balai penelitian dan pengembangan budidaya air … file1980 sub balai penelitian perikanan darat di...
TRANSCRIPT
BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAUBALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU
BPPBAP merupakan Unit Pelaksana Teknis KementerianKelautan dan Perikanan di bidang penelitian dan pengembangan
perikanan budidaya air payau, yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perikanan Budidaya, serta dibina secara umumoleh kepala Badan Litbang Kelautan dan Perikanan
BPPBAP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian danpengembangan perikanan budidaya air payau
Kedudukan dan Tugas BPPBAP Maros(PerMen KP PER.32/MEN/2011)
Fungsi/Uraian Tugas BPPBAP Maros(PerMen KP PER.32/MEN/2011)
1. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan danevaluasi serta laporan;
2. Pelaksanaan penelitian perikanan budidaya air payau di bidang biologi,reproduksi, genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisidan teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah sertaanalisis komoditi;
3. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau;4. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, serta kerja sama litbang
perikanan budidaya air payau;5. Pengelolaan prasarana dan sarana litbang; dan6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Struktur Organisasi BPPBAP Maros(PerMen KP PER.32/MEN/2011)
Profesional, Terpercaya, dan Terdepandalam Penyediaan Data, Informasi dan
Teknologi Perikanan Budidaya Air Payau
Mengembangkan teknologi perikanan budidaya air payau unggulan yang
diakui dan bermanfaat bagi pengguna
Meningkatkan sumberdaya litbang, pelayanan jasa litbang dan
mengembangkan kerja sama litbangperikanan budidaya air payau
1969 Tjabang Penelitian Perikanan Darat di Makassar
1980 Sub Balai Penelitian Perikanan Darat di bawah Balai Penelitian Perikanan Daratdi Bogor
1984 Balai Penelitian Budidaya Pantai (BALITDITA) dengan 3 Sub Balai: Gondol; Bojanegara; Tanjungpinang
1990 Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai (BALITKANDITA) dengan 3 Sub Balai: Gondol; Bojanegara; Tanjungpinang
1995 Balai Penelitian Perikanan Pantai (BALITKANTA)Sub BALITKANTA Gondol Loka Penelitian Perikanan Budidaya LautSub BALITKANTA Bojanegara BPTP Kayu Ambon LembangSub BALITKANTA Tanjungpinang BPTP Padangmarpoyan Pekanbaru
2002 Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP)
2011 Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP)
Sejarah BPPBAP
InstalasiPembenihan
Udang Windu diBarru
Kantor Pusat diMaros & Instalasi
TambakPercobaan di
Maranak
Instalasi TambakPercobaan di
Takalar
Fasilitas Litbang BPPBAP Maros
Laboratorium Penguji Terakreditasi ISO 17025: 2008 terhadap 21 ruang lingkup dari 4 laboratoriumBPPBAP (Lab. Air, Lab. Tanah, Lab. KesehatanIkan/Ling, dan Lab. Nutrisi).
Fasilitas Litbang BPPBAP Maros
S3 S2 S1 D3 <SLTA Total
Peneliti 9 26 22 - - 57
Teknisi - - 2 2 19 23
Administrasi - 1 11 4 34 50
