bahan materi training etap

10
1 Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia Peran Electrical Engineer Pada Proyek Pembakitan Energi Dalam proyek ini, divisi electrical menunggu beberapa data dari divisi proses dan mechanical. Data-data tersebut berupa P& ID (Piping and Instrumentation Diagram). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya P & ID akan memberikan gambaran jalur pada suatu sistem. Selain P & ID, data yang menjadi acuan electrical Engineer adalah Electrical Consumer List. Electrical Consumer List berisikan informasi peralatan listrik yang akan digunakan di proyek ini. Dimana terdapat beberapa informasi yang menjadi acuan electrical engineer untung mendesignnya yaitu 1. Nama peralatan listrik yang dibutuhkan 2. Name Plate suatu peralatan listrik (Kapasitas) 3. Nilai Phasa 4. Status penggunaan peralatan listrik ketika sedang beroperasi 5. Load Factor 6. Margin 7. Effisiensi Peralatan Listrik 8. Power Factor 9. Feeder Type Pada proyek PLTP Kamojang Unit-5 ini ada beberapa kriteria yang menjadi syarat dalam proses kerja electrical engineer yaitu, 1. Nilai Load Factor mengikuti syarat berikut Normal dan continuously bernilai operasi “1,00” Intermitent bernilai operasi “0.5” Motor Valve bernilai operasi “0.3” Stand-ny bernilai operasi “0,00” 2. Nilai Motor Efficiency Kapasitas motor 1.1 kW or less bernilai 80 % Kapasitas motor 5.5 kW or less bernilai 85 % Kapasitas motor 22 kW or less bernilai 91 % Kapasitas motor 55 kW or less bernilai 92 %

Upload: aztridnurmalitawati

Post on 25-Nov-2015

116 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 1

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    Peran Electrical Engineer Pada Proyek Pembakitan Energi

    Dalam proyek ini, divisi electrical menunggu beberapa data dari divisi

    proses dan mechanical. Data-data tersebut berupa P& ID (Piping and

    Instrumentation Diagram). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya P & ID

    akan memberikan gambaran jalur pada suatu sistem. Selain P & ID, data

    yang menjadi acuan electrical Engineer adalah Electrical Consumer List.

    Electrical Consumer List berisikan informasi peralatan listrik yang akan

    digunakan di proyek ini. Dimana terdapat beberapa informasi yang menjadi

    acuan electrical engineer untung mendesignnya yaitu

    1. Nama peralatan listrik yang dibutuhkan

    2. Name Plate suatu peralatan listrik (Kapasitas)

    3. Nilai Phasa

    4. Status penggunaan peralatan listrik ketika sedang beroperasi

    5. Load Factor

    6. Margin

    7. Effisiensi Peralatan Listrik

    8. Power Factor

    9. Feeder Type

    Pada proyek PLTP Kamojang Unit-5 ini ada beberapa kriteria yang menjadi

    syarat dalam proses kerja electrical engineer yaitu,

    1. Nilai Load Factor mengikuti syarat berikut

    Normal dan continuously bernilai operasi 1,00

    Intermitent bernilai operasi 0.5

    Motor Valve bernilai operasi 0.3

    Stand-ny bernilai operasi 0,00

    2. Nilai Motor Efficiency

    Kapasitas motor 1.1 kW or less bernilai 80 %

    Kapasitas motor 5.5 kW or less bernilai 85 %

    Kapasitas motor 22 kW or less bernilai 91 %

    Kapasitas motor 55 kW or less bernilai 92 %

  • 2

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    Kapasitas motor 220 kW or less bernilai 93 %

    Kapasitas motor diatas 220 kW bernilai 95 %

    3. Nilai Motors Power Factor

    Lebih dari 100 kW 0.9 0.92

    30 100 kW 0.86 0.9

    5 30 kW 0.8 0.86

    Setelah semua data peralatan listrik masuk, electrical engineer bisa

    mendesignnya kedalam suatu software yaitu ETAP (Electric Transient

    Analyzer Program)

    3.1 Aplikasi Penggunaan ETAP Pada Proyek PLTP Kamojang Unit5

    3.6.1 Pengenalan Software ETAP (Electrical Transient Analyzer

    Program)

    A. Pengertian ETAP

    ETAP adalah software yang digunakan untuk melakukan

    pemodelan/perencanaan dan gambaran tentang sistem kelistrikan yang

    ada di suatu industri ataupun dalam wilayah power plant. Sehingga

    dengan ETAP bisa dilakukannya test power sistem pada suatu power

    plant yang telah dirancang di software ETAP. Software ini sangat

    bermanfaat untuk melakukan berbagai analisa dan ETAP dengan

    mudah mengedit grafis one line diagram.

    ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) merupakan suatu

    software (perangkat lunak) yang dapat bekerja dalam keadaan standar

    simulasi yang offline modules, akan tetapi ETAP menggunakan data

    yang nyata, dimana data tersebut didapat dari spesifikasi atau

    nameplate suatu peralatan listrik. Sehingga ETAP digunakan untuk

    memonitoring suatu data secara real time pada power sistem dan juga

    untuk sistem manajemen energi.

    ETAP real time adalah sistem manajemen daya yang cerdas untuk

    dapat digunakan oleh electric engineer, karena memperluas akuisisi

    data tradisional ke manajemen daya solusi yang cerdas dan terpercaya.

    Sehingga ketika merancang menggunakan ETAP, seorang engineer

  • 3

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    dapat mengambil keputusan sesuai dari hasil analisa yang didapat.

    Aplikasi ETAP ini dapat digunakan pada power sistem yang kecil

    sampai dengan power sistem yang besar. Dimana ETAP telah

    dirancang dan dikembangkan oleh engineer dan dipergunakan untuk

    engineer juga, dimana ETAP dapat menangani beragam sistem tenaga

    untuk spectrum luas dari industri dalam satu kesatuan tampilan

    jaringan sistem AC dan DC.

    Gambar 3.1 Tampilan Software ETAP

    B. Karakteristik Original ETAP

    Software ETAP memiliki beberapa versi yang terus meningkat

    seiring dengan perkembangan offline modules, contoh beberapa versi

    ETAP yang telah ada yaitu:

    1. ETAP 4.0

    2. ETAP 6.0

  • 4

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    3. ETAP 7.0

    4. ETAP 7.5

    5. ETAP 11.11

    6. ETAP 12.0

    Software ETAP terus meningkat perkembangan teknologi dan

    analisanya sehingga sekarang dengan versi paling terbaru yaitu versi

    12.0. Namun data harga software ETAP yang diketahui yaitu versi

    11.11 dengan harga Rp.300.000.000,00. Harga software ETAP ini

    bergantung pada nilai berapa node yang dipesan oleh suatu perusahaan.

    Harga yang mahal ini sebanding dengan apa yang hasil yang

    didapatkan. Ketika sudah membeli software ETAP yang original maka

    akan memiliki dongle. Dongle adalah semacam USB bentuknya.

    Software ETAP yang original dalam pengoperasiannya sangat mudah

    dibandingkan dengan yang crack, karena ketika menjalankan perintah

    suatu studi kasus software ETAP yang crack belum tentu mampu

    merunning sutu proses tersebut hal ini terjadi karena sistem alirannya

    terputus, tetapi bisa juga merunning walaupun prosesnya lebih lama

    dari pada yang original. Namun pada dunia komputer untuk melakukan

    studi kasusnya tetap menggunakan software ETAP yang original.

    Software ETAP yang original memiliki beberapa kriteria yaitu :

    1. Hasil keakuratan data yang lebih baik

    2. Pengoperasian program lebih mudah tidak loading lama saat

    merunning

    3. Memiliki dongle

    4. Software ETAP dipesan berdasarkan spesifikasi yang

    dibutuhkan

    5. Pembelian software ETAP dilakukan pada distributor-

    distributor tertentu (Tidak diperjual belikan di sembarang

    tempat)

  • 5

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    Gambar 3.2 Tampilan DONGLE

    Software ETAP memiliki dongle yang digunakan pada saat

    pengoperasiannya yaitu sebelum membuka program tersebut dongle

    dipasang seperti halnya USB. Software ETAP yang original tidak

    dapat diakses oleh seseorang yang tidak memiliki dongle tersebut.

    Ketika dongle sudah terpasang pada komputer atau laptop maka kita

    bisa melakukan suatu kegiatan pada ETAP. Namun jika dongle

    tersebut tidak ada maka software ETAP tidak dapat dibuka.

