bahan terapan

32
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Iritis adalah kondisi mata terjadi ketika iris menjadi iritasi dan meradang (Johnson, 2010). Di Amerika Serikat kejadian tahunan diperkirakan sekitar 12 kasus per 100.000 orang. Uveitis lebih sering terjadi di Finlandia, di mana kejadian tahunan adalah sekitar 23 kasus per 100.000 orang (Tsang, 2011) .Sekitar 50% pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik terkait (James, 2006). Uveitis terjadi paling sering pada orang usia 20 sampai 50. Sebuah studi California memperkirakan bahwa lebih dari 280.000 orang di Amerika Serikat terkena uveitis setiap tahun, yang hampir tiga kali lebih besar daripada yang telah diperkirakan sebelumnya. Penelitian berdasarkan catatan medis dari enam komunitas California utara, juga memperkirakan bahwa uveitis adalah alasan untuk 30.000 kasus baru kebutaan pertahun dan sampai 10 persen dari semua kasus kebutaan. Uveitis anterior adalah bentuk paling umum, dengan kejadian tahunan sekitar 8 sampai 15 kasus per 100.000 orang. Jenis

Upload: gepengcungkring

Post on 08-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bahan terapan

TRANSCRIPT

20

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangIritis adalah kondisi mata terjadi ketika iris menjadi iritasi dan meradang (Johnson, 2010).Di Amerika Serikat kejadian tahunan diperkirakan sekitar 12 kasus per 100.000 orang. Uveitis lebih sering terjadi di Finlandia, di mana kejadian tahunan adalah sekitar 23 kasus per 100.000 orang (Tsang, 2011) .Sekitar 50% pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik terkait (James, 2006).Uveitis terjadi paling sering pada orang usia 20 sampai 50. Sebuah studi California memperkirakan bahwa lebih dari 280.000 orang di Amerika Serikat terkena uveitis setiap tahun, yang hampir tiga kali lebih besar daripada yang telah diperkirakan sebelumnya. Penelitian berdasarkan catatan medis dari enam komunitas California utara, juga memperkirakan bahwa uveitis adalah alasan untuk 30.000 kasus baru kebutaan pertahun dan sampai 10 persen dari semua kasus kebutaan. Uveitis anterior adalah bentuk paling umum, dengan kejadian tahunan sekitar 8 sampai 15 kasus per 100.000 orang. Jenis uveitis pada laki-laki dan perempuan sama (Paolis, 2010).Sehubungan dengan hal tersebut, penting bagi seorang dokter untuk memahami dengan baik etiologi, patofisiologi, penatalaksanaan dan pencegahan Iritis agar dapat memberikan penanganan yang tepat kepada pasien.Diharapkan dengan disusunnya referat ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai Iritis.

