bahan raker komisi x dpr ri dengan menteri pendidikan dan kebudayaan
DESCRIPTION
BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 30 Januari 20 12. 1. AGENDA. 1. Indek Pembangunan Manusia. Wajib Belajar 12 Tahun. 2. 3. Evaluasi Pelaksanaan BOS. 4. Ujian Nasional 2012. 5. Pelaksanaan DAPODIK. 6. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan30 Januari 2012 11
AGENDA
2
3
Ujian Nasional 2012
2
Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat SD-SMP
4
E-Pembelajaran (Jardiknas)
5
Evaluasi Kebijakan RSBI
7
Evaluasi DAK
8
Evaluasi Pelaksanaan BOS
9
Wajib Belajar 12 Tahun
10
Struktur Organisasi Kemdikbud
1 Indek Pembangunan Manusia
Pelaksanaan DAPODIK
6
Indek Pembangunan ManusiaHuman Development Index (HDI)
1
3
Penjelasan UNDP mengenai Human Development Report 2011
“It is misleading to compare values and rankings with those of previously published reports, because the underlying data and methods have changed, as well as the number of countries included in the HDI.”“The rank of Indonesia’s HDI for 2010 based on data available in 2011 and methods used in 2011 is 125 out of 187 countries. In the 2010 HDR, Indonesia was ranked 108 out of 169 countries. However, it is misleading to compare values and rankings with those of previously published reports, because the underlying data and methods have changed, as well as the number of countries included in the HDI.”
Sumber: UNDP 2011: Explanatory Note on 2011 HDR Composite Indices.
4
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Rata-rata Lama Sekolah
(MYS)
Harapan Lama Sekolah
(EYS)
Indeks Pendidikan
Pendidikan
Harapan Hidup Pada Saat Lahir
GNI Perkapita (PPP $)
Indeks Kesehatan
Indeks Pendapatan
Kesehatan Pendapatan
Human Development Index (HDI)Perhitungan HDI atau IPM
(usia 25 tahun keatas) (Mulai masuk sekolah)
13,2 Tahun(tertinngi=18)
5.8 Tahun(tertinggi=12,6)
Wajib belajar bagi penduduk usia sekolah akan meningkatkan IPM 5
Perkembangan HDI Indonesia, 2005-2011
Sumber: HDR 2011, UNDP 6
HDI Indonesia terus mengalami peningkatan selama periode 2005-2011
Rank 108Jumlah Negara 169
Rank 124Jumlah Negara 187
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas, 1994-2010
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Indonesia terus meningkat dari 7,24 tahun pada tahun 2004 menjadi 7,92 tahun pada tahun 2010
Sumber: Susenas berbagai tahun, BPS 2011 7
Tahu
n
HDI Indonesia 2010-2011
0,617
0,593
Indonesia (124)
Vietnam (128)
0,286 Congo (187)
0,943 Norway (1)0,929 Australia (2)
0,910 USA (4)
0,649 Moldova (111)0,644 Phillipines (112)
HDR 2011, UNDP
8
0,364 Zimbabwe (169)
0,941 Norway (1)0,927 Australia (2)
0,908 USA (4)
0,611 Kyrgystan (109)
0,590 Vietnam (113)
HDR 2010, UNDP
0,613 Indonesia (108)
Moldova (99)
Maldives (107)
0,661 Maldives (109)
Indeks Pendidikan mempunyai peran penting dalam menentukan HDI Indonesia
Upaya peningkatan Index Pendidikan
9
1. Memperkecil angka putus sekolah
2. Meningkatkan angka melanjutkan antar jenjang pendidikan
3. Meningkatkan akses dan mutu PAUD
4. Meningkatkan partisipasi sekolah jenjang pendidikan dasar yang bermutu
5. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan menengah
6. Meningkatkan akses dan daya saing pendidikan tinggi
7. Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Peningkatan pendidikan kesetaraan
Expected years of schooling
Mean years of schooling
25 tahun ke atasada time lag
Education Index
IntervensiPerkembangan
kinerja pendidikan negara2 lain
0,3
%
2,2
%SD/MI
0,4
%
4,1
%SMP/MTs
2,2
%
37
,4 %SMA/MA/SMK
PT
31,43 juta
13,44 juta
10,34 juta
5,3 juta
94 ribu115 ribu
53 ribu183 ribu
227 ribu1,2 juta
1,3
%
7,2%
SD/MI
1.6
%
10,9
%SMP/MTs
4,0%
48.4
%SMA/MA/SMK
PT
30,58 juta
12,83 juta
9,28 juta
5,2 juta
= % drop out = % lulusan tidak melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi
Sumber: PDSP 2010 /2011 & Dokumen RKP 2012
465 ribu 366 ribu
228 ribu 466 ribu
389 ribu1,5 juta
489 ribu
205 ribu
489 ribu
10
2011 2012
= % drop out
= % lulusan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Memperkecil Angka Putus Sekolah dan Meningkatkan Angka Melanjutkan antar Jenjang Pendidikan (2/2)
-251 850
Perubahan 2011-2012(dalam ribu siswa)
= Jumlah siswa
-395
-283 610-152
-300 1.060-262
100
Tdk lanjut
Jmlh siswa
DO
Expected years of schooling (EYS) naik 7,8%
IPM 2011 (Publikasi UNDP):
IPM INDONESIA TURUN?
• Tahun 2010, UNDP menyempurnakan metodologi penghitungan IPM → publikasi HDR 2010: The Real Wealth of Nations.
