bahan tpa
DESCRIPTION
TPATRANSCRIPT
-
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS UDARA DALAM RUMAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
SAMPAH KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN
TAHUN 2008
TESIS
Oleh
M E I R I N D A
067031008/MKLI
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS UDARA DALAM RUMAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
SAMPAH KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN
TAHUN 2008
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Magister Manajemen Kesehatan Lingkungan Industri
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
M E I R I N D A 067031008/MKLI
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2008
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DENGAN KUALITAS UDARA DALAM RUMAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2008
Nama Mahasiswa : Meirinda Nomor Pokok : 067031008 Program Magister : Manajemen Kesehatan Lingkungan Industri
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS) (Ir. Indra Chahaya S, MSi) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,MSc)
Tanggal lulus : 04 September 2008
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Telah diuji pada : Tanggal : 04 September 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS
Anggota : 1. Ir. Indra Chahaya S, MSi
2. Prof. Ir. Zulkifli Nasution, PhD
3. Drs. Chairuddin, MSc
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
PERNYATAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS UDARA DALAM RUMAH DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
SAMPAH KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2008
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, September 2008
MEIRINDA 067031008/MKLI
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
RIWAYAT HIDUP
Nama : Meirinda
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Binjai, 18 Mei 1975
Agama : Islam
Alamat : Jalan Eka Rasmi Perumahan Villa Johor Blok B-9
Medan
Telp : 061- 30039072
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 020262 Binjai : 1981-1987
2. SMP Negeri 2 Binjai : 1987-1990
3. Sekolah Menengah Analis Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Medan : 1990-1993
4. D-3 PendidikanTeknologi Kimia Industri Medan : 1993-1996
5. Teknik Industri Universitas Medan Area : 2000-2002
6. Program Magister Manajemen Kesehatan
Lingkungan Industri Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara : 2006-2008
RIWAYAT PEKERJAAN
1. PNS pada Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Medan. : 1998 - sekarang
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
ABSTRAK
Tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) mempunyai fungsi yang sangat penting, namun dapat menimbulkan dampak menurunnya kualitas lingkungan disebabkan tumpukan sampah menghasilkan berbagai polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara baik di dalam rumah maupun di luar rumah yang berada disekitar TPAS serta menyebabkan terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Pembusukan sampah akan menghasilkan antara lain gas methane (CH4), gas hidrogen sulfida (H2S) yang bersifat racun bagi tubuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas udara dalam rumah di sekitar TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Jenis penelitian adalah penelitian survai bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Uji statistik regresi linier dengan tingkat keyakinan () 0,05 dilakukan untuk mengetahui hubungan kualitas kimiawi udara dalam rumah penduduk di sekitar TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dengan jarak rumah dari TPAS dan kualitas fisik rumah. Jumlah responden sebanyak 30 KK dengan lokasi pengambilan sampel dilakukan pada rumah penduduk sekitar TPAS yang berjarak 0 m sebanyak 4 KK, 100 m sebanyak 6 KK, 200 m sebanyak 8 KK dan 300 m sebanyak 12 KK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi gas SO2, H2S, NH3, dan CH4 dengan jarak rumah dari TPAS Terjun, masing-masing dengan nilai p= 0,001; 0,012; 0,000, dan 0,000. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas fisik rumah dengan konsentrasi gas SO2 (p=0,021), H2S (p=0,001), NH3 (p=0,005) dan CH4 (p=0,017) di udara dalam rumah penduduk sekitar TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
Diharapkan pemerintah kota Medan memperbaiki sistim pengolahan sampah yang ada dengan metode dan teknik yang berwawasan lingkungan serta menanami jenis pepohonan seperti mahoni, angsana, beringin, dan lain-lain di sekitar TPAS terjun untuk menyerap polutan-polutan gas dari TPAS. Bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi TPAS agar memperbaiki kualitas fisik rumahnya sehingga sirkulasi udara dalam rumah menjadi lancar.
Kata kunci : Tempat pembuangan akhir sampah, kualitas udara dalam rumah.
iMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
ABSTRACT
Garbage dump sites has a very important function but it can bring an impact in the form of environmental quality degradation because the pile of garbage produces various pollutants which can pollute either indoor or outdoor air that the incident of Acute Respiratory Tract Infection. Garbage decomposing will produce methane gas (CH4), hydrogen sulfide gas (H2S), and ammonia gas (NH3) that can be a toxin for human body. The purpose of this study is to analyze the factors related to the Air Quality inside the House around the garbage dump site in Kelurahan Terjun, Medan Marelan Subdistrict. This observational study with cross sectional design was conducted in the vicinity of the garbage dump site in Kelurahan Terjun, Medan Marelan Subdistrict with the samples of 4 houses with distance of 0 (zero) meter, 6 houses with the distance of 100 meters, 8 houses with distance of 200 meters and 12 houses with the distance of 300 meters from the garbage dump site. The relationship between the chemical quality of air in the houses and distance of the houses from the garbage dump site and physical quality of the houses was statically examined by means of linear regression test. The result of this study show that there is a relationship between the concentration of SO2 (p=0,001), H2S (p=0,012), NH3 (p=0,000) and CH4 (p=0,000) gases and the distance of the houses from the Terjun garbage dump site. There is a relationship between the physical quality of the houses and the concentration of SO2 (p=0,021), H2S (p=0,001), NH3 (p=0,005) and CH4 (p=0,005) gases found in the air inside the residents house around the garbage dump site in Kelurahan Terjun , Medan Mareland Sub-district. It is expected that the Municipal Government of Medan to improve the existing treatment system of garbage by using environmental-oriented methods and growing such trees as mahogany, angsena, banyan tree, etc around the garbage dump site to absorb the gas pollutants. In addition, the community who lived around the location of garbage, it is expected to improve the physical quality of their houses to make air circulation smoother. Key word: Garbage Dump Site, Air Quality inside the House
iiMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Magister Kesehatan pada Program Studi
Manajemen Kesehatan Lingkungan Industri, Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara Medan.
Proses penulisan dapat terwujud berkat dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengungkapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. T. Chairun Nisa B, MSc, Direktur Pasca Sarjana Universitas Sumatera
Utara.
2. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS, Ketua Program Studi Magister Manajemen
Kesehatan Lingkungan Industri, dan Ketua Komisi Pembimbing penulisan tesis.
3. Ir. Indra Chahaya S, MSi., selaku anggota Komisi Pembimbing penulisan tesis
yang selalu mendorong dan meluangkan waktu untuk membimbing, serta
memberikan masukan bagi penulis.
4. Prof. Ir. Zulkifli Nasution, PhD. dan Drs. Chairuddin, MSc., selaku dosen
pembanding tesis.
iiiMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
5. Keluarga tercinta: Ibunda Hj. Djamilah, Suami Rinaldi, ST serta kedua buah hati
M. Adithya Rinanda dan Fadhil Fadhlullah Rinanda yang selalu mendoakan dan
menjadi motivasi bagi penulis.
6. Teman-teman MKLI 06 khususnya Alfattah Faisal M, Mahyudi selaku rekan
sejawat yang telah banyak membantu penulis, Yanti Agustini, Butet B.
Manurung, Marlinang dan Mustar.
7. Ibu Dra. Indah Anggraini, MSi., yang selalu memberikan support dan masukan
bagi penulis.
