bahan penelitian eksperimen semu

6
Penelitian Eksperimen Semu (Quasy Experimental Research) a. Tujuan penelitian: Mendekati perkiraan untuk keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi seluruh variabel-variabel yang relevan. Peneliti harus secara jelas memahami kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya, dan bertindak di dalam keterbatasan- keterbatasan tertentu. b. Contoh-Contoh Penelitian 1) Untuk menyelidiki pengaruh dua macam cara menghafal (spaced versus massed practice) dalam menghafal suatu daftar vocabulary bahasa asing di empat buah SMA tanpa dapat menentukan penempatan para siswa pada perlakuan secara acak atau mengawasi masa latihannya secara ketat. 2) Menilai keefektifan tiga macam pendekatan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar di dalam ekonomi atau sains pada anak-anak Sekolah Dasar apabila guru-guru tertentu secara sukarela melakukan pengajaran dengan salah satu pendekatan tersebut karena tertarik akan materinya. 3) Penelitian pendidikan yang melibatkan rancangan pretest-postest yang mana di dalamnya variabel-variabel seperti kematangan, efek testing, regresi satatistik, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau tidak teramati. 4) Kebanykan penelitian mengenai masalah-masalah sosial seperti kenakalan, keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung, yang mana kontrol dan manipulasi tidak selalu dapat dilaksanakan. c. Beberapa karakteristik 1) Penelitian eksperimental semu secara khas mencakup penggunaan praktis yang tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Peneliti berusaha sedekat mungkin terhadap keketatan kondisi-kondisi penelitian yang sebenarnya, secara hati-hati memberikan gambaran perkecualian-perkecualian dan keterbatasan-keterbatasan yang penting. Oleh karena itu, penelitian ini dikarakteristikan dengan metode kontrol parsial berdasarkan pada identifikasi secara hati- hati terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal dan eksternal.

Upload: rauza-tunnur

Post on 19-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

metodologi penelitian

TRANSCRIPT

Penelitian Eksperimen Semu (Quasy Experimental Research) a. Tujuan penelitian: Mendekati perkiraan untuk keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi seluruh variabel-variabel yang relevan. Peneliti harus secara jelas memahami kompromi-kompromi yang ada pada validitas internal dan eksternal, rancangannya, dan bertindak di dalam keterbatasan-keterbatasan tertentu. b. Contoh-Contoh Penelitian 1) Untuk menyelidiki pengaruh dua macam cara menghafal (spaced versus massed practice) dalam menghafal suatu daftar vocabulary bahasa asing di empat buah SMA tanpa dapat menentukan penempatan para siswa pada perlakuan secara acak atau mengawasi masa latihannya secara ketat. 2) Menilai keefektifan tiga macam pendekatan untuk mengajarkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep dasar di dalam ekonomi atau sains pada anak-anak Sekolah Dasar apabila guru-guru tertentu secara sukarela melakukan pengajaran dengan salah satu pendekatan tersebut karena tertarik akan materinya. 3) Penelitian pendidikan yang melibatkan rancangan pretest-postest yang mana di dalamnya variabel-variabel seperti kematangan, efek testing, regresi satatistik, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau tidak teramati. 4) Kebanykan penelitian mengenai masalah-masalah sosial seperti kenakalan, keresahan, merokok, jumlah penderita penyakit jantung, yang mana kontrol dan manipulasi tidak selalu dapat dilaksanakan. c. Beberapa karakteristik 1) Penelitian eksperimental semu secara khas mencakup penggunaan praktis yang tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Peneliti berusaha sedekat mungkin terhadap keketatan kondisi-kondisi penelitian yang sebenarnya, secara hati-hati memberikan gambaran perkecualian-perkecualian dan keterbatasan-keterbatasan yang penting. Oleh karena itu, penelitian ini dikarakteristikan dengan metode kontrol parsial berdasarkan pada identifikasi secara hati-hati terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal dan eksternal. 2) Perbedaan antara penelitian eksperimental sebenarnya dengan semu adalah kecil, terutama apabila manusia sebagai subyek dilibatkan seperti dalam pendidikan. 3) Meskipun penelitian tindakan (action research) dapat memiliki status eksperimental semu, Hal tersebut sering tidak formal, sehingga perlu mendapat pengakuan tersendiri. Sekali rencana penelitian secara sistematik menguji masalah validitas, menjauhi masalah intuitif dan dunia eksplorasi, maka awal dari metode eksperimental mulai terwujud. d. Langkah-Langkah pokok Langkah-langkah pokok penelitian eksperimental semu, sama dengan penelitian eksperimental sebenarnya, secara hati-hati menunjukkan masing-masing keterbatasan dalam validitas internal dan eksternal pada rancangan penelitiannya.

METODE PENELITIAN EXPERIMEN SEMU (QUASI-EXPERIMENTAL RESEARCH) Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi acak. Namun, dalam dunia pendidikan khususnya dalam pebelajaran, pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.