• Tahun 2011 → HDR 2011: Sustainability and Equity (data series, jumlah negara, dan metode berbeda)
Tahun 2010 2011 2010
Peringkat 108 (169) 124 (187 ) 125 (187)
Nilai HDI 0.600 0.617 0.613
GNI per cap 2008 $ PPP 2005 $ PPP 2005 $ PPP
Sumber HDR_2010 HDR_2011 HDR_2011
: Bila HDI Indonesia 2011 dan 2010 dihitung dengan menggunakan standar yang sama, maka ranking Indonesia tahun 2011 (124) lebih baik satu tingkat dibandingkan dengan posisi tahun 2010 (125)
11
Rekapitulasi Perubahan Ranking HDI Periode 2010-2011
12
No Perubahan Ranking HDI 2010-2011
Jumlah Negara Daftar Negara (Contoh)
A Naik
1 Peringkat 29 Indonesia, Filipina, Argentina, Brasil dan Peru
2 Peringkat 4 Saudi Arabia, Kamboja, dan Rep. Dominika
3 Peringkat 3 Ukraina, Turki
B Tetap 120 Norway, Belanda, Australia, Amerika, Singapore, Korsel, dan Perancis
C Turun
1 Peringkat 25 Iceland, Portugal, Mesir, Kuwait, dan Kroasia
2 Peringkat 4 Macedonia, Vanuatu, dan Madagaskar
3 Peringkat 1 Fiji
10 Peringkat 1 Libya
Jumlah 187
Sumber: HDR 2011, UNDP
Perhitungan Indikator Pendidikan Tahun 2012
• Expected Years of Schooling (EYS) dengan memasukkan PAUD (asumsi 25% anak usia 5-6 tahun mengikuti PAUD dengan rata-rata lama sekolah 2 tahun) maka EYS naik 0,5 tahun atau menjadi 13,8 tahun
• Mean years of schooling (MYS) usia 25 tahun ke atas adalah 7,47 tahun• Dengan demikian, indeks pendidikan diperkirakan akan terus
meningkat pada tahun 2012. Namun demikian, besarannya sangat tergantung perkembangan pendidikan 186 negara lainnya.
13
No Indikator UNDP 2011 Perkiraan 2012 *)
1 Life expectancy at birth (years) 69,4 ...
2 Mean years of schooling (years) 5,8 7,4
3 Expected years of schooling (years) 13,2 13,8
4 Gross national income per capita (constant 2005 US$ PPP)
3.716 ....
Perkiraan indikator MYS dan EYS pada Tahun 2012
Wajib Belajar 12 Tahun
2
14
Indonesia (dibawah rata-rata)
1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation masterhttp://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory
2. PDB per kapita adalah data terkini yang diambil dari data statistik world bank 2011 http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.PCAP.CD/countries3. Nilai indeks GCI diambil dari The Global Competitiveness Report 2010-2011
Indonesia (diatas rata-rata)
Pentingnya Wajib Belajar 12 TahunWajib Belajar vs PDB per Kapita Wajib Belajar vs GCI
Y = -26025,17 + 4251,5 x
R² = 0,87
Y = 2,27 + 0,22 x
R² = 0,93
15
Indonesia (dibawah rata-rata)
1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation masterhttp://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory
2. Nilai indeks Pendidikan diambil dari Human Development Report 2011
Pentingnya Wajib Belajar 12 TahunWajib Belajar vs IPM Pendidikan Wajib Belajar vs IPM Total
Y = 0,23 + 0,052 xR² = 0,99
Indonesia(dibawah rata-rata)
Y = 0,43 + 0,019 x
R² = 0,95
16
• Perimbangan Negeri - Swasta, dimana negeri harus lebih banyak dari Swasta untuk menegaskan peran dan yanggung jawab pemerintah
• Orientasi kepada mutu (mengacu kepada standar yang dijaga dan ditingkatkan agar tidak berkurang karena adanya penambahan kapasitas)
• Perimbangan SMA - SMK• Pemerataan distribusi• Penentuan tahapan pencapaian target APK di tingkat nasional
maupun provinsi.
