bahan makalah kepemimpinan pembelajaran.doc
DESCRIPTION
tugas sTRANSCRIPT
![Page 1: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/1.jpg)
Kepemimpinan Pembelajaran
Pada tingkat paling operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala sekolah diangkat untuk menduduki jabatan yang bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah masing-masing. Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah untuk itu sebagai seorang pemimpin kepala sekolah diharapkan mampu untuk berusaha membina, mengelola dan mengembangkan sumber daya-sumber daya yang ada di sekolah. Kepemimpinan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan program-program pendidikan dan kepemimpinan pendidikan merupakan kegiatan yang memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan. Kepemimpinan disini merujuk kepada kepala sekolah dimana seorang kepala sekolah diharapkan mampu berperan dan memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah (Politis, D. Jhon, 2002).Tugas kepala sekolah dalam manajemen pembelajaran yaitu mengadakan buku kurikulum pedoman-pedomannya buku umum maupun khusus, bersama-sama guru memahami dan menjabarkan tujuan-tujuan pendidikan meliputi: tujuan umum, tujuan instruksional, tujuan kurikuler dan tujuan-tujuan khusus. Bersama-sama dengan guru menyusun program-program kurikuler dan kegiatan-kegiatan tambahannya, termasuk dalam hal ini program tahunan, bersama-sama dengan guru mengembangkan alat-alat pengajaran, menyusun jadwal dan pembagian tugas, mengembangkan sistem evaluasi belajar, melakukan pengawasan terhadap kegiatan proses belajar mengajar, menyusun norma kenaikan kelas, mengembangkan perpustakaan sebagai ilmu dan tempat belajar (Soewadji Lazaruth, 1992).Kepala sekolah diharapkan dapat memotivasi guru yaitu dengan memberi dorongan kepada guru-guru agar aktif bekerja menurut prosedur dan metode tertentu sehingga pekerjaan itu berjalan dengan lancar mencapai sasaran. Tugas memotivasi dan mengaktifkan ini lebih dilengkapi dengan usaha mensejahteraan guru, diyakini akan memberikan hasil yang menggembirakan. Kesejahteraan itu sebagian dapat direalisasikan melalui kegiatan-kegiatan memotivasi dan mengaktifkan (Politis, D. Jhon, 2002).Sebagai pemimpin pembelajaran kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Blase, kepemimpinan oleh kepala sekolah ditandai oleh perhatian yang seksama terhadap kualitas pengajaran. Penekanannya adalah bagaimana kepala sekolah melakukan kegiatannya agar para guru bisa melaksanakan pengajarannya dengan kualitas yang tinggi. Brookover menyatakan bahwa kepala sekolah berperan aktif sebagai pemimpin pengajaran yang berupaya meningkatkan pengajaran secara efektif, dan meningkatkan prestasi akademik siswanya menjadi tinggi.Menurut Caldwell dan Spinks bahwa dengan otonomi yang lebih besar, maka kepala
![Page 2: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/2.jpg)
sekolah memiliki wewenang yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya. Secara khusus, keputusan-keputusan didesentralisasi adalah yang secara langsung berpengaruh pada siswa dan kepala sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap pengetahuan (knowledge), desentralisasi keputusan berkaitan dengan kurikulum, termasuk keputusan mengenai tujuan dan sasaran pembelajaran; teknologi (technology), desentralisasi keputusan mengenai sarana belajar mengajar; kekuasaan (power), desentraliasi kewenangan dalam membuat keputusan; material (material), desentralisasi keputusan mengenai penggunaan fasilitas, pengadaan dan peralatan alat-alat sekolah; manusia (people), desentralisasi keputusan mengenai sumber daya manusia, termasuk pengembangan profesionalisme dalam hal-hal berkaitan dengan proses belajar mengajar, serta dukungan terhadap proses belajar mengajar; waktu (time), desentralisasi keputusan mengenai lokasi waktu; keuangan (finance), desentralisasi keputusan mengenai alokasi keuangan (Duhou, 2002).Pasal 12 ayat 1 PP 28 Tahun 2009 bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang dituntut untuk diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas, yakni layanan sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada siswa (emphaty), cepat tanggap terhadap kebutuhan siswa (responsiveness) (E. Mulyasa, 2004).Kepala sekolah diharapkan mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Kepala sekolah diharapkan dapat berperan/bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Sebagai manajer ia diharapkan mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan/melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, meliputi: (1) perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pelaksanaan; dan (4) pengawasan, Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di sekolah karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut sekolah sebagai organisasi harus memfokuskan pada pembelajaran (learning focused schools), yang meliputi kurikulum,proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar (asesmen)Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas secara spesifik tentang kepemimpinan pembelajaran yang meliputi antara lain : arti, tujuan, dan pentingnya kepemimpinan pembelajaran, karaktersitik kepemimpinan pembelajaran efektif; bidang garapan kepemimpinan pembelajaran dan strategi pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran.
