bahan kuliah tekpen

67
Tugas Kuliah KUMPULAN TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI KULIAH I Disusun oleh : ZOEL FAJRI ALAMSAH 0804101010104 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA Teknik Penulisan dan Presentasi

Upload: pris-twins-tobing

Post on 14-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sad

TRANSCRIPT

Tugas Kuliah

KUMPULAN TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

KULIAH I

Disusun oleh :ZOEL FAJRI ALAMSAH0804101010104

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM - BANDA ACEH2012

I A. MATERI KULIAH I

Definisi penelitian Penelitian = research yang berasal dari bahasa inggris re dan search Penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk mendapatkan sesuatu. Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Parson, 1946) Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menetukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949)Cara mengadakan studi pendahuluan Dengan membaca literature baik teori maupun penemuan Mendatangi ahli-ahli atau manusia sumber untuk berkonsultasi serta memperoleh informasi Mengadakan peninjauan ke tempat atau lokasi penelitian untuk melihat benda atau peristiwa.

I B. PENGEMBANGAN MATERI KULIAH I

Definisi penelitian1.Suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (Hilway, 1956)2.Suatu metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan kecocokan hipotesis. (Woody, 1927)Pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parson, 1946)Pencarian fakta menurut metode obyektif yang jelas untuk menenemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949).Percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru (Nazir, 1988)Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu. (Depdiknas RI).

I C. Tugas Terstruktur I

Judul:Menetukan Pola Sirkulasi Pengaturan Lalu Lintas Pada Sistem Jaringan Jalan Di Lingkungan Universitas Syiah Kuala.Masalah:Arus lalu lintas pada jalan akses masuk atau keluar dari unsyiah yang sering terjadi kemacetan pada jam sibuk sehingga diperlukan penentuan pola sirkulasi dalam lalu lintas dalam sistem jaringan jalan di lingkungan universitas syiah kuala.Hipotesa:Dengan pengaturan pola sirkulasi lalu lintas pada sistem jaringan jalan ini dapat mereduksi tingkat kemacetan pada jalan akses masuk dan keluar serta di dalam lingkungan universitas syiah kuala.

Tugas Kuliah

KUMPULAN TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

KULIAH II

Disusun oleh :ZOEL FAJRI ALAMSAH0804101010104

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM - BANDA ACEH2012

II A. MATERI KULIAH II

Tata cara menulis suatu karya ilmiah, yaitu Pendahuluan Memilih masalah Studi pendahuluan Cara mengadakan penelitian

II B. PENGEMBANGAN MATERI KULIAH II

PendahuluanPendahuluan adalah bab pertama dari karya tulis yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti. Untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahulian ini pada dasarnya memuat : Latar belakang masalah Rumusan masalah Pembatasan masalah Tujuan penelitianMenurut Notoatmodjo (2002), masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagai suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.Menurut Danim (2003), yang dimaksud dengan masalah penelitian keperawatan adalah suatu kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dan harapan di bidang keperawatan.Latar Belakang MasalahPada bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, naik kesenjangan teoritis ataupun kesenjangan praktis yang melatar belakangi masalah yang diteliti. Pada latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil penelitian, kesimpulan seminar, dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman-pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapatkan landasan berpijak yang lebih kokohRumusan MasalahPerumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakan variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.Pembatasan MasalahAgar pemaslahan tidak melebar, maka perlu pembatasan yang akan berkaitan dengan teori rumusan masalah yang akan menampakan variabel yang diteliti. Dengan adanya pembatasan masalah, jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam perumusan masalah, dan subjek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Dengan demikian, pembatasan masalah sangat membantu penelitian untuk mengalirkan instrumen penelitianTujuan PenelitianTujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Masalah penilitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan. MEMILIH MASALAH DAN MENYUSUN HIPOTESA

PengertianMemilih masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam melakukan penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Memilih masalah juga merupakan hal yang tidak mudah karena tidak adanya panduan yang baku. Sekalipun demikian dengan latihan dan kepekaan ilmiah, pemilihan masalah yang tepat dapat dilakukan. Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan dikaji, beberapa panduan pokok di bawah ini akan mempermudah bagi kita menemukan masalah:a. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau lebihb. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.c. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji.d. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika.Hubungan Antar VariabelMasalah sebaiknya mencerminkan hubungan dua variable atau lebih, karena pada praktiknya peneliti akan mengkaji pengaruh satu variable tertentu terhadap variable lainnya. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui ada dan tidaknya pengaruh gaya kepemimpinan (variable satu) terhadap kinerja pegawai (variable dua). Jika seorang peneliti hanya menggunakan satu variable dalam merumuskan masalahnya, maka yang bersangkutan hanya melakukan studi deskriptif, misalnya Gaya kepemimpinan di perusahaan X. Peneliti dalam hal ini hanya akan melakukan studi terhadap gaya kepemimpinan yang ada tanpa mempertimbangkan factor-faktor lain baik yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan tersebut.Contoh: Hubungan antara motivasi karyawan dan prestasi kerjaMotivasi: variable satu; prestasi kerja: varaibel duaMasalah Dirumuskan Secara Jelas, Tidak Bermakna Ganda dan Dalam Bentuk Kalimat TanyaMasalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak bermakna ganda atau memungkinkan adanya tafsiran lebih dari satu dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Contoh:a. Apakah ada hubungan antara promosi dengan volume penjualan?b. Apakah warna sepeda motor Suzuki mempengaruhi minat beli konsumen?c. Apakah desain produk hand phone mempengaruhi keputusan membeli konsumen?Contoh-contoh di atas mencerminkan rumusan masalah yang jelas dan tidak bermakna ganda. Pada contoh a peneliti ingin mengkaji hubungan variable promosi dengan variable volume penjualan. Pada contoh b peneliti ingin melakukan studi tentang hubungan variable warna sepeda motor Suzuki dengan variable minat beli. Pada contoh c peneliti akan mengkaji hubungan antar variable desain produk handphone dengan variable keputusan membeli. Dapat Diuji Secara EmpirisMasalah harus dapat diuji secara empiris, maksudnya perumusan masalah yang dibuat memungkinkan peneliti mencari data di lapangan sebagai sarana pembuktiannya. Tujuan utama pengumpulan data ialah untuk membuktikan bahwa masalah yang sedang dikaji dapat dijawab jika peneliti melakukan pencarian dan pengumpulan data. Dengan kata lain masalah memerlukan jawaban, jawaban didapatkan setelah peneliti mengumpulkan data di lapangan dan jawaban masalah merupakan hasil penelitian.Hindarilah Penilaian Moral dan EtisSebaiknya peneliti menghindari masalah-masalah yang berkaitan dengan idealisme atau nilai-nilai, karena masalah tersebut lebih sulit diukur dibandingkan dengan masalah yang berhubungan dengan sikap atau kinerja. Misalnya kita akan mengalami kesulitan dalam mengukur masalah-masalah seperti berikut ini: Haruskah semua mahasiswa tidak mencontek dalam ujian? Haruskah semau mahasiswa rajin dalam belajar?Akan lebih baik kalau masalah tersebut dijadikan dalam bentuk seperti: Hubungan antara kesiapan ujian dan nilai yang diraih Pengaruh kerajinan mahasiswa terhadap kecepatan kelulusanStrategi Menentukan MasalahSalah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti. STUDI PENDAHULUANStudi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan untuk mempertajam arah studi utama. Studi pendahuluan dilakukan karena kelayakan penelitian berkenaan dengan prosedur penelitian dan hal lainnya masih belum jelas. Studi pendahuluan bisa saja mengubah arah penelitian yang telah disusun di dalam proposal. Dengan demikian, studi pendahuluan bisa saja menghasilkan perubahan prosedur penelitian, meningkatkan pengukuran, meningkatkan kepercayaan asumsi, dan desain yang lebih mantap dari studi utama. Studi pendahuluan tak jarang merupakan miniatur dari studi utama. Tak jarang studi pendahuluan pun menguji sejumlah instrumen yang akan digunakan dalam studi utama.Ada 3 hal yang yang menjadi sumber penelitian :

