soal uts belajar dan pembelajaran.doc

100
9 No. 25 THN. VII Edisi Maret - April 2009 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 1 dinyatakan bahwa konsep pembelajaran adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ketentuan ini membawa implikasi terjadi proses pembelajaran berbasis aneka sumber yang memungkinkan terciptanya suatu situasi pembelajaran yang “hidup” dan menarik. Selanjutnya di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Upload: carintul-beylieben-arif

Post on 26-Dec-2015

426 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

9 No. 25 THN. VII

Edisi Maret - April 2009

Undang-Undang

Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional,

khususnya pasal 1 dinyatakan

bahwa konsep pembelajaran

adalah suatu interaksi antara

peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Ketentuan

ini membawa implikasi

terjadi proses pembelajaran

berbasis aneka sumber yang

memungkinkan terciptanya

suatu situasi pembelajaran

yang “hidup” dan menarik.

Selanjutnya di dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia

No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

dinyatakan bahwa, proses

pembelajaran pada satuan

Page 2: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

pendidikan diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fi sik serta

psikologis peserta didik.

Ketentuan yang tercantum

di dalam undang-undang dan

peraturan pemerintah tersebut

adalah sebuah kemajuan atau

lompatan yang jauh akan

konsep proses pembelajaran.

Karena selama ini sebelum

konsep pembelajaran yang

hakiki seperti rumusan di

atas dikumandangkan bahkan

diundangkan dunia pendidikan

(sekolah) masih mengenal

konsep teaching (pengajaran).

Konsep pengajaran terlalu

Page 3: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

teacher oriented (berorientasi

ke guru), guru satu-satunya

sumber informasi, komunikasi

berjalan satu arah dari guru

ke siswa. Sedangkan konsep

pembelajaran dalam pratiknya

kebalikan dari konsep

pengajaran.

Menerapkan proses

pembelajaran seperti yang

diamanatkan di dalam dua

ketentuan yuridis tersebut

menurut hemat penulis

tidaklah terlalu sulit.

Mengapa? Karena saat ini

dengan kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi

khususnya internet, seorang

pembelajar (guru) dapat

mengakses berbagai informasi

yang dibutuhkan. Informasi

tersebut tidak hanya berhenti

pada tataran konseptual,

melainkan sampai ke contoh-

contoh model pembelajaran

Page 4: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

aplikatif, baik di kelas atau di

luar kelas. Belum lagi berbagai

intitusi menawarkan seminar,

training, workshop untuk

para pembelajar bagaimana

mengelola sebuah proses

pembelajaran yang efektif,

efi sien, menarik, inovatif, dan

menyenangkan.

Reigeluth dan Merril

(1983) menguraikan tentang

tiga variabel dalam proses

pembelajaran. Ketiga

variabel itu yaitu: (1) kondisi

pembelajaran; (2) metode

pembelajaran; dan (3)

hasil pembelajaran. Kondisi

pembelajaran di dalamnya

meliputi karakteristik materi

ajar, karakterisitik kendala/

hambatan, dan karakteristik

siswa. Metode pembelajaran

di dalamnya meliputi strategi

pengorganisasian materi,

strategi penyampaian materi,

Page 5: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

dan strategi pengelolaan.

Jika dua variabel dan

berbagai sub variabel di

dalamnya diperhatikan maka

hasil pembelajaran (yang

menekankan proses, misalnya

bagaimana siswa menemukan

dan mengatasi masalah atau

menekankan hasil tanpa

memperhatikan proses) dapat

dicapai secara efektif dan

efi sien.

Teori pem-

belajaran dan

teori belajar

Berbicara mengenai teori

pembelajaran tentu pula harus

dibicarakan mengenai teori

belajar. Bruner dalam Degeng

(1989) mengemukakan bahwa

teori pembelajaran adalah

preskriptif, sedangkan teori

belajar adalah deskriptif.

Preskriptif artinya, tujuan

Page 6: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

teori pembelajaran adalah

menetapkan metode/strategi

pembelajaran yang cocok

supaya memperoleh hasil

optimal. Teori pembelajaran

menaruh perhatian pada

bagaimana seseorang

mempengaruhi orang lain

agar terjadi proses belajar.

Dengan kata lain, teori

pembelajaran berurusan

dengan upaya mengontrol

variabel-variabel yang

spesifi k dalam teori belajar

agar dapat memudahkan

belajar. Sedangkan deskriptif

artinya, tujuan teori belajar

adalah menjelaskan proses

belajar. Teori belajar menaruh

perhatian pada bagaimana

seseorang belajar.

Dengan demikian variabel

kondisi pembelajaran dan

variabel metode pembelajaran

yang dikemukakan oleh

Page 7: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Reigeluth dan Merril tersebut

di atas sebagai givens, dan

hasil pembelajaran sebagai

variabel yang diamati. Dengan

kata lain menurut Asri

Budiningsih (2005), kondisi

dan metode pembelajaran

sebagai variabel bebas dan

hasil pembelajaran sebagai

variabel terikat. Untuk

memudahkan pemahaman

konsep di atas, perhatikan

contoh berikut ini.

Teori pembelajaran

(perskriptif):

Agar siswa mampu

memainkan perannya dalam

drama (hasil) dengan baik,

organisasilah isi/materi

pembelajaran (kondisi) dengan

menggunakan model bermain

peran atau role playing

(metode/strategi).

Teori belajar (deskriptif):

Bila isi/materi pembelajaran

Page 8: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

(kondisi) di organisasi dengan

menggunakan model bermain

peran atau role playing

(metode/strategi), maka

dipastikan siswa mampu

memainkan perannya dalam

drama (hasil) dengan baik.

Sembilan

peristiwa belajar

Gagne

Dalam bukunya yang

berjudul ”The Conditions

of Learning” (1965), Gagne

mengidentifi kasikan mengenai

kondisi mental seseorang

agar siap untuk belajar. Ia

mengemukakan apa yang

dinamakan dengan ”nine

events of instruction” atau

sembilan langkah/peristiwa

belajar. Sembilan langkah/

peristiwa ini merupakan

tahapan-tahapan yang

berurutan di dalam sebuah

proses pembelajaran.

Page 9: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Tujuannya adalah memberikan

kondisi yang sedemikian rupa

sehingga proses pembelajaran

dapat berjalan secara efektif

dan efi sien. Agar kesembilan

langkah/peristiwa itu berarti

dan memberi makna yang

dalam bagi siswa, maka guru

harus melakukan apa yang

memang harus dilakukan.

Dengan kata lain menyediakan

suatu pengalaman belajar atau

apapun namanya agar kondisi

mental siswa itu terus terjaga

untuk kepentingan proses

pembelajaran.

Apa yang dikemukan oleh

Gagne itu akan berarti jika kita

(guru) mampu menyediakan

sesuatu (materi, sumber

belajar, pengalaman belajar,

aktivitas, dll.) yang memang

dibutuhkan.

Tabel berikut ini

memperjelas bagaimana

Page 10: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

kesembilan peristiwa belajar

dan pembelajaran itu menjadi

berarti karena proses mental

yang seharusnya ada pada diri

siswa telah difasilitasi oleh

guru dengan langkah/tindakan

kongrit.

Jika diperhatikan secara

mendalam, tabel di atas

yang mencoba memperjelas

penerapan model “nine

events of instruction” yang

dikemukakan oleh Gagne

sudah mengimplementasikan

teori pembelajaran yang

bersifat perspektif dan teori

belajar yang bersifat deskriptif.

Dan yang paling esensial dari

artikel ini adalah, bahwa di

dalam proses pembelajaran

guru harus paham benar

seperti apa proses mental yang

ada dalam diri siswa. Ketika

guru menyadari akan hal itu,

maka dengan mudah guru

Page 11: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

dapat memfasilitasi berbagai

pengalaman belajar seperti

apa yang cocok agar proses

mental siswa tersebut terus

berkembang.

-------------------------------------

Penulis,

Konsultan Pendidikan di kantor “Willi

Toisuta and Associates” Jakarta,

Sedang menulis tesis S2 Jurusan

Teknologi Pendidikan Univ. Negeri

Jakarta.

-------------------------------------

LANGKAH

PEMBELAJARAN

PROSES MENTAL

SISWA

YANG DILAKUKAN

GURU

1. Menarik perhatian

siswa

- Merangsang daya

penerimaan siswa.

- Menciptakan

curiosity siswa

Page 12: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

- Menciptakan efek-efek

suara tertentu

- Mengajukan

pertanyaan yang

menantang

2. Menyampaikan

kepada siswa

tentang tujuan

pembelajaran

- Membuat/

menentukan tingkat

harapan yang akan

dicapai selama

belajar

- Menguraikan tujuan

pada awal pelajaran,

secara lisan maupun

tertulis

3. Menstimulir/atau

memanggil terlebih

dahulu informasi

atau pengetahuan

yang sudah

diperoleh sebelum

proses pengajaran

Page 13: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

- Mendapatkan

kembali atau dan

menggiatkan short-

term memory siswa

- Bertanya, berdiskusi,

melihat gambar/video,

mendengarkan cerita

sesuai topik yang

dipelajari

4. Menyajikan isi

pembelajaran

- Siswa secara selektif

menanggapi isi

pelajaran

- Menyampaikan materi

pembelajaran dengan

menggunakan berbagai

metode, pendekatan,

strategi, dan alat bantu

pelajaran

5. Menyediakan

pedoman atau

petunjuk belajar

- Siswa menulis

berbagai hal untuk

Page 14: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

disimpan pada

memori supaya

bertahan lama

- Menyediakan

pedomanpetunjuk

belajar yang praktis

6. Memberi

kesempatan

untuk latihan/unjuk

performance

- Merespons

pertanyaan, tugas,

latihan, dll.

- Memberi pertanyaan,

tugas, latihan yang

harus dilaksanakan

7. Memberi umpan

balik

- Mengetahui tingkat

penguasaan

materi dan tingkat

kebenaran tugas

yang dikerjakan

- Memberi penguatan/

memuji

Page 15: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

8. Melakukan

penilaian

- Mendapatkan/

mempertegas

kembali isi pelajaran

sebagai bahan

evaluasi akhir

- Melakukan penilaian

9. Mengekalkan dan

mengembangkan

pengetahuan dan

kemahiran siswa

- Berlatih,

mempraktikkan

apa yang telah

diperolehnya

(kognitif, afektif,

psikomotorik) dalam

situasi yang baru

- Menyediakan

kesempatan yang

luas bagi siswa

untuk memanfaatkan

berbagai pengetahuan,

sikap, dan keterampilan

Page 16: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

tersebut dalam

situasi yang berbeda

(praktikum, unjuk kerja,

project, simulasi, dll)

S EMB I L A N P E R I S T IWA

BELAJAR GAGNE (Sebuah Pendekatan Pembelajaran) Oleh: Yuli Kwartolo

vvvvvvvvvvvvv

teori belajar DESKRIPTIF DAN PRESKRIPTIF dllPosted on October 25, 2012 by isnaristiyana

BAB I

TEORI BELAJAR DESKRIPTIF DAN PRESKRIPTIF

 

Teori belajar adalah deskriptif karena tujuan utamanya menjelaskan proses belajar, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal.

Adapun contoh teori  deskriptif yaitu :

Jika membuat rangkuman tentang isi buku teks yang dibaca, maka retensi terhadap isi buku teks itu akan lebih baik.

Adapun Teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. itulah sebabnya, variabel yang diamati dalam teori-teori pembelajaran yang preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan.

Adapun contoh nya yaitu Agar dapat mengingat isi buku teks yang dibaca secara lebih baik, maka bacalah isi buku tersebut berulang-ulang dan buatlah rangkumannya.

Page 17: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Ada beberapa pendapat teori belajar deskriptif dan preskriptif menurut :

Menurut Bruner

Teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar.

Menurut Reigeluth

Teori preskriptif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free. Maksudnya adalah bahwa teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk

mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untk memberikan hasil.

Bruner (1964)

diakui oleh kalangan instructional theorist sebagai peletak dasar pengembang teori-teori pembelajaran, di samping Skinner (1954) dan Ausubel (1968).  Bruner (1964) membuat pembedaan antara teori belajar dan teori pembelajaran. Teori belajar adalah deskriptif, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif. Teori belajar mendeskripsikan adanya proses belajar, teori pembelajaran mempreskripsikan strategi atau metode pembelajaran yang optimal yang dapat mempermudah proses belajar.