![Page 3: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/3.jpg)
Pengaruh kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) terhadap peningkatan hasil belajar siswa sudah tidak diragukan lagi. Sejumlah ahli pendidikan telah melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar Dari kutipan-kutipan tersebut di atas dapat disarikan bahwa peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar siswa ingin dinaikkan, maka kepemimpinan yang menekankan pada pembelajaran harus diterapkan.Untuk lebih jelasnya : Arti, tujuan, dan pentingnya kepemimpinan pembelajaran, karaktersitik kepemimpinan pembelajaran efektif; bidang garapan kepemimpinan pembelajaran dan strategi pelaksanaan kepemimpinan
DAFTAR PUSTAKADepartemen Pendidikan Nasional. 2008.Modu l Pe la t ihan Prak t i k yang ba ik 1 . Jakarta: Depdiknas bekerjasama dengan Europan Union, Unicef, UnescoDepartemen Pendidikan Nasional. 2008.Modu l Pe la t ihan Prak t i k yang ba ik 4 . Jakarta: Depdiknas bekerjasama dengan Europan Union, Unicef, UnescoDepartemen Pendidikan Nasional. 2008.Modu l Pe la t ihan Prak t i k yang ba ik 5 . Jakarta: Depdiknas bekerjasama dengan Europan Union, Unicef, UnescoJohn Hall, et.al. 2002.Transformational Leadership: The Transformation of Managers and Associates. on line :www.edis.ifas.ufl.eduP e r a t u r a n P e m e r i n t a h N o m o r 1 9 T a h u n 2 0 0 5 t e n t a n g S t a n d a r N a s i o n a l PendidikanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar PengelolaanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar kepala Sekolah/madrasahUndang – Undang Repub l i k Indones ia Nomor 20 Tahun 2003 ten tang S is tem Pendidikan Nasional
Selasa, 29 Mei 2012
KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
(Jajang Suhendi, Cikedal-Pandeglang)
Saya mengikuti Diklat di Hotel Marbella Anyer dari tanggal 27 sampai 30 September
2010. Peserta dari kecamatan Cikedal sebanyak delapan orang yang terdiri dari tiga
orang Pengawas TK/SD dan lima orang Kepala SD. Saya sangat senang menerima
materi yang paling baru tentang Kepemimpinan Pembelajaran, Evaluasi Diri
Sekolah, Supervisi Akademik, Penelitian Tindakan Sekolah, dan Kewirausahaan.
Semua materi Diklat terdapat di dalam CD, sehingga bagi peserta yang tidak
![Page 4: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/4.jpg)
membawa laptop atau hanya membawa netbook tidak optimal dalam mengikuti
pembicaraan para Widyaswara.
Apabila peserta hanya mengandalkan kemampuan pendengaran dan penglihatan
saja, seperti saya mengalami kesulitan dalam mengikuti arah pembicaraan
Widyswara. Sebenarnya apabila kita membawa dan mampu menggunakan laptop
mengikuti pembicaraan lebih efektif. Di tempat penginapan materi bisa dipelajari
dulu atau sambil mengikuti pembahasan kita memperhatikan materi dengan sebaik-
baiknya. Upaya saya hanya memberikan plasdisk kepapada Widyaswara setelah
selesai menjelaskan materi tesebut. Semakin terasa bagi saya bahwa mengikuti
diklat dan sejenisnya harus mempunyai alat atau media elektronik seperti laptop
yang bisa menggunakan plasdisk dan CD.
