bakti aipd bahasa final

67
Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011 Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 1 l 1 l 1 l 1 l 1

Upload: nadya-luqyana-salsabila

Post on 11-Feb-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Publikasi Laporan Tahunan AIPD

TRANSCRIPT

Page 1: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 1l 1l 1l 1l 1

Page 2: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

22222 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Page 3: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 3l 3l 3l 3l 3

Kemitraan Australia-IndonesiaUntuk Desentralisasi

(AIPD)

LAPORAN NO. 1PERIODE JANUARI – JUNI 2011

Page 4: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

44444 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Page 5: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 5l 5l 5l 5l 5

DAFTAR SINGKATAN 4

1. RINGKASAN EKSEKUTIF 5

2. PENDAHULUAN 7

3. MONEV 10

4. ANALISA DAN PEMBELAJARAN 14

5. LAPORAN PROVINSI 19

5.1. Jawa Timur 20

5.2. Nusa Tenggara Barat 22

5.3. Nusa Tenggara Timur 24

5.4. Papua Barat 28

5.5. Papua 30

6. PEMERINTAH PUSAT & DUKUNGAN LINTAS PROGRAM 33

7. TAHAPAN SELANJUTNYA 39

LAMPIRAN 1: FORMAT TEMPLATE QUALITY AT ENTRY (QAE) 41

LAMPIRAN 2: LOGISTIK, STAF DAN STRUKTUR ORGANISASI 42

LAMPIRAN 3: KEUANGAN 46

LAMPIRAN 4: DATA KEGIATAN DAN RENCANA KERJA 48

LAMPIRAN 5: RINGKASAN SISTEM MONEV 52

Daftar Isi

Page 6: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

66666 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

AIPMNH – Australia-Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health (Kemitraan Australia

Indonesia untuk Kesehatan Ibu dan Anak)

ANGGUR MERAH – Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera (Budgeting for People’s Welfare)

BaKTI – Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia

CSR - Common Result Framework / Kerangka Hasil Umum

DeMAM – Desa Mandiri Anggur Merah

FKTI – Forum Kawasan Timur Indonesia

LOGICA – Local Government Innovation for Communities in Aceh Program

M&E – Monitoring dan Evaluasi

MKPP – Matriks Konsolidasi Perencanaan dan Penganggaran

NTT – Nusa Tenggara Timur

NTB – Nusa Tenggara Barat

OECD – Organisation for Economic Cooperation and Development

PCC – Program Coordinating Committee

PEACH – Public Expenditure and Capacity Enhancement Program

PILKADA – Pemilihan Kepala Daerah

PMC – Program Management Committee/Komite Manajemen Program

PNPM – Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

RESPEK – Rencana Strategis Pembangunan Kampung

QAE – Quality at Entry

TTU – Timor Tengah Utara

Daftar Singkatan

Page 7: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 7l 7l 7l 7l 7

i. Pelaksanaan enam bulan pertama program AIPD diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang dirancang untukmemastikan fondasi yang kuat untuk beroperasinya program ke depan, seperti membangun hubungan baikdengan para mitra dan menyepakati pedoman operasional. Dengan demikian, hanya beberapa kegiatan yangberkontribusi langsung pada pencapaian tujuan akhir program. Pada bulan-bulan berikut fokus diberikanpada kegiatan-kegiatan yang menyumbang langsung pada hasil akhir program yang telah ditetapkan.

ii. AIPD adalah program lima tahun, dengan dukungan dana sebesar AU$62 juta, yang dirancang untuk mendukungupaya peningkatan kinerja pemerintah provinsi dan kabupaten dalam pelayanan publik kepada masyarakat,khususnya di sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.

iii. Program ini difokuskan pada pengelolaan sumber daya, SDM dan keuangan, dengan dua pendekatan, yaitu‘enabling dan modeling’.Enabling,dengan maksud mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif yangmemungkinkan program-program sektoral memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar; Modeling, denganmaksud menyediakan model pembangunan yang dapat menjadi contoh untuk direplikasi pada provinsi dankabupaten lain.

iv. AIPD memiliki tiga komponen – penawaran, permintaan dan pertukaran pengetahuan. Untuk memahamilebih baik ketiga komponen ini, dengan menggunakan istilah yang dibuat program LOGICA,AIPDmengembangkannya menjadi ‘pemerintah yang responsif’ dan ‘masyarakat yang aktif ’. Kedua komponenini mendasari komponen ‘pertukaran pengetahuan’, yang bermaksud untuk memastikan semua lessons learneddipetakan dan disebar di wilayah lain.

v. Tantangan utama bagi AIPD adalah pada sebaran geografisnya dari Jawa Timur sampai Papua. Masing-masingprovinsi mempunyai karakteristik yang unik dan memiliki tingkat perkembangan pembangunan yang berbeda.

vi. Struktur laporan ini diinspirasi oleh struktur kriteria evaluasi OECD: relevansi, efektivitas, efisiensi dankeberlanjutan. Laporan ini juga dirancang untuk berbasis hasil dan isu-isu penting. Karenanya laporan inilebih berfokus pada ‘hasil akhir’ (outcomes) dan bukan pada input. Aspek input dilaporkan sebagai matrikskegiatan pada lampiran. Karena hasil-hasil program dalam enam bulan pertama masih terbatas, maka laporanini lebih memberi ruang untuk membahas isu-isu utama yang mendukung dan menjadi hambatan program.

vii. Penyaluran dana dalam enam bulan pertama tergolong lambat dan sedikit dibawah harapan. Hal ini terutamadidorong oleh tantangan yang dihadapi ketika menegosiasikan mekanisme manajemen program dan pengaturan-pengaturan teknis operasional pelaksanaan program (technical arrangement) di tingkat provinsi. Namundiperkirakan penyaluran dana akan meningkat secara eksponensial pada enam bulan yang akan datang.

viii. AIPD telah mendesain sistem M&E yang sangat jelas, berbasis pada standar M&E AusAID. Pemerintah Indo-nesia telah menyetujui penggunaan sistem ini. Terdapat tiga tujuan utama: (i) akuntabilitas – untuk menyediakanmekanisme yang sistematis untuk mengumpulkan berbagai bukti guna mengukur pencapaian hasil akhir; (ii)perbaikan program – untuk menyediakan informasi yang berguna bagi manajemen AIPD, AusAID danPemerintah Indonesia bagi pembuatan keputusan strategis; (iii) berbagi lessons learned – untuk memetakanberbagai pembelajaran yang bermanfaat untuk perbaikan rancangan program-program serupa.

ix. AIPD telah mengembangkan sistem yang disebut QAE yang menjamin kualitas setiap kegiatan sejak tahapdesain dan juga mencakup diantaranya aspek kesetaraan gender. Guna menjamin kesinambungan, pengembanganexit strategy juga dilakukan sejak tahap awal setiap kegiatan.

1. Ringkasan Eksekutif

Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Page 8: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

88888 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

x. Dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah AIPD akan mengembangkan strategi yang memastikan bahwapelaksanaannya tidak didominasi oleh satu unit pemerintah atau tokoh tertentu. Dana program tersediauntuk semua instansi dan dinas yang mampu mendemostrasikan bahwa usulannya benar-benar memberikanperbaikan dalam kinerja pemerintah.

xi. Dana program tidak akan dibagi sama rata untuk semua provinsi lokasi program. Dana akan dinegosiasikandengan masing-masing provinsi dan kabupaten berdasarkan kebutuhan yang sesuai dengan prioritasnya.Dana program juga tidak akan disalurkan untuk kegiatan-kegiatan yang merupakan kewajiban pemerintah.

xii. Pemilihan kabupaten lokasi program merupakan hasil negosiasi dengan Komite Manajemen Program di tingkatprovinsi. Beberapa kriteria pemilihan empat kabupaten lokasi per provinsi diantaranya mencakup pemilihankabupaten dengan karakteristik yang saling berbeda.

xiii. Sejumlah quick start activities telah dilaksanakan di tingkat kabupaten. Meskipun kegiatan-kegiatan ini tidakberkontribusi terlalu besar dalam pencapaian tujuan akhir program, kegiatan-kegiatan tersebut sangat pentingdalam membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan pemerintah provinsi dan kabupaten.

xiv. Aspek gender telah diintegrasikan kedalam semua aspek program melalui: (i) evaluasi aspek gender dalamtahap desain setiap kegiatan melalui proses QAE; (ii) identifikasi entry points untuk dilakukannya reformasikelembagaan dengan mitra pelaksana, berupa penerapan indikator dan mekanisme untuk memantaui danmengevaluasi upaya mendorong kesetaraan gender.

xv. Pada tingkat pusat AIPD telah menjadwalkan kegiatan lokakarya pengembangan mekanisme untuk menangkappembelajaran dari daerah dan menjadikannya sebagai umpan-balik dalam diskusi kebijakan di tingkat nasional.Mekanisme ini akan menentukan prioritas-prioritas pembiayaan dari AIPD dan lembaga donor lain.

xvi. AIPD juga membiayai sejumlah kegiatan lintas komponen. Beberapa diantaranya, seperti seminar dan lokakaryanasional, merupakan respon terhadap permintaan pemerintah demi menciptakan hubungan baik yang akanmemampukan AIPD untuk beroperasi secara efektif.

xvii. Salah satu kegiatan lintas program yang dibiayai AIPD adalah hibah untuk Yayasan BaKTI di Makassar. BaKTIadalah mitra utama untuk pelaksanaan komponen pertukaran pengetahuan.

xviii.Rencana kerja enam bulan berikutnya akan dibuat berdasarkan hasil dari enam bulan pertama,dengan fokuspada kegiatan-kegiatan yang transparan dan berkontribusi besar terhadap tujuan program. Pendekatansebelumnya dimana ketiga komponen program memiliki rencana kerja terpisah akan digabung dandikonsolidasikan menjadi hanya satu rencana kerja dengan tiga komponen yang terintegrasi.

Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Page 9: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 9l 9l 9l 9l 9

KEMITRAAN Australia-Indonesia untuk Desentraliasi (the Australia Indonesia Partnership for Decentralisation -AIPD) adalah program lima tahun, dengan dukungan dana sebesar Au$62 juta, yang dirancang untuk mendukungupaya pemerintah Indonesia memperkuat kinerja pemerintah provinsi dan kabupaten dalam meningkatkanpelayanan publik kepada masyarakat. Secara spesifik, program AIPD bertujuan untuk meningkatkan pelayananpublik di sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Aspek manajemen sumberdaya, baik SDM maupunfinansial, merupakan fokus dari program. AIPD menyediakan dukungan guna menciptakan lingkungan yangmemampukan/kondusif (enabling environment) bagi pemerintah provinsi dan kabupaten untuk meningkatkankinerjanya sehingga memberikan peluang yang lebih besar bagi program-program sektoral untuk menyediakanpelayanan publik yang berhasil dan efektif. Pada saat yang sama, program AIPD juga menyediakan model barupembangunan yang dapat direplikasi pada kabupaten dan provinsi lain.

Dalam mendukung upaya mengefektifkan otonomi daerah, AIPD dapat pula berperan dalam mendukunganpengembangan kebijakan. Ini dilakukan dengan cara ‘menangkap’ isu-isu dihadapi pemerintah provinsi dankabupaten dan menjadikannya umpan balik kepada pemerintah pusat. Lebih lanjut AIPD mendukung implementasikebijakan ke dalam pelaksanaan yang lebih baik sehingga ‘membuat desentralisasi bekerja’.

Untuk mencapai tujuan diatas, program AIPD mengembangkan tiga komponen – supply, demand dan knowledgesharing. Istilah-istilah ini membantu memetakan siapa saja pemangku kepentingan yang dengannya program inibekerja. Sebagai contoh, dalam konteks penyediaan layanan publik dan fungsi pemerintahansupply menunjukpada pemerintah pada berbagai tingkatan, sementara demand menunjuk pada masyarakat sipil (civil society) ataumasyarakat secara lebih luas. Supaya lebih tepat dalam menggambarkan tujuan-tujuan dari setiap komponentersebut, dengan diilhami oleh program LOGICA di Aceh, AIPD mengembangkan istilah demand dan supplymenjadi ‘masyarakat yang aktif ’ dan ‘pemerintahan yang responsif’. Kedua komponen ini selanjutnya mendasarikomponen ‘pertukaran pengetahuan’ (knowledge sharing) yang berperan untuk memastikan bahwa lessons learneddapat dipetakan dan dibagi ke tempat lain.

Tantangan utama bagi AIPD adalah pada sebaran geografis lokasi program. AIPD mencakup wilayah yang luas,bekerja di lima provinsi yang tersebar dari Jawa Timur sampai Papua Barat, dari kota dengan wilayah padat pendudukhingga pedesaan terpencil. Setiap provinsi memiliki karakteristik yang unik dan tingkat pembangunan yang berbeda.Meski demikian semua provinsi memiliki tujuan yang sama, yaitu ‘membuat desentralisasi bekerja’ (making decen-tralization work).

Struktur laporan ini, dan laporan-laporan yang sama di kemudian hari, diilhami oleh struktur laporan the Indepen-dent Completion Report dari OECD, dimana kriteria evaluasinya mencakup: relevansi, efektivitas, efisiensi dankeberlanjutan. Penggunaan struktur tersebut adalah untuk menjaga agar laporan ini tetap fokus pada hasil (re-sults) dan hasil akhir dari program (end-of-program-outcomes). Untuk menjamin konsistensi, meski dalam enambulan hasil dari program masih sangat terbatas, namun laporan ini tetap memberikan fokus pada hasil.

Program AIPD dimulai sedikit terlambat. Faktor non-program seperti pemilihan umum di Australia dan pergantianpejabat pemerintah di Indonesia turut menyumbang pada penundaan dimulainya program AIPD. AIPD memanfaat-kan penundaan tersebut terutama untuk memantapkan desain sistem monitoring dan evaluasi (M&E) yang lebihlengkap, sesuai dengan standar sistem M&E AusAID. Diketahui bahwa tidak semua program pembangunan memilikisistem M&E yang efektif sejak awal program. Belajar dari sini AIPDdiuntungkan dari tersedianya sistem M&E yanglengkap sejak awal yang mengarahkan program untuk berorientasi pada hasil. Hal ini juga memungkinkan AIPDmemastikan adanya potensi keberlanjutan sejak awal, sebagai bagian dari exit strategy.

2. Pendahuluan

Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Page 10: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

1111100000 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Aspek gender ini tidak dibuat sebagai strategi yang terpisah. Kesetaraan gender telah diintegrasikan ke dalamdesain seluruh kegiatan,dan keberhasilan AIPD akan diukur berdasarkan kesuksesannya dalam mengarusutamakan(mainstreaming) kesetaraan gender. Persetujuan seluruh kegiatan AIPD, termasuk didalamnya penilaian terhadapaspek gender, dilakukan melalui proses quality at entry (QAE), suatu prosedur untuk menjamin kualitas setiapkegiatan sejak awal perencanaannya. (lihat Lampiran1tentang template QAE)

AIPD juga didesain untuk memainkan peran ‘penghubung’ bagi kegiatan-kegiatan AusAID dan lembaga donorlainnya pada tingkat regional. Hal ini dimaksudkan untuk membangun keselarasan dan kesinambungan denganmenghindari duplikasi antar kegiatan. Salah satu alat penting untuk melaksanakan peran ini adalah KerangkaCapaian Bersama (Common Results Framework – CRF). Kerangka ini dibuat untuk memastikan bahwa berbagaikegiatan yang berbeda akan diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang sama. Meskipun demikian,dalam beberapa bulan penggunaan kerangka ini telah hampir kehilangan daya geraknya (momentum) dan beradadalam situasi yang tidak menguntungkan karena keterlambatan pelaksanaan. Akibatnya kerangka ini tidak mampumengambil manfaat dari program seperti AIPMNH yang akan segera selesai tahun 2012.

Masih terkait CRF, AIPD dapat berperan untuk memperkuat mekanisme-mekanisme koordinasi di tingkat provinsidan kabupaten. Hal ini dapat dicapai melalui pengembangan peran Komite Manajemen Program (PMC) dengantujuan ganda yaitu: 1) menyetujui kegiatan-kegiatan yang diusulkan; 2) memverifikasi capaian kegiatan.PMC diberbagai provinsi dipimpin oleh pejabat senior pemerintah provinsi, dan secara potensial memiliki kontrol terhadapdananon-APBD sehingga dapat dikelola dengan cara yang lebih terkoordinasi baik di tingkat provinsi maupunkabupaten.

AIPD selanjutnya berada pada posisi yang sangat strategis untuk mendorong sinergi antar program AusAID,melalui struktur manajemen AusAID yang lebih terintegrasi. Program AIPD diarahkan oleh tiga staf AusAID,masing-masing seorang Direktur Program yang berkedudukan di Jawa Timur dan dua orang Wakil DirekturProgram yang juga bekerja di daerah (Papua dan Papua Barat serta NTT dan NTB). Ketiga staf tersebut memilikikewenangan untuk mengkonsolidasi dan mengintegrasikan kegiatanAusAID di wilayah bersangkutan sebagai bagiandari perannya sebagai Regional Coordinator.

Sementara itu, Tim Pendukung Manajemen yang dikelola oleh Cardno Emerging Markets sebagai kontraktor telahmerekrut staf dan mendirikan kantor di lima provinsi lokasi program. Staf di masing-masing provinsi merupakansatu kesatuan dengan staf AusAID di masing-masing provinsi, sehingga mendorong terciptanya kemitraan dankelugasan dalam menanggapi secara efektif permintaan dan kebutuhan dari pemerintah daerah di setiap provinsi.Setiap provinsi diperkuat koordinator komponen tematik tertentu, antara lain pengelolaan keuangan daerah,kemitraan dengan masyarakat sipil, manajemen pengetahuan, monitoring dan evaluasi, serta human resource man-agement. (lihat Lampiran 2 tentang staffing logistik, dan struktur organisasi)

Di bidang penyaluran dana program (disbursement), penyaluran dana dalam enam bulan pertama tergolong lambat.Hal ini terutama didorong oleh tantangan yang dihadapi ketika menegosiasikan mekanisme manajemen programdan pengaturan teknis operasional pelaksanaan program (technical arrangement) di tingkat provinsi. Sekalipundemikian, diperkirakan penyaluran dana akan meningkat pada enam bulan yang akan datang, terutama setelahprogram semakin dikenal dan hubungan yang lebih kuat dan saling-percaya dengan para mitra di daerah terbangun(lihat Lampiran 3 tentang keuangan).

Status Penyaluran Dana

Penyaluran dana program untuk kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama, berikut pembelanjaannya, dalamenam bulan pertama ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan melalui proses QAE. Persetujuan melaluiQAE adalah tahap prosedur final dan mutlak didalam merespon permintaan dukungan dari pemerintah yangdisampaikan melalui proposal bersama antara pemerintah dan Tim AIPD di provinsi.

Dana program yang telah dibelanjakan hingga periode 30 Juni 2011 adalah sejumlah AU$505,394 dan danakegiatan yang telah disepakati dan ditetapkan adalah sebesar AU$1,630,255. Selanjutnya Lampiran 4menggambarkan kegiatan-kegiatan yang telah disetujui dan dana yang telah menjadi komitmen program.

Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Page 11: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 11l 11l 11l 11l 11

Page 12: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

1212121212 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

AusAID saat ini sedang berupaya untuk meningkatkan kualitas program-programnya dengan cara memperbaikiberbagai sistem dan mekanisme yang ada, mulai dari tahap perancangan program (initiative design), perancangansistem Monitoring dan Evaluasi (M&E) Program, dan sistem pelaporan dan evaluasi. Hal ini ingin dicapai melalui ujicoba Standard M&E AusAID dan pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas evaluasi (Evaluation Capacity Build-ing) di AusAID.

AIPD secara aktif mendukung upaya AusAID untuk meningkatkan kualitas sistem M&E Program. Enam bulanpertama masa implementasi AIPD digunakan untuk mengembangkan sistem M&E dengan menggunakan standarM&E AusAID sebagai referensi utama. Sistem M&E untuk AIPD menjadi sangat penting oleh karena tiga fungsiutamanya, yaitu: (i) pertanggungjawaban, untuk menyediakan sistem pengumpulan informasi yang sistematis dandidukung oleh metodologi yang kuat untuk bisa secara tepat menilai keberhasilan Program. Informasi hasil Pro-gram ini juga mendukung proses analisa kontribusi AusAID untuk berbagai capaian pembangunan di Indonesiamelalui Kerangka Capaian Bersama – AusAID (Common Results Framework), (ii) perbaikan program, untukmenyediakan informasi yang berguna bagi tim manajemen AIPD, AusAID, Kemendagri, dan Pemerintah Daerahuntuk mengambil keputusan secara strategis untuk menjamin bahwa program bisa mencapai hasil yang diharapkan,(iii) pertukaran hasil pembelajaran, untuk menyebarluaskan berbagai hasil pembelajaran yang diperoleh selamamasa implementasi AIPD kepada berbagai stakeholder sasaran, baik untuk perbaikan Program maupun replikasilebih lanjut di daerah lainnya.

Monitoring dan Evaluasi AIPD dilakukan berdasarkan alur logika program AIPD sebagai berikut. Berbagai input(kegiatan-kegiatan) program yang diberikan/dilakukan oleh AIPD akan menghasilkan berbagai macam keluaranatau produk, misalnya berbagai kebijakan dan aturan, anggaran dan perencanaan, sistem dan mekanisme,pengetahuan, keahlian dan kemitraan yang lebih baik. Selanjutnya, apabila para stakeholder kunci terus menggunakansecara berkesinambungan berbagai produk-produk tersebut maka akan mendorong berbagai perubahan dikalangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten sasaran AIPD, khususnya dalam hal pengalokasian dan pengelolaankeuangan menjadi lebih baik. Membaiknya kondisi pengelolaan keuangan daerah ini kemudian diharapkan dapatmeningkatkan pelayanan dasar publik dalam hal akses, kuantitas dan kualitas untuk masyarakat. Logika ProgramAIPD bisa diringkaskan dalam diagram yang telah disederhanakan di bawah ini.

3. Monev

Esti Rahayu
Highlight
Page 13: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 13l 13l 13l 13l 13

Figure 1. Logika Program AIPD (simplified version)1

1 Selanjutnya Lampiran 4 menggambarkan kegiatan-kegiatan yang telah disetujui dan dana yang telah menjadi komitmen program.2 Proses konsultasi dengan berbagai stakeholder yang relevan untuk mengklarifikasikan berbagai aspek M&E, diantaranya, teori perubahan

program, pertanyaan kunci evaluasi, kebutuhan informasi dan mekanisme pelaporan.

Persiapan Rencana Monitoring dan Evaluasi

Sebagai bagian inti dari proses Evaluability Assessment1dalam mengembangkan rencana M&E AIPD, konsultasi yangluas untuk memperoleh masukan telah dilakukan selama enam bulan pertama implementasi Program AIPD. Berbagaimasukan diperoleh dari tim AIPD, AusAID, Mitra Pemerintah (tingkat Nasional dan Provinsi), Komite KoordinasiProgram (PCC), dan Program-Program AusAID lainnya yang diarahkan pada peningkatan penyediaan layanandasar.

Suatu proses review juga dilakukan untuk menilai apakah Draft Rencana M&E AIPD telah sesuai dengan Stan-dard M&E AusAID Indonesia. Dua Penilai Eksternal telah melakukan review dan memberikan berbagai rekomendasiperbaikan Rencana M&E. Ringkasan Draft Rencana M&E yang menerangkan secara detail aspek-aspek utamaM&E di Program AIPD tersedia di Lampiran 5

Dalam enam bulan kedepan, tiga kegiatan utama ini akan menjadi prioritas dari Bagian M&E di Program AIPD, yaitu,pelaksanaan studi data dasar (baseline), pelatihan penggunaan sistem M&E kepada tim AIPD dan pengembangandatabase.

Studi Data Dasar (Baseline Study)

Sebuah studi baseline akan dilakukan untuk menilai kondisi saat ini di wilayah sasaran AIPD. Aspek-aspek utamaseperti, Pengelolaan Keuangan Publik/Kinerja Keuangan, Keadaan Pelayanan Dasar dibandingkan dengan Stan-dard Pelayanan Minimum, dan hasil-hasil pembangunan yang telah ada, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten.Studi ini akan mencoba melihat pola dari berbagai aspek tersebut di seluruh wilayah sasaran AIPD selama 5 (lima)tahun terakhir. Diharapkan, studi data dasar ini dapat memberikan titik referensi untuk perbandingan progressdan penilaian keberhasilan Program AIPD selama 5 (lima tahun) kedepan.

