bahan dpr ri

Upload: sursemong

Post on 04-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan

TRANSCRIPT

KRITERIA PENUNJUKAN RAMSAR SITE/CALON RAMSAR SITE

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI DI PROVINSI NTB

Sampai saat ini di Nusa Tenggara Barat terdapat 20 kawasan konservasi yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat, dengan luas 126.787,11 hektar, terdiri dari Cagar Alam ; 35.197,56 Ha (4 lokasi), Suaka Margasatwa ; 21.674,68 Ha (1 lokasi), Kawasan Suaka Alam ; 5.360,05 Ha (2 lokasi), Taman Wisata Alam ; 9.886,67 Ha (10 lokasi), Taman Wisata Alam Laut ; 6.000 Ha (1 lokasi) dan Taman Buru ; 48.668,15 Ha (2 lokasi).

Upaya konservasi sumber dayaalam yang telah dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat dalam bentuk pengelolaan kawasan konservasi tersebut bertujuan untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga diharapkan pada saatnya nanti dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di bidang konservasi sumber daya alam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat telah melakukan berbagai kegiatan dengan mengacu pada strategi, kebijaksanaan dan program dibidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.Dari 20 kawasan konservasi yang ada di Nusa Tenggara Barat, 11 lokasi merupakan kawasan dengan fungsi Taman Wisata Alam (TWA). Potensi yang dimiliki diantaranya berupa pantai yang indah, flora dan fauna serta pemandangan alam yang menarik. Beberapa TWA yang potensial untuk dikembangkan dalam mendukung pariwisata alam diantaranya TWA Kerandangan, TWA Bangko-Bangko, TWA Tanjung Tampa, TWA Gunung Tunak, TWA Suranadi dan TWA Danau Rawa Taliwang. Selain itu terdapat pula TWA yang sudah dikelola oleh pihak ketiga diantaranya TWAL Pulau Moyo dan TWA Pulau Satonda. Beberapa permasalahan kawasan yang dihadapi saat ini diantaranya adanya perambahan kawasan, indikasi sertifikasi dalam kawasan, pengakuan mengatasnamakan hak adat serta tingkat partisipasi masyarakat yang masih rendah. Selain itu keterpaduan dan sinergitas berbagai pihak terkait dirasakan masih kurang optimal.Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada awal tahun 2013 telah melaunching program Tambora Menyapa Dunia. Mengingat pusat kegiatan berada di kawasan konservasi khususnya CA, SM dan TB Gunung Tambora, maka telah diinisiasi perubahan fungsi KSA & TB Gunung Tambora menjadi Calon Taman Nasional. Selain itu, dengan fungsi taman nasional maka berbagai program dan kegiatan akan dapat memberikan ruang yang lebih besar bagi berbagai pihak dan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolaan termasuk akan mendapatkan manfaatnya secara langsung. Berbagai tahapan proses telah dilalui sesuai mekanisme untuk usulan KSA & TB Gunung Tambora seluas 71.645,64 Ha, yang meliputi :

1. Rekomendasi Bupati Dompu No. 522/55/Disht/2013 tanggal 28 Januari 2013.

2. Rekomendasi Bupati Bima No. 522.4/01/01.15/2013 Bulan Februari 2013.

3. Usulan Gubernur NTB No. 520/294/Ekon tanggal 11 April 2013 perihal usulan menjadi Kawasan Taman Nasional Tambora

4. Nota Dinas Dirjen PHKA No. ND.111/IV-KKBHL/2013 tanggal 20 Juni 2013 yang prinsipnya mendukung proses perubahan fungsi.

5. Kepmenhut RI No. SK. 594/Menhut-II/2014 tanggal 2 Juli 2014 tentang Pembentukan Tim Terpadu Perubahan Fungsi Cagar alam, Suaka Margasatwa dan Taman Buru seluas 71.645,64 Ha menjadi Kawasan Taman Nasional Gunung Tambora.6. Pada pertengahan bulan Nopember 2014 terdapat kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tidak melakukan perubahan fungsi sementara waktu, sehingga Timdu belum dapat melaksanakan tugasnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Dapat disampaikan bahwa, peringatan 2 abad meletusnya Gunung Tambora sudah merupakan agenda pariwisata nasional dan akan dilaksanakan pada tanggal 11 April 2015 yang salah satunya berupa pendakian menuju kawah gunung tambora yang merupakan kawasan Cagar Alam. PAGE