1. Person : Bertemu, bertanya kepada narasumber2. Paper : Buku, majalah, koran dan bahan tertulis lainnya3. Place : Tempat penelitian

Manfaat Studi Pendahuluan

1. Mengetahui apa yang diteliti2. Mengetahui dari siapa informasi yang diperoleh3. Bagaimana cara memperoleh informasi4. Mengetahui cara menganalisa data yang tepat5. Mengetahui bagaimana cara mengambil kesimpulan

Tugas Kuliah

KUMPULAN TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

KULIAH III

Disusun oleh :ZOEL FAJRI ALAMSAH0804101010104

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM - BANDA ACEH2012

III A. MATERI KULIAH II

PENELITIAN Beberapa Definisi Penelitian

Terjemahan dari bahasa inggris yaitu research re (kembali), search (mencari) Penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip. Suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk mendapatkan sesuatu (websites New Int) Penelitian adalah pencarian atas suatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Parson : 1946)

Cara mengadakan studi pendahuluan

Dengan membaca literatur, baik teori maupun penemuan (hasil penemuan terdahulu), baik berupa buku, dokumen atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya. Mendatangi ahli-ahli atau manusia sumber untuk konsutasi dan memperoleh informasi. Mengadakan peninjauan ke tempat atau lokasi penelitian untuk melihat benda atau peristiwa. III B. PENGEMBENGAN MATERI KULIAH III

PENELITIAN Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode abjektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum (John : 1949) Penelitian adalah suatu metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis/critical thinking (Woody : 1927) Penelitian adalah tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat tentang masalah tersebut (Hillway : 1956)

Cara Mengadakan Studi Pendahuluan

Seperti teori pengumpulan data pada umumnya, maka sumber pengumpulan informasi untuk mengadakan studi pendahuluan ini dapat dilakukan pada 3 objek, yaitu

Dengan membaca literatur, baik teori maupun penemuan (hasil penemuan terdahulu), baik berupa buku, dokumen atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya. Mendatangi ahli-ahli atau manusia sumber untuk konsutasi dan memperoleh informasi. Mengadakan peninjauan ke tempat atau lokasi penelitian untuk melihat benda atau peristiwa.Dengan singkat, sumber data dikenal dengan sebutan 3P yaitu, Paper, Person and Place.Untuk mendukung karya tulis yang sedang dilakukan, carilah berbagai referensi lain agar karya tulis kita tidak gampang dicela orang. Tuliskan nama dan tahun pembuatan karya tulis yang akan disisipkan ke dalam studi pendahuluan.

Piramid di atas adalah contoh dari referensi yang diperoleh. 2011 yaitu hasil karya tulis yang akan dibuat, sementara tahun 2005 dan 2003 karya tulis orang lain dengan judul yang sama dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2011. Sehingga kita dapat mencocokkan data yang diperoleh pada tahun 2011 dengan data-data terdahulu. Data dari penelitian tidak boleh diubah atau dihilangkan, baik keseluruhannya maupun sebagian. Jika data yang kita peroleh berbeda dengan data yang dulu, jangan serta merta mengubah data tersebut agar hasilnya sama dengan data orang lain. Mungkin terjadi kesalahan atau kesilapan pada saat melakukan percobaan, sehingga menghasilkan data yang berbeda. Ungkapkan kesalahan tersebut secara jujur dan terbuka.

Tugas Kuliah

KUMPULAN TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

KULIAH IV

Disusun oleh :ZOEL FAJRI ALAMSAH0804101010104

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM - BANDA ACEH2012

IV A. MATERI KULIAH IV

Tahapan eksperimen, yaitu:1. Melakukan penelitian2. Menulis3. Presentasi

Menurut Arikunto, 2006 (Rineka Cipta), membedakan :1. Operation Research: Penelitian yang dilakukan seseorang mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sifat pelaksanaannya.

2. Eksperimen : Melakukan suatu eksperimen sampai mendapat hasil yang berbeda (menimbulkan suatu keadaaan dan melihat akibatnya).Menurut Arikunto, 2006, ada beberapa cara untuk menyisihkan (memilih) data non eksperimental, yaitu :a. Menyisihkan secara fisik dalam bentuk percobaan dalam laboratoriumb. Menyisihkan secara selektif dalam penulisan (grafik)c. Menyisihkan dengan memanipulasi statistikaMenyisihkan dengan manipulasi statistika, yaitu :1. Rata-rata (average)2. Maximum3. Minimum4. Regresi5. AditionalDalam memilih pola regresi harus mengacu pada referensi yang ada.

