bahan makalah kimor 2.docx
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
Alkena, Reaksi Hidrogenasi Alkena dan Reakai Oksidasi Alkena
Alkena adalah hidrokarbon yang termasuk dalam jenis hidrokarbon yang tak-jenuh karena memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua antar atom C-nya (C=C). Artinya, apabila alkena beraksi dengan hidrogen maka salah satu ikatan pada ikatan rangkap C=C akan putus dan menghasilkan senyawa alkana dengan ikatan tunggal. Inilah yang disebut dengan hidrokarbon tak-jenuh. Alkena juga sering disebut olefin. Olefin berasal dari kata olefiant gas yang berarti gas pembentuk minyak. Olefin sendiri sebenarnya adalah nama lama untuk etena (CH2= CH2). Pada ikatan rangkap dua pada atom karbon alkena, salah satu dari dua ikatan itu adalah ikatan sigma dan yang lainnya adalah ikatan-pi. Pada reaksi adisi, ikatan-pi akan putus sehingga menghasilkan produk dengan meninggalkan ikatan tunggal (ikatan sigma). Atom karbon dalam ikatan rangkap C=C memiliki hibridisasi sp2 .
Prinsip Reaksi Adisi
Sebelum kita membahas reaksi hidrogenasi, kita terlebih dahulu memahami prinsip reaksi adisi pada alkena karena reaksi hidrogenasi dapat dipahami jika kita memahami reaksi adisi. Dalam reaksi senyawa organik, suatu reaksi terjadi karena satu molekul atau lebih memiliki energi yang cukup (energi aktivasi) untuk memutuskan Ikatan.
Suatu ikatan kovalen bisa diputus dengan 2 cara :
• Pemutusan heterolitik : suatu pemutusan yang menghasilkan ion-ion. Contoh :
A : B A+ + :B - atau
A : B :A- + B +
• Pemutusan homolitik : suatu pemutusan yang menghasilkan radikal bebas. Contoh :
A : B A• + B•
Ada dua hal yang harus diperhatikan pada suatu reaksi, yaitu apa yang terjadi pada gugus fungsional dan sifat pereaksi yang menyerang. Berdasarkan jenis atau sifat pereaksinya, pereaksi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
a. Pereaksi elektrofil : pereaksi yang bermuatan positif, asam Lewis dan sebagai oksidator (penerima elektron). Contoh : H2O, HNO3 / H2SO4
b. Pereaksi nukleofil : pereaksi yang bermuatan negatif, basa Lewis dan reduktor (melepaskan elektron). Contoh : H2O, NH3
c. Pereaksi radikal bebas : pereaksi yg memiliki satu elektron tak berpasangan. Contoh : Cl • dan Br•
Reaksi adisi adalah reaksi pengubahan senyawa hidrokarbon yang berikatan rangkap (tak jenuh) menjadi senyawa hidrokarbon yang berikatan tunggal (jenuh) dengan cara menambahkan atom dari senyawa lain. Reaksi adisi hanya dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap
seperti alkena dan alkuna. Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen maupun asam halida (HX).
X YR – C = C – R + X – Y R - C – C – R
H H H HAlkena Alkana
Reaksi Adisi terbagi menjadi tiga jenis reaksi adisi, yaitu :
1. Adisi Nukleofil : reaksi penambahan suatu gugus ke suatu ikatan rangkap dan hasilkan ikatan tunggal,dimana gugus yang menyerang pertama kali berupa pereaksi nukleofil.Contoh : R-CH + H2O R-COH + H2O R-CH(OH)2
2. Adisi Elektrofil : gugus penyerang berupa pereaksi elektrofil.Contoh : A-B + C = C A – C – C – B
H-H + CH2 = CH2 CH3 – CH3
3. Adisi Radikal Bebas : gugus penyerang merupakan radikal bebas.Contoh : CH4 + Cl• •CH3 + HCl
Dari jenis reaksi adisi diatas, kita dapat melihat bahwa reaksi hidrogenasi termasuk kedalam reaksi adisi elektrofilik.
Reaksi Hidrogenasi Alkena
Pada dasarnya, reaksi hidrogenasi alkena adalah reaksi adisi alkena dengan hidrogen yang membutuhkan katalis untuk beraksi karena apabila tanpa katalis, reaksi ini tidak akan berjalan spontan yang disebabkan oleh energy aktivasinya yang terlalu tinggi. Reaksi hidrogenasi berlangsung secara eksoterm atau mengeluarkan energi berupa panas. Selain itu katalis yang biasa dipakai dalam reaksi ini adalah logam aktif seperti Pt, Pd, dan Ni. Pada dasarnya, katalis pada reaksi hidrogenasi ini tidak menurunkan entalpi (∆H) dari reaksi tersebut tetapi hanya menurunkan energi aktivasi saja sehingga reaksi dapat berjalan.
Stabilitas alkena dalam pembentukan produk akan meningkat seiring dengan menurunnya entalpi (∆H) hidrogenasi dari suatu reaksi hidrogenasinya. Berikut adalah ketentuan mengenai kestabilan alkena :
1. Alkena yang stabil adalah alkena yang memiliki lebih banyak gugus alkil pada atom C yang memiliki ikatan rangkap karena alkena yang memiliki gugus alkil pada atom C rangkapnya, memiliki entalpi (∆H) yang lebih rendah jika dibandingkan alkena yang atom C rangkapnya tidak memiliki gugus alkil
2. Diena terkonjugasi lebih stabil daripada diena yang ikatan-ikatan rangkapnya terisolasi
3. Trans-alkena lebih stabil daripada ci s-alkena
Berdasarkan stereokimia, hidrogenasi terbagi atas hidrogenasi anti-adisi dan syn-adisi. Pada alkena, reaksi hidrogenasi akan berlangsung secara syn-adisi.