Kegiatan-kegiatandan Produk-Produk

KunciPenyebarluasanInformasi dan

Input - Output Immediate Outcome End of ProgramOutcomes

Impact

Kegiatan-kegiatandan Produk-Produk

kunci

Kegiatan-kegiatandan Produk-Produk

Kunci untukMasyarakat

(Legislatif, Media,

Berbagaistakeholder kunci(staff pemerintah,anggota DPRD,media, ormas danmasyarakat)menggunakansecaraberkesinambunganberbagai produkyg dihasilkan,seperti;

kebijakan/regulasi,perencanaan/

PemerintahProvinsi dan

Kabupaten/Kotasasaran AIPD

mengalokasikandan mengelolasumber daya

Masyarakat di daerahsasaran programAIDP menikmati

peningkatan layanandasar publik (akses,

kuantitas, dan

Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Page 14: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

1111144444 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Pelatihan Sistem M&E

Rencana M&E Program AIPD yang lebih ramah pengguna (user friendly), akan mulai didesain pada bulan Julisampai Agustus 2011. Versi ini akan menjadi bahan utama pelatihan tim AIPD ditingkat Provinsi dan Kabupatenuntuk dapat memahami sistem M&E Program AIPD secara baik, termasuk didalamnya tentang aspek-aspek utamaM&E, peran dan tanggung jawab, serta mekanisme analisa dan pelaporan. Pelatihan akan dilakukkan denganmenggunakan pendekatan kluster selama bulan September 2011 yaitu: (i) workshop pertama – untuk tim AIPDdari wilayah Nusa Tenggara dan Jawa Timur, dan (ii) workshop 2 – untuk tim Papua dan Papua Barat.

Pengembangan Data Base

Sebuah database akan dikembangkan mulai bulan Juli – September. Database ini akan memiliki dua bagian utama,yaitudatabase tingkat kegiatan dan database tingkat program. Pada dasarnya, data base ini akan berisikan berbagaiinformasi kunci seperti data-data kunci kegiatan, keluaran (deliverables/outputs), dan hasil, yang semuanya akanmendukung proses analisa kemajuan dan hasil Program AIPD. Database ini harus bisa menghasilkan informasitentang kemajuan dan hasil program yang membantu para pengelola program AIPD dan para pemangku kepentingan(stakeholder)utama bisa melakukan berbagai keputusan tentang implementasi dan arah strategis program.

Quality at Entry

Sebuah sistem jaminan kualitas saat perancangan kegiatan, Quality at Entry system (QAE), telah dikembangkan dandigunakan untuk bisa menilai setiap kegiatan sebelum disetujui untuk diimplementasikan. Tahapan ini memastikanbahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh AIPD telah benar dan sesuai kebutuhan, dengan kualitas yang tinggi,dan mengarah pada pencapaian hasil akhir Program AIPD (End of Program Outcomes).

Proses review mencakup berbagai aspek seperti ketepatan kebutuhan, ketepatan pilihan kegiatan dari sisi teknis,kejelasan logika program untuk bisa mencapai hasil akhir AIPD, kualitas pengaturan Monitoring dan Evaluasi,dukungan pada dimensi peningkatan keadilan Gender, serta kesesuaian anggaran yang efisien namun efektif. Berbagaiaspek diatas direview secara berjenjang mulai dari Program Officer, Asisten Direktur Program di Provinsi, berbagaiKoordinator Program, sampai pada tingkat manajemen senior untuk persetujuan. Format QAE bisa dilihat diLampiran1.

Tantangan

Rencana M&E harus sesuai dengan keadaan, kapasitas dan konteks wilayah dimana AIPD bekerja. Meskipunberbagai resiko dan tantangan yang harus dikelola akan dihadapi. Resiko dan tantangan diantisipasi sebagai berikut:

Kemungkinan over evaluasi. Bermacam-macam evaluasi dijadwalkan akan dilakukan selama masaAIPD. Selain berbagai evaluasi kecil (minor evaluations) yang akan dilakukan atau ditugaskan olehAIPD (paling sedikit 12 evaluasi), juga akan dilakukan berbagai evaluasi besar, oleh pihak luar seperti,Kelompok Evaluasi Referensi (Reference Evaluation Groups) dan Tim Evaluasi Gabungan dari AusAIDdan Kemendagri. AIPD harus berupaya untuk meminimalkan kemungkinan pengulangan fokus dariberbagai evaluasi ini, dengan mengatur agar berbagai evaluasi tersebut akan saling melengkapi dantidak tumpang tindih.

Ketersediaan Evaluator Lokal yang berkualitas. AIPD ingin menggunakan secara efektif paraevaluator nasional. Namun, ketersediaan evaluator tersebut yang telah memenuhi syarat-syarat danstandar evaluasi internasional bisa saja sulit ditemukan karena memang tidak banyak evaluator Indo-nesia yang memenuhi standar tersebut. Untuk mencari evaluator dari luar Indonesia akanmembutuhkan biaya yang lebih besar.

Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Page 15: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 15l 15l 15l 15l 15

Kriteria yang ditetapkan terlalu detail, sehingga malah lebih fokus pada pengamataninput. Rencana M&E telah menerangkan dengan cukup rinci berbagai mekanisme pengukurankemajuan dan hasil AIPD. Dengan penjabaran yang terlalu rinci ada resiko AIPD akan fokus padaanalisa, pengamatan dan pelaporan input dan keluaran, bukan pada pencapaian yang lebih luas, yaituhasil keseluruhan Program. Laporan kemajuan harus menampilkan keseimbangan yang baik antarainput/keluaran dan pencapaian hasil secara keseluruhan program.

Harapan yang tidak realistis. Walaupun kelihatanya AIPD memiliki sumber daya yang cukupbesar, namun tetap saja target yang realistis harus bisa dikembangkan bersama oleh para stakeholderAIPD, karena: 1) dibutuhkan waktu secara bertahap sampai AIPD bisa secara penuh beroperasi diberbagai wilayah sasaran AIPD. Pendekatan ini sebenarnya mengurangi total waktu efektif pelaksanaankegiatan di wilayah-wilayah tertentu. Kecepatan pelaksanaan akan berbeda-beda diantara berbagaiwilayah sasaran AIPD karena perbedaan kapasitas dan kesiapan tiap wilayah.

Pembebanan tugas yang berlebihan. Tantangan lain yang diantisipasi akan muncul adalah ketikaAIPD berupaya untuk menjadikan M&E sebagai bagian yang terpadu dalam implementasi programAIPD. Resikonya adalah pembebanan tugas yang berlebihan kepada tim AIPD dengan penambahanberbagai tugas dan tanggung jawab M&E. Pemahaman yang baik dan pembagian peran dan tanggungjawab yang sesuai sangat dibutuhkan untuk pengimplementasian sistem M&E seperti yang diharapkan.

Esti Rahayu
Highlight
Esti Rahayu
Highlight
Page 16: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

1111166666 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

4. Analisa dan Pembelajaran

Pelaksanaan program AIPD dengan logika program sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, dikembangkansebagai respons terhadap pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang telah berlangsung selama sepuluhtahun terakhir dengan berbagai kemajuan serta berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi. Bagian ini mengulaskonteks yang terus berubah, terutama pada tahun-tahun terakhir ini, terutama pada provinsi-provinsi lokasiprogram AIPD, serta bagaimana AIPD menyikapi keadaan tersebut.

Situasi Politik dan Ekonomi

Pelaksanaan otonomi daerah menyediakan arsitektur baru bagi pencapaian berbagai komitmen dan prioritaspembangunan Pemerintah Indonesia. Salah satu prioritas pemerintah yang secara intensif diupayakan adalahkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan, melalui kebijakan yang sifatnya mendorong pertumbuhan ekonomiguna menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan masyarakat, maupun yang sifatnyalangsung, berupa bantuan dan pendampingan sosial bagi masyarakat miskin.

Dalam beberapa tahun terakhir, prioritas mengurangi kemiskinan, yang diwujudkan melalui pengembangan pro-gram yang menyediakan dana dan sumber daya secara khusus dan yang langsung diarahkan kepada masyarakat didesa (misalnya melalui PNPM), telah berkembang dan tidak hanya menjadi milik pemerintah pusat semata. Fokusini mendapat bobot yang semakin besar melalui berbagai program serupa yang juga dikembangkan oleh sejumlahpemerintah provinsi dan kabupaten. Pada sebagian besar lokasi program AIPD misalnya, pemerintah provinsi dankabupatenmenyediakan dana dan sumberdaya yang langsung disalurkan kepada masyarakat di tingkat desa/kampung;sebagaimana yang terjadi di Papua, Papua Barat, NTT dan NTB.

Menguatnya program-program pengentasan kemiskinan daerah ini diduga merupakan pengaruh dari dua faktor,yang pertama terkait dengan dampak dari program-program ini, yang karena sifatnya yang langsung dirasakanmasyarakat, memiliki pengaruh yang kuat bagi pencitraan dan, pada gilirannya, membangun dukungan politik dalampemilihan kepala daerah. Yang kedua, terkait dengan kesadaran para politisi, terutama para kepala daerah, sebagaimanadisampaikan di dalam kampanye-kampanye PILKADA. Gejala ini mengindikasikan bahwa desain otonomi daerahmenyediakan ‘tekanan elektoral’ kepada para politisi untuk menyusun program pembangunan dan mengalokasikandana APBD yang berdampak langsung pada masyarakat.

Meski memiliki dampak positif memperkuat kecenderungan demokrasi pada tingkat bawah, pelaksanaan programdan komitmen pengentasan kemiskinan ini memiliki banyak tantangan dan persoalan. Munculnya fokus dankarakteristik kegiatan yang lebih berbasis desa/kampung membutuhkan perubahan dalam cara berpikir, ketrampilandan mekanisme penyaluran dana yang efektif. Tantangannya antara lain: pertama, pada sejumlah daerah, meskipunprogram-program ini bertumpu pada dan mirip dengan PNPM, namun banyak kritik dilontarkan terhadap desainPNPM yang dianggap belum sepenuhnya mampu mengakomodasikan agenda politik lokal. Sebagai contoh, RESPEKdi Papua dan DeMAM di NTT.

Meskipun keduanya mirip dan sama-sama lahir sebagai upaya untuk mengkontekstualisasikan upaya pengurangankemiskinan, namun desain dan pelaksanaan menjadi bervariasi. Dalam kasus Papua, RESPEK dikembangkan dengantetap bertumpu pada PNPM, sementara DeMAM berada diluar PNPM. Gejala ini menunjukkan rendahnya‘kepemilikan’ pemerintah daerah terhadap PNPM. Selain itu, dari segi pembiayaan, RESPEK di Papua berasal darisumber dana OTSUS Papua, sementara DeMAM dimungkinkan melalui upaya efisiensi belanja tidak langsungpemerintah di sektor-sektor lain.

Page 17: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 17l 17l 17l 17l 17

Kedua, lemahnya sistem penyaluran dan terbatasnya kapasitas. Komitmen politik untuk melaksanakan programseperti ini belum didukung oleh tersedianya sistem yang kuat dan secara utuh mampu mendukung pelaksanaannya.Banyak persoalan muncul, misalnya terkait dengan kapasitas pemerintah yang belum terbiasa mendesain,melaksanakan dan mengontrol program berbasis masyarakat; persoalan minimnya tenaga fasilitator terlatih; danjuga persoalan mekanisme penyaluran dana yang handal dan sungguh-sungguh mampu mencapai masyarakatyang membutuhkannya dengan tepat waktu.

Komitmen pemerintah Kabupaten Merauke dapat digunakan sebagai contoh kasus. Pemerintah Kabupaten Merauketelah berkomitmen untuk mengembangkan program SKPD berbasis kampung. Selain dana RESPEK sekitar Rp100 juta/kampung dari sumber dana OTSUS Provinsi Papua,pemerintah Kabupaten Merauke dalam tahun anggaran 2012 jugamerencanakan untuk memberikan dana tambahan dan juga pro-gram-program SKPD berbasis kampung. Menurut Kepala BappedaKabupaten Merauke3 diperkirakan total komitmen pemerintahkabupaten mencapai nilai hampir Rp 1 milyar/kampung. Saat inipemerintah Kabupaten Merauke membutuhkan pembentukankeahlian yang cukup di SKPD-SKPD, fasilitator dalam jumlah yangcukup, serta mekanisme yang handal untuk memastikan efektivitasdana yang disalurkan. Selain Merauke, pengembangan programDeMAM di NTT juga memiliki tantangan yang mirip. TantanganDeMAM adalah pada upaya mengintegrasikan seluruh programberbasis kampung atau desa ini dalam sebuah sistem yang terintegrasi,mengingat saat ini ada program PNPM yang juga memiliki tujuanyang sama di NTT.

Program AIPD, meskipun tidak sepenuhnya dikembangkan sebagaiprogram dengan fokus langsung pada masyarakat di tingkat kampungatau desa, memposisikan perubahan konteks ini sebagai peluangdan kebutuhan untuk mengoptimalkan komponen ‘masyarakatpartisipatif ’ dalam merespon berbagai kebutuhan pemerintah. Olehkarena itu dengan bertumpu pada peran AIPD sebagai ‘delivery unit’,AusAID dapat memperkuat dukungannya di bidang penguatanfasilitator.

Aspek lain yang membentuk dinamika pelaksanaan otonomi daerahpada tahun-tahun terakhir ini adalah upaya pemerintah pusat untukterus memperkuat efektifitas pelaksanaan otonomi daerah melaluisejumlah peraturan baru terkait pengelolaan keuangan daerah danpelayanan publik. Dalam kurun waktu Januari – Juni 2011, PemerintahPusat terus berkomitmen untuk memantapkan kerangka regulasidesentralisasi dan pengelolaan keuangan daerah (PKD). Komitmenini ditandai dengan dikeluarkannya beberapa regulasi dalam bentukPeraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Dalam Negeri(Permendagri) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Sementaraitu, di tingkat grand design otonomi daerah dan desentralisasi fiskal,Pemerintah Pusat terus mendorong perbaikan melalui proses revisiUndang-Undang (UU) 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahdan UU 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan.

Perubahan regulasi umumnya memberikan dampak yang besar bagibirokrasi di daerah. Sejumlah penyesuaian dan pembentukan

Sejumlah kebijakan kunci yangberkaitan dengan Desentralisasi danPengelolaan Keuangan Daerah yang dikeluarkan oleh pemerintah pusatpada periode Januari – Juni 2011adalah sebagai berikut:

PP No. 23 Tahun 2011 tentangPerubahan atas PP No. 19 Tahun2010 tentang Tata CaraPelaksanaan Tugas danWewenang serta KedudukanKeuangan Gubernur sebagaiWakil Pemerintah di WilayahProvinsi

Permendagri No. 13 Tahun 2011tentang Pedoman PelaksanaanTugas Kehumasan di LingkunganKementerian Dalam Negeri danPemerintah Daerah

Permendagri No. 21 Tahun 2011tentang Perubahan Kedua atasPermendagri No. 13 Tahun 2006Tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah

Permendagri 22/ 2011 tentangPedoman Penyusunan APBDTahun Anggaran 2012

PMK No. 4 Tahun 2011 tentangTata Cara Penyampaian DanaInsentif Daerah

PMK No. 61 Tahun 2011 tentangPedoman Umum dan AlokasiDana Insentif Daerah TahunAnggaran 2011

PMK No. 66 Tahun 2011 tentangIndeks Fiskal dan KemiskinanDaerah dalam RangkaPelaksanaan Pendanaan UrusanBersama Pusat dan Daerahuntuk PenanggulanganKemiskinan Tahun Anggaran2012

3 Disampaikan di dalam rapat dengan AusAID di Jakarta, 24 Juni 2011.

Page 18: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

1111188888 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

kapasitas baru sering dipersyaratkan dalam implementasinya. Untuk mendukung regulasi baru ini, AIPD akanmendorong Pemda dalam mengimplementasikan sejumlah regulasi baru sesuai dengan kebutuhan dan konteksdaerah masing-masing.

Pelaksanaan PILKADA merupakan faktor lain yang menentukan pelaksanaan program yang didukung lembagadonor. Implikasi PILKADA yang utama adalah situasi transisi pemerintah yang diciptakan selama proses PILKADAdan kekuatiran akan berubahnya prioritas dan kebutuhan spesifik yang perlu diakomodasi. Sebagai contoh, PILKADAdi provinsi Papua dan Papua Barat membuat sejumlah kegiatan tertunda pelaksanaannya karena ketidakpastiandan kekuatiran akan keberlanjutan dari program yang telah disiapkan saat ini.

Dalam situasi tersebut, AIPD memberikan dukungan pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya wajib dilakukan dalammasa transisi PILKADA, misalnya penyiapan draft RPJMD dan RENSTRA SKPD. Penyiapan draft kedua dokumentersebut sangatlah penting dan strategis mengingat perannya dalam mengarahkan seluruh aktivitas pembangunanselama lima tahun berikutnya. Selain itu AIPD juga memberikan dukungan pada persiapan pemerintah daerahdalam mengimplementasi kebijakan pemerintah pusatyang tetap harus dilakukan, misalnya penyiapan pelaksanaanpengadaan barang dan jasa secara elektronik mulai 2012.

Kemajuan Terhadap Pencapaian Hasil Akhir Program

Dalam enam bulan pertama pelaksanaan program, dukungan AIPD terutama dilakukan untuk memastikantersedianya dokumen teknis yang berkualitas dan sesuai dengan persyaratan regulasi pemerintah terkait. Hal inidapat dilihat dari jenis-jenis kegiatan pada rencana kerja provinsi pada Lampiran 4. Misalnya dukungan pembuatanRPJMD dan Resntra SKPD. Meski dokumen yang berkualitas akan tersedia nantinya, namun tantangannya kemudianadalah apakah dokumen-dokumen tersebut digunakan dan mampu memastikan pengalokasian sumber daya yanglebih efektif dan pelayanan publik yang lebih baik?

Untuk memastikan hasil akhir yang sesuai dengan skenario logika program AIPD maka komponen-komponenmanajemen pengetahuan dan pembentukan masyarakat yang partisipatif (demand side) telah berperan sejak awal.Selain pilihan tersebut, AIPD turut mendukung pelaksanaan PEA sektoral, misalnya untuk sektor pendidikanyang akan dilaksanakan di NTB. Dukungan seperti ini tidak hanya bermanfaat secara substantif untuk memastikankemana uang publik dibelanjakan, namun proses pelaksanaan kegiatannya juga akan menciptakan modal politik(political capital) pentingberupa terbangunnya rasa saling percaya antara mitra pembangunan dengan pemerintahdaerah.

Terkait dengan pelaksanaan Kerangka Capaian Bersama (CRF), pelaksanaanpilot project yang lambat telah membatasikemungkinan AIPD untuk memaksimalkan peluang untuk melihat hasil pelaksanaan program-program AusAIDlainnya di lokasi yang sama dengan AIPD. Sebagai contoh, pelaksanaan AIPMNH akan berakhir tahun 2012.Pelaksanaan pilot CRF yang terlambat enam bulan di NTT akan membuat hasil CRF menjadi kurang relevan.Untuk itu dorongan yang lebih kuat dibutuhkan dari kantor AusAID di Jakarta.

Sebagai program yang masih pada tahap awal pelaksanaan, maka untuk memastikan adanya kontribusi signifikanterhadap hasil program dalam penyiapan rencana kerja tahun-tahun berikutnya, AIPD akan mengembangkanperan memberikan umpan balik berupa analisa kebijakan dan penyediaan informasi bagi perbaikan kebijakan.Dalam konteks ini komponen pengelolaan pengetahuan akan sangat berperan dalam memetakan berbagaiterobosan yang dibuat di daerah, misalnya inisiatif pembentukan forum-forum antar pemerintah, pembelajarandari kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas, analisa yang dihasilkan dari monitoring terhadap perubahan-perubahandalam alokasi sumberdaya, hingga juga efektivitas pelaksanaan program-program berbasis kampung/desa sepertiPNPM/RESPEK dan DeMAM.

Page 19: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 19l 19l 19l 19l 19

Kemajuan Terhadap Pencapaian Rencana Kerja dan Anggaran 2011

Beberapa pembelajaran penting perlu dilaporkan jika membandingan enam bulan pelaksanaan program AIPDdengan rencana awal yang dilaporkan dalam inception report. Salah satu kegiatan yang ternyata pelaksanaannyamengalami banyak hambatan adalah pembentukan Komite Manajemen Program dan penyediaan dokumen-dokumen teknis pedoman operasional guna pelaksanaan program (technical arrangement). Sulitnya mendapatkankomitmen antar berbagai instansi pemerintah daerah serta tekanan untuk segera memulai kegiatan disisi lainmerupakan penyebab utama dari hambatan yang dialami.

Untuk mengatasi hambatan tersebut Tim Manajemen AIPD memutuskan untuk membuat quick-start activitiesyang pada prinsipnya menunjukkan komitmen dan keseriusan AIPD dalam mendukung perbaikan dalampengelolaan keuangan daerah di provinsi lokasi program. Saat ini empat provinsi penerima dukungan AIPD telahmembentuk PMC. Sementara itu draft untuk technical arrangements sedang dalam pembahasan. Beberapa quick-start activities juga telah dilaksanakan dan lainnya akan segera menyusul setelah persetujuan terhadap TOR melaluiQAE dilalui.

Tantangan lain dalam pelaksanaan program selama enam bulan pertama adalah terlewatkannya kegiatan-kegiatanpenyiapan dokumen-dokumen perencanaan dan anggaran pemerintah untuk tahun anggaran 2011. Hal ini terkaitdengan keterlambatan dimulainya AIPD. Meskipun hal ini telah diantisipasi pada bulan-bulan awal pelaksanaanprogram, namun ke depan keterlambatan seperti ini sangat beresiko bagi keberlanjutan dan exit strategyprogramAIPD. Contohnya kegiatan resource centre membutuhkan pendanaan berkelanjutan dari pemerintah yang perludialokasikan sejak awal pada APBD. Meskipun demikian pada beberapa kegiatan pendanaan bersama (cost sharing)antara AIPD dan pemerintah daerah sudah dilakukan, contohnya dukungan bagi TAPD di NTB.

Sistem Pengelolaan dan Pelaksanaan

Enam bulan pertama pelaksanaan program AIPD secara umum merupakan masa untuk mematangkan seluruhdesain pelaksanaan program, karena belum banyak kegiatan yang bisa dilaksanakan. Dalam enam bulan pertama iniAIPD telah mencoba pengoperasian AIPD dalam model yang baru (new business model). Ciri utama pelaksanaanmodel ini adalah penempatan staf AusAID di dalam implementasi program di daerah.

Aspek lain yang menonjol dari sistem pengelolaan program AIPD adalah berubahnya pendekatan pelaksanaanprogram dari yang sifatnya project-based menjadi lebih program-based. Perubahan ini dicirikan oleh kepemimpinandan kepemilikan program yang lebih besar di tangan pemerintah. Tindakan inimerupakan pengakuan bahwapemerintah dan masyarakat adalah pelaku pembangunan utama dan lembaga donor hanya melaksanakan peranpendukung.

Pendekatan ini seharusnya menjamin kepemilikan (ownership) dan penyesuaian (alignment) yang lebih kuat antaradukungan yang ditawarkan dengan prioritas-prioritas dan kebutuhan nyata pemerintah. Pada tingkat yang lebihkonkrit perubahan pendekatan ini dilakukan oleh AIPD dengan hanya mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatanyang berasal dari kebutuhan pemerintah dan masyarakat (demand approach) dan secara tertulis diprogramkanoleh pemerintah melalui Komite Manajemen Program.

Page 20: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

2020202020 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Page 21: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 21l 21l 21l 21l 21

5. Laporan Provinsi

Dalam enam bulan pertama implementasi program, AIPD telah menginvestasikan waktu dan sumberdaya yangsignifikan untuk mendalami situasi politik-ekonomi di lokasi-lokasi pelaksanaan program. Hal ini sangat pentinguntuk memastikan siapa pihak-pihak yang secara politik menentukan, latar belakang merekaserta motivasiutamanya,demi membangun kepercayaan dan hubungan baik, dan desain kegiatan yang lebih efektif serta sesuai dengankebutuhan sesungguhnya. Dalam konteks ini memetakan dengan tepat proses PILKADA dan isu-isu lokal yangberpotensi mendorong dan juga menghambat pelaksanaan program menjadi suatu keharusan.