Sasaran Strategis Wajib Belajar 12 Tahun
17
(BPS)
50,4%
19,1%
SMTA Umum :
SMTA Kejuruan :
Diploma I/II/III/Akademi:
Perbandingan Komposisi Tenaga Kerja Indonesia
Pendidikan
Tahun 2010 Tahun 2011(BPS)
49,5%
19,1%
14,7%
8,7%
3%
14,7%
SMTP :
≤ SD :
5%Universitas :
8,2%
8,2%
2,8%
4,8%
Wajib Belajar 9 Tahun menekan balok ini supaya tidak melebar, sehingga akan meluber ke jenjang diatasnya
Perkiraan Komposisi Tenaga Kerja Indonesia
40%
24%
SMTA Umum :
SMTA Kejuruan :
Diploma I/II/III/Akademi:
16%
SMTP :
≤ SD :
Universitas :
8,2%
10%
4%
6%
2015
20%
22%
20%
8,2%18%
8%
8%
2025PendidikanPerkiraan
BOS Efektif
WajarSukses
Semua Siswa
sampai SMA/K
Tidak adaTambahan
Naker ≤ SMA/K
Naker SMA/K Naik
19
0
20
40
60
80
100
120
APK
Tahun
Perbandingan APK Program Wajar 12 Tahun dan APK Normal
APK Program Wajar 12 Tahun APK NormalAPK Normal APK Wajar 12 Tahun20
Percepatan APK SMA/SMK/MA melalui Wajib Belajar 12 Tahun
Peruntukan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020Ruang Kelas Baru 1.080,7 1.045,0 964,2 884,8 839,4 821,5 812,5 798,7 Unit Sekolah Baru 629,6 608,7 561,7 515,4 489,0 478,6 473,3 465,3 BOS-SM 15.598,6 16.309,4 16.965,4 17.567,4 18.138,4 18.697,3 19.250,1 19.793,5 Total 17.308,9 17.963,1 18.491,3 18.967,6 19.466,8 19.997,4 20.535,9 21.057,5
Kebutuhan Anggaran untuk Pembangunan Fisik dan Operasional Mendukung Wajar 12 Tahun (s.d. 2020)
milyar Rp
0
20
40
60
80
100
120A
PK
Tahun
Perbandingan APK Program Wajar 12 Tahun dan APK Normal
APK Program Wajar 12 Tahun APK NormalAPK Normal APK Wajar 12 Tahun
z
APK 97,0%(2020)
APK 97,0%(2038)
Target Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun per Provinsi
21
22
Pendidikan Vokasi sebagai Bagian Wajar 12 Tahun
• Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan (UU 20/2003 pasal 18)
• Pendidikan menengah kejuruan berfungsi a.l. membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat (PP 17/2010 pasal 76)
• Spektrum Keahlian Pendidikan SMK:
NO BIDANG STUDIJUMLAH
PROGRAM STUDI
JUMLAHKOMPETENSI
KEAHLIAN
1 TEKNOLOGI DAN REKAYASA 18 66
2 TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI 3 9
3 KESEHATAN 2 6
4 SENI, KERAJINAN, DAN PARIWISATA 7 22
5 AGROBISNIS DAN TEKNOLOGI 7 14
6 BISNIS DAN MANAJEMEN 3 4
JUMLAH 40 121
23
Profil Pendidikan SMK
Jumlah Sekolah Siswa
Anggaran Penjenjangan
SMKCommunity
CollegePoliteknik
D4
Negeri Swasta Total %SMA 5.515 5.988 11.503 53,6%SMK 2.667 7.308 9.975 46,4%
Jumlah 8.182 13.296 21.478 100%
SMA : 11.503(53,6%)
SMK : 9.975(46,4%)
21.478
SMA : 11.503(53,6%)
SMK : 9.975(46,4%)
Negeri Swasta Total %SMA 2.814.174 1.473.603 4.287.777 51,6%SMK 1.585.800 2.441.065 4.026.865 48,4%
Jumlah 4.399.974 3.914.668 8.314.642 100%
8.314.642
2010/2011 2010/2011
Milyar
Tahun
24
Success Story Pendidikan SMK
PROTOTYPE MOBIL ESEMKA SMKN 2 SOLO
TATA KECANTIKANTATA KECANTIKANSMKN 3 TANGERANGSMKN 3 TANGERANG
NOTEBOOK DAN PC SMKN 2 CIKARANG
MULTIPURPOSE HAND TRACTORSMKN 3 METRO LAMPUNG
DESAIN BUSANASMKN 8 MAKASSAR
CATERINGSMKN 3 DENPASAR
25
Kebijakan Pengembangan SMK
• Pengembangan kerjasama dengan industri untuk pabrikasi.• Penguatan SMK sebagai rintisan pengembangan Community College.• Pembangunan SMK baru yang dikaitkan dengan kebutuhan untuk
mengisi kebutukan tenaga kerja dalam rangka mendukung MP3EI.
"Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi" "Lumbung energi
nasional""Lumbung pangan
nasional"
Koridor Pantai Timur Sumatra – Jawa Bag. Barat
Koridor Pantai Utara Jawa
Koridor Jawa Timur-Bali-NTB
Koridor KalimantanKoridor Sulawesi
Koridor Papua
"Pendorong industri & manufaktur nasional" "Pintu gerbang pariwisata
nasional"
"Kawasan dengan SDA melimpah dan SDM yang
sejahtera"
Sumber: Menko Perekonomian, 2010
Master Plan: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025Pengembangan 6 Koridor Ekonomi Indonesia
Peningkatan Akses & Kualitas Pendidikan Menengah Umum & Relevansi Pendidikan Vokasi (SMK + Politeknik)
Penyediaan SDM
Peningkatan akses dan kualitas pendidikan menengah umum & relevansiPendidikan vokasi (SMK, Community College, dan Politeknik)
Evaluasi Pelaksanaan BOS
3
26
27
Kinerja Penyaluran BOS 2011
Triwulan ke (tanggal) Jumlah Kab/Kot yang sudah menyalurkan
I (31 Mar 2011) 88,1% (437 Kab/Kot)
II(30 Juni 2011) 92,2% (458 Kab/Kot)
III(31 Agustus 2011) 82,5% (410 Kab/Kot)
IV(31 Desember 2011) 53,5% (266 Kab/Kot)
Kas Umum NegaraKEMENKEU
Kas Umum DaerahKAB./KOTA
Sekolah SwastaSekolah Negeri
transfer dana
transfer dana
Dinas Pendidikan(BPP & KPA)
Alokasi anggaran:• per Kab./Kota PMK• per SekolahPERMENDIKNAS
KementerianPendidikanInfo jumlah sekolah
dan siswa tiap Kab./KotaInfo jumlah anggaran
tiap kab/kotaberdasar pada jumlah sekolah dan siswa
Mekanisme penyaluran BOS tahun 2011 Realisasi Penyaluran BOS 2011
Penyaluran BOS 2011 mengalami banyak kendala dan hambatan terutama dari sisi
ketepatan waktu, sehingga berdampak pada prinsip pengelolaan sekolah wajib belajar 9
tahun (semaraknya pungutan)
Karakteristik BOS Tahun 2012
28
KementerianKeuangan RI
Kas Umum DaerahProvinsi
SekolahNegeri/Swasta
SKPD Pendidikan
Provinsi
Hibah berupa uang ditransfer ke masing-masingrekening Sekolah tanpa melalui kas kab/kota
