bahan skripsi

21
skripsi BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluandibahaslatar belakangpermasalahan, identifikasi masalah,ruang lingkup, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembah A. Latar Belakang Permasalahan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam latar belakang permasalahan adalah: Pertama-tama yang diartikan masalah adalah adanya penyimpangan antara yang seharusn dengan apa yang benar-benar terjadi (memuat akibat negatif bagiunit observasi/institusi). Misalnya: kesenjangan antara teori dengan kenyataannya. Dalam penelitian perlu ditentukan masalah penelitian, oleh karena itu kriteria masa baik adalah sebagai berikut: 1. Harus jelas 2. Harus signifikan bagi pengembangan ilmu dan pemecahan masalah terhadap fenomena/peristiwa/kejadian/kehidupan dan organisasi. 3. Harus dapat dicari jawabannya melalui sumber yang jelas. 4. Data yang dikumpulkan harus jelas dan representatif, karena hasil penelit digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul. 5. Cara penyajiannya dilakukan secara induktif atau deduktif, pertama-tama mengangkatmasalah penelitian dari sudut pandang referensi (sumber data : j data, kasus, pendapat pakar, laporan penelitian, buku dll). 6. Pada bagian paling bawah adalah Judul Penelitian. Alasan pemilihan judul penelitian (mengapa judul penelitian dipilih) dan harus konsisten dengan uraian-uraian sebelum 7. Dalam judul harus dapat segera diketahui obyek penelitian yang dipilih. Judul pene ditulis dengan huruf besar semua tanpa dicetak tebal (bold) . Selain hal tersebut di atas, dalam latar belakang skripsi tidak semata-mata mengung adanya suatu masalah. Namun dapat berhubungan juga dengan fenomena menarik/spesifik yang dapat dijadikan sebagai acuan di dalam penelitian. B.Identifikasi Masalah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi masalah adalah: 1. Identifikasi dapat menyangkut hal-hal yang lebih luas tetapi harus mengarah kepada skripsi dan diungkap secara tajam, jelas, dan padat. Sebab permasalahan sudah harus terungkap dan dipaparkan dengan jelas dalam identifikasi masalah. 2. Dalam identifikasi dikemukakan masalah/problem yang ditemukan di lapangan yang mas harus diteliti lebih lanjut. 3. Tahun kejadian (periode pengamatan): Untuk studi kasus : paling lama 3 tahun sebel pembuatan skripsi. Sedangkan untuk statistikal : dapat hanya berupa data 1 tahun de minimal sampel 30. Penelitian tertentu selain berupa identifikasi masalah penelitian, dimungkinkan jug dapat memaparkan fenomena yang menarik untuk diangkat menjadi suatu topik penelitia Hasil dari pembahasan fenomena tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan sejalan den kaidah-kaidah ilmiah. C.Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian perlu dibatasi agar lebih terfokus dengan memperh sebagai berikut: 1. Ruang lingkup secara singkat merupakan pembatasan judul penelitian. 2. Mengingat pembatasan dapat dilakukan dari segi keluasan, kedalaman, atau maka harus diberikan alasan atau argumentasi mengapa dilakukan pembatasan materi bahasan yang diteliti yang dimuat dalam judul penelitian. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah penelitian yang ada, dapat diformulasikan perumusan masalah penelitian dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dirumuskan secara spesifik pada umumnya dalam bentuk pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.

Upload: nia-vardini

Post on 21-Jul-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

skripsi

BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan dibahas latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, ruang lingkup, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. A. Latar Belakang Permasalahan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam latar belakang permasalahan adalah: Pertama-tama yang diartikan masalah adalah adanya penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi (memuat akibat negatif bagi unit observasi/institusi). Misalnya: kesenjangan antara teori dengan kenyataannya. Dalam penelitian perlu ditentukan masalah penelitian, oleh karena itu kriteria masalah yang baik adalah sebagai berikut: 1. Harus jelas 2. Harus signifikan bagi pengembangan ilmu dan pemecahan masalah terhadap fenomena/peristiwa/kejadian/kehidupan dan organisasi. 3. Harus dapat dicari jawabannya melalui sumber yang jelas. 4. Data yang dikumpulkan harus jelas dan representatif, karena hasil penelitian nantinya digunakan untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul. 5. Cara penyajiannya dilakukan secara induktif atau deduktif, pertama-tama mengangkatmasalah penelitian dari sudut pandang referensi (sumber data : jurnal, berita, data, kasus, pendapat pakar, laporan penelitian, buku dll). 6. Pada bagian paling bawah adalah Judul Penelitian. Alasan pemilihan judul penelitian (mengapa judul penelitian dipilih) dan harus konsisten dengan uraian-uraian sebelumnya. 7. Dalam judul harus dapat segera diketahui obyek penelitian yang dipilih. Judul penelitian ditulis dengan huruf besar semua tanpa dicetak tebal (bold). Selain hal tersebut di atas, dalam latar belakang skripsi tidak semata-mata mengungkapkan adanya suatu masalah. Namun dapat berhubungan juga dengan fenomena menarik/spesifik yang dapat dijadikan sebagai acuan di dalam penelitian. B. Identifikasi Masalah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi masalah adalah: 1. Identifikasi dapat menyangkut hal-hal yang lebih luas tetapi harus mengarah kepada judul skripsi dan diungkap secara tajam, jelas, dan padat. Sebab permasalahan sudah harus terungkap dan dipaparkan dengan jelas dalam identifikasi masalah. 2. Dalam identifikasi dikemukakan masalah/problem yang ditemukan di lapangan yang masih harus diteliti lebih lanjut. 3. Tahun kejadian (periode pengamatan): Untuk studi kasus : paling lama 3 tahun sebelum pembuatan skripsi. Sedangkan untuk statistikal : dapat hanya berupa data 1 tahun dengan minimal sampel 30. Penelitian tertentu selain berupa identifikasi masalah penelitian, dimungkinkan juga peneliti dapat memaparkan fenomena yang menarik untuk diangkat menjadi suatu topik penelitian. Hasil dari pembahasan fenomena tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan sejalan dengan kaidah-kaidah ilmiah. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian perlu dibatasi agar lebih terfokus dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Ruang lingkup secara singkat merupakan pembatasan judul penelitian. 2. Mengingat pembatasan dapat dilakukan dari segi keluasan, kedalaman, atau keduanya, maka harus diberikan alasan atau argumentasi mengapa dilakukan pembatasan terhadap materi bahasan yang diteliti yang dimuat dalam judul penelitian. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah penelitian yang ada, dapat diformulasikan dalam bentuk perumusan masalah penelitian dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dirumuskan secara spesifik pada umumnya dalam bentuk pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.

