bahan persentasi dr.syahrir 13 juni unm
TRANSCRIPT
Disajikan pada Seminar Nasional Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar, Gedung Pinisi UNM, 13 Juni 2015
OPTIMALISASI HASIL-HASIL PENELITIAN DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Oleh : DR.Syahrir Akil,S.PtGM Regional Head Office PT.Charoen Pokphand – Eastern Indonesia
PENDAHULUANKONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTANKOMPONEN POKOK PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPRINSIP” PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTIGA PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPENELITIAN DAN INOVASI TEKNOLOGITRANSFER TEKNOLOGI DAN KOMERSIALISASI HASIL
PENELITIANSINERGITAS ANTARA ACADEMICIAN, BUSINESS &
GOVERMENTREKOMENDASI
OUTLINE
PENDAHULUAN
• Rencana pembangunan bangsa harus didukung oleh para peneliti.
• Penelitian – penelitian yang dilaksanakan harus sesuai arah pembangunan yang telah digariskan oleh pemerintah di segala bidang.
• Hasil – hasil penelitian dapat di aplikasikan oleh masyarakat & industri.
• Peneliti harus berinovasi dan berdaya cipta.
1. Mengejar peningkatan daya saing2. Meningkatkan kualitas manusia, termasuk melalui
pembangunan mental3. Memanfaatkan dan mengembalikan potensi yang
hilang di sektor maritim dan kelautan4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan basis
yang kuat dan berkualitas5. Mengurangi ketimpangan antarwilayah6. Memulihkan kerusakan lingkungan7. Memajukan kehidupan bermasyarakat
HASIL PENELITIAN DIHARAPKAN : MENUJU INDONESIA YANG LEBIH BAIK
TRISAKTI DAN NAWACITAVISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
7 MISI
Keamanan nasional yg mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dg mengamankan SD maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Masyarakat maju, berkeimbangan dan
demokratis berlandaskan negara
hukum.
Politik LN bebas aktif dan
memperkuat jati diri sebagai negara
maritim
Kualitas hidup manusian Indonesia yg
tinggi, maju dan sejahtera
Bangsa berdaya saing
Indonesia menjadi negara maritim yg mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan
nasional
Masyarakat yg berkepribadian
dalam kebudayaan.
NAWACITA – 9 Agenda Prioritas
Akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi
rasa aman pada seluruh WN
Akan membuat Pemerintah tidak absen dg memba-ngun tata kelola Pem. yg bersih, efektif, demo-
kratis dan terpercaya
Akan membangun Indonesia dari pinggiran dg
memperkuat daerah-daerah dan desa dlm
kerangka Negara Kesatuan
Akan menolak Negara lemah
dengan melalukan reformasi sistem
penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat dan
terpercaya.
Akan mening-katkan kuali-tas hidup manusia
Indonesia melalui: Indonesia Pintar, Indonesia Sehat,
Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera
Akan mening-katkan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional
Akan mewujudkan kemandirian ekonomi dg
menggerak-kan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
Akan melakukan revolusi karakter bangsa
Akan memper-teguh Kebhi-nekaan dan memperkuat
restorasi sosial.
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK(12 program aksi-115 prioritas utama)
BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI (16 program aksi)
BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3 program aksi)
1.Membangun wibawa politik LN dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global (4)
2.Menguatkan sistem pertahanan negara (4)
3.Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat (8)
4.Mewujudkan profesionalitas intelijen negara (7)
5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik (7)
6.Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi (6)
7.Memperkuat politik desentralisasi dan otda (11)
8.Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa (8)
9. Melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat (6)
10. Pemberda-yaan Perempuan dalam politik dan pembangunan (7)
11. Mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan (42)
12. Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik (5)
1. Dedikasikan pembangunan kualitas SDM
2. Membangun ke-daulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan
3. Mendedikasikan program u/ mem-bangun daulat energi berbasis kepentingan nas.
4. Untuk pengua-saan SDA melalui 7 langkah & mem-bangun regulasi mewajibkan CSR &/atau saham u/ masyarakat lokal/ sekitar tambang, penguatan kapa-sitas pengusaha nasional (trmsuk penambang rakyat) dlm penge-lolaan tambang berkelanjutan.