Dalam menyepakati struktur, membentuk Komite Manajemen Program dan menyetujui dokumen-dokumenpengaturan teknis pedoman operasional program (technical arrangements) dengan mitra pemerintah provinsidan kabupaten, AIPD mengembangkan strategi yang memastikan bahwa program AIPD tidak didominasi oleh satuunit pemerintah atau tokoh tunggal tertentu saja. Hal ini penting karena pada prinsipnya dana program disediakanuntuk semua unit pemerintahan guna memastikan bahwa setiap usulan kegiatan akan menjamin terjadinya perbaikankinerja, perubahan perilaku ataupun sistem ke arah yang lebih efektif. Dengan kata lain, perlu diyakinibahwa danayang disediakan akan menciptakan perbaikan serta pelayanan yang lebih baik terutama kepada kelompok miskin.

Perlu pula dicatat bahwa dana program yang telah disediakan tidak akan dibagi sama rata kepada semua provinsilokasi program. Dana yang disediakan ini harus dinegosiasikan setiap tahunnya oleh pemerintah provinsi dankabupaten, terkait kebutuhan pembangunan yang sesungguhnya, sesuai dengan prioritas pemerintah provinsidan kabupaten tersebut. Sistem ini akan mendorong terjadinya kompetisi positif antar provinsi dan kabupatenlokasi program.

Pelaksanaan program AIPD di tingkat daerah didesain untuk memastikan bahwa dana AIPD tidak diperuntukkanbagi kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian dari kegiatan-kegiatan rutin pemerintah (normal government busi-ness). Dana AIPD tidak dapat digunakan sebagai substitusi dari kegiatan yang harus dan telah didanai oleh APBNmaupun APBD. Tentunya AIPD juga tidak diposisikan sebagai ‘mesin ATM’. Dengan demikian, terdapat programyang seharusnya dibiayai oleh APBD namun kemudian disetujui pendanannya oleh AIPD, itu hanya dapat terjadidengan pertimbangan khusus, dan kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan cara tersebut tidak dapat terus-menerusdilakukan. Secara umum rencana kerja akan disetujui dua kali dalam setahun oleh Komite Manajemen Programsesuai pilihan yang disediakan pada menu kegiatan yang diturunkan dari rencana kerja umum (global work plan)hasil pertemuan PCC di tingkat nasional.

Kabupaten lokasi program, yaitu empat kabupaten di setiap provinsi lokasi program, tidak dipilih oleh Tim AIPD.Pemilihan kabupaten lokasi program merupakan merupakan hasil negosiasi dan keputusan di tingkat provinsidari Komite Manajemen Program. Kepemimpinan yang kuat serta komitmen untuk menyediakan dana pendampingbagi kegiatan AIPD merupakan kriteria utama diantara sejumlah kriteria pemilihan kabupaten. Kriteria lainnyaadalah pertimbangan terhadap keragaman karakteristik kabupaten, misalnya pegunungan vs pesisir, perkotaan vspedesaan, dll. Maksud dari pengembangan kriteria yang demikian adalah untuk memudahkan replikasi di kemudianhari. Sebagai contoh, masalah yang dihadapi oleh satu kabupaten lokasi program di wilayah pegunungan/pantaikemungkinan besar mirip dengan yang terjadi di kabupaten lainnya di wilayah pegunungan/pulau, sehingga bisasaling belajar dari cara kabupaten lokasi program menyelesaikan masalah tersebut.

Kriteria penting lainnya dari perspektif AusAID adalah pemilihan kabupaten yang juga merupakan kabupatenlokasi program AusAID lainnya yang telah berjalan.Pilihan seperti ini memungkinkan AusAID untuk menggandakanmanfaat dari kegiatan-kegiatan yang telah berlangsung. Beberapa kabupaten juga dikeluarkan dari proses seleksi,yakni kabupaten-kabupaten yang telah didukung oleh program yang mirip dari lembaga donor lainnya. Sebagai

Page 22: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

2222222222 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

contoh kabupaten-kabupaten yang telah mendapat dukungan dari program PEACH yang dikelola oleh BankDunia.

Dengan pemahaman yang lebih baik terhadap dinamika pemerintahan tingkat provinsi dan kabupaten, programAIPD mengakui perbedaan ‘titik berangkat’ (starting point) yang berbeda-beda sebagai pengaruh konteks politik,budaya dan geografi yang beragam. Sistem M&E telah dikembangkan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaantersebut dan melakukan pengukuran hasil dengan nantinya membandingkan hasil dari program terhadap titikstart yang berbeda tersebut dari tiap provinsi dan kabupaten, ketimbang memperlakukan seluruh lokasi pro-gram AIPD dengan menganggapnya memiliki kondisi yang sama sehingga diukur dengan cara yang sama pula.

5.1. Jawa Timur

Gubernur Dr. H. Soekarwo, SH, H. Hum Mulai Menjabat 29 Sept 2008

Wakil Gubernur Drs. H. Syaifullah Yusuf

Jumlah Penduduk 37.4 Juta

Wilayah Administratif 29 Kab 9 Kota 662 kec 8.506 desa

Peringkat Kemitraan Pemerintahan - 2008 Index : 6.06 Peringkat se-Indonesia : 2

Indeks Pembangunan Manusia - 2009 Provinsi Jawa Timur = 70.06 Nasional = 71.76

Indikator Kesehatan 2009

Kelahiran ditangani oleh tenaga kesehatan terlatih(percentage)

Provinsi Jatim = 86.33% Nasional = 77.34%

NasionalPerempuan = 109.41%Laki-Laki = 109.42%

Perempuan: 109.85%Laki-Laki: 108.95%

NasionalPerempuan = 89.68%Laki-Laki = 95.65%

Provinsi Jatim = 87.80%Perempuan = 83.09%Laki-laki = 92.96%

NasionalPerempuan = 67.62%Laki-Laki = 66.36%

Perempuan: 69.90%Laki-Laki: 68.80%

Angka partisipasi murni

Indikator Pendidikan (Sekolah Menengah Pertama) - 2008

Angka partisipasi kasar

Angka partisipasi murni

Angka Literasi - 2009

NasionalPerempuan = 81.89%Laki-Laki = 80.89%

Perempuan: 85.06%Laki-Laki: 83.93%

NasionalPerempuan = 94.06%Laki-Laki = 93.91%

Perempuan: 94.80%Laki-Laki: 94.32%

Cakupan Imunisasi (percentage) Provinsi Jatim = 80% Nasional = 90.6%

Indikator Pendidikan (Sekolah Dasar) – 2008

Angka partisipasi kasar

Sumber data:1. BPS. February 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Sosial-Ekonomi Indonesia2. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun 20093. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman&Itemid=115 . Accessed 28 June 20114. http://www.kemitraan.or.id/govindex/ accessed 28 June 2011

Page 23: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 23l 23l 23l 23l 23

Jawa Timur adalah provinsi i terakhir yang ditunjuk sebagai lokasi program, sebelumnya di empat provinsi pro-gram lainnya AusAID telah bekerja cukup intens dengan membangun kantor dan melaksanakan kegiatan-kegiatandibawah program ANTARA. Inilah yang membuat Jawa Timur terkesan terlambat dan baru menyelesaikan rekrutmenTim Provinsi dan masih dalam tahap negosiasi kantor AIPD di lokasi kantor pemerintah seperti pada provinsilokasi AIPD lainnya.

Provinsi Jawa Timur memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibanding provinsi-provinsi lain di KawasanTimur Indonesia. Populasinya mencapai hampir 40 juta orang, yang membuatnya empat kali lebih besar dibandingjumlah penduduk keempat provinsi lokasi AIPD lainnya jika dijadikan satu, dan juga hampir dua kali lipat totalpenduduk Australia. Jawa Timur berada pada posisi kedua secara nasional dalam pengukuran indikator-indikatorpemerintahan, menempatkannya jauh di atas provinsi lokasi program AIPD lainnya. Hal ini membuat Jawa Timurmenjadi penting untuk dijadikan landasan pembelajaran bagi provinsi-provinsi di Papua dan Nusa Tenggara, danmemungkinkannya menjadi lokasi percobaan apa yang bisa dan tidak bisa dilaksanakan dalam pemerintahan.Sistem-sistem baru dapat dengan mudah diujicobakan di Jawa Timur dan kemudian direplikasi di wilayah lain diIndonesia.

Provinsi Jawa Timur berperan penting dalamperekonomian nasional. Pertumbuhan ekonomidaerahnya di tahun 2010 mencapai 6,7%.Berdasarkan data 2010, Jawa Timurmenyumbang hampir seperenam dari PDB.Dengan sendirinya, pemerintah Pusatmemberikan perhatian lebih dan alokasi APBNyang besar pada provinsi ini karena fluktuasiindikator sosial dan ekonomi Jawa Timur akanberdampak signifikan pada angka nasional.

Meskipun memiliki kinerja yang sangat bagusdengan pertumbuhan ekonomi yangmengesankan, terdapat kesenjangan antarawilayah utara yang secara ekonomi lebihberkembang dibanding wilayah-wilayah diselatan yang lebih miskin. Kesenjangan ini menjadi catatan penting dan membuat kabupaten-kabupaten di wilayahselatan menjadi prioritas lokasi program. Penge-cualian diberikan kepada Madura, yang secara relatif lebih miskindan perlu ditonjolkan dalam kriteria pemilihan kabupaten.

Dalam bidang pemerintahan, Pemprov Jawa Timur bisa dikatakan termasuk yang paling maju. Hal ini tampak darikesiapan Jawa Timur dalam mengimplementasikan kebijakan nasional, seperti MDGs dan KIPD, dan berkembangnyaperan media dan LSM sebagai mitra pemerintah. Jawa Timur juga sering dijadikan lokasi piloting untuk beberapakebijakan baru, seperti model monitoring dan evaluasi UKP4 di tingkat daerah. Baru-baru ini, Pemprov JawaTimur juga menunjukkan prestasi dalam pengelolan keuangan daerah dengan diraihnya hasil audit BPK WajarTanpa Pengecualian (WTP) atas LKPD 2010.

Salah satu kegiatan utama yang akan segera dibiayai oleh AIPD adalah dukungan untuk pembentukan unit yangmengukur kinerja pembangunan antar sektor di tingkat provinsi. Unit ini merupakan model di tingkat provinsidari unit yang sama di tingkat pusat yang dikenal dengan nama UKP4. Jawa Timur adalah provinsi pertama diIndonesia yang mengembangkan unit ini,sehingga dapat dijadikan contoh bagi provinsi dan kabupaten lain diIndonesia. Hal ini menjadi penting mengingat suatu sistem monitoring dan evaluasi memiliki potensi untukmentransformasikan perilaku pemerintah dan dapat mendorong berbagai unit pemerintah untuk fokus padahasil. Ini akan berdampak positif terhadap perbaikan pelayanan publik.

Di samping kemajuan ini, sebagian kabupaten di Jawa Timur masih menghadapi sejumlah masalah, terutama kemiskinanyang tinggi dan kapasitas Pemda dan DPRD yang belum optimal. Menyikapi permasalahan ini, AIPD akan lebihbanyak fokus pada peningkatan kapasitas di kabupaten-kabupaten tersebut dan mengoptimalkan fungsi pembinaandari Pemerintah Provinsi.

Page 24: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

2222244444 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

5.2. Nusa Tenggara Barat

Sumber data:1. BPS. February 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Sosial-Ekonomi Indonesia2. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun 20093. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman&Itemid=115 . Accessed 28 June 20114. http://www.kemitraan.or.id/govindex/ accessed 28 June 2011

Meskipun sudah menunjukkan berbagai kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan di ProvinsiNTB masih ditandai dengan rendahnya berbagai indikator sosial. Di sisi perekonomian, pertumbuhan ekonomiNTB selama beberapa tahun terakhir sudah di atas rata-rata nasional. Namun, IPM NTB masih termasuk tigaterendah di Indonesia.

Negosiasi menyangkut distribusi bagi hasil sumberdaya alam mendominasi wacana lokal dalam beberapa bulanterakhir. Misalnya terkait besarnya skala kegiatan dari beberapa perusahaan tambang, diantaranya PT Newmont’sBatu Hijau Mine, terhadap keseluruhan perekonomian daerah. Di luar sektor pertambangan, sebagian besartenaga kerja masih bekerja di sektor informal. Berdasarkan data Sakernas 2008, sebagian besar tenaga kerja diNTB (75 persen) bekerja di sektor informal.

Berdasarkan indikator pembangunan manusia yang rendah, Gubernur NTB yang memasuki tahun ketiga masajabatannya, telah memprioritas dan menggunakan keberhasilan beberapa program unggulan, seperti PIJAR(penetapan sapi, jagung, dan rumput laut sebagai komoditas utama daerah), ABSANO (angka buta aksara nol),

Gubernur

Wakil Gubernur

Jumlah Penduduk

Wilayah Administratif

Peringkat Kemitraan Pemerintahan - 2008

Indeks Pembangunan Manusia - 2009

Indikator Kesehatan - 2009

Kelahiran ditangani oleh tenaga kesehatanterlatih (percentage)

Cakupan Imunisasi (percentage)

Indikator Pendidikan (Sekolah Dasar) - 2008

Angka partisipasi kasar

Angka partisipasi murni

Indikator Pendidikan (Sekolah Menengah Pertama) - 2008

Angka partisipasi kasar

Angka partisipasi murni

Angka Literasi - 2009

Mulai Menjabat 08 Sept 2008

116 Kec 989 Desa

Peringkat se-Indonesia : 13

Nasional = 71.76

Nasional = 74.34%

Nasional = 90.6%

NasionalPerempuan = 109.41%Laki-Laki = 109.42%

NasionalPerempuan = 94.06%Laki-Laki = 93.91%

NasionalPerempuan = 81.89%Laki-Laki = 80.89%

NasionalPerempuan = 67.62%Laki-Laki = 66.36%

Nasional = 92.58%Perempuan = 89.68%Laki-Laki = 95.65%

K.H. M. Zainul Majdi, MA

Ir. H. Badrul Munir, MM

4.5 Juta

8 Kab 2 Kota

Index : 5.33

Provinsi NTB = 64.66

Provinsi NTB = 71.32 %

Provinsi NTB = 94,53%

Perempuan = 106.71%Laki-laki = 109.66%

Perempuan = 94.06%Laki-laki = 94.34%

Perempuan = 82.36%Laki-laki = 82.94%

Perempuan = 71.30%Laki-laki = 70.73%

Provinsi NTB = 90,57%Perempuan = 94,66%Laki-laki = 95,91%

Page 25: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 25l 25l 25l 25l 25

ADONO (angka drop out nol), AKINO (angka kematian ibu nol), dan BASNOL (buang air sembarangan nol)sebagai salah satu tumpuan pembangunan. Untuk itu pemerintah provinsi telah menetapkan target pembangunanmanusia yang cukup ambisius di dalam dokumen RPJMD. Untuk mengejar ketertinggalan pencapaian target MDGs,Pemerintah Provinsi NTB telah mencanangkan target pengurangan kemiskinan yang jauh lebih tinggi dibandingskenario target minimum pencapaian MDGs.

Dari segi fiskal, alokasi dana APBN untuk NTB relatif kecil, bahkan jika dibandingkan provinsi lain dengan karakteristikpenduduk dan geografis yang serupa. Bahkan, penyelesaian Bandara Internasional Lombok terus mundur karenabelum tuntasnya pembangunan sarana dan prasarana. Untuk mengatasi masalah ini, Gubernur sudah menyiapkanlangkah-langkah tertentu untuk mengawal peningkatan alokasi APBN untuk NTB dan beberapa program prioritasyang didanai APBN.

Misi kelima dari RPJMD Pemerintah Provinsi NTB adalah menegakkan supremasi hukum, pemerintahan yangbebas KKN dan memantapkan otonomi daerah. Dari enam program prioritas sebagai gambaran misi kelima ini,tiga diantaranya sangat relevan dengan end-of-program outcomes yang diharapkan oleh program AIPD, yaitu: (a)Penataan birokrasi pemerintahan daerah; (b) Pemantapan pengendalian dan pengawasan pembangunan, dan (c)Peningkatan kualitas penyelenggaraan otonomi daerah.

Pembentukan Komite Manajemen Program (Pro-gram Management Komite/PMC) akan dilakukandibawah koordinasi Biro Administrasi KerjasamaSetda Provinsi NTB, diikuti dengan pembentukanKomite Kemitraan Percepatan PembangunanNTB (K2P2NTB). Komite ini nantinya berfungsibukan hanya mengkoordinir kerjasama denganprogram AIPD akan tetapi lebih luas dengan pro-gram donor, mitra pembangunan lainnya. KepalaBappeda Provinsi NTB akan menjadi Ketua darikomite ini dan Kepala Biro Administrasi Kerjasamaakan menjadi Sekretaris Komite. Karena kesibukanmasing-masing, sampai saat ini komite ini belumdapat terbentuk.

Proses pemilihan kabupaten/kota yang akan menjadi wilayah kerja AIPD dilakukan dengan Kepala Bappeda, sekretarisBappeda dan beberapa kepala bidang di Bappeda Provinsi NTB. Hasil pembahasan menyepakati 4 kabupatenyang akan menjadi wilayah kerja AIPD, yaitu: Kabupaten Lombok Utara, Kabuaten Lombok Barat, KabupatenDompu, dan Kabupaten Bima. Kabupaten Lombok Utara ditetapkan sebagai kabupaten pertama yang akan menjadiwilayah kerja AIPD.

Dalam menjalankan program kerjanya AIPD tidak menggunakan sistem atau cara-cara baru yang berbeda denganpraktek sistem pemerintah yang sedang berjalan. Sepertibisa dilihat dalam Lampiran 4tentang status kegiatan danrencana kerja, AIPD hanya memberikan nilai tambah sehingga sistem yang sudah ada dapat berjalan lebih efektif.

Sebagai contoh, salah satu program yang telah disetujui untuk dilaksanakan adalah Program Pengingkatan KinerjaTAPD Dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah. Program ini adalah program pemerintahyang secara rutin dilaksanakan setiap tahun untuk menghasilkan dokumen perencanaan pembangunan daerah.Peran AIPD dalam program ini adalah meningkatkan kapasitas dan kualitas dari tahapan kegiatan yang ada melaluiusulan berbagai format penyelarasan kegiatan serta mengusulkan sosialisasi Permendagri yang baru (No. 21 dan22 Tahun 2011) agar bisa diintegrasikan kedalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yang akan dihasilkan.Kegiatan ini merupakan contoh yang baik dari pembiayaan bersama kegiatan (cost sharing), dimana total danasharing dari AIPD sebesar 56% dan pemerintah provinsi sebesar 44%.

Page 26: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

2626262626 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

5.3. Nusa Tenggara Timur

Gubernur

Wakil Gubernur

Jumlah Penduduk

Wilayah Administratif

Peringkat Kemitraan Pemerintahan - 2008

Indeks Pembangunan Manusia – 2009

Indikator Kesehatan – 2009

Kelahiran ditangani oleh tenagakesehatan terlatih (percentage)

Cakupan Imunisasi (percentage)

Indikator Pendidikan (Sekolah Dasar) – 2008

Angka partisipasi kasar

Angka partisipasi murni

Indikator Pendidikan (Sekolah Menengah Pertama) – 2008

Angka partisipasi kasar SMP

Angka partisipasi murni SMP

Angka Melek Huruf- 2009

Mulai Menjabat 16 Juli 2008

289 Kec 2.874 desa

Peringkat se-Indonesia : 20

Nasional = 71.76

Nasional = 77.34%

Nasional = 90.6%

NasionalPerempuan = 109.41%Laki-Laki = 109.42%

NasionalPerempuan = 94.06%Laki-Laki = 93.91%

NasionalPerempuan = 81.89%Laki-Laki = 80.89%

NasionalPerempuan = 67.62%Laki-Laki = 66.36%

Nasional = 92.58%Perempuan = 89.68%Laki-Laki = 95.65%

Drs. Frans Lebu Raya

Ir. Esthon L. Foenay, M. Si

4.6 Juta

20 Kab 1 Kota

Index : 5.06

Provinsi NTT = 66.60

Provinsi NTT = 49.85%

Provinsi NTT = 89.45%

Perempuan = 107.23%Laki-laki=109.35%

Perempuan = 91.61%Laki-laki=91.82%

Perempuan = 64.44%Laki-laki=61.88%

Perempuan = 52.04%Laki-laki=47.50%

Provinsi NTT = 89.66%Perempuan = 87.75%Laki-laki = 91.66%

Sumber data:1. BPS. February 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Sosial-Ekonomi Indonesia2. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun 20093. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman&Itemid=115 . Accessed 28 June 20114. http://www.kemitraan.or.id/govindex/ accessed 28 June 2011

Pemerintah Pusat telah menetapkan secara resmi status NTT sebagai “provinsi kepulauan”. Wilayahnya yangterdiri dari pulau-pulau memberikan tantangan berat dalam memastikan bahwa pembangunan bermanfaat bagiseluruh masyarakat bahkan di wilayah-wilayah terpencil. Faktor geografis ini terus mendominasi wacana politik diNTT, termasuk usulan untuk menjadikan Flores sebagai provinsi sendiri.

Tahun ini, Pemerintah Pusat mulai menunjukkan perhatian lebih pada ketertinggalan Provinsi NTT. Dalamkunjungannya ke NTT bulan Februari 2011, Presiden SBY menjanjikan adanya tambahan alokasi dana APBNuntuk Provinsi NTT dan mengeluarkan Keppres/ Inpres tentang percepatan pembangunan di NTT. Sampai saatini, beberapa kementerian sudah menunjukkan tambahan alokasi DIPA untuk NTT, seperti misalnya KementerianPU dan Kemendiknas. Hanya saja, peningkatan alokasi APBN ini baru bisa dibuktikan ketika DIPA Perubahan2011 dan DIPA 2012 disahkan serta direalisasikan.

Page 27: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 27l 27l 27l 27l 27

Mutasi PNS di lingkup Pemprov terus berlangsung. Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Timur baru saja melakukanmutasi dan pelantikan terhadap 102 pejabat Eselon IV, III dan II di lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Timur,termasuk perubahan beberapa Kepala Bidang di Bappeda Propinsi NTT.

NTT merupakan salah satu contoh utama dari kecenderungan pemerintah daerah yang mengalokasi dana danprogram pengurangan kemiskinan yang langsung disasarkan ke desa. Skema Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM)saat ini merupakan prioritas utama pemerintah provinsi. Untuk itu pemerintah provinsi NTT telah memotongsejumlah belanja tidak langsung dalam APBD untuk mendanai skema ini. Setiap SKPD juga diberikan tanggungjawabuntuk memonitor pelaksanaan Desa Mandiri Anggur Merah di sejumlah desa. Dalam konteks ini, meskipun AIPDtidak didesain untuk memiliki kegiatan-kegiatan berbasis kampung, AIPD memberikan dukungan dalam bentukpelatihan bagi para fasilitator. Kegiatan ini merupakan bagian dari mandat bidang manajemen pengetahuan AIPDyaitu untuk mendukung koordinasi yang lebih luas terhadap program-program dukungan AusAID.

Sejalan dengan itu BAPPEDA Provinsi NTT telah menunjuk Sekretariat Terpadu Kerjasama Pembangunan LembagaInternasional (SPADU-KPLI) BAPPEDA Provinsi NTT sebagai koordinator untuk mengkoordinir semua kegiatanyang dilakukan oleh AIPD dan mengambil peran sebagai Komite Pengelola Program atau Program ManagementCommittee (PMC).

Menu kegiatan yang telah disepakatioleh PCC pada bulan Februari 2011di dalam rencana kerja umumternyata sangat relevan untuk NTT,dan untuk itu implementasikegiatan-kegiatannya akan segeradimulai. Kenyataan menunjukkanbahwa ada kebutuhan besar agarAIPD segera menyediakan sumber-daya, khususnya untuk merekrutdengan cepat para fasilitatordaerah.

Kegiatan-kegiatan dukungan yangtelah dan sedang dilakukansebagaimana tertera dalam Lampiran 4 merupakan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan sesuai dengan TugasPokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari masing-masing SKPD dimana sumberdaya (keuangan dan SDM) yang dimilikisangat terbatas dan tidak dimasukkan dalam perencanaan dan penganggaran pemerintah.

