pengetahuan agar dapat tertindak dan mengambil bagian dari upaya untuk pengurangan risiko bencana.

Tujuan pendidikan untuk pengurangan risiko bencana adalah: 1 Menumbuhkembangkan nilai dan sikap kemanusiaan.2 Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian terhadap risiko bencana. 3 Mengembangkan pemahaman tentang risiko bencana, pemahaman tentang

kerentanan sosial, pemahaman tentang kerentanan fisik, serta kerentanan perilaku dan motivasi.

4 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk pencegahan dan pengurangan risiko bencana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang bertanggungjawab, dan adaptasi terhadap risiko bencana.

5 Mengembangkan upaya untuk pengurangan risiko bencana diatas, baik secara individu maupun kolektif.

6 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siaga bencana.

Page 27: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

9

7 Meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana.8 Mengembangkan kesiapan untuk mendukung pembangunan kembali

komunitas saat bencana terjadi dan mengurangi dampak yang disebabkan karena terjadinya bencana.

9 Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan besar dan mendadak.

Page 28: Banjir sma 26 mei

2.1. Fenomena Banjir di Indonesia

Dari aspek geologis, geografis, dan morfologis, Indonesia merupakan salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana. Kepulauan Indonesia termasuk dalam wilayah deretan gunung berapi Pasifik, yang bentuknya melengkung dari utara Pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara.

Gambar 2.1: Lempeng Tektonik Indonesia

Sumber; http://issacnewton.files.wordpress.com

Meskipun kepulauan Nusantara mempunyai sifat iklim tropis, namun secara mikro tiap pulau mempunyai karakteristik tersendiri, mulai dari Sumatera hingga ke Papua sifat iklimnya semakin kering. Musim di Indonesia dipengaruhi oleh letak kepulauan yang berada di antara Samudera Hindia dan Pasifik dan Benua Asia dan Australia. Angin muson barat yang bertiup dari Asia dan Pasifik mengakibatkan terjadinya musim penghujan, sementara agin muson timur yang bertiup dari Australia mengakibatkan musim kemarau. Pada saat kondisi iklim global berpengaruh terhadap iklim di Indonesia, maka perubahan musim dapat menjadi pemicu terjadinya bencana banjir, kekeringan dan kebakaran hutan.

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Indo Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah barat Sumatera, sebelah selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan

FENOMENA DAN PERISTIWA BANJIRBAB II

Page 29: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

11

Nusa Tenggara, sebelah utara Kepulauan Maluku dan sebelah utara Papua.

Akibat lain dari adanya tumbukan itu adalah terbentuknya palung samudera, lipatan, punggungan, dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi. Gunung api yang berada di Indonesia berjumlah 129 dan 13% dari gunung api aktif dunia berada di negara kita. Sehingga Indonesia merupakan kawasan rawan terhadap bencana letusan gunung api dan gempa bumi.

Jenis tanah pelapukan yang banyak dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dan sedikit pasir. Tanah jenis ini menjadikan sebagian besar Indonesia merupakan tanah yang subur. Sebaliknya, tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan atau punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika di perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor. Selain longsor, tanah perbukitan yang gundul juga akan menyebabkan terjadinya banjir di daerah-daerah sekitarnya yang berkedudukan lebih rendah. Curah hujan yang cukup tinggi yang seringkali terjadi di berbagai kawasan di Indonesia semakin memicu terjadinya banjir.

Dengan demikian Indonesia selain merupakan negara yang menempati posisi yang strategis dengan kekayaan alam yang begitu melimpah dan beraneka ragam, juga merupakan negara dengan tingkat kerentanan bencana yang sangat tinggi. Jajaran gunung api memunculkan ancaman erupsi gunung api, sementara lempeng bumi yang terus bergerak memunculkan ancaman gempa dan tsunami. Sebagai kawasan tropis, Indonesia juga memiliki risiko terhadap ancaman banjir, tanah longsor dan berbagai macam wabah penyakit. Saat musim kemarau, datang ancaman kekeringan. Kondisi ini telah terjadi pada setiap musim kemarau sekitar 10 tahun belakangan ini, dan dapat diprediksikan akan terus berlanjut karena kerusakan sebagian besar daerah aliran sungai di Indonesia ini.

Page 30: Banjir sma 26 mei

Fenomena dan peristiwa Banjir

12

Gambar 2.2: Daerah Sebaran Bencana

Sumber BMG dalam Bakornas PB 2007

Oleh karena itu, pengelolaaan yang tidak baik terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia akan mengakibatkan terjadi bencana. Selain itu, kondisi alam dan keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia dapat juga menyebabkan terjadinya bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratan kompleks. Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hidrometeorologi (banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit manusia, penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta kegagalan teknologi (kecelakaan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia). Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat perebutan sumberdaya yang terbatas, alasan ideologi, religius serta politik. Sedangkan kedaruratan kompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada suatu daerah.

Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. Beberapa jenis bencana seperti gempa bumi, hampir tidak mungkin diperkirakan secara akurat kapan, dimana akan terjadi dan besaran kekuatannya. Sedangkan beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan gunungapi, dan tsunami masih dapat diramalkan sebelumnya. Meskipun demikian kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan dan menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun materi. Kejutan tersebut terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi ancaman bahaya.

Page 31: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

13

Beberapa faktor utama yang dapat menimbulkan banyak korban dan kerugian besar akibat adanya bencana tersebut, yaitu:

1. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya.

2. Sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan kualitas sumberdaya alam.

3. Kurangnya informasi/peringatan dini yang menyebabkan ketidaksiapan.

4. Ketidakberdayaan/ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya.

Banjir merupakan bencana yang selalu terjadi setiap tahun di Indonesia terutama pada musim hujan. Banjir pada umumnya terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat yang menerima curah hujan lebih banyak dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian Timur.

Banjir merupakan peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan tanah, yang ketinggiannya melebihi batas normal. Banjir merupakan bahaya yang paling luas menyebar. Banjir dapat terjadi karena curah hujan yang tinggi di atas normal sehingga sungai-sungai meluap, bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air gelombang badai tropis atau karena adanya pipa-pipa air yang pecah. Sebagian besar banjir bersifat merugikan terhadap tempat hunian manusia.

Sebagai gejala atau proses alam, banjir sebenarnya merupakan hal yang biasa terjadi dan merupakan bagian dari siklus hidrologi. Banjir tidak dapat dihindari dan pasti terjadi. Hal ini dapat kita lihat dari adanya dataran banjir pada sistem aliran sungai. Saat banjir, terjadi transportasi muatan sedimen dari daerah hulu sungai ke hilir dalam jumlah besar. Muatan sedimen itu berasal dari erosi yang terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan. Melalui mekanisme banjir ini, muatan sedimen itu disebarkan sehingga membentuk dataran. Daerah persawahan pada hakikatnya terbentuk melalui mekanisme banjir ini. Tanpa mekanisme banjir ini, dataran rendah yang subur tidak akan terbentuk.

Banjir dapat berarti peremajaan kembali daerah-daerah persawahan. Daerah itu mendapat kembali suplai zat hara yang baru dari pegunungan atau perbukitan. Dengan kata lain, melalui mekanisme banjir ini, daerah persawahan mengalami penyuburan kembali secara alamiah.

Dalam skala yang lebih besar, banjir-banjir itu membentuk delta di muara-muara sungai, dan mengalirkan muatan sedimen ke laut yang akhirnya menjadi lapisan-lapisan batuan sedimen. Dari delta-delta dan lapisan-lapisan batuan itu manusia mendapatkan berbagai hal untuk kehidupannya. Sebagai contoh, minyak bumi banyak didapatkan dari endapan delta.

Page 32: Banjir sma 26 mei

Fenomena dan peristiwa Banjir

14

Banjir dapat menyediakan air untuk irigasi tanaman dan perikanan, dan menyediakan cadangan-cadangan air musiman untuk menopang kehidupan di daratan-daratan yang kering. Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat menjadi bencana bila proses itu berdampak kepada manusia sebagai korban dan menyebabkan kerugian jiwa maupun materi.

Di Indonesia, banjir menjadi bencana yang mengancam setiap musim penghujan mulai tiba. Sebagian besar kejadian banjir yang melanda di beberapa wilayah Indonesia pada umumnya disebabkan karena debit air sungai yang sangat tinggi hingga melampaui daya tampung saluran sungai lalu meluap ke daerah sekitarnya. Debit air sungai yang tinggi terjadi karena curah hujan yang tinggi. Selain itu, banjir juga terjadi karena perilaku manusia.

Pertumbuhan penduduk yang kian pesat telah menyebabkan munculnya daerah-daerah rawan bencana yang padat penduduk dan risiko banjir terpaksa diterima lantaran sulit menemukan wilayah lain yang aman untuk hidup, mengingat daerah-daerah aman sudah penuh sesak. Pertumbuhan penduduk yang pesat berpadu dengan pengelolaan sumberdaya yang kurang efektif telah menyebabkan timbulnya tipe-tipe banjir baru. Daerah hulu sungai yang berhutan untuk ‘menangkap’ lebihan air sudah digunduli dan diubah menjadi bangunan tempat peristirahatan atau menjadi lahan pertanian, sehingga lembah penampung itu menjadi jauh berkurang dayanya untuk menahan air yang datang. Tanah yang kini tak lagi terikat oleh akar-akar pepohonan jadi mudah longsor, menambah risiko bencana dan tebing-tebing sungai yang dahulu dipenuhi tumbuhan sebagai ‘benteng’ pengaman daerah sekitarnya telah gundul, lalu runtuh, menyebabkan peningkatan aliran permukaan sehingga air sungai lebih mudah mengalir ke arah yang tingginya sama atau lebih rendah dari sungai. Banjirpun menjadi makin sering, makin mendadak dan makin parah dampaknya.

Selain itu, di kota-kota besar seperti Jakarta bangunan sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Dan boleh dikatakan hampir tidak ada tanah ‘telanjang’ yang berfungsi alamiah sebagai penyerap air. Hujan lebat langsung mengalir diatas permukaan baik di halaman-halaman gedung yang sudah disemen, di tepi-tepi jalan aspal dan sebagainya. Sementara itu, saluran-saluran air yang ada tidak berfungsi karena kurangnya pemeliharaan. Air tidak bisa mengalir dan membanjiri daerah tersebut.

Perlu dipahami juga bahwa peningkatan banjir yang terjadi di Indonesia dan dunia, saat ini juga dipengaruhi oleh perubahan iklim global yang sekarang sudah terjadi. Perubahan iklim global ditandai dengan peningkatan suhu global bumi (suhu air laut dan suhu udara) yang mengakibatkan pada pencairan es di kutub Utara dan Selatan serta kenaikan air laut, perubahan arus laut, perubahan arah angin (badai siklon dan puting beliung), perubahan curah hujan (intensitas ataupun durasi), perubahan kelembaban udara yang kesemuanya sangat berpengaruh terhadap tipe-tipe banjir yang telah disebutkan di depan.

2.2. Peristiwa Banjir di IndonesiaKecenderungan bencana banjir di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data bencana dari BAKORNAS PB menyebutkan bahwa antara tahun 2003-

Page 33: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

15

2005 telah terjadi 1.429 kejadian bencana, di mana bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling sering terjadi yaitu 53,3 persen dari total kejadian bencana di Indonesia. Dari total bencana hidrometeorologi, yang paling sering terjadi adalah banjir (34,1 persen dari total kejadian bencana di Indonesia) diikuti oleh tanah longsor (16 persen).

Kejadian kekeringan, banjir serta tanah longsor yang terjadi di berbagai daerah di negeri kita beberapa tahun belakangan ini seperti di Medan, Riau, Bogor, Bandung, Jakarta, Aceh, Pakanbaru, Lampung, Banyumas, mulai meluas ke daerah-daerah lain. Hal tersebut menyebabkan Indonesia memiliki daerah langganan banjir, longsor dan kekeringan yang semakin banyak dan meluas, tanpa bisa berbuat sesuatu yang signifikan. Pada musim hujan kelebihan air dan saat musim kemarau sangat kekurangan air.

Setiap bencana menimbulkan permasalahan kemanusiaan yang serius serta dampak sosial bagi masyarakat yang tidak dapat dinilai dengan materi. Rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana mencakup bidang yang luas, seperti infrastruktur, tataruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup, ekonomi dan ketenagakerjaan, sistem dan mekanisme pendanaan, pendidikan, pemulihan ketertiban dan keamanan masyarakat, hukum dan hak asasi, kelembagaan dan pemerintahan, dan sosial budaya dan agama.

Tahun 2002 khususnya, akan diingat karena bencana banjir melanda hampir seluruh wilayah Jakarta dan pengaruhnya yang luar biasa terhadap masyarakat, harta benda, serta kegiatan ekonomi. Wilayah Pulau Jawa merupakan wilayah yang mengalami dampak paling parah akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi pada tahun 2002 yang lalu. Dari hasil investigasi yang dilakukan, bencana alam di Pulau Jawa mencakup hampir seluruh wilayah, yakni DKI Jakarta, Ciamis, Subang, Bogor, Karawang dan Majalengka (Jabar), Kota dan Kabupaten Tangerang (Banten), Jalur pantura (Brebes, Pemalang, Kendal, Semarang), Kebumen, Cilacap, Pati dan Kudus (Jateng), Lumajang, Banyuwangi, Bojonegoro, pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Surabaya, Malang, Nganjuk, Pasuruan, Gresik, Lamongan, Situbondo dan Bondowoso (Jatim).

Secara fisik, bencana tersebut juga telah mengakibatkan hampir 37.970 Ha kawasan permukiman tergenang dan 42.844 Ha sawah tergenang. Dampak ini menjadi kelihatan lebih serius apabila biaya-biaya sosial dan korban jiwa juga diperhitungkan.

Dari Bengkulu dilaporkan saluran induk yang melayani sawah semiteknis seluas 100 ha jebol sepanjang 70 meter, terutama yang melewati Desa Karangpinang, Kecamatan Padang Ulak Tanding (Rejanglebong). Menurut Kepala Dinas PU TkI Bengkulu, ada sekitar 49 daerah irigasi yang rusak karena banjir musim hujan tahun lalu (Kompas,16/11).

Demikian pula Banjir di Jakarta tahun 2007 (Wikipedia) adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya sejak 1 Februari 2007 malam hari. yang mengakibatkan lebih 50 orang meninggal dunia.

Page 34: Banjir sma 26 mei

Fenomena dan peristiwa Banjir

16

Gambar 2.3: Banjir Jakarta, tahun2007

Sumber: BBC Indonesia.com 2007

Selain sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir. Dampak pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim memang telah dan akan membawa dampak yang luas terhadap manusia dan lingkungan.

Kemudian banjir di wilayah DKI Jakarta beberapa hari ini telah melumpuhkan lalu lintas, stasiun KA Tanahabang, dan merusak berbagai sarana lainnya. Padahal, banjir yang terjadi ini hanya merupakan luapan dua dari 13 sungai yang membelah kota Jakarta, yaitu Sungai Pesanggrahan dan Ciliwung. Sejauh ini, sudah tiga orang tewas akibat luapan Sungai Ciliwung.

Di Kabupaten Sragen-Jawa Tengah, ada sepuluh kecamatan di daerah tersebut yang termasuk sebagai daerah rawan banjir dari 20 kecamatan yang ada. Sepuluh kecamatan tersebut selalu mengalami banjir setiap tahun di musim hujan.

Di Sumatera, wilayah dengan potensi banjir tinggi di Kabupaten Solok dan Kota Padang, Sumatera Barat. Sementara potensi banjir menengah tersebar di Tanah Datar, Kampar, Rengat, Pasi Penyu, Peranap (Indragiri Hulu) di Provinsi Riau, serta Sumber Jaya, Jabung, dan Sidomulyo di Jambi. (GSA).

Sementara itu, 5.000 Rumah Terendam Banjir di Cirebon. Sedikitnya 5.000 rumah dan 450 hektare lahan pertanian di empat Desa Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon terendam banjir hingga ketinggian 1.5 meter yang terjadi pada 19 Januari 2008. Banjir yang juga merendam Jalan Pantura diakibatkan dari hujan deras serta luapan dan air sungai dan jebolnya tanggul Sungai Bondet, Sungai Condong dan Sungai Simuntuk. Empat Desa yang terendam banjir masing-masing adalah, Desa Grogol, Kalisapu, Wanakaya, dan Desa Astana. Lokasi banjir yang paling parah terdapat di Desa Wanakaya, ditempat itu sedikitnya 1400 Kepala Keluarga diungsikan ketempat-tempat evakuasi dan rumah penduduk di desa tetangga yang tidak terkena banjir. Di tempat itu juga sekitar 1200 hektar lahan pertanian terendam.

Page 35: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

17

Di Tahun 2009 ini saja peristiwa banjir telah terjadi di berbagai daerah. Di Riau misalnya, pada tanggal 17 April 2009 banjir melanda Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Sekitar 2.755 rumah warga di 50 desa terendam banjir akibat hujan dan meluapnya Sungai Indragiri dan Sungai Kuala Cinaku. Daerah paling parah dilanda banjir di Indragiri Hulu adalah permukiman penduduk di Desa Redang dan Danau Baru, Kecamatan Rengat Barat. Ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Banjir juga menenggelamkan sejumlah akses jalan. Akibatnya, aktivitas warga lumpuh total. Satu-satunya transportasi menuju lokasi banjir adalah dengan menggunakan perahu karet dan sampan. Banjir sudah merendam ribuan rumah warga dan sekitar 264 hektare lahan pertanian.

Pada tanggal 26 November 2009, banjir melanda Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Jalan yang menghubungkan antardesa terputus akibat genangan air setinggi 1,5meter.

Dari berbagai gambaran di atas, setiap bencana menimbulkan permasalahan kemanusiaan yang serius serta dampak sosial bagi masyarakat yang tidak dapat dinilai dengan materi. Bencana yang umumnya terjadi dalam waktu singkat menghancurkan hasil pembangunan yang telah dirintis dan diperjuangkan dalam waktu yang lama. Selain menimbulkan korban jiwa, bencana menghancurkan perumahan, area pertanian dan perkebunan, infrastuktur perekonomian, infrastruktur publik, komunikasi dan transportasi, instalasi pengadaan air dan energi, serta bidang-bidang penting dan strategis lainnya. Bencana meluluhlantakkan seluruh aspek kehidupan manusia.

Pada hakekatnya semua jenis bencana, baik yang disebabkan oleh alam, non alam dan bencana sosial selalu berpotensi mengancam kehidupan seperti timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis bagi masyarakat. Mengingat kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis di wilayah Indonesia, maka diperlukan suatu upaya yang menyeluruh dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik ketika bencana itu sedang terjadi, sudah terjadi maupun bencana yang berpotensi terjadi di masa yang akan datang. Hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam melindungi segenap warga dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan, termasuk perlindungan atas korban bencana, kesemuanya itu dilakukan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penanganan bencana pada saat ini cenderung kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain paradigma penanganan bencana yang bersifat parsial, sektoral dan kurang terpadu, disamping itu masih memusatkan tanggapan pada upaya pemerintah, sebatas pemberian bantuan fisik dan dilakukan hanya pada fase kedaruratan. Pada bagian lain, perubahan pada sistem pemerintahan serta semakin terlibatnya organisasi non pemerintah dalam kegiatan kemasyarakatan memerlukan perubahan mendasar pada sistem penanganan bencana.

