bahan raker komisi x dpr ri dengan menteri pendidikan dan kebudayaan

74
BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 30 Januari 2012 1

Upload: trula

Post on 19-Jan-2016

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 30 Januari 20 12. 1. AGENDA. 1. Indek Pembangunan Manusia. Wajib Belajar 12 Tahun. 2. 3. Evaluasi Pelaksanaan BOS. 4. Ujian Nasional 2012. 5. Pelaksanaan DAPODIK. 6. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan30 Januari 2012 11

Page 2: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

AGENDA

2

3

Ujian Nasional 2012

2

Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat SD-SMP

4

E-Pembelajaran (Jardiknas)

5

Evaluasi Kebijakan RSBI

7

Evaluasi DAK

8

Evaluasi Pelaksanaan BOS

9

Wajib Belajar 12 Tahun

10

Struktur Organisasi Kemdikbud

1 Indek Pembangunan Manusia

Pelaksanaan DAPODIK

6

Page 3: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Indek Pembangunan ManusiaHuman Development Index (HDI)

1

3

Page 4: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Penjelasan UNDP mengenai Human Development Report 2011

“It is misleading to compare values and rankings with those of previously published reports, because the underlying data and methods have changed, as well as the number of countries included in the HDI.”“The rank of Indonesia’s HDI for 2010 based on data available in 2011 and methods used in 2011 is 125 out of 187 countries. In the 2010 HDR, Indonesia was ranked 108 out of 169 countries. However, it is misleading to compare values and rankings with those of previously published reports, because the underlying data and methods have changed, as well as the number of countries included in the HDI.”

Sumber: UNDP 2011: Explanatory Note on 2011 HDR Composite Indices.

4

Page 5: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Rata-rata Lama Sekolah

(MYS)

Harapan Lama Sekolah

(EYS)

Indeks Pendidikan

Pendidikan

Harapan Hidup Pada Saat Lahir

GNI Perkapita (PPP $)

Indeks Kesehatan

Indeks Pendapatan

Kesehatan Pendapatan

Human Development Index (HDI)Perhitungan HDI atau IPM

(usia 25 tahun keatas) (Mulai masuk sekolah)

13,2 Tahun(tertinngi=18)

5.8 Tahun(tertinggi=12,6)

Wajib belajar bagi penduduk usia sekolah akan meningkatkan IPM 5

Page 6: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Perkembangan HDI Indonesia, 2005-2011

Sumber: HDR 2011, UNDP 6

HDI Indonesia terus mengalami peningkatan selama periode 2005-2011

Rank 108Jumlah Negara 169

Rank 124Jumlah Negara 187

Page 7: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas, 1994-2010

Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Indonesia terus meningkat dari 7,24 tahun pada tahun 2004 menjadi 7,92 tahun pada tahun 2010

Sumber: Susenas berbagai tahun, BPS 2011 7

Tahu

n

Page 8: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

HDI Indonesia 2010-2011

0,617

0,593

Indonesia (124)

Vietnam (128)

0,286 Congo (187)

0,943 Norway (1)0,929 Australia (2)

0,910 USA (4)

0,649 Moldova (111)0,644 Phillipines (112)

HDR 2011, UNDP

8

0,364 Zimbabwe (169)

0,941 Norway (1)0,927 Australia (2)

0,908 USA (4)

0,611 Kyrgystan (109)

0,590 Vietnam (113)

HDR 2010, UNDP

0,613 Indonesia (108)

Moldova (99)

Maldives (107)

0,661 Maldives (109)

Indeks Pendidikan mempunyai peran penting dalam menentukan HDI Indonesia

Page 9: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Upaya peningkatan Index Pendidikan

9

1. Memperkecil angka putus sekolah

2. Meningkatkan angka melanjutkan antar jenjang pendidikan

3. Meningkatkan akses dan mutu PAUD

4. Meningkatkan partisipasi sekolah jenjang pendidikan dasar yang bermutu

5. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan menengah

6. Meningkatkan akses dan daya saing pendidikan tinggi

7. Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

Peningkatan pendidikan kesetaraan

Expected years of schooling

Mean years of schooling

25 tahun ke atasada time lag

Education Index

IntervensiPerkembangan

kinerja pendidikan negara2 lain

Page 10: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

0,3

%

2,2

%SD/MI

0,4

%

4,1

%SMP/MTs

2,2

%

37

,4 %SMA/MA/SMK

PT

31,43 juta

13,44 juta

10,34 juta

5,3 juta

94 ribu115 ribu

53 ribu183 ribu

227 ribu1,2 juta

1,3

%

7,2%

SD/MI

1.6

%

10,9

%SMP/MTs

4,0%

48.4

%SMA/MA/SMK

PT

30,58 juta

12,83 juta

9,28 juta

5,2 juta

= % drop out = % lulusan tidak melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi

Sumber: PDSP 2010 /2011 & Dokumen RKP 2012

465 ribu 366 ribu

228 ribu 466 ribu

389 ribu1,5 juta

489 ribu

205 ribu

489 ribu

10

2011 2012

= % drop out

= % lulusan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Memperkecil Angka Putus Sekolah dan Meningkatkan Angka Melanjutkan antar Jenjang Pendidikan (2/2)

-251 850

Perubahan 2011-2012(dalam ribu siswa)

= Jumlah siswa

-395

-283 610-152

-300 1.060-262

100

Tdk lanjut

Jmlh siswa

DO

Expected years of schooling (EYS) naik 7,8%

Page 11: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

IPM 2011 (Publikasi UNDP):

IPM INDONESIA TURUN?

• Tahun 2010, UNDP menyempurnakan metodologi penghitungan IPM → publikasi HDR 2010: The Real Wealth of Nations.