8. Semua pihak yang telah ikut membantu proses penyusunan tesis ini hingga
selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan tesis ini. Semoga hasil dari tesis ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Medan, September 2008
Penulis
ivMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
RIWAYAT HIDUP
Nama : Meirinda
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Binjai, 18 Mei 1975
Agama : Islam
Alamat : Jalan Eka Rasmi Perumahan Villa Johor Blok B-9
Medan
Telp : 061- 30039072
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 020262 Binjai : 1981-1987
2. SMP Negeri 2 Binjai : 1987-1990
3. Sekolah Menengah Analis Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Medan : 1990-1993
4. D-3 PendidikanTeknologi Kimia Industri Medan : 1993-1996
5. Teknik Industri Universitas Medan Area : 2000-2002
6. Program Magister Manajemen Kesehatan
Lingkungan Industri Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara : 2006-2008
RIWAYAT PEKERJAAN
1. PNS pada Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Medan. : 1998 - sekarang
vMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... i ABSTRACT..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR iii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi BAB I. PENDAHULUAN .. 1
1.1. Latar Belakang .. 1
1.2. Perumusan Masalah .. 4
1.3. Tujuan Penelitian .. 5
1.4. Hipotesis 6
1.5. Manfaat Penelitian 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA . 7
2.1. Perumahan dan Lingkungan . 7
2.2. Persyaratan Rumah Sehat . 8
2.3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 15
2.4. Sampah Padat ... 16
2.5. Karakteristik Sampah ... 19
2.6. Pengolahan Sampah ..... 21
2.7. Tempat Pembuangan Akhir Sampah ... 23
2.8. Pencemaran Udara 26
2.9. Polusi Udara Dalam Ruang .. 31
2.10.Kerangka Konsep .. 34
BAB III. METODE PENELITIAN .. 35
3.1. Jenis Penelitian 35
viMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
3.2. Lokasi Penelitian .......................................................................... 35
3.3. Waktu Penelitian .......................................................................... 35
3.4. Populasi dan Sampel ..................................................................... 36
3.5. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 36
3.6. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 38
3.7. Variabel dan Definisi Operasional ................................................ 40
3.8. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 43
3.9. Metode Analisa Data ................................................................... 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN ..... 45
4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah................................... 45
4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Fisik Rumah.......... 46
4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Fisik Udara Dalam Rumah ............................................................................ 47
4.4. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik Udara Dalam Rumah.............. 48
4.5. Hasil Pengukuran Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah ........ 49
4.6. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah............ 50
4.6.1. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Konsentrasi gas SO2 di Udara Dalam Rumah......................................................... 50
4.6.2. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Konsentrasi gas H2S di Udara Dalam Rumah......................................................... 51
4.6.3. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Konsentrasi gas NH3 di Udara Dalam Rumah......................................................... 51
4.6.4. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Konsentrasi gas CH4 di Udara Dalam Rumah.......................................................... 52
4.7. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah ...................................................... 53
viiMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
4.7.1. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Konsentrasi gas SO2 di Udara Dalam Rumah..................... 53
4.7.2. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Konsentrasi gas H2S di Udara Dalam Rumah.................... 53
4.7.3. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Konsentrasi gas NH3 di Udara Dalam Rumah.................... 54
4.7.4. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Konsentrasi gas CH4 di Udara Dalam Rumah.................... 54
BAB V. PEMBAHASAN.................... 55
5.1. Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah ......................................... 55
5.2. Hubungan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah ............. 58
5.3. Hubungan Kualitas Fisik Rumah dengan Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah ..................................................................... 62
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 65
6.1. Kesimpulan .................................................................................... 65
6.3. Saran .............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68
viiiMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Penyakit yang Ditimbulkan oleh Rumah yang Tidak Sehat....................... 10
2.2. Jenis-Jenis Pencemaran Udara .................................................................... 28
3.1. Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan Proporsi ...................................... 37
3.2. Tabel Definisi Operasional Penelitian ........................................................ 42
4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Rumah dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan pada Tahun 2008........................................................................... 45
4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Fisik Rumah di Sekitar
Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan pada Tahun 2008.............................................................. 46
4.3. Kualitas Fisik Rumah Responden di Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan pada Tahun 2008............................................. 47
4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Kualitas Fisik Udara Dalam Rumah di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan
Terjun Kecamatan Medan Marelan pada Tahun 2008................................ 48
4.5. Hasil Pengukuran Kualitas Fisik Udara Dalam Rumah di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan pada Tahun 2008............................................................... 49
4.6. Hasil Pengukuran Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008..................................................... 50
ixMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Model Oksidasi Biologi (Tebbutt, 1982) ..................................................... 18
2. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................ 34
xMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan (Kualitas Udara) ......................... 71
2. Data Hasil Penelitian ....................................................................................... 72
3. Gambar Lokasi Penelitian ............................................................................... 76
4. Foto Udara Lokasi Penelitian ................. 77
5. Peta TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan ............................. 78
6. Arah dan Kecepatan Angin Dominan Kecamatan Medan Marelan................. 79
7. Pengolahan analisa data dengan komputer .................................................... 81
xiMeirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
xii
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia
yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (Notoatmodjo, 2005).
Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa
upaya kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat dan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, tempat
kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya yang meliputi penyehatan air, udara,
pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi, kebisingan, pengendalian
vektor dan penyehatan lainnya.
Keterbatasan tempat tinggal di daerah perkotaan semakin meningkat dari
waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk lebih cepat dibandingkan dengan
ketersediaan lahan. Kondisi ini mengakibatkan munculnya permasalahan perumahan
yang semakin rumit di perkotaan terutama masalah sanitasi lingkungan yang kurang
baik. Penduduk dengan status sosial ekonomi rendah jumlahnya cukup banyak, dan
untuk mengatasi kebutuhan perumahan, mereka cenderung tinggal di daerah
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
2
pinggiran, termasuk masyarakat umum dan pemulung yang bermukim di sekitar
lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS). Pemulung yang menjadikan
TPAS sebagai sumber mata pencahariannya bahkan mendirikan rumahnya di atas
timbunan sampah di lokasi TPAS. Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat dan
sulitnya mencari pekerjaan yang layak membuat para pemulung tetap bertahan
tinggal di lokasi TPAS.
Tempat pembuangan akhir sampah mempunyai fungsi yang sangat penting,
namun dapat menimbulkan dampak yaitu menurunnya kualitas lingkungan yang
disebabkan karena tumpukan sampah menghasilkan berbagai polutan yang dapat
menyebabkan pencemaran udara. Pemukiman yang ada di sekitar TPAS sangat
beresiko bagi kesehatan penghuninya. Pembusukan sampah akan menghasilkan
antara lain gas metan (CH4), gas amonia (NH3), dan gas hidrogen sulfida (H2S) yang
bersifat racun bagi tubuh. Selain beracun H2S juga berbau busuk sehingga secara
estetis tidak dapat diterima; jadi, penumpukan sampah yang membusuk tidak dapat
dibenarkan (Soemirat, 2004).
Masalah yang dihadapi para pengelola sampah adalah mengenai metode dan
lokasi pemindahan fisik sampah dari TPS (Tempat Pembuangan Sementara) ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir). Sampah secara mekanis dibuang, ditumpuk, ditimbun,
diratakan, dipadatkan, dan dibiarkan membusuk serta mengurai sendiri secara alami
di TPA. Sebagian lain dibakar secara langsung di tempat dengan atau tanpa
menggunakan fasilitas insinerator/tungku pembakaran (Kramadibrata, 2006).
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
3
Tercemarnya udara di sekitar TPA sampah menyebabkan kesehatan
lingkungan terganggu, termasuk kualitas udara dalam rumah yang berada disekitar
TPA sampah terutama meningkatnya penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA). Hasil kajian dari Departemen Kesehatan pada tahun 2004/2005 menyatakan
bahwa penyakit ISPA selalu berada di urutan pertama dari sepuluh besar penyakit di
80% kabupaten/kota pada 22 propinsi di Indonesia. Diketahui bahwa resiko
terjadinya ISPA, Pneumonia dan penyakit gangguan saluran pernafasan lainnya
disebabkan oleh buruknya kualitas udara di dalam rumah/gedung dan di luar rumah
baik secara fisik, kimia maupun biologis.
Menurut penelitian Mardiani (2006) tentang Hubungan Kualitas Udara
Ambien dan Vektor Terhadap Gangguan Keluhan Saluran Pernafasan dan Saluran
Pencernaan di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah menunjukkan bahwa
kadar gas H2S terdeteksi melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) pada radius 150 meter
dari TPA, sedangkan kadar polutan udara yang lain belum melebihi NAB. Studi
AMDAL terhadap TPA Bantar Gebang Bekasi tahun 1989 menyatakan bahwa
timbulnya pencemaran udara akibat meningkatnya konsentrasi gas serta timbulnya
bau, baik yang ditimbulkan pada tahap operasi penimbunan dan pemadatan sampah
maupun setelah selesainya tahap operasi (Noriko, 2003).