Simon (dalam Degeng, 1989)

mengemukakan perbedaan serupa dengan memaparkan persamaan karakteristik dari ”a prescriptive science” dan membandingkan dengan karakteristik dari ”a descriptive science”. Dalam kerangka ini nyata sekali bahwa teori pembelajaran termasuk teori preskriptif yang berpasangan dengan teori belajar yang termasuk teori deskriptif.

Dalam ilmu preskriptif terlibat tiga jenis profesi, yaitu:

1. ilmuwan2. teknolog dan

3. teknisi.

Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada ”bagaimana seseorang belajar”. Sebaliknya teori pembelajaran menaruh pehatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk belajar. Teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel.

Pembedaan teori belajar (deskriptif) dan pembelajaran (preskriptif)  dikembangkan oleh Bruner, lebih lanjut oleh Reigeluth (1983), Gropper (1983), dan Landa (1983). Menurut Reigeluth (dalam Degeng 1989) teori-teori dan prinsip pembelajaran yang deskriptif menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai givens dan memerikan hasil pembelajaran sebagai

Page 18: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

variabel yang diamati. Dengan kata lain kondisi dan metode pembelajaran sebagai variabel bebas dan hasil pembelajaran sebagai variabel tergantung.

Sebaliknya dalam teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang preskriptif menempatkan kondisi dan hasil sebagai givens sedangkan metode yang optimal ditetapkan sebagai variabel yang bisa diamati. Jadi metode pembelajaran sebagai variabel tergantung. Teori preskriptif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free (Reigeluth, 1983). Artinya teori pembelajaran preskriptif adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memerikan hasil.

v  TEORI DESKRIPTIF DAN PERSPEKTIF

Untuk membedakan antara teori belajar dan teori pembelajaran bisa diamati dari posisional teorinya, apakah berada pada tataran teori deskriptif atau perspektif. Bruner (dalam Dageng 1989) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah perspektif dan teori belajar adalah deskriptif. Perspektif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan teori belajar bersifat deskritif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan aantara variable-variabel yang menentukan hasil belajar. Sedangkan teori pembelajaran sebaliknya teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan kata lain teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variable yang dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar. (C.Asri Budiningsih,2004). Asri Budiningsih (2004) dalam buku Belajar dan Pembelajaran menjelaskan bahwa upaya dari Bruner untuk membedakan antara teori belajar yang deskriptif dan teori pembelajaran yang perspektif dikembangkan lebih lanjut oleh Reigeluth.teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang deskriptif menempatkan variable kondisi dan metode pembelajaran sebagai givens dan menempatkan hasil belajar sebagai varibael yang diamati. Dengan kata lain, kondisi dan metode pembelajaran sebagai variable bebas dan hasil pembelajaran sebagai variable tergantung. Reigeluth (1983 dalam degeng ,1990) mengemukakan bahwa teori perspektif adalah goal oriented sedangkan teori deskriptif adalah goal free. Maksudnya adalah bahwa teori pembelajaran perspektif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori belajar deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Itulah sebabnya variable yang diamati dalam mengembangkan teori belajar yang perspektif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam pengembangan teori pem,belajaran deskriptif, variable yang diamati adalah hasil belajar sebagai akibat dari interaksi antara metode dan kondisi. Dengan kata lain teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antara kegiatan pembelajaran dengan proses psikologis dalam diri siswa, sedangkan teori belajar mengungkapkan hubungan antara kegiatan siswa dengan proses psikologi dalam diri siswa.

Teori pembelajaran harus memasukkan variable metode pembelajaran. Bila tidak, maka teori itu bukanlah teori pembelajaran. Hal ini penting sebab banyak yang terjadi apa yang dianggap sebagai teori pembelajaran yang sebenarnya adalah teori belajar. Teori pembelajaran selalu menyebutkan metode pembelajaran sedangkan teori belajar sama sekali tidak berurusan dengan metode pembelajaran.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BELAJAR DESKRIPTIF DAN PRESPEKTIF

Page 19: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

1. kelebihan teori belajar deskriptif yaitu lebih terkonsep sehingga siswa lebih memahami materi yang akan disampaikan.mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas.

2. Kekuragan teori belajar deskiptif yaitu kurang memperhatikan sisi psikologis siswa dalam mendalami suatu materi.

3. Kelebihan teori belajar prespektif yaitu lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas. banyak member motivasi agar terjadi proses belajar mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal.

4. Kekurangan teori belajar prespektif yaitu membutuhkan waktu cukup lama.

 

 

 

BAB II

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Teori belajar behaviorisme merupakan teori belajar yang telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner yang berisi tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Dengan kata lain proses pembelajaran menurut teori Behaviorisme adalah bahwa proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Inti pembelajaran dalam pandangan behaviorisme terletak pada stimulus respon (S-R).

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh

Page 20: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.

Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual (Degeng, 2006).

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat.

1.1 Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik

a) Obyek psikologi adalah tingkah laku.

b) Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.

c) Mementingkan pembentukan kebiasaan.

d) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.

e) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.

1.2 Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik

Untuk mempermudah mengenal teori belajar behavioristik dapat dipergunakan ciri-cirinya yakni

1. mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis)

Page 21: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

2. mementingkan bagian-bagian (elentaristis)

3. mementingkan peranan reaksi (respon)

4. mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar

5. mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu

6. mementingkan pembentukan kebiasaan.

7. ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal’ atau trial and error.

 

1.3 Aplikasi dalam Pembelajaran Behaviorisme

Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.

Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam

Page 22: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.

Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar.

1.4 Implikasi Teori Belajar Behaviorisme

Kurikulum berbasis filsafat behaviorisme tidak sepenuhnya dapat diimplementasikan dalam sistem pendidikan nasional, terlebih lagi pada jenjang pendidikan usia dewasa. Tetapi behaviorisme dapat diterapkan untuk metode pembelajaran bagi anak yang belum dewasa. Karena hasil eksperimentasi bihavioristik cenderung mengesampingkan aspek-aspek potensial dan kemampuan manusia yang dilahirkan. Bahkan bihaviorisme cenderung menerapkan sistem pendidikan yang berpusat pada manusia baik sebagai subjek maupun objek pendidikan yang netral etik dan melupakan dimensi-dimensi spiritualitas sebagai fitrah manusia. Oleh karena itu behaviorisme cenderung antropomorfis skularistik.

Tokoh-Tokoh Aliran Behaviorisme

1. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)2. a.      Teori belajar kondisioning klasik (clasical conditing)

Adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan.

Pavlo mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

Page 23: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

1. Edward Lee Throndike

Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini sering disebut teori koneksionisme.

Connectionism ( S-R Bond) adalah hukum belajar yang dihasilkan oleh Thorndike yang melakukan eksperimen yang terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

1) Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.

2) Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

3) Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

1. Burrhus Frederic Skinner

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku.

Operant Conditioning adalah hukum belajar yang dihasilkan oleh B.F. Skinner yang melakukan eksperimen yang terhadap tikus menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

1) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

2) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

Page 24: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.

1. Edwin R Gutrie

Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Siswa harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).

1. Clark Hull

Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991).

1. Watson

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.

Page 25: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Kelemahan Teori Behavioristik

a) Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati

b) Kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri

c) Pebelajar berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif

d) Pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat

e) Kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar

Kelebihan Teori Behavioristik

Sesuai untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflex.

BAB III

TEORI BELAJAR KOGNITIF

Teori belajar kognitif berasal dari pandangan Kurt Lewin (1890-1947), seorang Jerman yang kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat. Intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru diperoleh. Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus melibatkan diri secara aktif.

Teori kognitivisme ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.

Teori ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Karakteristik :

a) Belajar adalah proses mental bukan behavioral

b) Siswa aktif sebagai penyadur

c) Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif

Page 26: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

d) Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus

e) Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan

f) Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

Beberapa tokoh dalam aliran kognitivisme

1. Teori Gestalt dari Wertheimer dkk

Menekankan pada kebermaknaan dan pengertian sehingga tidak menimbulkan ambiguitas dalam proses pembelajaran.

1. Teori Belajar Piaget

Jean Piaget adalah seorang ilmuwan perilaku dari Swiss, ilmuwan yang sangat terkenal dalam penelitian mengenai perkembangan berpikir khususnya proses berpikir pada anak.

Menurut Piaget setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah:

a. Tahap Sensori Motor(dari lahir sampai kurang lebih umur 2 tahun)

Dalam dua tahun pertama kehidupan bayi ini, dia dapat sedikit memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan. Dengan kata lain mereka mengandalkan kemampuan sensorik serta motoriknya. Beberapa kemampuan kognitif yang penting muncul pada saat ini. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. Misalnya dengan menendang-nendang dia tahu bahwa selimutnya akan bergeser darinya.

b. Tahap Pra-operasional ( kurang lebih umur 2 tahun hingga 7 tahun)

Dalam tahap ini sangat menonjol sekali kecenderungan anak-anak itu untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsinya mengenai realitas. Dengan adanya perkembangan bahasa dan ingatan anakpun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya. Intelek anak dibatasi oleh egosentrisnya yaitu ia tidak menyadari orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dengannya.

c. Tahap Operasi Konkrit (kurang lebih 7 sampai 11 tahun)

Dalam tahap ini anak-anak sudah mengembangkan pikiran logis. Dalam upaya mengerti tentang alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindra. Anak-anak yang sudah mampu berpikir secara operasi konkrit sudah menguasai sebuah pelajaran yang penting yaitu bahwa ciri yang ditangkap oleh pancaindra seperti besar dan

Page 27: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

bentuk sesuatu, dapat saja berbeda tanpa harus mempengaruhi misalnya kuantitas. Anak-anak sering kali dapat mengikuti logika atau penalaran, tetapi jarang mengetahui bila membuat kesalahan.

1. Tahap Operasi Formal (kurang lebih umur 11 tahun sampai 15 tahun)

Selama tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai gagasan. Anak dengan operasi formal ini sudah dapat memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Mereka dapat mengembangkan hukum-hukum yang berlaku umum dan pertimbangan ilmiah. Pemikirannya tidak jauh karena selalu terikat kepada hal-hal yang besifat konkrit, mereka dapat membuat hipotesis dan membuat kaidah mengenai hal-hal yang bersifat abstrak.

Berdasarkan uraian diatas, Piaget membagi tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak menjadi empat tahap yang didasarkan pada usia anak tesebut.

1. Teori Belajar Sosial Bandura

Bandura mempercayai bahwa model akan mempunyai pengaruh yang,paling efektif apabila mereka dianggap atau dilihat sebagai orang yang,mempunyai kehormatan, kemampuan, status tinggi, dan juga kekuatan,sehingga dalam banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang paling berpengaruh.

1. Pengolahan Informasi Norman

Norman melihat bahwa materi baru akan dipelajari dengan menghubungkannya dengan sesuatu yang sudah diketahuinya, yang dalam teorinya di sebut learning by analogy. Pengajaran yang efektif memerlukan guru yang mengetahui struktur kognitif siswa.

BAB IV

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK

1. A.    Pengertian dan Tujuan Konstruktivistik

Teori kostruktivistik merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori gestalt. Perbedaanya : pada gestalt permasalahan yang dimunculkan berasal dari pancingan eksternal sedangkan pada konstruktivistik permasalahan muncul dibangun dari pengetahuan yang direkonstruksi oleh siswa. Teori ini sangat terpecaya bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadpinya, menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistik dan teori dalam satu bangunan utuh.

Page 28: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidupyang berbudaya modern

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.Sedangkan menurut Tran Vui Konstruktivisme adalah suatu filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan memfreksikan pengalaman-pengalaman sendiri.sedangkan teori Konstruktivisme adalah sebuah teoriyang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut denga bantuan fasilitasi oranglain Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lainyang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Adapun tujuan dari teori ini dalah sebagai berikut:

Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri

pertanyaannya.

Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.

Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.

Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

Ciri-ciri pembelajaran Secara Konstruktivistik

Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenar

Menggalakkan soalan/idea yang dimul akan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang pengajaran.