• Tahun 2011 → HDR 2011: Sustainability and Equity (data series, jumlah negara, dan metode berbeda)

Tahun 2010 2011 2010

Peringkat 108 (169) 124 (187 ) 125 (187)

Nilai HDI 0.600 0.617 0.613

GNI per cap 2008 $ PPP 2005 $ PPP 2005 $ PPP

Sumber HDR_2010 HDR_2011 HDR_2011

: Bila HDI Indonesia 2011 dan 2010 dihitung dengan menggunakan standar yang sama, maka ranking Indonesia tahun 2011 (124) lebih baik satu tingkat dibandingkan dengan posisi tahun 2010 (125)

11

Page 12: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Rekapitulasi Perubahan Ranking HDI Periode 2010-2011

12

No Perubahan Ranking HDI 2010-2011

Jumlah Negara Daftar Negara (Contoh)

A Naik

1 Peringkat 29 Indonesia, Filipina, Argentina, Brasil dan Peru

2 Peringkat 4 Saudi Arabia, Kamboja, dan Rep. Dominika

3 Peringkat 3 Ukraina, Turki

B Tetap 120 Norway, Belanda, Australia, Amerika, Singapore, Korsel, dan Perancis

C Turun

1 Peringkat 25 Iceland, Portugal, Mesir, Kuwait, dan Kroasia

2 Peringkat 4 Macedonia, Vanuatu, dan Madagaskar

3 Peringkat 1 Fiji

10 Peringkat 1 Libya

Jumlah 187

Sumber: HDR 2011, UNDP

Page 13: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Perhitungan Indikator Pendidikan Tahun 2012

• Expected Years of Schooling (EYS) dengan memasukkan PAUD (asumsi 25% anak usia 5-6 tahun mengikuti PAUD dengan rata-rata lama sekolah 2 tahun) maka EYS naik 0,5 tahun atau menjadi 13,8 tahun

• Mean years of schooling (MYS) usia 25 tahun ke atas adalah 7,47 tahun• Dengan demikian, indeks pendidikan diperkirakan akan terus

meningkat pada tahun 2012. Namun demikian, besarannya sangat tergantung perkembangan pendidikan 186 negara lainnya.

13

No Indikator UNDP 2011 Perkiraan 2012 *)

1 Life expectancy at birth (years) 69,4 ...

2 Mean years of schooling (years) 5,8 7,4

3 Expected years of schooling (years) 13,2 13,8

4 Gross national income per capita (constant 2005 US$ PPP)

3.716 ....

Perkiraan indikator MYS dan EYS pada Tahun 2012

Page 14: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Wajib Belajar 12 Tahun

2

14

Page 15: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Indonesia (dibawah rata-rata)

1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation masterhttp://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory

2. PDB per kapita adalah data terkini yang diambil dari data statistik world bank 2011 http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.PCAP.CD/countries3. Nilai indeks GCI diambil dari The Global Competitiveness Report 2010-2011

Indonesia (diatas rata-rata)

Pentingnya Wajib Belajar 12 TahunWajib Belajar vs PDB per Kapita Wajib Belajar vs GCI

Y = -26025,17 + 4251,5 x

R² = 0,87

Y = 2,27 + 0,22 x

R² = 0,93

15

Page 16: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Indonesia (dibawah rata-rata)

1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation masterhttp://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory

2. Nilai indeks Pendidikan diambil dari Human Development Report 2011

Pentingnya Wajib Belajar 12 TahunWajib Belajar vs IPM Pendidikan Wajib Belajar vs IPM Total

Y = 0,23 + 0,052 xR² = 0,99

Indonesia(dibawah rata-rata)

Y = 0,43 + 0,019 x

R² = 0,95

16

Page 17: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

• Perimbangan Negeri - Swasta, dimana negeri harus lebih banyak dari Swasta untuk menegaskan peran dan yanggung jawab pemerintah

• Orientasi kepada mutu (mengacu kepada standar yang dijaga dan ditingkatkan agar tidak berkurang karena adanya penambahan kapasitas)

• Perimbangan SMA - SMK• Pemerataan distribusi• Penentuan tahapan pencapaian target APK di tingkat nasional

maupun provinsi.

Sasaran Strategis Wajib Belajar 12 Tahun

17

Page 18: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(BPS)

50,4%

19,1%

SMTA Umum :

SMTA Kejuruan :

Diploma I/II/III/Akademi:

Perbandingan Komposisi Tenaga Kerja Indonesia

Pendidikan

Tahun 2010 Tahun 2011(BPS)

49,5%

19,1%

14,7%

8,7%

3%

14,7%

SMTP :

≤ SD :

5%Universitas :

8,2%

8,2%

2,8%

4,8%

Wajib Belajar 9 Tahun menekan balok ini supaya tidak melebar, sehingga akan meluber ke jenjang diatasnya

Page 19: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Perkiraan Komposisi Tenaga Kerja Indonesia

40%

24%

SMTA Umum :

SMTA Kejuruan :

Diploma I/II/III/Akademi:

16%

SMTP :

≤ SD :

Universitas :

8,2%

10%

4%

6%

2015

20%

22%

20%

8,2%18%

8%

8%

2025PendidikanPerkiraan

BOS Efektif

WajarSukses

Semua Siswa

sampai SMA/K

Tidak adaTambahan

Naker ≤ SMA/K

Naker SMA/K Naik

19

Page 20: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

0

20

40

60

80

100

120

APK

Tahun

Perbandingan APK Program Wajar 12 Tahun dan APK Normal

APK Program Wajar 12 Tahun APK NormalAPK Normal APK Wajar 12 Tahun20

Percepatan APK SMA/SMK/MA melalui Wajib Belajar 12 Tahun

Peruntukan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020Ruang Kelas Baru 1.080,7 1.045,0 964,2 884,8 839,4 821,5 812,5 798,7 Unit Sekolah Baru 629,6 608,7 561,7 515,4 489,0 478,6 473,3 465,3 BOS-SM 15.598,6 16.309,4 16.965,4 17.567,4 18.138,4 18.697,3 19.250,1 19.793,5 Total 17.308,9 17.963,1 18.491,3 18.967,6 19.466,8 19.997,4 20.535,9 21.057,5

