bahan workshop aksara jawa …...muhibah budaya purworejo | 9 c. analisis teks menurut deskripsi...
TRANSCRIPT
Muhibah Budaya Purworejo | 1
WORKSHOP AKSARA JAWA Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa
Karaton Ngayugyakarta Hadiningrat
Oleh : Mas Bekel Dwijasetyaprasaja,S.S.
Arif Budiarto,S.Pd
Muhibah Budaya Mataraman Dinas Kebudayaan (Kudha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta
Purworejo 2020
Muhibah Budaya Purworejo | 2
A. PENGANTAR
Budaya Jawa pada umumnya terkenal memiliki hasil – hasil budaya yang luar biasa,
selain bahasa Jawa yang memiliki kekayaan ragam undha – usuk, juga varian dialek, maka
bahasa Jawa juga merupakan salah satu bahasa yang memiliki kesejarahan tulis, artinya
masyarakat Jawa telah lama mengenal tradisi tulis, selain tradisi lisan.
Aksara Jawa sebagai bagian dari jejak peradaban kebudayaan masyarakat Jawa,
tentu saja juga mengalami perkembangan, baik dari tata tulis maupun langgam cakrik aksara
yang digunakan.
Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa Karaton Ngayugyakarta
Hadiningrat, pada gelaran kegiatan Muhibah Budaya Mataraman di Kabupaten Purworejo
mencoba menawarkan workshop aksara Jawa untuk umum, namun workshop yang akan
dilaksanakan nanti tidaklah membahas bagaimana kesejarahan aksara Jawa, maupun filosofi
yang terkandung pada susunan aksara Jawa, akan tetapi lebih pada memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang dinamika tata tulis, serta langgam cakrik aksara
Jawa yang berkembang pada skriptorium Kasultanan Ngayugyakarta Hadiningrat pada masa
– masa terdahulu, meskipun kita tahu bahwa secara umum pengetahuan tentang aksara Jawa
yang dipahami masyarakat saat ini, mungkin sebatas pada tata tulis Sriwedari 1922, serta
yang terbaru hasil kesepakatan tiga Gubernur tahun 2006.
Workshop aksara Jawa ini mencoba untuk sedikit mengupas tata tulis yang digunakan
pada penulisan – penulisan naskah, adapun naskah yang akan dijadikan obyek kajian adalah
salah satu naskah koleksi British Library dengan judul The teachings of Sultan Hamengku
Buwana I, kode koleksi Add MS 12337.
Naskah ini sangat menarik untuk dikaji secara kajian pernaskahannya, tata tulis
naskahnya mungkin akan banyak membuat kita yang belajar aksara Jawa melalui paugeran
Sriwedari maupun KBJ akan merasa agak sedikit bingung, setidaknya untuk beberapa kasus
distribusi pilihan aksara serta sandhangan yang digunakan.
B. TRANSLITERASI
Transliterasi, atau pengalih aksaraan dari aksara Jawa ke aksara Latin adalah sesuatu
yang penting dilakukan untuk bisa mendapatkan sebuah suntingan naskah dalam huruf latin
secara tekstual, namun tidak kehilangan benang merah dengan kesejarahan aksara – aksara
yang digunakan pada penulisan teks naskah tersebut.
Transliterasi aksara Jawa dalam teks akan berdampingan dengan penggunaan aksara
Jawa cakrik digital, hal ini dilakukan untuk memudahkan pengenalan aksara – aksara yang
ada pada bentuk cakrik teks.
Muhibah Budaya Purworejo | 3
Penyajian susunan aksara Jawa pada tulisan ini didasarkan pada urutan unicode
aksara Jawa, dan akan dihadirkan sebatas aksara pokoknya saja, artinya bentuk pasangan
tidak akan ditampilkan pada tabel.
Transliterasi Jawa huruf Latin akan ditampilkan melalui transliterasi utuh artinya sesuai
dengan karakter aksara Jawa melalui sistem Javanese General System of Transliteration
(JGST) dan untuk standarisasi transliterasi mengacu pada Ejaan Bahasa Balai Bahasa
Yogyakarta (EBBBY).
1. SUSUNAN AKSARA JAWA BERDASAR UNICODE
Unicode Aksara Jawa Latin
Digital1 Teks2 JGST EBBBY
A980 ¼ ¼ ṁ
candrabindu
A981 = = ŋ
anuswara cecak
A982 / / ṙ layar
A983 h h ḥ wignyan
A984 A ꦄ a a
A985 I ꦅ i
i kawi i
A986 I ꦆ i i
A987 1 ꦇ ī i
A988 U ꦈ u u
A989 x ꦉ ṛ re
A98A X ꦊ ḷ le
A98B 2 ꦋ ḷö leu
1 Fonta pengetikan digital menggunakan fonta Javanese Text.ttf versi dari Microsoft Windows 10. 2 Fonta pengetikan digital menggunakan fonta wulang.ttf kreasi Aditya Bayu Perdana.
Muhibah Budaya Purworejo | 4
A98C E ꦌ é é
A98D Ķ ꦍ ai
A98E O ꦎ o o
A98F k ꦏ ka ka
A990 �3' qa
ka sasak
A991 @ ꦑ kha
ka murda ka
A992 g ꦒ ga ga
A993 & ꦓ gha
ga murda ga
A994 z ꦔ ṅ nga
A995 c ꦕ ca ca
A996 ¡ cha
ca murda
A997 j ꦗ ja ja
A998 ^ ꦘ jña
nya murda
A999 Ø jha
ja murda
A99A v ꦚ ña nya
A99B q ꦛ ṭa tha
A99C "§ ṭha
A99D ¡ ꦝ ḍa dha
Muhibah Budaya Purworejo | 5
A99E ’ ḍdha
A99F ! ꦟ ṇa na
A9A0 t ꦠ ta ta
A9A1 # ꦡ tha
ta murda ta
A9A2 f ꦢ da da
A9A3 d ꦣ dha
da murda dha
A9A4 n ꦤ na na
A9A5 p ꦥ pa pa
A9A6 % ꦦ pha
pa murda pa
A9A7 b ꦧ ba ba
A9A8 * ꦨ bha
ba murda ba
A9A9 m ꦩ ma ma
A9AA y ꦪ ya ya
A9AB r ꦫ ra ra
A9AC 4 rra
ra agung ra
A9AD l ꦭ la la
A9AE w ꦮ wa wa
A9AF $ ꦯ śa
sa murda sa
Muhibah Budaya Purworejo | 6
A9B0 À ꦰ ṣa
sa mahaprana sa
A9B1 s ꦱ sa sa
A9B2 a ꦲ ha ha
A9B3 + +
A9B4 o o� ā
A9B5 5 � o tolong
A9B6 i i� i
i
A9B7 È È� ī dirgha melik
A9B8 u u� u u
A9B9 ÙÌ Ì� ū dirgha mendut
A9BA [ [� é é
A9BB { {� ai dirgha mure
A9BC e e� ĕ e
A9BD } }� ṛĕ re
A9BE -5 -� ỿa ya
A9BF ] ]� ra ra
A9C0 \ \� wirama pangkon
A9C1 6 � Rerenggan kiwa
A9C2 7 � Rerenggan tengen
A9C3 § ¥� Pada andhap
Muhibah Budaya Purworejo | 7
A9C4 ¦ ¦� Pada madya
A9C5 ¥ §� Pada luhur
A9C6 0 0� Pada windu
A9C7 ; ;� Pada pangkat
A9C8 , ,� lingsa
A9C9 . .� lungsi
A9CA ! � adeg
A9CB ? ?� Adeg - adeg
A9CC ĸ@ � Pisèlèh kiwa
A9CD ļ# � Pisèlèh tengen
A9CF ٢5 � pangrangkep
A9D0 0 0� 0 0
A9D1 15 1� 1 1
A9D2 25 2� 2 2
A9D3 35 3� 3 3
A9D4 45 4� 4 4
A9D5 55 5� 5 5
A9D6 65 6� 6 6
A9D7 75 7� 7 7
A9D8 85 8� 8 8
Muhibah Budaya Purworejo | 8
A9D9 95 9� 9 9
A9DE %5 � Tirta tumètès
A9DF ©&� � Isèn - isèn
2. AKSARA POKOK DAN PASANGAN
Aksara pokok dan pasangan yang dimaksud adalah, wujud cakrik atau langgam
aksara yang ada dan digunakan dalam teks.
