bahan nidya

6
Definisi Celah Bibir - Celah bibir merupakan bentuk abnormalitas dari bibir yang tidak terbentuk sempurna akibat kegagalan proses penyatuan processus selama perkembangan embrio di dalam kandungan. - Bervariasi : ringan yaitu berupa sedikit takikan (notching) pada bibir, parah dimana celah atau pembukaan yang muncul cukup besar yaitu dari bibir atas sampai ke hidung Celah Langitan/Palatum - Celah langitan terjadi ketika palatum tidak menutup secara sempurna, meninggalkan pembukaan yang dapat meluas sampai ke kavitas nasal. - Meluas ke bagian palatum keras di anterior mulut sampai palatum lunak ke arah tenggorokan - Seringkali terjadi bersamaan antara celah bibir dan celah alveolar atau dapat tanpa kelainan lainnya. - Celah palatum adalah celah pada palatum yang terjadi akibat kegagalan penyatuan palatum yang mempengaruhi baik jaringan lunak, komponen tulang bagian atas, alveolar ridge, serta palatum keras dan lunak.

Upload: nidya-paramita

Post on 14-Dec-2014

27 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jsioafha

TRANSCRIPT

Page 1: bahan nidya

Definisi

Celah Bibir

- Celah bibir merupakan bentuk abnormalitas dari bibir yang tidak terbentuk sempurna akibat

kegagalan proses penyatuan processus selama perkembangan embrio di dalam kandungan.

- Bervariasi : ringan yaitu berupa sedikit takikan (notching) pada bibir, parah dimana celah atau

pembukaan yang muncul cukup besar yaitu dari bibir atas sampai ke hidung

Celah Langitan/Palatum

- Celah langitan terjadi ketika palatum tidak menutup secara sempurna, meninggalkan pembukaan

yang dapat meluas sampai ke kavitas nasal.

- Meluas ke bagian palatum keras di anterior mulut sampai palatum lunak ke arah tenggorokan

- Seringkali terjadi bersamaan antara celah bibir dan celah alveolar atau dapat tanpa kelainan

lainnya.

- Celah palatum adalah celah pada palatum yang terjadi akibat kegagalan penyatuan palatum yang

mempengaruhi baik jaringan lunak, komponen tulang bagian atas, alveolar ridge, serta palatum

keras dan lunak.

Gambar macam-macam celah bibir dan palatum

Gangguan

- Proses fungsional : penelanan dan bicara

- Estetik

- Mudah terjadi infeksi : akibat tidak adanya pembatas antara rongga mulut dan rongga hidung.

Contoh : pada saluran pernafasan, infeksi juga dapat berkembang sampai ke telinga.

Prevalensi

Page 2: bahan nidya

- Celah bibir dan celah langitan bisa terjadi secara bersamaan atau masing-masing dan tingkat

abnormalitas celah bibir dan langitan ini pun bervariasi

- Celah langitan yang disertai dengan celah bibir lebih sering terjadi, prevalensi : 45% dari

keseluruhan kasus, celah bibir : 25% dan celah langitan : 35%.

- Celah bibir dengan atau tanpa celah langitan lebih sering terjadi pada anak laki-laki sedangkan celah

langitan lebih sering terjadi pada anak perempuan

Embriogenesis

Selama minggu ke lima, 2 benjolan yang tumbuh dengan cepat, lateral dan medial nassal swellling

mengelilingi jejak hidung. Sewlling lateral membentuk alae hidung; swelling medial membentuk emapat

area : (1) bagian tengah hidung (2) bagian tengah bibir atas (3) bagian tengah maksila dan (4) seluruh

primary palate. Secara simultan, swelling maksila bergerak ke medial dan lateral swelling nassal tetapi

masih terdapat groove yang memisahkan.

Selama 2 minggu setelahnya, penampakan wajah berubah. Swelling maksilari terus bertumbuh ke

arah medial dan memadat dengan swelling medial nassal ke arah midline. Kemudian, swelling-swelling ini

secara simultan menyatu satu sama lain dan dengan maksilari swelling di daerah lateral. Sehingga bibir

atas dibentuk oleh dua swelling medial nassal dan dua swelling maksila.

Dua swelling medial masal tidak hanya menyatu pada permukaan tetapi juga pada tingkat yang

lebih dalam. Struktur yang dibentuk oleh dua penggabungan swelling disebut intermaksilary segment yang

terdiri dari (1) komponen labial yang terdiri dari filtrum dan bibir atas (2) komponen rahang atas yang

terdiri dari 4 gigi insisor (3) komponen palatal yang membentuk primary palate berbentuk segitiga. Di atas,

komponen intermaksilari bersambung dengan septum nassal yang membentuk penonjolan frontal.