Kebutuhan Anggaran untuk Pembangunan Fisik dan Operasional Mendukung Wajar 12 Tahun (s.d. 2020)

milyar Rp

0

20

40

60

80

100

120A

PK

Tahun

Perbandingan APK Program Wajar 12 Tahun dan APK Normal

APK Program Wajar 12 Tahun APK NormalAPK Normal APK Wajar 12 Tahun

z

APK 97,0%(2020)

APK 97,0%(2038)

Page 21: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Target Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun per Provinsi

21

Page 22: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

22

Pendidikan Vokasi sebagai Bagian Wajar 12 Tahun

• Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan (UU 20/2003 pasal 18)

• Pendidikan menengah kejuruan berfungsi a.l. membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakat (PP 17/2010 pasal 76)

• Spektrum Keahlian Pendidikan SMK:

NO BIDANG STUDIJUMLAH

PROGRAM STUDI

JUMLAHKOMPETENSI

KEAHLIAN

1 TEKNOLOGI DAN REKAYASA 18 66

2 TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI 3 9

3 KESEHATAN 2 6

4 SENI, KERAJINAN, DAN PARIWISATA 7 22

5 AGROBISNIS DAN TEKNOLOGI 7 14

6 BISNIS DAN MANAJEMEN 3 4

JUMLAH 40 121

Page 23: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

23

Profil Pendidikan SMK

Jumlah Sekolah Siswa

Anggaran Penjenjangan

SMKCommunity

CollegePoliteknik

D4

Negeri Swasta Total %SMA 5.515 5.988 11.503 53,6%SMK 2.667 7.308 9.975 46,4%

Jumlah 8.182 13.296 21.478 100%

SMA : 11.503(53,6%)

SMK : 9.975(46,4%)

21.478

SMA : 11.503(53,6%)

SMK : 9.975(46,4%)

Negeri Swasta Total %SMA 2.814.174 1.473.603 4.287.777 51,6%SMK 1.585.800 2.441.065 4.026.865 48,4%

Jumlah 4.399.974 3.914.668 8.314.642 100%

8.314.642

2010/2011 2010/2011

Milyar

Tahun

Page 24: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

24

Success Story Pendidikan SMK

PROTOTYPE MOBIL ESEMKA SMKN 2 SOLO

TATA KECANTIKANTATA KECANTIKANSMKN 3 TANGERANGSMKN 3 TANGERANG

NOTEBOOK DAN PC SMKN 2 CIKARANG

MULTIPURPOSE HAND TRACTORSMKN 3 METRO LAMPUNG

DESAIN BUSANASMKN 8 MAKASSAR

CATERINGSMKN 3 DENPASAR

Page 25: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

25

Kebijakan Pengembangan SMK

• Pengembangan kerjasama dengan industri untuk pabrikasi.• Penguatan SMK sebagai rintisan pengembangan Community College.• Pembangunan SMK baru yang dikaitkan dengan kebutuhan untuk

mengisi kebutukan tenaga kerja dalam rangka mendukung MP3EI.

"Sentra produksi dan pengolahan hasil bumi" "Lumbung energi

nasional""Lumbung pangan

nasional"

Koridor Pantai Timur Sumatra – Jawa Bag. Barat

Koridor Pantai Utara Jawa

Koridor Jawa Timur-Bali-NTB

Koridor KalimantanKoridor Sulawesi

Koridor Papua

"Pendorong industri & manufaktur nasional" "Pintu gerbang pariwisata

nasional"

"Kawasan dengan SDA melimpah dan SDM yang

sejahtera"

Sumber: Menko Perekonomian, 2010

Master Plan: Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025Pengembangan 6 Koridor Ekonomi Indonesia

Peningkatan Akses & Kualitas Pendidikan Menengah Umum & Relevansi Pendidikan Vokasi (SMK + Politeknik)

Penyediaan SDM

Peningkatan akses dan kualitas pendidikan menengah umum & relevansiPendidikan vokasi (SMK, Community College, dan Politeknik)

Page 26: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Evaluasi Pelaksanaan BOS

3

26

Page 27: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

27

Kinerja Penyaluran BOS 2011

Triwulan ke (tanggal) Jumlah Kab/Kot yang sudah menyalurkan

I (31 Mar 2011) 88,1% (437 Kab/Kot)

II(30 Juni 2011) 92,2% (458 Kab/Kot)

III(31 Agustus 2011) 82,5% (410 Kab/Kot)

IV(31 Desember 2011) 53,5% (266 Kab/Kot)

Kas Umum NegaraKEMENKEU

Kas Umum DaerahKAB./KOTA

Sekolah SwastaSekolah Negeri

transfer dana

transfer dana

Dinas Pendidikan(BPP & KPA)

Alokasi anggaran:• per Kab./Kota PMK• per SekolahPERMENDIKNAS

KementerianPendidikanInfo jumlah sekolah

dan siswa tiap Kab./KotaInfo jumlah anggaran

tiap kab/kotaberdasar pada jumlah sekolah dan siswa

Mekanisme penyaluran BOS tahun 2011 Realisasi Penyaluran BOS 2011

Penyaluran BOS 2011 mengalami banyak kendala dan hambatan terutama dari sisi

ketepatan waktu, sehingga berdampak pada prinsip pengelolaan sekolah wajib belajar 9

tahun (semaraknya pungutan)