Menyokong pembelajaran secara koperatif Mengambilkira sikap dan pembawaan murid

Mengambilkira dapatan kajian bagaimana murid belajar s esuatu idea

Menggalakkan & menerima daya usaha & autonomimurid

Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru

Menganggap pembel ajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran Menggalakkan proses inkuirimurid mel alui kajian dan eks perimen.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Konstruktivisme

Page 29: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Kelebihan

Berfikir : Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan.

Faham : Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.

Ingat : Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman mereka. Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

Kemahiran sosial : Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru.

Seronok : Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.

Kelemahan

Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung.

Menurut John dewey (1856-1952)

Sebagai filosof dan banyak menulis mengenai pendidikan, John Dewey dikenal sebagai bapak Konstruktivisme dan Discovery Learning. Ia mengemukakan bahwa belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling terintergrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat, berpusat pada siswa dalam konteks pengalaman sosial.

Kesadaran sosial menjadi tujuan dari semua pendidikan. Belajar membutuhkan keterlibatan siswa dan kerjasama tim dalam mengerjakan tugas. Guru bertindak sebagai fasilitator, mengambil bagian sebagai anggota kelompok dan diadakan kegiatan diskusi dan reviu teman. John Dewey juga menyarankan penggunaan media teknologi sebagai sarana belajar. Konsep John Dewwey ini sudah banyak dipakai Indonesia untuk pembelajaran di perguruan tinggi.

Menurut Jean Piaget (1896-1980)

Piaget menjadi tokoh yang disegani karena pikiran dan idenya yang orisinil mengenai cara berpikir anak dan konseptualisasi tahapan pengembangan berpikir anak. Ide Piaget digunakan untuk merancang kurikulum TK dan SD atau tontonan televisi terkenal untuk pendidikan anak.

Menurut Piaget, pengamatan sangat penting dan menjadi dasar dalam menuntun proses berpikir anak, berbeda dengan perbuatan melihat yang hanya melibatkan mata, pengamatan melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa. Oleh karena itu dalam belajar diupayakan siswa harus mengalami sendiri dan terlibat langsung sacara realistik dengan obyek yang dipelajarinya. Belajar harus bersifat aktif dan sosial.

Page 30: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Tahap perkembangan berpikir individu menurut Piaget melalui empat stadium yaitu :

1. Sensorikmotorik (0-2 tahun)2. Praoperasioanl (2-7 tahun)

3. Operational kongkrit (7-11 tahun)

4. Operational formal (12-15 tahun)

Piaget menyakini bahwa belajat adalah proses regulasi diri dan anak akan menciptakan sendiri sensasi perasaan mereka terhadap realitas.

Menurut Piaget, pikran manusia mempunyai struktur yang dsebut skema (jamak) yang sering disebut dengan struktur kognitif. Dengan menggunakan skemata itu seseorang mengadaptasi dan menkoordinasi lingkungannya sehingga terbentuk skemata yang baru, yaitu melalui proses asimilasi dan akomodasi. Proses belajar sesungguhnya terdiri dari 3 tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbangan).

Asimilasi merupakan proses penyatuan atau pengintergrasian informasi baru ke struktur kognitif yang telah ada ke dalam benak siswa.

Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif pada situasi yang baru. Proses restrukturisasi skemata yang sudah ada sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru yang tidak dapar secara langsung diasimilasikan pada skema tersebut.

Disequilibriun dan Equilibrium yaitu penyesuaiaan berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

Implikasi padangan Piaget dalam praktek pembelajaran adalah bahwa guru hendaknya menyesuaikan proses pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan-tahapan kognitif yang dimiliki anak didik. Karena tanpa penyesuaian proses pembelajaran dengan perkembangan kognitifnya, guru maupun siswa akan mendapatkan kesulitan dalam mencapat tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Menurut Jerome Brunner (1915- )

Menurut Brunner, belajar adalah proses yeng bersifat aktif terkait dengan ide Discovery Learning yaitu siswa berinteraksi dengan lingkungannya melalui eksplorasi dan manipulasi obyek, membuat pertanyaan dan menyelanggarakan eksperimen. Teori ini menyatakan bahwa cara terbaik bagi seseorang untuk memulai belajar konsep dan prinsip dalam siswa adalah dengan mengkostruksi sendiri konsep dan prinsip yang dipelajari itu.

Teorinya yang diadaptasi dari tahapan perkembangan kognitif Piaget mempertajam konsep pendidikan usia dini. Brunner mengemukakan bahwa proses belajar lebih ditentukan oleh cara mengatur materi pelajaran dan bukan ditrentukan oleh umur seseorang seperti yag telah dikemukakan oleh Piaget.

Brunner menjelaskan perkembangan dalam tiga tahap, yaitu :

Page 31: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

1. Enaktif (0-3 tahun) yaitu pemahaman anak dicapai melalui eksplorasi dirinya sendiri dan manipulasi fisik-motorik melalui pengalaman tersebut.

2. Ikonik (3-8 tahun) yaitu anak menyadari sesuatu ada secara mandiri melalui image atau gambar yang kongkret bukan abstrak.

3. Simbolik ( >8 tahun) yaitu anak sudah memahami simbol-simbol dan konsep seperti bahasa dan angka sebagai representasi simbol.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembelajaran adalah :

1. Guru harus bertindak sebagai fasilitator, mengecek pengetahuan yang dipunyai siswa sebelumnya, menyediakan sumber-sumber belajar dan menanyakan pertanyaan yang bersifat terbuka.

2. Siswa membangun pemaknanya melalui eksplorasi, manipulasi dan berpikir.

3. Penggunaan teknologi dalam pengajaran, siswa sebaiknya melihat begaimana tersebut bekerja daripada hanya sekedar diceritakan oleh guru.

Teori belajar ini sangat membebaskan siswa untuk belajar sendiri yang disebut bersifat discovery (belajar dengan cara menemukan). Disamping itu, karena teori ini banyak menuntut pengulangan-pengulangan sehingga design yang berulang-ulang tersebut disebut sebagai kurikulum spiral Brunner. Kurikulum ini menurut guru untuk memberi materi perkuliahan setahap demi setahap dari yang sederhana sampai yang kompleks dimana suatu materi yanag sudah sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara terintegrasi dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya berulang-ulang sehingga tak terasa siswa telah mempelajari ilmu pengetahuan secara utuh.

BAB V

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

A.  Pengertian Teori Belajar Humanistik.

Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.

B. Ciri-ciri Teori Humanisme

Page 32: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Pendekatan humanisme dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya. Dan juga siswa dapat mengetahui mana, kapan, dan bagaimana mereka akan belajar. Dengan demikian maka siswa diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi dirinya sendiri. Aliran humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang meliputi bagian/domain yang ada yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan kata lain, pendekatan humanisme menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Sehingga para pendidik/guru diharapkan dalam pembelajaran lebih menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan hasil belajar yang dicapai siswa.

 C. Tokoh Humanisme

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai teori belajar huamanisme yaitu diantaranya :

1. Arthur Combs (1912-1999)

Arthur Combs bersama dengan Donald Syngg menyatakan bahwa belajar terjadi apabila mempunyai arti bagi individu tersebut. Artinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru tidak boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa. Sehingga siswa belajar sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa adanya paksaan sedikit pun. Sebenarnya hal tersebut terjadi tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesautu yang tidak akan memberikan kepuasan bagi dirinya.

Page 33: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Sehingga guru harus lebih memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa diri siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

2. Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal : suatu usaha yang positif untuk berkembang; kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri.

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

3. Carl Roger

Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.

Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.

Page 34: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Bagaimana proses belajar dapat terjadi  menurut teori belajar humanisme?. Orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil.

Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : (1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar, (2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar, (3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa, dan (5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya.

Ada beberapa Asumsi dasar teori Rogers adalah: Kecenderungan formatif; Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil; Kecenderungan aktualisasi; Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.

D. Aplikasi dan Implikasi Humanisme

a. Aplikasi

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan

positif.

3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri

4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri

5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.

Page 35: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.

7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya

8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan. Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.

b. Implikasi

v  Guru Sebagai Fasilitator

Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.

1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas

2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.

3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.

4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.

5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.

6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok

7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.

Page 36: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa

Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :

1. Merespon perasaan siswa2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang

3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

4. Menghargai siswa

5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan

6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa)

7. Tersenyum pada siswa

BAB VI

TEORI BELAJAR SIBERNETIK

A. PENGERTIAN TEORI SIBERNETIK

Teori sibernetik merupakan salah satu teori belajar. Pengertian teori sibernetik sendiri adalah teori belajar yang mengutamakan proses informasi. Teori sibernetik mempunyai persamaan dengan teori kognitif, yaitu lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Hanya saja sistem informasi yang akan dipelajari siswa lebih dipentingkan. memiliki arah dan tujuan yang jelas.banyak member motivasi agar terjadi proses belajar.mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal.

Menurut teori sibernetik tidak ada cara belajar yang sempurna untuk segala kondisi karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Ada tiga tahap roses pengolahan informasi dalam ingatan, yakni dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).

Komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen ter-sebut adalah :

1. Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk as-linya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.

2. Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memi-liki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam ben-tuk

Page 37: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi ka-pasitas disamping melakukan pengulangan.

3. Long Term Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, 3) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah ter-hapus atau hilang. Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diper-lukan.

Teori sibernetik mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses in-ternal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah :

1. Menarik perhatian2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa

3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar

4. Menyajikan bahan peransang.

5. Memberikan bimbingan belajar.

6. Mendorong unjuk kerja

7. Memberikan balikan informative.

8. Menilai unjuk kerja.

9. Meningkatkan retensi dan alih belajar

Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir. Pertama, disebut proses berpikir algoritmik, yaitu proses berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke satu target tertentu. Jenis kedua adalah cara berpikir heuristik, yakni cara berpikir divergen, menuju kebeberapa target sekaligus.Ahli lain yang pemikirannya beraliran sibernetik adalah Pask dan Scott. Pendekatan serialis yang diusulkan oleh Pask dan Scott sama dengan pendekatan algoritmik. Pask dan Scott membagi siswa menjadi tipe menyeluruh atau wholist, dan tipe serial atau serialist. Mereka mengatakan bahwa siswa yang bertipe wholist cenderung mempelajari sesuatu dari yang paling umum menuju ke hal-hal yang lebih khusus, sedangkan siswa dengan tipe serialist dalam berpikir akan menggunakan cara setahap demi setahap atau linier.Namun, cara berpikir menyeluruh (wholist) tidak sama dengan heuristik. Cara berpikir menyeluruh adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang kita amati lebih dahulu, tetapi seluruh lukisan itu sekaligus, baru sesudah itu ke bagian-bagian yang lebih kecil.

B. Kelebihan dan Kekurangan Teori Sibernetik

Teori sibernetik mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan teori siber-netik adalah:

1. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.

Page 38: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.

4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dica-pai.

5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesung-guhnya.

6. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu.

7. Balikan informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk ker-ja yang diharapkan.

Sedangkan kekurangan teori sibernetik adalah terlalu menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar.

C. Penerapan Teori Sibernetik Dalam Pembelajaran

Teori sibernetik merupakan teori belajar yang masih baru dibandingkan teori-teori belajar lainnya. Teori ini berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sibernetik belajar adalah pemrosesan informasi. Teori sibernetik lebih mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari.Proses belajar menurut teori sibernetik akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak dipelajari itu atau masalah yang hendak dipecahkan (dalam istilah yang lebih teknis yaitu sistem informasi yang hendak dipelajari) diketahui ciri-cirinya. Satu hal lebih tepat apabila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi keleluasaan siswa untuk berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami sebuah rumus matematika, biasanya mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah teratur dan mengarah kesatu target tertentu. Namun, untuk memahami makna suatu konsep yang luas dan banyak memiliki interpretasi (misalnya konsep “burung”), maka akan lebih baik jika proses berpikir siswa dibimbing ke arah yang “menyebar” (heuristik), dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep itu tidak tunggal, monoton, dogmatis, dan linier. Aplikasi teori sibernetik dalam pembelajaran dirumuskan dalam teori Gagne dan Brigss yang mendeskripsikan adanya kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran, dan pengorganisasian atau pengurutan pembelajaran.