Dalam hal sosialisasi siaga bencana, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bahkan sampai ke masyarakat atau

Page 36: Banjir sma 26 mei

Fenomena dan peristiwa Banjir

18

kawasan yang rawan bencana. Indonesia merupakan negeri rawan bencana sehingga perlu dibentuk bangsa yang mampu merespons bencana dengan benar. Selain itu, dalam kaitan dengan kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana alam, peserta didik perlu dibekali dengan pengetahuan tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana secara rutin agar mereka mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut dan mengetahui secara tepat apa yang harus dilakukan saat bencana datang, mengetahui bagaimana menyelamatkan diri secara tepat sehingga sewaktu bencana datang mereka dapat menghadapi bencana secara tenang. Peserta didik juga perlu diajarkan tentang kondisi geografis dan sosial wilayah Indonesia dan diajarkan secara rinci mengenai panduan-panduan praktis dan tepat yang mesti mereka lakukan saat bencana terjadi. Pembelajaran tidak mesti harus dalam mata pelajaran tersendiri tetapi dapat diintegrasikan dalam mata pelajaran yang sesuai.

Page 37: Banjir sma 26 mei

3.1. Pengurangan Risiko Banjir

Pengelolaaan yang tidak baik dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia akan mengakibatkan terjadi bencana. Selain itu, kondisi alam dan keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia dapat juga menyebabkan terjadinya bencana alam, bencana akibat ulah manusia, dan kedaruratan kompleks. Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi (gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hidrometeorologi (banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit manusia, penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta kegagalan teknologi (kecelakaan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia). Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat perebutan sumberdaya yang terbatas, alasan ideologi, religius serta politik. Sedangkan kedaruratan kompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada suatu daerah.

Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. Beberapa jenis bencana seperti gempa bumi, hampir tidak mungkin diperkirakan secara akurat kapan, dimana akan terjadi dan besaran kekuatannya. Sedangkan beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan gunung api, dan tsunami masih dapat diramalkan sebelumnya. Meskipun demikian kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan dan menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun materi. Kejutan tersebut terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi ancaman bahaya.

Secara umum terdapat peristiwa bencana yang terjadi berulang setiap tahun. Bahkan sekarang ini peristiwa bencana menjadi lebih sering dan terjadi silih berganti, misalnya dari kekeringan, kemudian kebakaran, lalu diikuti banjir. Akibatnya muncul anggapan bahwa bencana tersebut sebagai sesuatu hal yang memang harus terjadi. Padahal semua itu merupakan fenomena alamiah yang melekat pada bumi dan timbulnya korban dan kerugian disebabkan oleh beberapa faktor ketidaksiapan. Beberapa faktor tersebut adalah :

1. Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya.2. Sikap atau perilaku yang mengakibatkan penurunan kualitas sumberdaya

alam.

BAB IIIPENGURANGAN RISIKO BANJIR

Page 38: Banjir sma 26 mei

Pengurangan Risiko Banjir

20

3. Kurangnya informasi/peringatan dini yang menyebabkan ketidaksiapan.

4. Ketidakberdayaan/ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya.

3.1.1. Bencana

Bencana merupakan fenomena yang terjadi karena komponen-komponen, ancaman, dan kerentanan bekerja bersama secara sistematis, sehingga menyebabkan terjadinya risiko pada komunitas. Ancaman merupakan kejadian-kejadian, gejala alam atau kegiatan manusia yang berpotensi untuk menimbulkan kematian, luka-luka, kerusakan harta benda, gangguan sosial ekonomi atau kerusakan lingkungan. Kerentanan adalah kondisi-kondisi yang ditentukan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial ekonomi dan lingkungan hidup yang meningkatkan kerawanan suatu komunitas terhadap dampak ancaman bencana. Risiko merupakan suatu peluang dari timbulnya akibat buruk, atau kemungkinan kerugian dalam hal kematian, luka-luka, kehilangan dan kerusakan harta benda, gangguan kegiatan matapencaharian dan ekonomi atau kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh interaksi antara ancaman bencana dan kondisi kerentanan.

Atau disebut pula dalam Undang-undang Penanganan Bencana No. 24 tahun 2007 bahwa bencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. .

Menurut ISDR bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri.

Adapun komponen yang berpengaruh terhadap besar kecilnya dampak suatu bencana antara lain sebagai berikut: bahaya, kerentanan, risiko bencana, dan kapasitas.

Terjadinya Bencana

Bahaya

Kerentanan

Kejadian

RISIKOBENCANA

BENCANA

Gambar 3.1: Model hubungan antara risiko bencana, kerentanan, dan bahaya

Page 39: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

21

Berdasarkan sumber bencananya, terdapat tiga jenis bencana: (1) bencana alam, yaitu bencana yang murni yang disebabkan oleh peristiwa alam, contohnya gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung. (2) bencana akibat ulah manusia, yaitu bencana yang disebabkan oleh kekhilafan manusia seperti kebakaran dan kornsleting listrik. (3) bencana kompleks, yaitu bencana yang diakibatkan oleh gabungan antara perilaku alam dan ulah manusia sebagai contoh banjir akibat hujan diluar normal dan penggundulan hutan.

BahayaDilihat dari potensi bencana yang ada, Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana yang sangat tinggi. Beberapa potensi bencana yang ada antara lain adalah bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Potensi bencana yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu potensi bahaya utama dan potensi bahaya ikutan. Potensi bahaya utama ini dapat dilihat antara lain pada peta potensi bencana gempa di Indonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah wilayah dengan zona-zona gempa yang rawan, peta potensi bencana tanah longsor, peta potensi bencana letusan gunung api, peta potensi bencana tsunami, peta potensi bencana banjir, dan lain-lain.

Gambar 3.2: Kerusakan pada bangunan akibat gempa bumi

Dari indikator-indikator di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki potensi bahaya utama yang tinggi. Hal ini tentunya sangat tidak menguntungkan bagi negara Indonesia.

Disamping tingginya potensi bahaya utama, Indonesia juga memiliki potensi bahaya ikutan yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator misalnya likuifaksi, persentase bangunan yang terbuat dari kayu, kepadatan bangunan, dan kepadatan industri berbahaya. Potensi bahaya ikutan ini sangat tinggi terutama di daerah perkotaan yang memiliki kepadatan, persentase bangunan kayu (utamanya di daerah pemukiman kumuh perkotaan), dan jumlah industri berbahaya, yang tinggi. Dengan indikator diatas, perkotaan Indonesia merupakan wilayah dengan potensi bencana yang sangat tinggi.

Page 40: Banjir sma 26 mei

Pengurangan Risiko Banjir

22

3.1.2. Risiko Bencana, Konstruksi dari Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas

Banjir, 38 %

Gempa Bumi,31 %

Kebakaran, 17 %

Epidemik,4 %

Massmovwet,

2 %Letusan

Gunung Api,3 %

Kekeringan,6 %

Gambar 3.3: Persentase Orang Terkena Bencana Berdasarkan Jenis Bencana

Gambar di atas menunjukkan persentase orang terkena bencana berdasarkan jenis bencana di Indonesia antara kurun waktu 1980 – 2008. Kejadian bencana di Indonesia terus meningkat sepanjang tahun. Ini membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang rapuh dalam menghadapi ancaman bencana.

Perbedaan kemampuan dalam mengenali karakteristik bahaya membuat besaran risiko yang mengena pada situasi bencana juga akan berbeda. Semakin mampu untuk mengenali dan memahami fenomena bahaya itu dengan baik, maka manusia akan semakin dapat mensikapinya dengan lebih baik. Sikap dan tanggap yang didasarkan atas pengenalan dan pemahaman yang baik akan dapat memperkecil risiko bencana. Kehancuran dahsyat yang terjadi akibat gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara, serta D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah, juga memunculkan kebingungan bagaimana harus mensikapinya; hiruk pikuk di Alor dan Palu saat terjadi gempa menunjukkan betapa bangsa Indonesia belum mampu dengan baik menghadapi ancaman bahaya yang melingkupi.

Ancaman BencanaAncaman bencana seperti yang tertuang dalam UU RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanganan Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. Sedangkan menurut Dr. Krishna S. Pribadi ancaman bencana merupakan: 1. Suatu peristiwa besar yang jarang terjadi, dalam lingkungan alam atau

lingkungan binaan, yang mempengaruhi kehidupan, harta atau kegiatan manusia, sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan bencana.

2. Suatu fenomena alam atau buatan manusia yang dapat menimbulkan kerugian fisik dan ekonomi atau mengancam jiwa manusia dan kesejahteraannya, bila terjadi di suatu lingkungan permukiman, kegiatan budi daya atau industri.

Ancaman bencana dapat bersifat membahayakan bagi suatu lingkungan akibat kondisi lingkungan yang rentan.

Page 41: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

23

KerentananKerentanan adalah seberapa besar suatu masyarakat, bangunan, pelayanan atau suatu daerah akan mendapat kerusakan atau terganggu oleh dampak suatu bahaya tertentu, bergantung kepada kondisinya, jenis konstruksi dan kedekatannya kepada suatu daerah yang berbahaya atau rawan bencana. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerentanan tersebut adalah :1. Institusi lokal yang lemah dalam membuat kebijakan dan peraturan serta

penegakan kebijakan tersebut, terutama terkait dengan penanggulangan bencana dan upaya pengurangan risiko bencana, termasuk di dalamnya adalah lemahnya aparat penegak hukum;

2. Kurangnya penyebaran informasi mengenai kebencanaan, baik melalui penyuluhan, pelatihan serta keahlian khusus yang diperlukan dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana

3. Penduduk terkait dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat,

Kenyataan menunjukkan kerentaan cukup tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/kawasan yang berisiko bencana. Karena kurangnya pemahaman adanya bahaya sekitarnya, maka masyarkat dikatakan rentan terhadap bencana. Bangunan dibantaran sungai, bangunan tepat di lereng tempat mengairnya lahar gunung berapi, bangunan di tepi pantai, bangunan yang permanen dan tidak tahan gempa dan lain-lain merupakan contoh kerentaan suatu lingkungan

KapasitasKapasitas adalah kemampuan dari masyarakat dalam menghadapi bencana. Misalnya pengetahuan rendah, maka kapasitasnya rendah, contohnya:1. Tidak tahu kalau di dekat rumahnya terdapat ancaman tanah longsor2. Tidak tahu kalau membangun rumah di bantaran kali dapat

menyebabkan banjir3. Tidak tahu kalau mengikis tebing untuk diambil tanahnya dapat

menyebabkan longsor,4. Tidak tahu kalau menebang pohon tanpa mengganti dengan pohon baru

dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor5. Tidak memiliki keterampilan bagaimana membuat rumah tahan gempa6. Tidak memiliki keterampilan bagaimana mengevakuasi kalau terjadi

gempa7. Tidak memiliki keterampilan bagaimana menyelamatkan diri dan orang

lain ketika terjadi bencana, dan lain-lain.

3.1.3. Pengurangan Risiko BencanaPengurangan risiko bencana adalah konsep dan praktik mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap ancaman, penurunan kerentanan manusia dan properti, pengelolaan lahan dan lingkungan yang bijaksana, serta meningkatkan kesiapsiagaanan terhadap kejadian yang merugikan.

Page 42: Banjir sma 26 mei

Pengurangan Risiko Banjir

24

3.1.4. Upaya Pengurangan Risiko Bencana

Mitigasi BencanaTujuan dari mitigasi bencana gempa bumi adalah untuk mengembangkan strategi mitigasi yang dapat mengurangi hilangnya kehidupan dari alam sekitarnya serta harta benda, penderitaan manusia, kerusakan ekonomi dan biaya yang diperlukan untuk menangani korban bencana yang dihasilkan oleh bencana gempa bumi. Rencana mitigasi bencana gempa bumi dapat meningkatkan cara pandang yang luas dan terintegrasi terhadap sistem pengurangan risiko bencana yang meliputi elemen-elemen berikut :1. Identifikasi bencana dan kerentanannya serta evaluasi risiko bencana

tersebut.2. Strategi pengurangan bencana yang bersumber dari wilayah dan dimiliki

oleh pemegang kebijakan.3. Seperangkat peraturan, perundang-undangan dan regulasi yang

menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk interaksi antara berbagai organisasi dan institusi yang berbeda.

4. Mekanisme koordinasi institusi yang kuat.5. Sistem yang solid untuk mengendalikan pemenuhan dan penguatan code

dan standar untuk konstruksi bangunan yang aman.6. Perencanaan dan tataguna lahan dan pemukiman yang menggabungkan

kepedulian akan bencana dan pengurangan risiko.7. Penggunaan peralatan komunikasi untuk pengurangan risiko akibat

bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bencana, pendidikan, pelatihan dan penilaian.

8. Manajemen kesiapsiagaan dan kedaruratan berdasarkan pemahaman risiko.

9. Kerjasama dan koordinasi antar instansi, antar kota, antar organisasi.

Dalam upaya mengurangi risiko bencana maka diperlukan kesiapsiagaan yang lebih baik. Oleh karena itu siswa juga harus harus memahami pengertian dari banjir, sebab-sebab terjadinya, dampaknya, serta hal-hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum, saat dan setelah terjadinya banjir tersebut.

Dampak BanjirBanjir yang besar memiliki dampak-dampak yang tidak diinginkan antara lain dampak fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan.1. Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor

pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir.2. Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental,

menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.

Page 43: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

25

3. Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan lain-lain).

4. Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir.

5. Dampak banjir terhadap masyarakat tidak hanya berupa kerugian harta benda dan bangunan. Selain itu, banjir juga mempengaruhi perekonomian masyarakat dan pembangunan masyarakat secara keseluruhan, terutama kesehatan dan pendidikan (Arduino dkk, 2007).

Menurut Bakornas PB (2007), dampak bencana banjir akan terjadi pada beberapa aspek (sebagian besar di wilayah Indonesia bagian barat) dengan tingkat kerusakan berat pada aspek-aspek berikut: 1. Aspek penduduk, antara lain berupa korban jiwa/meninggal, hanyut,

tenggelam, luka-luka, korban hilang, pengungsian, berjangkitnya wabah dan penduduk terisolasi.

2. Aspek pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atau hilangnya dokumen, arsip, peralatan dan perlengkapan kantor dan terganggunya jalannya pemerintahan.

3. Aspek ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak berfungsinya pasar tradisional, kerusakan dan hilangnya harta benda, ternak dan terganggunya perekonomian masyarakat.

4. Aspek sarana-prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah penduduk, jembatan, jalan, bangunan gedung perkantoran, fasilitas sosial dan fasilitas umum, instalasi listrik, air minum dan jaringan komunikasi.

5. Aspek lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem, objek wisata, persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih dan kerusakan tanggul/jaringan irigasi.

Yang terpenting dalam keadaan banjir adalah bahaya timbulnya penyakit akibat banjir yang mengancam masyarakat dari semua golongan. Hal ini dikarenakan banyaknya sampah yang terhanyut terbawa air banjir, air got yang bersatu dengan air banjir yang menimbulkan bau yang tidak sedap ataupun septik tank yang luber dan isinya terbawa air kemana-mana, Akibatnya lingkungan kita menjadi sangat kotor, sehingga mempermudah timbulnya penyakit pasca banjir: diare, DBD, leptospirosis, ISPA, cacingan dan berbagai penyakit penyerta lain. Bahkan tidak jarang juga menimbulkan kasus penyakit yang luar biasa. Banjir juga menimbulkan dampak menurunnya kondisi tubuh & daya tahan terhadap stress (Wijaya. 2008).

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh bahwa Soegijanto S (2008) tentang penyakit pasca bencana yang sering ditemukan:1. Polusi udara berdampak sakit batuk sesak.2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi menyebabkan diare akut.3. Tikus-tikus baik yang mati atau hidup akibat bencana banjir berpotensi

menularkan kuman pes dan leptospira.

Page 44: Banjir sma 26 mei

Pengurangan Risiko Banjir

26

4. Air kemih tikus perlu dicermati penyakit leptospira.5. Peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti maupun Albocpitus yang

menularkan virus dengue maupun Chikungunya.6. Dampak trauma kepala dan patah tulang, dibutuhkan kerjasama dengan

dokter ahli bedah umum maupun bedah tulang.

Di sisi lain, banjir dapat menguntungkan karena: 1. Banjir bisa menggelontor bahan-bahan pencemar air yang mengendap

menyumbat saluran air. 2. Banjir bisa menjaga kelembaban tanah dan mengembalikan kelembaban

tanah tandus / kering.3. Banjir bisa menambah cadangan air tanah. 4. Pengendapan lumpur banjir dapat meningkat kesuburan tanah.5. Banjir dapat menjaga lingkungan hayati (ekosistem) sungai dengan cara

menyediakan tempat bersarang, berbiak dan makan bagi ikan, burung dan binatang-binatang liar.

6. Banjir menyebabkan banyaknya kerugian. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko akibat terjadinya banjir. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

7. Pemberian informasi mengenai perkiraan tingkat kenaikan permukaan air sungai. Informasi ini dapat digunakan sebagai dasar peringatan akan adanya bahaya banjir dan sebagai rencana untuk melakukan pengungsian serta untuk pengaturan tata ruang daerah misalnya corak pembangunan apa dan kegiatan pertanian apa yang boleh berlangsung.

8. Melakukan antisipasi akan ancaman bencana banjir yaitu dnegan memperhatikan hal-hal berikut : (1) Analisis kekerapan banjir, artinya seberapa sering wilayah tersebut kebanjiran, (2) Pemetaan tinggi rendah permukaan tanah (topografi), (3) Pemetaan bentangan daerah seputar sungai (kontur sekitar sungai) lengkap dengan perkiraan kemampuan sungai itu untuk menampung lebihan air, (4) Catatan pemantauan lelehan salju / es dan kelongsoran tebing / daerah hulu, (5) Kemampuan tanah untuk menyerap air, (6) Catatan pasang surut gelombang laut (untuk kawasan pantai / pesisir). Kekerapan badai, (7) Geografi pesisir / pantai, (8) Ciri-ciri banjir, dan (9) Mengetahui Jalur banjir agar kita siap jika terjadi acamanan banjir.

9. Melakukan Kerja bakti membersihkan saluran air.10. Membuang sampah pada tempatnya.11. Mengadakan reboisasi/penghijauan atau penanaman tanaman (hutan

resapan) di kawasan hulu DAS dan penanaman tanaman keras di sepanjang bantaran sungai. Jika hal itu dilakukan akan diperoleh beberapa hal. Pertama, berkurangnya laju aliran permukaan. Kedua, perbesaran laju infiltrasi air. Ketiga, peminimalan erosi. Keempat, penambahan kadar oksigen dalam udara, dan kelima, penambahan hasil buah dan kayu.

12. Pembuatan tampungan air (situ/embung) atau sumur resapan. Pada musim hujan, prasarana itu sebagai tempat penampungan air dan pada musim kemarau berfungsi sebagai sumber air cadangan irigasi.

Page 45: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

27

13. Melaksanakan program normalisasi sungai dengan pembuatan turap tebing sungai (beronjong) dalam rangka mencegah longsor dan memperbesar daya tampung air, di samping pengerukan sediment dari dasar sungai.