Page 28: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Karakteristik BOS Tahun 2012

28

KementerianKeuangan RI

Kas Umum DaerahProvinsi

SekolahNegeri/Swasta

SKPD Pendidikan

Provinsi

Hibah berupa uang ditransfer ke masing-masingrekening Sekolah tanpa melalui kas kab/kota

Transfer dana BOS per-provinsisesuai PMK dana BOS 2012

Penyampaian Permendikbud alokasidana BOS, nomor rekening dan NPHD persekolah per-Kab/Kota

Permendagri PengaturanPengelolaan Dana BOS

Mekanisme penyaluran BOS tahun 2012 Realisasi Penyaluran BOS 2012 Per 19 Januari 2012

Minggu ke

Jumlah Prov yang sudah menyalurkan

I 7,04% (3 Provinsi)

II 87,32% (29 Provinsi)

III 100% (33 Provinsi)

1. Pembelian/ penggandaan buku teks pelajaran 2. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru 3. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa4. Kegiatan Ulangan dan Ujian5. Pembelian bahan-bahan habis pakai 6. Langganan daya dan jasa 7. Perawatan sekolah 8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan

tenaga kependidikan honorer.9. Pengembangan profesi guru 10. Membantu siswa miskin11. Pembiayaan pengelolaan BOS12. Pembelian perangkat komputer 13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah

terpenuhi pendanaannya dari BOS

PENGGUNAAN DANA BOS

*) Nilai Rp – 99,81%

Pertanggungjawaban dan Pelaporan

Pemerintah Daerah Provinsi wajib membuat dan menyampaikan:•Laporan Realisasi Penyaluran BOS kepada MenKeu c.q. DJPK•Laporan Penggunaan BOS kepada Mendikbud c.q. DJ DikDas.Penyampaian Laporan Realisasi Penyaluran:akhir Maret 2012 untuk penyaluran Triwulan I;akhir Juni 2012 untuk penyaluran Triwulan II;akhir September 2012 untuk penyaluran Triwulan IIIakhir Desember 2012 untuk penyaluran Triwulan IV.Sekolah

Kab/Kota

Provinsi

Pusat

Page 29: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3

Persentase Kab./Kot. Yang SD-SMPnya telah menerima BOS 2010, 2011, dan 2012

Triwulan 1

2010

2011

29

2012

19 Jan 2012

*) Nilai Rp – 99,81%

Page 30: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

30

JenjangSatuan Biaya Per Siswa Per Tahun

2011 2012

SD 397.000 580.000

SMP 570.000 710.000

Hal-hal Baru Dalam Dana BOS Tahun 2012

1. Mencakup 100% biaya operasional sekolah pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP).

2. Dapat digunakan untuk biaya personal untuk siswa dari keluarga miskin, antara lain:• Tambahan bantuan biaya transportasi• Alat transportasi sederhana bagi siswa miskin yang akan menjadi barang

inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll)• Seragam, sepatu dan alat tulis bagi siswa penerima subsidi siswa miskin (SSM)

3. Penyaluran daerah sulit, terpencil, terisolir (1.201 kec di 161 Kabupaten) dilakukan setiap semester agar lebih mempermudah pengambilan pada bank penyalur yang ditunjuk.

Peningkatan satuan biaya BOS untuk menjamin pendidikan dasar yang bebas pungutan

Page 31: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Catatan: Monitoring penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SD mencakup 675 sekolah di 33 Provinsi pada 84 Kabupaten/Kota.

Jenis Pungutan Tahun Ajaran 2010/2011 dan 2011/2012

31

(%)

SD SMP

Persentase SMP yang melakukan pungutan untuk uang buku/LKS, pembangunan gedung, seragam sekolah, dan SPP pada penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya

Page 32: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Larangan Pungutan (Permendikbud 60/2011)

SekolahPungutan

Biaya Operasional Biaya Investasi

A. Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah

B. Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima BOS

: Dilarang 32

C. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk

D. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk

Page 33: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Ujian Nasional 2012

4

33

Page 34: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

“continuity” bagi siswa dari satu daerah masuk ke PT di wilayah lain (mengurangi disparitas antar wilayah dalam

penerimaan mahasiswa baru melalui seleksi nasional)[PP 66/2010]

“continuity” untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

...semangat perbaikan UN tidak untuk meningkatkan persentase lulusan namun harus bisa menjawab persoalan yang lain (multy objectives)...

UN 2011/2012

Semangat Perbaikan UN

...semangat perbaikan UN juga untuk meningkatkan rata-rata, mempersempit standar deviasi dan memperbaiki nilai terendah..

Inte

gras

i Kua

lifika

si

Integrasi Kewilayahan

Inte

gras

i Sos

ial

Integrasi Vertikal

“continuity” bagi implementasi kerangka

penjenjangan kualifikasi kompetensi (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)

“continuity” bagi siswa dari sosial ekonomi kurang

mampu masuk ke PT[PP 66/2010]

Page 35: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

35

Perbandingan Hasil UN 2010 dengan UN 2011

Kriteria Kelulusan Kriteria Kelulusan

Evaluasi Eksternal

Ujian Nasional

(kognitif)

Jenjang % Kelulusan

SMP 94,42%

SMA/MA 99,04%

SMK 99,20%

Jenjang % Kelulusan

SMP 99,45%

SMA/MA 99,22%

SMK 99,51%

2010 2011

NILAI RAPOR – 40% NILAI UN – 60%+

NILAI SEKOLAH +

PENENTUAN KELULUSAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN

Page 36: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

36

Pelaksanaan UN 2012

• Naskah Pencetakan UN dilakukan oleh Percetakan Bersertifikat Security Printing.• Dilakukan Pengamanan Naskah dengan Memberikan Kode-kode Rahasia.• Pelibatan Perguruan Tinggi Lebih Maksimal.• Telah disusun kisi-kisi UN berdasarkan KTSP yang akan berlaku selama 3 tahun.• Nilai UN menjadi salah satu ‘paspor’ untuk penerimaan di jenjang perguruan tinggi

melalui jalur undangan. • Telah dilakukan sosialisasi dan segera akan dilakukan roadshow dalam rangka

menggalang komitmen secara kolektif untuk menjamin semangat UN “Jujur dan Prestasi”.