IV B. PENGEMBANGAN MATERI KULIAH IV

Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari penelitian-penelitian lain. Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti. Arikunto (2006) mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

A. Karakteristik Penelitian

Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental:

1. Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.

2. Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variabel.

3. Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian eksperimental pada dasarnya sama dengan penelitian lain, yakni memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek dan instrumen pengukuran, memilih desain penelitian, melaksanakan prosedur, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan.

C. Validitas

Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental (Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan eksternal.

1. Validitas Internal

Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada variabel bebas adalah suatu hasil langsung dari variabel beas yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain. Campbel dan Stanley (dalam Gay:1981) sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi delapan ancaman utama terhadap validitas internal, antara lain:

Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari perlakuan dalam eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel bebas. Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian. Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang menggunakan metode test karena suatu kegiatan test yang dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test, apalagi dengan rentang waktu yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra test dan post test yang sama. Instrumentasi, instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan penilaian performansi yang tidak valid. Dimana jika dua test berbeda digunakan untuk pratest dan postest, dan test-test tersebut tidak sama tingkat kesulitannya, maka instrumentasi dapat muncul. Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila subyek dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi pada pratest ke skor yang lebih rendah pada postes, begitupun sebaliknya. Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok yang ada digunakan dan mengacu pada fakta bahwa kelompok tersebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian dimulai. Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out dari lingkup penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Interaksi seleksi Maturasi, dimana satu kelompok akan termaturasi dengan hasil kelompok lain tanpa melalui perlakuan.2. Validitas EksternalValiditas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan kondisi yang lain.Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya, yaitu : Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons subjek berbeda pada setiap perlakuan karena mengikuti prates. Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal. Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengindahkan generalisabilitas dari desain eksperimental yang digunakan. Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subjek yang dilibatkan. Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian. Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian.D. Desain Penelitian Eksperimental1. Pengontrolan Variabel Luar2. Pemadanan, yaitu suatu teknik untuk penyamaan kelompok pada satu atau lebih variabel yang telah diidentifikasi peneliti sebagai berhubungan dengan performansi pada variabel terikat (Emzir:2009)3. Perbandingan Kelompok atau Subkelompok Homogen4. Penggunaan Subjek sebagai pengendalian diri mereka sendiri5. Analisis Kovarian, yaitu suatu metode statistik untuk penyamaan kelompok yang dibentuk secara random pada satu atau lebih variabel terkontrol.E. Jenis-Jenis Desain Penelitian Eksperimental

Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mengemukakan kriteria-kriteria untuk suatu desain penelitian eksperimental yang baik, diantaranya :

Kontrol eksperimental yang memadai Mengurangi artifisialitas (dalam merealisasikan suatu hasil eksperimen ke non-eksperimen) Dasar untuk perbandingan dalam menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak Informasi yang memadai dari data yang akan diambil untuk memutuskan hipotesis Data yang diambil tidak terkontaminasi dan memadai dan mencerminkan pengaruh Tidak mencampurkan variabel yang relevan agar variabel lain tidak mempengaruhi Keterwakilan dengan menggunakan randomisasi aspek-aspek yang akan diukur Kecermatan terhadap karakteristik desain yang akan dilakukan

Dengan demikian maka suatu desain eksperimental yang dipilih oleh peneliti membutuhkan perluasan terutama pada prosedur dari setiap penelitian yang akan dilakukan. Emzir (2009) mengklasifikasikan desain eksperimental dalam dua kategori yakni :

1. Desain Variabel Tunggal, yang melibatkan satu variabel bebas (yang dimanipulasi) yang terdiri atas :

Pra-Experimental Designs (non-designs)Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependen). Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat (dependen) itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel bebas (independen). Hal ini bisa saja terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak (random). Bentuk pra-experimental designs antara lain:a. One-Shot Case Study (Studi Kasus Satu Tembakan)

Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu diukur hasilnya.

b.One Group Pretest-Posttest Design (Satu Kelompok Prates-Postes)

Kalau pada desain a tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

c. Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). True Experimental DesignDikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true experimental terbagi atas :a. Posstest-Only Control Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.

b. Pretest-Posttest Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

c. The Solomon Four-Group Design

Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest. Quasi Experimental DesignBentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan experimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:

a. Time Series Design

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

b. Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.

c. Conterbalanced Design

Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

2. Desain Faktorial, yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).

Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.

Tugas Kuliah

KUMPULAN TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

KULIAH V

Disusun oleh :ZOEL FAJRI ALAMSAH0804101010104

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM - BANDA ACEH2012

V.a. Materi Kuliah VMETODE PENELITIAN KUANTITATIFMenurut pendapat Sugiyono, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan 4 kunci, yaitu: cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara IlmiahCara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh nalar manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan (bedakan acara yang tidak ilmiah, misalnya mencari uang yang hilang atau tahanan yang melarikan diri melalui paranormal). Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penulisan tersebut menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.Secara umum tujuan penelitian ada 3, yaitu penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penemuan itu adalah data-data yang baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk pembuktian adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.V. b. Pengembangan Materi Kuliah

PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFPerbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya. Penelitian kualitatif bersifat eksploratoris karena berusaha mengeksplorasi terhadap suatu permasalahan walaupun dengan sedikit informan. Cara yang paling praktis dilakukan adalah dengan melakukan in-depth interview maupun dengan proses Focus Group Discussion (FGD). Logika dalam penarikan kesimpulan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan logikan induktif yaitu berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menuju ke hal-hal yang bersifat umum berdasarkan informasi-informasi yang membangunnya kemudian dikelaskan ke dalam suatu konsep.Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini:1.Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.2.Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori. 3.Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian dibuktikan melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.4.Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.5.Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.6.Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data.Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah tidak berkualitas lagi melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.7.Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.8.Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.9.Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara mengangsur atau menabung informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif sepenuhnya dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistic.Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan KuantitatifQualitativeQuantitative

1. Humanistic2. Subjective3. Information: Suara, gambar, foto4. Information gathered personally5. Inquiry from the inside6. Inductive7. Idealistic8. Meaning and Understanding9. Specificity10. Ideographic11. Individuals12. Small Sample Sizes13. Concept and Categories14. Extrapolation15. Natural16. Micro17. Participant18. Self1. Scientific2. Objective3. Data angka4. Data gathered by prescription5. Inquiry from outside6. Deductive7. Realistic8. Explanation & Prediction9. Generality10. Nomothetic11. Population12. Large Sample Sizes13. Incidence and frequency14. Generalization15. Artificial16. Macro17. Subject/Object18. Society