Jumlah 9 27 35 6 53 130
SUMBERDAYA MANUSIA BPPBAP
Jab. Fungsional JumlahPeneliti utama 13*Peneliti madya 12Peneliti muda 19Peneliti pertama 3Calon peneliti 10Jumlah 57
*) Profesor 3 orang
Peneliti BPPBAP
Komoditas Bidang Masalah1. Udang2. Rumput laut3. Kepiting bakau4. Bandeng5. Nila
Pemetaan dan daya dukung lahanKesehatan ikan dan lingkunganNutrisi dan teknologi pakanPerbenihan, Genetika, & BioteknologiPembesaran (keteknikan budidaya)
Program Litbang
Produk Unggulan
Teknologi perikanan budidaya air payau
Peta kelayakan lahan tambak
Publikasi/karya tulis ilmiah
Buku, leaflet, audiovisual, petunjuk teknis
Produk biologi: Bibit rumput laut UnggulBenur SPF, Probiotik, BakteriKultur Murni Plankton, Calon Induk Windu SPR
PEMETAAN DAN DAYA DUKUNG LAHAN
BUDIDAYA
Survei Kelayakan Lahan Budi Daya Laut dan Tambak (1)
Peta kesesuaian lahan budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur
Survei Kelayakan Lahan Budi Daya Laut dan Tambak (2)
Peta kesesuaian lahan budidaya rumput laut(Kappaphycus alvarezii) di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo
Survei Kelayakan Lahan Budi Daya Laut dan Tambak (3)
Litbang Udang Windu Dan Vaname
Distribusi Patogen di Sulawesi Selatan
-Virus Positif 3 (HPV, MBV,- WSBV)- Bakteri V. tubiashi, V. leiognthi-V. mimicus, V. harveyi
-Virus Positif 3 (MBV, WSBV) (1,2)
- Bakteri V. mimicus (1,2)
-Virus Positif 1 (MBV,HPV)- Bakteri V. harveyi
-Virus Positif 4 (MBV) (1,2)
-Bakteri V. cholerae, V. harveyi,
- Virus Positif 1 (MBV)- Bakteri V. cholerae
-Virus Positif 1 (MBV,HPV, WSBV
- Bakteri V. cholerae
- Virus Positif (WSBV)-Bakteri V. harveyi, V. tubiashi, V. cholerae
- Virus Positif 1 (WSBV, - MBV) (1,2)
- Bakteri V. splendidus, V. harveyi
- Virus Positif 4 (MBV)- Bakteri V. leiognathi
- Virus Positif 4 (MBV, HPV,WSBV) (1,2)
-Bakteri V. splendidus, V. mimicus
-Virus Negatif- Bakteri V. mimicus
-Virus Positif 1 (MBV)-Bakteri V. splendidus,V. ordalii
- Virus (MP)
- Bakteri V. mimicus, V. harveyi
-Virus Positif 4 (MBV)- Bakteri
-Virus Positif 2 (WSBV)- Bakteri
-Virus Positif 4 (WSBV,MBV) (1,2)
-Bakteri V. harveyi, V. mimicus, V. natriegens.
-Virus Positif 1 (WSBV)- Bakteri V. mimicus
Sumber Jml Isolat Potensial Isolat KandidatLaut 117 9 -Karang 283 2 -
Sedimen 80 4 1 (BL542)
Sponge 15 - -
Algae 9 - -Tambak 2.228 14 4 (MR55; BT950;
BT951;PR1080)
Mangrove 1.145 9 4 (BR931; PK446; BR883; MY1112)
3.976 38 9
Eksplorasi Bakteri Probiotik(Kawasan Pesisir)
Uji Berat (g) SR (%) Produksi (kg/4000 m2)
FCR
A 14,33 + 3,08a 94,35 + 7,84a 1339,1 + 85,56a 1,21 + 0,13a
B 14,99 + 2,54a 90,99 + 12,59a 1172,95 + 111,79a 1,30 + 0,13a
C 13,01 + 2,66a 96,54 + 4,74a 1221,75 + 95,39a 1,25 + 0,14a
Probiotik BPPBAP - Siap aplikasi skala komersial
Uji Probiotik BPPBAP (Vaname)
A: Probiotik komersial-I (fermentasi), B: Probiotik komersial-II (dicampurkan ke pakan), C: Fermentasi probiotik BRPBAP (kombinasi bakteri laut BL 542, mangrove BR 931, MY 1112, dan tambak MR 55, BT 950.