Selain dukungan kegiatan di tingkat Provinsi, program AIPD juga mulai diimplementasi di tingkat Kabupaten/Kotayang telah dipilih berdasarkan kriteria-kriteria pemilihan yang ditetapkan bersama pemerintah. Adapun kabupaten/Kota yang terpilih untuk implementasi kegiatan program AIPD adalah: Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU),Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Kabupaten Ngada, Kabupaten Flores Timur (Flotim). Dari 4 Kabupaten/Kota yang telah dipilih, maka telah ditetapkan bersama bahwa untuk tahun pertama, Kabupaten TTU menjadikabupaten pertama implementasi program AIPD di NTT.

Pemerintah TTU sudah menyediakan tempat sebagai kantor program AIPD serta gedung untuk pembangunanResource Centre. AIPD bersama pemerintah provinsi juga telah memetakan dukungan yang dibutuhkan dalamperumusan RPJMD kabupaten TTU.

Keberhasilan dari dukungan di TTU ini telah mengilhami Kabupaten Flores Timur untuk mengajukan permintaandukungan yang sama. Diketahui bahwa saat ini Bupati TTU dan Flores Timur baru saja dilantik dan secara aktifmencari peluang dukungan pemerintah provinsi dan AIPD guna menyelesaikan dokumen RJPMD dalam enambulan sebagai bupati. Dukungan AIPD seperti ini merupakan contoh bagaimana proses PILKADA sangatberpengaruh terhadap perumusan rencana kerja AIPD di satu wilayah. Penyediaan dukungan seperti ini sangatlpenting dalam menciptakan hubungan baik, sekaligus menunjukkan AIPD dapat menjadi mitra dalam memenuhikebutuhan nyata pemerintah daerah. Penyediaan dukungan seperti ini juga akan memperkuat fungsi pemerintah

Page 28: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

2828282828 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

provinsi sebagai mitra AIPD dalam mengawasi dukungan yang diberikan kepada kabupaten.

Menghadapi berbagai permintaan dukungan dari pemerintah, sangatlah penting bagi AIPD untuk menghindariterjadinya duplikasi atau substitusi kegiatan yang sebenarnya sudah dianggarkan pembiayaannya melalui APBD.Dukungan yang diberikan pada tahapan awal memang terfokus pada penyiapan dokumen-dokumen teknis, misalnyaRPJMD, sekalipun hal ini seharusnya dibiayai oleh APBD. Memang ada resiko diposisikannya AIPD sebagai ‘mesinATM’ dan dijadikannya dana AIPD sebagai substitusi pembiayaan APBD. Ke depan AIPD harus memastikan hal initidak terjadi. Salah satu contoh lain adalah permintaan agar AIPD membiayai proses Musrenbang di TTU – walausebenarnya pembiayaan tersebut wajib dibiayai oleh APBD, dan dana AIPD kurang sesuai untuk maksud tersebut.Hal ini memang mensyaratkan pentingnya komunikasi yang jelas tentang pendanaan AIPD kepada kabupaten-kabupaten mitra. Selain itu, menyepakati pedoman operasional secara tertulis antara AIPD dan pemerintah kabupatenmerupakan salah satu cara untuk mengklarifikasi apa yang bisa dan tidak bisa dibiayai oleh AIPD.

Dalam setiap penyusunan ToR kegiatan, aspek penting yang harus diperhatikan adalah analisa terhadap targetcapaian pada akhir kegiatan yang dilaksanakan. Setiap kegiatan memerlukan kerangka logis yang jelas dankontribusinya terhadap perbaikan pelayanan publk.Dalam penyusunan TOR, Tim AIPD memberikan perhatianyang kuat terhadap pentahapan pelaksanaan program dan bagaimana mengukur kemajuan keberhasilan di setiaptahap. Sistem pengendalian mutu secara internal yang digunakan dalam proses pembuatan ToR Kegiatan yaituQuality at Entry (QAE) sangat berguna dalam membantu dan memberikan fokus kepada tim AIPD terhadappenyelesaian ToR dan indikasi anggaran kegiatan dengan para mitra.

Page 29: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 29l 29l 29l 29l 29

Page 30: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

3030303030 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Berbeda dengan karakteristik Provinsi Jawa Timur, Provinsi Papua Barat tergolong sebagai kawasan yang ekstrim.Meskipun memiliki potensi sumberdaya alam yang kaya serta penerimaan perkapita tertinggi di Indonesia, namunmenempati peringkat kedua sebagai provinsi termiskin di Indonesia, memiliki indeks pembangunan manusia ketigaterendah di Indonesia, serta masuk dalam 5 terendah dalam peringkat kemitraan pemerintah. Berbagai indikatorpembangunan lainnya secara konsisten juga menunjukkan capaian yang rendah.

Dengan konteks yang demikian, tantangan utamanya adalah pada usaha mempercepat pembangunan dan realisasisepenuhnya mandat otonomi khusus. Kehadiran AIPD di Papua Barat, yang diresmikan kehadirannya pada 5 Mei2011 oleh Gubernur Papua Barat dan Kepala AusAID Indonesia, menjadi relevan. Upaya ini dapat dilakukanmelalui pemanfaatan secara efektif sumber dana yang besar menjadi layanan publik yang lebih baik, terutamakepada masyarakat miskin dan penduduk asli Papua. Namun upaya-upaya tersebut dapat terhambat dan sia-siaakibat minimnya kapasitas pemerintah daerah, dan akibat kegagalan menangani situasi politik yang penuh tantangan.

5.4. Papua Barat

Gubernur

Wakil Gubernur

Jumlah Penduduk

Wilayah Administratif

Peringkat Kemitraan Pemerintahan – 2008

Indeks Pembangunan Manusia 2009

Indikator Kesehatan – 2009

Kelahiran ditangani oleh tenagakesehatan terlatih (percentage)

Cakupan Imunisasi (percentage)

Indikator Pendidikan (Sekolah Dasar) – 2008

Angka partisipasi kasar

Angka partisipasi murni

Indikator Pendidikan (Sekolah Menengah Pertama) – 2008

Angka partisipasi kasar

Angka partisipasi murni

Angka Melek Huruf- 2009

Mulai Menjabat 24 July 2006

167 distrik 1.410 kampung

Peringkat se-Indonesia : 29

Nasional = 71.76

Nasional = 77.34%

Nasional = 90.6%

NasionalPerempuan = 109.41%Laki-Laki = 109.42%

NasionalPerempuan = 94.06%Laki-Laki = 93.91%

NasionalPerempuan = 81.89%Laki-Laki = 80.89%

NasionalPerempuan = 67.62%Laki-Laki = 66.36%

Nasional = 92.58%Perempuan = 89.68%Laki-Laki = 95.65%

Brigjen (Purn) Abraham O. Atururi

Drs. Rahimin Katjong, M Ed.

760 ribu

10 Kab 1 Kota

Index : 4.37

Thn 2009 = 64.53

Provinsi Papua Barat = 60.43%

Provinsi Papua Barat = 88.56%

Perempuan = 117.45%Laki-laki = 119.36%

Perempuan = 89.17%Laki-laki = 92.39%

Perempuan = 60.43%Laki-laki = 64.34%

Perempuan = 50.85%Laki-laki = 46.85%

Provinsi Papua Barat = 92.34%Perempuan = 90.13%Laki-laki = 95.57%

Sumber data:1. BPS. February 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Sosial-Ekonomi Indonesia2. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun 20093. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman&Itemid=115 . Accessed 28 June 20114. http://www.kemitraan.or.id/govindex/ accessed 28 June 2011

Page 31: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 31l 31l 31l 31l 31

Tahun ini, akan berlangsung Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua Baratdan Pemilihan Bupati (Pilbup) Maybrat danTambrauw, yang sangat berpengaruh pada proses pemerintahan di provinsi ini. Masa Jabatan Gubernur AbrahamO. Atururi sebetulnya berakhir pada bulan Juni 2011, tetapi Pilgub tidak bisa dilangsungkan tepat waktu karenaketidaksiapan dana di KPUD serta keterlambatan pembentukan MRP4.

Ketegangan politik yang tinggi di sekitar PILKADA berdampak pada pelaksanaan program AIPD di Papua Barat.Pada pihak pemerintah, terlihat jelas adanya keraguan para pejabat menengah dalam membuat keputusan. Kulturpolitik yang kuat dan terpusat pada atasan membuat usaha-usaha untuk menggerakkan birokrasi secara cepatsedikit terhambat ketika proses PILKADA berlangsung, yang memberi kesan akan ketidakpastian kepemimpinan.Lamanya proses pembentukan PMC merupakan akibat dari situasi tersebut. Setelah PMC, agenda mendesaklainnya adalah penetapan pedoman operasional (technical arrangement) serta pemilihan kabupaten.

Selain mendorong pembentukan PMC, AIPD mengisimasa transisi PILKADA tersebut dengan persiapanquick-start activities, yang juga prosesnya mengalamiketerlambatan karena keterbatasan pengambilankeputusan pejabat tingkat menengah dan arah daripejabat-pejabat kunci daerah di bawah Gubernur.AIPD juga terus membangun komunikasi yang intensifdengan Universitas Negeri Papua dan sejumlah LSMuntuk mempersiapkan pelaksanaan komponen de-mand side program.

Untuk menjaga relevansi kehadiran program AIPDguna terus mendorong kontribusi kegiatan AIPD padaalokasi efektif dari sumber dana yang besar ke dalamsektor-sektor pelayanan publik dasar, namun jugamenyadari situasi transisi PILKADA, maka di tahun2011 program AIPD di provinsi ini hanya akan fokuspada hal-hal yang mendukung implementasi kebijakannasional, seperti pembentukan LPSE Provinsi Papua Barat, sosialisasi kerangka regulasi Keterbukaan InformasiPublik, dan persiapan penyusunan RPJMD Provinsi 2011-2016.

Tantangan lain yang muncul adalah dihentikannya penggunaan mekanisme PNPM/RESPEK untuk menyalurkanblock grantdana otsus dari pemerintah provinsi ke kampung dalam rangka pengurangan kemiskinan sejak akhir2010. Mengingat implikasinya yang besar untuk berinvestasi pada sistem baru dan tidak mengoptimalkan investasipada sistem yang telah berjalan, program AIPD melalui akan memposisikan lagi dukungannya secara strategisuntuk lebih fokus pada komponen masyarakat yang aktif untuk melatih masyarakat berinteraksi secara intensifdalam mengadvokasi informasi penyaluran dan pemanfaatan dana tersebut.

4 Saat ini pro-kontra pembentukan MRPB (Majelis Rayat Papua Barat), sekalipun merupakan bagian integral dari MRP di Jayapura, masih terusterjadi. Pro-kontra ini dipicu oleh pelantikan MRPB oleh Gubernur Atururi pada tanggal 14 Juni 2011 lalu.

Page 32: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

3232323232 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

5.5. Papua

Gubernur

Wakil Gubernur

Jumlah Penduduk

Wilayah Administratif

Peringkat Kemitraan Pemerintahan - 2008

Indeks Pembangunan Manusia 2009

Indikator Kesehatan - 2009

Kelahiran ditangani oleh tenagakesehatan terlatih (percentage)

Cakupan Imunisasi (percentage)

Indikator Pendidikan (Sekolah Dasar) - 2008

Angka partisipasi kasar

Angka partisipasi murni

Indikator Pendidikan (Sekolah Menengah Pertama) - 2008

Angka partisipasi kasar

Angka partisipasi murni

Angka Literasi - 2009

Mulai Menjabat 25 July 2006

385 distrik 3.579 kampung

Peringkat se-Indonesia : 21

Nasional = 71.76

Nasional = 77.34%

Nasional = 90.6%

NasionalPerempuan = 109.41%Laki-Laki = 109.42%

NasionalPerempuan = 94.06%Laki-Laki = 93.91%

NasionalPerempuan = 81.89%Laki-Laki = 80.89%

NasionalPerempuan = 67.62%Laki-Laki = 66.36%

Nasional = 92.58%Perempuan = 89.68%Laki-Laki = 95.65%

Bernabas Suebu, SH

Alex Hasegem, SE

2.8 Juta

28 Kab 1 Kota

Index : 5.01

Provinsi Papua = 68.58

Provinsi Papua = 49.08%

Provinsi Papua = 64.2%

Perempuan = 97.36%Laki-Laki = 102.98%

Perempuan = 80.60%Laki-Laki = 82.78%

Perempuan = 67.75%Laki-Laki = 71.70%

Perempuan = 50.07%Laki-Laki = 47.54%

Provinsi Papua = 70.29%Perempuan = 64.89%Laki-laki = 75.52%

Sumber data:1. BPS. February 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Sosial-Ekonomi Indonesia2. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia tahun 20093. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com_docman&Itemid=115 . Accessed 28 June 20114. http://www.kemitraan.or.id/govindex/ accessed 28 June 2011

Indikator-indikator pembangunan bagi Provinsi Papua, yang letaknya paling jauh dari pusat pemerintahan diJakarta, juga menunjukkan karakternya sebagai kawasan ekstrim. Mirip dengan Provinsi Papua Barat, ProvinsiPapua adalah provinsi terluas, dengan tingkat kepadatan penduduk terendah di Indonesia. Provinsi Papua termasukdalam provinsi dengan GRDP perkapita dalam kelompok tertinggi di Indonesia, memiliki penerimaan fiskal perkapitakedua tertinggi setelah Papua Barat, namun juga memiliki tingkat kemiskinan tertinggi dan indeks pembangunanmanusia terendah di Indonesia. Tantangan Provinsi Papua adalah juga pada usaha mempercepat pembangunandan realisasi sepenuhnya mandat otonomi khusus. Mirip dengan Papua Barat, tantangan untuk memanfaatkansumberdaya fiskal yang besar menjadi pelayanan publik yang baik, juga berpotensi untuk terus terhambat karenaketerbatasan kapasitas dan situasi politik yang sensitif.

Sebagaimana di Papua Barat, Provinsi Papua juga sedang mempersiapkan PILKADA Gubernur, karena masa JabatanGubernur Barnabas Suebu berakhir pada bulan Juni 2011 ini. Ironisnya, sama seperti yang terjadi di Papua Barat,

Page 33: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 33l 33l 33l 33l 33

PILKADA Gubernur Papua juga mengalami penundaan karena peraturan perundang-undangan yang tumpangtindih. Bahkan, Pilgub Papua masih belum memiliki tanggal yang pasti akibat kewenangan verifikasi pendaftaranbakal calon Gubernur antara DPRP dan KPUD.

Suksesi kepemimpinan di Provinsi Papua ini menjadi sangat penting bagi berbagai kalangan karena sangatmenentukan keberlanjutan kebijakan Pemerintah Provinsi yang saat ini berhubungan dengan Otonomi Khusus(Otsus), seperti program RESPEK dan pengelolaan dana Otsus. Apalagi, akhir-akhir ini pengelolaan dana Otsussedang disorot karena laporan audit BPK mengindikasikan adanya penyimpangan pengelolaan dana Otsus sebesarRp. 1,85 Triliun. Hasil Pilkada dan penyelesaian masalah dugaan penyimpangan dana Otsus diatas sedikit banyakakan mempengaruhi arah dan strategi implementasi program AIPD di Propinsi Papua.

Meskipun memiliki konteks yang mirip, namun sejak peresmian program AIPD oleh Gubernur Suebu dan KepalaAusAID Indonesia pada 3 Mei 2011 lalu, proses pembentukan PMC, pemilihan kabupaten dan pembahasantechnical arrangement memiliki proses yang jauh lebih maju.

Dalam pembahasan antara PMC dengan Tim AIPD, disepakatibahwa dukungan AIPD difokuskan pada area peningkatankapasitas pemerintah daerah dalam melakukan perbaikandokumen-dokumen perencanaan pembangunan daerah,dukungan terhadap keterbukaan informasi publik danmemfasilitasi keterlibatan masyarakat sipil dalam prosesperencanaan dan penganggaran pembangunan daerah. Saatini TOR untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut telahdisetujui melalui proses QAE sehingga kegiatan-kegiatankonkrit akan segera dimulai di bulan Juli atau Agustus 2011.

Pemilihan kabupaten lokasi proyek sudah dilakukan oleh PMCpada 26 Mei 2011. Seleksi dilakukan dengan menggunakansejumlah kriteria yang diterapkan dalam dua tahap. Pada tahappertama ditetapkan nominasi kabupaten berdasarkan kriteriaantara lain: sebaran geografis (selatan, utara, pegunungan/dalam/tengah dan kepulauan), jadwal PILKADA kabupaten (Jikapilkada baru selesai dilaksanakan atau baru dilantik, maka akansemakin besar peluang untuk dipilih, karena dukungan untukpenyiapan dokumen perencaan dan anggaran bisa dilakukansecara menyeluruh), kabupaten induk (minimal telah 5 tahun berdiri, demi menjamin tersedianya infrastrukturyang cukup untuk dijadikan model bagi kabupaten pemekaran), serta karakteristik wilayah (terutama denganmenggunakan indikator kemiskinan).

Kabupaten yang menjadi nominasi pertama adalah Merauke, Yahukimo, Yapen dan Keerom. Pada tahap selanjutnyakomitmen pemerintah kabupaten untuk berpartisipasi aktif dalam program AIPD akan diukur dengan menggunakansejumlah kriteria pendukung. Berdasarkan hasil pertemuan PMC dan pertemuan dengan Pemerintah KabupatenMerauke, maka Kabupaten Merauke telah dipilih untuk segera lokasi program. Persiapan implementasi dan launchingdi Merauke akan dilakukan di bulan Juli 2011.

Page 34: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

3434343434 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Page 35: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 35l 35l 35l 35l 35

Aktivitas Terkait Pemerintah Pusat

Sejak persiapan dan dimulainya pelaksanaan program AIPD, koordinasi intensif dengan Pemerintah Pusat telahdilaksanakan. AIPD terus melakukan koordinasi dengan mitra utama yang merupakan anggota Program Coordina-tion Committee (PCC) AIPD, yaitu: a) Pusat Administrasi Kerja Sama Luar Negeri (AKLN) Kemendagri; b) DirektoratJenderal Keuangan Daerah Kemendagri; c) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu; dan d)Direktorat Otonomi Daerah Bappenas. Selama semester pertama 2011, koordinasi dengan anggota PCC difokuspanpada 3 hal, yaitu:

a) Penyusunan Rencana Kerja AIPD tahun 2011.b) Konsultasi rancangan monitoring and evaluation framework.c) Perumusan dukungan AIPD untuk ketiga Kementrian.

Di luar mitra utama di atas, AIPD juga berkoordinasi dengan beberapa Kementerian/ Lembaga penting lainnya.

A. Komisi Informasi Pusat (KIP)

Untuk mendapatkan dukungan dan membangun koordinasi dengan KIP, AIPD telah melakukan dua kali pertemuandengan Ketua Komisi dan staff KIP. Hasil pertemuan tersebut telah berhasil membangun kesamaan pandangdan konsep bentuk kerjasama antara Komisi Informasi Pusat dengan AIPD dalam rangka implementasi UUNo.14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan serta kebijakan yang terkait di tingkat propinsimaupun Kabupaten yang merupakan lokasi kerja AIPD. Dalam waktu dekat, diharapkan dapat disepakati bentukkonkrit kerjasama antara AIPD dan Komisi Informasi Pusat khususnya yang berkaitan dengan mendorongterbentuknya dan beroperasinya PPID dan KIPD di semua lokasi kerja AIPD.

B. Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)

Pemprov Jawa Timur baru-baru ini menjajaki kemungkinan untuk mendapatkan dukungan AIPD dalammenerapkan model monitoring dan evaluasi UKP4 di Provinsi Jawa Timur. Bahkan, jika memungkinkan, PemprovJatim ingin memformalkan mekanisme ini dalam bentuk UKGP3. Melihat permintaan ini, AIPD bertemu denganpihak UKP4 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan meng-assess kemungkinan dukungan AIPD. Dalamdiskusi ini, UKP4 mengkonfirmasi bahwa Jawa Timur merupakan provinsi pertama yang akan menerapkanmodel evaluasi UKP4 dan menjadi pilot UKGP3. UKP4 juga akan memberikan bantuan teknis kepada PemprovJawa Timur. Model UKP3 ini nantinya diharapkan untuk direplikasi dan disesuaikan dengan kondisi provinsi-provinsi lain. AIPD sendiri sudah memasukkan permintaan dukungan ini ke dalam program kerja 2011 dan2012 dan berkoordinasi secara periodik dengan UKP4.

Dukungan dan Kerjasama AIPD dengan BAKTI

Untuk mendukung kolaborasi dan harmonisasi pelaku pembangunan sekaligus mengedepankan proses belajardan pengelolaan pengetahuan di Kawasan Timur Indonesia, AIPD mendukung Yayasan BaKTI. Terhitung sejak April

6. Pemerintah Pusat danDukungan Lintas Program

Page 36: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

3636363636 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

2011 hingga Juni 2011, beberapa kegiatan dibawah 3 tujuan program telah dilakukan dengan output sebagaiberikut:

Dukungan kolaborasi dan harmonisasi Para Pelaku Pembangunan di KTI (harmonization)

- Database 54 program mitra pembangunan di KTI di-update

- Dukungan terhadap 65 klien, termasuk AIPD (penyediaan monitoring media bulanan untuk berita terkaitPengelolaan Keuangan Daerah), AusAID Democratic Governance Unit (terkait informasi mengenai NGOyang fokus pada Pemilu di Papua), dll.

- Meningkatnya jumlah pengunjung BaKTI mencapai 1,610 orang, diantaranya 514 menggunakan layananpustaka dan 1069 menggunakan layanan internet

- Dukungan bagi para pelaku pembangunan untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan (knowledgesharing)

- 18 praktik cerdas telah diverifikasi, didokumentasi dan dipresentasikan di FKTI IV dan V.

- Meningkatnya jumlah pengunjung www.batukar.info dengan total 1061 anggota dan 21 kontributoraktif, dengan total 6.764 berita/informasi. Total jumlah pengunjung situs adalah 44,128 (81,028 pageviews).

- Bengkel Komunikasi Pembangunan dilaksanakan dan diikuti oleh 21 peserta dari berbagai institusi danmitra pembangunan di KTI.

- Tiga edisi BaKTI News diproduksi dan didistribusikan ke 2800 pelanggan di KTI.

- 22 kegiatan berbagi pengetahuan dilaksanakan di BaKTI, misalnya Launching Sahabat BaKTI, Film screen-ing dan diskusi Wajah Pendidkan Indonesia, dll.

- Policy Paper Writing workshop dilaksanakan di BaKTI melalui Jaringan Peneliti (JIKTI) melibatkanperwakilan dari 12 provinsi.

Dukungan media dan mekanisme penyampaian input dan agenda pembangunan

- Regional workshop di Sulawesi Tenggara (mengenai Metoda Penelitian) dan Sulawesi Selatan (terkaitkebijakan pembangunan daerah), dan Maluku (terkait penulisan proposal penelitian). 3 peserta work-shop di Maluku berhasil mendapatkan ‘research grant’ dari Kementrian Pendidikan Nasional.

Gender

Selama enam bulan pertama pelaksanaan program, AIPD telah menunjukkan komitmennya untukmengarusutamakan gender ke dalam seluruh aspek program, yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut:

- Evaluasi tentang pentingnya aspek gender dipertimbangkan dalam program telah dilakukan melaluidiintegrasikan kesetaraan gender pada desain setiap kegiatan baru yang proses melalui evaluasi QAE.

- Pengembangan strategi untuk mengintegrasikan pengarusutamaan gender kedalam program AIPD sertastrategi untuk mendorong kesetaraan gender pada lembaga-lembaga mitra AIPD. Strategi ini mencakupidentifikasi entry points untuk dilakukannya reformasi kelembagaan, pemetaan mitra pelaksanaan potensial,serta penerapan indikator dan mekanisme untuk memonitor dan mengevaluasi upaya promosi kesetaraangender di dalam program AIPD.

Strategi tentang bagaimana AIPD akan mendorong kesetaraan gender akan diselesaikan pada bulan Agustus 2011,meskipun sejumlah aspek dari strategi ini sebenarna telah dilaksanakan melalui rekomendasi-rekomendasi yangdibuat selama proses QAE. Pelaksanaan secara penuh strategi kesetaraan gender AIPD diharapkan dapat berjalanpenuh mulai September 2011 dan kemudian akan mulai dilaporkan dalam laporan enam bulanan berikutnya.

