bahan gtc

12
Bahan GTC Restorasi gigitiruan cekat dapat dibuat dari berbagai macam bahan restorasi diantaranya akrilik, porselen dan logam. Dalam penggunaannya, bahan restorasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan jaringan periodontal, terutama dalam hubungannya dengan tepi preparasi subgingiva. Beberapa sifat bahan harus dipertimbangkan ketika bahan tersebut dipilih untuk digunakan secara klinis. Pertimbangan ini termasuk biokompatibilitas, sifat fisik dan kimia, karakteristik penanganan, estetik, dan segi ekonomis. Pada permulaan abad ke-19 penggunaan basis dari bahan logam emas dimulai. Teknik casting bahan logam emas sudah lama dikenal oleh bangsa Mesir dan pandai emas dari Salomon dalam pembuatan perhiasan kuil-kuil. Pada tahun 1907 Taggart adalah orang pertama yang menggunakan teknik tersebut dalam pembuatan inlay dan gigitiruan dari bahan emas. Namun karena sifat emas yang lunak akhirnya dikembangkanlah logam aloi yang mempunyai kekuatan yang lebih baik daripada logam emas yaitu sifatnya yang lebih tahan terhadap tekanan kunyah. Namun lambat laun kebutuhan akan estetis pasien pengguna gigitiruan meningkat sehingga sekitar tahun 1935 penggunaan akrilik sebagai bahan restorasi gigi tiruan mulai dijajaki. Tetapi sekarang akrilik tidak dipergunakan lagi sebagai bahan pembuat gigi tiruan karena banyaknya laporan tentang seringnya bahan ini menimbulkan reaksi alergi bagi penggunaannya.

Upload: jessica-west

Post on 14-Nov-2015

291 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

abusss

TRANSCRIPT

Bahan GTC

Restorasi gigitiruan cekat dapat dibuat dari berbagai macam bahan restorasi diantaranya akrilik, porselen dan logam. Dalam penggunaannya, bahan restorasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan jaringan periodontal, terutama dalam hubungannya dengan tepi preparasi subgingiva. Beberapa sifat bahan harus dipertimbangkan ketika bahan tersebut dipilih untuk digunakan secara klinis. Pertimbangan ini termasuk biokompatibilitas, sifat fisik dan kimia, karakteristik penanganan, estetik, dan segi ekonomis.Pada permulaan abad ke-19 penggunaan basis dari bahan logam emas dimulai. Teknik casting bahan logam emas sudah lama dikenal oleh bangsa Mesir dan pandai emas dari Salomon dalam pembuatan perhiasan kuil-kuil. Pada tahun 1907 Taggart adalah orang pertama yang menggunakan teknik tersebut dalam pembuatan inlay dan gigitiruan dari bahan emas. Namun karena sifat emas yang lunak akhirnya dikembangkanlah logam aloi yang mempunyai kekuatan yang lebih baik daripada logam emas yaitu sifatnya yang lebih tahan terhadap tekanan kunyah.Namun lambat laun kebutuhan akan estetis pasien pengguna gigitiruan meningkat sehingga sekitar tahun 1935 penggunaan akrilik sebagai bahan restorasi gigi tiruan mulai dijajaki. Tetapi sekarang akrilik tidak dipergunakan lagi sebagai bahan pembuat gigi tiruan karena banyaknya laporan tentang seringnya bahan ini menimbulkan reaksi alergi bagi penggunaannya.Akibat reaksi alergi yang sering ditimbulkan oleh akrilik orang mulai mencari bahan restorasi lain yang mempunyai estetik yang memuaskan tetapi tidak toksik dan tidak menimbulkan alergi terhadap jaringan mukosa rongga mulut dan bahan restorasi itu biasa disebut porselen. Pengguna porselen mulai populer sejak 1970 sebagai bahan dari basis gigi tiruan karena selain lebih estetik, porselen tidak menimbulkan reaksi alergi pada pasien.