a� H� n� N� c� C� r� R� k� K�ha na ca ra ka
f� F� t� T� s� S� w� W� l� L�da ta sa wa la
p� P� d� D� j� J� y� Y� v� V�pa dha ja ya nya
m� M� g� G� b� B� q� Q� z� Z�ma ga ba tha nga
3. AKSARA MURDA
!� ��®� @� ¯� #� °� $� ±� %� ²� &� ´� *� µ�na ka ta sa pa ga ba
^ ³���nya
Muhibah Budaya Purworejo | 9
C. ANALISIS TEKS
Menurut deskripsi naskah yang terdapat pada koleksi digital British Library, naskah ini
ditandai dengan angka tahun 1812 M, terdiri dari 18 pupuh tembang, berawal dengan pupuh
tembang Dhandhanggula, ditulis dengan bahasa Jawa aksara Jawa, menggunakan kertas
Eropa dan kertas dluwang. Naskah Piwulang Sultan Hamengku Bhuwana I, merupakan
naskah yang dihadiahkan oleh Pakualam I kepada John Crawfurd.
Beberapa hal terkait tata tulis, serta penggunaan aksara Jawa yang bisa diamati dan
cermati pada naskah ini antara lain :
1. Masih dikenal dan digunakannya sandhangan dirgha, yang lazim digunakan pada
tata tulis jaman kakawin, namun telah dialih fungsikan sebagai penanda setiap
akhir penulisan gatra, adapun sandhangan – sandhangan tersebut antara lain:
Wujud Nama Fungsi
Kakawin Naskah
�Dirgha melik
Sandhangan ini pada tata tulis
masa kakawin digunakan
untuk sandhangan i panjang.
Sandhangan ini untuk
menandakan bahwa bunyi i
berada pada akhir gatra
tembang dengan guru lagu
i.
{�Dirgha muré
Sandhangan ini pada tata tulis
masa kakawin digunakan
untuk sandhangan diftong ai.
Sandhangan ini untuk
menandakan bahwa bunyi é
berada pada akhir gatra
tembang dengan guru lagu
é.
�Dirgha mendut
Sandhangan ini pada tata tulis
masa kakawin digunakan
untuk sandhangan u panjang.
Sandhangan ini untuk
menandakan bahwa bunyi u
berada pada akhir gatra
tembang dengan guru lagu
u.
Contoh :
꧃ꦺꦏꦴꦕꦥꦮꦭꦁꦔꦶꦫꦿꦯꦶꦨꦸꦦꦡꦷꦯꦶꦤꦸꦲꦸꦤꦰꦾꦂꦒꦔꦺꦪꦴꦒꦾꦏꦂꦠ꧈ꦝꦸꦩꦠ9ꦥꦸꦿꦠꦮꦪꦃꦻꦲꦿꦥꦶꦠꦸ
ꦮꦶꦿꦤꦩ=ꦮꦢꦾꦒꦹ꧈ꦁꦱꦸꦿꦥꦶꦃꦱꦩꦾꦩꦁꦒꦶꦃꦿꦥꦶꦺꦪꦴꦒ꧈ꦷꦿꦥꦤꦠꦤ=ꦱꦸꦺꦩꦮ꧈ꦔꦧꦢꦩꦶꦫꦁꦫꦡꦹ꧈ꦺꦮꦴꦁꦔꦮꦸꦭꦺꦤꦴ
ꦫꦒꦩꦥꦁ꧈ꦲꦭꦶꦤꦤꦭꦶꦤꦏꦭꦶꦭꦶꦤꦩꦸꦁꦒꦸꦃꦲ=ꦒꦸꦱꦡ꧈ꦷꦺꦢꦿꦤꦮꦃꦲ=ꦱꦸꦧꦱꦶꦠ꧃
//kocap wulangira Sri Bupati, Sinuhun Syarga Ngayogyakarta, dhumateng putra wayahé, prituwin
mring wadyagung, suprih samya manggih priyogi, pranataning suméwa, ngabdi marang ratu, wong
ngawula nora gampang, alin – alin kalilin mungguhing gusti, dèn wruh ing subasita//
Muhibah Budaya Purworejo | 10
2. Penggunaan aksara murda yang pada tata tulis kakawin lazim untuk penulisan
aksara – aksara mahaprana, pada tata tulis naskah digunakan untuk penulisan
tata prunggu.
ꦒꦸꦱꦡꦶ꧈ꦒꦸꦱꦡ ꦷ gusti
ꦿꦯ ꦶ sri
ꦨꦸꦦꦡꦶ bupati
ꦯꦶꦤꦸꦲꦸꦤ꧀ sinuhun
3. Penggunaan taling tarung semu, penggunaan sandhangan ini adalah untuk
membimbing pengucapan kata yang berawal swara [a], namun diikuti konsonan,
pada tata bunyi bahasa Jawa apabila ada vokal [a] diawal diikuti konsonan
biasanya akan dibaca miring [a], sehingga agar vokal [a] dibaca [å], maka
disandhangi taling tarung.