I.2 Tujuan dan ManfaatI.2.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui penyakit pada mata pada mata yaitu Iritis.I.2.2 Tujuan KhususUntuk mengetahui dan memahami definisiIritis, etiologi, faktor risiko, dan patofisiologi, terapi, komplikasi bagi penderita,serta prognosis bagi penderita Iritis.I.2.3 Manfaata. Memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas mengenai Iritis bagi penulisb. Memberikan wawasan kepada mahasiswa lain mengenai Iritisc. Memberikan tambahan referensi untuk instansi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi IritisIritis adalah kondisi mata yang terjadi ketika iris menjadi iritasi dan meradang (Johnson, 2010).Peradangan pada iris lebih tepat diklasifikasikan sebagai uveitis anterior. Juga pada ciliary bodydapat inflamasi dan ini kemudian akan disebut iridocyclitis. Uveitis adalah peradangan pada saluran uveal dalam mata yang terbagi menjadi tiga segmen,ciliary body, iris dan terdiri di ruang anterior. Bagian antara mata terdiri dari bagian cilary body disebut Pars Plana terletak tepat di belakang iris serta bagian depan Vitreous humor di mana sel-sel inflamasi muncul sebagai floaters dan protein yang disebut flare pada Uveitis intermediet. bagian belakang mata juga memiliki saluran uveal koroid yang terletak di bawah, disebut uveitis posterior. jika semua tiga bagian dari mata terinflamasi, maka disebut Panuveitis (Bartolatz, 2004).Uveitis granulomatosa adalah istilah patologik yang digunakan dalam uveitis di klinik yang ditandai dengan adanya nodul iris Koeppe atau Busacca, presipitat-keratik jenis mutton fat.Uveitis non-granulomatosa merupakan uveitis tanpa nodul iris ataupun presipitat keratik (Ilyas, 2002).II.2. EtiologiEtiologi dari uveitis sering idiopatik. Namun, penyakit sistemik, mekanisme trauma, atau infeksi yang memicu uveitis. Penyakit yang mempengaruhi pasien untuk uveitis dan cenderung datang ke unit darurat termasuk penyakit radang usus, rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik,sarkoidosis, TBC, sifilis, dan AIDS.Mekanisme trauma diyakini menjadi kombinasi kontaminasi mikroba dan akumulasi produk nekrotik di lokasi cedera, sehingga merangsang proses proinflamasi.Untuk etiologi infeksi dari uveitis, adalah menjelaskan bahwa reaksi kekebalan tubuh yang ditujukan terhadap molekul asing atau antigen dapat melukai pembuluh saluran uveal dan sel.Ketika uveitis ditemukan berhubungan dengan gangguan autoimun, mekanisme mungkin reaksi hipersensitivitas yang melibatkan deposisi kompleks imun dalam saluran uveal.Dalam studi yang sama Rodriguez et al, uveitis anterior adalah bentuk paling umum pada 51,6% dan distribusi etiologi adalah sebagai berikut. Idiopatik (37,8%), Artropati seronegatif (21,6%), Juvenil Rheumatoid Arthritis (10,8%), Virus herpes (9,7%),Sarkoidosis (5,8%),Rheumatoid arthritis (0,9%) (Tsang, 2011).Infeksi juga bisa,karena patogensistemik. Cederakarenatraumasering ditemukan.Iatrogenik misalnya,bedah, traumasengaja, atau obat. Herediter, pada penyakit metabolik atau dystrophi. Iskemik pada Gangguan sirkulasi dapat menyebabkan peradangan (Farooqui, 2011).Etiologi dari Uveitis non-granulomatosus yang paling umum adalah akut, yang berhubungan dengan alel HLA-B27 dalam setengah sampai dua pertiga dari pasien (Al-Fawaz, 2010).II. 3. Faktor ResikoSecara umum, uveitis tidak memiliki kecenderungan jender kecuali dalam kasus sekunder terhadap penyakit sistemik, riwayat penyakit autoimun. Sebagian besar pasien berusia 20-50 tahun (Tsang, 2011).Faktor resiko Juvenil Idiopatik Artritis terkait uveitis adalah anak usia kurang dari 7 tahun pada waktu onset artritis, antibodi antinuclear(ANA) positif (Robinovich, 2010).II. 4. PatofisiologiPeradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh efek langsung suatu infeksi atau merupakan fenomena alergi.Infeksi piogenik biasanya mengikuti suatu trauma tembus okuli, walaupun kadang-kadang dapat juga terjadi sebagai reaksi terhadap zat toksik yang diproduksi oleh mikroba yang menginfeksi jaringan tubuh diluar mata.Uveitis yang berhubungan dengan mekanisme alergi merupakan hipersensitifitas terhadap antigen dari luar (antigen eksogen) atau antigen dari badan (antigen endogen).

Gambar 2.1. Tampilan okuler eksterna respon inflamasi (James, 2006)Dalam banyak kasus antigen luar berasal dari mikroba yang infeksius. Sehubungan dengan ini peradangan uvea terjadi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah munculnya mekanisme hipersensitifitas.Radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous Barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam humor akuos yang tampak pada penyinaran miring menggunakan sentelopatau akan lebih jelas bila menggunakan slit lamp, berkas sinar yang disebut fler (Aqueous Flare).Fibrin dimaksudkan untuk menghambat gerakan kuman akan tetapi justru mengakibatkan perlekatan-perlekatan, misalnya perlekatan iris pada permukaan lensa (sinekia posterior).