14. Mengembangkan kembali bangunan rumah panggung untuk daerah-daerah yang memang berkecenderungan menperoleh bencana banjir,

15. Memberikan peringatan dini banjir yang dapat dilakukan beberapa hari sampai satu hari sebelum terjadi dengan menginformasikan pada instansi terkait. Dalam hal ini dapat digunakan radar hujan yang bisa memprediksi curah hujan sesaat, sebagai bagian dalam sistem peringatan dini banjir. Alat ini dapat memprediksi intensitas dan lamanya hujan yang akan terjadi hingga H minus 4.

16. Melakukan perlindungan, pemeliharaan dan perbaikan sarana-sarana yang berada pada jalur dan kawasan yang dikhawatirkan rentan banjir

17. membuat bangunan di daerah yang aman seperti di dataran yang tinggi18. Memberi pengertian akan ancaman banjir - termasuk banjir yang pernah

terjadi dan mengetahui letak daerah apakah cukup tinggi untuk terhindar dari banjir.

19. Melakukan latihan pengungsian. Mengetahui jalur evakuasi, jalan yang tergenang air dan yang masih bisa dilewati. Setiap orang harus mengetahui tempat evakuasi, kemana harus pergi apabila terjadi banjir.

20. Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah - agar tidak dilalui orang pada saat banjir. Adakan perbaikan apabila diperlukan.

21. Memasang tanda ketinggian air - pada saluran air, kanal, kali atau sungai yang dapat dijadikan petunjuk pada ketinggian berapa akan terjadi banjir atau petunjuk kedalaman genangan air.

22. Simpan surat-surat penting di dalam tempat yang tinggi, kedap air dan aman.

23. Naikkan panel-panel dan alat-alat listrik ke tempat yang lebih tinggi, sekurang-kurangnya 30 cm di atas garis ketinggian banjir maksimum

24. Pada saat banjir, tutup kran saluran air utama yang mengalir ke dalam rumah, dan matikan listrik dari meterannya.

25. Pindahkan barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi.26. Memperhatikan kebersihan air yang digunakan masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

Penanggulangan BencanaDalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, pasal 33-38, dinyatakan, bahwa: Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi:1. prabencana;2. saat tanggap darurat; dan3. pasca bencana.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana meliputi:

Page 46: Banjir sma 26 mei

Pengurangan Risiko Banjir

28

1. dalam situasi tidak terjadi bencana; dan2. dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi tidak terjadi bencana sebagaimana dimaksud meliputi:1. perencanaan penanggulangan bencana;2. pengurangan risiko bencana;3. pencegahan;4. pemaduan dalam perencanaan pembangunan;5. persyaratan analisis risiko bencana;6. pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;7. pendidikan dan pelatihan; dan8. persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.

Perencanaan penanggulangan bencana meliputi:1. pengenalan dan pengkajian ancaman bencana;2. pemahaman tentang kerentanan masyarakat;3. analisis kemungkinan dampak bencana;4. pilihan tindakan pengurangan risiko bencana;5. penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana;

dan6. alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang tersedia.

Pengurangan risiko bencana , dilakukan untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul, terutama dilakukan dalam situasi sedang tidak terjadi bencana. Kegiatan meliputi:1. pengenalan dan pemantauan risiko bencana;2. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;3. pengembangan budaya sadar bencana;4. peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana; dan5. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan

bencana.

Pencegahan meliputi:1. identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau

ancaman bencana;2. kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang

secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana;

3. pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau bahaya bencana;

4. penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup; dan5. penguatan ketahanan sosial masyarakat.

Berdasarkan informasi dari Undang-undang tersebut, banyak hal yang dapat diidentifikasi, dijadikan bahan pengayaan bagi guru, yang tidak diajarkan ke

Page 47: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

29

siswa. Selain kompetensi yang harus dikuasai siswa tentu harus dikuasai guru, sebaiknya kepala sekolah dan guru menambah kompetensi lainnya seperti:1. Menyusun Program untuk meningkatkan keamanan sekolah terhadap

Bencana.2. Menyusun rencana aksi sekolah, seperti.3. perencanaan penanggulangan bencana;4. pengurangan risiko bencana;5. pencegahan;6. pemaduan dalam perencanaan pembangunan;7. persyaratan analisis risiko bencana;8. pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang;9. Perencanaan penanggulangan bencana meliputi: pengenalan dan pengkajian ancaman bencana; pemahaman tentang kerentanan masyarakat; analisis kemungkinan dampak bencana; pilihan tindakan pengurangan risiko bencana; penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak

bencana; dan alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang tersedia.

10. Pengurangan risiko bencana , dilakukan untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul, terutama dilakukan dalam situasi sedang tidak terjadi bencana. Kegiatan meliputi: pengenalan dan pemantauan risiko bencana; perencanaan partisipatif penanggulangan bencana; pengembangan budaya sadar bencana; peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana;

dan penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan

bencana.11. Pencegahan meliputi: identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya

atau ancaman bencana; kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam

yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana;

pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau bahaya bencana;

penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup; dan penguatan ketahanan sosial masyarakat.

Page 48: Banjir sma 26 mei

Pengurangan Risiko Banjir

30

3.2. Kesiapsiagaan Banjir

Kesiapsiagaan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Sebagai contoh: membangun sistem peringatan dini, penyiapan jalur evakuasi bila terjadi bencana, latihan simulasi bencana.

Kesiapsiagaan diri, keluarga dan sekolah akan sangat membantu dalam mengurangi dampak bencana, baik kerugian harta maupun korban jiwa, kesiapsiagaan dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memahami potensi ancaman yang ada di daerah masing-masing.

2. Memahami penyebab atau tanda-tanda akan terjadinya bencana.

3. Memahami apa yang harus dipersiapkan dan yang harus dilakukan baik sebelum, pada saat dan sesudah bencana.

4. Di sekolah, guru dapat memberikan latihan kesiapsiagaan bencana banjir kepada siswa.

3.2.1. Tindakan sebelum terjadi banjir1. Sebelum terjadi bencana kita harus sudah bisa memilih dan menentukan

beberapa lokasi yang bisa kita jadikan sebagai tempat penampungan jika terjadi bencana.

2. Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi bencana banjir.

3. Mendiskusikan dengan semua anggota keluarga tempat di mana anggota keluarga akan berkumpul usai bencana terjadi.

4. Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan seperti: Makanan kering seperti biscuit, air minum, kotak kecil berisi obat-obatan penting, lampu senter dan baterai cadangan, Lilin dan korek api, kain sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan, surat berharga, fotokopi tanda pengenal yang dimasukkan kantong plastik, serta nomor-nomor telepon penting.

5. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir: Buat sumur resapan bila memungkinkan. Tanam lebih banyak pohon besar. Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi

banjir. Membangun sistem peringatan dini banjir. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah. Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan

bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan. Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.

Page 49: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

31

Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air.

3.2.2. Tindakan Saat Terjadi Banjir

1. Jangan panik.2. Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan

bencana banjir diminta memantau perkembangan cuaca, bila hujan terus terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada dan berhati- hati untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban.

4. Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir. segera selamatkan diri dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang tinggi.

5. Apabila kamu terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa mengapung sebisanya.

6. Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir.7. Hati-hati dengan listrik. Matikan peralatan listrik/sumber listrik.8. Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga

tidak rusak atau hilang terbawa banjir.9. Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar

untuk tindakan selanjutnya.10. Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.11. Terlibat dalam pendistribusian bantuan.12. Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.13. Menggunakan air bersih dengan efisien.

3.2.3. Tindakan Sesudah Terjadinya BanjirBeberapa tindakan yang dapat dilakukan sesudah terjadi bencana antara lain:1. Pemberian bantuan misalnya tempat perlindungan darurat bagi meraka

yang kehilangan tempat tinggalnya.2. Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.3. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.4. Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah

(SPAL).5. Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan

pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan.

6. Menjaga agar sistem pembuangan limbah dan air kotor agar tetap bekerja pada saat terjadi banjir.

Page 50: Banjir sma 26 mei

Pengurangan Risiko Banjir

32

7. Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.8. Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali dinyatakan aman

misal bangunan yang rusak atau pohon yang miring.9. Memeriksa dan menolong diri sendiri kemudian menolong orang di dekat

kamu yang memerlukan bantuan.10. Mencari anggota keluarga.11. Jika keadaan sudah aman, masuk rumah dengan hati-hati, jangan

menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman.12. Membersihkan lumpur13. Periksa persediaan makanan dan air minum. Jangan minum air dari sumur

terbuka karena sudah terkontaminasi. Makanan yang telah terkena air banjir harus dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.

Page 51: Banjir sma 26 mei

4.1. Identifikasi Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Banjir

Muatan Pendidikan PRB untuk siswa SMA disusun dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kepentingan dan kemampuan peserta didik dan lingkungannyaMuatan pendidikan PRB dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki peluang atau kesempatan untuk selamat dan membantu orang lain agar selamat ketika banjir terjadi. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut perlu peningkatan kompetensi/kapasitas peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan, termasuk kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dalam lingkungan tersebut. Kegiatan pembelajaran PRB berpusat pada peserta didik.

2. Keragaman risiko bahaya dan karakteristik daerah dan lingkunganSetiap daerah memiliki risiko, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan PRB sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus mengakomodir keragaman tersebut yang relevan dengan kebutuhan pendidikan PRB.

3. Kondisi sosial budaya masyarakat setempatPengembangan muatan pendidikan PRB dilakukan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat diperlukan, termasuk kearifan lokal yang ada.

4. Peningkatan kesadaran akan adanya risiko bencana akibat bajirMuatan pendidikan PRB dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan kesadaran siswa akan adanya risiko bahaya banjir. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman terjadinya banjir, zona rawan banjir, hal-hal yang terjadi ketika dan setelah banjir.

5. Peningkatan kompetensi/kapasitas diri agar dapat mengurangi bahaya bencana yang diakibatkan banjir

Pendidikan PRB dilakukan secara sistematik dan terpadu dengan pendidikan

BAB IVMATERI PEMBELAJARAN PENGURANGAN RISIKO BANJIR

Page 52: Banjir sma 26 mei

Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Banjir

34

mata pelajaran lain, untuk meningkatkan kompetensi siswa secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal, agar selamat ketika banjir terjadi. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

6. Menyeluruh dan berkesinambunganSubstansi muatan pendidikan PRB mencakup keseluruhan dimensi kompetensi yang diperlukan, dimensi kognitif, psikomotor dan afektif.

7. Belajar sepanjang hayat Pengembangan muatan pendidikan PRB diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Adapun materi pembelajaran pengurangan risiko banjir untuk setiap jenjang kelas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Banjir

NO. MATERI PEMBELAJARAN

KELAS

Prog IPA Prog IPS Prog Bhs

I II III II IIIII III

Banjira. Pengertian Banjir,b. Jenis Banjirc. Penyebab banjird. Banjir bandang

V

V

V V V

V V V

V V V

Pemanasan Global- Iklim mulai tidak stabil- Peningkatan permukaan laut- Suhu global cenderung meningkat- Gangguan Ekologis- Dampak sosial dan politik- Gas Rumah Kaca- Dampak pemanasan global bagi Indonesia- Permahaman siklus air dan pemanasan global

1.

2.

Pemahaman tentang memanen hujan untuk tanggulangi kekeringan dan banjir- Metode memanen hujan dengan mempertahankan hutan- Metode memanen hujan dengan revitalisasi danau,

telaga dan situ- Metode memanen hujan dengan kolam-kolam dan

sumur resapan- Metode memanen hujan dengan modi�kasi landsekap- Metode memanen hujan dengan kolam-kolam

tando air rumah tangga

3.

4.

5.

Dampak banjir- Dampak �sik- Dampak sosial- Dampak ekonomi- Dampak Lingkungan

Upaya pengurangan risiko

6. Tindakan-tindakan sebelum, saat dan sesudah bencana V V VV V V V

Adapun materi pembelajaran pengurangan resikorisiko banjir untuk setiap jenjang kelas adalah sebagai berikut:

Page 53: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

35

NO. MATERI PEMBELAJARAN

KELAS

Prog IPA Prog IPS Prog Bhs

I II III II IIIII III

Banjira. Pengertian Banjir,b. Jenis Banjirc. Penyebab banjird. Banjir bandang

V

V

V V V

V V V

V V V

Pemanasan Global- Iklim mulai tidak stabil- Peningkatan permukaan laut- Suhu global cenderung meningkat- Gangguan Ekologis- Dampak sosial dan politik- Gas Rumah Kaca- Dampak pemanasan global bagi Indonesia- Permahaman siklus air dan pemanasan global

1.

2.

Pemahaman tentang memanen hujan untuk tanggulangi kekeringan dan banjir- Metode memanen hujan dengan mempertahankan hutan- Metode memanen hujan dengan revitalisasi danau,

telaga dan situ- Metode memanen hujan dengan kolam-kolam dan

sumur resapan- Metode memanen hujan dengan modi�kasi landsekap- Metode memanen hujan dengan kolam-kolam

tando air rumah tangga

3.

4.

5.

Dampak banjir- Dampak �sik- Dampak sosial- Dampak ekonomi- Dampak Lingkungan

Upaya pengurangan risiko

6. Tindakan-tindakan sebelum, saat dan sesudah bencana V V VV V V V

Adapun materi pembelajaran pengurangan resikorisiko banjir untuk setiap jenjang kelas adalah sebagai berikut:

NO. MATERI PEMBELAJARAN

KELAS

Prog IPA Prog IPS Prog Bhs

I II III II IIIII III

Banjira. Pengertian Banjir,b. Jenis Banjirc. Penyebab banjird. Banjir bandang

V

V

V V V

V V V

V V V

Pemanasan Global- Iklim mulai tidak stabil- Peningkatan permukaan laut- Suhu global cenderung meningkat- Gangguan Ekologis- Dampak sosial dan politik- Gas Rumah Kaca- Dampak pemanasan global bagi Indonesia- Permahaman siklus air dan pemanasan global

1.

2.

Pemahaman tentang memanen hujan untuk tanggulangi kekeringan dan banjir- Metode memanen hujan dengan mempertahankan hutan- Metode memanen hujan dengan revitalisasi danau,

telaga dan situ- Metode memanen hujan dengan kolam-kolam dan

sumur resapan- Metode memanen hujan dengan modi�kasi landsekap- Metode memanen hujan dengan kolam-kolam

tando air rumah tangga

3.

4.

5.

Dampak banjir- Dampak �sik- Dampak sosial- Dampak ekonomi- Dampak Lingkungan

Upaya pengurangan risiko

6. Tindakan-tindakan sebelum, saat dan sesudah bencana V V VV V V V

Adapun materi pembelajaran pengurangan resikorisiko banjir untuk setiap jenjang kelas adalah sebagai berikut:

4.2. Pemetaan Indikator SiswaKompetensi tersebut dapat dielaborasi ke dalam indikator-indikator sebagai berikut :

Page 54: Banjir sma 26 mei

1. M

enje

lask

an d

an m

elak

ukan

tind

akan

pr

aktis

unt

uk m

engh

inda

ri da

nm

enye

lem

atka

n di

ri da

ri be

ncan

a

1.1

Men

jela

skan

pen

yeba

b be

ncan

a da

n ca

ra p

ence

gaha

nnya

Mem

prak

tekk

an ti

ndak

an

penc

egah

an, m

engh

inda

ri da

n m

enye

lam

atka

n di

ri da

ri be

ncan

ape

ngur

anga

n ris

iko

benc

ana

2. B

eker

ja s

ama

deng

an te

man

, sek

olah

, or

gani

sasi

set

empa

t ata

upun

den

gan

mas

yara

kat d

an p

emer

inta

h da

lam

upa

ya

mem

bant

u pe

ngur

anga

n ris

iko

benc

ana

2.1

Mem

prak

tekk

an ti

ndak

an

pem

elih

araa

n lin

gkun

gan

di d

aera

h re

ntan

ben

cana

2.2

Mem

prak

tekk

an ti

ndak

an

peng

uran

gan

risik

o be

ncan

a be

kerja

sa

ma

deng

an te

man

, sek

olah

, or

gani

sasi

set

empa

t ata

upun

den

gan

mas

yara

kat d

an p

emer

inta

h

pern

ah te

rjadi

da

n m

enge

tahu

i let

ak d

aera

h ap

akah

cuk

up ti

nggi

unt

uk

terh

inda

r dar

i ben

cana

tinda

kan

prak

tis u

ntuk

men

ghin

dari

dan

men

yela

mat

kan

diri

dari

benc

ana

1.1

Mel

akuk

an ti

ndak

an p

rakt

is u

ntuk

m

engh

inda

ri da

n m

enye

lam

atka

n di

ri da

ri be

ncan

aob

atan

pen

ting,

lam

pu s

ente

r dan

bat

erai

cad

anga

n, L

ilin

dan

kore

k ap

i, ka

in s

arun

g, s

atu

pasa

ng p

akai

an d

an m

asuk

kan

jas

huja

n, s

urat

ber

harg

a,

tele

pon

pent

ing

1. M

elak

ukan

tang

gap

daru

rat

reko

ntru

ksi s

eder

hana

Peny

elam

atan

diri

dar

i ben

cana

benc

ana,

mis

alny

a ke

nton

gan,

sire

ne, H

P.

deng

an b

erla

ri se

cepa

t mun

gkin

men

uju

tem

pat y

ang

tingg

i

SKKD

IND

IKAT

OR

PERI

LAKU

SIS

WA

KELA

S

Tabe

l 4.2

Indi

kato

r Pril

aku

Sisw

a un

tuk

Pem

bela

jara

n Pe

ngur

anga

n Ri

siko

Ban

jir

Page 55: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

37

4.3. Pendekatan Kegiatan Belajar Mengajar Dalam rangka persiapan pengintegrasian pendidikan pengurangan risiko bencana banjir, perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:1. Berpusat pada kondisi daerah potensi bencana dan jenis bencana yang

terjadi serta kebutuhan pengetahuan, pemahaman, dan penerapan penanggulangan bencana.

2. Pendidikan PRB mengikuti prinsip beragam yaitu dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah potensi bencana serta integrasi dengan matapelajaran IPA, IPS, Penjaskes, Agama, Muatan Lokal dan Pengembangan Diri. Dimungkinkan pula untuk dikembangkan dalam materi pengembangan diri atau dapat bentuk kegiatan temporer, bahkan dalam bentuk lainnya.

3. Tanggap terhadap perkembangan dengan memperhatikan perkembangan kondisi wilayah setempat, kemajuan iptek, dan pengembangan potensi daerah setempat.

4. Relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat agar dapat diterapkan dalam situasi yang membutuhkan.

5. Pendidikan PRB disusun untuk dipergunakan dan dikembangkan dengan berkesinambungan sehingga memuat pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif dan melekat dalam kehidupan siswa.

Tahap pelaksanaan

Pendekatan pengintegrasian pengurangan risiko bencana dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar sebagai berikut:1. Berorientasi pada perkembangan anak

Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.

2. Berorientasi pada kebutuhan anakKegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak dan dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.

3. Menggunakan pendekatan aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkanProses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis,

Page 56: Banjir sma 26 mei

Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Banjir

38

mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak.