BAB VII

TEORI BELAJAR REVOLUSI-SOSIOKULTURAL

A. Dasar Terbentuknya Teori-Kultural

Ada 2 tokoh yang mendasari terbentuknya teori belajar sosio-kultural:1.PiagetPiaget berpendapat bahwa belajar ditentukan karena adanya karsa individu artinya pengetahuan berasal dari individu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder.Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi hanya sekedar memudahkan belajar. Perkembangan kognitif merupakan proses genetik yang diikuti adaptasi biologis dengan lingkungan sehingga terjadi ekuilibrasi. Untuk mencapai

Page 39: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

ekuilibrasi dibutuhkan proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi).Pendekatan kognitif dalam belajar dan pembelajaran yang ditokohi oleh Piaget yang kemudian berkembang dalam aliran kontruktivistik juga masih dirasakan kelemahannya. Teori ini bila dicermati ada beberapa aspek yang dipandang dapat menimbulkan implikasi kotraproduktif dalam kegiatan pembelajaran, karena lebih mencerminkan idiologi individualisme dan gaya belajar sokratik yang lazim dikaitkan dengan budaya barat. pendekatan ini kurang sesuai denga tuntutan revolusi-sosiokultural yang berkembang akhir-akhir ini.

2. Vygotsky

Jalan pikiran seseorang dapat dimengerti dengan cara menelusuri asal usul tindakan sadarnya dari interaksi sosial (aktivitas dan bahasa yang digunakan) yang dilatari sejarah hidupnya. Peningkatan fungsi-fungsi mental bukan berasal dari individu itu sendiri melainkan berasal dari kehidupan sosil atau kelompoknya.

Kondisi sosial sebagai tempat penyebaran dan pertukaran pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sosial budaya. Anak-anak memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi sehari-hari baik lingkungan sekolah maupun keluarganya secara aktif. Perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan demensi individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder, sehingga teori belajar Vygotsky disebut dengan pendekatan Co-Konstruktivisme artinya perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula.

Menurut Vygotsky perkembangan kognisi seorang anak dapat terjadi melalui kolaborasi antar anggota dari satu generasi keluarga dengan yang lainnya. Perkembangan anak terjadi dalam budaya dan terus berkembang sepanjang hidupnya dengan berkolaborasi dengan yang lain. Dari perspektif ini para penganut aliran sosiokultural berpendapat bahwa sangatlah tidak mungkin menilai seseorang tanpa mempertimbangkan orang-orang penting di lingkungannya.Banyak ahli psikologi perkembangan yang sepaham denga konsep yang diajukan Vygotsky. Teorinya yang menjelaskan tentang potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Ia menekankan bahwa proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran dengan orang–orang yang ada di lingkungan sosialnya. Selain itu ia juga menekankan bagaimana anak-anak dibantu berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil di dalam bidang-bidang tersebut.

B. Konsep Teori Sosio-Kultural

Ada 3 konsep penting dalam teori sosiogenesis Vygotsky tentang perkembangan kognitif sesuai dengan revolusi sosiokoltural dalam teori belajar dan pembelajaran yaitu genetic law of development, zona of proximal development dan mediasi.

a.Hukum genetik tentang perkembangan (genetic law of development)

Page 40: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Menurut Vygotsky, setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua tataran, yaitu interpsikologis atau intermental dan intrapsikologis atau intramental. Pandangan teori ini menempatkan intermental atau lingkungan sosial sebagai faktor primer dan konstitutif terhadap pembentukan pengetahuan serta perkembangan kognitif seseorang. Sedangkan fungsi intramental dipandang sebagai derivasi atau keturunan yang tumbuh atau terbentuk melalui penguasaan dan internalisasi terhadap proses-proses sosial tersebut.b.Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development)

Vygotsky membagi perkembangan proksimal (zone of proximal development) ke dalam dua tingkat:(1) Tingkat perkembangan aktual yang tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri (intramental).(2) Tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten (intermental).Jarak antara keduanya, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial ini disebut zona perkembangan proksimal. Zona perkembangan proksimal diartikan sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang belum matang yang masih berada dalam proses pematangan.

c.MediasiMenurut Vygotsky, semua perbuatan atau proses psikologis yang khas manusiawi dimediasikan dengan psychologis tools atau alat-alat psikologis berupa bahasa, tanda dan lambang, atau semiotika.

Ada dua jenis mediasi, yaitu:

(1) Mediasi metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotik yang bertujuan untuk melakukan self- regulation yang meliputi: self planning, self monitoring, self checking, dan self evaluating. Mediasi metakognitif ini berkembang dalam komunikasi antar pribadi.(2) Mediasi kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan tertentu atau subject-domain problem. Mediasi kognitif bisa berkaitan dengan konsep spontan (yang bisa salah) dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya).

D. APLIKASI TEORI SOSIO-KULTURAL

Aplikasi teori sosio-kultural dalam pendidikan. Penerapan teori sosio-kultural dalam pendidikan dapat terjadi pada 3 jenis pendidikan yaitu:

a.Pendidikan informal (keluarga)

Pendidikan anak dimulai dari lingkungan keluarga, dimana anak pertama kali melihat, memahami, mendapatkan pengetahuan, sikap dari lingkungan keluarganya. Oleh karena itu perkembangan prilaku masing-masing anak akan berbeda manakala berasal dari keluarga yang berbeda, karena faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dalam keluarga beragam,

Page 41: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

misalnya: tingkat pendidikan orang tua, faktor ekonomi keluarga, keharmonisan dalam keluarga dan sebagainya.

b.Pendidikan nonformal

Pendidikan nonformal yang berbasis budaya banyak bermunculan untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku pada anak, misalnya kursus membatik. Pendidikan ini diberikan untuk membekali anak hal-hal tradisi yang berkembang di lingkungan sosial masyarakatnya.c.Pendidikan formal

Aplikasi teori sosio-kultural pada pendidikan formal dapat dilihat dari beberapa segi antara lain:1). Kurikulum.

Khususnya untuk pendidikan di Indonesia pemberlakuan kurikulum pendidikan sesuai Peraturan Menteri nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan KTSP, Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi, dan Peraturan Menteri nomor 22 tahun 2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar, jelas bahwa pendidikan di Indonesia memberikan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap kepada anak untuk mempelajari sosio-kultural masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional melalui beberapa mata pelajaran yang telah ditetapkan, di antaranya: pendidikan kewarganegaraan, pengetahuan sosial, muatan lokal, kesenian, dan olah raga.

2). Siswa

Dalam pembelajaran KTSP anak mengalami pembelajaran secara langsung ataupun melalui rekaman. Oleh sebab itu pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap bukan sesuatu yang verbal tetapi anak mengalami pembelajaran secara langsung. Selain itu pembelajaran memberikan kebebasan anak untuk berkembang sesuai bakat, minat, dan lingkungannya pencapaiannya sesuai standar kompetensi yang telah ditetapkan.

3). Guru

Guru bukanlah narasumber segala-galanya, tetapi dalam pembelajaran lebih berperanan sebagai fasilitator, mediator, motivator, evaluator, desainer pembelajaran dan tutor. Masih banyak peran yang lain, oleh karenanya dalam pembelajaran ini peran aktif siswa sangat diharapkan, sedangkan guru membantu perilaku siswa yang belum muncul secara mandiri dalam bentuk pengayaan, remedial pembelajaran.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI SOSIO-KULTURALBerdasarkan teori Vygotsky akan diperoleh beberapa keuntungan:

1.Anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang;

Page 42: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

2.Pembelajaran perlu lebih dikaitkan dengan tingkat perkembangan potensialnya daripada tingkat perkembangan aktualnya;

3.Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan kemampuan intermentalnya daripada kemampuan intramental;

4.Anak diberi kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang telah dipelajarinya dengan pengetahuan prosedural yang dapat dilakukan untuk tugas-tugas atau pemecahan masalah;

5.Proses belajar dan pembelajaran tidak bersifat transferal tetapi lebih merupakan kokonstruksi, yaitu proses mengkonstruksi pengetahuan atau makna baru secara bersama-sama antara semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Kelemahan dari teori sosio-kultural yaitu terbatas pada perilaku yang tampak, proses-proses belajar yang kurang tampak seperti pembentukan konsep, belajar dari berbagai sumber belajar, pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar diamati secara langsung oleh karena itu diteliti oleh para teoriwan perilaku.

BAB VIII

TEORI PEMBELAJARAN KECERDASAN GANDA

1.      TEORI KECERDASAN GANDA

Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard Gardner – seorang professor psikologi dari Harvard University – akan dijadikan acuan untuk lebih memahami bakat dan kecerdasan individu. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan lebih memahami tentang upaya yang perlu dilakukan oleh guru dan pendidik dalam membantu memfasilitasi pengembangan potensi individu peseta didik.

A.    Jenis-Jenis Kecerdasan

Howard Gardner (1983) mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia memiliki tujuh jenis kecerdasan dasar yaitu :

a.       Kecerdasan Bahasa

Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks. Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu

Pengarang Penyair

Wartawan

Page 43: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Pembicara

Pembaca berita

b.      Kecerdasan Matematis/Logis

Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalam melakukan hitungan, penghitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan melakukan  operasi matematis yang kompleks. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram komputer

c.       Kecerdasan Spasial

Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam berfikir secara tiga  dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial  adalah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis.

d.      Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik tubuh adalahkecerdasan yang memungkinkan seorang memanipulasi objek dan cakap melakukan akt vfRtas fisik. Contoh-contoh orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.

e.       Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik. Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara.

f.       Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.

g.      Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang lain.

h.      Kecerdasan Naturalis

Page 44: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.

Gardner juga mengelompokkan ketujuh kecerdasan manusia menjadi tiga kelompok yaitu:

Kelompok kecerdasan yang terkait dengan objek (object related) noleh objek yang dihadapi. Kelompok kecerdasan bebas objek (object free) yaitu kelompok kecerdasan yang tidak

dipengaruhi oleh objek, tapi dipengaruhi oleh sistem bahasa dan musik yang didengar.

Kelompok kecerdasan yang dipengaruhi hubungan dengan orang lain (person related) yaitu kelompok yang bertalian dengan interksi dengan orang lain.

B.     Prinsip-prinsip Kecerdasan Ganda

Disamping kedelapan jenis Kecerdasan Dasar yang telah dikembangkan dan penjelasan teoritisnya, beberapa prinsip yang perlu dipahami tentang aplikasi dari model ini, diantaranya;

Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan.

Teori kecerdasan majemuk bukan alat untuk menetapkan satu kecerdasan yang sesuai dengan potensi seseorang. Teori ini lebih menjelaskan fungsi kognitif yang menyatakan bahwa seseorang memilih kapasitas dalam kedelapan kecerdasan tersebut dan berjalan secara bersamaan dengan cara yang berbeda pada setiap orang.

Orang pada umumnya mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan tertentu. Setiap orang sebenarnya memiliki kemampuan mengembangkan kedelapan kecerdasan sampai pada kinerja tingkat tinggi secara memadai jika mendapat dukungan, pengayaan dan pengajaran-pelatihan.

Kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Gardner menunjukkan bahwa setiap kecerdasan yang telah dibahas di muka sebenarnya hanyalah rekaan, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Kedelapan kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.

Ada banyak cara untuk meningkatkan kecerdasan dalam setiap katagori. Tidak ada atribut standar yang harus dimiliki seseorang untuk dapat disebut cerdas dalam katagori tertentu. Mungkin saja seseorang tidak mampu membaca tetapi pada sisi lain mampu menyampaikan cerita yang menarik dengan kosa kata yang sangat kaya.

Kecerdasan majemuk menekankan keanekaragaman cara orang menunjukkan bakat baik dalam satu kecerdasan tertentu maupun antarkecerdasan.

C.    Kecerdasan Ganda dan Pembelajaran

Sekolah-di-rumah memungkinkan orang tua untuk merancang kegiatan harian anak-anak mereka dengan menerapkan seluruh potensi anak. Mulailah dengan mengidentifikasi dan mengenal bakat, minta dan kecenderungan anak dalam belajar (gaya belajar) dan menetapkan cara untuk mengembangkannnya. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda, pembelajar hendaknya dipandang sebagai makhluk yang “unik” dan membutuhkan perlakuan uamh tidak

Page 45: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

sama. Anda haruis menghindari setiap upaya generalisasi terhadap mereka dengan alasan efektifitas. Alasan ini sangat mengganggu kenyaman anak dalam menggunakan cara atau metode yang mereka anggap lebih disukai.Penjelasan tentang teori kecerdasan ganda merupakan panduan yang sangat bermanfaat Bagi setiap guru atau orang tua untuk melihat kekuatan pembelajar sekaligus untuk memperbaiki situs-situs tertentu yang perlu diperbaiki. Hasil analisis akan membantu menentukan gaya belajar yang sesuai untuk berbagai kepentingan.