Menjadi peserta diklat pada zaman sekarang harus kreatif dengan memiliki
kemampuan menggunakan alat-alat atau media elektronik tersebut. Sungguh tidak
bisa ditinggalkan alat elektronik tersebut dalam upaya mengikuti perkembangan
zaman. Termasuk saya pada waktu mengikuti diklat tersebut tidak optimal, karena
hanya membawa netbook saja yang tidak bisa menggunakan CD. Namun saya tidak
merasa pesimis dalam mengikuti acara demi acara. Semangat karena saya bisa
terbawa untuk mengikuti diklat tersebut. Dan semoga kami semua mampu
menyampaikan kepada seluruh rekan kepala sekolah dan guru setelah mengikuti
diklat itu selesai.
Pada kesempatan ini saya akan mencoba membuat ringkasan materi diklat tentang
materi kepemimpinan pembelajaran kepada para pembaca yang sama-sama
sebagai kepala sekolah dan guru yang berada di Kabupaten Pandeglang. Walaupun
saya tetap merasa masih banyak kekurangan dalam kebahasaan dan dalam
pemaparan isinya, akan tetap menulis dan terpenting bagi saya telah mampu
menyampaikan pengalaman kepada rekan-rekan pembaca sudah merupakan
kebahagiaan yang tidak ada bandingannya. Berarti saya sudah berbagi kepada
sesame lewat tulisan.
Pada kesempatan ini saya tidak takut salah dalam menuliskannya, karena saya
masih dalam taraf belajar dan termasuk penulis pemula yang masih jauh dari
sempurna. Tujuan saya menulis agar kita bisa sharing dengan rekan-rekan. Dan
semoga rekan-rekan mau menemukan kekurangan apa yang saya tuliskan dan
mengomentarinya dengan cermat apa yang saya tuliskan tersebut, baik dari segi
kebahasaan maupun dari segi isi pembahasannya. Kritik dan saran semua rekan
akan saya jadikan pelajaran. Oleh karena itu, bagi pembaca artikel ini agar bisa
mengomentarinya lewat media ini juga supaya saya bisa memperhatikan langsung
![Page 5: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/5.jpg)
apa yang telah saya tulis.
Materi diklat tentang kepemimpinan pembelajaran akan saya sampaikan secara
garis besarnya saja. Walaupun demikian semoga bermanfaat bagi rekan-rekan
pembaca. Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang kepala sekolah, dari mulai kepala SD sampai kepala SMU dan sederajat.
Menurut Widyaswara dan buku tentang kepemimpinan pembelajaran yang disusun
oleh Direktorat Tenaga Kependidikan dan Dirjen PMPTK Tahun 2010, maka
kepemimpinan pembelajaran merupakan kepemimpinan yang paling sesuai di
sekolah-sekolah.
Dengan kepemimpinan pembelajaran yang baik oleh kepala sekolah, maka kegiatan
pembelajaran di sekolah akan menghasilkan prestasi belajar siswa. Namun
kenyataannya di sekolah-sekolah belum melaksanakan prinsip kepemimpinan
pembelajaran dengan baik. Hasil penelitian Stronge (1988) dalam buku
Kepemimpinan Pembelajaran Dirjen PMPTK (2010:1) mengatakan bahwa dari
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, hanya 10 persen
yang dialokasikan untuk kepemimpinan pembelajaran. Hal itu akibat dari kurangnya
pelatihan tentang kepemimpinan pembelajaran.
Pada saat ini masih beranggapan peran kepala sekolah sebagai manajer sekolah
yang lebih utama, tetapi kenyataannya kepemimpinan pembelajaranlah yang lebih
mengutamakan prestasi siswa. Banyaknya kegiatan administrasi yang harus
dilaksanakan dan tugas-tugas lain kepala sekolah yang tidak langsung
mempengaruhi tentang kemajuan belajar siswa dan kemajuan mengajar atau
mendidik para guru. Apalagi masih banyak tugas mengelola masalah rehabilitasi
atau pembangunan sekolah. Seharusnya kepala sekolah fokus pada kepemimpinan
di sekolah yang langsung pada peningkatan prestasi dan kualitas pembelajaran
siswa.
