bahan pio.psi konsumen

17
PSIKOLOGI KONSUMEN A. Pengertian Psikologi Konsumen Bidang studi ini ini berkenaan dengan hubungan antara penciptaan sua peluang penggunaannya oleh individu dengan proses-proses mental (psikologis) bidang studi ini meliputi pemahaman tentang : a. Proses psikologi dalam diri konsumen sebagai individu maupun kelompok, b.Aspek-aspek psikologi yang dipertimbangkan dalam strategi pemasaran/distribusi produk, c. Riset pemasaran dalam konteks psikologi. Psikologi konsumen merupakan bagian dalam bidang psikologi industri dan organisasi yang sinergi dengan bidang ekonomi dan akan membantu pemahama dalam penilaian keinginan-kebutuhan konsumen serta situasi pasar. konsumen berakar pada psikologi periklanan dan penjualan. Pada psikologi konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli dan konsum sebagai konsumen, konsumen sebagai warga negara, serta sebagai s dari pengetahuan perilaku dasar. Masing-masing metode yang diguna psikologi konsumen memiliki keluasan perbedaan dalam hal disain eksperimentalnya, subjek yang diteliti, prosedurpengumpulan data,dan instrumen instrumennya. Psikologi konsumen berakar dari psikologi periklanan dan penjuala berjualan adalah membujuk dan meyakinkan orang lain untuk meneri melakukan hal-hal yang disampaikan oleh penjual. Iklan mempunyai fungsi yaitu fungsi informasi dan fungsi persuasif. Tingkat efektivitas oleh: 1) daya penarik perhatian; 2) interes dan sikap calon konsumen; 3) nilai sugesti dari iklan; 4) motivasi calon konsumen.

Upload: dina-efendi

Post on 21-Jul-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PSIKOLOGI KONSUMEN A. Pengertian Psikologi Konsumen Bidang studi ini ini berkenaan dengan hubungan antara penciptaan suatu produk dan peluang penggunaannya oleh individu dengan proses-proses mental (psikologis). Isi pokok bidang studi ini meliputi pemahaman tentang : a. Proses psikologi dalam diri konsumen sebagai individu maupun kelompok, b.Aspek-aspek psikologi yang dipertimbangkan dalam strategi pemasaran/distribusi produk, c. Riset pemasaran dalam konteks psikologi. Psikologi konsumen merupakan bagian dalam bidang psikologi industri dan organisasi yang sinergi dengan bidang ekonomi dan akan membantu pemahaman dalam penilaian keinginan-kebutuhan konsumen serta situasi pasar. Psikologi konsumen berakar pada psikologi periklanan dan penjualan. Pada psikologi konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli dan konsumen sebagai konsumen, konsumen sebagai warga negara, serta sebagai sumber data dari pengetahuan perilaku dasar. Masing-masing metode yang digunakan dalam psikologi konsumen memiliki keluasan perbedaan dalam hal disain

eksperimentalnya, subjek yang diteliti, prosedur pengumpulan data, dan instrumen instrumennya.

Psikologi konsumen berakar dari psikologi periklanan dan penjualan. Inti dari berjualan adalah membujuk dan meyakinkan orang lain untuk menerima dan melakukan hal-hal yang disampaikan oleh penjual. Iklan mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi informasi dan fungsi persuasif. Tingkat efektivitas iklan ditentukan oleh:

1) daya penarik perhatian; 2) interes dan sikap calon konsumen; 3) nilai sugesti dari iklan; 4) motivasi calon konsumen.

B. Perilaku Konsumen Katona (1980) memandang perilaku konsumen sebagai cabang ilmu dari perilaku ekonomika (behavioral economics). Perilaku ekonomika merupakan ilmu yang selain mengkaji perilaku konsumen, juga perilaku menabung , perilaku berusaha, atau perilaku berwirausaha, penghasilan yang didapat, perilaku ekonomi dalam sistem pemasaran yang berbeda-beda, perilaku ekonomi politik, proses kerja dan perilaku keorganisasian. Dalam perkembangan psikologi konsumen, terjadi kecenderungan perubahan focus yang sangat mencolok, yaitu yang semula pandangannya dipusatkan kepada konsumen sebagai pembeli saja fokusnya menjadi konsumen sebagai konsumen, dalam arti yang lebih luas daripada pembeli (Jacoby dalam Munandar 2001) Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan. Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user. 1. Perilaku Konsumen sebagai Sebuah Studi yaitu lebih spesifik lagi bidang pemasaran. Studi tentang perilaku konsumen merupakan integrasi antara berbagai bidang ilmu, yaitu ekonomi, sosiologi,