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Kelurahan Terjun Kecamatan
Medan Marelan berada dekat dengan perumahan penduduk. Pengolahan sampah di
TPAS Terjun yang menggunakan sistim open dumping (penumpukan terbuka)
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
4
meningkatkan pencemaran. Di sekitar lokasi TPAS Terjun banyak berdiri rumah,
baik rumah penduduk maupun pemulung. Hal ini bertentangan dengan Keputusan
Menkes RI No. 829 tahun 1999 tentang Persyaratan kesehatan perumahan dan
lingkungan pemukiman, dimana salah satu persyaratan adalah tidak terletak pada
daerah bekas Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
Lokasi TPAS Terjun yang berada di sekitar perumahan penduduk sangat
berpeluang menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, diantaranya
pencemaran udara di luar maupun di dalam rumah. Timbunan sampah yang ada di
TPAS Terjun menimbulkan bau yang tidak sedap. Data dari Puskesmas Terjun
Kecamatan Medan Marelan menyatakan bahwa penyakit ISPA dengan jumlah kasus
sebanyak 1.840 berada di urutan pertama dari sepuluh penyakit terbanyak di
puskesmas selama bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2007. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan oleh pencemaran yang berasal dari TPAS Terjun.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari uraian di atas maka dapat dirumuskan yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan kualitas udara dalam rumah di sekitar Tempat Pembuangan
Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
5
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan jarak rumah dan kualitas fisik rumah dengan
kualitas udara dalam rumah di sekitar TPAS Terjun Kecamatan Medan Marelan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jarak rumah penduduk dengan TPAS di Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan.
2. Untuk mengetahui kualitas fisik perumahan (ventilasi, luas lantai, jenis lantai,
jenis dinding) di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
3. Untuk mengetahui kualitas fisik udara (suhu, kelembaban, pencahayaan) dalam
rumah, dan kualitas kimiawi udara (SO2, H2S, NH3, dan CH4) dalam rumah di
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
4. Untuk mengetahui hubungan jarak rumah dengan kualitas kimiawi udara dalam
rumah di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
5. Untuk mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dengan kualitas kimiawi udara
dalam rumah di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
6
1.4. Hipotesis
1. Ada hubungan antara jarak rumah dengan kualitas kimiawi udara dalam rumah di
sekitar TPAS Terjun Kecamatan Medan Marelan.
2. Ada hubungan antara kualitas fisik rumah dengan kualitas kimiawi udara dalam
rumah di sekitar TPAS Terjun Kecamatan Medan Marelan.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi Pemerintah Kota dalam program pengelolaan sampah
di TPA Terjun.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai kualitas udara pada pemukiman
sekitar TPA Terjun.
3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan kesehatan lingkungan khususnya
mengenai kualitas bakteriologi udara pada pemukiman sekitar TPA dan
sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya.
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perumahan dan Lingkungan
Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang
disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat
bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat
berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status
lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000).
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar selain makanan dan pakaian
bagi penduduk. Permintaan unit rumah akan terus meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduk. Di lain pihak, terbatasnya lahan untuk pemukiman dan
penawaran perumahan hanya tertuju pada suatu golongan masyarakat tertentu. Hal ini
merupakan kendala bagi sebagian besar masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
perumahannya dan secara tidak langsung berpengaruh pada tingginya harga rumah,
sedangkan tingkat pendapatan penduduk relatip rendah. Dengan demikian, banyak
rumah tangga menempati rumah yang kurang layak, baik dipandang dari segi
kesehatan lingkungan maupun luas lantai perkapita (Ebenhaezer, 2000).
Secara umum masyarakat golongan ekonomi rendah lebih banyak mengalami
masalah perumahan dibanding masyarakat dengan tingkat ekonomi yang baik.
Masalah utama yang perlu diperhatikan adalah pengadaan serta kelengkapan sarana
7Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
perumahan. Rumah yang layak sebaiknya mampu memenuhi syarat kesehatan
penghuninya (Ebenhaezer, 2000).
Lingkungan perumahan memiliki berbagai variabel diantaranya: jenis dinding,
lantai, sumber air, sumber penerangan, saluran pembuangan air, cara pembuangan
sampah dan lain-lain. Variabel-variabel lingkungan perumahan tersebut harus
memiliki kualitas standard yang didasarkan atas penilaian mutu material yang
digunakan serta cara dan bentuk penggunaannya.
2.2. Persyaratan Rumah Sehat
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia,
dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga
memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan
kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan adalah ketentuan teknis kesehatan
yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang
bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan
kesehatan.
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan (UU RI No. 4/1992).
Pemukiman yang baik terdiri dari kumpulan rumah yang dilengkapi dengan
berbagai fasilitas pendukungnya seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat
8Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
sampah, sumber air bersih, lampu jalan, bebas banjir dan lain-lain. Standar arsitektur
bangunan terutama untuk pemukiman umum pada dasarnya ditujukan untuk
menyediakan rumah tinggal yang cukup baik dalam bentuk desain, letak dan luas
ruangan, serta fasilitas lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga atau dapat
memenuhi persyaratan rumah tinggal yang sehat dan menyenangkan.
Rumah harus sehat agar penghuninya dapat bekerja secara produktif.
Konstruksi rumah dan lingkungannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan
merupakan faktor risiko sebagai sumber penularan berbagai penyakit, khususnya
penyakit yang berbasis lingkungan.
Menurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan sehat
apabila : (1) Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari
udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang nyaman, dan
kebisingan 45-55 dB.A.; (2) Memenuhi kebutuhan kejiwaan; (3) Melindungi
penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki penyediaan air bersih,
sarana pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah yang saniter dan
memenuhi syarat kesehatan; serta (4) Melindungi penghuninya dari kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan bahaya kebakaran, seperti fondasi rumah yang kokoh,
tangga yang tidak curam, bahaya kebakaran karena arus pendek listrik, keracunan,
bahkan dari ancaman kecelakaan lalu lintas (Sanropie, 1992; Azwar, 1996).
9Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Tabel 2.1. Penyakit yang Ditimbulkan oleh Rumah yang Tidak Sehat
Penyakit Masalah Lingkungan yang relevan Strategi Pencegahan
Infeksi saluran pernapasan akut
Polusi udara dalam rumah & kepadatan
Peningkatan ventilasi. Peningkatan dapur, alat masak. Penyediaan listrik pada penduduk desa dan penduduk miskin kota.
Diarrhea Sanitasi, penyediaan air dan hygiene / kebersihan
Peningkatan kualitas air. Peningkatan kuantitas air dengan meningkatkan keterjangkauan & jaminan suplai air. Peningkatan sanitasi dan kebersihan (perilaku cuci tangan, memasak air, mencegah penggunaan sumber yang tidak aman).
Cacing Usus Sanitasi, penyediaan air dan hygiene Sama dengan diarrhea
Penyakit Masalah Lingkungan yang relevan Strategi Pencegahan
Malaria Penyediaan air
Peningkatan manajemen air permukaan. Menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk. Mengurangi kunjungan ke tempat sarang nyamuk. Menggunakan kelambu.
Demam Dengue Penyediaan air dan
pengumpul-an sampah
Sama dengan malaria
Penyakit Tropik (schistommiasis, trypanosomiasis
dan filariasis)
Sanitasi, pembuangan sampah, tempat berkembang biak vektor sekitar rumah
Mengurangi kontak dengan air yang terinfeksi Mengontrol populasi keong Filter air
TBC Kepadatan Peningkatan kualitas dan kuantitas rumah Penyakit saluran
napas kronis Polusi udara dalam
rumah Sama dengan penyakit saluran napas akut.
Sumber: Dinas Perumahan DKI Jakarta, 2006
10Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaksanakan
tahun 1995 (Ditjen PPM dan PL, 2002) penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) yang merupakan penyebab kematian terbanyak kedua dan tuberkulosis yang
merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga erat kaitannya dengan kondisi
sanitasi perumahan yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan dan sanitasi
lingkungan yang tidak memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadap penyakit diare
(penyebab kematian urutan nomor empat) disamping penyakit kecacingan yang
menyebabkan produktivitas kerja menurun.
Dalam penilaian rumah sehat menurut Kepmenkes RI No.
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, parameter
rumah yang dinilai meliputi lingkup 3 (tiga) kelompok komponen penilaian, yaitu:
1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar
tidur, jendela kamar keluarga, dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap
dapur, pencahayaan;
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran,
sarana pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan sampah; dan
3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi perilaku membuka jendela kamar tidur,
membuka jendela ruang keluarga dan tamu, membersihkan halaman rumah,
membuang tinja bayi/anak ke kakus, dan membuang sampah pada tempatnya.
11Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi
parameter sebagai berikut :
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
atau bekas tambang;
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti
jalur pendaratan penerbangan.
2. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3;
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
e. Kebisingan dan getaran
f. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
g. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
12Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes
No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain: debu total kurang dari 150 g/m2,
asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300
mg/kg bahan;
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruangan
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air
dan mudah dibersihkan;
c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat
menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan
tidak menyilaukan mata.
13Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
4. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman antara 18 30 oC;
b. Kelembaban udara 40 70 %;
c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
d. Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni;
e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.
g. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
7. Penyediaan air
a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/
orang/hari;
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air
minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman .
9. Pembuangan Limbah
a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
14Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang
tidur.
2.3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan mempunyai luas
area keseluruhan 16,05 Km2 dengan luas pemukiman 2,1 Km2, dengan deskripsi
wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak,
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli,
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan, dan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia.
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan terbagi dalam 22 Lingkungan.
Lokasi penelitian dilakukan pada lingkungan 13 yang mempunyai luas area 225 Ha
dan terdiri dari 320 KK/RT. Sebagian besar penduduknya mempunyai mata
pencaharian sebagai buruh dan nelayan dengan tingkat perekonomian menengah ke
bawah. Di Lingkungan 13 Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat
lahan Pemerintah Kota Medan seluas 10 Ha yang dijadikan sebagai Tempat
Pembuangan Akhir Sampah, atau dikenal sebagai TPAS Terjun.
15Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan mulai beroperasi tahun
1991. Sampah-sampah yang ada dari TPS (Tempat Pembuangan Sementara) di kota
Medan dan dari TPS sekitar TPAS Terjun dibuang setiap hari ke lokasi TPAS Terjun.
Sistem yang digunakan untuk mengolah sampah di TPAS Terjun menggunakan
sistem open dumping.
Di sekitar lokasi TPAS Terjun banyak berdiri rumah-rumah penduduk,
sebagian telah ada sebelum TPAS Terjun dibuat dan banyak pula yang baru dibangun
setelah TPAS ada. Lahan-lahan kosong di sekitar lokasi TPAS dan letaknya
bersebelahan langsung dengan TPAS Terjun, sebelumnya merupakan areal
persawahan dan rawa-rawa, tetapi saat ini sebagian telah berdiri rumah-rumah
penduduk. Bahkan sebagai tanah timbunan untuk membangun rumah mereka
digunakan dari timbunan sampah dengan bantuan mobil pengeruk yang sengaja di
sewa oleh penduduk untuk meratakan sampah.
2.4. Sampah Padat
Sampah adalah sesuatu bahan/benda padat yang terjadi karena berhubungan
dengan aktivitas manusia yang tidak dipakai lagi, tidak disenangi dan dibuang
dengan cara-cara saniter kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia
(Kusnoputranto, 1986).
Sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di
lingkungan. Berbagai aktivitas dilakukan manusia untuk memenuhi kesejahteraan
hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber
16Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
daya alam. Selain menghasilkan barang-barang yang akan di konsumsi, aktivitas
tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkan oleh
manusia. Bahan buangan makin hari semakin bertambah banyak. Hal ini erat
hubungannya dengan makin bertambahnya jumLah penduduk, dengan ketersediaan
ruang hidup manusia yang relatip tetap (Chandra, B., 2007).
Penguraian sampah disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme. Pembusukan
sampah ini akan menghasilkan gas metana yang bersifat racun bagi tubuh
makhluk hidup. Sampah yang tidak dapat membusuk adalah sampah yang memiliki
bahan dasar plastik, logam, gelas, karet. Untuk pemusnahannya dapat dilakukan
pembakaran tetapi dapat menimbulkan dampak lingkungan karena menghasilkan zat
kimia, debu dan abu yang berbahaya bagi makhluk hidup.
Proses dekomposisi zat organik yang terkandung di dalam sampah dapat
berlangsung baik secara aerobik maupun anaerobik. Jika kadar oksigen cukup, maka
penguraian akan berlangsung secara aerob, sehingga akan terbentuk gas-gas CO2,
NH3, H2S, PO4 dan SO4. Jika kadar oksigen rendah, maka penguraian sampah akan
berlangsung secara anaerob sehingga akan dihasilkan gas-gas NH3, CH4 (metan), H2S
yang berbau tidak enak. (Suriawiria, 1986).
Reaksi oksidasi biologi menurut Tebbutt (1982) menyatakan bahwa dalam hal
tersedianya oksigen, oksidasi aerobik akan berlangsung, sebagian dari zat-zat organik
disintesis untuk membentuk mikroorganisme baru (pertumbuhan) dan sisanya
dikonversikan menjadi produk akhir yang relatip stabil, eperti yang dilukiskan dalam
17Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Gambar 1. Jika oksigen tidak tersedia, oksidasi anaerobik akan berlangsung yang
akan memproduksi sel-sel baru dan produk akhir yang tidak stabil seperti asam-asam
organik, alkohol, keton dan gas metan.
Oksidasi Aerobik Sel-sel baru Zat organik + bakteri + O2 CO2, NH3, H2O Oksidasi Anaerobik Sel-sel baru Zat organik + bakteri Alkohol dan asam + bakteri Sel-sel baru CH4, H2S, CO2,
NH3, H2O
Gambar 1. Model oksidasi Biologi (Tebbutt, 1982)
Sistem yang memproduksi gas metan, yang umum dalam pengolahan limbah,
terjadi dalam dua tahap, pertama: mikroorganisme pembentuk asam
mengkonversikan zat organik menjadi sel-sel baru dan asam-asam organik dan
alkohol. Tahap kedua: kelompok mikroorganisme kedua yaitu bakteri metan
melanjutkan oksidasi yang memanfaatkan sebagian material organik untuk
18Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
mensintesis sel-sel baru dan mengkonversikan sisanya menjadi gas metan, karbon
dioksida dan hidrogen sulfida. Reaksi dalam oksida anaerobik jauh lebih lambat
daripada oksidasi aerobik (Tebbutt, 1982).
Selain faktor oksigen, faktor lain yang mempengaruhi proses dekomposisi
sampah adalah kelembaban dan suhu. Hal inilah yang mengakibatkan jika pada
musim hujan proses dekomposisi akan meningkat sehingga diperlukan oksigen yang
cukup besar. Jika kebutuhan oksigen tersebut tidak dapat terpenuhi, maka proses
dekomposisi sampah akan berlangsung secara anaerob.
Sampah dapat dibuat biogas yang merupakan hasil penguraian sampah
secara anaerob dengan bantuan bakteri pengurai. Biogas yang dihasilkan tidak
murni terdiri dari metana (65%), karbon dioksida (30%), hydrogen sulfide (1%) dan
sejumLah gas lain (Sastrawijaya, 1991).
Sampah yang ada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber,
antara lain: pemukiman penduduk, tempat umum dan tempat perdagangan, sarana
layanan masyarakat milik pemerintah, industri berat dan ringan, dan pertanian.
(Chandra, B., 2007).
2.5. Karakteristik Sampah
Sampah mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu kota dengan kota
yang lain, tergantung dari tingkat sosial ekonomi penduduk, iklim, dan lain-lain.
Karakteristik sampah menurut Masduki, (1991) dapat mencakup antara lain:
19Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
1. Komposisi sampah, terbagi dalam dua golongan, yaitu:
Komposisi fisik sampah, adalah mencakup besarnya persentase dari komponen
pembentuk sampah yang terdiri dari sampah organik yang bersifat mudah
membusuk dan sampah anorganik (kertas, kayu, kaca, logam, plastik)
Berdasarkan hasil survai di beberapa kota di Indonesia umumnya sekitar 70-80%
sampah merupakan sampah organik. Komposisi kimia sampah, adalah besarnya
persentase dari unsur/senyawa yang terkandung dalam sampah. Umumnya
komposisi kimia sampah terdiri dari unsur carbon, nitrogen, hidrogen, sulfur dan
phospor (CHONSP) serta unsur lainnya yang terdapat dalam protein, karbohidrat
dan lemak.