Pembelajaran merupakan suatu proses hubungan atau interaksi antara individu dengan lingkungan agar terjadi proses perubahan perilaku. Tujuan dari perubahan perilaku mencakup penguatan potensi kecerdasan secara menyeluruh. Belajar tidak saja mengangkat hal-hal yang bersifat kognitif saja dan mencakup kemampuan satu aspek kecerdasan, tetapi menghidupkan secara utuh dan alamiah seluruh kecerdasan melalui pendekatan dan teori belajar yang sesuai. Mendidik dan melatih merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan orang tua atau fasilitator dalam merangsang seluruh kecerdasan dan memperbaiki aspek-aspek yang masih lemah. Oleh karena itu, kemampuan mendidik sangat erat kaitannya dengan kemampuan mengidentifikasi dan melihat potensi kecerdasan pembelajar serta memahami bagaimana hal itu dikumpulkan dalam suatu rangkaian belajar yang menarik. Setiap pembelajar memiliki sembilan kecerdasan dan dapat dikembangkan sampai tingkat kompetensi yang paling optimal dapat dicapai anak. Di sisi lain, masing-masing anak memiliki kecenderungan (inklinasi) terhadap kecerdasan tertentu atau kelebihan yang ditunjukkan melalui perilaku spesifik. Dalam pembelajaran harus dihindari pembatasan kemampuan hanya dalam satu katagori atau wilayah kecerdasan tertentu saja. Tetapi lebih penting bagaimana anak di perlakukan sebagai orang yang sedang melakukan perjalanan hidupnya dengan cara yang memungkinkan mengoptimalkan apa yang ada dalam dirinya.

Daftar Pustaka

Anonim.2012.”Belajar

Humanistik”.http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajarhumanistik.html.Diakses 19 oktober 2012.

Anonim.2012.”Kecerdasan ganda”.

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/kecerdasan-interpersonal.html.Diakses

19 oktober2012.

Ahmadi, Abu dan Supriono, Widodo.1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni.2007.Teori Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta:AR

-RUZZ MEDIA.

Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali

Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Page 46: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa

Karso, et.al.(1993). Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Depdikbud.

xxxxxxxxxxxxxxxx

1.) Teori belajar adalah deskriptif karena tujuan utamanya menjelaskan proses belajar, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utamanya menetapkan metode pembelajaran yang optimal

2.) Teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. itulah sebabnya, variabel yang diamati dalam teori-teori pembelajaran yang preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan

3.) Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang belajar.

4.) Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar, atau upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar

5.) Teori perspektif adalah goal oriented (untuk mencapai tujuan), sedangkan teori deskriptif goal free (untuk memerikan hasil).

sumber lain:

Bruner (1964) diakui oleh kalangan instructional theorist sebagai peletak dasar pengembang teori-teori pembelajaran, di samping Skinner (1954) dan Ausubel (1968).  Bruner (1964) membuat pembedaan antara teori belajar dan teori pembelajaran. Teori belajar adalah deskriptif, sedangkan teori pembelajaran adalah preskriptif. Teori belajar mendeskripsikan adanya proses belajar, teori pembelajaran mempreskripsikan strategi atau metode pembelajaran yang optimal yang dapat mempermudah proses belajar.

Dari perspektif lain, Simon (dalam Degeng, 1989) mengemukakan perbedaan serupa dengan memaparkan persamaan karakteristik dari ”a prescriptive science” dan membandingkan dengan karakteristik dari ”a descriptive science”. Dalam kerangka ini nyata sekali bahwa teori

Page 47: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

pembelajaran termasuk teori preskriptif yang berpasangan dengan teori belajar yang termasuk teori deskriptif.

Ilmu deskriptif dan ilmu preskriptif memiliki perbedaan peranan. Aspek penting yang membedakan adalah hanya ada satu jenis profesi dalam ilmu deskriptif, yaitu ilmuwan. Sedangkan dalam ilmu preskriptif terlibat tiga jenis profesi, yaitu (1) ilmuwan; (2) teknolog dan (3) teknisi. Ilmuwan berurusan dengan pengembangan prinsip dan teori. Teknolog yang menggunakan prinsip dan teori untuk mengembangkan prosedur. Sedangkan teknisi yang menggunakan prosedur yang dikembangkan teknolog untuk menciptakan sesuatu (Reigeluth, Bunderson, dan Merril dalam Degeng, 1989)

Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada ”bagaimana seseorang belajar”. Sebaliknya teori pembelajaran menaruh pehatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk belajar. Teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel.

Pembedaan teori belajar (deskriptif) dan pembelajaran (preskriptif)  dikembangkan oleh Bruner, lebih lanjut oleh Reigeluth (1983), Gropper (1983), dan Landa (1983). Menurut Reigeluth (dalam Degeng 1989) teori-teori dan prinsip pembelajaran yang deskriptif menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai givens dan memerikan hasil pembelajaran sebagai variabel yang diamati. Dengan kata lain kondisi dan metode pembelajaran sebagai variabel bebas dan hasil pembelajaran sebagai variabel tergantung.

Sebaliknya dalam teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang preskriptif menempatkan kondisi dan hasil sebagai givens sedangkan metode yang optimal ditetapkan sebagai variabel yang bisa diamati. Jadi metode pembelajaran sebagai variabel tergantung. Teori preskriptif adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free (Reigeluth, 1983). Artinya teori pembelajaran preskriptif adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memerikan hasil.

xxxxxxxxxxxxx

SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1. Jelaskan azaz dan prinsip belajar dan pembelajaran?Pada bagian ini diuraikan 14 asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangkan program pembelajaran inovatif. Keempat belas asas tersebut adalah:1) Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak: (a) non-diskriminasi, (b) kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child), (c) hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop), (d) hak atas perlindungan (right to protection), (e) penghargaan

Page 48: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).2) Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.4) Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.5) Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.6) Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan: (a) yang saya dengar, saya lupa; (b) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; (c) yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikandengan orang lain, saya mulai pahami; (d) yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan (e) yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.7) John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal: (a) mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri, (b) memberikan contoh, (c) mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi, (d) melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain, (e) menggunakannya dengan beragam cara, (f) memprediksikan sejumlah konsekuensinya, (g) menyebuitkan lawan atau kebalikannya.8) Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar: (a) tujuan, (b) isi materi, (c) sumber belajar(sumber belajar bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan), (d) target siswa (siapa yang akan belajar), (e) guru, (f) strategi pembelajaran, (g) hasil (bagaimana hasil pembelajaran akan diukur), (h) kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep atau pengetahuan), (i)lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa belajar).9) Kata kunci pembelajaran agar bermakna: (a) real-world learning, (b) mengutamakan pengalaman nyata, (c) berpikir tingkat tinggi, (d) berpusat pada siswa, (e) siswa aktif, kritis, dan kreatif, (f) pengetahuan bermakna dalam kehidupan, (g) dekat dengan kehidupan nyata, (h) perubahan perilaku, (i) siswa praktik, bukan menghafal, (j) learning, bukan teaching, (k) pendidikan bukan pengajaran, (l) pembentukan manusia, (m) memecahkan masalah, (n) siswa acting, guru mengarahkan, (o) hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.10) Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat.11) Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang dibahas.12) Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.13) Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual, kinestetik)14) Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar.

Prinsip-prinsip Pembelajaran Secara Umum1. Prinsip motivasiDalam pelaksanaan pembelajaran guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar tetap memiliki gairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran.2. Prinsip latar/konteksGuru harus mengenal dan mngetahui latar belakang siswa secara lebih mendalam, dalam proses pembelajaran penggunaan contoh-contoh, memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, serta menghindari pengulangan yang tidak diperlukan jika anak sudah mampu memahami sesuatu yang dipelajari.

Page 49: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

3. Prinsip keterarahanSebelum melakukan pembelajaran guru diharuskan untuk merumuskan lalu menjelaskan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai dilakukan, kemudian menyiapkan bahan dan alat yang sesuai dengan materi yang diberikan serta menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan.4. Prinsip hubungan sosialInteraksi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan lingkungan dan seterusnya sangat dibutuhkan dalam mengoptimalkan pembelajaran yang diberikan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.5. Prinsip belajar sambil bekerjaDalam melakukan pembelajaran siswa harus banyak diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan atau praktek sesuai dengan materi yang ada, siswa diharapkan dapat menemukan pengertiannya dalam psoses pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai dapat lebih bermakna.6. Prinsip IndividualisasiKemampuan guru dalam mengenali dan memahami siswa secara individu baik kelebihan ataupu kelemahan siswa dapat diketahui oleh guru,sehingga dalam melakukan pembelajaran guru tidak menyamakan kemampuan siswa sehingga masing-masing siswa mendapatkan perhatian dan perlakuan yang sesuai dengan kemampuannya.7. Prinsip menemukanGuru diharuskan mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu memancing dan melibatkan siswa untuk aktif, baik secara fisik, mental, sosial, dan emosional.8. Prinsip pemecahan masalahHendaknya pembelajaran yang dilakukan mengandung unsur pemecahan masalah sehingga siswa dilatih untuk berfikir, merumuskan, mengumpulkan data dan menganalisis serta menyelesaikan permasalahan yang ada.9. Prinsip kasih sayangPembelajaran yang dilakukan hendaknya tidak mengesampingkan prinsip kasih sayang sehingga siswa merasakan ketenangan dan kenyamanan dalam belajar, tanpa merasa takut dan tertekan.

2. Apa yang dimaksud dengan teori belajar dan pembelajaran yang berpijak pada teori behavioristik, kognitif, dan konstruktivistik?

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel (1996: 53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekasBelajar menurut pandangan konstruktivis adalah proses aktif yang berkesinambungan yang

Page 50: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

dilakukan siswa dalam menggunakan informasi dari lingkungan untuk membangun interpretasi dan makna sendiri berdasarkan pengetahuan awal (prior knowledge)dan pengalaman (Janulis P. P., 2004).

3. Berikan contoh-contoh pembelajaran yang berpijak pada teori belajar behavioristik, kognitif, dan konstruktifistik?

Contoh pembelajran yang berpijak pada teori behavioristik yaitu : seorang guru agama mengajari baca tulis al quran pada muridnya, sehingga sang murid mengetahui cara membaca dan menulis al quran dengan baik dan benar.Contoh Pembelajran kognitif, yaitu seorang gru mengajari memasak ayam goreng, sang murid menjadi tau, lalu sang murid mencari menu ayam yang lainnya dari sumber yang lain selain gurunya, sehingga disini sang murid yang aktif.Contoh pembelajaran konstruktivistik, yaitu

4. Deskripsikan sumber belajar yang didesain?

Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sumber belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal orang.Namun demikan tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan pendidikan. AECT dalam Miarso (1986: 88) disebutkan bahwa ada kesangsian apakah fasilitas yang ada dalam masyarakat, misalnya museum semuanya itu didesain khusus terutama untuk pembelajaran peserta didik sekolah dalam bidang yang sesuai dengan kurikulum. Kenyataan bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan untuk membantu belajar manusia, membuat semuanya itu menjadi sumber belajar.

5. Apa yang dimaksud dengan teori belajar yang bersifat deskriptif dan perspektif?

Teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. itulah sebabnya, variabel yang diamati dalam teori-teori pembelajaran yang preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuanTeori perspektif adalah goal oriented (untuk mencapai tujuan), sedangkan teori deskriptif goal free (untuk memerikan hasil).

Xxxxxxxxxxxxx

Page 51: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

coretan-coretan berbagi ilmu

Sabtu, 05 Januari 2013

SOAL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1.    Coba anda jelaskan pengertian “belajar dan pembelajaran” ? gunakan miniamal 3 pendapat para

ahli, selanjutnya disimpulkan menurut analisis dan sintesis pendapat anda. 

Jawab:

      Pengertian belajar.

 A . james o. Whittaker dalam (Ahmadi, 2003). Belajar dapat di definisikan sebagai proses dimana

tingkah laku di timbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman.