DHº-30.1 kkal
-28.1
-27.2
-27.8
-26.7
Lebih tersubstitusi lebih stabil
C C
Y
Z
C C C C
Y ZYZ YZ
anti adisi syn adisi
Hidrogenasi katalitik pada alkena berlangsung melalui syn adisi:CH3
CH3
H
H
H2
Pt
Berikut adalah mekanisme hidrogenasi secara syn-adisi :
+ H2
H H CC
H H C CC
CHHC C
H H+
permukaankatalis logam
Reaksi Oksidasi pada Alkena
Alkena dapat dioksidasi menjadi bermacam-macam produk. Reaksi yang melibatkan oksidasi ikatan dapat dibedakan menjadi dua, antara lain :
1. Oksidasi ikatan-pi tanpa memutuskan ikatan sigma (tanpa pemaksapisahan)
Produk reaksi oksidasi ikatan-pi tanpa memutuskan ikatan sigma (tanpa pemaksapisahan) ini dapat berupa 1,2 diol atau epoksida, tergantung dari pereaksi yang digunakan. Secara umum, reaksi oksidasi ikatan-pi tanpa memutuskan ikatan sigma (tanpa pemaksapisahan) dapat diklasifikasikan menjadi epoksida atau diol.
π
O OH OH
C ═ C [O ]→
C – C atau − C – C−
δ Epoksida 1,2-diol atau glikol
Reaksi alkena dengan asam peroksikarboksilat (RCO3H atau ArCO3H) berupa
asam peroksibenzoat ( C6H5CO3H ) dan m – kloroperoksibenzena dalam pelarut CHCl3
atau CCl4 akan menghasilkan epoksida atau oksiran.
Cl O O Cl O
−CH═CH2 + −COOH → −CH–CH + −COH
Stirene Asam Pheniloksiran (95%) Asam
m-khloroperoksibenzoat (Stiren oksida) m-klorobenzoat
Sedangkan apabila sikloalkana atau alkena direaksikan dengan OsO atau
larutan KMnO4 dingin akan menghasilkan 1,2 diol.
CH2 = C MnO4→
CH2−CH2n OH
→ CH2−CH2 + MnO2
etilena O O OH OH
Mn 1,2-etanadiol
O O
2. Oksidasi ikatan-pi yang memutuskan ikatan sigma (dengan pemaksapisahan)Apabila oksidasi ikatan pi disertai dengan pemecahan ikatan sigma, maka akan dihasilkan keton,
asam karboksilat, maupun aldehid. Jika masing – masing karbon alkena tidak terikat dengan
atom hidrogen maka oksidasi akan menghasilkan keton.
H3C CH3 H3C CH3
C ═ C [O] C ═ O + O ═ C
H3C CH3 H3C CH3
3. Keton
Aplikasi Konsep Pada Kasus :
Senyawa A memiliki rumus C8H8. Senyawa ini bereaksi cepat dengan KMnO4 menghasilkan CO2 dan asam
karboksilat B (C7H6O2). Namun, senyawa A ini hanya bereaksi dengan 1 molar ekivalen H2 pada
hidrogenasi dengan katalis Palladium. Pada hidrogenasi yang berada pada pengurangan cincin aromatik,
4 ekivalen dari H2 akan diambil dan dihasilkan hidrokarbon C dengan rumus C8H16. Tentukan apakah
struktur dan penamaan dari senyawa A, B, dan C!
JAWAB :
Dari soal diatas dapat kita lihat bahwa senyawa A memiliki inti struktur siklik aromatik karena
dikatakan bahwa senyawa A mengalami pengurangan cincin aromatik pada suatu reaksi hidrogenasi
dengan 4 H2. Senyawa A juga memiliki cabang gugus alkena karena menghasilkan CO2 dan asam
karboksilat B (C7H6O2) pada reaksi oksidasi dengan KMnO4 karena tidaklah mungkin apabila cincin
aromatiknya yang dioksidasi dapat menghasilkan CO2 dan asam karboksilat B (C7H6O2); dan hanya alkena
lah yang dapat menghasilkan CO2 dan asam karboksilat B (C7H6O2)
apabila mengalami reaksi oksidasi.
Pada hidrogenasi dengan palladium dengan 1 molar H2, ikatan
rangkap yang putus adalah satu ikatan rangkap yaitu pada gugus alkenanya
sehingga dihasilkan C8H10. Dalam hal ini, ikatan rangkap pada C primer akan mudah
putus dari pada ikatan rangkap pada C sekunder.
Dari keterangan-keterangan diatas, dapat kita simpulkan bahwa senyawa A
memiliki struktur :
dan senyawa disamping memiliki
nama IUPAC-nya feniletena atau yang kita biasa sebut dengan stirena.
Apabila stirena dioksidasi dengan KMnO4 maka :
+ CO2 + H2O
Dari reaksi diatas dapat kita lihat bahwa senyawa B memiliki struktur dan memiliki nama IUPAC asam
benzenakarboksilat atau karboksibenzena
Apabila stirena direaksikan dengan 4 H2 maka :
Dari reaksi diatas dapat kita lihat bahwa senyawa C memiliki struktur dan memiliki nama IUPAC etil
skiloheksana
KMnO4
+ 4 H2