antropologi, dan psikologi. Seiring dengan perkembangan zaman, studi perilaku konsumen ini juga makin berkembang. Studi perilaku konsumen muncul seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang merupakan cara pandang pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, di mana pemasar berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih efektif dari para pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan. Sehingga ilmu perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan konsumen dan pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik konsumen yang menjadi target pasar. 2. Perilaku Konsumen dan Strategi Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian melakukan pengelompokan dan menyusun profil dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk segmen tersebut. Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset pemasaran. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan informasi tentang sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya tentang konsumen. Informasi ini digunakan sebagai dasar bagi pembentukan karakteristik dari segmen konsumen sehingga konsumen dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan dapat dibedakan dari segmen lainnya. 3. Gaya Hidup Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun

dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan. Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu. Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut. Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat. Menurut Katona (Munandar 2001) ada lima perangkat ubahan (variabel) yang menentukan dan mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu : 1. Kondisi-kondisi yang memungkinkan (enabling conditions) yang menetapkan batas-batas kemampuannya sebagai konsumen, misalnya penghasilan, asetnya = diperolehnya kredit. 2. Keadaan-keadaan yang mempercepat (precipitating circumstances)yang

mempengatuhi perilaku ekonomi, seperti peningkatan atau penurunan daya beli (dapat hadiah uang, atau tiba-tiba di PHK), perubahan status keluarga (menikah)

3. Kebiasaan memainkan peran penting. Misalnya dalam membeli makanan, sabun, rokok dan sebagainya 4. Kewajiban-kewajiban perjanjian (contractual obligations) dari orang seperti (sewa, premium asuransi jiwa, pajak, bayar cicilan untuk mobil ) mempengaruhi perilaku ekonomi. 5. Keadaan psikologikal konsumen. C. Konsumen, Konsumsi, Konsumtif dan Konsumerisme 1. Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Hak-hak Konsumen adalah : 1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; 2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; 3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; 4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; 9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan Konsumen, Kewajiban Konsumen adalah : 1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan; 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa; 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati; 4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. Contoh konsumen : seorang ibu rumah tangga membeli sayuran dipasar, kemudian memasaknya dan untuk dimakan bersama keluarganya.

2. Konsumsi Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Contoh kegiatan konsumsi adalah seperti makan di warteg, ke dokter kandungan, beli combro dan misro untuk dimakan sendiri atau berame-rame, dsb.

3. Konsumtif

Kata konsumtif diartikan sebagai pemakaian (pembelian) atau pengonsumsian barang-barang yang sifatnya karena tuntutan gengsi semata dan bukan menurut tuntutan kebutuhan yang dipentingkan (Barry, 1994). Ahli ekonomi menegaskan bahwa perubahan permintaan individu terjadi, dikarenakan perubahan ceteris paribus, seperti: gengsi (prestige). Jadi, kata konsumtif lebih menjurus pada perilaku seseorang di dalam mengkonsumsikan suatu barang dan jasa-jasa tertentu tanpa syarat kebutuhan dan fungsinya. Selain itu Konsumtif juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Konsumen

memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Budaya konsumtivisme menimbulkan shopilimia.Dalam psikologi ini dikenal sebagai compulsive buying disorder (penyakit kecanduan belanja). Penderitanya tidak menyadari dirinya terjebak dalam kubangan metamorfosa antara keinginan dan kebutuhan. Ini bisa menyerang siapa saja, perempuan atau laki-laki. Susahnya, kita terjebak dalam kehidupan konsumeristik yang dibawa pasar kapitalisme. Jadi ritual itu dipaket begitu rupa oleh pasar kapitalisme menjadi lebih konsumtif dan menjadi bagian dari budaya populer. Kehidupan kaum muslimin saat ini berada di tengah arus kapitalisme.