Page 37: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 37l 37l 37l 37l 37

Dukungan AIPD terhadap penyelenggaraan Lokakarya Nasional Pengelolaan Anggaran untukPeningkatan Pelayanan Dasar, Jakarta 3-5 Mei 2011

Lokakarya Nasional Pengelolaan Anggaran untuk Peningkatan Pelayanan Dasar: ‘Praktek dan Inovasi Daerah untukMencapai MDGs melalui penerapan SPM’ telah berlangsung dari tanggal 3 Mei sampai 5 Mei 2011 di HotelSantika Premiere, Jakarta. Lokakarya ini merupakan kerjasama Ditjen Otonomi Daerah dan para donor yangterdiri dari BASICS/CIDA, AIPD-AusAID, DeCGG/GIZ, PSF, DSF dan ACCESS-AusAID.

Lokakarya ini dibuka oleh Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Prof. Dr. H. Djohermansyah Djohan, MA danditutup oleh Sekretaris Ditjen Otda Drs. Ujang Sudirman, M.M. Lokakarya ini melibatkan 20 narasumber, 5 pembahasdan 3 orang pembuat resume, 1 juru foto, dan 1 kartunis.5

Tujuan Utama lokakarya ini adalah:

- Meningkatkan pemahaman peserta tentang analisa dan metodologi analisa anggaran berbasis pelayanandasar yang dilakukan pemerintah daerah juga beberapa organisasi di Indonesia baik dari donor, pemerintahdan organisasi lainnya;

- Mengetahui berbagai metoda analisa anggaran berbasis pelayanan dasar dan menemu kenali metodeanalisa anggaran yang praktis, ramah pengguna, dan mudah diterapkan guna peningkatan pelayanan dasar;

- Mencermati berbagai inovasi, praktek cerdas serta tantangan dan jalan keluar yang diterapkan oleh daerahatau organisasi masyarakat sipil untuk menjawab persoalan pelayanan dasar di daerah masing-masing;

- Mendorong pertukaran dan pembagian praktek cerdas dan inovasi di antara pihak yang terkait.Mencaripeluang untuk sinergi bagi donor dengan fokus kerja yang serupa.

Peserta yang hadir berjumlah 297 orang, terdiri dari 220 laki-laki dan 77 perempuan. 15 orang dari pesertatersebut didanai oleh AIPD yang merupakan utusan dari Bappeda, DPRD dan LSM dari masing-masing propinsilokasi AIPD. Peserta secara keseluruhan terdiri dari berbagai lembaga yaitu, DPR RI, Kementerian Kesehatan,Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara,Badan Pemeriksa Keuangan, Kementerian dalam Negeri yang hadir dari Biro Perencanaan Otda, Balitbang, DitjenBangda, Puspen Humas, Ditjen PUM, Ditjen Keuangan Daerah, Direktorat UPD 1 dan UPD 2. Dari pemerintahdaerah termasuk Anggota DPRD, Wakil Gubernur, Asisten 2, kepala dan staff Bappeda Provinsi dan kabupaten,dan 5 bupati (Wakatobi, Boalemo, Sidoarjo, Sumba Timur dan Minahasa). Dari Masyarakat Desa yang hadir sebagaimitra ACCESS terdiri dari masyarakat yang berasal dari Desa Rappoa/Bantaeng, Desa Kairani/Kupang, Desa KopangRembiga/Kec Kopang, dan Desa Paranda /Sumba Timur. Dari Organisasi masyarakat sipil terdiri dari Yayasan Perdu,Formasi, ICW, Pattiro Serang, Pattiro Surakarta, Seknas Fitra, Advokat Jayapura, Somasi dan Mitra Samya danlembaga lainnya. Hadir juga pembahas dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, serta 8 wartawan nasionaldan lokal antara lain Jakarta Post dan wartawan radio KBR 68H.

Lokakarya ini telah menghasilkan rekomendasi-rekomendasi sebagai berikut:

- Perlu adanya ketersediaan anggaran yang memadai untuk memastikan pemenuhan pelayanan dasar yangmencakup; perbaikan data, inovasi daerah sesuai aturan, kapasitas pemberi layanan, supervisi danpengawasan serta upaya-upaya masyarakat untuk percepatan pelaksanaan pelayanan dasar denganmempertimbangkan indikator lokal, responsif gender, transparansi pengelolaan anggaran dan sistem “re-ward dan punishment”;

- Dalam rangka mencapai target MDGs 2014 dan penerapan SPM, diperlukan analisis anggaran yangmemproritaskan pada pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan agar memadai jumlahnya, menjawabpersoalan dan peka terhadap isu gender serta berpihak terhadap masyarakat kurang mampu danmemperhatikan kondisi pelayanan dasar di tingkat lokal;

5 Adapun video graphic Loknas bisa diakses pada: http://www.youtube.com/watch?v=sTjRANHu5HY&feature=player_embedded

Page 38: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

3838383838 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

- Perbaikan aturan hukum yang tumpang tindih dan penyebarluasan aturan-aturan hukum yang mendukungMDGs dan SPM melalui konsultasi dan sosialisasi;

- Evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kaitan dengan anggaran perlu dikembangkan bukanhanya ditekankan pada transparansi dan akuntabilitas yang sudah dijalankan tetapi meningkat pada kinerjauntuk menjawab persoalan pelayanan dasar;

- Pemerintah dan donor perlu menyebarluaskan praktek praktek yang baik ini ke berbagai pihak, mengadakanforum diskusi multi pihak untuk bagaimana percepatan Indonesia mencapai target MDGs dan menerapkanSPM serta meningkatkan kapasitas ke berbagai pihak;

- Metodologi analisa anggaran yang praktis dan peka gender serta berpihak kepada layanan dasar perluterus dikembangkan sehingga bisa diimplementasikan dengan mudah oleh pihak legislatif, eksekutif dankelompok-kelompok masyarakat sipil.

Dari hasil Lokakarya Nasional ini telah disepakati pula aksi tindak lanjut yang disusun bersama antara Kepmendagridan donor untuk melanjutkan kemitraan antara Kemendagri dan donor dalam upaya pencapaian MDGs melaluipenerapan SPM, dan juga memastikan upaya bersama dalam peningkatkan anggaran pelayanan dasar dengan cara:

- Mendorong pertukaran dan pembagian praktek cerdas dan inovasi di antara pihak yang terkait.Mencaripeluang untuk sinergi bagi donor dengan fokus kerja yang serupa.

- Setiap daerah diharapkan mendorong perencanaan dan anggaran berbasis MDGs dengan penerapanSPM dan donor bisa mendorong hal ini di daerah kerjanya masing-masing.

- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap dapat dilibatkandalam kegiatan-kegiatan untuk mendorong penerapan SPM di daerah;

- Daerah memerlukan dukungan untuk menerapkan SPM dari Instansi Pemerintah Nasional terkait;

- Bersama dengan DPR RI mendorong anggaran kesehatan nasional agar lebih memprioritaskan anggaranpelayanan dasar yang mendukung MDGs dan SPM.

- Mendiskusikan resume Loknas pada pihak-pihak yang berkepentingan.

- Mengupayakan sinergi antara donor dalam kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan dasar.

- Menyusun Pendekatan dan Pedoman Perhitungan Anggaran Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan berbasisSPM

- Penyusunan pedoman analisis APBD berbasis MDG/SPM dan Gender Responsif

Dukungan AIPD untuk memperbanyak buku Standard Pelayanan Minimal (SPM)

Pemerintah Pusat telah menetapkan Standard Pelayanan Minimal untuk 13 Sektor yaitu; Perumahan Rakyat,Pemerintahan dalam Negeri, Sosial, Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, LingkunganHidup, Keluarga berencana dan Sejahtera, Ketenagakerjaan, Pendidikan, Pekerjaan Umum, Ketahanan Pangan,Kesenian dan Komunikasi dan Informasi. Bersama dengan lembaga Donor yang lain seperti, DSF- World Bank,GIZ-DeCGG dan BASIC-CIDA, AIPD telah memberikan dukungan pendanaan untuk memperbanyak danmendistribusikan sejumlah 1000 (seribu) eksemplar buku tetang peraturan Standard Pelayanan Minimal untukke 13 sektor tersebut di atas.

Dukungan AIPD Terhadap Seminar Keuangan di Kementrian Keuangan, Jakarta

AIPD berkomitmen untuk mendukung Kementerian Keuangan dalam mengadakan Konferensi InternasionalDesentralisasi Fiskal, bersama dengan ADB, DSF, dan GTZ. Melalui konferensi ini, Kemenkeu ingin menunjukkan

Page 39: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 39l 39l 39l 39l 39

perkembangan desentralisasi di Indonesia sekaligus belajar dari pengalaman yang sama di negara lain.

Konferensi ini akan membahas empat topik desentralisasi, yaitu:

1. Getting the Political Economy of Fiscal Decentralisation Right

2. Achieving Effective, Efficient and Equitable Systems of Revenue Assignment and Intergovernmental Transfers

3. Optimizing the Delivery of Public Infrastructure and Services at Provincial and Local Levels

4. Implementing Policies to Support Economic and Social Development in the Regions

Konferensi ini akan diisi oleh pembicara dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan negara sahabat. Pembicarainternasional akan berasal China, Afrika Selatan, Amerika Serikat, UN Economic Commission for Latin Americaand the Caribbean (ECLAC), Kanada, Brazil, danFilipina. Mereka akan mempresentasikan dan mendiskusikanlesson learned dan best practices dari pelaksanaan desentralisasi fiskal di negara mereka.

Awalnya, konferensi ini direncanakan untuk diadakan pada semester I 2011. Tetapi, karena berbagai kegiatan lainpada awal tahun ini, pelaksanaan konferensi ini ditunda ke bulan September 2011.

Dukungan AIPD untuk keberlanjutan kegiatan-kegiatan dari Program ANTARA

Seluruh kegiatan dari program ANTARA telah selesai dilaksanakan sesuai jadwal. Sejumlah kegiatan telah diperluasmenjadi bagian dari AIPD, diantaranya yang penting untuk diungkapkan adalah dukungan untuk pembentukandan pengoperasian sejumlah resource centre di tingkat provinsi dan kabupaten. Saat ini resource centre telahdibangun di Kupang, dan sejumlah resource centre lain tengah dalam persiapan di kabupaten TTU, provinsi PapuaBarat dan provinsi NTB. Kegiatan Analisa Pengeluaran Publik juga terus didukung dan dilanjutkan bersama dengandukungan untuk penyiapan dokumen APBD. Dukungan bagi pelaksanaan PNPM/RESPEK di provinsi Papua jugatelah dan akan terus dilanjutkan dalam periode pelaporan kegiatan berikutnya. Sejumlah dukungan lain juga telahdiberikan kepada Yayasan BaKTI dimana AIPD menyediakan dukungan pendanaan utama dan bermitra secarastrategis dalam penyediaan dan pelaksanaan berbagai kegiatan pengelolaan pengetahuan.

Salah satu kegiatan lain di bidang pengelolaan keuangan daerah adalah dukungan bagi kegiatan MKPP. Dukunganini diberikan kepada pemerintah provinsi di Papua, NTT dan NTB. Dalam usulan rencana kerja 6 – 12 bulan diprovinsi NTB, kegiatan ini tidak dinominasikan untuk dibiayai oleh oleh AIPD. Selain dukungan dari AIPD, pelaksanaanMKPP di Provinsi Papua didukung oleh Bank Dunia, yang juga dibiayai oleh AusAID.

Page 40: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

4040404040 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Page 41: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 41l 41l 41l 41l 41

Penyusunan Rencana Kerja Semester ke dua tahun 2011

Seperti pada semester pertama, maka pada semester kedua AIPD akan melakukan penyusunan rencana kerjadengan mempertimbangkan tiga hal utama yaitu:

Terbuka dan akomodatif terhadap kebutuhan, permintaan, dan kondisi para stakeholder kunci. Halini dimaksudkan untuk membangun hubungan, meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki para stake-holder kunci serta merupakan aksi atau reaksi cepat yang diberikan oleh AIPD untuk menjawab sebuahkebutuhan para stakeholder akan dukungan dari pihak lain untuk perbaikan pelayanan publik. Permintaanpara stakeholder biasanya didorong oleh beberapa hal misalnya: adanya kepemimpinan baru di suatudaerah, adanya peraturan atau kebijakan baru dari pemerintah pusat, adanya inisiative/programpembangunan yang baru dari pemerintah pusat/daerah serta adanya inisiatif masyarakat untukmemdorong perbaikan pelayanan publik.

Memastikan integrasi dan kolaborasi antar-komponen

Fokus pada produk kunci (key deliverable) yang sudah teridentifikasi dan termuat di dalam deliv-ery strategy program AIPD serta mengacu kepada inception report yang telah memberikan gambarantentang global work plan AIPD.

Sekalipun AIPD membuka kesempatan yang luas bagi para stakeholder untuk mengajukan kegiatan yang diharapkanmendapat dukungan dari AIPD, namun AIPD akan selalu memastikan bahwa setiap kegiatan yang didukung harusberdampak langsung terhadap perbaikan pelayanan publik.

Kegiatan-kegiatan yang direncanakan akan dilakukan pada periode Juli – Desember 2011 yang mengacu kepadadelivery strategy, pada umumnya merupakan tahapan-tahapan awal dari kegiatan utama, misalnya sosialisasi peraturanperundangan yang dianggap merupakan landasan untuk melakukan sebuah kegiatan, contohnya, Permendagri 54/2010 tentang Perencanaan, sebagai salah satu landasan untuk memberikan dukungan terhadap penyusunanberbagai macam dokumen perencanaan seperti RPJMD, Renstra dan RKPD.

Selain itu, kegiatan yang dilakukan pada semester kedua ini masih bersifat menumbuhkembangkan kepedulianserta membangun wawasanterhadap pelayanan publik, misalnya workshop tentang standard pelayanan minimal(SPM), sosialisasi tentang UU Keterbukaan Informasi Publik serta kegiatan-kegiatan yang sifatnya melanjutkanapa yang sudah dilakukan pada proyek ANTARA sebelumnya, seperti dukungan terhadap Bakti dan jugaperbanyakan materi sosialisasi untuk program RESPEK di Papua.

Mengingat sampai dengan akhir semester pertama (Juni 2011) belum ada kegiatan tersebut yang sepenuhnyaselesai, maka semua kegiatan yang awalnya disebutkan sebagai quick start activities masih akan dilanjutkan (carryover) ke Semester 2 tahun 2011.

7. Tahapan Selanjutnya

Page 42: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

4242424242 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Penyusunan Rencana Kerja untuk Januari – Desember 2012

Tahun 2012 diharapkan AIPD sudah mencapa “full team” dan “full speed” serta lokasi-lokasi di tingkat Kabupatenpun sudah di tetapkan, sehingga rencana kerja untuk tahun 2012 merefleksikan implementasi kegiatan-kegiatanyang akan memberikan output yang merupakan produk-produk utama (main deliverable) dari AIPD dalamperbaikan pelayanan publik.

Sebagian besar kegiatan-kegiatan yang akan di implementasikan akan mencakup seluruh provinsi sehingga lebihmudah dan lebih cepat dalam pengelolaan kegiatan termasuk dalam memanfaatkan jasa pihak ketiga (serviceprovider).

Beberapa kegiatan kunci yang akan dilakukan di tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Dukungan terhadap penyusunan atau penyelarasan RPJMD dan Renstra SKPD baik di tingkat provinsimaupun Kabupaten terpilih

Dukungan terhadap penyusunan RAPBD di tingkat Kabupaten dan Provinsi terpilih

Dukungan terhadap pembentukan Resource Center di tingkat Kabupaten dan Propinsi terpilih

Dukungan terhadap pelaksanaan e-procurement (LPSE) di tingkat provinsi dan kabupaten

Dukungan terhadap pembentukan Komisi Informasi Daerah dan Pejabat Pengelola Informasi dandokumentasi di SKPD-SKPD Kabupaten dan Propinsi, terutama di SKPD KEsehatan, Pendidikan danInfra struktur.

Dukungan terhadap pembentukan dan/atau penguatan jaringan masyarakat sipil untuk melakukan ad-vocacy anggaran dan pelayanan publik

Dukungan untuk penguatan mekanisme monitoring dan evaluasi pembangunan daerah oleh eksekutif,legislatif, dan masyarakat sipil

Rencana kerja indikatif untuk 2012 akan dikonsultasikan secara komprehensif dengan setiap tim provinsi danPMC dan juga perwakilan dari Kementerian/ Lembaga Pemerintah Pusat yang terlibat. Rencana kerja yang sudahdisempurnakan nantinya akan dibawa ke pertemuan PCC di awal tahun 2012 untuk disahkan menjadi RencanaKerja AIPD 2012.

Page 43: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 43l 43l 43l 43l 43

Lampiran 1: Format Template Quality at Entry (QAE)NAMA KEGIATAN :LOKASI KEGIATAN :KODE MYOB (untuk diisi oleh Finance Officer) :

6 Hijau = direkomendasi lanjut ke tahap pelaksanaan dengan catatan kecil.Kuning = direkomendasi lanjut ke tahap pelaksanaan dengan catatan besar.Merah: direkomendasi tidak lanjut ke tahap pelaksanaan – perlu dipikirkan kembali pada dasarnya.

TAHAPAN I – PENILAIAN DAN FINALISASI KONSEP(Waktu 2 Minggu)

A. Untuk PO/APDKenapa Kita Melaksanakan Kegiatan Ini?Apakah ToR ini mengikuti format yang benar?Adakah hubungan jelas dengan rencana kerja dan/atau produkkunci (key product)?Apakah kegiatan ini menyatakan dengan jelas hasil yang ditujukan?Apakah kita bisa yakin bahwa dukungan dari AIPD tidak duplikasipengeluaran biaya yang sudah atau seharusnya termasuk dalamAPBD?B: Untuk Koordinator Teknis dan/atau Penilai eksternalAPAKAH KEGIATAN INI BISA BERHASIL?Apakah jelas bagaimana hasil yang ditujukan akan dicapai, denganmempertimbangkan segala asumsi dan risiko?Apakah kegiatan ini akan berkesinambungan?

C: Untuk Koordinator MonevBAGAIMANAKAH KITA MENGETAHUINYA?

Adakah mekanisme dan sumber daya yang cukup untukmengawasi dan mengevaluasi kemajuan dan hasil kerja (misalnyaproduk bermutu, produk dipakai, perubahan perilaku)?

D: Untuk Spesialis GenderADAKAH PERTIMBANGAN JENDER?

Apakah kegiatan ini menggunakan pendekatan ramah jender dalamtahap penentuan obyektif, pelaksanaan, dan pengelolaan risiko?

E: Untuk PO/APDADAKAH DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP ATAU HIV?

Akankah kegiatan ini berdampak positif pada lingkungan hidupataupun penanggulanan HIV/AIDS?

F: Untuk Rekan dari Provinsi lainAPAKAH TELAH MENDAPAT MASUKAN DARI REKANDARI PROVINSI LAIN?Langkah ini wajib untuk kegiatan bernilai AUD400 ribu atau lebih.Wajib mendapatkan masukan dari setidaknya dua rekan diluar timprovinsi relevant (eg staf AIPD dari provinsi lain, program lain,AusAID Jakarta, GoI). Langkah ini juga direkomendasikan untukkegiatan bernilai lebih rendah sesuai dengan kebutuhan.

TAHAPAN II – PENILAIAN DAN FINALISASIANGGARAN (1 Minggu)G: Untuk Assistant Program DirectorADAKAH ANGGARAN INDIKATIF?

Adakah anggaran indikatif berdasarkan satuan biaya yang benar?

TAHAPAN III – PERSETUJUAN TOR KEGIATAN (1 Minggu)

Untuk Deputy Program DirectorQAE BISA DITERIMA?Sudahkan proses QAE dijalankan dengan baik?Apakah semua revisi yang diusulkan telah diakomodir dalam versifinal dokument ToR?Langkah 9: Untuk Program DirectorAPAKAH KEGIATAN INI DISETUJUI?Bolehkah kita melanjutkan proses pembuatan kontrak danpelaksanaannya?

Nilai6(pilihsatu)

MerahKuningHijau

Nilai (pilihsatu)

MerahKuningHijau

Nilai (pilihsatu)

MerahKuningHijau

Nilai (pilihsatu)

MerahKuningHijau

ya/tidak

Nilai (pilihsatu)

MerahKuningHijau

Nilai (pilihsatu)

ya/tidak

ya/tidak

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN (wajibdiisi kalau nilainya merah atau kuning)

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN (wajibdiisi kalau nilainya merah atau kuning)

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN (wajibdiisi kalau nilainya merah atau kuning)

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN (wajibdiisi kalau nilainya merah atau kuning)

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN (wajibdiisi kalau nilainya merah atau kuning)

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN (wajibdiisi kalau nilainya merah atau kuning)

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN

TINDAKAN YG DIBUTUHKAN

CATATAN

CATATAN

CATATAN

CATATAN

CATATAN

CATATAN

CATATAN

CATATAN

CATATAN

Merah KuningHijau

Page 44: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

4444444444 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Lampiran 2: Logistik, Staf dan StrukturOrganisasi

Secara kerseluruhan 5 kantor AIPD di masing-masing Propinsi telah berjalan dengan sangat baik. Setiap kantorAIPD di masing-masing propinsi berlokasi di Kantor Bappeda Propinsi tersebut. Ruangan yang di berikan olehBappeda Propinsi sangat baik dan dalam kondisi siap di tempati.

Untuk para koordinator yang berlokasi di Jakarta, saat ini menempati ruangan pada kantor Cardo, MST Contrac-tor untuk AIPD, di Menara Ravindo Jakarta. Ke depan akan diatur agar para koordinator dapat berkantor padakantor Kementrian yang menjadi mitra utama dari AIPD. Sedangkan untuk posisi pada struktur, hampir semuaposisi telah terisi. Proses perekrutan untuk posisi yang masih lowong sedang berjalan dan diharapkan semuastaff sudah mulai bekerja efektif dengan AIPD pada saat memasuki semester program berikut.

Beberapa posisi baru juga dipandang perlu untuk menjawab kebutuhan program yang semakin meningkat seiringberjalannya kegiatan program. ToR untuk posisi – posisi baru sedang dipersiapkan dan akan segera di iklankan.Secara umum status setiap kantor AIPD di 5 (lima) propinsi adalah sebagai di bawah.