4. Menggunakan berbagai media dan sumber belajarSetiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.

5. Mengembangkan Kecakapan HidupProses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.

Pendekatan pembelajaran di atas sangat bermanfaat bagi peserta didik, karena: 1. Belajar lebih efektif/mendalam 2. Anak lebih kritis dan kreatif 3. Suasana dan pengalaman belajar bervariasi 4. Meningkatkan kematangan emosional/sosial 5. Produktivitas siswa tinggi 6. Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses menolong

korban bencana banjir

Page 57: Banjir sma 26 mei

5.1. Pengintegrasian Materi Pengurangan Risiko Banjir dalam Mata Pelajaran

Tahapan dalam pengintegrasian materi PRB terhadap mata pelajaran di tingkat SMA/SMK/MA/MAK sebagai berikut :

1. Identifikasi materi pembelajaran tentang PRBKonsep mengenai pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran pokok dalam kurikulum, diantaranya: IPA Terpadu, IPS Terpadu, Bahasa Indonesia, Muatan Lokal, dan Penjas Orkes.

2. Analisis KD yang memungkinkan dapat diintegrasikan dengan PRBKompetensi-kompetensi dasar yang terdapat pada KTSP dapat diintegrasikan dengan materi PRB dalam bentuk model KTSP daerah bencana. Model ini disusun sesuai dengan kondisi, kebutuhan, potensi, dan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik di daerah bencana yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi satuan pendidikan di daerah lain yang punya karakteristik yang sama.Setelah kurikulum, bahan ajar sebagai acuan yang lebih operasional dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, merupakan komponen yang sangat berperan dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai bencana dan kesiapsiagaan bencana terhadap warga negara, khususnya peserta didik. Melalui bahan ajar yang disusun pada pembelajaran tematik dan di setiap mata pelajaran dapat diintegrasikan mengenai jenis-jenis bencana beserta penyebabnya, usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam menghindari terjadinya beberapa bencana, apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana, dampak yang ditimbulkan oleh bencana dan usaha-usaha yang dalam mengurangi dampak tersebut, apa yang dilakukan setelah bencana itu terjadi, dan lain-lain.

3. Menyusun Silabus yang Terintegrasi PRBSilabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar yang diintegrasikan dengan nilai-nilai pengurangan risiko bencana (PRB).

BAB V

PENGINTEGRASIAN MATERI POKOK PENGURANGAN RISIKO BANJIR KE DALAM

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MENENGAH (SMA/SMK/MA/MAK)

Page 58: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

40

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.Silabus integrasi PRB dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah dan jenis ancaman bencana yang rentan di wilayahnya. Langkah-langkah penyusunan silabus yang mengintegrasikan PRB diantaranya adalah sebagai berikut. Mengkaji dan menentukan standar kompetensi (SK) yang dapat

diintegrasikan dengan PRB. Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan SK

yang diintegrasikan. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi (dengan mengacu pada

SK dan KD). Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang sesuai dengan PRB

gempa bumi. Mengembangkan kegiatan pembelajaran berintegrasi PBR gempa bumi,

seperti penyampaian informasi bahaya gempa, simulasi penyelamatan diri, pertolongan pertama, dan lainnya.

Menentukan jenis penilaian. Menentukan alokasi waktu. Menentukan sumber belajar yang berhubungan dengan PRB gempa

bumi.

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Rencana pembelajaran merupakan langkah awal dari suatu manejemen pembelajaran yang berisi kebijakan strategik tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam rencana pembelajaran selalu terdapat komponen yang saling berkaitan yaitu tujuan, bahan ajar, metode/teknik, media, alat evaluasi, dan penjadwalan setiap langkah kegiatan. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan diintegrasikan dengan nilai-nilai usaha pengurangan risiko bencana (PRB).

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuai kan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. RPP yang terintegrasi PRB gempa disusun sesuai dengan KD yang relevan dengan materi ajar PRB gempa bumi.

Untuk lebih jelasnya, tahapan pengintegrasian dijelaskan sebagai berikut.

5.1.1. Identifikasi Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko BanjirMateri pembelajaran adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan.

Page 59: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

41

Materi pembelajaran dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:1. Prinsip relevansi: materi pembelajaran hendaknya relevan dengan

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jika kemampaun yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain.

2. Prinsip konsistensi: jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.

3. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.

Materi pembelajaran ditentukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:1. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar Ranah kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Ranah psikomotorik jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak

awal, semi rutin, dan rutin. Ranah afektif (sikap) jika kompetensi yang ditetapkan meliputi

pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi. 2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran

Materi pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana dapat mencakup tiga ranah sekaligus yaitu: ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Kita akan mencoba mengidentifikasi materi pembelajaran tentang PRB dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

Potensi peserta didik;Relevansi dengan karakteristik daerah; daerah dengan karakteristik

rawan bencana dapat menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan daerah dengan tetap memperhatikan tuntutan kompetensi dasar). Pada saat mengidentifikasi materi pembelajaran ini sudah harus ditetapkan dan dirumuskan materi pembelajaran yang sesuai dengan jenis bencana yang ada di daerah tersebut.

Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

Kebermanfaatan bagi peserta didikStruktur keilmuan;Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;

materi pembelajaran yang relevan dan dibutuhkan serta sesuai dengan tuntutan lingkungan di daerah rawan bencana dapat dimasukkan ke dalam silabus yang disusun.

Page 60: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

42

Contoh: - Tanda-tanda bencana akan terjadi - Tindakan penyelamatan disaat bencana terjadi - Tindakan yang harus dilakukan sesaat setelah bencana terjadiAlokasi waktu.

Tabel berikut ini adalah identifikasi materi pelajaran tentang PRB yang dikelompokkan ke dalam tiga tahapan bencana yaitu: sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.

Tabel 5.1: Identifikasi Materi Pembelajaran tentang pengurangan risiko banjir

Materi PembelajaranTahapan Peristiwa BencanaNo.

- Pengertian atmosfer- Curah hujan- Proses siklus air - Pelapukan- Erosi- Sedimentasi atau Pengendapan- Pengertian sumber daya alam- dan pemanfaatnya secara arif. - Kelangkaan sumber daya alam (tanah, laut, sungai, danau, rawa, situ, hutan) - Jenis sumber daya alam dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan. - Alat evakuasi sederhana tali temali, rakit, konstruksi plafon

Sebelum terjadi Bencana1

- Kerjasama dalam menghadapi tantangan alam yang berat dan ganas, misalnya banjir bandang- Menggunakan alat teknologi untuk komunikasi sebagai tanda siaga bencana. Misalnya kentongan, sirene, HP. (Sejarah Klas XII/sem 2)

Saat Terjadi Bencana2

- Pemanfaatan dan pelestarian lingkungan- Teknologi keseimbangan lingkungan.- Mengatasi pencemaran lingkungan- Membuat sumur resapan dan mengurangi penggunaan alat teknologi sumur injeksi- Faktor tata wilayah dan pembangunan sarana- prasarana seperti : hotel yang dibangun di tebing sungai perumahan tanpa ada jalur hijau , mall, jalan tol, tanggul.- Memanen air hujan

Sesudah terjadi bencana3

Page 61: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

43

Materi PembelajaranTahapan Peristiwa BencanaNo.

- Pengertian atmosfer- Curah hujan- Proses siklus air - Pelapukan- Erosi- Sedimentasi atau Pengendapan- Pengertian sumber daya alam- dan pemanfaatnya secara arif. - Kelangkaan sumber daya alam (tanah, laut, sungai, danau, rawa, situ, hutan) - Jenis sumber daya alam dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan. - Alat evakuasi sederhana tali temali, rakit, konstruksi plafon

Sebelum terjadi Bencana1

- Kerjasama dalam menghadapi tantangan alam yang berat dan ganas, misalnya banjir bandang- Menggunakan alat teknologi untuk komunikasi sebagai tanda siaga bencana. Misalnya kentongan, sirene, HP. (Sejarah Klas XII/sem 2)

Saat Terjadi Bencana2

- Pemanfaatan dan pelestarian lingkungan- Teknologi keseimbangan lingkungan.- Mengatasi pencemaran lingkungan- Membuat sumur resapan dan mengurangi penggunaan alat teknologi sumur injeksi- Faktor tata wilayah dan pembangunan sarana- prasarana seperti : hotel yang dibangun di tebing sungai perumahan tanpa ada jalur hijau , mall, jalan tol, tanggul.- Memanen air hujan

Sesudah terjadi bencana3

Materi PembelajaranTahapan Peristiwa BencanaNo.

- Pengertian atmosfer- Curah hujan- Proses siklus air - Pelapukan- Erosi- Sedimentasi atau Pengendapan- Pengertian sumber daya alam- dan pemanfaatnya secara arif. - Kelangkaan sumber daya alam (tanah, laut, sungai, danau, rawa, situ, hutan) - Jenis sumber daya alam dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan. - Alat evakuasi sederhana tali temali, rakit, konstruksi plafon

Sebelum terjadi Bencana1

- Kerjasama dalam menghadapi tantangan alam yang berat dan ganas, misalnya banjir bandang- Menggunakan alat teknologi untuk komunikasi sebagai tanda siaga bencana. Misalnya kentongan, sirene, HP. (Sejarah Klas XII/sem 2)

Saat Terjadi Bencana2

- Pemanfaatan dan pelestarian lingkungan- Teknologi keseimbangan lingkungan.- Mengatasi pencemaran lingkungan- Membuat sumur resapan dan mengurangi penggunaan alat teknologi sumur injeksi- Faktor tata wilayah dan pembangunan sarana- prasarana seperti : hotel yang dibangun di tebing sungai perumahan tanpa ada jalur hijau , mall, jalan tol, tanggul.- Memanen air hujan

Sesudah terjadi bencana3

5.1.2. Analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Terintegrasi

Di bawah ini terdapat contoh format analisis KD dari beberapa mata pelajaran yang dapat diintegrasikan dalam pendidikan pengurangan risiko bencana banjir

Page 62: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

X/1

Sebe

lum

Benc

ana

Atm

osfe

r- C

iri-c

iri la

pisa

n at

mos

fer

- Uns

ur-u

nsur

cua

cape

man

faat

aann

ya

mat

ahar

i

unsu

r-un

sur

Benc

ana

Sete

lah

Benc

ana

- Sos

ial

nya

Tabe

l 5.2

Ana

lisis

Sta

ndar

Kom

pete

nsi d

an K

ompe

tens

i Das

ar u

ntuk

Mat

a Pe

laja

ran

Terin

tegr

asi P

engu

rang

an R

isik

o Ba

njir

Page 63: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

Sebe

lum

Benc

ana

Geo

gra�

3. M

enga

nalis

is

unsu

r-un

sur

geos

fer

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Hid

rosf

er- S

iklu

s hi

drol

ogi

- Per

aira

n da

rat

- Air

tana

h- S

unga

i dan

Dae

rah

Alir

an

Sung

ai (D

AS)

- Dan

au- R

awa

banj

ir

(DA

S)

3.3

Men

gana

lisis

hi

dros

fer d

an

di b

umi

- Sun

gai d

an D

aera

h A

liran

Su

ngai

(DA

S)

- Sun

gai d

an D

aera

h A

liran

Su

ngai

(DA

S)

diin

gink

an

ke ta

nah

A. 1

. M

ATA

PEL

AJA

RAN

PO

KOK

Taha

p 1.

Iden

ti�k

asi M

ata

Pem

bela

jara

n ap

a sa

ja y

ang

dapa

t ter

inte

gras

i den

gan

PRB.

Page 64: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X/1

Sebe

lum

Benc

ana

Berb

agai

sum

ber e

kono

mi

yang

lang

ka d

an k

ebut

uhan

m

anus

ia y

ang

tidak

terb

atas

.

anla

ngka

dan

keb

utuh

an m

anus

ia y

ang

tidak

terb

atas

seki

tarn

ya

Ekon

omi

sala

han

ekon

omi

dala

m k

aita

nnya

de

ngan

keb

utuh

an

man

usia

, kel

angk

aan

dan

sist

em e

kono

mi

sum

ber e

kono

mi

yang

lang

ka d

an

kebu

tuha

n m

anus

ia y

ang

tidak

terb

atas

Saat

Terja

di

Benc

ana

mem

iliki

nila

i eko

nom

i

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

daya

eko

nom

i ke

butu

han

hila

ng a

kiba

t ben

cana

ban

jir

Page 65: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X/1

Sebe

lum

Benc

ana

Siar

an (l

angs

ung)

dar

i rad

io/

tele

visi

, te

ks y

ang

diba

ca-

kan,

ata

u re

kam

an b

erita

/no

nber

ita te

ntan

g be

ncan

a ba

njir.

kalim

at d

enga

n ur

utan

yan

g ru

ntut

dan

mud

ah

ditu

lis s

ecar

a ru

ntut

dan

jela

s

Baha

sa In

done

sia

atau

cer

ita y

ang

lang

sung

/tid

ak

lang

sung

siar

an a

tau

info

r-m

asi d

ari

med

ia

elek

tron

ik

(ber

ita d

an

nonb

erita

)

Saat

Terja

di

Benc

ana

info

rmas

i yan

g di

deng

ar (m

enye

tuju

i, m

enol

ak,

tidak

diin

gink

an b

agi w

arga

yan

g be

rada

di d

aera

h ra

wan

ban

jir

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

susu

lan

diny

atak

an a

man

mis

al b

angu

nan

yang

rusa

k at

au

Page 66: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X/1

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Benc

ana

Benc

ana

Page 67: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X/2

--

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Baha

sa In

done

sia

12. M

engu

ngka

pkan

pi

kira

n, p

enda

pat,

dan

info

rmas

i da

lam

pen

ulis

an

kara

ngan

ber

pola

12.2

Men

ulis

esa

i be

rdas

arka

n to

pik

tert

entu

de

ngan

pol

a pe

ngem

bang

-an

pem

buka

, isi

, da

n pe

nutu

p

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Essa

y te

ntan

g m

isal

:- B

enca

na b

anjir

- Pem

anas

an g

loba

l, ds

b po

la p

enge

mba

ngan

pem

buka

, isi

, dan

pen

utup

pola

pen

gem

bang

an p

embu

ka, i

si, d

an p

enut

up

Page 68: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X/1

- --

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Penj

as O

rkes

6. M

empr

aktik

kan

per-

enca

naan

pen

jela

-ja

han

dan

peny

ela-

mat

an a

ktiv

itas

di

alam

beb

as d

an n

ilai-

nila

i yan

g te

rkan

-du

ng d

i dal

amny

a

6.1

Mem

prak

tikka

n ke

tera

mpi

lan

dasa

r-da

sar k

egi-

atan

men

jela

jah

pant

ai s

erta

nila

i ta

nggu

ng ja

wab

, ke

rjasa

ma,

tole

r-an

si, t

olon

g m

e-no

long

, m

elak

s-an

akan

kep

utus

-an

kel

ompo

k

6.2

Mem

prak

tikka

n ke

tera

mpi

lan

dasa

r pen

yela

-m

atan

keg

iata

n pe

njel

ajah

an d

i pa

ntai

ser

ta n

ilai

tang

gung

jaw

ab,

kerja

sam

a,

tole

rans

i, to

long

m

enol

ong,

ke

putu

san

dala

m k

elom

pok

Saat

Terja

di

Benc

ana

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

mat

an p

ada

jela

jah

pant

ai

korb

an, m

erin

gank

an p

en-

derit

aan

korb

an, m

empe

r-ta

hank

an d

aya

taha

n ko

rban

tena

ng, p

erha

tikan

per

-na

fasa

n ko

rban

, hen

tikan

pe

ndar

ahan

, per

hatik

an

tand

a-ta

nda

shoc

k, ja

ngan

m

emin

dahk

an k

orba

n de

ngan

terb

uru-

buru

Penj

elaj

ahan

pan

tai

jela

jaha

n pa

ntai

nant

ang,

am

an, s

ehat

deng

an k

ebut

uhan

kece

laka

an d

i pan

tai

kece

laka

an d

i pan

tai

kece

laka

an d

i pan

tai

kece

laka

an d

i pan

tai

sesu

ai d

enga

n ke

butu

han

Page 69: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X/2

- --

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Penj

as O

rkes

12. M

empr

aktik

kan

kete

ram

pila

n be

-be

rapa

gay

a re

nang

dan

per

to-

long

an k

ecel

akaa

n di

air

dan

nila

i-nila

i ya

ng te

rkan

dung

di

dal

amny

a

12.1

Mem

prak

tikka

n ko

mbi

nasi

tek-

nik

rena

ng g

aya

dada

, gay

a be

bas

dan

sala

h sa

tu g

aya

lain

se

rta

nila

i dis

ip-

lin, k

erja

ker

as

kebe

rani

an d

an

tang

gung

ja

wab

12.2

Mem

prak

tikka

n ke

tera

mpi

lan

dasa

r per

tolo

-ng

an k

ecel

aka-

an d

i air

deng

an

sist

im R

esus

itasi

Ja

ntun

g da

n Pa

ru (R

JP) s

erta

ni

lai d

isip

lin,

kerja

ker

as

kebe

rani

an d

an

tang

gung

ja

wab

Saat

Terja

di

Benc

ana

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

tent

ang

tekn

ik p

erto

long

an

pada

kec

elak

aan

di a

ir de

ngan

sis

tem

RJP

sesu

ai d

enga

n ke

butu

han

di a

ir

Rena

ng g

aya

beba

s

beba

s

berla

tih

sesu

ai d

enga

n ke

butu

han

sesu

ai p

rose

dur y

ang

bena

r

kan

kom

bina

si te

knik

rena

ng

Page 70: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X/1

--

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Biol

ogi

3. M

emah

ami m

anfa

at

kean

ekar

agam

an

haya

ti

3.2

Men

gkom

uni-

kasi

kan

kean

eka-

raga

m h

ayat

i In

done

ia, d

an

usah

a pe

lest

ari-

an s

erta

pem

an-

faat

an s

umbe

r da

ya a

lam

4.1

Men

desk

ripsi

kan

pera

n ko

mpo

n-en

eko

sist

em

dala

m a

liran

en

ergi

dan

dau

r bi

ogeo

kim

ia

sert

a pe

man

-fa

atan

kom

-po

nen

ekos

iste

m b

agi

kehi

dupa

n

4. M

enga

nalis

is h

ub-

unga

n an

tara

kom

-po

nen

ekos

iste

m,

peru

baha

n m

ater

i da

n en

ergi

ser

ta

pera

nan

man

usia

da

lam

kes

eim

bang

-an

eko

sist

em

Saat

Terja

di

Benc

ana

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Kom

pone

n ek

osis

tem

Dau

r bio

geok

imia

.- D

aur a

ir- P

eman

asan

glo

bal d

an

peru

baha

n da

ur a

ir

Kean

ekar

agam

an h

ayat

i In

done

sia.

mik

roor

gani

sme

di

Indo

nesi

a

Indo

nesi

a se

baga

i sum

ber

plas

ma

nutf

ah

kean

ekar

gam

an h

ayat

i In

done

sia

seca

ra in

-situ

da

n ex

-situ

raga

man

hay

ati I

ndon

esia

Indo

nesi

a

kehi

dupa

n

dan

abio

tik s

erta

hub

unga

n an

tara

bio

tik d

an b

iotik

da

lam

eko

sist

em

hubu

ngan

ant

ar k

ompo

nen

kare

na fa

ktor

ala

mi

dan

akib

at p

erbu

atan

man

usia

bang

an li

ngku

ngan

ba

njir

lingk

unga

n ak

ibat

terja

diny

a ba

njir

seko

lah

dan

di s

ekita

r sek

olah

Page 71: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X/1

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Biol

ogi

4. M

enga

nalis

is h

ub-

unga

n an

tara

kom

-po

nen

ekos

iste

m,

peru

baha

n m

ater

i da

n en

ergi

ser

ta

pera

nan

man

usia

da

lam

kes

eim

bang

-an

eko

sist

em

4.2

Men

jela

skan

ke

terk

aita

n an

tara

keg

iata

n

man

usia

den

gan

mas

alah

per

us-

akan

/pen

cem

ar-

an li

ngku

ngan

da

n pe

lest

aria

n lin

gkun

gan

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Peru

saka

n/ p

ence

mar

an li

ng-

kung

an.