Jenjang Utama Susulan Pengumuman

SMA/MA 16 April – 19 April 23 April – 26 April 26 Mei

SMK/SMALB 16 April – 18 April 23 April – 25 April 26 Mei (SMK)2 Juni (SMALB)

SMP/MTs 23 April – 26 April 30 April – 4 Mei 2 Juni

Upaya Persiapan Pelaksanaan UN 2012:

Jadwal Pelaksanaan:

Tema UN 2012: “JUJUR DAN PRESTASI”

Page 37: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pelaksanaan DAPODIK

5

37

Page 38: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Wilayah Survey

BANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTEN

DKIDKIDKIDKIDKIDKIDKIDKIDKI

ACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEH

SUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUT

SUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBAR

JAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBI

SUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULU

LAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNG

BABELBABELBABELBABELBABELBABELBABELBABELBABEL

JABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENG

DIYDIYDIYDIYDIYDIYDIYDIYDIY JATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIM

BALIBALIBALIBALIBALIBALIBALIBALIBALI NTBNTBNTBNTBNTBNTBNTBNTBNTB NTTNTTNTTNTTNTTNTTNTTNTTNTT

KALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBAR

KALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENG

KALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSEL

KALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIM SULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUT

SULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENG

SULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRA

GORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALO

MALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKU

MALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTRIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAU

KEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRI

PABARPABARPABARPABARPABARPABARPABARPABARPABAR

PAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUA

SULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBAR

SULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSEL

Wilayah Pemetaan

Daerah Survey (17)

BANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTENBANTEN

DKIDKIDKIDKIDKIDKIDKIDKIDKI

ACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEHACEH

SUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUTSUMUT

SUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBARSUMBAR

JAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBIJAMBI

SUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELSUMSELBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULUBENGKULU

LAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNGLAMPUNG

BABELBABELBABELBABELBABELBABELBABELBABELBABEL

JABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJABARJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENGJATENG

DIYDIYDIYDIYDIYDIYDIYDIYDIY JATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIMJATIM

BALIBALIBALIBALIBALIBALIBALIBALIBALI NTBNTBNTBNTBNTBNTBNTBNTBNTB NTTNTTNTTNTTNTTNTTNTTNTTNTT

KALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBARKALBAR

KALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENGKALTENG

KALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSELKALSEL

KALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIMKALTIM SULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUTSULUT

SULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENGSULTENG

SULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRASULTRA

GORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALOGORONTALO

MALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKUMALUKU

MALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTMALUTRIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAURIAU

KEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRIKEPRI

PABARPABARPABARPABARPABARPABARPABARPABARPABAR

PAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUAPAPUA

SULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBARSULBAR

SULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSELSULSEL

Wilayah Pemetaan

Daerah Survey (17)

Tahap I (Tahun 2010)

Tahap 2 (Tahun 2011)

Tahap 1 = 17 Provinsi, 278 kab-kota Tahap 2 = 16 Provinsi, 219 kab-kota

1. Lokasi Sekolah (Koordinat)2. Identitas Sekolah3. Foto Sekolah4. Attribut lain

• Kondisi Gedung• Kondisi Ruang Kelas/Ruang Belajar• Guru• Siswa• Kelas/Rombel

Attribut Survey

Lembaga/Satuan Pendidikan:•SD/MI 46.265•SMP/MTs11.344•SMA/MA 4.169•SMK/MAK 2.418•PLB 307TOTAL 64.503

Lembaga/Satuan Pendidikan:•SD/MI 133.065•SMP/MTs 35.270•SMA/MA 13.525•SMK/MAK 7.674•PLB 1.579TOTAL 191.113

Data Pokok Pendidikan

Page 39: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Sebelum Rehab

Kondisi Rehab = 41% (per Tgl 16 Des. 2011)

Tahap 1 danMonitoring Rehab 2011 – Kab Banyumas

Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 1

39

Page 40: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Peta LokasiJatilawang – Banyumas - JATENG

Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 1

40

Page 41: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kondisi RehapPer 16 Des 2011

(24%)

Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 1

41

Page 42: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 2

Kep Sangihe

42

Page 43: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kondisi:Jumlah Siswa = 713 Ruang Kelas Rusak Ringan3 Ruang Kelas Rusak Berat

SDN Inpres LakaKab. Flores Timur, Prov. NTT

Kab. Flores Timur,Prov. NTT

NTT

Tahap 2 danPerencanaan Rehab 2012

Contoh Hasil Pendataan Dapodik Tahap 2

43

Page 44: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PENDATAAN DAN PEMETAAN PENDIDIKAN TAHUN 2011

SDN Inpres TabanaKab. Flores Timur, Prov. NTT

Kab. Flores Timur,Prov. NTT

NTT

Kondisi:Jumlah Siswa = 464 Ruang Kelas Kondisi Baik4 Ruang Kelas Rusak Berat

Tahap 2 danPerencanaan Rehab 2012

44

Page 45: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SD-SMP

6

45

Page 46: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SDN ASAM TIGA KABUPATEN KUPANG: Kondisi Awal