ꦺꦏꦴꦤꦕ konca
ꦺꦧꦴꦤꦝ bondha
4. Tata tulis [na] (ꦤ) yang mendapat pasangan [ja] ( J) maupun [ca] ( C) tidak
diperlakukan khusus seperti halnya pada tata tulis lama, ketika aksara [na] (ꦤ)
dipasangani aksara ja (ꦗ) maupun [ca] (ꦕ), maka aksara [na] (ꦤ) akan berubah
ditulis [nya] (ꦚ).
ꦺꦏꦴꦤꦕ konca
ꦺꦧꦴꦤꦝ bonḍa
Muhibah Budaya Purworejo | 11
5. Penggunaan aksara [ḍa] (ꦝ) bukan [dha] (ꦣ), meskipun kedua aksara ini
berbeda bentuk dan fungsi, namun pada tata tulis sekarang pelatinannya
disamakan, [ḍa] (ꦝ) dan [dha] (ꦣ) dilatinkan sama [dha].
Jawa Latin
JGST EBBBY
ꦝꦸꦩꦠ9 ḍumatĕŋ dhumateng
ꦝꦭ ꦁ ḍalaŋ dhalang
ꦲꦁꦔꦭꦶꦤꦝꦸ ꦁ haṇlinḍuŋ anglindhung
Catatan :
Pada awalnya aksara ḍa (ꦝ) dan dha (ꦣ) memiliki pasangan sendiri – sendiri,
namun pada perkembangannya aksara ḍa tidak dipakai, namun pasangan aksara
ḍa ( D) dialihkan untuk menjadi pasangan asli dari aksara dha ( D�):
D. SUNTINGAN TEKS
꧃ꦥꦸꦃꦣꦣꦁꦒꦸꦭ꧉꧃
꧃ꦺꦏꦴꦕꦥꦮꦭꦔꦁꦶꦫꦿꦯꦶꦨꦸꦦꦡꦷꦯꦶꦤꦸꦲꦸꦤꦰꦾꦂꦒꦔꦺꦪꦴꦒꦾꦏꦂꦠ꧈ꦝꦸꦩꦠ9ꦥꦸꦿꦠꦮꦪꦃꦻꦲꦿꦥꦶꦠꦸꦮꦶꦿꦤꦩ=ꦮ
ꦢꦾꦒꦁꦹ꧈ꦱꦸꦿꦥꦶꦃꦱꦩꦾꦩꦁꦒꦶꦃꦿꦥꦶꦺꦪꦴꦒꦷ꧈ꦿꦥꦤꦠꦤ=ꦱꦸꦺꦩꦮ꧈ꦔꦧꦢꦶꦩꦫꦁꦫꦡꦹ꧈ꦺꦮꦴꦁꦔꦮꦭꦸꦺꦤꦴꦫꦒꦩꦥꦁ꧈ꦲ