- Ker

usak

an li

ngku

ngan

dap

at

dise

babk

an o

leh

fakt

or a

lam

da

n m

anus

ia

- Man

usia

ber

pera

n pe

ntin

g da

lam

men

jaga

kes

eim

bang

-an

ling

kung

an

- Pen

cem

aran

ling

kung

an.

adal

ah b

erub

ahny

a ta

tana

n lin

gkun

gan

oleh

keg

iata

n m

anus

ia a

tau

pros

es a

lam

i, se

hing

ga m

utu

kual

itas

ling-

kung

an tu

run

sam

pai t

ingk

at

tert

entu

yan

g m

enye

babk

an

lingk

unga

n m

enja

di k

uran

g at

au ti

dak

dapa

t ber

fung

si

lagi

ses

uai d

enga

n pe

runt

uk-

kann

nya

peru

saka

n lin

gkun

gan.

bere

tika

lingk

unga

n.

Page 72: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

X X

--

--

--

--

--

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Fisi

ka

Kim

ia

Saat

Terja

di

Benc

ana

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Page 73: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XI/1

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

- Pen

gert

ian

sum

ber d

aya

alam

- Jen

is-je

nis

sum

ber d

aya

alam

Sum

ber D

aya

Ala

m

sum

ber d

aya

alam

jeni

s su

mbe

r da

ya a

lam

- Pem

anfa

atan

sum

ber

daya

al

am s

ecar

a ar

if.

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sum

ber D

aya

Ala

m

sum

ber d

aya

alam

sec

ara

arif

Terja

di

Benc

ana

- Sum

berd

aya

alam

dan

- Sum

berd

aya

alam

dan

Page 74: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XI/2

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Pem

anfa

atan

ling

kung

an

hidu

p d

an p

emba

ngun

an

berk

elan

juta

n.- P

enge

rtia

n lin

gkun

gan

- Kom

pone

n ek

osis

tem

- Lin

gkun

gan

hidu

p se

baga

i su

mbe

rday

a- P

emba

ngun

an- P

emba

ngun

an b

erke

lanj

ut-

an Man

faat

dan

risi

ko

lingk

unga

n hi

dup

dala

m

pem

bang

unan

unan

ber

kela

njut

an

pem

bang

unan

3.1

Men

desk

rip-

sika

n pe

man

-fa

atan

ling

-ku

ngan

hid

up

dala

m k

aita

n-ny

a de

ngan

pe

mba

ngun

-an

ber

kela

n- ju

tan

--

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Man

faat

dan

resi

koris

iko

lingk

unga

n hi

dup

dala

m

pem

bang

unan

nya

deng

an p

emba

ngun

an b

erke

lanj

utan

Page 75: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XI/1

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Dia

log

yang

ber

upa

tany

a ja

wab

.

rang

kum

an h

asil

waw

anca

ra

Baha

sa

Indo

nesi

aka

n se

cara

hasi

l m

emba

ca d

an

waw

anca

ra

cara

tent

ang

tang

gapa

n na

rasu

mbe

r te

rhad

ap

topi

k te

rten

tu

XI/1

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Rena

ng p

erto

long

an.

Pe

rala

tan/

perle

ngka

pan

sesu

ai d

enga

n ke

butu

han

La

tihan

�si

kke

butu

han

beba

s

kan

sala

h sa

tu

gaya

rena

ng

dan

lonc

at

kand

ung

di

dala

mny

a

pila

n sa

lah

satu

gay

a re

nang

unt

uk

pert

olon

gan

sert

a ni

lai

disi

plin

, ke

bera

nian

, ke

rja s

ama,

da

n ke

rja k

eras

Saat

Terja

di

Benc

ana

Rena

ng p

erto

long

an

men

ggun

akan

gay

a be

bas

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Saat

Terja

di

Benc

ana

Waw

anca

ra n

ara

sum

ber

tent

ang

banj

ir

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Rang

kum

an h

asil

waw

anca

ra

Page 76: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XI/2

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Rena

ng g

aya

gant

i.

pung

gung

dan

kup

u-ku

puku

pu-k

upu

kan

kete

ram

-

kebe

rani

an

kece

laka

an

di a

ir da

n ni

lai-n

ilai

yang

terk

an-

dung

di

dala

mny

a

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

kan

kete

ram

-

kece

laka

an

di a

ir de

ngan

Jant

ung

dan

Paru

dan

tang

-gu

ng ja

wab

Saat

Terja

di

Benc

ana

Terja

di

Benc

ana

--

--

Saat

Terja

di

Benc

ana

Terja

di

Benc

ana

Page 77: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XII

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Benc

ana

Terja

di

Benc

ana

Page 78: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XII/1

XII/1

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

dan

dala

m

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Benc

ana

Terja

di

Benc

ana

--

--

--

Benc

ana

Terja

di

Benc

ana

Page 79: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XII/2

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Benc

ana

Terja

di

Benc

ana

Page 80: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

XI/1

XI/2

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Penj

as-O

rkes

Baha

sa In

done

sia

5.1

Mem

prak

tikka

n ke

tera

mpi

lan

sala

h sa

tu g

aya

rena

ng u

ntuk

pe

rtol

onga

n se

rta

nila

i di

sipl

in,

kebe

rani

an,

kerja

sam

a, d

an

kerja

ker

as

2. M

engu

ngka

pkan

se

cara

lisa

n in

for-

mas

i has

il m

emba

ca

dan

waw

anca

ra

2.2

Men

jela

skan

ha

sil w

awan

cara

te

ntan

g ta

ng-

gapa

n na

rasu

mbe

r te

rhad

ap to

pik

tert

entu

5. M

empr

aktik

kan

sala

h sa

tu g

aya

rena

ng d

an lo

ncat

in

dah

dan

nila

i nila

i ya

ng te

rkan

dung

di

dala

mny

a

Saat

Terja

di

Benc

ana

Waw

anca

ra n

ara

sum

ber

tent

ang

banj

ir

Saat

Terja

di

Benc

ana

Rena

ng p

erto

long

an

deng

an m

engg

unak

an g

aya

beba

s

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Rena

ng p

erto

long

an

Pera

lata

n/pe

rleng

kapa

n se

suai

den

gan

kebu

tuha

n

Latih

an �

sik

Dia

log

yang

ber

upa

tany

a ja

wab

.

rang

kum

an h

asil

waw

anca

ra

Rang

kum

an h

asil

waw

anca

raka

limat

yan

g ef

ektif

sesu

ai d

enga

n ke

butu

han

kece

laka

an d

i air

wat

er tr

apen

men

ggun

akan

gay

a be

bas

Page 81: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

XI/2

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

XII/2

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Benc

ana

Benc

ana

Page 82: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XII/1

XII/1

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Puis

i kar

ya s

endi

ri :

Indo

nesi

a

Indo

nesi

a

dan

info

rmas

i da

lam

berd

asar

kan

tent

u

dedu

ktif

dan

indu

ktif

wac

ana

sast

ra

send

iri

into

nasi

,

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

dan

indu

ktif

Saat

Terja

di

Benc

ana

Terja

di

Benc

ana

Saat

Terja

di

Benc

ana

Terja

di

Benc

ana

Page 83: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XII/2

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Rena

ng p

erto

long

an

Pera

lata

n/pe

rleng

kapa

n se

suai

den

gan

kebu

tuha

n

Latih

an �

sik

kebu

tuha

n

beba

s

nila

i dis

iplin

, juj

ur, t

oler

an, k

erja

ker

as d

an k

eber

ania

n

Penj

as-O

rkes

kan

kete

ram

-pi

lan

ber-

rena

ng

untu

k ke

pen-

tinga

n pe

r-to

long

an

sert

a ni

lai

disi

plin

, sp

ortif

, juj

ur,

tole

ran,

ker

ja

kera

s, da

n ke

bera

nian

kan

kete

ram

-pi

lan

peng

-ua

saan

ber

-ba

gai t

ekni

k

dan

nila

i-nila

i

dung

di

Saat

Terja

di

Benc

ana

Rena

ng p

erto

long

anbe

bas

nila

i dis

iplin

, juj

ur, t

oler

an, k

erja

ker

as d

an k

eber

ania

n

--

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Page 84: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PELA

JARA

NSK

KD

XII/2

Biol

ogi

Fisi

kaKi

mia

Seja

rah

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Sebe

lum

Terja

di

Benc

ana

- Per

alat

an te

knol

ogi u

ntuk

ko

mun

ikas

i- M

enyi

apka

n al

at te

knol

ogi u

ntuk

kom

unik

asi s

ebag

ai ta

nda

siag

a be

ncan

a2.

2 M

enga

nalis

is

perk

emba

ng-

an il

mu

peng

-et

ahua

n da

n te

knol

ogi d

i In

done

sia

2. M

enga

nalis

is

perk

emba

ng-

an il

mu

peng

-et

ahua

n da

n te

knol

ogi

pada

aba

d ke

-20

Saat

Terja

di

Benc

ana

- Men

ggun

akan

ala

t tek

nolo

gi u

ntuk

kom

unik

asi s

ebag

ai ta

nda

siag

a be

ncan

a. M

isal

nya

: ken

tong

an, s

irene

, HP.

- Men

ggun

akan

ala

t eva

kuas

i dan

reko

ntru

ksi s

eder

hana

aki

bat

banj

ir

- Ala

t tek

nolo

gi u

ntuk

kom

u-ni

kasi

seb

agai

tand

a si

aga

benc

ana.

Mis

alny

a :

kent

onga

n, s

irene

, HP.

- Ala

t eva

kuas

i dan

reko

ntru

k-si

sed

erha

na a

kiba

t ban

jir

--

--

--

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

--

Page 85: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

XI/1

XII/1

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Baha

sa In

done

sia

2. M

engu

ngka

pkan

se

cara

lisa

n in

for-

mas

i has

il m

emba

ca

dan

waw

anca

ra

2.2

Men

jela

skan

ha

sil w

awan

cara

te

ntan

g ta

ng-

gapa

n na

rasu

mbe

r te

rhad

ap to

pik

tert

entu

Saat

Terja

di

Benc

ana

Waw

anca

ra n

ara

sum

ber

tent

ang

banj

ir

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

indu

ktif

berd

asar

kan

kera

ngka

Men

ulis

kar

anga

n te

ntan

g be

ncan

a ba

njir

dan

dam

pak-

indu

ktif

deng

an m

empe

r-ha

tikan

:

peng

guna

an b

ahas

a

jaw

ab.

rang

kum

an h

asil

waw

anca

ra

Rang

kum

an h

asil

waw

anca

ra

Baha

sa In

done

sia

Men

ulis

12. M

engu

ngka

pkan

pi

kira

n, p

enda

pat,

dan

info

rmas

i da

lam

pen

ulis

an

kara

ngan

ber

pola

12.1

Men

ulis

kar

ang-

an b

erda

sark

an

topi

k te

rten

tu

deng

an p

ola

peng

emba

ngan

de

dukt

if da

n in

dukt

if

dan

indu

ktif

indu

ktif

Page 86: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

--

--

XII/1

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

XI/2

--

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

ain

dah

dan

nila

i-nila

i

Saat

Terja

di

Benc

ana

Sete

lah

Terja

di

Benc

ana

Page 87: Banjir sma 26 mei

KELA

SM

ATER

I PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

R PE

RILA

KU S

ISW

AM

ATA

PEL

AJA

RAN

SKKD

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Benc

ana

Benc

ana

Sebe

lum

Te

rjadi

Be

ncan

a

Benc

ana

Benc

ana

Page 88: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

70

5.1.3. Penyusunan Silabus Mata Pelajaran TerintegrasiSilabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai peserta didik. Silabus bermanfaat sebagai acuan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, Materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Page 89: Banjir sma 26 mei

3.2

Men

gana

lisis

Atm

osfe

r da

n da

mpa

knya

terh

a-da

p ke

hidu

pan

muk

a bu

mi

- Per

seba

ran

huja

n di

Indo

nesi

a- T

es te

rtul

is- T

es L

isan

12 ja

m

pela

jara

n- M

embu

at ta

bel a

tau

gra�

k pe

rseb

aran

cur

ah

huja

n di

Indo

nesi

ate

ntan

g pe

rseb

aran

cu

rah

huja

n di

In

done

sia

dala

m b

entu

k gr

a�k/

tabe

l

- Lin

gkun

gan

alam

m

aupu

n bu

atan

- Pen

dudu

k/na

ra

sum

ber

- Bah

an d

an a

lat

untu

k m

embu

at

alat

eva

kuas

i se

derh

ana

- Pet

a te

mat

ik te

n-ta

ng p

erse

bara

n ta

ta ru

ang

dan

tata

ko

ta

- Med

ia e

lekt

roni

k da

n m

edia

cet

ak

yang

mem

uat

info

rmas

i dae

rah

banj

ir

- Ter

jadi

nya

banj

ir- T

es u

njuk

ke

rja s

aat

disk

usi d

an

mem

buat

al

at e

vaku

asi

- Tes

pro

duk

terh

adap

has

il al

at-a

lat y

ang

tela

h di

buat

- Men

disk

usik

an p

enye

bab

terja

diny

a ba

njir

dan

upay

a pe

nceg

ahan

nya

- Men

data

ala

t-al

at y

ang

dipe

rluka

n se

belu

m

banj

ir- M

endi

skus

ikan

car

a m

empe

role

h ba

han/

alat

- Men

desa

in p

embu

atan

ala

t-al

at s

esua

i de

ngan

day

a be

ban

yang

aka

n di

evak

uasi

- Men

coba

pen

ggun

aan

alat

- Mem

bers

ihka

n sa

lura

n ai

r- T

idak

mer

usak

ling

kung

an

peny

ebab

terja

diny

a ba

njir

dan

cara

pen

ceg-

ahan

nya

evak

uasi

sed

erha

na

jeni

s al

at y

ang

perlu

di

pers

iapk

an s

ebel

um

banj

ir

(6)

(1)

(8)

(7)

(9)

(10)

(11)

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI

POKO

KKE

GIA

TAN

PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

RPE

NIL

AIA

NA

LOK

ASI

WA

KTU

SUM

BER/

BAH

AN

Nam

a Se

kola

h : S

MA

Kela

s/Sm

t

: X/1

Mat

a Pe

laja

ran

: Geo

gra�

Stan

dar K

ompe

tens

i : 3

.Men

gana

lisis

uns

ur-u

nsur

geo

sfer

Tabe

l 5.3

: Con

toh

Peny

usun

an S

ilabu

s te

rinte

gras

i ked

alam

mat

a pe

laja

ran

Geo

grafi

Page 90: Banjir sma 26 mei

Pem

anas

an g

loba

l (E

l Nin

o da

n La

N

ino)

glob

al

(6)

(1)

(8)

(7)

(9)

(10)

(11)

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI

POKO

KKE

GIA

TAN

PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

RPE

NIL

AIA

NA

LOK

ASI

WA

KTU

SUM

BER/

BAH

AN

Page 91: Banjir sma 26 mei

Nam

a Se

kola

h : S

MA

Kela

s/Sm

t

: XI/

Sem

este

r 1M

ata

Pela

jara

n : G

eogr

a�Pr

ogra

m S

tudi

: I

PSSt

anda

r Kom

pete

nsi

: 3. M

enga

nalis

is p

eman

faat

an d

an p

eles

taria

n lin

gkun

gan

hidu

p

3.2

Men

gana

lisis

pel

esta

-ria

n lin

gkun

gan

hidu

p da

lam

kai

tann

ya

deng

an p

emba

ngun

an

berk

elan

juta

n

kung

an h

idup

berk

elan

juta

n

Buku

sum

ber y

ang

rele

van.

Soem

arw

oto,

Ott

o (1

982)

, Eko

logi

dan

Pem

bang

unan

Be

rwaw

asan

Dja

mba

tan

10 x

45”

lingk

unga

n hi

dup

dan

pem

bang

unan

ber

ke-

lanj

utan

ber

dasa

rkan

kaj

ian

refe

rens

i

terja

ga k

eles

taria

nnya

(mis

al ti

dak

banj

ir)

an d

an ta

ngga

pan,

sum

ber r

efer

ensi

) ten

tang

pe

leta

rian

lingk

unga

n da

n pe

mba

ngun

an

berk

elan

juta

n

banj

ir

lingk

unga

n

taria

n lin

gkun

gan

hidu

p da

n pe

mba

ngun

an

berk

elan

juta

n

anta

ra p

eles

taria

n lin

g-ku

ngan

dan

pem

bang

-un

an b

erke

lanj

utan

bali

pent

ingn

ya p

eles

-ta

rian

lingk

unga

n hi

dup

kaita

nnya

den

gan

pem

bang

unan

ber

ke-

lanj

utan

pele

star

ian

lingk

unga

n hi

dup

dala

m k

aita

nnya

de

ngan

pem

bang

unan

be

rkel

anju

tan

prak

teka

n tin

daka

n pe

lest

aria

n lin

gkun

gan

yang

rent

an b

anjir

dam

pak

keru

saka

n lin

gkun

gan

akib

at

banj

ir te

rhad

ap k

ehi-

dupa

n so

sial

dan

ek

onom

i

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI

PEM

BELA

JARA

NG

AG

ASA

N K

EGIA

TAN

PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

RPE

NIL

AIA

NA

LOK

ASI

WA

KTU

SUM

BER

BELA

JAR

Page 92: Banjir sma 26 mei

Nam

a Se

kola

h

: SM

A/M

A...

Mat

a pe

laja

ran

: Bah

asa

Indo

nesi

aKe

las/

sem

este

r

: X/

Sem

este

r 1A

spek

: Ber

bica

raSt

anda

r Kom

pete

nsi

: 2. M

engu

ngka

pkan

pik

iran

, per

asaa

n, d

an in

form

asi m

elal

ui k

egia

tan

berk

enal

an, b

erdi

skus

i, da

n be

rcer

ita

2.2

Men

disk

usik

an m

asal

ah

(yan

g di

tem

ukan

dar

i be

rbag

ai b

erita

, art

ikel

, at

au b

uku)

Tes

unju

k ke

rjaA

rtik

el/b

uku

tent

ang

banj

ir2

x 45

“m

isal

nya:

ban

jir

upay

a m

engu

rang

i ris

iko

benc

ana

banj

ir, p

enan

ggul

anga

n se

belu

m,

saat

dan

set

elah

ban

jir

yang

aka

n di

laku

kan

buku

mas

ing

kelo

mpo

k sa

tu to

pik

berb

agai

sum

ber

dala

m b

erita

, art

ikel

, da

n bu

ku

pem

ecah

an m

asal

ah

terh

adap

mas

alah

yan

g di

sam

paik

an

teks

bac

aan

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

GA

GA

SAN

KEG

IATA

N P

EMBE

LAJA

RAN

IND

IKAT

OR

PEN

ILA

IAN

ALO

KA

SIW

AK

TUSU

MBE

R BE

LAJA

R

Tabe

l 5.4

: Con

toh

Peny

usun

an S

ilabu

s te

rinte

gras

i ked

alam

mat

a pe

laja

ran

Baha

sa In

done

sia

Page 93: Banjir sma 26 mei

Nam

a Se

kola

h

: SM

A/M

A...