2. Selain poin 1 (satu), rumusan masalah penelitian dapat berupa pemaparan fenomena yang tidak harus dalam bentuk pertanyaan. 3. Perumusan masalah harus sesuai dengan judul dan identifikasi masalah. E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Bila masih dalam bentuk proposal, tujuan penelitian berisi jawaban yang diharapkan. Bila sudah berbentuk skripsi, tujuan penelitian berisi jawaban berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di bab V skripsi. Tujuan penelitian seyogianya secara implisit memperlihatkan jenis penelitian, misalnya: menggali informasi (eksploratif), mendeskripsikan fenomena (deskriptif), dan menjelaskan hubungan antar faktor/variabel (eksplanatif). Tujuan penelitian hendaknya selaras dengan masalah yang telah dirumuskan. 2. Manfaat penelitian Manfaat penelitian berisi manfaat atau kegunaan yang diharapkan akan diperoleh, apabila tujuan penelitian telah dipenuhi. Pada umumnya manfaat penelitian terdiri atas 2 (dua) kategori, yaitu: a. Manfaat Akademis Dalam menuliskan manfaat penelitian secara akademis dirinci sumbangsih penelitian terhadap studi ilmu komunikasi. Manfaat akademis dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan Ilmu Komunikasi dari setiap bidang konsentrasi. Contoh masing-masing bidang konsentrasi sebagai berikut: 1) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi dengan bidang konsentrasi jurnalistik, dalam hal studi tentang studi budaya melalui berita televisi. 2) Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam upaya mengembangkan ilmu komunikasi yang sejalan dengan bidang konsentrasi public relations, khususnya yang terkait dengan pencitraan dan Corporate social Responsibility (CSR). 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan dalam meningkatkan pemahaman terhadap ilmu komunikasi yang selaras dengan bidang konsentrasi periklanan yang berhubungan dengan kampanye publik dan propaganda. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi institusi, masyarakat maupun entitas lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Contoh: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, dorongan, solusi maupun perbaikan, motivasi, dan gambaran secara holistik terhadap suatu fenomena tertentu. F. Sistematika Pembahasan Hal-hal yang dimuat dalam sistematika pembahasan harus sesuai dengan daftar isi. BAB II LANDASAN TEORI/TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori atau Tinjauan Pustaka berisi uraian mengenai teori maupun literatur ilmiah lainnya yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian sehingga mampu menjawab permasalahan maupun menggambarkan suatu fenomena secara holistik. Selain itu, Landasan Teori/Tinjauan Pustaka memuat pemecahan atas problem yang telah dirumuskan, kerangka pemikiran dan hipotesis (jika ada). A. Teori yang terkait dengan topik penelitian Memuat teori komunikasi yang relevan dengan topik penelitian. Formulasi dalam penulisan tidak harus diawali dengan judul Teori Komunikasi tetapi dapat berupa judul lain yang sejalan dengan fokus penelitian atau sudut pandang penulis tentang teori komunikasi tersebut yang dijadikan rujukan penelitian. Contoh judul sub-bab: Komunikasi dalam Perspektif Gender, Dinamika Komunikasi dalam Public Relations, Konvergensi Budaya sebagai Efek Komunikasi. B. Hasil Penelitian yang Relevan (jika ada) Hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan (problem) atau fenomena yang diteliti juga dapat digunakan sebagai referensi, seperti skripsi, tesis, disertasi, jurnal ilmiah, laporan hasil penelitian, sumber lain yang dapat dipakai sebagai referensi untuk menunjang penelitian.

C. Kerangka Pemikiran 1. Penelitian Kuantitatif Kerangka pemikiran dibuat dalam bentuk bagan dan/atau uraian (narasi). Kerangka pemikiran penelitian kuantitatif merupakan inti penelitian yang terdiri dari: 1) Tahap perencanaan berisi : obyek/variabel penelitian 2) Tahap pelaksanaan berisi : sub variabel penelitian/dimensi, identifikasi dan definisi variabel serta data yang diperlukan. 3) Tahap penyelesaian : tujuan akhir penelitian. Dalam kerangka pemikiran juga memuat definisi variabel dan identifikasi variabel. a) Definisi Konsep, Variabel atau Unsur Dalam skripsi kuantitatif (baik pendekatan statistik maupun matematik biasa) variabel yang digunakan harus didefinisikan. Dalam skripsi kualitatif yang harus didefinisikan adalah konsep-konsep/unsur-unsur yang akan digunakan dalam menganalisis permasalahan (problem). b) Indentifikasi Konsep, Variable atau Unsur Dalam skripsi kuantitatif (pendekatan statistik) identifikasi variabel meliputi nama variabel dan fungsinya sebagai variabel dependen atau independent (jika menggunakan regresi); untuk pendekatan matematik biasa identifikasi data mengemukakan kaitan, pengaruh, relevansi data kuantitatif yang bersangkutan dengan permasalahan (problem) yang diteliti. Dalam skripsi kualitatif identifikasikonsep/unsur mengemukakan bagaimana kaitan, pengaruh, relevansi unsur yang akan digunakan dalam menganalisis, dengan permasalahan (problem) yang diteliti. c) Hipotesis (kalau ada) (1) Untuk penelitian deskriptif : penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri, tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable lain. (2) Untuk penelitian komparatif : penelitian yang bersifat membandingkan terhadap variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu. (3) Pada penelitian kuantitatif, penelitian adalah bersifat logico hypothetico verification dengan berdasarkan data empirik; untuk penelitian jenis ini digunakan hipotesis. 2. Penelitian Kualitatif Kerangka pemikiran dibuat dalam bentuk bagan dan/atau uraian (narasi). Dalam kerangka pemikiran juga memuat definisi konsep, definisi operasional/operasionalisasi konsep, fokus penelitian. Untuk penelitian kualitatif, hipotesis bukan merupakan keharusan. Jika penelitian kualitatif akan menggunakan hipotesis dapat menggunakan hipotesis kerja yang bisa berubah di lapangan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian memuat asumsi-asumsi, jenis penelitian, metode penelitian, pemilihan obyek/subjek penelitian, teknik penarikan sampel (jika ada)/pemilihan informan/ informan kunci /narasumber, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik pengujian hipotesis (jika ada). Bab ini juga memuat argumentasi-argumentasi metodologis, mengapa peneliti mengajukan asumsi-asumsi tertentu.; mengapa memilih suatu jenis, metode, dan obyek penelitian tertentu.; mengapa menggunakan teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik pengujian hipotesis (jika ada) tertentu. Contoh asumsi dalam pemilihan informan dalam penelitian pencitraan di perusahaan harus mengkaitkan dengan kemampuan dan kapabilitas informan untuk memberikan informasi yang mendalam mengenai jalannya perusahaan tersebut. Tetapi lazimnya pemilihan informan harus mengemukakan lebih dari satu kriteria penetapan. A. Pemilihan Subjek/Obyek Penelitian (jika diperlukan) Apa yang akan diteliti atau akan dibahas dalam skripsi perlu ditentukan terlebih dahulu, artinya mahasiswa harus mengerti terlebih dahulu apa yang akan dibahas. Dengan demikian mahasiswa akan dapat menentukan judul skripsi yaitu judul yang sesuai dengan apa yang hendak dibahas.