Dalam kepemimpinan pembelajaran fokus pada kegiatan mengajar dan mendidik
para siswa agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang
diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang berhasil dalam menghadapi masa
depan yang belum diketahui dan banyak tantangannya. Dalam kepemimpinan
pembelajaran sangat menuntut sekolah sebagai organisasi yang memfokuskan pada
pembelajaran yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil
belajar. Dengan fokus pada ketiga hal, kepala sekolah akan lebih banyak perhatian
padanya.
Dalam kepemimpinan pembelajaran akan dijelaskan tentang arti, tujuan, dan
pentingnya kepemimpinan pembelajaran. Dibahas pula karakteristik kepemimpinan
![Page 6: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/6.jpg)
pembelajaran yang efektif, bidang garapan kepemimpinan pembelajaran, dan
strategi pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran. Memang dari tahun ke tahun
selalu ada saja perubahan termasuk tentang kepemimpinan pembelajaran. Peran
kepala sekolah semakin hari semakin berbeda dengan peran-peran pada saat ini.
Tinggal kita mampu memahami dengan selalu mengikuti perkembangan dan
manfaatnya di dunia pendidikan.
Ada yang mendefinisikan tentang kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya
memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat
memperbaiki prestasi belajar siswanya. Namun pengertian seperti di atas sudah
kurang lengkap apabila dibandingkan dengan pengertian sekarang. Sasarannya
hanya kepada guru saja, tidak memfokuskan sasarannya kepada siswa. Padahal
tujuan pendidikan untuk mencerdaskan para peserta didik agar mampu mencapai
kedewasaan dirinya. Hidup mandiri dalam menghadapi segala persoalan hidup dan
mampu menjadi pembaharu dalam hal-hal yang dipandang baik menurut agama
maupun baik menurut aturan negara.
Dalam kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah harus mampu menanamkan isi
dan makna visi sekolahnya dengan baik. Dalam merumuskan visi dan misi sekolah,
kepala sekolah melibatkan orang-orang yang memiliki kewenangan di dalam dunia
pendidikan. Mereka berpartisipasi dengan cara berbagi pendapat dalam menyusun
visi dan misi tersebut. Kemudian semua pihak terkait untuk
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Memang dalam
kenyataannya sulit untuk mengimplementasikannya. Namun itulah tugas kita untuk
mengubah cara dan kebiasaan lama di sekolah.
Kepala sekolah melibatkan orang-orang yang berwewenang dalam dunia pendidikan
dalam mengelola sekolah, dalam mengambil keputusan dan kegiatan sekolah sesuai
dengan kemampuan masing-masing. Kepala sekolah melakukan dukungan terhadap
pembelajaran yang dilakukan di kelas dan memfokuskan dirinya pada kepentingan
belajar siswa. Jadi keadaan siswa menjadi prioritas utama agar situasi dan kondisi
pembelajaran mencapai mutu atau kualitas yang diidam-idamkan oleh pihak
sekolah, orang tua, masyarakat dan negara kita. Pelaksanaan pembelajaran siswa
semua pihak terkait merasa terlibat di dalamnya.
Dengan kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah berperan untuk melakukan
pemantauan terhadap proses belajar mengajar agar bisa lebih memahami apa yang
sedang terjadi di dalam kelas. Tugas peningkatan kualitas dan prestasi belajar siswa
tidak sepenuhnya diserahkan kepada para guru saja. Kepala sekolah harus lebih
maksimal dibandingkan guru, karena dianggap orang yang lebih profesional dari
![Page 7: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/7.jpg)
pada guru. Sudah lebih dulu menduduki jabatan sebagai guru yang diberi tugas
tambahan sebagai kepala sekolah. Apapun alasannya, dalam keseluruhan proses
yang ada di sekolah, kepala sekolah harus lebih dominan dari pada guru. terutama
dominan dalam semangat meningkatkan prestasi belajar warga sekolah.