Dua outgrowth shelflike berasal dari swellling maksila membentuk secondary palate. Palatine shelf

muncul pada minggu ke-6 dari perkembangan dan mengarah langsung ke bawag dari kedua sisi lidah. Pada

minggu ke tujuh, palatine shelf naik dan mengambil posisi horizontal di atas lidah, menyatu saatu sama lain

membentuk secondary palate. Anterior dari shelve menyatu dengan primary palate anatara minggu ke-7

sampai ke-10 dari perkembangan.

Celah pada primary palatehasil dari kegagalan mesoderm untuk berpenetrasi pada grove antara

medial nasal dan prosesus maksila yang menghambat penyatuan satu sama lain. Celah pada secondary

palate disebabkan oleh kegagaln palatine shelve menyatu satu sama lain. Penyebabnya diduga karena

kegagalan lidah untuk turun ke rongga mulut. Pada anak perempuan, pembentukkan palatum sekunder ini

terjadi 1 minggu kemudian, karena itu celah langitan lebih sering terjadi pada anak perempuan.

Page 3: bahan nidya

Gambar Palatum primer dan skunder

Gambar swelling pada pembentukan kepala dan wajah

Page 4: bahan nidya

Gambaran frontal kepala embrio usia 6-10 minggu

Etiologi Celah Bibir dan Palatum

1. Faktor Herediter

Terjadinya celah palatum sebagian besar karena faktor keturunan. Biasanya salah satu dari pihak

orangtuanya baik dari pihak ibu maupun dari pihak bapak. Herediter merupakan dasar genetik untuk

terjadinya celah oral yang signifikan, tetapi tidak dapat dipastikan sepenuhnya. Faktor ini terbukti

berpengaruh sebesar 25% sampai 30% sebagai penyebab celah oral diseluruh dunia. Ditemukan teori-teori

yang menyatakan bahwa terjadinya celah karena hal-hal berikut:

- Kesalahan dalam masa peralihan dalam suplai darah pada masa embrio, juga bertambahnya umur

si ibu yang dapat memberikan ketidakkebalan embrio terhadap terjadinya celah.

- Adanya abnormalitas dari kromosom yang menyebabkan terjadinya malformasi kongenital yang

multipel.

- Adanya tripel sindrom termasuk juga celah di sekitar rongga mulut yang selalu diikuti oleh anomali

kongenital lain.

2. Faktor Lingkungan

Faktor-faktor yang berperan pada waktu persatuan bibir dan palatum yaitu:

a. Defisiensi nutrisi

Pada masa kehamilan, nutrisi yang kurang merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan

terjadinya celah palatum. Defisiensi vitamin A, defisiensi vitamin Riboflavin, vitamin B kompleks yang

dibutuhkan untuk beberapa enzim yang vital dalam tubuh dan keadaan ini dapat memacu terjadinya

celah palatum.

Page 5: bahan nidya

b. Stres

Strean dan Peer melaporkan bahwa psikologis, emosi dan stres merupakan faktor yang signifikan

terhadap terjadinya celah palatum. Stres yang timbul menyebabkan fungsi korteks adrenal terangsang

untuk melepaskan sekresi hidrokortison dan jika hal ini sering terjadi dalam trimester pertama

kehamilan akan dapat menjurus kepada terjadinya suatu malformasi.

c. Zat kimia

Pemberian aspirin, kortison dan insulin, dan obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan

congenital abnormality dan facial cleft seperti thalidomide, phenytoin, antibiotika, transqualizer, obat

untuk aborsi dan obat untuk infeksi virus, serta penggunaan kafein dan injeksi steroid, karena

penggunaan obat-obatan ini akan melalui palsenta sehingga menghambat pertumbuhan janin.

d. Mekanik

Obstruksi lidah memungkinkan terjadinya celah pada embrio. Perkembangan yang tidak sejalan atau

posisi janin dalam rahim dapat menyebabkan retrusi lidah dan hidung diantara palatum itu sendiri.

e. Anemia malnutrisi

Anemia dan kesehatan yang buruk dari si ibu akan dapat menyebabkan congenital cleft, karena

kurangnya darah yang mengangkut oksigen dimana oksigen diperlukan untuk pertumbuhan jaringan

mesenkim.

f. Infeksi

Infeksi yang terjadi dalam trimester pertama kehamilan dapat mengganggu fetus, karena infeksi yang

terjadi dapat menghalangi pembentukan jaringan baru.

g. Radiasi

Bahan-bahan teratogenik yang potent, dimana radioterapi yang dilakukan pada tumor dapat

menghambat pertumbuhan janin.

h. Anoksia

Kadar O2 menurun akibatnya O2 yang diperlukan pertumbuhan jaringan mesenkim menjadi berkurang

sehingga terjadi celah palatum.