Pada penelitian kualitatif yang bersifat analisis berfokus pada materi tertentu baik berupa narasi, foto, maupun pesan audio visual, obyek penelitiannya adalah materi yang akan dianalisis. Obyek Penelitian untuk studi lapangan pada penelitian kualitatif umumnya menggunakan istilah subyek penelitian. Hal ini dilatarbelakangi prinsip bahwa di dalam penelitian kualitatif lapangan, peneliti berusaha menggambarkan fenomena dari sudut pandang para pelaku di dalam fenomena yang diamati. Dengan demikian para pelaku ini merupakan subyek bukan obyek penelitian. B. Populasi dan Metode Penarikan Sampel (jika ada) Umumnya sampel yang dipilih antara lain dapat berupa random dan non random. Random sampling dapat berupa simple random sampling, systematic random sampling, stratified random sampling, cluster random sampling, area random sampling dan sequential random sampling. Non random sampling dapat berupa convenient (incidental), purposive, quota, snowball, dsb. Dalam metode penarikan sampel juga perlu memperhatikan populasi dan teknik pemilihan sampel, operasionalisasi variabel (jika ada), dan argumentasi metodologis peneliti sehubungan dengan permasalah penelitian. 1. Populasi dan Teknik Pemilihan Sampel Apabila angket atau wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data, maka obyek penelitian adalah responden. Apabila observasi yang digunakan dalam pengumpulan data, maka obyek penelitian dapat berupa benda, gerak atau proses. Hal ini dipengaruhi oleh jenis penelitian yaitu penelitian populasi, sampel, atau penelitian kasus. Bila penelitian dilakukan dengan sampel, maka harus dikemukakan metode maupun teknik pemilihan sampel tersebut. Pembahasan populasi dan teknik pemilihan sampel, meliputi penjelasan tentang populasi, teknik penarikan sampel, dan sampel penelitian. Pada bagian ini juga dipaparkan argumentasi metodologis peneliti yang merupakan justifikasi bahwa populasi, teknik penarikan sampel dan sampel yang ditetapkan adalah yang paling tepat untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut. C. Operasionalisasi Konsep dan/atau Variabel Untuk penelitian logico-hypothetico-verification diperlukan pemaparan: 1. Variabel. 2. Masing-masing variabel ditentukan dimensinya. 3. Masing-masing dimensi ditentukan indikatornya. Berdasarkan indikator, disusun instrumen penelitian, umumnya berwujud daftar pertanyaan dan/ kuesioner yang ditujukan kepada responden yang sesuai atau telah ditentukan. Hasil instrumen penelitian tersebut perlu diuji validitas dan realibilitasnya sebelum pengolahan dan analisis data. Jika penelitian bersifat deskriptif dapat dilakukan tanpa hipotesis dan tanpa uji validitas dan realibilitas, karenanya dapat langsung ke pengumpulan data. Sementara untuk yang bersifat kualitatif, perlu menentukan dan memaparkan: 1. Konsep-konsep yang akan dipelajari 2. Operasionalisasi dari konsep-konsep tersebut Konsep-konsep tersebut dijabarkan ke dalam panduan pengumpulan data kualitatif baik dalam pedoman wawancara, panduan observasi, maupun panduan di dalam pengumpulan data teks. Pada penelitian kualitatif uji validitas dapat dilakukan jika diperlukan, pada umumnya dengan melakukan triangulasi baik untuk metode pengumpulan data, sumber data, maupun pelaksana pengumpulan dan interpretasi data. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data merupakan cara memperoleh data (variabel/data kuantitatif/unsur/data kualitatif) yang dapat dilakukan dengan wawancara, angket, observasi atau mempelajari dokumen. Dalam pelaksanaan pengumpulan data umumnya digunakan instrumen/panduan yang harus diuraikan secara jelas. 2. Instrumen/panduan dan data yang digunakan wajib disebutkan secara konkrit. 3. Metode pengumpulan data dapat berupa data primer dan data sekunder. 4. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti atau data yang berasal dari sumber aslinya dan terkait secara langsung dengan topik penelitian.

5. Pengumpulan data primer dapat menggunakan observasi, wawancara, angket, dan pola lain yang diperlukan. 6. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan pihak lain baik dari dalam organisasi (perusahaan) atau dari luar organisasi (perusahaan). Data sekunder internal dapat berupa laporan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder eksternal dapat berupa laporan yang dipublikasikan. E. Teknik Analisis Data Setelah data dikumpulkan, selanjutnya wajib diuraikan cara pengolahan data secara konkrit yang akan digunakan untuk penilaian tujuan penelitian. Data memiliki kedudukan yang sangat penting dalam penelitian, karena sebagai masukan (input) akan sangat menentukan bermutu tidaknya suatu penelitian. Data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode tertentu. 1. Penelitian kuantitatif Umumnya penelitian kuantitatif menggunakan teknik-teknik analisis statistik, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan analisis matematis biasa (misalnya analisis terhadap tabel frekuensi). Untuk penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif tetapi tidak menggunakan hipotesis (seperti yang menggunakan analisis tabel frekuensi tersebut). Pengumpulan data yang menggunakan kuesioner wajib melakukan uji validitas dan reliabilitas. Cara menguji hipotesis dapat dilakukan dengan memaparkan identifikasi pengujian statistik teoritis yang digunakan serta taraf signifikansinya, serta argumentasi terhadap pemilihan suatu uji statistik. Selanjutnya dilakukan interpretasi terhadap hasil uji statistik berdasarkan teori yang telah diajukan di dalam bab kerangka teoritis. Sementara penelitian kuantitatif yang menggunakan hipotesis, perlu mengemukakan jenis hipotesis dan cara mengujinya. Jenis hipotesis dapat berupa hipotesis teoritis dan hipotesis statistik. Hipotesis alternatif dapat dirumuskan dalam bentuk terarah atau tidak terarah, bergantung pada kualitas teori yang dijadikan sebagai dasar perumusannya. 2. Penelitian kualitatif Penelitian kualitatif umumnya analisis dilakukan dengan pengelompokan data untuk mencari suatu pola/keteraturan dari fenomena yang dipelajari, membandingkan data (konsep-konsep, unsur-unsur atau faktor-faktor) dengan standar, norma, konsep, teori atau referensi lainnya. Selanjutnya dilakukan interpretasi/pemaknaan subyektif terhadap data, pola yang muncul dari data, maupun terhadap hasil perbandingan data dengan referensi yang telah ditetapkan dengan mengutamakan referensi yang dipaparkan di dalam bab kerangka teori. Sementara itu uji validitas (jika diperlukan) di dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menerapkan triangulasi.Rencana Kegiatan Perencanaan Aktivitas Revisi Bab I Revisi Bab II Revisi Bab III Pengumpulan Data Analisis Data, Pembahasan dan Kesimpulan Pengecekan konsistensi logis/ teoritis/metodologis Pengecekan format penulisan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12

No 1

2

Pelaksanaan

3

Evaluasi

BAB IV

PENYUSUNAN LAPORAN SKRIPSISistematika penyusunan laporan penelitian/skripsi sangat penting agar pembaca mudah memahami dan tertarik untuk membaca. Secara keseluruhan jumlah halaman skripsi minimal 60 (enam puluh) halaman. Isi proposal skripsi namun secara substantif tetap memberi ruang untuk menyelaraskan dengan keperluan penelitian, dengan sistematika yang terdiri atas tiga bagian yaitu; Bagian Awal, Bagian Isi dan Bagian Akhir. Berikut ini pokok-pokok uraian yang dimuat dalam penyusunan laporan skripsi: A. Bagian Awal Skripsi terdiri dari : 1. Halaman judul (lihat lampiran 2) 2. Halaman Pernyataan Orisinalitas Skripsi 3. Halaman persetujuan Dosen Pembimbing untuk ujian skripsi (lihat lampiran 3) 4. Halaman Pengesahan Setelah Lulus Ujian Skripsi (lihat lampiran 4) 5. Dapat dimungkinkan dibuat halaman khusus untuk penguji tamu (lihat lampiran 7) 6. Halaman Motto dan Persembahan 7. Halaman Kata Pengantar 8. Halaman Abstrak. Abstrak mencerminkan isi keseluruhan dari skripsi, yang dibuat secara singkat yang umumnya ditulis sepanjang satu paragraf dan hanya terdiri dari 100 hingga 200 kata dengan 1 (satu) spasi. (lihat lampiran 8). Adapun format dari abstrak terdiri dari: 1) Nama penulis/mahasiswa (beserta NPM mahasiswa bersangkutan). 2) Judul dari skripsi, yang ditulis dengan huruf kapital semua. 3) Jumlah halaman pengantar; isi skripsi; tahun penyelesaian skripsi; jumlah "Gambar"; jumlah "Tabel". 4) Topik skripsi, sesuai dengan konsentrasi/peminatan mahasiswa yang bersangkutan. 5) Masalah, tujuan, pendekatan teori yang digunakan, desain/metode penelitian yang dilakukan, hasil analisis/temuan, kesimpulan dan saran/rekomendasi. 6) Jumlah kata kunci minimal 3 kata 7) Jumlah daftar acuan/referensi (tulis angka tahun tertua sampai dengan termuda). 8) Nama dosen pembimbing mahasiswa serta dosen co-pembimbing (kalau ada). 9. Halaman Daftar Isi (lihat lampiran 6) 10. Halaman Daftar Tabel