5. Membangun pemberdayaan buruh
6.Membangun sektor keuangan berbasis nasional
7.Penguatan investasi domestik
8.Membangun penguatan kapasitas fiskal negara
9.Membangun infrastruktur
10. Membangun ekonomi maritim
11. Penguatan sektor kehutanan
12. Membangun tata ruang dan lingkungan berkelanjutan
13.Membangun perimbangan pembangunan kawasan
14.Membangun karakter dan potensi wisata
15.Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional
16.Pengembangan industri manufaktur
1. Berkomitmen mewujudkan
pendidikan sbg pembentuk karakter
bangsa
2. Akan memperteguh kebhinekaan
Indonesia dan memperkuat
restorasi sosial
3. Akan membangun jiwa bangsa melalui
pemberdayaan
pemuda dan olah
raga
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan
Kemaritiman
Pariwisata dan Industri
DIMENSI PEMERATAAN& KEWILAYAHAN
Membangun untuk manusia dan masyarakat
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan pembangunan
ekologi yang berkelanjutan
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
Memulihkan dan menjaga keseimbangan antarsektor, antarwilayah dan antarkelompok
sosial dalam pembangunan Mewujudkan perekonomian yang inklusif,
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, dan keunggulan sumber daya manusia
Antar kelompok Pendapatan
Antarwilayah
KONDISI PERLUKepastian dan
Penegakan HukumKeamanan dan
Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
STRATEGI PEMBANGUNAN
Indikator 2014*(Baseline) 2019
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,83 meningkat
EKONOMI
Ekonomi Makro Pertumbuhan ekonomi 5,1% 8 % PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2010 PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2000
43.32540.785
71.975
Inflasi 7,3% 3,5% Tingkat Kemiskinan 11,25% ** 5-6%
Rasio Pajak (Tax Ratio) tahun dasar 2010 11,4% 16% Tingkat Pengangguran Terbuka 5,94% 4-5%
SASARAN MAKRO
Indikator2014
(Baseline) 2019
Kependudukan dan Keluarga Berencana
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
1,49%/tahun(2000-2010)
1,19%/tahun(2010-2020)
Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR)
2,6 (2012) 2,3
Pendidikan
Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun
8,1 (tahun)* 8,8 (tahun)
Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
94,1%* 96,1 (%)
Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B
50,4%* 68,4 (%)
Persentase SD/MI berakreditasi minimal B
68,7%* 84,2%
Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B
62,5%* 81,0%
Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B
73,5%* 84,6%
Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B
48,2%* 65,0%
*2013 **2009 *** 2012
Arah Kebijakan
Kependudukan1. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
2. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB, tenaga kesehatan
pelayanan KB, dan penguatan lembaga di tingkat masyarakat
3. Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka
panjang
Pendidikan4. Melanjutkan upaya untuk memenuhi hak
seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas
5. Meningkatkan akses Pendidikan Menengah yang berkualitas
6. Memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah
yang berkualitas 7. Meningkatkan relevansi pendidikan kejuruan
dengan kebutuhan dunia kerja 8. Meningkatkan akses terhadap layanan
pendidikan dan pelatihan keterampilan9. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Kependudukan & KB, Pendidikan
SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA & MASYARAKAT
No Indikator 2014(Baseline) 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat 1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 359
(SDKI 2012)306
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/2013) 24
3. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen)
19,6 (2013) 17
4. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak baduta (persen)
32,9 (2013) 28
2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular 1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245
2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) <0,54. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,45. Prevalensi kegemukan dan obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen)
28,9 (2013) 28,9
6. Persentase merokok penduduk usia 15-19 tahun 18,3 (2013) 15,33 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas terakreditasi
0 5.600
2. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
- 95
4 Meningkatnya Perlindungan Finansial, Pemerataan dan Mutu Pelayanan, serta Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat dan Sumber Daya Kesehatan
1. Kepesertaan SJSN kesehatan (persen)
51,8(Oktober 014)
Min 95
2. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
1.920 3.840
Arah Kebijakan
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan 4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang
Kesehatan 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan
Dasar yang Berkualitas 6. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan
Rujukan yang Berkualitas 7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran,
dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas
Farmasi dan Alat Kesehatan 9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan
Makanan
Pembangunan Kesehatan
SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA & MASYARAKAT
INDIKATOR 2014 (baseline) 2019
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan
- Padi (Juta Ton) 69,9 82,0- Jagung (Juta Ton) 18,6 23,4- Kedelai (Juta Ton) 0,89 1,02- Gula (Juta Ton) 2,8 3,4- Daging Sapi (Ribu Ton) 395,1 459,9
- Produksi perikanan (juta ton) 24,9 40-50
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:
- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi air permukaan , air tanah dan rawa (juta ha) 8,9 9,89
- Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air tanah dan rawa (juta ha) 2,71 3,01
- Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak (ribu ha) 189,75 304,75
- Pembangunan waduk)* 21 49
ARAH KEBIJAKAN:
1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i) penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan
(menahan konversi sawah) dan perluasan sawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasi
penyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa pertanian organik;
(iv) bank untuk pertanian-UKM-Koperasi; Produk perikanan: 40 juta ton (ikan dll)**
2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan: (i) pembangunan gudang dg fasilitas pasca panen; pengendalian impor melalui pemberantasan mafia impor; (ii) penguatan cadangan pangan dan
stabilisasi harga pangan; (iii) pengembangan sistem logistik ikan.
3. Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat: (i) konsumsi
protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah; (ii) penggunaan pangan lokal non beras .
4. Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan: (i) benih adaptif perubahan iklim, sekolah iklim
dan asuransi pertanian.CACATAN:Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk kedele fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging
sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga.
Kedaulatan Pangan
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN
KEDAULATAN PANGAN
Pembukaan 1 juta lahan sawah baru
Reforma agraria
9 juta HaPerbaikan dan pemb. Jaringan
irigasi, bendungan, pasar, dan
sarpras transportasi
Stop konversi lahan produktif
Pemulihan kualitas
kesuburan lahan; 1000
Desa Mandiri BenihGudang dgn
fasilitas pengolahan pasca panen
di sentra produksi;
Pendirian bank pertanian &
UMKM
Peningkatan kemampuan
petaniPemb.
Agribisnis kerakyatan
Pengendalian impor pangan
Kemen Pertanian; Kemen Kehutanan & LH; Kemen Agraria & TTR; Kemen PU; Pemda
Kemendag;Kemen Pertanian
Kemen Pertanian;Kemen Perindustrian;
Pemda
Bank Indonesia; Kemen Koperasi
Kemen Pertanian;Kemen BUMN; Pemda
Kemen Pertanian;KLH/BPLH
Pemda (BUMDes- Dana Desa)
Pemda; Kemen Agraria & TTR
Kemen PU;Kementan
Kemendag; Pemda
KEDAULATAN PANGAN
INDIKATOR 2014 (baseline) 2019*
Peningkatan Produksi SD Energi:
- Minyak Bumi (ribu BM/hari) 818 700
- Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.224 1.295
- Batubara (Juta Ton) 397 442
Penggunaan DN (DMO):
- Gas bumi DN 53% 64%
- Batubara DN 24% 60%
Regasifikasi onshore (unit) - 6
Pembangunan FSRU (unit) 2 3
Jaringan pipa gas (km) 11.960 17.960
Pembangunan SPBG (unit) 40 118
Jaringan gas kota (sambungan rumah) 200 ribu 1 jt
Pembangunan kilang baru (unit) - 2
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR, pengembangan gas
non konvensional (shale gas dan CBM).2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional
Energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi.
3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii)
pemanfaatan bahan bakar nabati.4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong penggunaan
SD energi utk penggunaan setempat; (ii) pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.