2. Densitas (kepadatan) sampah, adalah besaran yang menyatakan berat sampah
persatuan volume. Besarnya kepadatan sampah tiap kota berbeda tergantung dari
keadaan sosial, ekonomi serta iklim kota tersebut. Terdapat kecenderungan bila
produksi sampahnya tinggi (umumnya di negara industri), maka densitasnya
lebih rendah. Kepadatan sampah rumah tangga di negara sedang berkembang
menurut Sandra J. Cointreau, 1982 yang dikutip Masduki, 1991 berkisar antara
100 s/d 600 kg/m3, sedangkan kepadatan sampah kota Medan rata-rata sebesar
250 kg/m3.
3. Kadar air sampah, yaitu besaran (biasanya dalam satuan %) yang menyatakan
perbandingan antara berat air dengan berat basah sampah total atau dengan berat
20Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
kering sampah tersebut. Untuk negara berkembang besarnya berkisar antara
50-70%.
2.6. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah merupakan proses antara sebelum dilakukan
pembuangan sampah di TPA yang bersifat optional. Tujuan dilakukan pengolahan
yang utama adalah untuk memanfaatkan TPA secara lebih optimal dengan
melakukan pengurangan volume, pemanfaatan kembali (daur ulang) sampah,
pemanfaatan energi dan pembuatan kompos. Teknik dan cara pengolahan sampah
dapat dilakukan dengan beberapa metode (Sastrawijaya, 1991), yaitu:
1. Daur ulang (recycling)
Salah satu teknik pengolahan sampah untuk memanfaatkan kembali benda-benda
yang masih mempunyai nilai ekonomis, seperti: kertas, plastik, karet, kaca/gelas,
serta dapat pula mengurangi volume dan berat sampah sebelum pengolahan lebih
lanjut atau dibuang ke TPA.
2. Pengomposan (Composting).
Composting adalah sistem pengolahan sampah dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme/bakteri untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses
fermentasi). Proses biodekomposisi sampah organik dapat berlangsung secara
aerobik maupun anaerobik tergantung pada tersedianya oksigen untuk proses
tersebut. Operasi pengomposan untuk sampah perkotaan umumnya
21Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
menggunakan proses aerobik, karena proses anaerobik berlangsung sangat
lambat dan menimbulkan bau yang sangat berlebihan dan sulit untuk dikontrol.
3. Pemadatan (Balling)
Balling merupakan sistim pengolahan sampah secara pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat (compactor) yang dapat dilakukan di transfer station,
ataupun di lokasi TPA. Sampah padat yang dihasilkan diangkut dan dibuang ke
TPA dengan metode sanitary landfill. Pembuangan sampah yang sebelumnya
dilakukan proses pemadatan akan meningkatkan kapasitas TPA karena
pengurangan volume sampah serta mengurangi material tanah penutup. Proses
balling memerlukan energi listrik yang besar, dan pemadatan akan sulit
dilakukan bila kelembaban/kandungan air cukup tinggi sehingga rasio
pemadatannya mejadi rendah.
4. Pembakaran (Incineration)
Pembakaran merupakan metode pengolahan sampah secara kimiawi dengan
proses oksidasi (pembakaran) dengan maksud stabilisasi dan reduksi volume dan
berat sampah. Setelah proses pembakaran akan dihasilkan abu yang volume serta
beratnya jauh lebih kecil/rendah dibandingkan dengan sampah sebelumnya.
Sampah yang akan dibakar harus memenuhi syarat minimum karakteristik
sampah untuk pembakaran, seperti jumLah kandungan air, kadar abu serta nilai
kalornya, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Agar incinerator
layak digunakan dan tercapai pembakaran yang sempurna pada suhu 800-900oC
22Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
karakteristik sampah harus mempunyai nilai kalor minimum 800 kcal/kg,
sehingga ekonomis karena tidak perlu menambah bahan bakar tambahan dan
mengurangi tingkat pencemaran udara serta tidak menimbulkan bau.
2.7. Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Pembuangan akhir sampah adalah merupakan rangkaian/proses terakhir dalam
sistem pengelolaan sampah pada suatu tempat yang dipersiapkan, aman, serta tidak
mengganggu lingkungan. Sistem pembuangan akhir TPAS menurut Sastrawijaya
(1991) adalah sebagai berikut:
1. Sistem open dumping (pembuangan terbuka)
Sistem open dumping merupakan sistem yang tertua yang dikenal manusia dalam
pembuangan sampah. Sampah hanya dibuang/ditimbun di suatu tempat tanpa ada
perlakuan khusus, sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan.
Pembuangan sampah secara terbuka dapat menjadi sarang/tempat perkembangan
vektor penyakit (lalat, tikus, kecoa), menyebarkan bau, mencemari udara, air
permukaan dan air tanah, bahaya kebakaran dan menimbulkan asap tebal yang
berkepanjangan.
Keuntungan menggunakan sistim ini antara lain:
a Investasi awal paling murah dibandingkan dengan sistem yang lain
b Biaya operasi rendah
c Tidak memerlukan teknologi tinggi
d Mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perubahan volume sampah
23Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
e Dapat menampung berbagai macam sampah tanpa harus disortir terlebih
dahulu, kecuali sampah yang diklasifikasikan berbahaya atau beracun.
Kerugiannya antara lain:
a Potensi pencemarannya terhadap lingkungan tinggi, sehingga lokasinya harus
berjauhan dari wilayah pemukiman kota
b Memerlukan lahan yang relatif luas.
2. Sistem Controlled landfill
Controlled landfill adalah sistem open dumping yang telah diperbaiki atau
ditingkatkan dan peralihan teknik open dumping dan sanitary landfill. Pada
sistem ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPAS penuh
dengan timbunan sampah yang dipadatkan atau setelah mencapai tahap/periode
tertentu. Penutupan dengan tanah ini tidak dilakukan setiap hari, tetapi dengan
periode waktu yang lebiih panjang dengan maksud untuk mengurangi
kemungkinan adanya pencemaran, tetapi dengan biaya yang relatif masih rendah.
3. Sistem Sanitary Landfill
Pada sistem ini penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setiap hari,
yaitu pada setiap akhir operasi, sehingga setelah operasi berakhir tidak akan
terlihat adanya timbunan sampah. Dengan cara ini pengaruh timbunan sampah
terhadap lingkungan akan sangat kecil, tergantung pada kondisi topografi lokasi.
Sistem sanitary landfill ini dapat dilaksanakan dengan sistem area, sistem trench,
gabungan antara sistem area dan sistem trench dan sistem progresif.
24Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Secara operasional terdapat peraturan yang perlu dijadikan acuan yaitu
Keputusan Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Pemukiman
Departemen kesehatan No. 281 tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan
Pengelolaan Sampah yaitu :
1. Pengelolaan sampah yang baik dan memenuhi syarat kesehatan merupakan salah
satu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang mendasar.
2. Masyarakat perlu dilindungi dari kemungkinan gangguan kesehatan akibat
pengelolaan sampah sejak awal hingga tempat pembuangan akhir.
Dalam lampiran Keputusan Dirjen tersebut dijelaskan pula persyaratan
kesehatan pengelolaan sampah untuk Pembuangan Akhir Sampah yang dinyatakan
antara lain:
1. Lokasi untuk TPA harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak merupakan sumber bau, asap, debu, bising, lalat, binatang pengerat,
bagi pemukiman terdekat (minimal 3 KM).
b. Tidak merupakan pencemar bagi sumber air baku untuk minum dan jarak
sedikitnya 200 meter dan perlu memperhatikan struktur geologi setempat.
c. Tidak terletak pada daerah banjir.
d. Tidak terletak pada lokasi yang permukaan airnya tinggi.
e. Tidak merupakan sumber bau, kecelakaan serta memperhatikan aspek
estetika.
f. Jarak dari bandara tidak kurang dari 5 KM.
25Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
2. Pengelolaan sampah di TPA harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Diupayakan agar lalat, nyamuk, tikus, kecoa tidak berkembang biak dan
tidak menimbulkan bau.
b. Memiliki drainase yang baik dan lancar.
c. Leachate harus diamankan sehingga tidak menimbulkan masalah
pencemaran.
d. TPA yang digunakan untuk membuang bahan beracun dan berbahaya,
lokasinya harus diberi tanda khusus dan tercatat di Kantor Pemda.
e. Dalam hal tertentu jika populasi lalat melebihi 20 ekor per blok gril atau
tikus terlihat pada siang hari atau nyamuk Aedes, maka harus dilakukan
pemberantasan dan perbaikan cara-cara pengelolaan sampah.