11. Halaman Daftar Gambar 12. Halaman Daftar Lampiran B. Bagian Isi Skripsi terdiri dari : Dalam bagian isi skripsi akan diulas secara substantif namun tetap memberi ruang yang dapat disesuaikan dengan keperluan penelitian. Bagian isi skripsi dalam buku panduan ini, terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori, dan metode penelitian. BAB I PENDAHULUAN (maksimal 10% jumlah halaman) Memberikan gambaran secara singkat mengenai skripsi yang bersangkutan yang sudah dikemukakan pada saat pengajuan proposal skripsi. Bab ini terdiri dari sub bab : 1. Latar Belakang Permasalahan 2. Identifikasi Masalah 3. Ruang lingkup/Pembatasan Masalah 4. Perumusan Masalah 5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6. Sistimatika Pembahasan (pembabakan skripsi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI (25% jumlah halaman) Merupakan penjabaran teori yang relevan dan metode penelitian yang digunakan dalam analisis dan pembahasan. Teori yang dicantumkan di bab ini adalah yang relevan dengan permasalahan penelitian, dan akan manjadi dasar penentuan variabel-variabel (di dalam penelitian kuantitatif) ataupun konsep-konsep (di dalam penelitian kualitatif); maupun di dalam penyusunan kuesioner, panduan observasi, maupun panduan analisis teks. Tinjauan Pustaka memuat landasan teori, dalil, model, norma, standar, prosedur, aturan, dan sejenisnya yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu atau masalah (problem) yang diteliti. Termasuk di dalamnya hasil penelitian terdahulu atau jurnal/majalah ilmiah. Kerangka Pemikiran memuat seluruh kegiatan penelitian sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaiannya. Kerangka pemikiran dibuat dalam bentuk bagan dan uraian (narasi). Kerangka pemikiran memuat variabel/unsur penelitian dan hubungan antar variabel termasuk identifikasi dan definisi variabel. Hipotesis (kalau ada) merupakan jawaban sementara atau jawaban teoritis terhadap pertanyaan yang dikemukakan dalam Perumusan Masalah berdasarkan tinjauan pustakan dan kerangka pemikiran di atas dan dinyatakan dalam bentuk deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN (maksimal 15% jumlah halaman) Pada bab ini dipaparkan asumsi-asumsi, jenis penelitian, dan metode penelitian. Di samping itu dipaparkan juga argumentasi-argumentasi sebagai justifikasi bahwa asumsi-asumsi, jenis

penelitian, dan metode penelitian tersebut, adalah yang paling memadai untuk mencari jawaban terhadap tujuan penelitian. Metode Penelitian merupakan metode yang digunakan dalam penelitian yang akan menentukan ilmiah tidaknya suatu hasil penelitian. Dalam metode penelitian dimuat obyek/tempat/lokasi/daerah/proses/waktu penelitian, metode penarikan sample (pada penelitian kuantitatif) dan metode pemilihan nara sumber/subyek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik pengujian hipotesis (kalau ada). BAB IV HASIL PENELITIAN (minimal 45% jumlah halaman) Bab ini menguraikan gambaran umum unit observasi seperti data atau variabel/konsep, penelitian, perusahaan, daerah, lokasi, proses, atau sejenisnya, serta menguraikan analisis dan pembahasan hasil penelitian. A. Gambaran umum unit observasi (jumlah halaman maksimal 50% dari Bab IV atau 45% Skripsi) Untuk penelitian deskriptif dan komparatif, gambaran umum unit observasi dapat memuat tentang sejarah dan kegiatan perusahaan yang diteliti. Struktur organisasi dan uraian tugas dan tanggungjawab hanya dimuat bila ada evaluasi yang terkait dengan permasalahan, bila tidak ada permasalahan yang terkait dengan struktur organisasi dan uraian tugasnya maka tidak perlu dipaparkan. Untuk penelitian kuantitatif dan komparatif perlu diberikan gambaran umum unit observasi berupa kelompok populasi misal sektor industri/perusahaan dan sampel penelitian. Gambaran umum unit observasi ini dapat menggambarkan data, variabel penelitian, perusahaan dan proses atau sejenisnya. Untuk penelitian kualitatif yang merupakan analisis teks, bagian ini akan memuat gambara obyek/materi yang akan dianalisis (narasi teks, foto, audio, dan sebagainya) dalam konteks yang lebih luas. Sementara untuk penelitian kualitatif yang bersifat studi lapangan, gambaran umum lapangan dipaparkan secara lebih detail dan menyeluruh. Hal ini didasari prinsip bahwa studi lapangan di dalam penelitian kualitatif umumnya bersifat holistik. Sementara untuk penelitian kualitatif yang bersifat studi teks, dan sebagainya, gambaran umum unit observasi disesuaikan dengan kebutuhan analisis. B. Analisis dan Pembahasan (jumlah halaman minimal 50% dari Bab IV atau 45% Skripsi) Bab ini menganalisis dan membahas fakta-fakta yang ada dalam entitas yang menjadi unit observasi. Analisis harus dilakukan dengan menggunakan teori yang telah dikemukakan di bab II beserta interpretasinya. Untuk menghasilkan kesimpulan yang beralasan kuat, maka dalam menganalisis dan membahas perlu digunakan tolok ukur (untuk penelitian kuantitatif), dan acuan/referensi dalam konteks yang relevan (untuk penelitian kualitatif). dalam bentuk kuantitas (kuantitatif), standar, norma, atau aturan. Mengenai metode penggunaan tolok ukur maupun acuan tersebut dapat dilakukansecara: - kuantitatif (empiris dan statistikal) : harus membandingkan apa saja yang akan dibandingkan, dengan apa dibandingkan, dan harus jelas analisisnya, tidak hanya menolak atau menerima hipotesis, tetapi juga mengemukakan manfaat hasil analisis.