Transfer dana BOS per-provinsisesuai PMK dana BOS 2012
Penyampaian Permendikbud alokasidana BOS, nomor rekening dan NPHD persekolah per-Kab/Kota
Permendagri PengaturanPengelolaan Dana BOS
Mekanisme penyaluran BOS tahun 2012 Realisasi Penyaluran BOS 2012 Per 19 Januari 2012
Minggu ke
Jumlah Prov yang sudah menyalurkan
I 7,04% (3 Provinsi)
II 87,32% (29 Provinsi)
III 100% (33 Provinsi)
1. Pembelian/ penggandaan buku teks pelajaran 2. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru 3. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa4. Kegiatan Ulangan dan Ujian5. Pembelian bahan-bahan habis pakai 6. Langganan daya dan jasa 7. Perawatan sekolah 8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan
tenaga kependidikan honorer.9. Pengembangan profesi guru 10. Membantu siswa miskin11. Pembiayaan pengelolaan BOS12. Pembelian perangkat komputer 13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah
terpenuhi pendanaannya dari BOS
PENGGUNAAN DANA BOS
*) Nilai Rp – 99,81%
Pertanggungjawaban dan Pelaporan
Pemerintah Daerah Provinsi wajib membuat dan menyampaikan:•Laporan Realisasi Penyaluran BOS kepada MenKeu c.q. DJPK•Laporan Penggunaan BOS kepada Mendikbud c.q. DJ DikDas.Penyampaian Laporan Realisasi Penyaluran:akhir Maret 2012 untuk penyaluran Triwulan I;akhir Juni 2012 untuk penyaluran Triwulan II;akhir September 2012 untuk penyaluran Triwulan IIIakhir Desember 2012 untuk penyaluran Triwulan IV.Sekolah
Kab/Kota
Provinsi
Pusat
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3
Persentase Kab./Kot. Yang SD-SMPnya telah menerima BOS 2010, 2011, dan 2012
Triwulan 1
2010
2011
29
2012
19 Jan 2012
*) Nilai Rp – 99,81%
30
JenjangSatuan Biaya Per Siswa Per Tahun
2011 2012
SD 397.000 580.000
SMP 570.000 710.000
Hal-hal Baru Dalam Dana BOS Tahun 2012
1. Mencakup 100% biaya operasional sekolah pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP).
2. Dapat digunakan untuk biaya personal untuk siswa dari keluarga miskin, antara lain:• Tambahan bantuan biaya transportasi• Alat transportasi sederhana bagi siswa miskin yang akan menjadi barang
inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll)• Seragam, sepatu dan alat tulis bagi siswa penerima subsidi siswa miskin (SSM)
3. Penyaluran daerah sulit, terpencil, terisolir (1.201 kec di 161 Kabupaten) dilakukan setiap semester agar lebih mempermudah pengambilan pada bank penyalur yang ditunjuk.
Peningkatan satuan biaya BOS untuk menjamin pendidikan dasar yang bebas pungutan
Catatan: Monitoring penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SD mencakup 675 sekolah di 33 Provinsi pada 84 Kabupaten/Kota.
Jenis Pungutan Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012
31
(%)
SD SMP
Persentase SMP yang melakukan pungutan untuk uang buku/LKS, pembangunan gedung, seragam sekolah, dan SPP pada penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya
Larangan Pungutan (Permendikbud 60/2011)
SekolahPungutan
Biaya Operasional Biaya Investasi
A. Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah
B. Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima BOS
: Dilarang 32
C. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk
D. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk
Ujian Nasional 2012
4
33
“continuity” bagi siswa dari satu daerah masuk ke PT di wilayah lain (mengurangi disparitas antar wilayah dalam
penerimaan mahasiswa baru melalui seleksi nasional)[PP 66/2010]
“continuity” untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
...semangat perbaikan UN tidak untuk meningkatkan persentase lulusan namun harus bisa menjawab persoalan yang lain (multy objectives)...
UN 2011/2012
Semangat Perbaikan UN
...semangat perbaikan UN juga untuk meningkatkan rata-rata, mempersempit standar deviasi dan memperbaiki nilai terendah..
Inte
gras
i Kua
lifika
si
Integrasi Kewilayahan
Inte
gras
i Sos
ial
Integrasi Vertikal
“continuity” bagi implementasi kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensi (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)
“continuity” bagi siswa dari sosial ekonomi kurang
mampu masuk ke PT[PP 66/2010]
35
Perbandingan Hasil UN 2010 dengan UN 2011
Kriteria Kelulusan Kriteria Kelulusan
Evaluasi Eksternal
Ujian Nasional
(kognitif)
Jenjang % Kelulusan
SMP 94,42%
SMA/MA 99,04%
SMK 99,20%
Jenjang % Kelulusan
SMP 99,45%
SMA/MA 99,22%
SMK 99,51%
2010 2011
NILAI RAPOR – 40% NILAI UN – 60%+
NILAI SEKOLAH +
PENENTUAN KELULUSAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN
36
Pelaksanaan UN 2012
• Naskah Pencetakan UN dilakukan oleh Percetakan Bersertifikat Security Printing.• Dilakukan Pengamanan Naskah dengan Memberikan Kode-kode Rahasia.• Pelibatan Perguruan Tinggi Lebih Maksimal.• Telah disusun kisi-kisi UN berdasarkan KTSP yang akan berlaku selama 3 tahun.• Nilai UN menjadi salah satu ‘paspor’ untuk penerimaan di jenjang perguruan tinggi
melalui jalur undangan. • Telah dilakukan sosialisasi dan segera akan dilakukan roadshow dalam rangka
menggalang komitmen secara kolektif untuk menjamin semangat UN “Jujur dan Prestasi”.