5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i) pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan utk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii)
peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO). 6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih
transparan dan tepat sasaran7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA
(kelistrikan)
* Dengan badan usaha
Kedaulatan Energi
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN MENKO :
KOORDINASI PELAKSANAAN
KEDAULATAN ENERGI
Pembangunan kilang migas Tata kelola yg
efektif & efisien industri migas dan energi (a.l
kontrak pembelian
minyak jangka menengah)
Percepatan Pembangunan
Pembangkit listrik dan peningkatan Penggunaan Batu bara dan Gas utk produksi Listrik
Realokasi subsidi BBM ke
biofuel
Pengembangan energi baru &
terbarukan
Iklim investasi migas yg kondusif
Pengalihan Transportasi
berbasis BBM ke gas
(percepatan Pembangunan
SPBG)
Sistem fiskal yg flexibel
Peningkatan produksi minyak
bumi memperpanjangusia sumur2 tua
dan Pengendalian impor minyak
Kemen ESDM;Kemen PerhubunganKemen Perindustrian
Kemen ESDM;Kemen BUMN
Kemen ESDM; Kemen BUMN;
SKK MigasPertamina, PLN, PGN
Kemen ESDM; Kemen BUMN;
PLN; PGN
Kemen ESDM; Kemen Keuangan
Kemen BUMNKementan
Kemen ESDM;Kemen BUMN; Kemen Ristek
Kemen Keuangan;Kemen ESDM;Kemen BUMN
Kemen ESDM;Kemen BUMN;
Kemendag;Pertamina
Kemen ESDM;Kemen Keuangan;
Pemda
Peningkatan kapasitas
tangki/minyak mentah, BBM,
dan LPGKemen ESDM;
Pertamina
KEDAULATAN ENERGI
INDIKATOR 2014 (BASELINE) 2019
Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim
Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau kecil ke PBB
13.466 17.466 (Selesai th 2017)
Penyelesaian batas maritim antar negara
1 negara 9 negara
Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar
• Meningkatnya ketaatan pelaku perikanan
52% 87%
Membangun Konektivitas Nasional:
Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut
-- 24
Pengembangan pelabuhan penyeberangan
210 270
Pembangunan kapal perintis 15 unit 76 unit
Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 40-50
Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 23 unit
Peningkatan luas kawasan konservasi laut
15,7 juta ha 20 juta ha
ARAH KEBIJAKAN:
1. Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar 200 mil laut, serta penamaan pulau2 dan
pendaftarannya;
2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;
3. Penguatan lembaga pengawasan laut;
4. Peningkatan Koordinasi Dalam Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana;
5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi multimoda;
6. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan
transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan;
7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;
8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan
laut;
9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta penguatan SDM dan Iptek kelautan;
10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan serta masyarakat pesisir
Maritim dan KelautanSASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN
Peningkatan kapasitas dan
pemberian akses terhadap sumber
modal, sarana produksi,
infrastruktur, teknologi dan
pasar
Pembangunan 100 sentra
perikanan sbg tempat
pelelangan ikan terpadu dan
pembangunan 24 pelabuhan strategis
Pemberantasan illegal,
unregulated dan unreported
fishing (IIU)
Mengurangi intensitas
penangkapan di kawasan
underfishing sesuai batas kelestarian
Penguatan keamanan laut,
daerah perbatasan dan
pengamanan SDA dan ZEE
Peningkatan luas kawasan konservasi
perairan berkelanjutan (17 juta ha) dan penambahan kawasan konservasi
700 ha danrehab. Kerusakan
lingkungan pesisir & laut
Penerapan best aqua-culture
practices untuk komoditas-komoditas unggulan
Mendesain tata ruang wilayah
pesisir dan lautan yg
mendukung kinerja
pembangunan maritim dan perikanan
Peningkatan produksi
perikanan dua kali lipat (40-50
juta ton per tahun pada thn
2019
Kemen KP;Kemen Ristek DIKTI
Kemen KP; Kemen Koperasi UKM; Kemen PU; Kemen Hub; Kemen Ristek DIKTI; Kemen Perdagangan;
Perbankan; Pemda
Kemen KP; Kemen HubKemen BUMN;
Pemda
Kemen KP; POLRI;
Kemen Hukum HAM;Pemda
Kemen KP; Pemda
Kemen HanKemen KP;
Kemen Dagri;KemenLu.