    Dongle sejak lama dipakai untuk mengamankan software yang

    dijual. Didalam aplikasi yang dibuat, selalu dilakukan pengecekan

    kode-kode tertentu yang ada di dalam dongle. Karena dongle adalah

    perangkat keras, maka asumsinya lebih sulit untuk menduplikasinya

    atau membajaknya dari pada security yang hanya mengandalkan

    software. Software ETAP merupakan salah satu software yang

    komersial dilengkapi dengan piranti untuk melindungi dari

    pembajakan. Dengan dongle maka suatu software hanya bisa dipakai

    oleh satu komputer pada saat yang sama. Harga license software,

    terutama untuk keperluan spesifik memang sangat mahal.

  • 6

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    Karakteristik ETAP

    A. Database dan Project Management

    ETAP mengorganisasikan sistem listrik ke dalam suatu proyek.

    Dalam proyek ini, ETAP terdapat tiga komponen utama sistem yaitu,

    1. Presentation, dimana terdapat presentasi yang terbatas berupa

    presentasi grafis dari one line diagram yang mewakili data

    yang telah di desain.

    2. Configuration, terdapat konfigurasi sistem yang

    mengidentifikasi status suatu perangkat swich dalam keadaan

    open atau closed, motor dan loads dalam keadaan continuous,

    intermittent, atau spare, mode generator (swing, voltage control,

    reactive power control, power factor control) dan MOVs (open,

    closed, throttling, spare).

    3. Revision Data, berupa data dasar dan data revisi yang terbatas

    yang akan menjaga setiap ada perubahan dari nameplate suatu

    peralatan atau suatu pengaturan spesifikasi.

    Gambar 3.3 Tampilan Project Management

    Gambar 3.4 Tampilan 3D Data Base

  • 7

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    B. One Line Diagram

    Merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem

    tenaga listrik tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa

    yang terpisah, digunakanlah sebuah konduktor. Hal ini memudahkan

    dalam pembacaan diagram maupun dalam analisa rangkaian. Diagram

    satu garis (one line diagram) sering juga disebut dengan single line

    diagram. Saluran transmisi khususnya transmisi listrik arus bolak-balik

    AC. Saluran transmisi tersebut menyalurkan tenaga listrik dari pusat-

    pusat listrik ke pusat-pusat beban yang akan membentuk suatu jaringan

    interkoneksi.

    Tabel 3.5 Simbol yang digunakan One Line Diagram

  • 8

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    C. Library

    Merupakan informasi mengenai semua peralatan yang akan dipakai

    dalam sistem kelistrikan. Data elektris maupun mekanis dari peralatan

    yang lengkap dapat mempermudah dan memperbaiki hasil simulasi

    ataupun analisa.

    Gambar 3.6 Library Motor Induksi

    D. Standar IEC dan ANSI

    Standar yang dipakai, biasanya mengacu pada

    standar IEC dan ANSI. Perbedaan antara standar IEC dan ANSI

    terletak terdapat pada symbol peralatan listrik yang akan dirangkai

    didalam one line diagram ETAP dan perbedaan frekuensi yang

    digunakan. Standar IEC adalah standar symbol yang biasa digunakan.

    IEC adalah International Electrotechnical Commission dengan nilai

    frekuensi 50 Hz, sedangkan ANSI adalah American National

    Standards Institute dengan frekuensi yang dimiliki 60 Hz.

    Gambar 3.6 Standar IEC dan ANSI pada Trafo

  • 9

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    Gambar 3.8 Standar IEC dan ANSI Peralatan Listrik

    E. Analisis yang dapat dilakukan dalam ETAP 7.0

    1. Load Flow Analysis

    2. Unbalanced Load Flow Analysis

    3. Short Circuit Analysis

    4. Motor Accelaration Analysis

    5. Harmonic Analysis

    6. Transient Analysis

    7. Protective Device Coordination

    8. Optimal power flow analysis

    9. Reability assessment

    10. Optimal Capacitor Element

  • 10

    Laporak KP, Aztrid Nurmalitawati. PT Rekayasa Industri. Universitas Indonesia

    11. DC Load Flow Analysis

    12. DC Short Circuit Analysis

    13. Battery Discharge Sizing

    Gambar 3.9 Tampilan Toolbar Analisis