Gambar 2.2. Sinekia Posterior (James, 2006)Sel-sel radang yang terdiri atas limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea. Apabila presipitat keratik ini besar, berminyak disebut mutton fat keratik precipitate, akumulasi se-sel radang dapat pula terjadi pada tepi pupil disebut Koeppe nodules, bila dipermukaan iris disebut Busacca nodules, yang bisa ditemukan juga pada permukaan lensa dan sudut bilik mata depan.Pada iridosiklitis yang berat sel radang dapat sedemikian banyak hingga menyebabkan hipopion.

Gambar 2.3. Hipopion (James, 2006)Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang dan pupil akan miosis dan dengan adanya timbunan fibrin serta sel-sel radang dapat seklusio maupun oklusio pupil.Bila terjadi seklusio dan oklusio pupil total, cairan dibilik mata belakang tidak dapat mengalir sama sekali mengakibatkan tekanan dalam bilik mata belakang lebih besar dari tekanan dalam bilik mata depan sehingga iris tampak menggembung ke depan yang disebut iris bombe (bombans).Gangguan produksi humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar mengakibatkan tekanan bola mata turun.Eksudat protein, fibrin, dan sel-sel radang dapat terkumpul di sudut bilik mata depan, terjadi penutupan kanal schlemm sehingga terjadi glaukoma sekunder.Pada fase akut terjadi glaukoma sekunder karena gumpalan-gumpalan pada sudut bilik depan, sedang pada fase lanjut glaukoma sekunder terjadi karena adanya seklusio pupil.Naik turunnya tekanan bola mata disebutkan pula sebagai akibat peran asetilkolin dan prostaglandin (Ilyas, 2002).Istilah klasik granulomatosa dan nongranulomatosa untuk menggambarkan karakter umum peradangan intraokular. Istilah granulomatosa digambarkan berbentuk besar, bulat, keraticpresipitat mutton fat, Busacca (iris stroma) dan (iris margin) Koeppe nodul, granulomata Choroidal, dan indikator lainnya peradangan parah, namun dengan gejala ringan (misalnya, nyeri, kemerahan, fotosensitifitas).Uveitis granulomatosa klasik (misalnya, pada tuberkulosis, sarkoidosis, penyakit Lyme, Lues) sering dimanifestasikan dengan pola peradangan granulomatosa klasik. Peradangan nongranulomatosa umumnya menggambarkan penampilan intraokular yang lebih jinak dengan keratik presipitat lebih kecil, kemungkinan kurang pembentukan sinekia, dan nodul lebih sedikit (Farooqui, 2011).Patofisiologi Iritis non granulomatosus yang tepat tidak diketahui. Peradangan dari iris dan ciliary body menyebabkan kerusakan pada penghalang darah-okular. Kondisi ini memungkinkan protein dan leukosit untuk ekstravasi ke aquos, sehingga tanda-tanda khas iritis sel dan flare. Sering, penyebabnya adalah idiopatik, namun mata tertentu dan penyakit sistemik mungkin merupakan penyebab iritis jenis ini (Al-Fawaz, 2010).Patofisiologi yang tepat dari iritis granulomatosa tidak diketahui. Ini mungkin hasil dari reaksi autoimun atau dari respon kekebalan host untuk suatu proses infeksi sistemik, seperti sifilis, penyakit Lyme, tuberkulosis (TB), atau reaktivasi infeksi virus lokal herpetik (Al-Fawaz, 2010).II. 5. Gejala dan Tanda KlinisIritis biasanya berkemban cepat dan umumnya hanya mempengaruhi satu mata. Tanda dan gejala mungkin termasuk salah satu atau semua hal berikut:a. Nyeri di daerah mata atau alis. Pengecualian untuk ini adalah iritis pada pasien dengan rheumatoid arthritis remaja karena mereka sering tidak memiliki rasa sakit. Karena kurangnya rasa sakit mungkin bingung dengan iritasi ringan ("mata merah") dari mata dan tidak boleh diabaikan pada pasien ini.b. Sakit mata lebih buruk bila terkena cahaya terangc. Mata memerah,terutama berdekatan dengan irisd. Pupil kecil atau tidak beraturane. Penglihatan kaburf. Sakit kepalag. Peningkatan produksi air mata di mata, atauh. Iritis dapat menyebabkan glaukoma dan/atau katarak, mengarah kepenurunan tajam penglihatan (Weinstock, 2010).Sedangkan tanda klinis iritis seperti pada uveitis granulomatosa tetapi lebih banyak serta terdapat injeksi siliar, presipitat keratik, fler serta sel dalam bilik mata depan (BMD) serta endapan fibrin pada pupil yang dapat menyebabkan sinekia posterior (Ilyas, 2002).Pada uveitis non granulomatosa Keratikpresipitat (KP) dapat ada. Leukosit mengumpul pada endotelium. Mereka cenderung kecil dan sedikit biasanya terletak di atas setengah inferior dari kornea. Keratik presipitat dalam uveitis anterior akut terkait dengan ankylosing spondylitis yang ditunjukkan di bawah ini. Berbentuk stellata, seragam tersebar di endothelium, adalah khas iridocyclitis heterochromic Fuchs, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah, dan juga dapat dilihat dalam uveitis anterior herpetik virus (Al-Fawaz, 2010).