Berdasarkan pernyataan dari beberapa ilmuwan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif berangkat dari logika induksi dengan mementingkan kedalaman isi dan keterlibatan peneliti sangat dipentingkan untuk mendapatkan data. Data yang dihasilkan merupakan hasil eksplorasi peneliti terhadap informan. Sedangkan penelitian kuantitatif mementingkan jumlah sampel dalam suatu populasi agar data angka yang dihasilkan akan representatif. Selain itu, metode yang digunakan dengan menggeneralisasi teori kemudian dengan logika deduksi membuat interpretasi terhadap data. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif pada prinsipnya dapat digunakan secara bersamaan Lexy J Moleong mengungkapkan bahwa pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamaan. Peneliti kuantitatif biasanya tidak puas dengan hasil analisis statistik. Misalnya, dengan data yang dikumpulkan dengan kuesioner, analisis statistik dilakukan untuk menemukan hubungan antara dua atau lebih variabel. Ternyata hasilnya tidak memuaskan karena tidak ada hubungan. Peneliti meragukan hasilnya karena hipotesisnya tidak teruji. Untuk itu, ia lalu mengadakan wawancara mendalam (in-depth interview) untuk melengkapi penelitiannya. Dengan kata lain, peneliti kuantitatif tersebut menggunakannya secara bersama-sama, namun dengan pendekatan kualitatif sebagai pegangan utama.Di pihak lain, peneliti kualitatif sering menggunakan data kuantitatif, namun yang sering terjadi pada umumnya tidak menggunakan analisis kuantitatif bersama-sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa kedua pendekatan tersebut dapat digunakan apabila desainnya adalah memanfaatkan satu paradigma sedangkan paradigma lainnya hanyalah sebagai pelengkap saja. Pendapat ini sama dengan yang dikatakan oleh Glaser dan Strauss (1980, h. 18), yaitu bahwa dalam banyak hal, kedua bentuk data tersebut diperlukan, bukan kuantitaif menguji kualitatif, melainkan kedua bentuk tersebut digunakan bersama dan, apabila dibandingkan, masing-masing dapat digunakan untuk menyusun teori.Bryman menyebutkan sejumlah cara menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:1. Logika triangulasi.Temuan-temuan dari satu jenis studi dapat dicek pada temuan-temuan yang diperoleh dari jenis studi yang lain. Misalnya, hasil-hasil penelitian kualitatif dapat dicek pada studi kuantitatif. Tujuannya secara umum adalah untuk memperkuat kesahihan temuan-temuan. 2. Penelitian kualitatif membantu penelitian kuantitatif.Penelitian kualitatif dapat membantu memberikan informasi dasar tentang konteks dan subjek, berlaku sebagai sumber hipotesis dan membantu konstruksi skala.3. Penelitian kuantitatif membantu penelitian kualitatif.Biasanya, ini berarti penelitian kuantitatif membantu dalam hal pemilihan subjek bagi penelitian kualitatif.4. Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif digabungkan untuk memberikan gambaran umum.Penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk mengisi kesenjangan-kesenjangan yang muncul dalam studi kualitatif. Karena, misalnya peneliti tidak bisa berada pada lebih dari satu tempat di saat yang bersamaan. Jika tidak, mungkin tidak seluruh masalah dapat diterima semata bagi penelitian kuantitatif atau semata bagi penelitian kualitatif.5. Struktur dan prosesPenelitian kuantitatif terutama efisien pada penelusuran ciri-ciri struktural kehidupan sosial, sementara studi-studi kualitatif biasanya lebih kuat dalam aspek-aspek operasional. Kekuatan ini dapat dihadirkan bersama-sama dalam satu studi.6. Perspektif peneliti dan perspektif subjekPenelitian kuantitatif biasanya dikemudikan oleh perhatian peneliti, sementara penelitian kualitatif mengambil perspektif subjek sebagai titik tolak. Penekanan-penekanan ini dapat dihadirkan bersama-sama dalam satu studi.7. Masalah kegeneralisasianKelebihan beberapa fakta kuantitatif dapat membantu menyederhanakan fakta ketika seringkali tidak ada kemungkinan menggeneralisasi (dalam arti statistik) temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian kualitatif.8. Penelitian kualitatif dapat membantu interpretasi hubungan antara ubahan-ubahan.Penelitian kuantitatif dengan mudah memberi jalan bagi peneliti untuk menemukan hubungan antara ubahan-ubahan, tetapi seringkali lemah ketika ia hadir untuk mengungkap alasan-alasan bagi hubungan-hubungan itu. Studi kualitatif dapat digunakan untuk membantu menjelaskan faktor-faktor yang mendasari hubungan yang terbangun.9. Hubungan antara tingkat makro dan mikroPenggunaan penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat memberikan sarana untuk menjembatani kesenjangan makro-mikro. Penelitian kuantitatif sering dapat mengungkap ciri-ciri struktural kehidupan sosial skala besar. Sementara penelitian kualitatif cenderung menyentuh aspek-aspek behavioral skala kecil. Ketika penelitian berupaya mengungkap kedua tingkat itu, maka pemaduan penelitian kuantitatif dan kualitatif bisa menjadi keharusan. 10. Tahap-tahap dalam proses penelitianPenelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif bisa menjadi selaras untuk tahapan-tahapan yang berbeda untuk suatu studi longitudinal.11. CangkokanContoh utama cenderung terjadi penelitian kualitatif dilakukan dalam desain penelitian kuasi-eksperimental (yakni kuantitatif).Intinya, dapat disimpulkan bahwa kedua pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif pada dasarnya dapat digunakan secara bersama-sama. Keduanya bersifat saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Jika pendekatan kuantitatif menghasilkan data angka tetapi belum memadai untuk interpretasi, maka salah satunya cara adalah dengan memadukannya dengan penelitian kualitatif dengan cara menambah data wawancara. Dan juga sebaliknya, jika dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti tidak puas dengan data wawancara yang ada, maka bisa didukung dengan dukungan data kuantitatif, dan seterusnya.