a) Remaja Rentan terjebak dalam gaya hidup konsumtif Remaja yang bergaya hidup konsumtif rela mengeluarkan duitnya hanya untuk jaga gengsi dalam pergaulan. Baik itu masalah makanan dan minuman, pakaian, juga masalah hiburan (Food, Fashion, and Fun). Hal ini merupakan perwujudan dari gharizah al baqa (naluri mempertahankan diri). Setiap orang ingin dianggap eksis dalam lingkungan pergaulannya. Bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan

uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja. Saat remaja sedang gandrung dengan gaya hidup mewah, para pengusaha yang tak bertanggung jawab malah memberikan saluran untuk menampung gelegak nafsu konsumtif remaja. Produk-produk makanan, minuman, pakaian, sampai hiburan dikemas begitu rupa supaya remaja betah dan merasa nyaman dengan gaya hidup konsumtif yang selalu identik dengan kemewahan tersebut.

b) Bahaya gaya hidup konsumtif Gaya hidup konsumtif lebih mementingkan prestise, sehingga para pecandu gaya hidup konsumtif yang sudah parah tidak lagi peduli dengan halal atau haram dari produk yang dikonsumsinya. Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja. Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Masalah lebih besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala macam cara yang tidak halal. Mulai dari pola bekerja yang berlebihan sampai menggunakan cara instan seperti korupsi. Prioritas infaq berubah, sehingga banyak diantara kita yang berani mengeluarkan uang untuk membeli produk bermerek yang mahal harganya, karena kita sekaligus beli prestis. Tapi mereka merasa berat untuk menyumbang kegiatan ke-Islaman. Pada akhirnya perilaku konsumtif bukan saja memiliki dampak ekonomi, tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan akhlaq. c) Tips-tips Menghindari Gaya Hidup Konsumtif Setiap keluarga harus membuat perencanaan keuangan bulanan secara baik, dengan melakukan skala prioritas terhadap kebutuhan pokok, seperti pangan, sandang, papan, listrik/air, pendidikan, silaturrahmi dan shodaqoh. Besarnya perencanaan pengeluaran tersebut harus disesuaikan dengan pendapatan.

Selanjutnya, jika berbelanja harus disesuaikan dengan perencanaan tersebut. Dalam berbelanja kita harus dapat membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Jika ada kelebihan, gunakan untuk keperluan yang waktunya masih lama. Contoh konsumtif : Seorang remaja berganti-ganti model handphone setiap 3 bulan sekali, karena dia ingin disebut uptodat oleh teman-temannya

4. Konsumerisme Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barangbarang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupannya. Contoh perilaku konsumerisme : seorang remaja yang sangat hobi berbelanja (pakaian, sepatu, tas, perhiasan, aksesoris ) namun ia jarang atau bahkan tidak pernah memakai barang-barang tersebut.

Home Princess Pelangi Aulia

Pengertian Psikologi Konsumen dan Perilaku Konsumen8Mar2011 Posted by uly aulia in Mar 8,2011 psikologi konsumen

Psikologi konsumen adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang prilaku konsumen pada seseorang atau manusia. Dalam Ilmu Ekonomi Mikro yang dimaksud dengan konsumen kegiatan konsumen adalah seseorang atau kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan konsumsi barang atau jasa. Pengertian lain tentang konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan, menggunakan dan memanfaatkan barang atau jasa. Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan tingkah laku yang berbeda-beda. Psikologi konsumen berakar pada psikologi periklanan dan penjualan. Pada psikologi konsumen tercakup penelitian tentang konsumen sebagai pembeli dan konsumen sebagai pemakai, serta sebagai sumber data dari pengetahuan perilaku dasar. Masing-masing metode yang digunakan dalam psikologi konsumen memiliki keluasan perbedaan dalam hal disain eksperimentalnya, subjek yang diteliti, prosedur pengumpulan data, dan instrumen instrumennya. Ada 6 kategori utama penelitian yang digunakan yaitu: a. Efektivitas pengujian periklanan b. Survei, pendapat konsumen c. Penilaian sikap konsumen melalui rating scale dan projective to tecniques d. Pembagian pasar psikologis e. Pengujian produk f. Studi perilaku konsumen dalam keadaan alam. Perilaku Konsumen Lingkungan sosial selain berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan juga berfungsi kontrol terhadap perilaku individu. Karena individu terlibat dalam mengonsumsi benda benda dan jasa dari lingkungannya, maka dia memiliki perilaku konsumen. Sebagai konsumen, individu akan berada pada situasi yang mengharuskannya akan berada pada situasi yang mengharuskannya membuat keputusan. Proses memutuskan untuk membeli ada dua macam, yaitu proses yang biasa atau terbatas dan proses yang diperpanjang (extended). Ada beberapa definisi perilaku konsumen yang dikemukakan oleh para pakar. 1. Menurut Engel (1995), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. 2. Menurut Loudon dan Bitta (1988) lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa. 3. Menurut Kotler dan Amstrong (2006), mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal. Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses kepurtusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk. Memahami perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang yang sudah dibeli