3. TPA yang sudah tidak digunakan:
a. Tidak boleh untuk pemukiman.
b. Tidak boleh mengambil air untuk keperluan sehari-hari
2.8. Pencemaran Udara
Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar
manusia perlu mendapatkan perhatian yang serius. Komposisi udara terutama uap air
sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan
sekitarnya. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, CO2 untuk proses
fotosintesis oleh klorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet.
Kegiatan yang berpotensi menaikkan konsentrasi CO2 seperti pembusukan sampah
26Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
tanaman, pembakaran, atau sekumpulan massa manusia dalam ruangan terbatas yaitu
karena proses pernafasan (Sunu, 2001).
Komposisi udara bersih dan kering menurut Sunu (2001) pada umumnya
sebagai berikut:
1. Nitrogen (N2) = 78,09 %
2. Oksigen (O2) = 20,94 %
3. Argon (Ar) = 0,93 %
4. Karbon dioksida (CO2) = 0,032 %
Pencemaran udara didefinisikan sebagai dimasukkannya komponen lain
kedalam udara baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung
maupun akibat proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkatan
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukannya. Setiap substansi yang bukan merupakan bagian
dari komposisi udara normal disebut sebagai polutan (Chandra. B. 2007).
Pada umumnya pencemaran udara disebakan oleh kegiatan manusia, seperti:
debu/partikel dari kegiatan industri, penggunaan zat kimia yang disemprotkan ke
udara dan gas buang hasil pembakaran bahan bakar fosil. Pencemaran udara juga
disebabkan oleh faktor alam, yaitu: debu akibat letusan gunung berapi, proses
pembusukan sampah organik dan debu yang beterbangan ditiup angin. (Sunu, 2001).
27Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Tabel 2.2. Jenis-jenis Pencemaran Udara
No. Pencemaran Udara Jenisnya
1. Menurut bentuk
1. Gas 2. Partikel
2. Menurut tempat
1. Ruangan (indoor) 2. Udara bebas (outdoor)
3. Gangguan kesehatan
1. Irritansia 2. Apiksia 3. Anestesia 4. Toksis
4. Susunan kimia
1. Anorganik 2. Organik
5. Menurut asalnya 1. Primer 2. Sekunder
Sumber: Woodwell, 1973; Tollison, 1987; Ryadi, 1982; Sitepoe, Mangku, 1997
2.8.1. Polutan pencemaran udara
1. Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan ikatan yang tidak stabil dan sangat reaktif terhadap
gas yang lain. Ciri lainnya adalah tidak berwarna, bau yang tajam, sangat mengiritasi,
tidak terbakar dan tidak meledak. SO2 merupakan polutan yang berbahaya bagi
kesehatan terutama bagi penderita penyakit kronis sistem pernafasan dan
kardiovaskuler. Penderita sangat sensitif bila kontak dengan SO2 meskipun dalam
konsentrasi yang kecil (Sunu, 2001).
Sumber emisi gas SO2 yang terbanyak berasal dari alam, sumber emisinya
berupa: pembakaran yang tidak bergerak, proses dalam industri, limbah padat, dan
pembakaran limbah pertanian. Sebagian SO2 yang berada di atmosfer akan diubah
menjadi SO3 selanjutnya menjadi H2SO4 oleh proses-proses fotolisis, penguraian zat
28Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
oleh cahaya, dan katalisis yaitu efek yang dihasilkan oleh sejumLah zat pada saat
berlangsungnya reaksi kimia (Sunu, 2001).
2. Hidrogen sulfida (H2S)
Hidrogen sulfida adalah gas yang berbau telur busuk. Sekalipun gas ini
bersifat iritan bagi paru-paru, tetapi ia digolongkan ke dalam asphyxiant karena efek
utamanya adalah melumpuhkan pusat pernafasan, sehingga kematian disebabkan oleh
terhentinya pernafasan. Hidrogen sulfida juga bersifat korosif terhadap metal dan
menghitamkan berbagai material. H2S lebih berat daripada udara, sehingga sering
terkumpul di udara pada lapisan bagian bawah dan biasanya ditemukan bersama-
sama gas beracun lainnya seperti metan dan karbon dioksida (Soemirat, 2004).
H2S pada kadar 0.05 ppm dapat dideteksi dari bau, dan pada kadar 0,1 ppm
mengakibatkan iritasi dan kehilangan rasa sensoris. Setelah mengalami pemajanan
pada kadar di atas 50 ppm, gejala secara bertahap akan naik, conjunctivitis yang
nyeri, pusing, anosmia, mual, batuk, radang tenggorokan dan edema paru. Pada kadar
500 ppm akan terjadi kehilangan kesadaran mendadak, depresi pernafasan dan akan
meninggal dalam waktu 30-60 menit (Ditjen PPM&PL, 2001).
3. Ammonia (NH3)
Ammonia merupakan gas yanng tidak berwarna dengan kadar 50 ppm
memberikan bau yang menyengat. Dibentuk dari proses dekomposisi asam amino
atau ikatan organik oleh bakteri (Sunu, 2001).
29Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Ammonia secara alami ada di lingkungan, maka kita terus menerus terpapar
ammonia dalam dosis rendah di udara, tanah dan air. Kadar di udara sekitar 1-5 ppb.
Sepanjang hari kadar ammonia bervariasi, juga sepanjang musimnya. Kadar tinggi di
udara dapat terjadi setelah pemupukan yang dalam tanah bisa mencapai 3000 ppm,
namun kadar cepat menurun dalam beberapa hari kemudian. (Ditjen PPM&PL,
2001).
Bila terpapar ammonia dalam kadar cukup tinggi dari normal, akan
mengakibatkan batuk dan iritasi mata. Apabila kadar ammonia lebih tinggi lagi,
misalnya ketumpahan ammonia pada kulit akan mengakibatkan efek serius pada
kulit, mata, tenggorokan dan paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kebutaan
permanen, penyakit paru dan dapat menyebabkan kematian (Ditjen PPM&PL, 2001).
4. Metan (CH4)
Metan adalah gas-gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global
ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang
sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan
ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana
yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal
dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian
(diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara
berturut-turut). Komponen kimia utama metana adalah (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon yang terpendek dan teringan. Ia juga mungkin mengandung zat
30Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pemanasan_global&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metana&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen
-
hidrokarbon gas yang lebih berat seperti etana, propana dan butana (Prameswari,
2007).
Metan (CH4) merupakan gas dominan selain karbon dioksida (CO2) yang
dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di tempat pembuangan akhir. Keberadaan
dan pergerakan metan sangat berbahaya pada TPA yang tidak dilengkapi dengan
fasilitas pengelolaan gas. Pembuangan sampah terbuka di TPAS mengakibatkan
sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik, dan proses
itu menghasilkan gas metan yang mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali
lebih besar daripada CO2 (Anonimous, 2008).
2.9. Polusi Udara Dalam Ruang
Polusi tidak hanya menyerang di udara terbuka. Di dalam ruangan pun
terdeteksi rawan polusi udara. Bahkan, polusi dalam ruangan dinyatakan sebagai satu
dari lima besar polusi yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat modern.
United State Environtal Protection Agency (US EPA), menemukan bahwa derajat
polusi dalam ruangan, dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan polusi
dalam luar ruangan.
Kualitas udara dalam ruangan (indoor air quality) ditentukan secara sengaja
ataupun tidak sengaja oleh penghuni ruangan itu sendiri. Ada gedung yang secara
khusus diatur, baik suhu maupun frekuensi pertukaran udaranya dengan memakai
peralatan ventilasi khusus, ada pula yang dilakukan dengan mendayagunakan
keadaan cuaca alamiah dengan mengatur bagian gedung yang dapat dibuka. Kualitas
31Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Etana&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Propana&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Butana&action=edit
-
udara dalam ruangan juga dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban yang dapat
mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan penghuninya. Dengan demikian kualitas
udara tidak bebas dalam ruangan sangat bervariasi. Apabila terdapat udara yang tidak
bebas dalam ruangan, maka bahan pencemar udara dalam konsentrasi yang cukup
memiliki kesempatan untuk memasuki tubuh penghuninya (Keman, 2005).