Tugas Kuliah

KUMPULAN TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

KULIAH VI

Disusun oleh :ZOEL FAJRI ALAMSAH0804101010104

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM - BANDA ACEH2012

VI.a. Materi KuliahMETODE PENULISAN DAN PRESENTASI Judul Hipotesa Menulis laporan Bab I : Menulis apa yang telah dilakukan Bab II: Dukungan materi/teori Bab III: Metode penelitian Bab IV: Analisa hasil dan data penelitian untuk membuktikan teori Bab V: Kesimpulan Lampiran Perhitungan dan rumus Tabel Gambar Grafik Dan lain-lainPada bab II, semua teori yang berkaitan dengan bahan penelitian/penulisan ditulis dengan lengkap dan jelas, sehingga jika suatu saat ada yang membantah hasil penelitian maka dapat ditunjukkan data-data yang ada pada bab II.Akan tetapi jika hasil yang diperoleh pada penelitian tersebut berbeda dengan data-data pada teori yang ditulis pada bab II, jangan ragu untuk mengungkapkannya. Walaupun berbeda, bisa jadi hasil penelitian yang baru, bisa menjadi inovasi yang lebih berguna di masa depan. Jelaskan mengapa hasil yang didapat berbeda dengan penelitian sebelumnya.Hasil penelitian dapat ditulis dalam bentuk redaksional, tabulasi, grafik dan regresi data. Jika grafik yang diperoleh membentuk suatu garis yang tidak beraturan, maka lihat pada bab II (teori), grafik seperti apa yang dibutuhkan. Grafik linier, grafik eksponensial, grafik polinomial atau grafik lainnya. Selain dilihat dari teori pada bab II, bisa juga menggunakan regresi. Gunakan grafik dengan nilai regresi yang paling tinggi (mendekati 1).

Tugas Kuliah

KUMPULAN TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

KULIAH VII

Disusun oleh :ZOEL FAJRI ALAMSAH0804101010104

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM - BANDA ACEH2012

VII. a. Materi KuliahUjian Tengah SemesterRuang : A34 202Sifat : Tutup bukuHari/Tanggal : Senin, 11 April 2011Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Munirwansyah, M.Sc1. Tulislah contoh judul penelitian!2. Tulislah contoh hipotesis penelitian!3. Tulislah contoh pendahuluan!4. Tulislah teori yang mendukung hipotesa tersebut!5. Tulislah cara merujuk pada grafik dan tabel!6. Tulislah contoh metode yang digunakan dalam penelitian!7. Tulislah hasil dan analisa dari penelitian tersebut!8. Tulislah contoh kesimpulan dan saran!

VII. b. Pengembangan MateriTata cata penulisan karya tulis ilmiah1. Cover Judul Karya Ilmiah

K A R Y A I L M I A H Oleh

> >

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SYIAH KUALABANDA ACEH 2011

LEMBARAN PENGESAHAN > SUATU TUGAS AKHIRUntuk memenuhi sebagian syarat-syaratYang diperlukan untuk memperolehIjaazah sarjana teknik Oleh : > > Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II,

____________________ ___________________

Banda Aceh, 20.. Diketahui dan Disahkan Oleh : Ketua Jurusan Program Studi Universitas Syiah Kuala Teknik Sipil Wakil Ketua I

___________________ ____________________

ABSTRAK Berisi tentang ringkasan dari karya ilmiah _________________________________ _______________________________________________________________

Spasi 1 Times New Roman / 12

KATA PENGANTAR Ucapan syukur ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- (Mengapa Karya Ilmiah dilakukan)------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Ucapan terima kasih ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1. ----------------, selaku Dosen Pembimbing I ----------------------------------------- 2. ----------------, selaku Dosen Pembimbing II --------------------------------------- 3. ----------------, selaku Ketua Program Studi Manajemen Informatika ------------------------------------------------------------------ 4. Dosen ------------------------------------------------------------------------------------- 5. Perusahaan ------ (Jika ada) 6. --- 7. --- Kekurangan dan kelebihan -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Banda Aceh, bulan-tahun Penulis, Nama Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................. ii Daftar Gambar ...................................................................................................... Daftar Tabel ......................................................................................................... Daftar Lampiran ................................................................................................... Bab I. Pendahuluan ............................................................................................ x 1.1. Latar Belakang .................................................................................. x 1.2. Permasalahan .................................................................................... 1.3. Tujuan ................................................................................................ 1.4. Manfaat .............................................................................................. Bab II. Tinjauan Pustaka........................................................................................ 2.1. ----- ................................................................................................... 2.2. ----- ................................................................................................... Bab III. Metodologi Penelitian.............................................................................. 3.1. Metode Analisis ................................................................................ 3.2. Metode Perancangan ........................................................................ Bab IV. Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 4.1. Hasil ................................................................................................ 4.2. Pembahasan ..................................................................................... Bab V. Kesimpulan dan Saran............................................................................ 5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 5.2. Saran ............................................................................................... Daftar Pustaka ....................................................................................................... Lampiran: - ........................ - ........................ DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. --------......................................................... xx Gambar 3.1. ---- ..................................................................................................

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Tabel Daftar Barang yang dipasarkan. --- ........................................ xx Tabel 2.2. ------ .....................................................................................................DAFTAR LAMPIRAN Lampiran-1. Data Penjualan Per Tahun Salama 5 Tahun Terakhir .................. xx Lampiran-2. ------ .................................................................................................

Teknik Penulisan dan Presentasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berisi uraian tentang latar belakang diadakannya penelitian atau latar belakang timbulnya suatu masalah (gejala yang menimbulkan masalah). Permasalahan Berisikan pokok permasalahan sebenarnya. Masalah harus dapat diselesaikan, dan apabila masalah itu diselesaikan akan diperoleh suatu manfaat atau keuntungan. Termasuk dalam bagian ini ruang lingkup atau batasan masalah yang dipecahkan. Tujuan Berisikan tentang tujuan mengadakan penelitian atau tujuan penyelesaian masalah. Manfaat Apa manfaat yang dapat diperoleh apabila masalah tersebut sudah dipecahkan ataupun manfaat dari sistem yang telah dirancang.

Untuk SubBab Font : Times New Roman Ukuran : 12BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. (Teori yang berhubungan dengan topik pokok yang dibahas) 2.2. ------ (Berisikan semua teori dan metode yang berhubungan dengan topik yang dibahas atau permasalahan yang sedang dihadapi.)