- Pendekatan kualitatif yaitu dengan membandingan antara fakta (realitas) dengan nilai, norma, aturan, norma, rambu-rambu atau antara 2 periode atau lebih, penggambaran secara holistik dan sebagainya. Alat yang digunakan untuk analisis tergantung pada topik penelitian yang dipilih. Hasil analisis dan pembahasan tersebut diarahkan sesuai dengan tujuan penelitian dan diharapkan akan dapat memberikan gagasan mengenai cara-cara pemecahan masalah (problem) yang diteliti, serta (bila perlu) mengemukakan berbagai kendala yang dihadapai dalam upaya pemecahan masalah (problem) tersebut. Mengingat bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi program S1 merupakan calon-calon praktisi yang bersifat teknis, maka usaha pemecahan masalah (problem) perlu diarahkan kepada hal-hal yang bersifat teknis bukan politis, dan hendaknya merupakan ide yang harus dapat dilaksanakan di dalam praktek (praktis dan pragmatis). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN (maksimal 5 % jumlah halaman) Dalam bab ini dikemukakan secara singkat kesimpulan, mencakup jawaban yang dipoleh dari interpretasi data yang merupakan jawaban terhadap permasalahan penelitian, nilai lebih dan kelemahan dari penelitian yang telah dilakukan. Saran yang diberikan harus singkat, berangkat pada kelemahan baik proses dari penelitian yang dilakukan maupun kelemahahan terkait temuan penelitian, dan merupakan pemecahan masalah. C. Bagian Akhir Skripsi Bagian akhir skripsi memuat : a. DAFTAR PUSTAKA b. LAMPIRAN-LAMPIRAN c. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penyusun Skripsi d. SURAT PERNYATAAN e. DAFTAR GAMBAR (jika ada)

BAB V TATA CARA PENULISANTata cara penulisan mencakup hal-hal yang bersifat teknis pengetikan proposal dan skripsi. Tata cara tersebut terdiri atas bahan dan ukuran yang digunakan, pengetikan,bahasa, dan penulisan nama yang menjadi sumber referensi penyusunan proposal dan skripsi. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata cara penulisan skripsi: A. Bahan dan Ukuran Bahan dan ukuran mencakup kertas yang digunakan dalam penyusunan proposal dan skripsi: 1. sampul depan; 2. naskah dan 3. lain-lain. 1. Sampul depan.

Untuk skripsi tulisan di sampul depan berwarna emas dan dicetak tebal (bold) dengan menggunakan huruf besar. Font tulisan adalah Times New Roman ukuran font 12. Skripsi sebelum diuji, sampul menggunakan karton (soft cover) buffalo atau yang sejenisnya dengan warna orange . Untuk skripsi yang telah lulus diuji dan diperbaiki, sampul depan menggunakan hard cover orange dan harus dilapisi plastik di bagian luarnya. Punggung hard cover ditulis dengan tulisan huruf besar berwarna emas, jenis huruf Times New Roman, ukuran font 10. Susunan tulisan secara urut dari kiri ke kanan dimulai dengan kata skripsi, judul skripsi, nama (di atas) dan NPM (di bawah), logo dan tahun ujian. Setelah skripsi diuji, halaman setelah sampul depan diberi 2 lembar kertas putih yang tidak ditulis apapun, ukuran A4, berat 100 gram untuk lembar pertama dan 80 gram untuk lembar kedua. 2. Naskah. Selain sampul depan skripsi, semua bagian awal, utama dan bagian akhir proposal maupun skripsi menggunakan jenis kertas HVS berwarna putih dengan ukuran A4 (29,7cm x 21,0cm) dan berat 80 gram. Naskah hanya diketik pada satu halaman, tidak bolak-balik. 3. Lain-lain. Antarbagian dan antarbab skripsi digunakan kertas berwarna orange dengan lambang Universitas Tarumanagara berdiameter sekitar 5 cm. B. Pengetikan Pengetikan mencakup marjin kertas, huruf, spasi, alinea, judul, penomoran, keterangan tabel dan gambar. 1. Marjin. Batas kertas yang digunakan untuk pengetikan (marjin) adalah sebagai berikut: a. tepi atas : 4 cm, b. tepi bawah : 3 cm, c. tepi kiri : 4 cm, dan d. tepi kanan : 3 cm. 2. Huruf. Semua huruf maupun angka diketik dengan menggunakan Times New Roman dengan ukuran font sebesar 12. Untuk seluruh naskah digunakan jenis huruf yang sama. a. Miring (Italic). Semua kata-kata asing beserta singkatannya dan judul daftar pustaka (buku, jurnal, dll.) diketik dengan menggunakan huruf miring (Italic). Huruf miring digunakan juga untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata tertentu. Misalnya: Pada bab ini tidak diuraikan . . .

Untuk penulisan ungkapan asing kecuali telah disesuaikan ejaannya, digunakan juga huruf miring. Misalnya: kata up- grading. b. Lain-lain. Hal-hal yang tidak dapat diketik dengan komputer maupun mesin ketik lainnya ditulis dengan rapi dengan menggunakan tinta hitam yang tahan lama. 3. Spasi Seluruh naskah pada bagian utama proposal maupun skripsi diketik dengan jarak dua spasi antarbaris, kecuali untuk kutipan langsung yang lebih dari 3 baris gunakan spasi 1 dengan indensi (masuk) 5 ketukan dari marjin kiri dan kanan. 4. Alinea. Setiap alinea dimulai pada baris baru dengan indensi sebanyak lima ketukan ke kanan.Satu alinea minimal berisi dua kalimat. Gunakan kalimat pasif untuk menghindari kata ganti orang pertama, kedua dan ketiga. Hindari pointers, ketik per alinea. Hanya sub judul dan sub-sub judul saja yang dapat menggunakan pointer. Kata penghubung tidak dapat ditempatkan di awal kalimat. Format ketikan rata kiri dan rata kanan; sub judul atau sub-sub judul tidak membuat format ketikan semakin masuk/menjorok ke dalam. 5. Judul Skripsi, Halaman, Bab diketik dengan huruf besar semua dan di-bold. Penulisan Ayat setiap kata dimulai dengan huruf besar diikuti dengan huruf kecil, kecuali kata sambung menggunakan huruf kecil semua. Penulisan untuk Tabel dan Gambar setiap kata dimulai dengan huruf besar diikuti dengan huruf kecil, kecuali kata sambung menggunakan huruf kecil semua dan dicetak tebal. Format penulisan tabel dan gambar adalah sebagai berikut: tulisan Tabel/Gambar, diberi spasi diikuti nomor bab, ketik tanda titik, tulis nomor urut tabel, diberi spasi satu ke bawah, dan ditulis nama tabel/gambar. Judul tabel diketik di tengah halaman naskah dengan jarak satu spasi antarbaris maupun dari tabel. Setiap kata diawali dengan huruf besar kecuali untuk kata depan, seperti di, pada, yang, dan sejenisnya. Judul tabel dibuat di atas tabel. Jarak judul tabel dari kalimat sebelumnya adalah tiga spasi. Keterangan tabel, bila diperlukan, diketik di bawah tabel dimulai dari tepi kiri tabel dengan jarak satu spasi antar barisnya maupun dari tabelnya. Bila isi tabel merupakan data primer, maka keterangan mengenai sumbernya tidak perlu dituliskan. Bila isi tabel merupakan data sekunder, maka wajib dituliskan sumbernya. Jarak keterangan tabel dari kalimat berikutnya adalah tiga spasi. Gambar dibuat di tengah-tengah halaman naskah. Judul gambar diketik di bawah gambar dimulai dari tepi kiri gambar dengan jarak satu spasi dari gambar maupun antar baris. Jarak gambar dari kalimat sebelumnya adalah tiga spasi. Keterangan gambar, bila diperlukan, ditulis di bawah judul gambar dimulai dari tepi kiri gambar dengan jarak satu spasi dari judul gambar dan antar baris keterangannya. Bila gambar dibuat sendiri oleh penulis, maka keterangan mengenai sumbernya tidak perlu dituliskan. Bila gambar diperoleh dari sumber lain, maka