Mat

a pe

laja

ran

: Bio

logi

Kela

s/se

mes

ter

: X

/ Sem

este

r 1St

anda

r Kom

pete

nsi

: 3.

Mem

aham

i man

faat

kea

neka

raga

man

hay

ati

3.2

Men

gkom

unik

asik

an

kean

ekar

agam

an h

ayat

i In

done

sia,

dan

usa

ha

pele

star

ian

sert

a pe

-m

anfa

atan

sum

ber

daya

ala

m

Kom

pone

n Ek

osis

tem

-

Dau

r bio

geok

imia

- D

aur a

ir -

Pem

anas

an

g

loba

l dan

pe-

ru

baha

n da

ur a

ir

- Tes

tert

ulis

- Unj

uk K

erja

Buku

Sum

ber y

ang

rele

van

Baha

n:Pe

ta b

ioge

ogra

� du

nia

dan

Indo

nesi

a. G

amba

r/�

lm/f

oto

berb

agai

je

nis

hew

an d

an

tum

buha

n In

done

sia,

iklu

s bi

ogeo

kim

ia

Gam

bar/

char

ta

4 x

45 “

lingk

unga

n se

kita

rnya

dan

men

gide

nti�

kasi

ko

mpo

nen-

kom

pone

n ya

ng m

enyu

sun

ekos

iste

m te

rseb

ut

biot

ik d

an a

biot

ik s

erta

hub

unga

n an

tara

bio

tik

dan

biot

ik d

alam

eko

sist

en te

rseb

ut

lingk

unga

n ka

rena

rusa

knya

ata

u te

rgan

ggun

ya

sala

h sa

tu k

ompo

nen

ekos

iste

m te

rseb

ut

seim

bang

an li

ngku

ngan

pern

ah d

ilaku

kann

ya b

erka

itan

deng

an k

e-se

imba

ngan

eko

sist

em

seko

lah

dan

di s

ekita

r sek

olah

jela

skan

per

an m

ikro

orga

nism

e da

lam

Sikl

us te

rseb

ut

kom

pone

n-ko

mpo

nen

peny

usun

eko

sist

em

huta

n hu

jan

trop

is b

agi

kehi

dupa

n

usah

a pe

lest

aria

n ke

-an

ekar

agam

an h

ayat

i In

done

sia

lest

aria

n ke

anek

a-ra

gam

an h

ayat

i

kepe

dulia

n te

rhad

ap

lingk

unga

n

biog

eoki

mia

pem

anas

an g

loba

l ter

-ha

dap

peru

baha

n da

ur a

ir

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI

PEM

BELA

JARA

NG

AG

ASA

N K

EGIA

TAN

PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

RPE

NIL

AIA

NA

LOK

ASI

WA

KTU

SUM

BER

BELA

JAR

Page 94: Banjir sma 26 mei

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI

PEM

BELA

JARA

NG

AG

ASA

N K

EGIA

TAN

PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

RPE

NIL

AIA

NA

LOK

ASI

WA

KTU

SUM

BER

BELA

JAR

7.1

Mem

baca

kan

puis

i ka

rya

send

iri d

enga

n la

fal,

into

nasi

, pen

g-ha

yata

n da

n ek

spre

si

yang

ses

uai

Puis

i kar

ya s

endi

ri :

puis

i (la

fal,

into

nasi

, pe

ngha

yata

n,

gera

k-ge

rik,

eksp

resi

Puis

i kar

ya s

endi

ri4

x 45

perh

atik

an

- laf

al d

an in

tona

si

- pen

ghay

atan

- m

imik

/ ger

ak d

an e

kspr

esi y

ang

sesu

ai

kary

a se

ndiri

kary

a se

ndiri

den

gan

mem

perh

atik

an :

- l

afal

dan

into

nasi

- p

engh

ayat

an

- mim

ik/ g

erak

dan

ek

spre

si y

ang

sesu

ai

kary

a te

man

kary

a te

man

Nam

a Se

kola

h

: SM

A

Page 95: Banjir sma 26 mei

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI

PEM

BELA

JARA

NG

AG

ASA

N K

EGIA

TAN

PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

RPE

NIL

AIA

NA

LOK

ASI

WA

KTU

SUM

BER

BELA

JAR

2.2

Men

jela

skan

has

il w

awan

cara

tent

ang

tang

gapa

n na

rasu

mbe

r te

rhad

ap to

pik

tert

entu

Dia

log

yang

ber

upa

tany

a ja

wab

Daf

tar p

erta

nyaa

nRa

ngku

man

has

il w

awan

cara

bent

uk u

raia

nda

ftar

per

tany

aan

4 x

45 “

kalim

at y

ang

efek

tif

waw

anca

ra

pert

anya

an w

awan

cara

hasi

l waw

anca

ra to

pik

tert

entu

hasi

l waw

anca

ra d

enga

n ka

limat

yan

g ef

ektif

hasi

l waw

anca

ra

Nam

a Se

kola

h

: SM

AM

ata

pela

jara

n

: Bah

asa

Indo

nesi

a

Asp

ek

: Ber

bica

ra

Page 96: Banjir sma 26 mei

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI

PEM

BELA

JARA

NG

AG

ASA

N K

EGIA

TAN

PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

RPE

NIL

AIA

NA

LOK

ASI

WA

KTU

SUM

BER

BELA

JAR

12.2

Mem

prak

tikka

n ke

-te

ram

pila

n da

sar p

er-

tolo

ngan

kec

elak

aan

di a

ir de

ngan

sis

tim

Resu

sita

si Ja

ntun

g da

n Pa

ru (R

JP) s

erta

ni

lai d

isip

lin d

an

tang

gung

jaw

ab

kelo

mpo

k te

ntan

g te

knik

per

tolo

ng-

an p

ada

kece

laka

-an

di a

ir de

ngan

si

stem

RJP

kapa

n se

suai

kece

laka

an d

i air

Tes

Perb

uata

nle

ngka

pan

rena

ng6

x 45

“ke

cela

kaan

di a

ir m

erup

akan

ket

eram

pila

n

kece

laka

an d

i air

resu

sita

si ja

ntun

g da

n pa

ru, m

enut

up k

orba

n de

ngan

sel

imut

elam

atan

kec

elak

aan

di a

ir

di a

ir de

ngan

sis

tem

RJP

bena

r

Tabe

l 5.5

: Con

toh

Peny

usun

an S

ilabu

s te

rinte

gras

i ked

alam

mat

a pe

laja

ran

Penj

as O

rkes

Page 97: Banjir sma 26 mei

11.2

Mem

prak

tikka

n ke

-te

ram

pila

n da

sar p

er-

tolo

ngan

kec

elak

aan

di a

ir de

ngan

sis

tim

Resu

sita

si Ja

ntun

g da

n Pa

ru (R

JP) s

erta

ni

lai d

isip

lin d

an

tang

gung

jaw

ab

Peny

elam

atan

ke

cela

kaan

di a

irTe

s Pe

rbua

tan

Pera

lata

n/pe

r-le

ngka

pan

rena

ng2

x 45

”ga

ya d

ada

seja

uh 4

00 m

eter

tang

an s

ejau

h 10

met

er. C

ara

mem

egan

g ko

rban

dap

at d

ilaku

kan

deng

an s

atu

tang

an

atau

dua

tang

an, b

erus

aha

dari

bela

kang

ko

rban

dan

yan

g p

alin

g pe

ntin

g ha

rus

men

g-hi

ndar

dar

i cen

gker

aman

kor

ban

yang

pan

ik

dan

mer

onta

-ron

ta k

aren

a ke

taku

tan.

tolo

ngan

pad

a ke

cela

kaan

di a

ir de

ngan

si

stem

RJP

an k

ecel

akaa

n di

air

di a

ir de

ngan

sis

tem

RJP

se

suai

pro

sedu

r yan

g be

nar

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI

PEM

BELA

JARA

NG

AG

ASA

N K

EGIA

TAN

PEM

BELA

JARA

NIN

DIK

ATO

RPE

NIL

AIA

NA

LOK

ASI

WA

KTU

SUM

BER

BELA

JAR

Nam

a Se

kola

h

: SM

AM

ata

pela

jara

n

: P

enja

s O

rkes

Page 98: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

80

5.1.4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran TerintegrasiRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Setiap RPP minimal harus mencakup komponen berikut ini; 1. Tujuan pembelajaran 2. Materi pembelajaran 3. Metode pembelajaran 4. Sumber belajar 5. Penilaian hasil belajar

Rumusan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pada silabus yang sudah mengintegrasikan materi tentang bencana dan kesiapsiagaan bencana selanjutnya diikuti oleh rumusan indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, dan langkah pembelajaran di rencana pelaksanaan pembelajaran yang juga memperlihatkan pengintegrasian materi tentang bencana dan kesiapsiagaan bencana.

Langkah-langkah menyusun RPP sebagai berikut:1. Mengisi kolom identitas 2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah

ditetapkan 3. Menentukan SK, KD, dan indikator yang akan digunakan ( terdapat pada

silabus yang telah disusun) 4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan indikator

yang telah ditentukan. (lebih rinci dari KD dan indikator, pada saat-saat tertentu rumusan indikator sama dengan tujuan pembelajaran, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat dijabarkan lagi.)

5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran

Page 99: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

81

6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Untuk pembejaran IPS dapat menggunakan metode yang bervariasi, yaitu ceramah, diskusi, simulasi, pemberian tugas, pemecahan masalah, dll dengan memfokuskan kegiatan belajar aktif serta komunikasi dua arah.

7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.

8. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan 9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik

penskoran, dll.

Kotak 5.1 Contoh Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Integrasi Pengurangan Risiko Banjir

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : X/1

Topik /tema : Pengurangan Risiko Bencana Banjir (sebelum Terjadi Bencana)

Kompetensi Dasar : Mampu menjelaskan penyebab banjir dan cara pencegahannya, gejala awal banjir, tindakan darurat yang harus segera dilakukan apabila akan terjadi banjir

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran selesai Siswa mampu menjelaskan penyebab banjir dan bertindak mengurangi risiko bencana banjir

Materi pembelajaran

1. Penyebab banjir dan cara pencegahannya ( pengetahuan tentang atmofer dan hidrosfer serta

dampaknya terhadap kehidupan, tata wilayah, pengalihan fungsi lahan, pelapukan)

2. Gejala awal banjir ( pengetahuan tentang siklus air, hujan)

3. Tindakan darurat sebelum banjir ( membuat alat evakuasi membersihkan lingkungan)

Page 100: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

82

Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan awal

Menggali informasi tentang penyebab banjir dengan menggunakan peta konsep manfaat hutan dan pengelolaannya agar tidak terjadi banjir atau menceritakan perbedaan manusia zaman dulu dengan manusia zaman sekarang dalam mengelola sumber daya .

2. Kegiatan inti

Mendiskusikan lapisan atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk di bumi

Menggunakan peta untuk mengetahui daerah-daerah banjir dan mengkaitkannya dengan penyebab banjir

Mendiskusikan penyebab-penyebab banjir ditinjau dari berbagi faktor ,antar a lain curah hujan yang tinggi, kesalahan dalam perencanaan pembangunan, pendangkalan sungai, tatawilayah, kependudukan dan peralihan fungsi lahan

Melakukan penelitihan sederhana tentang penyebab banjir .Melaporkan hasil atau mengkomunikasikan pada masyarakat untuk mngurangi

risiko bencana banjir. Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko banjir misalnya, tidak merusak

lingkungan, membuat alat-alat evakuasi sederhana( membuat rakit, menanam bambu, pohon pisang.

3. Kegiatan penutup

Memantapkan jawaban siswa saat diskusi antara lain : penyebab banjir antara lain pengalihan fungsi lahan, sungai tidak mampu menampung luapan air ( pendangkalan), penggundulan hutan, perilaku dalam membuang sampah.

Refleksi Contoh : indonesia sangat rentan terhadap bencana, penyebabnya bermacam-

macam, misalnya hujan , kerusakan lingkungan , pelapukan. Oleh karena itu kita arus bisa mengelola lingkungan secara arif untuk mengurangi risiko bencana banjir.

Tanya jawab yang sifatnya memperluas wawasan siswa. Bagaimana kondisi bendungan di daerah setempat, berapa umur bendungan.

4. Penilain hasil belajar

Dilakukan terhadap proses maupun hasil dengan menggunakan tes

5. Sumber Belajar

Lingkungan alam dan budaya Penduduk TV, internet, surat kabar/majalahPeta setempat dan peta Indonesia Alat-alat evakuasi seperti rakit dari pohon pisang, pohon bambu, ember, ban

bekas, drum minyak.

Page 101: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

83

Kotak 5.2 : Contoh Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Integrasi Pengurangan Risiko Banjir

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester :

Topik : Pengurangan Risiko Bencana Banjir (saat terjadi Bencana)

Kompetensi Dasar : Mampu menghindari dan menyelamatkan diri dari bencana

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran selesai siswa mampu menghindari dan menyelematkan diri dari bencana serta membantu sesama dalam Pengurangan Risiko Bencana.

Materi Pembelajaran

1. Mengenal macam-macam alat evakuasi sederhana yang digunakan saat banjir

2. Menggunakan alat-alat evakuasi sederhana saat banjir

3. Peduli lingkungan dan sesama.

Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan awal

Menggali informasi tentang risiko-risiko yang terjadi jika terlambat penangan- an bencana banjir

Beberapa anak bercerita tentang pengalaman sewaktu banjir.

2. Kegiatan inti

Diskusi alat-alat evakuasi yang bisa digunakan untuk menyelamatkan barang-barang berharga seperti : ijasah, sertivikat rumah, TV, komputer.

Berlatih menggunakan alat-alat evakuasi sederhana Menggunakan alat-alat evakuasi sederhana : tali, rakit dari ember, papan,

bambu, pohon pisang secara tepat Mencari lokasi ke posko-posko terdekat.

3. Kegiatan penutup

Tes bagaimana mengevakuasi diriMembantu sesama Refleksi

PenilaianDengan tes unjuk kerja

Sumber belajar1. Penduduk2. Alat-alat evakuasi yang digunakan3. TV

Page 102: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

84

4. Alat-alat tanda bahaya5. Posko banjir6. Makanan yang layak , obat-obatan, pakaian.

Kotak 5.3: Contoh Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Integrasi Pengurangan Risiko Banjir

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : ................

Topik : Pengurangan Risiko Bencana Banjir (setelah terjadi Bencana)

Kompetensi Dasar : 1. Mampu mempraktekkan tindakan pemeliharaan lingkungan agar tidak banjir

2. Mempraktekkan tindakan pengurangan risiko bencana banjir secara bekerja sama dengan teman sekolah, organisasi setempat ataupun masyarakat

3. Mampu beradaptasi dalam situasi setelah banjir

Tujuan pembelajaran

1. Setelah pembelajaran selesai siswa mampu mempraktekkan tindakan pemeliharaan lingkungan

2. Mempraktekkan tindakaan pengurangan risiko bencana

3. Mampu beradaptasi dalam situasi setelah banjir

Materi Ajar

1. Penerapan metode memanen hujan

2. Menerapan pembangunan yang berwawasan lingkungan

3. Menjaga kualitas lingkungan

Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan awal

Introspeksi terhadap perilaku yang memicu terjadinya banjirTanya jawab dampak banjir terhadap kehidupan , misalnya banyak korban

harta dan nyawa, ekonomi lumpuh, penyakit muncul dimana-mana.Tanya jawab tindakan yang dilakukan setelah banjir

2. Kegiatan inti

Mendiskusikan tindakan melesarikan lingkunganMelakukan tindakan pemeliharaan lingkunganKerjasama dengan pemerintah untuk mencari saudara-saudara yang terpisahDiskusi pola pembangunan yang berwawasan lingkunganMencari informasi tentang peraturan pemerintah tentang pemanfaatan

lingkungan

Page 103: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

85

Membuat laporan hasil diskusi.

3. Kegiatan penutup

Pemantapan jawaban siswaRefleksiPerluasan wawasan siswa

PenilaianTes tertulisTes penugasanTes unjuk kerja

Sumber belajarLingkunganPohon untuk penghijauanPeta tata kotaPeraturan-peraturan pemerintah yang relevan

5.1.5. Penyusunan Bahan AjarBahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Jadi dapatlah dikatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Sedangkan fungsi bahan ajar adalah : 1. Pedoman bagi guru 2. Pedoman bagi siswa3. Alat evaluasi

Tujuannya adalah: 1. Membantu siswa 2. Memberikan banyak pilihan 3. Memudahkan guru4. Lebih menarik

Page 104: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

86

Langkah-langkah menyusun bahan ajar yang mengintegrasikan PRB tsunami 1. Memahami teknik penyusunan bahan ajar 2. Mengidentifikasi materi pembelajaran tentang PRB tsunami 3. Menganalisis kompetensi dasar yang dapat diintegrasikan materi PRB

tsunami 4. Menyusun Silabus dan RPP yang mengintegrasikan materi PRB tsunami 5. Menyusun bahan ajar yang mengintegrasikan materi PRB tsunami

Kotak 5.4: Contoh Model Bahan Ajar Integrasi Pengurangan Risiko Banjir pada mata pelajaran

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : X/1

Topik /tema : Pengurangan Risiko Bencana Banjir (sebelum Terjadi Bencana)

Kompetensi Dasar : Mampu menjelaskan penyebab banjir dan cara pencegahannya, gejala awal banjir, tindakan darurat yang harus segera dilakukan apabila akan terjadi banjir

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran selesai siswa mampu menjelaskan penyebab banjir dan bertindak untuk mengurangi risiko bencana banjir

Indikator:

1. Menjelaskan penyebab banjir dan cara pencegahannya

2. Menjelaskan gejala awal banjir

3. Menjelaskan Tindakan darurat yang akan dilakukan apabila akan terjadi banjir

4. Menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan setelah terjadi banjir

5. Tanggung jawab dan siap bekerjasama dalam membantu upaya pengurangan risiko bencana banjir

Kegiatan

Pertemuan Pertama

1. Untuk menambah wawasan tentang pengertian dan penyebab banjir, tugaskan siswa mendiskusikan tentang arti banjir dari segi penyebabnya dengan menggunakan gambar skema di bawah ( skema masih bisa dikembangan lebih lanjut oleh siswa)

Page 105: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

87

.

Dulunya hutanbambu,fungsinya?

Sampah, mengapa di buangke sungai?

Entahlah, mungkin karena curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air.Dulunya hutan bambu dan disana sawah, banyak yang dijual ke pengembang.

Mengapa terjadi banjir?

Bendungan fungsi wadukuntuk pengairan sawah.sekarang bobol?

Banjir kiriman tiaptahun dari Bogor.

Bagaimana dengantopogra� tanah.

Belakang rumah saya ada sungai pak? Biasanya tidak sampai ke rumah? Orang sini kalau buang sampai ke sungai, seharusnya dibuatkan lubang dan dibakar.