Tidak adanya pengacakan dalam menentukan subjek penelitian memungkinkan untuk munculnya masalah-masalah yang terkait dengan validitas eksperimen, baik validitas internal maupun eksternal. Akibatnya, interpreting and generalizing hasil penelitian menjadi sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, limitasi hasil penelitian harus diidentifikasi secara jelas dan subjek penelitian perlu dideskripsikan. Agar Generalizability dari hasil penelitian dapat ditingkatkan, maka representativeness dari subjek harus diargumentasikan secara logis. Untuk validitas internal, peneliti harus berusaha membangun derajat ekuivalen (the degree of equivalence) diantara kelompok kelompok subjek dengan mempertimbangkan karakterkarakter atau variabel-variabel yang mungkin juga sangat berkaitan dengan variabel eksperimen.Macam-Macam Desain Penelitian Kuasi Eksperimen adalah sebagai berikut :

Posttest Only, Non-Equivalent Control Group DesignDesian penelitian ini terdiri dari satu atau beberapa kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok yang digunakan merupakan intact group dan dependent variable diukur satu kali, yaitu setelah perlakuan eksperimen diberikan.

Contoh :Efek pendekatan instruksional berbeda terhadap performance siswa kelas delapan dalam ujian praktek laboratorium sains.

Pretest-Posttest, Non-Equivalent Control Group DesignDesain penelitian ini tidak berbeda banyak dengan desain penelitian sebelumnya. Desain ini dibedakan dengan adanya pretest sebelum perlakuan diberikan. Karena adanya pretest, maka pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest dalam desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical control) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain score)

Desain Time SeriesDesain time series sebagai kuasi eksperimen memiliki ciri adanya pengukuran yang berulang-ulang, baik sebelum maupun sesudah perlakuan terhadap satu atau beberapa intact group,

Variasi dalam Time Series DesignVariasi terhadap Time Series Design dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:

Single Subject DesignPada umumnya penelitian pendidikan menggunakan subjek penelitian dalam bentuk kelompok (kelas). Penelitian seperti ini akan memberikan hasil yang menggambarkan keadaan satu atau beberapa kelompok, tidak menggambarkan keadaan individual dalam kelompok tersebut. Pada situasi eksperimen tertentu, perlakuan perlu diberikan hanya pada satu individu saja. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian singlesubject. Penelitian ini sangat berguna bagi guru yang sedang melaksanakan penelitian terhadap individual siswa, misalnya dalam melakukan penelitian bimbingan dan konseling atau dalam melakukan rehabilitasi dan terapi fisik yang perlakuannya hanya diberikan pada satu individu saja.Desain single subject umumnya menggunakan pengukuran yang berulang dan hanya mengimpleentasikan variabel bebas tunggal yang diharapkan dapat merubah hanya satu variabel terikat. Pengukuran variabel dilakukan pada kondisi normal yang disebut baseline.

Penelitian Eksperimental Semu Adalah penelitian yang bertujuan memperoleh hasil yang diperkirakan akan diperoleh dari eksperimen yang sebenarnya. Eksperimen sebenarnya tidak bisa dilakukan karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Langkah - langkah Penelitian Eksperimental SemuIdentifikasi semua variabelvariabel x adalah variabel bebas semu, yaitu variabel prediktor yang akan mempengaruhi variabel tergantung / dependent.

Pengelompokanvariabel dikelompokkan dalam dua atau lebih grup yang mendapat perlakuan dan sebuah grup kontrol/ placebo.

Prakiraan luaranHasil luaran merupakan variabel y atau variabel tergantung atau prediktan. Dalam analisis Time Series, prediktan dianalisa berdasar perubahan waktu untuk memantau perubahan yang mungkin terjadi.Keuntungan dan KerugianKeuntungan Lebih mudah dalam menyimulasikan segala kemungkinan yang bisa terjadi secara acak Meminimalkan kurang validnya percobaan dibanding saat dilakukan di sebuah laboratorium yang disetting secara baik sehingga tidak mengalami kejadian acak yang biasa terjadi di alam nyata. Memudahkan perlakuan yang sama dilakukan pada percobaan yang berbeda subyek dan setting sehingga bisa ditarik generalisasi tentang populasi yang diteliti. Juga lebih efesien dalam percobaan yang memiliki jangka waktu yang panjang dan lingkungan yang berbeda. Biasanya dilakukan pada saat dimana eksperimen sebenarnya akan berakibat ketidak praktisan, tidak etis, ataupun tidak mungkin dilakukan. Misal: Tidak etis memberi obat yang dikhawatirkan memiliki efek negatif kepada manusia yang menjadi obyek penelitian.Kerugian Manipulasi variabel prediktor bisa membuat keadaan yang tidak alami (walau bahayanya tidak sebesar eksperimen sebenarnya). Kondisi yang terjadi tidak terlalu acak bila dibanding eksperimen sebenarnya, hal ini menjadi tantangan dalam menterjemaahkan hasil percobaan, terutama untuk menyimpulkan sebab-akibat.