sumbernya harus dituliskan. Jarak keterangan gambar dari kalimat berikutnya adalah tiga spasi. Contoh: Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan dan Penghasilan Responden Sub judul : huruf pertama dari setiap kata saja yang besar dan dicetak tebal (bold). Kata penghubung menggunakan huruf kecil semua. Sub-sub judul : huruf pertama dari setiap kata saja yang besar dan tidak dicetak tebal (bold). Kata penghubung menggunakan huruf kecil semua. 6. Penomoran. Penomoran mencakup penomoran pada halaman, bab, pasal (sub-bab), ayat (subsub-bab), dan seterusnya, tabel dan gambar, serta lampiran. a. Halaman. Halaman bagian awal proposal maupun skripsi diberi nomor berupa angka Romawi kecil di pojok kanan atas, dan halaman bagian utama dan akhir proposal dan skripsi diberi nomor berupa angka Arab. Nomor halaman ditempatkan di pojok kanan atas. b. Bab, pasal, ayat. Penomoran atau kode untuk bab, pasal, ayat, dst. secara berturut-turut adalah sebagai berikut :I, A, 1, a, 1), a), (1), (a).

c. Tabel dan gambar. Penomoran tabel dan gambar terdiri atas dua bagian, yaitu angka yang menunjukkan bab di mana tabel dan gambar itu terdapat serta nomor tabel dan gambarnya sendiri. Angka yang digunakan untuk menunjukkan bab maupun nomor tabel itu adalah angka Arab. Kedua bagian itu diantarai oleh tanda titik. Misalnya: Tabel 4.1., Gambar 4.10. Nama Tabel dan nomor ditulis di atas tabel. Nama Gambar dan nomor ditulis di atas gambar. Sumber tabel/gambar ditulis di bawah tabel/gambar dengan ukuran font 10. d. Lampiran. Lampiran dibuat halaman tersendiri dan diberi nomor urut sesuai dengan banyaknya bagian dari lampiran itu. Bila lampirannya relatif banyak dan dapat dikelompokkan, maka penulisan kode adalah sebagai berikut: A-1, A-2, . . ., A-10, B-1, B-2, . .

7. Penulisan Isi Tabel Penulisan isi tabel dibuat dan diusahakan untuk tidak terputus dalam 1 (satu) halaman. Jika harus terputus, diberikan kata/kalimat penyambung di akhir halaman dan di awal halaman berikutnya. Misal : Sub Jumlah, dipindahkan, dan sebagainya. Isi tabel dapat dibuat dengan jarak spasi satu (single) jika isinya panjang/ lebih dari setengah halaman. Jika isi tabel kurang dari setengah halaman, dibuat dengan spasi dua (ganda). 8. Penulisan Rumus Rumus dibuat di tengah halaman, dan tidak perlu dibuat dalam kotak ataupun ditebalkan hurufnya. Jika rumus terlalu panjang, penulisannya dapat disimbolkan. Misalkan : Marketing Public Relations disingkat/ disimbolkan menjadi MPR. Jika penulisan rumus disimbolkan, maka di bawahnya harus diberi keterangan atas simbol yang dipergunakan. Penulisan keterangan adalah rata kiri sejajar dengan indent alinea paragraf tersebut. 9. Penulisan Heading/ Sub Judul Heading/ sub judul tidak boleh terpotong atau tersisa pada akhir halaman, tanpa kalimat pengantar atau keterangan yang menyertainya. Jika harus terpotong, maka heading/ sub judul dipindahkan ke halaman berikutnya. Minimum terdapat satu kalimat pengantar atau keterangan yang menyertai heading/ sub judul, baru boleh terpotong ke halaman berikutnya. C. Bahasa Bahasa mencakup struktur dan bentuk kalimat, kata, tanda baca, dan pengutipan. 1. Struktur dan bentuk kalimat. Kalimat yang digunakan adalah kalimat tulisan yang bersifat formal. Struktur kalimat yang digunakan terdiri atas subyek, predikat, dan obyek; paling tidak terdiri atas subyek dan predikatnya. Subyek tidak menggunakan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga ( impersonal ). Istilah yang digunakan untuk menunjuk diri penyusun proposal penelitian maupun skripsi tidak diperlukan, kecuali pada kata pengantar. Semua kalimat di dalam skripsi ditulis dalam bentuk netral. Dalam penulisan hasil wawancara dapat diformulasikan sesuai dengan hasil di lapangan penelitian, wawancara atau hasil lainnya yang menunjukkan keaslian data. 2. Kata. Kata kerja ditulis dengan lengkap. Misalnya, bukan "AJI tegaskan agar . . . " tetapi "AJI menegaskan agar . . . ." Kata depan, seperti di, ke, dan daripada, harus digunakan dengan tepat. Kata depan di dan ke digunakan untuk menunjukkan tempat. Kata daripada hanya digunakan untuk tujuan pembandingan. 3. Tanda baca. Setiap kalimat diakhiri dengan satu tanda titik. Untuk singkatan yang sudah resmi, seperti cm, g, kg, tidak digunakan tanda titik. Untuk menunjukkan bilangan desimal digunakan tanda

koma, dan untuk menunjukkan bilangan ribuan digunakan tanda titik walaupun mungkin pada perangkat lunak komputer yang digunakan adalah yang sebaliknya. 4. Pengutipan. Kutipan langsung berarti mengutip langsung sebagaimana tertulis pada sumber yang dikutip. Kutipan tidak langsung berarti hanya mengutip ide, pendapat atau pokok pikiran yang terkandung pada sumber yang dikutip. a. Kutipan langsung sampai dengan tiga baris. Bila panjang kutipan langsung tidak lebih dari tiga baris maka kutipan itu dirangkai langsung dengan kalimat yang digunakan dengan membuat kutipan itu di antara dua tanda petik. b. Kutipan langsung lebih dari tiga baris. Bila panjang kutipan langsung lebih dari tiga baris maka kutipan itu diketik pada baris baru dengan menggunakan satu spasi dan berada diantara dua tanda petik. Kutipan diawali pada lima indensi ke kanan dari tepi kiri dan berakhir lima indensi sebelum tepi kanan naskah. Jarak antara kalimat sebelum dan setelah kutipan langsung adalah dua spasi. c. Kutipan tidak langsung. Bagian yang dikutip secara tidak langsung dirangkai menjadi kalimat yang digunakan tanpa tanda petik. Contoh : Menurut Stephen W. Littlejohn (2006:4) yang dimaksud dengan komunikasi yaitu............. d. Bagian yang ditiadakan. Adakalanya penulis meniadakan sebagian dari hal yang dikutipnya secara langsung karena bagian itu memang tidak penting. Bagian yang ditiadakan itu diganti dengan tiga tanda titik yang berjarak dua ketukan(. . .) Caranya adalah sebagai berikut : Bila bagian kalimat yang dihilangkan berada di : Depan : . . . kalimat Tengah : kalimat . . . kalimat Akhir kalimat : kalimat . . . e. Lain-lain Kutipan langsung dari buku referensi yang digunakan dalam penelitian harus diulas oleh peneliti. D. Penulisan Nama Dan Daftar Pustaka Penulisan nama mencakup penulisan nama dari orang yang karyanya dikutip pada uraian proposal penelitian maupun skripsi dan pada daftar pustaka. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) nama penulis referensi dan uraian, (2) penempatan nama dan uraian, (3) penulisan daftar pustaka, dan (4) lain-lain. 1. Nama penulis referensi pada uraian. Nama penulis yang karyanya dijadikan referensi pada bagian utama proposal penelitian maupun skripsi dituliskan langsung pada uraian disertai dengan tahun dan halaman yang dikutip. Jadi, penulisan nama tanpa menggunakan catatan kaki, tetapi