Berbagai kesulitan dalam pembelajaran, kepala sekolah harus lebih dulu memahami
bagaimana mencari solusinya yang terbaik. Dalam hal ini kepala sekolah menjadi
fasilitator dalam mengetahui masalah dan mencari pemecahannya. Kepala sekolah
harus bisa membantu guru dalam berbagai hal apabila guru buruh bantuan dalam
pembelajaran maupun dalam kegiatan pendidikan pada umumnya. Sekarang tidak
hanya peningkatan prestasi siswa saja kita perhatikan setiap hari, maka prestasi
mengajar dan belajar guru juga harus kita perhatikan. Kepala sekolah harus lebih
dahulu untuk banyak belajar dan berlatih tentang hal yang berhubungan dengan
pembelajaran dan pendidikan pada umumnya.
Kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran dengan
memfokuskan diri pada pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu
kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian hasil belajar, penilaian dan
pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan
komunitas belajar di sekolah. Semua komponen kurikulum harus dikuasai oleh
kepala sekolah dengan sebaik-baiknya. Jangan sekali-kali tingkat kemampuan
mengenai komponen kurikulum kepala sekolah lebih rendah dari guru. Sudah
menjadi keharusan bagi kepala sekolah untuk memulai banyak belajar di berbagai
sumber, selain belajar dengan membaca buku, kita tingkatkan belajar di warnet atau
internet milik sendiri.
Diupayakan kepala sekolah banyak menuntut diri untuk selalu belajar dan berlatih
tentang kepemimpinan pembelajaran tersebut. Tidak ada kata berhenti belajar dan
berlatih bagi kepala sekolah setelah adanya konsep kepemimpinan pembelajaran.
Terpenting bagi kepala sekolah selalu memiliki tujuan utama sebagai pelayan
kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas dasar
dan kualitas instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
Potensi kualitas dasar yang terdiri dari daya pikir, daya hati, daya fisik. Kualitas
dasar dan kualitas instrumental menjadi pekerjaan rumah untuk dikerjakan oleh
kepala sekolah.
Daya pikir meliputi cara berpikir deduktif, induktif, ilmiah, kritis, kreatif, inovatif,
lateral, dan berpikir sistem. Yang pada awalnya kita kurang memahami tentang cara
berpikir deduktif dan induktif, maka setelah membaca artikel ini bisa mencari pada
buku dan internet. Tentu dalam hal ini kita harus mengetahui arti dan manfaatnya
![Page 8: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/8.jpg)
bagi kepala sekolah. Minimalnya kepala sekolah bisa saling berbagi lewat tulisan.
Sehubungan berbagi secara langsung terbatas oleh ruang dan waktu, maka
kegiatan menulis menjadi sarana lebih efektif dari pada sarana lewat berbicara
secara lisan. Begitu juga kepala sekolah harus menemukan arti dan manfaat dari
cara berpikir ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sitem.
Tidak cukup kita membaca sekali atau dua kali setelah kita menemukan istilah-istilah
tentang cara berpikir di atas. Kita dituntut untuk banyak mempermahir
pemahamannya dengan menuliskannya. Kegiatan menulis seperti itu akan
memperkuat daya pikir lebih tahan lama di otak dan pikiran. Cara berpikir deduktif
bagi kepala sekaolah bisa digunakan dalam setiap pembicaraan secara lisan.
Adanya komitmen pada apa yang kita bicarakan. Berbeda dengan orang yang tidak
mengetahui cara berpikir seperti itu, pembicaraannya terkadang tidak sistematis dan
tidak memiliki pola tertentu. Dengan pemahaman pada kepemimpinan pembelajaran
bagi kepala sekolah, semua kata dan istilah tentang cara berpikir akan menjadi
modal dasar dalam bekerja.