Kemen KP;Kemen Agraria & TTR;
Pemda
Kemen KP
Kemen KP; Kemen LH & Hut;
Pemda
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN
INDIKATOR 2014 (Baseline) 2019
Pariwisata Kontribusi terhadap PDB
Nasional4,2% 8 %
Wisatawan Mancanegara (Orang)
9 juta 20 juta
Wisatawan Nusantara (Kunjungan)
250 juta 275 juta
Devisa (triliun rupiah) 120 260
IndustriSasaran Pertumbuhan: Industri (%) 4,7 8.8
Kontribusi dalam PDB 20,7% 21,6%
Penambahan jumlah Industri skala menengah dan besar
- 9.000 unit*
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan manca negara dan
mendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga
berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata
nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk / jasa pariwisata nasional di setiap
destinasi periwisata yang menjdai fokus pemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata: membangun sumber daya manusia pariwisata serta
organisasi kepariwisataan nasional
5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau Jawa
6. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
Pariwisata dan Industri
* Kumulatif 5 tahun
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
BAPPENAS : KOORDINASI PERENCANAAN
MENKO : KOORDINASI PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN KARAKTER
DAN POTENSI PARIWISATA
Percepatan Pembangunan
Akses Transportasi Percepatan
Pembangunan Akses
Informasi dan Komunikasi
Peningkatan Infrastruktur
Pengembangan Budaya Lokal
Percepatan Pengembangan
dan Pengelolaan
Kawasan Pariwisata (intersullar
tourism)
Peningkatan Kualitas SDM Masyarakat
Lokal /Sekitar Objek Wisata
Pengembangan Ekonomi Kreatif
Berbasis pada Eco-tourism
Keterlibatan Masyarakat Lokal dalam Pengelolaan
Lokasi Pariwisata
Kebijakan Anggaran
Pembangunan Pariwisata
Peningkatan Jumlah Investor Nasional
Kemen Pariwisata;Pemda
Kemen Pariwisata; Kemen PU;Kemen Perhubungan; Kemen BUMN; Pemda
Kemen Pariwisata; Kemen Kominfo;
Pemda
Kemen Pariwisata; Kemen BUMN;
Pemda
Kemen Pariwisata;Kemen Budaya Dikdasmen;
Pemda
Kemen Pariwisata;Kemen Keuangan;
Pemda
Kemen Pariwisata;Pemda
Kemen Koperasi &UKM;Kemen Pariwisata;
Badan Pengembangan Ekonomi Kreatif; Pemda;
Kemen Pariwisata; Kemen Budaya Dikdasmen;
Pemda
PEMBANGUNAN KARAKTER & POTENSI PARAWISATA
Indikator 2014(Baseline) 2019
Ketahanan Air Kapasitas air baku nasional 51,44 m3/det 118,6 m3/det
Pembangunan Waduk* 21 waduk 49 waduk Ketersedian air irigasi yang bersumber
dari waduk11% 20%
Infrastruktur Dasar dan Konektivitas Rasio elektrifikasi 81,5% 100% Konsumsi Listrik Perkapita 843KWh 1.200KWh Akses Air Minum Layak 70 % 100% Akses Sanitasi Layak 60,5 % 100% Kondisi mantap jalan nasional 94 % 99 % Pengembangan jalan nasional 38.570 km 46.770 km Pembangunan jalan baru * 1.028 km 2.650 km Pengembangan jalan tol * 260 km 1.000 km panjang jalur kereta api 5.434 km 8.692 km Pengembangan pelabuhan 278 450 Dwelling Time Pelabuhan 6-7 hari 3-4 hari Jumlah bandara 237 252 On-time Performance penerbangan 75% 95 % Kab/Kota yang dijangkau Broadband 82% 100% Jumlah Dermaga Penyeberangan 210 270
Pangsa Pasar Angkutan Umum Perkotaan
23% 32%
ARAH KEBIJAKAN:
1. Menjamin ketahanan sumber daya air domestik melalui optimalisasi bauran sumber daya air
domestik2. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang
dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat
3. Mempercepat pembangunan transportasi dengan penguatan industri nasional untuk mendukung Sistem
Logistik Nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka mendukung kerjasama
regional dan global.4. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan Jalan
Kota.5. Mengoptimalisasi pemanfaatan spektrum frekuensi
radio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas.6. Mendorong pembangunan fixed/wireline broadband
termasuk di daerah perbatasan negara.7. Mendorong tingkat literasi dan inovasi TIK.