dengan endnotes. Endnotes terdiri atas nama pengarang yang dikutip, tahun terbit, dan halaman. Bila namanya terdiri atas dua atau lebih suku kata dan mencakup nama marga, nama keluarga, maka yang ditulis adalah hanya nama marga atau keluarga itu. Seandainya nama marga disertai dengan awalan kata sandang, kata depan atau gabungan kata sandang dan kata depan adalah bagian dari nama keluarga tersebut. Awalan tersebut adalah de, van, van der, von, la, dan Mac. Jika peneliti tidak mengetahui secara jelas nama marga atau keluarganya maka yang ditulis adalah nama belakang dari pengarang. Bila pengarang adalah seorang Cina, Jepang, dan atau Korea, nama keluarga (marga) terletak di depan nama mereka, kecuali jika nama terdiri dari nama Barat dan nama keluarga Cina. Antara tahun dan nomor halaman dari mana pengutipan dilakukan diantarai oleh tanda titik dua dan diberi spasi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan beberapa contoh. a. Satu orang penulis. Contoh penulisan nama keluarga adalah sbb.: Scott M. Cutlip ditulis menjadi Cutlip (2006: 213) Everett M. Rogers ditulis Rogers (1995: 21) Contoh penulisan nama: Cina adalah sbb.: Ong Hok Chuan ditulis Ong (1996: 65) Li Fan Quiang ditulis Li (2007: 23) Zhang Wei ditulis Zhang (2007: 43) Korea adalah sbb.: Yu Kyong-Hee ditulis Yu (2008: 234) Contoh penulisan nama Cina yang disertai nama Barat, sbb.: Richard Lee ditulis Lee (2010: 34) Philip Loh Fook Seng ditulis Loh (1996: 203) Contoh penulisan nama yang disertai kata sandang atau kata depan adalah sbb.: A. Van Gelder ditulis Gelder (2008: 102) Edoardo di Muro ditulis Muro (2001: 345)

Pengecualian 1: Karena Mac dan Mc dianggap merupakan bagian dari nama, makapenulisannya adalah sbb.: Contoh: J.D. MacKenzie ditulis MacKenzie (2001: 324) Warwick McKean ditulis McKean (2000: 13)

Pengecualian 2: Jika awalan tidak ditulis terpisah dari nama, maka penulisannya adalahsbb.: Contoh: Lane DiMuro ditulis DiMuro (2001: 345) Sean Patrick ORourke ditulis ORourke (2010: 345) Contoh penulisan nama yang terdiri atas dua atau lebih suku kata, tetapi tidak jelas apakah di antara kata itu terdapat nama keluarga atau tidak, adalah sbb.: Rachmat Kriyantono ditulis Kriyantono (2007: 32) Djalaludin Rakhmat ditulis menjadi Rakhmat (2002: 34) Deddy Mulyana ditulis Mulyana (2006: 35) Onong Uchjana Effendy ditulis Effendy (2009: 78) Dedy Nur Hidayat ditulis Hidayat (2003: 235) Sasa Djuasa Sendjaja ditulis Sendjaja (2003: 234) b. Dua atau tiga orang penulis. Bila referensi yang digunakan ditulis oleh dua atau tiga orang, maka yang ditulis hanya nama terakhir dari masing-masing penulis. Contohnya adalah sbb.: Naresh K. Malhotra dan Dean Kruckeberg ditulis menjadi Malhotra dan Kruckeberg(2006: 753) Dean Kruckeberg, Doug Newsom, dan Judy menjadiKruckeberg, Newsom dan Turk (2010 : 9). c. Lebih dari tiga orang penulis. Bila referensi yang digunakan ditulis oleh lebih dari tiga orang, maka yang ditulis hanya nama terakhir dari penulis pertama dan diikuti dengan singkatan dkk. (dan kawankawan). Antara nama penulis dengan singkatan dkk diberi tanda koma dan spasi. Contohnya adalah sbb.: Scott M. Cutlip, Allan H. Center, Glen M. Broom ditulis Cutlip, dkk. (2007: 32). VanSlyke Turk ditulis

d. Nama sama dengan tahun yang sama. Bila referensi yang digunakan lebih dari satu dan oleh penulis yang sama yang diterbitkan pada tahun yang sama, maka tahunnya diikuti dengan huruf a, b, dst. Contohnya adalah sbb.: Khasali (2006a: 23), dan Khasali (2006b:54). e. Nama sama dengan tahun yang berbeda. Bila referensi yang digunakan lebih dari satu dan ditulis oleh orang yang sama yang diterbitkan pada tahun yang berbeda, maka penulisannya dilakukan seperti biasa. Contohnya adalah sbb.: Bungin (2004: 25), dan Bungin (2008: 22). f. Nama akhir sama tetapi orangnya berbeda. Bila terdapat dua referensi yang ditulis oleh orang yang berbeda tetapi memiliki nama nama akhir yang sama, maka nama sebelumnya harus dituliskan juga. Contohnya adalah sbb.: E. M. Rogers dan Carl I. Rogers ditulis menjadi E.M. Rogers (2006: 5) dan C.I.Rogers (2006: 67). g. Nama akhir disingkat. Bila nama akhir penulis disingkat, maka nama sebelumnya dituliskan. Contohnya adalah sbb.: Santi Indra A ditulis Indra A. (2007: 10). h. Nama dengan garis penghubung. Bila pada nama penulis terdapat tanda penghubung, maka nama sebelum dan setelah tanda penghubung itu ditulis. Contohnya Riris Loisa Silitonga-Silalahi ditulis menjadi Silitonga-Silalahi (2007: 23) Mohammed Al-Afghani ditulis menjadi Al-Afghani (2008: 456) W. Schneider-Barthold ditulis Schneider-Barthold (2000: 352) T. Muller-Debus ditulis Muller-Debus (2009: 23) i. Kumpulan tulisan.

Kumpulan tulisan atau bunga rampai terdiri atas beberapa tulisan yang ditulis oleh orang yang berbeda-beda. Salah satu atau tidak satu pun dari antara penulis itu mungkin menjadikannya sebagai kumpulan tulisan dan diterbitkan. Nama yang ditulis adalah nama penulis dari mana kutipan diperoleh serta nama editornya. Contohnya adalah . . . . Gregory (dalam Cutlip, 2009 : 89); menurut Pace (dalamMulyana, 2008: 50). Gregory dan Pace adalah nama penulis dan Cutlip

dan Mulyana adalah nama editor.2. Penempatan nama pada uraian.