Kutipan pengertian yang telah diambil dari berbagai referensi, cantumkan sumber dari mana di ambil pengertian tersebut. Dan semua referensi yang telah digunakan harus ada dalam daftar pustaka. Contoh: Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat managerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Tata Sutabri, 2004:36)

Spasi Isi: 1,5

Untuk Judul Bab Font : Times New Roman Ukuran : 14 Spasi : 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Analisis Menjelaskan metode pengumpulan data yang digunakan hingga analisis kebutuhan sistem. Beberapa metode pengumpulan data yang lazim digunakan pada analisis sebuah sistem : sampling dan investigasi; wawancara; observasi; kuisioner; dan/atau prototyping.BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Berisikan hasil selama pengamatan dari perusahaan dan hasil tampilan program yang dirancang. Sebagai contoh antara lain Menu, Data form dan Data report 4.2. Pembahasan Dibahas keterkaitan antara hasil berdasarkan metodologi serta kebenaran argumentasi dan premis dari tinjauan pustaka dalam mendapatkan solusi atas permasalahan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berisikan kesimpulan dari penelitian dan hasil akhir dari pemecahan masalah yang didefinisikan pada Bab I. (Kesimpulan bukan ringkasan dari hasil penelitian). 5.2. Saran Berisikan hal-hal yang dianggap penting untuk diperhatikan atau dijalankan pada masa yang akan datang untuk kesempurnaan hasil penelitian / pemecahan masalah, sehingga masalah serupa tidak terjadi lagi serta antisipasi terhadap timbulnya masalah lain.

DAFTAR PUSTAKA Contoh: Johnsonbaugh, R. ,1997, Matematika Diskrit, Jilid I, Edisi ke-4, PT Prenhellindo, Jakarta. Turban, E., E. McLean dan J. Wetherbe, 1996, Information Technology For Magement, 3rd Ed., John Willey & Sons, New York. Tan, F.B., 1997, Managing Self-instructed Learning Within the IS Curriculum: Teaching Learners to Learn, Journal of Informing Science, Vol 1, No.1, The University of Auckland, New Zealand, page 1 7. Taggart, B.R., Designing A Tiny Magnetic Card Reader, http://www.hpmuseum. org/journals/65crd.htm, tanggal akses 10 Maret 2003 Contoh tanpa pengarang : Anonim, tahun, Judul Buku, Jilid, Edisi, Penerbit, Kota, Halaman Contoh buku terjemahan dengan dua pengarang: Nama Keluarga Pengarang 1, Singkatan Nama Pengarang1, Singkatan Nama Pengarang 2. Nama Keluarga Pengarang 2, tahun, Judul Buku Terjemahan, Alihbahasa oleh Nama Pengalih Bahasa, Jilid, Edisi, Penerbit, Kota.

Untuk Daftar Pustaka Font Judul Times New Roman, size 14 Font isi Times New Roman, size 12, spasi :1 Jumlah Pustaka minimum : 5 Diantara setiap referensi blank 1 baris

LAMPIRAN Listing program SK Pembimbing SK Meja Hijau Surat Refrensi dari Perusahaan

Ukuran Kertas yang digunakan : A4 Margin Kertas Left : 4 cm Right : 2.5 cm Top : 4 cm Bottom : 2.5 cm Pengaturan Nomor Halaman: Halaman Bab Baru : Tanpa nomor halaman Halaman lainnya : Kanan Atas (Right Top) Spasi isi : 1.5 Spasi Daftar Pustaka : 1 (antara dua pustaka satu line spacing kosong) Warna kulit Skripsi : Hijau (Jilid lux / Hard Cover, tinta emas, 5 exp

VII. c. Tugas Terstruktur

PENGARUH TEMPERATUR PADA DAYA DUKUNG DAN KINERJA TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGANABU TERBANG DAN SEMEN

AbstrakPerkerasan jalan dibuat dengan maksud untuk meningkatkan daya dukung tanah dalam memikul beban lalu lintas di atasnya. Pada perkerasan dengan struktur berlapis, kualitas bahan dalam hal kekuatan dandurabilitas untuk setiap lapisan berbeda satu dengan lainnya. Bahan dengan kualitas paling rendahdiletakkan di lapisan paling bawah sedangkan yang lebih baik di lapisan atasnya. Dengan semakin menipisnya persedian sumber daya dan semakin mahalnya harga agregat, maka material sisa atau material yang tidak memenuhi standar untuk sebagai bahan jalan berpotensi untuk menutupi kekurangan atau kelangkaan tersebut, tetapi mutu bahan-bahan ini perlu ditingkatkan sebelum digunakan. Stabilisasi adalah salah satu metode yang biasanya digunakan untuk tujuan ini. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat tanah yang terjadi akibat stabilisasi dengan menggunakan abu terbang (fly-ash) dan semen (portland cement) dan pengaruh temperatur pada sifat- sifat fisik dan daya dukung tanah yang distabilisasi ini. Pengujian ini hanya menggunakan satu jenis tanah yang distabilisasi dengan empat variasi komposisi tanah-abu terbang-semen. Temperatur 25o,40o, 60o C dijadikan acuan pada studi ini. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan material sisa, abu terbang dan semen, merupakan alternatif dalam meningkatkan daya dukung tanah.Penambahan abu terbang dan semen serta kenaikan temperatur dapat menurunkan batas Atterbergtanah dan merubah gradasi tanah tetapi tidak merubah kelompok dari tanah tersebut. Temperatur juga mempengaruhi nilai CBR dan modulus tanah yang distabilisasi. Untuk semua komposisi, nilai CBR tertinggi didapat setelah pemanasan pada temperatur 40o. Perubahan nilai CBR dan modulus ini akan mengakibatkan perubahan regangan yang terjadi pada struktur perkerasan dan pada akhirnya akan mempengaruhi dari umur perkerasan jalan.

Kata Kunci :Temperatur, stabilisasi, abu terbang, semen, tanah lempung

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada prinsipnya struktur perkerasan jalan dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar agar dapat memikul beban lalu lintas yang akan melaluinya. Struktur perkerasan ini dapat berupa lapisan beraspal penuh (full depth asphalt), atau berlapis (multi layer) yang terdiri dari lapisan pondasi atas dan bawah.