dikonsumsi. Juga termasuk variabel-variabel yang tidak dapat diamati seperti nilai-nilai yang tidak dimiliki oleh konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan. Sebagai contoh adalah banyaknya lakunya boneka Barbie yang sangat cantik dan tentu saja sangat disukai para anak perempuan. Mereka akan meminta kepada orang tuanya untuk membeli boneka tersebut meski harganya tidaklah murah. Setelah dibelikan oleh orang tuanya, maka anak tersebut akan meminta lagi peralatan untuk bonekanya yang harganya pun tidaklah murah, lalu mereka akan meminta dibelikannya boneka lagi dengan jenis yang berbeda sangatlah besar. Dari contoh diatas dapat dilihat bagaimana perilaku konsumen (anak perempuan dalam hal ini) dalam menanggapi adanya poduk baru di lingkungannya.

psikologi konsumenOktober 12, 2010 oleh yoseptian Perilaku konsumen adalah:

Tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (Engel et al, dalam simamora., 2002) Proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa (Loundon & Bitta, dalam Simamora., 2002) Perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal (Kolder & Amstrong, dalam Simamora., 2002)

Psikologi konsumen adalah:

Sebuah cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana aspek psikologis seseorang saat memilih, memutuskan, membeli, atau menggunakan sebuah barang atau jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya.

Konsumen: setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Contoh: ibu-ibu pembeli sabun cuci, mahasiswa pengguna binder.

Konsumerisme: paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Contoh: remaja putri yang sering sekali belanja aneka macam sepatu hak tinggi sebuah merk meskipun sepatu tersebut tidak terlalu diperlukannya. Konsumsi: suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Contoh: olahragawan yang meminum air mineral setelah berlatih. Konsumtif : seseorang yang menggunakan atau membeli banyak barang atau jasa tanpa memperhitungkan barang atau jasa tersebut memang kebutuhannya atatu tidak. Contoh: ibu rumah tangga yang memiliki hobi shopping.

Dalam teori sosiologis dikatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, seperti keluarga dan kelompok-kelompok sosial dimana seseorang itu menjadi anggota. Pada dasarnya seseorang akan berusaha mengharmoniskan perilakunya dengan apa yang dianggap pantas oleh lingkungan sosialnya. Dengan demikian seseorang akan membeli produk jika produk tersebut diterima oleh kelompok sosialnya (Simamora, 2002). Ketika hendak melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen terpengaruhi oleh beberapa faktor psikologis seperti: motivasi, persepsi, dan kepercayaan (Anorogo & Widiyanti, 1990). Persepsi yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu barang atau jasa diantaranya diperoleh dari pengaruh lingkungan seperti pesan baik dan menarik yang dibuat oleh produsen, animo masyarakat terhadap suatu barang atau jasa, atau penilaian masyarakat luas terhadap produk tersebut, dll.

PSIKOLOGI KONSUMEN

Psikologi KonsumenPsikologi konsumen adalah suatu ilmu dari cabang psikologi dan ilmu ini memiliki cangkupan ilmu lain juga yang cukup luas, contoh yang paling jelas adalah berbau ilmu ekonomi. Karena menurut pandangan filsafat ilmu, bahwa ilmu saling melengkapi dan mengisi. Psikologi konsumen ini juga demikian, agar suatu ilmu semakin sempurna (kompleks) dan bermanfaat bagi manusia.

Perilaku Konsumen Dari Sudut Pandang PsikologiMenurut Wikipedia konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Psikologi konsumen = perilaku konsumen, Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan . Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action. Perilaku konsumen merupakan tindakantindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tindakan tersebut. Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).

