bahaya ddt terhadap lingkungan

4
BAHAYA DDT TERHADAP LINGKUNGAN Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan/pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian. Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan dikendalikan populasinya. Insektisida, herbisida, fungsida dan nematosida digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda. Jenis pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari tikus dan siput Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, maka pestisida dapat dikelompokkan atas dua golongan yaitu yang resisten dimana meninggalkan pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang resisten. Pestisida yang termasuk organochlorines termasuk pestisida yang resisten pada lingkungan dan meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan, contohnya DDT, Cyclodienes, Hexachlorocyclohexane (HCH), endrin. Pestisida kelompok organofosfat adalah pestisida yang mempunyai pengaruh yang efektif sesaat saja dan cepat terdegradasi di tanah, contohnya Disulfoton, Parathion, Diazinon, Azodrin, Gophacide, dan lain-lain. DDT atau biasa dikenal dengan Dichloro-diphenyl-trichloroethan merupakan pestisida yang paling ampuh digunakan manusia namun paling berbahaya juga bagi umat manusia. kini penggunaan DDT telah dilarang disejumlah negara seperti Amerika Utara, Eropa Barat, maupun Indonesia. Namun karena persistensi DDT dalam

Upload: anggajulyanandapradana

Post on 06-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Bahaya Ddt Terhadap Lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Bahaya Ddt Terhadap Lingkungan

BAHAYA DDT TERHADAP LINGKUNGAN

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan perkembangan/pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian. Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan dikendalikan populasinya. Insektisida, herbisida, fungsida dan nematosida digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda. Jenis pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama dari tikus dan siput

Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, maka pestisida dapat dikelompokkan atas dua golongan yaitu yang resisten dimana meninggalkan pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang resisten. Pestisida yang termasuk organochlorines termasuk pestisida yang resisten pada lingkungan dan meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan, contohnya DDT, Cyclodienes, Hexachlorocyclohexane (HCH), endrin. Pestisida kelompok organofosfat adalah pestisida yang mempunyai pengaruh yang efektif sesaat saja dan cepat terdegradasi di tanah, contohnya Disulfoton, Parathion, Diazinon, Azodrin, Gophacide, dan lain-lain.

DDT atau biasa dikenal dengan Dichloro-diphenyl-trichloroethan merupakan

pestisida yang paling ampuh digunakan manusia namun paling berbahaya juga bagi umat manusia. kini penggunaan DDT telah dilarang disejumlah negara seperti Amerika Utara, Eropa Barat, maupun Indonesia. Namun karena persistensi DDT dalam lingkungan sangat lama, permasalahan DDT masih akan berlangsung pada abad 21 sekarang ini.

diketahui bahwa DDT ini ternyata sangat membahayakan bagi kehidupan maupun lingkungan. Bahan racun DDT sangat persisten (tahan lama, berpuluh-puluh tahun, bahkan mungkin sampai 100 tahun atau lebih), bertahan dalam lingkungan hidup sambil meracuni ekosistem, sehingga kini dan di masa mendatang kita masih terus mewaspadai akibat-akibat buruk yang diduga dapat ditimbulkan oleh keracunan DDT. Sebagai suatu senyawa kimia yang persisten, DDT tidak mudah terdegradasi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Ketika DDT memasuki rantai makanan, ini memiliki waktu paruh hingga delapan tahun, yang berarti setengah dari dosis DDT yang terkonsumsi baru akan terdegradasi setelah delapan tahun. Ketika tercerna oleh hewan, DDT akan terakumulasi dalam jaringan lemak dan dalam hati. Karena konsentrasi DDT meningkat saat ia bergerak ke atas dalam rantai makanan, hewan predator lah yang mengalami ancaman

Page 2: Bahaya Ddt Terhadap Lingkungan

paling berbahaya. Populasi dari bald eagle dan elang peregrine menurun drastis karena DDT menyebabkan mereka menghasilkan telur dengan cangkang yang tipis dimana telur ini tidak akan bertahan pada masa inkubasi.

Dua sifat buruk yang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup adalah:

1. Sifat apolar DDT: ia tak larut dalam air, tetapi sangat larut dalam lemak.Makin larut suatu insektisida dalam lemak (semakin lipofilik) semakin tinggi sifat apolarnya. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab DDTsangat mudah menembus kulit.

2. Sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. Ia sukar terurai sehingga cenderung bertahan dalam lingkungan hidup, masuk rantai makanan(  foodchain) melalui bahan lemak jaringan mahluk hidup. Itu sebabnya DDT bersifat bioakumulatif dan biomagnifikatif.Karena sifatnya yang stabil dan persisten, DDT bertahan sangat lama didalam tanah, bahkan DDT dapat terikat dengan bahan organik dalam partikel tanah

Efek negatif di bidang pertanian berupa timbulnya hama dan patogen yang tahan terhadap pestisida, munculnya hama baru, terjadinya peningkatan populasi hama dan patogen sekunder, berkurangnya populasi serangga yang bermanfaat, keracunan terhadap ternak dan manusia, residu bahan kimia dalam tanah dan tanaman, dan kerusakan tanaman.

Page 3: Bahaya Ddt Terhadap Lingkungan

Sumber : http://www.academia.edu/5222235/Kontroversi_penggunaan_pestisida_DDT

http://id.wikipedia.org/wiki/DDT

https://abrar4lesson4tutorial4ever.wordpress.com/2010/02/20/pengertian-dan-dampak-ddt-dichloro-diphenyl-trichloroethane-dalam-kehidupan/

Angga Julyananda Pradana

XII-IPA 5