Jenjang Utama Susulan Pengumuman
SMA/MA 16 April – 19 April 23 April – 26 April 26 Mei
SMK/SMALB 16 April – 18 April 23 April – 25 April 26 Mei (SMK)2 Juni (SMALB)
SMP/MTs 23 April – 26 April 30 April – 4 Mei 2 Juni
Upaya Persiapan Pelaksanaan UN 2012:
Jadwal Pelaksanaan:
Tema UN 2012: “JUJUR DAN PRESTASI”
Pelaksanaan DAPODIK
5
37
Wilayah Survey
BANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTEN
DKIDKIDKIDKIDKIDKIDKIDKIDKI
ACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEH
SUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUT
SUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBAR
JAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBI
SUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULU
LAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNG
BABELBABELBABELBABELBABELBABELBABELBABELBABEL
JABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENG
DIYDIYDIYDIYDIYDIYDIYDIYDIY JATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIM
BALIBALIBALIBALIBALIBALIBALIBALIBALI NTBNTBNTBNTBNTBNTBNTBNTBNTB NTTNTTNTTNTTNTTNTTNTTNTTNTT
KALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBAR
KALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENG
KALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSEL
KALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIM SULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUT
SULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENG
SULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRA
GORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALO
MALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKU
MALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTRIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAU
KEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRI
PABARPABARPABARPABARPABARPABARPABARPABARPABAR
PAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUA
SULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBAR
SULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSEL
Wilayah Pemetaan
Daerah Survey (17)
BANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTEN
DKIDKIDKIDKIDKIDKIDKIDKIDKI
ACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEH
SUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUT
SUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBAR
JAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBI
SUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULU
LAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNG
BABELBABELBABELBABELBABELBABELBABELBABELBABEL
JABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENG
DIYDIYDIYDIYDIYDIYDIYDIYDIY JATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIM
BALIBALIBALIBALIBALIBALIBALIBALIBALI NTBNTBNTBNTBNTBNTBNTBNTBNTB NTTNTTNTTNTTNTTNTTNTTNTTNTT
KALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBAR
KALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENG
KALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSEL
KALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIM SULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUT
SULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENG
SULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRA
GORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALO
MALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKU
MALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTRIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAU
KEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRI
PABARPABARPABARPABARPABARPABARPABARPABARPABAR
PAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUA
SULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBAR
SULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSEL
Wilayah Pemetaan
Daerah Survey (17)
Tahap I (Tahun 2010)
Tahap 2 (Tahun 2011)
Tahap 1 = 17 Provinsi, 278 kab-kota Tahap 2 = 16 Provinsi, 219 kab-kota
1. Lokasi Sekolah (Koordinat)2. Identitas Sekolah3. Foto Sekolah4. Attribut lain
• Kondisi Gedung• Kondisi Ruang Kelas/Ruang Belajar• Guru• Siswa• Kelas/Rombel
Attribut Survey
Lembaga/Satuan Pendidikan:•SD/MI 46.265•SMP/MTs11.344•SMA/MA 4.169•SMK/MAK 2.418•PLB 307TOTAL 64.503
Lembaga/Satuan Pendidikan:•SD/MI 133.065•SMP/MTs 35.270•SMA/MA 13.525•SMK/MAK 7.674•PLB 1.579TOTAL 191.113
Data Pokok Pendidikan
Sebelum Rehab
Kondisi Rehab = 41% (per Tgl 16 Des. 2011)
Tahap 1 danMonitoring Rehab 2011 – Kab Banyumas
Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 1
39
Peta LokasiJatilawang – Banyumas - JATENG
Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 1
40
Kondisi RehapPer 16 Des 2011
(24%)
Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 1
41
Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 2
Kep Sangihe
42
Kondisi:Jumlah Siswa = 713 Ruang Kelas Rusak Ringan3 Ruang Kelas Rusak Berat
SDN Inpres LakaKab. Flores Timur, Prov. NTT
Kab. Flores Timur,Prov. NTT
NTT
Tahap 2 danPerencanaan Rehab 2012
Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 2
43
PENDATAAN DAN PEMETAAN PENDIDIKAN TAHUN 2011
SDN Inpres TabanaKab. Flores Timur, Prov. NTT
Kab. Flores Timur,Prov. NTT
NTT
Kondisi:Jumlah Siswa = 464 Ruang Kelas Kondisi Baik4 Ruang Kelas Rusak Berat
Tahap 2 danPerencanaan Rehab 2012
44
Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SD-SMP
6
45
SDN ASAM TIGA KABUPATEN KUPANG: Kondisi Awal
46
SDN ASAM TIGA KABUPATEN KUPANG( Status: 24 Desember 2011)
47
48
SMP TAJUR HALANG BOGOR
SMPN 2 KUPANG
49
SMP Muhammadiyah Cimanggu, Kab. Cilacap
SMP Dian Nusantara, Serang
E-Pembelajaran (Jardiknas)
7
50
51
Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan (e-Pendidikan)
E-Pendidikan
E-admnistrasiE-learning
Rumah Belajar,
Televisi/ Suara
Edukasi
Data siswa, guru dan tenaga
kependidikan
Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan
JARDIKNAS
Pemanfaatan Jardiknas untuk e-Pembelajaran
Portal Rumah Belajar:belajar.Kemdikbud.go.id
Buku Sekolah Elektronik:bse.Kemdikbud.go.id
Televisi Edukasi:tve.Kemdikbud.go.id
52
Success Story Jardiknas
1. Menjangkau yang Tak Terjangkau, (99%) kabupaten/kota di 33 provinsi terkoneksi ke Jardiknas melalui media fiber optic, wireline, vsat
2. Memperkuat citra e-Government Kemdikbud melalui penerapan domain kemdikbud.go.id dan e-mail @kemdikbud.go.id resmi, efektif menangkal aksi penipuan2 yang mengatasnamkan pejabat/satker Kemdikbud
3. Mendukung akuntabilitas proses pendataan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), pengendalian dan pelaporan dana BOS dan kegiatan Ujian Nasional, baik melalui layanan internet maupun web
4. Menumbuhkan kesadaran peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan tentang pentingnya fasilitas e-mail untuk mendukung pembelajaran dan pekerjaan sehari-hari.