8. Meningkatkan peranan Energi Baru Terbarukan dalam Bauran Energi
9. Meningkatkan Aksesibilitas Energi
Ketahanan Air, Infrastruktur Dasar, dan Konektivitas
*) Kumulatif 5 Tahun
SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
INDIKATOR 2014(Baseline) 2019
Menurunkan kesenjangan antar kelompok ekonomi
Tingkat Kemiskinan (%) 11,25% 5% - 6%
Tingkat Pengangguran Terbuka 5,72% 4,0 % - 5,0 %
Meningkatkan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap ekonomi produktif masyarakat kurang mampu
Cakupan pada 40% penduduk miskin
o Kepemilikan akte lahir (2012)
61,3% 80%
o Akses air bersih 55,7% 100%
o Akses sanitasi layak 20,24% 100%
o Akses penerangan 52,3% 100%
Meningkatkan Rumah Tangga Miskin (RTM) produktif
o RTM memiliki ketrampilan (dalam suatu wilayah)
-- 30%
o RTM berkerja (dalam suatu wilayah)
-- 25%
o RTM berwirausaha (mandiri) (dalam suatu wilayah)
-- 30%
ARAH KEBIJAKAN:
1. Mengembangkan sistem perlindungan sosial yang komprehensif;
2. Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat kurang mampu dan rentan;
3. Mengembangkan penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat miskin melalui penyaluran
tenaga kerja dan pengembangan kewirausahaan. Agenda ini perlu didukung oleh basis data
perencanaan yang handal dalam satu sistem informasi yang terpadu yang menjadi forum pertukaran data dan informasi bagi seluruh
pelaku, baik di tingkat pusat maupun daerah, serta penguatan kapasitas aparat pemerintah di
tingkat pusat dan daerah dalam hal perencanaan dan penganggaran yang lebih berpihak pada
masyarakat miskin.
SASARAN PEMBANGUNAN DIMENSI PEMERATAAN
INDIKATOR 2014(Baseline)
2019
Peningkatan daya saing tenaga kerja
Penyediaan lapangan kerja (2015-2019)
10 juta (rata-rata 2 juta
per tahun)
Persentase tenaga kerja formal 40,5% 51,0%
Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan
Pekerja formal 29,5 juta 62,4 juta
Pekerja Informal 1,3 juta 3,5 juta
Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja
Jumlah pelatihan Jumlah sertifikasi
1.921.283*576.887*
2.170.377**863.819**
Jumlah tenaga kerja keahlian menengah yang kompeten
30,0% 42,0%
Kinerja lembaga pelatihan milik negara menjadi berbasis kompetensi
5,0% 25,0%
Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi Pertumbuhan kontribusi UMKM dan
koperasi thd pembentukan PDB6,0% 6,5% - 7,5%
Pertumbuhan produktvitas UMKM 3,7% 5,0% - 7,0%
Pertambahan jumlah wirausaha baru (pusat dan daerah)
-- 1 juta unit
Partisipasi anggota koperasi dalam permodalan
52,0% 55,0%
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan kualitas SDM;
2. Meningkatkan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan;
3. Meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran;
4. Mempercepat penguatan kelembagaan usaha;
5. Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian, dan perlindungan usaha;
6. Memperbaiki iklim ketenagakerjaan dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis;
7. Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan.
* 2011-2014 ** 2015-2019
SASARAN PEMBANGUNAN DIMENSI PEMERATAAN
Sasaran Pokok Baseline 2014
Sasaran 2019
Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah
Peran Wilayah dalam Pembentukan PDB Nasional 2013 Proyeksi 2019
o Sumatera 23,8 24,6
o Jawa 58,0 55,1
o Bali – Nusa Tenggara 2,5 2,6
o Kalimantan 8,7 9,6
o Sulawesi 4,8 5,2
o Maluku - Papua 2,2 2,9
Keterangan : Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 8% di tahun 2019
Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000. Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (1)
Indikator 2014(Baseline) 2019
Pembangunan Perdesaan
Penurunan desa tertinggal (sampai dengan 5,000 desa)
36,531 desa tertinggal (2011)
31,531 desa tertinggal
Peningkatan desa mandiri (paling sedikit 2,000 desa)
2,294 desa mandiri (2011)
4,294 desa mandiri
Pengembangan Kawasan Perbatasan
o Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN)
3 (111 lokasi prioritas)
10 (187 lokasi priorias)
o Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan
12 pulau-pulau kecil terluar berpenduduk
92 pulau kecil terluar/terdepan
ARAH KEBIJAKAN:
Pembangunan Perdesaan1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai
dengan kondisi geografis Desa2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan
usaha ekonomi masyarakat Desa3. Pembangunan Sumber Daya Manusia, peningkatan
Keberdayaan, dan pembentukan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa
4. Penguatan Pemerintahan Desa5. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup Berkelanjutan, serta Penataan Ruang Kawasan Perdesaan
6. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota.