a. PFMRestorasi Porcelain fused to metal ( PFM ) Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan.20 Berdasarkan perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi yaitu; regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 o C), aluminous porcelain (temperatur sedang 1050-1200 oC), dan metal bonding porcelain (temperatur rendah 800-1050 o C). PFM merupakan metal bonding porcelain.9 PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut.1. Prinsip umum Restorasi metal keramik harus memenuhi syaratsyarat, antara lain, adalah sebagai berikut:a. Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat. b. Metal dan keramik mempunyai thermal expansi yang sesuai. c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing. d. Metal harus tahan terhadap deformasi pada saat keramik mencapai temperatur fusing. Pada saat fusing, keramik harus dapat bersatu dengan logam dan berikatan tanpa merubah bentuk logam. Pada saat mendingin, baik logam maupun keramik akan mengalami kontraksi yang akan menimbulkan retak atau bahkan terlepasnya keramik dari logam. e. Bahanbahan yang dipakai harus bersifat biokompatibel terhadap jaringan. Pada prinsipnya, sifatsifat restorasi metal keramik ditentukan oleh keadaan interfacenya. Bila didapati ikatan yang rapat antara metal dengan keramik maka akan terjadi penurunan energi bebas yang dapat memisahkan kedua komponen atau sebaliknya.

2. Jenis-jenis Bahan metal Logam yang dipakai untuk keperluan ini harus mempunyai sifat mekanis yang baik, tidak merubah warna keramik, mempunyai thermal expansi yang sesuai dengan keramik dan dapat menghasilkan ikatan yang kuat dengan keramik. Ada enam jenis logam noble (alloy noble) yang sesuai untuk keperluan ini yaitu alloy very high noble, alloy low noble, alloy high noble dengan kandungan Silver, alloy Palladium Silver, alloy Palladium Copper, dan alloy Palladium Kobalt. Selain logam noble (alloy noble) juga terdapat tiga jenis alloy casting base metal yang dapat dipakai untuk keperluan metal-keramik yaitu alloy Nikel, Kobalt dan Titanium.

3. Indikasi Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic. b. Kegagalan mahkota jaket porselen. c. Restorasi yang mengutamakan estetis. d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi. e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan perbaikan kuspid.

4. Kontraindikasi Restorasi PFM tidak diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut:a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah 18 tahun.b. Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrem. c. Adanya kebiasaan bruksism dan kliking. d. Adanya riwayat alergi terhadap metal pada logam tuang.

Keuntungan dan kerugian Keuntungan PFM adalah : unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang memerlukan tekanan tinggi; kekuatan pemakaian baik; tahan lama; dan estetis. Sedangkan kerugian PFM adalah : relatif mahal; reaksi alergi; korosi; dan berpotensi terhadap reaksi galvanik.

5. Teknik preparasi Secara umum bentuk preparasi gigi untuk restorasi tidak langsung harus mempunyai ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum untuk memperoleh retensi dan resistensi yang optimal. Untuk mencapai hal ini dan untuk membuat ketebalan yang adekuat dari material restorasi tanpa kontur yang berlebihan, maka permukaan dari preparasi sebaiknya meniru restorasi yang diharapkan, baik oklusal maupun aksial. Adapun ciri-ciri preparasi restorasi tidak langsung, antara lain, adalah sebagai berikut: 1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut dalam dapat terlihat. 2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan cara mempersiapkan dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk memberikan retensi maksimal. Posisi gigi yang berdekatan harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan terjadinya tepi yang menggantung pada gigi yang dipreparasi. 3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan tekanan yang berasal dari oklusal.4. Dinding yang berlawanan dalam preparasi 1 /2 gingival harus dibuat mendekati paralel. 1 /3 sampai 1 /2 oklusal biasanya lebih runcing karena adanya pengurangan dua dataran di sebelah labial yang dibutuhkan untuk menyediakan ruangan yang cukup untuk material restorasi di dalam kontur gigi yang asli. 5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan karena jalan masuk yang pendek. Panjangnya preparasi dapat ditingkatkan dengan memanjangkan mahkota, dan bentuk resisten dapat ditingkatkan dengan pengurangan groove, celah atau box, dan dengan cara mengubah permukaan lereng menjadi komponen vertikal dan horizontal. 6. Pengurangan oklusal harus mengikuti outline tonjol untuk memaksimalkan retensi dan meminimalkan pengurangan gigi. Untuk mahkota porcelain fused to metal dan untuk mahkota emas, jaraknya masing-masing 2 mm dan 1 mm. 7. Posisi dan tipe margin yang telah selesai ditentukan oleh kontur gingiva, keaslian material restorasi, ada atau tidaknya core margin, dan pemilihan bahan luthing agent. Bila memungkinkan, margin tersebut sebaiknya berada di supragingiva mengikuti kontur gingival yang asli. Akhiran tepi gigi idealnya paling tidak 1 mm melewati core margin untuk mengistirahatkan jaringan gigi yang masih sehat.