5. Memperkuat jalinan kerjasama dan riset antar perguruan tinggi negeri dan swasta yang terhubung ke INHERENT.
53
No. Satuan Pendidikan & Satuan Kerja
Total Nasional
Capaian Jardiknas %
1. SD 143.252 4.069 2,8%
2. SMP 29.866 7.405 24,8%
3. SMA 11.136 4.682 42,0%
4. SMK 8.421 3.404 40,4%
5. MI 22.239 469 2,1%
6. MTs 14.022 1.978 14,1%
7. MA 5.897 1.216 20,6%
8. Perguruan Tinggi Negeri 88 54 61,4%
9. Satker Kemdikbud Pusat/Daerah 128 117 91,4%
10. Dinas Pendidikan Provinsi 33 33 100,0%
11. Dinas Pendidikan Kab/Kota 502 497 99,0%
Capaian Jardiknas Tahun 2011
54
Aplikasi e-Pendidikan Kedepan
e-Education Resource Sharing Platform
55
Evaluasi Kebijakan RSBI
8
56
Proses Menuju SBI
57
SPM
SSN
RSBI
SBI
SPM
KRITERIA :
1.LEGAL2.PEDAGOGIK3.SOSIAL
(0%)
(0,65%)
1. SNP dan diperkaya Standar kualitas pendidikan Negara Maju
2. Berakreditasi A (95) dari BAN Sekolah/Madrasah3. Pembelajaran Matematika, IPA dan kejuruan
(SMK) dilakukan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual)
4. Nilai rata-rata UN 8,0
1. Sudah memenuhi SNP2. Berakreditasi A dari BAN Sekolah/Madrasah3. Pembelajaran Matematika IPA, dan kejuruan (SMK) dilakukan dalam
bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual)4. Nilai rata-rata UN 7,0
1. Memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)2. Memiliki rata-rata UN 6,53. Tidak Double Shift4. Berakreditasi B dari BAN Sekolah/Madrasah
58
Intervensi yang diperlukan menuju status SBI
Variabel Mutu (SNP)
Upaya/Intervensi
Isi • Mempersiapkan kurikulum nasional yang diperkaya dengan metode pembelajaran negara maju dalam berbagai bidang.
Proses • Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan budaya belajar sepanjang hayat.• Memfasilitasi bimbingan teknis dan pedagogis.
Kompetensi lulusan
• Meningkatkan Standar kompetensi lulusan menuju pengakuan internasional
tenaga kependidikan
• Melatih guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran yang mampu menginspirasi peserta didik.
• Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.• Meningkatkan kemampuan guru dalam berbahasa untuk kepentingan komunikasi global.• Menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan untuk Kepala Sekolah.
sarana dan prasarana
• Melengkapi sarana prasarana pembelajaran di sekolah.
Pengelolaan • Menjalin sister school dengan sekolah dari negara maju agar terjadi proses pembelajaran baik dalam aspek akademik maupun kultur pembelajaran.
• Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO).
Pembiayaan • Melakukan program afirmasi bagi siswa dari kelompok marginal yang memiliki potensi secara akademik.
Penilaian • Memperkuat penerapan Sistem Penilaian Berbasis Kelas (classroom assesment)58
59
Hasil Penelitian tentang RSBI
SUMBER PENERIMAAN ANGGARAN SEKOLAH RSBI 2011
PENGGUNAAN ANGGARAN OLEHSEKOLAH RSBI 2011
60
Hasil Penelitian tentang RSBI
Jenjang Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA*
SD RSBI lebih tinggi 12%
SMP RSBI lebih tinggi 15,5%
SMA RSBI lebih tinggi 19,5%
SMK RSBI lebih tinggi 20,4%
*) Kec. SMK
Perbandingan Nilai Akademik Siswa RSBI dan
Siswa Reguler
Kebijakan RSBI•Tidak ada penambahan RSBI baru.•Sedang dilakukan pembinaan dan evaluasi RSBI yang ada secara intensif.