Nama penulis yang dikutip dapat ditempatkan di awal, tengah, atau akhir kalimat. Bila ditempatkan di awal kalimat, maka penulisannya adalah sbb.: Rakhmat (2008 : 198) mengemukakan bahwa iklan . . . . Bila ditempatkan di tengah-tengah kalimat, maka penulisannya adalah sbb.: . . . selain definisi di atas, Mulyana (2007 : 54) juga mengemukakan bahwa . . . . Bila ditempatkan di akhir kalimat, maka penulisannya adalah sbb.: . . . penggunaan teknik analisis yang demikian tidak dapat dibenarkan (Effendy, 2009 : 299). 3. Penulisan daftar pustaka. Penulisan Referensi pada Daftar Pustaka dimaksudkan agar orang yang memerlukannya dapat dengan mudah menemukan dan membacanya. Untuk itu,penulisan referensi pada Daftar Pustaka umumnya secara berturut-turut terdiri atas unsur: nama, tahun penerbitan, judul buku, edisi, kota penerbitan, serta penerbit. Antarunsur dipisah oleh tanda titik, kecuali antara kota penerbitan dan penerbit diantarai dengan tanda titik dua. Penulisan Daftar Pustaka tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun. Daftar Pustaka untuk skripsi paling sedikit sepuluh, dan disusun menurut abjad nama belakangpengarang (alfabetis) tanpa didahului oleh nomor urut atau garis pendek. Daftar pustaka juga harus bersumber dari referensi yang paling mutakhir. Bila mengacu pada jurnal riset, maka sedapat mungkin jurnal terkini, kecuali bila tidak tersedia sesuai dengan topik skripsi atau untuk memperlihatkan benang merah hasil-hasil penelitian terdahulu. Penulisan nama pengarang pada Daftar Pustaka diatur sebagai berikut: a. Penulisan nama Indonesia dimulai dari nama belakang. Bila nama Indonesia itu mencakup nama marga, nama baptis, atau nama-nama awal berupa singkatan, maka nama marga ditulis lebih dulu diikuti tanda koma dan nama baptis dan/atau singkatannya (misalnya : Menayang, Victor atau Tairas, J.N.B). b. Nama asing ditulis dengan urutan nama keluarga ( last/family name) yang dikuti dengan nama kecil ( first name) atau nama baptis. Contohnya: Jefkins, Frank. Gregory, Anne. c. Bila pengarang terdiri atas dua nama asing berlaku ketentuan butir b di atas.

Contohnya: Malhotra, Naresh K. Littlejohn, Steven A. d. Bila pengarang terdiri atas lebih dari tiga orang nama asing ditulis satu nama saja seperti butir (b) diikuti dengan et al . contoh: Cutlip, Scott M., et al. e. Bila seorang penulis menyusun lebih dari satu buku, maka daftar pustaka disusun berdasarkan tahun penerbitan yang paling tua. Dalam hal ini nama penulis untuk buku berikutnya tidak perlu ditulis tapi cukup dengan menggunakan garis bawahyang menjorok lima ketuk ke dalam. f. Bila seorang pengarang dalam tahun yang sama menulis lebih dari satu buku, maka tahun penerbitan diberi catatan keterangan a, b, c dan sebagainya, misalnyaOgilvy, 2007 a. _____ , 2007 b. g. Teknik penulisan Daftar Pustaka adalah sebagai berikut: Nama keluarga/nama belakang, nama kecil/inisial (tahun penerbitan) Judul buku, Kota Penerbitan: Nama Penerbit. Bila penulisan daftar pustaka lebih dari satu baris, maka baris kedua dan seterusnya menjorok lima ketuk ke dalam. Contohnya adalah: Rogers, E.M. (2006). Diffusion of inovations. 9th edition. Englewood Cliffs: Prentice-Hall Nama buku dan edisi dicetak tebal, dan hanya huruf pertama yang diketik dengan huruf besar. Bila sumber yang dipakai adalah sebuah artikel di dalam jurnal, maka pengetikan dibuat sebagai berikut : Nama keluarga/nama belakang, nama kecil / inisial .(tahun terbitan). Nama artikel. Nama jurnal. Volume. No. (di dalam kurung), dan halaman artikel secara keseluruhan. Contohnya adalah sebagai berikut : Sukardi, W.A. (2009). Mencari penanggungjawab pers. Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara. 1(1). 30-51 Small, J. Kenneth. (2007). The giving of hostages. Politics and The Life Sciences. 16(1). 77-85 Nama artikel diketik biasa dengan hanya huruf pertama adalah huruf besar dan dicetak tebal. Semua huruf permulaan kata dari nama jurnal diketik dengan huruf besar dan volume ditulis hanya nomornya saja. h. Sumber on-line

Beverly, C. (2010). The technics of technology in education. 30 Aug. 2000 Penerbitan on-line (surat kabar dan jurnal) Greenleaf, G. (June, 2010). A proposed privacy code for asia-pacific cyberlaw. Journal of Computer-Mediated Communication. Ed. A.W. Branscomb. 2(1). 30 Aug. 2000 i. Kutipan dari diktat/fotocopy atau catatan kuliah tidak boleh dicantumkan pada Daftar Pustaka. 4. Lain-lain. a. Nama gelar tidak perlu dicantumkan pada uraian maupun daftar pustaka walaupun tertulis pada sumbernya. b. Kadang-kadang penulis mengutip sesuatu dari sumber lain, bukan sumber aslinya. Pengutipan yang demikian, pada uraian ditulis sbb.: Pace (dalam Mulyana, 2008: 25) mengemukakan bahwa . . . . Ini berarti penulis tidak membaca secara langsung buku yang ditulis oleh Pace, tetapi dikutip dari Mulyana. Pada daftar pustaka ditulis sbb.: Pace, R. Wayne. (2008) . . . . c. Catatan kaki hanya dipakai untuk menjelaskan sesuatu yang tidak dapat dimasukkan dalam teks. Angka untuk catatan kaki ditulis dengan font 10 di atas teks bagian akhir. Isi catatan kaki ditulis dengan huruf kecil font 10 di bagian bawah halaman. Contoh : (1) Hasil wawancara dengan Direktur Perusahaan (2) Sebelum tahun A masih berstatus PT., sekarang status TBK. d. Contoh cara penulisan program komputer yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah sbb.: Jreskog, Karl and Srbom, Dag. (1996). LISREL 8. Chicago. IL: Scien-tific Software International f. Contoh penulisan referensi yang dikeluarkan oleh lembaga adalah sbb.: Biro Pusat Statistik. (2007). Penduduk Indonesia: Hasil Survei PendudukAntarsensus 1985. f. Contoh cara penulisan dari abstrak adalah sbb.: Indonesia Abstracts: Indonesia. Jakarta: LIPI Containing Abstracts of Scientific Articles Appearing in

h. Contoh penulisan peraturan-peraturan adalah sbb.: Undang-Undang Publik Republik Indonesia No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

i. Contoh penulisan artikel dari koran adalah sbb.: Gisela, Novena A. (2011). Lebih dari Sekadar Promosi. Seputar Indonesia. 23 Januari. hal. 4 j. Contoh penulisan makalah adalah sbb.: Sukendro, Gregorius G. (2011). Peranan Periklanan dalam Membangun Citra Corporate. Makalah disampaikan pada Workshop Periklanan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara. Jakarta. 13-16 Januari 2011 k. Contoh penulisan indeks adalah sbb.: Indeks Majalah. Muntilan: Lembaga Penelitian dan Publikasi. Universitas Karyamandiri. Pelayanan Informasi Penelitian. Terbit tiap bulan l. Contoh penulisan bibliografi adalah sbb.: Yoe, Gieh Setianto and Gregorius Genep McKendro. (2007). The IndonesianCommunication. 2005-2010: A bibliography. Muntilan: West Java Asia Studies. Muntilan University