B . Howard l kingsley  dalam (Ahmadi, 2003). Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam

arti luas ) ditimbulkan atau di ubah melalui praktek dan latihan.

C . James Patrick Chaplin dalam (Widianto, 2010). Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan.

Rumusan pertama Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai

akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-

respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

D . Hintzman, Douglas L. Dalam (Widianto, 2010). Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi

dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

E . Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Widianto, 2010). Belajar merupakan proses perbuatan yang

dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda

dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

·         Kesimpulannya

Jadi belajar merupakn proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar,

manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya

berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar.  Kita pun

hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar

Page 52: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

pengalaman. Belajar adalah suatu prosesan bukan hasil. Karena itu , belajar berlangsung secara

aktif dan integratif dengan menggunakan bebagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu

tujuan. 

      Pengertian Pembelajaran

a.       Rahil Mahyuddin dalam (ikhsan, 2010). Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang

melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek

b.       Achjar Chalil dalam (ikhsan, 2010).  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

c.       Corey dalam (ikhsan, 2010). Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang

secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi-kondisi khusus

d.       G. A. Kimble dalam (ikhsan, 2010). Pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif

dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh.

e.      Munif Chatib dalam (ikhsan, 2010). Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara

guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi

·         Kesimpulannya

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya

memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai

sumber belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu pihak sebagi pembelajar dan

guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadi proses

belajar (learning process).

2.    Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan

stimulus dari lingkungan “.

a.    Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut?

b.    Apa hubungan dengan prinsip-prinsip belajar?

Jawab:

a.                      Yang di maksud dengan pernyataan Belajar merupakan interaksi antara

“keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan stimulus dari lingkungan “, yaitu

bahwa belajar pada hakekatnya adalah hasil interaksi siswa dengan lingkungan belajar sehingga

memperoleh pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan yang mampu diperlihatkan dalam

Page 53: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

bentuk berpikir dan bertindak. Pengatahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan tersebut

diperoleh sendiri oleh siswa dengan monkonstruksi pengetahuan baru dengan pengetahuan yang

sudah ada dalam diri siswa.

b.                  Hubungannya dengan prinsip belajar yaitu dimana prinsip belajar itu sendiri

diantaranya belajar sebagai suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri individu yang diaktifkan

oleh individu itu sendiri, belajar sebagai penemuan diri sendiri, belajar sebagai konsekuensi dari

pengalaman, belajar sebagai proses kerja sama dan kolaborasi, belajar sebagai proses evolusi,

belajar merupakan proses pemaksaan, belajar merupakan proses emosional dan intelektual,

belajar bersifat indvidual dan unik.

-       Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri individu yang diaktifkan oleh

individu itu sendiri. Artinya, belajar bukan melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat

oleh pengajar saja tetapi merupakan proses perubahan dalam diri pelajar sendiri untuk mau

melakukan dengan kemauan sendiri apa yang dikehendaki olehnya.

-       Belajar adalah penemuan diri sendiri, hal ini mengandung arti belajar adalah proses penggalian

ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri dan masyarakat sehingga pelajar dapat

menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.

-       Belajar adalah konsekuensi dari pengalaman, seseorang menjadi bertanggung jawab ketika ia

diserahi tanggung jawab. Ia dapat berdiri sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan pernah

berdiri sendiri. Untuk belajar yang efektif tidak cukup jika hanya memberikan informasi saja,

tetapi kepada pelajar tesebut perlu diberikan pengalaman.

-       Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi, pada hakikatnya manusia senang melakukan

suatu hal-hal bersama-sama dan saling membantu. Dengan kerja sama, saling berinteraksi dan

berdiskusi, disamping memperoleh pengalaman dari orang lain juga dapat mengembangkan

pemikiran-pemikiran dan daya kreasi individu.

-       Belajar adalah proses evolusi, bukan revolusi karena perubahan perilaku memerluakan waktu

dan kesabaran, perubahan perilaku merupakan suatu proses belajar yang membutuhkan waktu

lama karena memerlukan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan orang lain, contoh-contoh, dan

mungkin pengalaman sebelum menerima atau berperilaku baru. Untuk itu diperlukan kesabaran

dan ketekunan.

-       Belajar merupakan suatu paksaan dan terkadang menjadi proses yang menyakitkan karena

menghendaki perubahan kebiasaaan yang sangat menyenagkan dan sangat berharga bagi dirinya,

Page 54: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

bahkan mungkin harus melepasakn sesuatu yang menjadi jalan hidup atua pegangan hidupnya.

Untuk itu dalam memperkenalkan hal-hal baru yang menghendaki seseorang berperilaku baru

sebaiknya dilakukan tidak secara drastis dan radikal. Harus berhati-hati dan sedikit demi sedikit

sehingga individu mau meninggalkan perilaku lama dengan senang hati, tidak menyakitkan hati,

dan tidak menimbulkan frustasi.

-       Belajar adalah proses emosional dan intelektual, jadi belajar dipengaruhi oleh keadaan individu

atau pelajar secara keseluruhan. Belajar bukan hanya proses intelektual tetapi emosi juga turut

menentukan.

-       Belajar bersifat individual dan unik, setiap orang mempunyai gaya belajar dan keunikan yang

berbeda-beda dalam belajar. Untuk itu pengajar harus menyediakan media belajar yang

bermacam-macam sehingga tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan

keunikan dan gaya masing-masing.

Dari penjabaran perinsip-prinsip belajar tersebut maka terlihat bahwa ada kaitannya

Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa” dengan

stimulus dari lingkungan “ dengan prinsip-prinsip belajar.

3.    Seorang (peserta didik) akan mencapai tujuan belajar yang optimal bila ditunjang beberapa

faktor, salah satunya motivasi. Coba anda jelaskan macam-macam motivasi yang dimaksud, dan

mengapa motivasi diperlukan dalam belajar? Gunakan minimel 5 sumber acuan untuk

memperkuat argumentasi anda

Jawab

§  Macam-Macam Motivasi

Motivasi diri timbul dan berkembang terdapat dalam dua dasar utama yakni : motivasi

intrinsik dan ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Menurut Sadirman AM, motivasi intrinsik adalah : “motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsi tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu”.Dengan demikian motivasi intrinsik dapat pula dikatakan sebagai

bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan pada

suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajar. Sedangkan menurut

Page 55: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Chalijah Hasan motivasi intrinik adalah : “jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri

individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain”.

Ada beberapa macam terbentuknya motivasi intrinsik dalam kegiatan belajar, antara lain :

1). Adanya Kebutuhan

Menurut Ngalim Purwanto : “Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya

adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis”.

Menurut Yaumil Agoes : “memahami kebutuhan anak adalah semata-mata untuk

memberi peluang pada anak memilih berbagai alternatif yang tersedia dalam suatu lingkungan

yang kaya stimulasi”.

2). Adanya Cita-Cita

Selanjutnya pendorong yang mempunyai pengaruh besar adalah adanya cita-cita. Cita-

cita merupakan pusat bermacam-macam kebutuhan-kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan itu

biasanya direalisasikan di sekitar cita-cita itu. Sehingga cita-cita tersebut mampu memberikan

energi kepada anak untuk melakukan sesuatu aktifitas belajar.

Jadi seseorang anak harus mempunyai cita-cita dan dengan cita-cita tersebut dapat meraih

apa saja yang diinginkan. Selanjutnya Zakiah Daradjad menjelaskan bahwa : “Manfaat sikap-

sikap cita-cita dan rasa ingin tahu anak. Pada umumnya anak-anak preadolescent dan permulaan

adolesent memiliki cita-cita yang tinggi dan sering mereka memberi respon dalam bentuk kerja

sama permainan, kejujuran dan karajinan”.

Dari pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa perlu pemberian motivasi yang tepat

terhadap anak yang belum mengetahui pentingnya belajar yang menunjang terhadap pencapaian

cita-citanya. Disinilah peranan dan kontribusi keluarga di tuntut untuk memberikan motivasi,

agar anak dapat melakukan perbuatan yang dapat menunjang pencapaian cita-citanya .

3) Keinginan Tentang Kemajuan Dirinya

Di dalam proses belajar, motivasi memang memegang peranan penting. Menurut

Sadirman bahwa : “melalui aktualisasi diri pengembangan kompetensi akan meningkatkan

Page 56: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

kemajuan diri seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan diri

seseorang. Keinginan dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu”.

4) Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat

merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan kalau disertai dengan

minat.

b. Motivasi Ekstrinsik

Menurut Chalijah Hasan motivasi ekstrinsik adalah “jenis motivasi ini timbul sebagai

akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau

belajar”. Sedangkan Sadirman menyebutkan : “motivasi ekstrinsik itu adalah motif-motif yang

aktif dan fungsinya karena adanya perangsang dari luar”.

Motif ekstrinsik dapat pula dikatakan sebagai suatu bentuk motivasi yang di dalamnya

aktivitas belajar yang diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar. Berdasarkan pada pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

motivasi ekstrinsik itu aktif jika di rangsang dari luar dan mempunyai kontribusi besar dalam

menumbuhkan motivasi .

Anak didalam melakukan sesuatu aktifitas belajar seringkali mengalami kesulitan dan

untuk mengatasi kesulitan tersebut keluarga sebagai pilar utama harus membantu anak dalam

mengatasi kesulitan tersebut. Dengan pemberian dan penanaman motivasi kepada anak dapat

menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, lepas dari ketergantungan serta tidak

mudah putus asa.

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan dan membangkitkan anak agar melakukan

aktifitas belajar, diantaranya adalah :

1) Pemberian Hadiah

Page 57: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat

pendidik represif positif. Hadiah juga merupakan alat pendorong untuk belajar lebih aktif.

Keluarga sakinah dapat memilih macam-macam hadiah dengan disesuaikan dengan sutuasi dan

kondisi tertentu.

Motivasi dalam bentuk hadiah ini dapat membuahkan semangat belajar dalam

mempelajari materi-materi pelajaran. Dan sebuah keluarga yang sakinah harus memilih waktu

yang tepat, yaitu kapan hadiah tersebut akan diberikan untuk mendatangkan pengaruh positif

terhadap anak.

2) Kompetensi

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong belajar anak,

baik persaingan individu maupun kelompok dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak.

Memang unsur persaingan itu banyak digunakan dalam dunia industri dan perdagangan, tetapi

sangat baik jika digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar anak.

3) Hukuman

Hukuman merupakan pendidikan yang tidak menyenangkan, alat pendidikan yang

bersifat negatif, namun demikian dapat menjadi alat motivasi atau pendorong untuk mempergiat

belajar anak. Anak akan berusaha untuk mendapatkan tugas yang menjadi tanggung jawanya,

agar terhindar dari hukuman.

Ishom Ahmadi menyebutkan, “Hukuman adalah termasuk alat pendidikan represif yang

bertujuan menyadarkan anak didik agar melakukan hal-hal yang baik dan sesuai dengan tata

aturan yang berlaku”. Sebelum hukuman diberikan, hendaknya pendidikan atau orang tua

mengetahui tahapan-tahapan seperti yang disebutkan oleh Ishom Ahmadi, antara lain :

a). Pemberitahuan

b). Teguran

c). Peringatan

d). Hukuman.

Page 58: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

4) Pujian

Menurut Sadirman adalah “Bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan

motivasi yang baik”. Apabila anak berhasil dalam kegiatan belajar, pihak keluarga perlu

memberikan pujian pada anak. Positifnya pojian tersebut dapat menjadi motivasi untuk

meningkatkan prestasi, akan tetapi pujian yang diberikan kepada anak tidak berlebihan.

Karena apabila terlalu sering, maka anak akan menjadi besar kepala dan manja. Oleh

karena itu pujian hendaknya diberikan secara wajar saja agar menjadi motivasi bagi anak.

§              Mengapa motivasi diperlukan dalam belajar karna motivasi bertalian dengan suatu tujuan

yang berpengaruh pada aktifitas, maka fungsi motivasi menurut Sadirman AM, adalah :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan

energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian

motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan

rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Disamping itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha pencapaian prestasi

seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Demikian posisi motivasi yang sangat

vital, namun bukan berarti seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik, karena berhasil

tidaknya seseorang anak dalam belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi saja, melainkan

banyak faktor yang mempengaruhinya, hal ini sejalan dengan pendapat Ngalim Purwanto yang

menjelaskan bahwa : “berhasil tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor”.