Padat tebar: 6-8 ekor/m2Pemupukan awal: Urea: 150 kg/ha;
TSP: 75 kg/haPupuk susulan: 10% dosis awal
Frekuensi pupuk susulan: 1 x semingguAwal pemberian pakan hari ke-60
Dosis pakan 5-2%/BM/hariFrekuensi: 3 kali sehari (07; 16; 22)
Polikultur vaname:bandeng = 60.000:500 ekor/haBenur pentokolan: 2 minggu
Sintasan: 70-80%.FCR: 1,1-1,2
Lama pemeliharaan: 100-110 hariProduktivitas: 600-1.100 kg/ha/mt
Budidaya Udang Vaname(Tradisional Plus)
Kepadatan : 8 ekor/m2
Produksi : 600 kg/ha (2005), Maros1.000 kg/ha (2006), Barru1.100 kg/ha (2007), Selayar
Keuntungan: Rp. 10-12 juta/ha/musim
Uji Multilokasi Teknologi Budidaya Udang Vaname(Tradisional Plus di Sulsel)
Perakitan Strain Udang Windu Unggul(Tahan Penyakit)
Metode produksi Transfeksi gen antivirusMarker mikrosatelit ketahanan penyakit
Pemeliharaan Terkontrol pada bak 1, 2, 10, 20, dan 90 tonProgres Produksi larva dan calon induk F0
Karakterisasi (laju transfeksi, ekspresi gen, uji tantang, pertumbuhan) Identifikasi udang windu resisten WSSV dapat dilakukan
dengan marker mikrosatelit DNAKeunggulan Peningkatan 24,5% terhadap virus WSSV (penyakit bintik
putih) Peningkatan 67% terhadap Vibrio harveyi atau bakteri
berpendar (bakteri penyebab penyakit vibriosis) (RPS 64,3-66,7%)
Manfaat/dampak Peningkatan produksi 20%
Perakitan Strain Udang Windu Unggul (Tumbuh Cepat)
Metode produksi Seleksi tumbuh cepat menggunakan marker DNA
Pemeliharaan Tambak 4.000 m2, padat penebaran 2 dan 10 ekor/m2Progres Seleksi udang windu tumbuh cepat dilakukan dengan
marker DNA sebagai MAS (marker assisted selection) Sintasan 84,03-90,05% Ukuran > 20 g sebanyak 41.450 ekor untuk dipersiapkan
calon indukKeunggulan Peningkatan pertumbuhan 35,2%.
Ukuran relatif seragamManfaat/Dampak Peningkatan produksi 30%.
Kontrol
Tumbuh cepat 02
4
6
8
10
12
14
1618
0 30 60 90 120 150waktu (hari)
berat (g)
Fast Growth
Con trol
0
5
10
15
20
25
45 75 105 135 150waktu (hari )
Berat (g)
Fast growthControl
Probiotik RICA Untuk Budidaya Udang Di Tambak
Keunggulan: Aplikasi probiotik meningkatkan sintasan (30%) dan produksi (50%) Pendapatan Rp 3.000.000/siklus (input probiotik kurang dari Rp 200.000,-)
dengan produksi 260-972 kg/ha (rata-rata produksi petani tanpa probiotik 150-200 kg/ha (1 siklus )). Teknologi aplikasi Probiotik RICA mudah diterapkan di masyarakat dalam suatu
kelompok pembudidaya udang (dalam hamparan), agar lebih efisien dalam penggunaan peralatan kultur bakteri probiotik. Aplikasi probiotik RICA di Kab. Barru 2 org (2009); Kab.
Pinrang 6 org (2010), 36 org (2012), 14 org (2014); Kab, Pangkep 71 org (2011), 18 org (2012), dan 20 org (2013)dengan perkiraan luas tambak 300 ha (Sulsel, Sulbar, Kaltim, Kalsel, Jateng, Jatim, dan Banten). Budidaya udang menggunakan probiotik RICA sebagai
salah satu rekomendasi teknologi oleh Komisi Litbang KKP Usulan untuk mendapatkan HAKI Asumsi produtivitas rata-rata 700 kg/ha/thn (2 siklus) dan
aplikasi dilakukan pada 300 ha tambak maka produksi yang dihasilkan dapat mencapai 210 ton/tahun dengan nilai Rp. 12,6 milyar/thn (harga udang Rp 60.000/kg).
Teknologi Budidaya Udang Vaname Super Intensif Di Tambak Kecil
Hasil Tambak beton luas 1.000 m2, kedalaman 2-3 m, dilengkapi central drain, tandon air bersih . dan
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Padat penebaran yang direkomendasikan 800-1.000 ekor/m2 Tingkat produksi mencapai 8-12 ton/siklus penebaran Laba operasional antara 429—631 juta per tahun (2 siklus penebaran) Panen parsial dilakukan 3 kali pada DOC 70; 90; 105 tergantung pada daya dukung tambak,
permintaan ukuran dan harga udang yang berlaku. Alih teknologi dengan penandatanganan MoU kerjasama antara BPPBAP dengan Perusda Provinsi
Sulsel, dan beberapa pengusaha tambak sudah mengadopsi teknologi superintensif.