AIPD tetap berkantor pada gedung yang sebelumnya digunakan oleh ANTARAProgram

System komunikasi (email, telepon, fax) dan peralatan kantor lainnya telahterpasang dan berjalan dengan sangat baik

Kantor di NTT juga ditempati bersama dengan Kantor IndII dan ACCESS AusAID Kantor dilengkapi dengan generator set untuk mengantisipasi kemungkinan

padamnya supply listrik oleh PLN yang dapat berdampak pada server program yangberada di kantor Kupang

Proses perekrutan staff untuk posisi Contracts and Probity Officer serta districtfacilitator akan dilakukan dalam waktu dekat

Kantor district AIPD yang pertama yakni TTU telah dikomitmenkan oleh BappedaKabupaten TTU . Segera setelah district facilitator terekrut maka dapat mulaiberkantor pada Bappeda Kabupaten tersebut

System komunikasi (email, telepon, fax) dan peralatan kantor lainnya telahterpasang dan berjalan dengan baik

Kantor di NTB ditempati bersama dengan Kantor ACCESS AusAID Saat ini dalam proses perekrutan staff untuk posisi Civil Society Officer

AIPD tetap berkantor pada ruangan yang sebelumnya digunakan oleh ANTARAProgram

System komunikasi (email, telepon, fax) dan peralatan kantor lainnya telahterpasang dan berjalan dengan sangat baik

Kantor ditempati bersama dengan donor yang lain sebab status kantor adalah multidonor office

AIPD tetap berkantor pada ruangan yang sebelumnya digunakan oleh ANTARAProgram

System komunikasi (email, telepon, fax) dan peralatan kantor lainnya telahterpasang

Staff untuk posisi PFM Officer Papua Barat sedang dalam proses perekrutan

Bappeda Provinsi Jawa Timur telah menyediakan ruangan yang nantinya akandigunakan sebagai kantor AIPD Jawa Timur

Proses renovasi kantor sedang berjalan dan diharapkan dalam awal bulan Juli, staffdi Surabaya telah menempati ruangan kantor yang baru

Perlengkapan kantor akan segera diadakan setelah ruangan kantor baru siapberoperasi

Semua posisi staff program untuk propinsi Jawa Timur telah direkrut dan siapmelaksanakan tugas dengan baik

Pemasangan system komunikasi (internet, telepon dan fax) akan diatur setelahselesai renovasi kantor

Kupang Office, NTT

Mataram Office, NTB

Jayapura Office, Papua

Manokwari Office, West Papua

Surabaya Office, East Java

Page 45: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 45l 45l 45l 45l 45

Daftar Staff

Name

Richard ManningDaniel HuntTheodore WeohauJohn SchottlerSugeng PrayudiAdrianus HendrawanAnton TariganSyalomi NataliaEsnawan BudisantosoAnita Gracia UnDede Indra KurniawanCORE ADMIN TEAMHeny NggadasMaria SutjiatiSusanti De FretesEllen Liana MalelakWelsyana DamaledoNTT TEAMRoberto KoliEripto MarviandiDon Dela SantoAs NailiusNovan NailiusMekel MakarawungSurya MalelakJohanis ManuDarius BandaDamianus DalaNTB TEAMAnja KusumaMohamad WahyudiAde YuanitaSyerul SinwinPAPUA TEAMEllva RoriAnna Christy UrbinasYeni SamakorySeptiana HowayEffendi SibueaWEST PAPUA TEAMRudi Triyana-Paul Harry SalaintiRegina FonatabaJostiano Fatriarosa VennedyEAST JAVA TEAMAloysius WiratmoBonnix Hedy MaulanaEsti RahayuDeasy Dwi Nurhayati

M/F

MMMMMMMFMFM

FFFFF

MMMMMMMMMM

MMFM

MFFFM

M-MFM

MMFF

Position

Program DirectorDeputy Program Director for Nusa Tenggara and East JavaDeputy Program Director for Papua and Papua BaratContractor RepresentativeM & E SpecialistPublic Finance Management CoordinatorCivil Society CoordinatorCommunications and Knowledge Management CoordinatorRural Economic Development CoordinatorHuman Resource CoordinatorCommunications and Knowledge Management Officer

Program AdministratorSenior Admin OfficerAdmin OfficerFinance OfficerAssistant Finance Officer

Assistant Program DirectorPublic Finance Management OfficerCivil Society OfficerDriverDriverSecuritySecuritySecuritySecurityOffice Assistant

Assistant Program DirectorPublic Finance Management OfficerCivil Society OfficerDriver

Assistant Program DirectorPublic Finance Management OfficerCivil Society OfficerAdmin OfficerDriver

Assistant Program DirectorPublic Finance Management OfficerCivil Society OfficerAdmin OfficerDriver

Assistant Program DirectorPublic Finance Management OfficerCivil Society OfficerAdmin Officer

Start Date

01/01/201105/04/201101/01/201101/01/201101/01/201104/04/2011

01/01/201104/04/201101/01/201101/01/201101/01/2011

01/01/201101/01/201101/01/201101/01/201101/01/201101/01/201101/01/201101/01/201101/01/201101/01/2011

01/01/201106/06/201101/01/201101/01/2011

01/01/201101/05/201101/01/201101/01/201101/01/2011

01/04/2011-10/01/201101/01/201101/01/2011

02/05/201113/06/201113/06/201113/06/2011

Page 46: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

4646464646 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Bagan Struktur Organisasi AIPD

AIPDCoordination

Team

ProgramDirectorAIPD

Richard Manning

Deputy Program Director(Papua and W. Papua)

Ted Weohau

ContractorRepresentativeJohn Schottler

Deputy Program DirectorAIPD (NTT /NTB)

Dan Hunt

Rural DevelopmentCoordinator

Esnawan Budisantoso

Public FinanceCoordinator

Adrianus Hendrawan

Civil SocietyCoordinator

Anton Tarigan

Monitoring andEvaluation Coordinator

Sugeng Prayudi

Comms and KnowledgeManagement Coordinator

Syalomi Natalia

Comms and KnowledgeManagement Officer

Dede Kurniawan

AIPDProvincial

Teams

AIPDDistrictTeams

Asst. ProgramDirectorEllva Rori

Papua

Public FinanceOfficer

Anna Urbinas

Civil SocietyOfficer

Yeni Samakori

AdministrationOfficer

Septiana Howay

Jawa Timur

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

Papua Barat

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

Papua

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

Jawa Timur

Public Finance OfficerBonnix Hedy

Maulana

Civil SocietyOfficer

Esti Rahayu

Asst. ProgramDirector

Al Wiratmo

Administration OfficerDeasy DwiNurhayati

Asst. ProgramDirector

Rudi Triyana

Public FinanceOfficerVacant

Civil SocietyOfficer

Paul Harry Salainti

AdministrationOfficer

Regina Fonataba

Papua Barat

Page 47: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 47l 47l 47l 47l 47

DecentralisationPolicy Coordinator

Vacant

AdministrationOfficer, Jakarta

Vacant

Asst. ProgramDirector

Roberto Koli

Nusa Tenggara Timur

Public FinanceOfficer

Eripto Marviandi

Civil SocietyOfficer

Don Delasanto

Admin Support TeamProgram Administrator

Heny NggadasSenior Admin Officer

Maria SutjiatiFinance OfficerEllen Malelak

Admin OfficerSusanti de Fretes

Asst. Finance OfficerWelsyana Damaledo

Contracts Probity OfficerVacant

Human ResourcesCoordinator

Anita Gracia Un

Nusa Tenggara Timur

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

Nusa Tenggara Barat

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

DistrictFacilitator

Vacant

Asst. ProgramDirector

Anja Kusuma

Nusa Tenggara Barat

Public FinanceOfficer

Moh Wahyudi

AdministrationOfficerVacant

Civil SocietyOfficer

Ade Yuanita

Page 48: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

4848484848 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Lampiran 3: Keuangan

Funds committed and expended.

MYOBCode

6000160301603026039560397

610006100161002

61003

61004

6120161202

613006130161302

6250062501625026250362504

6270162702

640006400164002

Categories and sub ActivitiesApproved

NATIONALKnowledge ManagementSupport for BaKTI ActivitiesGeneral SupportSupport for LOKNAS Activity NTT ProvinceSupplyReinforcement Mechanism for Planning,Controlling and Evaluation of RegionalDevelopmentSupport for Implemetation of E-Procurement at Provincial and DistrictsLevelSupport for Implemetation of SIPKD Knowledge ManagementSupport to Development of ResourceCentre Activity TTUSupplySupport for Arranged RPJMD TTU

NTB ProvinceSupplyE-Costing SPM TrainingPeningkatan kapasitas TAPDLPSE NTB Knowledge ManagementPrinting and Disseminating NTB PFMand PEA 2009 - 2010 Result PAPUA ProvinceSupply SiteProgram Dukungan PeningkatanKualitas Perencanaan PembangunanDaerah di Provinsi Papua Total Budget

Each Quarterly TotalProgressive Budget TotalAusAID tranchesProgressive Tranch TotalBalance

Date ofQAE

5/5/2011

12/5/2011

27/5/2011

16/5/2011

27/5/2011

27/5/201110/6/201122/6/2011

27/5/2011

8/6/2011

Apr-11

33,865

33,865 0

0 0

0

33,865

33,8654,000,0004,000,0003,966,135

May-11

180,555

175,565

4,989

50,150

27,781

22,369

0

5,349

349

5,000

0

236,054

269,919

4,000,0003,730,081

Jun-11

146,144

135,409

10,735

69,463

13,733

23,623

2,163

29,945

1,906

1,906

17,962

10,062

7,900

0

235,475

505,394505,394

4,000,0003,494,606

Budget(AUD)

Calc

1,015,724

1,000,000

15,724

261,206

126,283

47,486

29,236

58,201

02,888

2,888

58,525

34921,54723,729

12,900

291,913

291,913

1,630,255

1,630,255

4,000,000

Q2

Page 49: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 49l 49l 49l 49l 49

Page 50: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

5050505050 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Lam

pira

n 4:

Dat

a K

egia

tan

dan

Ren

cana

Ker

ja Angg

aran

Indi

katif

Aktiv

itas

Outp

ut 1

.1. A

dany

a be

rbag

ai me

kani

sme

yang

jelas

unt

uk m

enin

gkat

kan

aloka

si an

ggar

an d

iber

baga

i lev

el pe

merin

taha

n

Outp

ut 1.

2 Ra

ncan

gan d

an U

ji cob

a Mek

anism

e Ins

entif

berb

asis

kiner

ja

Duku

ngan

bag

i TAP

D- P

enyu

suna

nAP

BD 2

012

Penin

gkata

n Alo

kasi

dan

Rea

lisas

i APB

N

PEA

Pend

idika

n

PERA

Kab

upate

n

Duku

ngan

Pen

yusu

nan

ASB

Duku

ngan

Pen

yusu

nan/

Peny

elara

san

RPJM

DDu

kung

an P

enyu

suna

nRe

nstra

SKP

DDu

kung

an P

enyu

suna

n/So

sialis

asi R

AD M

DGs

PERA

Pro

vinsi

Kajia

n ins

entif

berba

sis k

inerja

Duku

ngan

Imple

menta

si MK

PP

Duku

ngan

imple

menta

si SI

PPD

Duku

ngan

Imple

menta

si SI

PKD

Peng

emba

ngan

Sist

emDa

ta Pe

mban

guna

n Pr

ovins

iDu

kung

an m

onev

UKP

4Du

kung

an P

embe

ntuka

n &

Opera

siona

lUK

GP3

Imple

menta

si mo

nev

UKGP

3 ka

b/ ko

ta

Bimtek

Pere

ncan

aan

dan

Peng

angg

aran

Daera

h da

n Pe

ngua

tan T

im A

sisten

siPe

renca

naan

dan

Pen

gang

garan

Bimtek

Pen

gelol

aan

Keua

ngan

Dae

rah d

anPe

ngua

tan T

im A

sisten

si PK

DDu

kung

an Im

pleme

ntasi

Perm

enda

gri 2

1/ 20

11Du

kung

an Im

pleme

ntasi

LPSE

Peny

usun

an P

eratur

an G

ubern

ur ten

tang

Sistem

dan P

rosed

ur Pe

ngelo

laan K

euan

gan D

aerah

Duku

ngan

pen

yusu

nan

Jukn

is Pe

rmen

dagri

54/2

010

RG, A

C, K

M

RG, A

C

RG, A

C, K

M

RG, A

C, K

M

RG RG, A

C, K

M

RG, A

C, K

M

RG, A

C, K

M

RG, A

C, K

M

RG RG RG, A

C, K

MRG RG

, AC,

KM

RG, A

C, K

M

RG RG, A

C, K

M

RG, A

C

RG RG, A

C, K

M

RG, A

C, K

M

RG RG

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB

NTB

Satu

kab

di se

tiap

prov

insi

NTT

NTT,

Papu

a,Pa

pua

Barat

NTT,

Papu

a,Pa

pua

Barat

Jatim

, Pap

ua B

arat

Papu

a Ba

rat

None

NTT,

Papu

a

NTB

NTT

Papu

a, NT

B, N

TT

Jatim

, NTT

, NTB

None

None

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTT

None

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

Tiga

kab

di se

tiap

prov

insi

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

Papu

a, Pa

pua

Barat

, TBD

Papu

a, Pa

pua

Barat

, TBD

-

Papu

a Ba

rat(ca

rry ov

er)

Jatim

NTT, P

apua, P

apua B

arat

NTB,

Jati

mNT

T (ca

rry o

ver)

Papua,

NTB, N

TT (ca

rry over

),Pap

ua Bar

at (new

)Ja

tim, N

TT, N

TB

Jatim

, NTT

, NTB

Jatim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

-

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

None

Jatim

June

-Dec

201

1

July

2011

-Dec

2012

Aug

2011

- Feb

2012

Okt 2

011-

Juni

2012

Juni-

Des

201

1

Juni

2011

-De

semb

er 20

12Ju

ni 20

11-

Dese

mber

2012

Juli 2

011-

Dese

mber

2011

Okt 2

011-

Dese

mber

2012

Mar-D

ec 2

012

Sept 20

11- De

c 2012

Nov 20

11- De

c 2012

Juni-

Jan

2012

Juli 2

011-

Juni

2012

Juli -

Des

201

2

Jan-D

ec 2

012

Jun-D

ec 2

012

Juni

- Des

201

2

Aug -

Des

2012

Oktob

er 20

11-

Juni

2012

Juni

-Des

201

2

Juni-

Des

201

1

Juni

-Des

201

2

50,0

00

- -

60,00

0

20,0

00

50,0

00

50,00

0

40,0

00

10,00

0 - -

20,00

0

10

,000

20,00

0

30,0

00 - -

150,0

00

150

,000 -

150,0

00

20,00

0 -

100

,000

5,00

0

40,0

00

80

,000

30

,000

1

00,00

0

100,0

00

6

0,000

20,0

00

- 4

0,000

30,00

0

20

,000

30,00

0

30,0

00 - -

350,0

00

350,0

00

150,0

00

350,0

00

30,0

00 -

150,0

00

5,000

40,00

0

140,0

00

50,00

0

150,0

00

150,0

00

100,0

00

30,00

0 -40

,000

50,00

030

,000

50,00

0

60,00

0 - -

500,0

00

500,0

00

150,0

00

500,0

00

50,00

0 -

-

15,00

0

90,00

0

200

,000 -

90,0

00

90,00

0 -

35,0

00 -

80,00

0

14

0,000

10,00

0

65

,000

30,0

00

40,0

0015

,000

25

0,000

250,0

00

200,0

00 -

25,0

00

5

0,000

15

,000

150,0

00

300

,000 -

65,0

00

65

,000 -

30

,000

15,0

00 8

0,000

11

0,000 -

80

,000

30,0

00

20,0

00

35,00

0

25

0,000

250,0

00 -

20

0,000 -

15,00

0

10

0,000

10

,000

15

0,000

25

0,000 -

65

,000

65,0

00 -

30

,000

25,0

00 2

00,00

0

10

0,000 -

3

0,000

30,0

00

20,0

00 3

5,000

25

0,000

250

,000 -

100

,000 -

15,0

00

Wak

tuPe

laksa

naan

Loka

si Ke

giat

anKo

mpo

nen

yang

Ter

libat

2011

2012

10

0,000

15

0,000 -

250,0

00 -

65,00

0

65,00

0 -

25,0

00 - 2

00,00

0

10

0,000 -

25

,000

30,00

0

20,0

00 2

5,000

25

0,000

250

,000 - - -

15,0

00

Outp

ut 1

.3 S

istem

man

ajem

en in

form

asi

di p

emer

inta

h da

erah

unt

uk p

eren

cana

an p

enga

ngga

ran

dan

mon

itorin

g

Outp

ut 1.

4 Pen

geta

huan

dan K

eahl

ian P

enge

lolaa

n Keu

anga

n Pub

lik P

emer

inta

h Dae

rah (

Prov

insi/

kab)

men

ingk

at

25

0,000

40,0

00

540,0

00

1,00

0,000 -

285,0

00

285,0

00 -

120

,000

40

,000

56

0,000

450

,000

1

0,000

20

0,000

120

,000

100

,000

110

,000

1,00

0,000

1,000

,000 -

500

,000 -

70,0

00

Pempro

v NTB

: appro

vedTTU

: persia

panPer

siapan

Persiap

an

Persiap

an

Proses

TOR

Papua &

Kab.TT

U: Appr

oved

Papua B

arat: P

ersiap

anPap

ua: Ap

proved

Papua

Barat

dan TT

U: Pers

iapan

Persiap

an

Persiap

an

Persiap

anPer

siapan

Persiap

anApp

roved

Papua:

Proses

TOR

NTB, N

TT: Per

siapan

Jatim: P

roses TO

RNT

B, NTT:

Persiap

anPer

siapan

Persiap

an

Papua:

Appro

vedNT

B dan N

TT: Pro

ses TO

RPap

ua Bara

t: Pers

iapan

NTT: P

roses TO

RPro

vinsi lain

: Persia

panPer

siapan

NTT: A

pprove

d NTB

, Papua

Barat:

Proses

TOR

Papua,

Jatim:

Persiap

anPro

ses TO

R

Persiap

an

Statu

sKe

giat

an 20

11-Q

3 20

11-Q

420

11-To

tal20

12-Q

120

12-Q

220

12-Q

320

12-Q

420

12-To

tal

Page 51: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 51l 51l 51l 51l 51

Angg

aran

Indi

katif

Aktiv

itas

Outp

ut 2.

1. In

form

asi d

an ha

sil pe

nelit

ian/ka

jian d

iseba

rluas

kan t

enta

ng is

u-isu

dese

ntra

lisas

i

RESP

EK p

ublic

edu

catio

nSt

udi k

asus

terka

it efe

ktifita

sfor

um m

ulti s

takeh

older

Perfo

rman

ce B

ased

Tran

sfer S

ystem

(Mod

ul &

Work

shop

)e-p

rocure

ment

guide

lines

for

publi

c se

rvice

and

serv

ice p

rovide

rPF

M Cl

inic

Less

ons

Learn

ed.

Peng

emba

ngan

dan

dise

mina

siPu

blika

si AI

PD (i

nclud

ing e

xhibi

tions

)PP

ID S

OP (g

uideli

nes)

and

lesso

ns le

arnt

Doku

menta

si Pa

ndua

n op

erasio

nal

peny

usun

an re

visi R

PJMD

kab

/kota

Hasil

pem

belaj

aran

Reso

urce

Centr

ePu

blika

si Se

rvice

cha

rter

Doku

menta

si pa

ndua

n op

erasio

nal p

enyu

suna

nrev

isi R

PJMD

kab

/kota

Media

adv

etoria

l terk

ait tr

ansp

arans

i ang

garan

dan

pelay

anan

pub

lik (p

rov &

kab/k

ota)

Doku

menta

si PE

A se

ktor p

riorita

sda

n ha

sil w

orksh

op c

apaia

n MD

GsMe

dia a

dvok

asi M

ONEV

UKG

P3(m

edia

gathe

ring

and

dialog

pub

lik)

Oton

omi A

ward

Hasil

pem

belaj

aran

Reso

urce

Centr

e

Duku

ngan

untu

k Ba

KTI

Forum

Kep

ala B

appe

da

Forum

KTI

Forum

& B

IMTE

K M

edia

pedu

li PFM

(inc

luding

regula

r med

ia ga

therin

g ev

ents)

Forum

Pere

ncan

aan

dan

Peng

angg

aran

Doku

menta

si ha

sil p

emba

ngun

an (d

okum

entas

i&

exhib

ition

KTI &

Pam

eran

pemb

angu

nan

KM, A

CKM

, AC

KM, R

G

KM,R

G

KM, R

G

KM, A

C

KM, A

C

KM R

G

KM, A

C, R

GKM

, RG

KM, R

G

KM, R

G, A

C

KM, R

G, A

C

KM, R

G, A

C

KM, R

G, A

CKM

, AC,

RG

KM KM, R

G

KM, A

C, R

G

KM, A

C, R

G

KM, A

C, R

G

KM, A

C, R

G

Papu

aNT

B, N

TT, P

apua

,Pa

pua

Barat

, Jati

mNT

B, N

TT, P

apua

,Pa

pua

Barat

, Jati

mNT

B,NT

T, Pa

pua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTT,N

TB

JATI

M

NTT

None

None

None

None

None

None

None -

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT,

Papu

a,Pa

pua

Barat

Jati

mPa

pua,

Jawa

Tim

ur

Papu

a, Pa

pua

Barat

,JA

TIM,

NTT

,NTB

Papu

aNT

B, N

TT, P

apua

,Pa

pua

Barat

, Jati

mNT

B, N

TT, P

apua

,Pa

pua

Barat

, Jati

mNT

T,NTB

, Jati

m

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

-

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

JATI

MJA

TIM

JATI

M

JATI

M

JATI

M

JATI

M

JATI

MNT

T

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT

, Pap

ua,

Papu

a Ba

rat, J

atim

NTB,

NTT,

Papu

a,Pa

pua

Barat

, Jati

mPa

pua,

Jawa

Tim

ur,NT

B,NT

T-

Juni 20

11-Jun

i 2012

Juni 20

11-De

s 2012

Juni 20

11-De

s 2012

Juni 20

11-De

s 2012

Juni 20

11-De

s 2012

June 2

011-De

s 2012

June 2

011-Ju

ne 201

2

June 2

011-De

s 2012

June 2

011-20

12Jan

-Dec 20

12Jan

-Dec 20

12

Jan-De

c 2012

Jan-De

c 2012

Jan-De

c 2012

Jan-De

c 2012

Jan-De

c 2012

May-D

ec 2011

Nov 20

11- De

c 2012

Nov 20

11- De

c 2012

June 2

011-De

s 2012

June 2

011-Ju

ne 201

2

June 2

011-Ju

ne 201

2

-12

,500

25,0

00

25,0

00

25,00

0

12,50

0

25

,000

10,00

0

12,5

00 - - - - - - -

1

91,05

1 - -

50,00

0

12,50

0

12,50

0

-12

,500

2

5,000

2

5,000

25,0

00

12,5

00

2

5,000

1

0,000

12,5

00 - - - - - - - - - -

5

,000

12

,500

12,50

0

50,00

025

,000

50,00

0

50,00

0

50,00

0

25,00

0

50,00

0

20,00

0

25,00

0 - - - - - - -

191,0

51 - -

100,0

00

25,00

0

25,00

0

12,5

0012

,500

18,75

0

12,50

0

12,50

0 -

12,50

0

18,75

0

25

,000

1

2,500

2

5,000

18,7

50 -

18,7

50

31,25

0

12,50

0

270,1

28.89

- -

3

7,500

25,00

0 -

12

,500

1

2,500

18

,750

12

,500

12,5

00 -

12,50

0

18,75

0 - 1

2,500

25

,000

18,7

50

18

,750

31,2

50

31,25

0

12,5

00 - - -

37,50

0

25

,000 -

1

2,500

1

2,500

18,75

0

12,50

0

12

,500 -

12,50

0

18,75

0

25

,000

1

2,500 -

1

8,750 -

1

2,500

12,5

00

12,5

00

100,0

00 - -

37,50

0

25

,000 -

Wak

tuPe

laksa

naan

Loka

si Ke

giat

anKo

mpo

nen

yang

Ter

libat

2011

2012

12

,500

1

2,500

18,7

50

12,5

00

12,5

00 -

12,50

0

18,75

0 - 1

2,500 -

1

8,750

-

12

,500 -

12,5

00 - - -

37

,500

25

,000 -

50

,000

5

0,000

75,00

0

50,0

00

50,0

00 -

50,0

00

75

,000

50,0

00 5

0,000

5

0,000

75,00

0

18,75

0

75,00

0

75,0

00

50,0

00

37

0,129 via

BaKT

I

viaBa

KTI

150

,000

100,0

00 -

TOR fo

r QAE

TOR: P

esiapan

TOR: P

esiapan

TOR: P

esiapan

TOR: P

esiapan

TOR: P

esiapan

TOR: P

esiapan

TOR: P

esiapan

TOR: P

esiapan

Persiap

anPer

siapan

Persiap

an

Persiap

an

Persiap

an

Persiap

anPer

siapan

Approv

ed

Via BaK

TI

Via BAK

TI

Persiap

an

Papua:

Proses

TOR

Jatim: P

ersiapa

nPer

siapan

Statu

sKe

giat

an

Outp

ut 2.

2. Be

rbag

ai Ke

sem

pata

n bela

jar da

n kem

itraa

n stra

tegi

s ter

bent

uk/d

ikuat

kan

2011

-Q3

2011

-Q4

2011

-Total

2012

-Q1

2012

-Q2

2012

-Q3

2012

-Q4

2012

-Total

Page 52: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

5252525252 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Outp

ut 3.