Gambar: Schema Penyebab banjir

Berdasarkan pengalaman atau pengamatan langsung atau pengetahuan membaca buku/internet dan sebagainya tugaskan siswa membaca peta topografi ( = peta yang menggambarkan semua kenampakan alam dan kenampakan cultural/buatan manusia), kemudian menafsirkan pada peta tempat /daerah – daerah banjir, mengaitkan peta topografi dengan daerah-daerah yang berpotensi mengalami banjir, mengapa daerah tersebut sering banjir?

Page 106: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

88

Atau

1. Tugaskan siswa mendatangi lokasi yang pernah mengalami bencana banjir, melakukan wawancara dengan penduduk setempat tentang penyebab terjadinya banjir yang melanda rumah penduduk. Supaya memiliki wawasan, sebelum melakukan wawancara siswa perlu membuat perencanaan dengan membuat peta konsep tentang banjir. Mendiskusikan hasil wawancara dan membuat laporan tugas.

2. Mengapa terjadi banjir dengan mengenal kenampakan alam dan buatan ?Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan berita banjir karena jebolnya tanggul Situ Gintung. Apakah hal ini kesalahan manusia karena tidak terawat atau umurnya yang sudah tua, yang jelas jebolnya situ mengakibatkan banjir dan banyak menelan korban jiwa maupun harta. Apakah daerah kita juga memiliki bendungan atau dam bendungan atau. Dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air, menjadi waduk, danau,atau tempat rekreasi.

Tugaskan siswa mencari informasi tentang bendungan atau situ atau dam daerah setempat, kemudian membuat laporan tugasYang perlu dipersiapkan yaitu peta konsep tentang bendungan.

Page 107: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

89

Contoh:Sejak zaman Belanda sampai sekarang telah banyak dibangun bendungan. Misalnya bendungan Jatiluhur di Jawa Barat,bendungan Saguling di Citarum, waduk Gajah Mungkur di Wonogiri –Jawa tengah. Bendungan.. Apakah di daerah siswa ada bendungan atau waduk? fungsi untuk apa? berapa umur bendungan, bagaimana memelihara bendungan? (peta konsep ini dapat dikembangkan oleh siswa).Dan siswa diminta membuat rasional kaitan antara fungsi bendungan dengan bencana banjir.

Irigasi

Menahan air hujan

Apa fungsi

bendungan?

Berapa lama umur bendungan?

Dan sudah berapa lama? Bagaimana

memelihara bendungan?

Apa lagi ya?

Mengapa bendungan

jebol?

Mengapa daerah sekitar ... tidak

boleh untuk rumah ?

Kurang terpelihara

Alih fungsi

Situ

Bendungan

Dam

???

1

2

4

5

6

(sumber:http://images.google.co.id/imghp?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&tab=ni|

Pertemuan kedua

1. Mengapa banjir terjadi dengan mengenal fungsi hutan dan pengelolaannya? Ajukan pertanyaan: pernahkah kita berpikir bagaimana hutan bisa mencegah terjadinya banjir? apa fungsi hutan ? apakah fungsi hutan? bagaimana cara mengelola hutan? coba tugaskan siswa mendiskusikan masalah hutan sebagai penyebab banjir.

Page 108: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

90

Sebaiknya siswa membuat peta konsep tentang hutan.

Contoh:

Apa fungsi hutan?

Bagaimana sifat �sik hutan ?

Bagaimana pengelolaan hutan ?

Sumber devisa

bagi negara

Apa hutan?

Dampaknya terhadap kehidupan

Gerakan menanam seribu pohon

Jakarta - Menteri Kehutanan MS Kaban mengibaratkan kerusakan hutan di Indonesia sudah masuk kanker stadium 4. Apabila tidak ada penanganan yang tepat, maka dalam kurun waktu 15-30 tahun ke depan Indonesia akan menuai bencana.Detik.com.

(sumber::http://images.google.co.id/imghp?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&tab=ni|

Contoh hasil diskusi siswa?Hutan sangat banyak manfaatnya antara lain secara ekonomi sebagai sumber devisa negara ( ingat berapa persen GNP dari hasil hutan) . Secara fisik akar pohon dapat menyerap air hujan dan mencengkeram tanah supaya tidak longsor, memperbaiki kualitas air sehingga tetap jernih karena air hujan telah disaring . Selain itu akar juga berfungsi menyimpan air, hal ini bisa menjaga keseimbangan sirkulasi air dalam tanah.Apa manfaatnya ? bisa kita rasakan bahwa musim kemarau tidak kekeringan dan musin hujan tidak banjir.secara estetika dapat menambah keindahan.Namun apa yang terjadi dengan hutan kita? Karena kita anggap sebagai barang komoditas maka hanya memikirkan keuntungan tanpa memikirkan dampaknya pada kehidupan, sehingga terjadi kelangkaan sumber daya alam. Apa yang terjadi dengan bumi kita jika tidak ada pohon atu hutan? Bumi kita sekarang ini sedang dilanda Global Warming atau lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Dengan adanya pohon sangat membantu dalam pencegahan global warming.Kita sambut baik program pemerintah menanam seribu pohon.

Page 109: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

91

Untuk perluasan wawasan siswa.

Guru menggali informasi dari siswa untuk membandingkan manfaat hutan zaman dulu dan sekarang ini.(Coba perhatikan gambar dan penjelasannya pada nomor a dan b dibawah)

1. Manfaat hutan zaman dulu

Hutan di Indonesia sangat banyak jenisnya.Untuk menjelaskan manfaatnya, kita ambil salah satu hutan yaitu bakau. Hutan sebagai sumber makanan , contoh (perhatikan gambar berikut):

Aku harus berburu , mencari buah-buahan dari tumbuhan liar/alami.

(Sb gambar :pusdiklatgeologi)

Sebagai tempat hunian, untuk menghindari binatang buas.

Sebagai tempat hunian.( Sumber gb:Meinsacht.

wordpress.com)

Untuk kayu bakar sebagai penghangat tubuh, dan mengusir binatang buas..

Untuk mencari kayu bakar.

Page 110: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

92

2. Manfaat hutan saat ini

Sekarang ini hutan dapat dimanfaatkan untuk : Manfaat ekonomi

Hutan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, contoh hutan bakau Mengapa ?

contoh :

Letaknya? Antara lain : Dangkalan

Sunda, pantai timur Sumatera, pantai barat dan Selatan Kalimantan, pantai utara

Jawa. Bagian Timur Indonesia di tepi dangkalan Sahul, Teluk Bintuni di Papua.

(Sb Wikipedia)

Luas di Indonesia antara 2,5 dan 4,5j uta hektar

(Sb Wikipedia)

Obat-obatan.

Bahan baku kertas.

b : Krivakertas

Kayu bakar.

Sumber : ktkabtangerang

Sumber devisa negara.

(sumber gambar: Kabarindonesia.com)

Apa manfaat hutan bakau?

( Sumber 118.98.213.22)

(sumber : http://images.google.co.id/imghp?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&tab=ni|

Page 111: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

93

Manfaat lingkungan

Menyerap air tanah.

Tempat bersarang ikan-kan.

Menurunkan kondisi gas CO2 di atmosfer.

sumber : cartoonstock.com)

Sb:iwanrakelta.wordpress.com)

Menahan abrasi pantai

Menahan instrusi air laut

(Sb: yanstron.wordpress.com)

Tempat wisata alam

sumber : wisata.voucher-hotel.com

(sumber : http://images.google.co.id/imghp?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&tab=ni|)

3 KegiatanMengapa terjadi banjir dengan menganalisis perilaku masyarakat dalam membuang sampah?Sering tidak disadari bahwa perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat memicu terjadinya banjir , misalnya membuang sampah ke sungai. Hal ini karena pengetahuan yang kurang atau pendidikan yang minim atau kebiasaan atau aturan yang tidak ada.Mengapa hal ini penyebab banjir? Apa yang terjadi dengan sampah sebelum banjir?1. Tugaskan siswa mengaitkan bagan gambar berikut ( bagan bisa

ditambah sendiri oleh siswa) dengan proses terjadinya banjir.

Page 112: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

94

perilaku buang sampah

Aliran air terhambat

Pembusukan dan pendangkalan sungai.

Membersihkan sampah secara rutin

Buang sampah pada tempatnya

Bagaimana mengelola sampah sehingga memiliki nilai ekonomis dan mengurangi

(sumber : http://images.google.co.id/imghp?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&tab=ni|)

Mengapa terjadi banjir dengan menganalisis laju pertumbuhan penduduk negara kita?

Sekarang banyak lahan pertanian/perkebunan/hutan/sungai/laut yang berubah fungsi menjadi tempat hunian atau tempat usaha dagang (Mall).Apakah ini akibat dari jumlah penduduk bertambah sangat pesat? Apa yang mereka perlukan? mungkin pekerjaan sehingga muncul industri yang memicu peralihan lahan menjadi gedung (perusahaan, mall-mall sebagai lapangan usaha modern). Mungkin mereka membutuhkan tempat tinggal. apa akibatnya? 1. Coba tugaskan siswa mencari informasi tentang keterkaitan laju

pertumbuhan penduduk dengan terjadinya bencana banjir. Informasi bisa melalui pengamatan, pengalaman pribadi, wawancara dengan penduduk, internet atau sumber lain yang relevan, mendiskusikan hasilnya. Siswa bisa menggunakan peta konsep dibawah untuk dikembangkan)

Page 113: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

95

Masalah pertambahan penduduk ?

Masalah kepadatan penduduk

Kebutuhan air

bersih ?

Bagaimana perubahan

pemanfaatan lahan untuk

mata pencaharian

penduduk?

Masalah tempat tinggal

Perilaku penduduk dengan buang limbah sembarangan

(sumber : http://images.google.co.id/imghp?hl=id&client=firefoxa&rls=org.mozilla%3Aid%3Aofficial&tab=ni|)

Pertemuan ketiga

Tindakan Saat Terjadi Banjir Setiap tahun kita mengalami musim hujan. Yang menjadi pemikiran adalah apakah musim hujan banyak membawa manfaat. Mengapa? Berikut merupakan contoh fakta tentang manfaat hujan bagi manusia .

Irigasi untuk 439 Ha Sawah Kering [NGANJUK] Sebanyak lima dari enam waduk di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim) kekeringan. Salah satunya adalah Waduk Kedungsengon, di Desa Balunggebang, Kecamatan Gondang. Waduk yang semula memasok irigasi teknik sawah seluas 439 hektare (ha) di empat desa,

Page 114: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

96

yakni Balonggebang, Ngujung, Sanggrahan, dan Karangsemi, Kecamatan Gondang, kini tak berfungsi.

“Karena Waduk Sengon kering, petani hanya mengandalkan aliran air dari Waduk Sumberkepuh di Kecamatan Lengkong, satu-satunya bendungan besar di Nganjuk yang masih mengaliri lahan pertanian,” ujar Kusyono, penjaga Waduk Kedungsengon, Kamis (6/8).

Dalam kondisi normal, Waduk Kedungsengon yang dibangun 1973 memiliki debit air 560.000 meter kubik per detik (m3/detik) dan mampu menampung 2,5 juta m3. Kapasitas waduk mampu memasok air irigasi teknis untuk 12.000 ha sawah. Sejak awal Juli hingga Agustus, waduk dengan kedalaman delapan meter tersebut mengering.Menyusul kondisi kekeringan kali ini, sekitar 439 ha tanaman padi di empat desa terdekat gagal panen. Petani setempat terpaksa mengganti tanaman padi dengan tanaman palawija. Kondisi kekeringan kali ini dinilai warga jauh lebih cepat dari perkiraan. Tahun-tahun sebelumnya, Waduk Kedungsengon baru mengering sekitar September. “Sekarang ini sejak akhir Juni, air mulai menyusut kemudian Juli habis dan sekarang mulai mengering,” katanya.Sumber: Labels: Development, Economic, Environment, Farming, Food, Water, 2009-08-07

Banyak orang menganggap bahwa banjir adalah bencana yang menimbulkan korban jiwa maupun harta/kekayaan. Berikut adalah contoh banjir yang mendatangkan bencana.

Kemana kami harus bertahan hidup?

Jalan macet dimana-mana, pemborosan ?

SAAT BANJIR

Ribuan hektar sawah /padi siap panen terendam banjir

Ekonomi lumpuh

Forum Views (0) Forum Replies (0) Pemprov Minta Pabrik Korban Banjir Turut Direlokasi BANDUNG -- Pemprov Jabar meminta pemerintah pusat merelokasi pabrik yang menjadi korban banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Bojongsoang, dan Baleendah, Kabupaten Bandung. Setiap kali banjir, sedikitnya 80 pabrik di tiga kecamatan tersebut tidak beroperasi. Wakil Gubernur Jabar, Nu'man Abdul Hakim, menjelaskan, rencananya Bappenas akan mengalokasikan dana antisipasi banjir di Kabupaten Bandung sekitar Rp 30 triliun.

Page 115: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

97

Lalu tindakan apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana?

Tindakan menyelamatkan bidang usaha/ekonomi (1)

1. KegiatanSetiap terjadi banjir seseorang atau masyarakat harus melakukan tindakan guna Pengurangan Risiko Bencana. Tindakkan apa yang harus dilakukan seseorang ketika sedang bekerja di suatu pabrik.

Sebagai jawaban, tugaskan siswa mencari informasi dengan menggunakan peta konsep di bawah (peta konsep ini masih bisa dikembangkan oleh siswa)?

Contoh skema ini masih bisa dikembangkan berdasarkan temuan, pengalaman, wawancara, baca internet dan lain sebagainya.Hasil identifikasi dikomunikasikan di kelas.

Page 116: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

98

Saat kerja di pabrik

Menyimpan dokumen penting di lantai atas bila gedung bertingkat,mengapa?

Matikan aliran

listrik, mengapa?

Matikan mesin yang sedang digunakan, mengapa?

Membunyikan tanda sirine

Memakai baju pelampung

Gunakan ban atau perahu karet saat keluar pabrik

Melakukan pendataan ulang

terhadap barang yang rusak, hilang, masih laik pakai dan menghitung kerugian yangdialami.

Tindakan Saat Banjir (2)(Apa yang harus dilakukan ketika di rumah)1. Kegiatan

Jika rumah sudah tergenang air seberapun tingginyanya , perlu tindakan darurat .

Contoh gambar bagan tindakan yang harus dilakukan saat banjir ( dikembangkan lebih lanjut oleh siswa.)

2. Tugaskan siswa mendiskusikan tindakan yang perlu dilakukan warga saat terjadi banjir

Tindakan saat banjir (3)1. Kegiatan

Banjir merupakan bencana yang harus ditangani bersama antara pemerintah dan masyarakat.Apa yang dilakukan oleh pemerintah saat banjir ? (skema ini bisa dikembangkan sendiri oleh siswa)

Page 117: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

99

SAAT BANJIR

Menggunakan ban karet atau ban bekas

Menyimpan barang berharga di lantai atas

Keluar ke tempat aman dgn getek, atau papan Menuju tempat

pengungsian minta pertolongan

Memutuskan aliran listrik

Mengunci pintu rumah

Perlu keamanan lingkungan

Mengatur debit air

Menyediakan prahu karet

Mendatangkan tim medis ke daerah banjir

Menyediakan posko banjir

Peringatan dini dengan sirine

Meninjau banjir

Page 118: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

100

SAAT BANJIR

Menggunakan ban karet atau ban bekas

Menyimpan barang berharga di lantai atas

Keluar ke tempat aman dgn getek, atau papan Menuju tempat

pengungsian minta pertolongan

Memutuskan aliran listrik

Mengunci pintu rumah

Perlu keamanan lingkungan

Mengatur debit air

Menyediakan prahu karet

Mendatangkan tim medis ke daerah banjir

Menyediakan posko banjir

Peringatan dini dengan sirine

Meninjau banjir

Pertemuan keempat

Tindakan Sesudah Terjadi Banjir (1)

Banyak cara yang ditempuh pemerintah sesudah banjir, agar bisa mengurangi risiko yang akan datang. Penanganan dapat bersifat fisik maupun non fisik., contoh (perhatikan gambar bagan berikut):

Reboisasi hutan

gundul

.

Menggunakan lahan sesuai dengan fungsinya

Penataan tata kota dengan memperhatikan pola keruangan

Memelihara situ

Melindungi hutan dari ancaman kepunahan.

Kerja bakti membersihkan got/saluran air

Mengecat rumah

Menyediakan tempat sampah dan memilah sampah kering non organik dan sampah basah non organik

Jemur barang

APA LAGI dan APA LAGI ?

Iklan bebas banjir?

Sempat ber�kir pindah /jual rumah

Page 119: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

101

Tindakan Sesudah Banjir (2)

Apa yang dirasakan masyarakat sesudah banjir. Banyak sekali risiko yang ditanggung. Misalnya : rumah menjadi kotor, dinding bangunan retak, lembab, timbulnya berbagai penyakit menular, mahalnya harga bahan makanan , tempat hunian tidak laku lagi dijual, belum lagi rumah yang roboh sehingga perlu renovasi. Berikut ini adalah contoh tindakan yang dilakukan masyarakat sesudah banjir.(siswabisa mengembangkan lebih lanjut)

Reboisasi hutan

gundul

.

Menggunakan lahan sesuai dengan fungsinya

Penataan tata kota dengan memperhatikan pola keruangan

Memelihara situ

Melindungi hutan dari ancaman kepunahan.

Kerja bakti membersihkan got/saluran air

Mengecat rumah

Menyediakan tempat sampah dan memilah sampah kering non organik dan sampah basah non organik

Jemur barang

APA LAGI dan APA LAGI ?

Iklan bebas banjir?

Sempat ber�kir pindah /jual rumah

Tindakan sesudah banjir (3)

( penyimpanan dokumen tentang peristiwa banjir)Menyimpan dan mempelajari data sejarah kawasan rawan banjir. Data tersebut tidak boleh hilang dan terus diperbaharui bila ada perubahan kejadian. Hal ini sebagai perbandingan dengan data banjir terdahulu dan sebagi informasi peringatan yang akan datang. Hal-hal yang perlu dicatat dalam data tersebut antara lain1. Analisis kekerapan banjir.2. Pemetaan tinggi rendah permukaan tanah (topografi).3. Pemetaan bentangan daerah seputar sungai (kontur sekitar sungai)

lengkap dengan perkiraan kemampuan sungai itu untuk menampung lebihan air.

4. Catatan pemantauan lelehan salju / es dan kelongsoran tebing / daerah hulu.Kemampuan tanah untuk menyerap air.

Page 120: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

102

5. Catatan pasang surut gelombang laut (untuk kawasan pantai/pesisir). Kekerapan badai.

6. Geografi pesisir / pantai.7. Ciri-ciri banjir.8. Cara efektif untuk memantau jalur banjir adalah lewat teknik-teknik

penginderaan jauh, misalnya Landscape.

Tindakan sesudah banjir (4)(Bidang pendidikan)

Memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada masyarakat untuk mengantisipasi banjir , antara lain1. Memberi penjelasan adanya kerugian fisik dan non fisik, karea 2. Memberi informasi tentang siklus air3. Pengaturan tata guna tanah4. Pengurangan kepadatan penduduk5. Larangan penggunaan tanah untuk fungsi-fungsi tertentu

Kegiatan akhir1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari kegiatan belajar yang

telah dilakukan

Penilaian

Tes esai

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!1 Jelaskan penyebab banjir !2. bagaimana cara mencegah banjir?3. Tindakan apa yang akan dilakukan apabila terjadi banjir?4. Tindakan apa yang dilakukan saat terjadi banjir?5. Upaya apa yang dilakukan setelah terjadi banjir?

