bakteri-bakteri (untuk bab 2)

5
Staphylococcus aureus Pembawa Staphylococcus aureus yang asimtomatik sering ditemukan, dan organisme ini ditemukan pada 40% orang sehat, dibagian hidung, kulit, ketiak, atau perineum. Staphylococcus aureus memproduksi koagulase yang menjadi fibrin dan dapat membantu organisme ini untuk membentuk barisan perlindungan. Bakteri ini juga memiliki reseptor terhadap permukaan sel pejamu dan protein matriks yang membantu organisme ini untuk melekat. Bakteri ini memproduksi enzim link ekstraseluler yang memecah jaringan pejamu dan membantu invasi. Beberapa strain memproduksi eksotoksin poten, yang menyebabkan sindrom syok. Enterotoksik juga diproduksi, yang dapat menyebabkan diare. Staphylococcus aureus menyebar melalui udara dan melalu tangan pekerja. Bakteri ini menyebabkan rentang sindrom infeksi yang luas (Koes Irianto, 2014). Clostridium perfringens Bakteri ini bersifat anaerobik, berbentuk batang, dan merupakan gram positif, serta membentuk spora. Habitatnya adalah di tanah dan kolon serta vagina manusia. Gas gangrene terjadi

Upload: gayatri-perdanaga

Post on 27-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Beberapa jenis bakteri yang dapat mengganggu pencernaan.

TRANSCRIPT

Staphylococcus aureusPembawa Staphylococcus aureus yang asimtomatik sering ditemukan, dan organisme ini ditemukan pada 40% orang sehat, dibagian hidung, kulit, ketiak, atau perineum. Staphylococcus aureus memproduksi koagulase yang menjadi fibrin dan dapat membantu organisme ini untuk membentuk barisan perlindungan. Bakteri ini juga memiliki reseptor terhadap permukaan sel pejamu dan protein matriks yang membantu organisme ini untuk melekat. Bakteri ini memproduksi enzim link ekstraseluler yang memecah jaringan pejamu dan membantu invasi. Beberapa strain memproduksi eksotoksin poten, yang menyebabkan sindrom syok. Enterotoksik juga diproduksi, yang dapat menyebabkan diare. Staphylococcus aureus menyebar melalui udara dan melalu tangan pekerja. Bakteri ini menyebabkan rentang sindrom infeksi yang luas (Koes Irianto, 2014).

Clostridium perfringensBakteri ini bersifat anaerobik, berbentuk batang, dan merupakan gram positif, serta membentuk spora. Habitatnya adalah di tanah dan kolon serta vagina manusia. Gas gangrene terjadi karena kontaminasi luka dengan tanah atau feses. Dapat pula digolongkan sebagai food poisoning melalui makanan yang terkontaminasi terutama daging. Gejala ketika bakteri ini menjadi food poisoning adalah diare cair setelah 8-16 jam inkubasi dengan kram perut dan sedikit muntah. Gejala food poisoning ini disebabkan oleh enterotoksin yang dihasilkan bakteri ini (Koes Irianto, 2014).

Clostridium botulinumOrganisme ini bersifat anaerobik, merupakan gram positif dan membentuk spora. Habitatnya adalah tanah dan ditransmisikan melalui makanan yang sterilisasinya tidak adekuat. Ada dua bentuk klinik yaitu Wound botulism, dimana spora mengontaminasi luka, germinasi, dan membuat toksin pada tempat luka, dan Infant botulism, dimana organisme tumbuh dan membuat toksin di usus.

Salmonella sp.Salmonella bersifat host-adapted pada hewan, dan infeksi pasa manusia biasanya mengenai daerah usus. Infeksi muncul dalam bentuk diare akut yang sembuh sendiri. Pada beberapa kesempatan organisme ini dapat menyebabkan penyakit invasive, melipui bacteremia dan septikemia yang mengancam jiwa atau osteomyelitis. Organisme ini ditemukan pada hewan domestik. Kasus pada manusia dan pembawa yang sedang dalam penyembuhan juga merupaka sumber yang penting. Transmisinya melalui fekal-oral, biasanya dari mengingesti makanan yang terkontaminasi. Infeksi lebih sering dan lebih berat pada pasien yang mengalami penurunan asam lambung atau pasien immunocompromised atau pasien yang menjalani splenektomi (Koes Irianto, 2014).

Escherichia coliToksin (Koes Irianto, 2014)1. Escherechia coli enterotoksigenik (ETEC)E.coli memproduksi toksin LT dan toksin ST. Toksin-toksin ini bekerja pada enterosit untuk menstimulasi sekresi cairan, menyebabkan terjadinya diare. Toksin LT memiliki 70% homologi dengan toksin kolera. Toksin ini labil terhadap panah (LT) dan seperti toksin kolera, meningkatkan adenosine monofosfat siklik local pada sel enteric. Toksin ST bersifat stabil terhadap panas dan menstimulasi guanil monofosfat siklik. E.coli yang memiliki enterotoksin-enterotoksin ini berhubungan dengan travellers diarrhea (diare yang terjadi pada pelancong, yaitu penyakit diare cair yang singkat.

2.Escherichia coli enteroagregatif (EAggEC)Beberapa strain E.coli dapat melekat ke sel enteric dan menyebabkan agregasi sel enteric tersebut. Bakteri ini tidak menginvasi sel, dan dikenal sebagai Escherichia coli enteroagregatif serta dapat juga menyebabkan diare kronik. Bakteri ini diselubungi dengan struktur fibril yang diduga memerantarai penempelan. Strain mengekspresikan toksin yang menyerupai ST atau toksin yang menyerupai hemolisin.

3.Escherichia coli enteropatogenik (EPEC)E.coli dengan karakteristik ini merupakan E.coli yang pertama kali dikenali sebagai pathogen primer yang menyebabkan wabah diare di tempat perawatan anak. Penempelan berhubungan dengan hilangnya mikrovili dan disebabkan oleh pengaturan ulang dari aktin sel pejamu.4.Echerichia coli enterohemoragik (EHEC)Strain ini memproduksi verotoksin yang dinamakan demikian karena aktivitasnya pada sel vero in vitro. Diare berdarah yang disebabkannya dapat dipersulit oleh hemolysis dan gagal ginjal akut: sindrom hemolitik-uremik. Organisme ini komensal pada sapi dan ditransmisikan ke manusia melalui buruknya higiene di tempat pemotongan hewan dan tempat produksi makanan.