Pengembangan Kawasan Perbatasan
7. Penguatan pelayanan imigrasi dan Penegasan batas wilayah negara
8. Peningkatan Kesejahteraan masyarakat
SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2)
* rata-rata 2010-2014
Indikator 2014(Baseline) 2019
Jumlah Daerah Tertinggal 113 22 (termasuk 9 DOB)o Kabupaten terentaskan 70 100o Rata-rata pertumbuhan
ekonomi di daerah tertinggal
7,1% * 7,35%
o Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal 16,64% 12,5%
o Indeks Pembangunan Manuasia (IPM) di daerah tertinggal
68,46 71,5
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa
o Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa
7 14
o Kawasan Industri n.a. 13
o Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
4 4
ARAH KEBIJAKAN:
Pengembangan Daerah Tertinggal
1. Pengembangan perekonomian masyarakat lokal
2. Pemenuhan standar pelayanan minimal untuk pelayanan publik dasar
3. Peningkatan aksesibilitas daerah
4. Pembangunan Tekno Park
Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa
5. Percepatan Industrialisasi/hilirisasi pengolahan SDA (a) menciptakan nilai tambah; (b)
menciptakan kesempatan kerja baru, terutama industri manufaktur, industri pangan, industri
maritim, dan pariwisa.
6. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur
7. Pengembangan SDM dan Iptek
8. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
9. Pemberian insentif fiskal dan non fiskal
SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3)
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN MENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
MEMBANGUN INDONESIA DARI
PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT
DAERAH-DAERAH DAN DESA
Pembangunan Kawasan
Perbatasan
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
Pengembangan Tata Kelola
Pemerintahan Daerah dan
Otonomi Daerah
Penataan Daerah Otonomi
Baru
Pengurangan overhead cost (biaya rutin)
untuk dialokasikan
bagi pelayanan publik
Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Pulau-Pulau
Terpencil
Kemen Keuangan; Kemendagri; Kementerian Sektor & Lembaga
Pemda
Kemen Keuangan; Kemendagri; DPR & DPRD;
Pemda
Kemen Keuangan; Kemendagri;
Pemda
Kemen Desa, PDT & Transmigrasi;
Kemen Keuangan; Kemendagri;
Pemda; Desa
Kemen Desa, PDT & Transmigrasi; Kemendagri;
Kemen PU & Pera; BNPP Pemda
Kemen Desa, PDT & Transmigrasi;
Kemendagri; Kemen PU & Pera;
Pemda
MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA
Indikator 2014(Baseline) 2019
Pembangunan Kawasan Perkotaan
o Pembangunan Metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN dan Pusat Investasi
2 2+ 5(usulan baru)
o Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa
43 kota belum optimal
perannya
20 dioptimalkan
perannya
o Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
--
39pusat
pertumbuhan yang
diperkuat
o Pembangunan 10 Kota Baru Publik
-- 10 Kota Baru
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pembangunan metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN dan pusat investasi;
2. Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa;
3. Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai pusat kegiatan lokal atau pusat kegiatan wilayah dari 132 pusat pertumbuhan berstatus PKW.
SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (4)
BAPPENAS : KOORDINASI
PERENCANAAN MENKO :
KOORDINASI PELAKSANAAN
Industrialiasi di luar jawa
* Penyediaan lahan
kawasan industri * SDA
konektivitas
Insentif fiskal dan non
fiskal
ikim investasi PTSP
* Perda bermasalah
Penyediaan Tenaga Terampil
(BLK, SMK, Politeknik)
Mensosialisasikan mental
Kewirausahaan
Science dan Techno Park
• Kemen Dik-Nas• Kemen Tenaga Kerja
• BKPM• BKPD – Pemda
• Kemendagri
• Kemen Keuangan• Kemen Perindustrian
• Kemen PU/Pera• Kemen Perhubungan
• Kemen ESDM
• Kemen Perindustrian• Kemen Agraria dan TTR
• Pemerintah Daerah
• Kemen Ristek-Dikti• Kemen Pertanian• Kemen Perikanan
• BPPT• Pemda
PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI LUAR JAWA
Indikator 2014(Baseline) 2019
POLITIK & DEMOKRASI Tingkat Partisipasi Politik Pemilu 75,11% 80% Indeks Demokrasi Indonesia 62,63 * 75
PENEGAKAN HUKUM Indeks Penegakan Hukum n.a. 75% Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 32 50 Indeks Perilaku Anti Korupsi 3,63 4
TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI Kualitas Pelayanan Publik - Integritas Pelayanan Publik (Pusat) 7,37 9
- Integritas Pelayanan Publik (Daerah) 6,82 8,0 Indeks Reformasi Birokrasi 33,48 83,48
PERTAHANAN DAN KEAMANAN Tingkat Pemenuhan MEF 30% 60%
Kontribusi industri pertahanan DN terhadap MEF 10% 20%
*2012
SASARAN POLHUKHANKAM
SASARAN : Terbangunnya 100 Techno Park di daerah-daerah kabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi.