46

Page 47: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SDN ASAM TIGA KABUPATEN KUPANG( Status: 24 Desember 2011)

47

Page 48: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

48

SMP TAJUR HALANG BOGOR

SMPN 2 KUPANG

Page 49: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

49

SMP Muhammadiyah Cimanggu, Kab. Cilacap

SMP Dian Nusantara, Serang

Page 50: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

E-Pembelajaran (Jardiknas)

7

50

Page 51: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

51

Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan (e-Pendidikan)

E-Pendidikan

E-admnistrasiE-learning

Rumah Belajar,

Televisi/ Suara

Edukasi

Data siswa, guru dan tenaga

kependidikan

Sistem Informasi

Manajemen Pendidikan

JARDIKNAS

Page 52: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pemanfaatan Jardiknas untuk e-Pembelajaran

Portal Rumah Belajar:belajar.Kemdikbud.go.id

Buku Sekolah Elektronik:bse.Kemdikbud.go.id

Televisi Edukasi:tve.Kemdikbud.go.id

52

Page 53: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Success Story Jardiknas

1. Menjangkau yang Tak Terjangkau, (99%) kabupaten/kota di 33 provinsi terkoneksi ke Jardiknas melalui media fiber optic, wireline, vsat

2. Memperkuat citra e-Government Kemdikbud melalui penerapan domain kemdikbud.go.id dan e-mail @kemdikbud.go.id resmi, efektif menangkal aksi penipuan2 yang mengatasnamkan pejabat/satker Kemdikbud

3. Mendukung akuntabilitas proses pendataan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), pengendalian dan pelaporan dana BOS dan kegiatan Ujian Nasional, baik melalui layanan internet maupun web

4. Menumbuhkan kesadaran peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan tentang pentingnya fasilitas e-mail untuk mendukung pembelajaran dan pekerjaan sehari-hari.

5. Memperkuat jalinan kerjasama dan riset antar perguruan tinggi negeri dan swasta yang terhubung ke INHERENT.

53

Page 54: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

No. Satuan Pendidikan & Satuan Kerja

Total Nasional

Capaian Jardiknas %

1. SD 143.252 4.069 2,8%

2. SMP 29.866 7.405 24,8%

3. SMA 11.136 4.682 42,0%

4. SMK 8.421 3.404 40,4%

5. MI 22.239 469 2,1%

6. MTs 14.022 1.978 14,1%

7. MA 5.897 1.216 20,6%

8. Perguruan Tinggi Negeri 88 54 61,4%

9. Satker Kemdikbud Pusat/Daerah 128 117 91,4%

10. Dinas Pendidikan Provinsi 33 33 100,0%

11. Dinas Pendidikan Kab/Kota 502 497 99,0%

Capaian Jardiknas Tahun 2011

54

Page 55: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Aplikasi e-Pendidikan Kedepan

e-Education Resource Sharing Platform

55

Page 56: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Evaluasi Kebijakan RSBI

8

56

Page 57: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Proses Menuju SBI

57

SPM

SSN

RSBI

SBI

SPM

KRITERIA :

1.LEGAL2.PEDAGOGIK3.SOSIAL

(0%)

(0,65%)

1. SNP dan diperkaya Standar kualitas pendidikan Negara Maju

2. Berakreditasi A (95) dari BAN Sekolah/Madrasah3. Pembelajaran Matematika, IPA dan kejuruan

(SMK) dilakukan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual)

4. Nilai rata-rata UN 8,0

1. Sudah memenuhi SNP2. Berakreditasi A dari BAN Sekolah/Madrasah3. Pembelajaran Matematika IPA, dan kejuruan (SMK) dilakukan dalam

bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual)4. Nilai rata-rata UN 7,0

1. Memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)2. Memiliki rata-rata UN 6,53. Tidak Double Shift4. Berakreditasi B dari BAN Sekolah/Madrasah

Page 58: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

58

Intervensi yang diperlukan menuju status SBI

Variabel Mutu (SNP)

Upaya/Intervensi

Isi • Mempersiapkan kurikulum nasional yang diperkaya dengan metode pembelajaran negara maju dalam berbagai bidang.

Proses • Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan budaya belajar sepanjang hayat.• Memfasilitasi bimbingan teknis dan pedagogis.

Kompetensi lulusan

• Meningkatkan Standar kompetensi lulusan menuju pengakuan internasional

tenaga kependidikan

• Melatih guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran yang mampu menginspirasi peserta didik.

• Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.• Meningkatkan kemampuan guru dalam berbahasa untuk kepentingan komunikasi global.• Menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan untuk Kepala Sekolah.

sarana dan prasarana

• Melengkapi sarana prasarana pembelajaran di sekolah.

Pengelolaan • Menjalin sister school dengan sekolah dari negara maju agar terjadi proses pembelajaran baik dalam aspek akademik maupun kultur pembelajaran.

• Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO).

Pembiayaan • Melakukan program afirmasi bagi siswa dari kelompok marginal yang memiliki potensi secara akademik.

Penilaian • Memperkuat penerapan Sistem Penilaian Berbasis Kelas (classroom assesment)58

Page 59: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

59

Hasil Penelitian tentang RSBI

SUMBER PENERIMAAN ANGGARAN SEKOLAH RSBI 2011

PENGGUNAAN ANGGARAN OLEHSEKOLAH RSBI 2011

Page 60: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

60

Hasil Penelitian tentang RSBI

Jenjang Mata Pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA*

SD RSBI lebih tinggi 12%

SMP RSBI lebih tinggi 15,5%

SMA RSBI lebih tinggi 19,5%

SMK RSBI lebih tinggi 20,4%

*) Kec. SMK

Perbandingan Nilai Akademik Siswa RSBI dan

Siswa Reguler

Kebijakan RSBI•Tidak ada penambahan RSBI baru.•Sedang dilakukan pembinaan dan evaluasi RSBI yang ada secara intensif.