5.2. Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana pada Mata Pelajaran Muatan Lokal (Mulok)

5.2.1. Analisis konteks mata pelajaran muatan lokalKontek secara umum diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana sesuatu berada atau terjadi. Analisis konteks adalah usaha untuk mengerti dan memahami lingkungan, baik fisik mapun non fisik yang kemudian dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.Hilda Taba (1962) memberikan istilah analisis situasi, yang didefinisikan sebagai penyelidikan mendetail

Page 121: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

103

mengenai konteks dimana sebuah kurikulum akan diterapkan, dan aplikasi dari analisis tersebut terhadap kurikulum yang sedang dikembangkan.

Bagaimana melakukan analisis konteks?1. Kumpulkan informasi dan diskusikan konteks dan komunitas yang ada di

lingkungan. Misalnya: Banjir di Jakarta maka perlu didiskusikan dengan masyarakat sekitar korban banjir, masyarakat yang terkena dampak banjir, pemerintah daerah setempat dalam hal ini PEMDA DKI, daerah penyangga banjir lainnya ( misalnya PEMDA Kota /Kabupaten Bogor) ., sekolah (komunitas guru misalnya MGMP)

2. Identifikasi sumber data kualitatif dan kuantitatif yang dianalisis, pertimbangkan mengenai data sistem pembelajaran dan partisipasi siswa, data sekolah dan kelas, personal (guru dan staf ) , sejarah lokal, serta persepsi komunitas, pertimbangkan pula masukkan dari guru, siswa dan orag tua.

3. Lakukan mapping terhadap konteks masyarakat/daerah/sekolah4. Kembangkan analisis dengan pertanyaan pokok berikut Dimana kita sekarang? merupakan analisis komprehensif, misalnya

terhadap kondisi sekarang, permasalahan yang perlu dipecahkan, sumber daya yang tersedia dan kekurangan yang ada

Kemana tujuan kita? menunjukkan pada aktivitas memperkokoh pengertian dari prinsip-prinsip yang mengarahkan kegiatan dan tujuan jangka menengah, jangka panjang kita.

Bagaimana mencapainya dan melalui langkah-langkah yang bagaimana? merupakan pengembangan strategi untuk mencapai tujuan.

Apa yang kita miliki? merupakan analisis terhadap sumber daya yang kita miliki.

Dengan siapa kita bekerja?idenifikasi terhadap semua pihak yang terlibat.Perlu inisiatif dalam hal mobilisasi dan modal untuk mengorganisir partisipasi mereka.

Apa yang perlu dilakukan dalam jangka pendek? merupakan pengembangan dari tujuan langsung dan komitmen untuk mengimplementasikan kebijakan dengan memperhatikan kenyataan dan keberagaman dalam konteks yang ada.

Kesulitan apa yang dihadapi, peratuan apa yang terkait dan hasil seperti apa yang diharapkan.

Page 122: Banjir sma 26 mei

NO

.KO

ND

ISI S

EKA

RAN

GA

SPEK

YA

NG

DIA

NA

LISI

SKO

ND

ISI Y

AN

G D

IHA

RAPK

AN

- Dae

rah-

daer

ah te

rten

tu s

erin

g te

rken

a m

usib

ah b

anjir

kar

ena

leta

k-ny

a d

i DA

S, D

atar

an re

ndah

, saw

ah- K

esad

aran

mas

yara

kat m

enja

ga k

ualit

as li

ngku

ngan

hid

up m

asih

re

ndah

, mis

alny

a m

embu

ang

sam

pah

dise

mba

rang

tem

pat,

men

g-gu

naka

n su

mur

inje

ksi,

men

eban

g po

hon

untu

k ko

mod

itas

- Ada

nya

urba

nisa

si b

esar

-bes

aran

yan

g be

rdam

pak

pada

pe

nyem

pita

n la

han

resa

pan,

kel

angk

aan

air.b

ersi

h, ru

mah

kum

uh

Mas

yara

kat

- Tid

ak m

endi

ami d

aera

h al

iran

sung

ai k

aren

a di

fung

sika

n se

baga

i dae

rah

peng

hija

uan.

- Men

gelo

la s

ampa

h de

ngan

bai

k da

n be

nar s

ehin

gga

mem

iliki

nila

i eko

nom

is- M

embu

at s

umur

resa

pan

- Men

anam

poh

on d

isek

itar r

umah

- Men

jaga

keb

ersi

han

lingk

unga

n- M

enci

ptak

an k

erja

man

diri

di d

esa

- Kaj

ian

tent

ang

banj

ir ha

nya

seba

tas

cont

oh-c

onto

h pe

mbe

laja

ran

atau

pen

geta

huan

yan

g ad

a di

SK/

KD s

aja,

hal

ini s

anga

t min

im k

aren

a be

lum

sam

pai p

ada

tinda

kan

dan

sik

ap m

enga

ntis

pasi

terja

diny

a ba

njir

- Sek

olah

kor

ban

banj

ir : b

elum

mel

akuk

an k

oord

inas

i den

gan

mas

yara

kat,

pem

erin

tah

daer

ah s

etem

pat u

ntuk

mem

ikirk

an

pend

idik

an y

ang

berb

asis

mas

yara

kat b

anjir

Seko

lah

- Per

luny

a m

ulok

pili

han

tent

ang

banj

ir m

engi

ngat

dae

rah

peny

angg

a ba

njir

berp

oten

si m

emic

u te

rjadi

nya

banj

ir.

Cont

oh M

ulok

Pen

didi

kan

Berw

awas

an K

ualit

as L

ingk

unga

n H

ijau

1. 2. 3.- B

elum

men

gang

kat p

endi

dika

n PR

B ba

njir

men

jadi

mul

ok w

ajib

- B

elum

mam

pu m

elak

ukan

rea

loka

si te

mpa

t-te

mpa

t pem

ukim

an

yang

men

jadi

pem

icu

terja

diny

a ba

njir

- Pem

elih

araa

n te

rhad

ap b

endu

ngan

, situ

bel

um m

aksi

mal

PEM

DA

- Per

lu m

ulok

waj

ib

Cont

oh A

nalis

is K

onte

ks M

ata

Pela

jara

n M

ulok

Tabe

l 5.6

: Con

toh

Ana

lisis

Kon

teks

Mat

a Pe

laja

ran

Mul

ok

Page 123: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

105

5.2.2. Penyusunan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Pengurangan Risiko BanjirDibawah ini merupakan contoh penyusunan standar kompetensi dan kompe-tensi dasar untuk mata pelajaran muatan lokal

Tabel 5.7: Contoh Analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

untuk Mata Pelajaran Muatan Lokal Pengurangan Risiko Banjir

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

MATERI AJAR

Memahami pengelolaan lingkungan (alam dan buatan) dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk di bumi

1.1 Menganalisis kualitas lingkungan sebagai penyebab terjadinya bencana banjir1.2 Mendeskripsikan tindakan saat terjadinya bencana banjir1.3 Mengidenti�kasi cara-cara mengelola lingkungan untuk mengurangi risiko bencana banjir

- Kualitas Lingkungan Sebagai penyebab Banjir- Tindakan saat terjadi Bencana Banjir- Pengurangan ResikoRisiko Bencana Banjir

5.2.3. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Pengurangan Risiko Banjir

Dibawah ini merupakan contoh penyusunan silabus untuk mata pelajaran muatan lokal

Page 124: Banjir sma 26 mei

1.1

Men

gana

lisis

kua

litas

lin

gkun

gan

alam

dan

bu

atan

seb

agai

pen

ye-

bab

terja

diny

a be

ncan

a ba

njir

- Kua

litas

Lin

gkun

g-an

seb

agai

pen

y-eb

ab B

anjir

- Tan

ya ja

wab

tent

ang

peng

elol

aan

lingk

unga

n al

am:h

utan

den

gan

men

g-gu

naka

n pe

ta k

onse

p pe

man

faat

an

sum

ber k

ekay

aan

alam

- Men

ggal

i inf

orm

asi t

enta

ng p

eng-

ertia

n ba

njir

- Men

gum

pulk

an in

form

asi t

enta

ng

peny

ebab

ban

jir- M

endi

skus

ikan

pen

yeba

b te

rjadi

nya

banj

ir- M

embu

at k

esim

pula

n pe

nyeb

ab te

r-ja

diny

a ba

njir

- Men

jela

skan

car

a m

enge

lola

lin

gkun

gan

- Men

jela

skan

sirk

ulas

i air

- Men

jela

skan

terja

diny

a ba

njir

- Per

form

ance

test

- Tes

pen

ugas

an- T

es te

rtul

is- T

es li

san

- Mas

yara

kat

- Lin

gkun

gan

alam

dan

bu

atan

- Med

ia c

etak

: buk

u ya

ng re

leva

n- M

edia

ele

ktro

nik

: TV

, int

erne

t

1.2

Men

desk

ripsi

kan

tin

daka

n s

aat t

erja

di-

nya

benc

ana

banj

ir

Tind

akka

n sa

at te

r-ja

di b

anjir

- Men

ggal

i inf

orm

asi t

inda

kan

yan

g di

laku

kan

di b

idan

g us

aha

ekon

omi

saat

ban

jir- M

engg

ali i

nfor

mas

i tin

daka

n m

asya

raka

t saa

t ter

jadi

ban

jir- M

engg

ali i

nfor

mas

i tin

dakk

an

pem

erin

tah

saar

ban

jir- M

engg

ali i

nfor

mas

i tin

daka

n se

kola

h sa

at te

rjadi

ban

jir

- Mem

beri

cont

oh k

esia

pan

men

tal

dan

�sik

saa

t ter

jadi

ben

cana

- Men

gide

nti�

kasi

tind

akan

yan

g di

laku

kan

bida

ng u

saha

eko

nom

i, m

asya

raka

t, pe

mer

inta

h, s

ekol

ah

saat

terja

di b

enca

na b

anjir

- Tes

pen

ugas

an- T

es te

rtul

is- T

es li

san

- Mas

yara

kat

- Lin

gkun

gan

alam

dan

bu

atan

- M

edia

cet

ak: b

uku

yang

rele

van

- Med

ia e

lekt

roni

k :

TV, i

nter

net

1.3

Men

gide

nti�

kasi

car

a-ca

ra m

enge

lola

ling

-ku

ngan

unt

uk m

eng-

uran

gi ri

siko

ben

cana

ba

njir

- Pen

gura

ngan

Ri

siko

Ben

cana

Ba

njir

- Men

cari

info

rmas

i tin

daka

n se

tela

h ba

njir

- Men

disk

usik

an c

ara-

cara

men

gura

ngi

risik

o ba

njir

- Mem

buat

kes

impu

lan

cara

-car

a m

enge

lola

ling

kung

an

- Men

gide

nti�

kasi

tind

akan

set

elah

ba

njir

- Mem

ber c

onto

h ca

ra m

enge

lola

lin

gkun

gan

- Per

form

ance

test

- Mas

yara

kat

- Lin

gkun

gan

alam

dan

bu

atan

- Med

ia c

etak

: buk

u ya

ng re

leva

n- M

edia

ele

ktro

nik

: TV

, int

erne

t

KOM

PETE

NSI

DA

SAR

MAT

ERI A

JAR

KEG

IATA

N P

EMBE

LAJA

RAN

IND

IKAT

OR

PEN

ILA

IAN

SUM

BER

BELA

JAR

Cont

ohSa

tuan

Pee

ndid

ikan

: S

MA

Mat

a Pe

laja

ran

: M

ulok

Ke

las/

Sem

: …

…..

Alo

kasi

wak

tu

: 1

0 ja

m p

elSt

anda

r Kom

pete

nsi

: Mem

aham

i pen

gelo

laan

lin

gkun

gan

dan

da

mpa

knya

terh

adap

keh

idup

an m

akhl

uk d

i bum

i

Tabe

l 5.8

: Co

ntoh

Pen

yusu

nan

Sila

bus

Unt

uk m

ata

pela

jara

n M

uata

n Lo

kal

Page 125: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

107

5.3. Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir kedalam Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler. Di samping itu, untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi/ dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstrakurikuler dapat dibina oleh konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler dapat mengembangankan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegitan tidak terprogram dilaksanakan secara lansung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik.

Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen, yaitu pelayanan konseling, meliputi pengembangan kehidupan pribadi, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir. Sedangkan ekstrakurikuler, meliputi kegiatan kepramukaan, latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja, seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan.

Contoh Pengintegrasian Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Analisis kegiatan ekstrakurikuler yang mengitegrasikan Pendidikan PRB dalam analisis ini, diidentifikasi kegiatan ekstrakurikuler di SD yang dapat diintegrasikan dalam pendidikan pengurangan risiko bencana. Misalnya, ditetapkan kegiatan pramuka, karena kegiatan Pramuka dapat diupayakan kegiatan terprogram, terutama agar siswa mampu mengidentifikasi lingkungan sekitar dan dibiasakan secara rutin simulasi penyelamatan diri.

2. Menyusun program kegiatan ekstra kurikuler yang mengintegrasikan pendidikan PRB. Setelah diteapkan kegiatan pramuka dapat diintegrasikan dalam pendidikan pengurangan risiko bencana gempa bumi, selanjutnya pembina kegiatan pramuka menyusun program dengan mengacu pada indikator perlaku siswa untuk pendidikan pengurangan risiko bencana banjir. Format program kegiatan ekstra kurikuler dapat dilihat seperti berikut:

Page 126: Banjir sma 26 mei

Pengintegrasian Materi Pokok Pengurangan Risiko Banjir Ke Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menengah Atas SMA/SMK/MA/MAK

108

Analisis kegiatan pengembangan diri

1. Lomba mengelola sampah menjadi pupuk

2. Budidaya tanaman penghijauan

3. Membuat lubang resapan air , dll

Penyusunan Program

Contoh:

1. Jenis Kegiatan : Budidaya tanaman penghijauan

2. Waktu kegiatan : Hari sabtu

3. Sasaran : Peserta didik, orang tua , masyarakat

4. Rangkaian kegiatan : Pembibitan, pemeliharaan tanaman, pemasaran

5. Tempat Kegiatan : Sekolah/madrasah sendiri atau sekolah/madrasah yang menelenggarakan kegiatan sama atau tempat lain

6. Peralatan : Cangkul, ember, plastik

7. Pelaksana : Peserta didik, guru, penyuluh pertanian.

Page 127: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

109

DAFTAR ISTILAHPengurangan Risiko Bencana Pengurangan risiko bencana adalah konsep dan praktik mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk menganalisa dan mengelola faktor-faktor penyebab dari bencana termasuk dengan dikuranginya paparan terhadap ancaman, penurunan kerentanan manusia dan properti, pengelolaan lahan dan lingkungan yang bijaksana, serta meningkatkan kesiapsiagaanan terhadap kejadian yang merugikan.

Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan Negara

Pengarusutamaan PRBProses dimana pertimbangan-pertimbangan pengurangan risiko bencana dikedepankan oleh organisasi/individu yang terlibat di dalam pengambilan keputusan dalam pembangunan ekonomi, fisik, politik, sosial-budaya suatu negara pada level nasional, wilayah daerah dan/atau lokal; serta proses-proses dimana pengurangan risiko bencana dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tersebut

Pendidikan Siaga Bencana Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecakapan hidup dalam mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah-langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Komite Sekolah Organisasi mandiri yang dibentuk dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan. Ia menjadi ruang bagi orangtua, masyarakat, dan pihak sekolah menyampaikan aspirasi dan merumuskan kebijakan bagi peningkatan pendidikan di sekolah. Ia merupakan badan independen yang tidak memiliki hubungan hirarkis dengan Kepala Sekolah. Ia menjadi mitra kepala sekolah dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam memajukan sekolah.

KTSP Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Sekolah dan kepala sekolah mengembangkan KTSP dan silabus berdasarkan a). Kerangka dasar kurikulum, b). Standar kompetensi, dibawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Provinsi.

Kurikulum Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahanpelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Page 128: Banjir sma 26 mei

Daftar Istilah

110

Ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

Standar Kompetensi ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatuproses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.

Kompetensi kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik.

Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum NKRI. Lingkup standar nasional pendidikan meliputi: a. standar isi, b. standar proses, c. standar kompetensi lulusan, d. standar pendidik dan tenaga kependidikan, e. standar sarana dan prasarana, f. standar pengelolaan, g. standar pembiayaan, h. standar penilaian pendidikan.

Sumber/bahan belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi,

Page 129: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

111

serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan

Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau ulah manusia, yang dapat terjadi secara tibatiba atau perlahan-lahan, yang menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan, di mana masyarakat setempat dengan segala kemampuan dan sumberdayanya tidak mampu untuk menanggulanginya.

Bahaya adalah situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.

Kerentanan adalah tingkat kekurangan kemampuan suatu masyarakat untuk mencegah, menjinakkan, mencapai kesiapan, dan menanggapi dampak bahaya tertentu. Kerentanan dapat berupa kerentanan fisik, ekonomi, sosial dan tabiat, yang dapat ditimbulkan oleh beragam penyebab.

Kemampuan adalah penguasaan sumberdaya, cara, dan kekuatan yang dimiliki masyarakat, yang memungkinkan mereka untuk, mempersiapkan diri, mencegah, menjinakkan, menanggulangi, mempertahankan diri serta dengan cepat memulihkan diri dari akibat bencana

Risiko adalah kemungkinan timbulnya kerugian pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang timbul karena suatu bahaya menjadi bencana. Risiko dapat berupa kematian, luka, sakit, hilang, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat.

Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana dan jika mungkin dengan meniadakan bahaya.

Page 130: Banjir sma 26 mei

Daftar Istilah

112

Mitigasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, baik secara fisik struktural melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik, maupun non fisik-struktural melalui perundang-undangan dan pelatihan.

Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah-langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Peringatan Dini adalah upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi, yang menjangkau masyarakat, segera, tegas tidak membingungkan, resmi

Tanggap Darurat adalah upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.

Bantuan Darurat merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, tempat tinggal sementara, perlindungan, kesehatan, sanitasi dan air bersih

Pemulihan adalah proses pengembalian kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada keadaan semula dengan melakukan upaya memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar, puskesmas, dll).

Rehabilitasi adalah upaya langkah yang dilakukan setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.

Rekonstruksi adalah program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.

Penanggulangan Bencana adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana, mencakup tanggap darurat, pemulihan, pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan.

Page 131: Banjir sma 26 mei

Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA/SMK/MA/MAK

113

DAFTAR PUSTAKA

Maryono, Agus, Dr-Ing Ir, Menangani Banjir, Kekeringan Dan Lingkungan; 2005, Penerbit: Gama Press- Universitas Gajah Mada, 2005.

Maryono, Agus, Dr-Ing Ir, KLH, Memanen Air Hujan: KLH, Jakarta, 2007.

Maryono, Agus, Dr-Ing Ir, Eko-Hidraulik Pembangunan Sungai:

Magister Sistem Teknik, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, 2002.

Maryono, Agus, Dr-Ing Ir, W. Muth dan Norbert Eisenhauer (Jerman), Hidrolika Terapan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2002.

Maryono, Agus, Dr-Ing Ir Pembangunan Sungai, Dampak Dan Restorasi Sungai, Gama Press- Universitas Gajah Mada, 2007.

Maryono, Agus, Dr-Ing Ir Rekayasa Tangga Ikan (Fishway) : Gama Press- Universitas Gajah Mada, 2007..