ꦭꦶꦤꦤꦭꦶꦤꦏꦭꦶꦭꦶꦤꦩꦸꦁꦒꦸꦃꦲ=ꦒꦱꦸꦡꦷ꧈ꦺꦢꦿꦤꦮꦃꦲ=ꦱꦸꦧꦱꦶꦠ꧉꧃ꦱꦾꦂꦒꦿꦤꦏꦩꦂꦒꦱꦏ=ꦒꦸꦱꦡ꧈ꦷꦒꦸꦱꦠꦶꦤꦶꦫꦲ
ꦱꦶꦃꦩꦫ=ꦱꦶꦫ꧈ꦺꦪꦴꦒꦾꦮꦊꦱꦰꦼꦤꦤ=ꦒꦻꦮꦫꦸꦩꦼꦏꦰꦱꦏꦮꦸꦠꦩ꧈ꦹꦧꦫꦁꦏꦁꦏꦮꦸꦂꦪꦤꦏꦺꦲꦏꦰꦷ꧈ꦏꦁꦩꦼꦺꦤꦕꦴꦺꦫꦴꦁ
ꦒꦸꦩꦼꦧꦾꦂ꧈ꦮꦂꦤꦺꦤꦏꦁꦩ9ꦏꦹ꧈ꦺꦪꦤꦏꦮꦸꦺꦫꦴꦤꦤꦼꦩꦸꦥꦥ꧈ꦺꦮꦴꦁꦢꦂꦸꦱꦶꦭꦕꦸꦮꦥ9ꦔꦤꦢꦼꦭ=ꦒꦱꦸꦡꦷ꧈ꦱꦶꦱꦶꦥꦤꦼꦩꦸꦥꦭꦿꦱꦠ
Muhibah Budaya Purworejo | 12
꧉꧃ꦩꦪꦁꦏꦫꦫꦶꦤ9ꦒꦲ=ꦏꦼꦭO꧈ꦺꦤꦴꦺꦤꦴꦫꦥꦼꦕꦠꦔꦱꦡꦺꦤꦏꦶꦝꦭꦁ꧈ꦚꦮꦢꦂꦩꦺꦩꦴꦭꦃꦧꦻꦲꦲꦮꦭꦱꦰꦿꦩ=ꦒꦸ
ꦱꦡꦶꦩꦹ꧈ꦧꦫꦁꦉꦤꦠ9ꦱꦸꦱꦃꦲ=ꦒꦭꦷꦃ꧉ꦲꦱꦶꦃꦿꦩ=ꦩꦼꦩꦤꦶꦱꦚ꧈ꦮꦼꦢꦶꦢꦸꦏꦤꦤꦶꦥꦹꦤ꧀꧈ꦒꦸꦱꦡꦶꦢꦸꦢꦸꦱꦼꦥꦥꦝ꧈ꦏꦁꦒꦸꦩꦠꦶ
ꦧꦫꦁꦏꦏꦉꦩꦤꦒꦸꦱꦡꦷ꧈ꦏꦁꦒꦢꦸꦺꦒꦢꦤꦤꦥꦪ꧉꧃ꦩꦤꦠꦼꦥꦠꦼꦩꦼꦤꦝꦱꦂꦫꦤꦺꦲꦭ=꧈ꦱꦂꦠꦠꦿꦧꦶꦥꦁꦔꦽꦁꦔꦾꦥꦤ=ꦔꦭ꧀꧈ꦲꦶ
ꦏꦸꦒꦸꦫꦸꦏ꦳ꦏꦗꦠꦶꦻꦤꦲꦗꦭꦭꦶꦲ=ꦝꦥꦂꦹ꧈ꦝꦥꦂꦸꦏꦂꦱꦱꦁꦔꦢꦶꦒꦸꦱꦡꦷ꧈ꦲꦁꦒWꦥꦺꦫꦤꦠꦃꦮꦸꦤ ꦠꦠ꧀꧈ꦢꦾꦤꦰꦶꦃꦏꦂꦱꦤꦸꦗꦹ꧈
ꦏꦮꦸꦭꦲꦸꦥꦩꦺꦭꦱꦰꦤ꧀꧈ꦠꦩꦫꦿꦱꦠ꧈ꦗꦼꦩꦥꦫ=ꦭꦁꦸꦔꦶꦢꦤꦶꦧꦤꦤ꧈ꦷꦲꦶꦏꦸꦱꦶꦃꦲ=ꦧꦼꦤꦢꦫ꧉꧃ꦺꦪꦤꦠꦶꦤꦶꦠꦃꦏꦼꦥꦭ
ꦿꦥꦗꦸꦫꦷꦠ꧀꧈ꦺꦢꦤꦥꦫꦶꦏꦰꦠꦶꦠꦶꦭꦮꦤꦠꦠ꧈ꦒꦸꦩꦠꦶꦲ=ꦥꦼꦏꦏꦻꦱꦰ꧈ꦺꦏꦴꦤꦕꦲꦶꦏꦸꦱꦢꦸꦭꦂꦹ꧈ꦏꦤꦕꦸꦃꦲꦺꦤꦔꦭ
ꦺꦏꦴꦤꦤꦶꦏꦂꦢꦷ꧈ꦩꦠꦶꦲꦸꦫꦶꦥꦠꦤꦥꦶꦱꦃ꧈ꦢꦸꦭꦸꦂꦱꦶꦪꦁꦢꦭꦹ꧈ꦧꦢꦤꦰꦶꦗꦶꦏꦸꦮꦠꦥꦶꦫ꧈ꦺꦢꦤꦰꦸꦿꦥꦪ꧈ꦺꦏꦴꦤꦕꦺꦒꦴꦤꦢꦂ
ꦒꦺꦩꦁꦺꦮꦱꦛꦷ꧈ꦱꦿꦠꦸꦪꦾꦤꦠꦤꦰꦼꦤꦕꦪ꧉꧃ꦩꦁꦿꦔꦤꦮꦼꦢꦤꦥ9ꦔꦉꦥꦪꦼꦏꦠꦷ꧈ꦲ=ꦥꦔꦸꦕꦥꦉꦁꦒꦤ=ꦥꦱꦂꦸꦪꦤ꧀꧈ꦧꦢ
ꦤꦰꦺꦏꦴꦗꦸꦂꦏꦤꦕꦻꦤꦤꦢꦾꦤꦮꦼꦢꦤꦧꦒꦸꦱ꧀꧈ꦭꦶ ꦤꦢꦶꦭꦶ ꦤꦢꦶꦤꦪꦧꦼꦏꦩꦤꦷꦱ꧀꧈ꦺꦪꦺꦤꦛꦺꦏꦴꦂꦱꦶꦏꦶꦭꦠꦁꦔꦤ꧀꧈ꦲꦤꦕ
ꦕꦢꦢꦶꦥꦹꦤ꧀꧈ꦺꦢꦤꦭꦸꦲꦂꦸꦏꦼꦤꦕ9ꦥꦺꦫꦤꦠꦃ꧈ꦲꦁꦔꦾꦺꦏꦴꦤꦠꦥꦰꦫꦺꦠꦠꦺꦮꦴꦔꦁꦉꦥꦩꦤꦢꦷꦺꦣꦺꦮꦺꦏꦔꦭꦺꦏꦴꦤꦤꦤ꧉꧃ꦺꦤꦴꦫ