Keunggulan:Lebih mudah dalam mengontrol lingkungan; Bisa melibatkan banyak pelaku usaha dan dapat dilakukan pada skala rumah tangga; Biaya per unit usaha relatif terjangkau; Mudah melakukan evaluasi; Bisa dijamin keberlanjutan usahanya; dan Bisa dilakukan untuk revitalisasi tambak idle
Kit Vibriosis Untuk Pencegahan Dini Penyakit Udang
Litbang sampai 2014 Telah berhasil diajukan 1 usulan paten biasa, 28 Juni 2012
(Invensi : Alat Uji Penanda Vibrio Udang Penaeid, No.reg. P00201200504) Diharapkan menjadi alat deteksi untuk monitoring penyakit
Vibriosis di pembenihan dan tambak pembesaran udang Penaeidsebagai sistem peringatan dini akan adanya serangan penyakituntuk mencegah kerugian pembudidaya udang akibat kematianmassal.
“ ALAT UJI PENANDA VIBRIO UDANG
PENAEID”
Kelebihan kit vibriosis dibanding metode konvensional1.Tidak perlu isolasi bakteri Vibrio dari organ udang yang sakit2.Waktu deteksi lebih singkat (1 – 2 hari) sedangkan metode konvensional
butuh 3 – 7 hari3.Dengan menggunakan primer haemolysin IAVh dan Kontrol positif bakteri
positif Vibrio harveyi (Kadriah 2012), serta komponen PCR dari produkkomersial, mampu mendeteksi Vibrio berpendar patogenik pada level 101
CFU/mLatau konsentrasi DNA 10 pg/mL. Dengan metode konvensionaldiperlukan kepadatan bakteri minimal 104 CFU/mL.
Litbang Rumput Laut
Strategi Produksi Benih Unggul
Jangka Pendek Seleksi varietas Kebun bibit
Jangka Menengah Kultur Jaringan Embriogenesis
Jangka Panjang Spora Protoplas Manipulasi genetik
Produksi Bibit Unggul Rumput Laut Melalui Seleksi Varietas
KontrolHasil Seleksi
Gracilaria verrucosa (di Tambak)
KontrolHasil Seleksi
Kappaphycus alvarezii (di Laut)Skema metode seleksi varietas
Tahapan :
Draft 1 : akhir Tahun 2009Draft 2 : awal Tahun 2010Kegiatan lapang : APBN TA. 2010Draft 3 : Okt Tahun 2010Kegiatan Lapang : APBN TA. 2011Finalisasi (Bogor) : Sept Tahun 2011Cetak Buku : Nov Tahun 2011
Pengarah :
Prof.Dr.Ir. Komar Sumantadinata, M.ScDr. Adiasmara Giri, M.Sc.Dr. Alimuddin, S.Pi, M.Sc.Dr. Ir. Utut Widyastuti, M.Si
Penerbitan Buku Protokol Seleksi RL
Kelender Musim Tanam Rumput Laut(Studi Kasus Pantai Barat Sulsel)
PermasalahBULAN
Pemecahan Masalah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Musim ice-ice Pilih bibit tahan penyakitIstirahat tanam
Musim hujan (Angin dan Ombak besar)
Dipindahkan ke tempatteduhTanam bibit E. denticulatumBatasi jumlah bentangan
Musim kemarau Bentangan diturunkan. Posisi RL min 50 cm daripermukaan
Musim gulma (Lumut)
Bersihkan gulma dangoyang tanamanPindahkan ke lokasiberarus
Pertumbuhankerdil
Ganti bibit Bentangandijarangkan
Keunggulan: Peningkatan laju pertumbuhan 24%; Kandungan agar 11,9-48,9%; dan Produksi bibit dapat dilakukan sepanjang tahun (tidak tergantung musim).
Budidaya rumput laut menggunakan bibit kultur jaringan Gracilariamerupakan salah satu Rekomendasi Teknologi di Komisi Litbang KKP.
Distribusi bibit unggul telah dilakukan ke pembudidaya sekaligus sebagai ujimulti-lokasi di Takalar, Maros, Sinjai, Pangkep, Luwu (Sulawesi Selatan,Balikpapan (Kalimantan Timur), Pasuruan (Jawa Timur) dan BandarLampung (Lampung).