6. Desain Restorasi Untuk mendapatkan kekuatan dan persyaratan warna yang optimal, maka ketebalan logam ditambah porselen pada bagian fasial tidak kurang dari 1,2-1,5 mm. Ketebalan minimal metal di bawah porselen yaitu 0.3 mm. Jika metal terlalu tipis, maka metal akan melentur di bawah tekanan dan dapat menyebabkan retaknya porselen. Tetapi ketebalan metal tergantung pada jenis metal yang digunakan. Ketebalan lapisan opak yaitu 0,1-0,2 mm. Ketebalan minimum dentin dan enamel porselen yaitu 0,8 mm. Ketebalan bagian insisal porselen yaitu 2 mm gunanya untuk memberi sifat translusen pada restorasi.

b. AkrilikLebih dari 60% elemen gigitiruan di Amerika Serikat dibuat dari resin akrilik atau resin vinil akrilik. Seperti diduga, kebanyakan elemen gigitiruan resin memiliki basis dengan susunan linier poli (metil metakrilat). Resin poli (metil metakrilat) yang digunakan dalam pembuatan elemen gigitiruan adalah serupa dengan yang digunakan untuk pembuatan basis protesa. Namun besarnya ikatan silang dalam elemen gigitiruan adalah lebih besar dibandingkan dengan basis protesa yang terpolimerisasi. Peningkatan ini diperoleh dengan meningkatnya jumlah ikatan silang dalam cairan basis protesa, yaitu monomer. Polimer hasilnya menunjukkan peningkatan stabilitas dan sifat klinis yang disempurnakan.Resin akrilik dipakai sebagai basis gigitiruan oleh karena bahan ini memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik balk, mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil.Poli(metil metakrilat) murni adalah tidak berwarna, transparan dan padat. Untuk mempermudah penggunaannya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai untuk mendapatkan warns dan derajat kebeningan. Warna serta sifat optik tetap stabil di bawah kondisi mulut yang normal dan sifat-sifat fisiknya telah terbukti sesuai untuk aplikasi kedokteran gigi. Satu keuntungan poli(metil metakrilat) sebagai bahan basis gigitiruan adalah relatif mudah pengerjaannya. Kurang kuat, mudah patah, tidak cukup tegar dan menyerap cairan mulut, merupakan beberapa kelemahan resin.c. PorselenAda beberapa kategori porselen gigi: porselen konvensional yang mengandung leucite, porselen yang diperkaya leucite, porselen ultra-low-fusing yang mungkin mengandung leueite, porselen-kaca, porselen inti khusus ( alumina, alumina yang diperkaya kaca, magnesia dan spinel ), dan porselen CAD CAM.Porselen gigi dapat diklasifikasi menurut tipe ( porselen feld spathic, porselen yang diperkaya leucite, porselen alumina, alumina yang diinfiltrasi kaca, spinel diinfiltrasi kaca, dan porselen-kaca ), menurut kegunaan ( gigitiruan, vinir, porselen logam, inlai, mahkota, dan jembatan anterior), menurut metode pemprosesan sintering, pengecoran, atau mesin ), menurut metode pemprosesan (sintering, pengecoran, atau mesin), menuntut materi substruktur (logam cor, logam swaged, porselen-kaca, porselen CAD-CAM atau inti porselen sintering). Metode pembuatan restorasi porselen mencakup koridensasi dan sintering.10Komposisi porselen gigi konvensional adalah porselen vitreus (seperti kaca) yang berbasis pada anyaman silica (SiO2) dan feldspar potas (K2OAl2O3.6SiO2) atau keduanya. Pigmen, bahan opak, dan kaca ditambahkan untuk mengontrol temperatur penggabungan, temperatur sintering, koefisien ekspansi eksternal, dan kelarutan. Feldspar yang digunakan untuk porselen gigi relatif murni dan tidak berwarna. Jadi, harus restorasi sewarna gigi yang sesuai dengan gigi tetangganya.10