ꦲꦁꦺꦔꦺꦭꦏꦴꦤꦕꦩꦼꦱꦛꦶꦮꦼꦢꦷ꧈ꦠꦸꦩꦼꦥꦠꦼꦥꦩꦫ=ꦏꦼꦥꦭ꧈ꦺꦢꦤ꧀ ꦩꦭꦱꦰꦶꦃꦤꦶꦠꦶꦥꦥꦻꦏꦿꦩ=ꦺꦏꦴꦤꦕꦗꦶꦮꦤꦤꦶꦥꦹꦤ꧀꧈ꦭꦩꦸꦤꦤ
ꦤꦏꦁꦔꦁꦸꦱꦶꦲꦢꦷꦭ꧀꧈ꦲꦗꦱꦶꦫꦊꦭꦮꦱ꧀꧈ꦱꦸꦱꦃꦲꦺꦠꦤꦤꦶꦥꦹꦤ꧀꧈ꦺꦮꦴꦁꦢꦢꦶꦏꦼꦥꦭꦥꦼꦫꦁ꧈ꦒꦸꦭꦁꦒꦸꦭꦁꦲꦁꦒꦭꦁꦸꦼ
ꦺꦫꦏꦤꦤ=ꦗꦸꦫꦷꦠ꧀꧈ꦿꦥꦮꦶꦫꦗꦺꦪꦁꦫꦤ꧉꧃ꦭꦮꦤꦤꦗꦲꦁꦿꦔꦶꦩꦥꦶꦭꦭꦶꦺꦩꦭꦷꦏ꧀꧈ꦺꦩꦭꦶꦏ=ꦺꦏꦴꦤꦕꦮꦤꦶꦿꦩ=ꦱꦶꦫ꧈ꦲꦶꦏꦸ
ꦥꦼꦤꦤꦕꦢꦢꦤꦒꦼꦻꦣ꧈ꦩꦶꦮꦃꦭꦩꦸꦤ ꦠꦶꦤꦸꦢꦹꦃ꧈ꦔꦼꦧꦪꦤꦤꦶꦫꦸꦩꦼꦺꦏꦰꦁꦥꦶꦕꦷꦱ꧀꧈ꦏꦢꦶꦒꦂꦮꦏꦮꦶꦠꦤ꧀꧈ꦫꦸꦩꦼꦏꦰꦫꦸꦩ9ꦏꦹꦃ
꧈ꦱꦺꦪꦴꦒꦾꦺꦤꦩꦸꦮꦸꦃꦲꦤ꧈ꦮꦼꦏꦼꦭꦠꦼꦩꦼꦤ꧀꧈ꦱꦸꦕꦃꦏꦺꦭꦴꦁꦺꦔꦏꦁꦥꦶꦕꦷꦱ꧀꧈ꦲꦶꦏꦸꦭꦢꦾꦃꦲꦸꦠꦩ꧉꧃ꦭꦤꦤꦗ
ꦉꦺꦥꦢꦤꦤꦩꦧꦃꦏꦁꦠꦼꦥꦶꦱ꧀꧈ꦮꦶꦫ=ꦺꦢꦤ=ꦢꦂꦸꦗꦤꦱꦼꦱꦧ꧈ꦮꦼꦫꦸꦃꦲꦭꦸꦁꦔꦠꦼꦏꦻꦤ꧈ꦺꦮꦴꦁꦏꦺꦮꦴꦺꦮꦴꦫꦤꦥꦤꦢ꧈ꦁꦒꦸꦁꦩꦼꦩꦭ
Muhibah Budaya Purworejo | 13
ꦩꦭꦺꦤꦤꦩꦭ=ꦏꦶꦢꦁꦏꦫꦶꦲꦭꦱꦚ꧈ꦒꦸꦫꦃꦲꦼꦺꦤꦢꦤꦏꦧꦹꦂ꧈ꦠꦸꦿꦩꦺꦥꦧꦴꦤꦝꦧꦤꦝꦤꦤꦤ꧈ꦲꦗꦺꦔꦴꦮꦼꦭꦧꦸꦮꦁꦔꦂꦠꦭꦸꦫꦸꦩꦭc꧈
ꦲꦶꦏꦸꦉꦒꦼꦢ=ꦧꦢꦤ꧀꧉꧃ꦩꦭꦸꦩꦭꦧꦾꦸꦃꦲꦧꦾꦠꦧꦶꦭꦲꦷ꧈ꦩꦶꦮꦃꦺꦕꦴꦧꦤꦤ=ꦱꦶꦭꦤꦼꦒꦫ꧈ꦱꦏ=ꦕꦶꦿꦢꦥꦔꦸ
ꦭꦃꦻꦲꦗꦒꦲꦗꦺꦪꦁꦺꦏꦕꦸꦃ꧈ꦲꦗꦱꦶꦩꦼꦤ9ꦲꦁꦔꦸꦕc꧈ꦺꦢꦤꦮꦤꦤꦶꦭꦫꦩꦠ꧈ꦪꦶꦠꦤꦺꦤꦭꦸꦩꦶꦤꦠꦹ꧈ꦱꦩꦼꦸꦧꦂꦫꦲ=ꦥꦺꦫꦤꦠꦃ
꧈ꦭꦁꦭꦁꦧꦪꦺꦪꦤꦒꦸꦱꦡꦶꦥꦼꦠ9ꦏꦁꦒꦭꦷꦃ꧈ꦱꦶꦫꦺꦣꦺꦮꦏꦁꦠꦶꦮꦱ꧀꧉꧃ꦥꦭꦤꦤ=ꦺꦮꦴꦁꦔꦸꦫꦶꦥꦲꦁꦔꦠꦾꦠ꧈ꦷꦢꦸꦺꦮꦧ
ꦢꦤꦲꦗꦱꦶꦪꦱꦶꦪ꧈ꦠꦶꦧꦱꦏꦲ9ꦺꦒꦴꦤꦤ9ꦺꦒꦴꦻꦤꦤ꧈ꦭꦺꦤꦪꦤꦤꦤꦥꦶꦠꦸꦠꦂꦸ꧈ꦠꦤꦰꦸꦩꦼꦉꦥꦏꦭꦪꦾꦤꦧꦠꦷꦤ꧀꧈ꦪꦾ
ꦤꦏꦼꦿꦠꦒꦭꦏꦼꦥꦭꦁꦿꦒꦁ꧈ꦧꦫꦁꦺꦠꦏꦢꦠꦁꦒꦸꦁ꧈ꦠꦁꦒꦼꦺꦭꦩꦴꦺꦒꦴꦭꦠꦸꦢꦸꦃꦩꦁꦏꦏ꧀꧈ꦮꦸꦂꦪꦤꦤ=ꦿꦔꦠ꧀꧈ꦠꦤꦏꦼꦤꦤꦼꦤꦤꦁꦒꦸꦁꦥꦶꦏO꧈ꦲ
ꦤꦠꦫꦏꦼꦠꦠꦶꦮꦱꦰꦤ꧀꧉꧃ꦧꦶꦱꦧꦶꦺꦱꦁꦲꦤꦩꦲꦤꦸꦠꦒꦷ꧈ꦤꦁꦒꦸꦁꦔꦫꦱ꧀ ꦺꦮꦴꦁꦒꦸꦤꦿꦥꦺꦕꦴꦩꦩ꧉ꦤꦢꦾꦿꦤꦥꦁꦏ