Kemudian setelah kepala sekolah mendalami cara berpikir, kita tingkatkan pula
pemahamannya pada daya hati yang meliputi kasih sayang, empati, kesopanan,
kejujuran, integritas, kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati,
perdamaian, respek kepada orang lain, tanggung jawab, toleransi, dan kesatuan
serta persatuan. Bagi saya juga sangat sulit untuk mempraktekkan bagaimana agar
hati kita sesuai dengan kebenaran. Namun kita sadari dari pada aktivitas berpikir
dan aktivitas perasaan setiap saat tidak difokuskan pada unsur-unsur daya hati akan
berkarat dan membahayakan kepribadian kita. Dengan perhatian pada kebenaran
juga sering terganggu kita melakukan kesalahan, apalagi kita tidak antusias pada
kebenaran. Akan terjadi kebamblasan pola pikir dan pola rasa kita.
Sekarang ada istilah kecerdasan spiritual yang diciptakan oleh Pak Ary Ginanjar
sangat penting kita pelajari agar hati kita selalu waspada akan setiap gangguan
yang dating secara tiba-tiba. Pada saat kita lengah perasaan-perasaan buruk selalu
muncul dengan mudahnya. Sedikitnya dengan mengetahui arah dan sumber
datangnya perasaan dan pikiran negative bisa disangkal dengan mudah. Berbeda
dengan orang yang tidak ada perhatian pada masalah gangguan terhadap hati dan
pikiran kita. Mereka sering mengatakan bahwa meninggalkan merokok itu sulit,
selain mengaji Al-Qur’an dikatakan wenang dilanggarnya karena alasan bukan
mengaji, dan berbagai dalih lainnya. Seolah-olah untuk menghindari apa yang
dianggap kurang perlu itu sulit dan dianggap wajar untuk dilakukannya.
Kita harus mempunyai pilihan mana yang terbaik dari yang baik dan mana yang baik
![Page 9: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/9.jpg)
dari yang kurang atau tidak baik. Pilihan kita tentu pada hal yang terbaik apabila
yang terbaik itu ada di hadapan kita. Dan kita memilih yang baik apabila yang baik
itu ada di hadapan kita. Selama kita tidak kepepet dan tidak ada jalan lain lagi kita
terpaksa memilih yang kurang baik misalnya. Hidup kita dalam pilihan, maka peran
hati dan pikiran kita sangat penting kita jadikan barometer dalam menentukan
pilihannya. Menjadi kepala sekolah harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran
yang baik. Di dalam kepemimpinan pembelajaran yang baik selalu ada kata dan
istilah daya pikir dan daya hati itu.
Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah mesti menjadi pembelajar
sepanjang hidup. Diambil dari kata dasarnya pembelajaran berasal dari kata belajar
ditambah imbuhan pe-an. Jadi jelas kepala sekolah adalah pihak yang selalu belajar
seperti siswa. Orang yang bergelut di dunia pendidikan dan khususnya dunia
pembelajaran tentu harus banyak belajar agar tidak selalu ketinggalan informasi dan
pengetahuan oleh orang lain yang tidak bergerak di dunia pendidikan. Tentu di sini
belajar yang berdasarkan pikiran jernih dan perasaan tenang tanpa adanya paksaan
dan tekanan dari luar. Ini tidak akan membuat diri kita nyaman dan tentu akan selalu
memandang negatif kepada orang yang mencoba berbicara tentang kebenaran.
Kita perhatikan bagaimana cara belajarnya para santri di depan kiayi, bagaimana
Imam besar yang menjadi terkenal karena mempunyai guru yang menjadi idolanya.
Orang-orang besar menjadi besar karena dibesarkan oleh orang-orang besar.
Dalam konteks ini tentu kebesaran orang karena ada yang membimbingnya yaitu
gurunya, termasuk kepala sekolah sebagai guru yang diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah harus mempunyai kelebihan
dari guru dan guru harus mempunyai kelebihan dari siswa. Itulah apabila sekolah
ingin maju. Namun bukan berarti siswa atau guru tidak bisa melebihi kepala sekolah.
Memang yang diharapkan siapa saja yang menjadi siswa atau guru harus mampu
melebihi siapa saja yang menjadi gurunya.