Adapun faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua golongan :

1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan faktor individual.

2. Faktor yang ada diluar individu kita sebut dengan faktor sosial. Yang termasuk faktor

individual : kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor

Page 59: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain : keluarga, guru dan cara

mengajar, lingkungan, serta kesempatan yang tersedia didalam motivasi.

Dengan melihat uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa dengan adanya motivasi pada diri

anak yang dibangkitkan melalui pemberian motivasi belajar yang cukup, baik intrinsik maupun

ekstrinsik, kondisi keluarga yang menunjang yaitu ketenangan, , maka kegiatan belajar

terlaksana secara optimal.      

            

4. cara belajar siswa aktif (CBSA) merupakan salah satu pendekatan yang tepat di gunakan untuk

meningkatkan keaktivan siswa dalam belajar. Coba anda jelaskan:

a. pengertian CBSA (minimal 5 sumber/buku bacaan)

b. apa keunggulan dan kelemahan CBSA dalam pembelajaran?

c. faktor-faktor apa sajakah  yang perlu di perhatikan dalam penerapan CBSA?

Jawab

a.    Pengertian CBSA yaitu

§  CBSA dapat diartikan sebagai suatau sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa

secara fisik, mental, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa

perpaduan antara matra (domein) kognitif, afektif, dan psikomotorik. (Rusyan. 1991)

§  CBSA dapat diartikan sebagai anutan pembelajaran yang mengarah pada kepada

pengoptimalisasian pelibatan intelektual- emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan

peibatan fisik siswa apabila di perlukan. (Dimyati dan mujiono. 2009)

§  CBSA adalah salah satu cara strategi belajar mengajar yang  menuntutr keaktifan dan partisipasi

subjek didik seoptimal mungkin, sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih

aktif dan efisien. ( Ahmadi. 2003)

§  CBSA (cara belajar siswa aktif ) sebagai istilah yang sama maknanya dengan student active

learning (SAL). CBSA bukanlah sebuah “ilmu” dan “teori”, tetapi merupakan salah satu strategi

partisipasi peserta didik sebagai subjek didik secara optimal sehingga peserta didik mampu

merubah dirinya (tingkah laku , cara berfikir, dan bersikap) secara lebih efektif dan efisien.

(Rohani. 2004)

Page 60: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

§  CBSA merupakan suatu” proses kegiatan belajar mengajar “ dimana anak terutama mengalamai “

keterlibatan intelektual emosional”  disamping keterlibatan fisik  di dalam proses belajar-

mengajar. (Azhar. 1991)

b.    Keunggulan dan kelemahan CBSA

o   Kelebihan dari CBSA antara lain :

1.    Guru tidak lagi hanya menuangkan semua informasi yang dimilikinya kepada peserta didik.

Tetapi disini guru memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menemukan fakta dan

informasi kemudian mengolah dan mengembangkannya. Dengan kata lain guru tidak melakukan

cara pendekatan memberikan ikan kepada peserta didik, tetapi guru melakukan cara pendekatan

memberikan “kail” kepada peserta didik. Dengan cara begitu peserta didik akan cepat

berkembang dan maju di dalam belajarnya.

2.    Peserta didik lebih menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan ataupun praktek

langsung, melalui pengalaman terhadap kenyataan langsung dilingkungannya, melalui perlakuan

terhadap benda-benda nyata, melalui kegiatan membaca dan menyimak atau melalui penugasan

dan melakukan kegiatan tertentu.

3.    melalui CBSA, pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai dapat dipadukan dalam

kegiatan belajar-mengajar.

4.     Melalui CBSA perbedaan pengembangan berebagai aspek dapat ditangani lebih baik dalam

kegiatan belajar-mengajar.

5.     Melalui pendekatan CBSA fisik, mental dan perasaan peserta didik terlibat dalam proses

belajar- mengajar dan sangat membantu perkembangan kehidupan peserta didik seutuhnya.

o   Kekurangan dari kurikulum CBSA

Kekurangan dari kurikulum CBSA adalah ternyata di dalam penerapannya sering terjadi

guru membiarkan peserta didik belajar sendiri atau mengerjakan tugas yang telah diberikannya

sementara guru bersantai- santai yang akhirnya peserta didik pun terlantar tanpa bimbingan

gurunya’. Sehingga muncul plesetan “CBSA , catat buku sampai abis.

Page 61: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

C. faktor yang perlu di perhatikan dalam penerapan CBSA

(1)       Karakteristik tujuan, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang ingin

dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kegiatan,

(2)       Karakteristik mata pelajaran / bidang studi, yang meliputi tujuan, isi pelajaran, urutan,

dan cara mempelajarinya,

(3)       Karakteristik siswa, mencakup karakteristik perilaku masukan kognitif dan afektif, usia,

jenis kelamin, dan yang lain,

(4)       Karakteristik lingkungan / setting pembalajaran, mencakup kuantitas dan kualitas

prasarana, alokasi jam pertemuan, dan yang lainnya,

(5) Karakteristik guru, meliputi filosofinya tentang pendidikan dan pembelajaran, kompetensinya

dalam teknik pembelajaran, kebiasaannya, pengalaman pendidikannya, dan yang lainnya,

Agar seorang guru mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang memiliki

kadar CBSA tinggi, maka dalam memilih dan menentukan teknik pembelajaran atau sistem

penyampaian hendaknya benar-benar mempertimbangkan kemanfaatan dari teknik pembelajaran

yang dipilihnya. Oleh karena itu pentingnya teknik pembelajaran ini, maka pemanfaatan teknik

pembelajaran itu hendaknya bersesuaian dengan karakteristik, karakteristik guru, karakteristik

tujuan, karakteristik mata pelajaran / bidang studi, dan karakteristik bahan alat pembelajaran.

Faktor yang benar-benar harus disadari oleh guru adalah karakteristik siswa yang

dihadapi, baik karakteristik kognitifnya maupun karakteristik afektifnya. Kesadaran tentang

karakteristik faktor-faktor yang berada di luar diri guru dan faktor-faktor yang ada didalam diri

siswa, hendaknya dijadikan titik tolak bagi guru untuk menyadari akan tugasnya sebagai seorang

pengajar. Sebagai pengajar, guru kiranya lebih pantas berperan sebagai katalisator yang

menciptakan kegiatan pembelajaran melalui pemilihan teknik pembelajaran yang tepat, sehingga

membuat proses belajar yang efektif.

5. Ada beberapa cara pengorganisasian belajar dan pembelajaran siswa (individual,

kelompok , dan klasikal). Coba anda jelaskan pendekatan apa saja yang dapat digunakan pada

masing-masing pengorganisasian pembelajaran tersebut?

Jawab.

Ø  Pengorganisasian secara individu

a.    Pendekatan konsep dari  jerome s. Bruner

Page 62: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

         Pendekatan ini merupakan suatu model instruksional kognitif. Berkaitan dengan

pengajaran, bruner menyarankan agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif dengan konsep-

konsep dan prinsip dan melakukan eksperimen-eksperimen yang memberikan kesempatan siswa

untuk menemukan prinsip-prinsip sendiri.

Pendekatan tersebut dalam pengajaran dapat dilaksanak bila guru melaksanakannya

dengan teknik inkuiri.

b.    Pendekatan induktif-deduktif dari helda taba

         Pendekatan induktif deduktif dalam pengajaran adalah salah satu pendekatan yang

berorientasi pada paham bahwa belajar pada dasarnya adalah pengembangan intelektual.

Pengembangan intelektual seseorang akan berkembang melalui dua cara:

1.         Secara induktif: jika teori yang diperoleh menjadi generalisasi dari faktor-faktor empiris.

Dengan pendekatan induktif org mulai dari teori2 kecil yg telah di uji berkali-kali kemudian

disusun ke atas menjadi suatu generalisasi.

2.         Secara deduktif: teori di bangun dengan dasar logis dan kemudian di uji berkali-kali

melalui esperimen yang sifatnya di tentukan oleh teori tersebut

Karakteristik dari pendekatan induktif-deduktif adalah sebagai berikut

1.    Proses berfikir siswa berkembang dari data yang sifatnya spesifik menuju generalisasi

2.    Tujuan belajar adalah mendorong

3.    Guru mengendalikan unsur-unsur yang terlibat

4.    Siswa terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan data yang ada, bahan dan objek

sehingga mereka merasa ada pola tertentu dari data yang diperolehnya.

c.    Pendekatan tingkat perkembangan dari j piaget

         Pendekatan tingkat perkembangan ini dirintis berdasarkan teori belajar dari piaget yang

merupakan salah satu pendekatan yang beranggapan bahwa belajar adalah merupakan

Page 63: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

pengembangan aspek kognitif sebagai bekal untuk dapat memecahkan persoalan yang dihadapi

siswa dalam kehidupannya dan untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik

Perkembangan intelektual menyangkut 3 aspek yaitu struktur, isi, dan fungsi.

-struktur: struktur intelektual merupakan organisasi-organisasi mental tingkat tinggi yang

memudahkan individu untuk memecahkan masalah –masalah dalam lingkungan

-isi: Isi yang di maksud ialah perilaku yang khas dari individu dalam merespons suatu masalah

yang dihadapai.

-fungsi dalam perkembangan intelektual yaitu:

1. organisasi

2. adaptasi

Adaptasi dilakukan mulai proses asimilasi dan akomodasi. Dalam proses asimilasi

seseorang menggunakan struktur yang sudah ada untuk memberikan resnpon. Sedangkan

akomodasi seseorang memerlukan modifikasi dari struktur yang  ada untuk tujuan yang sama.

d.    Pendekatan pengorganisasian konsep dari D Ausubel

         Pendekatan pengorganisasian konsep dari D. Ausubel adalah suatu pendekatan

mengajaran yang didasari oleh teori bahwa belajar adalah suatu proses mental, yang

mengembangkan cara berfikir kritis, logis dan kreatif. Menurut D Ausubel belajar berlangsung

pada struktur kognitif yang ada. Belajar menurut D Ausubel diklasifikasikan dalam 2 dimensi

sebagai berikut:

Dimensi I : yaitu berhubungan dengancara informasi di berikan ada 2 cara yaitu:

1.         Melalui penerimaan

2.         Melalui penemuan

Dimensi II : Yaitu berhubungan dengan bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi baru ke

dalam struktur kognitif yang ada, ada 2 jenis

1.         Belajar hafalan

Page 64: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

2.         Belajar bermakna

Denagn demikian siswa mengasimilasi pelajaran.

Dimensi II

Dimensi I

HAFALAN BERMAKNA

PENERIMAAN -siswa menghafal

-materi disajikan dalam

bentuk final

-siswa memasukan

informasi ke dalam

struktur kognitif

-materi disajikan dalam

bentuk final

PENEMUAN           Siswa menghafal

          Materi ditemukan oleh

siswa

-siswa memasukkan

informasi ke dalam

struktur kognitif

-materi ditemukan sendiri

e.    Pendekatan inkuiri (proses)

Inkuiri merupakan suatu proses dimana terdapat interaksi yang tinggi antara siswa,

pengajar, alat/bahan, materi pengajaran, dan lingkungan.

f.     Pendekatan pemecahan masalah

         Teori ini timbul karena kurikulum pengajaran dibuat sedemikian yang tujuannya

sebenarnya adalah untuk memecahkan masalah yang ada dan berkaitan dengan “keperluan serta

interest” yang berkembang pada suatu waktu tertentu.

Dengan pendekatan pemecahan masalah, menekankan agar pengajaran memberikan

kemampuan bagaimana memecahkan masalah yang objektif dan tahu benar apa yang dihadapi.

Kesimpulan yang secara mendasar dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena sepanjang

orang itu hidup, ia akan dihadapkan pada masalah.