ꦭꦃꦪꦸꦢꦻꦤ꧈ꦒꦒꦼꦸꦫꦸꦺꦤꦴꦫꦏꦧꦸꦭ꧀꧈ꦢꦒꦁꦠꦺꦤꦤꦠꦸꦤꦠꦤꦧꦛꦷ꧉ꦱꦼꦤꦢꦾꦺꦤꦮꦴꦁꦔꦮꦸꦭꦠꦁꦒꦸꦁꦺꦤꦴꦫꦱꦸꦲꦸꦢ꧀꧈ꦱꦼ
ꦱꦼꦮꦶꦠꦤꦭꦶꦤꦕꦏꦭꦶꦤꦕꦏ꧀꧈ꦧꦫꦁꦠ=ꦏꦃꦲꦸꦥꦩꦏꦂꦪꦏꦸꦭꦩꦧꦷ꧈ꦧꦢꦺꦤꦏꦁꦠꦶꦤꦼꦥ꧉꧃ꦱꦼꦢꦾꦩꦁꦿꦏ=ꦲ=ꦒꦸꦱꦡꦶꦏꦸꦮ
ꦭꦷꦏ꧀꧈ꦠꦿꦤꦮꦃꦥꦶꦤꦸꦠꦁꦸꦔꦺꦤꦢꦤ=ꦺꦮꦪ꧈ꦲꦁꦔꦁꦺꦒꦴꦏꦉꦺꦥꦥꦺꦣꦻꦮ꧈ꦠꦿꦤꦮꦃꦥꦩꦸꦫꦁꦸꦔꦶꦥꦸꦤ꧀꧈ꦠꦤꦏꦼꦠꦭꦶꦤꦭꦶꦏꦲ=
ꦱꦶꦃꦲꦁꦪꦾꦠꦠꦸꦤꦭꦶꦮꦠ꧀꧈ꦪꦾꦩꦼꦠꦺꦫꦁꦱꦼꦩꦸ꧈ꦥꦺꦤꦰꦮꦶꦮꦃꦪꦤꦤ=ꦕꦶꦥꦠ꧈ꦲꦺꦢꦴꦃꦥꦉꦏꦰꦶꦃꦲꦼꦤꦤꦠꦼꦩꦧꦏꦁꦭ=ꦭ=
꧈ꦲꦁꦔꦭꦶꦤꦝꦸꦁꦲ=ꦱꦱꦩꦶꦠ꧉꧃ꦏꦁꦔꦸꦠꦩꦠꦤꦰꦃꦲꦸꦭꦃꦲ=ꦱꦷꦃ꧈ꦏꦢꦾꦉꦧꦧꦕꦊꦩꦥꦸꦁꦭꦤꦰꦾꦫ꧈ꦱꦲ=ꦔꦽꦺꦫꦲꦗ
ꦺꦏꦴꦻꦱꦏ꧀꧈ꦺꦱꦴꦭꦃꦱꦼꦉꦺꦥꦥꦥꦠꦸꦠ꧀꧈ꦲꦁꦪꦾꦭꦭꦶꦲꦤꦸꦠ=ꦱꦸꦭc꧈ꦩꦁꦏꦤꦲ=ꦱꦱꦩꦶꦠ꧈ꦲ9ꦺꦒꦺꦤꦲꦤꦢꦭꦹ꧈
ꦺꦪꦤꦤꦺꦢꦴꦃꦭꦮꦤꦰꦶꦃꦠꦼꦩꦧ꧈ꦁꦺꦪꦤꦤꦥꦉꦏꦪꦶꦠꦤꦲꦮꦼꦏꦱꦰ=ꦺꦮꦱꦛꦷ꧈ꦣꦠ9ꦲ=ꦥꦤꦤ9ꦔꦽꦫꦤ꧀꧈꧃ꦺꦪꦤꦏꦸꦩꦶꦭꦠꦰꦶꦃ
ꦺꦢꦤꦔꦠꦶꦪꦠꦷ꧈ꦥꦁꦔꦤꦢꦺꦼꦭꦭꦥꦶꦤꦭꦶꦃꦢꦸꦢꦸꦒ꧈ꦠ=ꦠ=ꦏꦃꦲ=ꦱꦶꦃꦏꦥꦶꦺꦤꦝꦴꦻꦤꦲꦁꦪꦾꦲꦩꦶꦮꦭꦏꦪꦹꦤ꧀꧈ꦏꦁꦱꦶꦤꦶꦲ
ꦤꦪꦶꦠꦤꦠꦤꦭꦭꦷ꧈ꦱꦏꦂꦱꦤꦤ=ꦧꦼꦤꦢꦫ꧈ꦺꦢꦤꦲꦤꦁꦸꦒꦭꦏꦪꦹꦤ꧀꧈ꦥꦩꦸꦫꦁꦸꦺꦔꦱꦶꦃꦥWꦕꦪ꧈ꦺꦪꦤꦒꦸꦩꦩꦥꦁꦏWꦱꦤꦤ=ꦒꦸꦱꦡꦷ꧈
Muhibah Budaya Purworejo | 14
ꦲꦶꦏꦸꦭꦩꦠꦢꦼꦢꦶꦭꦠ꧀꧈꧃ꦥꦺꦩꦧꦒꦭꦭꦺꦤꦮꦴꦁꦱꦸꦮꦶꦺꦠꦁꦒꦸꦱꦡꦷ꧈ꦭꦺꦭꦤꦏꦼꦺꦱꦢꦊꦔꦸꦱꦠꦸꦂꦺꦩꦭꦶꦏꦤ꧀꧈ꦩꦱꦏꦶꦠꦶꦪꦱ
ꦺꦧꦺꦧꦻꦠ꧈ꦤꦢꦾꦤꦒꦸꦤꦱꦒꦸꦤꦹꦁ꧈ꦥꦶꦠꦸꦫꦸꦤꦤꦥꦸꦁꦒꦮꦭꦩꦷ꧈ꦠꦤꦮꦫꦸꦁꦭꦮꦱꦭꦸꦮꦱ꧀꧈ꦲꦶꦱꦶꦤꦢꦶꦥꦸ ꦤꦭꦸꦁꦱꦂꦸ꧈ꦧꦼꦤꦢꦫꦺꦤꦥꦶ
ꦤꦸꦫꦶꦏꦤ꧀꧈ꦏꦼꦺꦭꦺꦮꦂꦫꦤꦲꦁꦊꦺꦧꦴꦤꦤꦶꦭꦏꦸꦤꦼꦱꦛꦷꦥ꧀꧈ꦤꦸꦭꦶꦧꦫꦁꦥꦫꦶꦩꦤ꧀꧈꧃ꦤꦶꦱꦛꦤꦤ=ꦺꦮꦴꦁꦮꦠꦺꦏꦩꦫꦺꦩꦫꦷ꧈
ꦒꦸꦱꦠꦶꦺꦤꦤꦮꦶꦤꦂꦢꦶꦺꦩꦴꦁꦱꦏꦼꦤꦤ꧈ꦲꦤꦸꦫꦸꦠꦠꦲ=ꦺꦣꦺꦮꦻꦏꦤ꧈ꦩꦸ ꦤꦝꦏꦕꦼꦺꦕꦺꦫꦴꦁꦲꦁꦔꦸꦱ꧀꧈ꦺꦤꦴꦫꦏꦼꦤꦢꦭꦢꦶꦥꦤꦸꦠꦶꦺꦠꦤꦤꦷ꧈