Budidaya Rumput Laut Gracilaria Verrucosa Menggunakan BibitHasil Kultur Jaringan
Litbang Kepiting Bakau
Perbenihan Kepiting Bakau
Fekunditas : 245-500rb butir/ekor (546-560 µm)
HR : 80-95%SR Zoea-megalopa : 10%SR Zoea-Crablet (Cr-15) : 20%
A
B
C
Produksi Kepiting Soka(Karapaks Lunak)
D E
Ukuran benih : 80-100 g/ekor
Sistem : pemotongan kaki
Pakan : rucah (± 5% BT/hari)
Lama pemeliharaan : 20-30 hari
SR : 80%
Harga jual per kg : Rp. 50.000,-
Teknologi Budidaya Bandeng
Budidaya Bandeng Intensif
Lama pemeliharaan : 5-6 bulanPakan : Pelet, 3% bobot biomassaSintasan : 70-80%Produk : 8,3 ton/ha/MTFCR : 2Padat tebar : 50.000 ekor/haKeuntungan : Rp. 18,75 Juta/ha/MT
Petak penggelondongan Petak pembesaran Pakan
Produksi Bandeng Super Dalam KJA
Lama pemeliharaan : 5-6 bulanPakan : Pelet
: 3-5% bobot biomassaSintasan : 90-100%Produksi : 75 kg/m3
Padat tebar : 150 ekor/m3
Ukuran tebar : 50 g/ekorProduksi : 400 kg/keramba 8m3Keuntungan : 16,2 juta/th (12 keramba)
Produksi Ikan Nila Merah di KJA Laut
Lama pemeliharaan : 90 hariPadat penebaran : 750 ekor/m3, Wo: 20 g/ekorPakan pellet : (CP 24-27%) terapung 5-3%BWFrekuensi pemberian : 3 kali sehariFCR : 2,3 – 2,7Sintasan : 80%Produksi :100 kg/m3
Polikultur :ikan beronang/samandarKeuntungan : Rp. 15 jt/10 keramba/MT
Litbang Nutrisi dan Teknologi Pakan
Formulasi Pakan Pembesaran Ikan Bandeng di Tambak Berbasis Bungkil Kopra
Bahan PB-1 PB-2Tepung ikan lokal 10 15
Bungkil kopra 65 55
Dedak halus 10 10
Tepung tapioka lokal 14,5 19,5
Vitamin mix 0,25 0,25
Mineral mix 0,25 0,25
Komposisi Proksimat Pakan (% bobot kering) :
Protein 20,3 21,0
Lemak 14,9 13,3
Serat kasar 10,8 9,7
Abu 10,5 11,2
Energi total (MJ/Kg) 18,2 17,9
Harga pakan (Rp/kg) 3.500 4.000
Performansi Pertumbuhan Ikan Bandeng Dan Pemanfaatan Pakan Uji
Peubah Pakan uji PB-1 PB-2
Bobot akhir (g) 312±4,2a 309±7,1a
SGR (%/hr) 1,04±0,01a 1,04±0,01a
FCR 2,47±0,03a 2,48±0,11a
Efisiensi protein 2,20±0,03a 2,12±0,09a
Sintasan (%) 97,9±1,7a 98,5±1,4a
Produksi (kg/ha) 1.832±8,0a 1.824±68a
Biaya pakan (Rp) /kg produksi ikan 8.650 9.950
Harga penjualan ikan –biaya pakan (Rp/ha) 15.168.000 13.722.000
Litbang Tambak Sulfat Masam
Pemanfaatan Tanah Sulfat Masam Untuk Budidaya Ikan
Tokolan udang SR 80%Keuntungan Rp. 2,208 juta/siklus
Tokolan bandeng SR 64% 58-72%Keuntungan: Rp. 1,385 jt/siklus
Produksi udang 200 kg/ha SR: 28-49%
Keuntungan Rp. 4,116 juta/ha/mt
Pemanfaatan Tanah Sulfat Masam Untuk Budidaya Ikan
Produksi nila merah: 1,36 ton/ha/mt,
Keuntungan: Rp. 1 juta/ha/mt
Produksi bandeng 3.183 kg/ha/mtKeuntungan Rp. 11,5 juta/ha/mt
Rumput laut: 1,1 ton kering/ha/siklus
Keuntungan: Rp. 3-4 juta/ha/siklus
Diseminasi Hasil Litbang
AudiovisualLeaflet, Broshur,
Poster
Media Diseminasi Hasil Litbang
Diseminasi, Sosialisasi Hasil Litbang, Adopsi Teknologi
Peserta: 150-350 orang (60% pembudidaya)Penyuluh, akademisi, pengusaha, instansi terkait.
Penyelenggara BRPBAP atau melibatkan satker lingkupBadanlitbang KP
Bimtek, Pendampingan Teknologi, On-Farm danDiseminasi Hasil Litbang
Pendampingan Tek. MonitoringPenelitian On-Farm
BimtekTeknologiPakan