Sungguh sangat senang apabila kita punya siswa yang cerdas, pada waktu belajar
di sekolah, kuliah atau sudah bekerja. Berbeda dengan guru yang mempunyai siswa
atau lulusannya tingkah lakunya jahat, hatinya merasa sedih dan merasa tidak
berhasil mendidiknya. Kepala sekolah dan guru yang baik adalah kepala sekolah
dan guru yang bisa menghasilkan siswa atau orang yang baik-baik. Untuk
menjadikan para siswa dan para siswa dan para guru yang baik, maka kepala
sekolah harus mengupayakan terlebih dahulu menjadi orang yang baik melebihi
mereka. Idealnya begitu, untuk mengajar dan mendidik orang lain, kita harus
mengajar dan mendidik diri kita terlebih dahulu.
![Page 10: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/10.jpg)
Perbuatan jujur termasuk kekuatan daya hati yang dipaparkan di atas. Kepala
sekolah harus jujur kepada diri kita sendiri mampu dan tidak mampunya harus
diakui. Apabila kita temukan kelemahan, ketidakmampuan diri dan kekurangan
lainnya, maka secepatnya kita ganti dengan kekuatan lewat upaya belajar dan
berlatih ke arah kekuatan yang akan kita ganti. Sudah tahu kita tidak biasa
membaca, kita tidak mengupayakan untuk membiasakan diri membaca, maka
sampai kapanpun kita tidak akan pernah terbiasa. Allah bisa karena kuasa, tetapi
manusia bisa karena biasa melakukannya. Sebenarnya apabila kita memperhatikan
konteks yang lebih luas, semua pembahasan masalah pembelajaran dan pendidikan
tidak terlepas dari masalah kepemimpinan pembelajaran.
Daya pikir, daya hati, dan daya fisik merupakan kekuatan bagi kepala sekolah untuk
dimiliki agar dalam pelaksanaan pekerjaannya berjalan dengan lancar. Bukan berarti
fisik kita harus kuat seperti kekuatan para atletik atau olah ragawan, tetapi kekuatan
fisik dalam arti sehat dan memilki stamina prima yang mampu melakukan pekerjaan
atau belajar dengan sebaik-baiknya. Untuk menjaga kesegaran, kesehatan, dan
kugaran, maka kepala sekolah harus banyak melakukan olah pikir dengan banyak
belajar, melakukan olah rasa dengan banyak berdzikir atau bersyukur kepada Allah
atas segala nikmat, dan olah raga dengan banyak berolah raga walaupun hanya lari
pagi saja. Olah raga dengan meningkatkan kesehatan, ketahanan, dan keterampilan
yang langsung bermanfaat bagi dirinya dalam upaya meningkatkan manfaat untuk
orang banyak.
Pada akhirnya, kepala sekolah sebagai pemimpin dalam pembelajaran untuk
memfasilatasi pembelajaran agar siswa meningkat prestasi belajarnya, meningkat
kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya,
kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya
untuk belajar secara terus menerus sepanjang hayat. Tentu diawali dengan upaya
yang dilakukannya kepada guru-guru sebagai orang yang terdepan dalam
menghadaiswanya. Untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan prestasi
siswa dan guru, maka kepala sekolah harus terlebih dahulu banyak belajar dan
berlatih tentang apa yang akan diberikan kepada siswa dan guru tersebut. Hilangkan
dalih sebelum mau mencoba dari yang ringan dulu kemudian meningkat kea rah
yang lebih sulit.
Perbuatan membaca, menulis, berpikir, dan merasakan sesuatu kebenaran bagi
kepala sekolah sangat membantu kemudahan dalam menuntut diri agar lebih
mampu dalam bidang pembelajaran dan pendidikan pada umumnya. Setiap bulan
atau setiap hari ada bahan bacaan alangkah lebih baiknya kit abaca dengan penuh
![Page 11: bahan makalah Kepemimpinan Pembelajaran.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9b64550346d033a5e4b4/html5/thumbnails/11.jpg)
antusias. Sebagai kepala sekolah harus mampu mengelola diri untuk selalu belajar
dan belajar yang tidak ada hentinya. Belajar melalui membaca, belajar melalui
diskusi, belajar dalam kelompok maupun belajar dalam kesendirian, selain waktu
tidur, kita gunakan untuk belajar sepanjang hayat