Evaluasi DAK
9
61
62
Ketentuan Umum Dana Alokasi KhususBidang Pendidikan
Sesuai PP No. 55/2005:
Alokasi DAK per daerah di tetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Berdasar PMK tersebut Menteri Pendidikan Nasional menyusun petunjuk teknis penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.
Kebijakan DAK Bidang Pendidikan
TAHUN 2011
PEMB. PRASARANA PENDIDIKAN
SARANA PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
RENTANG 35 % - 65%
63
TAHUN 2012
REHABILISASI RUANG KELAS RUSAK BERAT
80 %
SARANA PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN20 %
64
No. Tahun 2011 Tahun 20121 PEMBANGUNAN PRASARANA PENDIDIKAN
a.Rehabilitasi ruang kelas rusak berat; b.Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang.c.Pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya; dand.Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;
Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat beserta perobotnya (komplemen dengan DIPA Kemdikbud)
2 SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN1.Buku2. Alat Pendidikan3. Sarana Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Pendidikan, dan Multimedia Interaktif.
PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU 1.Pembangunan ruang perpustaaan beserta perabotnya2.Pengadaan peralatan pendidikan
Kebijakan DAK Bidang Pendidikan
Jenjang DIPA Kemdikbud DAK Pendidikan
SD 61.697 40.189
SMP 24.390 16.637
Juknis DAK telah disosialisasikan dan
didistribusikan ke daerah(13-15 Desember 2011)
Struktur Organisasi Kemdikbud
10
65
Integrasi Fungsi Kebudayaan
• Integrasi bukan sekedar menggabungkan (menempelkan) fungsi kebudayaan, tetapi menyatukan ‘merging’ fungsi kebudayaan dan pendidikan.
• Tujuan utamanya adalah untuk mempercepat upaya untuk membangun insan Indonesia yang bepengetahuan dan berbudaya (beradab).
Pendekatan dalam Perancangan Organisasi
67
Hasil Pembahasan dan Kajian
68
Sesditjen
Direktur 1 Direktur 2
Direktur 3
Direktur 4
Direktur 5
Pusat 1
Pusat 2
Pusat 3
MENTERI PENDIDIKAN KEBUDAYAAN
SEKRETARIAT JENDERAL
PU
SA
T
DA
TA
DA
N S
TA
TIS
TIK
PE
ND
IDIK
AN
PU
SA
T
INFO
RM
ASI D
AN
H
UB
UN
GA
N M
AS
YA
RA
KA
T
PU
SA
T
TE
KN
OLO
GI IN
FOR
MA
SI
DA
N K
OM
UN
IKA
SI
PE
ND
IDIK
AN
INSPEKTORAT JENDERAL
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
STAF AHLI
SEKRETARIAT BADAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PU
SA
T
PEN
ELI
TIA
N
K
EB
IJA
KA
N
SEKRETARIAT BADAN
PU
SA
T
K
UR
IKU
LUM
D
AN
PER
BU
KU
AN
PU
SA
T
PEN
ILA
IAN
PEN
DID
IKA
N
PU
SA
T
PEN
GEM
BA
NG
AN
PR
OFES
I PEN
DID
IK
PU
SA
T
PEN
GEM
BA
NG
AN
TEN
AG
A
KEPEN
DID
IKA
N
PU
SA
T
PEJA
MIN
AN
M
UTU
PEN
DID
IKA
N
Biro Hukum dan Organisasi 2012
DITJEN KEBUDAYAAN
DIR
EK
TO
RA
T
PEM
BIN
AA
N
KES
EN
IAN
DA
N
PER
FILM
AN
DIR
EK
TO
RA
T
SEJA
RA
H D
AN
NIL
AI
BU
DA
YA
DIR
EK
TO
RA
T
INTER
NA
LIS
AS
I
NIL
AI D
AN
D
IPLO
MA
SI
BU
DA
YA
DIR
EK
TO
RA
T
PELE
STA
RIA
N
CA
GA
R
BU
DA
YA
D
AN
PER
MU
SEU
MA
N
SEKRETARIAT DITJEN
DIR
EK
TO
RA
T
PEM
BIN
AA
N
KEPER
CA
YA
AN
TER
HA
DA
P T
UH
AN
YA
NG
MA
HA
ES
A
DA
N T
RA
DIS
I
12 KOPERTIS
12 PPPPTK, 2 P2-PAUDNI, 2 BP-PAUDNI, 1 LPPKS, 31 LPMP, 17 BALAI BAHASA, 13 KANTOR BAHASA , 1 BPMTP, 1 BPMRP, 1 BPMP, 11 BPSNT, 12 BP3, 1 BKPB, 1 BPSMPS, 10 BA, 1 MUS.NAS, 1 MUS.SP, 1 MUS.PNP, 1 MUS.KN, 1 1 MUS.BVY,