Pada perkerasan struktur berlapis, kualitas bahan dalam hal kekuatan dan durabilitas untuk setiap lapisan berbeda satu dengan lainnya. Bahan dengan kualitas paling rendah diletakkan di lapisan paling bawah sedangkan yang lebih baik di lapisan atasnya.

Pada konstruksi jalan raya penggunaan material sisa atau material yang tidak memenuhi standar bahan jalan masih memungkinkan, tetapi bahan-bahan tersebut memerlukan penanganannya lebih lanjut sebelum digunakan, misalnya dengan stabilisasi. Penggunaan material-material tersebut mempunyai keuntungan ekonomis tersendiri, selain itu bermanfaat juga terhadap lingkungan. Pemanfaatan material-

material ini dapat menghemat penggunaan material yang berkualitas baik sehingga material ini dapat digunakan untuk keperluan lain yang dianggap lebih penting.

1.2 Tujuan Penelitian

Material hasil stabilisasi telah banyak digunakan pada konstruksi perkerasan jalan. Adapun bahan stabilisasinya yang umunya digunakan adalah semen, kapur dan abu terbang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur pada sifat-sifat fisik dan daya dukung tanah yang distabilisasi abu terbang dan semen

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Perkerasan Jalan

Padaumumnya struktur perkerasan dibuat berlapis dengan meletakan bahan yang berkualitas baik pada bagian atasstruktur tersebut. Pada struktur berlapis ini, karakteristik masing-masing lapisan sangat penting dan sangat mempengaruhi kekuatan dan durabilitas perkerasan. Untuk itu bahan-bahan yang digunakan untuk konstruksi ini harus memenuhi sifat-sifat yang disyaratkan.

Untuk bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat, intervensi atau penanganan awal perlu dilakukan. Salah satu cara meningkatkan mutu bahan yang paling popouler dan banyak digunakan adalah stabilisasi. Namun begitu, cara penanganan pasca proses stabilisasi atau pada saat kontruksi perlu lebih diperhatikan dibandingkan bila menggunakan bahan standar.

2.2 Tanah Dasar (subgrade)

Tanah dasar adalah lapisan tanah setebal 50-100 cm yang di atasnya akan diletakkan lapisan pondasi bawah. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan, tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan atau tanah asli yang distabilisasi.

Parameter atau sifat-sifat tanah dasar yang biasanya digunakan sehubungan dengan perencanaan perkerasan adalah CBR, modulus resilien tanah (Mr) dan jenis tanah.

2.2.1 California Bearing Ratio (CBR)

Untuk menentukan daya dukung tanah dasar digunakan banyak metoda dari yang paling sederhana sampai cara yang rumit seperti DCP, CBR, Mr, Plate Bearing dan lain sebagainya. Di Indonesia daya dukung tanah dasar untuk kebutuhan perencanaan tebal perkerasan ditentukan dengan pemeriksaan CBR.

Nilai CBR didapat dari perbandingan antara beban yang dibutuhkan untuk penetrasi contoh tanah sebesar 0.1 inch / 0.2 inch dengan beban yang ditahan batu pecah standar pada penetrasi 0.1 inch / 0.2 inch dan dinyatakan dalam persen.

Simposium V FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

226

3. PENGUJIAN

Dalam studi ini empat variasi benda uji, yaitu tanah asli, tanah asli-abu terbang (90 :10),tanah asli-semen-abu terbang (90 : 5 : 5) dan (80 : 10 : 10).

Adapun pengujian yang dilakukan ini meliputi uji kepadatan tanah asli dan tanah yang distabilisasi dengan menggunakan abu terbang dan kombinasi abu terbang dengan semen untuk mengetahui kadar air optimum (KAO) masing-masingnya. Setelah KAO diketahui, masing-masing benda uji pada KAO dimasukan dalam oven yang temperaturnya diatur pada 25o, 40o dan 60o C sampai mencapai berat konstannya. Setelah itu benda uji dikeluarkan dan dipecahkan dengan menggunakan stone crusher. Benda uji yang sudah dihancurkan ini kemudian diuji nilai LAAV(Los Angeles Abration Value)-nya, batas Atterberg dan CBR-nya.

4.HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1 Kepadatan Maksimum dan Kadar Air Optimum

Percobaan pemadatan yang dilakukan pada studi ini dilakukan menurut standar prosedur AASHTO T-99-74.Hubungan antara kadar air pemadatan dengan kepadatan benda uji yang dihasilkannya untuk semua jenis variasi benda uji diberikan pada Gambar 2.

Dari Gambar 2 ini didapatkan kadar air optimum semua jenis variasi benda uji, yaitu seperti yang diberikan pada Tabel 1.

Kepadatan (gram/cc)1,70

1,65

1,60

1,55

1,50

1,45

1,401015202530

Kadar Air (%)

TATA : AT = 90 : 10TA : S : AT = 90 : 5 : 5TA : S : AT = 80 : 10 : 10

Gambar 2. Hubungan antara Kadar Air Pemadatan dengan Kepadatan untuk Semua Jenis Variasi Benda Uji

Tabel 1. Kepadatan Maksimum dan Kadar Air Optimum pada Masing-masing Jenis Variasi Benda UjiKomposisiKepadatanMaksimum(gr/cc)Kadar AirOptimum (%)

A (100:0:0)B (90:0:10) C (90:5:5) D (80:10:10)1,591,631,651,67212121,522

Komposisi A dan B memiliki kadar Air Optimum yang sama dan tertinggi darikeempat komposisi yang dicoba, yaitu 21%. Kadar air optimum ini menurun sejalan dengan kadar penggunaan semen. Samanya nilai kadar air optimum tanah asli dengan tanah asli-abu terbang menunjukkan bahwa abu-terbang memiliki sifat relatif tidak menyerap air. Penambahan abu terbang 10% meningkatkan kepadatan tanah asli dari1,59 gram/cc ke 1,63 gram/cc. Naiknya kadar air optimum akibat penambahan semen disebabkan karena semen memerlukan air dalam proses hidrasinya, semakin banyak semen yang ditambahkan semakin tinggi kadar air optimum campuran tersebut. Penambahan 5% semen dan abu terbang akan menaikan kepadatan tanah asli dari 1,59 gram/ cc ke 1,65 gram/cc (naik 3,8%), tetapi penambahan 5% semen dan abu terbang selanjutnya hanya menaikan kepadatan tanah dari 1,65 gram/cc ke 1,67 gram/ cc (naik1,2%).Hal ini menunjukkan adanya suatu nilai tertentu dimana pada nilai ini pemakaian abu terbang dan semen sangat efisien untuk meningkatkan kepadatan tanah.