ꦺꦲꦴꦮꦃꦲꦠꦶꦕWꦫꦏꦃ꧈ꦲꦁꦺꦔꦭꦢꦶꦱꦼꦥꦸꦃ꧈ꦺꦪꦤꦤꦤꦺꦮꦴꦁꦥꦭꦼꦏꦰꦤ꧈ꦤꦢꦾꦤꦰꦤꦏꦲꦗꦮꦤꦶꦲꦁꦺꦔꦤꦤꦏꦷ꧈ꦕꦶꦭ
ꦏꦺꦤꦒꦸꦩꦤꦠꦾ꧉꧃ꦭꦤꦤꦗꦱꦶꦫꦲꦁꦔꦶꦱꦶꦤꦤꦶꦱꦷꦤ꧀꧈ꦺꦮꦴꦁꦢꦼꦺꦢꦴꦱꦤꦗꦼꦤ9ꦺꦲꦁꦭꦃꦩꦲ꧈ꦏꦼꦺꦤꦤꦁꦥꦤꦤWꦏꦧꦶꦤꦤꦁꦻꦒ
ꦭ꧀꧈ꦲ=ꦏꦁꦭꦁꦒ9ꦥꦶꦪꦁꦏꦹꦃ꧈ꦲꦁꦪꦾꦺꦏꦴꦤꦡꦥꦰꦩꦤꦤ=ꦭ=ꦒꦷꦃ꧈ꦔꦺꦠꦴꦏꦏꦼꦤꦰꦶꦃꦲ=ꦫꦢꦾ꧈ꦱꦥꦭꦒꦸꦱꦡꦶꦏꦹ꧈ꦲꦶꦏꦸꦱꦼ
ꦠꦾꦥꦤꦤꦫꦶꦩ꧈ꦒꦸꦱꦠꦶꦠꦸꦩꦤ꧀꧈ꦺꦏꦴꦭꦸꦂꦥꦶꦠꦗ9ꦲ=ꦒꦭꦷꦃ꧈ꦱꦂꦠꦠꦧꦼꦺꦫꦤꦤꦶꦫ꧉꧃ꦭꦤꦤꦗꦭꦸꦥꦠꦶꦧꦤꦤ=ꦏꦁꦱꦷꦃ꧈ꦮꦶ
ꦠꦰꦁꦫꦢꦾꦿꦥꦕꦪꦲ=ꦱꦶꦫ꧈ꦲꦥꦥ9ꦒꦺꦮꦩꦸꦮꦶꦻꦠꦠ꧈ꦲꦶꦏꦸꦗꦭꦂꦫꦤꦮꦃꦪꦹ꧈ꦺꦪꦺꦤꦏꦥꦾꦤꦤꦲꦩꦼꦭꦫꦠꦶ꧈ꦭꦭꦶꦮꦶꦠꦠ=
ꦱꦸꦩ9ꦏ꧈ꦭꦁꦒꦸꦏꦠ=ꦔꦭꦧꦮꦂꦸ꧈ꦒꦸꦩꦁꦸꦒꦸꦁꦔꦼꦒꦸꦁꦏꦼꦤꦤꦮꦏ꧀꧈ꦏꦢꦶꦠꦫꦸꦧꦽꦫꦠꦤꦏꦼꦺꦤꦤꦁꦔꦲꦸꦧꦧꦷ꧈ꦱꦫꦁꦺꦒꦴꦺꦣꦴꦁꦔꦧꦫꦒ
ꦱ꧀꧈꧃ꦠꦤꦢꦺꦩꦃꦏꦂꦪꦠꦩꦭꦤꦤꦶꦱꦛꦷꦥ꧀꧈ꦥꦶꦭꦶꦃꦩꦂꦒꦏꦲꦸ ꦤꦠꦸꦁꦔꦤꦤꦶꦫ꧈ꦫꦢꦾꦤꦏꦂꦪꦔꦼꦺꦣꦴꦺꦏꦤꦴꦻꦥꦁꦏꦤꦸꦿꦒꦃꦲ
ꦤꦪꦾꦁꦔꦒꦸꦁ꧈ꦮꦗꦶꦧꦭꦩꦸꦤ ꦠꦶꦤꦤꦏꦶꦠꦏꦷ꧈ꦱꦺꦪꦴꦒꦾꦮꦸꦮꦸꦃꦲꦤ꧈ꦱꦸꦏꦱ=ꦱꦁꦔꦸꦭꦸꦤ꧀꧈ꦲꦺꦏꦃꦺꦥꦴꦠꦁꦩꦸꦔꦮꦸꦭ꧈ꦺꦤꦴ
ꦫꦺꦧꦴꦺꦣꦴꦒꦸꦱꦠꦶꦥꦼꦤꦚꦲꦸꦂꦺꦫꦥꦶꦗO꧈ꦪꦾꦏꦼꦤꦝꦠꦩꦿꦩꦶꦃꦺꦥꦴꦠꦁ꧉꧃ꦺꦪꦤꦮꦶꦱꦩꦁꦱꦸꦢꦰꦸꦩꦸꦁꦏꦼꦩꦲꦁꦔꦧꦢꦷ꧈ꦩꦾꦁꦒꦸꦱꦡꦶꦩꦸ
ꦿꦥꦮꦶꦫꦱꦾꦗꦂꦤ꧈ꦺꦢꦤꦠꦁꦒꦶꦤꦱꦰꦏꦂꦱꦻꦤꦤ꧈ꦤꦢꦾꦤꦏꦶꦺꦤꦤꦤꦔꦩꦧꦸꦁ꧈ꦲ=ꦥꦶꦥꦶꦤꦤ=ꦤꦒꦺꦢꦤꦤꦒꦭꦷꦱ꧀꧈ꦲꦩꦧꦸꦁꦔꦼꦤꦠꦼꦩꦃꦭꦶꦤ
꧈ꦱꦲꦶꦢꦢ=ꦪꦾꦁꦔꦒꦸꦁ꧈ꦺꦮꦴꦁꦮꦱꦮꦱꦥ9ꦒꦺꦮꦺꦱꦠꦤ꧀꧈ꦲꦸꦭꦠꦰꦶꦫꦁꦸꦲꦶꦱꦶꦤꦤꦶꦱꦶꦤꦭꦿꦥꦶꦃꦲꦠꦷꦤ꧀꧈ꦠꦩꦠꦸꦔꦼꦺꦢꦴꦃꦲꦶꦧꦼ
ꦒꦗ꧉꧃ꦒꦩꦥꦁꦔꦁꦺꦔꦭꦮꦼꦮꦠꦼꦏꦤꦒꦸꦱꦠꦷ꧈ꦺꦪꦤꦤꦗꦾꦁꦺꦔꦭꦭꦸꦩꦸꦃꦏꦕꦼꦒꦠꦠꦤ꧀꧈ꦱꦥꦲꦸꦢꦂꦸꦧꦼꦤWꦺꦥꦺꦛꦴꦠ꧀꧈ꦢꦢꦶ
Muhibah Budaya Purworejo | 15
ꦩꦁꦸꦺꦤꦠꦾꦭꦸꦫꦸꦃ꧈ꦚꦶꦥꦠꦲꦁꦒꦤꦤꦶꦺꦫꦁꦱꦸꦫꦠꦠꦷ꧈ꦮꦶꦒꦾꦭꦶꦥꦸꦂꦫ=ꦢꦸꦒ꧈ꦺꦪꦤꦒꦩꦥꦁꦱꦶꦃꦤꦸꦗꦹ꧈ꦏꦼꦤꦤꦥꦶꦤꦭꦂꦠꦂꦸꦭꦩ꧈ꦲ