Ø  Pengorganisasian secara klasikal

a.    Pendekatan Hukum Jost

Page 65: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

Asumsi penting yang mendasari Hukum Jost ( Jost’s law ) adalah siswa yang lebih

sering mempraktikan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang

berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Selanjutny , berdasarkan asumsi hokum jost

itu maka belajar misalnya dengan kiat 4 x 2 adalah lebih baik dari 2 x 4 walaupun hasil perkalian

kiat tersebut sama .

b.    Pendekatan Ballard dan Clanchy

Menurut Ballard dan Clanchy , pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap

terhadap ilmu pengetahuan . ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan , yaitu :

1). sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving)

2). Sikap memperluas (extending)

c.    Pendekatan Biggs

Menurut hasil penelitian Biggs, pendekatan siswa dapat dikelompokan kedalam tiga prototype

(bentuk dasar) yakni :

1). Pendekatan Surface (permukaan atau bersifat lahiriah);

2). Pendekatan Deep (mendalam);

3). Pendekatan Achieving (pencapaian prestasi tinggi)

Ø  Pengorganisasian secara kelompok

Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas ada kalanya guru membentuk kelompok

kecil. Kelompok tersebut umumnya terdiri dari 3-8 orang siswa. Dalam pembelajaran kelompok

kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif.

Hal ini dapat terjadi, sebab:

(i)            hubungan antarguru-siswa menjadi lebih sehat dan akrab,

(ii)          siswa memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan minat,

serta

(iii)         siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar, kriteria keberhasilan.

Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran secara kelompok dapat ditinjau dari segi

(i)            tujuan pengajaran,

(ii)          pebelajar,

(iii)         guru sebagai pembelajar,

(iv)          program pembelajaran, dan

Page 66: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

(v)          orientasi dan tekanan utama pelaksanaan pembelajaran.

Pembelajaran kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar kualitas

belajar meningkat. Dalam pembelajaran kelompok jumlah siswa yang bebutu diharapkan

menjadi lebih banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran individual tertuju pada tiap

individu, maka perhatian guru dalam pembelajaran kelompok tertuju pada semangat kelompok

dalair memecahkan masalah. Anggota kelompok yang "berkemampuan tinggi" dijadikan motor

penggerak pemecah masalah kelompok.

Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari

(i)            pembentukan kelompok,

(ii)          perencanaan tugas kelompok,

(iii)          pelaksanaan, dan

(iv)         evaluasi hasil belajar kelompok.

         

       

Soal Mid Teori Belajar dan Pembelajaran

MID SEMESTER

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

KELAS SORE

Page 67: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

1.      Petakan mata kuliah ini dalam keseluruhan Program Studi Magister Teknologi

Pendidikan! Bagaimanakah peran mata kuliah ini dalam membantu mengembangkan

kompetensi mahasiswa sehingga mejadi ilmuwan dan professional!

2.   Berikan sekurang-kurangnya lima alasan manfaat mempelajari mata kuliah ini! Berikan

masing-masing contohnya!

3.        Belajar adalah naluri manusia! Apakah maksud pernyataan itu? Berilah sekurang-

kurangnya lima alas an untuk memperkuat pendapat saudara!

4.  Salah satu teori belajar yang sekarang sedang dalam proses pengembangan adalah

kognitivisme. Berikan tanggapan atas pernyataan itu! Bagaimanakah peran teori ini dalam

pengembangan Kurikulum 2013 di Indonesia?

Page 68: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

UJIAN TENGAH SEMESTER TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARANMATA KULIAH DASAR KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

19 Juli 2012

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengemukakan konsep dan prinsip yang terkait secara sistematis, logis dan komprehensif!

1. Mengapa guru perlu mengetahui alasan peserta didiknya datang belajar  ?(10)2. Apa yang perlu dipersiapkan guru untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal

berdasarkan alasan-alasan belajar di atas ? (10)

3. Jelaskan  prinsip-prinsip belajar berdasarkan  Atwi ! (10)

4. Apakah yang dimaksud dengan teori belajar bersifat deskriptif dan  teori pembelajaran bersifat preskriptif, jelaskan dan berikan contohnya sesuai dengan bidang studi anda !(20)

5. Jelaskan aspek-aspek dari model motivasi ARCS yang dikemukakan oleh  Keller. Berikan masing-masing contoh penerapannya dalam pembelajaran sesuai bidang studi anda ! (20)

6. Salah satu prinsip pengembangan kurikulum adalah ”fleksibilitas”, jelaskan dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran ! (20)

7. Apa yang dimaksud dengan masalah belajar? Bagaimana guru mengetahui adanya masalah belajar pada siswa? (10)

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

SOAL BEHAVIORISTIK & STAD

1. Berikut ini merupakan ciri-ciri behavioristik, yaitu

1. Menekankan pada proses

2. Siswa cenderng pasif membangun pengetahuannya.

3. Evaluasi menggunakan tes subyektif (essay)

4. Motivasi belajar bersifat ekstrinsik

Jawaban yang benar adalah……………

A. 1,2, dan 3

Page 69: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4 saja

E. Semuanya benar

JAWABAN: C

2. Behavioristik menekankan aspek tingkah laku yang teramati (observable behavior)

SEBAB

Behavioristik tidak terfokus pada perubahan-perubahan yang tidak teramati (internal) yang ada dalam mental individu.

Hubungan pernyataan dan penyebab tersebut yang benar adalah………………….

A. Jika pernyataan betul, alasan betul dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.B. Jika pernyataan betul, alasan betul, tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan betul dan alasan salah

D. Jika pernyataan salah dan alasan betul

E. Jika pernyataan dan alasan keduanya salah.

JAWABAN: A

3. Berikut ini yang sesuai dengan penerapan operant conditioning dalam kelas adalah:

1. Gunakan reinforcement sedapat mungkin daripada punishment dalam membentuk tingkah laku yang diinginkan.

2. Pilihlah reinforce secara hati-hati karena potensinya.

3. Dorong generalisasi dan diskriminasi dengan meminta siswa membuat perbandingan dan mencari hubungan di antara contoh-contoh yang ada dengan berbagai informasi lain.

4. Berikan lingkungan belajar yang hangat dan aman sehingga kelas diasosiasikan dengan positive omotions.

Jawaban yang benar adalah……………

A. 1,2, dan 3 B. 1 dan 3

Page 70: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

C. 2 dan 4

D. 4 saja

E. Semuanya benar

JAWABAN: A

4. Motivasi belajar behavioristik bersifat ekstrinsik

SEBAB

Guru yang lebih dominan menentukan apa yang harus dimiliki siswa.

Hubungan pernyataan dan penyebab tersebut yang benar adalah………………….

A. Jika pernyataan betul, alas an betul dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.B. Jika pernyataan betul, alasan betul, tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan sebab akibat.

C. Jika pernyataan betul dan alasan salah

D. Jika pernyataan salah dan alasan betul

E. Jika pernyataan dan alasan keduanya salah.

JAWABAN: B

5. Berikut ini yang merupakan kesamaan antara social cognition dan beavioristik yang benar adalah:

1. Pengalaman sebagai penyebab penting terjadinya belajar

2. Cara dalam menginterpretasi reinforcement dan punishment

3. Feedback penting dalam memajukan belajar

4. Cara memaknai belajar

Jawaban yang benar adalah……………

A. 1,2, dan 3 B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4 saja

E. Semuanya benar

Page 71: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

JAWABAN: B

6. Berikut ini merupakan langkah-langkah STAD:

1. Siswa dalam kelompok diberi tugas. Dalam pemberian tugas, guru memodifikasi langkah STAD

2. Diskusi kelas

3. Selama proses diskusi, keaktifan siswa dihargai oleh guru dengan memberikan tanda penghargaan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan guru dalam menentukan kelompok siswa yang paling aktif selama diskusi

4. Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi

5. Membentuk kelompok kecil Heterogen (prestasi, gender, suku, dsb)

6. Akhir pembelajaran, tanda penghargaan yang diterima dari guru dihitung. Kelompok yang paling aktif mendapat hadiah dari guru.

Langkah-langkah STAD yang benar adalah………………

A. 1-3-5-2-4-6B. 2-3-5-6-1-4

C. 5-4-3-2-1-6

D. 5-1-2-4-3-6

E. 4-5-3-1-2-6

JAWABAN: D

7. Berikut ini termasuk tokoh-tokoh behavioristik, kecuali……………..

A. Ivan Pavlov B. Edward L. Thorndike C. Skinner

D. Watson E. Piaget

JAWABAN: E

8. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran……………….

A. Right Brain Vs. Left Brain

B. Accelerated Learning

C. Cooperative Learning

D. Active Learning

Page 72: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

E. Brain-Based Learning.

JAWABAN: C

1. Di bawah ini yang merupakan salah satu tokoh teori belajar kognitif adalah… (C)

a. Skinner

b. Thorndike

c. Piaget dan Bruner

d. Gage dan Berliner

e. Carl Rogers

2. Prinsip-prinsip teori belajar kognitif antara lain: (A)

1. Pemahaman bergantung pada apa yang telah diketahui

2. Pebelajar adalah individu yang mengkonstruk pemahamannya sendiri

3. Belajar adalah suatu perubahan dalam struktur mental seseorang

4. Individu pebelajar yang pasif

5. Strategi dresur dan drill

a. Jika (1), (2) dan (3) yang betul

b. Jika (1) dan (3) yang betul

c. Jika (2) dan (4) yang betul

d. Jika hanya (4) yang betul

e. Jika semuanya betul

3. Berdasarkan pandangannya tentang belajar bermakna, David Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran, yaitu: (C)

1. Discovery

2. Belajar superordinat

3. Pemberian reinforcement

4. Penyesuaian integratif

5. Diferensiasi progresif

Page 73: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

a. Jika (1), (2) dan (3) yang betul

b. Jika (1) dan (3) yang betul

c. Jika (2) dan (4) yang betul

d. Jika hanya (4) yang betul

e. Jika semuanya betul

4. Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu: (A)

1. kematangan

2. pengalaman

3. interaksi social

4. extinction

5. stimulus

a. Jika (1), (2) dan (3) yang betul

b. Jika (1) dan (3) yang betul

c. Jika (2) dan (4) yang betul

d. Jika hanya (4) yang betul

e. Jika semuanya betul

5. Salah satu kelebihan dari penggunaan model pembelajaran jigsaw adalah siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.

SEBAB

Dalam jigsaw dibentuk kelompok-kelompok yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah. (A)

a. Jika pernyataan betul, alasan betul dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibatb. Jika pernyataan betul, alas an betul, tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan sebab akibat

c. Jika pernyataan betul dan alas an salah

d. Jika pernyataan salah dan alas an betul

e. Jika pernyataan dan alasan keduanya salah

6. Jigsaw merupakan bagian dari teknik-teknik pembelajaran cooperative learning

Page 74: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

SEBAB

Model pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. (B)

a. Jika pernyataan betul, alasan betul dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibatb. Jika pernyataan betul, alas an betul, tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan sebab akibat

c. Jika pernyataan betul dan alasan salah

d. Jika pernyataan salah dan alasan betul

e. Jika pernyataan dan alasan keduanya salah

7. Langkah pertama untuk memproses informasi yang tertangkap oleh sensory register adalah attention

SEBAB

Attention merupakan proses peningkatan kebermaknaan informasi dengan membentuk hubungan-hubungan tambahan pada pengetahuan yang telah ada atau dengan menambah pengetahuan baru (c)

a. Jika pernyataan betul, alasan betul dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibatb. Jika pernyataan betul, alas an betul, tetapi keduanya tidak mempunyai hubungan sebab akibat

c. Jika pernyataan betul dan alasan salah

d. Jika pernyataan salah dan alasan betul

e. Jika pernyataan dan alasan keduanya salah

 

8. Menurut pandangan teori belajar behavioristik, belajar adalah proses perubahan tingkah laku teramati yang berlangsung lama sebagai hasil dari pengalaman dengan lingkungan. Sedangkan menurut teori belajar kognitif belajar adalah … (d)

a. Pemerolehan dan pengembangan ketrampilan-ketrampilan yang merupakan hasil dari pengalaman individu.

b. Suatu proses dimana tingkah laku yang nampak berubah dalam frekuensi dan durasi sebagai akibat konsekuensi yang menyertainya.

c. Proses perubahan dalam struktur mental individu atau proses memodifikasi perilaku individual sebagai hasil dari mengamati perilaku dan konsekuensi perilaku orang lain.

d. Suatu proses perubahan dalam struktur mental seseorang yang menciptakan kapasitas (creates the capacity) untuk memeragakan berbagai perilaku.

Page 75: SOAL UTS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.doc

e. Proses perubahan dalam struktur kognitif seorang individu sebagai hasil konstruksi pengetahuan yang bersifat individual dan internal.