1. Du

kung

an U

ntuk

perb

aikan

akse

s ter

hada

p inf

orm

asi u

ntuk

mas

yara

kat

Pemb

entuka

n PPID

di SKP

D Prop

insi da

n Kabu

paten

Sasar

an teru

tama

SKPD

Pendi

dikan,

Keseh

atan d

an Infr

a struk

turPe

mbent

ukan K

IPD Pro

pinsi S

asaran

Dukun

gan Pe

ningka

tan Ka

pasitas

bagi M

edia (P

elatiha

n Jurn

alist,

Komp

etisi Ju

rnalis -

AIPD A

ward d

an Pe

nampin

gan)

Dukun

gan ter

hadap

penyed

iaan s

arana

komuni

kasi di

daerah

terpen

cil

Dukun

gan pe

nyedia

an sar

ana pu

blikasi

dan m

ateri p

ublika

si dan

advoca

cy angg

aran u

ntuk p

elayan

an pub

lik

Pemb

entuka

n Jarin

gan Ma

syarak

at sipil

peduli p

ada ad

vokasi

angga

ranpel

ayanan

publik

(Pem

etaan

CSO,

Works

hop, Ja

ringan,

Penda

mping

an)

Pengu

atan K

apasita

s terha

dap CS

O untu

k mela

kukan

advoca

cyang

ggaran

dan p

elayan

an pub

lik deng

an efe

ktif (B

erbaga

i pelati

handan

TA)

Penin

gkatan

Pema

haman

masya

rakat t

entang

penat

alayan

anpem

erintah

yang

baik (G

ood Go

vernan

ce) me

lalui p

elatiha

n &wo

rkshop

ttg pro

ses pe

ngangg

aran, t

ugas &

fungsi

Peme

rintah

danDP

RD, da

n SPM

)Pe

ningka

tan ka

pasitas

Apara

tur De

sa dan

Tokoh

Masya

rakat D

esa da

lamper

encana

an dan

penga

nggara

n RPJM

Des/R

KPDe

s (pela

tihan d

anpem

buatan

dokum

en RP

JMDe

s yang

integra

ted)

AC, R

G, K

M

AC, R

G, K

M

AC,K

M

RG, K

M

AC, R

G,KM

AC, K

M

AC

AC, R

G

AC, R

G

Semu

a Pr

ovins

i

NTT,

NTB,

Pap

ua, &

Papu

a Ba

ratNT

B, N

TT, J

ATIM

None

None

SEMU

A PR

OPIN

SI

None

None

None

Semu

a Pr

ovins

i

NTT,

NTB,

Pap

ua,

dan

Papu

a Ba

ratSe

mua

Prov

insi

Papu

a, Pa

pua

Barat

,NT

B da

n NT

TSe

mua

Prov

insi

Semu

a Pr

ovins

i

Semu

a Pr

ovins

i

Semu

a ka

bupa

ten

Semu

a Pr

ovins

i

June

-Dec

201

2

June

201

1 - J

une

2012

Sept

2011

– D

ec20

12Ja

n-Dec

201

2

Jan-D

ec 2

012

Jun

2011

- Dec

2012

Jan-D

ec 2

012

Jan-D

ec 2

012

Jan-D

ec 2

012

1

00,00

0

50,0

00

25,00

0 - -

25

,000 - - -

16

0,000

100,0

00

50,00

0 - -

75

,000 - - -

260,0

00

150,0

00

75,00

0 - -

100,0

00 - - -

100

,000

100,0

00

100,0

00

200,0

00

50,00

0

50,00

0

75,00

0

125,0

00

120,0

00

3.2. D

ukun

gan u

ntuk

pem

bent

ukan

dan P

engu

atan

Kap

asita

s Jar

inga

n Mas

yara

kat S

ipil d

alam

Pen

gawa

san P

elaya

nan P

ublik

Outp

ut 2.

3 Mek

anism

e Koo

rdin

asi p

emer

inta

h Pr

ovin

si/Ka

bupa

ten

terb

entu

k

Peng

emba

ngan

Res

ource

Cen

trePr

ovins

i dan

Kab

upate

n

BIMT

EK P

ening

katan

Kine

rja P

enge

lolaa

nTe

knis

Kerja

sama

Pem

bang

unan

Lem

baga

Dono

r dan

Pem

erinta

h (D

ukun

gan

terha

dap

SPAD

U &

Komi

te Pe

rcepa

tan P

emba

ngun

an)

KM, R

G

KM, R

G

NTB,

NTT

(& T

TU),

Papu

a, Pa

pua

Barat

,Ja

tim

NTT

NTB,

NTT

(& T

TU),

Papu

a, Pa

pua

Barat

,Ja

tim

NTT,N

TB

Juni

2011

-Des

2012

Juni

2011

-June

2012

2

00,00

0

25,00

0

50

0,000

25,00

0

700,0

00

50,00

0

21

2,500

25,00

0

21

2,500 -

Angg

aran

Indi

katif

Aktiv

itas

Wak

tuPe

laksa

naan

2011

-Q3

2011

-Q4

2011

-Total

2012

-Q1

2012

-Q2

Loka

si Ke

giat

anKo

mpo

nen

yang

Ter

libat

2011

2012

100

,000

100,0

00

\50,00

0

200,0

00

100,0

00

250,0

00

75,00

0

125,0

00

120,0

00

10

0,000

100,0

00

100,0

00

200,0

00

50,00

0

50,00

0

150,0

00

125,0

00

120,0

00

10

0,000

100,0

00

50,00

0

100,0

00

100,0

00

50,00

0

150,0

00

125,0

00

120,0

00

40

0,000

400,0

00

300,0

00

700,0

00

300,0

00

400,0

00

450,0

00

500,0

00

480,0

00

Pros

es fi

nalis

asi T

oR

Pros

es F

inalis

asi T

oR

Pros

es p

enyu

suna

nco

ncep

t Note

- - Peny

usun

an To

RMa

pping

CSO

21

2,500

25,00

0

21

2,500 -

850

,000

50,0

00

2012

-Q3

2012

-Q4

Statu

sKe

giat

an20

12-To

tal

TOR:

Pes

iapan

NTT

Prov

: App

roved

,TT

U Ka

b, Pa

pua

&Pa

pua

Barat

: Pros

esTO

R, N

TB &

Jatim

:Pe

rsiap

an

Page 53: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 53l 53l 53l 53l 53

Angg

aran

Indi

katif

Aktiv

itas

3.3. T

erbe

ntuk

nya F

orum

Lin

tas A

ktor

di t

ingk

at K

abup

aten

Revie

w tenta

ng alo

kasi an

ggaran

dan

penyel

enggar

aan Pe

layana

n Publ

ik(W

orksho

p PEA

& evalu

asi cap

aian S

PM da

n MDG

s)Pe

mbent

ukan d

an Pe

ndamp

ingan

Forum

lintas

actor d

i tingka

t Propi

nsidan

Kabup

aten (w

orksho

p Kepu

asan P

elangg

an, pe

mbent

ukan

multist

akehol

der for

um, &

field jo

int moni

toring)

Penin

gkatan

Kapas

itas DP

RD da

lam bu

dgeting

dan L

egal dr

afting

*Pe

latihan

analis

a Angg

aran d

an bel

anja p

ublic

*Pe

latihan

penyu

sunan

Perda

/Legal

draftin

gPe

ningka

tan Ke

trampila

n DPR

D dala

m mem

baca d

an me

nganal

isaper

encana

an yan

g diaju

kan ole

h Exec

utive

*So

sialisa

si Perm

endagr

i 54/20

10*

Pelatih

an Alu

r Peren

canaan

dan s

istema

tika pe

nyusun

anPer

encana

an Pem

bangun

an (RP

JMD, R

ESNT

RA, AP

BD, RK

PD)

Terben

tuknya

Sistem

pendu

kung te

rhadap

lembag

a DPR

D:

Dukun

gan ter

hadap

Forum

Palem

enDu

kungan

Terhad

ap Ka

pasitas

DPRD

dalam

monito

ring da

n Eval

uasi (to

ols, re

port,

pendam

pingan

M&E, p

ublika

si lapor

an mo

nev DP

RD)

Penin

gkatan

Ketram

pilan D

PRD d

alam m

embac

a dan

menga

nalisa

perenc

anaan

yang d

iajukan

oleh E

xecutiv

eTer

bentuk

nya sis

tem Pe

ndukun

g terha

dap DP

RD, kh

ususny

a duku

ngan

terhada

p sekr

etariat

dan F

orum P

arleme

n

TOTA

L

AC, R

G

AC, R

G, K

M

AC, R

G

AC, R

G, K

M

AC

AC, R

G

AC, R

G

AC

NTB,

NTT

, JAT

IM

NTT,

NTB,

JAT

IM

Semu

a Pr

ovins

ida

n Ka

bupa

ten

Semu

a Pr

ovins

ida

n Ka

bupa

ten

Semu

a Pr

ovins

ida

n Ka

bupa

tenNT

T

None

None

None

Semu

a Pr

ovins

i

Semu

a Pr

ovins

i

Semu

a Pr

ovins

ida

n Ka

bupa

ten

None

None

Semu

a Pr

ovins

i dan

Kabu

paten

Semu

a Pr

ovins

i dan

Kabu

paten

Semu

a Pr

opins

i

Jun - D

ec 2012

June 2

011 - Ju

ne 201

2

Jun 20

11 - De

c 2011

June 2

011 - D

ec 2012

Jul 201

1 - Dec 2

012

Jan-De

c 2012

Jan-De

c 2012

Jan-De

c 2012

50,00

0

50,00

0

100,0

00

4

0,000

75,00

0 - - - -

1,983

,551

100,0

00

10

0,000

125

,000

6

0,000

7

5,000

100

,000 - - -

3,562

,500

150,00

0

150,00

0

225,0

00

250,00

0

100,00

0 - - -

5,641

,051

120,0

00

75,00

0

200,0

0020

0,000 - -

200,0

00

200,0

00

50,00

0

4,403

,879

120

,000

75,00

0

200,0

0020

0,000 - -

200,0

00

200,0

00

50,00

0

4,450

,000

-

75,00

0

200,0

0020

0,000 - -

200,0

00

200,0

00

50,00

0

4,238

,750

Wak

tuPe

laksa

naan

2011

-Q3

2011

-Q4

2011

-Total

2012

-Q1

2012

-Q2

2012

-Q3

Loka

si Ke

giat

anKo

mpo

nen

yang

Ter

libat

2011

2012

-

100

,000

200,0

0020

0,000 - -

200,0

00

200,0

00

50,00

0

3,846

,250

2012

-Q4

240,0

00

325,00

0

800,00

0800

,000 - -

800,00

0

800,00

0

200,00

0

16,938

,879

Statu

sKe

giat

an20

12-To

tal

3.4. D

ukun

gan u

ntuk

peni

ngka

tan K

etra

mpi

lan da

n Pem

aham

an A

nggo

ta D

PRD

dalam

alok

asi a

ngga

ran d

an pe

ngelo

laann

ya

Penyus

unan co

ncept n

ote

Persiap

an peny

usunan

Conce

ptNot

e

Persiap

an peny

usunan

ToR

Persiap

an peny

usunan

ToR

Sudah

penjaja

kan aw

al

Page 54: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

5454545454 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Page 55: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 55l 55l 55l 55l 55

Dokumen ini merupakan ringkasan dari Draft Rencana M&E AIPD yang saat ini telah memasuki tahapan akhirrancangan. Ringkasan ini hanya menjelaskan secara singkat aspek-aspek penting dari sistem Monitoring dan Evaluasi(M&E) AIPD. Informasi yang lebih detail termuat di dalam Draft Rencana M&E AIPD. Proses perancangan sistemM&E AIPD sendiri telah dilakukan berdasarkan proses konsultasi kepada berbagai pihak selama enam bulan sejakSubsidiary Arrangement (SA) ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Australia. Masukan-masukan pentingjuga didapatkan dari dari pengalaman dan pembelajaran yang dipetik saat implementasi Program Australia NusaTenggara Assistance for Regional Autonomy (ANTARA).

Prinsip-prinsip utama yang memandu implementasi sistem M&E AIPD adalah;

1. Fokus pada kebutuhan informasi dari para stakeholder AIPD

2. Berbagi hasil pembelajaran dan perbaikan program secara terus menerus

3. Berdasarkan Logika Program yang jelas dan target hasil (outcomes) yang realistis

4. Sesuai dengan ketepatannya menggunakan secara efektif sistem dan informasi yang dimiliki oleh PemerintahIndonesia

5. Evaluasi sebagai bagian integral dari keseluruhan implementasi Program.

Secara umum sistem M&Eakan menggunakan pendekatan manajemen pencapaian hasil (results-based manage-ment). Hal ini sejalan dengan agenda pembangunan untuk mengupayakan bantuan menjadi lebih efektif (aideffectiveness agenda). Sistem M&E akan terkait erat dengan Strategi Pengelolaan Pengetahuanuntuk memaksimalkanproses penyebarluasan hasil pembelajaran. Selain itu, sistem M&E juga menekankan pada penggunaan metodologikajian yang kuat agar informasi yang di hasilkan bisa secara efektif mendukung berbagai perbaikan programselama masa implementasi AIPD. Sesuai dengan Aturan Standard M&E AusAID Indonesia, untuk melaksanakanberbagai kegiatan M&E dibutuhkan sampai 5% dari total nilai anggaran program.

Tujuan

Sistem M&E AIPD memiliki tiga tujuan utama (i) akuntabilitas, untuk menyediakan suatu mekanisme pengumpulanbukti-bukti yang bisa mendukung proses penilaian sejauh mana AIPD mencapai hasil akhir program yang diharapkan,(ii) perbaikan program, untuk menyediakan informasi yang berguna bagi tim manajemen AIPD, AusAID danKementrian Dalam Negeri, dan Pemerintah Daerah untuk mengambil berbagai keputusan strategis demi menjaminAIPD mencapai hasil yang diharapkan, dan (iii) berbagi hasil pembelajaran, untuk mengangkat danmenyebarluaskan berbagai hasil pembelajaran selama masa implementasi AIPD kepada para pemangku kepentingan,baik untuk perbaikan program atau untuk replikasi ke wilayah lainnya.

Teori Program

Teori program AIPD berdasarkan asumsi i.e, peningkatan pengelolaan keuangan publik oleh pemerintah provinsidan kabupaten/kota akan mendukung peningkatan (dari segi kuantitas, kualitas dan akses) berbagai layanan dasarkepada masyarakat. AIPD di rancang untuk bisa berkontribusi pada proses pencapaian hal ini dengan cara fokus

Lampiran 5: Ringkasan SistemMonitoring dan Evaluasi

Page 56: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

5656565656 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

kepada peningkatan kapasitas pemerintah provinsi dan kabupaten dalam pengalokasian dan pengelolaan sumberdaya keuangannya. Hal ini membutuhkan berbagai input program di kelompok stakeholder utama AIPD yaitu, sisieksekutif (pemerintah), legislatif (anggota DPRD) dan masyarakat sipil (masyarakat, media, organisasi masyarakatdsb). Berbagai bantuan teknis akan dilakukan untuk berbagai kelompok stakeholder tersebut.

Alur logika program AIPD adalah sebagai berikut. Berbagai input program yang diberikan oleh AIPD akanmenghasilkan berbagai macam produk kunci. Yang dimaksudkan dengan produk-produk kunci adalah, misalnyaberbagai kebijakan dan aturan, anggaran dan perencanaan, sistem dan mekanisme, pengetahuan, keahlian dankemitraan yang lebih baik. Selanjutnya, perubahan akan terjadi dengan syarat apabila para stakeholder kunci akanterus menggunakan secara berkesinambungan berbagai produk-produk kunci tersebut. Dengan dipergunakannyaberbagai produk-produk kunci tersebut, maka besar harapan akan ada perubahan di kalangan Pemerintah Provinsidan Kabupaten sasaran AIPD dalam hal pengalokasian dan pengelolaan keuangan menjadi lebih baik. Dengansendirinya, ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dasar publik dalam hal akses, kuantitas dan kualitasuntuk masyarakat.

Pada dasarnya AIPD mencoba melakukan dua hal yaitu (i) menyediakan lingkungan pendukung yang memungkinansektor-sektor kunci seperti kesehatan, pendidikan dan infrastruktur, untuk memiliki kesempatan yang lebih besaragar bisa mampu menyediakan layanan publik yang lebih baik, dan (ii) menciptakan model-model pembangunanyang bisa direplikasikan di kabupaten atau provinsi lain.

Oleh karena itu, AIPD diharapkan bisa memainkan peran sebagai suatu katalis perubahan. Tiga model asumsimekanisme perubahan yang akan memandu pelaksanaan Program AIPD mulai dari pemilihan kegiatan, implementasidan M&E adalah; (a) perubahan melalui proses dialog, negosiasi, dan persuasi dengan berbagai stakeholder kunci,(b) perubahan melalui penggunaan model insentif dan regulasi, termasuk didalamnya juga pengakuan atas komitmendan praktik-praktik cerdas yang ada di daerah, dan (c) mendukung perubahan-perubahan yang didorong daridalam diri para stakeholder kunci dengan cara mengidentifikasikan aktor-aktor perubahan yang ada di daerahdan mendukung agenda perubahan mereka.

Untuk bisa merespons secara efektif berbagai mekanisme-mekanisme perubahan yang muncul, AIPD harus bisafleksibel dan bersifat responsif. AIPD harus bisa sensitif terhadap keberagaman provinsi dan kabupaten. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di provinsi dan kabupaten harus sesuai dengan kebutuhan, kapasitas, komitmen dankepemimpinan dari berbagai stakeholder kunci di daerah. AIPD hendaknya bekerja melalui struktur dan sistemyang sudah ada di antara para stakeholder kunci dengan fokus pada agenda perubahan yang sesuai dengan ruanglingkup AIPD. Program AIPD juga akan mencoba menjembatani komunikasi antara berbagai stakeholder kuncidan perbedaan kepentingan maupun persepsi yang ada, melalui misalnya, menyediakan dukungan pengambilankeputusan berbasiskan bukti atau melalui berbagai proses dialog multi-stakeholder.

Pertanyaan Kunci M&E

Sistem M&E harus sesuai dengan kebutuhan informasi dari stakeholder kuncinya. Oleh karena itu penetapanpertanyaan-pertanyaan kunci berdasarkan kebutuhan informasi dari para stakeholder kunci menjadi sangatpenting. Berdasarkan konsultasi yang panjang mulai dari tahap rancangan program AIPD sampai pada rancangansistem M&E, secara umum, stakeholder-stakeholder kunci AIPD tertarik untuk mendapatkan jawaban atas berbagaipertanyaan kunci dibawah ini:

1. Apakah AIPD melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai rancangan dan tepat waktu serta dana?

2. Apakah AIPD menghasilkan produk (keluaran) yang berkualitas dari berbagai input (kegiatan) program?

3. Apakah para stakeholder kunci kemudian terdorong untuk menggunakan berbagai produk secaraberkesinambungan?

4. Apakah penggunaan berbagai produk ini juga mendukung isu-isu lintas ie. Gender?

5. Apakah Pemerintah Daerah telah meningkatkan pengalokasian dan pengelolaan sumber daya keuangannya?

Page 57: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 57l 57l 57l 57l 57

6. Apakah ada hasil lain yang tidak diasumsikan sebelumnya (baik positif maupun negatif) ?

7. Apakah ada pola peningkatan pelayanan dasar publik oleh pemerintah provinsi dan kabupaten?

Pendekatan-Pendekatan Kunci M&E

Untuk bisa memonitor kemajuan dan mengevaluasi hasil sesuai dengan logika program AIPD dan pertanyaan-pertanyaan kunci diatas, maka AIPD akan menggunakan dua pendekatan utama, yaitu: (i) monitoring kemajuandengan menggunakan kerangka monitoring kinerja berbagai tingkatan, dan (ii) melakukan berbagai studievaluasisesuai dengan teori dan logika program AIPD.

a. Pendekatan Pertama - Kerangka Monitoring Kinerja

Kerangka Monitoring berbagai tingkatanakan memantau berbagai indikator-indikator di tingkatan yang berjenjang,mulai dari tingkat tracking kegiatan, keluaran-keluaran (outputs), hasil langsung (immediate outcomes),hasil akhir program (end of program outcomes), dan Dampak(Impact). Informasi kemajuan di berbagaitingkatan tersebut akan menggunakan sumber-sumber data baik yang dikumpulkan oleh Program AIPD sendirimaupun data-data yang dikumpulkan oleh Pemerintah dan sistem informasi yang dimilikinya, seperti dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran daerah (APBD & APBD-P, APBD Pertanggung Jawaban atau RPJMD),juga berbagai data-data yang berasal dari survey-survey yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Berbagaiperubahan akan coba diamati secara reguler (tiap tahun) di masing-masing pemerintah daerah sasaran AIPD,dan juga dengan membandingkannya dengan pemerintah daerah lainnya di masing-masing provinsi (internalcomparison).

b. Pendekatan Kedua - Studi-Studi Evaluasi

Berbagai jenis studi evaluasi akan dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam khususnyaberbagai informasi kualitatif yang akan memperkaya proses monitoring berbagai indikator kuantitatif lewatkerangka monitoring kinerja diatas. Berbagai studi evaluasi akan menganalisa perubahan-perubahan sesuai denganteori program AIPD. Oleh karena itu ada tiga jenis evaluasi yang akan dilakukan; (i) evaluasi tematis, (ii)evaluation summit, dan (iii) evaluasi independen. Daftar usulan berbagai evaluasi yang akan dilakukan bisadilihat di lampiran 3. Kerangka Evaluasi AIPD dengan penjelasannya sebagai berikut.

Jenis evaluasi pertama adalah study-study evaluasi tematis yang akan dilakukan sesuai dengan pertanyaankunci evaluasi dan kematangan waktu dari kegiatan/kelompok kegiatan yang dilakukan oleh AIPD. Evaluasi-evaluasi ini akan dilakukan baik oleh AIPD sendiri atau atau institusi/evaluator yang dikontrak oleh AIPD. Tujuandari berbagai evaluasi ini adalah untuk menelaah dan mengeksplorasi berbagai isu penting sesuai dengan logikaprogram AIPD, misalnya untuk menilai berbagai input program dan pengaruhnya untuk meningkatkanperkembangan kapasitas Anggota DPRD, dan masih banyak studi tematis lainnya. Termasuk dalam evaluasi studitematis ini adalah studi data dasar (baseline study) dan studi akhir program (Endline study)yang akan difokuskanpada pengukuran kondisi awal/akhir pengalokasian dan pengelolaan sumber daya keuangan daerah olehPemerintah Provinsi dan Kabupaten, dan kondisi awal/akhir pelayanan dasar publik di wilayah sasaran AIPD.Daftar Evaluasi Tematis bisa dilihat di lampiran 3.

Jenis evaluasi kedua adalah yang disebut evaluation summit. Ini adalah salah satu metodologi evaluasi partisipatifuntuk menilai kemajuan dan hasil-hasil Program AIPD. Yang membedakan evaluasi ini dari jenis evaluasi lainnya,adalah penekanan jenis pendekatan evaluasi ini pada pendekatan partisipatoris yang melibatkan berbagai stake-holder kunci untuk secara bersama-sama bisa menganalisa capaian program. Evaluation Summit akan dilakukanpaling tidak dua kali selama program AIPD. Evaluation Summit akan menggunakan berbagai informasi yangdimiliki oleh AIPD baik yang didapatkan dari Kerangka Monitoring Kinerja, ataupun

Jenis evaluasi ketiga adalah evaluasi independen. Evaluasi independen ini akan dilakukan oleh, pertama, sebuahKelompok Referensi Evaluasi Independen, atau yang disebut, Reference Evaluation Group. Kelompok iniakan melakukan evaluasi berkala terhadap AIPD dan memberikan masukan arahan strategis untuk perbaikan

Page 58: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

5858585858 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

program. Evaluasi independen kedua yaitu, evaluasi gabungan (joint evaluation) yang dilakukan denganmelibatkan tim dari Kementrian Dalam Negeri dan AusAID. Evaluasi gabungan dilakukan paling tidak duakali, saat tengah program dan saat akhir program. Lazimnya, evaluasi-evaluasi independen gabungan ini biasadisebut Mid-Term Review dan Independen Completion Review.

Analisa pencapaian program secara menyeluruh7

Untuk menganalisa berbagai hasil dan capaian program secara menyeluruh, AIPD akan menggunakan berbagaiinformasi yang didapatkan dari dari dua pendekatan utama yang telah dibahas diatas, yaitu monitoring kinerjaberdasarkan kerangka monitoring kinerja berbagai tingkatan, dan pendekatan berbagai studi evaluasi.Kombinasi dari kedua pendekatan diatas diharapkan secara memadai dapat mengamati dan memberikan informasitentang berbagai perubahan positif yang dipengaruhi oleh AIPD khususnya pada pola perkembangan kinerjapemerintah provinsi dan kabupaten dalam hal pengalokasian dan pengelolaan sumber daya keuangannya, danpelayanan dasar publik yang lebih baik. Pengamatan secara sistematis ini dilakukan di berbagai waktu program,yaitu; sebelum, di awal, selama dan akhir implementasi Program AIPD8. AIPD bekerja di empat (4) kabupaten di tiapProvinsi, oleh karena itu perbandingan internal antara kabupaten-kabupaten yang melakukan AIPD dan yangtidak melakukan AIPD bisa juga dilaksanakan9.