Gambar 2.4. Keratik Presipitat (Al-Fawaz, 2010)

Gambar 2.5. Iridocyclitis heterochromic Fuchs (Al-Fahwaz, 2010)II. 6. Pemeriksaan Fisik MataPemeriksaan mata yang lengkap ditunjukkan dengan hasil;a. Penglihatan: ketajaman visual dapat berkisar dari normal untuk secara signifikan berkurang, tergantung pada sejauh mana peradangan mata.b. Tekanan intraokuler (TIO): TIO biasanya berkurang pada mata dengan iritis karena produksi air menurun oleh tubuh ciliary meradang. Kadang-kadang, TIO adalah meningkat sebagai akibat dari aliran air diubah atau terhambat. Tekanan intraokular meningkat pada onset mungkin disebabkan etiologi virus.c. Temuan Eksternal: Periksa pasien untuk kelenjar lakrimal membesar dan kelenjar parotis dan kelumpuhan saraf kranial ketujuh, karena hal ini dapat menunjukkan sarkoidosis.d. Konjungtiva: kemerahan menyeluruh dari konjungtiva bulbar dapat hadir. Mata mungkin telah suntik perilimbal disebut cilia flowed. Hati-hati memeriksa pasien untuk nodul kecil yang, jika sampel selama biopsi, dapat membantu dalam menentukan penyebab iritis tersebut. Perilimbal vitiligo (tanda Sugiura) adalah sebuah tanda kronis penyakit Vogt-Koyanagi-Harada, terjadi dalam waktu satu bulan onset penyakit. Hal ini dapat ditemukan pada sampai dengan 85% dari pasien Jepang tetapi jarang terlihat di Kaukasia.e. Kornea: Keratik presipitat (KP) yang ditemukan pada endothelium. KP adalah kelompok leukosit. Mutton fat KP yang besar dan memiliki penampilan yang berminyak. Mereka biasanya terletak di atas bagian bawah kornea. Edema kornea mungkin hadir. Endotheliitis Kornea adalah entitas klinis dimanifestasikan oleh edema kornea, keratik presipitat, dan ruang reaksi ringan anterior, dan dapat didefinisikan sebagai spektrum dari gangguan di mana kornea endotelium adalah situs utama dari peradangan. Etiologi penyakit terdiri dari bukti terkumpul dari berbagai infeksi virus termasuk virus herpes simplex, virus varicella zoster, dan sitomegalovirus.f. Bilik anterior: Flare dan sel-sel biasanya ada.g. Sebuah suar, yang dihasilkan dari protein ekstra di aquos, biasanya hadir dan dapat dinilai dengan menggunakan Skema Grading Kelompok Kerja untuk Fler ruang anterior: 0 = Tidak 1 + = Lemah 2 + = Sedang (iris dan lensa rincian yang jelas) 3 + = Ditandai (iris dan lensa rincian kabur) 4 + = Intens (fibrin)h. Sel, ciri khas iritis, yang hadir dalam berair tersebut. Mereka harus dinilai oleh beratnya di bawah perbesaran tinggi pemeriksaan lampu celah dalam 1 X 1-mm bidang cahaya, seperti yang dijelaskan oleh Skema Grading Kelompok Kerja untuk Sel ruang anterior. 0