Mahkota Porselen(Sumber :[internet]. Accesess on: 02 November 2010. Available from :http://www.google.co.id/image/.php)

Sifat-sifat porselen :101. Semua sisa air yang ada akan menguap selama pembakaran, disertai dengan hilangnya bahan pengikat (bila ada). Besarnya pengerutan berkisar 30 - 40 persen; terutama disebabkan oleh berkurangnya rongga-rongga udara selama proses pembulatan. Porselen tidak popular selama pembuatan inlay, oleh karena sukar mendapatkan hasil dengan ketepatan yang dibutuhkan.2. Porositas, adanya gelernbung-gelembung udara merupakan hal yang tidak dapat dihindari pada pembakaran porselen. Ini dapat menurunkan kekuatan bahan dan translusensi. Untuk mengurangi porositas tersebut beberapa peneliti menganjurkan cara sebagai berikut :a) Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan airb) Pembakaran dengan adanya suatu gas yang dapat merembes ke luar dari porselenc) Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultante besarnya pori-pori3. Sifat kimia : Salah satu daya tarik utama dari porselen sebagai bahan restorasi gigi adalah bahwa bahan ini tidak rusak karena pengaruh kimia pada hampir semua pada kondisi lingkungan mulut4. Sifat mekanis : porselen adalah bahan yang rapuh. Penemuan bahan porselen beberapa tahun ini diarahkan pada tercapainya sifat-sifat mekanis yang baik. seperti pada porselen alumina.5. Sifat termis : sifat pengantar panas yang rendah dan koefisien termal ekspansinya sangat mendekati email dan dentin6. Estetis : porselen menunjukkan nilai estetik yang baik, meskipun demikian apabila semen larut, dan terbentuk celah pada tepi restorasi, maka ini akan menyebabkan terjadinya perubahan warna oleh sisa-sisa makanan.Keunggulan dental porselen dibandingkan dengan bahan aklirik antara lain :101. Lebih keras dan lebih kuat pada ketebalan tertentu2. Mempunyai permukaan yang lebih mengkilap (bila proses glaze dilakukan dengan baik)3. Lebih tahan terhadap pengikisan / abrasi4. Warnanya lebih stabil selama pemakaian5. Tidak memberikan reaksi jaringanKekurangan yang utama adalah sifat kerapuhannya bila ketebalannya kurang penyusutan selama pembakaran.10d. LogamBahan yang biasa digunakan untuk membuat gigitiruan adalah logam, akrilik dan porselen. Adapun logam yang biasa dipakai adalah aloi emas, aloi chromium cobalt, dan aloi chromium nikel. Ketiga bahan gigi tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan ketersediaan biaya.Logam dan aloi berperan penting dalam bidang kedokteran gigi. Material ini sering digunakan pada praktek kedokteran gigi, termasuk dental laboratorium, restorasi langsung dan tidak langsung serta alat yang digunakan untuk preparasi dan manipulasi gigi. Paduan logam dasar mempunyai kekuatan lebih baik dan lebih ekonomis dari segi biaya bila dibandingkan dengan paduan logam mulia terutama dalam pembuatan mahkota tiruan dan restorasi jembatan. Logam padu tuang tembaga (Cu aloi) dan logam padu tuang perak (Ag aloi) masih digunakan sebagai bahan restorasi karena cukup keras sehingga mampu menahan daya kunyah, dapat dipoles dengan baik, tidak rnenyebabkan efek samping dan mudah pengelolaannya. Ni-Cr aloi secara luas digunakan untuk mengganti mahalnya precious metal aloi dan dapat mencegah korosi. Dalam mendeteksi logam tuang untuk suatu restorasi perlu dipertimbangkan kekasaran permukaan hasil tuangan logam, sebab kadang permukaan dari hasil tuangan logarn, terutama pada daerah tertentu kasar dan tidak sesuai dengan cetakan. Kekasaran permukaan dari restorasi tuang bisa mempersulit dalam proses finishing atau polishing dan dapat memperlemah suatu restorasi tuang. Permukaan yang kasar merupakan faktor yang paling besar untuk terjadinya perlekatan plak.

e. f. g. Gambar 1. Mahkota Tiruan dari LogamSumber :[internet]. Accesess on: 02 November 2010. Available from :http://www.google.co.id/image/.php)