Sumber pencemaran udara dalam ruangan menurut penelitian The National
Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) dirinci menjadi 5 sumber
(Aditama, 1992) meliputi :
1. pencemaran akibat kegiatan penghuni dalam gedung seperti asap rokok, pestisida,
bahan pembersih ruangan;
2. pencemaran dari luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan
bermotor, cerobong asap dapur karena penempatan lokasi lubang ventilasi yang
tidak tepat;
3. pencemaran dari bahan bangunan ruangan seperti formaldehide, lem, asbestos,
fibreglass , dan bahan lainnya;
4. pencemaran mikroba meliputi bakteri, jamur, virus atau protozoa yang dapat
diketemukan di saluran udara dan alat pendingin ruangan beserta seluruh
sistemnya;
5. kurangnya udara segar yang masuk karena gangguan ventilasi udara dan
kurangnya perawatan sistem peralatan ventilasi.
32Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Bahan pencemar udara yang mungkin ada dalam ruangan dapat berupa gas
CO, CO2, beberapa jenis bakteri, jamur, kotoran binatang, formaldehid dan berbagai
bahan organik lainnya. Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh
terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara
meliputi organ sebagai berikut (Mukono, 2000) :
a. Iritasi selaput lendir: iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair
b. Iritasi hidung, bersin, gatal: Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering
c. Gangguan neurotoksik: Sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit
berkonsentrasi
d. Gangguan paru dan pernafasan: Batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa
berat di dada
e. Gangguan kulit: Kulit kering, kulit gatal
f. Gangguan saluran cerna: Diare/mencret
g. Lain-lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar
33Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
2.10. Kerangka Konsep Penelitian
Jarak TPAS ke
perumahan Kualitas Kimiawi Udara Dalam Rumah
1. H2S 2. SO2 3. NH3 4. Metan (CH4)
Meirinda : FaUSU e-Repo
Kualitas Fisik PerumahanKelurahan Terjun
- Luas lantai perkapita - Jenis Lantai - Jenis dinding - Ventilasi
Gambar 2. Ke
ktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitassitory 2008
Kualitas Fisik UdaraDalam Rumah
- Suhu - Kelembaban - Tekanan udara
rangka Konsep Penelitian
34 Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008
-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah survai bersifat deskriptif analitik dengan rancangan
penelitian cross-sectional yaitu pendekatan yang bersifat sesaat pada suatu waktu dan
tidak diikuti dalam suatu kurun waktu tertentu.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada perumahan penduduk yang ada di sekitar lokasi
Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan.
Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena di sekitar
lokasi TPAS Terjun banyak berdiri rumah-rumah penduduk dan data yang diperoleh
dari Puskesmas Kelurahan Terjun penyakit ISPA menempati urutan pertama dari 10
penyakit terbanyak.
3.3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dengan pengajuan judul penelitian, survey awal,
penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal, konsultasi dengan pembimbing,
pelaksanaan penelitian, pengumpulan data dan pengolahan data sampai dengan
penyusunan laporan akhir direncanakan berlangsung selama 6 bulan, mulai dari bulan
Maret 2008 sampai Agustus 2008.
35Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perumahan penduduk yang ada di sekitar
lokasi TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Populasi berjumlah 320
KK yang tersebar pada jarak: 0 m, 100 m, 200 m, dan 300 m. Pengambilan sampel
dilakukan secara stratified random sampling, dimana populasi yang ada dibagi dalam
lapisan-lapisan (strata) yang seragam dan dari setiap lapisan diambil sampel secara
acak. Jumlah sampel dalam penelitian adalah lebih kurang sebanyak 30 KK, dimana
jumlah sampel disesuaikan untuk masing-masing jarak.
Jumlah sampel dalam penelitian ini dengan populasi lebih kecil dari 10.000
(320 kk) ditentukan dari formula sebagai berikut:
N n = 1 + N (d2)
Keterangan: N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
Maka jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 30 kk.
3.5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang tersebar pada jarak: 0 m, 100 m, 200 m,
dan 300 m dengan jumlah sampel sebanyak 30 KK, berdasarkan kriteria sampel yaitu
sesuai arah angin dominan dengan kondisi cuaca yang relatip sama, dimana semakin
jauh dari sumber (TPAS Terjun) maka penyebaran akan semakin luas, sehingga
36Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
ditentukan jumlah titik sampel untuk masing-masing jarak berdasarkan populasi
dengan formula sebagai berikut:
Proporsi = n x 100 % N
Jumlah sampel setiap jarak = Proposi x Total Sampel
Dengan formula di atas, maka diperoleh jumlah sampel setiap jarak adalah
seperti pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan Proporsi
No. Jarak Rumah dari TPAS
Populasi Proporsi Jumlah Sampel
1. 0 m 43 KK 13,44 % 4
2. 100 m 64 KK 20 |% 6
3. 200 m 85 KK 26,56 % 8
5. 300 m 128 KK 40 % 12
Total 320 KK 100 % 30 KK
Lokasi titik pengambilan sampel udara dalam rumah penduduk dilakukan
pada ruang tamu/keluarga. Pengambilan sampel udara menggunanakan alat Midget
Impinger. Sampel yang diperoleh dibawa ke laboratorium untuk dianalisis kadar gas
SO2 dengan metode pararosanilin dan kadar gas amonia (NH3) dengan metode
Nessler. Untuk kadar gas metan dan H2S diukur langsung di lokasi penelitian
menggunakan alat Gas Analyzer (IAQ 5001 Pro). Suhu dan kelembaban ruangan
diukur dengan alat Termohygrometer.
37Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
3.6. Metode pengumpulan data
3.6.1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari:
1. Data primer diperoleh dari hasil observasi melalui pengukuran langsung kualitas
udara dalam rumah responden dan kualitas udara di TPAS Terjun.
2. Data sekunder diperoleh dari pencatatan data-data tentang penduduk dan TPAS
Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dari Dinas Kebersihan Kota
Medan, Puskesmas dan Kecamatan Medan Marelan.
3.6.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Data Suhu dan Kelembaban dalam rumah penduduk (ruang keluarga) diukur
dengan alat Thermohygometer.
2. Data kadar SO2 dan NH3 di udara dalam rumah dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Pengambilan contoh uji selama 1 jam (SNI 19-7119.7-2005)
a.1. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan contoh uji disiapkan,
lalu larutan penyerap SO2 atau larutan penyerap NH3 dimasukkan
sebanyak 10 mL ke masing-masing botol penyerap yang diatur agar
terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung.
a.2. Pompa penghisap udara dihidupkan dan diatur kecepatan aliran udara
pada 2 L/menit.
38Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
a.3. Kemudian pengambilan contoh uji dilukukan selama 1 jam, setelah itu
pompa penghisap dimatikan.
a.4. Setelah pengambilan contoh uji, diamkan selama 20 menit untuk
menghilangkan pengganggu. (Contoh uji dapat stabil selama 24 jam,
jika disimpan pada suhu 5oC dan terhindar dari sinar matahari).
b. Pengujian kadar SO2 dalam contoh uji dengan metode Pararosanilin
(SNI 19-7119.7-2005)
b.1. Larutan contoh uji dipindahkan ke dalam tabung uji 25 mL dan
ditambahkan 5 mL air suling untuk membilas.
b.2. Sebanyak 1 mL larutan asam sulfamat 0,6 % ditambahkan ke dalam
tabung uji dan ditunggu sampai 10 menit.
b.3. Kemudian sebanyak 2,0 mL larutan formaldehida 0,2 % dan sebanyak
5,0 mL larutan pararosanilin ditambahkan ke dalam tabung uji.
b.4. Air suling ditepatkan sampai tanda batas dengan volum sebanyak 25
mL, lalu homogenkan dan ditunggu sampai 30-60 menit.
b.5. Campuran larutan di atas diukur serapannya dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 550 nm.
b.6. Untuk pengujian blanko, ulangi seperti langkah-langkah di atas
dengan menggunakan sebanyak 10 mL larutan penyerap.
39Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
c. Pengujian kadar NH3 dalam contoh uji dengan metode Nessler
(SNI 19-7119.1-2005).
c.1. Larutan contoh uji dipindahkan ke dalam tabung uji 25 mL.
c.2. Sebanyak 1 mL larutan Nessler ditambahkan ke dalam tabung uji, dan
sisa contoh uji dimasukkan sampai tanda batas, lalu dihomogenkan
dan didiamkan selama 10 menit.
c.3. Larutan contoh uji dimasukkan ke dalam kuvet pada alat
spektrofotometer, lalu diukur serapannya pada panjang gelombang
425 nm.
c.4. Untuk pengujian blanko, ulangi seperti langkah-langkah di atas
dengan menggunakan sebanyak 10 mL larutan penyerap NH3.
3. Data kadar H2S dan CH4 di udara dalam rumah dilakukan dengan pengukuran
langsung di titik sampling yang langsung terbaca menggunakan alat Gas Analyzer
(IAQ 5001 Pro) yang dirata-ratakan untuk waktu pengukuran selama 1 jam.
3.7. Variabel dan Definisi Operasional
3.7.1. Variabel
1. Variabel pengaruh (independent variabel), adalah jarak rumah dari Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Terjun dan kualitas fisik perumahan
(ventilasi, luas lantai, jenis lantai dan jenis dinding).
2. Variabel terpengaruh (dependent variabel), adalah kualitas udara (SO2,
CH4, H2S dan NH3) dalam rumah di sekitar lokasi TPAS Terjun.
40Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
3.7.2. Definisi Operasional
1. Tempat Pembuangan Akhir Sampah adalah proses terakhir dalam pengelolaan
sampah, dimana sampah secara mekanis dibuang, ditumpuk, ditimbun, diratakan,
dipadatkan, dan dibiarkan membusuk serta mengurai sendiri secara alami di TPA.
Tumpukan sampah menghasilkan berbagai polutan di udara antara lain metan,
hidrogen sulfida (H2S), amoniak (NH3), dan sulfit (SO2).
2. Kualitas fisik perumahan adalah kualitis fisik bangunan rumah meliputi; luas
lantai, jenis lantai, ventilasi, dan dinding rumah.
2. Sulfur dioksida (SO2) adalah senyawa yang tidak mudah terbakar, tidak berwarna
yang dapat berada di udara dalam bentuk gas atau terlarut dalam butiran air dan
dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa mata, hidung, dan tenggorokan.
3. Metan (CH4) adalah merupakan gas dominan yang dihasilkan dari proses
dekomposisi sampah di tempat pembuangan akhir. Keberadaan dan pergerakan
metan sangat berbahaya pada TPA yang tidak dilengkapi dengan fasilitas
pengelolaan gas.
4. Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang berbau telur busuk, bersifat iritan bagi
paru-paru. Digolongkan ke dalam asphyxiant karena efek utamanya adalah
melumpuhkan pusat pernafasan. H2S pada kadar 0.05 ppm dapat dideteksi dari
bau, dan pada kadar 0,1 ppm mengakibatkan iritasi dan kehilangan rasa sensoris.
41Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
5. Amonia (NH3) adalah merupakan gas yang tidak berwarna dengan kadar 50 ppm
memberikan bau yang menyengat. Dibentuk dari proses dekomposisi asam amino
atau ikatan organik oleh bakteri.
Tabel 3.2. Tabel Definisi Operasional Penelitian No. Variabel Definisi JumLah
Indikator Alat Ukur
Kategori Skala Ukur
Variabel Independent 1.
Jarak
Jarak antara TPAS dengan perumahan penduduk sekitar berdasarkan arah angin dominan.
1. 0 m 2. 100 m 3. 200 m 4. 300 m
Meteran panjang
-
Interval
2
Kualitas Fisik Rumah
Kualitas rumah yang ditentukan melalui 4 indikator yaitu: ventilasi, luas lantai perkapita, jenis laintai dan jenis dinding.
1. > 2 dari
indicator terpenuhi
2. < 2 dari indicator terpenuhi
Observasi
Memenuhi syarat. Tdk memenuhi syarat
Ordinal
2. a.
Ventilasi
adalah jendela untuk pertukaran udara dalam rumah.
1. 10 % luas lantai 2. < 10% luas lantai
Observasi
Memenuhi syarat. Tdk memenuhi syarat
Ordinal
2.b.
Jenis lantai
Jenis lantai yang dipakai di rumah.
1. Marmer/ke- ramik/teraso 2. Ubin/tegel 3. Semen 4. Kayu/papan 5. Bambu 6. Tanah
Observasi
1-3 memenuhi syarat. 4-6 tdk memenuhi syarat
Ordinal
2.c.
Jenis dinding
Jenis dinding yang dipakai dalam rumah
1. Tembok 2. Kayu 3. Bambu 4. Lainnya
Observasi
1 memenuhi syarat. 2-4 tdk meme-nuhi syarat.
Ordinal
2.d.
Luas lantai perkapita
Luas lantai yang dihuni perkapita.
1. < 4 m2/orang 2. > 4 m2/orang
Observasi
Memenuhi syarat. Tdk memenuhi syarat
Ordinal
42Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
Variabel Dependent
No. Variabel Definisi JumLah Indikator
Alat Ukur
Kategori Skala Ukur
1.
H2S
Pengukuran kadar gas H2S dalam rumah penduduk sekitar TPAS Terjun.
Pengukuran konsentrai gas dalam ppm/jam
Carbon Analyzer
-
Interval
2.
SO2
Pengukuran kadar gas SO2 dalam rumah penduduk sekitar TPAS Terjun.
Pengukuran konsentrai gas dalam ppm/jam
Spektro-fotometer, metode pararosanilin
-
Interval
3.
NH3
Pengukuran kadar gas NH3 dalam rumah penduduk sekitar TPAS Terjun
Pengukuran konsentrai gas dalam ppm/jam
Spektro-fotometer, metode Nessler
-
Interval
4.
CH4
Pengukuran kadar gas metan dalam rumah penduduk sekitar TPAS Terjun.
Pengukuran konsentrai gas dalam ppm/jam
Gas Analyzer
-
Interval
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan dianalisis dengan
proses pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Editing, data yang ada diolah, dirapikan, diseragamkan sehingga terlihat jelas
sifat-sifat yang dimiliki data tersebut.
2. Tabulasi, data dikelompokkan sesuai dengan sifat yang dimiliki dan dipindahkan
ke dalam semua tabel dan disesuaikan dengan tujuan lalu dianalisis.
3. Coding, untuk memudahkan entry data, setiap jawaban diberi kode dan skor.
4. Entry, data yang diperoleh dimasukkan ke dalam program SPSS.
5. Penyajian data/laporan, disajikan dalam bentuk tabel.
43Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
44
3.9. Metode Analisa Data
3.9.1. Univariat
Yaitu melakukan analisis pada seluruh variabel yaitu jarak, kualitas fisik
perumahan (jenis dinding, jenis lantai, luas lantai dan ventilasi), kualitas udara dalam
rumah (fisik dan kimiawi) untuk mendeskripsikan tiap variabel yang akan diteliti.
3.9.2. Bivariat
Analisis bivariat dilakukan dengan metode uji statistik regresi linier untuk
mengetahui hubungan kualitas fisik rumah dan jarak rumah dari Tempat Pembuangan
Akhir Sampah dengan kualitas kimiawi udara dalam rumah. Analisis dilakukan
menggunakan program komputer dengan = 0,05.
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir..., 2008 USU e-Repository 2008
-
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Rumah dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Hasil penelitian yang dilakukan di rumah penduduk di sekitar Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan dapat
diketahui distribusi responden berdasarkan jarak rumah dengan Tempat Pembuangan
Akhir Sampah, yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Rumah dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan pada Tahun 2008
No Jarak Rumah-TPA (meter) Jumlah %
1. 0 4 13,33
2. 100 6 20,00
3. 200 8 26,67
4. 300 12 40,00
Total 30 100,00
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa responden yang jarak rumahnya 0 meter dari
Tempat Pembuangan Akhir Sampah sebanyak 4 KK (13,33%), yang berjarak 100
meter sebanyak 6 KK (20,00%) dan yang berjarak 200 meter sebanyak 8 KK orang
(26,67%) sedangkan yang berjarak 300 meter sebanyak 12 KK (40,00%).
Meirinda : Faktor-Faktor Yang Berhub