1 MUS.BA, 1 GNI.
94 PTN
WAKIL MENTERI
WAKIL MENTERI
PU
SA
T
PEN
ELI
TIA
N
DA
N
PEN
GEM
BA
NG
AN
KEB
UD
AYA
AN
PU
SA
T
AR
KEO
LOG
I N
AS
ION
AL
PU
SA
T
PEN
GEM
BA
NG
AN
SD
M
KEB
UD
AYA
AN
DITJEN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
SEK
RE
TA
RIA
T
LEM
BA
GA
SE
NSO
R F
ILM
LEMBAGA SENSOR FILM
20 JAN 2012
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR
BUDAYA DAN PERMUSEUMAN
DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN
DAN PERFILMAN
DIREKTORAT PEMBINAAN
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI
DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI
BUDAYA
DIREKTORAT INTERNALISASI NILAI DAN
DIPLOMASI BUDAYA
SETDITJEN
20 JAN 2012
Tugas : merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kebudayaanFungsi:a.perumusan kebijakan di bidang kebudayaan;b.pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan;c.penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kebudayaan;d.pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kebudayaan; dane.pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kebudayaan
Tugas : melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal KebudayaanFungsi:a.koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, dan anggaran di bidang kebudayaan;b.koordinasi pemantauan dan evaluasi kebijakan, rencana, program, dan anggaran di bidang kebudayaan;c.pengelolaan data dan informasi kebudayaan;d.koordinasi pelaksanaan tugas, kerja sama, dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang kebudayaan;e.pengelolaan keuangan Direktorat Jenderal Kebudayaan;f.penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan kajian hukum di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan; g.pelaksanaan urusan organisasi dan tata laksana di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan;h.pengelolaan kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan;i.koordinasi penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat di bidang kebudayaan;j.pengelolaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan; dank.pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR
BUDAYA DAN PERMUSEUMAN
DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN
DAN PERFILMAN
DIREKTORAT PEMBINAAN
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI
DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI
BUDAYA
DIREKTORAT INTERNALISASI NILAI DAN
DIPLOMASI BUDAYA
SETDITJEN
Tugas: melaksanakan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman.Fungsi:a.perumusan kebijakan di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman; b.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang registrasi nasional, pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan, serta eksplorasi dan dokumentasi;c.penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman;d.fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteriadi bidang registrasi nasional, pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan, serta eksplorasi dan dokumentasi;e.pengelolaan register nasional dan eksplorasi cagar budaya di air;f.pelaksanaan kerjasama dan pemberdayaan peranserta masyarakat di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman; g.evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman;h.pelaksanaan dokumentasi cagar budaya dan koleksi museum; dan i.pelaksanaan administrasi Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
Tugas: melaksanakan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang kekayaan dan warisan budaya serta internalisasi nilai dan diplomasi budaya.Fungsi:a.perumusan kebijakan di bidang internalisasi nilai dan diplomasi budaya;b.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang internalisasi budaya, kekayaan budaya, warisan budaya nasional dan warisan budaya dunia, dan diplomasi budaya;c.pelaksanaan internalisasi nilai budaya; d.penetapan kekayaan budaya dan pengusulan warisan budaya;e.pengelolaan warisan budaya nasional dan dunia;f.pelaksanaan diplomasi budaya;g.penyusunan bahan ratifikasi konvensi warisan budaya dunia;h.fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis di bidang internalisasi nilai dan diplomasi budaya;i.pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang internalisasi nilai dan diplomasi budaya; j.evaluasi pelaksanaan internalisasi nilai dan diplomasi budaya; dan k.pelaksanaan administrasi Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya.
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR
BUDAYA DAN PERMUSEUMAN
DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN
DAN PERFILMAN
DIREKTORAT PEMBINAAN
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI
DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI
BUDAYA
DIREKTORAT INTERNALISASI NILAI DAN
DIPLOMASI BUDAYA
SETDITJEN
Tugas: melaksanakan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang pembinaan kesenian dan perfilman.Fungsi:a.perumusan kebijakan di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;b.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang seni pertunjukan, seni rupa, literasi dan apresiasi film, serta dokumentasi dan publikasi;c.penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;d.fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur,dan kriteria di bidang seni pertunjukan, seni rupa, literasi dan apresiasi film, serta dokumentasi dan publikasi; e.pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;f.evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;g.pelaksanaan dokumentasi dan publikasi di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;h.pelaksanaan administrasi Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman.
Tugas: perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan dan fasilitasi penerapan standar teknis di bidang sejarah serta perumusan nilai budaya.Fungsi:a.perumusan kebijakan di bidang sejarah dan nilai budaya;b.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaaan sejarah dan perumusan nilai budaya;c.penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan sejarah; d.pemetaan, verifikasi, dan perumusan nilai budaya yang bersumber dari sejarah, tradisi, seni, film, kepercayaan, dan cagar budaya;e.fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaaan sejarah;f.pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang sejarah dan nilai budaya; g.evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sejarah dan nilai budaya; h.pelaksanaan dokumentasi dan publikasi sejarah dan nilai budaya; dani.pelaksanaan administrasi Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR
BUDAYA DAN PERMUSEUMAN
DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN
DAN PERFILMAN
DIREKTORAT PEMBINAAN
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI
DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI
BUDAYA
DIREKTORAT INTERNALISASI NILAI DAN
DIPLOMASI BUDAYA
SETDITJEN
Tugas: melaksanakan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi.Fungsi:•perumusan kebijakan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;•koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan kepercayaan, komunitas kepercayaan, pengetahuan tradisional, folklor, lingkungan budaya dan pranata sosial;•penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;•fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kreteria di bidang kelembagaan kepercayaan, komunitas kepercayaan, pengetahuan tradisional, folklor, lingkungan budaya dan pranata sosial;•pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;•evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;•pelaksanaan dokumentasi dan publikasi di bidang kelembagaan kepercayaan, komunitas kepercayaan, pengetahuan tradisional, folklor, lingkungan budaya dan pranata sosial; dan•pelaksanaan administrasi Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi
TERIMA KASIH
74