Pengertian1. Konsumsi

Segala kegiatan atau tindakan menghabiskan atau mengurangi kegunaan (daya guna) barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barangbarang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Contohnya seorang wanita yang menggunakan lipstik atau bedak setiap hari sehingga lipstik dan bedak tersebut habis karena sering digunakan. Dengan demikian, wanita tersebut telah mengkosumsi lipstik atau bedak tersebut. 2. Konsumen Setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen. Menurut Kamus Advance Oxford Konsumen diartikan sebagai person who uses goods those which direcly satisfied human needs and desire dan dibagi menjadi dua: a. Konsumen individual Konsumen yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, biasanya Konsumen Individual bebas membeli barang dengan sedikit bahkan tanpa pengaruh dari orang lain, konsumen jenis ini yang disebut sebagai ultimate konsumen. b. Konsumen Institusional Konsumen jenis ini pembelian barang yang dilakukan bukan untuk menuhi kebutuhannya sendiri namun untuk memenuhi kebutuhan orang ketiga / orang banyak atau untuk keperluan produksi dari barang-barang tertentu, pada konsumen jenis ini pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang diambil melalui banyak pertimbangan dan dipengaruhi oleh banyak orang. Dari contoh yang telah dijelaskan pada penjelasan mengenai konsumsi diatas, yang dimaksud konsumen ialah wanita yang melakukan kegiatan konsumsi tersebut. 3. Konsumtif Perilaku yang boros yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, yang mendahulukan keinginan daripada kebutuhan. Konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Namun konsumtif biasanya digunakan untuk menunjuk pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Misalnya sebagai ilustrasi, seseorang memiliki penghasilan 500 ribu rupiah. Ia membelanjakan 400 ribu rupiah dalam waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sisa 100 ribu ia belanjakan sepasang sepatu karena sepatu yang dimilikinya untuk bekerja sudah rusak.

Dalam hal ini orang tadi belum disebut berperilaku konsumtif. Tapi apabila ia belanjakan untuk sepatu yang sebenarnya tidak ia butuhkan (apalagi ia membeli sepatu 200 ribu dengan kartu kredit), maka ia dapat disebut berperilaku konsumtif. 4. Konsumerisme Gerakan konsumen (consumer movement) yang mempertanyakan kembali dampak-dampak aktivitas pasar bagi konsumen (akhir). Dalam pengertian lebih luas, istilah konsumerisme, dapat diartikan sebagai gerakan yang memperjuangkan kedudukan yang seimbang antara konsumen, pelaku usaha dan negara dan gerakan tidak sekadar hanya melingkupi isu kehidupan sehari-hari mengenai produk harga naik atau kualitas buruk, termasuk hak asasi manusia berikut dampaknya bagi konsumer. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia kontemporer (Peter Salim, 1996), arti konsumerisme (consumerism) adalah cara melindungi publik dengan memberitahukan kepada mereka tentang barangbarang yang berkualitas buruk, tidak aman dipakai dan sebagainya. Selain itu, arti kata ini adalah pemakaian barang dan jasa. Bila kita telesuri makna kata konsumtivisme maupun konsumerisme bukan sesuatu hal yang baru. Sebab pada dasarnya -isme yang satu ini ternyata sudah lama ada dan sejak awal telah mengakar kuat di dalam kemanusiaan kita (our humanity). Hal ini bisa kita lihat dari ekspresinya yang paling primitif hingga yang paling mutakhir di jaman modern ini. Contohnya dalam film ataupun sinetron di TV dimana menceritakan ataupun menampilkan tingkah laku para istri orang berada dalam suatu acara arisan yang masing-masing diantaranya bersaing atau berlomba-lomba memamerkan perhiasan baru ataupun barang-barang mahal yang baru dimilikinya. Dari cerita tersebut kita dapat melihat dimana konsumerisme terjadi.

Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku KonsumenDi dalam perilaku konsumen terdapat pengaruh yang berasal dari lingkungan, yang berasal dari: a) Faktor-faktor Kebudayaan Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan membahas peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial pembeli.

KebudayaanAdalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan keberhasilan, aktivitas,

efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).

Sub BudayaSetiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.

Kelas SosialSebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Malah lebih sering lapisan sosial itu berbentuk kelas sosial. Kelas sosial adalah sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku sama. b) Faktor-Faktor Sosial Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status, dan peranan sosial.

Kelompok ReferensiPerilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

KeluargaPara anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).

Peranan dan StatusSepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.

c) Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

d) Faktor Psikologis Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap.

MotivasiSeperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhankebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).

PersepsiFenomena yang ditangkap oleh panca indera dan dimaknai oleh pikiran.

BelajarSewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.

Kepercayaan dan SikapMelalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.