ARAH KEBIJAKAN : Pembangunan Tecno Park diarahkan berfungsi sebagai: Pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil (pasca
panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk diterapkan dalam skala ekonomi;
Tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas;
Pembangunan Science Park diarahkan berfungsi sebagai: Penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang
pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi; Penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park; Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
PEMBANGUNAN Techno Park dan Science Park
KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(Sustainable Development)
Konsep pembangunan berkelanjutan lahir dari keprihatinan masyarakat dunia terhadap kerusakan lingkungan akibat ekstraksi sumberdaya alam berlebihan.
Konsep pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan/mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
KOMPONEN POKOK PEMBANGUNAN
BERKELANJUTANKebutuhan Berhubungan erat dengan aspek
keadilan distribusi out put dunia, dimana seharusnya pemenuhan kebutuhan diprioritaskan
kepada penduduk yang masih bergulat dalam kemiskinan.
Keterbatasan Dikaitkan dengan dengan aspek teknologi dan pranata sosial dalam pengelolaan SDA/Lingkungan hidup, agar SDA yang tersedia dapat digunakan untuk
keperluan generasi sekarang dan mendatang, serta memperbaiki kualitas lingkungan hidup yang sudah
terlanjur rusak.
PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Menjamin pemerataan dan keadilan
Menghargai keanekaragaman (diversity)
Menggunakan pendekatan integratif
Perspektif jangka panjang
1
2
3
4
TIGA PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Mendahulukan salah satu dari pilar akan serta-merta menghilangkan keberlanjutan pembangunan.
Agar pembangunan dapat berkelanjutan, maka setiap kebijakan/intervensi pembangunan harus berbasis penelitian aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup.
Ketiga pilar pembangunan berkelanjutan pada waktu yang sama merupakan satu kesatuan yang utuh dan seimbang.
PENELITIAN DAN INOVASI TEKNOLOGI
• Hasil – hasil penelitian dapat di aplikasikan oleh industri atau masyarakat.
• Melakukan perbaikan dengan apa yang telah dicapai.
• Kreativitas ( Sesuatu yang baru ).
• Edukasi peneliti terhadap masyarakat atau industri terhadap hasil penelitian yang menunjang, demikian juga sebaliknya.
• Pendanaan atau bantuan biaya penelitian yang nantinya akan bermanfaat bagi masyarakat & industri.
TRANSFER TEKNOLOGI DAN KOMERSIALISASI HASIL
PENELITIAN
SINERGITAS ANTARA ACADEMICIAN, BUSINESS &
GOVERMENT
ACADEMICIAN BUSINESS
Perlu ada interaksi dan kerjasama antara peneliti, industri dan pemerintah dalam rangka implementasi hasil penelitian.
Roadmap penelitian harus sejalan dengan kebutuhan user dan mendukung kebijakan pembangunan berkelanjutan.
GOVERMENT
Interaksi antara kelembagaan dalam
“pusaran spiral” sebagai proses transisi
tanpa akhir dan dinamis
REKOMENDASI
• Peneliti harus mengetahui & memahami arah pembangunan bangsa, sehingga dengan demikian peneliti – peneliti mampu menghasilkan penelitian yang hasilnya dapat diaplikasikan untuk kemaslahatan bangsa & negara.
• Lembaga – lembaga penelitian tidak berjalan dengan sendiri, namun harus memahami kebutuhan masyarakat & industri, dengan demikian berjalan seiring.
• Kerjasama Peneliti, Pemerintah & Industri harus di tingkatkan, agar dapat meningkatkan daya saing bangsa.
• Peneliti – peneliti hendaknya mengembangkan penelitian sesuai dengan kondisi bangsa ini, sehingga hasil – hasil penelitian dapat diaplikasikan.
TERIMA KASIH