ꦺꦏꦃꦺꦲꦤꦏ꧀꧈ꦺꦤꦴꦫꦏꦪꦺꦮꦴꦁꦺꦔꦴꦭꦃꦱꦷꦃ꧈ꦺꦏꦫ=ꦔꦤꦤ=ꦱꦼꦱꦩ꧉꧃ꦺꦮꦴꦁꦏꦺꦱꦥꦩꦸꦤꦤꦺꦥ꦳ꦏꦠꦸꦢꦸꦃꦧꦼꦕꦶꦏ꧀꧈ꦠ
ꦤꦥꦿꦔꦱꦤꦸꦭꦶꦏꦱWꦫꦏꦠ꧀꧈ꦩꦸꦫ=ꦩꦸꦫ=ꦥꦁꦺꦔꦫꦻꦤꦤꦺꦤꦴꦫꦲꦶꦤꦪꦾꦁꦔꦒꦸꦁ꧈ꦥꦣꦱꦶꦤꦁꦸꦠꦁꦔꦤꦭꦤꦰꦶꦏꦶꦭ꧀꧈ꦲꦠꦶꦏꦸ
ꦥ=ꦭꦤꦩꦠ꧈ꦺꦮꦴꦁꦲ=ꦏꦁꦭꦶꦤꦸꦲꦁꦸ꧈ꦲꦠꦱꦒꦼꦒꦮꦺꦤꦥꦣ꧈ꦩꦔꦭꦃꦩꦔꦭꦃꦒꦸꦱꦡꦶꦄꦭꦃꦺꦢꦤꦥꦸꦠꦁꦸꦔꦷ꧈ꦲꦶꦏꦸꦱꦿꦠꦸꦤ=ꦗ
ꦒꦠ꧀꧈꧃ꦧꦢꦤꦤꦶꦏꦸꦏꦪꦗꦫꦶꦠꦥꦸꦠꦷꦃ꧈ꦏꦼꦤꦁꦉꦒꦼꦢꦠꦸꦩꦸꦭꦾꦒꦶꦤꦶꦫꦃ꧈ꦺꦮꦴꦁꦱꦭꦃꦭꦤꦤꦥꦸꦤ ꦠꦼꦻꦤꦤ꧈ꦮꦭꦶꦮꦭꦶ
ꦤꦼꦭꦸꦠꦹꦃ꧈ꦺꦤꦴꦫꦥꦸꦠꦶꦃꦠꦶꦒꦱꦰ=ꦔꦸꦤꦷ꧈ꦲꦸꦥꦩꦥꦤꦗꦁꦥꦼꦕꦃ꧈ꦺꦏꦴꦥꦾꦃꦮꦸꦱꦔꦼꦭꦸꦿꦩꦥꦸꦏ꧀꧈ꦮꦶꦤꦤꦭꦶꦏꦢꦢꦶꦠꦂꦫꦸꦩꦥꦃ꧈
ꦫꦒꦲꦶꦏꦸꦲꦗꦏꦺꦮꦴꦁꦔꦤꦗꦼꦗꦫꦷꦠ꧀꧈ꦔꦽꦏꦰꦱꦸꦕꦶꦤ=ꦧꦢꦤ꧀꧈꧃ꦠꦼꦭꦁꦸꦿꦥꦏꦫꦕꦕꦢꦢ=ꦔꦸꦫꦷꦥ꧀꧈ꦣ=ꦔꦶꦤꦮꦤꦶꦤ
ꦫꦗꦁꦱꦸꦥꦠ꧈ꦩꦾꦁꦮꦊꦂꦺꦫꦺꦮꦴꦁꦠꦸꦮꦻꦤ꧈ꦥꦶꦺꦤꦝꦴꦗꦸꦱꦠꦏꦥꦩꦸꦮꦸꦱ꧀꧈ꦲꦁꦺꦔ ꦤꦢꦤꦶꦿꦥꦱꦼꦠꦾꦪꦼꦏꦡꦷ꧈ꦲꦶꦏꦸꦢꦸꦤꦸꦁꦺꦮꦴꦁꦕꦶ
ꦿꦢ꧈ꦗꦁꦏꦼꦥꦚꦠꦼꦠꦼꦭꦸ꧈ꦺꦮꦴꦁꦢꦠꦿꦤꦮꦃꦏꦥꦼꦤꦼꦢꦢꦤ꧀꧈ꦲ=ꦱꦼꦱꦩ꧈ꦿꦥꦶꦠꦸꦮꦶꦤꦩꦸꦁꦒꦸꦃꦲ=ꦒꦸꦱꦠꦷ꧈ꦺꦮꦴꦁꦺꦪꦴꦩꦩꦤꦤꦶꦕꦣꦁꦘ꧉
꧃ꦕꦶꦭꦏꦺꦤꦺꦮꦴꦁꦔꦸꦫꦶꦥꦥꦸꦤꦶꦏꦷ꧈ꦤ=ꦒꦺꦭꦧꦴꦺꦧꦴꦠꦰꦩꦂꦸꦮꦠ=ꦔꦮꦏ꧀꧈ꦩꦁꦸꦿꦩꦶꦃꦒꦼꦺꦣꦺꦤꦠꦲꦶꦻꦤ꧈ꦗꦼꦤ9ꦺꦮꦴꦁ
ꦠꦿꦤꦮꦶꦤꦔꦸꦏꦂꦸ꧈ꦱꦸꦒꦶꦃꦲꦸꦠꦁꦲꦩꦼꦭꦫꦠꦷ꧈ꦩꦫ=ꦲꦤꦏꦥꦸꦠꦸꦤꦚ꧈ꦲꦭꦱꦤꦤꦤꦶꦥꦸꦤ꧀꧈ꦲꦤꦏꦥꦸꦠꦸꦺꦤꦤꦠꦸꦫꦶꦢ꧈ꦥꦥ
ꦤꦶꦱꦛꦱꦏ=ꦺꦥꦴꦭꦃꦲ=ꦲ=ꦱꦸꦢꦂꦩꦷ꧈ꦺꦮꦴꦁꦔꦸꦫꦶꦥꦠꦤꦥꦿꦔꦱ꧉꧃ꦠꦼꦒꦼꦺꦱꦰꦺꦮꦴꦁꦧꦲꦸꦉꦺꦏꦰꦁꦒꦸꦱꦡꦷ꧈ꦧꦲꦸꦏꦸꦮ
ꦠꦥꦁꦺꦿꦔꦃꦺꦏꦫ=ꦏꦤꦤꦤ꧀꧈ꦱꦸꦩꦼꦏꦠꦩꦿꦩꦶꦃꦠꦂꦠꦶꦻꦧꦧ꧈ꦧꦲꦸꦊꦊꦁꦔꦼꦤꦤꦶꦏꦹ꧈ꦢꦠꦤꦏꦼꦤꦤꦧꦶꦤꦸꦃꦏꦼꦤꦏꦂꦢꦷ꧈ꦺꦪꦤꦠꦤꦥꦤꦤ=
ꦔꦭꦭꦶꦫ꧈ꦭꦤꦠꦾꦿꦱꦠꦸꦱꦭꦸꦩꦏꦹ꧈ꦺꦤꦴꦫꦥꦠꦶꦠꦶꦱꦫꦸꦩꦼꦏꦰ꧈ꦒꦒꦥꦒꦸꦒꦸꦥ ꦠꦁꦔꦺꦤꦤꦺꦢꦤꦤꦫ=ꦔꦸꦫc꧈ꦺꦪꦤꦏꦶꦤꦼꦺꦛꦴꦏꦏꦭꦫ꧉
꧃