Mengkomunikasikan Hasil

Informasi tentang kemajuan dan hasil AIPD akan dipertanggungjawabkan dan digunakan oleh berbagai pihak ditingkat daerah maupun nasional. Pelaporan AIPD akan dilakukan setiap enam bulanan. Pertemuan-pertemuanformal akan dilakukan di tingkat Provinsi dan Nasional. Di tingkat Provinsi, Komite Manajemen Program (atauyang serupa) terdiri dari berbagai unit pemerintahan di tingkat provinsi. Anggotanya akan bertemu paling sedikitdua kali setahun dan akan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem M&E AIPD untuk menilai kemajuanAIPD dan mengembangkan rencana kerja tahunan. Di tingkat nasional, sebuah komite, yang disebut KomiteKoordinasi Program (Program Coordinating Committee - PCC) akan melakukan pertemuan setahun sekaliuntuk mereview kemajuan AIPD dan menyetujui rencana kerja tahunan. Komite ini diketuai bersama olehKementrian Dalam Negeri dan AusAID, dan juga dihadiri oleh Kementrian Keuangan dan Bappenas, serta perwakilandari Pemerintah Provinsi/Kabupaten.

Rangkuman

Merangkum paparan singkat tentang sistem M&E diatas, pada dasarnya Sistem M&E harus bisa menceritakankepada para stakeholder kunci beberapa elemen informasi utama terkait AIPD. Pertama, sistem M&E harus bisamenerangkan apakah AIPD menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Kedua, sistem ini harus bisamenerangkan apakah para stakeholder kunci telah menggunakan/mengaplikasikan berbagai produk yang dihasilkanoleh AIPD. Ketiga, sistem M&E harus juga bisa menerangkan dari pengamatan yang dilakukan apakah berbagaiperubahan perilaku terjadi sesuai yang diharapkan, ataukah ada berbagai perubahan perilaku (baik positif maupunnegatif) yang ternyata muncul walaupun tidak diharapkan terjadi. Akhirnya sistem M&E harus bisa menceritakanapakah memang telah/sedang terjadi adanya peningkatan layanan dasar oleh Pemerintah Daerah.

7 “Whole of Program Performance Analysis”8 Metodologi yang dikenal di bidang evaluasi disebut, time-series design, pengamatan object evaluasi secara teratur dalam rentang waktu

tertentu.9 Perlu dicermati bahwa, model perbandingan internal antara pemerintah kabupaten/kota peserta program vs non-peserta yang akan

dilakukan akan tetap memiliki kekurangan validitas oleh karena pemilihan wilayah sasaran AIPD tidak dilakukan berdasarkan metode acak(random).

Page 59: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 59l 59l 59l 59l 59

Pemerintah Daerah Sasaran Meningkatkan layanan dasar padamasyarakat (kuantitas dan kualitas) dengan spesifik fokus padapendidikan dan kesehatan

Jumlah Provinsi/Kabupaten dengan peningkatan pada:· Cakupan Imunisasi· Kelahiran ditangan oleh tenaga medis terlatih· Akses pada air bersih· Akses pada sanitasi yang baik· Rasio Guru/Murid· Angka Partisipasi Kasar/Murni SD (perempuan & laki-laki)· Angka Partisipasi Kasar/Murni SMP (perempuan & laki-laki)· Angka tamat SMP untuk mereka yg berumur 16-18 thn

(perempuan & laki-laki)· Tingkat literasi (laki-laki vs.perempuan)

Tim AIPD, Koordinator M&E dan anggota tim M&E

Review Dokumen dan data pemerintah Indonesia (BPS, LAKIP, RPJMDetc.), dan Program-program AusAID lainnya (e.g. MNH), Donorlainnya.

3 kali (baseline, mid-term, and end line)

· Bulan ke 12th (Baseline condition)· Bulan ke 30th (Mid-term condition)· Bulan ke 54th (end-line condition)

· AIPD Management (for decision making)· PMC (Provincial and District Government)· PCC (AusAID & MoHA)

Perubahan Apa?

Indikator

Siapa yang bertanggung jawab mengumpulkaninformasi

Bagaimana Informasi di kumpulkan

Frekwensi

Kapan informasi harus tersedia?

Siapa yang menggunakan Informasi?

1. Kerangka Monitoring Kinerja

I. Dampak

Page 60: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

6060606060 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

Peningkatan alokasi dan pengelolaan sumber daya keuangan dimasing-masing 20-25 Pemerintah Daerah sasaran AIPD.

Jumlah Provinsi/kabupaten dengan peningkatan:1. Proporsi belanja Kesehatan/Pendidikan/Infrastruktur

dibandingkan total belanja2. Proporsi belanja Operasional dan Pemeliharaan dan belanja

Modal (termasuk di masing-masing sektor Kesehatan/Pendidikan/Infrastruktur).

3. Perbedaan antara APBD dan APBD realisasi/ pertanggungja-waban (termasuk perbandingan serupa di sektor kunci:kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur).

4. Angka serapan belanja Program dan Modal Pemda di triwulan ke3 (termasuk untuk sektor kunci: kesehatan, pendidikan, daninfrastruktur).

5. Proporsi belanja Kesehatan/Pendidikan/Infrastrukturdibandingkan total belanja

6. Proporsi belanja Operasional dan Pemeliharaan dan belanjaModal (termasuk di masing-masing sektor Kesehatan/Pendidikan/Infrastruktur).

7. Perbedaan antara APBD dan APBD realisasi/ pertanggungja-waban (termasuk perbandingan serupa di sektor kunci:kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur).

· P/DGs mengadopsi transparansi dengan mempublikasikananggaran tahunannya.

· Aturan Perundangan di buat berdasarkan masukan pemangkukepentingan yang luas (EVALUASI)

· Prioritas Pembangunan terefleksi dalam anggaran Developmentpriorities are reflected in the budget (or quantitative indicators-percentage of programs in line with RPJMD & Renstra)

PFM Coordinator dan anggota timnyaKoordinator Pengelolaan Pengetahuan & Konsultan yg dikontrak

Document Review dari Dokumen Pemerinta seperti:· Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran (APBD and

APBD Perubahan)· Laporan Audit BPK

Tahunan

Semester ke dua tiap tahun kurang 1 bulan

· Manajemen AIPD (pengambilan keputusan)· Komite Manajamen Program (Provincial and District Govern-

ment)· PCC (AusAID & MoHA)· Reference Evaluation Group (REG)· Dinas-dinas Pemerintah Provinsi dan Kabupaten (Health &

Education)

Perubahan apa?

Indikator

Informasi untuk evaluasi

Who is responsible for data collection?

Bagaimana Informasi di kumpulkan?

Frekwensi

Kapan Informasi harus tersedia

Siapa yang akan menggunakaninformasi?

2. Hasil Akhir Program (Perubahan perilaku dan organisasi)

Page 61: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 61l 61l 61l 61l 61

3. Hasil Langsung (Product digunakan)

Stakeholder-stakeholder kunci di sisi supply (Executive) and Demand(Parliaments, Media, CSOs, &Communitiesmenggunakan berbagai produk yang dihasilikan (kebijakan/regulasi, rencana/anggaran,pengetahuan/keahlian, sistem/mekanisme) secara berkesinambungan.

A. Sisi Supply – Responsive GovernmentA.1 Jumlah P/DGs yang menggunakan keahilan PEA dan hasil analisa untuk menghasilkan

Anggaran yang akurat (Operational & Maintenance (OM), Capital & Admin BudgetsA.2 Jumlah P/DGs yang menggunakan agenda reformasi PFMA.3 Jumlah P/DGs yang menyerahkan anggaran ke DPRD pada minggu 1 – October

A.5 Di P/DGs terpilih, pengelolaan keuangan dan laporannya sesuai dengan standard akuntasi(berdasarkan LHP - Laporan Hasil Pemeriksaan BPK atas LKPD – Laporan KeuanganPemerintah Daerah

A.6 P/DGs terpilih menggunakan mekansime insentif berbasiskan kinerjaA.7 Diperluasnya jaringan LKD/KKDA.8 Peraturan Pemerintah dan Menteri dihasilkan (PP or Permen)*A.9 Jumlah Pemerintah dengan unit e-procurment dan integrated procurement unit yang

dibentukA.10 Jumlah/Presentasi bids e-proc per pemerintah Provinsi/kabupaten (value)

B. Komponen Pengelolaan PengatahuanB.1 Jumlah Pemerintah Prov/Kab yang secara teratur menyebarkan informasi tentang

perencanaan, anggaran dan kegiatan-kegiatan.B.2 Di daerah dimana ada resource centres. Para pemangku kepentingan (govt agencies,

donors, NGOs, media and public) memiliki akses dan aktif menyebar luaskan rencanapembangunan, anggaran dan kegiatan.

B.3 Jumlah wilayah dengan badan koordinasi bantuan pembangunan yang efektif

C. Demand Side – Active Civil SocietyC.1 Jumlah wilayah dengan DPRD selesai review di akhir bulan October (PP58/2005)C.2 Jumlah lokasi dengan DPRD menggunakan Laporan Kunjungan (Back to Office Report)C.3. Jumlah desa-desa dengan anggota DPRD menghadiri Proses RPJMDES/RKPDESC.4 Ketersediaan SoP untuk Komisi InformasiC 5 Jumlah Komisi Informasi dan PPID yang menggunakan SoPC.6 Jumlah lokasi dengan Komisi Informasi yang berfungsiC.7 Jumlah koalisi/Jaringan CSO yang efektif (kriteria penilaian harus dikembangkan).C.8 Jumlah lokasi sasaran dengan forum multistakeholder yang berfungsiC.9 Jumlah lokasi sasaran yang memiliki forum dialog yang efektif (Rabibuja)C.10 Jumlah dan proporsi desa-desa dengan rencana pembangunan yang terintegrasi

B.5 Media yang lebih baik dan akurat untuk melaporkan berbagai isu keuangan publik danlayanan dasar

Demand SideC.4 CSO mengadvokasi dari posisi dan pengetahuan yang lebih baik.C.5 Komisi Informasi untuk menjamin informasi tersedia untuk publikC.6 Temuan-temuan Citizen Report Card (CRC) trial digunakan untuk mendukung replikasi

Supply Side –Koordinator PFM dan dan Konsultan PFM, dibantu oleh para APD dan Konsultan

Knowledge Management – Asisten Program Direktur, Koordinator Komunikasi/PengelolaanPengetahuan, Komunikasi/KM officer dan para konsultan

Demand Side – Koordinator Civil Society, Civil Society Program Officer dan konsultan yangdikontrak dan organisasi yang melaksanakan berbagai kegiatan (NGOs)

Review Berbagai laporan dan Dokumen Pemerintah:· Laporan-laporan mitra pelaksana· Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran (APBD dan APBD-Perubahan)· Laporan BPK (Audit)

Updated Bi-annually (depending on types of information)

Tgl pelaporan enam bulanan AIPD kurang 1 bulan (May and December).

· Manajemen AIPD (for strategic program decision making)· PMC (Provincial and DistrictGovernment)

· PCC (AusAID & MoHA)· Independent Evaluation Group (IEG)· Relevant Provincial/District Sector agencies (Health & Education)· Sub-activity contracted organisations (for sub-activity implementation decision making)

Perubahan apa?

Indicator

Informasi yang akansediakan oleh Evaluasi

Siapa yang bertanggungjawab atas pengumpulandata

Bagaimana Informasidikumpulkan

Frekwensi

Kapan Informasi tersedia

Siapa yang menggunakaninfomasi

Page 62: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

6262626262 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

4. Outputs (Products delivered)

Para Peserta terlatih, Dokumen-dokumen Perencanaan & Penganggaran dihasilan, Uji coba kegiatandilakukan, Jaringan dan Sistem terbentuk dsb.

A. Sisi Supply – Responsive Government1. Jumlah Pemerintah Prov/Kab yang menghasilkan/memperbaharui PEA2. Jumlah Pemerintah Prov/Kab menyelesaikan Assessmen PFM3. Jumlah peserta terlatih di bidang perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan

monev (data terpilah Gender).4. Monitoring Kinerja dan Sistm Insentif Berbasis Kinerja dikembangkan untuk Pemerintah

Prov/Kab.5. Jumlah Pemerintah Prov/Kab yang melaksanakan uji coba sistem insenftif berbasiskan kinerja6. Jumlah Pemerintah Prov/Kab memiliki Sistem Manajmen Informasi (MKPP+)7. Dana untuk RESPEK teralokasi, tersalurkan dan dipertanggungjawabkan *8. Kementrian Pemerintah Pusat menghasilkan mekanisme transfer berbasiskan kinerja9. Berbagai Kerangka Regulasi PFM dihasilkan *11. Jumlah LKD dan KKD yang dikembangkan di berbagai provinsi sasaran.12. Jumlah staff kementrian pusat yang terlatih (Data Terpilah Gender) umber of Central Govt

officials trained (gender disaggregated) in monitoring sub-national fiscal performance

B. Knowledge Management1. Jumlah orang media/jurnalis yang terlatih (data terpilah Gender) dalam mengemas informasi

tentang keuangan daerah ke publik2. Jumlah Resource Centre/Pusat Informasi yang terbentuk dan didukung.3. Jumlah wilayah yang memiliki badan koordinasi lembaga-lembaga pembangunan (LSM, Donor

dsb).4. Berbagai forum penyebarluasan pengetahuan (Forum Kawasan Indonesia Timur, Forum

Bappeda, dan Community of Practice) berfungsi.5. Jumlah Produk-produk pengetahuan yang teridentifikasi, dihasilkan, dan disebarluaskan.

Demand Side – Active Civil Society1. Jumlah anggota DPRD terlatih (Data terpilah Gender) dalam hal analisa anggaran dan review

(Anggaran dan MKPP+), dan Monev.2. Jumlah Individu dari CSO/Jaringan CSO terlatih dalam hal analisa dan Review anggaran (data

terpilah Gender).3. Komisi Informasi terbentuk di masing-masing Provinsi.4. Jumlah Lokasi yang melakukan uji coba dalam menggunakan citizen report card*5. Jumlah Forum Parlemen yang terbentuk/didukung.6. Rencana Pembangunan Desa yg terintegrasi (termasuk dengan RESPEK untuk RPJMDES/

RKPDES)

Supply Side – Universitas atau Konsultan yang melakukan berbagai pelatihan dan bantuan teknis,PFM Coordinator dan Officer , Konsultan PFM dan dibantu oleh APDKnowledge Management – Assistant Program Directors, Communication & KnowledgeManagement (C/KM) Koordinator, C/KM Officer dan para konsultanDemand Side – Civil Society Coordinator dan Program Officer, Konsultan yang dikontrak, ataumitra pelaksana kegiatan (e.g. LSM).

Para peserta terlatih, dokumen-dokumen perencanaan dilakukan dan penganggaran dihasilkan, ujicoba kegiatan dilakukan, jaringan dan sistem terbentuk dsb

Evaluasi PelatihanObservasiReview dari Laporan PEAReviewDokumen dan Laporan Konsultan, Laporan Kemajuan dari berbagai mitra pelaksana Review Cepatdi daerah sasaran Survey-survey

Diperbaharui dua kali setahun (tergantung jenis-jenis informasi).

AIPD laporan enam bulanan – 1 bulan.

· Manajemen AIPD (untuk keputusan program strategis)· Komite Manajemen Program Tingkat Provinsi (Pemerintah Provinsi dan Kabupaten)· Sektor Pemerintah Terkait di tingkat Provinsi dan Kabupaten (eg. Kesehatan dan Pendidikan)· Lembaga mitra pelaksana yang (untuk pengambilan keputusan tingkat sub-aktifitas)

Perubahan apa?

Indicator

Siapa yg bertanggung jawabatas pengumpulan data

Perubahan apa?

Bagaimana Informasidikumpulkan

Frekwensi

Kapan Informasi tersedia

Siapa yang menggunakaninfomasi

Page 63: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 63l 63l 63l 63l 63

10 Further information on the assessment of sub-contractors’ performance can be found in Part B – M&E Guidelines for AIPD Sub-Contractors,Section 10.

1. Judul Kegiatan

2. Status/Tahap (Implementasiataupenyelesaian)

3. Tanggal Mulai dan Selesai, dan Jangka Waktu

4. Biaya / Nilai Kontrak – Asli dan Modifikasi

5. Lokasi (s)

6. Sasaran Pemanfaat Kegiatan (Data terpilah Gender)

7. Sub- contractor/Pelaksana Kegiatan

8. Mitra Kunci Pemerintah

9. Hasil akhir kegiatan dan Produk utama

10. Progress reports diserahkan dan tanggalnya

11. Kunjungan Monitoring atau berbagai jenis assessment/review/evaluasi dilakukan/ditugaskan oleh AIPD dan tanggalnya?

12. Pengeluaran dibandingkan dengan Anggaran/Kontrak (%)

13. Produk-produk yang telah dihasilkan (%).

14. Kesesuaian dengan kriteria rating kinerja per 6 bulanan terhadap kriteria-kriteria10

15. Narasi tentang berbagai isu-isu kinerja, implementasi dan tindakan yang dibutuhkan

5. Activity Tracking

Page 64: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

6666644444 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

6. Kerangka Evaluasi AIPD

Tingkat Logika

Tingkat LogikaProgramDampak –Layanan Dasaryang lebih baik

dan

Hasil AkhirProgram (EOPO)– meningkatnyaalokasi danpengelolaansumber daya

Hasil Langsung –Produk-produkdigunakan

Metode

1. 1 Baseline Study – Keadaan saat initentang alokasi dan pengelolaan sumberdaya di wilayah sasaran

2. 1 Endline Study – Keadaan diakhirprogram tentang alokasi dan pengelolaansumber daya di wilayah sasaran

3. 1 Case study di beberapa lokasi terpilih,untuk mempelajari sampai sejauh manapeningkatan alokasi/manajemenkeuangan berkontribusi padapeningkatan layanan dasar danmengapa?

4. Public Expenditure and RevenueAnalysis (PERA Analysis)

5. Public Finance Management Assess-ment

6. Review Kualitatif (interview, observa-tion, Focus groups) –Analisa Kontribusi,dan hasilnya akan memberikanmasukan pada ACR dan ICR

7. Pertemuan Evaluasi (EvaluationSummit)

Berbagai Review (interview, survey,observasi, dan focus groups) - fokus padapembelajaran dan aplikasi produk. Hasilnyaakan memberikan masukan untuk MTR.Review akan mengikutkan tema-tema seperti(namun tidak dibatasi untuk tema-tema dibawah);

1. Review dampak pelatihan pengelolaananggaran dan penggunaan PEA dalamperencanaan Pemerintah Indonesia(termasuk didalamnya pelatihan-pelatihan untuk para anggota DPRD)–(sisi demand dan supply)

2. Efektifitias PFM Assessment untukmendukung agenda reformasi PFM(supply side)

3. Contextual Analysis of freedom ofinformation (to what extent GoI is opento disclose information to public) – (crosscutting the three components)

4. Kefektifan Forum KTI/Forum Bappeda(knowledge management with links tosupply side)

5. Kefektifan intervensi satu desa saturencana stratgis (demand side with linksto supply side).

Frekuensi

Sekali – Awalimplementasi

Sekali – Akhirimplementasi

Sekali – Akhirimplementasi

Bagian darikegiatan

ResponsiveGovernmentComponent

Dua Kali – Tengahdan Akhir Program

Dua kali – tengahdan akhir

Paling tidak sekalidalam setiapkomponen

(Paling tidak satureview percomponent)

Siapa

EvaluatorEksternal

EvaluatorEksternal

EvaluatorEksternal

PERA & PFM byConsultatns

Review Kualitatif olehEvaluator Gabungan(Konsultan,AusAIDdan Kemendagri)

Evaluator eksternalsebagai fasilitator

Konsultan/Institusi(Kemungkinan

evaluasi gabungandengan MoHA)

Konsultant/ Institusi

Kapan

2011(2nd Semester)

2015(1st semester)

2015(1st semester)

Sepanjang kerangkawaktu AIPD

Review Kualitatif - 2014(2nd Semester)

2013 (semester 1) and2015 (semester 1)

Antara 2013 (Semester1) to 2015 (Semester 1)

Dari 2013 (Semester 1)sampai 2015(Semester 1)

Page 65: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 65l 65l 65l 65l 65

Logic Level

Output – Produkdikembangkan

Input – Activities

Methods

Berbagai review kualitas produk utama(interview, survey, observasi, dan focus groups)– Fokus pada assessmen kualitas produk,review termasuk juga -

1. Kualitas Berbagai Pelatihan/TA untukmanajemen anggaran bagi staff Pemprov/kab, (Sisi supply dan demand)

2. Review Resource Centre (menganalisasistem yang telah dibangun) (Sisiknowledge Management)

3. Kualitas Jaringan Pelatihan PFM LKD/KKDand networks(Sisi Supply)

Kerangka Monitoring Kinerja(Outputs) dan Tracking Kegiatan

Frekuensi

Paling sedikit 3Review

Sepanjangkerangka waktu

AIpd

Siapa

Konsultan/Institusiyang dikontrakan

Secara Internal –M&E Koordinatordibantu oleh tim

Kapan

Dimulai sejak 2012 (2nd

Semester) danseterusnya

Seluruh Program

Page 66: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

6666666666 l l l l l Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft)

a) Alokasi dan proporsi anggaran urusan pendidikan

b) Alokasi dan proporsi anggaran urusan kesehatan

c) Alokasi dan proporsi anggaran infrastruktur (gabunganurusan pekerjaan umum, perhubungan, penataan ruang, danpermukiman)

a) Proporsi belanja pegawai urusan pendidikanb) Proporsi belanja modal urusan pendidikan

c) Proporsi belanja program prioritas urusan pendidikand) Proporsi belanja pegawai urusan kesehatane) Proporsi belanja modal urusan kesehatan

f) Proporsi belanja program prioritas urusan kesehatang) Proporsi belanja pegawai sektor infrastrukturh) Proporsi belanja modal sektor infrastruktur

i) Proporsi belanja program prioritas sektor infrastruktur

Indicator 5: Timely approval of APBDs

a) APBD 2011 disahkan paling lambat 31 Dec 2010 (tgl APBDdisahkan di masing-masing prov)

b) APBDP 2010 disahkan paling lambat pada tanggal 15

October2010 (tgl APBDP disahkan di masing-masing prov)

Indicator 6: BPK Audit Opinion on Annual P/DGs financial Reports

NTT

6%12%

17%

30%

2%69%41%

9%57%18%

63%80%

N/A

N/A

18-Des-2010

17-Sept-2010

N/A

NTB

19,41%13,72%

19,3%

19,26%

2,64%59,19%38,79%

25,92%47,8%

15,18%

79,14%84,81%

N/A

N/A

13-Des-2010

6-Sept-2010

N/A

PAPUA

4,59%9,47%

14,05%

18,84%

7,47%86,11%30,18%

9,35%64,19%8,16%

83,98%80,47%

N/A

N/A

3-Des-2010

23-Sept-2010

WDP

PAPUA

BARAT

2.63%2.45%

15.68%

9.45%

65.30%25.25%2.46%

25.12%72.42%0.81%

97.96%1.23%

N/A

N/A

07-Mar-2011

23-Mar-2011

N/A

JAWA

TIMUR

2,60%13,75%

9,98%

16,23%

NA96,08%22,92%

NA90,29%20,92%

N/ANA

N/A

N/A

27-Des-2010

04 Oct2010

N/A

PROVINSI-PROVINSIINDICATORS IN 2010

Indicator 1: Budget Share of health, Education, and infrastructure

Indicator 2: Proportion of budget share (spending mix) for operation, maintenance and capital in H/E/I

Indicator 3: Narrowed gap (surplus/deficit) between allo-cated budget andExpenditure including key sectors H/E/I

Indicator 4: P/DGs absorb X% of operation, mainte-nance and capital in H/E/I budget by 3rd quarter

Page 67: Bakti Aipd Bahasa FINAL

Laporan AIPD No.1, Periode Jan-Jun 2011

Kemitraan Australia-Indonesia Untuk Desentralisasi (Draft) l 67l 67l 67l 67l 67