Page 61: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Evaluasi DAK

9

61

Page 62: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

62

Ketentuan Umum Dana Alokasi KhususBidang Pendidikan

Sesuai PP No. 55/2005:

Alokasi DAK per daerah di tetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Berdasar PMK tersebut Menteri Pendidikan Nasional menyusun petunjuk teknis penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.

Page 63: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kebijakan DAK Bidang Pendidikan

TAHUN 2011

PEMB. PRASARANA PENDIDIKAN

SARANA PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN

RENTANG 35 % - 65%

63

TAHUN 2012

REHABILISASI RUANG KELAS RUSAK BERAT

80 %

SARANA PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN20 %

Page 64: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

64

No. Tahun 2011 Tahun 20121 PEMBANGUNAN PRASARANA PENDIDIKAN

a.Rehabilitasi ruang kelas rusak berat; b.Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang.c.Pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya; dand.Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;

Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak Berat beserta perobotnya (komplemen dengan DIPA Kemdikbud)

2 SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN1.Buku2. Alat Pendidikan3. Sarana Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Pendidikan, dan Multimedia Interaktif.

PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU 1.Pembangunan ruang perpustaaan beserta perabotnya2.Pengadaan peralatan pendidikan

Kebijakan DAK Bidang Pendidikan

Jenjang DIPA Kemdikbud DAK Pendidikan

SD 61.697 40.189

SMP 24.390 16.637

Juknis DAK telah disosialisasikan dan

didistribusikan ke daerah(13-15 Desember 2011)

Page 65: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Struktur Organisasi Kemdikbud

10

65

Page 66: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Integrasi Fungsi Kebudayaan

• Integrasi bukan sekedar menggabungkan (menempelkan) fungsi kebudayaan, tetapi menyatukan ‘merging’ fungsi kebudayaan dan pendidikan.

• Tujuan utamanya adalah untuk mempercepat upaya untuk membangun insan Indonesia yang bepengetahuan dan berbudaya (beradab).

Page 67: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pendekatan dalam Perancangan Organisasi

67

Page 68: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Hasil Pembahasan dan Kajian

68

Sesditjen

Direktur 1 Direktur 2

Direktur 3

Direktur 4

Direktur 5

Pusat 1

Pusat 2

Pusat 3

Page 69: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MENTERI PENDIDIKAN KEBUDAYAAN

SEKRETARIAT JENDERAL

PU

SA

T

DA

TA

DA

N S

TA

TIS

TIK

PE

ND

IDIK

AN

PU

SA

T

INFO

RM

ASI D

AN

H

UB

UN

GA

N M

AS

YA

RA

KA

T

PU

SA

T

TE

KN

OLO

GI IN

FOR

MA

SI

DA

N K

OM

UN

IKA

SI

PE

ND

IDIK

AN

INSPEKTORAT JENDERAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

STAF AHLI

SEKRETARIAT BADAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PU

SA

T

PEN

ELI

TIA

N

K

EB

IJA

KA

N

SEKRETARIAT BADAN

PU

SA

T

K

UR

IKU

LUM

D

AN

PER

BU

KU

AN

PU

SA

T

PEN

ILA

IAN

PEN

DID

IKA

N

PU

SA

T

PEN

GEM

BA

NG

AN

PR

OFES

I PEN

DID

IK

PU

SA

T

PEN

GEM

BA

NG

AN

TEN

AG

A

KEPEN

DID

IKA

N

PU

SA

T

PEJA

MIN

AN

M

UTU

PEN

DID

IKA

N

Biro Hukum dan Organisasi 2012

DITJEN KEBUDAYAAN

DIR

EK

TO

RA

T

PEM

BIN

AA

N

KES

EN

IAN

DA

N

PER

FILM

AN

DIR

EK

TO

RA

T

SEJA

RA

H D

AN

NIL

AI

BU

DA

YA

DIR

EK

TO

RA

T

INTER

NA

LIS

AS

I

NIL

AI D

AN

D

IPLO

MA

SI

BU

DA

YA

DIR

EK

TO

RA

T

PELE

STA

RIA

N

CA

GA

R

BU

DA

YA

D

AN

PER

MU

SEU

MA

N

SEKRETARIAT DITJEN

DIR

EK

TO

RA

T

PEM

BIN

AA

N

KEPER

CA

YA

AN

TER

HA

DA

P T

UH

AN

YA

NG

MA

HA

ES

A

DA

N T

RA

DIS

I

12 KOPERTIS

12 PPPPTK, 2 P2-PAUDNI, 2 BP-PAUDNI, 1 LPPKS, 31 LPMP, 17 BALAI BAHASA, 13 KANTOR BAHASA , 1 BPMTP, 1 BPMRP, 1 BPMP, 11 BPSNT, 12 BP3, 1 BKPB, 1 BPSMPS, 10 BA, 1 MUS.NAS, 1 MUS.SP, 1 MUS.PNP, 1 MUS.KN, 1 1 MUS.BVY,

1 MUS.BA, 1 GNI.

94 PTN

WAKIL MENTERI

WAKIL MENTERI

PU

SA

T

PEN

ELI

TIA

N

DA

N

PEN

GEM

BA

NG

AN

KEB

UD

AYA

AN

PU

SA

T

AR

KEO

LOG

I N

AS

ION

AL

PU

SA

T

PEN

GEM

BA

NG

AN

SD

M

KEB

UD

AYA

AN

DITJEN

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

SEK

RE

TA

RIA

T

LEM

BA

GA

SE

NSO

R F

ILM

LEMBAGA SENSOR FILM

20 JAN 2012

Page 70: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR

BUDAYA DAN PERMUSEUMAN

DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN

DAN PERFILMAN

DIREKTORAT PEMBINAAN

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI

BUDAYA

DIREKTORAT INTERNALISASI NILAI DAN

DIPLOMASI BUDAYA

SETDITJEN

20 JAN 2012

Tugas : merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang kebudayaanFungsi:a.perumusan kebijakan di bidang kebudayaan;b.pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan;c.penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kebudayaan;d.pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kebudayaan; dane.pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kebudayaan