4.2 Lama Waktu Pengovenan

Pengovenan yang dilakukan pada studi ini dilakukan pada semua jenis benda uji yang telah dipadatkan pada kadar air optimumnya. Pengovenan ini dimaksudkan untuk mendapatkan agregat buatan baik yang terbuat dari tanah asli ataupun tanah yang distabilasi dengan semen dan abu terbang.Dari hasil pengujian didapat bahwa lamanya waktu pengovenan benda uji sampai mencapai berat konstannya relatif sama

untuk semua jenis benda uji, yaitu 135 dan 120 menit masing-masing untuk pengovenan pada temperatur 40o dan 60o C.

4.3 Nilai Abrasi

Benda uji yang telah dioven dan dipecahkan kembali kemudian disaring dan diambil yang berukuran tertentu untuk diuji nilai abrasinyahasil uji menunjukkan bahwa tidak satupunbenda uji dari keempat komposisi yang digunakan memiliki nilai abrasi. Dengan demikian dari segi nilai abrasi tanah yang distabilisasi dengan abu terbang semen dan kombinasi abu terbang dengan semen tidak dapat dinggap sebagai agregat.

4.5. Nilai CBR

Pengujian CBR dilakukan pada semua jenis benda uji setelah benda uji tersebut dipanaskan pada variasi temperatur 25o, 40o dan 60o C. Pemanasan 25o dilakukan pada temperatur ruang dan pemanasan pada temperatur 40o dan 60o dilakukan dengan menggunakan oven. Pemanasan dengan oven ini masing-masing dilakukan selama 120 dan 135 menit masing-masing untuk temperatur 40o dan 60o C. Lama waktu pengovenan ini didapat sebelumnya dari sub-bab 4.2. Hasil pengujian CBR dari untuk masing-masing komposisi benda uji disajikan dalam Gambar 3.

Dari Gambar 3 ini terlihat bahwa adanya kenaikan nilai CBR tanah tanah apabila tanah tersebut distabilisasi dengan abu terbang, tetapi kenaikan nilai CBR yang dihasilkan tidak begitu signifikan. Kenaikan nilai CBR yang signifikan dihasilkan apabila tanah tersebut distabilisasi dengan kombinasi antara abu terbang dan semen. Semakin tinggi proporsi pemakaian abu terbang dan semen semakin tinggi pula peningkatan nilai CBR yang dihasilkannya.

160140

CBR (%)120100806040200

203040506070

Temperatur (oC)

TATA : AT = 90 : 10TA : S : AT = 90 : 5 : 5TA : S : AT = 80 : 10 : 10

Gambar 3. Pengaruh Proses Pemanasan terhadap Nilai CBR

Dari Gambar 3 ini dapat dilihat pula bahwa nilai CBR tanah asli ataupun tanah yang distabilisasi baik dengan abu terbang ataupun kombinasi abu terbang dan semen akan berubah apabila tanah tersebut mengalami proses pemanasan. Akibat pemanasan nilai CBR semua kombinasi benda uji yang digunakan akan mengalami kenaikan. Kenaikan ini akan terjadi sampai temperatur tertentu dan kemudian nilai CBR-nya mengalami penurunan akibat pemanasan yang melebihi temperatur ini.

Nilai CBR tertinggi untuk semua jenis benda uji yang digunakan terjadi apabila bendauji mengalami proses pemanasan pada temperatur 40o C. Nilai CBR tertinggi bendauji yang mengalami pemanasan padatemperatur ini terjadi pada tanahyang distabilisasi dengan penambahan 10% abu terbang dan semen. Walaupun nilai CBR semua jenis kombinasi benda uji mengalami penurunan setelah mengalami proses pemanasan pada temperatur 60o C, tetapi nilai CBR-nya masih di atas nilai CBR yang dihasilkan dengan mengikuti prosedur pengujian standar pada suhu ruang (25o C).

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa proses pemanasan yang diberikan pada benda uji sangat mempengaruhi nilai CBR tanah asli ataupun tanah yang distabilisasi. Proses pemanasan yang diberikan pada benda uji dapat menaikan nilai CBR-nya dan kenaikan kenaikan nilai CBR yang paling tinggi terjadi apabila benda uji dipanaskan pada temperatur 40oC.

5. KESIMPULAN

Dari studi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanah asli yang digunakan dalam studi ini (A-2-7) tidak dapat digunakan sebagai sebagai bahan untuk pembuatan agregat walaupun sudah distabilisasi dengan abu terbang ataupun kombinasi abu terbang dan semen.

2. Proses pemanasan dapat merubah sifat-sifat tanah tetapi tidak merubah kelompok tanah tersebut.

3. Temperatur mempengaruhi nilai CBR tanah yang distabilisasi dengan abu terbang ataupun campuran abu terbang dengan semen. Pada masing-masing komposisi, proses pemanasan pada temperatur 40o C memberikan nilai CBR tertinggi.

4. Penambahan abu terbang pada tanah pada tanah A-2-7 relatif tidak mempengaruhi daya dukung tanah tersebut pada semua proses pemanasan.

5. Penambahan kombinasi abu terbang dan semen akan menaikan nilai CBR tanah dan kenaikan tertinggi dicapai apabila tanah yang distabilisasi ini mengalami proses pemanasan pada temperatur 40o C.

6. Temperatur pemanasan akan mempengaruhi Mr dan regangan yang terjadi pada struktur perkerasan dan pada akhirnya mempengaruhi dari umur perkerasan jalan

7. Kenaikan temperatur sampai batas tertentu akan menaikan masa pelayanan lapisan perkerasan tetapi kenaikan temperatur labih lanjut justru akan menurunkan masa pelayanannya

DAFTAR PUSTAKA

1. Austroad, 1992, Pavement Design A Guide to the Structural Design of RoadPavement, Austroad National Office, New South Wales, Australia.

2. Brown, S. F. and Janet M. Brunton, 1982, An Introduction To The AnalyticalDesign of Bituminous Pavements 2nd Ed, University of Nottingham

3. TRRL, 1984, The Structural Design of Bituminous Road, TRRL LR 1132, Crowthorne.Teknik Penulisan dan Presentasi