Tugas : melaksanakan pelayanan teknis dan administratif serta pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal KebudayaanFungsi:a.koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, dan anggaran di bidang kebudayaan;b.koordinasi pemantauan dan evaluasi kebijakan, rencana, program, dan anggaran di bidang kebudayaan;c.pengelolaan data dan informasi kebudayaan;d.koordinasi pelaksanaan tugas, kerja sama, dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang kebudayaan;e.pengelolaan keuangan Direktorat Jenderal Kebudayaan;f.penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan kajian hukum di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan; g.pelaksanaan urusan organisasi dan tata laksana di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan;h.pengelolaan kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan;i.koordinasi penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat di bidang kebudayaan;j.pengelolaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan; dank.pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan

Page 71: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR

BUDAYA DAN PERMUSEUMAN

DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN

DAN PERFILMAN

DIREKTORAT PEMBINAAN

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI

BUDAYA

DIREKTORAT INTERNALISASI NILAI DAN

DIPLOMASI BUDAYA

SETDITJEN

Tugas: melaksanakan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman.Fungsi:a.perumusan kebijakan di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman; b.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang registrasi nasional, pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan, serta eksplorasi dan dokumentasi;c.penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman;d.fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteriadi bidang registrasi nasional, pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan, serta eksplorasi dan dokumentasi;e.pengelolaan register nasional dan eksplorasi cagar budaya di air;f.pelaksanaan kerjasama dan pemberdayaan peranserta masyarakat di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman; g.evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pelestarian cagar budaya dan permuseuman;h.pelaksanaan dokumentasi cagar budaya dan koleksi museum; dan i.pelaksanaan administrasi Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Tugas: melaksanakan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang kekayaan dan warisan budaya serta internalisasi nilai dan diplomasi budaya.Fungsi:a.perumusan kebijakan di bidang internalisasi nilai dan diplomasi budaya;b.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang internalisasi budaya, kekayaan budaya, warisan budaya nasional dan warisan budaya dunia, dan diplomasi budaya;c.pelaksanaan internalisasi nilai budaya; d.penetapan kekayaan budaya dan pengusulan warisan budaya;e.pengelolaan warisan budaya nasional dan dunia;f.pelaksanaan diplomasi budaya;g.penyusunan bahan ratifikasi konvensi warisan budaya dunia;h.fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis di bidang internalisasi nilai dan diplomasi budaya;i.pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang internalisasi nilai dan diplomasi budaya; j.evaluasi pelaksanaan internalisasi nilai dan diplomasi budaya; dan k.pelaksanaan administrasi Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya.

Page 72: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR

BUDAYA DAN PERMUSEUMAN

DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN

DAN PERFILMAN

DIREKTORAT PEMBINAAN

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI

BUDAYA

DIREKTORAT INTERNALISASI NILAI DAN

DIPLOMASI BUDAYA

SETDITJEN

Tugas: melaksanakan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang pembinaan kesenian dan perfilman.Fungsi:a.perumusan kebijakan di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;b.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang seni pertunjukan, seni rupa, literasi dan apresiasi film, serta dokumentasi dan publikasi;c.penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;d.fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur,dan kriteria di bidang seni pertunjukan, seni rupa, literasi dan apresiasi film, serta dokumentasi dan publikasi; e.pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;f.evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;g.pelaksanaan dokumentasi dan publikasi di bidang pembinaan kesenian dan perfilman;h.pelaksanaan administrasi Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman.

Tugas: perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan dan fasilitasi penerapan standar teknis di bidang sejarah serta perumusan nilai budaya.Fungsi:a.perumusan kebijakan di bidang sejarah dan nilai budaya;b.koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaaan sejarah dan perumusan nilai budaya;c.penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan sejarah; d.pemetaan, verifikasi, dan perumusan nilai budaya yang bersumber dari sejarah, tradisi, seni, film, kepercayaan, dan cagar budaya;e.fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaaan sejarah;f.pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang sejarah dan nilai budaya; g.evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sejarah dan nilai budaya; h.pelaksanaan dokumentasi dan publikasi sejarah dan nilai budaya; dani.pelaksanaan administrasi Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya

Page 73: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR

BUDAYA DAN PERMUSEUMAN

DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN

DAN PERFILMAN

DIREKTORAT PEMBINAAN

KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI

BUDAYA

DIREKTORAT INTERNALISASI NILAI DAN

DIPLOMASI BUDAYA

SETDITJEN

Tugas: melaksanakan perumusan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi.Fungsi:•perumusan kebijakan di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;•koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan kepercayaan, komunitas kepercayaan, pengetahuan tradisional, folklor, lingkungan budaya dan pranata sosial;•penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;•fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kreteria di bidang kelembagaan kepercayaan, komunitas kepercayaan, pengetahuan tradisional, folklor, lingkungan budaya dan pranata sosial;•pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;•evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi;•pelaksanaan dokumentasi dan publikasi di bidang kelembagaan kepercayaan, komunitas kepercayaan, pengetahuan tradisional, folklor, lingkungan budaya dan pranata sosial; dan•pelaksanaan administrasi Direktorat Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi

Page 74: BAHAN RAKER KOMISI X DPR RI DENGAN  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TERIMA KASIH

74